LAporan PKL BALAI PARU

38
LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT MAKASSAR DISUSUN OLEH KELOMPOK 11 NURAENI (12.073 AF) NOVITA AYU NINGSIH (12.007 AF) ANUN AJENG PRIYAYI (12.026 AF) SAWITRI EKA BUDIASIH (12.045 AF) WAHYUDI (12.082 AF) AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR 2015

Transcript of LAporan PKL BALAI PARU

Page 1: LAporan PKL BALAI PARU

LAPORAN

PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

MAKASSAR

DISUSUN OLEH

KELOMPOK 11

NURAENI (12.073 AF)

NOVITA AYU NINGSIH (12.007 AF)

ANUN AJENG PRIYAYI (12.026 AF)

SAWITRI EKA BUDIASIH (12.045 AF)

WAHYUDI (12.082 AF)

AKADEMI FARMASI YAMASI MAKASSAR

2015

Page 2: LAporan PKL BALAI PARU

LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PRAKTEK KERJA LAPANGAN

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

MAKASSAR

Laporan Praktek Kerja Lapangan (PKL) ini disusun sebagai salah satu syarat

untuk mengikuti .Laporan hasil PKL pada :

Tanggal :16 Februari 2015 – 28 Februari 2015

Tempat : Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar

DISETUJUI OLEH

KEPALA

BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

(dr.Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS)

Dosen Pembimbing Pembimbing Tekhnis

(Raymond Arief, S.si) ( Dra.Hj. Mimi Dehmi,Apt )

Page 3: LAporan PKL BALAI PARU

KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.

Segenap puji kepada tuhan yang maha esa atas limpahan rahmat dan

berkat-Nya sehingga laporan ini dapat kami selesaikan dengan segala

kekurangannya.

Maksud dan tujuan kami dalam membuat laporan Praktek Kerja

Lapangan ini adalah untuk merampungkan segala hasil yang telah diperoleh

selama melaksanakan praktek di balai besar kesehatan paru masyarakat

makassar sesuai dengan sistematika yang telah ditetapkan, sehingga dapat

diberikan gambaran, pengertian dan pemahaman bagi semua pihak yang

membaca laporan ini.

Terima Kasih kami ucapkan

1. Kepada orang tua penyusun atas pengorbanan dan doa restunya.

2. Bapak Rusmin Rivai, S.si,M.Si, Apt Selaku direktur Akademi Farmasi

Yamasi Makassar

3. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing

4. Dr. Sriwati Palaguna, Sp.A, MARS. Selaku kepala balai besar kesehatan

paru masyarakat makassar.

5. Hj

6. Bapak Raymond Arief, Selaku pembimbing atas kesediannya

meluangkan waktunya untuk memberikan bimbingan kepada kami.

7. Seluruh karyawan dan karyawati Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat

Makassar yang telah banyak memberikan bimbingan kepada kami

mengenai hal-hal yang berkaitan dengan pelaksanaan PKL.

Page 4: LAporan PKL BALAI PARU

8. Segenap dosen, staf, dan karyawan di lingkungan Akademi Farmasi

Yamasi Makassar program studi farmasi Makassar yang senantiasa

memberikan bantuannya kepada kami.

9. Kepada rekan-rekan mahasiswa Akademi Farmasi Yamasi program studi

farmasi Makassar yang tidak dapat kami sebutkan satu persatu yang

telah membantu dalam penyusunan laporan ini.

Kami menyadari laporan PKL ini tak lepas dari kekurangan dan

kesalahan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran

yang mampu mengubah laporan selanjutnya lebih baik dari apa yang

telah ada sekarang.

Akhirnya penyusun berharap semoga laporan ini bermanfaat bagi

kami semua khususnya bagi para pembaca, amin.

Makassar, Februari 2015

Penyusun

Page 5: LAporan PKL BALAI PARU

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG PRAKTEK ERJA LAPANGAN

Pendidikan tenaga kesehatan merupakan bagian integral dari

pembangunan nasional yang diarahkan untuk mendukung upaya pencapaian

derajat kesehatan masyarakat yang optimal.

Dalam kaitan ini, pendidikan tenaga kesehatan diselenggarakan untuk

memperoleh tenaga kesehatan yang bermutu yang mampu mengembang

tugas, mewujudkan perubahan, pertumbuhan, dan pembaharuan dalam

rangka memenuhi kebutuhan pelayanan kesehatan bagi seluruh masyarakat.

Salah satu institusi tenaga kesehatan yang menyediakan tenaga

kesehatan khususnya di bidang farmasi adalah sekolah menengah jurusan

farmasi untuk menghasilkan tenaga tekhnis Farmasi yang mampu bekerja

dalam system pelayanan kesehatan secara terpadu.

Tenaga kesehatan Asisten Apoteker (AA) diharapkan dapat saling

bekerja sama dan berkoordinasi dengan tenaga kesehatan lainnya, hal ini

merupakan pelayanan kesehatan yang holostik dilakukan. Oleh karena itu

tenaga kesehatan di bidang Farmasi harus tampil, terlatih dan dapat

menunjang upaya pembangunan dibidang kesehatan.

Untuk menghasilkan tenaga kesehatan di bidang Farmasi tersebut

maka penyelenggaraan pendidikan terutama proses belajar mengajar

ditingkatakan terus menerus baik kulitas maupun kuantitas. Salah satu upaya

yang dilakukan diantaranya adalah dengan memberikan pengalaman karja

kepada pe peserta didik melalui latihan kerja yang disebut praktek kerja

lapangan.

