Laporan Pkl Muhammad Ismail

download Laporan Pkl Muhammad Ismail

of 116

description

ini mah iseng aja cuma upload biar bisa download file lain dari sini, hahahaha maaf ya nyampah disini, kan ga bayar ini jadi bodo amat hahshdhasdaasdasdaasdasdasdadadas ADASDA D SAD AD ASD ASD ASD AD AD ASD

Transcript of Laporan Pkl Muhammad Ismail

  • LAPORAN KEGIATAN PRAKTEK KERJA LAPANG

    DI IUPHHK-HA PT. RODA MAS TIMBER KALIMANTAN

    KALIMANTAN TIMUR ( 2 Maret 27 April 2013)

    Oleh :

    MUHAMMAD ISMAIL

    E14090108

    DEPARTEMEN MANAJEMEN HUTAN

    FAKULTAS KEHUTANAN

    INSTITUT PERTANIAN BOGOR

    2013

  • iiiii

    KATA PENGANTAR

    Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena

    atas rahmat dan karuniaNya penyusunan laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang

    (PKL) ini dapat diselesaikan dengan baik. PKL merupakan suatu rangkaian

    kegiatan penerapan ilmu pengetahuan kehutanan secara langsung di lapangan,

    dimana mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, dan

    analisis dan merumuskan masalah di lapangan yang mencakup seluruh aspek

    pengelolaan hutan, sehingga dapat memberikan gambaran bagaimana penerapan

    di lapangan atas teori-teori yang dipelajari selama ini serta membekali mahasiswa

    dengan pengetahuan, pengalaman, dan keterampilan yang cukup untuk dapat

    menjawab tantangan masa depan kehutanan Indonesia. PKL ini dilaksanakan di

    areal Izin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu-Hutan Alam (IUPHHK-HA) PT.

    Roda Mas Timber Kalimantan, Kalimantan Timur yang berada di wilayah

    Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur dan

    dilakukan selama 2 bulan.

    Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada kedua

    orang tua dan adik terkasih atas doa, kasih sayang, dan motivasi yang diberikan

    sehingga kegiatan PKL ini dapat terlaksana atas partisipasi dari banyak pihak.

    Untuk itu penulis juga menyampaikan terima kasih kepada:

    1. Prof. Dr. Ir. Bambang Hero Saharjo, M.Agr selaku Dekan Fakultas

    Kehutanan IPB yang telah memberi kesempatan melaksanakan Praktek Kerja

    Lapang (PKL)

    2. Dr. Ir. Didik Suhardjito, MS selaku Ketua Bagian Manajemen Hutan

    Fakultas Kehutanan IPB atas arahan dan bimbingannya

    3. Dr. Ir. Gunawan Santosa, MS, Dr. Ir. Leti Sundawati, M.Sc.F, dan Dr. Ir.

    Muhdin, M.Sc.F.Trop selaku Koordinator Praktek Kerja Lapang 2012 Bagian

    Manajemen Hutan Fakultas Kehutanan IPB atas arahan dan bimbingannya

    4. Dr. Nining Puspanigsih, Msi. Atas bimbingan dan arahannya

    5. Prof. Dr. Ir. Nengah Surati Jaya, MS atas bantuan dan bimbingannya

    6. Ir. I Wayan Sujana selaku Direktur Utama PT. Roda Mas Timber Kalimantan,

    Kalimantan Timur

  • ii

    7. Ir. Bakhrizal Bakri, MS selaku Direktur Produksi PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan, Kalimantan Timur

    8. Ir. Suherianto selaku Camp Manager PT. Roda Mas Timber Kalimantan,

    Kalimantan Timur

    9. Ir. Basuki Rachmat selaku Deputy Camp Manager PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan, Kalimantan Timur

    10. Seluruh Kepala Bagian dan Kepala Seksi PT. Roda Mas Timber Kalimantan,

    Kalimantan Timur yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu

    11. Seluruh staf, karyawan PT. Roda Mas Timber Kalimantan, Kalimantan Timur

    dan Keluarga Long Bagun yang membuat PKL ini menjadi lebih

    menyenangkan

    12. Teman satun tim PKL, Dewi Supriyo Putri, Riadi Antasa, Geanisa Vianda,

    dan Ahadian Rakhmadi atas kerjasama dan dukungannya selama berada di

    lokasi praktek

    13. Berbagai pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah

    membantu terselenggaranya kegiatan Praktek Kerja Lapang.

    Penulis menyadari bahwa laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini

    masih memiliki banyak kekurangan. Untuk itu penulis sangat terbuka untuk kritik

    dan saran yang membangun dari berbagai pihak. Besar harapan penulis bahwa di

    dalam segala kekurangannya, laporan kegiatan Praktek Kerja Lapang ini dapat

    memberikan kontribusi bagi kemajuan ilmu pengetahuan.

    Camp Sei Boh, April 2013

    Penulis

  • iii

    DAFTAR ISI

    Halaman

    KATA PENGANTAR.. i DAFTAR ISI........................ iii DAFTAR TABEL vii DAFTAR GAMBAR viii DAFTAR LAMPIRAN x BAB I. PENDAHULUAN........................ 1

    1.1. Latar Belakang...................... 1

    1.2. Tujuan...................... 2

    BAB II. KONDISI UMUM LOKASI PRAKTEK........................ 3 2.1. Letak Geografis dan Luas ................. 3 2.2. Topografi........................................3 2.3. Geologi dan Tanah ................ 3 2.4. Iklim.......................................................... ........... 4 2.5. Hidrologi................ 4 2.6. Fungsi Hutan.. 4 2.7. Kondisi Penutupan Lahan.. 5 2.8. Potensi Hutan. 5 2.9. Ketenagakerjaan. 5 2.10. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat. 5 2.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat... 7

    2.11.1. Pendidikan..................................8

    2.11.2. Kesehatan....... 8

    BAB III. MATERI DAN METODE PRAKTEK.. 10 3.1 Materi Praktek 10 3.2 Metode Praktek.......................... 15 3.3 Waktu Pelaksanaan................ 16

  • iv

    3.4 Lokasi Praktek 16

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN........................ 17 4.1 Perencanaan Hutan........................................................... ........... 17

    4.1.1 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) 17

    A. Ruang Lingkup Wilayah............................... 17 B. Penentuan Plot Contoh.......................... 17 C. Organisasi Pelaksana IHMB......................... 20 D. Pengkukuran Tegakan Hutan........................ 23 E. Etat Luas dan Etat Volume............................ 24 F. Pencatatan Informasi Umum dan Penyusunan

    Dokumen Rencana IHMB .................................... 26 G. Penyusunan RKU dan RKT...... 27

    4.1.2 Penataan Batas, Pengukuran Areal dan Berita Acara Tata Batas 29

    4.1.3 Penataan Areal Kerja, Penentuan Tata Ruang, Penggunaan Lahan, Pembagian Blok, dan Petak Tebang. 32

    4.1.4 Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)...................................... 36

    4.1.5 Perhitungan Faktor Eksploitasi................................... 38 4.2. Pembinaan Hutan 42

    4.2.1. Inventarisasi Tegakan Tinggal................ 42 4.2.2. Persemaian.............................. 44 4.2.3. Penanaman dan Pemeliharaan.................................... 46

    4.3. Sosial, Ekonomi, Lingkungan, dan Budaya.................... 48

    4.3.1. Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (DAS) dan Rehabilitasi Lahan........................................... 48

    4.3.2. Perhitungan Laju Erosi dan Pengendaliannya sebagai Langkah Rehabilitasi Lahan......... 49

    4.3.3. Perlindungan Hutan .......................... 52

    4.3.4. Pengembangan Masyarakat Desa Hutan...... 56

    A.Sebaran Lokasi Kampung Sekitar Areal Kerja...... 56

    B.Jumlah Penduduk Kampung-Kampung di Sekitar Areal IUPHHK PT RODA MAS UNIT II............. 57

  • v

    C. Agama.....................................................................58

    D. Aktivitas Perekonomian..58

    E. Kalender Musim......................................................59

    F. Kelola Sosial............................................................59

    G. Konflik Sosial.........................................................61

    H. Perspsi Masyarakat dan Dampak Sosial.................62

    I. Perbaikan Pengelolaan Dampak Sosial....................64

    4.3.5 Sosial dan Budaya...........................................................65

    4.4. Produksi....................................................................................................68

    4.4.1. Rencana dan Pelaksanaan PWH....................................68

    A. Pertimbangan Mengenai Lokasi TPN,TPK,

    Base Camp, Trase Jalan, Culvert dan

    Jembatan.................................................................68

    B. Rencana Jaringan Jalan Angkutan, Pembuatan Jalan Angkutan dan Klasifikasi Jalan Angkutan71

    C. Sistem Logging, Teknik RIL, dan Pemeliharaan Jalan Angkutan......................................................74

    4.4.2 Teknik Pemanenan Kayu...............................77

    A. Teknik dan Produktivitas Penebangan....................77

    B. Teknik dan Produktivitas Penyaradan.....................79

    C. Scaling dan Grading................................................80

    D. Teknik dan Produktivitas Muat Bongkar................82

    E. Tenik dan Produktivitas Pengangkutan...................83

    F. Kapasitas dan Kegiatan di TPn dan TPK................83

    G.Teknik dan Produktivitas Perakitan Kayu dan Kendala pada Perakitan Kayu..................................84

    4.4.3 Manajemen Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu..................87

    A. Pembuatan Jalan Sarad...........................................87

    B. Kebutuhan Peralatan Logging; Alat Tebang; Alat Sarad; Alat Muat Bongkar; Alat Angkut; Alat Pembukaan Jalan...................................................88

    C. Logistik dan Perawatan............................................90

    D. Tata Usaha Kayu.....................................................93

  • vi

    E. Sistem Pengupahan dan Sistem Pemasaran

    Kayu.........................................................................96

    F. Keselamatan dan Kesehatan Kerja...........................97

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN......100 5.1. Kesimpulan..100

    5.2. Saran101

    DAFTAR PUSTAKA.......102 LAMPIRAN.................103

  • vii

    DAFTAR TABEL

    Halaman Tabel 1 Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa-desa sekitar areal kerja

    PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II.............................. 6

    Tabel 2 Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa-desa sekitar areal Kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II............................ 6

    Tabel 3 Jumlah sekolah di kampung sampel sekitar areal PT. RMTK ........... 8

    Tabel 4 Sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar areal PT RMTK Unit II........................................................................ 9

    Tabel 5. Timber cruising petak 9 pada blok tebangan tahun 2013............................ 37

    Tabel 6 Hasil perhitungan faktor eksploitasi........................................................ 42

    Tabel 7 Klasifikasi tingkat laju erosi Ditjen Reboisasi dan Rehabilitasi Lahan........................................................................................................ 50 Tabel 8 Alat pemadam kebakaran PT.Roda Mas Timber Kalimantan........... 54 Tabel 9. Kemajuan regu satgas pemadam kebakaran hutan................................... 55

    Tabel 10 Jumlah Penduduk Kampung-Kampung di Sekitar Areal IUPHHK PT RODA MAS UNIT II............................................................................... 57

    Tabel 11 Rencana pembuatan jalan IUPHHK PT. Roda Mas Timber Kalimatan Unit I Periode Tahun 2011- 2020............................................................ 73 Tabel 12 Rencana pembuatan jalan IUPHHK PT. Roda Mas Timber Kalimatan Unit II Periode Tahun 2011- 2020.......................................................... 73 Tabel 13 Realisasi PWH tahun 2012 berupa pembuatan jalan angkutan kayu s/d Desember 2012 Unit II Sei Boh............................................................ 74 Tabel 14 TABEL ALSIN/ ALBERT LOGGING...................................................... 88

  • viii

    DAFTAR GAMBAR

    Halaman Gambar 1 Contoh petak IHMB pada hutan Alam...............................................24 Gambar 1 (a) RKUPHHK-HA Periode .............. 29

    (b) RKTUPHHK_HA Periode....................................................... 29 Gambar 2 Peta Penataan Batas Areal IUPHH............. 30 Gambar 3 (a) Pal Batas Beton............................. 31

    (b) Pal Batas Kayu......................................................................... 31 Gambar 4 Papan pengumuman areal IUPHHK ...................................... 32 Gambar 5 Peta rencana ITSP hasil kegiatan PAK.......................................... 35 Gambar 6 Pembagian blok dan petak tebang di PT. Roda Mas...................... 35 Gambar 7 (a) Tally sheet data pohon................... 36

