Laporan PKL

47
KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR HALAMAN JUDUL LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN TINJAUAN ATAS PELAYANAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C MATARAM Diajukan oleh: Firman Cahyadi Permana NPM 131040700129 Mahasiswa Program Diploma I Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat Dinyatakan Lulus Program Diploma I Keuangan Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara 2014

description

Contoh Laporan PKL Bea Cukai

Transcript of Laporan PKL

Page 1: Laporan PKL

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUNTANSI NEGARA

BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

HALAMAN JUDUL

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

TINJAUAN ATAS PELAYANAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE MADYA

PABEAN C MATARAM

Diajukan oleh:

Firman Cahyadi Permana

NPM 131040700129

Mahasiswa Program Diploma I Keuangan

Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai

Untuk Memenuhi Sebagian dari Syarat-syarat

Dinyatakan Lulus Program Diploma I Keuangan

Pada Sekolah Tinggi Akuntansi Negara

2014

Page 2: Laporan PKL

ii

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA

BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

TANDA PERSETUJUAN

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA : FIRMAN CAHYADI PERMANA

NOMOR POKOK MAHASISWA : 131040700129

PROGRAM DIPLOMA I : KEPABEANAN DAN CUKAI

KEUANGAN SPESIALISASI

BIDANG LAPORAN PKL : KEPABEANAN

JUDUL LAPORAN PKL : TINJAUAN ATAS PELAYANAN

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN

BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

MATARAM

Mengetahui Menyetujui,

a.n. Direktur Dosen Pembimbing

Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar

Kusumaningtyas I Wayan Eka Mahardika

NIP 19680212 199501 2001 NIP 19740924 199502 1002

Page 3: Laporan PKL

iii

KEMENTERIAN KEUANGAN REPUBLIK INDONESIA

BADAN PENDIDIKAN DAN PELATIHAN KEUANGAN

SEKOLAH TINGGI AKUTANSI NEGARA

BALAI DIKLAT KEUANGAN DENPASAR

PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI

LAPORAN PRAKTIK KERJA LAPANGAN

NAMA : FIRMAN CAHYADI PERMANA

NOMOR POKOK MAHASISWA : 131040700129

PROGRAM DIPLOMA I : KEPABEANAN DAN CUKAI

KEUANGAN SPESIALISASI

BIDANG LAPORAN PKL : KEPABEANAN

JUDUL LAPORAN PKL : TINJAUAN ATAS PELAYANAN

PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN

BEA DAN CUKAI TIPE MADYA PABEAN C

MATARAM

Denpasar, September 2014

I Wayan EkaMahardikaNIP 19740924 199502 1002

Rudy SuharyadiNIP 19691205 199001 1001

Dosen Pembimbing/Penilai I

Dosen Penilai II

Page 4: Laporan PKL

iv

KATA PENGANTAR

Segala puja dan puji kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan rahmatnya,

karunia dan hidayahnya sehingga laporan Praktik Kerja Lapangan yang berjudul

“TINJAUAN ATAS PELAYANAN PEMBERITAHUAN EKSPOR BARANG DI

KANTOR PENGAWASAN DAN PELAYANAN BEA DAN CUKAI TIPE

MADYA PABEAN C MATARAM” dapat di selesaikan dengan lancar dan tepat pada

waktunya.

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini di susun sebagai salah satu syarat untuk

menyelesaikan pendidikan Program Diploma I Keuangan Spesialisasi Kepabeanan dan

Cukai Sekolah Tinggi Akutansi Negara tahun akademik 2013/2014. Dalam laporan

Praktik Kerja Lapangan ini penulis membahas tentang pelayanan Pemberitahuan

Ekspor Barang guna membandingkan antara materi yang telah disampaikan selama

perkuliahan dengan dengan fakta-fakta yang terjadi di lapangan, khususnya di Kantor

Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C Mataram.

Berkat bantuan dan dukungan berbagai pihak dalam penyusunan laporan ini

hingga selesai, penulis mengucapkan terima kasih kepada:

1. Orangtua dan semua keluarga tercinta yang telah memberikan banyak dukungan

sekaligus doanya.

2. Bapak Kusmanadji selaku Direktur Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

3. Bapak Harmonis Siregar selaku Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar.

4. Ibu Kusumaningtyas selaku Kepala Balai Diklat Keuangan Denpasar yang baru.

Page 5: Laporan PKL

v

5. Bapak Jamin selaku Kepala Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Tipe Madya Pabean C Mataram.

6. Bapak I Wayan Eka Mahardika selaku dosen pembimbing penulisan laporan

Praktik Kerja Lapangan.

7. Bapak Trubus Sasmito selaku dosen pembimbing lapangan.

8. Dosen dan Widyaiswara Program Diploma I Keuangan Balai Diklat Keuangan

Denpasar.

9. Pegawai Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai Tipe Madya Pabean C

Mataram.

10. Pegawai Balai Diklat Keuangan Denpasar.

11. Seluruh pihak yang telah membantu selama penyusunan laporan Praktik Kerja

Lapangan ini yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu.

Penulis menyadari bahwa masih banyak kekurangan dalam penyusunan laporan

ini, baik dari segi laporan maupun pelaksanaan Praktik Kerja Lapangan, sehingga

penulis berharap kritik dan saran yang bersifat membangun, sehingga kedepannya

menjadi lebih baik. Akhir kata, penulis berharap semoga laporan Praktik Kerja

Lapangan ini dapat bermanfaat.

Denpasar, 1 September 2014

Penulis

Page 6: Laporan PKL

vi

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL

HALAMAN PERSETUJUAN LAPORAN PKL………………………………. ii

HALAMAN PERNYATAAN LULUS DARI TIM PENILAI………………... iii

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… iv

DAFTAR ISI……………………………………………………………………... vi

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL…..………………………………………… vii

DAFTAR LAMPIRAN…………………………………………………………... ix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang……………………………………………………………….. 1

B. Tujuan Penulisan……………………………………………………………... 2

C. Metode Pengumpulan Data…………………………………………………... 3

D. Ruang Lingkup Pembahasan…………………………………………………. 4

E. Sistematika Penulisan………………………………………………………… 5

BAB II PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram…………………. 6

1. Tugas…………………………………………………………………………. 8

2. Fungsi………………………………………………………………………… 10

3. Struktur Organisasi…………………………………………………………… 10

Page 7: Laporan PKL

vii

B. Dasar Hukum…………………………………………………………………. 11

C. Pengertian Istilah……………………………………………………………... 12

D. Gambaran Umum Pemberitahuan Ekspor Barang…………………………… 14

1. Ketentuan Pemberitahuan Ekspor Barang……………………………………. 14

2. Penyampaian Pemberitahuan Ekspor Barang……………………………….... 16

3. Penelitian Pemberitahuan Ekspor Barang……………………………………. 16

4. Sanksi………………………………………………………………………… 18

E. Gambaran Umum di Lapangan………………………………………………. 19

F. Permasalahan yang di Hadapi………………………………………………... 23

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan………………………………………………………………........ 30

