laporan plat (RIKO).docx

35
KATA PENGANTAR Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktek plat tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah. Saya menyadari bahwa tugas aporan ini masih terdapat kekurangan- kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini pula saya, ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada para Instruktur yang telah memandu kami, dalam menyelesaikan job- job pada saat kegiatan praktek berlangsung, terutama kepada Dosen pembimbing. Akhirnya harapan saya, Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang mahasiswa yang professional serta dapat menciptakan lapangan kerja khususnya bagi mahasiswa Politekhnik Negeri Ambon Jurusan tekhnik sipil dalam melanjutkan proses studi ke depan. Ambon, juni 2015 Fransisco.Rico.Bebena LAPORAN PLAT 1

Transcript of laporan plat (RIKO).docx

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas limpahan rahmat dan bimbingan-Nya sehingga saya dapat menyelesaikan tugas laporan praktek plat tepat pada waktunya guna memenuhi tugas mata kuliah.Saya menyadari bahwa tugas aporan ini masih terdapat kekurangan-kekurangan sehingga jauh dari kesempurnaan. Untuk itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat saya harapkan dari berbagai pihak.Pada kesempatan ini pula saya, ingin menyampaikan rasa terima kasih kepada para Instruktur yang telah memandu kami, dalam menyelesaikan job-job pada saat kegiatan praktek berlangsung, terutama kepada Dosen pembimbing.Akhirnya harapan saya, Semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi kita semua untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan mahasiswa untuk menjadi seorang mahasiswa yang professional serta dapat menciptakan lapangan kerja khususnya bagi mahasiswa Politekhnik Negeri Ambon Jurusan tekhnik sipil dalam melanjutkan proses studi ke depan.

Ambon, juni 2015

Fransisco.Rico.Bebena

DAFTAR ISI

Kata Pengantar 1Daftar Isi 2Bab I Pendahuluan 3I.1. Latar Belakang 3I.2. Tujuan Penulisan 3I.3. Rumusan Masalah 3I.4. Metode Penulisan 4Bab II Landasan Teori 5 II.1. Pengertian Plat 5 II.2. Pemotongan Plat 51. Pemotongan Dengan Peralatan Tangan 5-92. Pemotongan Dengan Mesin Potong Hidrolik 103. Pemotongan Dengan Mesin Gunting Putar/Lingkaran 104. Pemotongan Dengan Mesin Potong Profil 11 II.3. Proses Tekuk (Bending)11-15Bab III Pembahasan Praktek 16III.1. Fungsi Alat dan Bahan 16 III.2. Keselamatan Kerja 16III.3. Langkah Kerja 16 III.3.1. Membuat Bagian Depan Dan Belakang 17 III.3.2. Cara Pembuat Pintu Oven 18 III.3.3. Cara Pembuatan Bagian Dalam Oven 18-19 III.3.4. Cara Pembuatan Bagian Luar Oven (Penutup) 20III.3.5.Cara Membuat Bagian Dalam Oven Dan Pemanasnya 20-21III.3.6. Pembuatan Pan Atau Bake 22III.4. Proses Perakitan 23Bab IV Penutup 24IV.1. Kesimpulan 24IV.2. Saran 24Lembaran Dokumentasi 25Daftar Pustaka 26

BAB IPENDAHULUAN

I.1.LATAR BELAKANGDengan adanya perkembangan dan kemajuan yang begitu pesat dan menimbulkan persaingan yang begitu ketat diseluruh bidang pekerjaan, maka seseorang dituntut untuk lebih professional dalam bidang yang ditekuninya, untuk itu juga perlu adanya kesiapan sumber daya yang dapat menjawab tuntutan globalisasi yang di maksud.Untuk memenuhi tuntutan tersebut, kami selaku mahasiswa Polteknik Negeri Ambon jurusan Teknik Sipil senantiasa dipersiapkan dengan berbagai ilmu dan ketrampilan. Bukan saja melalui teori yang didapat melalui proses pembelajaran di kelas, tetapi juga dilibatkan dalam kegiatanpraktek (kerja plat), dimana kami diharapkan dapat menguasai dan menyelesaikan pekerjaan pembuatan oven sesuai petunjuk dan ketentuan yang diisyaratkan baik dalam bentuk uraian maupun langkah-langkah atau cara-cara pelaksanannya.Dengan demikan praktek kerjaplat ini, kami harapkan dapat menguasai ilmu dan ketrampilan yang dapat digunakan sebagai bekal setelah mengikuti pendidikan di lembaga ini.

