Laporan Pkl Muhammad Ismail
-
Upload
sofian-hadi-prasetyo -
Category
Documents
-
view
315 -
download
28
description
Transcript of Laporan Pkl Muhammad Ismail
-
LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG
DI IUPHHK-HA PT. RODA MAS TIMBER KALIMANTAN
KALIMANTAN TIMUR ( 2 Maret 27 April 2013)
Oleh :
MUHAMMAD ISMAIL
E14090108
DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN
FAKULTAS KEHUTANAN
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
2013
-
iiiii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas rahmat dan karuniaNya penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang
(PKL) ini dapat diselesaikan dengan baik. PKL merupakan suatu rangkaian
kegiatan penerapan ilmu pengetahuan kehutanan secara langsung di lapangan,
dimana mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, dan
analisis dan merumuskan masalah di lapangan yang mencakup seluruh aspek
pengelolaan hutan, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana penerapan
di lapangan atas teori-teori yang dipelajari selama ini serta membekali mahasiswa
dengan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang cukup untuk dapat
menjawab tantangan masa depan kehutanan Indonesia. PKL ini dilaksanakan di
areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT.
Roda Mas Timber Kalimantan, Kalimantan Timur yang berada di wilayah
Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur dan
dilakukan selama 2 bulan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua
orang tua dan adik terkasih atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan
sehingga kegiatan PKL ini dapat terlaksana atas partisipasi dari banyak pihak.
Untuk itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:
1. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr selaku Dekan Fakultas
Kehutanan IPB yang telah memberi kesempatan melaksanakan Praktek Kerja
Lapang (PKL)
2. Dr. Ir. Didik Suhardjito, MS selaku Ketua Bagian Manajemen Hutan
Fakultas Kehutanan IPB atas arahan dan bimbingannya
3. Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS, Dr. Ir. Leti Sundawati, M.Sc.F, dan Dr. Ir.
Muhdin, M.Sc.F.Trop selaku Koordinator Praktek Kerja Lapang 2012 Bagian
Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB atas arahan dan bimbingannya
4. Dr. Nining Puspanigsih, Msi. Atas bimbingan dan arahannya
5. Prof. Dr. Ir. Nengah Surati Jaya, MS atas bantuan dan bimbingannya
6. Ir. I Wayan Sujana selaku Direktur Utama PT. Roda Mas Timber Kalimantan,
Kalimantan Timur
-
ii
7. Ir. Bakhrizal Bakri, MS selaku Direktur Produksi PT. Roda Mas Timber
Kalimantan, Kalimantan Timur
8. Ir. Suherianto selaku Camp Manager PT. Roda Mas Timber Kalimantan,
Kalimantan Timur
9. Ir. Basuki Rachmat selaku Deputy Camp Manager PT. Roda Mas Timber
Kalimantan, Kalimantan Timur
10. Seluruh Kepala Bagian dan Kepala Seksi PT. Roda Mas Timber Kalimantan,
Kalimantan Timur yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu
11. Seluruh staf, karyawan PT. Roda Mas Timber Kalimantan, Kalimantan Timur
dan Keluarga Long Bagun yang membuat PKL ini menjadi lebih
menyenangkan
12. Teman satun tim PKL, Dewi Supriyo Putri, Riadi Antasa, Geanisa Vianda,
dan Ahadian Rakhmadi atas kerjasama dan dukungannya selama berada di
lokasi praktek
13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah
membantu terselenggaranya kegiatan Praktek Kerja Lapang.
Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini
masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat terbuka untuk kritik
dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Besar harapan penulis bahwa di
dalam segala kekurangannya, laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dapat
memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.
Camp Sei Boh, April 2013
Penulis
-
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI........................ iii DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN x BAB I. PENDAHULUAN........................ 1
1.1. Latar Belakang...................... 1
1.2. Tujuan...................... 2
BAB II. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK........................ 3 2.1. Letak Geografis dan Luas ................. 3 2.2. Topografi........................................3 2.3. Geologi dan Tanah ................ 3 2.4. Iklim.......................................................... ........... 4 2.5. Hidrologi................ 4 2.6. Fungsi Hutan.. 4 2.7. Kondisi Penutupan Lahan.. 5 2.8. Potensi Hutan. 5 2.9. Ketenagakerjaan. 5 2.10. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. 5 2.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat... 7
2.11.1. Pendidikan..................................8
2.11.2. Kesehatan....... 8
BAB III. MATERI DAN METODE PRAKTEK.. 10 3.1 Materi Praktek 10 3.2 Metode Praktek.......................... 15 3.3 Waktu Pelaksanaan................ 16
-
iv
3.4 Lokasi Praktek 16
BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................ 17 4.1 Perencanaan Hutan........................................................... ........... 17
4.1.1 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) 17
A. Ruang Lingkup Wilayah............................... 17 B. Penentuan Plot Contoh.......................... 17 C. Organisasi Pelaksana IHMB......................... 20 D. Pengkukuran Tegakan Hutan........................ 23 E. Etat Luas dan Etat Volume............................ 24 F. Pencatatan Informasi Umum dan Penyusunan
Dokumen Rencana IHMB .................................... 26 G. Penyusunan RKU dan RKT...... 27
4.1.2 Penataan Batas, Pengukuran Areal dan Berita Acara Tata Batas 29
4.1.3 Penataan Areal Kerja, Penentuan Tata Ruang, Penggunaan Lahan, Pembagian Blok, dan Petak Tebang. 32
4.1.4 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)...................................... 36
4.1.5 Perhitungan Faktor Eksploitasi................................... 38 4.2. Pembinaan Hutan 42
4.2.1. Inventarisasi Tegakan Tinggal................ 42 4.2.2. Persemaian.............................. 44 4.2.3. Penanaman dan Pemeliharaan.................................... 46
4.3. Sosial, Ekonomi, Lingkungan, dan Budaya.................... 48
4.3.1. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Lahan........................................... 48
4.3.2. Perhitungan Laju Erosi dan Pengendaliannya sebagai Langkah Rehabilitasi Lahan......... 49
4.3.3. Perlindungan Hutan .......................... 52
4.3.4. Pengembangan Masyarakat Desa Hutan...... 56
A.Sebaran Lokasi Kampung Sekitar Areal Kerja...... 56
B.Jumlah Penduduk Kampung-Kampung di Sekitar Areal IUPHHK PT RODA MAS UNIT II............. 57
-
v
C. Agama.....................................................................58
D. Aktivitas Perekonomian..58
E. Kalender Musim......................................................59
F. Kelola Sosial............................................................59
G. Konflik Sosial.........................................................61
H. Perspsi Masyarakat dan Dampak Sosial.................62
I. Perbaikan Pengelolaan Dampak Sosial....................64
4.3.5 Sosial dan Budaya...........................................................65
4.4. Produksi....................................................................................................68
4.4.1. Rencana dan Pelaksanaan PWH....................................68
A. Pertimbangan Mengenai Lokasi TPN,TPK,
Base Camp, Trase Jalan, Culvert dan
Jembatan.................................................................68
B. Rencana Jaringan Jalan Angkutan, Pembuatan Jalan Angkutan dan Klasifikasi Jalan Angkutan71
C. Sistem Logging, Teknik RIL, dan Pemeliharaan Jalan Angkutan......................................................74
4.4.2 Teknik Pemanenan Kayu...............................77
A. Teknik dan Produktivitas Penebangan....................77
B. Teknik dan Produktivitas Penyaradan.....................79
C. Scaling dan Grading................................................80
D. Teknik dan Produktivitas Muat Bongkar................82
E. Tenik dan Produktivitas Pengangkutan...................83
F. Kapasitas dan Kegiatan di TPn dan TPK................83
G.Teknik dan Produktivitas Perakitan Kayu dan Kendala pada Perakitan Kayu..................................84
4.4.3 Manajemen Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu..................87
A. Pembuatan Jalan Sarad...........................................87
B. Kebutuhan Peralatan Logging; Alat Tebang; Alat Sarad; Alat Muat Bongkar; Alat Angkut; Alat Pembukaan Jalan...................................................88
C. Logistik dan Perawatan............................................90
D. Tata Usaha Kayu.....................................................93
-
vi
E. Sistem Pengupahan dan Sistem Pemasaran
Kayu.........................................................................96
F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja...........................97
BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......100 5.1. Kesimpulan..100
5.2. Saran101
DAFTAR PUSTAKA.......102 LAMPIRAN.................103
-
vii
DAFTAR TABEL
Halaman Tabel 1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa-desa sekitar areal kerja
PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II.............................. 6
Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa-desa sekitar areal Kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II............................ 6
Tabel 3 Jumlah sekolah di kampung sampel sekitar areal PT. RMTK ........... 8
Tabel 4 Sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar areal PT RMTK Unit II........................................................................ 9
Tabel 5. Timber cruising petak 9 pada blok tebangan tahun 2013............................ 37
Tabel 6 Hasil perhitungan faktor eksploitasi........................................................ 42
Tabel 7 Klasifikasi tingkat laju erosi Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan........................................................................................................ 50 Tabel 8 Alat pemadam kebakaran PT.Roda Mas Timber Kalimantan........... 54 Tabel 9. Kemajuan regu satgas pemadam kebakaran hutan................................... 55
Tabel 10 Jumlah Penduduk Kampung-Kampung di Sekitar Areal IUPHHK PT RODA MAS UNIT II............................................................................... 57
Tabel 11 Rencana pembuatan jalan IUPHHK PT. Roda Mas Timber Kalimatan Unit I Periode Tahun 2011- 2020............................................................ 73 Tabel 12 Rencana pembuatan jalan IUPHHK PT. Roda Mas Timber Kalimatan Unit II Periode Tahun 2011- 2020.......................................................... 73 Tabel 13 Realisasi PWH tahun 2012 berupa pembuatan jalan angkutan kayu s/d Desember 2012 Unit II Sei Boh............................................................ 74 Tabel 14 TABEL ALSIN/ ALBERT LOGGING...................................................... 88
-
viii
DAFTAR GAMBAR
Halaman Gambar 1 Contoh petak IHMB pada hutan Alam...............................................24 Gambar 1 (a) RKUPHHK-HA Periode .............. 29
(b) RKTUPHHK_HA Periode....................................................... 29 Gambar 2 Peta Penataan Batas Areal IUPHH............. 30 Gambar 3 (a) Pal Batas Beton............................. 31
(b) Pal Batas Kayu......................................................................... 31 Gambar 4 Papan pengumuman areal IUPHHK ...................................... 32 Gambar 5 Peta rencana ITSP hasil kegiatan PAK.......................................... 35 Gambar 6 Pembagian blok dan petak tebang di PT. Roda Mas...................... 35 Gambar 7 (a) Tally sheet data pohon................... 36
(b) Tally sheet kondisi lapangan................................................... 36 Gambar 8 Peta persebaran pohon yang ditebang dan tidak ditebang II.17........ 44 Gambar 9 (a) Plang persemaian............................. 45
(b) Kebun pangkas......................................................................... 45 Gambar 10 (a) Media persemaian.. 46 (b) Bedeng sapih......... 46 Gambar 11 (a) Kegiatan penanaman.. 47 (b) Kegiatan pemeliharaan... 47 Gambar 12 (a) Penandaan batas sempadan Sungai Iman blok RKT 2012 49 (b) Penandaan pohon-pohon sepanjang sempadan sungai............ 49 Gambar 13 (a) Alat pemadam kebakaran.. 53 (b) Kegiatan pemadaman kebakaran dengan Dry Powder..... 53
(c) Kegiatan pemadaman dengan air.. 54 (d) Kegiatan penyedotan air dengan genset.. 54 Gambar 14 (a) Plang lokasi embung air.. 56 (b) Lokasi embung air........... 56 Gambar 15 Batas kampung Long Tuyoq dan Batoq Kelo......................... 57 Gambar 16 SDN Inpres Long Tuyoq............ 60 Gambar 17 Transportasi hulu utama Sungai Mahakam......................................... 61 Gambar 18 Deklarasi antara IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan dan
masyarakat dengan melibatkan TNC sebagai pihak ketiga..................................................................................... 62
Gambar 19 Gereja kampung Long Lunuk ................... 64 Gambar 20 (a) Lamin Adat di Kampung Datah Naha.. 66 (b) Tari Hudoq.......................................................................... 66
(c) Pernikahan Adat........................ 66 (d) Tarian penyambut tamu kehormatan.. 66 Gambar 21 (a) Tugu peringatan kampung Long Pahangai.. 67
-
ix
(b) Tugu peringatan hari kelahiran kampung Long Tuyoq......... 67 Gambar 22 Kesenian tradisional Dayak Bahau................. 67 Gambar 23 Upacara ritual adat blok RKT.... 68 Gambar 24 Lokasi TPn petak II. 12 RKT 2012.... 70 Gambar 25 Peta rencana pembalakan petak II.12 blok RKT 2013... 75 Gambar 26 Parit di jalan utama PT. RMTK... 76
Gambar 27 Proses pengukuran dan bagian bontos kayu yang telah di scaling 81
Gambar 28 Kegiatan pemasangan paku S ... 83 Gambar 29 (a) Pemindahan kayu ke air. 86 (b) Proses perakitan floater......................................................... 86 Gambar 30 Warehouse PT RMTK......................................... 91
Gambar 31 SKSKB dan attachment nya berupa Daftar Kayu Bulat................. 95
-
x
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman Lampiran 1 Kalender Musim.....................................................................................104 Lampiran 2 Jurnal Kegiatan.......................................................................................106
-
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah suatu kegiatan sekaligus sarana yang
dapat menunjang keterampilan dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalaman
serta dapat mengasah kemampuan para rimbawan sehingga mampu bertindak
profesional ketika berada di lapangan. Praktek Kerja Lapang terdiri dari rangkaian
kegiatan penerapan ilmu pengetahuan kehutanan secara langsung di lapangan,
dimana mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, dan
analisis serta merumuskan masalah yang mencakup seluruh aspek pengelolaan
hutan.
Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) merupakan
pengusahaan hutan yang bergerak pada bidang kayu bulat dimana dalam
pengelolaannya mengutamakan aspek kelestarian dalam mencapai tujuan produksi
yang direncanakan. PT. RODA MAS TIMBER KALIMANTAN merupakan salah
satu IUPHHK-HA yang terletak pada jajaran HPH paling hulu Sungai Mahakam.
Lokasi berada di Sei Boh Kecamatan Long Bagun Kabupaten Kutai Barat
Provinsi Kalimantan Timur.
-
2
1.2. Tujuan Tujuan dari kegiatak Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah:
1. Sebagai wahana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama
mengikuti perkuliahan serta membekali mahasiswa dengan pengetahuan serta
keterampilan teknis dalam pengelolaan hutan.
2. Memberikan kesempatan untuk melihat, mengamati, mengenali kegiatan dan
permasalahan pengelolaan hutan, serta belajar memecahkan masalah yang
dijumpai di lapangan secara ilmiah dan holistik.
3. Mampu mengenal dan memahami sistem dan unsur pengelolaan hutan secara
menyeluruh yang mencakup: aspek perencanaan, pembinaan hutan,
perlindungan hutan, konservasi sumberdaya hutan, pemanenan hasil hutan,
pengembangan masyarakat desa hutan, serta pengeloaan DAS dan rehabilitasi
lahan dan hutan.
4. Untuk menambah wawasan praktis pada Perusahaan Izin Usaha Pemanfaatan
Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK HA) sehingga mahasiswa
mendapatkan gambaran realitas kerja yang sesungguhnya.
5. Meningkatkan kreativitas, kedisiplinan, dan produktivitas kerja dalam
lingkungan kehutanan dan kehidupan rimbawan.
-
3
BAB II
KEADAAN UMUM DAN LOKASI PRAKTEK
2.1. Letak dan Luas
Secara administratif areal kerja IUPHHK PT. Roda Mas Timber
Kalimantan berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Kutai Barat. Pada
areal unit II terletak pada 114o245 115o35BT dan 0o41 1o410 LS dengan
luasan areal 69.620 Ha di Kecamatan Long Bagun & Long Pahangai serta secara
Administrasi Kehutanan unit II berada pada BKPH Long Bagun KPH Mahakam
Ulu Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat. Adapun batas-batas areal IUPHHK
PT. Roda Mas Timber Unit II berdasarkan laporan akhir IHMB tahun 2011-2020
adalah :
a. Sebelah Utara : IUPHHK HA PT. Kemakmuran Berkah Timber dan
areal KBNK
b. Sebelah Timur : Areal KBNK dan areal non IUPHHK
c. Sebelah Selatan : Eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp., Areal Non
IUPHHK dan Areal KBNK
d. Sebelah Barat : Eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp; dan Areal
Non IUPHHK
2.2. Topografi
Hasil analisis kelas lereng berdasarkan peta garis bentuk dari potret udara
skala 1: 25.000 dan peta rupa bumi skal 1 : 250.000, menunjukkan bahwa areal
unit II didominasi kelas lereng curam (28,49%).
2.3. Geologi dan Tanah
Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Lembar Muarawahau (Pusat
Pengembangan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bandung), skala 1:250.000,
areal IUPHHK PT. Roda Mas Unit I sebagian besar (88,18%) termasuk ke dalam
formasi palau balang (To.5) yang tersusun atas batu lumpur, batu pasir, batu
lanau, sedimen karbonan, dan batubara. Sedangkan sebagian kecil sisanya
merupakan formasi palau balang dan formasi Balikpapan formasi. Formasi To.5
-
4
merupakan endapan permukaan yang terdiri dari batu lumpur, batu pasir, batu
lanau, sedimen karbonan dan batu bara. Pada formasi ini diprediksi mengandung
deposit batu bara yang cukup besar karena terbentuk pada masa Miosen Bawah
(old miosen), sedangkan susunan formasi geologi tersebut mengalami pelipatan
pada arah sumbu barat daya ke arah timur laut. Dan secara keseluruhan formasi
geologi di areal unit I tergolong ke dalam formasi endapan permukaan. Pada areal
kerja Unit II terdapat formasi batu kelau, batu pasir haloq, batuan gunung api
nyaan, perangkat batuan terobosan sintang, komplek mafik serta endapan alluvial.
Adapun sebagian besar areal kerja Unit II tersusun atas kelompok Batuan
Embalun yang merupakan formasi konglomerat dengan fragmen utamanya batu
silikan perselingan batu lumpur dan batu lanau termalihkan yang bersisipan
dengan batu gamping kristalin serta batu pasir kwarsa yang sebagian termalihkan.
Adapun jenis tanahnya didominasi oleh tanah Hapluduts dan Dystrudepts.
2.4. Iklim
Gambaran mengenai iklim di daerah studi terwakili oleh stasiun
klimatologi terdekat yaitu stasiun klimatologi Melak. Berdasarkan data curah
hujan selama sepuluh tahun terakhir pada areal kerja IUPHHK PT Roda Mas
Timber Kalimantan termasuk tipe iklim A (schmidt & Ferguson). Curah hujan
rata-rata 2.338,5 mm/tahun dan hari hujan rata-rata 182 hari/tahun. Curah hujan
tinggi terjadi antara bulan Desember hingga Mei dan curah hujan rendah terjadi
antara bulan Juli hingga November.
2.5. Hidrologi
Secara hidrologis areal kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II
terletak di sub-sub DAS Benaan, sub-sub DAS Pahangai, sub DAS Boh, dan
beberapa Sub DAS yang lain. Sub-sub DAS ini selanjutnya akan mengalir pada
DAS Mahakam.
2.6. Fungsi Hutan
Berdasarkan deliniasi Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan
Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, areal kerja IUPHHK-HA PT. Roda
Mas Timber Kalimantan terdiri dari Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi
Terbatas (HPT).
-
5
2.7. Kondisi Penutupan Lahan
Areal IUPHHK-HA PT Roda Mas Timber Kalimantan termasuk tipe hutan
tropika basah yang didominasi jenis-jenis Dipterocarpaceae seperti meranti merah,
meranti putih, meranti kuning, keruing, bangkirai dan lain-lain.
2.8. Potensi Hutan
Keadaan mengenai potensi tegakan pada areal PT. Roda Mas Timber
Kalimantan berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh secara Berkala
(IHMB) yang dilaksanakan pada bulan Juni 2009 mengacu pada Permenhut
P.34/Menhut-II/2007 tanggal 24 Agustus 2007. Pada areal kerja unit II didomiasi
oleh pohon dengan jenis Dipterocarpaceae.
2.9. Ketenagakerjaan
Jumlah tenaga kerja (SDM) PT. RMTK pada tahun 2011 adalah 176
orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan/ keahlian terdiri dari Tenaga Kerja
Teknis Kehutanan Indonesia (TTKI) sebanyak 41 orang dan non-TTKI sebanyak
131 orang. Namun berdasarkan laporan mutasi kerja di PT. RMTK (Base Camp
Sei Boh) periode bulan Agustus 2012 (penilikan terakhir), mencatat jumlah tenaga
kerja secara keseluruhan sebanyak 201 orang yang terdiri dari karyawan bulanan
sebanyak 107 orang, harian tetap sebanyak 2 orang, harian lepas sebanyak 3
orang, tenaga borongan 63 orang dan tenaga perakitan sebanyak 26 orang.
Dari 88 orang karyawan bulanan, yang termasuk tenaga teknis di lapangan
sebanyak 30 orang yang ditugaskan dan mengemban tanggungjawab sebagai
pelaksana teknis di lapangan baik tenaga teknis timber cruising, perencanaan
hutan, pembukaan wilayah hutan, pemanenan hutan, pembinaan hutan, kelola
lingkungan, kelola sosial, dan pengujian kayu bulat. Karyawan yang pernah
mengikuti pendidikan dan pelatihan pada bidang keahlian tertentu sebanyak 21
orang.
2.10. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat
Kondisi sosial ekonomi dari areal sekitar PT. Roda Mas Timber
Kalimantan dipengaruhi oleh jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,
pembagian kerja, dan mata pencaharian masyarakat yang berada pada areal
tersebut. Tabel 1 dan Tabel 2 merupakan daftar jumlah penduduk berdasarkan
-
6
jenis kelamin dan mata pencahariannya di areal PT. Roda Mas Timber
Kalimantan.
Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa-desa sekitar areal
kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II
Desa
Jumlah penduduk Rasio Jenis
Laki-laki Perempuan
Jumlah Kelamin
Kec. Long Pahangai
1. Long Tuyoq 247 256 503 96
2. Pahangai Satu 400 368 768 108
3. Pahangai Dua 114 98 212 116
4. Long Isun 209 171 386 122
5. Liu Mulang 79 78 159 101
6. Datah Naha 128 91 219 140
7. Lirung Ubin 100 84 184 119
8. Naha Aruq 114 105 219 108
9. Long Lunuk 182 149 331 122
10.Long Lunuk Baru 219 195 414 112
JUMLAH 1.792 1.595
Kec. Long Bagun
1. Batoq Kelo 295 261 556 113
TOTAL 2.087 1.856 3.951
Sumber : (1) Kecamatan Dalam Angka 2008 dan 2009
Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa-desa sekitar
areal kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II
Desa Petani Nelayan PNS Pedagang Lain2
Kec. Long Pahangai
1. Long Tuyoq 90 7 5 26
2. Pahangai Satu 214 4 7 5
3. Pahangai Dua 42 14 8
4. Long Isun 82 2 4 22
5. Liu Mulang 40 3 4
-
7
Desa Petani Nelayan PNS Pedagang Lain2
8. Naha Aruq 51 1 1
9. Long Lunuk 192 8 1
10. Long Lunuk Baru 100 5 4 1
Kec. Long Bagun
1. Batoq Kelo 120 2 4 7
Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2008 dan 2009 (diolah) * Buruh, Jasa, Pemilik
Sarang Walet
2.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat
Penduduk di kampung-kampung sekitar areal IUPHHK PT. RMTK Unit II
sebagian besar adalah penduduk etnis Dayak Bahau dan Busang. Selain itu
terdapat sebagian kecil etnis penduduk asli, antara lain Kayan Penihing, serta etnis
dari daerah Kalimantan Tengah, yakni Bakumpai dan Od Danum. Etnis Bakumpai
merupakan etnis dominan di Kampung Long Pahangai II sedangkan Od Danum
yang cukup banyak di kampung Batoq Kelo.
Agama sebagian besar penduduk di desa-desa sampel sekitar areal
IUPHHK-HA PT. RMTK yang dihuni oleh penduduk asli adalah Katolik dan
sebagian beragama Kristen Protestan dan Islam. Agama Islam banyak dianut oleh
penduduk pendatang dari Jawa dan Sulawesi. Setiap desa rata-rata memiliki
gereja/ tempat ibadah 1 buah.
Namun demikian kebanyakan penduduk asli juga masih menganut paham
animisme dengan mempercayai adanya tempat-tempat keramat yang ada di hutan
seperti pohon besar, danau, gua-gua, dan lain-lain. Demikian juga adanya
larangan tertentu dalam berburu dengan menggunakan senapan, racun, maupun
bahan peledak yang diyakini akan membawa bencana terhadap daerah tertentu.
Upacara-upacara adat juga masih dilakukan oleh masyarakat setempat seperti
upacar perkawinan, pelepasan tanah adat, pelepasan hutan, kematian, dan
kelahiran.
-
8
2.11.1. Pendidikan
Penyedia sarana pendidikan berupa tenaga guru dan jumlah sekolah yang
memadai merupakan hal yang penting yang harus tersedia dalam rangka
peningkatan partisipasi penduduk usia sekolah terhadap pendidikan. Adapun
jumlah sekolah di daerah sekitar areal kerja IUPHHK-HA PT. RMTK dapat
dilihat pada tabel berikut.
Tabel 3. Jumlah sekolah di kampung sampel sekitar areal PT. RMTK
No Kampung TK SD SMP SMA
Unit II
1 Batoq Kelo - 1 - -
2 Long Pahangai I 1 1 1 1
3 Long Pahangai II - - - -
4 Long Tuyoq - 1 - -
5 Liu Mulang - - - -
Jumlah 1 3 1 1
2.11.2. Kesehatan
Di kampung-kampung sekitar areal kerja IUPPHK PT. RMTK telah
tersedia beberapa sarana dan tenaga kesehatan yang disediakan oleh pemerintah,
seperti puskesmas/ puskesmas pembantu, dokter, bidan/ mantri/ perawat terdapat
pada sebagian kampung dan sebagian yang lain belu ada. Masyarakat di
kampung-kampung yang belum ada petugas kesehatan, atau sudah ada petugas
tetapi tidak ada di tempat, apabila hendak berobat, mereka biasanya ke Puskesmas
Kecamatan. Berikut merupakan sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar
areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan.
-
9
Tabel 4. Sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar areal PT. RMTK Unit II
No Kampung Puskesmas Polindes Dokter Bidan Posyandu Dukun
Bayi
1 Batoq Kelo - - - - 1 1
2 Liu Mulang - - - -* 1 1
3 Long Tuyoq - - - 1** 1 1
4 Long
Pahangai I
1* - 1 2 2 -
5 Long
Pahangai II
- - - - 1 -
Sumber: Wawancara petinggi/ aparat kampung
Keterangan: *) Mantri melayani dua kampung, Long Tuyoq dan Liu Mulang
**) Puskesmas dan tenaga medis melayani Long Pahangai I, II, dan kampung lain di Kec. Long Pahangai sebulan sekali tenaga medis melakukan pengunjungan ke kampung-kampung
-
10
BAB III
MATERI DAN METODE PRAKTEK
3.1. Materi Praktek
Adapun materi praktek kerja lapang ini meliputi tujuh aspek, yaitu :
1. Perencanaan hutan
2. Pembinaan hutan
3. Perlindungan hutan
4. Pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH)
5. Pengelolaan DAS dan rehabilitasi lahan dan hutan
6. Pemanenan hasil hutan kayu
7. Konservasi sumber daya hutan
Perencanaan Hutan
Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada materi perencanaan hutan
yaitu :
1. Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
2. Penyusunan Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Karya
Tahunan (RKT).
3. Penataan batas, pengukuran areal dan pembuatan berita acara tata
batas.
4. Penataan areal dalam rangka penentuan tata ruang dan penggunaan lahan,
pengaturan pembagian blok dan petak tebang.
5. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)
Pencatatan dan pengukuran pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk
mengetahui :
a) Jumlah pohon inti dan pohon yang dilindungi.
b) Jumlah dan volume pohon yang akan ditebang.
c) Pembuatan peta pohon.
d) Pencatatan data lapangan lainnya, antara lain: tanda-tanda alam
(sungai, jurang, dll), kelerengan, altitude.
e) Pembuatan peta topografi dan trase jalan.
-
11
Pembinaan Hutan
1. Perapihan dan pembebasan
a) Membebaskan permudaan spesies komersial dari tumbuhan
pengganggu.
b) Membebaskan pohon inti.
2. Inventarisasi tegakan tinggal
a) Inventarisasi pohon inti dan pohon penghasil benih
b) Inventarisasi permudaan tingkat tiang dan pancang
3. Pengadaan bibit
a) Penyiapan tempat pembibitan serta pengadaan sarana dan prasarana
b) Pembuatan dan pemeliharaan bibit
c) Inventarisasi tegakan benih
4. Penanaman/ perkayaan
a) Penyiapan lapangan serta pengadaan sarana dan prasarana
b) Pelaksanaan penanaman/perkayaan
5. Pemeliharaan Tahap Pertama
a) Tanaman baru : penyiangan dan pendangiran, penyulaman,
pengendalian hama dan penyakit, pemupukan
b) Pohon inti : pembebasan tanaman penganggu dengan
memotong liana yang membelit pohon inti
6. Pemeliharaan lanjutan
a) Pembebasan lanjutan
b) Penjarangan
Perlindungan Hutan
Kegiatan perlindungan hutan alam mencakup:
1. Pengendalian hama dan penyakit
2. Pengendalian kebakaran
3. Pengendalian perladangan berpindah
4. Pencegahan perambahan hutan
5. Pencegahan penggembalaan
6. Pencegahan pencurian kayu
-
12
Pemanenan Hasil Hutan
1. Rencana dan pelaksanaan PWH
a) Pertimbangan dan penentuan rencana lokasi/letak : petak tebang, TPN,
TPK, log pond, basecamp, tujuan akhir (pabrik pengolahan kayu),
jembatan, dan gorong-gorong
b) Rencana jaringan jalan angkutan
c) Klasifikasi jalan angkutan
d) Rencana sistem logging (pertimbangan pemilihan sistem)
e) Pembuatan jalan angkutan (teknik dan tahapan pembuatan, komponen
biaya)
f) Pemeliharaan jalan angkutan
g) Teknik Reduce Impact Logging
2. Teknik pemanenan kayu
a) Teknik dan produktivitas penebangan
b) Teknik pembagian batang
c) Bucking policy
d) Teknik dan produktivitas penyaradan
e) Teknik dan produktivitas muat bongkar
f) Teknik dan produktivitas pengangkutan
g) Kapasitas dan kegiatan di TPN, TPK
h) Scaling dan Grading
i) Perakitan dan pengangkutan lewat sungai (ponton), teknik,
produktivitas dan kendala
j) Pengawetan kayu (bila ada)
3. Manajeman pemanfaatan hasil hutan kayu
a) Pembuatan jalan sarad (peta dan lapangan)
b) Kebutuhan (jumlah, jenis) peralatan logging, alat tebang, alat sarad,
alat muat bongkar, alat angkut, alat pembuatan jalan
c) Pemeliharaan, perbaikan peralatan logging serta pengelolaan suku
cadang
d) Tata usaha kayu (penandaan fisik, administrasi/blanko, peraturan tata
usaha kayu)
-
13
e) Organisasi dan tenaga kerja
f) Sistem pengupahan
g) Biaya produksi (Rp/m3 kayu yang dikeluarkan)
h) Sistem pemasaran kayu
i) Organisasi dan tupoksi K3, mekanisme penanggulangan kecelakaan
kerja
j) Potensi bahaya/resiko kecelakaan kerja
k) Pengadaan dan penggunaan alat pelindung diri
l) Statistik kecelakaan kerja
m) Perhitungan biaya kecelakaan kerja
4. Pemanenan Hasil Butan Bukan Kayu (HHBK)
a) Identifikasi jenis HHBK
b) Potensi HHBK (volume/ha)
c) Teknik pemanenan HHBK (alat, produktivitas, periode
pemanenan)
d) Biaya produksi HHBK, termasuk upah dan tenaga kerja HHBK
e) Penanganan pasca panen (pengangkutan, pengumpulan) pemasaran
HHBK
Pengembangan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)
1. Kondisi potensi dan masalah sosial ekonomi masyarakat dan bentuk
interaksi masyarakat lokal dengan sumberdaya serta pemanfaatan HHBK
oleh masyarakat.
2. Identifikasi kebijakan resolusi konflik dan pemberdayaan masyarakat oleh
pemerintah daerah dan IUPHHK/HPH (struktur organisasi, anggaran,
program).
3. Persepsi dan harapan pemerintahan desa tentang IUPHHK dan program
kehutanan yang ada di IUPHHK/HPH.
4. Kelembagaan kelompok tani (permasalahan, organisasi dan aturan main
kelompok tani, upaya penguatan kelembagaan kelompok tani).
-
14
Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan
1. Mengamati lahan kritis
2. Memahami konsep rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)
3. Menganalisis aspek-aspek Konservasi Tanah dan Air (KTA)
4. Memahami dinamika sosial masyarakat tentang lahan
5. Mengamati problema sosial yang terkait dengan DAS
6. Mengetahui pemantauan DAS
Konservasi Sumberdaya Hutan
1. Inventarisasi jenis-jenis kawasan lindung yang ada di tempat praktek, baik
kawasan lindung yang berfungsi melindungi sumber alam (hutan lindung,
hutan suaka alam, taman nasional hutan wisata, taman hutan raya, sempadan
sungai, sempadan pantai, kawasan konservasi plasma nutfah (KKPN),
kawasan sekitar mata air, kawasan resapan air) maupun kawasan lindung
yang berfungsi melindungi sumberdaya buatan (kawasan sekitar
danau/waduk)
2. Mengenal dan mencatat ciri-ciri dari masing-masing jenis kawasan lindung
yang tersebut pada butir 1, seperti letak berdasarkan: ketinggian tempat, luas,
obyek utama (ekosistem, spesies) yang dilindungi
3. Inventarisasi keanekaragaman hayati (flora dan fauna) kantong konservasi
plasma nutfah
4. Mengetahui dan mencatat upaya-upaya pengelolaan jenis-jenis kawasan
lindung pada butir 1, meliputi:
a. Upaya-upaya penetapan (peraturan atau keputusan tentang kepastian status
hokum dari pemerintah pusat, Pemda Tk.I, Pemda Tk.II beserta peta dan
skala peta yang memuatnya
b. Upaya-upaya pelestarian (tata batas, berbagai upaya pemerintahan dalam
menyadarkan masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan
kawasan lindung)
c. Upaya-upaya pengendalian pemanfaatan ( jenis kegiatan pemanfaatan
yang saat ini berlangsung di dalam kawasan lindung, baik yang
diperkenankan maupun yang dilarang, materiil maupun non materiil).
