LaPORAN PKL
-
Upload
athena-queen -
Category
Documents
-
view
1.064 -
download
43
description
Transcript of LaPORAN PKL
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Praktek Kerja Lapangan (PKL)
Perguruan tinggi merupakan lembaga yang bertanggung jawab dalam
mendidik anak bangsa menjadi pelaku pembangunan dimasa mendatang.
Namun dengan berbagai keterbatasannya Perguruan tinggi hanya
memprioritaskan pada pembekalan anak didiknya dengan ilmu dan sedikit
keterampilan selama proses perkuliahan. Ilmu yang diberikan lebih banyak
bertumpu pada teori-teori yang tentunya tidak selalu ideal dilapangan. Untuk
mengurangi kesenjangan ini, maka kepada mahasiswa tingkat akhir
diwajibkan mengikuti Praktek Kerja Lapangan (PKL).
Praktek Kerja Lapangan (PKL) wajib dilaksanakan oleh Mahasiswa
karena didalamnya banyak didapat pengalaman-pengalaman lapangan
sehingga akan menambah wawasan dan pengetahuan yang mungkin tidak
didapat dalam perkuliahan di Kampus. Selain itu, Praktek Kerja Lapangan
(PKL) merupakan bentuk kuliah dimana Mahasiswa terjun langsung
dilapangan. Diharapkan dengan melaksanakan Praktek Kerja Lapangan
(PKL) Mahasiswa akan lebih banyak mengetahui seluk beluk proyek dan
ilmu-ilmu lain di lapangan.
1.2. Maksud dan Tujuan
Praktek Kerja Lapangan (PKL) dimaksudkan agar Mahasiswa mampu
menerapkan secara nyata dan jelas dari proses pelaksanaan konstruksi di
lapangan dengan penerapan-penerapan teori-teori yang diperoleh pada
bangku perkuliahan, sedangkan tujuannya adalah agar lulusan Perguruan
tinggi khususnya sarjana Teknik Sipil mempunyai bekal lapangan yang
cukup dalam memahami serta memecahkan persoalan yang dihadapi sesuai
dengan disiplin ilmu yang diketahui.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 1
Adapun tujuan Khusus dari Praktek Kerja Lapangan (PKL) di antaranya
adalah sebagai berikut :
1) Sebagai persyaratan kurikulum perkuliahan yang harus dipenuhi oleh
setiap mahasiswa Fakultas Teknik Unram.
2) Mempersiapkan Sarjana Teknik Sipil yang siap pakai dalam melaksanakan
Pembangunan Nasional di masa sekarang maupun di masa yang akan
datang.
3) Mengenalkan kepada Mahasiswa mengenai sistem pelaksanaan suatu
proyek konstruksi di lapangan.
1.3. Lingkup Bahasan
Karena banyaknya pekerjaan yang ada di lapangan dan terbatasnya
waktu yang tersedia, adapun materi Praktek Kerja Lapangan (PKL) yang
wajib dipahami dan dipelajari serta dilaporkan adalah sebagai berikut :
a. Pekerjaan Pondasi
b. Pekerjaan Kolom dan Balok
c. Review Design dan Anggaran Biaya untuk Struktur
d. Rencana Kerja
1.4. Deskipsi Proyek
Data-data lengkap pembangunan perumahan griya kebon sajiq
sebagai berikut :
Nama Proyek : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq
Lokasi Proyek : Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10
Pemilik Proyek : I Gusti Nyoman Artha S.H.
Biaya Proyek (keseluruhan) : Rp. 1.100.000.000,00
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 2
1.5. Lokasi Proyek
Proyek Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq bertempat di Jln. AA
Gede Ngurah No. 140 Blok B.10 Abian Tubuh NTB.
Gambar 1.1 Denah Lokasi Praktek Kerja Lapangan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 3
BAB II
ORGANISASI PELAKSANAAN PROYEK
2.1. Unsur-unsur Proyek
Di dalam pelaksanaan pekerjaan agar dapat tercapainya sasaran yang
efektif dalam pelaksanaan, diperlukan suatu organisasi yang bertanggung
jawab dalam menyelesaikan pekerjaan proyek tersebut. Organisasi proyek
tersebut mempunyai fungsi dan peranan yang saling melengkapi di dalam
penyelesaian proyek tersebut.
Keuntungan yang didapat dengan adanya organisasi yang dibentuk,
antara lain :
a. Dapat membagi tugas antara masing-masing pelaksana.
b. Koordinasi masing-masing unit kegiatan dapat berjalan dengan lancar.
c. Dapat menempatkan seseorang atau tenaga ahli sesuai dengan
bidangnya.
d. Sebagai sarana yang dapat digunakan pemimpin untuk mengawasi
bawahannya.
Organisasi adalah berupa kegiatan yang mengatur dan menyusun
pelaksanaan pekerjaan termasuk mengatur dan menyusun hubungan kerja
organisasi yang melibatkan unsur-unsur pembangunan yang terdiri dari :
a. Pemilik Proyek.
b. Konsultan perencana.
c. Konsultan pengawas.
d. Kontraktor.
Gambar 2.1. Hubungan Antar Unsur-unsur Proyek
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 4
PEMILIK PROYEK
KONSULTAN KONTRAKTOR
Pada sistem ini pemilik pada tahap perekayasan dan perancangan
(Engineering Design) mengadakan ikatan kontrak dengan Konsultan
Perencana. Pada tahap pelaksanaan (Construction) Pemilik mengadakan
ikatan kontrak dengan pihak Kontraktor. Pada sistem ini Kontraktor seakan-
akan bekerja sendiri- sendiri secara independen. Perencana menyelesaikan
tugas-tugas perencanaanya sebelum Pemilik memilih Kontraktor Pelaksana.
Setelah penentuan Kontraktor biasanya pemilik meminta perencana menjadi
pengawas pelaksanaan peroyek atas nama pemilik.
1. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dan Kontraktor adalah hubungan
kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
2. Hubungan kerja antara Pemberi tugas dengan Konsultan adalah
hubungan kontraktual yang dituangkan dalam surat perjanjian kerja.
3. Hubungan kerja antara Konsultan dengan Kontraktor adalah hubungan
fungsional dalam menjalankan ketentuan tugas dan tanggung jawab
masing-masing sebagaimana telah tertuang dalam dokumen
pelaksanaan.
2.2 Hubungan Kerja Unsur-unsur Proyek
Pemilik Proyek
Pemilik Proyek adalah badan atau pejabat yang memberikan suatu
pekerjaan dan menanggung semua biaya dari pekerjaan tersebut. Pemilik
proyek dapat berupa perorangan maupun instansi baik pemerintah maupun
swasta. Pada pekerjaan Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq.
Pemilik proyek memiliki kewajiban antara lain :
1. Bertanggung jawab atas tercapainya seluruh sasaran proyek yang
dikelolanya.
2. Memimpin seluruh staf proyek dan bersama–sama melaksanakan
kegiatan sesuai dengan ketentuan, prosedur dan jadwal yang telah
ditetapkan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 5
3. Bersama bendahara menyediakan, mengelola dan bertanggung
jawab terhadap keuangan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
4. Menyetujui berita acara lainnya yang dibuat oleh Konsultan
Pengawas.
5. Mengadakan koordinasi dan memberikan pengarahan terhadap
pelaksanaan proyek dalam kegiatan sehari–hari.
6. Menyampaikan informasi mengenai hambatan yang dihadapi
melalui jalur utusan langsung guna mendapatkan petunjuk
penyelesaian masalah.
Wewenang Pemilik Proyek adalah :
1. Mengambil tindakan yang menyebabkan pengeluaran sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan untuk masing – masing tolak
ukur dan dalam batas – batas yang sesuai dengan jenis pengeluaran
dan pedoman pelaksanaan kegiatan.
2. Mengadakan hubungan kerja dan kerjasama dengan instansi –
instansi lainnya baik pusat maupun daerah menurut keperluannya,
termasuk pembuatan kontrak kerja.
3. Mengatur tata kerja proyek yang terperinci dalam suatu pedoman
kerja sebagai petunjuk dalam pelaksanaan tugas sehari – hari
dengan memperhatikan petunjuk yang ditetapkan Departemen atau
Lembaga yang berada diatasnya.
Konsultan
Konsultan adalah badan hukum yang diserahkan tugas oleh
pimpinan pelaksana kegiatan untuk melaksanakan pekerjaan pengawasan,
antara lain :
Kegiatan Konsultan selama kontrak berjalan adalah sebagai berikut :
1. Melakukan pengawasan kualitas dan kuantitas pada pelaksanaan
kontruksi.
2. Inspeksi ke lapangan dapat diadakan bersama atau sendiri – sendiri.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 6
3. Rapat bulanan/rapat koordinasi untuk evaluasi program diadakan
secara berkala oleh tiga pihak dan dibuatkan berita acaranya.
4. Surat menyurat dari Pimpinan Pelaksana Kegiatan ke kontraktor
maupun sebaliknya, melakukan perhitungan perubahan nilai
kontrak (Amandemen Contract) dan eskalasi kontak berupa berita
acara yang ditandatangani oleh tiga pihak, bila diperlukan.
5. Setiap tagihan (termyn) kontraktor berdasarkan kemajuan fisik
lapangan setiap bulannya yang telah disetujui dan ditandatangani
oleh tiga pihak.
Kontraktor
Kontraktor adalah suatu badan hukum yang berbentuk perusahaan
baik umum maupun perorangan yang bergerak dalam bidang pelaksanaan
pembangunan fisik dari suatu kontruksi. Dalam melaksanakan tugasnya
kontaktor selaku pelaksana fisik harus mendapatkan persetujuan dari Tim
Konsultan/Pengawas dan berkewajiban membuat laporan harian,
mingguan, bulanan, dan laporan lainnya, guna dapat mengetahui
kemajuan fisik konstruksi dan digunakan sebagai evaluasi baik Konsultan
Pengawas maupun oleh Pemberi Tugas/owner .
Kewajiban dari Kontraktor, adalah sebagai berikut :
1. Memahami dan menaati seluruh ketentuan yang tercantum dalam
surat kontrak kerja.
2. Melaksanakan pekerjaan sesuai dengan gambar–gambar serta
persyaratan (Spesifikasi Teknis) yang telah ditentukan.
3. Menyerahkan pekerjaan bila telah selesai dan disetujui oleh
pengawas.
4. Mengadakan pengujian- pengujian untuk contoh-contoh bahan
konstruksi yang akan dipakai.
5. Melaksanakan seluruh perintah dari pemberi tugas selama tidak
menyimpang dari persyaratan yang telah ditetapkan dalam kontrak
kerja.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 7
6. Membuat Laporan peningkatan kegiatan dalam bentuk Kurva S/ Bar
Chat.
Hak Kontraktor, adalah :
1. Mengikuti proses pelelangan, setelah mendapatkan undangan dari
Pimpinan Proyek melalui pengumuman atau edaran.
2. Berhak mendapatkan imbalan jasa yang besarnya sesuai dengan bobot
atau persentasi pekerjaan yang telah dicapai di lapangan.
3. Mengadakan perhitungan ulang apabila terjadi penyimpangan atas
gambar kerja dengan pelaksanaan atas perintah Pemilik Proyek.
4. Mendapatkan penambahan biaya berdasarkan harga yang telah
disepakati, apabila terjadi penambahan pekerjaan atas perintah
Pemilik Proyek.
Tanggung jawab kontraktor, adalah :
1. Bertanggung jawab terhadap keselamatan pekerjaan selama
pelaksanaan.
2. Bertanggung jawab atas kekeliruan yang terjadi oleh karena kelalaian
pelaksana.