B. Saran………………………………………………………………………….. 31

DAFTAR PUSTAKA……………………………………………………………. 32

LAMPIRAN……………………………………………………………………… 33

Page 8: Laporan PKL

viii

DAFTAR GAMBAR DAN TABEL

A. Gambar

1.1 Wilayah Kerja KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram……………………. 9

1.2 Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram………………. 11

1.3 Flowchart Pengajuan PEB…………………………………………………… 23

1.4 Jadwal Penerbangan Air Asia………………………………………………... 26

B. Tabel

1.1 Jumlah Pengajuan PEB dalam 4 tahun terakhir……………………………… 23

Page 9: Laporan PKL

ix

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran I Contoh PEB………………………………………………………. 33

Lampiran II Contoh Invoice…………………………………………………… 34

Lampiran III Contoh Packing List……………………………………………… 35

Lampiran IV Contoh dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait……… 36

Lampiran V Contoh NPE……………………………………………………… 37

Lampiran VI PEB yang mengalami masalah…………………………………... 38

Page 10: Laporan PKL

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Direktorat Jenderal Bea dan Cukai merupakan instansi dibawah Kementerian

Keuangan yang memiliki peran penting dalam membangun perekonomian nasional.

Adapun beberapa tugas pokok Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, antara lain adalah

sebagai fasilitator perdagangan (trade facilitator), pendukung industri (industrial

assistance), pelindung masyarakat (community protector), dan penghimpun

penerimaan negara (revenue collector) di bidang kepabeanan dan cukai.

Dengan semakin berkembangnya perdagangan internasional, sehingga semakin

memacu setiap Negara untuk malakukan Perjanjian Perdagangan Bebas (free trade

agreement) dengan Negara lain untuk semakin memudahkan dalam memenuhi

kelancaran pasokan di dalam negeri baik berupa material maupun jasa sebagai input

dalam rangka menghasilkan sebuah output. Hal ini tentu menuntut para pengusaha

dalam negeri untuk mampu bersaing dan menghadapi tantangan dari luar berupa

persaingan bisnis yang ketat, dimana pengusaha harus mampu menjawab tantangan

tersebut dengan menghasilkan produk yang memiliki kualitas yang baik, sehingga

Page 11: Laporan PKL

2

produk-produk dalam negeri dapat dipasarkan ke luar negeri. Akan tetapi,

menghasilkan produk yang yang memiliki kualitas baik tidaklah cukup untuk dapat

memasarkan produk ke luar negeri, tapi peran dan fungsi DJBC dalam menjalankan

tugas pokok sebagai fasilitator perdagangan (trade facilitator) dan pendukung industri

(industrial assistance) memiliki peran yang besar dalam menentukan arah kebijakan

perdagangan yang menguntungkan bagi pengusaha didalam negeri. Sehingga dalam hal

ini, DJBC memiliki peran yang sangat penting dalam menjamin kelancaran dan

mobilitas perdagangan internasional.

Salah satu bentuk pelayanan yang harus diperhatikan adalah pelayanan di

bidang ekspor, dimana untuk menjamin kelancaran kegiatan ekspor, DJBC lebih

berfokus kepada pelayanan dan pengawasan dokumen barang ekspor dan hanya

melakukan pengawasan fisik barang terhadap barang-barang tertentu saja, sesuai

dengan peraturan perundang-undangan. Sehingga dalam hal ini, pelayanan dokumen

ekspor barang memiliki peran yang sangat penting dalam kelancaran kegiatan ekspor

yang dilakukan. Semakin baik dan cepat DJBC dalam memberikan pelayanan dokumen

ekspor barang, maka akan semakin baik pula mobilitas kegiatan ekspor. Sehingga, atas

dasar inilah penulis mengangkat judul tentang “Tinjauan Atas Pelayanan

Pemberitahuan Ekspor Barang di Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai

Tipe Madya Pabean C Mataram” karena menganggap bahwa perlunya pelayanan

dokumen ekspor yang baik dan sesuai dengan standar yang telah ditetapkan guna

menciptakan kelancaran arus kegiatan dibidang ekspor.

B. Tujuan Penulisan

Laporan Praktik Kerja Lapangan ini disusun dengan tujuan sebagai berikut :

Page 12: Laporan PKL

3

1. Memenuhi sebagian salah satu syarat dinyatakan lulus Program Diploma I Keuangan

Spesialisasi Kepabeanan dan Cukai Sekolah Tinggi Akuntansi Negara.

2. Membandingkan antara teori yang didapat selama proses perkuliahan dengan fakta-

fakta yang terjadi di lapangan khususnya di ruang lingkup KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram terkait dengan proses pelayanan dokumen PEB.

3. Memahami proses pelayanan atas dokumen PEB, serta masalah-masalah yang

dihadapi terkait dengan proses pelayanan dokumen PEB di KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram.

4. Mendorong Penulis agar mampu mengembangkan atau mengemukakan pikiran dan

pendapatnya serta mampu menuangkannya dalam bentuk tulisan yang sistematis,

logis, dan dengan menggunakan bahasa Indonesia yang baik dan benar.

C. Metode Pengumpulan Data

Dalam penyusunan laporan Praktik Kerja Lapangan ini, penulis menggunakan

beberapa metode pengumpulan data, antara lain :

1. Metode Kepustakaan

Metode ini digunakan oleh Penulis dengan mengumpulkan informasi berdasarkan

referensi dari Buku Literatur, Undang-undang, Peraturan Pemerintah, Peraturan

Menteri Keuangan, Keputusan Menteri Keuangan, Peraturan Direktur Jenderal Bea

dan Cukai, Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai, artikel-artikel, internet, serta

sumber tertulis lainnya terkait dengan pokok bahasan yang di kemukakan dalam

laporan Praktik Kerja Lapangan.

Page 13: Laporan PKL

4

2. Metode Wawancara

Metode ini digunakan oleh Penulis dengan mengumpulkan data berdasarkan

informasi yang didapat melalui wawancara secara langsung dengan Pejabat Bea dan

Cukai di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, Pengguna Jasa Kepabeanan, serta

pihak-pihak yang terkait yang berkompeten dan memiliki pengetahuan yang berkaitan

dengan pokok bahasan yang di kemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.

3. Metode Observasi

Metode ini digunakan oleh Penulis dengan melakukan pengamatan secara

langsung di lapangan terhadap berbagai hal yang terkait dengan pokok bahasan yang

di kemukakan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.

D. Ruang Lingkup Pembahasan

Dalam hal ini, Penulis hanya akan membahas mengenai prosedur pelayanan

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) serta masalah-masalah terkait dengan pelayanan

Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB) agar pembahasan materi tidak melebar. Namun

demikian, hal-hal umum yang berkaitan pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang

(PEB) akan tetap dijelaskan, antara lain :

1. Dasar hukum dan peraturan perundang-undangan yang berkaitan dengan

pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

2. Ketentuan-ketentuan umum dalam pelayanan Pemberitahuan Ekspor Barang

(PEB).