I.2Tujuan PenulisanAdapun tujuan penulisan dari laporan ini adalah :1. Tujuan umum yang dicapai dalam pelaksanaan praktek ini adalah memahami cara dan langkah-langkah kerja dalam mengerjakan sebuah proses pembuatan oven.2. Untuk menambah pengetahun penulis dan pembaca tentang cara yang baik merencanakan suatu bangunan sesuai dengan standar keamanan.3. Sebagai syarat untuk mendapatkan nilai dari mata kuliah konstruksi dasar III kerja plat.

I.3.RUMUSAN MASALAHAda beberapa masalah yang ditemui dalam praktek d bengkel terkhususnya dalam KerjaPlat. Adapun masalah-masalah tersebut adalah sebagai berikut :1. Mahasiswa belum banyak memahami cara penggunaan alat karena kurang adanya pengalaman.2. Kurangadanya ketelitian dalam pengukuran sehingga mengakibatkan kesalahan/kesulitan dalam pemasangan.3. Kurangnya kerja sama dalam kelompok.

I.4Metode PenulisanMetode yang dipakai dalan penulisan laporan ini adalah :1. Metode Observasi / Survei Lapangan : mahasiswa langsung telibat dalam kegiatan praktek, sehingga informasi atau hal-hal yang terdapat dalam kegitatan itu dapat diketahui dan dapat diangkat sebagai permasalahan yang perlu dibahas melalui sebuah penulisan.2. Metode Kepustakaan : Penulis membaca buku-buku di perpuskaan yang ada kaitannya dengan Beton.

BAB IILANDASAN TEORI

II.1. PENGERTIAN PLATYang dimaksud pengerjaan plat adalah pengerjaan membentuk dan menyambung logam lembaran (plat) sehingga sesuai dengan bentuk dan ukuran yang sudah direncanakan. Pengerjaan plat dapat dilakukan dengan menggunakan keterampilan tangan, mesin, atau perpaduan dari keduanya, yang meliputi macammacam pengerjaan, diantaranya adalah menggunting, melukis, melipat, melubangi, meregang, pengawatan, mengalur, menyambung, dan lain-lain.Dalam modul materi pengerjaan plat ini akan dibahas tetang :1. Proses pemotongan plat2. Proses Tekuk (bending)3. Proses RollingPematrianya itu menyambung dua buah plat dengan cara di panaskan dan di tambah dengan bahan pelapis timapatri,apabila sudah mencair dan di dinginkan hinggamenjadi satu. Mengeling yaitu menyambung duabuah plat dengancara di lubangataudibor,kemudian di sambungkan dengan menggunaka npaku keling.II.2. Pemotongan PlatPada proses pemotongan plat, alat yang digunakan untuk memotong plat adalah mesin gullotine. Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manual dan mesin gullotine hidrolik. Disini alat yang digunakan untuk praktek pada praktikum proses produksi adalah mesin guillotine manual. Mesin gullotine manual pemotongan pelat dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki si pekerja. pelat yang dapat dipotong di bawah 0,6 mm. Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untuk proses pemotongan Pelat yang dipotong diletakkan pada landasan pisau tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong pelat. Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya proses pemotongan posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luas penampang pelat yang yang dipotong mengecil .

