Laporan PI Acara 2 Yanuar

download Laporan PI Acara 2 Yanuar

of 20

Transcript of Laporan PI Acara 2 Yanuar

BAB 1. PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Untuk dapat menghasilkan produk yang dapat diterima oleh konsumen, para produsen haruslah selalu melakukan pengendalian kontrol. Pengontrolan ini dapat dilakukan pada control kualitas atau mutu barang (produk) yang biasa dikenal dengan istilah QCC (Quality Control Chart) maupun dengan mengontrol kwalitas proses suatu produksi (SPC, Statistical Presses Control). Pengendalian mutu merupakan bagian dari perencanaan dan perlu dilakukan oleh setiap perusahaan baik perusahaan yang menghasilkan barang maupun jasa. Hal ini karena setiap perusahaan yang fokus terhadap mutu ini berperan untuk mencapai hasil yang sesuai dengan standar yang ditetapkan sebelumnya, selain itu juga berperan untuk mengurangi bahkan menghilangkan kegagalan produk. Pengendalian kualitas sangat diperlukan dalam memproduksi suatu barang untuk menjaga kestabilan mutu, juga merupakan salah satu usaha untuk menemukan faktor-faktor terduga yang menyebabkan kurang lancarnya fungsi dalam proses produksi sehingga bila terjadi gangguan dapat segera dilakukan tindakan pembetulan sebelum terlalu banyak unit yang tak sesuai dengan produksi. Diagram kontrol C adalah suatu grafik pengendali kualitas statistik yang digunakan untuk mengendalikan produkcacat yang tidak memenuhi syarat spesifikasi kualitas dari produk yang dihasilkan dalam suatu proses produksi. Di era industri yang semakin kompetitif sekarang ini, setiap pelakubisnis yang ingin memenangkan persaingan akan memberikan perhatian penuh terhadap kualitas. Perhatian penuh terhadap kualitas akan memberikan dampak langsung kepada perusahaan berupa kepuasan pelanggan. Hal ini akan berdampak pada meningkatnya hasil penjualan sehingga dapat memperbesar pangsa pasar ( Market Share ) yang pada akhirnya akan meningkatkan pendapatan perusahaan.Kualitas sebagai kata kunci dalam persaingan industri, secara strategi dapat didefinisikan

sebagai segala sesuatu yang memenuhi keinginan ataukebutuhan pelanggan. Berdasarkan pengertian dasar tentang kualitas diatas, tampak bahwa kualitas berfokus pada pelanggan ( Customer Focused Quality ). 1.2. Tujuan Tujuan dari praktikum kali ini adalah untuk mempertahankan mutu tingkat tinggi melalui seluruh rangkaian operasi produksi atau jasa, memutuskan penerimaan sejumlah produk yang telah diproduksi dan mengontrol mutu produksi atau jasa.

BAB 2. TINJAUAN PUSTAKA Kualitas adalah segala sesuatu yang memenuhi keinginan atau kebutuhan pelanggan. Kualitas juga berarti kecocokan penggunanya. Ada dua segi umum tentang kualitas yaitu kualitas rancangan dan kualitas kecocokan. Kualitas rancangan adalah semua barang dan jasa dihasilkan dalam berbagai tingkat kualitas dan variasi dalam tingkat kualitas ini memang disengaja. Misalnya, semua mobil mempunyai tujuan dasar memberikan angkutan yang aman bagi konsumen. Tetapi, mobil-mobil berbeda dalam ukuran, penentuan, rupa dan penampilan. Perbedaan perbedaan ini adalah hasil perbedaan rancangan yang disengaja antara jenis jenis mobil itu. Kualitas menjadi faktor dasar keputusan konsumen dalam banyak produk dan jasa. Gejala ini meluas tanpa membedakan apakah konsumen itu perorangan, kelompok industri, program pertahanan militer atau tokom pengecer. Akibatnya kualitas menjadi faktor kunci yang membawa keberhasilan bisnis, pertumbuhan, dan peningkatan posisi bersaing. Tidak mudah mencapai kualitas dalam lingkungan pembuatan barang dan bisnis modern. Salah satu masalah yang penting adalah perkembangan teknologi cepat (Maulana, 1993). Kontrol kualitas atau pengendalian kualitas adalah aktivitas keteknikan dan manajemen, yang dengan aktivitas itu diukur ciri-ciri kualitas produk, membandingkannya dengan spesifikasi atau persyaratan, dan mengambil tindakan penyehatan yang sesuai apabila ada perbedaaan antara penampilan yang sebenarnya dan yang standar. Tujuan dari pengendalian kualitas adalah menyidik dengan cepat sebab-sebab terduga atau pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang tidak sesuai diproduksi. Tujuan akhir dari pengendalian kualitas adalah pengurangan variabilitas produk (Prawirosentuno, 2000) Tujuan utama kendali mutu adalah pengurangan variabilitas produk. Rancangan percobaan dapat digunakan dalam hubungannya dengan pengendalian