Page 14: Laporan PKL

5

E. Sistematika Penulisan

1. BAB I Pendahuluan

Dalam Bab ini menguraikan tentang latar belakang penulis memilih judul untuk

laporan Praktik Kerja Lapangan, tujuan dari penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan,

metode yang digunakan oleh penulis dalam pengumpulan data terkait dengan data-data

yang akan dituangkan dalam laporan Praktik Kerja Lapangan, serta ruang lingkup

pembahasan dan sistematika penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan.

2. BAB II Pembahasan

Dalam bab ini penulis akan menguraikan tentang gambaran umum KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram, dasar hukum yang digunakan penulis sebagai dasar

sekaligus acuan dalam penulisan laporan Praktik Kerja Lapangan, pengertian istilah-

istilah terkait dengan pelayanan PEB, gambaran secara umum mengenai Pemberitahuan

Ekspor Barang (PEB) baik dalam teori maupun di lapangan serta masalah-masalah

terkait dengan pelayanan dokumen Pemberitahuan Ekspor Barang (PEB).

3. BAB III Penutup

Dalam bab ini menguraikan tentang kesimpulan yang dapat di tarik oleh penulis

berdasarkan hasil membandingkan antara teori dengan fakta-fakta yang ada di

lapangan, serta saran yang diberikan oleh penulis terhadap permasalahan yang di hadapi

terkait dengan pokok bahasan yang diangkat dalam laporan Praktik Kerja Lapangan.

Page 15: Laporan PKL

6

BAB II

PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya Pabean

C Mataram merupakan instansi vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang berada

di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB,

dan NTT. Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai (KPPBC) Tipe Madya

Pabean C Mataram beralamat di Jalan Yos Sudarso, No. 14, Ampenan, 83114,

Mataram. KPPBC tipe Madya Pabean C Mataram saat ini dipimpin oleh Bapak Jamin

sebagai Kepala Kantor, dengan dibantu oleh 39 Pegawai Bea Cukai.

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam melaksanakan tugas pokok dan

fungsi kepabeanan dan cukai mendapat mandat penerimaan bea masuk, bea keluar dan

cukai dari Kantor Wilayah DJBC Bali, NTB dan NTT. Selain itu KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram juga menerima mandat untuk melaksanakan sebagian tugas

Kementerian Keuangan RI di bidang kepabeanan dan cukai berdasarkan kebijakan

menteri dan mengamankan kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan arus barang

Page 16: Laporan PKL

7

masuk dan keluar daerah pabean, pemungutan bea masuk, cukai serta pungutan negara

lainnya berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram yang menangani kegiatan dibidang

kepabeanan dan cukai, dimana antara kegiatan dibidang kepabeanan dan cukai

frekeunsi kegiatannya berimbang. Meskipun demikian, dari segi penerimaan bidang

cukai memberikan sumbangan yang lebih besar dari pada bidang kepabeanan.

Dalam melaksanakan pengawasan dan pelayanannya, KPPBC Tipe Madya Pabean

C Mataram mempunyai visi, misi, motto dan akronim sebagai berikut :

a. Visi : Menjadi Kantor Pelayanan dan Pengawasan yang dipercaya dan akuntabel

dalam rangka turut mendorong pertumbuhan pariwisata, industri, dan

perdagangan.

b. Misi :

1) Memungut penerimaan negara dari sektor perdagangan internasional dan cukai;

2) Memberikan pelayanan terbaik di bidang kepabeanan dan cukai yang

sederhana;

3) Mengembangkan pengawasan yang efektif dalam rangka penegakan hukum di

bidang kepabeanan dan cukai serta perlindungan masyarakat;

4) Mendorong terciptanya iklim usaha yang kondusif bagi pertumbuhan

pariwisata, industri dan investasi pada umumnya;

5) Mengelola sumber daya manusia, keuangan, perlengkapan, kepegawaian dan

ketatausahaan sesuai prinsip-prinsip yang berlaku;

Page 17: Laporan PKL

8

6) Penyampaian data dan informasi yang dibutuhkan bagi pihak pemakai dan

pengambil keputusan.

c. Motto : Bersama-sama menjadi lebih baik.

d. Akronim :

1) Melayani sepenuh hati

2) Adil dalam pelayanan

3) Transparan dalam pengelolaan anggaran

4) Akuntabel dalam kinerja

5) Responsif dalam pelayanan tugas

6) Amanah dalam bekerja

7) Menjadi lebih baik

1. Tugas.

Sesuai dengan Pasal 115 Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012

tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai,

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram mempunyai tugas melaksanakan pengawasan

dan pelayanan di bidang kepabeanan dan cukai dalam daerah wewenangnya

berdasarkan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang perubahan atas Undang-

Undang Nomor 10 tahun 1995 tentang Kepabeanan dan Undang-Undang Nomor 39

Tahun 2007 tentang perubahan atas Undang-Undang Nomor 11 tahun 1995 tentang

Cukai.

Page 18: Laporan PKL

9

Adapun wilayah kerja dari KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram yang

ditetapkan sebagai berikut:

a. Wilayah Kerja :

1) Labuhan Haji

2) Labuhan Lombok

3) Selaparang

4) Lembar

5) Pemenang

6) Bandara Internasional Lombok

2

1

5

Gambar 1.1 Wilayah Kerja KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

3

4 6

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

Page 19: Laporan PKL

10

2. Fungsi.

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam menyelenggarakan pengawasan dan

pelayanannya juga melaksanakan fungsi sesuai pasal 116 Peraturan Menteri Keuangan

Nomor 168/PMK.01/2012 sebagai berikut:N

a. pelaksanaan pelayanan teknis di bidang kepabeanan dan cukai;

b. pelaksanaan pemberian perijinan dan fasilitas di bidang kepabeanan dan cukai;

c. pelaksanaan pemungutan dan pengadministrasian bea masuk, bea keluar, cukai,

dan pungutan negara lainnya yang dipungut oleh Direktorat jenderal;

d. pelaksanaan intelijen, patroli, penindakan, dan penyidikan di bidang

kepabeanan dan cukai;

e. penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan, dan pendistribusian dokumen

kepabeanan dan cukai;

f. pelaksanaan pengolahan data, penyajian informasi, dan laporan kepabeanan dan

cukai;

g. pengelolaan pemeliharaan sarana operasi,sarana komunikasi dan senjata api;

h. pengawasan pelaksanaan tugas dan evaluasi kinerja;

i. pelaksanaan administrasi Kantor Pengawasan dan Pelayanan Bea dan Cukai.