    (b) Tally sheet kondisi lapangan................................................... 36 Gambar 8 Peta persebaran pohon yang ditebang dan tidak ditebang II.17........ 44 Gambar 9 (a) Plang persemaian............................. 45

    (b) Kebun pangkas......................................................................... 45 Gambar 10 (a) Media persemaian.. 46 (b) Bedeng sapih......... 46 Gambar 11 (a) Kegiatan penanaman.. 47 (b) Kegiatan pemeliharaan... 47 Gambar 12 (a) Penandaan batas sempadan Sungai Iman blok RKT 2012 49 (b) Penandaan pohon-pohon sepanjang sempadan sungai............ 49 Gambar 13 (a) Alat pemadam kebakaran.. 53 (b) Kegiatan pemadaman kebakaran dengan Dry Powder..... 53

    (c) Kegiatan pemadaman dengan air.. 54 (d) Kegiatan penyedotan air dengan genset.. 54 Gambar 14 (a) Plang lokasi embung air.. 56 (b) Lokasi embung air........... 56 Gambar 15 Batas kampung Long Tuyoq dan Batoq Kelo......................... 57 Gambar 16 SDN Inpres Long Tuyoq............ 60 Gambar 17 Transportasi hulu utama Sungai Mahakam......................................... 61 Gambar 18 Deklarasi antara IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan dan

    masyarakat dengan melibatkan TNC sebagai pihak ketiga..................................................................................... 62

    Gambar 19 Gereja kampung Long Lunuk ................... 64 Gambar 20 (a) Lamin Adat di Kampung Datah Naha.. 66 (b) Tari Hudoq.......................................................................... 66

    (c) Pernikahan Adat........................ 66 (d) Tarian penyambut tamu kehormatan.. 66 Gambar 21 (a) Tugu peringatan kampung Long Pahangai.. 67

  • ix

    (b) Tugu peringatan hari kelahiran kampung Long Tuyoq......... 67 Gambar 22 Kesenian tradisional Dayak Bahau................. 67 Gambar 23 Upacara ritual adat blok RKT.... 68 Gambar 24 Lokasi TPn petak II. 12 RKT 2012.... 70 Gambar 25 Peta rencana pembalakan petak II.12 blok RKT 2013... 75 Gambar 26 Parit di jalan utama PT. RMTK... 76

    Gambar 27 Proses pengukuran dan bagian bontos kayu yang telah di scaling 81

    Gambar 28 Kegiatan pemasangan paku S ... 83 Gambar 29 (a) Pemindahan kayu ke air. 86 (b) Proses perakitan floater......................................................... 86 Gambar 30 Warehouse PT RMTK......................................... 91

    Gambar 31 SKSKB dan attachment nya berupa Daftar Kayu Bulat................. 95

  • x

    DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman Lampiran 1 Kalender Musim.....................................................................................104 Lampiran 2 Jurnal Kegiatan.......................................................................................106

  • 1

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapang (PKL) adalah suatu kegiatan sekaligus sarana yang

    dapat menunjang keterampilan dalam meningkatkan pengetahuan dan pengalaman

    serta dapat mengasah kemampuan para rimbawan sehingga mampu bertindak

    profesional ketika berada di lapangan. Praktek Kerja Lapang terdiri dari rangkaian

    kegiatan penerapan ilmu pengetahuan kehutanan secara langsung di lapangan,

    dimana mahasiswa melaksanakan pengamatan, pengukuran, wawancara, dan

    analisis serta merumuskan masalah yang mencakup seluruh aspek pengelolaan

    hutan.

    Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) merupakan

    pengusahaan hutan yang bergerak pada bidang kayu bulat dimana dalam

    pengelolaannya mengutamakan aspek kelestarian dalam mencapai tujuan produksi

    yang direncanakan. PT. RODA MAS TIMBER KALIMANTAN merupakan salah

    satu IUPHHK-HA yang terletak pada jajaran HPH paling hulu Sungai Mahakam.

    Lokasi berada di Sei Boh Kecamatan Long Bagun Kabupaten Kutai Barat

    Provinsi Kalimantan Timur.

  • 2

    1.2. Tujuan Tujuan dari kegiatak Praktek Kerja Lapang (PKL) ini adalah:

    1. Sebagai wahana dalam penerapan teori-teori yang telah dipelajari selama

    mengikuti perkuliahan serta membekali mahasiswa dengan pengetahuan serta

    keterampilan teknis dalam pengelolaan hutan.

    2. Memberikan kesempatan untuk melihat, mengamati, mengenali kegiatan dan

    permasalahan pengelolaan hutan, serta belajar memecahkan masalah yang

    dijumpai di lapangan secara ilmiah dan holistik.

    3. Mampu mengenal dan memahami sistem dan unsur pengelolaan hutan secara

    menyeluruh yang mencakup: aspek perencanaan, pembinaan hutan,

    perlindungan hutan, konservasi sumberdaya hutan, pemanenan hasil hutan,

    pengembangan masyarakat desa hutan, serta pengeloaan DAS dan rehabilitasi

    lahan dan hutan.

    4. Untuk menambah wawasan praktis pada Perusahaan Izin Usaha Pemanfaatan

    Hasil Hutan Kayu Hutan Alam (IUPHHK HA) sehingga mahasiswa

    mendapatkan gambaran realitas kerja yang sesungguhnya.

    5. Meningkatkan kreativitas, kedisiplinan, dan produktivitas kerja dalam

    lingkungan kehutanan dan kehidupan rimbawan.

  • 3

    BAB II

    KEADAAN UMUM DAN LOKASI PRAKTEK

    2.1. Letak dan Luas

    Secara administratif areal kerja IUPHHK PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan berada di dalam wilayah administratif Kabupaten Kutai Barat. Pada

    areal unit II terletak pada 114o245 115o35BT dan 0o41 1o410 LS dengan

    luasan areal 69.620 Ha di Kecamatan Long Bagun & Long Pahangai serta secara

    Administrasi Kehutanan unit II berada pada BKPH Long Bagun KPH Mahakam

    Ulu Dinas Kehutanan Kabupaten Kutai Barat. Adapun batas-batas areal IUPHHK

    PT. Roda Mas Timber Unit II berdasarkan laporan akhir IHMB tahun 2011-2020

    adalah :

    a. Sebelah Utara : IUPHHK HA PT. Kemakmuran Berkah Timber dan

    areal KBNK

    b. Sebelah Timur : Areal KBNK dan areal non IUPHHK

    c. Sebelah Selatan : Eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp., Areal Non

    IUPHHK dan Areal KBNK

    d. Sebelah Barat : Eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp; dan Areal

    Non IUPHHK

    2.2. Topografi

    Hasil analisis kelas lereng berdasarkan peta garis bentuk dari potret udara

    skala 1: 25.000 dan peta rupa bumi skal 1 : 250.000, menunjukkan bahwa areal

    unit II didominasi kelas lereng curam (28,49%).

    2.3. Geologi dan Tanah

    Berdasarkan Peta Geologi Bersistem Lembar Muarawahau (Pusat

    Pengembangan Geologi dan Sumberdaya Mineral, Bandung), skala 1:250.000,

    areal IUPHHK PT. Roda Mas Unit I sebagian besar (88,18%) termasuk ke dalam

    formasi palau balang (To.5) yang tersusun atas batu lumpur, batu pasir, batu

    lanau, sedimen karbonan, dan batubara. Sedangkan sebagian kecil sisanya

    merupakan formasi palau balang dan formasi Balikpapan formasi. Formasi To.5

  • 4

    merupakan endapan permukaan yang terdiri dari batu lumpur, batu pasir, batu

    lanau, sedimen karbonan dan batu bara. Pada formasi ini diprediksi mengandung

    deposit batu bara yang cukup besar karena terbentuk pada masa Miosen Bawah

    (old miosen), sedangkan susunan formasi geologi tersebut mengalami pelipatan

    pada arah sumbu barat daya ke arah timur laut. Dan secara keseluruhan formasi

    geologi di areal unit I tergolong ke dalam formasi endapan permukaan. Pada areal

    kerja Unit II terdapat formasi batu kelau, batu pasir haloq, batuan gunung api

    nyaan, perangkat batuan terobosan sintang, komplek mafik serta endapan alluvial.

    Adapun sebagian besar areal kerja Unit II tersusun atas kelompok Batuan

    Embalun yang merupakan formasi konglomerat dengan fragmen utamanya batu

    silikan perselingan batu lumpur dan batu lanau termalihkan yang bersisipan

    dengan batu gamping kristalin serta batu pasir kwarsa yang sebagian termalihkan.

    Adapun jenis tanahnya didominasi oleh tanah Hapluduts dan Dystrudepts.

    2.4. Iklim

    Gambaran mengenai iklim di daerah studi terwakili oleh stasiun

    klimatologi terdekat yaitu stasiun klimatologi Melak. Berdasarkan data curah

    hujan selama sepuluh tahun terakhir pada areal kerja IUPHHK PT Roda Mas

    Timber Kalimantan termasuk tipe iklim A (schmidt & Ferguson). Curah hujan

    rata-rata 2.338,5 mm/tahun dan hari hujan rata-rata 182 hari/tahun. Curah hujan

    tinggi terjadi antara bulan Desember hingga Mei dan curah hujan rendah terjadi

    antara bulan Juli hingga November.

    2.5. Hidrologi

    Secara hidrologis areal kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II

    terletak di sub-sub DAS Benaan, sub-sub DAS Pahangai, sub DAS Boh, dan

    beberapa Sub DAS yang lain. Sub-sub DAS ini selanjutnya akan mengalir pada

    DAS Mahakam.

    2.6. Fungsi Hutan

    Berdasarkan deliniasi Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan

    Provinsi Kalimantan Timur skala 1 : 250.000, areal kerja IUPHHK-HA PT. Roda

    Mas Timber Kalimantan terdiri dari Hutan Produksi (HP) dan Hutan Produksi

    Terbatas (HPT).

  • 5

    2.7. Kondisi Penutupan Lahan

    Areal IUPHHK-HA PT Roda Mas Timber Kalimantan termasuk tipe hutan

    tropika basah yang didominasi jenis-jenis Dipterocarpaceae seperti meranti merah,

    meranti putih, meranti kuning, keruing, bangkirai dan lain-lain.

    2.8. Potensi Hutan

    Keadaan mengenai potensi tegakan pada areal PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan berdasarkan hasil Inventarisasi Hutan Menyeluruh secara Berkala

    (IHMB) yang dilaksanakan pada bulan Juni 2009 mengacu pada Permenhut

    P.34/Menhut-II/2007 tanggal 24 Agustus 2007. Pada areal kerja unit II didomiasi

    oleh pohon dengan jenis Dipterocarpaceae.

    2.9. Ketenagakerjaan

    Jumlah tenaga kerja (SDM) PT. RMTK pada tahun 2011 adalah 176

    orang. Berdasarkan kualifikasi pendidikan/ keahlian terdiri dari Tenaga Kerja

    Teknis Kehutanan Indonesia (TTKI) sebanyak 41 orang dan non-TTKI sebanyak

    131 orang. Namun berdasarkan laporan mutasi kerja di PT. RMTK (Base Camp

    Sei Boh) periode bulan Agustus 2012 (penilikan terakhir), mencatat jumlah tenaga

    kerja secara keseluruhan sebanyak 201 orang yang terdiri dari karyawan bulanan

    sebanyak 107 orang, harian tetap sebanyak 2 orang, harian lepas sebanyak 3

    orang, tenaga borongan 63 orang dan tenaga perakitan sebanyak 26 orang.

    Dari 88 orang karyawan bulanan, yang termasuk tenaga teknis di lapangan

    sebanyak 30 orang yang ditugaskan dan mengemban tanggungjawab sebagai

    pelaksana teknis di lapangan baik tenaga teknis timber cruising, perencanaan

    hutan, pembukaan wilayah hutan, pemanenan hutan, pembinaan hutan, kelola

    lingkungan, kelola sosial, dan pengujian kayu bulat. Karyawan yang pernah

    mengikuti pendidikan dan pelatihan pada bidang keahlian tertentu sebanyak 21

    orang.

    2.10. Kondisi Sosial Ekonomi Masyarakat

    Kondisi sosial ekonomi dari areal sekitar PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan dipengaruhi oleh jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin,

    pembagian kerja, dan mata pencaharian masyarakat yang berada pada areal

    tersebut. Tabel 1 dan Tabel 2 merupakan daftar jumlah penduduk berdasarkan

  • 6

    jenis kelamin dan mata pencahariannya di areal PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan.

