Laporan PKM M Welahan Jepara
-
Upload
arjuna-arief-juang -
Category
Documents
-
view
24 -
download
6
description
Transcript of Laporan PKM M Welahan Jepara
1
ARTIKEL ILMIAH
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS
TEKNOLOGI INFORMASI BAGI GURU SEKOLAH DASAR SE
DABIN 2 KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA
BIDANG KEGIATAN : PKM-M
Dibuat Oleh :
Rizka Rais 1401409347/2009
Arief Juang Nugraha 1401409104/2009
Nanang Sholikhin 1402408304/2008
Aan Dwi Alfrianto 1402408211/2008
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
SEMARANG
2012
2
ABSTRAK
PELATIHAN PEMBUATAN MEDIA INTERAKTIF BERBASIS TEKNOLOGI
INFORMASI BAGI GURU SEKOLAH DASAR SE DABIN 2
KECAMATAN WELAHAN KABUPATEN JEPARA
Oleh :
Rizka Rais, Arief Juang N, Nanang Sholikin, Aan Dwi A
Jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar, Fakultas Ilmu Pendidikan
Universitas Negeri Semarang
Abstrak
Berdasarkan pernyataan yang tertuang dalam Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses,
peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan
akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Berdasarkan pernyataan diatas guru dituntut mampu menghadapi
tantangan global yang dimana sekarang teknologi semakin canggih, maka diharapkan
guru menguasai teknologi informatika untuk menunjang proses belajar mengajar.
Pengabdian ini membahas hasil pelatihan media interaktif di KKG Gugus
Wijayakusuma dabin 2 Kecamatan Welahan, Jepara pada tanggal 18 dan 25 Februari
2012 dengan subyek pengabdian adalah guru SD se dabin 2 kecamatan welahan.
Pelatihan ini bersifat demontrasi terbimbing dengan metode pengambilan data dengan
obserfasi partisipan, dokumentasi, wawancara dan penyebaran angket. Analisis data
dengan siklus interaktif yang dimulai dari reduksi, display dan verifikasi. Tujuan dari
pelatihan ini adalah memberikan keterampilan mengenai media interaktif yang dapat
dimanfaatkan sebagai media pendukung proses belajar mengajar, meningkatkan
kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi sebagai media untuk
mendukung proses belajar mengajar, teknologi informasi yang tersedia di sekolah-
sekolah dapat dimanfaatkan secara maksimal sebagai media untuk mendukung proses
belajar mengajar dan terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif. Hasil pelatihan
ini adalah peningkatan penguasaan guru SD Dabin 2 Kecamatan Welahan Kabupaten
Jepara terhadap penguasaan teknologi telah mencapai 52 % dari program yang telah
direncanakan mulai dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi. Respon positif
peserta pelatihan cukup membanggakan, dari 68 target peserta tercapai 67 peserta
yang mengikuti pelatihan. Implikasi dari pelatihan ini secara umum meningkatkan
penguasaan guru terhadap penguasaan teknologi informasi untuk diterapkan dalam
pembelajaran.
Kata Kunci : Media Interaktif, Teknologi Informasi, Guru.
PENDAHULUAN
Latar Belakang
3
Berdasarkan pernyataan yang tertuang dalam Nomor 14 Tahun 2005 Tentang
Guru dan Dosen bahwa untuk menjamin perluasan dan pemerataan akses,
peningkatan mutu dan relevansi, serta tata pemerintahan yang baik dan
akuntabilitas pendidikan yang mampu menghadapi tantangan sesuai dengan
tuntutan perubahan kehidupan lokal, nasional, dan global perlu dilakukan
pemberdayaan dan peningkatan mutu guru dan dosen secara terencana, terarah, dan
berkesinambungan. Berdasarkan pernyataan diatas guru dituntut mampu menghadapi
tantangan global yang dimana sekarang teknologi semakin canggih, maka diharapkan
guru menguasai teknologi informatika untuk menunjang proses belajar mengajar.
Dalam kenyataannya, guru yang sebagai pentransfer ilmu jarang dijumpai guru
yang menerapkan pembelajaran yang berbasis IT. Banyak guru yang masih menerapkan
pembelajaran klasikal dalam pembelajaran di kelas sehingga siswa merasa bosan dalam
pembelajaran. Guru tidak memanfaatkan kecanggihan teknologi untuk mendukung
proses pembelajaran padahal dengan menggunakan teknologi dapat membantu siswa
dalam proses belajar di kelas.