3. Bertanggung jawab atas kekuatan dan kekokohan hasil pekerjaan
sesuai dengan persyaratan yang telah ditentukan.
4. Bertanggung jawab atas keselamatan bangunan selama masa
pemeliharaan.
Jasa Konsultan Pengawas
Konsultan pengawas adalah badan hukum yang diserahi tugas oleh
pemberi tugas untuk melaksanakan pengawasan pada suatu proyek.
Kegiatan pengawasan bertujuan agar hasil pekerjaan konstruksi sesuai
dengan persyaratan yang telah ditentukan. Konsultan Pengawas memiliki
tugas utama pengawasan yang sangat penting dalam pengarahan di
lapangan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 8
a. Kewajiban Konsultan Pengawas
1) Mengawasi pelaksanaan pekerjaan lapangan.
2) Menilai hasil pelaksanaan pekerjaan dan membuat berita acara
penyerahan pekerjaan.
3) Mengadakan pemeriksaan terhadap bahan material yang akan
digunakan dan berhak memberikan teguran atau penolakan bahan
material yang digunakan jika tidak memenuhi syarat yang telah
ditetapkan standar perencanaan.
4) Mengambil kebijaksanaan pemecahan masalah lapangan bila ada
kesulitan teknis di lapangan.
b. Hak Konsultan Pengawas
1) Merupakan wakil pemberi tugas dalam hal pengawasan
pelaksanaan pekerjaan.
2) Berhak menolak pekerjaan dari kontraktor berdasarkan penilaian-
penilaian yang diberikan.
2.3. Proses Administrasi Proyek
Setiap pimpinan proyek menerima Daftar Isian Proyek ( DIP ), maka
mulai dilakukan design dan detailed engineering atau fase membuat gambar-
gambar rencana dan gambar - gambar kerja serta RKS dan estimasi harga.
Hasil kerja yang diproduksikan dalam tahap ini dinamakan dokumen
pelelangan yang pada prinsipnya merupakan resep dan aturan permainan
dalam membangun dan mendirikan sebuah proyek.
Dalam kontrak engineering khususnya dalam pekerjaan sipil maka
tiap - tiap proyek kekhususan yang mandiri dan ini semua diuraikan dalam
uraian teknis maupun uraian khusus. Untuk proyek - proyek konstruksi,
dokumen kontrak mengandung :
1. Dokumen pelelangan, meliputi :
a. Gambar – gambar bestek
b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )
c. Lampiran – lampiran
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 9
d. Risalah Aanwijzing
2. Dokumen kontrak, meliputi :
a. Gambar – gambar bestek
b. Rencana kerja dan syarat – syarat ( RKS )
c. Lampiran – lampiran
d. Risalah Aanwijzing
e. Surat–surat klarifikasi
f. Estimasi biaya proyek
2.3.1. Gambar bestek
Gambar bestek merupakan penjelasan secara visual dari proyek
yang akan didirikan yang memperlihatkan lingkup dan bentuk pekerjaan
yang harus dibuat. Gambar bestek terbagi dalam beberapa macam
gambar pekerjaan konstruksi, antara lain :
1). Gambar prarencana ( Preliminary Drawing )
2). Gambar informasi ( Information Drawing )
3). Gambar proyek ( Site Drawing )
4). Gambar kerja ( Detailed Working Drawing )
5). Gambar hasil pelaksanaan ( As Built Drawing )
2.3.2. Rencana kerja dan syarat-syarat ( RKS )
Untuk penyusunan kerja dan syarat-syarat perlu diperhatikan
dalam hal job descriptions harus sesuai dengan Peraturan Pemerintah
No.29/Kepres/1984, yang memuat :
1). Syarat umum :
Keterangan mengenai pemberian tugas,
Keterangan mengenai perencana,
Keterangan mengenai direksi,
Syarat-syarat peserta pelelangan,
Bentuk surat penawaran dan cara penyampaiannya.
2). Syarat administrasi :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 10
Jangka waktu pelaksanaan,
Tanggal penyerahan pekerjaan,
Denda atas keterlambatan,
Besarnya jaminan pelelangan,
Besarnya jaminan pelaksanaan.
3). Syarat teknis terdiri dari :
Jenis dan uraian pekerjaan yang harus dilaksanakan,
Jenis dan mutu bahan,
Gambar detail, gambar konstruksi dan lain sebagainya.
Syarat teknis merupakan ketentuan teknis alat, bahan
tenaga kerja dan prosedur pelaksanaan/uraian pekerjaan yang secara
umum meliputi :
1. Pekerjaan persiapan,
2. Bangunan prasarana proyek,
3. Penetapan evaluasi di lapangan,
4. Pekerjaan galian tanah,
5. Pekerjaan urugan tanah urug dan pasir urug,
6. Pekerjaan pondasi,
7. Pekerjaan konstruksi beton bertulang,
8. Pekerjaan konstruksi batu bata,
9. Pekerjaan plesteran dan spesi,
10. Pekerjaan kayu kuda – kuda,
11. Pekerjaan konstruksi atap dan penutup atap,
12. Pekerjaan finishing cat,
13. Pekerjaan instalasi listrik,
14. Pekerjaan instalasi air kotor,
15. Pekerjaan pelapis lantai dan pekerjaan finishing,
16. Dan lain – lain.
Dalam hal ini pembahasan dibatasi pada pengawasan mutu beton
pada pekerjaan Sloof, Balok, Pelat dan Kolom.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 11
2.3.3 Lampiran - lampiran ( Appendices )
Pada bagian akhir dari dokumen tender ini diadakan lampiran-
lampiran yang merupakan keterangan tambahan, seperti :
Daftar kuantitas pekerjaan ( bill of quality ),
Tabel harga bahan dan ongkos pekerjaan,
Surat jaminan tender ( tender bond ),
Surat jaminan pelaksanaan ( performance bond ),
Bentuk kontrak perjanjian pemborong,
Pembuatan surat penawaran.
2.3.4 Risalah Aanwijzing
Penjelasan lelang di lakukan di tempat dan waktu yang
ditentukan di hadiri oleh para penyedia barang dan jasa yang terdaftar
dalam daftar calon peserta lelang. Bila dipandang perlu panitia dapat
memberikan penjelasan lanjutan dengan cara melakukan peninjaun
langsung lapangan.
Pemberian penjelasan mengenai dokumen lelang yang berupa
pertanyaan dari peserta dan jawaban dari panitia peserta dan jawaban
dari panitia serta keterangan lain termasuk perubahannya dari peninjaun
lapangan harus di tuangkan dalam berita acara penjelasan yang di tanda
tangani oleh panitia pengadaan dan sekurang-sekurangya dua wakil dari
peserta yang hadir.
2.3.5 Surat-surat klarifikasi
Surat-surat klarifikasi ini dikerjakan secara tertulis kepada
pemborong yang memenangkan pekerjaan, dan surat-surat klarifikasi
tersebut merupakan bagian dari dokumen kontrak yang mengikat. Surat-
surat klarifikasi ini sangat mempengaruhi lamanya proses evaluasi
tender yang dibuat apabila :
Ada kesalahan kalkulasi,
Ada pernyataan yang tidak jelas dalam surat penawaran pemborong,
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 12
Ada hal yang lupa dan lain-lain.
2.3.6 Estimasi Biaya Proyek
Estimasi biaya merupakan biaya perkiraan yang digunakan
untuk memperkirakan jumlah biaya yang diperlukan/disiapkan bagi
pembangunan suatu konstruksi. Estimasi biaya proyek secara umum
dapat dibagi empat, yaitu :
Estimasi kasar untuk pemilik
Estimasi ini dibutuhkan oleh pemilik proyek untuk melaksanakan ide
untuk membangun proyek tersebut.
Estimasi pendahuluan oleh perencana
Estimasi ini dilakukan lebih teliti dan dilakukan setelah estimasi
terdahulu/sudah ada gambar.
Estimasi detail oleh kontraktor
Estimasi ini berbentuk penawaran dan disebut juga fixed price.
Biaya sesungguhnya setelah proyek selesai.
Biaya yang dibayarkan setelah proyek selesai merupakan biaya
langsung ( direct cost ) yang berhubungan dengan konstruksi atau
bangunan.
Biaya langsung terdiri dari dari :
Biaya inti ( Overhead )
Biaya overhead merupakan biaya penunjang pelaksanaan
konstruksi baik di lapangan maupun di kantor.
Biaya tak terduga ( cotigencies )
Biaya tak terduga merupakan suatu biaya yang disiapkan sebagai
akibat dari suatu bencana alam yang besarnya berkisar antara 0,5%
sampai dengan 5% dari biaya total.
Keuntungan ( Profit )
Keuntungan merupakan hasil jerih payah dari keahlian ditambah
dari faktor resiko yang besarnya relatif masing-masing proyek.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 13
2.4 Sistem Kontrak ( Contructions Contract )
Dalam pelaksanaan pekerjaan pembangunan perlu diperhatikan macam
dan jenis kontrak dengan variasinya yang dikenal dan diterapkan dalam dunia
bisnis konstruksi.
Berhubungan dengan banyaknya keanekaragaman pekerjaan proyek
konstruksi maupun engineering dan pengaruh-pengaruh berbagai faktor,
misalnya :
Urgensi,
Penyiapan dan sumber dananya,
Pola pemanfaatan,
Pengaturan jadwal,
Situasi dan kondisi setempat.
Untuk mengatasi pengaruh faktor-faktor di atas maka dikembangkan
jenis-jenis kontrak yang dapat memenuhi kebutuhan dan keinginan antara
yang memiliki pekerjaan dengan yang mengerjakan.
Sistem kontak ( Contructions Contracts ) terbagi menjadi dua, yaitu :
1. Fixed Price Contract
Kontrak dengan harga tetap mewajibkan kontraktor untuk
melaksanakan pekerjaan hingga selesai sesuai dengan yang diisyaratkan
dalam kontrak atas resikonya sendiri terhadap jumlah total biaya yang
dikeluarkan dalam menyelesaikan pekerjaan tersebut.
a. Lump Sum Contract
Pekerjaan yang dilakukan dibawah kontrak semacam ini memerlukan
gambar - gambar kerja yang jelas, spesifikasi dan bestek yang akurat
dimana kedua belah pihak mempunyai satu interpretasi yang sama
terhadap isi dan maksud dari dokumen tender tersebut. Oleh karena itu,
pemilik proyek tahu jelas dari awal berapa biaya yang harus dikeluarkan,
dan dari pihak kontraktor juga dapat menghitung biayanya dengan tepat.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 14
b. Kontrak “Jadwal Harga satuan” (Shedule of rates contract)
Pada kontrak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan dimana masing-masing pekerjaan mempunyai
harga satuan yang tetap dengan volume sesuai dengan dengan yang
dikerjakan.Karena itu,jenis pekerjaan yang akan dilaksanakan maupun
kualitas yang diinginkan harus ditentukan secara jelas.jumlah sebenarnya
dari tiap pekerjaan tidak perlu ditetapkan lebih dahulu (hanya berupa
taksiran).
c. Kontrak “Daftar Volume” (Bill of Quantity Contract)
Dengan kontak ini kontraktor menawarkan untuk menyelesaikan
berbagai jenis pekerjaan dengan masing-masing jenis pekerjaan
mempunyai harga satuan yang tetap dan volume pekerjaan berdasarkan
gambar rencana.
2. Prime Cost Contract
Pemilik proyek pada sistem kontrak ini mengganti ongkos yang
dikeluarkan kontrak untuk melaksanakan pekerjaannya, ditambah dengan
satu bentuk tambahan ongkos untuk biaya kerja pemborong. Kontrak
semacam ini dapat juga dipakai untuk pekerjaan desain, pengadaan
barang/peralatan, pekerjaan konstruksi, pelayanan manajemen ataupun
kombinasi dari pekerjaan tersebut.