    Tabel 1. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin di desa-desa sekitar areal

    kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II

    Desa

    Jumlah penduduk Rasio Jenis

    Laki-laki Perempuan

    Jumlah Kelamin

    Kec. Long Pahangai

    1. Long Tuyoq 247 256 503 96

    2. Pahangai Satu 400 368 768 108

    3. Pahangai Dua 114 98 212 116

    4. Long Isun 209 171 386 122

    5. Liu Mulang 79 78 159 101

    6. Datah Naha 128 91 219 140

    7. Lirung Ubin 100 84 184 119

    8. Naha Aruq 114 105 219 108

    9. Long Lunuk 182 149 331 122

    10.Long Lunuk Baru 219 195 414 112

    JUMLAH 1.792 1.595

    Kec. Long Bagun

    1. Batoq Kelo 295 261 556 113

    TOTAL 2.087 1.856 3.951

    Sumber : (1) Kecamatan Dalam Angka 2008 dan 2009

    Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan mata pencaharian di desa-desa sekitar

    areal kerja PT. Roda Mas Timber Kalimantan Unit II

    Desa Petani Nelayan PNS Pedagang Lain2

    Kec. Long Pahangai

    1. Long Tuyoq 90 7 5 26

    2. Pahangai Satu 214 4 7 5

    3. Pahangai Dua 42 14 8

    4. Long Isun 82 2 4 22

    5. Liu Mulang 40 3 4

  • 7

    Desa Petani Nelayan PNS Pedagang Lain2

    8. Naha Aruq 51 1 1

    9. Long Lunuk 192 8 1

    10. Long Lunuk Baru 100 5 4 1

    Kec. Long Bagun

    1. Batoq Kelo 120 2 4 7

    Sumber : Kecamatan Dalam Angka 2008 dan 2009 (diolah) * Buruh, Jasa, Pemilik

    Sarang Walet

    2.11. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat

    Penduduk di kampung-kampung sekitar areal IUPHHK PT. RMTK Unit II

    sebagian besar adalah penduduk etnis Dayak Bahau dan Busang. Selain itu

    terdapat sebagian kecil etnis penduduk asli, antara lain Kayan Penihing, serta etnis

    dari daerah Kalimantan Tengah, yakni Bakumpai dan Od Danum. Etnis Bakumpai

    merupakan etnis dominan di Kampung Long Pahangai II sedangkan Od Danum

    yang cukup banyak di kampung Batoq Kelo.

    Agama sebagian besar penduduk di desa-desa sampel sekitar areal

    IUPHHK-HA PT. RMTK yang dihuni oleh penduduk asli adalah Katolik dan

    sebagian beragama Kristen Protestan dan Islam. Agama Islam banyak dianut oleh

    penduduk pendatang dari Jawa dan Sulawesi. Setiap desa rata-rata memiliki

    gereja/ tempat ibadah 1 buah.

    Namun demikian kebanyakan penduduk asli juga masih menganut paham

    animisme dengan mempercayai adanya tempat-tempat keramat yang ada di hutan

    seperti pohon besar, danau, gua-gua, dan lain-lain. Demikian juga adanya

    larangan tertentu dalam berburu dengan menggunakan senapan, racun, maupun

    bahan peledak yang diyakini akan membawa bencana terhadap daerah tertentu.

    Upacara-upacara adat juga masih dilakukan oleh masyarakat setempat seperti

    upacar perkawinan, pelepasan tanah adat, pelepasan hutan, kematian, dan

    kelahiran.

  • 8

    2.11.1. Pendidikan

    Penyedia sarana pendidikan berupa tenaga guru dan jumlah sekolah yang

    memadai merupakan hal yang penting yang harus tersedia dalam rangka

    peningkatan partisipasi penduduk usia sekolah terhadap pendidikan. Adapun

    jumlah sekolah di daerah sekitar areal kerja IUPHHK-HA PT. RMTK dapat

    dilihat pada tabel berikut.

    Tabel 3. Jumlah sekolah di kampung sampel sekitar areal PT. RMTK

    No Kampung TK SD SMP SMA

    Unit II

    1 Batoq Kelo - 1 - -

    2 Long Pahangai I 1 1 1 1

    3 Long Pahangai II - - - -

    4 Long Tuyoq - 1 - -

    5 Liu Mulang - - - -

    Jumlah 1 3 1 1

    2.11.2. Kesehatan

    Di kampung-kampung sekitar areal kerja IUPPHK PT. RMTK telah

    tersedia beberapa sarana dan tenaga kesehatan yang disediakan oleh pemerintah,

    seperti puskesmas/ puskesmas pembantu, dokter, bidan/ mantri/ perawat terdapat

    pada sebagian kampung dan sebagian yang lain belu ada. Masyarakat di

    kampung-kampung yang belum ada petugas kesehatan, atau sudah ada petugas

    tetapi tidak ada di tempat, apabila hendak berobat, mereka biasanya ke Puskesmas

    Kecamatan. Berikut merupakan sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar

    areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan.

  • 9

    Tabel 4. Sarana dan tenaga kesehatan di kampung sekitar areal PT. RMTK Unit II

    No Kampung Puskesmas Polindes Dokter Bidan Posyandu Dukun

    Bayi

    1 Batoq Kelo - - - - 1 1

    2 Liu Mulang - - - -* 1 1

    3 Long Tuyoq - - - 1** 1 1

    4 Long

    Pahangai I

    1* - 1 2 2 -

    5 Long

    Pahangai II

    - - - - 1 -

    Sumber: Wawancara petinggi/ aparat kampung

    Keterangan: *) Mantri melayani dua kampung, Long Tuyoq dan Liu Mulang

    **) Puskesmas dan tenaga medis melayani Long Pahangai I, II, dan kampung lain di Kec. Long Pahangai sebulan sekali tenaga medis melakukan pengunjungan ke kampung-kampung

  • 10

    BAB III

    MATERI DAN METODE PRAKTEK

    3.1. Materi Praktek

    Adapun materi praktek kerja lapang ini meliputi tujuh aspek, yaitu :

    1. Perencanaan hutan

    2. Pembinaan hutan

    3. Perlindungan hutan

    4. Pembangunan masyarakat desa hutan (PMDH)

    5. Pengelolaan DAS dan rehabilitasi lahan dan hutan

    6. Pemanenan hasil hutan kayu

    7. Konservasi sumber daya hutan

    Perencanaan Hutan

    Adapun kegiatan yang dilaksanakan pada materi perencanaan hutan

    yaitu :

    1. Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

    2. Penyusunan Rencana Kerja Umum (RKU) dan Rencana Karya

    Tahunan (RKT).

    3. Penataan batas, pengukuran areal dan pembuatan berita acara tata

    batas.

    4. Penataan areal dalam rangka penentuan tata ruang dan penggunaan lahan,

    pengaturan pembagian blok dan petak tebang.

    5. Inventarisasi Tegakan Sebelum Penebangan (ITSP)

    Pencatatan dan pengukuran pohon dalam areal blok kerja tahunan untuk

    mengetahui :

    a) Jumlah pohon inti dan pohon yang dilindungi.

    b) Jumlah dan volume pohon yang akan ditebang.

    c) Pembuatan peta pohon.

    d) Pencatatan data lapangan lainnya, antara lain: tanda-tanda alam

    (sungai, jurang, dll), kelerengan, altitude.

    e) Pembuatan peta topografi dan trase jalan.

  • 11

    Pembinaan Hutan

    1. Perapihan dan pembebasan

    a) Membebaskan permudaan spesies komersial dari tumbuhan

    pengganggu.

    b) Membebaskan pohon inti.

    2. Inventarisasi tegakan tinggal

    a) Inventarisasi pohon inti dan pohon penghasil benih

    b) Inventarisasi permudaan tingkat tiang dan pancang

    3. Pengadaan bibit

    a) Penyiapan tempat pembibitan serta pengadaan sarana dan prasarana

    b) Pembuatan dan pemeliharaan bibit

    c) Inventarisasi tegakan benih

    4. Penanaman/ perkayaan

    a) Penyiapan lapangan serta pengadaan sarana dan prasarana

    b) Pelaksanaan penanaman/perkayaan

    5. Pemeliharaan Tahap Pertama

    a) Tanaman baru : penyiangan dan pendangiran, penyulaman,

    pengendalian hama dan penyakit, pemupukan

    b) Pohon inti : pembebasan tanaman penganggu dengan

    memotong liana yang membelit pohon inti

    6. Pemeliharaan lanjutan

    a) Pembebasan lanjutan

    b) Penjarangan

    Perlindungan Hutan

    Kegiatan perlindungan hutan alam mencakup:

    1. Pengendalian hama dan penyakit

    2. Pengendalian kebakaran

    3. Pengendalian perladangan berpindah

    4. Pencegahan perambahan hutan

    5. Pencegahan penggembalaan

    6. Pencegahan pencurian kayu

  • 12

    Pemanenan Hasil Hutan

    1. Rencana dan pelaksanaan PWH

    a) Pertimbangan dan penentuan rencana lokasi/letak : petak tebang, TPN,

    TPK, log pond, basecamp, tujuan akhir (pabrik pengolahan kayu),

    jembatan, dan gorong-gorong

    b) Rencana jaringan jalan angkutan

    c) Klasifikasi jalan angkutan

    d) Rencana sistem logging (pertimbangan pemilihan sistem)

    e) Pembuatan jalan angkutan (teknik dan tahapan pembuatan, komponen

    biaya)

    f) Pemeliharaan jalan angkutan

    g) Teknik Reduce Impact Logging

    2. Teknik pemanenan kayu

    a) Teknik dan produktivitas penebangan

    b) Teknik pembagian batang

    c) Bucking policy

    d) Teknik dan produktivitas penyaradan

    e) Teknik dan produktivitas muat bongkar

    f) Teknik dan produktivitas pengangkutan

    g) Kapasitas dan kegiatan di TPN, TPK

    h) Scaling dan Grading

    i) Perakitan dan pengangkutan lewat sungai (ponton), teknik,

    produktivitas dan kendala

    j) Pengawetan kayu (bila ada)

    3. Manajeman pemanfaatan hasil hutan kayu

    a) Pembuatan jalan sarad (peta dan lapangan)

    b) Kebutuhan (jumlah, jenis) peralatan logging, alat tebang, alat sarad,

    alat muat bongkar, alat angkut, alat pembuatan jalan

    c) Pemeliharaan, perbaikan peralatan logging serta pengelolaan suku

    cadang

    d) Tata usaha kayu (penandaan fisik, administrasi/blanko, peraturan tata

    usaha kayu)

  • 13

    e) Organisasi dan tenaga kerja

    f) Sistem pengupahan

    g) Biaya produksi (Rp/m3 kayu yang dikeluarkan)

    h) Sistem pemasaran kayu

    i) Organisasi dan tupoksi K3, mekanisme penanggulangan kecelakaan

    kerja

    j) Potensi bahaya/resiko kecelakaan kerja

    k) Pengadaan dan penggunaan alat pelindung diri

    l) Statistik kecelakaan kerja

    m) Perhitungan biaya kecelakaan kerja

    4. Pemanenan Hasil Butan Bukan Kayu (HHBK)

    a) Identifikasi jenis HHBK

    b) Potensi HHBK (volume/ha)

    c) Teknik pemanenan HHBK (alat, produktivitas, periode

    pemanenan)

    d) Biaya produksi HHBK, termasuk upah dan tenaga kerja HHBK

    e) Penanganan pasca panen (pengangkutan, pengumpulan) pemasaran

    HHBK

    Pengembangan Masyarakat Desa Hutan (PMDH)

    1. Kondisi potensi dan masalah sosial ekonomi masyarakat dan bentuk

    interaksi masyarakat lokal dengan sumberdaya serta pemanfaatan HHBK

    oleh masyarakat.

    2. Identifikasi kebijakan resolusi konflik dan pemberdayaan masyarakat oleh

    pemerintah daerah dan IUPHHK/HPH (struktur organisasi, anggaran,

    program).

    3. Persepsi dan harapan pemerintahan desa tentang IUPHHK dan program

    kehutanan yang ada di IUPHHK/HPH.

    4. Kelembagaan kelompok tani (permasalahan, organisasi dan aturan main

    kelompok tani, upaya penguatan kelembagaan kelompok tani).

