Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

65
1. PENDAHULUAN DATA UMUM Nama proyek : Rumah tinggal Puri Gading Lokasi proyek : Jimbaran-Bali DATA STRUKTUR Fungsi bangunan : Rumah tinggal Sistem struktur : Struktur beton bertulang Mutu beton : f’c = 20 Mpa Mutu tulangan : BJTD 40 fy = 400 MPa : BJTP 24 fy = 240 MPa Jenis pondasi : Pondasi telapak Jumlah dan fungsi lantai: - Lantai 1 : Hunian - Lantai 2 : Hunian - Lantai 3 : Hunian Tinggi Bangunan : - lantai 1 – lantai 2 = 2.7 meter - lantai 2 – lantai 3 = 3.3 meter - Lantai 3 – ring balok= 2.85 meter PERATURAN PERENCANAAN 1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002 2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-2012 3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983) 1

description

Laporan Struktur Rumah Tinggal

Transcript of Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Page 1: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

1. PENDAHULUAN

DATA UMUM

Nama proyek : Rumah tinggal Puri Gading

Lokasi proyek : Jimbaran-Bali

DATA STRUKTUR

Fungsi bangunan : Rumah tinggal

Sistem struktur : Struktur beton bertulang

Mutu beton : f’c = 20 Mpa

Mutu tulangan : BJTD 40 fy = 400 MPa

: BJTP 24 fy = 240 MPa

Jenis pondasi : Pondasi telapak

Jumlah dan fungsi lantai: - Lantai 1 : Hunian

- Lantai 2 : Hunian

- Lantai 3 : Hunian

Tinggi Bangunan : - lantai 1 – lantai 2 = 2.7 meter

- lantai 2 – lantai 3 = 3.3 meter

- Lantai 3 – ring balok = 2.85 meter

PERATURAN PERENCANAAN

1. Tata Cara Perencanaan Struktur Beton Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-2847-2002

2. Tata Cara Perencanaan Ketahanan Gempa Untuk Bangunan Gedung, SNI-03-1726-

2012

3. Peraturan Pembebanan Indonesia Untuk Gedung 1983 (PPIUG 1983)

PEMBEBANAN

Struktur dibebani dengan beban akibat berat sendiri struktur, beban mati tambahan, beban

hidup dan beban gempa. Beban mati tambahan meliputi dan beban finishing lantai serta

beban genteng. Beban hidup meliputi beban hidup lantai dan beban

1

Page 2: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

akibat air hujan. Beban yang digunakan dalam perencanaan struktur meliputi:

1. Beban mati (D) : berat sendiri struktur + beban mati tambahan + beban genteng

2. Beban hidup (L) : beban hidup pada lantai dan beban hidup atap

3. Beban gempa (E)

Kombinasi beban yang digunakan yaitu:

1. 1,4D

2. 1,2D + 1,6 L

3. 1D + 1L +1E

4. 1D + 1L - 1E

5. 1,2D + L + E

6. 1,2D + L – E

7. 0,9 D + E

8. 0,9D – E

Beban-beban yang bekerja pada struktur:

A. Beban mati

1. Beban mati finishing lantai

Adukan per cm tebal : 21 kg/m2 (PPIUG 1983)

Penutup lantai per cm tebal : 24 kg/m2 (PPIUG 1983)

Plafond : 18 kg/m2 (PPIUG 1983)

Beban MEP : 30 kg/m2

2. Beban genteng : 50 kg/m2 (PPIUG 1983)

B. Beban hidup

1. Beban hidup lantai : 250 kg/m2 (PPIUG 1983)

2. Beban hidup pada atap gedung

Pada atap dan/atau bagian atap serta pada struktur tudung (canopy) yang dapat dicapai

dan dibebani oleh orang, harus diambil 100 kg/m2 bidang datar.

Pada atap dan/atau bagian atap yang tidak dapat dicapai dan dibebani oleh orang, harus

diambil yang paling menentukan diantara kedua macam beban berikut:

a. Beban terbagi rata per m2 bidang datar berasal dari air hujan sebesar (40-0,8α) kg/m2.

Dimana α adalah sudut kemiringan atap dalam derajat, dengan ketentuan beban

tersebut tidak perlu diambil > 20 kg/m2 dan tidak perlu ditinjau bila α > 50o.

b. Beban terpusat berasal dari seorang pekerja atau seorang pemadam kebakaran

dengan peralatannya sebesar 100 kg.