Page 6: LAporan PKL BALAI PARU

Pelaksanaan PKL merupakan sarana pengenalan kerja bagi peserta

didik karena dapat melihat,menerima, dan menyerap tekhnologi yang ada

dimasyarakat, dengan kata lain PKL merupakan orientasi bagi peserta didik

sebelum terjun langsung dimasyarakat.

Disisi lain, PKL juga dapat digunakan sebagai sarana informasi

terhadap dunia pendidikan dapat berkembang sesuai kebutuhan masyarakat.

B. TUJUAN PELAKSANAAN PROGRAM PKL

Dengan adanya praktek kerja lapangan, diharapkan dapat dihasilkan

tenaga tekhnis kesehatan dibidang farmasi tingkat diploma yang mampu

bekerja dalam system pelayanan kesehatan.

Pelaksanaan pkl pada prinsipnya mempunyai tujuan sebagai berikut:

1. memperluas dan memantapkan keterampilan yang membentuk

kemampuan mahasiswa sebagai bekal untuk memasuki lapangan kerja

sesuai dengan kebutuhan program pendidikan yang ditetapkan.

2. Mengenal kegiatan-kegiatan penyelennggaran program kesehatan

masyarakat secara menyeluruh baik ditinjau dari aspek administrasi,teknis

maupun social budaya.

3. Memberi kesempatan kerja yang nyata dan langsung secara terpadu

dalam melaksanakan kegiatan pelayanan kesehatan dibidang farmasi di

Rumah sakit, puskesmas ,pedagang Besar Farmasi dan penyuluhan

kepada masyarakat .

4. Menumbuh kembangkan dan menetapkan sikap etis, profesionalisme dan

Nasionalisme yang diperlukan mahasiswa untuk memasuki lapangan kerja

sesuai dengan bidangnya.

Page 7: LAporan PKL BALAI PARU

5. Memberikan kesempatann kepada peserta didik untuk memasyarakatkan

diri pada suasana atau iklim lingkungan kerja yang sebenarnya.

6. Meninggkatkan memperluas dan memantapkan proses penyerapan

teknologi baru dari lapangan kerja keekolah dan sebaliknnya.

7. Memperolehh masukan dan umpann balik, guna memperbaiki dan

mengembangkan serta meningkatkan penyelenggaraan pendidikan

Akademi Farmasi Yamasi Makassar.

8. Memberikan kesemmpatan penempatan kerja kepada mahasiswa

Page 8: LAporan PKL BALAI PARU

BAB II

TINJAUAN UMUM

A. URAIAN UMUM

Balai besar Kesehatan Paru Masyarakat Makassar (BBKPM)

dahulunya bernama balai pengobatan penyakit paru- paru Makassar

yang didirikan pada tanggal 27 juni 1959 bertempat di jl.Hos

Tjokrominoto. Diresmikan oleh Gubernur propinsi Sulsel, Andi

pangerang Dg .Rani pada tanggal 30 april 1960. Pada waktu itu

dikepalai oleh dr. Med. RN. Tyagi, berkebangsaan india, dan dibantu

secara sukarela oleh dr.Med. WJ.Meyer, dokter kebangsaan jerman

(1965-1995).

Perubahan nama tersebut dimulai sejak tangggal 14 September 2005

berdasarkan permenkes RI nomor 1352/ PER.2005 tentang organisasi

dan tata kerja unit pelaksanaan teknis dibidang kesehatan paru

masyarakat.

Dengan adannya pengembangan kota,maka gedung BP4 dipindahkan

kedaerah pengembangan di JL.A.P. Pettarani No 43 diresmikan oleh

Mentri kesehatan RI pada tanggal 13 Nopember 1993. Seetelah mengalami

beberapa pergantian pimpinan, maka sejak tahun 2011 Balai besar

kesehatan paru Masyarakat Makassar dipimpin oleh dr. Sriwati

palaguna,Sp.A.MARS.

B. VISI DAN MISI

Page 9: LAporan PKL BALAI PARU

1. Visi

‘’Menjadi pusat kesehatan paru Terbaik di Kawasan Timur Indonesia”,

2. Misi

a.) Menyelenggarakan pelayanan kesehatan paru dan rujukan

kawasan timur Indonesia.

b.) Menyelenggarakan promosi kesehatan pemberdayaan masyarakat

dan kemitraan di Kawasan timur indonesia.

c.) Meningkatkan kemampuan profesional SDM kesehatan dengan

pendidikan dan pelatihan kesehatan paru di kawasan Indonesia

Timur.

d.) Melaksanakan enelitian dibidang kesehatan paru dalam rangka

pengembangan kesehatan.

3. Motto

“PRO SEHAT singkatan :

Pro :Proffesional

S :Santun

E :Empathy

H :Harmonis

A :Akurat

T :Terpercaya

Page 10: LAporan PKL BALAI PARU

4. Kedudukan Tugas pokok dan Fungsi

BBKPM Makassar merupakan Unit pelaksana Teknis (UPT) dalam

bidang kesehatan paru masyarakat di linngkungan kementrian kesehatan

yang berada dibawah dan bertanggung jawab kepada Direktur Jendral Upaya

kesehatan BBKPM Makassar dipimpin oleh seorang kepala dan dalam

melaksanakan tugas sehari –hari secara teknis fuungsional dibina oleh

Direktur Kesehatan Komunitas.

