Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y...

121
Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 YOGYAKARTA

Transcript of Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y...

Page 1: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan PerekonomianDaerah Istimewa Yogyakarta

2010

YOGYAKARTA

Page 2: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

VISI BANK INDONESIA“Menjadi Bank Sentral yang kredibel secara nasional maupun internasional melalui penguatan

nilai-nilai strategis serta pencapaian inflasi yang rendah dan stabil”

MISI BANK INDONESIA“Mencapai dan memelihara kestabilan nilai rupiah melalui pemeliharaan kestabilan moneter

dan sistem keuangan untuk mendukung pembangunan nasional yang berkesinambungan”

NILAI STRATEGIS BANK INDONESIA“Kompetensi - Integritas - Transparansi - Akuntabilitas - Kebersamaan.”

VISI KANTOR BANK INDONESIA“Menjadi Kantor Bank Indonesia yang dapat dipercaya di daerah melalui peningkatan peran

dalam menjalankan tugas-tugas Bank Indonesia yang diberikan.”

MISI KANTOR BANK INDONESIA“Mendukung pencapaian kebijakan Bank Indonesia di bidang moneter, perbankan dan sistem

pembayaran secara efisien dan optimal serta memberikan saran kepada Pemda dan lembaga

terkait lainnya di daerah dalam rangka mendukung pembangunan ekonomi daerah.”

Page 3: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

...Memberikan saran kepada pemerintah daerah mengenai kebijakanekonomi daerah, yang didukung dengan penyediaan informasiberdasarkan hasil kajian yang akurat...

(Salah satu dari lima tugas pokok Kantor Bank Indonesia)

Bank Indonesia Yogyakarta mendukungpembangunan ekonomi tanpa meninggalkan

budaya “adiluhung” yang ada.“”

Page 4: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Untuk informasi lebih lanjut hubungi:

Bank Indonesia Yogyakarta

Kelompok Kajian Ekonomi

Jl. P. Senopati No.4-6, Yogyakarta

Telp.0274-377755 Fax.0274-371707

Softcopy laporan ini dapat diunduh pada menu Data Informasi Bank Indonesia (DIBI)

pada website Bank Indonesia: http://www.bi.go.id

Page 5: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Kata Pengantar

Puji dan syukur kami panjatkan kehadirat Ilahi Robbi karena

atas rakhmat dan karunia-Nya, penyusunan dan penerbitan “Laporan

Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010” dapat diselesaikan.

Laporan tahunan ini diterbitkan untuk melengkapi diseminasi informasi

perkembangan perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY).

Penyusunan dan penerbitan laporan ini merupakan salah satu wujud

akuntabilitas dan pelaksanaan tugas Bank Indonesia di daerah,

sebagaimana diamanatkan dalam Undang-Undang No.23 Tahun 1999

tentang Bank Indonesia yang telah di ubah terakhir dengan Undang-

undang No. 6 Tahun 2009. Secara lebih khusus, penerbitan laporan ini

juga sejalan dengan salah satu sasaran strategis Kantor Bank Indonesia Yogyakarta, yaitu:

“Mengoptimalkan hasil kajian dan penyediaan informasi ekonomi di wilayah kerja”.

Tujuan penerbitan buku ini memberikan informasi yang komprehensif tentang

perkembangan beberapa indikator perekonomian di DIY, antara lain: pertumbuhan ekonomi,

perkembangan harga (inflasi), kesejahteraan, perbankan dan sistem pembayaran serta keuangan

pemerintah daerah. Secara khusus disajikan juga beberapa informasi spesifik berupa ringkasan

hasil penelitian dan survei yang dilakukan oleh Bank Indonesia Yogyakarta ataupun informasi

lainnya dalam bentuk boks. Bagi Bank Indonesia informasi yang disajikan dapat dijadikan sebagai

salah satu sumber informasi dalam pengambilan kebijakan moneter. Sementara itu, bagi

stakeholder eksternal, informasi yang disajikan dapat dimanfaatkan oleh Pemda dalam

pengambilan kebijakan, investor, peneliti, akademisi serta pihak lain sesuai keperluan masing-

masing.

Kami menyadari bahwa tanpa adanya dukungan semua pihak, maka buku ini tidak

mungkin terwujud. Untuk itu pada kesempatan ini kami sampaikan penghargaan yang setinggi-

tingginya kepada Bapak/Ibu semuanya. Kami juga menyadari bahwa masih banyak kekurangan

dalam buku ini, sehingga kritik dan saran juga sangat kami harapkan.

Yogyakarta, Agustus 2011

BANK INDONESIA YOGYAKARTA

Dewi Setyowati

Pemimpin

Page 6: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

TANDA-TANDA, SUMBER DATA,DAN ISTILAH

Tanda-tanda :

r Angka-angka diperbaiki

* Angka-angka sementara

** Angka-angka sangat sementara

. . . Angka-angka belum tersedia

-- Nol atau lebih kecil dari digit terakhir

- Angka tidak ada

Sumber Data :

Angka-angka bersumber dari Bank

Indonesia, kecuali dinyatakan lain

Page 7: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

vii

Indikator Terpilih

Indikator Terpilih

I II III IV Total I II III IV Total1

PDRB - Harga Konstan (miliar Rp)1 5.045 4.832 5.094 5.093 20.064 5.230 5.071 5.453 5.288 21.042 Pertumbuhan PDRB (yoy %) 4,15 4,80 2,59 6,28 4,43 3,67 4,94 7,04 3,84 4,87 Laju Inflasi Tahunan (yoy%) 7,91 4,50 3,22 2,93 2,93 3,35 4,93 5,98 7,38 7,38Keterangan : 1) Angka sangat sementaraSumber : BPS DIY, diolah

I n d i k a t o r20102009

I II III IV Total I II III IV Total Indeks Harga Konsumen 113,99 114,12 116,29 116,64 116,64 117,81 119,75 123,24 125,25 125,25 Laju Inflasi Tahunan (yoy %) 7,91 4,50 3,22 2,93 2,93 3,35 4,93 5,98 7,38 7,38 PDRB - Harga Konstan (miliar Rp) 5.045 4.832 5.094 5.093 20.064 5.230 5.071 5.453 5.288 21.042 - Pertanian 1.202 751 923 766 3.643 1.171 722 951 773 3.617 - Penggalian 32 33 36 38 139 33 34 36 36 140 - Industri Pengolahan 636 651 668 657 2.611 667 695 716 716 2.794 - Listrik, Gas dan Air Bersih 44 47 47 47 186 47 48 49 49 193 - Konstruksi 419 443 484 578 1.924 426 475 519 620 2.040 - Perdagangan, Hotel dan Restoran 984 1.019 1.080 1.079 4.162 1.045 1.110 1.168 1.050 4.374 - Pengangkutan dan Komunikasi 495 521 553 559 2.129 525 557 585 578 2.246 - Keuangan, Real Estat dan Jasa Perusahaan 456 469 478 500 1.903 486 484 527 556 2.053 - Jasa-jasa 778 898 825 869 3.369 830 944 901 910 3.586 Pertumbuhan PDRB (yoy %) 4,15 4,80 2,59 6,28 4,43 3,67 4,94 7,04 3,84 4,87 Nilai Ekspor Nonmigas (USD juta) 108,70 140,23 Volume Ekspor Nonmigas (ton) 34.527,75 Nilai Impor Nonmigas (USD juta) 1,78 Volume Impor Nonmigas (ton) 216,04Keterangan : 1) Angka sangat sementaraSumber : BPS DIY, Disperindagkop DIY, diolah

I n d i k a t o r20102009

I II III IV I II III IV Bank Umum

Total Aset (miliar Rp) 19.703 19.993 21.356 22.587 23.643 24.059 24.477 26.737 DPK (miliar Rp) 17.502 18.039 19.132 19.679 20.022 21.119 21.464 22.919 - Giro (miliar Rp) 2.949 2.863 3.144 2.798 3.219 3.226 3.076 3.100 - Tabungan (miliar Rp) 8.365 8.765 9.058 10.029 9.541 10.120 10.746 11.795 - Deposito (miliar Rp) 6.188 6.411 6.930 6.852 7.262 7.773 7.642 8.024 Kredit - berdasarkan lokasi kantor (miliar Rp) 9.300 9.584 9.767 10.162 10.883 11.253 11.675 12.708 - Modal Kerja 3.931 4.002 3.912 4.010 3.995 4.167 4.586 4.879 - Investasi 1.171 1.217 1.323 1.360 1.598 1.638 1.537 2.033 - Konsumsi 4.197 4.365 4.532 4.792 5.290 5.449 5.552 5.796 Loan to Deposit Ratio (%) 53,13 53,13 51,05 51,64 54,35 53,28 54,39 55,45 NPL Kredit - berdasarkan lokasi kantor - Gross (%) 2,50 3,50 3,99 2,86 3,05 3,09 3,04 2,68 Kredit UMKM (miliar Rp) 8.140 8.471 8.743 9.071 9.365 9.976 10.392 10.872 Kredit Mikro (<50 juta) (miliar Rp) 3.048 3.135 3.175 3.218 3.124 3.141 3.206 3.238 - Modal Kerja 657 678 721 693 749 719 847 822 - Investasi 221 252 251 261 212 243 234 237 - Konsumsi 2.170 2.206 2.204 2.265 2.162 2.178 2.125 2.180 Kredit Kecil (Rp50 juta < X < Rp500 juta) (miliar Rp) 2.955 3.117 3.236 3.394 3.761 4.082 4.362 4.571 - Modal Kerja 1.206 1.244 1.238 1.253 1.177 1.183 1.344 1.371 - Investasi 245 241 240 237 304 408 414 428 - Konsumsi 1.503 1.632 1.757 1.904 2.280 2.491 2.604 2.772 Kredit Menengah (Rp500 juta < X < Rp5 miliar) (miliar Rp) 2.137 2.219 2.332 2.458 2.481 2.753 2.824 3.064 - Modal Kerja 1.328 1.393 1.456 1.504 1.465 1.627 1.702 1.786 - Investasi 322 321 328 366 393 415 381 421 - Konsumsi 487 505 548 588 623 712 741 857 NPL Kredit UMKM Gross (%) 2,59 3,00 3,39 2,62 2,66 2,85 2,85 2,69

Bank Perkreditan Rakyat Total Aset (miliar Rp) 1.735 1.803 1.832 1.985 2.060 2.172 2.293 2.453 DPK (miliar Rp) 1.230 1.262 1.304 1.354 1.406 1.454 1.519 1.605 - Tabungan (miliar Rp) 395 399 409 450 436 437 452 510 - Deposito (miliar Rp) 834 863 896 904 971 1.017 1.066 1.095 Kredit (miliar Rp) 1.374 1.445 1.519 1.561 1.620 1.743 1.830 1.872 - Modal Kerja 569 600 618 632 665 724 754 736 - Investasi 120 121 123 126 135 180 190 184 - Konsumsi 685 725 778 803 820 839 887 953 Loan to Deposit Ratio (%) 111,72 114,48 116,48 115,27 115,21 119,92 120,50 116,66 NPL Gross (%) 7,36 6,90 6,86 5,46 6,39 6,20 6,42 5,79

20102009I n d i k a t o r

Page 8: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 9: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

ix

Daftar Isi

Daftar Isi

INDIKATOR TERPILIH ..................................................................................................... v

KETERANGAN TANDA-TANDA ........................................................................................ viii

KATA PENGANTAR .......................................................................................................... i x

UCAPAN TERIMA KASIH................................................................................................. x

DAFTAR ISI .............................................................................................................. xi

DAFTAR TABEL .............................................................................................................. xi

DAFTAR LAMPIRAN........................................................................................................ xi

DAFTAR GRAFIK ............................................................................................................. xii

RINGKASAN EKSEKUTIF ................................................................................................. 1

BAB 1 PERKEMBANGAN MAKROEKONOMI ................................................................. 5

1. PDRB Sisi Permintaan..................................................................................... 6

1.1 Konsumsi Rumah Tangga ........................................................................ 7

1.2 Konsumsi Pemerintah ............................................................................. 8

1.3 Investasi ................................................................................................. 8

1.4 Lainnya .................................................................................................. 10

2. PDRB Sisi Penawaran ..................................................................................... 10

2.1. Sektor Jasa-jasa ...................................................................................... 11

2.2. Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran ................................................ 12

2.3. Sektor ndustri Pengolahan ...................................................................... 13

2.4. Sektor Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan ................................ 14

2.5. Sektor Bangunan .................................................................................... 15

2.6. Sektor Pengangkutan dan Komunikasi .................................................... 16

2.7. Sektor Listrik, Gas & Air Bersih ............................................................... 16

2.8. Sektor Penggalian .................................................................................. 17

2.9. Sektor Pertanian ..................................................................................... 17

Boks :

Jogjakarta Incorporated .................................................................................. 19

Dampak ACFTA terhadap Perekonomian DIY ............................................... 22

Perdagangan Internasional ............................................................................ 25

Perkembangan Investasi di DIY ...................................................................... 28

BAB 2 PERKEMBANGAN INFLASI ................................................................................. 33

1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 33

Page 10: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

x

Daftar Isi

Daftar Isi

2. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 38

3. Inflasi Inti dan Non Inti ................................................................................... 41

Boks :

Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Yogyakarta ...................................... 43

BAB 3 PERKEMBANGAN PERBANKAN .......................................................................... 47

1. Aset .............................................................................................................. 47

2. Intermediasi Perbankan ................................................................................. 48

3. Penghimpunan Dana ..................................................................................... 49

4. Penyaluran Kredit .......................................................................................... 51

5. Kredit Properti ............................................................................................... 53

6. Stabilitas Sistem Perbankan ........................................................................... 54

a. Risiko Kredit .............................................................................................. 54

b. Risiko Likuiditas ......................................................................................... 55

7. Perbankan Syariah......................................................................................... 56

a. Aset Perbankan Syariah ............................................................................ 56

b. Intermediasi Perbankan Syariah ................................................................. 56

c. Penghimpunan Dana ................................................................................. 57

d. Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan ......................................................... 57

Boks :

Peranan Perbankan dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Merapi .......... 58

BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN .......................................................... 61

1. Sistem Pembayaran Tunai .............................................................................. 61

a. Aliran Uang Masuk dan Aliran Uang Keluar .............................................. 61

b. Penukaran Uang ....................................................................................... 62

c. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) .................................................... 63

d. Temuan Uang Palsu ................................................................................... 64

2. Sistem Pembayaran Non Tunai ...................................................................... 65

a. Transaksi Kliring......................................................................................... 65

b. Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS) ................ 66

BAB 5 KEUANGAN PEMERINTAHDAERAH .................................................................... 69

1. Pendapatan Daerah ....................................................................................... 69

Page 11: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xi

Daftar Isi

Daftar Isi

2. Belanja Daerah .............................................................................................. 71

3. Sumber Pembiayaan Daerah .......................................................................... 72

BAB 6 KESEJAHTERAAN MASYARAKAT ....................................................................... 73

1. PDRB per Kapita ............................................................................................ 73

2. Ketenagakerjaan ........................................................................................... 74

3. Upah Minimum Provinsi ................................................................................. 76

4. Kemiskinan ................................................................................................... 77

5. Indeks Kesengsaraan ..................................................................................... 78

6. Indeks Pembangunan Manusia ...................................................................... 79

BAB 7 OUTLOOK KONDISI PEREKONOMIAN ............................................................... 81

1. Prospek Pertumbuhan Ekonomi dan Inflasi ..................................................... 81

2. Prospek Perbankan ........................................................................................ 84

3. Prospek Keuangan Daerah ............................................................................ 86

Page 12: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xii

Daftar Lampiran

Daftar Lampiran

Lampiran 1. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Konstan ............................. 90

Lampiran 2. PDRB DIY Menurut Sektor Atas Dasar Harga Berlaku .............................. 91

Lampiran 3. Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta ............................................... 92

Lampiran 4. Indikator Perbankan - Propinsi DIY .......................................................... 93

Lampiran 5. Indikator Bank Umum - Propinsi DIY ....................................................... 95

Lampiran 6. Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul .............................................. 96

Lampiran 7. Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul .................................... 97

Lampiran 8. Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo ...................................... 98

Lampiran 9. Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman ............................................ 99

Lampiran 10. Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta ................................................ 100

Lampiran 11. Indikator BPR - Propinsi DIY .................................................................... 101

Lampiran 12. Indikator BPR - Kabupaten Bantul ........................................................... 101

Lampiran 13. Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul .................................................. 102

Lampiran 14. Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo .................................................... 102

Lampiran 15. Indikator BPR - Kabupaten Sleman .......................................................... 103

Lampiran 16. Indikator BPR - Kota Yogyakarta ............................................................. 103

Lampiran 17. Realisasi APBD Pemerintah Propinsi/Kabupaten/Kota ............................... 104

Page 13: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xiii

Daftar Tabel

Daftar Tabel

Tabel 1.1. Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan. .............................................................. 6

Tabel 1.2. Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran ............................................................... 11

Tabel 1.3. Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi - Palawija .................................. 18

Tabel 2.1. Inflasi Tahunan .............................................................................................. 35