2

Page 3: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

C. Beban gempa

Perhitungan beban gempa pada SAP 2000 menggunakan fitur pembebanan gempa

otomatis yaitu fitur Auto load berdasarkan IBC 2009 yang disesuaikan dengan SNI

Gempa tahun 2012. Penggunaan IBC 2009 ini disesuaikan dengan Peta Zonasi gempa

terbaru tahun 2012 terbitan PU (Gambar 1). Parameter-parameter yang disesuaikan

tersebut antara lain :

1. Spektral percepatan, Ss : 0,979

2. Spektral percepatan, S1 : 0,354

3. Faktor Respon Modifikasi (R) : 8

4. Faktor Sistem Perkuatan (Ss) : 3

5. Faktor Deflection Amplication (Cd) : 5,5

6. Faktor Keutamaan Gedung (I) : 1

7. Kelas Tanah : C (Keras)

8. Kategori desain seismik (KDS) : D ( High Seismic Risk)

- Fa : 1,008

- Fv : 1,446

- SDS : 0.658 g

- SD1 : 0,341 g

3

Page 4: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar.1. Grafik Peta Zonasi Gempa Indonesia

1. PEMODELAN DAN ANALISIS STRUKTUR

PEMODELAN STRUKTUR

Struktur Rumah lantai 3 dimodel sebagai Struktur Rangka Open Frame. Untuk

menganalisa dan mendisain struktur, telah dibuat sebuah model struktur dengan

menggunakan program SAP 2000.

Pembebanan pada model struktur diberikan sesuai dengan perhitungan beban rencana yang

telah dibahas sebelumnya.

Data-data elemen struktur:

1. Balok

TB1 150/250 mm

B1 200/700 mm

B2 150/550 mm

B3 150/400 mm

B4 150/250 mm

2. Kolom

C1 450/1000 mm

C2 150/900 mm

C3 150/450 mm

C4 150/200 mm

3. Pelat

Pelat lantai dasar : 100 mm

Pelat lantai : 150 mm

Pelat atap : 120 mm

4

Page 5: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 3. Gambar Model Struktur 3D

5

Page 6: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

ANALISIS STRUKTUR

Analisis struktur dilakukan menggunakan program SAP 2000 dengan faktor beban

merujuk pada peraturan perencanaan struktur beton bertulang untuk gedung SNI 03-2847-

2002. Dari hasil analisa struktur, diperoleh gaya-gaya dalam masing-masing struktur

portal.

a. Diagram Momen

Gambar 4. Diagram Momen portal 5 akibat Berat Mati (KNm)

6

Page 7: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 5. Diagram Momen portal O akibat Beban Mati (KNm)

7

Page 8: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 6. Diagram Momen portal 5 akibat Beban Hidup (KNm)

8

Page 9: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 7. Diagram Momen portal O akibat Beban Hidup (KNm)

9

Page 10: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 8. Diagram Momen portal 5 akibat Beban Gempa-X (KNm)

10

Page 11: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 9. Diagram Momen portal O akibat Beban Gempa-X (KNm)

11

Page 12: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 10. Diagram Momen portal 5 akibat Beban Gempa-Y (KNm)

12

Page 13: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 11. Diagram Momen portal O akibat Beban Gempa-Y (KNm)

13

Page 14: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

b. Diagram Geser

Gambar 12. Diagram Geser portal 5 akibat Beban Mati (KN)

14

Page 15: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 13. Diagram Geser portal O akibat Beban Mati (KN)

15

Page 16: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 14. Diagram Geser portal 5 akibat Beban Hidup (KN)

16

Page 17: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 15. Diagram Geser portal O akibat Beban Hidup (KN)

17

Page 18: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 16. Diagram Geser portal 5 akibat Beban Gempa-X (KN)

18

Page 19: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 17. Diagram Geser portal O akibat Beban Gempa-X (KN)

19

Page 20: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 18. Diagram Geser portal 5 akibat Beban Gempa-Y (KN)

20

Page 21: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 19. Diagram Geser portal O akibat Beban Gempa-Y (KN)

21

Page 22: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

c. Diagram Aksial

Gambar 20. Diagram Aksial portal 5 akibat Beban Mati (KN)

22

Page 23: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 21. Diagram Aksial portal O akibat Beban Mati (KN)