Cara Pemotongan Plat terbagi atas beberapa bagian :1. Pemotongan Dengan Peralatan Tangan a.) Gunting Tangan Sesuai dengan namanya yakni gunting tangan digunakan untukpemotongan pelat-pelat dengan tangan secara manual. Kemampuan potong gunting tangan ini hanya mampu memotongpelat di bawah ketebalan 0,8 mm. Gaya pemotongan yang ditimbulkan dalam proses pemotongandengan gunting angan adalah gaya geser, akibat geseran antarakedua mata pisau inilah yang menyebabkan terguntingnya pelat.Gunting tangan ini dapat dibagi dalam 3 (tiga) jenis, sesuaidengan dan kengunaannya yakni: Gunting tangan lurusGunting tangan lurus ini digunakan untuk pemotonganpemotonganpelat dalam bentuk lurus

Gunting Tangan LingkaranKegunaan gunting tangan lingkaran ini sangat baik digunakanuntuk pemotongan-pemotongan pelat berbentuk lingkaran.

Gunting tangan kombinasiGunting tangan kombinasi ini dapat digunakan untukpemotongan lurus maupun llingkaran.

Selain gunting tangan yang tersebut di atas, ada juga guntinglainnya yang sering digunakan dalam pekerjaan pemotonganpelat. Bentuk gunting tersebut dapat dilihat pada gambar dibawah ini

b.) Gunting tuas gunting tuas ini dapat dilihat pada gambardibawah

Gaya pemotongan yang ditimbulkan untuk memotong pelat inidigerakkan oleh tuas yang berhubungan langsung dengan pisauatas. Posisi pelat yang dipotong terletak pada pisau bawah yangtetap.Jenis gunting tuas bermacam-macam sesuai dengan tipe danbentuknya masing-masing. Salah satu jenis gunting tuasmempunyai ketebalan pemakanan sebesar tebal pisau yangdigunakan. Pemotongan ini tedapat pada jenis gunting tuasmeja. Gunting tuas meja ini mempunyai sisa pemotongansebesar 5 mm sesuai tebal mata pisau yang digunakan. Jadiuntuk mendapatkan ukuran yang tepat sewaktu pemotonganharus dilebihkan sebesar tebal mata pisau.c.) Pahat potong Pahat potong tangan digunakan bagian dalam dari sisi pelat,sebab pemotongan bagian dalam pelat ini sulit dilakukan dengangunting. Prinsip kerjanya pemotongan pelat dengan pahat inidilakukan di atas landasan paron atau pada ragum-ragum meja.

2. Pemotongan Dengan Mesin Gullotine Mesin gullotine terdiri diri 2 (dua) jenis yakni mesin gullotine manualdan mesin gullotine hidrolik . Mesin gullotine manual pemotonganpelat dilakukan dengan tuas penekan yang digerakkan oleh kaki sipekerja. Mesin gullotine hidrolik proses pemotongannya digerakkandengan sistem hidrolik, sehingga kemampuan potong mesin gullotinehidrolik ini lebih besar dari mesin gullotine manual.Mesin gullotin ini hanya mampu untuk pemotongan pelat-pelat lurus.Untuk mesin gullotine manual ketabalan pelat yang dapat dipotong dibawah 0,6 mm dan mesin gullotine hidrolik mampu memotong pelatantara 6-10 mm .Prinsip kerja mesin gullotine ini menggunakan gaya geser untukproses pemotongan. Pelat yang dipotong diletakkan pada landasanpisau tetap dan pisau atas ditekan sampai memotong pelat.Untuk mengurai besarnya gaya geser sewaktu tejadinya prosespemotongan posisi mata pisau atas dimiringkan, sehingga luaspenampang pelat yang yang dipotong mengecil .