Tabel 2.2. Inflasi Bulanan ............................................................................................... 41

Tabel 3.1. Indikator Perbankan ...................................................................................... 47

Tabel 3.2. Kredit Properti Bank Umum ........................................................................... 53

Tabel 3.3. Indikator Perbankan Syariah .......................................................................... 56

Tabel 4.1. Indikator Sistem Pembayaran Tunai ............................................................... 61

Tabel 4.2. Penukaran Uang Pecahan Kecil ..................................................................... 63

Tabel 4.3. Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) ........................................................ 64

Tabel 4.4. Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan ............................................................. 64

Tabel 4.5. Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai ........................................................ 66

Tabel 5.1. Pendapatan Daerah ....................................................................................... 70

Tabel 5.2. Belanja Daerah .............................................................................................. 71

Tabel 5.3. Sumber Pembiayaan Daerah .......................................................................... 72

Tabel 6.1. PDRB Per Kapita ............................................................................................ 73

Tabel 6.2. Angkatan Kerja ............................................................................................. 74

Tabel 6.3. Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama .......................... 75

Tabel 6.4. Indikator Status Ketenagakerjaan .................................................................. 76

Tabel 6.5. Pengangguran ............................................................................................... 79

Tabel 6.5. Indeks Pembangunan Indonesia ..................................................................... 81

Tabel 7.1. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Penawaran) ......................................... 83

Tabel 7.2. Perkiraan Pertumbuhan Ekonomi (Sisi Permintaan) ........................................ 83

Tabel 7.3. Perkiraan Inflasi ............................................................................................. 84

Tabel 7.4. Perkiraan Keuangan Daerah (Sisi Pendapatan) .............................................. 86

Tabel 7.5. Perkiraan Keuangan Daerah (Sisi Belanja) ..................................................... 87

Page 14: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xiv

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 1.1. Pertumbuhan Ekonomi ................................................................................... 5

Grafik 1.2. Komposisi PDRB Sisi Permintaan ..................................................................... 6

Grafik 1.3. Survei Konsumen ........................................................................................... 7

Grafik 1.4. Survei Penjualan Eceran ................................................................................. 7

Grafik 1.5. Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor di DIY ........................................... 7

Grafik 1.6. Pertumbuhan Perolehan Pajak di DIY ............................................................. 7

Grafik 1.7. Ekspektasi Kegiatan Usaha di DIY .................................................................. 9

Grafik 1.8. Survei Penjualan Eceran Bahan Konstruksi di DIY ............................................ 9

Grafik 1.9. Pertumbuhan Jumlah Mobil di DIY .................................................................. 9

Grafik 1.10. Pertumbuhan Kredit Investasi di DIY ............................................................. 9

Grafik 1.11. Komposisi PDRB Sisi Penawaran ................................................................... 11

Grafik 1.12. Kontribusi Sektoral PDRB Sisi Penawaran ...................................................... 11

Grafik 1.13. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Jasa .......................................................... 12

Grafik 1.14. Perkembangan Wisatawan Nusantara........................................................... 12

Grafik 1.15. Perkembangan Wisatawan Manca Negara ................................................... 12

Grafik 1.16. Tingkat Hunian Hotel ................................................................................... 13

Grafik 1.17. Lama Tinggal Wisatawan.............................................................................. 13

Grafik 1.18. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Perdagangan ............................................ 13

Grafik 1.19. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Industri ..................................................... 14

Grafik 1.20. Perkembangan Kredit Bank UmumKonsumsi BBM......................................... 15

Grafik 1.21. Perkembangan Aset dan DPK Bank Umum ................................................... 15

Grafik 1.22. Konsumsi Semen .......................................................................................... 15

Grafik 1.23. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Bangunan ................................................. 15

Grafik 1.24. Arus Penumpang Adisutjipto ......................................................................... 16

Grafik 1.25. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Transportasi .............................................. 16

Grafik 1.26. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Penggalian ............................................... 17

Grafik 1.27. Perkembangan Nilai Tukar Petani ................................................................. 18

Grafik 1.28. Outstanding & NPLs Kredit Sektor Pertanian ................................................. 18

Grafik 2.1. Inflasi Ibukota Provinsi di Pulau Jawa .............................................................. 34

Grafik 2.2. Inflasi Kota Yogyakarta ................................................................................... 35

Grafik 2.3. Inflasi Kota Yogyakarta & Nasional ................................................................. 35

Grafik 2.4. Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan Jadi ..................................... 36

Grafik 2.5. Inflasi Kelompok Perumahan dan Sandang ..................................................... 36

Grafik 2.6. Inflasi Kelompok Kesehatan dan Pendidikan ................................................... 36

Grafik 2.7. Inflasi Kelompok Transportasi .......................................................................... 36

Grafik 2.8. Laju Inflasi Subkelompok Syaur-sayuran dan Bumbu-bumbuan ........................ 36

Grafik 2.9. Harga Bawang Merah (rata-rata per bulan) ..................................................... 37

Page 15: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xv

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 2.10. Harga Beras (rata-rata per bulan) .................................................................. 37

Grafik 2.11. Harga Gula (rata-rata per bulan) ................................................................... 37

Grafik 2.12. Harga Kedelai Lokal (rata-rata per bulan) ..................................................... 37

Grafik 2.13. Ekspektasi Harga 3 Bulan Yang Akan Datang ............................................... 42

Grafik 2.14. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah ................................................................ 42

Grafik 2.15. Perkembangan harga CPO Internasional ....................................................... 42

Grafik 2.16. Perkembangan harga gula Internasional ....................................................... 42

Grafik 2.17. Perkembangan harga beras Internasional ...................................................... 42

Grafik 2.18. Perkembangan harga emas Internasional ...................................................... 42

Grafik 3.1. LDR DIY ......................................................................................................... 48

Grafik 3.2. LDR DIY & Nasional ........................................................................................ 48

Grafik 3.3. Kredit Baru Bank Umum ................................................................................. 49

Grafik 3.4. Undisbursed Loan Bank Umum DIY ................................................................ 49

Grafik 3.5. DPK Perbankan .............................................................................................. 50

Grafik 3.6. BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan .................................................................... 50

Grafik 3.7. Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan ....................................................... 50

Grafik 3.8. Komposisi DPK Perbankan .............................................................................. 50

Grafik 3.9. Komposisi Deposito Bank Umum .................................................................... 51

Grafik 3.10. Kredit Perbankan .......................................................................................... 51

Grafik 3.11. Kredit Modal Kerja ....................................................................................... 52

Grafik 3.12. Kredit Investasi ............................................................................................. 52

Grafik 3.13. Kredit Konsumsi ........................................................................................... 52

Grafik 3.14. Kredit Sektor Tradable .................................................................................. 53

Grafik 3.15. Kredit Sektor Non Tradable ........................................................................... 53

Grafik 3.16. Kredit Properti Kepada Pengembang ............................................................ 54

Grafik 3.17. Kredit Properti Kepada Konsumen ................................................................ 54

Grafik 3.18. Non Performing Loans DIY ............................................................................ 55

Grafik 3.19. NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan ........................................................ 55

Grafik 3.20. NPL Bank Umum - Sektor Ekonomi Utama ................................................... 55

Grafik 3.21. NPL Bank Umum - Sektor Ekonomi Lainnya .................................................. 55

Grafik 3.22. Ekses Likuiditas ............................................................................................ 56

Grafik 4.1. Aliran Kas dan PTTB ....................................................................................... 62

Grafik 4.2. Transaksi Kliring ............................................................................................. 65

Grafik 4.3. Transaksi BI-RTGS ........................................................................................... 67

Grafik 6.1. Perbandingan Tikat pengangguran Terbuka Nasional dan DIY ......................... 75

Grafik 6.2. Upah Minimum Provinsi DIY ........................................................................... 77

Page 16: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta

xvi

Daftar Grafik

Daftar Grafik

Grafik 6.3. Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY ............................................. 78

Grafik 6.4. Indeks Kesengsaraan ...................................................................................... 78

Grafik 7.1. Perkembangan Boom Bust Pertumbuhan PDRB Riil Provinsi DIY ....................... 82

Grafik 7.2. Proyeksi Kredit Bank Umum 2011................................................................... 85

Grafik 7.3. Proyeksi Aset Bank Umum 2011 ..................................................................... 85

Grafik 7.4. Proyeksi DPK Bank Umum 2011 ..................................................................... 85

Grafik 7.5. Proyeksi LDR Bank Umum 2011 ...................................................................... 85

Page 17: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

1  

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2010

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan khususnya pada triwulan I – III

2010, namun agak terganggu memasuki triwulan IV karena erupsi Merapi. Produk

Domestik Regional Bruto (PDRB) 2010 tumbuh 4,87% yoy, lebih tinggi dibandingkan

laju pertumbuhan ekonomi tahun 2009 sebesar 4,39% yoy. Di sisi permintaan,

peningkatan pertumbuhan ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi.

Peningkatan konsumsi rumah tangga didukung oleh daya beli yang masih terjaga dan

dukungan pembiayaan yang meningkat. Sedangkan peningkatan investasi didukung oleh

tingginya kepercayaan pengusaha terhadap prospek ekonomi dan sudah dimulai

pembangunan beberapa proyek besar. Di sisi sektoral, percepatan pertumbuhan didukung

oleh sektor Perdagangan Hotel & Restoran dan sektor Jasa-jasa. Tingginya kegiatan Meeting,

Incentive, Conference dan Exhibition (MICE) yang diselenggarakan di DIY mendorong kinerja

sektor PHR dan juga sektor Pengangkutan & Komunikasi tumbuh lebih tinggi. Pertumbuhan di

sektor ini juga berpengaruh pada pertumbuhan di sektor Jasa dan sektor Pengangkutan dan

Komunikasi. Sementara itu, membaiknya permintaan eksternal dan domestik mendorong

perkembangan di sektor Industri Pengolahan.

Inflasi tahunan Kota Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai 7,38% yoy,

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya 2,93%, dan lebih tinggi dibanding inflasi

Nasional sebesar 6,33% yoy. Tingginya laju inflasi tersebut terutama disebabkan oleh

beberapa faktor, seperti: meningkatnya tekanan dari sisi penawaran terutama untuk

komoditas volatile, kenaikan beberapa administered price (TDL dan biaya perpanjangan STNK),

kenaikan upah buruh bangunan bukan mandor, dan juga imported inflation sejalan dengan

kenaikan harga pada beberapa komoditas di pasar internasional. Produksi untuk komoditas

volatile yang secara nasional terganggu menyebabkan pasokan barang, terutama pada

kelompok bahan makanan agak tertekan. Khusus di kota Yogyakarta, kondisi diperparah oleh

erupsi Merapi pada triwulan IV-2010 yang mengakibatkan terganggunya produksi komoditas

holtikultura di sekitar wilayah Gunung Merapi.

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada tahun 2010 dibanding tahun

2009 berdampak positif pada meningkatnya kinerja sektor perbankan. Percepatan

pertumbuhan ekonomi DIY memberikan dampak pada peningkatan kegiatan perbankan di

DIY yang juga tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2009. Secara tahunan, aset dan dana

Page 18: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

2  

Ringkasan Eksekutif

pihak ketiga (DPK) perbankan di DIY tumbuh masing-masing 18,89% dan 16,59%.

Penyaluran kredit perbankan DIY tumbuh 20,19%(yoy) sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR)

perbankan DIY menjadi 57,45%(yoy). Sementara itu, kegiatan perbankan syariah tumbuh

lebih pesat, aset tumbuh 37,48% (yoy), penghimpunan dana tumbuh 49,34%(yoy) dan

pembiayaan tumbuh 38,26%. Secara keseluruhan kinerja perbankan di DIY masih cukup baik,

tercermin pada NPLs yang sebesar 3,19%.

Sejalan dengan perkembangan perekonomian di DIY, transaksi pembayaran

tunai dan non tunai meningkat. Di tahun 2010, aktivitas aliran uang Kantor Bank Indonesia

(KBI) Yogyakarta mengalami peningkatan seiring kondisi perekonomian yang mulai pulih

sehingga perputaran uang meningkat. Di sisi pembayaran nontunai, secara umum aktivitas

transaksi tahun 2010 mengalami peningkatan baik pada transaksi kliring maupun RTGS.

Faktor utama yang mendorong peningkatan aktivitas transaksi tersebut adalah mulai

meningkatnya perdagangan sejalan dengan perekonomian yang membaik

Kinerja gabungan keuangan pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten se-DIY

tahun 2010, mengalami peningkatan baik di sisi penerimaan maupun sisi

pengeluaran. Ketergantungan pemerintah di DIY terhadap pemerintah pusat masih dominan,

tercermin dari kontribusi Dana Perimbangan di sisi penerimaan mencapai Rp3.661 miliar

(68,21%), sedangkan Pendapatan Asli Daerah sebesar Rp1.285 miliar (23,05%). Sementara,

alokasi belanja daerah masih terkonsentrasi kepada belanja pegawai dan belanja barang dan

jasa.

Sejalan dengan perekembangan perekonomian DIY, beberapa indikator

kesejahteraan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 mengalami

perbaikan. Indikator kesejahteraan tersebut antara lain adalah pendapatan per kapita,

ketenagakerjaan, angka kemiskinan, indeks kesengsaraan (misery index) dan kualitas hidup

sebagaimana tercermin pada indeks pembangunan manusia (IPM). Pendapatan per kapita

masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta atas dasar harga berlaku tahun 2010 tercatat

Rp13,18 juta, naik dari tahun 2009 Rp12,10 juta. Persentase tingkat kemiskinan sedikit

mengalami perbaikan, yaitu turun dari 17,23% menjadi 16,83%; tingkat pengangguran

terbuka di daerah Istimewa Yogyakarta yang meningkat dari 6,00% di tahun 2008 menjadi

5,69% pada tahun 2010; nilai IPM tahun 2009 tercatat sebesar 75,23 meningkat

dibandingkan indeks pada tahun sebelumnya sebesar 74,88. Sedangkan, satu-satunya

indikator yang menurun adalah Indeks kesengsaraan yang meningkat dari 8,93% menjadi

13,07%.

Page 19: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

3  

Ringkasan Eksekutif

Perekonomian DIY pada tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh positif dan

lebih tinggi dibanding tahun 2010. Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2011 yang

walaupun lambat dan pertumbuhan nasional yang cukup tinggi diperkirakan memberikan

dampak pada pertumbuhan ekonomi DIY. Permintaan internasional dan konsumsi domestik

yang membaik tidak saja mempengaruhi kinerja sektoral, namun juga perbaikan di sisi

permintaan. Tanda-tanda membaiknya perekonomian dunia sudah mulai dirasakan oleh

eksportir di DIY yang sejak awal tahun sudah mulai kedatangan order dari Amerika dan Eropa

yang merupakan tujuan utama ekspor DIY. Hal ini mengindikasikan mulai menggeliatnya

konsumsi swasta di Negara-negara maju baik di zona Euro maupun Amerika Serikat walaupu

pada triwulan II agak melambat. Bencana tsunami yang melanda Jepang diperkirakan tidak

akan berpengaruh besar terhadap permintaan ekspor DIY dikarenakan Jepang hanya

menyerap sekitar 5% ekspor DIY. Selain itu, perekonomian di DIY lebih didorong oleh

permintaan domestik. Dari sisi permintaan, konsumsi rumah tangga diperkirakan masih akan

menjadi mesin penggerak utama ekonomi DIY yang pada gilirannya akan mendorong

investasi. Sebagai gambaran, dalam struktur PDRB DIY, konsumsi rumah tangga pada tahun

2010 memiliki pangsa sebesar 44,5% sementara konsumsi pemerintah hanya sebesar 20,9%.

Pada tahun 2011, pangsa konsumsi rumah tangga dalam PDRB DIY diperkirakan mencapai

47,5%.

Page 20: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

4  

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 21: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

5  

Bab 1 Perkembangan Makroekonomi

Kinerja perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) pada tahun 2010

menunjukkan perkembangan yang menggembirakan khususnya pada triwulan I – III 2010,

namun agak terganggu memasuki triwulan IV karena erupsi Merapi. Produk Domestik

Regional Bruto (PDRB) 2010 tumbuh 4,87% yoy, lebih tinggi dibandingkan laju pertumbuhan

ekonomi tahun 2009 sebesar 4,39% yoy. Di sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan

ekonomi didorong oleh konsumsi rumah tangga dan investasi. Peningkatan konsumsi rumah

tangga didukung oleh daya beli yang masih terjaga dan dukungan pembiayaan yang

meningkat. Sedangkan peningkatan investasi didukung oleh tingginya kepercayaan

pengusaha terhadap prospek ekonomi dan sudah dimulai pembangunan beberapa proyek

besar. Di sisi sektoral, percepatan pertumbuhan didukung oleh sektor Perdagangan Hotel &

Restoran dan sektor Jasa-jasa. Tingginya kegiatan Meeting, Incentive, Conference dan

Exhibition (MICE) yang diselenggarakan di DIY mendorong kinerja sektor PHR dan juga sektor

Pengangkutan & Komunikasi tumbuh lebih tinggi. Pertumbuhan di sektor ini juga

berpengaruh pada pertumbuhan di sektor Jasa dan sektor Pengangkutan dan Komunikasi.