Dalam melaksanakan tugas tersebut diatas, BBKPM Makassar

menyelenggarakan Fungsi sebagai berikut

1. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pelayanan kesehatan rujukan

paru spesialistik atau subspealistik yang berorientasi kesehatan

masyarakat.

2. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan

sumber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.

3. Perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi kemitraan dan pengembangan

summber daya dibidang kesehatan paru masyarakat.

4. Perencanaan, pelaksanaan evaluasi pendidikan dann pelatihan teknis

dibidang kesehatan paru masyarakat.

5. Perencanaan, pelaksanaan, evaluasi penelitian dan pengembangan

kesehatan paru masyarakat.

6. Pelaksanaan urusan Tata Usaha.

Page 11: LAporan PKL BALAI PARU

C. PENGELOLAAN SUMBER DAYA MANUSIA

a. Sumber daya manusia

Kondisi SDM di BBKPM Makassar tahun 2012 berdasarkan jenis

pendidikan, sebagai berikut:

Dokter spesialis paru :2 orang

Dokter Spesialis Penyakit Dalam :2 orang

Dokter Spesialis Radiologi :1 orang

Dokter Spesialis patologi klinik :1 orang

Dokter spesialis Anak :2 orang

Dokter Umum plus paru :4 orang

Dokter umum :6 orang

S2 Kesehatan

MARS :1 orang

AKK :1 orang

Epidemiologi :2 orang

Manajemen pelayanan :1 orang

Apoteker :4 orang

S2 Non kesehatan :1 orang

SI Kesehatan :12 orang

SI Non kesehatan :11 orang

Diploma/ Akademi :33 orang

Kejuruan :23 orang

Page 12: LAporan PKL BALAI PARU

b. Pengembangan sumber daya

1. Melaksanakan kegiatan peningkatan kapasitas tenaga dengan

melaksanakan penyegaran berupa siang Klinik dan FDG ( Fokus

Group Discussion), dengan berbagai tema yang menarik

2. Menyelenggarakan pelatihan untuk mitra kerja, misalya pelatihan

kader dan pokja TB di kelurahan, pelatihan tenaga laporan dan

pengelola TB di puskesmas.

3. Kerjasama diklat, magang, PKL dan penelitian dengan institusi

pendidikan.

4. Melaksanakann kunjungan kerja dan study banding

D. PELAYANAN DI BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

MAKASSAR

Instalasi Farmasi BBKPM Makassar

Instalasi farmasi adalah suatu bagian atau fungsional yang

mempunyai tugas untuk melaksanakan seluruh kegiatan

kefarmmasiann.Instalansi farmasi di BBKPM disebut juga Apotek

karena tidak mempunyai ruang rawat inap seperti rumah sakit yang lain

memiliki instalansi farmasi di BBKPM di kepalai oleh apoteker

penanggung jawab dan dibantu ole asisten apoteker.

1. Pelayanan Resep

Sistem pelayanan di BBKPM di bagi menjadi 2 bagian yaitu :

Page 13: LAporan PKL BALAI PARU
Page 14: LAporan PKL BALAI PARU

a. Pelayanan di Apotek BBKPM.

Pelayanan dengan resep dokter, meliputi pelayanan dengan resep

umum dan jamkesmas/ jamkesda (gratis).

1) Pelayanan dengan Resep Rutin

Resep yang masuk diapotek diterima oleh asisten apoteker

kemudian diperiksa apakah pasien TB atau tidak, jika TB maka

harus memintakartu biru untuk mengecek tanggal pengguunaan

yang dilakukan setelah terdaftar dibuku paket BBKPM dengan

menulis tanggal kunjungan pasien TB, barulah diperiksa

kelengkapan resep.Resep yang telah masuk dibagian peracikan

diperiksa oleh asisten apoteker,kemudiann obat-obat yang

diperlukan disiapkan dan dimasukkan ke dalam wadah yang

sesuai yang telah dilengkapi dengan etiket yang berisi aturan

pemakaianya.Untuk resep yang harus diracik seperti puyer,

dihitung yang lebih dahulu yang dibutuhkan, disiapkan dan

kemudian diperiksa kembali sebelum menyerahkan obat kepada

pas ien dan memanggil nama yang tertera pada karcis serta

menanyakan alamat lengkap untuk menhindari terjadinya

keslahan yang dapat berakibat fatal. Pada saat menyerahkan

obat,asisten apoteker kepada pasien yang bertugas pada baian

penyerahan, wajib memberikan informasi tentang obat kepada

pasien seperti indikasi, aturan pemakaian,,kontra indikasi, efek

samping dan penyimpanan

Page 15: LAporan PKL BALAI PARU
Page 16: LAporan PKL BALAI PARU

2) Pelayanan dengan jamkesda dan jamkesmas

Pelayana jamkesda ( gratis )/jamkesmas sama dengan pelayanan

resep umum hanya untuk pederita TB dicatat waktu kunjungan

dibuku jamkesda ( gratis )/ jamkesmas sesuai nomor yang ertera

pada kartu biru. Dan mengambil lembaran khusus sebagai arsip,

setelah resep diserahkan terlebih dahulu diperiksa kelengkapanya

selanjutnya obat yang telah diracik diserahkan kepada pasien

sebelum ini terlebih dahulu asisten apoteker memeriksa

kebenaran obat yang diambil,penulisan etiket dan kelengkapan

lain perlu. Setelah keseluruhan benar maka obat diserahkan

kepada pasien setelah cocok dengan nama resep yang dipegang

pasien selanjutnyya memberikan tanda cek pada resep yang

obatnya telah diserahkan sebagai bukti obat setelah diterima.