Prime Cost Contract mencakup beberapa hal yang meliputi :
a. Cost Plus Persentage Fee
b. Cost Plus Fixed Fee Contract
c. Cost Plus Variable Percentage Contract
d. Target Estimasi Contract
e. Guaranteed Maksimum Cost Contract
f. Convertible Cost Contract
g. Cost Plus Time and Material Contra
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 15
BAB III
PELAKSANAAN PEKERJAAN
3.1. Uraian dan Struktur Administrasi Proyek
Adapun struktur administrasi proyek Pembangunan Perumahan
Griya Kebon Sajiq, diuraikan dalam rencana kerja dan syarat-syarat yang
terdiri dari :
a. Status proyek ditetapkan sebagai berikut :
1) Judul proyek
Proyek : Perusahaan Griya Kebon Sajiq
Pekerjaan : Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq
2) Lokasi proyek adalah di Jln. AA Gede Ngurah No. 140 Blok B. 10
b. Pejabat Pembuat Komitmen (owner)
Adalah badan atau instansi atau orang perorangan yang memberikan tu
gas/pekerjaan kepada kontraktor sebagai pelaksananya. Dalam hal ini yang
menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (owner) adalah Direktur Kepala
Proyek.
c. Kontraktor Pelaksana
Adalah kontraktor yang telah mengajukan penawaran dan dinyatakan
sebagai pemenang serta terikat dengan kontrak pemborongan pekerjaan.
Kontraktor berlaku sebagai lembaga yang bertanggung jawab terhadap
kelangsungan pembangunan konstruksi fisik. (Hanya sebatas kontrak upah
tenaga saja, Bahan dan lain – lain disediakan oleh kantor).
3.1.1 Struktur organisasi proyek dan tugas-tugasnya.
Struktur organisasi proyek kontraktor pelaksana adalah
menggambarkan struktur garis komando internal jenjang managerial
personil-personil yang bertugas melaksanakan pekerjaan fisik proyek yang
terdiri dari :
a. Project Manager
Tugas dan Kewajiban :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 16
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek.
2) Mengadakan pertemuan dengan pihak lain untuk menyelesaikan
masalah yang dihadapi selama melaksanakan proyek.
3) Mengadakan negosiasi dengan pemilik proyek bila terjadi perubahan
pekerjaan.
b. Site Manager
Tugas dan Kewajiban :
1) Bertanggung jawab terhadap pelaksanaan proyek di lapangan.
2) Memimpin pelaksanaan proyek.
3) Mengatur pelaksanaan proyek di lapangan.
4) Mengadakan negosiasi dengan direktur selaku penanggung jawab
proyek bila terjadi perubahan pekerjaan.
c. Koordinartor Pelaksana
1) Menjadwalkan proyek, manajer bertugas untuk merencanakan
pelaksanaan proyek agar proyek dapat selesai tepat waktu.
2) Mengimplementasikan rencana proyek, setelah membuat
perencanaan, tugas manajer selanjutnya adalah
mengimplementasikan perencanaan proyek tersebut di lapangan.
3) Mengontrol kerja sampai selesai, Seorang manajer harus dapat
mengontrol semua pekerjaan proyek hingga selesai dan menjaga
serta mengantisipasi agar proyek berjalan sesuai rencana.
4) Membina hubungan kooperatif, manajer bertanggung jawab untuk
membina hubungan kooperatif dengan para pihak yang terlibat baik
dalam struktur horizontal maupun vertical.
5) Melakukan inovasi, seorang manajer juga bertugas melakukan
inovasi untuk merespon peluang dan ancaman yang tak terduga.
6) Memperkirakan Durasi Tugas, Teknik memperkirakan durasi tugas.
d. Ahli Struktur
Tugas dan tanggung jawab ahli Struktur adalah:
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 17
1) Melakukan penelitian dan kajian mengenai kelayakan rencana
bangunan
2) Membuat dan mebantu laporan yang diperlukan team leader.
3) Melaksanakan diskusi dengan anggota tim lainnya agar hasil
pekerjaan menjadi komprehensif dan terpadu.
e. Administrasi Keuangan
1) Mengawasi dan bertanggung jawab terhadap administrasi
produksi dan administrasi keuangan.
2) Membuat catatan laporan pemakaian bahan baku dan penjualan
produk.
3) Bertanggung jawab dan mengawasi terhadap proses
permintaan barang, penyimpanan dan pengeluaran produk dari
gudang.
1) Memberikan laporan kepada kepala unit mengenai administrasi
keuangan dan administrasi produk.
2) Menerima laporan dari administrasi keuangan.
3) Menerima laporan harian, bulanan dan tahuan dari administrasi
produks i.
f. Pelaksana Bangunan
Tugas dan Kewajiban :
1) Memimpin pelaksanaan pekerjaan sesuai dengan gambar kerja dan
persyaratan kerja.
2) Mengatur penempatan bahan-bahan konstruksi teknis dan alat kerja
agar tercapai efisiensi kerja.
3) Menghitung dan merencanakan kebutuhan bahan konstruksi, teknis
dan mengontrol pemakaiannya.
4) Mengatur dan memberi pengarahan kepada pekerja supaya dapat
berjalan sesuai dengan yang direncanakan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 18
g. Mandor
Tugas dan Kewajiban :
1) Mengawasi jalannya proyek di lapangan.
2) Memberikan petunjuk kerja kepada pekerja proyek.
3.2 Spesifikasi Teknis
A. Lingkup Pekerjaan
1. Persyaratan Teknis Umum ini merupakan persyaratan dari segi teknis yang
secara umum berlaku untuk seluruh bagian pekerjaan dimana persyaratan
ini bisa diterapkan untuk pelaksanaan kegiatan Pembangunan Perumahan
Griya Kebon Sajiq, yang meliputi tipe perumahan :
a. Tipe 55
b. Tipe 70
c. Tipe 110
2. Kecuali disebut secara khusus dalam dokumen-dokumen dimaksud
berikut, lingkup pekerjaan yang ditugaskan termasuk tetapi tidak terbatas
pada hal-hal sebagai berikut:
a. Pengadaan tenaga kerja .
b. Pengadaan Bahan / Material.
c. Pengadaan peralatan & alat bantu, sesuai dengan kebutuhan lingkup
pekerjaan yang ditugaskan.
d. Koordinasi dengan Penyedia Barang / Jasa pekerja lain yang
berhubungan dengan pekerjaan pada bagian pekerjan yang ditugaskan.
e. Penjagaan kebersihan, kerapian, dan keamanan kerja.
f. Pembuatan As Built drawing (Gambar terlaksana).
B. Bahan
1. Baru / Bekas
Kecuali ditetapkan lain secara khusus, maka semua bahan yang
dipergunakan untuk pekerjaan ini harus merupakan bahan yang baru,
penggunaan barang bekas dalam komponen kecil maupun besar sama
sekali tidak diperbolehkan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 19
2. Persetujuan Bahan
a. Untuk menghindarkan penolakan bahan di lapangan, dianjurkan
dengan sangat agar sebelum sesuatu bahan/produk akan
dibeli/dipesan/diproduksi, terlebih dahulu dimintakan persetujuan dari
Konsultan Pengawas atau kesesuaian dari bahan/Produk tersebut pada
Persyaratan Teknis, yang mana akan diberikan dalam bentuk tertulis
yang dilampirkan pada contoh/brosur dari bahan/produk yang
bersangkutan untuk diserahkan kepada Konsultan Pengawas.
b. Penolakan bahan di lapangan karena diabaikannya prosedur di atas
sepenuhnya merupakan tanggung jawab Penyedia Barang/Jasa/suplier,
yang mana tidak dapat diberikan pertimbangan keringanan apapun.
c. Adanya persetujuan tertulis dengan disertai contoh/brosur seperti
tersebut di atas tidak melepaskan tanggung jawab Penyedia
Barang/Jasa/Supplier dari kewajibannya dalam Perjanjian Kerja ini
mengadakan bahan/Produk yang sesuai dengan persyaratannya, serta
tidak merupakan jaminan akan diterima/ disetujuinya seluruh
bahan/produk yang digunakan sesuai dengan contoh brosur yang telah
disetujui.
3.3 Uraian Pekerjaan
3.3.1 Tenaga dan Sarana Kerja.
1. Alat-alat bantu kerja seperti; Scafolding, Bar Cutter, Waterpass, Alat
Transport (Truk) Mesin potong keramik, Molen dan alat lainnya yang
disebutkan dalam RKS ini.
Alat kerja merupakan sarana yang penting dan besar artinya dalam
pelaksanan suatu proyek. Dengan alat kerja yang lengkap akan dihasilkan
kualitas pekerjaan yang baik, waktu yang singkat dan biaya yang efisien.
Alat kerja dapat berupa alat mekanik maupun alat elektrik, tenaga manusia
relatif lebih murah dari tenaga mesin, sehingga dari segi ekonomi
pemakaian alat harus dipertimbangkan secara teliti. Alat-alat kerja yang
dipakai dalam proyek ini sebagai berikut :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 20
a. Pesawat Waterpass.
Digunakan sebagai penyipat datar suatu bidang untuk menentukan
beda tinggi/elevasi bangunan pada penentuan tinggi bouwplank,
pelaksanaan begisting plat lantai, balok portal dan pekerjaan lain yang
mengharuskan suatu bidang harus datar.
b. Roll meter.
Digunakan untuk mengukur panjang ukuran.
c. Mollen (Concrete Mixer)
Agar tercapai adukan beton yang baik dan rata maka digunakan mesin
pengaduk yaitu mollen dengan kapasitas yang tergantung dari volume
yang ditargetkan. Prinsip kerjanya adalah dengan memasukkan bahan
kedalam silinder yang berputar karena motor diesel.
d. Gerobak tuang dorong dan ember
Gerobak tuang adalah alat angkut yang menggunakan tenaga manusia
untuk mengangkat mortal beton dari tempat pengadukan ke tempat
pengecoran. Sedangkan ember berfungsi untuk mengangkut adukan
beton dan air ketempat pengecoran.
e. Vibrator
Vibrator adalah alat untuk mengecilkan pori pada pekerjaan
pengecoran sehingga tidak terjadi penumpukan kerikil ataupun rongga
kosong yang menyebabkan kondisinya tidak merata, hal ini akan
mengurangi proses pengeroposan.
f. Cangkul dan Sekop
Cangkul dan sekop digunakan dalam berbagai pekerjaan namun dalam
pekerjaan ini digunakan untuk memasukkan agregat ke dalam suatu
takaran campuran ataupun untuk memindahkan hasil campuran beton ke
dalam ember atau gerobak tuang yang akan dibawa ke tempat pekerjaan
beton dilakukan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 21
g. Alat pemotong kawat dan besi
Alat pemotong besi dan kawat sangat diperlukan untuk memotong
besi agar mendapatkan ukuran besi yang diinginkan sesuai dengan
perencanaan.
2. Tenaga Kerja
Tenaga yang diperlukan dilapangan sehubungan dengan pelaksanaan
Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq adalah sebagai berikut :
1. Tenaga pelaksana teknis yang terampil dan
pengalaman dalam bidangnya dan pengawas, mandor serta kepala
tukang yang cukup dalam melakukan pengawasan yang tepat untuk
pekerjaan proyek tersebut.
2. Tenaga kerja terampil, setengah terampil dan tidak terampil sesuai
dengan kebutuhan dan keperluan untuk melaksanakan, penyelesaian
dan perbaikan pekerjaan yang sesuai dan tepat pada waktunya.