Sementara itu, membaiknya permintaan eksternal dan domestik mendorong perkembangan di

sektor Industri Pengolahan.

3,0

3,5

4,0

4,5

5,0

5,5

6,0

6,5

0

4.000

8.000

12.000

16.000

20.000

24.000

2006 2007 2008 2009 2010

% (yoy)

Sumber: BPS DIY

Miliar Rp

PDRB Harga Konstan Pertumbuhan PDB NasionalPertumbuhan PDRB DIY

Grafik 1.1 Pertumbuhan Ekonomi 

Page 22: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

6  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

PDRB Sisi Permintaan

Dari sisi permintaan, peningkatan pertumbuhan ekonomi terutama didorong oleh

konsumsi rumah tangga dan investasi. Hal ini tercermin dari andil konsumsi rumah tangga dan

investasi terhadap pertumbuhan ekonomi yaitu masing-masing sebesar 3,34% yoy dan 0,91%

yoy. Pertumbuhan Investasi mengalami peningkatan sejalan dengan dimulainya pembangunan

proyek investasi baik oleh swasta maupun pemerintah di DIY, antara lain dimulainya

pembangunan flyover, underpass, waterbom, Industrial Estate di Piyungan dan Sentolo, Inland

Port, pembangunan 5 hotel berbintang, dan lain-lain. Permintaan ekspor juga mulai membaik

walaupun belum sepenuhnya pulih dan ikut memicu tambahnya investasi. Sedangkan,

perdagangan antar daerah DIY diperkirakan masih akan mengalami defisit, mengingat DIY

bukan merupakan daerah industri sehingga banyak mendatangkan barang manufaktur dari

luar daerah.

Nilai Pangsa2 Ptumb2 Andil2 Nilai Pangsa2 Ptumb2 Andil2

(miliar Rp) (%) (%,yoy) (%) (miliar Rp) (%) (%,yoy) (%)

1 Konsumsi Rumah Tangga 8,132 8,629 9,211 45.91 6.75 3.03 9,882 46.96 7.28 3.34

2 Konsumsi Pemerintah 3,538 3,812 4,100 20.43 7.55 1.50 4,215 20.03 2.82 0.58

3 Investasi2 4,997 5,211 5,378 26.80 3.21 0.87 5,561 26.43 3.41 0.91

4 Lainnya 1,624 1,561 1,375 6.85 -11.91 -0.97 1,384 6.58 0.63 0.04

18,292 19,212 20,064 100.00 4.43 4.43 21,042 100.00 4.87 4.87Keterangan:

1) PDRB Harga Konstan Tahun Dasar 2000 (miliar Rp).

2) Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB)

Sumber: BPS Provinsi DIY

Total

No Jenis Penggunaan2007

(miliar Rp)2008

(miliar Rp)

Tabel 1.1Pertumbuhan PDRB Sisi Permintaan1)

2009* 2010**

 

Grafik 1.2 Komposisi PDRB Sisi Permintaan Tahun 2010

Konsumsi Rumah Tangga46,96%

Konsumsi Pemerintah

20,03%

PMTB (Investasi)

26,43%

Lainnya6,58%

Page 23: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

7  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Konsumsi Rumah Tangga

Pada tahun 2010 nilai riil Konsumsi Rumah Tangga tercatat sebesar Rp9.882 miliar,

atau tumbuh 7,28% yoy, lebih tinggi dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 6,75%

yoy. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan konsumsi adalah pendapatan masyarakat yang

membaik dan disisi lain dukungan pembiayaan meningkat. Beberapa survei mendukung

adanya peningkatan konsumsi pada tahun 2010. Hasil Survei Konsumen yang menunjukkan

bahwa nilai Indeks Keyakinan Konsumen1 selama tahun 2010 berada dalam zona optimis

walaupun pada akhir tahun menurun akibat erupsi Merapi. Survei penjualan eceran juga

menunjukkan masih terdapatnya kecenderungan masyarakat umum untuk menaikkan

konsumsi terhadap hampir semua kelompok komoditi.

 

-

20,00

40,00

60,00

80,00

100,00

120,00

140,00

I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Indeks Keyakinan Konsumen Indeks Konsumsi Saat Ini Indeks Ekspektasi Konsumsi

Grafik 1.3 Survei Konsumen

0

1

2

3

4

5

6

7

8

0

20

40

60

80

100

120

140

160

180

I II III IV I II III IV

2009 2010

Chart Title

Indeks Penjualan Eceran gPDRB Konsumsi (%, yoy/rhs)

Grafik 1.4 Survei Penjualan Eceran

Grafik 1.5 Pertumbuhan Jumlah Kendaraan Bermotor

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

1,00 

2,00 

3,00 

4,00 

5,00 

6,00 

7,00 

8,00 

2006 2007 2008 2009 2010

% (yoy)% (yoy)Chart Title

gPDRB Konsumsi gMobil (rhs) gSepeda Motor (rhs)

5,00 

10,00 

15,00 

20,00 

25,00 

30,00 

35,00 

40,00 

2007 2008 2009 2010

%Chart Title

PPh PPN PBB BPHTB

Grafik 1.6 Pertumbuhan Perolehan Pajak

                                                            1 Indeks Keyakinan Konsumen adalah tingkat optimisme konsumen terhadap kondisi perekonomian.

Page 24: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

8  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Indeks Penjualan Eceran2 selama tahun laporan meningkat, yaitu dari 151,26 pada

tahun 2009 menjadi 160,98 pada tahun 2010. Selain itu, dari sisi prompt indicator, beberapa

indikator konsumsi menunjukkan peningkatan jumlah kendaraan bermotor baik mobil

maupun sepeda motor meningkat, penerimaan Pajak Pertambahan Nilai (PPN), dan Pajak

Penghasilan (PPh) juga meningkat. Selain itu penjualan semen juga menunjukkan peningkatan.

Konsumsi Pemerintah

Disisi Konsumsi Pemerintah, nilai riil konsumsi pemerintah hanya tumbuh 2,82%, lebih

rendah dibandingkan pertumbuhan tahun 2009 sebesar 7,55%. Perlambatan peningkatan

nilai riil konsumsi dipengaruhi oleh inflasi di tahun 2010 yang meningkat cukup tinggi.

Investasi (PMTDB)

Nilai investasi yang ditanamkan di DIY pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp5.561

miliar atau tumbuh sebesar 3,41% yoy, lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya (3,21%).

Faktor yang mempengaruhi peningkatan investasi adalah membaiknya kepercayaan

pengusaha terhadap prospek ekonomi DIY. Beberapa proyek juga direalisasikan pada tahun

2010 antara lain pembangunan beberapa hotel baru sehingga jumlah kamar mengalami

peningkatan, dan juga proyek-proyek property residensial maupun komersial. Selain itu,

beberapa proyek infrastruktur juga sedang dikerjakan seperti pembangunan Pelabuhan

Tanjung Adikarta di Kecamatan Temon sudah mencapai 85% dan beberapa infrastruktur yang

mendukung pelabuhan tersebut antara lain tempat pelelangan ikan (TPI), shelter nelayan,

pabrik es, docking atau tempat perbaikan kapal dan pemecah ombak.

                                                            2 Indeks Penjualan Eceran merupakan salah satu indikator yang digunakan untuk mengetahui sumber tekanan

inflasi dari sisi permintaan dan memperoleh gambaran mengenai kecenderungan perkembangan penjualan eceran dan konsumsi masyarakat umumnya.

Page 25: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

9  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

 

-30

-20

-10

0

10

20

30

40

I II III IV I II III IV I II III IV

2008 2009 2010

Chart Title

Perkiraan Realisasi

%, SBT

Grafik 1.7 Ekspektasi Kegiatan Usaha

 

-1

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

0

50

100

150

200

250

I II III IV I II III IV

2009 2010

Chart Title

Indeks Bahan Konstruksi SPE gPDRB Investasi (%, yoy/rhs)

Grafik 1.8 SPE Komoditi Bahan Konstruksi

 

0

1

2

3

4

5

6

-15

-10

-5

0

5

10

15

20

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2008 2009

gPDRB Investasi gMP (rhs)

Grafik 1.9 Perkembangan Jumlah Mobil Barang di DIY

0

5

10

15

20

25

30

35

40

0

200.000

400.000

600.000

800.000

1.000.000

1.200.000

1.400.000

1.600.000

1.800.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Chart Title

Kredit Investasi growth (yoy,rhs)

Grafik 1.10 Pertumbuhan Kredit Investasi

Peningkatan investasi pada tahun laporan dikonfirmasi hasil survei SKDU dan SPE.

Indeks Saldo Bersih Tertimbang3 ekspektasi dunia usaha terhadap kegiatan usaha maupun

situasi bisnis (SKDU) dan indeks penjualan bahan konstruksi menunjukkan pertumbuhan yang

membaik grafik (1.7 – 1.9).

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan yang berasal dari kredit perbankan

mengalami peningkatan. Pada triwulan laporan, kredit investasi yang berlokasi di DIY naik

19,53% yoy, lebih cepat dibandingkan dengan peningkatan kredit pada periode yang sama

tahun sebelumnya 17,01% yoy. Peningkatan kredit investasi sifatnya melengkapi karena

investasi pemerintah relatif tumbuh tidak terlalu tinggi karena belanja investasi oleh swasta

sebagian besar dibiayai dari dana sendiri. Sementara itu, investasi pemrintah tumbuh tidak

terlalu tinggi.

                                                            3 Indeks Saldo Bersih Terimbang adalah hasil perkalian saldo bersih sektor/subsektor yang bersangkutan (selisih

antara persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “meningkat” dengan persentase jumlah responden yang memberikan jawaban “menurun” dan mengabaikan jawaban “sama”) dengan bobot sektor/subsektor yang bersangkutan sebagai penimbangnya.

Page 26: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

10  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Lainnya

Pertumbuhan komponen Lainnya, termasuk di dalamnya ekspor-impor, perdagangan

antar wilayah dan perubahan stok, mengalami pertumbuhan 0,63% yoy, lebih baik

dibandingkan tahun sebelumnya yang tumbuh -11,91%. Nilai riil komponen ini meningkat

dari Rp1.375 miliar menjadi Rp1.384 miliar pada tahun laporan. Sementara itu, andil

Komponen Lainnya meningkat dibandingkan dengan periode sebelumnya, yaitu dari -0,97%

pada tahun 2009 menjadi 0,04% pada tahun laporan.

Kinerja ekspor DIY meningkat dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya.

Ekspor DIY tahun 2010 sebesar US$267 juta ribu, meningkat 34,42% dari periode yang sama

tahun sebelumnya (US$199 juta). Adapun faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor

adalah membaiknya permintaan dari negara-negara tujuan ekspor utama sejalan dengan

membaiknya perekonomian global, khususnya ekspor terbesar hasil industri berupa kerajinan,

meubel dan produk berbahan baku kulit.

Sejalan dengan peningkatan ekspor, impor DIY dalam rangka perdagangan luar negeri

juga mengalami peningkatan baik secara nilai maupun volume. Nilai impor DIY tahun 2010

US$26 juta, meningkat 27,73% dibandingkan periode yang sama tahun 2009 (US$21 juta).

Faktor utama yang mempengaruhi peningkatan impor antara lain peningkatan kegiatan

produksi, khususnya industri tekstil yang bahan bakunya masih banyak yang diimpor.

PDRB Sisi Penawaran

Peningkatan pertumbuhan di sisi permintaan juga tercermin pada peningkatan

pertumbuhan di sektor ekonomi utama, seperti sektor perdagangan, hotel, dan restoran dan

sektor jasa-jasa. Seperti yang terjadi pada tahun-tahun sebelumnya kontribusi sektor Tersier

(sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran, sektor Pengangkutan dan Komunikasi, sektor

Keuangan, Persewaan dan Jasa Perusahaan dan sektor Jasa-jasa) masih tetap mendominasi

PDRB DIY tahun 2010, sebesar 58,26%. Selanjutnya diikuti kelompok sektor Sekunder (sektor

Industri Pengolahan, sektor Listrik, Gas dan Air Bersih dan sektor Bangunan) sebesar 23,89%

dan kelompok sektor Primer (sektor Pertanian dan sektor Pertambangan dan Penggalian)

sebesar 17,85%.

Page 27: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

11  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Nilai Pangsa2 Ptumb2 Andil2 Nilai Pangsa2 Ptumb2 Andil2

(miliar Rp) (%) (%,yoy) (%) (miliar Rp) (%) (%,yoy) (%)

1 Pertanian 3,333 3,524 3,643 18.16 3.37 0.62 3,617 17.19 -0.70 -0.13

2 Penggalian 138 138 139 0.69 0.30 0.00 140 0.67 0.88 0.01

3 Industri Pengolahan 2,528 2,563 2,611 13.01 1.88 0.25 2,794 13.28 7.00 0.91

4 Listrik, Gas dan Air Bersih 166 175 186 0.93 6.10 0.06 193 0.92 4.00 0.04

5 Bangunan 1,733 1,838 1,924 9.59 4.64 0.44 2,040 9.70 6.06 0.58

6 Perdagangan, Hotel dan Restoran 3,750 3,948 4,162 20.74 5.43 1.12 4,374 20.79 5.09 1.06

7 Pengangkutan dan Komunikasi 1,875 2,009 2,129 10.61 5.96 0.62 2,246 10.67 5.50 0.58

8 Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan 1,695 1,794 1,903 9.49 6.11 0.57 2,053 9.76 7.87 0.75

9 Jasa-jasa 3,072 3,224 3,369 16.79 4.49 0.75 3,586 17.04 6.44 1.08

18,292 19,212 20,064 100.00 4.43 4.43 21,042 100.00 4.87 4.87Keterangan:

1) PDRB Harga Konstan Tahun Dasar 2000 (miliar Rp).

Sumber: BPS Propinsi DIY

Jenis Penggunaan2007

(miliar Rp)

2008 (miliar

Rp)

2009* 2010**

Total

Tabel 1.2Pertumbuhan PDRB Sisi Penawaran1)

No

Grafik 1.11 Komposisi PDRB Sisi Penawaran Tahun 2010

Pertanian17%

Penggalian0%

Industri Pengolahan

13%

Listrik, Gas & Air Bersih1%

Bangunan10%

Perdagangan,Hotel & Restoran

21%

Pengangkutan & Komunikasi

11%

Keuangan, Persewaan & Jasa 

Perusahaan10%

Jasa‐jasa17%

Grafik 1.12 Kontribusi Sektoral PDRB Sisi Penawaran Tahun 2010

(0,13)

0,01 

0,91 

0,04 

0,58 

1,06 

0,58 

0,75 

1,08 

(0,20)

0,20 

0,40 

0,60 

0,80 

1,00 

1,20 %

Pertanian Penggalian

Industri Pengolahan Listrik, Gas & Air Bersih

Bangunan Perdagangan,Hotel & Restoran

Pengangkutan & Komunikasi Keuangan, Persewaan & Jasa Perusahaan

Jasa‐jasa

Sektor Jasa-jasa

Pertumbuhan sektor Jasa-jasa pada tahun 2010 meningkat dari 4,49% pada tahun

2009 menjadi 6,44% pada tahun 2010. Faktor yang mempengaruhi pertumbuhan di sektor ini

antara lain adalah banyaknya liburan panjang dan juga event-event sepanjang tahun 2010,

termasuk Muktamar 100 tahun Muhammadiyah. Pertumbuhan disektor ini didukung oleh

pembiayaan bank yang hingga Desember 2010 mencapai Rp1.279 miliar, tumbuh 20,67%

yoy.

Page 28: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

12  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

0

1

2

3

4

5

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Kredit Jasa NPL Jasa (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.13 Oustanding & NPL Kredit Sektor Jasa

Sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

Sektor Perdagangan Hotel dan Restoran (PHR) pada tahun 2010 mengalami

pertumbuhan 5,09% yoy, sedikit lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya (5,43%).

Pertumbuhan di sektor PHR didorong oleh pendapatan masyarakat yang membaik dan

banyaknya kegiatan di DIY sepanjang tahun 2010, termasuk kegiatan MICE. Pertumbuhan di

sektor ini terpantau dari beberapa prompt indikator dan hasil survei. Jumlah kunjungan

wisatawan, khususnya wisman dan hasil survei penjualan eceran menunjukkan pertumbuhan

dan angka indeks yang meningkat, walaupun pada triwulan IV mengalami koreksi karena

adanya erupsi Merapi.