  • 14

    Pengelolaan DAS dan Rehabilitasi Lahan dan Hutan

    1. Mengamati lahan kritis

    2. Memahami konsep rehabilitasi hutan dan lahan (RHL)

    3. Menganalisis aspek-aspek Konservasi Tanah dan Air (KTA)

    4. Memahami dinamika sosial masyarakat tentang lahan

    5. Mengamati problema sosial yang terkait dengan DAS

    6. Mengetahui pemantauan DAS

    Konservasi Sumberdaya Hutan

    1. Inventarisasi jenis-jenis kawasan lindung yang ada di tempat praktek, baik

    kawasan lindung yang berfungsi melindungi sumber alam (hutan lindung,

    hutan suaka alam, taman nasional hutan wisata, taman hutan raya, sempadan

    sungai, sempadan pantai, kawasan konservasi plasma nutfah (KKPN),

    kawasan sekitar mata air, kawasan resapan air) maupun kawasan lindung

    yang berfungsi melindungi sumberdaya buatan (kawasan sekitar

    danau/waduk)

    2. Mengenal dan mencatat ciri-ciri dari masing-masing jenis kawasan lindung

    yang tersebut pada butir 1, seperti letak berdasarkan: ketinggian tempat, luas,

    obyek utama (ekosistem, spesies) yang dilindungi

    3. Inventarisasi keanekaragaman hayati (flora dan fauna) kantong konservasi

    plasma nutfah

    4. Mengetahui dan mencatat upaya-upaya pengelolaan jenis-jenis kawasan

    lindung pada butir 1, meliputi:

    a. Upaya-upaya penetapan (peraturan atau keputusan tentang kepastian status

    hokum dari pemerintah pusat, Pemda Tk.I, Pemda Tk.II beserta peta dan

    skala peta yang memuatnya

    b. Upaya-upaya pelestarian (tata batas, berbagai upaya pemerintahan dalam

    menyadarkan masyarakat akan tanggung jawabnya dalam pengelolaan

    kawasan lindung)

    c. Upaya-upaya pengendalian pemanfaatan ( jenis kegiatan pemanfaatan

    yang saat ini berlangsung di dalam kawasan lindung, baik yang

    diperkenankan maupun yang dilarang, materiil maupun non materiil).

  • 15

    5. Upaya-upaya pelestarian spesies tumbuhan langka atau dilindungi yang

    terdapat di petak tebang sesuai dengan hasil ITSP

    6. Mengenal dan mencatat spesies tumbuhan langka atau dilindungi yang

    terdapat ditempat praktek, serta upaya-upaya pelestarian yang telah dilakukan

    7. Mengenal dan mencatat jenis-jenis dampak lingkungan kegiatan-kegiatan

    kehutanan (erosi, hilangnya plasma nutfah, sosial maupun ekonomi, limbah,

    bahan pencemar) serta bebagai kegiatan pengelolaan lingkungan yang telah

    dilaksanakan dalam kegiatan-kegiatan kehutanan (penanaman, eksploitasi,

    dan industri).

    3.2. Metode Praktek

    Sesuai dengan tujuan dari Praktek Kerja Lapang (PKL), maka pelaksanaan

    PKL dilakukan dengan cara sebagai berikut:

    1. Peserta praktek memilih dan menentukan lokasi praktek dengan terlebih

    dahulu mendiskusikannya dengan dosen pembimbing skripsi dan komisi

    praktek lapang Divisi Manajemen Hutan (DMNH). Satu kelompok peserta

    praktek minimal berjumlah 2 (dua) orang

    2. Membahas dan mendiskusikan materi dan penjadwalan praktek lapang

    bersama dengan pihak pengelola lokasi praktek

    3. Kelompok praktikan menyusun Proposal Pelaksanaan Praktek Kerja Lapang

    disesuaikan dengan lokasi praktek dan panduan PKL. Proposal minimal

    berisikan: Pendahuluan, maksud dan tujuan, materi praktek, penjadwalan

    PKL, rencana biaya dan biodata peserta praktek

    4. Peserta praktek melakukan pengamatan, identifikasi kegiatan, melakukan

    kerja, pengukuran atau pendataan menurut aspek materi praktek di lapangan

    5. Peserta praktek menggali informasi dan mendiskusikan aspek materi yang ada

    di lapangan tentang latar belakang suatu kegiatan, kegunaannya, prosedur /

    metode pelaksanaan, bahan dan alat, prestasi kerja, tata waktu, sistem

    administrasi (dari perencanaan sampai pelaporan / monitoring dan evaluasi),

    permasalahan atau kendala pelaksanaan dengan para pelaksana lapangan

  • 16

    6. Peserta praktek mengolah data dan informasi yang diperoleh, menganalisis

    termasuk mengkaji permasalahan yang dihadapi pengelola lapangan, membuat

    usulan atau mengajukan gagasan pemecahan masalah pengelolaan tersebut.

    3.3. Waktu Pelaksanaan Kegiatan Prakterk Kerja Lapang ini dilaksanakan pada gelombang I

    selama 2 (dua) bulan yaitu pada bulan Maret s/d Mei 2013.

    3.4. Lokasi Praktek

    Praktek Kerja Lapang ini dilaksanakan di Ijin Usaha Pemanfaatan Hasil

    Hutan Kayu pada Hutan Alam (IUPHHK HA) PT. RODA MAS TIMBER

    KALIMANTAN Unit II, Kecamatan Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat,

    Kalimantan Timur.

  • 17

    BAB IV

    HASIL DAN PEMBAHASAN

    4.1. Perencanaan Hutan Perencanaan hutan merupakan kegiatan yang dilakukan oleh divisi

    perencaanaan yang bertanggung jawab dalam melaksanakan IHMB, penyusunan

    RKU dan RKT, Penataan Batas, Penataan Areal Kerja, ITSP dan

    Planning/penyusunan masterplan kegiatan produksi. Bagian perencanaan di

    kepalai oleh asisten manajer perusahaan yang bertanggung jawab langsung ke

    deputi manajer camp.

    4.1.1 Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB) A. Ruang Lingkup Wilayah

    Pengaturan tata cara Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

    dalam seluruh areal kerja IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan seluas

    110.030 Ha, yang meliputi:

    a. Areal blok A (Unit I), yaitu seluas 40.290 Ha (Keputusan Menteri Kehutanan

    No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)

    b. Areal blok B (Unit II), yaitu seluas 26.180 Ha (Keputusan Menteri

    Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)

    c. Areal blok C (Unit II), yaitu seluas 17.970 Ha (Keputusan Menteri

    Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)

    d. Areal blok D (Unit II), yaitu seluas 15.080 Ha (Keputusan Menteri

    Kehutanan No. 96/ KPTS/-II/ 2000 Tanggal 22 Desember 2000)

    e. Areal perluasan pada Blok D (Unit II), yaitu seluas 10.100 Ha (Surat

    Direktur Jenderal Planolog Kehutanan No. S. 449/ VII-WP3H/ 2010 tanggal 6

    Juli 2010)

    B. Penentuan Plot Contoh

    Penetuan plot contoh dengan keragaman volume 65%. Luas areal berhutan

    yakni 95.745,00 Ha, maka berdasarkan jarak antar plot (1000 m) dan jarak

    antar jalur (1000 m), jumlah plot contoh sebanyak 988 plot. Jalur dibuat arah U-S,

    jarak antar jalur 1 km (1000 m), dan jumlah jalur sebanyak 11 jalur.

  • 18

    Jumlah plot contoh yang diperlukan pada setiap luasan antara 10.000

    sampai dengan 100.000 Ha sesuai dengan rumus (Modul Teori Perencanaan

    Bagan Sampling IHMB Berbasis Informasi Geografis oleh Prof. Dr. Ir. Nengah

    Surati Jaya, M. Agr):

    nL = Luas efektif 10.000 x /(1000-200)+200

    100.000-10.000

    Sehingga jumlah Plot Contoh pada IUPHHK-HA PT Roda Mas Timber

    Kalimantan :

    NL = 75.190-10.000 x 800 + 200

    90.000

    = 779, 46

    Jumlah plot tersebut kemudian dibulatkan menjadi 780 plot contoh.

    Untuk jarak antar plot diperoleh yaitu 1.000 Km, dengan perhitungan

    sebagai berikut :

    JAP = Luas Areal Efektif (m2) x 10.000

    Jumlah plot sampel 1000

    JAP = 75.190 m2 x 10.000

    780 1000

    JAP = 963,97 m

    JAP = 1.000 m ( dibulatkan)

    Dari perhitungan tersebut diperoleh jumlah plot contoh minimal yang akan

    dibuat sebanyak 780 buah dengan jarak antar plot 1.000 m dan jarak antar jalur

    yaitu 1.000 m. Berdasarkan hasil deliniasi pada tutupan vegetasi lahan pada unit I

    dan Unit II diperoleh luas berhutan yaitu 95.745 Ha, maka pada pembuatan desain

    plot contoh di Peta Areal Kerja IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan

    di kedua Unit pengelolaan jarak antar plot dan jarak antar jalur diperoleh

    sebanyak 988 plot contoh yang dibuat, dan sudah termasuk areal perluasan,

    dengan rata-rata luas petak 100 Ha.

    Pembuatan plot contoh di lapangan dilakukan berdasarkan rencana

    penempatan plot contoh pada peta. Dalam pembuatan bagan sampling di peta

    pada kawasan IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan, maka dilakukan

    beberapa tahap yaitu deliniasi

  • 19

    Adapun pemindahan plot ukur hanya dilakukan bila:

    1) Plot terpotong oleh sungai besar (lebar lebih atau sama dengan 3 meter), jalan

    utama atau TPn

    2) Sub-plot tingkat pohon kecil (20 m x 20 m), sub-plot tingat tiang (10 m x 10

    m)

    3) Atau sub-plot tingkat pancang terpotong oleh sungai dengan lebar lebih dari 1

    meter dan kurang 3 meter atau jalan cabang

    4) Sub-plot tingkat pancang (ligkaran, r= 2,82 m) terpotong oleh sungai atau jalan

    Sementara itu, kaidah-kaidah pemindahan plot contoh dilakukan dengan:

    1) Membagi plot ke dalam dua jalur yang berdekatan/ berhimpitan

    2) Merubah posisi plot dengan memajukan atau memundurkan plot dengan tetap

    berada pada jalur

    3) Bila sub-plot tingkat pancang (sub-plot lingkaran) terpotong oleh sungai kecil

    1 meter, pemindahan plot dilakukan hanya terhadap sub-tingkat pancang saja

    Pemberian nomor plot contoh (ID Plot)

    Untuk pemberian ID maka gabungan No. Jalur (Utara-Selatan) dan No.

    Baris (Timur-Barat), dengan tahapan sebagai berikut :

    a. Pembuatan nomor jalur dari mulai 1, 2, 3 ... dan seterusnya sampai N jumlah

    jalur (No dari Barat ke Timur)

    b. Menambahkan nomor tersebut dangan angka 1000 kemudian diperoleh No :

    1 + 1000 = 1001, 2 + 1000= 1002 ...

    c. Membuat nomor baris petak (Timur Barat), mulai dari nomor 1 di selatan

    areal sampai dengan M di utara areal. Selanjutnya nomor ID Plot diperoleh

    sebagai berikut :

    ID_Plot = ID_Jalur x 1000 + No Baris Petak

    d. Pada ID_Plot terdiri terdiri dari 7 digit, kemudian angka 1 pada digit pertama

    diganti dengan Kode Blok, hal ini mengingat pada areal PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan terdiri dari 4 Blok, yaitu Blok A, Blok B, Blok C, dan Blok D

    e. Selain itu untuk penomoran pohon, maka dilakukan sebagai berikut :

    ID_ Pohon = ID _Plot x 100 + Nomor Pohon Dalam Plot

  • 20

    Pemberian atribut plot contoh

    Pada setiap titik pusat plot ditambahkan informasi (atribut) Informasi yang

    terdiri nomor petak (compartment), koordinat titik pusat plot contoh (UTM), tipe

    vegetasi, slope, elevasi, kondisi tapak, dan tahun tebang (menurut RKU).

    Pembuatan titik ikat

    Pada pemasangan titik ikat pada areal IUPHHK-HA PT. Roda Mas

    Timber Kalimantan dalam pelaksanaannya terbagi menjadi 16 lokasi kerja. Tiap

    lokasi kerja tersebut dikerjakan oleh 1 regu kerja, dimana terdapat 1 titik ikat

    menuju tiap lokasi kerja. Sehingga terdapat 16 titik ikat yang akan dipasang di 16

    lokasi kerja. Penandaan titik ikat tersebut dilakukan dengan pemasangan patok

    berupa pipa paralon 4 inchi sepanjang 2 meter yang diisi semen, dimana diberi

    gundukan tanah pada pangkalnya.