3. Tenaga kerja inti yang ditugaskan di lapangan terdiri dari :
Kepala proyek/site manager
Konsultan Pengawas
Site engineer
Logistik proyek
Dalam penggunaan tenaga kerja harus sesuai dengan volume
pelaksanaan pekerjaan yang dilakukan, sehingga pemborosan terhadap
tenaga kerja yang mengakibatkan kerugian dapat ditekan serendah-
rendahnya. Apabila seorang pekerja sehubungan dengan pelaksanaaan,
penyelesaian dan perbaikan pekerjaan yang menurut direksi pekerjaan
berprilaku tidak baik, tidak cakap, atau ceroboh dalam melaksanakan
tugasnya atau yang menurut pertimbangan direksi pekerjaan orang tersebut
tidak patut dipekerjakan. Dan orang tersebut tidak boleh dipekerjakan lagi
tanpa ijin tertulis dari direksi pekerjaan. Orang yang diberhentikan secara
demikian dari pekerjaan, harus diganti secepatnya dengan seorang
pengganti yang cakap yang disetujui oleh direksi pekerjaan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 22
3. Bahan bahan bangunan dalam jumlah yang cukup untuk setiap pekerjaan
yang akan dilaksanakan agar pelaksanaan pekerjaan dapat selesai pada
waktunya
3.3.2 Pengukuran (Uizet )
Pengerjaan Pengukuran adalah pekerjaan pengukuran lokasi proyek
untuk menentukan luasan, batas-batas kerja, ketinggian dan level eksisting
lokasi proyek hingga menghasilkan akurasi data berupa gambar kerja (shop
drawing) yang lengkap. Pekerjaan pengukuran dilakukan termasuk
pengukuran dan penggambaran kembali lokasi pelaksanaan yang dilengkapi
dengan keterangan-keterangan mengenai peil ketinggian tanah, letak
bangunan eksisting yang ada dan akan di bongkar dengan memakai alat-alat
yang sudah ditera kebenarannya. Penentuan titik ketinggian dan sudut-sudut
dilakukan dengan memakai alat-alat waterpass/theodolit yang ketepatannya
dapat dipertanggungjawabkan. Pengukuran sudut menyiku dengan prisma
atau benang secara azas segitiga phytagoras hanya diperkenankan untuk
bagian-bagian kecil.
3.3.3 Pekerjaan Galian Dan Urugan
A. Pekerjaan Galian
1. Segala pekerjaan galian dilaksanakan sesuai dengan panjang, dalam,
kemiringan dan lengkungan sesuai dengan kebutuhan konstruksinya atau
sebagaimana ditunjukkan dalam gambar.
2. Bilamana tanah yang digali ternyata baik untuk digunakan sebagai lapisan
permukaan atau pembatas maka tanah ini perlu diamankan dahulu untuk
penggunaan tersebut di atas.
3. Tanah/galian yang tidak berguna harus disingkirkan dan diangkut ke luar
dari halaman, dibuang dilingkungan sekitar.
4. Penyingkiran dan pengangkutan di atas merupakan tanggung jawab
Penyedia Barang/Jasa atau bilamana perlu memindahkan tanah-tanah atau
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 23
bahan yang tidak dipakai atau kelebihan-kelebihan tanah yang digunakan
untuk urugan atau sebagaimana yang diinstruksikan oleh Pengawas.
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan galian dan urugan meliputi :
1. Galian pondasi batu kali
2. Galian pondasi tangga
3. Urugan kembali galian pondasi
4. Urugan tanah peninggian peil bangunan
5. Urugan tanah peninggian lingkungan
6. Urugan pasir sesuai gambar kerja
C. Pengurugan
1. Semua bahan-bahan yang akan digunakan untuk urugan atau urugan
kembali dengan sirtu harus dengan persetujuan Konsultan Pengawas dan
user.
2. Pengurugan harus dilakukan sampai diperoleh peil-peil yang di kehendaki,
sebagaimana dibutuhkan konstruksi, elevasi bangunan atau sesuai dengan
yang tertera dalam gambar kerja.
D. Pemadatan
1. Hanya bahan-bahan yang telah disetujui yang dapat digunakan untuk
pengurugan dan harus dilakukan lapis demi lapis dengan tebal sebesar-
besarnya 20 cm.
2. Setiap lapis harus ditimbris dan dipadatkan, dan sedapat-dapatnya
dilakukan dengan mesin giling (tumbuk) atau stamper dengan
menambahkan air dan disetujui Konsultan Pengawas. Penyedia Barang
Jasa harus menyediakan stamper minimal 10 unit dan dimasukkan dalam
dokumen penawaran data teknis.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 24
3.3.4 Pekerjaan Pasangan
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan pasangan adalah sebagai berikut :
1. Pasangan pondasi batu kali
2. Pasangan dinding ½ bata
3. Pasangan dinding trasram ½ bata
4. Pasangan batu alam
5. Pasangan Roster
B. Bahan
1. Batu kali
Batu kali harus memiliki sisi terpanjang maksimal 150 cm, dan memiliki
minimal 3 bidang kotak, batu kali bulat tidak boleh digunakan untuk
pasangan. Batu kali harus keras, bersifat kekal dan tidak boleh
mengandung bahan yang dapat merusak.
2. Batu bata
Bahan batu harus memenuhi syarat-syarat.
a. Bermutu, matang, keras, ukuran-ukuran sama rata, seragam dan saling
tegak lurus, tidak retak-retak tidak mengandung batu dan tidak
berlubang-lubang.
b. Ukuran :
panjang : 22 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
lebar : 11 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
tebal : 5 cm - atau disesuaikan dengan ukuran di daerah
setempat.
c. Penyedia Barang/Jasa harus menyerahkan sample daripada bata yang
akan dipakai untuk mendapatkan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Batu bata yang ternyata tidak memenuhi syarat harus
segera dikeluarkan dari site.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 25
d. Bata bata merah yang digunakan mempunyai toleransi ukuran sesuai
dengan tabel 27-1 dan 27-2 PUBI tahun 1982 dan tabel 27-3 PUBI
tahun 1982 (tentang kuat tekan) sedang bagian yang pecah tidak boleh
lebih dari 10%
3. Pasir
Pasir yang digunakan harus berbutir tajam dan keras warna kehitaman,
bersih dari campuran kotoran kadar lumpur maksimum 5% diambil dari
sungai, pasir harus tidak mengandung zat-zat organik dan angka
kehalusan lolos ayakan 0,3 mm sehingga dapat memenuhi persyaratan
PUBI 1982
4. Semen
Semen yang digunakan untuk pekerjaan pondasi batu kali dan pasangan
dinding bata harus memenuhi persyaratan yang sama digunakan untuk
pembuatan beton.
5. Roster
Roster yang digunakan terbuat dari beton dan tanah liat, ukuran dan
ketebalan sama. Ukuran dan jenis/model/bentuk sesuai dengan gambar
kerja.
C. Pelaksanaan Pekerjaan
1. Pekerjaan pasangan batu kali
Pelaksanaan pasangan batu kali yang dilakukan di lapangan sesuai dengan
ketentuan-ketentuan pekerjaan dan sesuai dengan gambar kerja yang ada.
2. Pekerjaan pasangan dinding batu bata
Pelaksanaan dari pasangan dinding di lapangan telah sesuai dengan aturan
yang berlaku dan gambra kerja dari proyek tersebut.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 26
3.3.5. Pekerjaan Beton Praktis
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini meliputi pekerjaan :
1. Pekerjaan sloof praktis
2. Pekerjaan kolom praktis
3. Pekerjaan ring praktis
4. Pekerjaan kolom, ring latieu praktis
kusen alumunium
B. Pengendalian Pekerjaan
Kecuali ditentukan lain, maka semua pekerjaan beton harus mengikuti
ketentuan-ketentuan seperti tertera dalam : ASTM C 150, ASTM C 33, SII-
0051- 74-, SII- 0013- 81, dan SII- 0136- 84.
C. Bahan-bahan
Bahan-bahan / material yang digunakan berupa agregat kasar, agregat halus,
PC, dan sebagainya sesuai dengan yang dipakai pada beton konstruksi.
Demikian juga mengenai cara penyimpanan.
Perbandingan campuran untuk beton praktis adalah 1pc : 3ps : 5kr
Semua bahan baja tulangan pada beton praktis sesuai lingkup pekerjaan
diatas menggunakan besi diameter P12 mm polos berisi 4 (empat) untuk
tulangan pokok , dan sengkang/begel diameter P8 mm jarak dengan 150 mm
dengan tegangan tarik minimal dan regangan.
3.3.6 Pekerjaan Beton Struktur
A. Ketentuan Umum
1. Persyaratan-persyaratan konstruksi beton, istilah teknik dan atau syarat-
syarat pelaksanaan pekerjaan beton secara umum menjadi satu kesatuan
dalam persyaratan teknis ini. Di dalam segala hal yang menyangkut
pekerjaan beton dan struktur beton harus sesuai dengan standard-standard
yang berlaku, yaitu :
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 27
a. SNI - 3 (1970) Peraturan Umum Untuk Bahan Bangunan Di
Indonesia.
b. SNI - 8 Peraturan Semen Portland Indonesia
c. Standard Industri Indonesia (SII).
d. Peraturan Pembebanan Indonesia untuk Gedung, 1983.
e. Tata Cara Pembebanan Rumah dan Gedung.
f. American Society of Testing Material (ASTM).
B. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan yang diatur di dalam persyaratan teknis ini meliputi
seluruh pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana :
1. Pekerjaan beton/struktur beton yang sesuai dengan gambar rencana,
termasuk di dalamnya pengadaan bahan, upah, pengujian dan peralatan-
bantu yang berhubungan dengan pekerjaan tersebut.
2. Pengadaan, detail, fabrikasi dan pemasangan semua penulangan
(reinforcement) dan bagian-bagian dari pekerjaan lain yang tertanam di
dalam beton.
3. Perancangan, pelaksanaan dan pembongkaran acuan beton, penyelesaian
dan perawatan beton dan semua jenis pekerjaan lain yang menunjang
pekerjaan beton.
C. Bahan-bahan
1. Semen
Semen yang digunakan adalah Semen Portland (portland cement) Tipe I
dan memenuhi persyaratan sebagai berikut :
a. Peraturan Semen Portland Indonesia (SNI-8) tahun 1972 atau British
Standard No. 12 th 1965.
2. Agregat Kasar
Agregat untuk beton harus memenuhi seluruh ketentuan berikut ini :
Agregat beton harus memenuhi ketentuan dan persyaratan dari SII 0052-
80 tentang “Mutu dan Cara Uji Agregat Beton”. Bila tidak tercakup di
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 28
dalam SII 0052-80, maka agregat tersebut harus memenuhi ketentuan
ASTM C23 “Specification for Concrete Aggregates”.