 

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

60

-

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

300.000

350.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Chart Title

Wisnu Growth (yoy,rhs)

% (yoy)orang

Grafik 1.14 Perkembangan Wisnu

Sumber : BPS Provinsi DIY

 

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

100

0

5000

10000

15000

20000

25000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Chart Title

Wisman Growth (yoy,rhs)

orang % (yoy)

Sumber : BPS Provinsi DIY

Grafik 1.15 Perkembangan Wisman

Sub sektor Hotel dan Restoran tumbuh masih cukup baik, antara lain tercermin pada

jumlah kunjungan wisatawan dan tingkat hunian hotel. Jumlah wisatawan yang datang ke

Yogyakarta sampai dengan triwulan III masih cukup tinggi, demikian pula tingkat hunian hotel

di wilayah DIY. Namun demikian, memasuki triwulan IV pertumbuhan di subsektor ini

Page 29: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

13  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

terganggu oleh erupsi Merapi. Letusan Merapi telah menyebabkan bandara ditutup dalam

jangka waktu yang cukup lama sehingga kegiatan MICE maupun kunjungan wisatawan

banyak yang dibatalkan atau ditunda.

 

0

10

20

30

40

50

60

70

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

%

Bintang Non Bintang

Grafik 1.16 Tingkat Hunian Hotel

Sumber : BPS Provinsi DIY

 

0

0,5

1

1,5

2

2,5

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Malam Chart Title

Bintang Non Bintang

Grafik 1.17 Lama Tinggal Wisatawan

Sumber : BPS Provinsi DIY

Sementara itu, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor ini masih tinggi.

Outstanding kredit yang disalurkan di sektor ini pada posisi akhir tahun 2010 mencapai

Rp2.927 miliar. Sementara itu, risiko kredit mengalami kenaikan yang ditandai dengan naiknya

NPL dari 3,21% pada tahun 2009 menjadi 3,90% pada tahun 2010.

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

-

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Kredit Perdagangan NPL Perdagangan (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.18 Oustanding & NPLs Kredit Sektor Perdagangan

Sektor Industri Pengolahan

Tahun 2010 menjadi tahun kebangkitan bagi sektor industri pengolahan. Setelah

sempat tertekan oleh krisis finansial global yang terjadi pada tahun 2009, permintaan ekspor

meningkat seiring dengan pemulihan ekonomi dunia. Kinerja sektor Industri Pengolahan

Page 30: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

14  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

tumbuh 7,005 yoy, meningkat dibandingkan tahun 2009 yang hanya tumbuh 1,88%. Andil

sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi meningkat dari 0,25% menjadi 0,91%.

Peningkatan kinerja di sektor industri juga diindikasikan oleh peningkatan pembiayaan

dari perbankan. Outstanding kredit sektor Industri Pengolahan pada posisi akhir bulan

Desember berjumlah Rp770,66 miliar atau meningkat 11,42%yoy.

0

2

4

6

8

10

12

14

16

-

100

200

300

400

500

600

700

800

900

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Chart Title

Kredit Industri NPL Industri (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.19 Oustanding & NPL Kredit Industri

Sektor Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan

Pada tahun 2010, sektor keuangan, persewaan dan jasa tumbuh 7,87% yoy,

meningkat dibandingkan tahun sebelumnya (6,11 %). Di subsektor keuangan,

pertumbuhan penyaluran kredit yang tinggi dan disisi lain kinerja yang terjaga menjadi salah

satu penyebab nilai tambah di subsektor keuangan meningkat.

 

0

1

2

3

4

5

6

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Chart Title

Kredit NPL

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.20 Perkembangan Kredit Bank Umum

0

5

10

15

20

25

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Aset DPK gAset gDPK

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.21 Perkembangan Aset dan DPK Bank Umum

Page 31: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

15  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Peningkatan diperkirakan juga terjadi pada subsektor Persewaan dan Jasa sejalan dengan

aktifitas ekonomi yang masih tumbuh di DIY, khususnya di sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran.

Sektor Bangunan

Sektor Bangunan pada tahun tumbuh 6,06%yoy, tumbuh lebih cepat

dibandingkan tahun sebelumnya (4,64%). Faktor yang mempengaruhi percepatan

pertumbuhan di sektor bangunan adalah permintaan properti baik komersial maupun

residensial masih tinggi, didukung oleh pembiayaan bank yang masih menarik. Indikator yang

mendukung antara lain adalah peningkatan penjualan semen dan penyaluran kredit di sektor

Bangunan.

Berlanjutnya pembangunan proyek pemerintah dan swasta di DIY

memberikan kontribusi positif kinerja sektor Bangunan pada tahun 2010. Beberapa

proyek yang sedang dilaksanakan antara lain pembangunan beberapa hotel, properti

residensial maupun komersial, pembangunan flyover Jombor, penyelesaian Pelabuhan Tanjung

Adikarto, dan beberapa proyek lainnya.

Dari sisi pembiayaan, dukungan pembiayaan perbankan ke sektor Bangunan

di DIY relatif meningkat. Outstanding kredit untuk membiayai sektor bangunan di DIY pada

posisi Desember 2010 sebesar Rp204,23 miliar, atau naik 35,84% yoy.

 

-60

-50

-40

-30

-20

-10

0

10

20

30

-

10

20

30

40

50

60

70

80

90

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

%ton

Konsumsi Semen gKonsumsi Semen (rhs)

Grafik 1.22 Konsumsi Semen

 

0

10

20

30

40

50

60

70

-

50

100

150

200

250

300

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Kredit Bangunan NPL Bangunan (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.23 Oustanding & NPLs Kredit Sektor Bangunan

Sektor Pengangkutan dan Komunikasi

Pada tahun 2010, sektor Pengangkutan dan Komunikasi tumbuh 5,50%yoy,

sedikit lebih lambat dibandingkan dengan tahun 2009 (5,96%). Di subsektor

Page 32: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

16  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

komunikasi, peningkatan dipengaruhi oleh tingginya penggunaan telepon seluler. Subsektor

komunikasi, khususnya seluler bagi sebagian masyarakat sudah menjadi kebutuhan pokok

sehingga penggunaannya dari waktu ke waktu masih terus meningkat. Persaingan yang ketat

dari operator juga berkontribusi pada peningkatan konsumsi disubsektor ini mengingat tarif

semakin murah.

Sub sektor pengangkutan pada triwulan laporan tumbuh positif yang

tercermin pada perkembangan beberapa prompt indikator, namun melambat

dibandingkan tahun sebelumnya karena pada triwulan IV 2010 terganggu oleh

letusan Merapi. Perkembangan indicator yang mendukung perkembangan di subsektor ini

antara lain tercermin pada jumlah penumpang pesawat yang sampai dengan triwulan III 2010

tumbuh tinggi, namun terkoreksi pada bulan November karena untuk beberapa waktu

bandara ditutup operasionalnya dengan alasan keamanan perkembangan.

 

-80

-60

-40

-20

0

20

40

60

80

0

50.000

100.000

150.000

200.000

250.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Datang Berangkat gDatang (yoy,rhs) gBerangkat (yoy,rhs)

orang %, yoy

Grafik 1.24 Arus Penumpang Adisutjipto

 

0

1

2

3

4

5

6

7

0

50

100

150

200

250

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Chart Title

Kredit Transportasi NPL Transportasi (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.25 Oustanding & NPLs Kredit Sektor Transportasi

Dukungan pembiayaan perbankan terhadap sektor ini sedikit menurun.

Outstanding kredit yang disalurkan perbankan pada posisi akhir bulan Desember 2010 tercatat

sebesar Rp100,76 miliar, tumbuh -0,36% yoy. Penurunan kredit ini diikuti dengan

peningkatan risiko kredit yang ditunjukkan dengan NPL sebesar 1,58% dibandingkan periode

sebelumnya (1,02%).

Sektor Listrik, Gas dan Air Bersih

Pada tahun laporan, nilai tambah sektor Listrik, Gas dan Air Bersih tercatat sebesar

Rp193 miliar, atau naik sebesar 4,00% dibanding tahun 2009. Pertumbuhan ini lebih rendah

dibanding tahun sebelumnya sebesar 6,10%, sedangkan andilnya juga turun dari 0,06%

menjadi 0,04%. Peningkatan ini relatif wajar, sejalan dengan penambahan kapasitas ekonomi

Page 33: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

17  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

di DIY yang tumbuh pada kisaran yang sama. Pertumbuhan yang cukup signifikan terutama

terjadi pada komponen gas.

Sektor Penggalian

Sektor penggalian hanya meningkat 0,88% menjadi Rp140 miliar. Peningkatan yang

relative rendah disebabkan tersebut disebabkan kapasitas di sektor ini potensinya belum diolah

secara optimal, seperti penambangan pasir besi di pantai selatan. Sektor Penggalian di DIY

lebih banyak didukung oleh bahan galian golongan C, terutama pasir bahan bangunan, batu,

dan tanah liat. Di sisi pembiayaan, searah dengan pangsa sektor ini dalam pertumbuhan PDRB

juga relatif rendah. Pembiayaan Bank Umum ke sektor ini hanya memiliki outstanding menjadi

Rp8,07 miliar, turun 9,78% dari tahun sebelumnya.

-5

0

5

10

15

20

25

30

35

-

2

4

6

8

10

12

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Kredit Penggalian NPL Penggalian (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.26 Oustanding & NPLs Kredit Sektor Penggalian

Sektor Pertanian

Pada tahun laporan, kinerja sektor Pertanian tumbuh negatif 0,70% yoy, lebih

rendah dibandingkan dengan tahun sebelumnya (3,379). Perlambatan pertumbuhan ini

disebabkan oleh penurunan produktivitas dan memasuki triwulan IV sektor ini terganggu oleh

kerusakan lahan sebagai akibat erupsi Merapi. Nilai riil PDRB sektor Pertanian pada tahun

laporan sebesar Rp3.617 miliar dengan pangsa terhadap total PDRB DIY sebesar 17,10%,

turun dari tahun sebelumnya Rp3.643 miliar. Namun demikian, tingkat kesejahteraan petani

relatif meningkat, tercermin dari Indeks Nilai Tukar Petani (NTP) yang meningkat dari 108,87

pada tahun 2009 menjadi 113,70 pada tahun 2010, atau tumbuh sebesar 4,44%.

Page 34: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

18  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Terganggunya produktivitas mempengaruhi pasokan yang mendorong harga di tingkat petani

naik.

20091 20102 20091 20102 20091 20102

Padi Sawah 105.613 106.097 62,72 60,50 662.368 646.816 Padi Ladang 39.811 40.151 44,10 44,10 175.562 177.071

PADI 145.424 146.248 57,62 56,02 837.930 823.887 Jagung 74.563 86.387 42,24 39,80 314.937 345.576 Kedelai 31.666 33.572 12,72 11,39 40.278 38.244

Kacang Tanah 62.539 58.780 10,54 10,02 65.893 58.918 Kacang Hijau 745 1.024 6,35 5,96 473 610

Ubi Kayu 63.275 62.563 165,58 178,17 1.047.684 1.114.665 Ubi Jalar 574 599 116,50 108,25 6.687 6.484

Keterangan:

1) Angka Tetap

2) Angka Sementara

Sumber : BPS Provinsi DIY

Luas Panen (ha)

Tabel 1.3Luas Panen, Produktivitas dan Produksi Padi dan Palawija

UraianProduktivitas (ku/ha) Produksi (ton)

Di sisi pembiayaan, kredit yang berasal dari bank untuk sektor Pertanian

relatif rendah. Pembiayaan kredit bank umum pada posisi Desember 2010 Rp274 miliar, atau

hanya 2,69% dari total outstanding kredit. Relatif rendahnya outstanding kredit di sektor

pertanian ini antara lain dipengaruhi oleh skala usaha per masing-masing petani yang relatif

kecil. Sementara risiko kredit pertanian relatif tinggi, walaupun dari yang sudah diberikan

angka NPL hanya 2,00%.  

 

‐202468101214161820

0

20

40

60

80

100

120

140

160

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

%NTP Nilai Tukar Petani

NTP gNTP(yoy,rhs)

Grafik 1.27 Perkembangan Nilai Tukar Petani

 

0

1

2

3

4

5

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Kredit Pertanian NPL Pertanian (rhs)

miliar Rp. % (yoy)

Grafik 1.28 Oustanding & NPLs Kredit Sektor Pertanian

Page 35: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

19  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

BOKS

PENELITIAN JOGJAKARTA INCORPORATED

Perkembangan kegiatan ekonomi Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) selama

lima tahun terakhir ini menunjukkan peningkatan yang cukup baik tetapi masih dibawah

pertumbuhan ekonomi nasional. Struktur ekonomi yang lebih didominasi oleh sektor PHR dan

jasa-jasa memberikan ruang untuk penambahan kapasitas ekonomi agak terbatas.

Infrastruktur perlu ditingkatkan, khususnya bandara yang saat ini sudah overload. Demikian

juga infrastruktur menuju wisata pantai. Pengembangan industry kreatif perlu ditingkatkan,

khususnya yang memberikan nilai tambah tinggi. Untuk mencapai pertumbuhan yang lebih

tinggi diperlukan koordinasi antara swasta, pemerintah dan Perguruan Tinggi. Mereplikasi apa

yang telah dilakukan Jepang, Singapura, India dan Malaysia, maka gagasan untuk membentuk

Jogja Incorporated perlu dihidupkan lagi yang pada tahap awal dilakukan penelitian

bekerjasama dengan Fakultas Ekonomika dan Bisnis Universitas Gadjah Mada.

Dari hasil penelitian, sebanyak 69,5 persen responden menganggap bahwa saat ini

perekonomian Provinsi DIY secara makro berada pada kondisi yang cukup baik, namun kurang

optimal. Bahkan, sebanyak 40,7 persen responden memperkirakan kondisi yang sama akan

masih dialami oleh Provinsi DIY pada lima tahun mendatang. Sebagian besar responden (71

persen) menyatakan bahwa permasalahan yang menjadi kendala dalam percepatan

pertumbuhan ekonomi, antara lain: buruknya fasilitas infrastruktur publik, rendahnya kualitas

birokrasi, dan peraturan yang tidak jelas. Untuk mengatasi permasalahan tersebut di atas,

maka responden mengajukan usulan beberapa langkah sehingga percepatan pembangunan

ekonomi Provinsi DIY dapat tercapai. Langkah-Iangkah tersebut dibagi menjadi dua rencana

strategi, antara lain:

I. Rencana Jangka Pendek:

a. Perbaikan sistem birokrasi dan administrasi ijin usaha & investasi.

b. Pengembangan infrastruktur: airport, seaport, jalan raya.

c. Pemberian paket insentif: pemotongan pajak, kemudahan pemberian kredit,

kemudahan dalam melakukan kegiatan ekspor.

d. Pengembangan UMKM: modal, pelatihan SDM dan manajemen

pemasaran.

Page 36: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

20  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

II. Rencana Strategis Jangka Panjang:

a. Pembentukan lembaga/forum yang memfasilitasi komunikasi stakeholders, yaitu antara

pemerintah, entitas bisnis, dan kalangan akademisi.

b. Pengembangan kegiatan ekonomi, yaitu: menberikan dorongan kepada para UMKM

dan sektor pariwisata - Pengembangan sistem informasi terpadu.

c. Pengembangan master plan perekonomian Provinsi DIY.

d. Pengembangan database terkait dengan indikator-indikator makro dan mikro ekonomi

agar dapat memproyeksi perkembangan ekonomi dimasa depan. Pengembangan

industri berbasis potensi Sumber Daya yang ada di Provinsi DIY

e. Pembangunan daerah spesial ekonomi (Special Economy Zone, SEZ).

f. Pengembangan ekonomi kerakyatan .

g. Pengentasan kemiskinan.

Berdasarkan observasi hasil FGD, maka dapat disimpulkan solusi terkait permasalahan-

permasalahan tersebut di atas adalah implementasi konsep Jogjakarta Incorporated dengan

membentuk sebuah lembaga resmi. Hal ini didasarkan adanya semangat untuk mensinergikan

dan mengintegrasikan koordinasi seluruh pihak terkait dalam satu "komando". Kelembagaan

Jogjakarta Incorporated dapat diawali dengan membentuk sebuah forum yang terdiri dari

representasi seluruh stakeholders (birokrat, pelaku usaha, akademisi). Forum tersebut

ditujukan sebagai starting point untuk mensinergikan langkah dan menyatukan pandangan,

sehingga dapat menumbuhkan "rasa saling memiliki" antar dinas satu daerah dan dinas

antar daerah. Selain itu, ekspektasi adanya manfaat-manfaat yang diharapkan dapat dicapai

melalui pembentukan kelembagaan Jogjakarta Incorporated antara lain:

a. Terjadinya sinergi kebijakan dan koordinasi, sehingga fokus kegiatan untuk mempercepat

pembangunan ekonomi dapat segera terwujud. Sebagai contoh: mendorong terjadinya

pembangunan sektor UMKM melalui perencanaan kluster industri berdasarkan product

based.

b. Sebagai wadah/fasilitas dalam merencanakan pembentukan beberapa event besar yang

memiliki potensi untuk dijadikan sebagai benchmark Provinsi DIY.

Terkait permasalahan yang tidak dapat diselesaikan ditingkat kabupaten dan kota,

diharapkan melalui forum ini pemerintah Provinsi DIY dapat mengambil alih permasalahan

tersebut menjadi kewenangan pemerintah Provinsi. Sebagai contoh: permasalahan pemasaran

Page 37: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

21  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

pariwisata di kabupaten Gunung Kidul yang terkendala masalah koordinasi dan dana yang

terbatas, maka rnelalui komunikasi yang terjadi dalam forum ini pemerintah Provinsi dapat

mengambil alih permasalahan tersebut.