proses statistik untuk meminimumkan variabilitas proses. Grafik pengendali merupakan suatu karakteristik kualitas yang telah diukur atau dihitung dari sampel terhadap nomor sampel atau waktu (Foster,1980). Tidak hanya dalam bidang industri kontrol kualitas dibutuhkan, tetapi juga pada bidang manajemen pun memegang peranan yang sangat penting. Pengendalian kualitas produk dalam proses produksi merupakan faktor yang sangat penting bagi dunia industri, karena pengendalian kualitas yang baik dan dilakukan secara terus menerus akan dapat mendeteksi ketidaknormalan secara cepat, sehingga dapat segera dilakukan tindakan antisipasinya. Ada beberapa langkah yang sering dilakukan dalam proses control kualitas yaitu : 1. Penentuan standar Menentukan standar kualitas produksi sesuai dengan pesanan atau permintaan. 2. Konfirmasi Membandingkan hasil produksi dengan ukuran standar yang telah ditentukan. 3. Tindakan Mengambil tindakan ( koreksi ) bila standar dilampaui. 4. Rencana Perbaikan Mengembangkan usaha-usaha terus menerus untuk memperbaiki standar harga dan standar mutu (Montgomery, 1985) Tujuan pokok pengendalian kualitas statistik adalah menyidik dengan cepat terjadinya sebab-sebab tak terduga / pergeseran proses sedemikian hingga penyelidikan terhadap proses itu dan tindakan pembetulan dapat dilakukan sebelum terlalu banyak unit yang cacat di produksi. Pengendalian kualitas statistik ( Statistical Quality Control ) secara garis besar digolongkan menjadi 2, yakni pengendalian proses statistic ( Statistical Process control ) dan rencana penerimaan sampel produk ( Acceptance Sampling ). Pengendalian proses statistik merupakan teknik penyelesaian masalah yang digunakan sebagai pemonitor, pengendali, penganalisis, pengelola, dan memperbaiki proses menggunakan metode-metode statistic untuk pengukuran dan analisis variasi proses (Praptono, 1986).

BAB 3. METODOLOGI 3.1 Menginput Data Untuk QCC Klik Start, All Program, winQSB, Quality Qontrol Chart

File New Problem

isi problem title, number of Quality Characteristic, number of Subgroups, dan Size of Subgroups

Klik OK Isi tabel sesuai data di soal Setelah data selesai diinput, simpan masalah dengan nama masalah3_1.QCC

3.2 Melakukan Analisis QCC File Load problem (masalah3_1.QCC) View Pilih USL/LSL View data entry Gallery Setup Pilih salah satu bentuk grafik Klik OK Bila ingin menampilkan grafik jenis lain: Klik icon di sudut kanan atas layar grafik Lalu ulangi langkah sebelumnya dengan memilih grafik Melakukan analisis apakah ada yang melanggar kualitas: Klik analysis Rule Violation Analysis Melakukan analisis kemampuan: Klik analysis

Process Capability Analysis

3.3 Analisis Dengan Data Atribut Jalankan modul QCC File new problem Klik Atribut Data isi problem title, number of Quality Characteristic, number of Subgroups, dan Size of Subgroups klik OK isikan data pada kolom Characteristic 1 simpan dengan nama masalah3_2.QCC 3.4 Menampilkan Grafik Klik gallery Setup Klik pilihan C (Number Nonconformity) Klik OK