-
15
5. Upaya-upaya pelestarian spesies tumbuhan langka atau dilindungi yang
terdapat di petak tebang sesuai dengan hasil ITSP
6. Mengenal dan mencatat spesies tumbuhan langka atau dilindungi yang
terdapat ditempat praktek, serta upaya-upaya pelestarian yang telah dilakukan
7. Mengenal dan mencatat jenis-jenis dampak lingkungan kegiatan-kegiatan
kehutanan (erosi, hilangnya plasma nutfah, sosial maupun ekonomi, limbah,
bahan pencemar) serta bebagai kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah
dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan kehutanan (penanaman, eksploitasi,
dan industri).
3.2. Metode Praktek
Sesuai dengan tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL), maka pelaksanaan
PKL dilakukan dengan cara sebagai berikut:
1. Peserta praktek memilih dan menentukan lokasi praktek dengan terlebih
dahulu mendiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi dan komisi
praktek lapang Divisi Manajemen Hutan (DMNH). Satu kelompok peserta
praktek minimal berjumlah 2 (dua) orang
2. Membahas dan mendiskusikan materi dan penjadwalan praktek lapang
bersama dengan pihak pengelola lokasi praktek
3. Kelompok praktikan menyusun Proposal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang
disesuaikan dengan lokasi praktek dan panduan PKL. Proposal minimal
berisikan: Pendahuluan, maksud dan tujuan, materi praktek, penjadwalan
PKL, rencana biaya dan biodata peserta praktek
4. Peserta praktek melakukan pengamatan, identifikasi kegiatan, melakukan
kerja, pengukuran atau pendataan menurut aspek materi praktek di lapangan
5. Peserta praktek menggali informasi dan mendiskusikan aspek materi yang ada
di lapangan tentang latar belakang suatu kegiatan, kegunaannya, prosedur /
metode pelaksanaan, bahan dan alat, prestasi kerja, tata waktu, sistem
administrasi (dari perencanaan sampai pelaporan / monitoring dan evaluasi),
permasalahan atau kendala pelaksanaan dengan para pelaksana lapangan
-
16
6. Peserta praktek mengolah data dan informasi yang diperoleh, menganalisis
termasuk mengkaji permasalahan yang dihadapi pengelola lapangan, membuat
usulan atau mengajukan gagasan pemecahan masalah pengelolaan tersebut.
3.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Prakterk Kerja Lapang ini dilaksanakan pada gelombang I
selama 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Maret s/d Mei 2013.
3.4. Lokasi Praktek
Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil
Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK HA) PT. RODA MAS TIMBER
KALIMANTAN Unit II, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat,
Kalimantan Timur.
-
17
BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1. Perencanaan Hutan Perencanaan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh divisi
perencaanaan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan IHMB, penyusunan
RKU dan RKT, Penataan Batas, Penataan Areal Kerja, ITSP dan
Planning/penyusunan masterplan kegiatan produksi. Bagian perencanaan di
kepalai oleh asisten manajer perusahaan yang bertanggung jawab langsung ke
deputi manajer camp.
4.1.1 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) A. Ruang Lingkup Wilayah
Pengaturan tata cara Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
dalam seluruh areal kerja IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan seluas
110.030 Ha, yang meliputi:
a. Areal blok A (Unit I), yaitu seluas 40.290 Ha (Keputusan Menteri Kehutanan
No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)
b. Areal blok B (Unit II), yaitu seluas 26.180 Ha (Keputusan Menteri
Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)
c. Areal blok C (Unit II), yaitu seluas 17.970 Ha (Keputusan Menteri
Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)
d. Areal blok D (Unit II), yaitu seluas 15.080 Ha (Keputusan Menteri
Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)
e. Areal perluasan pada Blok D (Unit II), yaitu seluas 10.100 Ha (Surat
Direktur Jenderal Planolog Kehutanan No. S. 449/ VII-WP3H/ 2010 tanggal 6
Juli 2010)
B. Penentuan Plot Contoh
Penetuan plot contoh dengan keragaman volume 65%. Luas areal berhutan
yakni 95.745,00 Ha, maka berdasarkan jarak antar plot (1000 m) dan jarak
antar jalur (1000 m), jumlah plot contoh sebanyak 988 plot. Jalur dibuat arah U-S,
jarak antar jalur 1 km (1000 m), dan jumlah jalur sebanyak 11 jalur.
-
18
Jumlah plot contoh yang diperlukan pada setiap luasan antara 10.000
sampai dengan 100.000 Ha sesuai dengan rumus (Modul Teori Perencanaan
Bagan Sampling IHMB Berbasis Informasi Geografis oleh Prof. Dr. Ir. Nengah
Surati Jaya, M. Agr):
nL = Luas efektif 10.000 x /(1000-200)+200
100.000-10.000
Sehingga jumlah Plot Contoh pada IUPHHK-HA PT Roda Mas Timber
Kalimantan :
NL = 75.190-10.000 x 800 + 200
90.000
= 779, 46
Jumlah plot tersebut kemudian dibulatkan menjadi 780 plot contoh.
Untuk jarak antar plot diperoleh yaitu 1.000 Km, dengan perhitungan
sebagai berikut :
JAP = Luas Areal Efektif (m2) x 10.000
Jumlah plot sampel 1000
JAP = 75.190 m2 x 10.000
780 1000
JAP = 963,97 m
JAP = 1.000 m ( dibulatkan)
Dari perhitungan tersebut diperoleh jumlah plot contoh minimal yang akan
dibuat sebanyak 780 buah dengan jarak antar plot 1.000 m dan jarak antar jalur
yaitu 1.000 m. Berdasarkan hasil deliniasi pada tutupan vegetasi lahan pada unit I
dan Unit II diperoleh luas berhutan yaitu 95.745 Ha, maka pada pembuatan desain
plot contoh di Peta Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan
di kedua Unit pengelolaan jarak antar plot dan jarak antar jalur diperoleh
sebanyak 988 plot contoh yang dibuat, dan sudah termasuk areal perluasan,
dengan rata-rata luas petak 100 Ha.
Pembuatan plot contoh di lapangan dilakukan berdasarkan rencana
penempatan plot contoh pada peta. Dalam pembuatan bagan sampling di peta
pada kawasan IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan, maka dilakukan
beberapa tahap yaitu deliniasi
-
19
Adapun pemindahan plot ukur hanya dilakukan bila:
1) Plot terpotong oleh sungai besar (lebar lebih atau sama dengan 3 meter), jalan
utama atau TPn
2) Sub-plot tingkat pohon kecil (20 m x 20 m), sub-plot tingat tiang (10 m x 10
m)
3) Atau sub-plot tingkat pancang terpotong oleh sungai dengan lebar lebih dari 1
meter dan kurang 3 meter atau jalan cabang
4) Sub-plot tingkat pancang (ligkaran, r= 2,82 m) terpotong oleh sungai atau jalan
Sementara itu, kaidah-kaidah pemindahan plot contoh dilakukan dengan:
1) Membagi plot ke dalam dua jalur yang berdekatan/ berhimpitan
2) Merubah posisi plot dengan memajukan atau memundurkan plot dengan tetap
berada pada jalur
3) Bila sub-plot tingkat pancang (sub-plot lingkaran) terpotong oleh sungai kecil
1 meter, pemindahan plot dilakukan hanya terhadap sub-tingkat pancang saja
Pemberian nomor plot contoh (ID Plot)
Untuk pemberian ID maka gabungan No. Jalur (Utara-Selatan) dan No.
Baris (Timur-Barat), dengan tahapan sebagai berikut :
a. Pembuatan nomor jalur dari mulai 1, 2, 3 ... dan seterusnya sampai N jumlah
jalur (No dari Barat ke Timur)
b. Menambahkan nomor tersebut dangan angka 1000 kemudian diperoleh No :
1 + 1000 = 1001, 2 + 1000= 1002 ...
c. Membuat nomor baris petak (Timur Barat), mulai dari nomor 1 di selatan
areal sampai dengan M di utara areal. Selanjutnya nomor ID Plot diperoleh
sebagai berikut :
ID_Plot = ID_Jalur x 1000 + No Baris Petak
d. Pada ID_Plot terdiri terdiri dari 7 digit, kemudian angka 1 pada digit pertama
diganti dengan Kode Blok, hal ini mengingat pada areal PT. Roda Mas Timber
Kalimantan terdiri dari 4 Blok, yaitu Blok A, Blok B, Blok C, dan Blok D
e. Selain itu untuk penomoran pohon, maka dilakukan sebagai berikut :
ID_ Pohon = ID _Plot x 100 + Nomor Pohon Dalam Plot
-
20
Pemberian atribut plot contoh
Pada setiap titik pusat plot ditambahkan informasi (atribut) Informasi yang
terdiri nomor petak (compartment), koordinat titik pusat plot contoh (UTM), tipe
vegetasi, slope, elevasi, kondisi tapak, dan tahun tebang (menurut RKU).
Pembuatan titik ikat
Pada pemasangan titik ikat pada areal IUPHHK-HA PT. Roda Mas
Timber Kalimantan dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 16 lokasi kerja. Tiap
lokasi kerja tersebut dikerjakan oleh 1 regu kerja, dimana terdapat 1 titik ikat
menuju tiap lokasi kerja. Sehingga terdapat 16 titik ikat yang akan dipasang di 16
lokasi kerja. Penandaan titik ikat tersebut dilakukan dengan pemasangan patok
berupa pipa paralon 4 inchi sepanjang 2 meter yang diisi semen, dimana diberi
gundukan tanah pada pangkalnya.
C. Organisasi Pelaksana IHMB
Organisasi pelaksanaan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)
sangat diperlukan dalam memberikan kejelasan teknis kerja di lapangan
berdasarkan apa yang harus dikerjakan, Pelaksanaan kegiatan IHMB di areal
IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan dipimpin oleh seorang ketua tim
pelaksana dan staf tim pelaksana harus mengikuti Pendidikan dan Latihan IHMB
dari Kementrian Kehutanan, Pelatihan, dan Penyegaran Teknis IHMB yang
diselenggarakan oleh internal perusahaan begitu pula dengan Pelatihan
penyeragaman jenis pohon.
Pelaksana kegiatan IHMB IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber
Kalimantan yang akan dilaksanakan dengan struktur organisasi sebagai berikut:
Pelindung/ Pembina Utama : Ir. Bambang Poerwanto
Direktur utama
Pembina/ Pengarah Teknis : DR. Ir. Fadjar Pambudhi
Penanggung Jawab Umum : Ir. I Wayan Sujana
Direktur Produksi
-
21
Penanggung Jawab Pelaksana : Ir. Suherianto
Camp Manager
Bendahara : Dennis W.