Dalam pelayanan jika pasien tersebut telah positif terkena TB

maka diharuskan berobat selama 6 bulan, dimana 2 bulan

pertama pasien minum obat setiap hari, 4 bulan berikutnya hanya

minum obat 3 kali seminggu. Jika pasien hanya menderita

penyakit paru biasa tidak ada ketentuan khusus tetapi harus

mengadakan pemeriksaan laboratorium dan radiologi dan

pemberian obat di berikan untuk jangka waktu 5 hari pertama jika

obatnya telah habis dan penderita masih mengalami gangguan

maka diharapkan pasien kembali memeriksa dirinya.

b. Pelayanan Apotek Pelengkap BBKPM

Page 17: LAporan PKL BALAI PARU

Dalam pelayanan di BBKPM khusus untuk pelayanan pasien

umum yang ada di apotek pelengkap pada BBKPM penjualan dengan

resep dokter yang meliputi penjualan obat bebas terbatas, dan setiap

penjualan barang tersebut dicatat pada buku penjualan bebas yang

berisi tanggal, nama, dan jumlah barang setelah itu pembeli

membayar sesuai harga tercantum dengan menyerahkan bon jualan.

2. PELAYANAN INFORMASI OBAT

a. Sentra DOTS

Suatu cara pengobatan TB dimana setiap penderita diawasi

langsung selama pengobatan agar teratur dalam menelan obat sampai

dinyatakan sembuh.

Dalam pelaksanaan DOTS penderita didampingi oleh seorang PMO (

pengawas menelan obat).

1. Agar penderita minum obat secara teratur sampai selesai

pengobatan .

2. Mencegah putuh pengobatan

3. Apabila ada efek samping obat dapat segera ditanggulangi.

Paket obat lepas.

3. PROMOSI DAN EDUKASI

Melakukan seksi promosi kesehatan

a. Penyebarluasan informasi melalui penyuluhan dalam luar gedung,

serta media cetak dan elektroni.

b. Pengadaan media informasi dengan menerbitkan bulletin, membuat

brosur/ leaflet, media audiovisual website dan sms center serta

perpustakaan.

Page 18: LAporan PKL BALAI PARU

c. Pemberdayaan masyarakat dengan melatih kader PMO dan pokja TB

dikeluarkan serta mempersiapkan kelurahan binaan sehat paru.

d. Pengembangan jejaring dan kenetraan dengan lintas sector dan

lintas program, diantaranya, dinas kesehatan provinsi dan kab/ kota

pada 10 provinsi dalam wilayah koordinasi indonesia, timur, kerjasma

rutan/ lapas dan panti rehabilitasi Narkoba BNN Makassar, beberapa

instansi pendidikann, pemerintah setempat dan organisasi

masyarakat lainnya.

4. PELAYANAN RESIDENSIAL ( HOME CARE)

1. Pengembangan Unit Layanan Promosi

a. Klinik Gizi- TB

Memberikan bimbingan akan kesadaran hidup sehat, hygiene

dan makan makanan yang bergizi dan bantuan perbaikan gizi

pasien TB.

2. Sentra DOTS

3. Khusus penyakit TB dilakukan pelacakan TB mangkir/ kontak

serumah.

4. UPT henti rokok

Melaksanakan deklarasi kawasan tanpa rokok.

5. PELAYANAN PSIKOTROPIKA/ NARKOTIKA

1. Pelayana obat psikotropika diberikan kepada pasien

berdasarkan resep dokter dan obat yang tersedia di apotek.

Contoh amytriptilina, diazepam,aprazolam,papaverine,HCL.

2. Pelayanan obat Narkotika diberikan kepada pasien

berdasarkan resep dokter dan obat tersedia diapotek yaitu

codein 10 mg.

Page 19: LAporan PKL BALAI PARU
Page 20: LAporan PKL BALAI PARU

BAB III

PEMBAHASAN

A. TUJUAN PENDIRIAN BALAI BESAR KESEHATAN PARU MASYARAKAT

Tujuan yang ingin dicapai 5 tahun mendatang

1. BBKPM Menjadi Balai Besar Kesehatan paru masyarakat (BBKPM) yang

pro aktif

2. Terjadinya kesembuhan minimal 85% penderita TB positif yang

ditemukan

3. Tercapainya cakupan pembinaan penderita secara bertahapn hingga

mencapai 70% dari semua penderita TB.

4. Tercegahnya peneritaan manusia akibat penyakit paru- paru.

5. Tercegahnya resistensi manusia akibat penyakit paru- paru.

B. MASALAH YANG DITEMUKAN SAAT PELAKKSANAAN PKL

BBKPM AdalahUnit pelayana kesehatan masyarakat tingkat/ satra II

yang mmerupakan balai khusus dalam menangani penderita penyakit paru-

paru telah cukup baik melaksanakan tugas dan fungsinya. Namun masih

terdapat mengganggu kelancaran pelayanan kesehatan kepada

masyarakat.

Adapun masalah-masalah tersebut antara lain

1. Tidak tersedianya alat- alat untuk pelayanan resep racikan seperti

alat untuk mempermudah pembuatan sediaan kapsul.

2. Blender yang tidak dicuci sebelum digunakan untuk mencampur obat

3. Tidak adnya pallet/ flonder,yaitu alas tumpukan atau susunan barang

untuk barang yang atau obat yang berjumlah besar / banyak seperti

cerigen tempat alcohol dan obat berbentuk cairan lainya.