    C. Organisasi Pelaksana IHMB

    Organisasi pelaksanaan Inventarisasi Hutan Menyeluruh Berkala (IHMB)

    sangat diperlukan dalam memberikan kejelasan teknis kerja di lapangan

    berdasarkan apa yang harus dikerjakan, Pelaksanaan kegiatan IHMB di areal

    IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan dipimpin oleh seorang ketua tim

    pelaksana dan staf tim pelaksana harus mengikuti Pendidikan dan Latihan IHMB

    dari Kementrian Kehutanan, Pelatihan, dan Penyegaran Teknis IHMB yang

    diselenggarakan oleh internal perusahaan begitu pula dengan Pelatihan

    penyeragaman jenis pohon.

    Pelaksana kegiatan IHMB IUPHHK-HA PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan yang akan dilaksanakan dengan struktur organisasi sebagai berikut:

    Pelindung/ Pembina Utama : Ir. Bambang Poerwanto

    Direktur utama

    Pembina/ Pengarah Teknis : DR. Ir. Fadjar Pambudhi

    Penanggung Jawab Umum : Ir. I Wayan Sujana

    Direktur Produksi

  • 21

    Penanggung Jawab Pelaksana : Ir. Suherianto

    Camp Manager

    Bendahara : Dennis W.

    Selamet

    Kesekretariatan : Iche Naltamura

    Mirna Is

    Sriawan

    Suharmadi

    Seksi-seksi :

    1. Rencana dan Data : Ir. Sudarto Urip Jarkasih

    Muhammad Faisal S. Hut

    (No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)

    2. Pelaksana Lapang : Seprinda Yulianto S. Hut

    (No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)

    Ir. Basuki Rahmat

    Dedy Irawan S. Hut

    (No. Reg. 00303/ CANHUT/ XX-13/ 2009)

    Riyantono

    3. Pemetaan : Rahmat Setiawan

    Sujoko S. Hut

    4. Logistik : Dwi Wahono

    Helmy

    5. Transportasi : Krisdiandi

    Simon

    Untuk kegiatan teknis di lapangan maka seksi pelaksana lapangan

    dijabarkan lagi sebagai berikut :

    1. Penanggung Jawab Pelaksana : Ir. Suherianto (Manajer Camp)

    2. Ketua Tim Pelaksana : Muhammad Faisal S. Hut.

    3. Anggota : Ir Basuki Rahmat

    Dedy Irawan S.Hut

  • 22

    4. Surveyor Perencanaan : Sergius Salu

    Epipanus Luhat

    Catur Surya Widjaya

    Melky

    Arsani

    M. Abdul Muksi

    Anang

    Dalam Pelaksanaan kegiatan IHMB ini digunakan 16 regu yang terdiri

    dari:

    1) 4 regu di Blok A (Unit I)

    2) 4 regu di Blok B ( Unit II)

    3) 2 regu di Blok C (Unit II)

    4) 2 regu di Blok D (Unit II)

    5) 4 regu di Areal Perluasan (Unit II)

    Tiap regu terdiri dari 8 orang dimana anggota regu kerja lainnya berasal

    dari karyawan PT. Roda Mas Timber Kalimantan sebagai Anggota Regu Kerja

    dan Mahasiswa Tingkat Akhir Fakultas Kehutanan Universitas Mulawarman

    sebagai Kepala Regu Kerja, dengan total 128 orang. Dalam persiapan pelaksanaan

    kegiatan IHMB, seluruh anggota regu kerja diberi bimbingan teknis yang berupa :

    1. Ikut serta dalam mengikuti DIKLAT IHMB yang diselenggarakan oleh

    Departemen Kehutanan RI dan Asosiasi Pengusaha Hutan Indonesia (APHI)

    pada tanggal 14-19 September 2008 di Samarinda

    2. Pelatihan penyegaran mengenai teknis di lapangan oleh Bapak Dr. Ir. Fadjar

    Pambudi selaku Pembimbing Teknis

    3. Pelatihan pengenalan dan penyeragaman persepsi mengenai jenis-jenis pohon

    yang terdapat di lapangan (Februari 2009)

    Untuk Regu IHMB yang terdiri dari 8 orang dengan rincian :

    1. Ketua Regu (Surveyor)

    2. 2 orang perintisan jalur

    3. 2 orang pengenalan jenis dan pengukuran pohon

    4. 2 orang pembuat plot

    5. 1 orang tukang masak

  • 23

    Untuk pembuatan alat bantu survei seperti kurva tinggi, tabel volume total,

    dan tabel berat dilakukan oleh 3 regu khusus, dimana tiap regu terdiri dari 3

    orang. Dalam satu regu terdiri dari 1 orang Kepala Regu yang bersasal dari

    Mahasiswa Kehutanan Universitas Mulawarman dan 2 orang asisten untuk

    melakukan pengukuran yang berasal dari karyawan PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan. Selanjutnya untuk persiapannya anggota regu akan diberi bimbingan

    teknis mengenai pengambilan dan pengukuran sampel lapangan.untuk pengukuran

    sampel di lapangan. Untuk regu pembuat alat bantu, dengan rincian sebagai

    berikut :

    1. 1 regu pembuatan kurva tinggi

    2. 1 regu untuk pembuatan tabel volume

    3. 1 regu untuk pembuatan tabel berat

    D. Pengukuran Tegakan hutan

    Plot contoh yang dibuat berbentuk empat persegi panjang yang diletakkan

    dalam jalur inventarisasi dengan arah Utara-Selatan dan di dalamnya terdapat

    beberapa plot ukur/plot contoh yang jumlahnya tergantung dari panjang jalur

    ukur. Dalam satu plot contoh terdapat 4 sub-plot contoh yang luasnya dibedakan

    berdasarkan pada tingkat pertumbuhan pohon dan tingkat permudaan yang ada.

    Secara terinci dijelaskan sebagai berikut :

    1. Sub plot pancang

    Mengukur dari titik awal plot masing-masing 10 m ke arah barat atau timur, pada

    ujung sisi kiri untuk sub plot pancang berbentuk lingkaran dengan tali rafia

    sepanjang 2,82 m (jari-jari plot 2,82 m). Memasang pasak pada pusat plot untuk

    memasang tali rafia tersebut, lalu mengamati plot secara berputar dengan ujung

    tali sebagai batas plot hingga selesai

    2. Sub plot tiang

    Dari titik awal plot, bentuk sub plot tiang berbentuk bujur sangkar berukuran 10 x

    10 m disisi kiri jalur. Dengan bantuan tali sepanjang 10 meter sebanyak 2 buah

    dan kompas, dari titik awal plot tarik tali ke arah kiri tegak lurus jalur (270) dan

    searah jalur (0) lalu pasang patok.

    3. Sub plot pohon kecil

  • 24

    Bentuk plot bujur sangkar berukuran 20 m x 20 m, sepanjang 10 m sebelah barat

    dan 10 m sebelah timur jalur, kemudian rintis 20 m ke utara.

    4. Sub plot pohon besar

    Bentuk plot persegi panjang berukuran 20 m x 125 m sebagai

    perpanjangan dari sub plot kecil ke arah utara.

    Gambar 1. Contoh petak IHMB pada hutan alam

    Pada setiap titik awal plot 2, Plot 3 dan seterusnya, buat gundukan tanah

    setinggi 0,5 m dan tegakan pancang kayu yang dicat kemudian ditempel plat

    nomor ID Plot. Penomoran Plot dilakukan secara konsisten, yaitu dengan

    menggunakan 7 digit misalnya B001003 artinya bahwa blok tersebut terletak pada

    Blok B pada jalur 1 baris 3.

    Setelah pembuatan plot dilakukan kemudian dilanjutkan dangan dengan

    label penandaan pada seluruh jenis pohon, dimana pohon berdiameter 10 cm ke

    atas, yaitu dengan cara :

    1. Pemasangan label pohon dilakukan pada semua jenis pohon berdiameter 10 cm

    ke atas yang berada pada plot contoh

    2. Label pohon dipasang pada ketinggian 15 cm di atas lingkar pengukuran

    diameter dan menghadap jalur

    3. Label kuning untuk jenis pohon berdiameter 10-49 cm dan untuk jenis pohon

    lindung, sedangkan untuk jenis pohon berdiameter 50 cm up dipasang dengan

    label berwarna merah

    E. Etat Luas dan Etat Volume

    Perhitungan etat luas didapatkan berdasarkan data sediaan tegakan hasil

    IHMB PT. Roda Mas Timber Kalimantan dan hasil zonasi areal. Pada Surat

  • 25

    Keputusan RKUPHHK-HA Berbasis IHMB perhitungan Etat volume berfungsi

    untuk menghitung jumlah sediaan tegakan untuk 30 tahun kedepan. Dengan rotasi

    tebangan untuk sistem silvikultur TPTI selama 30 tahun, maka diperoleh etat luas

    dan etat volume tebangan tahunan sebagai berikut :

    Etat Luas = Luas Areal Efektif Produksi TPTI / 30 tahun

    Etat volume = etat luas x potensi pohon masak tebang / ha x fk x fe

    Berdasarkan hasil penataan areal kerja, maka etat luas areal kerja PT. Roda

    Mas Timber Kalimantan adalah sebagai berikut :

    Unit I

    Etat Luas HPT = Luas Areal Efektif HPT : Daur (30 tahun)

    = 7.517 ha : 30 tahun

    = 250,57 ha/tahun

    Etat Luas HP = Luas Areal Efektif HP : Daur (30 tahun)

    = 5.135 ha : 30 tahun

    = 171,17 ha/tahun

    Total etat luas = 421,73 ha/tahun

    Unit II

    Etat Luas HPT = Luas Areal Efektif HPT : Daur (30 tahun)

    = 31.713 ha : 30 tahun

    = 1.057,11 ha/tahun

    Etat Luas HP = Luas Areal Efektif HP: Daur (30 tahun)

    = 26.625 ha ; 30 tahun

    = 887,50 Ha/tahun

    Total etat luas = 1.944,61 ha/tahun

    Total etat luas TPTI = 2.366,35 ha/tahun

    Berdasarkan hasil perhitungan diatas, maka Jatah Produksi Tahunan (JPT)

    luas untuk areal yang dikelola dengan sistem TPTI adalah seluas 2.366,35

    ha/tahun dimana unit 1 sebesar 421,73 ha/tahun dan etat luas unit II sebesar

    1.944,61 ha/tahun. Perhitungan etat volume atau JPT dilakukan berdasarkan data

    sediaan tegakan (Standing stock) hasil IHMB yang telah dilakukan perusahaan

    dan telah dilakukan verifikasi oleh Tim Dinas Kehuatan Provinsi Kalimantan

  • 26

    Timur. Dengan menggunakan data hasil IHMB tersebut telah diperoleh besaran

    etat volume dan JPT rata sebagai berikut :

    Etat Volume = Volume Sediaan tegakan x fp

    Daur

    Etat Volume Unit I = 814.870 x 0,8

    30 tahun

    JPT Unit I = 21.730 m3/tahun

    = Etat Volume x Fe

    = 21.730 x 0,7 m3/tahun

    = 15.211 m3/tahun

    Etat Volume Unit II = 4.024.364 x 0,8

    30 tahun

    JPT Unit II = 107.316 m3/tahun

    = Etat Volume x fe

    = 107.316 x 0,7 m3/tahun

    = 75.121 m3/tahun

    Total JPT = 15.211 m3/tahun + 75.121 m3/tahun

    = 90.332 m3/tahun

    Pada etat volume dan etat luas pada perhitungan hasil pada RKUPHHK-

    HA akan berguna sebagai pedoman perusahaan selama jangka 10 tahun kedepan

    walaupun setiap tahunnya akan fluktuatif tetapi akan diusahakan untuk tetap

    berada pada kisaran etat yang telah ditetapkan. Pada data RKT 2013 Pada lokasi

    Unit I Peninggir pada lokasi TPTI etat luasnya yaitu 430,00 Ha/Tahun dan

    mempunyai etat volume 20.156,00 m3/tahun. Pada lokasi TPTJ etat luas yang

    diketahui 98,4 Ha/tahun dan mempunyatai etat volume 5.170,92 m3 /Tahun. Pada

    lokasi Unit II Sei Boh hanya terdapat sistem TPTI dengan etat luas 1.801,00

    ha/tahun dan mempunyai etat volume 71.079,00 m3 /tahun.

    F. Pencatatan Informasi Umum dan Penyusunan Dokumen Rencana IHMB

    Dalam menyusun informasi dan dokumen rencana IHMB dilakukan pada

    Pencatatan informasi umum lainnya yang penting dalam mengetahui kondisi plot

    pada IHMB. Semua informasi tersebut ditulis dalam tally sheet IHMB.