Selamet
Kesekretariatan : Iche Naltamura
Mirna Is
Sriawan
Suharmadi
Seksi-seksi :
1. Rencana dan Data : Ir. Sudarto Urip Jarkasih
Muhammad Faisal S. Hut
(No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)
2. Pelaksana Lapang : Seprinda Yulianto S. Hut
(No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)
Ir. Basuki Rahmat
Dedy Irawan S. Hut
(No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)
Riyantono
3. Pemetaan : Rahmat Setiawan
Sujoko S. Hut
4. Logistik : Dwi Wahono
Helmy
5. Transportasi : Krisdiandi
Simon
Untuk kegiatan teknis di lapangan maka seksi pelaksana lapangan
dijabarkan lagi sebagai berikut :
1. Penanggung Jawab Pelaksana : Ir. Suherianto (Manajer Camp)
2. Ketua Tim Pelaksana : Muhammad Faisal S. Hut.
3. Anggota : Ir Basuki Rahmat
Dedy Irawan S.Hut
-
22
4. Surveyor Perencanaan : Sergius Salu
Epipanus Luhat
Catur Surya Widjaya
Melky
Arsani
M. Abdul Muksi
Anang
Dalam Pelaksanaan kegiatan IHMB ini digunakan 16 regu yang terdiri
dari:
1) 4 regu di Blok A (Unit I)
2) 4 regu di Blok B ( Unit II)
3) 2 regu di Blok C (Unit II)
4) 2 regu di Blok D (Unit II)
5) 4 regu di Areal Perluasan (Unit II)
Tiap regu terdiri dari 8 orang dimana anggota regu kerja lainnya berasal
dari karyawan PT. Roda Mas Timber Kalimantan sebagai Anggota Regu Kerja
dan Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman
sebagai Kepala Regu Kerja, dengan total 128 orang. Dalam persiapan pelaksanaan
kegiatan IHMB, seluruh anggota regu kerja diberi bimbingan teknis yang berupa :
1. Ikut serta dalam mengikuti DIKLAT IHMB yang diselenggarakan oleh
Departemen Kehutanan RI dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)
pada tanggal 14-19 September 2008 di Samarinda
2. Pelatihan penyegaran mengenai teknis di lapangan oleh Bapak Dr. Ir. Fadjar
Pambudi selaku Pembimbing Teknis
3. Pelatihan pengenalan dan penyeragaman persepsi mengenai jenis-jenis pohon
yang terdapat di lapangan (Februari 2009)
Untuk Regu IHMB yang terdiri dari 8 orang dengan rincian :
1. Ketua Regu (Surveyor)
2. 2 orang perintisan jalur
3. 2 orang pengenalan jenis dan pengukuran pohon
4. 2 orang pembuat plot
5. 1 orang tukang masak
-
23
Untuk pembuatan alat bantu survei seperti kurva tinggi, tabel volume total,
dan tabel berat dilakukan oleh 3 regu khusus, dimana tiap regu terdiri dari 3
orang. Dalam satu regu terdiri dari 1 orang Kepala Regu yang bersasal dari
Mahasiswa Kehutanan Universitas Mulawarman dan 2 orang asisten untuk
melakukan pengukuran yang berasal dari karyawan PT. Roda Mas Timber
Kalimantan. Selanjutnya untuk persiapannya anggota regu akan diberi bimbingan
teknis mengenai pengambilan dan pengukuran sampel lapangan.untuk pengukuran
sampel di lapangan. Untuk regu pembuat alat bantu, dengan rincian sebagai
berikut :
1. 1 regu pembuatan kurva tinggi
2. 1 regu untuk pembuatan tabel volume
3. 1 regu untuk pembuatan tabel berat
D. Pengukuran Tegakan hutan
Plot contoh yang dibuat berbentuk empat persegi panjang yang diletakkan
dalam jalur inventarisasi dengan arah Utara-Selatan dan di dalamnya terdapat
beberapa plot ukur/plot contoh yang jumlahnya tergantung dari panjang jalur
ukur. Dalam satu plot contoh terdapat 4 sub-plot contoh yang luasnya dibedakan
berdasarkan pada tingkat pertumbuhan pohon dan tingkat permudaan yang ada.
Secara terinci dijelaskan sebagai berikut :
1. Sub plot pancang
Mengukur dari titik awal plot masing-masing 10 m ke arah barat atau timur, pada
ujung sisi kiri untuk sub plot pancang berbentuk lingkaran dengan tali rafia
sepanjang 2,82 m (jari-jari plot 2,82 m). Memasang pasak pada pusat plot untuk
memasang tali rafia tersebut, lalu mengamati plot secara berputar dengan ujung
tali sebagai batas plot hingga selesai
2. Sub plot tiang
Dari titik awal plot, bentuk sub plot tiang berbentuk bujur sangkar berukuran 10 x
10 m disisi kiri jalur. Dengan bantuan tali sepanjang 10 meter sebanyak 2 buah
dan kompas, dari titik awal plot tarik tali ke arah kiri tegak lurus jalur (270) dan
searah jalur (0) lalu pasang patok.
3. Sub plot pohon kecil
-
24
Bentuk plot bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m, sepanjang 10 m sebelah barat
dan 10 m sebelah timur jalur, kemudian rintis 20 m ke utara.
4. Sub plot pohon besar
Bentuk plot persegi panjang berukuran 20 m x 125 m sebagai
perpanjangan dari sub plot kecil ke arah utara.
Gambar 1. Contoh petak IHMB pada hutan alam
Pada setiap titik awal plot 2, Plot 3 dan seterusnya, buat gundukan tanah
setinggi 0,5 m dan tegakan pancang kayu yang dicat kemudian ditempel plat
nomor ID Plot. Penomoran Plot dilakukan secara konsisten, yaitu dengan
menggunakan 7 digit misalnya B001003 artinya bahwa blok tersebut terletak pada
Blok B pada jalur 1 baris 3.
Setelah pembuatan plot dilakukan kemudian dilanjutkan dangan dengan
label penandaan pada seluruh jenis pohon, dimana pohon berdiameter 10 cm ke
atas, yaitu dengan cara :
1. Pemasangan label pohon dilakukan pada semua jenis pohon berdiameter 10 cm
ke atas yang berada pada plot contoh
2. Label pohon dipasang pada ketinggian 15 cm di atas lingkar pengukuran
diameter dan menghadap jalur
3. Label kuning untuk jenis pohon berdiameter 10-49 cm dan untuk jenis pohon
lindung, sedangkan untuk jenis pohon berdiameter 50 cm up dipasang dengan
label berwarna merah
E. Etat Luas dan Etat Volume
Perhitungan etat luas didapatkan berdasarkan data sediaan tegakan hasil
IHMB PT. Roda Mas Timber Kalimantan dan hasil zonasi areal. Pada Surat
-
25
Keputusan RKUPHHK-HA Berbasis IHMB perhitungan Etat volume berfungsi
untuk menghitung jumlah sediaan tegakan untuk 30 tahun kedepan. Dengan rotasi
tebangan untuk sistem silvikultur TPTI selama 30 tahun, maka diperoleh etat luas
dan etat volume tebangan tahunan sebagai berikut :
Etat Luas = Luas Areal Efektif Produksi TPTI / 30 tahun
Etat volume = etat luas x potensi pohon masak tebang / ha x fk x fe
Berdasarkan hasil penataan areal kerja, maka etat luas areal kerja PT. Roda
Mas Timber Kalimantan adalah sebagai berikut :
Unit I
Etat Luas HPT = Luas Areal Efektif HPT : Daur (30 tahun)
= 7.517 ha : 30 tahun
= 250,57 ha/tahun
Etat Luas HP = Luas Areal Efektif HP : Daur (30 tahun)
= 5.135 ha : 30 tahun
= 171,17 ha/tahun
Total etat luas = 421,73 ha/tahun
Unit II
Etat Luas HPT = Luas Areal Efektif HPT : Daur (30 tahun)
= 31.713 ha : 30 tahun
= 1.057,11 ha/tahun
Etat Luas HP = Luas Areal Efektif HP: Daur (30 tahun)
= 26.625 ha ; 30 tahun
= 887,50 Ha/tahun
Total etat luas = 1.944,61 ha/tahun
Total etat luas TPTI = 2.366,35 ha/tahun
Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Jatah Produksi Tahunan (JPT)
luas untuk areal yang dikelola dengan sistem TPTI adalah seluas 2.366,35
ha/tahun dimana unit 1 sebesar 421,73 ha/tahun dan etat luas unit II sebesar
1.944,61 ha/tahun. Perhitungan etat volume atau JPT dilakukan berdasarkan data
sediaan tegakan (Standing stock) hasil IHMB yang telah dilakukan perusahaan
dan telah dilakukan verifikasi oleh Tim Dinas Kehuatan Provinsi Kalimantan
-
26
Timur. Dengan menggunakan data hasil IHMB tersebut telah diperoleh besaran
etat volume dan JPT rata sebagai berikut :
Etat Volume = Volume Sediaan tegakan x fp
Daur
Etat Volume Unit I = 814.870 x 0,8
30 tahun
JPT Unit I = 21.730 m3/tahun
= Etat Volume x Fe
= 21.730 x 0,7 m3/tahun
= 15.211 m3/tahun
Etat Volume Unit II = 4.024.364 x 0,8
30 tahun
JPT Unit II = 107.316 m3/tahun
= Etat Volume x fe
= 107.316 x 0,7 m3/tahun
= 75.121 m3/tahun
Total JPT = 15.211 m3/tahun + 75.121 m3/tahun
= 90.332 m3/tahun
Pada etat volume dan etat luas pada perhitungan hasil pada RKUPHHK-
HA akan berguna sebagai pedoman perusahaan selama jangka 10 tahun kedepan
walaupun setiap tahunnya akan fluktuatif tetapi akan diusahakan untuk tetap
berada pada kisaran etat yang telah ditetapkan. Pada data RKT 2013 Pada lokasi
Unit I Peninggir pada lokasi TPTI etat luasnya yaitu 430,00 Ha/Tahun dan
mempunyai etat volume 20.156,00 m3/tahun. Pada lokasi TPTJ etat luas yang
diketahui 98,4 Ha/tahun dan mempunyatai etat volume 5.170,92 m3 /Tahun. Pada
lokasi Unit II Sei Boh hanya terdapat sistem TPTI dengan etat luas 1.801,00
ha/tahun dan mempunyai etat volume 71.079,00 m3 /tahun.
F. Pencatatan Informasi Umum dan Penyusunan Dokumen Rencana IHMB
Dalam menyusun informasi dan dokumen rencana IHMB dilakukan pada
Pencatatan informasi umum lainnya yang penting dalam mengetahui kondisi plot
pada IHMB. Semua informasi tersebut ditulis dalam tally sheet IHMB.
-
27
Penyusunan dokumen rencana IHMB memuat keadaan umum areal IUPHHK,
Rancangan Desain Plot Contoh, Struktur Organisasi, Rancangan Pengolahan, dan
Analisis Data, Rancangan Hasil Rancangan Pelaporan dan Rancangan Tata Waktu
serta lampiran berupa peta-peta yang dibutuhkan dalam kegiatan IHMB.
4.1.2 Penyusunan RKU dan RKT Rencana Kerja Usaha (RKU) PT. Roda Mas Timber Kalimantan merupakan
rencana pemanfaatan hasil hutan kayu berbasis IHMB dalam kurun perode tahun
2011-2020 dengan luasan areal konsesi sebesar 110.030 Ha. Keputusan
IUPHHK dalam hutan alam berdasarkan SK IUPHHK (SK Mentan) :
No.522/Kpts/Um/10/1973, Adendum SK IUPHHK : No.329/Kpts-IV/1986, SK
pembaharuan IUPHHK : No.96/Kpts-II/2000 dan No.SK.94/Menhut-II/2011.