Proses pembelajaran berbasis teknologi informasi ini mutlak dilakukan di
seluruh elemen pendidikan, terutama guru. Sebab saat ini kurikulum yang
digunakan di SD adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang menuntut
sekolah menggunakan model pembelajaran sesuai dengan kemampuan dan
kompetensi di sekolah masing-masing. Sehingga guru, sebagai fasilitator,
diharapkan mempunyai model pembelajaran baru yang menarik, kreatif dan mudah
dipahami dalam proses belajar mengajar. Salah satu model pembelajaran yang
dapat dibuat oleh guru agar menarik minat siswa dalam belajar adalah penggunaaan
media interaktif dalam pembelajaran.
Penggunaan media pengajaran sangat diperlukan dalam kaitannya dengan
peningkatan mutu pendidikan khususnya dalam pembelajaran di kelas. Menurut Achsin
(1986:17-18) menyatakan bahwa tujuan penggunaan media pengajaran adalah (1) agar
proses belajar mengajar yang sedang berlangsung dapat berjalan dengan tepat guna dan
berdaya guna, (2) untuk mempermudah bagi guru/pendidik daiam menyampaikan
informasi materi kepada anak didik, (3) untuk mempermudah bagi anak didik dalam
menyerap atau menerima serta memahami materi yang telah disampaikan oleh
guru/pendidik, (4) untuk dapat mendorong keinginan anak didik untuk mengetahui lebih
banyak dan mendalam tentang materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik,
(5) untuk menghindarkan salah pengertian atau salah paham antara anak didik yang satu
dengan yang lain terhadap materi atau pesan yang disampaikan oleh guru/pendidik.
Berdasarkan pernyataan tersebut, peran media pembelajaran sangat esensial bagi proses
pembelajaran. Dengan media interaktif diharapkan siswa akan tertarik untuk belajar di
kelas dan pada akhirnya dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.
Teknologi dapat meningkatkan kualitas dan jangkauan bila digunakan secara bijak
untuk pendidikan dan latihan, dan mempunyai arti yang sangat penting bagi
kesejahteraan ekonomi (Tony Bates, 1995). Alisjahbana I. (1966) mengemukakan
bahwa pendekatan pendidikan dan pelatihan nantinya akan bersifat “Saat itu juga (Just
on Time)”. Peranan yang bisa dilakukan TI dalam model pembelajaran ini sangat jelas.
Hadirnya e-learning dengan semua variasi tingkatannya telah memfasilitasi perubahan
ini. Secara umum, e-learning dapat didefinisikan sebagai pembelajaran yang
disampaikan melalui semua media elektronik termasuk, Internet, intranet, extranet,
satelit, audio/video tape, TV interaktif, dan CD ROM (Govindasamy, 2002). Menurut
Kirkpatrick (2001), e-learning telah mendorong demokratisasi pengajaran dan proses
pembelajaran dengan memberikan kendali yang lebih besar dalam pembelajaran kepada
4
siswa. Hal ini sangat sesuai dengan prinsip penyelenggaraan pendidikan nasional seperti
termaktub dalam Pasal 4 Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional yang menyatakan bahwa “pendidikan diselenggarakan secara
demokratis dan berkeadilan serta tidak diskriminatif dengan menjunjung tinggi hak
asasi manusia, nilai keagamaan, nilai kultural, dan kemajemukan bangsa”.
Sejalan dengan itu, meluasnya kemajuan bidang komunikasi dan teknologi serta
tingginya dinamika dalam dunia pendidikan semakin meluas pula tuntutan dan peluang
penggunaan media yang lebih maju dan bervariasi di dalam proses pembelajaran.
Terutama, dengan semakin berkembangnya teknologi komputer, berbagai kemungkinan
dan kemudahan ditawarkan di dalam upaya memberi solusi terhadap berbagai masalah
pembelajaran, terlebih untuk pengembangan media. Teknologi komputer menawarkan
berbagai kemungkinan dan kemudahan menghasilkan dan mengolah audio-visual
sehingga pembuatan media pembelajaran yang lebih maju dan variatif dapat dilakukan.
Microsoft mengembangkan salah satu program (software) yang dapat digunakan
sebagai perangkat untuk mempresentasikan materi kepada audiens, termasuk di dalam
proses pembelajaran di sekolah, yakni Microsoft Power Point. Program ini selain untuk
presentasi, juga menyediakan berbagai fasilitas untuk berkreasi, mengolah, dan
menginput file audio maupun visual. Keterbatasannya di dalam berkreasi dan mengolah
audio-visual dapat diselesaikan dengan mengintegrasikan dengan program-program
lain. Hasil kreasi dan olahan dari program lain kemudian diinput ke dalam program ini
untuk diolah dan dipresentasikan.