  • 27

    Penyusunan dokumen rencana IHMB memuat keadaan umum areal IUPHHK,

    Rancangan Desain Plot Contoh, Struktur Organisasi, Rancangan Pengolahan, dan

    Analisis Data, Rancangan Hasil Rancangan Pelaporan dan Rancangan Tata Waktu

    serta lampiran berupa peta-peta yang dibutuhkan dalam kegiatan IHMB.

    4.1.2 Penyusunan RKU dan RKT Rencana Kerja Usaha (RKU) PT. Roda Mas Timber Kalimantan merupakan

    rencana pemanfaatan hasil hutan kayu berbasis IHMB dalam kurun perode tahun

    2011-2020 dengan luasan areal konsesi sebesar 110.030 Ha. Keputusan

    IUPHHK dalam hutan alam berdasarkan SK IUPHHK (SK Mentan) :

    No.522/Kpts/Um/10/1973, Adendum SK IUPHHK : No.329/Kpts-IV/1986, SK

    pembaharuan IUPHHK : No.96/Kpts-II/2000 dan No.SK.94/Menhut-II/2011.

    RKUPHHK PT. ROMASTIKA berisikan aspek kelestarian hutan, aspek

    kelestarian usaha, aspek kesimbangan lingkungan, dan aspek pembangunan sosial

    ekonomi masyarakat setempat yang disetujui tanggal 24 Agustus 2011 di Jakarta

    dengan nomor SK. 103/VI-BUHA/2011 dan disahkan oleh Menteri Kehutanan

    Direktur Jenderal Bina Usaha Kehutanan u.b. Direktur Bina Usaha Hutan Alam Ir.

    M.Awriya Ibrahim, M.Sc. Sistem silvikultur yang digunakan berdasarkan IHMB

    serta hasil kajian terhadap kondisi biofisik areal, peraturan perundangan yang

    berlaku, dan kondisi sosial masyarakat sekitar maka diterapkan sistem Teabang

    Pilih Tanam Indonesia (TPTI) berbasis Reduce Impact Logging (RIL).

    Rencana Kerja Tahunan (RKT) UPHHK-HA PT Roda Mas Timber

    Kalimantan didasarkan pada PERATURAN DIREKTUR JENDERAL BINA

    PRODUKSI KEHUTANAN NOMOR : P.9/VI-BPHA/2009 TANGGAL : 21

    Agustus 2009. RKT tahun 2013 disusun berdasarkan RKUPHHK dimana sejak

    sertifikasi PHPL tahun 2011 PT RMTK memiliki hak untuk melakukan

    pengesahan RKT yang hanya ditandatangi oleh direktur utama tanpa harus

    mengajukan ke dinas untuk melakukan checking Cruising dan pengesahan RKT.

    Proses pengesahan RKT ini dimulain dengan pengajuan usulan RKT kepada

    Direktur Produksi, kemudian dilakukan pengecekan kesesuaian usulan RKT

    dengan kondisi lapangan hingga keluarlah nota dinas. Nota dinas ini merupakan

    persetujuan atas RKT dan perbaikan yang dilakukan setelah pengecekan tersebut.

  • 28

    Selanjutnya dibuatlah RKT ditandatangani oleh Direktur Produksi yang kemudian

    disyahkan langsung oleh Direktur Utama. RKT tahun 2013 berisi etat luas

    maksimum rata-rata PT RMTK yang memiliki nilai sebesar 1.944,61 ha/tahun,

    sedangkan untuk etat volume maksimum periode 2011-2020 adalah sebesar

    710.788 m3. Selain itu RKT ini berisi tentang rincian target produksi, penilaian

    rencana pembuatan jalan angkut, TPn, TPk yang diajukan oleh direktur produksi

    serta data pokok berupa data pemegang izin dan data keadaan hutan kemudian

    data pendukung lainnya berupa data realisasi RKTUPHHK-HA tahun

    sebelumnya. Selain itu dilampirkan juga peta RKTUPHHK-HA, rekapitulasi LHC

    block RTK tahun 2013, stuktur organisasi, target dan realisasi tebangan sejak

    terbit SK IUPHHK-HA, sertifikat PHPL, FSC, RIL, CoC dan Legal Compliance.

    PT. RMTK melakukan penataan areal kerja pada tahun 2013 untuk

    pembuatan blok tahun 2014/2015 yang memiliki luas 3.417 Ha dan panjang 45

    Km, untuk petak tahun 2014/2015 batas luar penatan adalah sepanjang 80 Km.

    Sedangkan untuk Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) tahun 2013

    untuk blok tebangan 2014/2015 dilakukan pada 34 unit petak , selain itu

    direncanakan pula pembukaan wilayah hutan untuk pembuatan jalan cabang pada

    tahun 2013 sebesar 23,69 km dengan sifat jalan tidak diperkeras. Sedangkan

    pemanenan dan produksi yang dilaksanakan pada tahun 2013 terdiri dari 10 petak

    dengan luas 898 Ha dan volume total 48.500 m3. Rencana tenaga kerja yang

    dibutuhkan sebanyak 142 orang yang terdiri dari 41 orang tenaga teknis

    kehutanan dan 101 tenaga non teknis kehutanan, selain itu dibutuhkan tenaga

    teknis kehutanan yang memiliki GANIS PHPL terdiri dari 34 orang. Kegiatan

    rehabilitasi berupa penanaman dan pemeliharaan tanaman pengayaan,

    pembebasan pohon binaan, perlindungan dan pengamanan hutan dicantumkan

    dalam RKT begitu pula dengan ketersediaan alat, pemanfaatan kayu, kegiatan

    penelitian dan pengembangan, perlindungan dan pengamanan hutan.

  • 29

    (a) (b)

    Gambar 2. (a) Buku RKUPHHK-HA, (b) Buku RKTUPHHK-HA

    4.1.3 Penataan Batas, Pengukuran Areal dan Berita Acara Tata Batas

    Secara administratif, areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan berada di

    Kecamatan Long Pahangai dan Kecamatan Long Bagun, wilayah Kabupaten

    Kutai Barat, Provinsi Kalimantan Timur. Areal Ijin Pemanfaatan Hasil Hutan

    Kayu (IUPHHK) PT. Roda Mas Timber Kalimantan ditetapkan berdasarkan SK.

    Menteri Kehutanan Nomor: 96/Kpts-II/2000 dengan luas 99.520 Ha di wilayah

    Peniggir dan unit 2 seluas 59.230 Ha di wilayah Long Pahangai. Areal yang

    ditetapkan tersebut bersekutu dengan batas luar sebagian Hutan Produksi

    S.Pahangai yang telah ditata batas pada tahun 2008. Penataan areal yang telah

    dilakukan oleh PT. Roda Mas Timber Kalimantan merupkan tindak lanjut dari

    Surat Kepala Dinas Kehutanan Provinsi Kalimatan Timur No. 755.211/4521/DK-

    VIII/2006 tanggal 6 September 2006. Tata batas ini dilakukan pada kedua unit

    areal kerja PT Roda Mas, pada unit I tata batas dilakukan pada tahun 1993-1996

    dengan panjang total 144.043,32m dan jumlah pal batas 956 buah. Sedangkan

    untuk tata batas pada unit II telah dilaksanakan pada tahun 1994-2006 dengan

    panjang 255.506,40 m dan jumlah pal batas sebanyak 2.123 buah. Secara

    geografis areal PT. Roda Mas Timber Kalimantan terletak di antara posisi

    114245 - 11535 BT dan 0410 - 1410 LS, dengan batas-batas areal

    sebagai berikut :

    Sebelah utara : areal IUPHHK PT. Kemakmuran Berkah Timber

    dan areal KBNK

  • 30

    Sebelah selatan: areal eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp,

    areal non-IUPHHK dan areal KBNK

    Sebelah barat : areal eks IUPHHK PT. Surapati Perkasa Corp dan

    areal non IUPHHK

    Sebelah timur: areal KBNK dan areal non-IUPHHK

    Penataan batas di IUPHHK- HA PT. Roda Mas Timber Kalimantan sudah

    mencapai kata mufakat dan menghasilkan peta tata batas. Kemudian terjadi

    penambahan luas areal konsesi pada bagian selatan dari IUPHHK Roda Mas

    dengan luas 9.387,04 Ha dan saat ini sedang dilakukan tata batas pada derah

    penambahan tersebut.

    Gambar 3. Peta Penataan Batas Areal IUPHHK

    Kendala dilapangan dari segi sosial tidak menjadi masalah karena saat

    penentuan batas dilakukan dialog bersama masyarakat, selain itu jarak areal

    konsesi yang cukup jauh dari perkampungan membuat masalah sosial jarang

    terjadi. Untuk masalah ketenagakerjaan tim pelakasana tata batas areal IUPHHK

    PT. Roda Mas Timber Kalimantan di ketuai oleh seorang ketua tim, dalam

    kegiatan ini satu tim terdiri dari 1 regu, 1 regu terdiri dari 4 orang, yang terdiri

    dari 2 orang dari UPTD Planologi Kehutanan Balikpapan, 1 orang dari Dinas

    Kehutanan Provinsi, dan 1 orang wakil dari perusahaan.

    Pal batas lapangan yang menandakan batas dari areal konsesi PT Roda

    Mas terdiri dari dua jenis, yaitu pal batas papan (untuk wilayah yang riskan,

  • 31

    contohnya: jarak dengan masyarakat lebih dekat atau daerah yang berbatasan

    dengan HPH lain). Pal batas dibuat dari kayu kelas awet I/II setempat dan ditanam

    sedalam 60 cm. Pal batas jenis kedua adalah pal batas beton yang dipasang

    setiap jarak 100 m. Selain itu terdapat pula tanda lain berupa pohon- pohon awet

    di kiri kanan rintis batas yang dipoles cat warna merah.

    (a) (b)

    Gambar 4. (a) pal batas beton, (b) pal batas kayu

    Kondisi pal batas yang terbuat dari papan di PT. Roda Mas berada dalam

    keadaan cukup baik dengan kondisi cat yang baik dan informasi pal yang terlihat,

    pemeliharaan berupa penggantian papan akan dilakukan pada papan pal batas

    yang sudah rusak. Pal batas setiap 100 m berada pada kondisi baik, dengan cat

    berwarna putih dan merah yang terlihat jelas, begitupun dengan informasi yang

    terdapat dalam pal tersebut.Evaluasi posisi pal batas melalui pengukuran ulang

    panjang antar pal batas juga dilaksanakan dengan teratur oleh bagian pembinaan

    hutan. Terdapat kekurangan dalam segi perawatan, karena pal batas tersebut

    cenderung dibiarkan tertutupi rerumputan. Pal yang di cek keberadaannya oleh

    mahasiswa berada diutara camp pusat PT Roda Mas, Pada bagian dari areal

    konsesi IUPHHK- HA tersebut areal konsesi Roda Mas lebih banyak berbatasan

    langsung dengan areal konsesi PT. RKR

    Pada bagian utara dari areal konsesi PT Roda Mas terdapat jalan koridor

    yang digunakan oleh PT. RKR dan PT. Roda Mas, sesungguhnya jalan ini milik

    PT. Roda Mas sehingga dalam penggunaannya PT RKR harus membayar kepada

    PT.Roda Mas. Selain pal batas terdapat pula papan pengumuman berbentuk empat

  • 32

    persegi pajang yang dipasang di tempat-tempat strategis atau maksimum setiap

    jarak 1.000 meter antara satu papan pengumuman dengan papan lainnya.

    Gambar 5. Papan pengumuman areal IUPHHK

    Berita acara tata batas berisikan tentang nama penanggung jawab dalam

    acara tata batas ini kemudian dasar dan pedoman yang digunakan dalam

    pengukuran tata batas (SK,Surat Perintah tugas, peta kerja penataan batas) , tata

    waktu, dan hasil pengukuran pelaksanaan penataan batas (no. pal, azimut, jarak

    datar, jumlah pal batas dan keterangan mengenai posisi pal batas yang perlu

    diketahui lebih lanjut contohnya berupa pal batas yang berada di tepi sungai

    mahakam.

    4.1.4 Penataan Areal Kerja, Penentuan Tata Ruang, Penggunaan Lahan, Pembagian Blok, dan Petak Tebang

    Penataan areal kerja merupakan kegiatan penataan areal ke dalam blok dan

    petak kerja tahunan berdasarkan RKUPHHK dan RKTUPHHK. Berdasarkan hasil

    penataan areal kerja dan penataan ruang didapatkan pembagian kelas hutan untuk

    tujuan produksi dan kelas hutan bukan untuk tujuan produksi. Kelas hutan untuk

    tujuan produksi selanjutnya akan dibagi kedalam blok dan petak-petak kerja.