RKUPHHK PT. ROMASTIKA berisikan aspek kelestarian hutan, aspek
kelestarian usaha, aspek kesimbangan lingkungan, dan aspek pembangunan sosial
ekonomi masyarakat setempat yang disetujui tanggal 24 Agustus 2011 di Jakarta
dengan nomor SK. 103/VI-BUHA/2011 dan disahkan oleh Menteri Kehutanan
Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.b. Direktur Bina Usaha Hutan Alam Ir.
M.Awriya Ibrahim, M.Sc. Sistem silvikultur yang digunakan berdasarkan IHMB
serta hasil kajian terhadap kondisi biofisik areal, peraturan perundangan yang
berlaku, dan kondisi sosial masyarakat sekitar maka diterapkan sistem Teabang
Pilih Tanam Indonesia (TPTI) berbasis Reduce Impact Logging (RIL).
Rencana Kerja Tahunan (RKT) UPHHK-HA PT Roda Mas Timber
Kalimantan didasarkan pada PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA
PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21
Agustus 2009. RKT tahun 2013 disusun berdasarkan RKUPHHK dimana sejak
sertifikasi PHPL tahun 2011 PT RMTK memiliki hak untuk melakukan
pengesahan RKT yang hanya ditandatangi oleh direktur utama tanpa harus
mengajukan ke dinas untuk melakukan checking Cruising dan pengesahan RKT.
Proses pengesahan RKT ini dimulain dengan pengajuan usulan RKT kepada
Direktur Produksi, kemudian dilakukan pengecekan kesesuaian usulan RKT
dengan kondisi lapangan hingga keluarlah nota dinas. Nota dinas ini merupakan
persetujuan atas RKT dan perbaikan yang dilakukan setelah pengecekan tersebut.
-
28
Selanjutnya dibuatlah RKT ditandatangani oleh Direktur Produksi yang kemudian
disyahkan langsung oleh Direktur Utama. RKT tahun 2013 berisi etat luas
maksimum rata-rata PT RMTK yang memiliki nilai sebesar 1.944,61 ha/tahun,
sedangkan untuk etat volume maksimum periode 2011-2020 adalah sebesar
710.788 m3. Selain itu RKT ini berisi tentang rincian target produksi, penilaian
rencana pembuatan jalan angkut, TPn, TPk yang diajukan oleh direktur produksi
serta data pokok berupa data pemegang izin dan data keadaan hutan kemudian
data pendukung lainnya berupa data realisasi RKTUPHHK-HA tahun
sebelumnya. Selain itu dilampirkan juga peta RKTUPHHK-HA, rekapitulasi LHC
block RTK tahun 2013, stuktur organisasi, target dan realisasi tebangan sejak
terbit SK IUPHHK-HA, sertifikat PHPL, FSC, RIL, CoC dan Legal Compliance.
PT. RMTK melakukan penataan areal kerja pada tahun 2013 untuk
pembuatan blok tahun 2014/2015 yang memiliki luas 3.417 Ha dan panjang 45
Km, untuk petak tahun 2014/2015 batas luar penatan adalah sepanjang 80 Km.
Sedangkan untuk Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) tahun 2013
untuk blok tebangan 2014/2015 dilakukan pada 34 unit petak , selain itu
direncanakan pula pembukaan wilayah hutan untuk pembuatan jalan cabang pada
tahun 2013 sebesar 23,69 km dengan sifat jalan tidak diperkeras. Sedangkan
pemanenan dan produksi yang dilaksanakan pada tahun 2013 terdiri dari 10 petak
dengan luas 898 Ha dan volume total 48.500 m3. Rencana tenaga kerja yang
dibutuhkan sebanyak 142 orang yang terdiri dari 41 orang tenaga teknis
kehutanan dan 101 tenaga non teknis kehutanan, selain itu dibutuhkan tenaga
teknis kehutanan yang memiliki GANIS PHPL terdiri dari 34 orang. Kegiatan
rehabilitasi berupa penanaman dan pemeliharaan tanaman pengayaan,
pembebasan pohon binaan, perlindungan dan pengamanan hutan dicantumkan
dalam RKT begitu pula dengan ketersediaan alat, pemanfaatan kayu, kegiatan
penelitian dan pengembangan, perlindungan dan pengamanan hutan.
-
29
(a) (b)
Gambar 2. (a) Buku RKUPHHK-HA, (b) Buku RKTUPHHK-HA
4.1.3 Penataan Batas, Pengukuran Areal dan Berita Acara Tata Batas
Secara administratif, areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan berada di
Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Bagun, wilayah Kabupaten
Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Areal Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan
Kayu (IUPHHK) PT. Roda Mas Timber Kalimantan ditetapkan berdasarkan SK.
Menteri Kehutanan Nomor: 96/Kpts-II/2000 dengan luas 99.520 Ha di wilayah
Peniggir dan unit 2 seluas 59.230 Ha di wilayah Long Pahangai. Areal yang
ditetapkan tersebut bersekutu dengan batas luar sebagian Hutan Produksi
S.Pahangai yang telah ditata batas pada tahun 2008. Penataan areal yang telah
dilakukan oleh PT. Roda Mas Timber Kalimantan merupkan tindak lanjut dari
Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimatan Timur No. 755.211/4521/DK-
VIII/2006 tanggal 6 September 2006. Tata batas ini dilakukan pada kedua unit
areal kerja PT Roda Mas, pada unit I tata batas dilakukan pada tahun 1993-1996
dengan panjang total 144.043,32m dan jumlah pal batas 956 buah. Sedangkan
untuk tata batas pada unit II telah dilaksanakan pada tahun 1994-2006 dengan
panjang 255.506,40 m dan jumlah pal batas sebanyak 2.123 buah. Secara
geografis areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan terletak di antara posisi
114245 - 11535 BT dan 0410 - 1410 LS, dengan batas-batas areal
sebagai berikut :
Sebelah utara : areal IUPHHK PT. Kemakmuran Berkah Timber
dan areal KBNK
-
30
Sebelah selatan: areal eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp,
areal non-IUPHHK dan areal KBNK
Sebelah barat : areal eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp dan
areal non IUPHHK
Sebelah timur: areal KBNK dan areal non-IUPHHK
Penataan batas di IUPHHK- HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan sudah
mencapai kata mufakat dan menghasilkan peta tata batas. Kemudian terjadi
penambahan luas areal konsesi pada bagian selatan dari IUPHHK Roda Mas
dengan luas 9.387,04 Ha dan saat ini sedang dilakukan tata batas pada derah
penambahan tersebut.
Gambar 3. Peta Penataan Batas Areal IUPHHK
Kendala dilapangan dari segi sosial tidak menjadi masalah karena saat
penentuan batas dilakukan dialog bersama masyarakat, selain itu jarak areal
konsesi yang cukup jauh dari perkampungan membuat masalah sosial jarang
terjadi. Untuk masalah ketenagakerjaan tim pelakasana tata batas areal IUPHHK
PT. Roda Mas Timber Kalimantan di ketuai oleh seorang ketua tim, dalam
kegiatan ini satu tim terdiri dari 1 regu, 1 regu terdiri dari 4 orang, yang terdiri
dari 2 orang dari UPTD Planologi Kehutanan Balikpapan, 1 orang dari Dinas
Kehutanan Provinsi, dan 1 orang wakil dari perusahaan.
Pal batas lapangan yang menandakan batas dari areal konsesi PT Roda
Mas terdiri dari dua jenis, yaitu pal batas papan (untuk wilayah yang riskan,
-
31
contohnya: jarak dengan masyarakat lebih dekat atau daerah yang berbatasan
dengan HPH lain). Pal batas dibuat dari kayu kelas awet I/II setempat dan ditanam
sedalam 60 cm. Pal batas jenis kedua adalah pal batas beton yang dipasang
setiap jarak 100 m. Selain itu terdapat pula tanda lain berupa pohon- pohon awet
di kiri kanan rintis batas yang dipoles cat warna merah.
(a) (b)
Gambar 4. (a) pal batas beton, (b) pal batas kayu
Kondisi pal batas yang terbuat dari papan di PT. Roda Mas berada dalam
keadaan cukup baik dengan kondisi cat yang baik dan informasi pal yang terlihat,
pemeliharaan berupa penggantian papan akan dilakukan pada papan pal batas
yang sudah rusak. Pal batas setiap 100 m berada pada kondisi baik, dengan cat
berwarna putih dan merah yang terlihat jelas, begitupun dengan informasi yang
terdapat dalam pal tersebut.Evaluasi posisi pal batas melalui pengukuran ulang
panjang antar pal batas juga dilaksanakan dengan teratur oleh bagian pembinaan
hutan. Terdapat kekurangan dalam segi perawatan, karena pal batas tersebut
cenderung dibiarkan tertutupi rerumputan. Pal yang di cek keberadaannya oleh
mahasiswa berada diutara camp pusat PT Roda Mas, Pada bagian dari areal
konsesi IUPHHK- HA tersebut areal konsesi Roda Mas lebih banyak berbatasan
langsung dengan areal konsesi PT. RKR
Pada bagian utara dari areal konsesi PT Roda Mas terdapat jalan koridor
yang digunakan oleh PT. RKR dan PT. Roda Mas, sesungguhnya jalan ini milik
PT. Roda Mas sehingga dalam penggunaannya PT RKR harus membayar kepada
PT.Roda Mas. Selain pal batas terdapat pula papan pengumuman berbentuk empat
-
32
persegi pajang yang dipasang di tempat-tempat strategis atau maksimum setiap
jarak 1.000 meter antara satu papan pengumuman dengan papan lainnya.
Gambar 5. Papan pengumuman areal IUPHHK
Berita acara tata batas berisikan tentang nama penanggung jawab dalam
acara tata batas ini kemudian dasar dan pedoman yang digunakan dalam
pengukuran tata batas (SK,Surat Perintah tugas, peta kerja penataan batas) , tata
waktu, dan hasil pengukuran pelaksanaan penataan batas (no. pal, azimut, jarak
datar, jumlah pal batas dan keterangan mengenai posisi pal batas yang perlu
diketahui lebih lanjut contohnya berupa pal batas yang berada di tepi sungai
mahakam.
4.1.4 Penataan Areal Kerja, Penentuan Tata Ruang, Penggunaan Lahan, Pembagian Blok, dan Petak Tebang
Penataan areal kerja merupakan kegiatan penataan areal ke dalam blok dan
petak kerja tahunan berdasarkan RKUPHHK dan RKTUPHHK. Berdasarkan hasil
penataan areal kerja dan penataan ruang didapatkan pembagian kelas hutan untuk
tujuan produksi dan kelas hutan bukan untuk tujuan produksi. Kelas hutan untuk
tujuan produksi selanjutnya akan dibagi kedalam blok dan petak-petak kerja.
Sedangkan kelas hutan bukan untuk tujuan produksi adalah areal-areal yang harus
dialokasikan karena ditetapkan sebagai kawasan lindung di dalam hutan produksi
dan areal-areal tidak efektif untuk produksi untuk penunjang kegiatan pengelolan
hutan. Penataan areal kerja ini dilakukan sesuai dengan kapasitas fungsi optimal
kawasan berkaitan dengan karakter biofisik kawasan. Berdasarkan hasil penataan
areal kerja diketahui luas total areal layak kelola unit II adalah sebesar 69.740 Ha,
yang terdiri atas areal lindung seluas 7.617 Ha, areal tidak efektif seluas 2.467 Ha.