Namun dalam penerapannya masih banyak guru sebagai pelaku utama dalam
menyelenggarakan pembelajaran dengan menggunakan media interaktif masih
memiliki kemampuan yang minim dalam menggunakan media interaktif ini. Dengan
melihat manfaat-manfaat yang dapat diperoleh dari media interaktif sebagai
media pembelajaran, maka perlu diadakan pelatihan untuk membuat media interaktif
bagi guru-guru SD.
Tujuan
Berdasarkan rumusan masalah yang telah dijabarkan sebelumnya, maka tujuan
pengabdian ini adalah :
1. Memberikan keterampilan mengenai media interaktif yang dapat dimanfaatkan
sebagai media pendukung proses belajar mengajar.
2. Meningkatkan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi sebagai
media untuk mendukung proses belajar mengajar.
3. Teknologi informasi yang tersedia di sekolah-sekolah dapat dimanfaatkan secara
maksimal sebagai media untuk mendukung proses belajar mengajar.
4. Terciptanya situasi belajar mengajar yang efektif.
Luaran
Target luaran yang diharapkan dari program kegiatan ini yaitu :
1. Keterampilan membuat media interaktif dimiliki oleh guru sebagai media
pendukung proses belajar mengajar di kelas.
2. Peningkatan kemampuan guru dalam memanfaatkan teknologi informasi sebagai
media pendukung proses belajar mengajar sehingga tercipta pembelajaran inovatif
5
Kegunaan
Kegunaan pengabdian pelatihan pembuatan media interaktif berbasis teknologi
informasi ini adalah.
1. Bagi Guru
Pengabdian ini diharapkan dapat membantu guru dalam membuat media
pembelajaran yang interaktif untuk diterapkan dalam proses belajar mengajar,
mengembangkan keterampilan membuat media pembelajaran interaktif, memberi
sumbangan pemikiran kepada guru sd bahwa media pembelajaran interatif dapat
meningkatkan efektivitas hasil pembelajaran bagi siswa dan menciptakan
pembelajaran yang inovatif di kelas.
2. Bagi Pemerintah sebagai bahan pertimbangan atau kebijakan dalam meningkatkan
profesionalitas kemampuan mengajar guru sd agar hasil belajar siswa dapat
meningkat.
METODE
Metode yang kami pilih dalam melaksanakan pengabdian ini adalah :
a. Survei lapangan .
Survey lapangan bertujuan untuk mengamati (1) lokasi dan ruangan yang
akan digunakan untuk pelatihan pembuatan media interaktif berbasis teknologi
informasi di SDN Welahan 01, (2) peserta KKG Gugus Wijaya Kusuma
Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, dan (3) sarana dan prasarana yang
tersedia di lokasi dan yang dapat diusahakan. Kegiatan ini dilaksanakan sebelum
pelaksanaan program pelatihan.
b. Koordinasi Dengan Masyarakat
Berkoordinasi dengan Stakeholder di lingkungan KKG Gugus Wijaya
Kusuma Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara untuk menentukan kesepakatan
mufakat antara pelaksanaan program pelatihan dengan pelaksanaan KKG Gugus
Wijaya Kusuma. Kegiatan ini dilanjutkan dengan sosialisasi program kepada
pihak KKG Gugus Wijaya Kusuma yang bertujuan untuk memberikan informasi
dan gambaran umum tentang serangkaian pelaksanaan program.
c. Pelaksanaan Program
Berupa demonstrasi pelatihan pembuatan media interaktif berbasis teknologi
informasi (Power Point) sampai akhir, sebagai wujud memfasilitasi guru dalam
meningkatkan penguasaan IT yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas.
Kegiatan pelatihan diarahkan untuk dilakukan oleh guru peserta KKG.
d. Evaluasi
Mengevaluasi perkembangan pelaksanaan program yang telah dilaksanakan oleh
guru peserta KKG Gugus Wijayakusuma, memberikan saran untuk
mengembangkan produk media pembelajaran yang dirasa perlu untuk dilakukan
perbaikan.
e. Pembimbingan
Kegiatan pembimbingan dilaksanakan setelah proses pelatihan selesai. Kegiatan
ini sebagai pemantauan dan pembimbingan terhadap guru SD peserta pelatihan
dalam menerapkan pelatihan pembuatan media pembelajaran inovatif berbasis
teknologi informasi pada siswanya di kelas. Kegiatan pembimbingan dilaksanakan
6
pada tanggal 2-21 April 2012. Dari 11 SD kami memilih 10 SD dengan alasan
hanya 10 SD yang memiliki sumberdaya untuk melakukan pembelajaran dengan
CD interaktif, dari 10 SD yang dipilih tiap SD hanya memperkenankan 1 gurunya
untuk dibimbing.