23

Page 24: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 22. Diagram Aksial portal 5 akibat Beban Hidup (KN)

24

Page 25: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 23. Diagram Aksial portal O akibat Beban Hidup (KN)

25

Page 26: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 24. Diagram Aksial portal 5 akibat Beban Gempa-X (KN)

26

Page 27: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 25. Diagram Aksial portal O akibat Beban Gempa-X (KN)

27

Page 28: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 26. Diagram Aksial portal 5 akibat Beban Gempa-Y (KN)

28

Page 29: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 27. Diagram Aksial portal O akibat Beban Gempa-Y (KN)

29

Page 30: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

PENULANGAN ELEMEN STRUKTUR

Masing-masing elemen struktur seperti balok, kolom dan pelat didesain untuk menahan

gaya-gaya dalam yang terjadi, dengan asumsi mutu beton f’c 20 MPa setara dengan beton

K225, dan mutu baja fy 400 MPa. Dalam perencanaan struktur Rumah Puri Gading Lantai

3 ini, data tulangan direncanakan berdasarkan hasil desain SAP 2000 menggunakan

peraturan ACI 318-05/IBC 2003. Berikut ini ditampilkan kebutuhan tulangan perlu untuk

elemen balok dan kolom yang merupakan hasil desain SAP 2000.

Penulangan Pelat

Penulangan Pelat Lantai 2 dan 3 (150 mm)

Dalam perencanaan tulangan pelat lantai menggunakan analisis tulangan tunggal. Dari

hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000, diperoleh keluaran momen maksimum

yang terjadi pada tumpuan dan lapangan pelat lantai 2 dan 3 adalah sebagai berikut untuk

arah x.

Momen maksimum pada tumpuan yaitu, -12,77 KNm

Momen maksimum pada lapangan yaitu, 5,98 KNm

Lebar pelat (b)= 1000 mm

Tebal pelat (h)= 150 mm

Mutu beton (f’c) = 20 MPa

Mutu tulangan tarik dan tekan (fy) = 400 Mpa

ρ min 1 = 1,4/fy = 1,4/400 = 0,0035

ρ min 2 =

√ f ' c4 ( fy )

= √204 (400 )

=0,00279

diambil ρ min=0.0035

ρ maks = 0,75 ρb

ρb=0 , 85 f ' cfy

x0 , 85(600600+fy )= 0 ,85(20)

400x0 ,85(600

600+400 )=0 , 021675

ρ maks = 0,75(0,021675) = 0,0162

Penutup beton (p) = 25 mm

Diameter tulangan rencana = 10 mm

30

Page 31: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Tinggi efektif pelat (d) = 120 mm

-Penulangan pelat lantai pada daerah lapangan arah x:

Mu = 5,98 KNm =5980000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 5980000/0,8 = 7475000 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 0,52 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1m (1−√1−2 mRn

fy )= 0,00131

Karena nilai ρ hasil analisis < ρ min, untuk selanjutnya digunakan nilai ρ = ρ min = 0.0035

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*120 = 420 mm2

Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm

N =

As14⋅π⋅d2

=

42014⋅π⋅102

= 5 buah tulangan

S =

10005 = 200 mm

Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 200 mm

-Penulangan pelat lantai pada daerah tumpuan arah x:

Mu = 12,77 KNm = 12770000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 12770000/0,8 = 15962500 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 1,10 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1

m (1−√1−2 mRnfy )

= 0,0028

Karena nilai ρ hasil analisis < ρ min, untuk selanjutnya digunakan nilai ρ = 0,0035.

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*120 = 420 mm2

Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm

N =

As14⋅π⋅d2

=

42014⋅π⋅102

= 5 buah tulangan

S =

10005 = 200 mm

Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 200 mm

31

Page 32: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Penulangan Pelat Atap (120 mm)

Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000, diperoleh keluaran momen

maksimum yang terjadi pada tumpuan dan lapangan pelat lantai adalah sebagai berikut.