3. Struktur organisasi.

Berdasarkan Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168/PMK.01/2012, struktur

organisasi pada KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram terdiri dari 1 (satu) Eselon

III.b yaitu Kepala Kantor, 5 (lima) Eselon IV.b terdiri dari 1 (satu) Kepala Subbagian

dan 4 (empat) Kepala Seksi, serta 13 (tiga belas) Eselon V.a terdiri dari 3 (tiga) Kepala

Page 20: Laporan PKL

11

Urusan dan 10 (sepuluh) Kepala Subseksi, serta para pegawai non Eselon. Ada pun

uraian lebih rinci susunan Struktur Organisasi KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

adalah sebagai berikut:

A. Dasar Hukum

1. Undang-undang Nomor 10 Tahun 1995 sebagaimana telah diubah dengan Undang-

undang Nomor 17 Tahun 2006 tentang Kepabeanan

2. Peraturan Menteri Keuangan Republik Indonesia Nomor 145 Tahun 2014 tentang

perubahan kedua atas peraturan Menteri Keuangan Nomor 145 Tahun 2007 tentang

ketentuan pabean di bidang ekspor.

3. Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 Tahun 2012 tentang

perubahan kedua atas peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 41 Tahun

2008 tentang pemberitahuan pabean ekspor.

Gambar 1.2 Struktur Organisasi KPPBC TMP C Mataram

Sumber : Subbag Umum KPPBC TMP C Mataram

Kepala KantorJamin

Kasi Penindakandan PenyidikanAndy Gunawan

Kasubsi Penindakandan Sarana Operasi

Dian F. Hasan

KasubsiIntelijen

Poli Purnama

KasiPerbendaharaanTrubus Sasmito

Kasubsi Adm.Penagihan

& PengembalianSuharjo

Kasubsi Adm. Manifest,Penerimaan &Jaminan

Siti Agustianah

Kasi PelayananKC&DT

I G.K. Galung B.A.

Kasubsi HanggarPabean dan Cukai I

H. Deddy S.

Kasubsi HanggarPabean dan Cukai II

Widyatmoko

Kasi KepatuhanInternal&Penyuluhan

I G.A.A.A. Tiastary

KasubsiPelaksanaan

Kepatuhan TugasRidwan

Kasubbag UmumAbdul Rozak

Kaur TU &Kepegawaian

Murdi

Kaur KeuanganR.Yohanes Eko

Kaur RumahTanggaHaryadi

Page 21: Laporan PKL

12

4. Keputusan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 151 Tahun 2003 tentang tata

petunjuk pelaksanaan tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor.

B. Pengertian Istilah

1. Orang adalah orang perseorangan atau badan hukum.

2. Ekspor adalah kegiatan mengeluarkan barang dari daerah pabean

3. Eksportir adalah orang yang melakukan ekspor.

4. Bea Keluar adalah pungutan negara berdasarkan Undang-Undang Kepabeanan

yang dikenakan terhadap barang ekspor.

5. Barang Ekspor adalah barang yang telah diajukan pemberitahuan pabean untuk

diekspor dan telah mendapatkan nomor pendaftaran.

6. Pemberitahuan Pabean Untuk Diekspor yang selanjutnya disebut Pemberitahuan

Pabean Ekspor (PEB) adalah pernyataan yang dibuat oleh orang dalam rangka

melaksanakan kewajiban kepabeanan di bidang ekspor dalam bentuk tulisan di atas

formulir atau data elektronik.

7. Nota Pelayanan Ekspor yang selanjutnya disingkat dengan NPE adalah nota yang

diterbitkan oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau Sistem Komputer

Pelayanan atas PEB yang disampaikan untuk melindungi pemasukan barang yang

akan dieskpor ke kawasan pabean dan/atau pemuatannya ke sarana pengangkut.

8. Nota Pemberitahuan Persyaratan Dokumen yang selanjutnya disingkat NPPD

adalah pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor

atau Sistem Komputer Pelayanan di Kantor Pabean Pemuatan untuk menyerahkan

dokumen yang dipersyaratkan oleh instansi terkait.

Page 22: Laporan PKL

13

9. Nota Pemberitahuan Penolakan yang selanjutnya disingkat NPP adalah

pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen ekspor di

Kantor Pabean Pemuatan yang memberitahukan bahwa PEB ditolak karena

pengisian data PEB atau dokumen pelengkap pabean tidak lengkap dan/atau tidak

sesuai.

10. Pemberitahuan Pemeriksaan Barang yang selanjutnya disingkat PPB adalah

pemberitahuan kepada eksportir oleh Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor atau

Sistem Komputer Pelayanan di Kantor Pabean Pemuatan untuk dilakukan

pemeriksaan fisik terhadap barang ekspor.

11. Kawasan Pabean adalah kawasan dengan batas-batas tertentu di pelabuhan laut,

bandar udara, atau tempat lain yang ditetapkan untuk lalu-lintas barang yang

sepenuhnya berada di bawah pengawasan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.

12. Minyak Dan Gas Bumi Serta Bahan Bakar Minyak yang selanjutnya disebut

dengan Migas dan BBM adalah sebagaimana dimaksud dalam peraturan

perundang-undangan mengenai minyak dan gas bumi.

13. Penyampaian Pemberitahuan Melalui Media Elektronik adalah penyampaian

pemberitahuan pabean dengan mempergunakan media disket atau melalui

pertukaran data elektronik secara langsung sesuai standar yang ditetapkan dan

berdasarkan kesepakatan antara eksportir dengan Direktur Jenderal atau Pejabat

Bea dan Cukai yang ditunjuk.

14. Kantor Pabean adalah kantor pelayanan bea dan cukai tempat dipenuhinya

kewajiban pabean sesuai dengan ketentuan Undang-Undang Kepabeanan.

15. Direktur Jenderal adalah Direktur Jenderal Bea dan Cukai.

Page 23: Laporan PKL

14

16. Pejabat Bea dan Cukai adalah pegawai Direktorat Jenderal Bea dan Cukai yang

ditunjuk dalam jabatan tertentu untuk melaksanakan tugas tertentu berdasarkan

Undang-Undang Kepabeanan.

17. Sistem Komputer Pelayanan adalah sistem komputer yang digunakan oleh Kantor

Pabean dalam rangka pengawasan dan pelayanan kepabeanan.

C. Gambaran Umum PEB

1. Ketentuan PEB.

Pada umumnya, setiap barang yang akan diekspor wajib diberitahukan oleh

eksportir atau PPJK ke Kantor Pabean dengan menggunakan dokumen PEB atau yang

biasa disebut dengan BC 3.0, baik dalam bentuk tulisan di atas formulir atau data

elektronik. Akan tetapi tidak semua barang ekspor harus diberitahukan dengan PEB,

adapun pengecualian atas kewajiban Pemberitahuan Pabean Ekspor ke Kantor Pabean,

dimana atas ekspor barang-barang tertentu yang telah di tetapkan dalam PMK 145

tahun 2014, tidak wajib untuk menyampaikan PEB, antara lain :

a. barang pribadi penumpang;

b. barang awak sarana pengangkut;

c. barang pelintas batas;

d. barang kiriman melalui pos dengan berat tidak melebihi 100 (seratus) kilogram.