Agregat kasar yang digunakan untuk beton struktur adalah batu pecah
dengan persyaratan sebagai berikut :
a. Batu pecah adalah butiran mineral hasil pecahan batu alam yang dapat
melalui ayakan berlubang persegi 76 mm dan tertinggal di atas
ayakan berlubang persegi 20 mm
b. Kerikil dan batu pecah harus keras, bersih serta besar butirannya dan
gradasinya tergantung pada penggunaannya
c. Kerikil dan batu pecah tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %
3. Agregat Halus
Pasir untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat yang ditentukan
dalam PBI-1971/NI-3 diantaranya yang paling penting :
a. Butir-butir harus tajam, keras tidak dapat dihancurkan dengan jari dan
pengaruh cuaca.
b. Kadar lumpur tidak boleh lebih dari 5%
c. Pasir harus terdiri dari butiran-butiran yang beraneka ragam besarnya,
apabila diayak dengan ayakan 150, maka sisa butiran di atas 4 mm,
minimal 2 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 1 mm
minimal 10 % dari berat sisa butiran-butiran di atas ayakan 0,25 mm,
berkisar antara 80 % sampai 90 % dari berat.
d. Pasir laut tidak boleh digunakan
4. Air
Air yang digunakan untuk campuran beton harus memenuhi ketentuan-
ketentuan berikut ini:
a. Harus bersih, tidak mengandung lumpur, minyak dan benda terapung
lainnya yang dapat dilihat secara visual.
b. Tidak mengandung benda-benda tersuspensi lebih dari 2 gram/ liter.
c. Tidak mengandung garam-garam yang dapat larut dan dapat merusak
beton (asam-asam, zat organic, dan sebagainya) lebih dari 15 gram/
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 29
liter. Kandungan clorida (Cl) tidak lebih dari 500 ppm dan senyawa
sulfat (sebagai SO3) tidak lebih dari 100 ppm.
5. Besi tulangan waremash
Besi tulangan waremash yang digunakan adalah M – 8
Ketentuan baja tulangan menyesuaikan dengan baja tulangan struktur.
6. Baja Tulangan
Baja tulangan yang digunakan harus memenuhi ketentuan-ketentuan
berikut ini :
a. Tidak boleh mengandung serpih-serpih, lipatan-lipatan, retak-retak,
gelombang-gelombang, cerna-cerna yang dalam, atau berlapis-lapis.
b. Untuk tulangan utama (tarik / tekan lentur) harus digunakan baja
tulangan deform (BJTD), dengan jarak antara dua sirip melintang tidak
boleh lebih dari 70 % diameter nominalnya, dan tinggi siripnya tidak
boleh kurang dari 5 % diameter nominalnya.
c. Tulangan dengan Ø ≤12 mm dipakai BJTP 24 (polos), dan untuk
tulangan dengan Ø > 16 mm memakai BJTD 40 (deform) bentuk ulir.
D. Beton dan Adukan Beton Struktur
1. Benda uji harus adalah silinder beton dengan diameter 150 mm dan tinggi
300 mm, yang untuk setiap 10 m3 produksi adukan beton harus diwakili
minimal dua buah benda uji. Tata cara pembuatan benda uji tersebut harus
mengikuti ketentuan yang terdapat di dalam standar Metoda Pembuatan
dan Perawatan Benda Uji Beton di Laboratorium (SK SNI M-62-1990-03).
2. Untuk kekentalan adukan, setiap 5 m3 adukan beton harus dibuat
pengujian slump
3. Apabila ada hal-hal yang belum tercakup di dalam persyaratan teknis ini,
Pelaksana harus mengacu pada seluruh ketentuan yang tercakup di dalam
Bab 5, Tata Cara Pembuatan Rencana Campuran Beton Normal (SK SNI
T-15-1990-03).
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 30
E. Cetakan Beton
Acuan yang dibuat dari kayu balok dan multipleks tebal minimum 9 mm dan
harus memenuhi syarat-syarat kekuatan, daya tahan dan mempunyai
permukaan yang baik untuk pekerjaan finishing. Penyedia Barang/Jasa harus
memberikan contoh (sample) bahan yang akan dipergunakan sabagai acuan
untuk disetujui Konsultan Pengawas.
3.3.7 Pekerjaan Rangka Atap
A. Lingkup Pekerjaan
Penyediaan bahan, peralatan dan tenaga untuk melaksanakan
pekerjaan-pekerjaan sebagai berikut :
1. Pengadaan dan fabrikasi konstruksi baja (kolom, balok, bracing kolom
dan bracing atap untuk dudukan mahkota, gording, sambungan seperti plat
sambung, baut sambung, angkur, connector untuk encase balok).
2. Pembersihan seluruh permukaan konstruksi baja dan pengecatan awal
(Protective coat).
3. Pengangkutan konstruksi baja ketempat pekerjaan (lokasi).
4. Penyimpanan sementara konstruksi baja di lokasi.
5. Pemasangan (erection) kontruksi baja di lokasi sampai seluruh komponen
terpasang sesuai dengan gambar perencanaan dan spesifikasi teknis.
6. Pengecatan akhir sesuai persyaratan.
B. Bahan Baja
1. Baja Profil
a. Profil dan Plat baja yang digunakan pada pekerjaan ini adalah :
1) Untuk Bentang 5 m :
Rangka atap : ½ IWF 300x150x6.5x9
: L 60x60x6
Gording : CNP 150x50x20x3.2
Zagrot : Besi Ø 12 mm
Tierod : Besi Ø 12 mm
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 31
Trekstang : Besi Ø 16 mm dengan mur dan turn buckle
Plat besi : plat tebal 8, 10, 12 mm
Angkur : Tanam Ø 16 mm – M16
b. Mutu baja profil yang digunakan adalah baja ST37 dengan tegangan
leleh σ1 = 2.400 kg/cm2
c. Toleransi ukuran penampang baja profil adalah 0,50 mm untuk
lebarnya dan 0,20 mm untuk tebalnya.
d. Untuk baja profil, gording dan sambungan dipergunakan material cat
pelindung yang terdiri dari 3 tahapan pengecatan yaitu :
1) Lapisan dasar (prime coat) epoxy digunakan cat produksi Nippon,
atau tipe dari merk lain yang setara.
2) Lapisan pengikat (tie coat) di gunakan bahan cat produksi
Nippon , atau tipe dari merk lain yang setara.
3) Lapisan teratas (top coat) digunakan bahan cat produksi Nippon ,
atau tipe dari merk lain yang setara.
2. Las dan tenaga ahli
a. Pekerjaan pengelasan listrik harus dilaksanakan oleh tukang las yang
berpengalaman dan bersertifikat serta diawasi/dibawah kendali ahli
las dalam pelaksanaan konstruksi baja. Penyedia Barang / Jasa harus
menyediakan tenaga ahli las yang bersertifikat dan dimasukkan dalam
personil usulan teknis.
b. Pekerjaan kuda-kuda baja disubkonkan kepada subkon yang
berpengalaman.
c. Elektroda las menggunakan E70 dengan kuat minimum 70 ksi (49,0
MPa).
d. Ukuran las sudut tebal (a) minimum 3,5 mm.
3. Baut
a. Baut yang digunakan harus hitam dengan tegangan leleh minimal
3100 kg/cm2 (HTB jenis “non full-drat”). Mur yang digunakan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 32
sekualitas dengan bautnya, barus digunakan galvanized ring, murdan
baut High Tension (HTB) A-325.
b. Mur baut digunakan diameter 16 mm dari baja tegangaan tinggi atau
High Tension Bolt (HTB) seperti pada Gambar Rencana.
c. Sebelum pemasangan angkur pihak Penyedia Barang / Jasa
Pemborongan menentukan titik-titik anchor yang akan dipasang pada
kolom dan balok struktur.
d. Pemasangan angkur dilakukan setelah 14 hari umur beton kolom dan
balok struktur
e. Beton dibor untuk mendapatkan kedalaman dan diameter yang cukup
sesuai dengan panjang dari angkur, kemudian hasil bor dibersihkan
dan dimasukkan capsule anchor.
f. Angkur dimasukkan dalam capsule anchor sampai ketemu permukaan
beton.
g. Pengencangan baut tidak boleh lebih dari 1.400 kg/cm2 dengan kunci
momen.
h. Pemasangan baut harus benar-benar kokoh serta mempunyai
kerapatan /kekokohan yang merata antara satu dengan yang lainnya.
3.3.8 Pekerjaan Penutup Atap
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :
1. Pemasangan penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural
sekualitas Kencana Deck
2. Pemasangan lisplang galvalum
3. Pemasangan talang stainless steel
B. Bahan
Lingkup pekerjaan penutup atap ini meliputi :
1. Penutup atap Galvallum tebal 0.7 mm warna Natural sekualitas Kencana
Deck.
2. Pemasangan lisplang galvalum.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 33
3. Pemasangan talang stainless steel.
3.3.9 Pekerjaan Sumur Peresapan
A. Lingkup Pekerjaan
Lingkup pekerjaan ini mencakup semua pengadaan bahan, tenaga
kerja, pembuatan dan pemasangan sumur resapan yang lengkap seperti
ditentukan dan / atau ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
Lingkup pekerjaan adalah sebagai berikut :
1. Sumur peresapan air hujan
2. Sumur peresapan air bekas
3. Sumur peresapan air kotor
Pekerjaan sumur resapan meliputi hal – hal berikut, tetapi tidak dibatasi pada:
1. Pekerjaan pengukuran
2. Galian, urugan kembali dan pemadatan
3. Pemasangan sumur resapan dan pemipaan
B. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan.
a. Kontraktor harus menyerahkan contoh bahan semua produk yang akan
digunakan, untuk diperiksa dan disetujui Pengawas Lapangan sebelum
mendatangkannya ke lokasi proyek.
b. Semua biaya untuk pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Gambar Detail Pelaksanaan
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan kepada
Konsultan Pengawas Lapangan sebelum melaksanakan pekerjaan. Gambar
Detail Pelaksanaan harus dibuat dengan mengacu pada bentuk, ukuran dan
detail lainnya yang dibutuhkan seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja.
3. Pengiriman dan Penyimpanan
a. Setiap bahan dan setiap pipa (satu panjang utuh), sambungan dan
perlengkapan lain yang digunakan dalam pemipaan utilitas hanya
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 34
mempunyai tanda / merek yang jelas dari pabrik pembuatnya dan kelas
produk bila ditentukan oleh standar yang berlaku.
b. Semua bahan harus disimpan di tempat yang aman dan terlindung dari
segala jenis kerusakan.
4. Ketidaksesuaian
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan / ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi,
kapasitas, jumlah maupun pemasangan dan lain – lain.
b. Semua perlengkapan pemipaan yang didatangkan atau dipasang tanpa
tanda / merek harus disingkirkan dan diganti dengan yang sesuai tanpa
tambahan biaya kepada Pemilik Proyek.
C. Bahan - Bahan
1. Sumur Resapan
Sumur resapan harus dikonstruksi dari batu bata atau pipa beton perforasi
yang memiliki diameter minimal sesuai kebutuhan desain dengan
kedalaman antara 1500 mm sampai 5000 mm (tergantung kondisi tanah di
mana sumur resapan akan ditempatkan), lengkap dengan penutup yang
dibuat beton tebal 100 mm. Penutup harus dilengkapi penutup lubang
periksa yang dibuat dari beton dalam ukuran yang memadai.
2. Bahan Pengisi
Bahan pengisi untuk sumur resapan harus terdiri dari batu kerikil atau batu
pecah atau pecahan atap keramik dengan ukuran 30 mm sampai dengan 50
mm dengan kedalaman sekitar 400 mm.
3. Bahan Penyaring
Bahan penyaring untuk keliling luar sepanjang dinding sumur harus dari
ijuk dengan ketebalan sesuai desain.
4. Pemipaan
Pipa dan sambungan harus dari pipa PVC dengan sambungan tipe solvent
cement, memiliki tegangan kerja 8 kg/cm2 yang memenuhi ketentuan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 35
Diameter yang dibutuhkan harus sesuai dengan gambar kerja.
5. Adukan
Adukan, bila dibutuhkan, harus memenuhi ketentuan bahan pada pasangan
dan plesteran
6. Bahan Urugan
Bahan urugan harus memenuhi ketentuan bahan galian dan urugan
3.3.10 Pekerjaan Plesteran Dan Acian
A. Lingkup Pekerjaan
Bagian ini meliputi plesteran dan acian untuk :
1. Seluruh permukaan dinding bata
2. Kolom beton,
3. Balok beton,
4. Lispang beton,
5. Beton expose
6. dan lain-lain seperti yang dijelaskan dalam gambar kerja.