Momen maksimum pada tumpuan -4,65 KNm

Momen maksimum pada lapangan 5,98 KNm

Lebar pelat (b)= 1000 mm

Tebal pelat (h)= 120 mm

Mutu beton (f’c) = 20 MPa

Mutu tulangan tarik dan tekan (fy) = 400 Mpa

ρ min 1 = 1,4/fy = 1,4/400 = 0,0035

ρ min 2 =

√ f ' c4 ( fy )

= √204 (400 )

=0.00279

diambil ρ min=0.0035

ρ maks = 0,75 ρb

ρb=0 , 85 f ' cfy

x0 , 85(600600+fy )= 0 ,85(20)

400x0 ,85(600

600+400 )=0 ,021675

ρ maks = 0,75(0,0162) = 0,01215

Penutup beton (p) = 25 mm

Diameter tulangan rencana = 10 mm

Tinggi efektif pelat (d) = 90 mm

Penulangan pelat lantai pada daerah tumpuan arah x:

Mu = 4,65 KNm = 4650000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 4650000/0,8 = 5812500 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 0,717 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1m (1−√1−2 mRn

fy )= 0,00183

Digunakan nilai ρ min = 0,0035.

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*90 = 315 mm2

32

Page 33: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm

N =

As14⋅π⋅d2

=

31514⋅π⋅102

= 5 buah tulangan

S =

10005 = 200 mm

Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 200 mm

Penulangan pelat lantai pada daerah lapangan arah x:

Mu = 5,98 KNm = 5980000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 5980000/0,8 = 7475000 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 0,90 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1

m (1−√1−2 mRnfy )

= 0,0023

Digunakan nilai ρ = 0,0035

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*90 = 315 mm2

Direncanakan menggunakan tulangan dengan ϕ 10 mm

N =

As14⋅π⋅d2

=

31514⋅π⋅102

= 5 buah tulangan

S =

10005 = 200 mm

Jadi untuk tulangan lapangan dipasang ϕ 10 – 200 mm

Penulangan Pelat Lantai Dasar (100 mm)

Dari hasil analisis struktur menggunakan SAP 2000, diperoleh keluaran momen

maksimum yang terjadi pada tumpuan dan lapangan pelat lantai adalah sebagai berikut.

Momen maksimum pada tumpuan -3,32 KNm

Momen maksimum pada lapangan 1,33 KNm

Lebar pelat (b)= 1000 mm

33

Page 34: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Tebal pelat (h)= 100 mm

Mutu beton (f’c) = 20 MPa

Mutu tulangan tarik dan tekan (fy) = 400 Mpa

ρ min 1 = 1,4/fy = 1,4/400 = 0,0035

ρ min 2 =

√ f ' c4 ( fy )

= √204 (400 )

=0.00279

diambil ρ min=0.0035

ρ maks = 0,75 ρb

ρb=0 , 85 f ' cfy

x0 , 85(600600+fy )= 0 ,85(20)

400x0 ,85(600

600+400 )=0 ,021675

ρ maks = 0,75(0,0162) = 0,01215

Penutup beton (p) = 25 mm

Diameter tulangan rencana = 10 mm

Tinggi efektif pelat (d) = 90 mm

Penulangan pelat lantai pada daerah tumpuan arah x:

Mu = 3,32 KNm = 3320000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 3320000/0,8 = 4150000 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 0,84 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1m (1−√1−2 mRn

fy )= 0,002173

Digunakan nilai ρ min = 0,0035.

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*70 = 245 mm2

Jika digunakan wiremesh M7 sebagai tulangan pelat,

As M7 = ((1000/150)+1)*(1/4)*π*(72)

= 256,563 mm2

As M7 > As analisis, sehingga penggunaan wiremesh M7 dapat digunakan.

Penulangan pelat lantai pada daerah lapangan arah x:

Mu = 1,33 KNm = 1330000 Nmm

Mn = Mu/Ø = 1330000/0,8 = 1662500 Nmm

Rn = Mn/(b*d2) = 0,34 MPa

34

Page 35: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

m = fy/0,85f’c = 23,52

ρ= 1

m (1−√1−2 mRnfy )

= 0,000857

Digunakan nilai ρ = 0,0035

As = ρ*b*d = 0,0035*1000*70 = 245 mm2

Jika digunakan wiremesh M7 sebagai tulangan pelat,

As M7 = ((1000/150)+1)*(1/4)*π*(72)

= 256,563 mm2

As M7 > As analisis, sehingga penggunaan wiremesh M7 dapat digunakan.

Penulangan Balok Dan Kolom

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu

pada balok. Dengan fasilitas offset dalam SAP 2000 didapat gaya-gaya dalam yang

digunakan dalam perhitungan adalah gaya-gaya dalam yang terjadi di muka kolom,

sehingga bisa didapat luas tulangan perlu yang lebih sedikit.