Secara konseptual, Jogjakarta Incorporated dibangun sebagai jaringan kerja atau satu

entitas bisnis yang bersifat maya dan berskala besar, di mana aparat birokrasi, akademisi,

pelaku usaha dan masyarakat secara keseluruhan bergabung den bekerjasama dengan

semangat Yogyakarta dalam rangka peningkatan kesejahteraan masyarakat. Dalam konteks

tersebut, konsep Jogjakarta Incorporated dianggap sebagai software yang menjadi bagian dari

proses produksi sebuah barang atau jasa dalam masyarakat.

Berdasarkan observasi yang dilakukan, hasil kesimpulan pada 2 kegiatan observasi

(kuisioner dan FGD) memiliki kesamaan temuan yaitu perlu dibangun kelembagaan Jogjakarta

Incorporated. Berikut merupakan beberapa pokok penjelasan terkait kesimpulan hasil

observasi.

a. Kondisi perekonomian Provinsi DIY dapat dikatakan cenderung stabil, memiliki

pertumbuhan ekonomi yang lamban. Hal ini disebabkan karena fasilitas publik dan

peraturan yang ada memang kurang mendukung percepatan pembangunan ekonomi

DIY.

b. Konsep Jogjakarta Incorporated yang diharapkan oleh responden dan stakeholders secara

keseluruhan adalah lembaga formal pemerintah yang dipimpin oleh unsur pemerintah

dari struktur jabatan yang tertinggi. Dalam hal ini yang dimaksud adalah Gubernur

Provinsi DIY (Sultan HB X). Diharapkan akan terbentuk sinergi dari unsur pemerintah,

akademisi dan entitas bisnis.

c. Membangun Konsep rancang bangun Jogjakarta Incorporated sesuai dengan kebutuhan

stakeholders dan kondisi perekonomian Provinsi DIY. Studi ini menawarkan konsep yang

diadopsi dari gabungan model strategi Incorporated dari Cina, Singapura dan Malaysia,

namun dengan melakukan penyesuaian terhadap beberapa kebijakan.

d. Tiga aspek yang perlu mendapat perhatian khusus dalam rangka membangun

kelembagaan Jogjakarta Incorporated adalah sektor pendidikan, ekonomi dan sistem

administrasi dan pelayanan publik. Tiga aspek tersebut merupakan sektor yang paling

fundamental menentukan keberhasilan pembangunan dan percepatan perekonomian

suatu kawasan, sehingga diperlukan reformasi di tiga sektor tersebut.

Page 38: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

22  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

BOKS

DAMPAK ASEAN CHINA FREE TRADE AREA TERHADAP PEREKONOMIAN DIY

Pada tahun 2002, para kepala pemerintahan negara-negara ASEAN dan China

menandatangani kesepakatan kerjasama perdagangan antara ASEAN dan China dalam bentuk

Framework Agreement on Comprehensive Economic Cooperation between the ASEAN and

People’s Republic of China. Kesepakatan tersebut menandai dimulainya kerjasama FTA antara

ASEAN dan China yaitu ASEAN-China Free Trade Area (ACFTA). Implementasi perjanjian

tersebut adalah diberlakukannya tarif perdagangan hingga 0 persen untuk produk dengan

muatan ASEAN-China sebesar 40 persen pada tahun 2010.

Pemberlakuan ACFTA juga akan berdampak pada perekonomian regional. Bagi Daerah

Istimewa Yogyakarta pemberlakuan ACFTA dikhawatirkan akan semakin memperbesar defisit

perdagangan dengan China apabila produk yang dihasilkan tidak mampu bersaing. Melihat

kondisi perdagangan ekspor impor selama lima tahun terakhir, kekhawatiran tersebut pantas

(layak) dikemukakan. Impor DIY dari China selama lima tahun meningkat cukup pesat dari US$

983ribu pada tahun 2005 menjadi US$ 10.008ribu pada tahun 2009 (naik sebesar 918%). Di

sisi lain, ekspor DIY ke China mengalami penurunan dari US$ 7.788ribu pada tahun 2005

menjadi US$ 4.987ribu (turun sebesar 36%). Selama dua tahun terakhir terjadi defisit

perdagangan DIY-China yang semakin meningkat. Pada tahun 2008 terjadi defisit

perdagangan sebesar US$ -751ribu, pada tahun 2009 defisit perdagangan meningkat menjadi

US$ -5.021ribu.

Dampak ACFTA terhadap Perekonomian di DIY

Menurut persepsi responden, tiga sektor yang terkena dampak paling besar dengan

adanya ACFTA adalah sektor industri pengolahan; sektor perdagangan, hotel dan restoran;

dan sektor pertanian. Mulai dari hasil industri pengolahan seperti barang elektronik, makanan

olahan, mainan, peralatan rumah tangga, dan lain-lain. Buah-buahan impor turut mengancam

produksi pertanian lokal. Harga buah impor lebih murah dibandingkan dengan buah lokal.

Beberapa kelompok barang lainnya masih menunjukkan pertumbuhan ekspor yang

positif. Namun demikian, beberapa kelompok barang tersebut pertumbuhan nilai impornya

Page 39: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

23  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

lebih besar daripada pertumbuhan ekspor. Pertumbuhan impor kelompok barang tekstil dan

barang dari tekstil cukup fantastis, yaitu sebesar 427 persen. Kelompok barang produk nabati

pertumbuhan impornya sebesar 298 persen, jauh lebih tinggi dari pada pertumbuhan ekspor

sebesar 18 persen. Pertumbuhan impor kelompok barang produk industri kimia dan industri

sejenis sebesar 298 persen, sementara itu ekspornya justru turun 1 persen. Pertumbuhan

impor kelompok barang kulit dan barang dari kulit juga lebih besar dari pertumbuhan ekspor.

Dampak dari ACFTA dapat terlihat dari peningkatan impor yang cukup fantastif pada

beberapa kelompok barang di DIY. Peningkatan impor yang cukup fantastis tersebut

sebagaimana telah dikemukakan sebelumnya terjadi pada kelompok barang: 1) tekstil dan

barang dari tekstil, 2) produk nabati, 3) produk industri kimia dan industri sejenis, 4) kulit dan

barang dari kulit, dan 5) berbagai barang hasil pabrik.

Adanya ACFTA juga berdampak pada kesempatan kerja. Hasil survei menunjukkan

bahwa sebagian besar responden (85 persen) meskipun mengalami penurunan kinerja usaha,

tidak melakukan pengurangan jumlah tenaga kerja.

Berdasarkan hasil survei, ACFTA ternyata berdampak negatif terhadap kinerja UMKM

dan perekonomian di DIY. Namun demikian, masih ada peluang bagi pelaku UMKM untuk

memanfaatkan ACFTA dengan meningkatkan ekspor pada beberapa kelompok barang yang

memiliki keunggulan komparatif dengan China. Berdasarkan hasil perhitungan menggunakan

RCA (Revealed Competitive Advantage), ada beberapa kelompok barang DIY yang memiliki

keunggulan komparatif atau daya saing relatif untuk ekspor. Kelompok barang tersebut

adalah: 1) kulit dan barang dari kulit, 2) berbagai barang hasil pabrik, 3) kayu, barang dari

kayu dan barang anyaman, dan 3) tekstil dan barang dari tekstil.

Kesimpulan dan Saran

Meskipun pilihan barang lebih banyak dan harga juga lebih murah, tidak semua

konsumen beralih membeli produk China. Alasan utamanya adalah masalah kualitas yang

tidak sebaik produk buatan Jepang dan Eropa. Rumah tangga yang beralih preferensinya ke

produk buatan China memiliki alasan tersendiri, yaitu karena harga produk China lebih murah.

Barang-barang produk China yang paling banyak diminati adalah barang elektronik.

ASEAN China Free Trade Area berdampak besar pada tiga sektor perekonomian di DIY,

yaitu sektor industri pengolahan, sektor perdagangan, hotel dan restoran, dan sektor

pertanian. Beberapa pelaku UMKM di sektor-sektor tersebut mengalami penurunan omset dan

Page 40: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

24  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

laba. Akibatnya beberapa pelaku UMKM telah mengurangi jumlah tenaga kerja mereka untuk

melakukan efisiensi produksi. Impor komoditas beberapa kelompok barang selama enam

bulan terakhir juga cukup tinggi. Pertumbuhan impor lebih besar daripada pertumbuhan

ekspor. Pemerintah diharapkan dapat memberikan bantuan guna meningkatkan daya saing

pelaku UMKM di DIY. Peningkatan daya saing dapat dilakukan dengan cara meningkatkan

produktivitas usaha melalui pelatihan-pelatihan untuk meningkatkan kualitas sumber daya

manusia dan peningkatan teknologi industri. Tanpa adanya dukungan yang kuat dari

pemerintah, maka pelaku UMKM di DIY bisa kalah bersaing dengan pelaku usaha dari luar

negeri. Banjir impor barang murah dari negara-negara lain akan semakin banyak. Sosialisasi

terus menerus dari pemerintah dan bantuan fasilitasi peningkatan daya saing bagi UMKM

sangat dibutuhkan untuk memperkuat daya saing dan daya tahan pelaku UMKM di DIY.

Terkait dengan masih kurangnya peran pemerintah dalam membantu UMKM, ada

beberapa harapan yang dikemukakan untuk membantu mereka. Harapan terhadap

pemerintah pusat adalah:

1) mengeluarkan regulasi kebijakan perdagangan luar negeri yang berpihak pada UMKM di

Indonesia,

2) memperluas kesempatan kerja,

3) meningkatkan akses permodalan pada UMKM,

4) meningkatkan daya saing produk lokal.

Harapan responden UMKM terhadap pemerintah daerah:

1) fasilitasi peningkatan ekspor, melalui: pelatihan, promosi dan pameran,

2) membatasi impor,

3) meningkatkan akses permodalan,

4) mempermudah perijinan usaha,

5) memberikan motivasi usaha dan menyediakan fasilitas pendukung,

6) menjadi jembatan antara kepentingan UMKM dengan pemerintah pusat.

Harapan terhadap Bank Indonesia:

1) mendorong terwujudnya pinjaman murah: bunga rendah, tanpa agunan, jangka waktu

lama,

2) menjaga stabilitas nilai tukar rupiah,

3) menjaga stabilitas harga,

4) berperan aktif dalam membantu UMKM.

Page 41: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

25  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

BOKS :

PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Pemulihan perekonomian dunia menyebabkan kinerja perdagangan internasional

Provinsi DIY tahun 2010 meningkat. Nilai Ekspor DIY mengalami pertumbuhan 29,01%,

sementara nilai impor turun 1,56%. Komoditas ekspor utama DIY masih didominasi oleh

Pakaian Jadi Tekstil dan Mebel Kayu. Sedangkan komoditas Sarung Tangan Kulit mencatat

pertumbuhan yang cukup tinggi sebesar 416,70%. Amerika Serikat, Jerman dan Korea

Selatan menjadi negara tujuan ekspor utama produk asal DIY, tetapi untuk pasar India

mengalami peningkatan nilai ekspor yang cukup tinggi, yaitu 87,80%.

Ekspor

Nilai ekspor DIY pada tahun 2010 mencapai US$140,23 juta, naik 29,01%. Adapun

faktor yang mempengaruhi peningkatan ekspor adalah membaiknya permintaan dari negara-

negara tujuan ekspor utama sejalan dengan membaiknya perekonomian global. Nilai ekspor

DIY cenderung meningkat sepanjang tahun 2007-2010, hanya sedikit terganggu pada tahun

2009 sebagai akibat krisis finansial global.  

2006 2007Nilai Nilai Nilai Pangsa1 Ptumbh1 Nilai Pangsa1 Ptumbh1

1 Pakaian jadi tekstil 44.232.793,26 34.406.155,71 33.897.190,31 26,02 -1,5 27.701.953,52 25,49 -18,32 Mebel kayu 32.305.402,96 26.104.335,55 24.279.099,04 18,64 -7,0 18.674.156,87 17,18 -23,13 Sarung tangan kulit (STK) 13.408.719,08 10.559.755,51 16.931.101,56 13,00 60,3 3.336.904,60 3,07 -80,34 Kulit disamak 4.880.096,20 7.116.242,02 6.685.294,17 5,13 -6,1 11.352.703,17 10,44 69,85 Kerajinan kayu 5.611.902,27 4.847.772,26 5.142.996,57 3,95 6,1 4.963.776,56 4,57 -3,56 Sarung tangan kulit sintesis 1.923.466,10 6.686.524,09 6.944.388,25 5,33 3,9 9.181.744,87 8,45 32,27 Kerajinan kertas 3.604.404,13 4.553.663,52 4.204.055,62 3,23 -7,7 3.468.502,70 3,19 -17,58 Kerajinan batu 2.604.484,95 3.136.738,74 3.473.871,16 2,67 10,7 3.741.900,01 3,44 7,79 Minyak atsiri daun cengkeh 2.037.273,50 3.580.520,36 2.641.254,72 2,03 -26,2 2.895.908,22 2,66 9,6

10 STK kombinasi poliurethan 318.335,25 628.502,56 2.704.822,41 2,08 330,4 2.854.128,42 2,63 5,511 Teh hijau/hitam 476.374,10 1.046.757,80 1.749.745,75 1,34 67,2 2.630.349,00 2,42 50,312 Komoditas Lainnya 27.069.290,08 22.894.522,30 21.598.612,98 16,58 -5,7 17.826.436,93 16,40 -17,5

138.472.541,88 125.561.490,42 130.252.432,54 100,00 3,7 108.695.754,99 100,00 -16,5

Nilai Ekspor Menurut KomoditasNilai : US$

Total

No Komoditas2008

Keterangan

1) %

Sumber: Disperindagkop Prop. DIY-Sie Fasilitasi Ekspor&Impor, tahun 2009, data diolah

2009

Komoditas dengan nilai ekspor tertinggi adalah Pakaian jadi tekstil sebesar US$42,16

juta dengan pangsa 30,07% dari total ekspor DIY. Disusul Mebel Kayu sebesar nilai US$18,19

juta dengan pangsa 12,97% dan Sarung Tangan Kulit sebesar US$17,24 juta dengan pangsa

12,30%. Pemulihan ekonomi dinegara-negara maju menjadi faktor utama peningkatan ekspor

karena peningkatan permintaan.

Page 42: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

26  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

2006 2007Nilai Nilai Nilai Pangsa1 Ptumbh1 Nilai Pangsa1 Ptumbh1

1 Amerika Serikat 69.474.082,72 55.289.770,20 54.711.551,41 42,00 -1,05 38.075.905,35 35,03 -30,412 Perancis 8.014.165,04 7.435.180,88 7.957.058,78 6,11 7,02 5.910.539,77 5,44 -25,723 Jepang 6.238.748,49 6.068.109,83 7.098.657,28 5,45 16,98 7.036.849,89 6,47 -0,874 Spanyol 6.102.252,43 5.223.496,91 3.575.751,80 2,75 -31,54 3.461.445,59 3,18 -3,205 Italia 5.173.880,22 5.205.484,78 3.255.825,16 2,50 -37,45 2.486.300,32 2,29 -23,646 Inggris 4.528.785,30 3.817.376,80 5.207.363,77 4,00 36,41 3.572.057,19 3,29 -31,407 Belanda 4.455.955,54 3.540.362,43 3.108.870,68 2,39 -12,19 3.312.880,93 3,05 6,568 Australia 3.216.156,22 4.600.620,30 4.326.274,76 3,32 -5,96 3.069.995,11 2,82 -29,049 Jerman 4.301.255,69 2.837.671,17 4.439.544,57 3,41 56,45 8.629.330,64 7,94 94,37

10 Korea Selatan 762.940,68 2.414.118,80 8.202.504,43 6,30 239,77 7.337.402,62 6,75 -10,5511 Belgia 2.002.199,32 2.469.783,77 4.087.583,33 3,14 65,50 3.282.185,90 3,02 -19,7012 India 496.068,13 460.286,21 1.073.730,08 0,82 133,27 2.233.784,95 2,06 108,0413 Negara Lainnya 23.706.052,10 26.199.228,34 23.207.716,49 17,82 -11,42 20.287.076,73 18,66 -12,58

138.472.541,88 125.561.490,42 130.252.432,54 100,00 3,74 108.695.754,99 100,00 -16,55

Nilai Ekspor Menurut Negara TujuanNilai : US$

Keterangan

1) %

Sumber: Disperindagkop Prop. DIY-Sie Fasilitasi Ekspor&Impor, tahun 2009, data diolah

No Negara Tujuan2008 2009

Total

 

Berdasarkan Negara Tujuan, Amerika masih menempati peringkat tertinggi dengan

pangsa 33,68% dari dari total ekspor atau senilai US$47,23 juta. Disusul Jerman dan Korea

Selatan masing-masing senilai US$15,86 juta dan US$10,67 juta. Peningkatan ekspor terbesar

pada India yang mengalami kenaikan 87,80%. Hal ini menunjukkan bahwa langkah para

eksportir DIY untuk mengembangkan pasar ekspor ke beberapa negara tujuan lain selain

Amerika Serikat sudah mulai menampakkan hasil. Walaupun secara umum terjadi peningkatan

nilai ekspor, tetapi terdapat beberapa negara tujuan ekspor dari DIY yang mengalami

penurunan, diantaranya adalah Australia, Perancis, dan Belgia.