3. Pemotongan Dengan Mesin Potong Hidrolik Mesin gunting hidrolik menggunakan tenaga power supply tenagahidrolik. Tenaga hidrolik yang dihasilkan untuk memotong adalahpompa hidraulik yang digerakkan oleh motor listrik. Mesin guntinghidraulik ini dilengkapi dengan program pada panel box controlhidraulik. Dengan program hidraulik ini pelayanan untuk operasionalmesin potong menjadi lebih sederhana. Kemampuan mengguntingatau memotong palt dengan mesin hidraulik ini sampai mencapaiketebalan pelat 20 mm. Prinsip kerja mesin hidraulik ini sama denganmesin gulotine umumnya. Hanya penekan yang digunakan padamesin ini menggunakan actuator kerja ganda (double acting) dengansilinder sebanyak dua buah.Actuator ini diletakkan di kiri dan kanan mesin yang berhubunganlangsung dengan pisau atas. Stopper yang digunakan juga stopperyang digerakkan secara hidraulik. Jumlah stoppernya lebih banyakdari actuator potong. Jumlah actuator ini disusun diantara celahpemotongan. Untuk pemotongan yang mempunyai lebar yang keciljuga dapat ditekan oleh stopper.

Mesin potong Plane Hidraulik sesuai dengan fungsinya digunakanuntuk proses pemotongan berbentuk bidang (plane). Kemampuanpemotongan dari mesin ini disesuaikan dengan bentuk-bentuk danbesar kecilnya plane serta ketebalan

4. Pemotongan Dengan Mesin Gunting Putar/Lingkaran Mesin gunting putar ini mempunyai prinsip pemotongan yang samadengan mesin gullotine, tetapi pada mesin gunting putar ini pisaupemotong pelat berbentuk bulat dan mempunyai sudut pemotongan.Pisau gunting putar ini keduanya saling berputar sewaktuberlangsungnya proses pemotongan. Salah satu keuntungan mesingunting putar ini dapat memotong pelat sepanjang pemotongan yangdikehendaki.Jenis mesin gunting putar ini terdiri dari dua jenis menurut penggerakpemutar pisau, yakni digerakkan secara manual dan digerakkandengan motor listrik.

5. Pemotongan Dengan Mesin Potong Profil Untuk menghasilkan bentuk-bentuk profil yang diinginkan padakomponen-komponen yang terbuat dari bahan pelat dibutuhkan mesinyang mampu untuk pemotongan bentuk yang tidak teratur. Salah satumesin potong profil yang sering digunakan adalah mesin Wibler.Proses pemotongan dengan mesin potong Wibler ini dilakukan denganmenggunakan profil atau mal yang diinginkan. Profil atau mal ini dibuatsesuai dengan bentuk profil benda kerja yang di rencanakan, sehinggamesin potong wadkin ini sangat efektif apabila di gunakan untukpemotongan-pemotongan pelat yang jumlahnya cukup banyak. Matapisau mesin wadkin ini bergerak turun naik untuk memotong pelat.Pelat diletakkan di atas mal profil dan digerakkan mengikuti garispemotongan yang didukung oleh pengarah sesuai bentuk profil bendakerja yang dipotong.Proses pemotongan pelat-pelat yang relatif tebal dengan bentuk profilyang rumit biasanya dingunakan sistem pemotongan las asitelin(oksigen tekanan tinggi) atau dengan sistem pemotongan las busurudara.

II.3. Proses Tekuk (Bending)Pada proses tekuk ini, mesin yang digunakan untuk melipat atau menekuk plat adalah mesin bending manual dan bending Hydraulic Pipe Bender. Bending manual digunakan untuk melipat atau menekuk pelat kerja yang telah diselesaikan untuk pekerjaan awal. Mampu menekuk pelat dengan tebal maksimum 3 mm dan panjang maksimal 1,5 meter, sedangkan hydraulic pipe bender digunakan untuk menekuk benda kerja yang berbentuk silinder. Secara mekanika proses penekukan ini terdiri dari dua komponen gaya yakni: tarik dan tekan (lihat gambar). Pada gambar memperlihatkan pelat yang mengalami proses pembengkokan ini terjadi peregangan, netral, dan pengkerutan. Daerah peregangan terlihat pada sisi uar pembengkokan, dimana daerah ini terjadi deformasi plastis atau perobahan bentuk. Daerah sisi bagian dalam pembengkokan merupakan daerah yang mengalami penekanan, dimana daerah ini mengalami pengkerutan dan penambahan ketebalan, hal ini disebabkan karena daerah ini mengalami perobahan panjang yakni perpendekan.atau menjadi pendek akibat gaya tekan. Yang dialami oleh pelat. Proses ini dilakukan dengan menjepit pelat diantara landasan dan sepatu penjepit selanjutnya bilah penekuk diputar ke arah atas menekan bagian pelat yang akan mengalami penekukan