Penulangan Balok Sloof TB1 150/250

Gambar. 28 Kebutuhan Tulangan Lentur Sloof TB1 150/250 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 28 tulangan perlu pada balok dengan ukuran 150/250 mm

Pada tumpuan atas (tulangan tarik) As perlu = 156 mm2 2D13(As = 265,33 mm2)

Pada tumpuan bawah (tulangan tekan) As perlu = 53 mm2 2D13(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan atas (tulangan tekan) As perlu = 50 mm2 2D13 (As = 265,33 mm2)

Pada lapangan bawah (tulangan tarik) As perlu = 50 mm2 2D13 (As = 265,33 mm2)

Penulangan Geser

35

Page 36: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser

perlu pada balok. Diambil contoh salah satu penulangan geser balok dari hasil keluaran

SAP 2000 seperti diperlihatkan pada Gambar 29.

Gambar 29. Kebutuhan Tulangan Geser Sloof TB1 150/250

Dari Gambar 29 tulangan geser perlu pada balok dengan ukuran 150x250 mm. Pada

tumpuan diperoleh rasio tulangan geser maksimum (Av/s ) = 0,215 mm/mm2 dan pada

lapangan 0,215 mm/mm2. Tulangan sengkang menggunakan Ø8, maka jarak tulangan (s)

dihitung sebagai berikut :

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,215

s = 467,35 mm,

Lapangan

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,215

s = 467,35 mm,

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø8-100 mm dan sengkang lapangan Ø8-100

Penulangan Balok B1 200/700

Gambar. 30 Kebutuhan Tulangan Lentur B1 200/700 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 30 tulangan perlu pada balok dengan ukuran 200x700 mm

36

Page 37: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Pada tumpuan atas (tulangan tarik) As perlu = 168 mm2 3D16(As = 397,995mm2)

Pada tumpuan bawah (tulangan tekan) As perlu = 84 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan atas (tulangan tekan) As perlu = 42 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan bawah (tulangan tarik) As perlu = 102 mm2 3D16(As = 397,995mm2)

Penulangan Geser

Gambar 31. Kebutuhan Tulangan Geser B1 200/700

Dari Gambar 31 tulangan geser perlu pada balok B1 200x700 mm. Pada tumpuan

diperoleh rasio tulangan geser maksimum = 0,431

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,431

s = 233,25 mm, smaks = d/2 = (700-20-8-16/2)/2 = 332 mm

Lapangan

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,119

s = 844.8 mm, smaks = d/2 = (700-20-8-16/2)/2 = 332 mm

Jadi, dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø8-100 mm dan sengkang lapangan Ø8-150

mm.

Penulangan Balok B2 150/550

Gambar. 32 Kebutuhan Tulangan Lentur B2 150/550 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 32 tulangan perlu pada balok dengan ukuran 150x550 mm

Pada tumpuan atas (tulangan tarik) As perlu = 184 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada tumpuan bawah (tulangan tekan) As perlu = 92 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

37

Page 38: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Pada lapangan atas (tulangan tekan) As perlu = 46 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan bawah (tulangan tarik) As perlu = 62 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Penulangan Geser

Gambar 33. Kebutuhan Tulangan Geser B2 150/550

Dari Gambar 33 tulangan geser perlu pada balok B2 150x550 mm. Pada tumpuan

diperoleh rasio tulangan geser maksimum = 0,431

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,431

s = 233,25 mm, smaks = d/2 = (550-20-8-16/2)/2 = 257 mm

Lapangan

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,431

s = 233,25 mm, smaks = d/2 = (550-20-8-16/2)/2 = 257 mm

Jadi, dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø8-100 mm dan sengkang lapangan Ø8-150

mm.

Penulangan Balok B3 150/400

Gambar. 34 Kebutuhan Tulangan Lentur B3 150/400 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 34 tulangan perlu pada balok dengan ukuran 150x4000 mm

Pada tumpuan atas (tulangan tarik) As perlu = 151 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

38

Page 39: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Pada tumpuan bawah (tulangan tekan) As perlu = 75 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan atas (tulangan tekan) As perlu = 100 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan bawah (tulangan tarik) As perlu = 37 mm2 2D16 (As = 265,33 mm2)

Penulangan Geser

Gambar 35. Kebutuhan Tulangan Geser B3 150/400

Dari Gambar 35 tulangan geser perlu pada balok B200x300 mm. Pada tumpuan diperoleh

rasio tulangan geser maksimum = 0,783

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,783

s = 128,4 mm, smaks = d/2 = (400-20-8-16/2)/2 = 182 mm

Lapangan

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,687

s = 146,33 mm, smaks = d/2 = (400-25-6-16/2)/2 = 182 mm

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø8-100 mm dan sengkang lapangan Ø8-150.