BAB 4. HASIL PENGAMATAN DAN PERHITUNGAN4.1 Hasil Pengamatan 4.1.1 X-chart

4.1.2 R-chart

4.1.3 Atribut Data

4.1.4 Contoh Soal Buku

4.2 Hasil Perhitungan 4.2.1 Tugas Soal Nomor 4 X-chart

Atribut Data

4.2.2 Tugas Soal Nomor 5

BAB 5. PEMBAHASAN 5.1 QCC dan ASA Pada praktikum kali ini dilakukan 2 metode yang berbeda yaitu metode QCC dan metode ASA. Metode ASA merupakan metode yang digunakan untuk menganalisis penerimaan produk sehingga produsen dapat mengambil keputusan analisa yang tepat. ASA juga dapat dikatakan sebagai suatu teknik untuk memutuskan proses produksi telah memenuhi standart mutu tertentu berdasarkan penerimaan sejumlah sampel untuk tingkat resiko kecacatan yang telah ditentukan. ASA ini biasanya merupakan pemeriksaan yang berhubungan dengan sifat-sifat barang karena sifatsifat itulah yang nantinya dapat berpengaruh besar pada kualitas produk yang telah jadi. Jadi ASA ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar konsumen ataupun produsen dapat menerima suatu produk tertentu yang memiliki nilai kacacatan tertentu pula kemudian tingkat penerimaan tadi dapat dianalisis. QCC adalah singkatan dari Quality Control Circle, atau GKM (Gugus Kendali Mutu). QCC/GKM adalah kelompok karyawan paling bawah secara struktural dari suatu organisasi, terdiri dari seksi/sub seksi yang sama, berjumlah 3-7 orang, yang melakukan kegiatan peningkatan dan pengembangan mutu secara terus menerus dalam waktu 3-4 bulan. Kontrol kualitas (QC) adalah sebuah prosedur atau set prosedur yang dirancang untuk memastikan bahwa produk yang diproduksi atau layanan dilakukan mematuhi yang ditetapkan menetapkan kriteria mutu atau memenuhi persyaratan pelanggan atau pelanggan. QCC mirip dengan SPC (Statistical Proxcess Control). Grafik SPC adalah salah satu dari tujuh perangkat dasar pengendalian kualitas (soven basic quality controls). Teknik teknik lainnya yaitu :

1. Cause-and-Effect Diagrams (Diagram sebab-akibat) Merupakan diagram yang menunjukkan hubungan antara suatu masalah dan kemungkinan penyebabnya Dikembangkan oleh Kaoru Ishikawa (1953). Disebut juga diagram tulang Ikan (Fishbone Diagram) atau Diagram ishikawa. Dalam menyusun diagram ini harus diingat beberapa hal yaitu: untuk industry barang diingat 4 M yaitu man, method, machine, material. Sedangkan untuk industry jasa adalah equipment, people, policies dan procedures. 2. Histogram Dikenal juga sebagai grafik distribusi frekuensi, salah satu jenis grafik batang yang digunakan untuk menganalisa mutu dari sekelompok data (hasil produksi), dengan menampilkan nilai tengah sebagai standar mutu produk dan distribusi atau penyebaran datanya. Meski sekelompok data memiliki standar mutu yang sama, tetapi bila penyebaran data semakin melebar ke kiri atau ke kanan, maka dapat dikatakan bahwa mutu hasil produksi pada kelompok tersebut kurang bermutu, sebaliknya, semakin sempit sebaran data pada kiri dan kanan nilai tengah, maka hasil produksi dapat dikatakan lebih bermutu, karena mendekati spect yang telah ditetapkan. 3. Pareto Diagram Diagram Pareto pertama kali diperkenalkan oleh seorang ahli ekonomi dari Italia, bernama "Vilvredo Pareto", pada tahun 1897 dan kemudian digunakan oleh Dr. M. Juran dalam bidang pengendalian mutu. Alat bantu ini biasa digunakan untuk menganalisa suatu fenomena, agar dapat diketahui hal-hal yang prioritas dari fenomena tersebut. Maka istilah PARETO biasanya identik dengan PRIORITY. 4. Flowcharts (Diagram Alir)

Merupakan gambaran tentang urutan suatu proses yang akan dilakukan. Flowcharts digunakan untuk menguraikan proses-proses yang akan diperbaiki. 5. Run Charts (time series plot) Digunakan untuk menguji perilaku suatu variabel dari waktu ke waktu selain itu juga sebagai dasar untuk peta kendali (Control Charts). 6. Scatter Diagram Scatter diagram (diagram penyebaran/pencar) merupakan cara yang paling sederhana untuk menentukan hubungan antara sebab dan akibat dari dua variabel. Langkahlangkah penyusunan: Data dikumpulkan dalam bentuk pasangan titik (x, y). Dari titik-titik tersebut dapat diketahui hubungan antara variabel x dan variabel y, apakah terjadi hubungan positif atau negatif. 7. Statistical Process Control (SPC) SPC merupakan teknik secara statistik yang dapat digunakan untuk memonitor dan menganalisa suatu proses produksi yang kemudian memberikan dasar untuk mencapai perbaikan secara kontinu. Tujuan dari SPC adalah untuk memperbaiki kualitas produk namun hanya memberi informasi data statistik. 5.3 X Chart, R Chart, C Chart dan OC Curve X-Chart adalah jenis control chart yang menggunakan angka rata-rata dari contoh yang diambil dari suatu paket produk output yang akan diukur variable atau atribut dalam rangka untuk mengetahui status proses produksi atau tingkat pengendalian kualitas dan biasa dinamakan sample average. R-Chart menjelaskan perubahan perubhan yang terjadi dalam ukuran variasi, sehingga berkaitan dengan perubahan homogenitas produk yang dihasilkan melalui suatu proses. serta meningkatkan proses. Metode SPC ini tidak secara langsung dapat memberikan solusi,