B. Material
1. Semen
Semen yang dipakai untuk pekerjaan plesteran ini harus mempunyai
kualitas yang sama seperti semen untuk pekerjaan beton, atau harus
memenuhi PUBB - NI. 8.
a. Semen yang dipakai adalah semen jenis PC sekualitas Gresik dan
Prime Mortar PM – 210 plesteran PM – 310 acian
b. 1 (satu) merk semen untuk seluruh pekerjaan
c. Semen harus didatangkan dalam zak/kemasan yang tidak pecah / utuh,
tidak terdapat kekurangan berat dari apa yang tercantum pada
zak/kemasan.
d. Semen masih harus dalam keadaan fresh (belum mulai mengeras).
Jika ada bagian yang mulai mengeras, bagian tersebut masih harus
dapat ditekan hancur dengan tangan bebas (tanpa alat) dan jumlah
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 36
tidak lebih dari 10 % berat. Jika ada bagian yang tidak dapat ditekan
hancur dengan tangan bebas, maka jumlahnya tidak boleh melebihi 5
% berat dan kepada campuran tersebut diberi tambahan semen baik
dalam jumlah yang sama.
e. Semen yang sudah disimpan lebih dari 6 bulan sejak dibuat atau
semen dalam kantong dipenyimpanan lokal (di penyalur) lebih dari 3
bulan perlu diuji sebelum digunakan, jika sudah rusak harus ditolak
2. Pasir
Untuk pekerjaan plesteran ini harus memenuhi persyaratan PUBB-N.I.3
a. Pasir harus terdiri dari butir-butir yang tajam, kuat dan bersudut
b. Bebas dari bahan-bahan organis, lumpur, tanah lempung dan
sebagainya, jumlah kandungan bahan ini maksimal 5 % dan tidak
mengandung garam
c. Mempunyai variasi besar butir (gradasi) yang baik dengan
ditunjukkan dengan nilai Modulus halus butir antara 1,50-3,80
d. Pasir harus dalam keadaan jenuh kering muka
3. A i r
a. Tidak mengandung lumpur atau benda melayang lainnya lebih dari 2
gram/liter.
b. Tidak mengandung garam-garam yang dapat merusak beton (asam,
zat organik lainnya) lebih dari 15 gram/liter.
c. Tidak mengandung khlorida (CI) lebih dari 0,5 gram/liter.
d. Tidak mengandung senyawa sulfat lebih dari 1 gram/liter.
3.3.11 Pekerjaan Lantai
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan dan pemasangan ubin
keramik dan penutup lantai pada tempat-tempat sesuai petunjuk Gambar
Kerja.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 37
B. Standar / Rujukan
1. Persyaratan Umum Bahan Bangunan di Indonesia (PUBI-1982)
2. Standar Nasional Indonesia (SNI) SNI 03-4062-1996
3. Australian Standard (AS)
4. British Standard (BS)
5. American National Standard Institute (ANSI).
C. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh bahan dan teknis/brosur bahan yang akan digunakan harus
diserahkan kepada Pengawas Lapangan untuk disetujui terlebih dahulu
sebelum dikirim ke lokasi proyek. Contoh bahan ubin harus diserahkan
sebanyak 3 (tiga) set masing-masing dengan 4 (empat) gradasi warna
untuk setiap set. Biaya pengadaan contoh bahan menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
2. Pengiriman dan Penyimpanan.
Pengiriman ubin ke lokasi proyek harus terbungkus dalam kemasan pabrik
yang belum dibuka dan dilindungi dengan label/merek dagang yang utuh
dan jelas. Kontraktor wajib menyediakan cadangan sebanyak 2,5% dari
keseluruhan bahan terpasang untuk diserahkan kepada Pemilik Proyek.
3.4.12 Pekerjaan Plafond
A. Lingkup Pekerjaan
Pekerjaan ini mencakup penyediaan bahan, tenaga kerja, peralatan
bantu dan pemasangan papan gipsum dan aksesori pada tempat-tempat
seperti ditunjukkan dalam Gambar Kerja dan Spesifikasi Teknis ini.
B. Standar / Rujukan
1. Australian Standard (AS)
2. American Standard for Testing and Materials (ASTM).
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 38
C. Prosedur Umum
1. Contoh Bahan dan Data Teknis Bahan.
Contoh dan data teknis/brosur bahan yang akan diguanakan harus
diserahkan terlebih dahulu kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui
sebelum dikirimkan ke lokasi proyek.
2. Gambar Detail Pelaksanaan.
Kontraktor harus menyerahkan Gambar Detail Pelaksanaan sabelum
pekerjaan dimulai, untuk disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Gambar Detail Pelaksanaan harus mencakup penjelasan mengenai
jenis/data bahan, dimensi bahan, ukuran-ukuran, jumlah bahan, cara
penyambungan, cara febrikasi, cara pemasangan dan detail lain yang
diperlukan.
3. Pengiriman dan Penyimpanan.
a. Papan gipsum dan aksesori harus didatangkan ke lokasi sesaat sebelum
pemasangan untuk mengurangi resiko kerusakan.
b. Papan gipsum harus ditumpuk dengan rapi dan kuat diatas penumpu
yang ditempatkan pada setiap jarak 450mm, dengan penumpu bagian
ujung berjarak tidak lebih dari 150mm terhadap ujung tumpukan.
c. Papan gipsum dan aksesori harus disimpan ditempat terlindung, lepas
dari muka tanah, diatas permukaan yang rata dan dihindarkan dari
pengaruh cuaca.
4. Ketidaksesuaian.
a. Kontraktor wajib memeriksa Gambar Kerja yang ada terhadap
kemungkinan kesalahan/ketidaksesuaian, baik dari segi dimensi
jumlah maupun pemasangan dan lainnya.
b. Bila bahan-bahan yang didatangkan atau difabrikasi ternyata
menyimpang atau tidak sesuai yang telah disetujui, maka akan ditolak
dan Kontraktor wajib menggantinya dengan yang sesuai.
c. Biaya yang ditimbulkan karena hal diatas menjadi tanggung jawab
Kontraktor sepenuhnya dan tanpa tambahan waktu.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 39
D. Bahan - Bahan
Pemasangan Gipsum.
a. Papan Gypsum.
1) Papan gipsum harus dari produk yang memiliki teknologi yang sesuai
untuk daerah tropis dan memliki ketebalan minimal 9 mm untuk
plafond dan 12 mm untuk dinding dan ukuran modul sesuai petunjuk
dalam Gambar Kerja, dari produk sekualitas Jayaboard, Knauff atau
yang setara.
2) Papan gipsum harus dari tipe standar yang memenuhi ketentuan AS
2588, BS 1230 atau ASTM C 36.
b. Semen Penyambung.
Semen penyambung papan gipsum harus sesuai dengan rekomendasi dari
pabrik pembuat papan gipsum.
c. Rangka.
Rangka untuk pemasangan dan penumpu papan gipsum harus dibuat dari
bahan baja ringan lapis seng dan alumunium dalam bentuk dan ukuran
yang dibuat khusus untuk pemasangan papan gipsum.
d. Alat Pengencang.
Alat pengencang berupa sekrup dengan tipe sesuai jenis pemasangan harus
sesuai rekomendasi dari pabrik pembuat papan gipsum yang memenuhi
ketentuan AS 2589.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 40
BAB IV
PELAKSANAAN LAPANGAN
4.1 Pekerjaan Persiapan
Ada beberapa tahapan-tahapan dalam pelaksanaan perencanaan suatu
rumah. Tahapan pelaksanaan proyek ini harus disusun sedemikian rupa mulai
dari pengerjaan awal hingga finishing (jika pengerjaan proyek hingga
finishing). Semuanya ini disusun didalam Time Schedule. Tahapan-tahapan
dan berapa lama pengerjaan proyek tersebut disusun dahulu sebelum
pelaksanaan, sehingga proyek tersebut dapat berjalan sesuai rencana dan tepat
waktu.
Pekerjaan persiapan sangat diperlukan sebelum memulai pelaksanaan
pekerjaan karena mempunyai pengaruh yang sangat besar terhadap
kelancaran proyek. Pekerjaan persiapan meliputi :
4.1.1 Membuat direksi keet
Direksi keet merupakan sarana yang sangat penting dalam
menunjang pelaksanaan proyek yang berfungsi sebagai kantor untuk
mengelola, mengkoordinasikan dan mengawasi pekerjaan lapangan
sehari–hari dan sebagai tempat untuk menerima tamu yang
berkunjung ke lokasi proyek. Bangunan ini terbagi menjadi tiga
bagian, yaitu direksi keet, ruang administrasi dan gudang
perlengkapan proyek. Ukuran direksi keet sendiri adalah 3 x 6 m2.
4.1.2 Penyediaan Material dan Alat Kerja
Material
Adapun material-material yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek ini, sehingga perlu disiapkan dengan segera guna
kelancaran kegiatan pembangunan, yaitu:
- Agregat Kasar dan Halus
Agregat (pasir dan kerikil) merupakan bahan pengisi
sehingga dalam struktur beton agregat biasanya menempati kurang
lebih 70 sampai 75 % dari volume massa yang telah mengeras.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 41
Untuk beton yang ekonomis, campuran harus dibuat sebanyak
mungkin agregatnya. Agregat yang baik adalah yang tidak bereaksi
kimia dengan unsur-unsur semen. Agregat harus mempunyai
distribusi ukuran sedemikian rupa, sehingga ukuran rongga-rongga
antara agregat menjadi minimum. Ini berarti dalam pembuatan
beton jumlah pasta semen yang perlu mengisi rongga-rongga
minimum pula.
Ukuran pasir adalah harus dapat melalui ayakan 5 mm dan
tertinggal di atas ayakan 0.075 mm (maksimum 4 mm) dengan
syarat sebagai berikut :
Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 % terhadap berat
kering, jika ini tidak terpenuhi maka pasir tersebut harus
dicuci.
Tidak boleh mengandung bahan oraganis terlalu banyak.
Menurut peraturan di Inggris (British Standard) yang juga
dipakai di Indonesia saat ini (dalam SK SNI T-15-1990-03)
kekasaran pasir dapat dibagi menjadi empat kelompok menurut
gradasinya, yaitu pasir halus, agak halus, agak kasar dan pasir
kasar. Sedangkan kerikil mempunyai ukuran lebih dari 5 mm tetapi
maksimumnya adalah 7.5 cm. Agregat ini mempunyai syarat, yaitu:
1. Terdiri dari butiran keras dan tidak berpori, dengan butiran pipih
tidak boleh lebih dari 20 %.
2. Tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 % terhadap berat
kering.
3. Besar butiran kerikil maksimum harus memenuhi ketentuan ;
Tidak boleh lebih dari 1/5 jarak terkecil antara selimut beton
¾ lebih kecil atau sama dari jarak bersih tulangan, berkas
tulangan1/3 lebih kecil atau sama dengan tebal pelat lantai.
Agregat halus juga dipergunakan sebagai bahan campuran
untuk plesteran dinding, lantai dan penggunaan lainnya.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 42
- Semen
Material semen merupakan material yang mempunyai sifat-
sifat adhesif dan kohesif yang diperlukan untuk mengikat agregat-
agregat menjadi suatu massa yang dapat mempunyai kekuatan yang
cukup. Semen portland merupakan bubuk yang sangat halus,
berwarna abu-abu yang terdiri dari kalsium dan aluminium silikat.
Beton yang dibuat dari semen portland biasanya membutuhkan
waktu kurang lebih dua minggu untuk mencapai kekuatan yang
cukup.