2006 2007Nilai Nilai Nilai Pangsa1 Ptumbh1 Nilai Pangsa1 Ptumbh1

1 Sukarno Hatta 14.805.975,61 12.134.338,84 15.297.664,90 11,74 26,07 14.688.518,87 13,51 -3,982 Adisutjipto 3.024.372,37 3.208.810,37 3.581.887,40 2,75 11,63 2.977.260,76 2,74 -16,883 Tanjung Emas 93.625.023,44 80.854.921,83 69.534.106,24 53,38 -14,00 60.848.748,53 55,98 -12,494 Tanjung Priok 21.530.928,41 23.500.080,88 31.655.144,55 24,30 34,70 22.132.751,82 20,36 -30,085 Tanjung Perak 3.128.032,74 3.796.466,36 7.731.070,04 5,94 103,64 5.368.467,70 4,94 -30,566 Ngurah Rai 55.011,35 154.168,89 48.161,36 0,04 -68,76 2.455,71 0,00 -94,907 Juanda 2.176.807,19 1.833.683,83 2.188.072,15 1,68 19,33 2.175.360,07 2,00 -0,588 Adisumarmo 50.526,20 6.249,16 0,00 0,00 -100,00 4.813,00 0,00 N/A9 Tanjung Pinang 0,00 0,00 3.996,00 0,00 N/A 0,00 0,00 -100,0010 Halim Perdanksma 15.404,30 5.959,49 186.943,48 0,14 3.036,90 481.835,31 0,44 157,7411 Kantor Pos Yk. 48.897,17 14.074,33 25.386,42 0,02 80,37 11.394,32 0,01 -55,1212 Benoa 11.563,10 52.736,44 0,00 0,00 -100,00 0,00 0,00 0,0013 A. Yani 0,00 0,00 0,00 0,00 0,00 4.148,90 0,00 N/A Jumlah 138.472.541,88 125.561.490,42 130.252.432,54 100,00 3,74 108.695.754,99 100,00 -16,55 Keterangan

1) %

Sumber: Disperindagkop Prop. DIY-Sie Fasilitasi Ekspor&Impor, tahun 2008, data diolah

No

Nilai : US$Nilai Ekspor Menurut Pelabuhan Muat

Pelabuhan Muat2008 2009

 

Pada tahun Laporan nilai Ekspor pengiriman ekspor terbesar dari Provinsi DIY dilakukan

melalui pelabuhan Tanjung Emas Semarang dengan nilai sebesar US$78,30 juta atau 55,84%

Page 43: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

27  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

dari seluruh total ekspor DIY. Alternatif pengiriman ekspor DIY juga dilakukan melalui

Pelabuhan Tanjung Priok dan Bandara Soekarno Hatta dengan pangsa masing-masing sebesar

17,38% dan 16,78%.

Impor Perkembangan impor DIY pada tahun laporan mengalami penurunan 1,56%, atau mencapai

US$25,95 juta. Faktor yang mempengaruhi antara lain adalah masih tersedianya stok bahan

baku. Berdasarkan jenis barang yang diimpor, baik di sisi nilai maupun volumenya masih

didominasi oleh impor bahan baku. Komoditas dengan impor terbesar baik dari sisi nilai

maupun volume adalah Tekstil, dengan pangsa 61,68% dan tumbuh 29,73%. Hal ini

disebabkan karena produk yang berbahan baku komoditas tersebut sebagian besar

merupakan order dari luar negeri yang pembelinya pada umumnya memiliki kekuatan untuk

menentukan bahan bakunya. Sementara itu, dua komoditas impor utama DIY yaitu bahan

baku susu dan mesin pertanian masing-masing mengalami penurunan sebesar 79,54% dan

74,56%.

2006 2007Nilai Nilai Nilai Pangsa1 Ptumbh1 Nilai Pangsa1 Ptumbh1

1 Bahan Baku Susu 38.953.112,01 3.654.721,50 10.020.457,42 19,76 174,18 5.849.490,49 22,19 -41,622 Mesin 6.928.263,65 23.508.217,82 15.773.053,55 31,11 -32,90 1.854.013,60 7,03 -88,253 Tekstil 7.310.754,75 4.575.210,67 9.703.474,02 19,14 112,09 12.336.305,19 46,80 27,134 Kapas 3.857.427,06 3.726.979,53 3.086.611,08 6,09 -17,18 1.491.146,87 5,66 -51,695 Kulit Disamak - 1.470.147,19 2.125.299,01 4,19 44,56 2.385.010,35 9,05 12,226 Label 6.392,05 239.380,37 11.671,30 0,02 -95,12 1.073.396,64 4,07 9.096,897 Komoditas Lainnya 2.473.492,15 5.448.571,67 9.988.006,20 19,70 83,31 1.369.189,30 5,19 -86,29

59.529.441,67 42.623.228,75 50.708.572,58 100,00 18,97 26.358.552,44 100,00 -48,02

Nilai Impor Menurut KomoditasNilai : US$

2008 2009

Keterangan

1) %

Sumber: Disperindagkop Prop. DIY-Sie Fasilitasi Ekspor&Impor, tahun 2009, data diolah

No Komoditas

Total

 

Berdasarkan negara asal, pangsa terbesar impor DIY pada periode laporan berasal dari

RRC dengan pangsa 28,10%. Diikuti impor dari Korea Selatan 22,44% dan Taiwan 13,57%.

2006 2007Nilai Nilai Nilai Pangsa1 Ptumbh1 Nilai Pangsa1 Ptumbh1

1 RRC 8.579.437,63 25.779.380,47 6.535.669,51 12,89 -74,65 6.540.650,81 24,81 0,082 New Zealand 17.724.970,95 3.598.253,50 9.353.404,48 18,45 159,94 5.765.490,48 21,87 -38,363 Korea Selatan 3.290.487,46 3.889.384,08 4.178.562,61 8,24 7,44 5.789.215,34 21,96 38,554 Taiwan 2.449.872,82 2.458.802,69 1.207.633,31 2,38 -50,89 1.779.519,36 6,75 47,365 Hongkong 1.128.669,13 907.549,38 1.530.023,57 3,02 68,59 2.099.065,17 7,96 37,196 Negara Lainnya 7.631.032,73 5.989.858,63 27.903.279,10 55,03 365,84 4.384.611,28 16,63 -84,29

58.529.441,67 42.623.228,75 50.708.572,58 100,00 18,97 26.358.552,44 100,00 -48,02 Keterangan 1) % Sumber: Disperindagkop Prop. DIY-Sie Fasilitasi Ekspor&Impor, tahun 2009, data diolah

Total

No Negara Asal

Nilai Impor Menurut Negara AsalNilai : US$

2008 2009

Page 44: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

28  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

BOKS :

Perkembangan Investasi di DIY

Iklim investasi sepanjang tahun 2010 menunjukkan tingkat pertumbuhan yang relatif

stabil dari tahun sebelumnya. Kegiatan penanaman modal masih terpusat di wilayah Kota

Yogyakarta dan Kabupaten Sleman. Namun, saat ini perencanaan peluang investasi mulai

dikembangkan ke daerah Kulonprogo dan Gunungkidul meningkatkan kesejahteraan

masyarakat setempat.

Penanaman Modal Dalam Negeri

Persentase Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri di tahun 2010 mengalami

peningkatan 0,66%, yaitu dari Rp1.872 miliar di tahun 2009 menjadi Rp1.885 miliar.

Sementara itu, pada periode waktu yang sama rencana PMDN yang disetujui pemerintah naik

2,80% menjadi 2.599 miliar. Peningkatan dalam rencana dan realisasi PMDN di tahun 2010

menandakan kondisi perekonomian DIY masih prospektif dan peluang investasi masih terbuka.

Sektor industri masih menjadi sektor yang paling diminati oleh investor untuk

menanamkan modal dengan pangsa 47,13%. Industri yang paling diminati adalah industri

tekstil. Peringkat berikutnya adalah sektor perhotelan sebesar 34,15%, dan sektor jasa lainnya

sebesar 15,37%

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

a. Pertanian 57.224 26.423 57.224 26.423 57.224 26.423 57.224 26.423 b. Kehutanan 0 0 0 0 0 0 0 c. Perikanan 1.500 400 1.500 400 1.500 400 1.500 400

2 Pertambangan 750 750 750 750 750 750 750 7503 Industri

a. Makanan 114.900 72.747 114.900 72.747 114.900 72.747 114.900 72.747 b. Tekstil 341.661 630.931 341.661 630.931 341.661 630.931 341.661 642.641 c. Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 d. Kertas 218 444 218 444 218 444 218 444 e. Kimia dan Farmasi 32.042 232 32.042 232 32.042 232 32.042 232 f. Mineral bukan logam 0 0 0 0 0 0 0 0 g. Logam dasar 2.832 1.548 2.832 1.548 2.832 1.548 2.832 1.548 h. Barang barang logam 17.828 14.279 17.828 14.279 17.828 14.279 17.828 14.279 i. Lain-lain 357.768 111.502 416.414 114.765 416.414 171.365 476.914 156.430

4 Konstruksi 13.000 0 13.000 0 13.000 0 13.000 05 Perhotelan 609.256 643.773 609.256 643.773 609.256 643.773 609.256 643.7736 Pengangkutan 42.529 34.630 42.529 36.260 42.529 36.260 42.529 35.5307 Perumahan dan Perkantoran 0 0 0 0 0 0 0 08 Jasa lainnya 867.100 263.876 868.300 263.876 877.788 273.364 888.178 289.730

2.458.608 1.801.535 2.518.454 1.806.428 2.527.941 1.872.516 2.598.831 1.884.927

Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri secara KumulatifMenurut Sektor Ekonomi

Juta Rp

No Sektor2007 2008 20102009

Total Keterangan:

1. Perhitungan investasi dimulai tahun 1967/1968

Tidak jauh berbeda dari tahun sebelumnya, pusat persebaran wilayah PMDN tahun

2010 terdapat di Kota Yogyakarta dan Kabupaten Sleman sebagai pusat persebaran PMDN.

Page 45: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

29  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Rencana PMDN yang disetujui terbesar dimiliki oleh Kota Yogyakarta sebesar Rp1.181 miliar,

diikuti dengan Kabupaten Sleman dengan rencana investasi yang disetujui sebesar Rp922

miliar. Sementara itu, realisasi PMDN terbesar pada tahun 2010 terdapat di Kabupaten Sleman

sebesar Rp962 miliar dan diikuti Kota Yogyakarta dengan realisasi sebesar 756 miliar.

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi1 Bantul 112.751 86.952 112.751 86.952 112.751 86.952 173.251 96.952 2 Sleman 921.809 921.971 921.809 926.863 921.809 936.155 921.809 962.340 3 Gunung kidul 58.379 19.586 58.379 19.586 67.867 29.074 67.867 35.440 4 Kulonprogo 255.112 28.559 255.112 28.559 255.112 28.559 255.112 34.018 5 Yogyakarta 1.110.556 744.466 1.170.402 744.466 1.170.402 744.466 1.180.791 756.176

2.458.607 1.801.534 2.518.453 1.806.426 2.527.941 1.825.206 2.598.830 1.884.926 Total Keterangan :

1 US$ = Rp.9.000,-

Perhitungan investasi dimulai tahun 1967/1968

Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri Secara Kumulatif

Juta Rp

No Kabupaten/Kota 2007 2008 20102009

Menurut Kabupaten/Kota

Penanaman Modal Asing

Realisasi PMA tahun 2009 meningkat sebesar 8,49%, yaitu dari Rp2.485 miliar di

tahun 2009 menjadi Rp2.696 miliar. Namun, rencana investasi PMA yang disetujui oleh

pemerintah mengalami tumbuh negatif 1,3% menjadi Rp3.787 miliar.

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi1 Pertanian, Kehutanan dan Perikanan

a. Pertanian 18.900 10.805 32.142 10.805 120.171 26.178 106.929 35.178 b. Kehutanan 1.800 0 1.800 0 1.800 0 1.800 0 c. Perikanan 100.898 16.048 100.898 16.048 12.869 675 12.869 675

2 Pertambangan 13.050 0 13.050 0 13.050 0 13.050 03 Industri

a. Makanan 19.146 19.146 19.146 19.146 19.821 19.146 25.896 19.145 b. Tekstil 75.278 32.734 104.123 68.059 104.123 68.059 104.123 111.947 c. Kayu 0 0 0 0 0 0 0 0 d. Kertas 0 0 0 0 0 0 0 0 e. Kimia dan Farmasi 0 0 11.292 0 11.292 11.292 11.292 23.291 f. Mineral bukan logam 0 0 0 0 0 0 0 0 g. Logam dasar 24.571 9.715 24.571 9.715 24.571 9.715 24.571 9.715 h. Barang barang logam 2.070 0 2.070 0 2.070 0 2.070 0 i. Lain-lain 674.663 281.855 754.988 287.565 758.588 291.696 775.103 311.506

4 Konstruksi 0 0 0 0 0 0 0 05 Perhotelan 702.024 521.370 699.913 542.638 726.013 601.438 728.713 605.4246 Pengangkutan 5.700 1.792 5.700 1.404 7.480 1.404 7.480 3.1877 Perumahan dan Perkantoran 0 0 0 0 0 0 0 08 Jasa lainnya 2.052.123 1.384.701 1.969.677 1.460.082 2.035.800 1.455.494 1.973.439 1.575.978

3.690.223 2.278.166 3.739.370 2.415.462 3.837.648 2.485.097 3.787.335 2.696.046

Perhitungan investasi dimulai tahun 1967/1968

2010

Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing Secara Kumulatif

2009

Total Keterangan:

1 US$ = Rp. 9.000,-

yang Disetujui Pemerintah Menurut Sektor Ekonomi di DIYJuta Rp

No Sektor2007 2008

Sektor jasa lainnya menempati peringkat tertinggi dalam realisasi PMA, yaitu sebesar

Rp1.576 miliar atau 58,46% dari total realisasi. Sektor perhotelan menduduki peringkat

selanjutnya sebesar Rp605 miliar (22,46%), diikuti oleh sektor industri sebesar Rp476 miliar

(11,55%), sektor pertanian, kehutanan, dan perikanan sebesar Rp36 miliar, serta sektor

pengangkutan sebesar Rp3 miliar.

Page 46: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

30  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

Rencana PMA terbesar terdapat di Kota Yogyakarta sebesar Rp1.732 miliar diikuti

dengan Kabupaten Sleman sebesar Rp1.687 miliar. Sedangkan realisasi PMA terbesar

dilaksanakan oleh Kota Yogyakarta dengan nilai realisasi sebesar Rp1.381 miliar dan realisasi

terbesar kedua dimiliki oleh Kabupaten Sleman, yaitu realisasi sebesar Rp1.093 miliar. Realisasi

PMA selanjutnya dimiliki oleh Bantul sebesar Rp147 miliar, Gunungkidul sebesar Rp71 miliar,

dan Kulonprogo dengan realisasi terendah sebesar Rp3 miliar.

Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi Rencana Realisasi1 Bantul 123.077 77.953 141.752 96.909 143.102 98.709 149.177 147.198 2 Sleman 1.645.667 825.955 1.689.474 921.767 1.700.224 980.567 1.686.982 1.093.328 3 Gunung kidul 146.593 57.937 131.065 57.937 139.577 59.741 150.376 71.739 4 Kulonprogo 62.291 - 62.291 1.260 69.291 2.241 69.291 2.916 5 Yogyakarta 1.705.594 1.316.322 1.707.787 1.337.589 1.785.453 1.343.839 1.731.507 1.380.863

3.683.222 2.278.167 3.732.369 2.415.462 3.837.647 2.485.097 3.787.333 2.696.044 Total Keterangan :

1 US$ = Rp.9.000,-

Perhitungan investasi dimulai tahun 1967/1968

yang Disetujui Pemerintah Menurut Dati II di DIYJuta Rp

No Kabupaten/Kota2007 2008 2010

Rencana dan Realisasi Penanaman Modal Asing Secara Kumulatif

2009

Potensi dan Peluang Investasi

Sebagai salah satu tujuan utama wisatawan domestik maupun asing, pemerintah DIY

berusaha mengembangkan sarana dan prasarana yang mendukung pariwisata. Mulai tahun

2009, perencanaan peluang investasi mulai dikembangkan ke daerah selain Kota Yogyakarta

dan Kabupaten Sleman. Penyebaran perencanaan investasi di Kulonprogo dan Gunungkidul

dimaksudkan untuk memeratakan distribusi pekerjaan dan pendapatan masyarakat setempat.