PELAKSANAAN
Pelaksanaan
Berupa demonstrasi pelatihan pembuatan media interaktif berbasis teknologi
informasi (Power Point) sampai akhir, sebagai wujud memfasilitasi guru dalam
meningkatkan penguasaan IT yang diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Kegiatan
pelatihan diarahkan untuk dilakukan oleh guru peserta KKG.
Program pelatihan ini dilaksanakan dalam dua sesi, yaitu:
1. Sesi pemberian materi (18 Februari 2012)
Merupakan pemberian materi tentang Power Point itu sendiri sebagai
Software pembuatan media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi.
Sesi ini akan diisi oleh pembicara yang telah profesional dalam bidang IT dan
pembelajaran di sekolah. Tim PKM berperan sebagai fasilitator dan asisten
pembicara ketika sesi berlangsung. Sebelum sesi pemberian materi dimulai, tim
PKM membagikan lembar pretest pada peserta KKG, agar diketahui gambaran
awal tentang kemampuan peserta pelatihan mengenai power point dan media
interaktif
2. Sesi simulasi/praktik langsung pembuatan media pembelajaran interaktif (25
Februari 2012)
Pada sesi ini peserta menerapkan ilmu yang telah didapatkan dari sesi
sebelumnya, sehingga peserta mampu membuat media pembelajaran interaktif
berbasis teknologi informasi dengan bantuan dari tim PKM. Sesi ini diakhiri
dengan pembagian soal post test kepada peserta pelatihan dan pemberian tugas
untuk membuat media pembelajaran interaktif berbasis teknologi informasi yang
dapat diaplikasikan langsung dalam pembelajaran di kelas
Instrumen Pelaksanaan
Sebagai instrument pelaksanaan, kami membuat logbook yang memuat jadwal
pelatihan pembuatan media interaktif, materi berupa paper tentang cara/langkah-
langkah membuat media pembelajaran interaktif untuk disampaikan pada waktu
pelatihan dan tanya jawab dengan peserta, monitoring kepada guru-guru peserta
pelatihan dan evaluasi kegiatan yang menghasilkan kemampuan guru dalam membuat
media pembelajaran interaktif.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Pelaksanaan Program Pembuatan Media Interaktif Berbasis Teknologi Informasi
bagi Guru Sekolah Dasar se Dabin 2 Kecamatan Welahan Kabupaten Jepara, meliputi
percobaan pembuatan media pembelajaran disertai bimbingan dengan dosen
pendamping dari tanggal 20 Januari-2 Februari 2012 yang bertempat di Kampus PGSD
FIP UNNES UPP Semarang, sedangkan pelatihan, peminjaman modal berupa alat dan
7
bahan baku serta monitoring bertempat di SDN 03 Welahan Jepara sebagai tempat
pelaksanaan KKG BERMUTU oleh KKG gugus Wijayakusuma.
Program Pembuatan Media Interaktif Berbasis Teknologi Informasi bagi Guru
Sekolah Dasar dalam peningkatan penguasaan teknologi Dabin 2 Kecamatan Welahan
Kabupaten Jepara, telah mencapai 100 % dari program yang telah direncanakan mulai
dari perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi.
Respon positif peserta pelatihan cukup membanggakan, dari 68 target peserta
tercapai 67 peserta yang mengikuti pelatihan. Hal ini adalah poin positif dalam program
kami karena dengan semakin banyak peserta pelatihan inovasi dan kreatifitas serta
variasi produk akan bertambah.
Berdasarkan bantuan dana dan pembicara yang sudah mumpuni dalam bidang IT,
pelatihan menjadi terkondisi dengan baik dan peserta mampu memodifikasi hasil
pelatihan sesuai dengan kreatifitas peserta. Hasil pelatihan menunjukkan progres yang
signifikan antara sebelum pelatihan dengan setelah pelatihan. Peserta yang didominansi
oleh kelompok usia 40-50 tahun mampu membuat media interaktif sederhana, namun
cukup berisi materi untuk membelajarkan peserta didik. Program Microsoft Power Point
2007 sebagai software pembuatan media pembelajaran Interaktif berbasis IT ini
digunakan karena penggunaanya mudah dan pengoperasian yang sederhana, sehingga
mampu dioperasikan oleh seluruh kelompok umur.