Semen yang dipakai dalam konstruksi terdapat beberapa
jenis, yaitu :
1. Tipe I (semen biasa / normal cement) digunakan untuk
pembuatan beton bagi konstruksi yang tidak ipengaruhi oleh
sifat-sifat lingkungan yang mengandung bahan-bahan sulfat
dan perbedaan temperatur yang ekstrim.
2. Tipe II digunakan untuk pencegahan serangan sulfat.
3. Tipe III digunakan untuk mendapatkan beton yang mengeras
dalam waktu cepat (High Early Strength Portland Cement),
umumnya kurang dari seminggu.
4. Semen putih untuk pekerjaan-pekerjaan arsitektural.
- Air
Air diperlukan untuk melarutkan semen agar terjadi reaksi
kimiawi, untuk membasahi agregat dan untuk melumas campuran
agar mudah pengerjaannya. Air yang digunakan untuk pembuatan
dan perawatan beton harus bersih, tawar dan bebas dari segala
macam campuran minyak, asam basa, garam dan bahan-bahan
oraganik lainnya yang merusak beton atau tulangannya dalam hal
ini sebaiknya dipakai air bersih yang dapat diminum. Penggunaan
suatu sumber air diperkenankan untuk digunakan asal ada bukti tes
laboratorium yang menyatakan bahwa air tersebut memenuhi syarat
untuk campuran beton.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 43
- Besi beton dan kawat tulangan.
1. Besi penulangan beton harus disimpan dengan cara-cara
sedemikian rupa sehingga bebas dari hubungan langsung
dengan tanah lembab atau basah. Baik besi penulangan rata
(Round Bars) maupun besi-besi penulangan bergelombang
(Deformed Bars) harus disimpan berkelompok berdasarkan
ukurannya masing-masing dan sesuai dengan persyaratan
dalam NI-2 pasal 3.7
2. Besi penulangan yang dipakai harus sesuai dengan
persyaratan sebagai berikut:
Penulangan dengan diameter sampai dengan 12 mm,
menggunakan baja mutu BJTP 24 (Round Bars)
Penulangan dengan diameter lebih besar dari 12 mm,
menggunakan baja mutu BJTD 40 (Deform Bars).
3. Tulangan besi beton yang digunakan harus bebas dari
minyak, kotoran, cat, karat lepas dan lain-lain yang dapat
merusak. Apabila terdapat karat pada permukaan besi, maka
besi harus dibersihkan dengan cara disikat atau digosok
tanpa mengurangi diameter penampang besi.
4. Pengawas dapat memerintahkan untuk diadakan pengujian
terhadap benda uji yang diambil dari besi yang akan
digunakan.
- Bata merah
Bata merah yang digunakan adalah bata merah yang bermutu
baik (sesuai dengan mutu standar yang telah ditetapkan),
pembakaran sempuran, bebas dari cacat dan retak. Minimum belah
menjadi dua bagian, produk lokal dan memenuhi persyaratan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 44
- Kayu
Bahan kayu yang digunakan untuk bagian struktural adalah
kayu kelas kuat II dengan syarat-syarat yang harus dipenuhi adalah
sebagai berikut :
1. Semua pekerjaan kayu yang tampak seperti kusen, konsol,
listplank dan lainnya harus terserut rata dan licin.
2. Semua kayu yang digunakan harus kering, berumur tua, tidak
retak dan tidak bengkok serta memenuhi persyaratan yang
tercantum.
3. Semua kayu yang digunakan harus terlebih dahulu diawetkan
dengan bahan anti rayap.
Sedangkan kayu yang digunakan untuk perancah dan
begisting adalah kayu kelas kuat III dan IV.
- Plamir, Kapur dan Cat
Merupakan bahan – bahan untuk finising dari bangunan yang
bertujuan untuk memperindah tampilan dari bangunan.
Alat Kerja
Disamping penyiapan material dan bahan bangunan untuk
melaksanakan pembangunan, alat-alat kerja yang akan mendukung
kelancaran pekerjaan juga perlu diperhatikan.
Alat kerja merupakan sarana yang besar dan penting artinya
dalam suatu pelaksanaan proyek. Dengan alat kerja yang lengkap,
maka akan dihasilkan kualitas pelaksanaan yang baik, waktu
penyelesaian yang tepat waktu dan biaya yang efisien. Alat kerja
dapat berupa alat kerja mekanik atau alat kerja elektrik. Tenaga
manusia relatif lebih murah dibandingkan dengan tenaga mesin,
maka dari itu segi ekonomis pemakaian alat harus diperhatikan
dengan teliti. Alat – alat kerja yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini antara lain:
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 45
- Alat Ukur
Beberapa alat ukur yang digunakan dalam pelaksanaan
proyek ini, yaitu:
1. Theodolit, digunakan untuk meratakan kedudukan pososi
kolom terhadap bangunan disampingnya.
2. Waterpass, digunakan untuk menentukan kedataran suatu
bidang dalam pemasangan begisting pelat lantai, kolom,
balok dan pekerjaan lain yang mengharuskan suatu bidang
datar.
3. Rollmeter, untuk mengukur panjang.
4. Benang dan Lood, untuk menentukan ketetapan penyetelan
begisting, kolom dan pasangan bata.
- Mollen
Agar tercapainya adukan beton yang baik dan merata
digunakan suatu mesin pengaduk. Caranya dengan memasukkan
bahan kedalam mesin silinder yang berputar karena motor diesel.
Alat tersebut adalah mollen dengan kapasitas yang tergantung
dari volume yang ditargetkan.
- Vibrator
Vibrator adalah alat kerja yang menghasilkan getaran
dengan frekuensi tertentu yang digunakan untuk mengecilkan pori
adukan beton, sehingga tidak terjadi rongga kosong yang
menyebabkan keroposnya beton. Pemadatan ini dilakukan dengan
menusuk - nusuk beton. Penggunaan alat ini dapat memastikan
terjadinya kontak yang baik antara material beton dengan
tulangan.
Alat vibrator ini dapat berupa internal vibrator yang
digunakan dengan mencelupkannya ke dalam beton atau jenis
external vibrator dengan menempelkannya pada cetakan beton.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 46
- Gerobak Tuang Dorong
Gerobak tuang dorong adalah alat angkut yang didorong
oleh tenaga manusia yang digunakan untuk mengangkut mortal
beton dari tempat pengadukan menuju tempat pengecoran.
- Selang Air
Selang air digunakan untuk menyalurkan air dari sumber air
ke lokasi pengadukan beton.
- Alat Pembengkok Tulangan
Alat ini terdiri dari dua bagian, yaitu :
1. Meja kerja
Meja kerja terdiri pelat besi dimana di atasnya
ditempatkan potongan besi setinggi 5 cm sebanyak dua buah,
dimana yang satu membentuk sudut 450 letaknya terhadap yang
lain.
2. Tangkai Pembengkok
Merupakan batang yang terbuat dari besi yang panjangnya
bervariasi tergantung besar baja yang akan dibengkokkan.
- Alat Pemotong Tulangan (Cutter)
Digunakan untuk memotong tulangan. Dalam pelaksanaan
proyek penggunaan cutter cukup dilakukan oleh dua orang.
4.2 Penggalian Tanah
Pada pekerjaan ini, galian harus mencapai ukuran yang sesuai dengan
gambar rencana yang ada, tetapi bila diperlukan dapat berubah atau
bertambah sampai permukaan tanah keras. Galian tanah meliputi galian tanah
pondasi, septictank, pump room dan lain-lain. Penggalian tanah dilakukan
dengan memobilisasi tenaga kerja dengan pertimbangan efisiensi biaya jika
dibandingkan dengan menggunakan exavator. Sedangkan tanah galian yang
memenuhi syarat spesifikasi dapat digunakan untuk penimbunan atau
peninggian lantai dasar bangunan.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 47
4.3 Pekerjaan Struktural
Pada proyek pembangunan perumahan Griya Kebon Sajiq ini
digunakan beton bertulang mutu K-250. Mutu ini mempunyai kekuatan tekan
25 Mpa. Kekuatan mutu beton yang dimaksud akan tercapai setelah umur
beton mencapai empat minggu atau 28 hari.
Campuran adukan beton menggunakan perbandingan volume yang
telah diuji spesifikasinya di laboratorium, yaitu dengan uji tekan silinder (pra
konstruksi) dan dengan uji tekan kubus (pada saat konstruksi).
Perbandingan campuran yang direncanakan yaitu 1 pc : 2 Pasir : 3
kerikil alam. Campuran yang direncanakan tersebut harus dibuktikan dengan
data otentik dan dari percobaan bahwa kekuatan karakteristik yang
disyaratkan dapat dicapai. Sedangkan kekentalan adukan diperiksa dengan uji
slump.
Berikut adalah beberapa bagian struktural pembangunan perumahan
Griya Kebon Sajiq yang dapat dipantau :
4.3.1 Pekerjaan pembuatan lantai kerja
Menumpuk batu pecah pada dasar galian tanah. Setelah
diratakan, pada bagian atasnya diberikan urugan pasir sampai
memenuhi level dasar foot plate.
4.3.2 Pekerjaan fabrikasi footplate
Merakit rangka foot plate sesuai dengan gambar renana
struktur. Perakitan dilakukan tidak pada galian fondasi melainkan
dilakukan ditempat lain karena membutuhkan ruang gerak yang cukup
besar untuk pembuatannya.
Lantai kerja yang sudah kering dibersihkan terlebih dahulu dari
tanah dan kotoran. Setelah itu poor (rangka foot plat) yang sudah
selesai diletakkan diatas lantai kerja.
Pada waktu meletakan poor diatas lantai kerja, dipasangkan juga
beton decking/kon decking atau batu pecah.tujuannya adalah agar
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 48
rangka foot plat tidak menyentuh lantai kerja dan apabila di cor akan
tertutup secara sempurna.
Kemudian dilakukan pengukuran kembali dengan cara menarik
benang adari as vertikal dan horizontal. hal ini dilahukan karena
kadang kala as footplat tidak sama dengan as kolom. Cara
meluruskan as adalah dengan lot, lot adalah alat untuk meluruskan as
yang ditentukan dengan benang. Dengan lot ini akan didapatkan garis
lurus menyiku kebawah, karena benang yang di bentangkan berada di
atas tanah, apabila diukur langsung dengan meteran akan tidak akurat
karena meteran tidak tegak lurus atau menyiku dengan benang.
Setelah didapatkan jarak yang sesuai, untuk menandai as kolom
dipasangkan sekang atau begel pada footplat. Lalu besi kolom dirakit
langsung diatas foot plat ditempat galian. Untuk menahan besi kolom
supaya dapat berdiri dipasangan kress. Kress adalah besi tulangan
yang dipasang miring dengan sudut tertentu yang fungsinya untuk
menahan tulangan kolom agar dapat berdiri.
Kemudian diikatkan sekang pada besi kolom tersebut dan diikat
dengan kawat bendrat . sengkang diberi jarak sesuai dengan gambar
kerja.
4.3.3 Pekerjaan pengecoran
Semen, pasir, krikil,dan air dicampur dengan mesin molen.
Setelah tercampur dengan baik adonan beton kemudian dibawa ke
lokasi dengan gerobak dorong (arco).. Kemudian adonan tersebut
diratakan dengan menggunakan vibrator.sampai didapatkan tebal
footplate sesuai gambar rencana.
Apabila terjadi hujan, foot plat yang belum kering harus ditutupi
dengan terpal dan pekerjaan pengecoran harus dihentikan .
4.3.4 Pekerjaan Kolom Tendensal
Pembekistingan kolom
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 49
Cetakan harus menghasilkan struktur akhir yang memenuhi
bentuk, garis, dan dimensi komponen struktur seperti yang di
syaratkan pada gambar rencana dan spesifikasi.