Atas PEB yang telah didaftarkan, dapat dilakukan pembetulan oleh eksportir

ataupun PPJK, dimana pembetulan yang dilakukan harus mendapat persetujuan dari

Kepala Kantor Pabean atau Pejabat Bea dan Cukai yang ditunjuk dan/atau melalui

Sistem Komputer Pelayanan. Adapun ketentuan dalam pembetulan PEB, antara lain :

Page 24: Laporan PKL

15

a. kesalahan yang menyangkut jenis barang, jumlah barang, dan/atau nomor

petikemas, pembetulan data PEB dapat dilakukan sebelum barang dimasukkan ke

kawasan pabean tempat pemuatan;

b. barang ekspor yang tidak keseluruhan terangkut (short shipment), pembetulan data

PEB dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari terhitung sejak tanggal

keberangkatan sarana pengangkut;

c. penjualan barang dan/atau makanan di atas pesawat udara yang berangkat keluar

daerah pabean, pembetulan data PEB dilakukan paling lama 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak tanggal keberangkatan pesawat udara;

d. ekspor barang curah termasuk Migas dan BBM, pembetulan data PEB dilakukan

paling lama 3 (tiga) hari terhitung sejak tanggal keberangkatan sarana pengangkut;

e. Kesalahan data mengenai nilai Free on Board(FOB) dan jenis valuta, pembetulan

data PEB dapat dilakukan paling lama 45 (empat puluh lima) hari terhitung sejak

tanggal PEB didaftarkan atas ekspor Migas dan BBM, dan 30 (tiga puluh) hari

terhitung sejak tanggal PEB didaftarkan atas ekspor selain Migas dan BBM.

Pembetulan data PEB selain dari ketentuan diatas, dapat dilayani paling lama 1

bulan terhitung sejak PEB diberitahukan.

Selain dilakukan pembetulan terhadap data PEB, dapat juga di lakukan pembatalan

terhadap PEB yang telah mendapatkan nomor pendaftaran. Dimana eksportir ataupun

PPJK wajib untuk melaporkan pembatalan ekspor kepada Pejabat Bea dan Cukai di

Kantor Pabean Pemuatan dalam jangka waktu 3 hari kerja terhitung sejak

keberangkatan sarana pengangkut yang tercantum dalam pemberitahuan pabean.

Page 25: Laporan PKL

16

2. Penyampaian PEB.

Atas Pemberitahuan Pabean Ekspor dapat disampaikan melalui Sistem Pertukaran

Data Elektronik (PDE), media penyimpanan data elektronik, ataupun secara manual

dalam 3 rangkap dengan peruntukan untuk Kantor Pabean, Badan Pusat Statistik dan

Bank Indonesia. Dimana atas PEB yang akan disampaikan wajib disampaikan oleh

eksportir atau PPJK ke Kantor Pabean Pemuatan paling cepat 7 (tujuh) hari sebelum

tanggal perkiraan ekspor dan paling lambat sebelum barang dimasukkan ke Kawasan

Pabean di tempat pemuatan. Kewajiban untuk memberitahukan ke Kantor Pabean

dengan menggunakan PEB berlaku juga terhadap ekspor:

a. barang yang pada saat impornya telah diberitahukan sebagai barang impor

sementara;

b. barang yang akan diimpor kembali sehingga pada saat impornya dapat

diperlakukan sebagai barang impor kembali;

c. barang yang dikenakan bea keluar melebihi batas pengecualian pengenaan bea

keluar sesuai dengan peraturan perundang-undangan.

Khusus untuk ekspor barang curah dan barang yang dikenai bea keluar memiliki

ketentuan tersendiri tentang penyampaian dokumen PEB, dimana untuk ekspor barang

curah, PEB dapat disampaikan sebelum keberangkatan sarana pengangkut, sedangkan

terhadap barang yang dikenakan bea keluar, PEB disampaikan setelah pembayaran bea

keluar.

3. Penelitian PEB.

a. Terhadap PEB yang disampaikan melalui sistem PDE

Page 26: Laporan PKL

17

1) Dilakukan penelitian oleh Sistem Komputer Pelayanan terhadap :

a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

b) Kelengkapan pengisian data PEB;

c) Pembayaran bea keluar (dalam hal barang ekspor terkena bea keluar).

2) Dilakukan penelitian oleh pejabat bea dan cukai yang menangani penelitian barang

larangan dan pembatasan yang meliputi kelangkapan dokumen yang

dipersyaratkan dari instansi terkait.

b. Terhadap PEB yang disampaikan melalui media penyimpanan data elektronik

1) Dilakukan penelitian oleh pejabat penerima dokumen terhadap :

a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

b) Kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;

c) Kesesuaian antara dokumen PEB dengan dokumen pelengkap PEB.

2) Dilakukan penelitian oleh Sistem Komputer Pelayanan terhadap kelengkapan

pengisian data PEB.

3) Dilakukan penelitian oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani penelitian

barang larangan dan pembatasan yang meliputi kelangkapan dokumen yang

dipersyaratkan dari instansi terkait.

c. Terhadap PEB yang disampaikan secara manual

1) Dilakukan penelitian oleh pejabat penerima dokumen terhadap :

a) Ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

b) Kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;

c) Kesesuaian antara dokumen PEB dengan dokumen pelengkap PEB.

Page 27: Laporan PKL

18

2) Dilakukan penelitian oleh Pejabat Bea dan Cukai yang menangani penelitian

barang larangan dan pembatasan yang meliputi kelangkapan dokumen yang

dipersyaratkan dari instansi terkait.

4. Sanksi.

Untuk menjaga agar pengajuan dan pelayanan PEB tetap sesuai dengan standar

yang telah ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan, maka perlunya ada sanksi

yang mengikat terhadap segala hal yang menyimpang dari standar yang telah

ditetapkan dalam peraturan perundang-undangan. Adapun beberapa ketentuan yang

mengikat mengenai sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana terkait dengan PEB.

antara lain :

a. Mengekspor tanpa menyerahkan pemberitahuan pabean, dipidana penjara paling

singkat 1 tahun paling lama 10 tahun dan pidana denda paling sedikit lima puluh

juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah.

b. Menyampaikan pemberitahuan pabean yang tidak benar, palsu atau dipalsukan,

dipidana penjara paling singkat 2 tahun paling lama 8 tahun dan pidana denda

paling sedikit seratus juta rupiah paling banyak lima miliar rupiah.

c. Tidak menyampaikan atau terlambat menyampaikan pembatalan ekspornya

dikenai sanksi administrasi berupa denda sebesar lima juta rupiah.

d. Salah memberitahukan jenis dan/atau jumlah barang dikenai sanksi administrasi

berupa denda paling sedikit 100% dari pungutan Negara di bidang ekspor yang

kurang dibayar dan paling banyak 1000% dari pungutan Negara di bidang ekspor

yang kurang dibayar.

Page 28: Laporan PKL

19

D. Gambaran Umum di Lapangan

Pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pebean C Mataram saat ini masih

disampaikan melalui media penyimpanan data elektronik, dan belum menggunakan

media Pertukaran Data Elektronik (PDE). Adapun tata cara penyampaian PEB di

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram secara umum dapat digambarkan sebagai

berikut :

1. Eksportir/PPJK menyerahkan disket, dokumen PEB rangkap 3 disertai dengan

dokumen pelengkap pabean yang sudah ditandatangani dan dibubuhi stempel

perusahaan ke Kantor Pabean Pemuatan.