-
33
Untuk luas areal produksi efektif adalah 59.706 Ha yang terbagi atas areal efektif
berhutan dan tidak berhutan. Total luas area efektif berhutan PT. Roda Mas adalah
sebesar 58.338 Ha. Areal tidak berhutan ditujukan untuk rehabilitasi lahan,
sedangkan area berhutan terbagi kembali menjadi hutan produksi terbatas dan
hutan produksi.
Dalam areal PT. Roda Mas ada beberapa wilayah yang dikeluarkan dari
areal yang dapat dimanfaatkan dalam hal ini khususnya daerah dengan nilai
konservasi, budaya dan sosial.contohnya adalah kawasan Cagar Budaya berupa
Goa Tengkorak, lokasi Sarang Burung Walet di hulu sungai Kentai dan batas
areal perladangan di hulu sungai Betutung untuk masyarakat.
Berita acara penandaan batas kawasan cagar budaya goa tengkorak
Berita acara tata batas ini diawali dengan pengukuran azimuth, kemudian
jarak lapangan dan kelerengan dengan diikuti penandaan dan pengecatan batas.
Setelah itu dilakukan pengukuran ulang mengelilingi goa dengan jarak 50 m dari
kaki goa berupa polygon tertutup. Titik- titik ikat tersebut kemudian dimasukan ke
dalam GPS ditracking ulang.
Berita acara kesepakatan bersama penetapan batas lokasi sarang burung
walet
Berita acara ini berisi kesepakatan antara dua pihak. Pihak pertama berasal
dari PT. Roda Mas yaitu Ir. Suherianto selaku Camp. Manager. Pihak kedua
berasal dari masyarakat pemilik Goa sarang walet yang kepemilikannya diakui
turun- temurun. Mufakat dari kedua pihak menghasilkan ketentuan- ketentuan:
1. Pihak pertama dan pihak kedua bersama- sama mengakui keberadaan
lokasi Goa Sarang Burung Walet dalam arean pengelolaan IUPHHK- HA
Romastika
2. Pihak pertama dan kedua menyepakati luas areal goa yang telah ditandai
di lapangan,yaitu dengan radius 500 meter dari kaki goa. Luas yang
diperoleh dari hasil pengukuran luas ini adalah sebesar 218,80 ha.
3. Pihak pertama menyatakan tidak akan melakukan aktivitas pengelolaan
hutan di dalam lokasi Goa sarang burung walet
-
34
4. Pihak kedua sepakat bahwa akan menjaga kondisi hutan di dalam Goa
sarang burung walet tetap utuh, serta menyepakati bahwa tidak akan
melakukan aktivitas-aktivitas perambahan, perladangan, dan penebangan
liar dalam areal UPHHK- HA Romastika.
Berita acara kegiatan penandaan batas areal perladangan hulu sungai
Betutung
Metode pelaksanaan diawali dengan pengukuran, jarak lapangan dan
diikuti penandaan dengan mengelilingi areal perladangan. Dari hasil pengukuran
didapatkan luas 50,41 ha untuk total areal perladangan milik masyarakat yang ada
di hulu sungai Betutung. Penandaan areal ini melibatkan bagian pembinaan hutan
tanpa tanda tangan persetujuan dengan masyarakat pemilik ladang.
Penataan Areal Kerja dilakukan pada ET-1 dari waktu dilaksanakannya
penebangan. Penataan Areal Kawasan tidak lagi dilakukan pada areal konsesi
hutan PT Roda Mas Unit I di daerah peninggir dikarenakan terdapat konflik
dengan masyarakat desa mengenai masalah pemanfaatan hasil hutan. Konflik
tersebut kini masih dalam tahap penyelesaian konflik dengan bantuan dari pihak
ketiga. Penataan Areal Kerja dilakukan pada Unit II wilayah kerja PT Romastika.
Dalam satu regu pelaksana PAK terdiri dari 8 orang yang terdiri dari satu orang
ketua tim sekaligus sebagai pembaca helling, satu orang pembaca kompas, dua
orang perintis, dua orang juru ukur, satu orang pemberi label, serta satu orang juru
masak. Tim ini memiliki prestasi kerja per hari yang bergantung pada medan yang
ditempuh, apabila medan yang ditempuh berat maka prestasi kerja satu tim adalah
2 km, sedangkan apabila medan yang dijalani tidak berat maka prestasi kerja per
hari dapat mencapai 4 km. Penataan blok tebangan perlu diperhatikan dengan
seksama dan dilakukan dengan tingkat keakuratan yang tinggi karena berkaitan
dengan luas areal tebangan yang diperbolehkan setiap tahunnya, sedangkan untuk
petak dapat dilakukan dengan lebih fleksibel tergantung keadaan biofisik kawasan
tersebut. Umumnya ukuran satu petak adalah 1 km x 1 km, atau minimal luasan
yang diperbolehkan sebesar 50 Ha dan maksimal luas wilayah yang diperbolehkan
adalah 150 Ha. Dalam deliniasi petak juga dapat menggunakan batas alam,
contohnya sungai atau alur. Hasil dari PAK ini kemudian akan dipetakan dan
-
35
dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan ITSP. Berikut merupakan peta
sketsa hasil dari kegiatan PAK yang akan dijadikan acuan untuk ITSP.
Gambar 6. Peta rencana ITSP hasil kegiatan PAK
Penataan areal kerja yang dilakukan untuk blok tebangan 2013 dilakukan
pada tahun 2012 membagi areal kerja unit II ke dalam blok RKT 2013 dengan
luas 1.841 Ha dan panjang 21,08 Km sedangkan untuk panjang tata batas petak
adalah sebesar 25,58 Km. Hasil potensi hutan yang terlihat dari areal yang di PAK
ini kemudian disesuaikan dengan jatah tebang tahunan sehingga pada RKT 2013
yang disyahkan hanya terdiri dari 10 petak tebang dan 1 petak carry over. Berikut
ini adalah gambar pembagian blok tebangan dan petak kerja untuk PT. Roda Mas
Timber Kalimatan.
Gambar 7. Pembagian Blok dan Petak Tebang di PT. Roda Mas
-
36
4.1.5 Inventarisari Tegakan Sebelum Penebangan ( ITSP ) Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatan
pencatatan, pengukuran, dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan
intensitas 100% untuk pohon niagawi dan pohon yang dilindungi sesuai ketentuan
yang berlaku. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dan potensi
tegakan hutan yang akan ditebang. ITSP di PT RMTK dilakukan 1 tahun sebelum
diadakan penebangan. Informasi yang diperoleh dari laporan ITSP akan
digunakan dalam penyususnan RKTUPHHK. ITSP pada PT. Roda Mas dilakukan
dengan systematic line plot sampling with random start. Pada kegiatan ITSP
dilakukan penandaan pada pohon yang akan ditebang, pohon dilindungi dan
pohon inti. Pada pohon yang akan ditebang diberi tanda dengan label merah yang
berisi informasi nama perusahaan, petak tahun, nomor petak, jenis pohon, nomor
pohon dan diameter, kemudian pohon inti dan pohon yang dilindungi diberi tanda
label kuning. Pendataan pada label terdiri dari nama perusahaan, tahun RKT, no.
Petak, no. Pohon, jenis, diameter, dan tinggi bebas cabang yang kemudian dicatat
pada tally sheet.
Terdapat 2 macam tally sheet lapangan untuk ITSP yaitu tally sheet data
pohon dan tally sheet kondisi lapangan
(a) (b)
Gambar 8. (a) Tally sheet data pohon , (b) Tally sheet kondisi lapangan
Tally sheet data pohon berisi nomor PU atau stasiun, nomor pohon, jenis
pohon, diameter pohon, tinggi dan cacat pohon. Sedangkan untuk tally sheet
kondisi lapangan berisi informasi tentang nomor stasiun atau titik ikat lapangan,
azimuth, jarak miring, jarak datar, helling dan keterangan spesifik tentang kondisi
lapangan, contohnya daerah berbatu, atau daerah perlintasan satwa. Kedua tally
-
37
sheet ini digunakan secara sinergis untuk megetahui data-data pohon yang telah
diinvetarisasi sekaligus keadaan lapangan dimana pohon- pohon tersebut berada.
Pengukuran ITSP untuk tahun 2013 dilakukan pada tahun 2012 dengan
jumlah petak sebanyak 14 dan luas 1.841 Ha. Data yang didapat dari hasil ITSP
adalah nomor pohon, nama jenis, diameter, tinggi, volume, dan status pohon
(contohnya pohon inti atau pohon panen). Data tersebut lalu direkap berdasarkan
kelompok (kelompok meranti, kelompok rimba campuran, kelompok kayu indah,
dan kelompok kayu dilindungi) dengan jenis pohon, kelas diameter. Data yang di
rekap berupa jumlah batang, volume dan volume total. Kemudian hasil rekapan
ITSP yang berada pada bagian perencanaan ini dilaporkan pada Ass. Manajer
Perancanaan Hutan.
Untuk kebutuhan FSC kayu non komersil hasil ITSP juga dibuat listnya.
Sesuai dengan syarat FSC yaitu pohon last known species yang berpotensi di masa
depan perlu diketahui dan dilakukan pencatatan terhadapnya. Pada PT Roda Mas
yang termasuk last known species adalah jenis buan, simpur, terap, keranji,
kempas, benuang, agathis, dan anggi/sindur. Hasil timber cruising di ITSP adalah
LHC. Dalam LHC terdapat seluruh potensi kayu di IUPHHK. Penebangan hanya
akan dilakukan pada pohon dengan diameter 50 cm. Berikut adalah contoh
rekap data hasil timber cruising untuk petak 9 pada blok tebang tahun 2013.
Tabel 5. Timber cruising petak 9 pada blok tebangan tahun 2013
-
38
Berdasarkan hasil LHC petak 9 didapatkan jumlah pohon yang memiliki
diameter 50 cm sebanyak 1.670 pohon dengan voleme total 15.936,51 m3.
Sedangkan pohon yang memiliki diameter tersebut tidak semuanya dapat ditebang
karena masih terdiri atas pohon dilindungi, dan beberapa jenis pohon non
komersil yang tidak ditebang atau ditinggalkan. Pada hasil rekap ITSP tahun 2012
pada RKT tahun 2013 terlihat bahwa terdapat 21.680 pohon komersil yang layak
tebang dengan volume 183.791,38 m3, untuk pohon dilindungi terdapat 1.301buah
pohon dengan volume total 6.216,76 m3. Sedangkan untuk pohon inti yang akan
ditebang pada daur berikutnya memiliki jumlah 15.868 pohon dengan jumlah
21.787,99 m3
Praktek yang juga dilakukan oleh mahasiswa adalah pemeriksaan
kesesuaian label hasil timber cruising antara label di bontos dan label pada
tunggak. Pada pemeriksaan ini sebanyak 20% tidak memiliki data yang sesuai
dengan hasil timber cruising, hal ini diakui oleh perusahaan sebagai kendala di
lapangan yang dihadapi akibat human error. Selain data- data tersebut pada saat
ITSP berlangsung, dilakukan pula pencatatan mengenai hasil hutan non kayu
seperti rotan dan sarang walet. Selain itu dilakukan pula pencatatan jejak hewan
atau tanda-tanda yang ditinggalkan oleh hewan dan situs-situs budaya, namun
inventarisasi lanjut belum dilakukan sehingga membutuhkan kajian lebih lanjut.