C- Chart merupakan suatu alat statistik yang dapat digunakan untuk memperlihatkan variasi-variasi didalam kualitas keluaran yang disebabkan oleh penyebab khusus dan penyebab umum dan sekaligus melalui peta kendali dapat digunakan untuk menghilangkan variasi data yang tidak normal. Manfaat dari peta kendali adalah memberitahukan kapan harus membiarkan suatu proses berjalan seadanya atau kapan harus mengambil tindakan untuk mengatasi gangguan. Operating Characteristic Curve adalah kurva yang menghubungkan antara besarnya nilai cacat dengan peluang penerimaan produk oleh konsumen, semakin besar nilai cacatnya, maka peluang akan semakin besar. Berdasarkan hasil praktikum yang dilakukan pada contoh soal no 1 diperoleh grafik yang menunjukkan bahwa pada pengamatan terhadap pemotongan kayu di PT. AGRI menunjukkan bahwa proses pemotongan kayu masih memenuhi mutunya dan tidak ada penyimpangan. Metode X-chart. Hasil UCL adalah 10.0196; CL adalah 10.0019; dan LCL adalah 9.9842. Metode Rchart. Hasil UCL adalah 0.0648; (CL) adalah 0.0307; dan LCL adalah 0. Pada contoh soal no 2 diperoleh grafik bahwa pada pengamatan terhadap kaki-kaki meja yang sedang diproduksi oleh PT. ASRI dengan menggunakan metode Atribut Data juga memiliki status In Control. Metode C-chart. Pada solusi, nilai yang diperoleh C-chart untuk nilai UCL adalah 3.4833; nilai CL adalah 0,8; dan untuk nilai LCL adalah -1.8833. dapat disimpulkan tidak ada penyimpangan dan sesuai syarat. Untuk contoh soal no 3 yaitu mengenai ASA maka diperoleh kesimpulan bahwa dari 200 item. Bila nilai kerusakan lebih dari 2, maka sampel ditolak. Dan bila tidak maka sampel diterima. Berdasarkan perhitungan dengan software untuk soal pada pengukuran berat produk yang diteliti secara acak yang sedang diproduksi oleh suatu perusahaan dengan menggunakan metode Variabel Data memiliki status In penerimaannya dari konsumen semakin rendah dan jika nilai cacatnya semakin kecil maka peluang penerimaan konsumen

Control berarti tidak ada penyimpangan dan sesuai standar dan dari selang kepercayaan 99.97% hasil grafik didapat yaitu CL = 80.0825; UCL = 81.7762; dan LCL = 78.3888 Untuk soal selanjutnya yaitu mengenai ASA maka diperoleh kesimpulan bahwa dari 200 item. Bila nilai kerusakan lebih dari 5, maka sampel ditolak. Dan bila tidak maka sampel diterima

DAFTAR PUSTAKA

Anonim. 2010. Petunjuk Praktikum Perencanaan Industri. Jember: FTP UNEJ. Maulana, Agus. 1993. Sistem Pengendalian Manajemen Jilid II. Jakarta : Binarupa Aksara. Montgomery, D. C. 1985. Pengantar Pengendalian Kualitas Statistik. Terjemahan: Zanzawi, S. Yogyakarta: Universitas Gajah Mada Praptono. 1986. Buku Materi Pokok Statistika Pengawasan Kualitas. Jakarata: Universitas Terbuka Prawirosentuno. 2000. Pengendalian Produksi. Jakarta : Erlangga. Suryadi, P, 2002. Manajemen Operasi Analisa dan Studi Kasus. Jakarta : Bumi Aksara. Sudjana. 2000. Metode Statistika II. Bandung: Tarsito