Dokumen Pelengkap Pabean, antara lain :

a. Invoice dan Packing List; (lihat lampiran II dan III)

b. Bukti Bayar Bea Keluar; (dalam hal barang ekspor dikenai bea keluar)

c. Dokumen dari instansi terkait (dalam hal barang ekspor terkena ketentuan

larangan pembatasan). (lihat lampiran IV)

2. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dokumen Teknis

menerima disket, dokumen PEB dan dokumen pelengkap pabean dari eksportir dan

melakukan penelitian. Adapun penelitian yang dilakukan meliputi :

a. ada atau tidaknya pemblokiran Eksportir/PPJK;

b. kelengkapan dokumen PEB;

c. kelengkapan dokumen berupa invoice dan Packing List;

d. kelengkapan pengisian PEB dan kesesuaian antara PEB dengan dokumen

pelengkap pabean dan bukti pembayaran (dalam hal terkena bea keluar);

Page 29: Laporan PKL

20

e. ada atau tidaknya dokumen yang dipersyaratkan dari instansi terkait.

3. a. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan :

1) Eksportir/PPJK diblokir;

2) dokumen pelengkap pabean tidak lengkap;

3) data PEB tidak sesuai dengan dokumen pelengkap pabean dan bukti

pembayaran (dalam hal terkena bea keluar);

4) pengisian data PEB tidak lengkap, dan/atau PEB tidak dilengkapi dokumen

yang dipersyaratkan dari instansi terkait, Pelaksana pada Seksi Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mengembalikan dokumen PEB,

dan seluruh dokumen pelengkap pabeannya kepada eksportir/PPJK beserta

NPP untuk dilakukan perbaikan dan/atau melengkapi dokumen.

b. Dalam hal hasil penelitian menunjukkan:

1) Eksportir/PPJK tidak diblokir;

2) dokumen pelengkap pabean lengkap;

3) data PEB sesuai dengan dokumen pelengkap pabean dan bukti pembayaran

(dalam hal terkena bea keluar);

4) pengisian data PEB telah lengkap dan dilengkapi dokumen yang

dipersyaratkan oleh instansi terkait, pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan

Cukai dan Dukungan Teknis melakukan upload data PEB di dalam disket ke

dalam Aplikasi Inhouse Ekspor.

4. Komputer/Aplikasi Inhouse Ekspor melakukan validasi atas data PEB yang telah

di upload.

Page 30: Laporan PKL

21

a. Dalam hal data PEB yang disampaikan tidak valid, komputer/aplikasi akan

mengeluarkan respon penolakan. Kemudian pelaksana pada Seksi Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis mencetak NPP yang berisi alasan

penolakan, kemudian memberikan NPP, disket, PEB serta dokumen pelengkap

pabeannya kepada Eksportir/PPJK.

b. Dalam hal data PEB telah valid, komputer melakukan penelitian terhadap

barang ekspor, apakah barang ekspor termasuk kedalam pos tarif yang

dilarang/dibatasi.

5. Apabila barang ekspor tidak termasuk ke dalam barang yang dilarang/dibatasi,

maka komputer akan memberikan nomor dan tanggal PEB, serta mengeluarkan

respon NPE atau PPB.

6. Pelaksana mencetak PPB atau NPE, kemudian menyerahkan PPB atau NPE beserta

dokumen PEB kepada Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor.

7. Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor meneliti dokumen PEB dan PPB atau NPE,

kemudian menandatangani PPB atau NPE. Setelah ditandatangani, kemudian

dokumen PEB dan PPB atau NPE diserahkan kepada Seksi Pelayanan Kepebeanan

dan Cukai dan Dukungan Teknis.

8. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis

menyerahkan PPB atau NPE serta disket kepada eksportir/PPJK, dan

mengadministrasikan dokumen.

9. Apabila barang ekspor termasuk dalam barang yang dilarang/dibatasi, Pelaksana

pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis melakukan

kegiatan analisis dan penjaluran dokumen PEB.

Page 31: Laporan PKL

22

a. Dalam hal hasil penelitian oleh komputer menunjukkan dokumen yang

dipersyaratkan tidak lengkap, maka Pelaksana pada Seksi Kepabeanan dan

Cukai dan Dukungan Teknis menerbitkan NPPD dan menyerahkan kepada

eksportir/PPJK.

b. Dalam hal hasil penelitian oleh komputer menunjukkan dokumen yang

dipersyaratkan telah lengkap dan sesuai, maka komputer memberikan nomor

dan tanggal PEB, serta memberikan respon PPB atau NPE.

10. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis

mencetak PPB atau NPE, kemudian menyerahkan bersama dengan PEB kepada

Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor.

11. Pejabat Pemeriksa Dokumen Ekspor meneliti dokumen PEB dan PPB atau NPE,

kemudian menyerahkan kembali kepada Pelaksana pada Seksi Pelayanan

Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis.

12. Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan Dukungan Teknis

menerima dokumen PPB atau NPE, PEB serta dokumen pelengkap pabean,

kemudian menyerahkan 1 rangkap PPB atau 3 rangkap NPE, disket dan dokumen

PEB beserta dokumen pelengkap pabean kepada eksportir/PPJK.

Itulah gambaran mengenai tata cara pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean

C Mataram berdasarkan hasil pengamatan yang penulis peroleh selama melakukan

Praktik Kerja lapangan di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. Adapun gambaran

secara singkatnya mengenai tata cara pengajuan PEB yang dapat dilihat pada gambar

1.3 sebagai berikut.

Page 32: Laporan PKL

23

E. Permasalahan Yang Dihadapi

Kegiatan ekspor di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram memiliki frekuensi

yang tidak terlalu tinggi, tercatat dalam 4 tahun terakhir hanya dilakukan pengajuan

PEB sebanyak 257 kali pengajuan, khusus untuk tahun 2014 baru dilakukan pengajuan

PEB sebanyak 52 pengajuan sampai dengan tanggal 19 September 2014 sesuai dengan

tabel 1.1.

2011 2012 2013 2014

68 116 21 52

Tabel 1.1 Jumlah Pengajuan PEB dalam 4 tahun terakhir

Sumber : Diolah dari data base KPPBC TMP C Mataram

Gambar 1.3 Flowchart Pengajuan PEB

PEB + DOKAP

CEK DOK, OKE?

CEK SYARAT LARTAS

CEK FISIK?