Pelatihan tidak hanya sebatas terhadap pembuatan media saja, namun harapannya
mampu dikembangkan dan digunakan untuk memberikan materi pada peserta didik,
sehingga peserta didik dapat mengikuti pelajaran, tidak hanya mendengarkan materi,
namun siswa dapat aktif berinteraksi dengan guru maupun media yang diberikan.
1. Permasalahan dan Penyelesaian
a) Administratif
Peramasalahan administratif tidak banyak ditemui karena program ini
melibatkan kelompok atau perkumpulan resmi di kecamatan. Pihak KKG
merasa dibantu dalam pelaksanaan programnya, dikarenakan dalam program
kerja KKG juga terdapat materi tentang pembuatan media dan pemakaian IT
dalam pembelajaran.
b) Teknis
Masalah teknis yang dihadapi cukup jelas, dalam kelompok umur 40-50 tahun
banyak yang belum bahkan tidak mengetahui tentang program Microsoft
Power Point 2007 yang dijadikan pemrogaman utama dalam pembuatan media
pembelajaran interaktif, sehingga perlu memberikan pengetahuan tambahan
tentang software tersebut. Sebagian peserta juga ada yang mengakui bahwa
dirinya belum pernah mengoperasikan perangkat komputer, sehingga untuk
pengetikan sederhana juga memerlukan materi dan waktu tambahan. Untuk
pelatihan di hari berikutnya, pelatihan berupa pembuatan media interaktif dari
power point melanjutkan dari tutorial hari sebelumnya yang berupa materi
power point.
Solusi terhadap masalah tersebut adalah dengan melakukan pendekatan yang
lebih intensif. Panitia dibagi perkelompok untuk dapat memberikan pelatihan
yang lebih intensif kepada peserta.
c) Keuangan
Kendala dalam keuangan yang muncul adalah dana talangan yang tidak
mencukupi realisasi program oleh karena itu tim mencari dana diluar dana
talangan yakni iuran dari tim, dengan anggota 4 mahasiswa menyokong
Rp.500.000,00 tiap mahasiswa, selain itu tim juga dapat memperoleh pinjaman
8
dari Pinjaman KKG Gugus Wijaya Kusuma Kecamatan Welahan Kabupaten
Jepara sejumlah Rp.3.000.000,00 secara teknis tidak terlalu signifikan karena
pembagian tugas yang sudah terstruktur walaupun tidak tertulis secra resmi.
Namun yang menjadi kendala adalah ketika pembelian tidak semua toko dan
pembelian dalam jumlah kecil tidak menyediakan bukti pembelian seperti
nota..
d) Lain-lain
Kendala jarak merupakan kendala yang sering dihadapi ketika melakukan
pelatihan, namun hal itu dapat diatasi dengan penyesuaian jadwal pelatihan
dengan jadwal perkuliahan
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
Program pelatihan pembuatan media interaktif berbasis teknologi informasi
bagi guru sd se dabin 2 kecamatan welahan ini memberikan kontribusi praktis bagi guru
SD yaitu meningkatkan penguasaan kemampuan membuat media pembelajaran yang
interaktif untuk diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Respon peserta guru terhadap
pelatihan cukup membanggakan, dari 68 target peserta tercapai 67 peserta yang
mengikuti pelatihan. Hal ini adalah point positif dalam program kami karena dengan
semakin banyak peserta pelatihan inovasi dan kreatifitas serta variasi produk akan
bertambah dan setelah diadakan pelatihan keberhasilan target luaran mencapai 52 %
dari keseluruhan peserta pelatihan. Keberhasilan ini tidak ubahnya merupakan hasil
kerjasama yang terstruktur dari seluruh komponen pelatihan, mulai dari panitia
pelaksana program, panitia KKG BERMUTU Gugus Wijayakusuma, serta kerjasama
dari peserta yang mengikuti pelatihan ini.
Saran
Diharapkan pemerintah tanggap memberikan program yang sistematis dalam
upaya meningkatkan kemampuan professional guru SD melalui pelatihan pembuatan
media interaktif agar dapat diterapkan dalam pembelajaran di kelas. Mengingat kondisi
guru-guru masih banyak belum mengenal program komputer yang dapat dimanfaatkan
dalam pembelajaran.