Pembangunan objek pariwisata di Kabupaten Gunungkidul lebih memanfaatkan potensi alam

berupa kawasan pesisir pantai dan hutan, sehingga peluang investasi oleh pemerintah dan

swasta dapat dicapai. Kabupaten Kulonprogo diharapkan dapat dijadikan sebagai daerah yang

memiliki peluang investasi para investor karena masih banyak objek yang belum dikelola dan

memiliki berpotensi di beberapa sektor ekonomi.

Pengembangan infrastruktur merupakan kekuatan utama pertumbuhan

perekonomian. Usaha peningkatan dan pengembangan fasilitas-fasilitas fisik ini dilakukan

untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi yang merata di setiap wilayah di Yogyakarta.

Pembangunan sarana fisik seperti Pelabuhan Tanjung Adikarto yang dilengkapi dengan

tempat pelelangan ikan (TPI), shelter nelayan, pabrik es, docking dan tempat perbaikan kapal

serta pemecah ombak untuk memudahkan kapal bersandar. Untuk meningkatkan pelayanan

kepada wisatawan, pada tahun 2010 telah dilakukan pembangunan beberapa hotel baru

sehingga jumlah kamar mengalami peningkatan yang diperkirakan mencapai 1.000-1.500

kamar. Hal ini juga didukung oleh pengembangan beberapa kawasan wisata baru. Disamping

Page 47: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

31  

Bab 1 - Perkembangan Makro Ekonomi

itu, terdapat beberapa proyek besar yang masih akan dilaksanakan antara lain pembangkit

listrik, pembangunan bandara, pelabuhan serta unsur penunjang lainnya, seperti jalur jalan

lingkar selatan (JJLS), pembangunan cold storage, jaringan kereta api (KA), industri

penambangan dan pengolahan pasir besi, serta Markas Komando Angkatan Laut (Markamal).

Seiring rencana pembangunan prasarana fisik, ketersediaan lapangan pekerjaan akan

meningkatkan taraf ekonomi masyarakat lokal.

Yogyakarta Sleman Bantul Gunungkidul Kulonprogo

Pariwisata - Pembangunan Kawasan Malioboro - Taman Air - Pengembangan Pantai - Taman Hutan Bunder - Pengembangan Area Peristirahatan- Pasar Terban - Taman Gunung Merapi Samas - Pengembangan Pantai - Wisata Pantai- Pasar Kerajinan dan Seni - Stadion Internasional - Depok Aerosport Base Sepanjang - Pengembangan Pantai Trisik (Xter Square) Maguwoharjo - Pengembangan Kawasan - Hunian Turis Eksklusif - Pengembangan Pantai Glagah- Sportainment Wisata Pantai - Pengembangan Kawasan Wisata

Clereng- Pengembangan Kawasan Wisata Waduk Sermo- Pengembangan Kawasan Wisata Puncak Suroloyo- Pengembangan Kawasan Wisata Ancol- Pengembangan Kawasan Wisata Sendangsari- Pengembangan Kawasan Wisata Gua Kiskendo

Telekomunikasi - Teknologi Informasi

Infrastruktur - Pembangunan Kawasan Bisnis - Pengembangan Pelabuhan - Pelabuhan Perikanan Glagah- Pengembangan Bandara Adisutjipto - Pembangunan Terminal Tipe A- Pembangunan Transportasi Massal - Sentolo Dry Port- Jalan Tol Yogyakarta-Bawen - Pelabuhan Tanjung Adikarto- Urban Mass Transportation - Pembangunan Bandara Internasional

Industri - Industri Perhiasan - Industri Suku Cadang dan - Kawasan Industri Piyungan - Pemrosesan Batu Andesite Perakitan Sepeda Motor - Industri Perhiasan - Industri Marmer

- Industri Pengepakan - Industri Pengepakan - Kawasan Industri Sentolo- Industri Garmen - Industri Garmen - Industri Pengolahan Obat Herbal- Industri Furniture - Industri Furniture

- Industri Gula

Pertanian - Pengembangan - Pabrik Pupuk Organik - Pertanian Bio Fuel - Pemuliaan Kambing Ettawa Chrysanthemum - Pertanian Ubi Kayu - Pemuliaan dan Penggemukan Sapi

- Penggemukan Sapi - Pemuliaan dan - Industri Kelapa Terintegrasi Penggemukan Sapi - Pengembangan Pelabuhan Perikanan

- Penanaman Hijauan - Tambak Udang/Ikan Bandeng Makanan Ternak

- Pengembangan KawasanMinapolitan Ponjong

- Pengembangan Kebun Buah Nglanggeran

Pertambangan - Pertambangan Pasir Besi

Energi - Pembangkit Listrik

Sumber : BKPM Provinsi DIY

Peluang Investasi Beberapa Proyek/Komoditas Potensial

SektorKabupaten/Kota

Sektor perdagangan merupakan sektor yang memiliki kontribusi terbesar bagi

perekonomian DIY. Pengembangan sektor perdagangan yang difokuskan di wilayah

Kulonprogo ini tidak lepas dari tujuan untuk mempertahankan stabilitas perdagangan pasar

domestik dan meningkatkan daya beli terhadap produk lokal. Produk-produk yang memiliki

prospek baik untuk dijadikan komoditi adalah produk garmen dan furnitur yang memiliki nilai

seni dan kreativitas tinggi. Perencanaan peningkatan produksi garmen dan furniture diiringi

oleh pendirian pusat perdagangan guna mendukung kelancaran transaksi perdagangan.

Page 48: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

4  

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 49: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

33  

Bab 2 Perkembangan Inflasi

Inflasi tahunan Kota Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai 7,38% yoy, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya 2,93%, dan lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar

6,33% yoy. Tingginya laju inflasi tersebut terutama disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

meningkatnya tekanan dari sisi penawaran terutama untuk komoditas volatile, kenaikan

beberapa administered price (TDL dan biaya perpanjangan STNK), kenaikan upah buruh

bangunan bukan mandor, dan juga imported inflation sejalan dengan kenaikan harga pada

beberapa komoditas di pasar internasional. Produksi untuk komoditas volatile yang secara

nasional terganggu menyebabkan pasokan barang, terutama pada kelompok bahan makanan

agak tertekan. Khusus di kota Yogyakarta, kondisi diperparah oleh erupsi Merapi pada

triwulan IV-2010 yang mengakibatkan terganggunya produksi komoditas holtikultura di

sekitar wilayah Gunung Merapi.

Inflasi tahunan Kota Yogyakarta pada tahun 2010 mencapai 7,38% yoy, meningkat

dibandingkan tahun sebelumnya 2,93%, dan lebih tinggi dibanding inflasi Nasional sebesar

6,33% yoy. Tingginya laju inflasi tersebut terutama disebabkan oleh beberapa faktor, seperti:

meningkatnya tekanan dari sisi penawaran terutama untuk komoditas volatile, kenaikan

beberapa administered price (TDL dan biaya perpanjangan STNK), kenaikan upah buruh

bangunan bukan mandor, dan juga imported inflation sejalan dengan kenaikan harga pada

beberapa komoditas di pasar internasional. Produksi untuk komoditas volatile yang secara

nasional terganggu menyebabkan pasokan barang, terutama pada kelompok bahan makanan

agak tertekan. Khusus di kota Yogyakarta, kondisi diperparah oleh erupsi Merapi pada

triwulan IV-2010 yang mengakibatkan terganggunya produksi komoditas holtikultura di

sekitar wilayah Gunung Merapi.

INFLASI TAHUNAN

Dibandingkan dengan ibu kota propinsi lain di pulau Jawa, Laju inflasi tahunan Kota

Yogyakarta tahun 2010 merupakan yang tertinggi. Selain Kota Yogyakarta, pada tahun 2010

di pulau Jawa terdapat 2 ibu kota provinsi yang juga mengalami lanju inflasi di atas 7% yaitu

Surabaya (7,33%) dan Semarang (7,10%). Kondisi ini mirip dengan kondisi tahun 2007

dimana pada waktu itu Yogyakarta mengalami laju inflasi tahunan sebesar 7,99% yoy

 

Page 50: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

34  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

sementara ibu kota propinsi lain di pulau Jawa laju inflasi tahunannya kurang dari 7,00%.

Perbedaanya, jika pada tahun 2007 laju inflasi terjadi hampir pada semua kelompok bareng

dikarenakan tingginya permintaan barang-barang konsumsi untuk keperluan rehabilitasi pasca

gempa tahun 2006, maka pada tahun 2010 laju inflasi didominasi oleh Kelompok Bahan

Makanan sebagai akibat dari terganggunya produksi. Selanjutnya diikuti oleh kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar; dan kelompok makanan Jadi, Minuman, Rokok

dan Tembakau.

-

2

4

6

8

10

12

14

2007 2008 2010

Jakarta Surabaya Semarang Serang Bandung Yogyakarta

%

Grafik 2.1 Inflasi Ibukota Provinsi di Pulau Jawa

Sumber: BPS DIY, diolah

Laju inflasi tahunan Kota Yogyakarta sebesar 7,38% terutama berasal dari Kelompok

Bahan Makanan yang mengalami kenaikan harga sebesar 18,8% yoy dan memberikan andil

terhadap inflasi sebesar 3,8%, sementara pada kelompok lainnya sebagian besar mengalami

laju inflasi kurang dari 6,0% yoy. Penyumbang andil inflasi terbesar selanjutnya berasal dari

kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar yaitu sebesar 2,13%, walaupun laju

inflasi tahunannya hanya sebesar 5,5% namun nilai konsumsi (bobot) kelompok ini dalam

perhitungan inflasi Kota Yogyakarta mencapai 28,0%, jauh di atas bobot kelompok bahan

makanan (17,7%). Kelompok lainnya yang juga mengalami laju inflasi cukup tinggi adalah

Kelompok makanan jadi, Minuman, rokok dan Tembakau yang mengalami inflasi 5,57%yoy

dan memberikan andil 1,15%.

Page 51: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

35  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

%

Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil Inflasi Andil

1 Bahan Makanan 15,61 2,80 13,31 2,50 14,87 2,93 3,91 0,80 18,86 3,89

2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 13,84 2,75 7,33 1,50 9,40 1,91 7,50 1,50 5,47 1,15

3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 6,68 1,67 6,18 1,49 13,60 3,22 1,40 0,34 5,49 2,13

4 Sandang 8,04 0,42 9,33 0,48 8,36 0,44 5,81 0,30 5,41 0,29

5 Kesehatan 16,09 1,00 4,36 0,29 8,23 0,52 1,86 0,12 1,97 0,12

6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 15,36 1,52 12,58 1,30 5,77 0,62 2,26 0,23 4,25 0,43

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 1,50 0,24 2,99 0,44 2,97 0,41 (1,23) (0,16) 5,57 0,71

10,41 10,41 7,99 7,99 9,88 9,88 2,93 2,93 7,38 7,38

6,60 6,59 11,68 2,78 6,96 Sumber: BPS Propinsi DIY, diolah.

Inflasi Nasional

Inflasi Kota Yogyakarta

Tabel 2.1Inflasi Tahunan

No Kelompok2006 2007 2008 20102009

-2

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010

mtm (%) yoy (%) ytd (%)

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.2 Inflasi Kota Yogyakarta

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kota Yogyakarta (yoy) Nasional (yoy)

Sumber : BPS DIY

Grafik 2.3 Inflasi Kota Yogyakarta & Nasional

Inflasi tahunan pada Kelompok Bahan Makanan mulai menunjukkan akselerasinya

sejak bulan April 2010. Jika pada bulan Mei 2009 hingga bulan Maret 2010, laju inflasi

tahunan Kelompok Bahan Makanan ini selalu kurang dari 5% yoy. Memasuki bulan April

2010, laju inflasi tahunan Kelompok Bahan Makanan naik menjadi 6,96%yoy, berlanjut pada

bulan berikutnya menjadi 7,39%yoy dan memasuki bulan Juni hingga Desember 2010 laju

inflasi tahunan Kelompok Bahan Makanan selalu berada di atas 10%yoy. Peningkatan

tersebut terutama dipicu oleh kenaikan harga pada kelompok bumbu-bumbuan dan sayur-

sayuran, walaupun pada dasarnya hampir sebagian besar komoditas pada kelompok bahan

makanan, termasuk beras mengalami kenaikan.

Dari 11 subkelompok yang terdapat pada Kelompok Bahan Makanan, subkelompok

Sayur-sayuran dan Subkelompok Bumbu-bumbuan inflasinya paling tinggi. Setelah sempat

mengalami deflasi pada Bulan Desember 2009 dan Januari 2010, Subkelompok Sayur-sayuran

mulai mengalami kenaikan harga pada bulan April hingga Desember 2010 dengan rata-rata

laju inflasi tahunan sebesar 31,6%yoy. Sementara itu, pada Subkelompok Bumbu-bumbuan

Page 52: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

36  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

pada periode yang sama dan puncaknya pada bulan Juli 2010 mengalami inflasi 85,8%.

Selama periode April hingga Desember 2010 rata-rata laju inflasi tahunan subkelompok

Bumbu-bumbuan mencapai 53,6%yoy.

0

5

10

15

20

25

30

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

0506 2007 2008 2009 2010

%, yoy

Bahan Makanan

Makanan Jadi, Minuman, Rokok dan Tembakau

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.4 Inflasi Kelompok Bahan Makanan dan Makanan jadi (yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

0506 2007 2008 2009 2010

%, yoy

Perumahan Sandang

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.5 Inflasi Kelompok Perumahan dan Sandang (yoy)

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

0506 2007 2008 2009 2010

%, yoy

Kesehatan Pendidikan

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.6 Inflasi Kelompok Kesehatan dan Pendidikan (yoy)

‐10

‐5

0

5

10

15

20

25

30

35

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

0506 2007 2008 2009 2010

%, yoy

Sumber: BPS DIY, diolah

Grafik 2.7 Inflasi Kelompok Transportasi (yoy)

‐40

‐20

0

20

40

60

80

100

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Sayur‐sayuran Bumbu‐bumbuan

(%, yoy)

Sumber: BPS DIY Diolah

Grafik 2.8 Laju Inflasi Subkelompok Sayur-sayurandan Bumbu-bumbuan

Page 53: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

37  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Pada Subkelompok Sayur-sayuran komoditas yang kenaikan harganya cukup tinggi

diantaranya terong panjang, kembang kol, kol putih/kubis, buncis, jagung manis dan cabe

hijau sedangkan pada subkelompok bumbu-bumbuan komoditas yang kenaikan harganya

cukup tinggi adalah cabai merah, cabai rawit, bawang merah dan bawang putih. Berdasarkan

pemantauan yang dilakukan oleh TPID, sepanjang tahun 2010 terdapat beberapa komoditas

yang mengalami fluktuasi harga dan akhirnya meningkat tinggi di penghujung tahun yaitu

bawang merah, beras, gula, cabai rawit merah dan cabai rawit hijau. Sementara itu, harga

kedele lokal menunjukkan kecenderungan sebaliknya dan cenderung turun hingga di

penghujung tahun 2010.

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112 1 2 3 4 5 6 7 8 9 101112

2008 2009 2010

Rp/Kg

Grafik 2.9 Harga Bawang Merah (rata-rata per bulan)

4.000 4.200 4.400 4.600 4.800 5.000 5.200 5.400 5.600 5.800 6.000 6.200 6.400 6.600 6.800 7.000 7.200

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Beras IR-I Beras IR-II

Rp/Kg

Grafik 2.10 Harga Beras (rata-rata per bulan)

Grafik 2.11 Harga Gula (rata-rata per bulan)

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

11.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp/Kg

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2008 2009 2010

Rp/Kg

Grafik 2.12 Harga Kedelai Lokal (rata-rata per bulan)

Pada kelompok perumahan, air, listrik, gas dan bahan bakar kenaikan harga terutama

bersumber dari kenaikan sub kelompok biaya tempat tinggal dan sub kelompok biaya bahan

bakar, penerangan dan air. Kenaikan biaya upah bukan mandor yang memiliki bobot inflasi

tinggi menjadi penyebab utama kenaikan biaya sub kelompok tempat tinggal. Sementara itu,

Page 54: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

38  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

kenaikan TDL dan tarif air minum menjadi penyebab utama kenaikan biaya bahan bakar,

penerangan dan air.

Selanjutnya kenaikan harga yang terjadi pada kelompok makanan jadi, terjadi

dipengaruhi oleh kenaikaan harga bahan makanan, kenaikan cukai rokok, dan juga kenaikan

harga gula yang terganggu produksinya. Namun demikian secara keseluruhan kenaikan harga

di kelompok ini masih normal.

INFLASI BULANAN

Angka rata-rata inflasi bulanan (mtm) Kota Yogyakarta selama tahun 2010

lebih tinggi dibandingkan dengan angka rata-rata pada tahun 2009. Inflasi tertinggi

terjadi pada bulan Juli dan Juni dimana bulan-bulan tersebut merupakan musim libur anak

sekolah dan saat pendaftaran siswa baru sehingga menimbulkan tekanan dari sisi permintaan.