NPP

NPPD

PPB

PEMERIKSAAN FISIK

SESUAI NPECEK LEBIH LANJUT

OLEH PPDE

PERBAIKI

LENGKAPI

SIAPKAN

TIDAK

TIDAK

YA

TIDAK

TIDAK YA

YA

YA

Start

End

Sumber : KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram

Page 33: Laporan PKL

24

Dimana atas pengajuan PEB di KPPBC Mataram hanya dominasi oleh beberapa

perusahaan, tercatat sekitar 18 perusahaan yang aktif dalam pengajuan PEB di KPPBC

Tipe Madya Pabean C Mataram dalam kurun waktu 4 tahun terakhir. Adapun jenis-

jenis barang ekspor yang penulis jumpai dalam PEB yang telah di ajukan di KPPBC

Tipe Madya Pabean C Mataram, antara lain adalah bibit, hasil laut, hasil pertanian dan

perkebunan, serta kerajinan.

Meskipun telah dibuat standar tentang tata cara penyampaian PEB, akan tetapi

dalam hal penyampaian PEB ke Kantor Pabean tentu tidak luput dari berbagai

permasalahan yang dapat menghambat dalam proses pelayanan PEB, entah

permasalahan itu disebabkan oleh Sistem, Pejabat Bea dan Cukai ataupun oleh

eksportir sendiri. Akan tetapi, karena minimnya pengajuan PEB di KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram, khususnya di bulan September saat Penulis melakukan

Praktik Kerja Lapangan, sehingga membuat Penulis sedikit kesulitan dalam

menentukan permasalahan-permasalahan terkait dengan pelayanan PEB di KPPBC

Tipe Madya Pabean C Mataram. Akan tetapi, dengan melakukan wawancara secara

langsung terhadap para Pegawai yang khusus menangani kegiatan pelayanan PEB,

serta melakukan kegiatan pengamatan secara langsung terhadap beberapa kegiatan

pelayanan PEB selama menjalani Praktik Kerja Lapangan, akhirnya Penulis dapat

menemukan beberapa permasalahan dalam proses pelayanan PEB di KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram.

Untuk permasalahan yang dihadapi terkait dengan pelayanan PEB di KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram, sampai sejauh ini belum ada permasalahan besar yang

Page 34: Laporan PKL

25

dapat menghambat dalam proses pelayanan PEB. Dimana atas pelayanan PEB dalam

rentan waktu dari tahun 2011-2014 berdasarkan data yang Penulis peroleh dari hasil

wawancara dengan Pegawai di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dan

berdasarkan data base yang dimiliki oleh KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram,

belum pernah terjadi permasalahan yang sampai mengakibatkan dilakukannya

pengenaan sanksi administrasi dan/atau sanksi pidana kepada Eksportir/PPJK terkait

dengan pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram. Pada umumnya,

permasalahan yang sering terjadi di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram terkait

dengan Pelayanan PEB adalah permasalahan yang cenderung berasal pihak eksternal

yaitu dari eksportir/PPJK sendiri. Sementara untuk pihak internal yaitu Sistem

Aplikasi Pelayanan, sampai sejauh ini Penulis masih belum adanya permasalahan

terkait Pelayanan PEB yang diakibatkan oleh kesalahan Sistem. Akan tetapi, selama

melaksanakan Praktik Kerja Lapangan, penulis menemukan permasalahan yang

diakibatkan oleh pihak internal, yaitu oleh Pejabat Bea dan Cukai khususnya Pejabat

yang menangani dokumen ekspor. Dalam hal ini, Pejabat yang menangani dokumen

ekspor kurang teliti dalam memeriksa kesalahan data dalam dokumen PEB yang

diajukan oleh salah seorang eksportir. Adapun kesalahan yang dilakukan oleh eksportir

berupa kesalahan dalam mencantumkan nomor dari sarana pengangkut yang akan

berangkat dari Lombok ke Malaysia. Dalam hal ini, yang seharusnya dicantumkan

dalam PEB adalah nomor pengangkut AK 0307 sesuai dengan yang tertera pada jadwal

penerbangan Maskapai Air Asia pada gambar 1.4, akan tetapi oleh eksportir

dicantumkan nomor pengangkut 0409201(lihat lampiran VI).

Page 35: Laporan PKL

26

Perbedaan dari nomor sarana pengangkut yang akan mengangkut barang ekspor

tersebut tentu terlihat sangat mencolok, akan tetapi sampai barang selesai di ekspor,

Pejabat yang menangani dokumen ekspor belum mengetahui adanya kesalahan

tersebut dan sampai hari terakhir Praktik Kerja Lapangan di KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram, belum dilakukan perbaikan oleh eksportir terhadap kesalahan

dalam data PEB tersebut. Hal tersebut mungkin terlihat sepele, tapi mengingat hanya

ada satu kali pengajuan dokumen PEB pada tanggal tersebut, tidak seharusnya

permasalahan tersebut terjadi karena menurut penulis, Pejabat yang menangani

dokumen ekspor memiliki waktu yang cukup untuk meneliti lebih detail terhadap

dokumen PEB yang diajukan tersebut. Sehingga dalam hal ini, Penulis menilai Pejabat

yang menangani dokumen ekspor telah melakukan kecerobohan dalam menjalankan

Sumber : Diolah dari www.airasia.com

Gambar 1.4 Jadwal Penerbangan Air Asia

Page 36: Laporan PKL

27

tugasnya. Untuk itulah, Pejabat Bea dan Cukai khususnya yang menangani dokumen

ekspor harus lebih teliti lagi dalam melihat kesalahan-kesalahan kecil semacam itu.

Selain kesalahan yang dilakukan oleh Pejabat Bea dan Cukai, adapun

permasalahan yang penulis temukan terkait dengan kesalahan yang sering dilakukan

oleh eksportir/PPJK yaitu berupa kesalahan data yang di input di dalam PEB yang

disampaikan, seperti kesalahan dalam menentukan pos tarif dari barang ekspor,

kesalahan nomor pengangkut, serta kesalahan jumlah kemasan dan lain-lain, yang

mengakibatkan eksportir harus memperbaiki data yang salah dalam dokumen PEB

tersebut. Selain itu, selama melakukan pengamatan terhadap pelayanan PEB di

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, penulis juga menemukan kesalahan eksportir

berupa kecerobohan eksportir dalam penyampaian modul PEB ke Kantor Pabean.

Dimana penulis menemukan ada eksportir yang lupa memasukkan data modul PEB

kedalam flashdisk yang akan disampaikan ke Kantor Pabean, sehingga saat akan

dilakukan upload data oleh Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai

dan Dukungan Teknis dari flashdisk ke dalam komputer, ternyata data modul PEB

tersebut tidak ditemukan. Akibatnya, eksportir harus mengambil data modul PEB yang

lupa dibawa tersebut. Selain kedua permasalahan tersebut, penulis juga menemukan

permasalahan berdasarkan hasil dari wawancara dengan pegawai di KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram terkait dengan kecerobohan yang pernah dilakukan oleh

salah seorang eksportir. Dalam hal ini eksportir ceroboh dalam hal waktu

menyampaikan modul PEB ke Kantor Pabean. Seharusnya, PEB disampaikan jauh-

jauh hari sebelum tanggal perkiraan ekspor agar dalam hal terjadi reject data PEB