Gambar 2.4 Penekuk awal

Pada Gambar posisi tuas penekuk diangkat ke atas sampai membentuk sudut melebihi sudut pembentukan yang dinginkan. Besarnya kelebihan sudut pembengkokan ini dapat dihitung berdasarkan tebal pelat, kekerasan bahan pelat dan panjang bidang membengkokkan / penekukan.

Gambar 2.5 Penekuk plat

Langkah proses penekukan pelat dapat dilakukan dengan mempertimbangkan sisi bagian pelat yang akan dibentuk. Langkah penekukan ini harus diperhatikan sebelumnya, sebab apabila proses penekukan ini tidak menurut prosedurnya maka akan terjadi salah langkah. Salah langkah ini sangat ditentukan oleh sisi dari pelat yang dibengkokan dan kemampuan mesin bending/tekuk tersebut. Komponen pelat yang akan dibengkokan sangat bervariasi. Tujuan proses pembengkokan pada bagian tepi maupun body pelat ini diantaranya adalah untuk memberikan kekakuan pada bentangan pelat.

Gambar 3.5 Sudut tekuk

Gambar memperlihatkan sudut tekuk yang terbentuk pada proses pelipatan pelat, dimana pada bagian sisi atas pelat mengalami peregangan dan bagian bawah mengalami pengkerutan.