Penulangan Balok B4 150/250

Gambar. 36 Kebutuhan Tulangan Lentur B4 150/250 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 34 tulangan perlu pada balok dengan ukuran 150x250 mm

Pada tumpuan atas (tulangan tarik) As perlu = 71 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada tumpuan bawah (tulangan tekan) As perlu = 35 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan atas (tulangan tekan) As perlu = 24 mm2 2D16(As = 265,33 mm2)

Pada lapangan bawah (tulangan tarik) As perlu = 19 mm2 2D16 (As = 265,33 mm2)

39

Page 40: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Penulangan Geser

Gambar 37. Kebutuhan Tulangan Geser B4 150/250

Dari Gambar 35 tulangan geser perlu pada balok B200x300 mm. Pada tumpuan diperoleh

rasio tulangan geser maksimum = 0,287

Tumpuan.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,287

s = 350,28 mm, smaks = d/2 = (250-20-8-16/2)/2 = 107 mm

Lapangan

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π82) : 0,287

s = 350,28 mm, smaks = d/2 = (250-20-8-16/2)/2 = 107 mm

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø8-100 mm dan sengkang lapangan Ø8-100.

Penulangan Kolom C1 450/1000

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu

pada kolom. Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP 2000 seperti

diperlihatkan pada Gambar 38.

40

Page 41: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 38. Kebutuhan Tulangan Lentur K150/300 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 38 tulangan perlu pada kolom C1 450 x1000 mm

As perlu = 4500 mm2

Dipasang tulangan 16 D 19 , As = 4536,46 mm2

Penulangan Geser

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser

perlu pada kolom Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP 2000 seperti

diperlihatkan pada Gambar 39.

41

Page 42: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 40. Disain Kebutuhan Tulangan Geser K150 x300

Berdasarkan SAP 2000.

Dari gambar 40 rasio tulangan geser perlu terbesar pada kolom yang ditinjau adalah 0,646.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π102) : 0,646

s = 157,07 mm, smaks = d/2 = (1000-20-10-19/2)/2 = 480.75 mm

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø10-100 mm.

Penulangan Kolom C2 150/900

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu

pada kolom C2 150x900 mm.

42

Page 43: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 41. Kebutuhan Tulangan Lentur C2 150/900 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 41 tulangan perlu pada kolom C2 150 x 900 mm

As perlu = 1350 mm2

Dipasang tulangan 10 D 16 , As = 2010,62 mm2

Penulangan Geser

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser

perlu pada kolom Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP 2000 seperti

diperlihatkan pada Gambar 41.

43

Page 44: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 42. Disain Kebutuhan Tulangan Geser C2 150 x 900

Berdasarkan SAP 2000.

Dari gambar 42 rasio tulangan geser perlu terbesar pada kolom yang ditinjau adalah 1,293.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π102) : 1,293

s = 121,48 mm, smaks = d/2 = (900-20-10-16/2)/2 = 431 mm

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø10-100 mm.

Penulangan Kolom C3 150/450

44

Page 45: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu

pada kolom C3 150x450 mm.

Gambar 43. Kebutuhan Tulangan Lentur C3 150/450 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 43 tulangan perlu pada kolom C3 150 x 450 mm

As perlu = 1608 mm2

Dipasang tulangan 8 D 16 , As = 1608 mm2

Penulangan Geser

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser

perlu pada kolom Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP 2000 seperti

diperlihatkan pada Gambar 44.

45

Page 46: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 44. Disain Kebutuhan Tulangan Geser C2 150 x 450

Berdasarkan SAP 2000.

Dari gambar 44 rasio tulangan geser perlu terbesar pada kolom yang ditinjau adalah 0,646.

s = 2As : Av/s

s = 2(1/4π102) : 0,646

s = 243,15 mm, smaks = d/2 = (450-20-10-16/2)/2 = 206 mm

46

Page 47: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø10-100 mm.