4.1.6 Perhitungan Faktor Eksploitasi Perhitungan faktor eksploitasi dilakukan mahasiswa PKL dalam rangka
sebagai bentuk kontribusi kepada PT. Roda Mas Timber Kalimantan. Faktor
eksploitasi (Fe) adalah efektivitas penebangan yang besarnya berkisar antara 0,7
sampai dengan 0,9 yang ditetapkan berdasarkan kemampuan pemegang Izin
Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan izin lainnya yang sah (ILS)
untuk menekan limbah dalam suatu kegiatan penebangan/pemanenan pohon
(KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 126/KPTS-II/2003).Faktor
eksploitasi merupakan hasil dari perbandingan antara volume kayu yang dapat
dimanfaatkan dengan volume kayu berdiri (m) hingga batas cabang pertama.
Perhitungan Fe sesungguhnya perlu dilakukan setiap tahun untuk
mengetahui seberapa besar tingkat pemanfaatan kayu dan limbah yang
-
39
ditinggalkan sebagai bagian dari penerapan RIL yang telah dilaksanakan yang
sekaligus dapat dijadikan bahan pertimbangan penentuan JPT (Jatah Penebangan
Tahunan). Faktor eksploitasi ini berperan penting dalam produksi tahunan
sehingga dibutuhkan perlakuan penebangan yang baik agar kayu hasil produksi
dapat dimanfaatkan dengan optimal, apabila ditilik dari rumus baku
perhitunganjatah penebangan tahunan, maka semakin tinggi nilai Faktor
eksploitasi maka akan semakin tinggi pula jatah tahunan yang diperbolehkan
untuk sebuah pengusahaan hutan.
Adapun prasyarat yang dibutuhkan dalam usaha untuk meningkatkan nilai
faktor eksploitasi, yakni faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis meliputi
Sumber Daya Manusia; keahlian personil (tata cara penebangan, koordinasi antar
penebangan, penyaradan, dan juru ukur); jumlah personil dan pengorganisasian
personil dan jumlah alat; dan reduksi limbah dengan pemanfaatan limbah
(sortimen kecil dapat dijadikan perahu dan sortimen kecil yang ukurannya tidak
masuk dalam pasar dapat dijadikan kayu bakar). Faktor non- teknis meliputi
topografi daerah penebangan, musim saat diakukan penebangan, dan kerapatan
vegetasi yang dapat berdampak pada kerusakan hasil tebangan dan mengurangi
volume kayu komersil.
Pengkuran dan pencatatan dimensi pohon ini dilakukan untuk
mengetahui tingkat Faktor ekspolitasi penebangan yang dilakukan di PT Roda
Mas Timber kalimantan dengan limbah kayu hasil penebangan yang diamati di
lapangan adalah sisa-sisa hasil pemanenan kayu yang dimensinya masih dapat
dimanfaatkan namun dalam pelaksanaannya bagian ini dibuang. Limbah yang
ditemukan pada lokasi penebangan PT RMTK berupa potongan kayu berdiameter
layak dimanfaatkan namun tidak diambil karena terdapat mata kayu atau cacat
lain di dalamnya.
Pemilihan pohon contoh dilakukan secara purposive yaitu mengikuti
kegiatan yang tengah berlangsung di lapang. Pengukuran dilakukan di Tpn yang
berlokasi di petak II.12 dengan perlakuan yang diberikan kepada pohon yang
sudah rebah. Pengukuran dibagi menjadi 3 sub ukur, yaitu pengukuran yang
dilakukan pada bagian tunggak, bagian batang komersil, dan bagian yang terdapat
cacat kayu di dalamnya hingga batas cabang pertama.
-
40
Bagian Tunggak
Pengukuran dimensi yang dilakukan adalah diameter dan tinggi tunggak.
Diameter yang diukur adalah diameter terbesar dan diameter terkecil dari sebuah
tunggak. Rumus yang digunakan untuk menafsir volume limbah tunggak adalah:
V = (
Keterangan:
V= volume pohon (m)
= konstanta (3,14)
d1= diameter terbesar (cm)
d2= diameter terkecil (cm)
t= tinggi pohon (m)
Bagian dengan Cacat Kayu
Limbah pada bagian potongan yang terdapat mata kayu ini dihitung
mengunakan rumus sortimen Brereton:
V = (
Keterangan:
= konstanta (3,14)
du = diameter ujung (cm)
dp = diameter pangkal (cm)
t = panjang cabang kayu (m)
Pengukuran Volume Batang Komersil
Pengukuran volume batang komersil dilakukan dengan menggunakan rumus
baku Brereton untuk sortimen kayu:
V = (
-
41
Keterangan:
= konstanta (3,14)
du = diameter ujung (cm)
dp = diameter pangkal (cm)
t = panjang sortimen kayu (m)
Perhitungan Faktor Eksploitasi
Perhitungan faktor eksploitasi dilakukan dengan rumus:
Fe =
Keterangan:
Fe = Faktor eksploitasi
Vp = Volume pohon yang diproduksi dari pohon yang ditebang
sampai dengan Tpn (m3)
Vph = Volume batang pohon berdiri sampai dengan cabang
utama (m3)
Perhitungan Faktor eksploitasi pada PT. Roda Mas dilakukan pada 7
pohon contoh yang telah ditebang pada petak II.12. Untuk mendapatkan nilai Fe
maka volume pohon dibagi menjadi volume bagian tunggak, batang komersil,
bagian yang dapat dimanfaatkan namun tidak dimanfaatkan akibat terdapat mata
kayu atau cacat kayu lainnya. Berikut merupakan tabel rekapitulasi data
perhitungan faktor eksploitasi PT.Roda Mas Timber Kalimantan.
-
42
Tabel 6.Hasil perhitungan faktor eksploitasi
No.
No.
Pohon
Jenis
Pohon
Volume (m3)
Volume
Komersil
di Tpn
(m3)
Volume Pohon
Berdiri- Cabang
Pertama
(m3)
Bagian
Tunggak
Batang
Komersil
Bagian
Cacat
Kayu
1 594 Mr 1,29 9,53 1,34 9,53 12,16
2 980 Ker 0,54 7,67 1,08 7,67 9,30
3 942 Mr 0,20 7,44 15,56 7,44 23,20
4 853 Mr 0,82 13,64 0,68 13,64 15,14
5 574A Kap 1,66 8,27 1,22 8,27 11,15
6 574B 6,33 6,33 6,33
7 594 Mr 1,29 9,53 1,34 9,53 12,16
TOTAL 60,32 86,69
Ket: Mr = meranti, Ker = Keruing, dan Kap= kapur
Berdasarkan data tersebut dilakukan perhitungan Faktor eksploitasi
menggunakan rumus:
Fe =
Fe = 60,32 (m3)/ 86,69(m3)
= 0,7
4.2. Pembinaan Hutan Pembinaan hutan merupakan kegiatan yang meliputi Inventarisasi Tegakan
Tinggal, Persemaian, Penanaman, dan Pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan
setelah melaksanakan kegiatan penebangan.
4.2.1 Iventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) Salah satu kegiatan tata usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang
dilaksanakan pemegang izin UPHHK adalah menghasilkan produksi kayu bulat
dengan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian dalam setiap tahapan kegiatannya.
-
43
Kegiatan penebangan dan penyaradan menimbulkan kerusakan terhadap lantai
hutan,tegakan tinggal, dan berbagai jenis permudaan yang ada di sekitar lokasi
pemanenan. Untuk mengetahui berapa besar kerusakan tegakan maka dilakukan
inventarisasi tegakan tinggal. Maksud dari kegiatan ITT ini adalah untuk
mengetahui jumlah, jenis, mutu pohon inti dan permudaan serta untuk mengetahui
jumlah jenis jumlah pohon inti yang rusak dan tingkat kerusakan masing- masing
pada petak kerja, setelah kegiatan pemanenan kayu. Selain itu ITT juga digunakan
untuk mengetahui lokasi dan luas tempat-tempat terbuka dan menaksir masa
tegakan tinggal untuk memproyeksikan hasil dan etat tebangan.
Inventarisasi tegakan tinggal yang ada di PT. Roda Mas Timber
Kalimantan tidak lagi menggunakan survey terestrial melainkan menggunakan
perhitungan antara jumlah total pohon panen komersial dikurangi pohon yang real
ditebang di lapangan. Sehingga tegakan tinggalnya merupakan hasil dari selisih
kedua nilai tersebut. Perhitungan tegakan tinggal ini diawali dengan
membandingkan antara jumlah pohon panen komersil pada Laporan Hasil
Cruising dengan Laporan Hasil Pemanenan (LHP). Selisih antara jumlah pohon
panen komersil tersebut kemudian dijadikan patokan untuk rencana rehabilitasi
tegakan pasca pemanenan. Selain itu posisi dari pohon yang tertinggal dapat
dilihat melalui Software ArcView GIS 3.3. Berikut ini adalah gambar tegakan
tinggal yang didapatkan dari layer pohon dan layer region petak yang dipetakan.
Petak tebangan yang dipetakan diambil dari RKT tahun 2012, yaitu petak II.17
yang memiliki luas 6870 Ha. Simbol lingkaran putih menggambarkan pohon
panen komersil yang telah dipanen dan simbol lingkaran kuning menggambarkan
pohon panen komersil yang ditinggalkan.
-
44
Gambar 9. Peta persebaran pohon yang ditebang dan tidak ditebang pada petak II.17
Inventarisasi tegakan tinggal sebagai dasar penanaman kembali juga dapat
dipantau melalui monitoring dan evaluasi terhadap panjang jalan sarad yang
terlaksana dan luas Tpn yang ada, data tersebut kemudian digunakan untuk
memperkirakan banyaknya bibit yang akan ditanam.
4.2.2 Persemaian Lokasi persemaian RT. Roda Mas terletak di sekitar sungai Dengan yang
luasnya 1 ha dengan jumlah bedeng 29 buah dengan 26 buah bedeng sapih yang
berkapasitas 82.000 batang dan 3 buah bedeng tabur serta terdapat tempat
karantina. Terdapat pula greenhouse yang memiliki fungsi tempat persemaian
bagi bibit- bibit yang riskan untuk dimakan oleh serangga atau hewan lainnya,
contohnya adalah bibit durian. Tidak jauh dari tempat persemaian terdapat kebun
pangkas dengan luas 0.5 ha dan jumlah bedeng 45 buah yang berisikan jenis
meranti (shorea. Spp).
-
45
(a) (b) Gambar 10. (a) Plang Persemaian, (b) Kebun Pangkas
Kapasitas Keseluruhan adalah 87000 buah bibit dengan jenis-jenis
bibitnya terdiri dari meranti, kapur, tengkawang, merbau, durian dan mahoni.
Cara pengambilan bakal bibit diambil didalam petak hutan yang memiliki potensi
anakan yang tinggi dan dari jenis pohon plus. Adapun spesifikasi jumlah bibit
yaitu :
1. Leprosula ada 15.030 cabutan
2. Akumina ada 14.010 cabutan
3. Majau ada 10.820 cabutan
4. Seminis ada 1.260 cabutan
5. Kapur ada 990 cabutan
6. Agathis ada 710 cabutan
7. Keruing ada 1500 cabutan
8. Tengkawang 236 cabutan
9. Jabon 173 cabutan
10. Cacao 1.370 cabutan
11. Semitiana 1420 cabutan
Dengan itu total keseluruhan pengadaan bibit ada 49289 cabutan. Untuk
pemeliharaan jumlah bibit siap tanam sebesar 12