Page 21: LAporan PKL BALAI PARU

C. ALTERNATIF PEMECAHAN MASALAH

Dengan memperlihatkan masalah-masalah yang ada diatas, dapat

dicari suatu alternaif pemecahan yaitu sebagai berikut

1. Sekitarnya blender yang digunakan untuk mencampur obat dicuci

setelah pemakaian.

2. Kita memmerlukan ala- alat bantu dalam pengerjaan resep seperti

pencetak kapsul dan serilisasi alat untuk mempermudah dalam

mengerjakan resep racikan seperti kapsul dan juga bagi karyawan

yang tidak bisa menggunakan tangan telanjang dengan alasan

kehygenitas.

3. Kita memerlukan pallet/ flonder untuk barang yang berjumlah besar/

banyak yang disimpan atau di letakkan diletakkan diatas pallet/ flonder

( alas dari balok kayu) untuk tumpukan atau susunan barang secara

rapi dan teratur.

D. PENYAKIT TUBERKULOSIS

1. Pengertian

TB Paru adalah penyakit menular di sebabkan oleh kuman

Mycobacterium tubercolosis.

Di Indonesia jumlah kematian akibat penyakit TB masih cukup tinggi

sebesar 14.000orang per tahun.

Kasus TB menurut WHO menempati urutan ke 3 seduniah, menurut

kementrian kesehatan Makassar menempati urutan pertama kasus TB

terbanyak dan di BBKPM Makassar menempati urutan pertama juga

penyakit TB Paru.

2. Cara penularan

a) Menular langsung melalui udara pernapasan sewaktu penderita

batuk, bersin, meludah atau berbicara.

Page 22: LAporan PKL BALAI PARU

b) Menular tidak langsung melalui dahak dan ludah dari penderita TB

dan telah mengering, kemudian kuman TB terbang terbawa angin,

dan terhirup oleh oranng lain.

3. Tanda atau gejala tersangka TB paru

Gejala pokok

Batuk berdahak selama 3 minggu atau lebih.

Gejala tambahan

1. Demam atau meriang lebih dari 1 bulan

2. Sesak nafas dan nyeri dada

3. Berkeringat pada malam hari tanpa kegiatan

4. Pernah mengcin ditambaeluarkan dahak bercampur darah

5. Nafsu makan dan berat badan turun

4. Pengobatan TB

1) Obat anti tubberkolosis (OAT) diminum secara teratur sampai

dinyatakan sembuh oleh dokter.

2) OAT, di bagi menjadi 4 kategori

a. kategori I (penderita baru)

2(HRZE) / 4 (HR)3

1) Minum obat setiap hari (Izoniasid, Rifampicin, Pyrasinamid,

Ethambutol) selama 4 bulan

2) Dilanjutkan dengan minum obat 3 kali seminggu ( Izoniasid,

Rifampicin ) selama 4 bulan.

b. kategori II ( Penderita kambuh dan gagal )

2( HRZE) S ( HRZE) / 5 (HR) 3E3

1) Minum obat setiap hari ( Izoniazid Rifampicin,

pyrazinamid,Ethambutol) selama 2 bulan

Page 23: LAporan PKL BALAI PARU

2) Ditambah dengan suntikan Streptomycin ditambah 1 bulan tanpa

suntikan.

3) Dilanjutkan minum obat 3 kali seminggu ( Izoniasid, Rifampicin)

dan 3 kali seminggu ( ethambutol) selama 5 bulan.

c. OAT Sisipan

(HRZE)

1) Minum obat setiap hari ( Izoniasid, Rifampicin, Pyrazinamid,

Ethambutol) selama 1 bulan

d.Kategori Anak

2 (HRZ) / 4 (HR)

1. Minum obat setiap hari (Izoniasid, Rifampicin, pyrazinamid)

selama 2 bulan.

2. Dilanjutkan minum obat setiap hari ( Izoniasid, Rifampicin)

selama 4 bulan.

5.perbandingan obat yang ada di instalasi farmasi dengan programm

DOTS

Obat di instalaasi farmasi

Keunggulan jika ada pasien tidak cocok dengan salah satu jenis obat

yang diberikan maka obattersebut dapat diganti dengan jenis obat

yang berkhasiat sama.

Kekurangan Obat yang lepas yang ada di instalasi farmasi dapat

membuat pasien bosan meminum obat karena jumlahnya yang

banyak.

Obat program DOTS

Page 24: LAporan PKL BALAI PARU

Keunggulan

a) Penggunaan lebih singkat yakni 6 bulan dimana 2 bulan

masa intensif dan 4 bulan masa intermitten.

b) Jumlah obat ditelan sedikit (2-4 biji berdsarkan berat badan

c) Waktu pengobatan lebih singkat yakni 6 bulan dimana 2

bulan masa iintensif dan 4 bulan masa intermitten.

Ke kurangan Tidak dapat diberikan kepada semua pasien karena ada

pasien yang tidak cocok dengan isi dari obat program DOTS (RHZE).