Langkah-langkah proses tekuk untuk sambungan lipat

Bahan pelat terdiri dari berbagai jenis bahan. Secara garis besarbahan pelat ini di kelompokkan menjadi dua bagian besar yakni :bahan pelat logam ferro dan pelat logam non ferro . Bahan pelatlogam ferro ini diantaranya adalah pelat baja lembaran yang banyakberedar di pasaran. Bahan pelat dari logam non ferro ini diantaranya bahan pelat allumanium, tembaga, dan kuningan.Sifat-sifat bahan pelat sangat penting untuk diketahui. Sifat-sifat bahan ini sangat berpengaruh terhadap proses pembentukan yangakan dilakukan pada bahan pelat tersebut. Kualitas suatu bahan sangat ditentukan oleh sifat mampu bentuk dari bahan. Biasanya bahan pelat dihasilkan dari proses pengerolan dengan tekanan tinggi. Proses ini menghasilkan pelat dengan struktur memanjang. Struktur mikro yang terbentuk memanjang dari hasil pengerolan ini memberikan kontribusi yang baik terhadap proses pembentukan pelat. Struktur memanjang ini memberikan sifat yang lebih elastis dari bahan pelat lembaran tersebut. Kondisi ini perlu diketahui. Secara umum bahan-bahan logam ini mempunyai sifat-sifat fisik dan sifat-sifat kimiawi terhadap efek kualitas pengerjaannya. Sifat-sifat bahanlogam ini diantaranya:Setiap bahan logam mempunyai masa jenis yang berbeda antarasatu dengan yang lainnya.Warna bahan logam juga merupakan ciri khusus dari setiap bahan.Bahan logam mempunyai titik lebur yang berbeda untuk setiapjenis bahan logam.Bahan logam dapat juga sebagai penghantar panas dan sebagaipenghantar listrik. Bahan logam yang paling baik untuk penghantarpanas dan penghantar listrik diantarnya tembaga dan perak.Sifat kemagnitan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Bahanlogam yang baik sifat kemagnitannya antara lain: baja, cobal, nikeldan sebagainya.Sifat elastis atau kemampuan logam untuk kembali kekeadaansemula setelah mengalami pembebanan, juga dimiliki setiap bahanlogam. Elastisitas dari suatu bahan logam mempunyai batasanmenurut jenisnya masing-masing.Bahan logam mempunyai ukuran kekerasan yang dapat diukurtingkat kekerasannya dengan berbagai macam pengujiankekerasan. Uji kekerasan untuk bahan logam ini diantaranya:Brinell, Vickerss, Rockwell, Shore. Biasanya kekerasan suatubahan logam dipengaruhi oleh kandungan karbon pada bahanlogam tersebut. Semangkin besar kandungan karbonnya padabahan logam maka kekerasannya juga akan bertambah.Sifat kelunakan juga dimiliki oleh setiap bahan logam. Kelunakansuatu bahan logam ini perlu diperhitungkan pada pekerjaanpembentukan. Apabila logam mempunyai tingkat kekerasan yangtinggi maka akan sangat menyulitkan untuk dilakukan prosespembentukan.Sifat rapuh dimiliki setiap bahan logam khususnya pada besi tuang. Sifat rapuh atau mudah pecah ini sangat kurang baik terhadap proses pembentukan pelat. Untuk mengatasi sifat rapuh ini biasanya dibutuhkan penambahan unsur yang bersifat mengikat seperti: Si (silisium).Keuletan yang dimiliki bahan logam tidak sama dengan kelunakan ataupun elastisitas. Keuletan ini sangat dibutuhkan untuk beberapa komponen-komponen permesinan. Sifat ulet ini biasanya di kombinasikan dengan sifat kekerasannya, Kombinasi ini mengahsilkan bahan yang keras tetapi ulet. Contoh penggunaan bahan untuk komponen permesinan ini digunakan untuk menerima beban dinamis.Setiap bahan logam mempunyai sifat rentangan yang berbeda.Sifat rentangan ini sangat dibutuhkan untuk pekerjaan-pekerjaan pembentukan khususnya pada pekerjaan deep drawing. Lembaran-lembaran pelat yang tersedia di pasaran terdiri berbagai macam jenis bahan diantaranya : Pelat Seng Pelat Baja Pelat Baja Paduan Pelat Alumanium Pelat Alumanium campuran Pelat Tembaga Pelat Kuningan

NoJenis PlatUkuranTebal

1Plat zenk Bjls0.92 x 1.840.20;0.25;0.28;0.30;0.35

2Plat tembaga1.22 x 2.440.1;0.2;0.3;0.4;0.5

3Plat aluminium 1.22 x 2.440.1;0.2;0.3;0.4

4Plat baja strip 1.2 x 2.440.1 sampai dengan 10mm

5Plat kuningan0.92 x 1.840.1;0.2;0.3;0.4

Pelat Perunggu Dimensi atau ukuran lembaran pelat yang ada di pasaran ini terdiri dari dua jenis ukuran diantaranya:a. Ukuran Panjang 1800 mm x Lebar 900 mm dengan tebal bervariasib. Ukuran Panjang 2400 mm x Lebar 1200 mm dengan tebal bervariasi Ukuran ketebalan pelat yang ada di Pasaran.Mengeling : Menyambung dua buah plat dengan cara dilubang atau dibor, kemudian disambungkan dengan menggunakan paku keling.Adapun jenis plat yang digunakan untuk bangunan gedung diantaranya : Lantai grid beton prategang Balok T tunggal Balok T ganda Kanal Lantai dengan balok ribs