    Sedangkan kelas hutan bukan untuk tujuan produksi adalah areal-areal yang harus

    dialokasikan karena ditetapkan sebagai kawasan lindung di dalam hutan produksi

    dan areal-areal tidak efektif untuk produksi untuk penunjang kegiatan pengelolan

    hutan. Penataan areal kerja ini dilakukan sesuai dengan kapasitas fungsi optimal

    kawasan berkaitan dengan karakter biofisik kawasan. Berdasarkan hasil penataan

    areal kerja diketahui luas total areal layak kelola unit II adalah sebesar 69.740 Ha,

    yang terdiri atas areal lindung seluas 7.617 Ha, areal tidak efektif seluas 2.467 Ha.

  • 33

    Untuk luas areal produksi efektif adalah 59.706 Ha yang terbagi atas areal efektif

    berhutan dan tidak berhutan. Total luas area efektif berhutan PT. Roda Mas adalah

    sebesar 58.338 Ha. Areal tidak berhutan ditujukan untuk rehabilitasi lahan,

    sedangkan area berhutan terbagi kembali menjadi hutan produksi terbatas dan

    hutan produksi.

    Dalam areal PT. Roda Mas ada beberapa wilayah yang dikeluarkan dari

    areal yang dapat dimanfaatkan dalam hal ini khususnya daerah dengan nilai

    konservasi, budaya dan sosial.contohnya adalah kawasan Cagar Budaya berupa

    Goa Tengkorak, lokasi Sarang Burung Walet di hulu sungai Kentai dan batas

    areal perladangan di hulu sungai Betutung untuk masyarakat.

    Berita acara penandaan batas kawasan cagar budaya goa tengkorak

    Berita acara tata batas ini diawali dengan pengukuran azimuth, kemudian

    jarak lapangan dan kelerengan dengan diikuti penandaan dan pengecatan batas.

    Setelah itu dilakukan pengukuran ulang mengelilingi goa dengan jarak 50 m dari

    kaki goa berupa polygon tertutup. Titik- titik ikat tersebut kemudian dimasukan ke

    dalam GPS ditracking ulang.

    Berita acara kesepakatan bersama penetapan batas lokasi sarang burung

    walet

    Berita acara ini berisi kesepakatan antara dua pihak. Pihak pertama berasal

    dari PT. Roda Mas yaitu Ir. Suherianto selaku Camp. Manager. Pihak kedua

    berasal dari masyarakat pemilik Goa sarang walet yang kepemilikannya diakui

    turun- temurun. Mufakat dari kedua pihak menghasilkan ketentuan- ketentuan:

    1. Pihak pertama dan pihak kedua bersama- sama mengakui keberadaan

    lokasi Goa Sarang Burung Walet dalam arean pengelolaan IUPHHK- HA

    Romastika

    2. Pihak pertama dan kedua menyepakati luas areal goa yang telah ditandai

    di lapangan,yaitu dengan radius 500 meter dari kaki goa. Luas yang

    diperoleh dari hasil pengukuran luas ini adalah sebesar 218,80 ha.

    3. Pihak pertama menyatakan tidak akan melakukan aktivitas pengelolaan

    hutan di dalam lokasi Goa sarang burung walet

  • 34

    4. Pihak kedua sepakat bahwa akan menjaga kondisi hutan di dalam Goa

    sarang burung walet tetap utuh, serta menyepakati bahwa tidak akan

    melakukan aktivitas-aktivitas perambahan, perladangan, dan penebangan

    liar dalam areal UPHHK- HA Romastika.

    Berita acara kegiatan penandaan batas areal perladangan hulu sungai

    Betutung

    Metode pelaksanaan diawali dengan pengukuran, jarak lapangan dan

    diikuti penandaan dengan mengelilingi areal perladangan. Dari hasil pengukuran

    didapatkan luas 50,41 ha untuk total areal perladangan milik masyarakat yang ada

    di hulu sungai Betutung. Penandaan areal ini melibatkan bagian pembinaan hutan

    tanpa tanda tangan persetujuan dengan masyarakat pemilik ladang.

    Penataan Areal Kerja dilakukan pada ET-1 dari waktu dilaksanakannya

    penebangan. Penataan Areal Kawasan tidak lagi dilakukan pada areal konsesi

    hutan PT Roda Mas Unit I di daerah peninggir dikarenakan terdapat konflik

    dengan masyarakat desa mengenai masalah pemanfaatan hasil hutan. Konflik

    tersebut kini masih dalam tahap penyelesaian konflik dengan bantuan dari pihak

    ketiga. Penataan Areal Kerja dilakukan pada Unit II wilayah kerja PT Romastika.

    Dalam satu regu pelaksana PAK terdiri dari 8 orang yang terdiri dari satu orang

    ketua tim sekaligus sebagai pembaca helling, satu orang pembaca kompas, dua

    orang perintis, dua orang juru ukur, satu orang pemberi label, serta satu orang juru

    masak. Tim ini memiliki prestasi kerja per hari yang bergantung pada medan yang

    ditempuh, apabila medan yang ditempuh berat maka prestasi kerja satu tim adalah

    2 km, sedangkan apabila medan yang dijalani tidak berat maka prestasi kerja per

    hari dapat mencapai 4 km. Penataan blok tebangan perlu diperhatikan dengan

    seksama dan dilakukan dengan tingkat keakuratan yang tinggi karena berkaitan

    dengan luas areal tebangan yang diperbolehkan setiap tahunnya, sedangkan untuk

    petak dapat dilakukan dengan lebih fleksibel tergantung keadaan biofisik kawasan

    tersebut. Umumnya ukuran satu petak adalah 1 km x 1 km, atau minimal luasan

    yang diperbolehkan sebesar 50 Ha dan maksimal luas wilayah yang diperbolehkan

    adalah 150 Ha. Dalam deliniasi petak juga dapat menggunakan batas alam,

    contohnya sungai atau alur. Hasil dari PAK ini kemudian akan dipetakan dan

  • 35

    dijadikan sebagai bahan acuan untuk kegiatan ITSP. Berikut merupakan peta

    sketsa hasil dari kegiatan PAK yang akan dijadikan acuan untuk ITSP.

    Gambar 6. Peta rencana ITSP hasil kegiatan PAK

    Penataan areal kerja yang dilakukan untuk blok tebangan 2013 dilakukan

    pada tahun 2012 membagi areal kerja unit II ke dalam blok RKT 2013 dengan

    luas 1.841 Ha dan panjang 21,08 Km sedangkan untuk panjang tata batas petak

    adalah sebesar 25,58 Km. Hasil potensi hutan yang terlihat dari areal yang di PAK

    ini kemudian disesuaikan dengan jatah tebang tahunan sehingga pada RKT 2013

    yang disyahkan hanya terdiri dari 10 petak tebang dan 1 petak carry over. Berikut

    ini adalah gambar pembagian blok tebangan dan petak kerja untuk PT. Roda Mas

    Timber Kalimatan.

    Gambar 7. Pembagian Blok dan Petak Tebang di PT. Roda Mas

  • 36

    4.1.5 Inventarisari Tegakan Sebelum Penebangan ( ITSP ) Inventarisasi tegakan sebelum penebangan (ITSP) adalah kegiatan

    pencatatan, pengukuran, dan penandaan pohon dalam areal blok kerja tahunan

    intensitas 100% untuk pohon niagawi dan pohon yang dilindungi sesuai ketentuan

    yang berlaku. Kegiatan ini dilakukan untuk mengetahui keadaan dan potensi

    tegakan hutan yang akan ditebang. ITSP di PT RMTK dilakukan 1 tahun sebelum

    diadakan penebangan. Informasi yang diperoleh dari laporan ITSP akan

    digunakan dalam penyususnan RKTUPHHK. ITSP pada PT. Roda Mas dilakukan

    dengan systematic line plot sampling with random start. Pada kegiatan ITSP

    dilakukan penandaan pada pohon yang akan ditebang, pohon dilindungi dan

    pohon inti. Pada pohon yang akan ditebang diberi tanda dengan label merah yang

    berisi informasi nama perusahaan, petak tahun, nomor petak, jenis pohon, nomor

    pohon dan diameter, kemudian pohon inti dan pohon yang dilindungi diberi tanda

    label kuning. Pendataan pada label terdiri dari nama perusahaan, tahun RKT, no.

    Petak, no. Pohon, jenis, diameter, dan tinggi bebas cabang yang kemudian dicatat

    pada tally sheet.

    Terdapat 2 macam tally sheet lapangan untuk ITSP yaitu tally sheet data

    pohon dan tally sheet kondisi lapangan

    (a) (b)

    Gambar 8. (a) Tally sheet data pohon , (b) Tally sheet kondisi lapangan

    Tally sheet data pohon berisi nomor PU atau stasiun, nomor pohon, jenis

    pohon, diameter pohon, tinggi dan cacat pohon. Sedangkan untuk tally sheet

    kondisi lapangan berisi informasi tentang nomor stasiun atau titik ikat lapangan,

    azimuth, jarak miring, jarak datar, helling dan keterangan spesifik tentang kondisi

    lapangan, contohnya daerah berbatu, atau daerah perlintasan satwa. Kedua tally

  • 37

    sheet ini digunakan secara sinergis untuk megetahui data-data pohon yang telah

    diinvetarisasi sekaligus keadaan lapangan dimana pohon- pohon tersebut berada.

    Pengukuran ITSP untuk tahun 2013 dilakukan pada tahun 2012 dengan

    jumlah petak sebanyak 14 dan luas 1.841 Ha. Data yang didapat dari hasil ITSP

    adalah nomor pohon, nama jenis, diameter, tinggi, volume, dan status pohon

    (contohnya pohon inti atau pohon panen). Data tersebut lalu direkap berdasarkan

    kelompok (kelompok meranti, kelompok rimba campuran, kelompok kayu indah,

    dan kelompok kayu dilindungi) dengan jenis pohon, kelas diameter. Data yang di

    rekap berupa jumlah batang, volume dan volume total. Kemudian hasil rekapan

    ITSP yang berada pada bagian perencanaan ini dilaporkan pada Ass. Manajer

    Perancanaan Hutan.

    Untuk kebutuhan FSC kayu non komersil hasil ITSP juga dibuat listnya.

    Sesuai dengan syarat FSC yaitu pohon last known species yang berpotensi di masa

    depan perlu diketahui dan dilakukan pencatatan terhadapnya. Pada PT Roda Mas

    yang termasuk last known species adalah jenis buan, simpur, terap, keranji,

    kempas, benuang, agathis, dan anggi/sindur. Hasil timber cruising di ITSP adalah

    LHC. Dalam LHC terdapat seluruh potensi kayu di IUPHHK. Penebangan hanya

    akan dilakukan pada pohon dengan diameter 50 cm. Berikut adalah contoh

    rekap data hasil timber cruising untuk petak 9 pada blok tebang tahun 2013.

    Tabel 5. Timber cruising petak 9 pada blok tebangan tahun 2013

  • 38

    Berdasarkan hasil LHC petak 9 didapatkan jumlah pohon yang memiliki

    diameter 50 cm sebanyak 1.670 pohon dengan voleme total 15.936,51 m3.

    Sedangkan pohon yang memiliki diameter tersebut tidak semuanya dapat ditebang

    karena masih terdiri atas pohon dilindungi, dan beberapa jenis pohon non

    komersil yang tidak ditebang atau ditinggalkan. Pada hasil rekap ITSP tahun 2012

    pada RKT tahun 2013 terlihat bahwa terdapat 21.680 pohon komersil yang layak

    tebang dengan volume 183.791,38 m3, untuk pohon dilindungi terdapat 1.301buah

    pohon dengan volume total 6.216,76 m3. Sedangkan untuk pohon inti yang akan

    ditebang pada daur berikutnya memiliki jumlah 15.868 pohon dengan jumlah

    21.787,99 m3

    Praktek yang juga dilakukan oleh mahasiswa adalah pemeriksaan

    kesesuaian label hasil timber cruising antara label di bontos dan label pada

    tunggak. Pada pemeriksaan ini sebanyak 20% tidak memiliki data yang sesuai

    dengan hasil timber cruising, hal ini diakui oleh perusahaan sebagai kendala di

    lapangan yang dihadapi akibat human error. Selain data- data tersebut pada saat

    ITSP berlangsung, dilakukan pula pencatatan mengenai hasil hutan non kayu

    seperti rotan dan sarang walet. Selain itu dilakukan pula pencatatan jejak hewan

    atau tanda-tanda yang ditinggalkan oleh hewan dan situs-situs budaya, namun

    inventarisasi lanjut belum dilakukan sehingga membutuhkan kajian lebih lanjut.