2. PENGELOLAAN

1. Sumber Daya Manusia ( terutama potensi TTK)

Apoteker : 4 orang

SI farmasi : 2 orang

Diploma/ akademi : 3 orang

Kejuruan : 4 orang

2. Sarana dann prasarana

a) Tanah dan gedung :

a. Gedung kantor : 7 797 m2

b. Rumah dinas : 3.298 m2

b) Kendaraan :

a. Mobil mini bus : 3 Unit

b. Mobil ambulance : 1 Unit

c. Mobil unit kesehatan masyarakat : 1 Unit

d. Mobil unit rontagen : 2 Unit

c) Alat kesehatan :

a. EKG : 2 buah

b. Nebulizer : 4 buah

c. Bronkoskopi : 1 buah

Page 25: LAporan PKL BALAI PARU

d. Spirometri : 2 buah

e. Needle Destroyer : 2 buah

f. USG : 1 Unit

g. Defibrillator for amambulance : 1 buah

h. Patient monitor : 4 buah

i. Ergocyle test : 1 buah

j. EKG ambulance : 1 buah

d) Peralatan Radiologi :

a. Pesawat rontagen : 5 buah

b. Automatic processor : 2 buah

c. Film Dryer : 2 buah

d. Cassette ID window : 11 buah

e. Lisholm Grid : 5 buah

f. Apron : 2 buah

g. X –ray protetctive Glove : 1 buah

h. Gonandal : 1 unit

i. Passing/ transfer box : 2 buah

j. Cassette stand holder : 1 Unit

k. Viewer double automatic : 1 Unit

l. Lead Marker : 1 Unit

m. X- ray Film Hanger : 1 buah

n. Safety Lamp : 2 buah

o. X- ray ( PVC) : 3 Unit

p. Perisal radiasi mobile : 3 Unit

e) Peralatan laboratorium :

a. Incubator : 2 buah

b. Photometer : 1 buah

c. Microskop binokuler : 3 buah

d. Microskop fluorosence : 1 buah

e. Centrifuge : 2 buah

f. Autoclave : 1 buah

g. Hematologi analyzer : 1 buah

Page 26: LAporan PKL BALAI PARU

h. Chermical analyzer : 2 buah

i. Pressmatic (BBS) : 2 Unit

j. Uriatne analyzer : 4 buah

k. Waterbath : 1 Unit

l. Microscop fluorosence : 1 Unit

m. Mantou test : 1 paket

n. UV stelizer : 2 Unit

o. Prismatic : 2 Unit

p. Laboratory instrument cabinet : 2 buah

f) Peralatan fisioterapi :

. a. MWD ( Micro Wave Diatermi : 2 buah

b.SWD ( Short Wave Diatermi) : 2 buah

c. Stimulator : 2 buah

d. Treadmill test : 2 buah

3.Sediaan Farmasi dan perbekalan Kesehatan lainya

a. perencanaan

perencanaanberkaitan tentang apa yang akan diicapai di

sertai dengan tindakan- tindakan yang akan dilakukan

untuk tujuan yang dikehendaki dengan memperhitungkan

kemampuan yang ada.

Rumus:

3 bulan obat 1 tahun + 30%

3 bulan ( di lebihkan)

Contoh Rifampisin 300 mg

Pemakaian 1 bulan = 100 box x 12 bulan = 1200 box

Page 27: LAporan PKL BALAI PARU

b. pengadaan

pengadaan adalah suatu proses untuk pengadan obat yang

dibutuhkan di unit pelayanan kesehatan atau usaha-usaha

untuk memenuhi bahan farmasi yang telah dalam fungsi

perencanaaan, penentuan kebutuhan maupun pengagguran.

Tujuan dari pengadaan adalah tersedianya obat dengan jenis

dan jumlah yang tepat. Pada BBKPM, Metode pengadaan

adalah dengan melalui perencanaan dalam waktu satu tahun

anggaran, di lihat dari penggunaan obat dalam satu tahun

anggaran sebelumnya melalui stock akhir tahunya

c. Penerimaan

Penerimaan adalah rangkaian kegian dalam menerima obat-

obatan dari pemasok dalam rangka memenuhi permintaan

untuk kebutuhan kefarmasian di apotek BBKPM.

Tujuan dari pemeriksaan adalah agar obat yang diterima ,

baik jenis maupun jumlahnya sesuai dengan pesanan

dokumen yang menyertainya.

Dalam penerimaan obat pada BBKPM telah ditunjuk

bbeberapa panitia penerimaan obat yang bertugas memeriksa

dan menerima obat dari pemasok, serta meneliti jumlah

kemasan,jumlah obat, bentuk obat, dan nomor batch obat

serta expire datenya, apakah telah sesuai dengan surat

pesanan atau belum. Jika terdapat obat yang tidak memenuhi

spesifikasi, maka pihak penerima barang berhak menklaim

obat (retur) yang diterima tadi di catat dan dibukukan.Lalu

obat yang telah diperiksa di serahkan kepada penerima obat

di gudang

Page 28: LAporan PKL BALAI PARU

d. Penyimpanan

Penyimpanan di gudang dilakukan dengan menggunakan

beberapa metode/ sistem penyimpanan, yaitu:

1. First In First Out ( FIFO), dimana barang yang pertama

masuk, pertama keluar.

2. First Expire First Out (FEFO), dimana barang atau obat

yang telah mendekati waktu expire, pertama keluar.

3. Last In First Out (LIFO),dimana barang atau obat yang

terakhir di terima, dikeluarkan lebih awal.

Tujuanya adalah untuk menghindari terjadinya keruskan, bila terlalu

lama disimpan kemungkinan kadaluarsa atau rusak.