BAB IIIPEMBAHASAN PRAKTEK

III.1. Fungsi Alat dan Bahan.a.) AlatFungsi dari alat yang digunakan dalam pekerjaan plat ini adalah sebagai berikut : Mesin pelipat plat : Melipat plat secara merata Mesin potong plat : Memotong plat dengan berukuran besar Penggores : Melukis diatas benda kerja (plat) Gunting (kanan, kiri, atas) : Menggunting benda kerja Siku : mengetahui kelurusan dari benda kerja Jangka : Melukis lingkaran diatas benda kerja Meter : Mengukur benda kerja yang akan dipotong Palu plastik : Memalu benda kerja yang ringan Palu besi : Memalu benda kerja yang keras Tang : Melipatan sambungan Pisau dumpul :Membuka lipatan pada saat pelaksanaan sambungan Penembak (rivet): Sambungan dengan menggunakan keling

b.) Bahan Adapun bahan yang dibutuhkan dalam pembuatan oven ini adalah : Plat zenk Bjls sebagai bahan dasar pembuatan oven Plat almanium sebagai pembuatan bake Kaca sebagai penghias pintu oven Kawat yang digunakan sebagai pengait sambungan pintu dan bake Dan terdapat jenis-jenis plat, diantaranya

III.2. Keselamatan Kerja

1. Gunakan pakaian praktek saat bekerja2. Gunakan alat sesuai fungsinya3. Selama praktek berlangsung, dilarang bercanda dengan teman4. Pusatkan perhatian pada saat bekerja5. Tanyakan pada instruktur bila ada hal yang belum jelasIII.3. Langkah Kerja III.3.1. Membuat Bagian Depan Dan Belakang1. Potong dua potongan zenk dengan mesin pemotong sesuia dengan ukuran ada pada gambar kerja (job)2. gambarkan pada kedua sisi zenk pola garis yang ada pada gambar kerja sesuia dengan ukuran yang telah ditentukan 3. guntinglah bagian yang tidak perlu dan lipatlah keempat sisi zenk tersebut dengan mesin lipat sesuia dengan garis yang telah dibuat4. lubangi atau gunting ditengah bagian oven sebagai tempat pintu 5. lubangi bagian belakang pada oven dengan tega lubang kecil dengan senter pam

Gambar Kerja :

Tampak Depan

Tampak Belakang

III.3.2. Cara Pembuatan Pintu OvenBerikut ini menjelaska cara pembuatan pintu oven yaitu; 1. Potonglah zenk sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar kerja2. Gambarkan pola garis pada keempat tepid an bagian tengah zenk tersebut sesuai dengan ukuran pada gambar kerja3. Lipat bagian yang tidak perlu 4. Lipat keempat tepi zenk dengan mesin lipat sesuai dengan garis yang telah ditentukan 5. Lubangi atau gunting bagian tengah pintu yang sudah dilukiskan tersebut sebagai tempat kaca 6. Pasanglah einsel buatan dari kawat yang telah dipotong pada pintu tersebutGambar kerja :

Pintu Oven

III.3.3. Cara Pembuatan Bagian Dalam Oven 1. Potonglah zenk sesuia dengan ukuran yang ada pada gambar kerja 2. Gambarkan pola garis yang ada pada gambar kerja dikedua sisi zenk tersebut dengan menggunakan rangka 3. Guntinglah bagaian yang tidak perlu 4. Lipat bagian yang perlu dengan menggunakan mesin pelipat 5. Lubangi bagian yang perlu sesuai dengan gambar 6. Pasanglah atau sambungkan bagian dalam dengan bagian depan dan belakang pada oven dengan menggunakan rivet

Gambar kerja :

Tampak Bagian Dalam

Bagian Dalam Yang Sudah Dirakit

III.3.4. Cara Pembuatan Bagian Luar Oven (Penutup)1. Potonglah zenk sesuai dengan ukuran yang telah ditentukan pada gambar kerja 2. Gambarkan pola garis yang sesuai dengan ukuran pada gambar kerja 3. Lipatlah sesuai dengan pola garis tersebut dengan menggunakan mesin lipat 4. Rangkailah bagian luar oven tersebut dengan bagian yang sudah terbingkai sebelumnya. Gambar Kerja :