    4.1.6 Perhitungan Faktor Eksploitasi Perhitungan faktor eksploitasi dilakukan mahasiswa PKL dalam rangka

    sebagai bentuk kontribusi kepada PT. Roda Mas Timber Kalimantan. Faktor

    eksploitasi (Fe) adalah efektivitas penebangan yang besarnya berkisar antara 0,7

    sampai dengan 0,9 yang ditetapkan berdasarkan kemampuan pemegang Izin

    Usaha Pemanfaatan Hasil Hutan Kayu (IUPHHK) dan izin lainnya yang sah (ILS)

    untuk menekan limbah dalam suatu kegiatan penebangan/pemanenan pohon

    (KEPUTUSAN MENTERI KEHUTANAN NOMOR 126/KPTS-II/2003).Faktor

    eksploitasi merupakan hasil dari perbandingan antara volume kayu yang dapat

    dimanfaatkan dengan volume kayu berdiri (m) hingga batas cabang pertama.

    Perhitungan Fe sesungguhnya perlu dilakukan setiap tahun untuk

    mengetahui seberapa besar tingkat pemanfaatan kayu dan limbah yang

  • 39

    ditinggalkan sebagai bagian dari penerapan RIL yang telah dilaksanakan yang

    sekaligus dapat dijadikan bahan pertimbangan penentuan JPT (Jatah Penebangan

    Tahunan). Faktor eksploitasi ini berperan penting dalam produksi tahunan

    sehingga dibutuhkan perlakuan penebangan yang baik agar kayu hasil produksi

    dapat dimanfaatkan dengan optimal, apabila ditilik dari rumus baku

    perhitunganjatah penebangan tahunan, maka semakin tinggi nilai Faktor

    eksploitasi maka akan semakin tinggi pula jatah tahunan yang diperbolehkan

    untuk sebuah pengusahaan hutan.

    Adapun prasyarat yang dibutuhkan dalam usaha untuk meningkatkan nilai

    faktor eksploitasi, yakni faktor teknis dan non teknis. Faktor teknis meliputi

    Sumber Daya Manusia; keahlian personil (tata cara penebangan, koordinasi antar

    penebangan, penyaradan, dan juru ukur); jumlah personil dan pengorganisasian

    personil dan jumlah alat; dan reduksi limbah dengan pemanfaatan limbah

    (sortimen kecil dapat dijadikan perahu dan sortimen kecil yang ukurannya tidak

    masuk dalam pasar dapat dijadikan kayu bakar). Faktor non- teknis meliputi

    topografi daerah penebangan, musim saat diakukan penebangan, dan kerapatan

    vegetasi yang dapat berdampak pada kerusakan hasil tebangan dan mengurangi

    volume kayu komersil.

    Pengkuran dan pencatatan dimensi pohon ini dilakukan untuk

    mengetahui tingkat Faktor ekspolitasi penebangan yang dilakukan di PT Roda

    Mas Timber kalimantan dengan limbah kayu hasil penebangan yang diamati di

    lapangan adalah sisa-sisa hasil pemanenan kayu yang dimensinya masih dapat

    dimanfaatkan namun dalam pelaksanaannya bagian ini dibuang. Limbah yang

    ditemukan pada lokasi penebangan PT RMTK berupa potongan kayu berdiameter

    layak dimanfaatkan namun tidak diambil karena terdapat mata kayu atau cacat

    lain di dalamnya.

    Pemilihan pohon contoh dilakukan secara purposive yaitu mengikuti

    kegiatan yang tengah berlangsung di lapang. Pengukuran dilakukan di Tpn yang

    berlokasi di petak II.12 dengan perlakuan yang diberikan kepada pohon yang

    sudah rebah. Pengukuran dibagi menjadi 3 sub ukur, yaitu pengukuran yang

    dilakukan pada bagian tunggak, bagian batang komersil, dan bagian yang terdapat

    cacat kayu di dalamnya hingga batas cabang pertama.

  • 40

    Bagian Tunggak

    Pengukuran dimensi yang dilakukan adalah diameter dan tinggi tunggak.

    Diameter yang diukur adalah diameter terbesar dan diameter terkecil dari sebuah

    tunggak. Rumus yang digunakan untuk menafsir volume limbah tunggak adalah:

    V = (

    Keterangan:

    V= volume pohon (m)

    = konstanta (3,14)

    d1= diameter terbesar (cm)

    d2= diameter terkecil (cm)

    t= tinggi pohon (m)

    Bagian dengan Cacat Kayu

    Limbah pada bagian potongan yang terdapat mata kayu ini dihitung

    mengunakan rumus sortimen Brereton:

    V = (

    Keterangan:

    = konstanta (3,14)

    du = diameter ujung (cm)

    dp = diameter pangkal (cm)

    t = panjang cabang kayu (m)

    Pengukuran Volume Batang Komersil

    Pengukuran volume batang komersil dilakukan dengan menggunakan rumus

    baku Brereton untuk sortimen kayu:

    V = (

  • 41

    Keterangan:

    = konstanta (3,14)

    du = diameter ujung (cm)

    dp = diameter pangkal (cm)

    t = panjang sortimen kayu (m)

    Perhitungan Faktor Eksploitasi

    Perhitungan faktor eksploitasi dilakukan dengan rumus:

    Fe =

    Keterangan:

    Fe = Faktor eksploitasi

    Vp = Volume pohon yang diproduksi dari pohon yang ditebang

    sampai dengan Tpn (m3)

    Vph = Volume batang pohon berdiri sampai dengan cabang

    utama (m3)

    Perhitungan Faktor eksploitasi pada PT. Roda Mas dilakukan pada 7

    pohon contoh yang telah ditebang pada petak II.12. Untuk mendapatkan nilai Fe

    maka volume pohon dibagi menjadi volume bagian tunggak, batang komersil,

    bagian yang dapat dimanfaatkan namun tidak dimanfaatkan akibat terdapat mata

    kayu atau cacat kayu lainnya. Berikut merupakan tabel rekapitulasi data

    perhitungan faktor eksploitasi PT.Roda Mas Timber Kalimantan.

  • 42

    Tabel 6.Hasil perhitungan faktor eksploitasi

    No.

    No.

    Pohon

    Jenis

    Pohon

    Volume (m3)

    Volume

    Komersil

    di Tpn

    (m3)

    Volume Pohon

    Berdiri- Cabang

    Pertama

    (m3)

    Bagian

    Tunggak

    Batang

    Komersil

    Bagian

    Cacat

    Kayu

    1 594 Mr 1,29 9,53 1,34 9,53 12,16

    2 980 Ker 0,54 7,67 1,08 7,67 9,30

    3 942 Mr 0,20 7,44 15,56 7,44 23,20

    4 853 Mr 0,82 13,64 0,68 13,64 15,14

    5 574A Kap 1,66 8,27 1,22 8,27 11,15

    6 574B 6,33 6,33 6,33

    7 594 Mr 1,29 9,53 1,34 9,53 12,16

    TOTAL 60,32 86,69

    Ket: Mr = meranti, Ker = Keruing, dan Kap= kapur

    Berdasarkan data tersebut dilakukan perhitungan Faktor eksploitasi

    menggunakan rumus:

    Fe =

    Fe = 60,32 (m3)/ 86,69(m3)

    = 0,7

    4.2. Pembinaan Hutan Pembinaan hutan merupakan kegiatan yang meliputi Inventarisasi Tegakan

    Tinggal, Persemaian, Penanaman, dan Pemeliharaan. Kegiatan ini dilakukan

    setelah melaksanakan kegiatan penebangan.

    4.2.1 Iventarisasi Tegakan Tinggal (ITT) Salah satu kegiatan tata usaha pemanfaatan hasil hutan kayu yang

    dilaksanakan pemegang izin UPHHK adalah menghasilkan produksi kayu bulat

    dengan menerapkan prinsip-prinsip kelestarian dalam setiap tahapan kegiatannya.

  • 43

    Kegiatan penebangan dan penyaradan menimbulkan kerusakan terhadap lantai

    hutan,tegakan tinggal, dan berbagai jenis permudaan yang ada di sekitar lokasi

    pemanenan. Untuk mengetahui berapa besar kerusakan tegakan maka dilakukan

    inventarisasi tegakan tinggal. Maksud dari kegiatan ITT ini adalah untuk

    mengetahui jumlah, jenis, mutu pohon inti dan permudaan serta untuk mengetahui

    jumlah jenis jumlah pohon inti yang rusak dan tingkat kerusakan masing- masing

    pada petak kerja, setelah kegiatan pemanenan kayu. Selain itu ITT juga digunakan

    untuk mengetahui lokasi dan luas tempat-tempat terbuka dan menaksir masa

    tegakan tinggal untuk memproyeksikan hasil dan etat tebangan.

    Inventarisasi tegakan tinggal yang ada di PT. Roda Mas Timber

    Kalimantan tidak lagi menggunakan survey terestrial melainkan menggunakan

    perhitungan antara jumlah total pohon panen komersial dikurangi pohon yang real

    ditebang di lapangan. Sehingga tegakan tinggalnya merupakan hasil dari selisih

    kedua nilai tersebut. Perhitungan tegakan tinggal ini diawali dengan

    membandingkan antara jumlah pohon panen komersil pada Laporan Hasil

    Cruising dengan Laporan Hasil Pemanenan (LHP). Selisih antara jumlah pohon

    panen komersil tersebut kemudian dijadikan patokan untuk rencana rehabilitasi

    tegakan pasca pemanenan. Selain itu posisi dari pohon yang tertinggal dapat

    dilihat melalui Software ArcView GIS 3.3. Berikut ini adalah gambar tegakan

    tinggal yang didapatkan dari layer pohon dan layer region petak yang dipetakan.

    Petak tebangan yang dipetakan diambil dari RKT tahun 2012, yaitu petak II.17

    yang memiliki luas 6870 Ha. Simbol lingkaran putih menggambarkan pohon

    panen komersil yang telah dipanen dan simbol lingkaran kuning menggambarkan

    pohon panen komersil yang ditinggalkan.

  • 44

    Gambar 9. Peta persebaran pohon yang ditebang dan tidak ditebang pada petak II.17

    Inventarisasi tegakan tinggal sebagai dasar penanaman kembali juga dapat

    dipantau melalui monitoring dan evaluasi terhadap panjang jalan sarad yang

    terlaksana dan luas Tpn yang ada, data tersebut kemudian digunakan untuk

    memperkirakan banyaknya bibit yang akan ditanam.

    4.2.2 Persemaian Lokasi persemaian RT. Roda Mas terletak di sekitar sungai Dengan yang

    luasnya 1 ha dengan jumlah bedeng 29 buah dengan 26 buah bedeng sapih yang

    berkapasitas 82.000 batang dan 3 buah bedeng tabur serta terdapat tempat

    karantina. Terdapat pula greenhouse yang memiliki fungsi tempat persemaian

    bagi bibit- bibit yang riskan untuk dimakan oleh serangga atau hewan lainnya,

    contohnya adalah bibit durian. Tidak jauh dari tempat persemaian terdapat kebun

    pangkas dengan luas 0.5 ha dan jumlah bedeng 45 buah yang berisikan jenis

    meranti (shorea. Spp).

  • 45

    (a) (b) Gambar 10. (a) Plang Persemaian, (b) Kebun Pangkas

    Kapasitas Keseluruhan adalah 87000 buah bibit dengan jenis-jenis

    bibitnya terdiri dari meranti, kapur, tengkawang, merbau, durian dan mahoni.

    Cara pengambilan bakal bibit diambil didalam petak hutan yang memiliki potensi

    anakan yang tinggi dan dari jenis pohon plus. Adapun spesifikasi jumlah bibit

    yaitu :

    1. Leprosula ada 15.030 cabutan

    2. Akumina ada 14.010 cabutan

    3. Majau ada 10.820 cabutan

    4. Seminis ada 1.260 cabutan

    5. Kapur ada 990 cabutan

    6. Agathis ada 710 cabutan

    7. Keruing ada 1500 cabutan

    8. Tengkawang 236 cabutan

    9. Jabon 173 cabutan

    10. Cacao 1.370 cabutan

    11. Semitiana 1420 cabutan

    Dengan itu total keseluruhan pengadaan bibit ada 49289 cabutan. Untuk

    pemeliharaan jumlah bibit siap tanam sebesar 12