4. Berdasarkan bentuk sediaan

a. Barang yang mempunyai kemasan kecil seperti botol,

box kaleng sebaiknya diatur dalam rak.

b. Barang yang mudah menguap atau mudah menyala,

berbau seperti alkohol, eter, minyak ikan, disimpan

terpisah dengan persediaan lainya.

5. Berdasarkan alfabetik

Mengatur tata ruang dan menyusun barang persediaan setiap

jenis, berdasarkan abjad atau alfabetik

.

a. Pallet / flonder, yaitu alat tumpukan atau susunan barang.

Rak lemari.

e. Pendistribusian

Proses pendistribusian di gudang obat di BBKPM Dapat

dilakukan permintaan dari penaggung jawab apotek

BBKPM sehingga gudang obat mendistribusikan obatnya

sesuai jumlah obat yang diminta apotek BBKPM dan obat

yang diterima disimpan dirak obat pada apotek BBKPM.

Page 29: LAporan PKL BALAI PARU

Setiap pengeluaran obat dari gudang obat ke apotek

BBKPM harus segera di catat pada kartu stok serta buku

harian pengeluaran obat.

Page 30: LAporan PKL BALAI PARU

ALUR PENDISTRIBUSIAN OBAT DI BBKPM MAKASSAR

f. Pencatatan dan pelaporan

Instalansi farmasi :

a. Membuat catatan harian penerimaan Dan pemakaian

obat .

b. Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib

untuk bukti pengeluaran obat kepada pasien.

c. Setiap akhir bulan dilakukan stok untuk mengetahui

pemakaian obat di apotek selama satu bulan

Apotek pelengkap:

a). Membuat catatan harian penerimaan dan pemakaian

obat.

b). Memelihara dan menyimpan resep obat secara tertib

untuk bukti pengeluaran obat kepada pasien.

c). Setiap akhir bulan, dilakukan stok untuk mengetahui

pemakaian obat di apotek selama satu bulan.

PANITIA

PENGADAAN

PBF

(PEMENANG)

TENDER)

PANITIA

PENERIMAAN BARANG

GUDANG

BBKPM

APOTEK

BBKPM

PASIEN

Page 31: LAporan PKL BALAI PARU

3.Sasaran Mutu Pelayanan

a) Apotek

Resep obat jadi : 10 Menit

Resep puyer : 30 Menit

Resep kapsul : 40 Menit

b) Sentra DOTS

Waktu pelayanan : 20 Menit

4.Strategi pengembangan

Untuk mencapai visi dan misi di BBKPM maka ditetapkan

strategi sebagai berikut:

a. Memantapkan sistem kemunikasi dan informasi ke masyarakat,

lintas program terkait dan lintas sektor secara menyeluruh.

b. Memperluas kesmpatan,memperoleh pendidikan dan pelatihan

bagi petugas (paramedis, dan tenaga kesehatan lainnya).

c. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas pelayanann melalui

:

1. Meningkatkan kemampuan perencanaan pelayanan dan

penelola sumber daya yang ada

2. Meningkatkan kesadaran kemampuan para petugas dan sarana

umum dan memanfaatkan sarana dan prasarana pelayanan

yang ada .

3. Menyusun dan melaksanakan standarisasi prasarana dan

prasarana, ketenangan serta prosedur tetap pelayanan.

d. Meningkatkan disiplin dan etos kerja pegawai dalam rangka

memberikan pelayanan prima kepada masyarakat/ stoke holders.

1. Meningkatkan kehadiran kerja secara tepat waktu.

Page 32: LAporan PKL BALAI PARU

2. Meningkatkan kemampuan teknis dan sikap bertanggung jawab

atas pekerjaan.

3. Memberikan pelayanan cepat dan tepat dengan prosesdan

prosedur yang sederhana.

4. Menerapkan sistem informasi manajemen dengan

mengembangkan lokal area network.

5. Menciptakan iklim dan hubungan kerja yang kondusif untuk

kelancaran pelaksanaan tugas.

e. Mengembangkan sarana dan prasarana untuk kegiatan

pendidikan/ praktek bagi perguruan tinggi (dokter muda, residen

dokter ahli/diploma kerawatan/ pendidikan tenaga kesehatan yang

lain).

f. Pelaksanaan kegiatan teknoologi terapan di bidang kesehatan ,

manajemen kesehatan dan kontrol mutu.

g. Melaksanakan kerja sama pembiayaan pada unit kegiatan

tertentu dengan melibatkan pihak swasta, organisasi profesi dan

sektor lain yang terkait.

Page 33: LAporan PKL BALAI PARU

BAB IV

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil kerja praktek kerja lapangan (PKL) pada Balai

Besar kesehatan paru Masyarakat Makassar, maka kami dapat

mengambil kesimpulan:

1. BBKPM adalah unit pelayanan kesehatan masyarakat tingkat/

setara II, unit yang merupakan balai khusus dalam menangani

penderita penyakit paru- paru.

2. Seorang Asisten Apoteker (AA) sangat dibutuhkan diapotek

untuk melayani resep dokter serta bebberapa pelayanan resep

khusus bagi pasien TB paru di apotek BBKPM Makassar.

3. Selain di bagian apotek Asisten Apoteker (AA) dapat juga

ditempatkan dibagian penyuluhan agar dapat memberikan

informasi yang tepat bagi penderita penyakit.

4. Pelaksanaan PKL diharapkan dapat menhasilkan tenaga

kesehatan di bidang farmasi tingkat menengah yang mampu

bekerja dalamm sistem pelayanann.