Page 37: Laporan PKL

28

ataupun permintaan dokumen tambahan yang dipersyaratkan dari instansi terkait,

masih ada waktu untuk merubah data PEB ataupun meminta dokumen yang

dipersyaratkan dari instansi terkait. Akan tetapi, dalam hal ini eksportir malah

menyampaikan PEB 1 jam sebelum waktu keberangkatan sarana pengangkut yang

akan mengangkut barang ekspor tersebut. Akibat dari kecerobohan tersebut sangat

fatal. Setelah dokumen PEB yang telah disampaikan eksportir diproses oleh Sistem

Komputer Pelayanan dan mendapatkan respon NPE, dimana eksportir mendapatkan 4

rangkap cetak NPE dari Pelaksana pada Seksi Pelayanan Kepabeanan dan Cukai dan

Dukungan Teknis, masing-masing lembar NPE di peruntukkan bagi eksportir, TPS,

Pengangkut dan Kantor Pabean. Dan perlu diketahui juga bahwa NPE merupakan

syarat agar barang ekspor dapat dimuat ke sarana pengangkut, sehingga atas dasar

inilah NPE harus terlebih dahulu diserahkan ke Perusahaan Jasa Pengangkut yang akan

mengangkut barang ekspor agar barang dapat segera dimuat ke sarana pengangkut

sebelum waktu keberangkatan sarana pengangkut. Akan tetapi, karena waktu yang

sudah sangat mepet dengan waktu keberangkatan sarana pengangkut, ditambah lagi

jarak yang sangat jauh antara tempat NPE di cetak yaitu di KPPBC Tipe Madya Pabean

C Mataram dengan tempat cetak NPE akan diserahkan yaitu kepada perusahaan jasa

pengangkut yang bertempat di Bandara Internasional Lombok, dimana jarak antara

KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dengan Bandara Internasional Lombok

terbilang sangat jauh, yaitu sekitar 35 km, sehingga tidak memungkinkan cetak NPE

dapat sampai tepat pada waktunya. Akhirnya, barang pun tidak dapat diekspor hari itu

akibat dari cetak NPE yang tidak dapat diserahkan ke perusahaan jasa pengangkut tepat

pada waktunya, sehingga hal tersebut tentu sangat merugikan bagi eksportir. Terlepas

Page 38: Laporan PKL

29

dari semua itu, kecerobohan serta kesalahan yang dilakukan oleh eksportir tentu tidak

hanya merugikan diri mereka sendiri, tapi juga merugikan terhadap efisiensi dan

efektivitas dalam pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram.

Page 39: Laporan PKL

30

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil dari Praktik Kerja Lapangan selama tiga minggu di KPPBC Tipe

Madya Pabean C Mataram terkait dengan Tinjauan Atas Pelayanan Pemberitahuan

Ekspor Barang di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram, Penulis dapat mengambil

kesimpulan, antara lain :

1. Pengajuan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram dalam kurun waktu 4

tahun memiliki frekuensi yang relatif sedikit dan hanya di dominasi oleh beberapa

perusahaan saja, hal ini tentu sangat merugikan, mengingat potensi ekspor di NTB

yang seharusnya besar terkait dengan sumber daya alam yang dimiliki.

2. Dalam hal melakukan pengawasan dan pelayanan, khususnya Pelayanan atas

Pemberitahuan Ekspor Barang oleh KPPBC tipe Madya Pabean C Mataram telah

sesuai dengan Peraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 Tahun 2012

tentang tentang pemberitahuan pabean ekspor dan Keputusan Direktur Jenderal

Bea dan Cukai Nomor 151 Tahun 2003 tentang tata petunjuk pelaksanaan

tatalaksana kepabeanan di bidang ekspor.

Page 40: Laporan PKL

31

3. Permasalahan sering terjadi terkait dengan Pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram pada umumnya disebabkan oleh kesalahan dari pihak eksternal

bea dan cukai, yaitu Eksportir/PPJK. Sementara dari pihak internal bea dan cukai,

sampai sejauh ini Penulis hanya menemukan satu permasalahan, yaitu ketidak

telitian yang dilakukan oleh Pejabat yang memeriksa dokumen ekspor.

A. Saran

1. KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram harus rutin memberikan sosialisasi terkait

dengan segala hal mengenai kegiatan ekspor dan tata laksana di bidang ekspor

kepada para pengusaha di dalam negeri khususnya untuk pengusaha di Provinsi

NTB agar para pengusaha memiliki pengetahuan yang cukup di bidang ekspor

sehingga semakin memacu para pengusaha untuk melakukan kegiatan ekspor.

2. KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram harus senantiasa memberikan pengarahan

dan penjelasan kepada Eksportir/PPJK terkait dengan setiap permasalahan yang

dihadapi ataupun permasalahan yang pernah terjadi terkait dengan Pelayanan PEB

di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram agar permasalahan semacam itu tidak

terulang kembali sehingga tidak mengurangi efisiensi dan efektivitas dalam

pelayanan PEB. Selain itu, Seluruh Pajabat Bea dan Cukai, khususnya yang

menangani pemeriksaan dokumen PEB, harus lebih teliti lagi dalam memeriksa

setiap data yang tercantum dalam dokumen PEB yang diajukan.

3. Meskipun pelayanan PEB di KPPBC Tipe Madya Pabean C Mataram telah

menunjukkan prestasi baik, namun hal tersebut harus tetap dipertahankan dan

ditingkatkan, hal itu tentu tidak terlepas dari motto dari KPPBC Tipe Madya

Pabean C Mataram yaitu “Bersama-sama menjadi lebih baik”.

Page 41: Laporan PKL

32

DAFTAR PUSTAKA

Drs. Dimyanti, Ahmad. 2013. Bahan Ajar Teknis Kepabeanan. Tanggerang Selatan:STAN.

Undang-undang No. 10 Tahun 1995 sebagaiman telah diubah dengan Undang-undangNo.17 tahun 2006 tentang Kepabeanan

Peraturan Menteri Keuangan Nomor 155 tahun 2008 tentang Pemberitahuan Pabean.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 168 tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata

Kerja Instansi Vertikal Direktorat Jenderal Bea dan Cukai.Peraturan Menteri Keuangan Nomor 148 tahun 2011 tentang Ketentuan Kepabeanan

Di Bidang EksporPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 40 tahun 2008 tentang Tata Laksana

Kepabeanan Di Bidang EksporPeraturan Direktur Jenderal Bea dan Cukai Nomor 18 tahun 2012 tentang Tata Petunjuk

Pelaksanaan Tatalaksana Kepabeanan di Bidang Ekspor.http://bcmataram.beacukai.go.id

Page 42: Laporan PKL

33

Lampiran I Contoh PEB

Page 43: Laporan PKL

34

Lampiran II Contoh Invoice

Page 44: Laporan PKL

35

Lampiran III Contoh Packing List

Page 45: Laporan PKL

36

Lampiran IV Contoh dokumen dari instansi terkait

Page 46: Laporan PKL

37

Lampiran V NPE

Page 47: Laporan PKL

38

Lampiran VI PEB yang mengalami masalah