Penulangan Kolom C4 150/250

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan perlu

pada kolom C4 150x250 mm.

Gambar 45. Kebutuhan Tulangan Lentur C4 150/250 Berdasarkan SAP 2000

Dari Gambar 45 tulangan perlu pada kolom C4 150 x 250 mm

As perlu = 375 mm2

Dipasang tulangan 6 D 16 , As = 1206 mm2

Penulangan Geser

47

Page 48: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Dari hasil analisis struktur dalam SAP 2000, diperoleh keluaran jumlah tulangan geser

perlu pada kolom Diambil contoh salah satu kolom dari hasil keluaran SAP 2000 seperti

diperlihatkan pada Gambar 46.

Gambar 46. Disain Kebutuhan Tulangan Geser C4 150 x 250

Berdasarkan SAP 2000.

Dari gambar 46 rasio tulangan geser perlu terbesar pada kolom yang ditinjau adalah 0,376.

s = 2As : Av/s

48

Page 49: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

s = 2(1/4π102) : 0,376

s = 417,76 mm, smaks = d/2 = (250-20-10-16/2)/2 = 106 mm

Dipasang tulangan sengkang tumpuan Ø10-100 mm.

PERENCANAAN PONDASI

Pondasi telapak diletakkan di atas lantai kerja lime stone yang dipadatkan dengan

ketebalan minimum 600 mm.

Data perencanaan.

Dari data sondir pada lokasi titik S.12 diperoleh data

qc : 80 kg/cm2

Tegangan ijin tanah (σt) : qc/30 = 80/30 = 2,67 kg/cm2 = 26,7 t/m2

Beban aksial Kolom grid N7 : 65,504ton

Lebar pondasi, B= √ Pσ t

=√ 65,50426,67

= 1,5 m.

Di gunakan ukuran pondasi 2 m x 1,5 m

Kontrol geser:

Dimensi kolom = 1000x450 mm

Lebar pondasi arah x = 1500 mm

d = 450 mm – 75 mm – 16/2 = 367 mm

Pu = 655,04 kN (kombinasi 1,2D+1,6L).

Tegangan yang terjadi pada dasar pondasi (qx)

qx=Pu

A =

655,042x 1,5

= 218,34 kN/m2

L’ = ½ lebar pondasi – ½ lebar kolom –d

= 0,5x2- 0,5x0,45 - 0,367= 0,408 m

Gaya geser terfaktor yang bekerja pada penampang kritis

49

Page 50: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Vu = qxbw L’

= 218,34 x 2 x 0,408 = 178,1 kN

Kuat geser beton

Vc =

√ f ' c bwd6 =

√20 x 2x 3676 = 547,10 kN

фVc = 410,325 kN

Syarat Vu < фVc

178,1 kN < 410,325 kN ...........................OK

Penulangan pelat pondasi

Data perencanaan:

o Pu : 655,04 kN

o Panjang pondasi (L) : 2000 mm

o Lebar pondasi (B) : 1500 mm

o Dicoba tebal pondasi (h) : 500 mm

o Penutup beton (p) : 75 mm

o Diameter tulangan pondasi : 16 mm

o Mutu beton (f’c) : 20 Mpa

o Mutu tulangan tarik (fy) : 400 Mpa

o Tinggi efektif pelat (d) = 367 mm

o β (untuk f’c< 30 Mpa) = 1

50

Page 51: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

Gambar 47. Gambar Diagram Momen Pada Pondasi.

q= PuB

=655,041,5

=436,7 kN/m2

M=12

q l2 =

12

436,7 (2)2= 873,4 kNm

Rn = Mn/(b*d2) = 873400000/(2000x3672) = 3,24 MPa

m = fy/0,85f’c = 23,529

ρ= 1m (1−√1−2 mRn

fy )= 0,009

ρ min = 1,4/fy = 0,0035

Karena nilai ρ hasil analisis > ρ min, untuk selanjutnya digunakan nilai ρmin = 0,0035.

Asperlu = ρ*b*d = 0,0035*2000*367= 2569 mm2

Digunakan tulangan D16, As = 201,06 mm2

n = Asperlu/As = 2569/201,06 = 13

s = 2000/(n-1) = 2000/(13-1) = 166,67 mm

Digunakan diameter tulangan D16-150 mm.

51

Page 52: Laporan Perencanaan Struktur Rumah Puri Gading

LAMPIRAN

52