5. Pelaksanaan PKL pula diharapkan dapat meningkatkan,

memperluas dan memantapkan keterampilan kami dalam

pengabdian diri di masyarakat.

B. SARAN

1. Semoga Akademi Farmasi Yamasi Makassar, dapat

meningkatkan kualitas dalam melaksanakan praktek kerja

lapangan di BBKPM Makassar tahunn mendatanng.

2. Kami sangat menharapkan agar BBKPM Makassar untuk

melaksanakan praktek kerja lapangan pada tahun yang akan

Page 34: LAporan PKL BALAI PARU

datang guna meningkatkan mutu, kualitas,serta pengetahuan

untuk Akademi Farmasi Yamasi Makassar itu sendiri..

3. Sebaiknya pegawai yang bekerja di sentra DOTS di tambah oleh

seorang tenaga tekhnis kefarmasian yang bertugas dalam

pemberian obat program..

4. Untuk diri kamii pribadi dann teman-teman semoga apa yang kami

dapat di BBKPM Makassar dapat bermannfaat bagi kami kedepa

dalam menhadapi lapangan kerja yang sesungguhnya.

Page 35: LAporan PKL BALAI PARU

DAFTAR PUSTAKA

1. WWW. Balai parumakassar. Com

2. Struktur Organisasi Balai Besar Kesehatan Paru Masyarakat.

3. Laporan Praktek Kerja lapangan, Akademi Farmasi Yamasi Makassar

2011 Makassar.

4. Reski armunah dkk. 2013. Laporan Praktek Kerja Lapangan, Akademi

Farmasi Yamasi Makassar.

Page 36: LAporan PKL BALAI PARU

STRUKTUR ORGANISASI BBKPM

MAKASSAR

Kepala BBKPM

Dr.Sriwati Palaguna,Sp.A,MARS

Kepala Tata Usaha

Hj.Aminah Nai,SKM,M.kes

Kasubag Umum & Kepegawaian Ahmad Z

Kabid Promosi & Pengembangan SD

Supratman Syam, SH, MH

Kabid Pelayanan dan Penunjang H.M.Arifin, M,kes

Kasi. Promosi Kesehatan

Palandai,SKM,MM,Kes

Kasi. PSDM

Anggriany Rauf, S.Si,Apt

Kasi. Penunjang Kesehatan

H. Nasarwin, SKM

Kasi. Pelayanan Keseehatan

Dra. Hj. Mimi Dehmi, Apt

Instalasi Kelompok Jab Fung

Kasubag Keuangan Mahyuddin,SE

Page 37: LAporan PKL BALAI PARU

tidak

FLOWARCHART ALUR PELAYANAN

PASIEN BARU BBKPM MAKASSAR

Tidak

S

Tidak

Tidak

Pasien Dewasa

Pasien Anak

Pasien Datang

Ruang Penyuluhan

Sentra DOTS

Instalasi Farmasi

Apotik

Pas ien Pulang

Tindakan Emergency

Dokter UGD

One Day Care

Loket

Pembayaran Terrpadu (Kas i r)

UGD

Input Data pasien

di loket

Rekam Medis

Status Pasien Baru

Pol i Respirologi Anak

a

Poli Umum

Poli

Spesialis

Paru/Peny

akit

Dalam

Poli TB

Poli

Asmha

Poli Non

TB

UPT Henti Rokok

Input Data Pasien Suspek

Poli Kolaborasi TB-HIV & Konseling VCT

Pemeriksaan Penunjang (RO & Lab)

Loket Pembayaran Terpadu

(Kas i r)

Has i l Pemeriksaan

Penunjang

Ruang Fis ioteraphy &

Tindakan

Pasien Gawat

Perlu Rawat Inap ?

Rawat ja lan?

Keluarga Pas ien

Ada Indikas i HIV

Pas ien Suspek TB

Apakah Ada

Indikasi Merokok?

Status Pasien

UGD

Perlu Pem. Fisioteraphy & Tindakan

Apakah Pas ien TB?

Apakah Pasien TB Anak?

Ya

Tidak

Tidak

Ya

Apakah pas ien FDC?

Tidak

Ya

TI

da

k

Page 38: LAporan PKL BALAI PARU

Ya

Tidak

Ya

Ya

Ya

Ya

Ya

Tidak

FLOWCHART ALUR PELAYAN PASIEN LAMA BBKPM MAKASSAR

Pas ien Datang

Input Data Pasien Di Loket Pendaftaran

Rekam Medis

Rawat ja lan ?

Status Pas ien lama

Pas ien Gawat?

Tidak

Ya

Tindakan

Emergency

Dokter UGD

Perlu rawat Inap?

Ya

One Day Care

Poli

Respirologi

Anak

Poli

Spesialis

Paru/Penyak

it Dalam

Poli TB Poli

Asmha

Poli

Non TB

Masih Perlu Konseling

Henti Rokok?

Upt Henti

Rokok

Ada Indikasi TB-

HIV?

Tidak

Poli Kolaborasi TB-HIV &

Konseling VCT

Perlu Pem. Fisioteraphy & Tindakan

Ruang Pem. Fisioteraphy

& Tindakan

Apakah Pas ien TB?

Tidak

Ruang Penyluhan

Sentra DOTS

Apakah Pasien

FDC?

Loket Pembayaran Terpadu

(Kasir)

Instalasi Farmasi

(Apotik) Pas ien Pulang

Apakah Pasien TB

Anak

Tidak

Ya Tidak

Ya

Tidak