Bagian Luar

III.3.5. Membuat Bagian Dalam Oven Dan Pemanasnya 1. Potonglah zenk sesuai dengan ukuran yang ada pada gambar kerja 2. Gambarkan pola garis pada kedua sisi (bolak-balik)3. Lipatlah sesuia dengan pola garis tersebut dengan menggunkan mesin lipat 4. Buatlah lubang dengan diameter 20 cm 5. Buatlah bagian pemanas berbentuk persegi denga ukuran yang sesuia pada gambar kerja 6. Sambungkan pada lubang bagian bawah oven dengan menggunakan rivet 7. Sambungkan bagian bawah oven yang suhad dirangkai dengan pemanasnya 8. Rangkailah bagian depan, dalam, belakang dan luar Gambar kerja :

BAGIAN BAWAH

Bagian Pemanas

III.3.6. Pembuatan Pan Atau Bake1. Potonglah zenk sesuia dengan ukuran yang ada pada gambar kerja 2. Buatlah garis pada keempat tepinya 3. Lipatlah sesuia dengan garis dengan menggunaka mesin lipat 4. Potonglah kawat sesuai dengan ukuran dari pan yang telah selesai dilipat, kemudian bentuklah hingga jadi. Gambar kerja :

Pake Plat Zenk

Pake Plat Alumanium

III.4. Proses Perakitan

Setelah bagian bagian dari oven tersebut telah jadi maka kita harus merakitnya yang dimulai dari1. pemasangan bagian depan oven dengan bagian dalam dari oven tersebut.2. Setelah bagian depan dan bagian dalam terpasang selanjutnya kita pasangkan bagian belakang dari oven tersebut.3. Setalah ketiga bagian dari oven diatas terpasang, proses selanjutnya yaitu pemasangan bagian pintu dari oven tersebut sekaligus dengan pengancing pintu oven.4. Kemudian kita pasangkan lagi bagian luar atau penutup oven tersebut dan tempat penahan oven atau telingan dari oven tersebut5. Langkah berikutnya yaitu pemasangan bagian bawah oven sekaligus dengan pemanasnya.6. Langkah selanjutnya yaitu pemasangan pan dan bake.7. Dan langkah terakhir yaitu pemasangan kaca pada bagian pintu dari oven tersebut.Pada proses perakitan ini perlu adanya ketelitian sehingga hasil dari perakitan oven akan mendapatkan `hasil yang memuaskan.

GAMBAR: OVEN

BAB IVPENUTUP

IV.1KesimpulanPlat sangat bermanfaat bagi pembangunan. Plat merupakan bahan yang memiliki peranan yang sangat penting dalam suatu konstruksi, karena itu pemahaman tentang Plat perlu ditingkatkan. dalam pekerjaan Plat harus memperhatikan langkah pekerjaan agar bisa mendapatkan hasil yang baik dan harus memperhatikan keselamatan kerja pada pekerjaan Plat.

IV.2SaranAda beberapa saran yang perlu penulis utarakan yang kerkaitan dengan kegiatan praktek yang telah berjalan selama ini diantaranya yaitu :1. Hendaknya para instruktur selalu mendampingi dan mengawasi setiap pekerjaan yang kerjakan oleh mahasiswa2. Diharapkan kepada para instruktur untuk lebih bersikap tegas kepada mahasiswa yang tidak aktif selama kegiatan praktek berjalan3. Mengingat minimnya pengetahuan tentang job yang dikerjakan, maka instruktur jangan selalu menekan mahasiswa yang berbuat salah saat mengerjakan pekerjaan tersebut.

LEMBARAN DOKUMENTASI

DAFTAR PUSTAKA

1. BrajaM. Das Noor Endah Indrasurya. 1985. Pekerjaan plat 10 Nopember : Surabaya.2. WWW.Goole. Pekerjaan Plat.

LAPORAN PLAT 10