Cetakan harus mantap dan cukup rapat untuk mencegah
kebocoran mortar
Cetakan harus diperkaku dan diikat dengan baik untuk
mempertahankan posisi dan bentuknya.
Cetakan dan tumpuannya harus di rencanakan sedemikian
hingga tidak merusak struktur yang dipasang sebelumnya.
Perencanaan cetakan harus menyertakan pertimbangan factor –
factor berikut:
- Kecepatan dan metode pengecoran beton
- Beban selama konstruksi, termasuk beban – beban vertical,
horizontal, dan tumbukan.
- Persyaratan – persyaratan cetakan khusus untuk konstruksi
cangkang, pelat lipat, kubah, beton arsitektural atau elemen
– elemen sejenis.
Cetakan untuk elemen struktur beton prategang harus di
rancang dan dibuat sedemikian hingga elemen sruktur dapat
bergerak tampa menimbulkan kerusakan pada saat gaya prategang
diaplikasikan.
Pengecoran kolom
Mix design beton mutu K250
Pengujian dilakukan dari pengujian standar untuk
mendapatkan karakteristik material antara lain, kadar lumpur
pasir, sieve analisis, kadar air kering permukaan, berat spesifik
pasir dan kerikil, Mix design mutu K250. Standar yang dipakai
yaitu SK SNI T-15-1990-03 “Tata Cara Pembuatan Rencana
Campuran Beton Normal”.
Teknis pengerjaan
Pembesian
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 50
- Kolom yang digunakan adalah kolom ikat yang mempunyai
tulangan-tulangan yang diperkuat atau diikat pada jarak
tertentu dengan lilitan tertutup yang umum disebut
sengkang.
- Untuk penyetaraan dan pemasangan besi tulangan dipasang
pada posisi yang tidak dapat digeser, sedangkan untuk
pembengkokan tulangan harus dilakukan dengan gerakan
perlahan dan teratur.
- Sesuai dengan pekerjaan pembesian, panjang tulangan
bengkokan pada ujung yang lurus adalah 5 cm sedangkan
panjang tulangan penyaluran adalah 30 cm, hal ini sesuai
dengan SNI-03-2848-2002 pasal 3.16.1 dan 3.16.2.
4.3.5 Pekerjaan pondasi batu kali
Teknis Pekerjaan
Pengukuran as pondasi batu kali dengan cara
membentangkan benang dari as vertikal dan horizontal. Kemudian
dilakukan pengelotan,utuk menandakannya ditancapkan besi
tulangan polos pada ujung-ujung pondasi batukali lalu diikat
dengan benang .
Waterpass dengan menggunaan selang air. Tujuannya adalah
agar level pondasi rata dan sejajar dengan level yang direncanakan.
Perlunya dilakukan water pass dengan selang air karena
permukaan tanah galian pondasi yang satu dengan galian tanah
pondasi yang lain tidak rata. Untuk meratakannya, dengan cara
membentangkan selang air water pass. Kemudian ukur terlebih
dahulu tinggi satu bagian pondasi batukali dan kemudian baru
diukur pada bagian pontasi batu kali di tempat lain bila air tersebut
tidak berubah posisinya berarti pondasi pertama dan kedua sudah
selevel.
Pembuatan lantai kerja pondasi batu kali, pada proyek ini
untuk pondasi batu kali tidak menggunakan lantai kerja yang di
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 51
cor/ disemen, pada dasar pondasi batukali hanya diberikan urugan
pasir setebal 5 cm. Lalu batu kali disusun sedemikian rupa sesuai
dengan bentuk pondasi yang direncanakan. Penyusunan batu kali
dilakukan dengan dilekakkan satu persatu dan direkatkan dengan
adonan semen dan pasir.campurannya 1 : 5. Dan pada bagiantengah
pondasi ditancapkan tulangan besi yang nantinya akan diikatkan
kepada rangka sloof diatas pondasi.
4.3.6 Pekerjaan Pembuatan rangka sloof
Teknis Pekerjaan
Besi tulangan dipotong berdasarkan panjang bentang + (10-
15%) untuk bengkokannya. Rangka besi yang dipotong lansung
dibengkokkan pada ujungnya, kemudian disusun membentuk
persegi sesuai gambar dengan cara memasukkan sekang dan pada
akhirnya diikatdengan bendrat.
Sloof yang telah dirakit lalu dibawa ke atas landasannya yaitu
pondasi batu kali yang telah dibuatkan begisting sesuai dengan
gambar rencana.
Kemudian dilakukan pengecoran sesuai tinggi gambar
rencana,bagian atas sloof diratakan menggunakan cepang.
Proses pembuatan beton sampai pengecoran dilakukan
sebagai berikut :
1. Penempatan material beton (Air, Semen, Pasir dan kerikil)
dengan perbandingan tertentu ke dalam molen
2. Pengadukan material dilakukan dalam molen dalam jangka
waktu ±5 menit, sehingga diperoleh campuran yang merata.
3. Pengangkutan beton dari mesin pengaduk ke tempat cetakan
atau begisting memakai ember secara estafet.
4. Adukan beton dituangkan kedalam begisting. Apabila akan
dilakukan penyambungan dari pengecoran lama, maka perlu
dituangkan adukan semen dengan konsentrasi tertentu dengan
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 52
tujuan beton yang sudah mengeras dapat menyatu dengan baik
dengan adukan beton yang baru dituangkan.
5. Adukan beton yang sudah di masukkan kedalam cetakan harus
diikuti dengan penggetaran dengan internal vibrator atau
dengan menusuk-nusuknya menggunakan kayu atau baja untuk
mengurangi terjadinya rongga-rongga.
6. Pekerjaan pengecoran dihentikan setelah diperoleh tinggi sloof
yang direncanakan.
Pembongkaran perancah dan begisting
Pembongkaran begisting dilakukan pada saat beton sudah
berumur 5 hari, agar bentuk dari sloof tidak berubah.
4.3.7 Pekerjaan Kolom Lantai 1
Kolom adalah bagian struktur bangunan yang berfungsi
meneruskan beban dari struktur bagian atasnya (Atap dan Ring balok
untuk kolom paling atas) baik itu berupa beban mati maupun beban
hidup ke bagian struktur yang berada dibawahnya dan akhirnya adalah
di pondasi.
Pada pekerjaan kolom lantai satu terdapat berbagai ukuran
dimensi dan bentuk kolom, diantaranya terdapat bentuk kolom “T”,
“L”, dan “I”.
Teknis pekerjaan
1. Penulangan Kolom.
Tulangan kolom dipasang dan distel supaya lurus 900
sebelum pemasangan begistingnya, penggunaan tulangan pada
kolom ini adalah semuanya menggunakan baja ulir.
Pemasangan sengkang atau tulangan geser pada kolom
menggunakan jarak sesuai gambar rencana.
2. Begisting Kolom
Begisting pada kolom dipasang setelah tulangannya
dipasang dengan benar. Begisting pada kolom ini
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 53
menggunakan empat buah papan kayu 2 x 20 x 400 cm. Yang
di perkuat dengan batangan kayu usuk 5/7 pada jarak tertentu.
Dalam pekerjaan pembuatan dan pemasangan bekisting
kolom alat yang digunakan adalah gergaji kayu, palu dan
meteran.
Kayu usuk dan papan disusun terlebih dahulu sebelum
dipasang pada rangka kolom.Setelah papan dipasang
diperkuat dengan pengaku dan besi-besi penyangga.
Pemasangan harus tepat siku-siku pada sisi tegaknya dan
tidak berubah kedudukannya serta tidak terjadi
pergeseran.
Antara papan dan rangka kolom diberikan spesi untuk
selimut beton.
3. Pengecoran
Semen, pasir, kerikil dicampur dengan Mix design mutu
K250, kemudian dicampur dengan air dalam molen.
Campuran yang sudah jadi diangkut menggunakan gerobak
dorong (arco) untuk dibawa ke tempat pengecoran.
Campuran yang sudah jadi ditumpahkan ke dalam
bekisting.
Agar campuran pada bagian dalam bekisting tidak
berongga, maka setiap ketinggian kira-kira 0,5 m campuran
dirojok dengan besi pengrojok dan vibrator.
Setelah campuran dalam bekisting penuh, kemudian bagian
atasnya di ratakan dengan menggunakan cepang.
Setelah diratakan kemudian didiamkan dan setelah 3 hari
bekisting dibuka.
4. Pembongkaran perancah dan begisting
Pembongkaran begisting dapat dilakukan pada umur 7
hari setelah pengecoran dilakukan. Karena material beton
suduh cukup keras.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 54
4.4 PEMBUATAN RAB
Rencana anggaran biaya ini di buat berdasarkan standar SNI dan
analisa upah, tenaga berdasarkan nilai data survey kondisi di lapangan yang
ada. Semua volume pekerjaan dihitung secara cermat dan sesuai dengan
kondisi real dilapangan.
Setelah itu dibuat time scedule, sehingga didapat berapa lama waktu
yang dibutuhkan untuk membangun satu unit rumah dan tenaga yang
dibutuhkan dalam satuan per-minggu.
Tetapi disini terjadi permasalahan dimana mandor yang bekerja tidak
disiplin, mereka tidak mengikuti rencana time scedule dan peraturan
pelaksanaan proyek yang ada, sehingga proses plaksanaan dilapangan tidak
tepat waktu. Faktor pengawas dari kantor tidak selalu stanby mengawasi
dilapangan juga menjadi penyebab bahwa mandor tersebut tidak menjalankan
tugasnya dengan baik dan benar.
Dari semua urutan pekerjaan diatas tidak ada terjadi kesalahan yang
fatal dilapangan, baik pekerjaan seluruh konstruksi, hanya saja permasalahan
terjadi pada kurangnya pengawasan terhadap mandor mengenai waktu dan
tenaga dalam menyelesaikan proyek perumahan ini.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 55
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Adapun kesimpulan manajemen ini yang sederhana dengan bagan
struktur di perumahan Griya Kebon Sajiq :
1. Pola pembangunan berdasarkan pesanan konsumen (tampak pada
bangunan semua hampir sama tetapi tata ruang bebas dan di tentukan oleh
konsumen sehingga dalam proses pelaksanaanya relatif lambat).
2. Skema pekerjaan maksimal 2 lantai : lantai dasar dan lantai 2 dengan tiap -
tiap mandor yang bekerja pada masing – masing perumahan kurang
maksimal.
3. Kurangnya tim pengawas dari manajemen proyek, mengakibatkan hasil
dari pekerjaan kurang maksimal (sehingga mandor cenderung kurang
disiplin).
4. Dalam proses pengerjaan antara teori dan pelaksanaan dilapangan tidak
ada terjadi permasalahan yang fatal.
5.2 Saran
Pada proyek ini, ada beberapa hal pada beberapa pekerjaan yang perlu
diperhatikan atau perlu diperbaiki antara lain :
1. Perlu tim pengawas yang tetap standby atau memantau proses pengerjaan
di tempat proyek, bukan hanya mandor.
2. Jalan masuk yang kurang memadai (sekitar 4 m), sehingga kendaraan
keluar masuk kurang leluasa, perlu di adakannya pelebaran jalan masuk.
3. Pentingnya manajemen proyek yang jelas dan tegas, agar seluruh pekerja
dan mandor selalu mengikuti aturan yang ada, dengan maksud manajemen
kantor yang diikuti oleh pekerja dan mandor, bukan pekerja dan mandor
yang diikuti oleh manajemen kantor.
Laporan PKL – Pembangunan Perumahan Griya Kebon Sajiq 56