Pada bulan Januari 2010, Inflasi Kota Yogyakarta tercatat 0,57% (mtm), lebih

tinggi dari Desember 2009 sebesar 0,24%. Kelompok pengeluaran yang mengalami

kenaikan harga yang cukup tinggi adalah kelompok Bahan Makanan (1,6%), kelompok

Makanan jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,92%), kelompok Perumahan, Air, Listrik, Gas

& Bahan Bakar (0,42%). Sementara itu terdapat 2 kelompok yang mengalami deflasi yaitu

kelompok Sandang (-0,69%) dan kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olahraga (-0,01).

Beberapa komoditas yang mengalami kenaikan harga dan memberikan andil positif terhadap

angka inflasi Januari 2010 adalah Beras (naik 9,35% andil 0,3%), Cabe Merah (naik 23,85%

andil 0,04%), nangka muda (naik 38,95% andil 0,01%). Sebaliknya komoditas yang

mengalami penurunan harga pada kelompok ini adalah Jeruk (turun 15,75% andil -0,08%),

telur ayam (turun 6,37% andil -0,05%), kacang panjang (turun 16,99% andil -0,02%) dan

buncis (turun 17,88% andil -0,01%).

Pada bulan Februari 2010, Inflasi Kota Yogyakarta tercatat 0,31% (mtm), turun

dibanding Januari 2010. Kelompok pengeluaran yang mengalami kenaikan tertinggi adalah

kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau (0,69%) dan kelompok Bahan

Makanan (0,66%). Pada bulan Februari ini, kelompok Sandang kembali mengalami deflasi

sebesar -0,41%. Pada kelompok Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau komoditas

yang mengalami kenaikan adalaha roti manis (14,26% andil 0,09%), gula pasir (3,25% andil

0,04%), biskuit (2,74% andil 0,01%). Adapun pada kelompok Bahan Makanan komoditas

yang mengalami kenaikan adalah beras (1,06% andil 0,04%), pisang (9,24% andil 0,03%),

Page 55: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

39  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

cabe rawit (39,82% andil 0,03%), serta nangka muda dan sawi hijau masing-masing sebesar

43,94% dan 30,33% dengan andil 0,02%. Sementara itu, dalam kelompok ini terdapat juga

beberapa komoditas yang mengalami penurunan harga yaitu daging ayam ras, kentang, telur

ayam ras, cabe merah, tomat sayur, bawang putih dan minyak goreng.

Pada bulan Maret 2010, Inflasi Kota Yogyakarta tercatat 0,13% (mtm), lebih

rendah dari Februari 2010. Inflasi tertinggi dialami oleh kelompok Sandang (0,42%) yang

selama 2 bulan sebelumnya mengalami deflasi. Kelompok lainnya yang mengalami inflasi

cukup tinggi adalah kelompok Perumahan (0,29%) dan kelompok Transpor dan Komunikasi

(0,27%). Sementara itu, terdapat 3 kelompok yang mengalami deflasi yaitu kelompok Bahan

Makanan (-0,17%), kelompok Pendidikan, Rekreasi dan Olah Raga (-0,12%) dan kelompok

Kesehatan (-0,01%). Pada kelompok Sandang, beberapa jenis barang dan jasa yang

mengalami kenaikan harga antara lain ongkos jahit (7,30% andil 0,01%), emas perhiasan

(0,42%), sepatu laki-laki dewasa (0,67%), kaos oblong laki-laki dewasa (1,59%), sepatu

wanita dewasa dan kemeja panjang batik laki-laki dewasa masing-masing naik sebesar 0,53%

dan 1,15%.

Pada kelompok Perumahan barang dan jasa yang mengalami kenaikan adalah upah

tukang bukan mandor (2,09%), jasa pembuangan sampah, kayu balokan dan pasir masing-

masing naik sebesar 8,33%. Sementara pada kelompok ini tercatat beberapa komoditas

mengalami penurunan harga diantaranya besi beton (-4,77%), semen (-0,48%), batu

(1,91%), batako (1,93%) dan genteng (0,39%).

Pada bulan April 2010 Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,25%

(mtm), meningkat dari bulan Maret 2010 yang mengalami inflasi sebesar 0,13%. Inflasi

pada bulan ini terutama disebabkan peningkatan harga bawang dan beberapa sayuran.

Produksi yang tidak optimal menyebabkan pasokan komoditas dimaksud terganggu.

Pada bulan Mei 2010 tekanan inflasi Kota Yogyakarta sedikit melemah,

ditandai dengan penurunan angka inflasi bulanan menjadi 0,14% (mtm). Kelompok

Sandang memberikan andil tertinggi, khususnya untuk harga emas perhiasan di pasar

domestik yang memberikan andil 0,60%. Kenaikan ini lebih disebabkan oleh kenaikan harga

emas di pasar internasional.

Pada bulan Juni 2010, tekanan harga barang dan jasa di Kota Yogyakarta

semakin menguat yang tercermin dari angka inflasi bulanan yang tercatat 1,26%

(mtm). Peningkatan inflasi pada bulan Juni karena permintaan yang naik sejalan dengan

Page 56: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

40  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

banyaknya hajatan. Di sisi lain, produksi dan pasokan beberapa komoditas hortikultura agak

terganggu seperti cabe dan komoditas sayuran. Tekanan permintaan tidak hanya terjadi pada

komoditas bahan pangan melainkan juga pada jasa angkutan udara yang mengalami inflasi

sebesar 25,69% dan memberikan andil inflasi 0,21%.

Pada bulan Juli 2010 Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 1,40% (mtm),

meningkat dari bulan Juni 2010 yang mengalami inflasi sebesar 1,26%. Inflasi pada

bulan ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga beras, daging ayam ras dan beberapa

sayuran, serta kenaikan biaya jasa perpanjangan STNK. Produksi yang tidak optimal karena

cuaca yang tidak menentu menyebabkan pasokan komoditas dimaksud terganggu.

Pada bulan Agustus 2010 tekanan inflasi Kota Yogyakarta sedikit melemah,

ditandai dengan penurunan angka inflasi bulanan menjadi 0,43% (mtm). Kelompok

Perumahan, Air, Listrik, Gas dan Bahan Bakar memberikan andil tertinggi, khususnya untuk

kenaikan di sektor Tarif Dasar Listrik. Keputusan Pemerintah menetapkan kenaikan TDL mulai

1 Juli 2010, memberikan andil inflasi sebesar 0,40%.

Pada bulan September 2010, tekanan harga barang dan jasa di Kota

Yogyakarta menguat kembali yang tercermin dari angka inflasi bulanan 1,06% (mtm).

Peningkatan inflasi pada bulan September karena upah tukang bukan mandor meningkat

7,14% memberi andil terhadap inflasi 0,26%. Tekanan Permintaan yang terjadi bersamaan

dengan perayaan hari besar keagamaan juga terjadi pada angkutan udara yang harganya naik

8,50% dengan andil sebesar 0,08%.

% (mtm)

Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des1 Bahan Makanan 1,60 0,66 -0,17 0,85 0,10 4,77 4,61 -1,27 0,96 0,37 2,48 2,622 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 0,92 0,69 0,11 0,16 0,10 0,26 0,22 0,32 0,88 0,79 0,42 0,483 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 0,42 0,16 0,29 0,13 0,06 0,25 0,38 1,75 1,07 0,25 0,18 0,444 Sandang -0,69 -0,41 0,42 0,09 1,27 1,21 -0,39 -0,30 1,13 1,40 0,76 0,815 Kesehatan 0,05 0,10 -0,01 0,31 0,03 0,38 0,11 0,51 0,23 0,18 0,24 -0,196 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga -0,01 0,00 -0,12 -0,04 -0,01 0,60 0,20 1,12 1,75 0,78 -0,07 -0,017 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 0,17 0,20 0,27 0,10 0,14 1,39 3,05 -0,04 1,22 -1,08 0,03 0,06

0,57 0,31 0,13 0,25 0,14 1,26 1,40 0,43 1,06 0,28 0,62 0,72Sumber: BPS Propinsi DIY.

IV-2010

Tabel 2.2Inflasi Bulanan

No KelompokI-2010 II-2010 III-2010

UMUM

Pada bulan Oktober 2010 Kota Yogyakarta mengalami inflasi sebesar 0,28%

(mtm), lebih rendah dibanding bulan September 2010 yang mencapai 1,06%. Inflasi

pada bulan ini terutama disebabkan oleh peningkatan harga bawang merah dan nasi (putih)

Page 57: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

41  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

serta kenaikan tarif rekreasi di beberapa tempat. Selain itu, harga gula pasir dan beras juga

mengalami peningkatan sejalan dengan terganggunya produksi dan pasokan.

Pada bulan November 2010 tekanan inflasi Kota Yogyakarta menguat,

ditandai dengan angka inflasi bulanan menjadi 0,62% (mtm). Bencana erupsi Merapi

yang terjadi di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) dan sebagian daerah Jawa Tengah pada

akhir Oktober dan selama bulan November 2010 membawa dampak siginifikan bagi

perekonomian daerah, khususnya daerah sentra produksi pertanian di DIY. Kelompok bahan

makanan mengalami kenaikan paling tinggi dibandingkan kelompok pengeluaran lainnya.

Walaupun begitu, pada bulan November, komoditas yang memiliki andil paling tinggi adalah

jeruk, yang tidak diproduksi secara lokal. Hal ini diperkirakan terjadi karena pasokan dari luar

daerah terganggu, sementara permintaan jeruk di Yogyakarta tetap stabil, sehingga harga

mengalami peningkatan.

Pada bulan Desember 2010, tekanan harga barang dan jasa di Kota

Yogyakarta semakin menguat, tercermin dari angka inflasi bulanan yang tercatat 0,72

(mtm). Peningkatan inflasi pada bulan Desember 2010 disebabkan oleh gejolak harga cabai

yang tinggi. Fenomena cabai ini merupakan salah satu komoditas yang dominan

mempengaruhi naiknya angka inflasi baik di kota Yogyakarta maupun nasional.

INFLASI INTI DAN NON INTI

Selama tahun 2010, secara nasional inflasi inti menunjukkan trend

peningkatan tercermin pada ekspektasi dan kenaikan harga beberapa komoditas

dunia (imported inflation), namun agak tertahan oleh kenaikan nilai tukar rupiah.

Survei Konsumen (SK) selama tahun 2010 menunjukkan ekspektasi responden terhadap

kenaikan harga 3 bulan yang akan datang meningkat pada triwulan II dan triwulan III 2010

dan menurun pada kuartal IV, namun secara rata-rata masih di atas tahun 2009. Sementara

itu, beberapa komoditas di pasar Internasional, trend harganya cenderung meningkat, seperti

emas, gula, CPO, dan beras. Kondisi tersebut agak tertahan oleh penguatan nilai tukar

Rupiah terhadap USD yang masih bertahan stabil dan cenderung menguat.

Page 58: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

42  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

100

110

120

130

140

150

160

170

180

190

I II III IV 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Sumber: Survei Konsumen

6,000

7,000

8,000

9,000

10,000

11,000

12,000

13,000

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12

2009 2010

Nilai  Tukar  Rupiah  thd  USD

Nilai Tukar Rupiah thd USD

Rp.

Grafik 2.13. Ekspektasi Harga 3 Bulan yad Grafik 2.14. Perkembangan Nilai Tukar Rupiah

600

650

700

750

800

850

900

950

1000

1050

1100

2008 2009 Q2_2010 Q3_2010 Q4_2010

US$/MT

Sumber: InternationalMonetary Fund

10

12

14

16

18

20

22

2008 2009 Q2_2010 Q3_2010

cts/lb

Sumber: InternationalMonetary Fund Grafik 2.15. Perkembangan harga CPO internasional Grafik 2.16. Perkembangan harga gula internasional

400

450

500

550

600

650

700

750

2008 2009 Q2_2010 Q3_2010 Q4_2010

US$/MT

Sumber: InternationalMonetary Fund

Grafik 2.17. Perkembangan harga beras internasional Grafik 2.18. Perkembangan harga emas internasional (USD/oz)

 

 

 

 

Sumber: Goldprices.com 

Page 59: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

43  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Boks

Respon Pengusaha Terhadap Inflasi Kota Yogyakarta

Di samping faktor kesenjangan produksi, secara simultan inflasi yang terjadi juga

dipengaruhi oleh ekspektasi masyarakat terhadap inflasi yang akan terjadi pada periode

berikutnya. Apabila ekspektasi masyarakat mengenai inflasi mendatang akan

meningkat, maka kondisi tersebut akan diikuti oleh perubahan perilaku yang cenderung

untuk membeli barang dan jasa secara berlebihan. Hal ini selanjutnya akan berdampak

pada peningkatan inflasi yang terjadi pada periode berikutnya. Sebaliknya, apabila

masyarakat berekspektasi bahwa inflasi ke depan lebih rendah, maka ada

kecenderungan perubahan perilaku untuk menahan keinginan membeli barang. Hal ini

akan menyebabkan inflasi yang terjadi ke depan menjadi relatif lebih rendah.

Tidak dipungkiri bahwa ekspektasi pelaku ekonomi seringkali berperan penting

dalam menentukan besarnya inflasi. Terdapat kecenderungan kuat bahwa harga di

pasar seringkali telah meningkat lebih awal dibandingkan peningkatan harga input

maupun peningkatan permintaan. Hal ini tentunya tidak terlepas dari bagaimana pelaku

ekonomi menilai informasi yang diterimanya dan mentransformasikannya ke dalam

pembentukan harga.

Untuk itu perlu dilakukan Penelitian Respon Pengusaha Terhadap Inflasi Kota

Yogyakarta untuk mengkaji preferensi faktor-faktor/informasi yang tepat bagi

pedagang dalam menentukan kenaikan harga atau penurunan harga terhadap

pembentukan inflasi daerah ditinjau dari sisi biaya produksi (cost push) dan faktor-

faktor/informasi yang tepat bagi pedagang dalam menentukan kenaikan harga atau

penurunan harga terhadap pembentukan inflasi daerah ditinjau dari sisi tarikan

permintaan (demand pull). Selain itu juga akan dikaji perilaku masyarakat (penggerak

sektor riil) terhadap pilihan yang beresiko.

Metodologi

Penelitian ini menggunakan metoda eksperimen untuk mengkaji perilaku pedagang

di DIY. Experimental economics adalah cabang Ekonomika yang mempelajari perilaku

pelaku ekonomi dengan metoda eksperimen. Data pada penelitian ini adalah data

primer dan data sekunder. Data primer diperoleh dari subyek eksperimen, tidak saja

Page 60: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

44  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

mencakup pengambilan keputusan mereka namun juga identitas mereka. Data

sekunder diperlukan untuk memperoleh gambaran laju inflasi di daerah Yogyakarta.

Eskperimen akan dilakukan dengan melibatkan 100 subyek yang merupakan

pedagang/pengusaha skala menengah ke bawah di Yogyakarta. Eksperimen dalam studi

ini akan dilakukan dalam dua tahap. Pada eksperimen sesi pertama, subyek akan

dihadapkan pada pertanyaan-pertanyaan tentang informasi apa yang berpengaruh

dalam penentuan harga. Semua pertanyaan di sini merupakan pertanyaan hipotesis dan

semuanya terkait dengan gosip atau isyu tentang suatu peristiwa yang akan terjadi yang

mungkin berpengaruh terhadap keputusan penentuan harga. Pada tahap kedua, subyek

akan dihadapkan pada pilihan antara dua prospek. Pada sesi kedua pertama ini akan

dilakukan dengan menjawab 40 pertanyaan. Diharapkan dengan menjawab pertanyaan

pada sesi kedua ini, jenis expected utility yang dipergunakan masing-masing subyek bisa

ditentukan.

Kesimpulan

1. Berita adanya kemungkinan kelangkaan pasokan merupakan faktor yang paling

berpengaruh terhadap kebijakan peningkatan harga yang dilakukan oleh

pedagang. Sedangkan pengumuman peningkatan tingkat bunga Bank Indonesia

menjadi pertimbangan pedagang yang terakhir dalam meningkatkan harga

komoditasnya.

2. Adanya informasi bahwa panen akan berhasil dan produksi melimpah merupakan

faktor yang paling berpengaruh terhadap kebijakan penurunan harga yang

dilakukan oleh pedagang. Sementara itu, informasi mengenai penurunan suku

bunga bank umum maupun suku bunga Bank Indonesia menempati posisi ke enam

dalam penentuan kebijakan penurunan harga bagi pedagang.

3. Eksperimen pilihan individu terhadap pilihan berisiko menunjukkan bahwa perilaku

individu tidak sesuai dengan expected utility theory (von Neumann dan

Morgenstern, 1944). Pendekatan prospect theory dinilai tidak mampu menjelaskan

seluruh perilaku responden. Namun, perilaku individu terhadap pilihan berisiko

dapat dijelaskan oleh regret theory (Loomes dan Sudgent, 1982). Individu dinilai

lebih memilih pilihan yang memberikan probabilitas lebih besar untuk menghindari

penyesalan akibat gagalnya realisasi ekspektasi atas pilihan yang telah dibuat (ex-

post feeling).

Page 61: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

45  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Saran

1. Penentuan kebijakan moneter yang dilakukan oleh Bank Indonesia sebagai otoritas

moneter terkait dengan permasalahan persistensi inflasi terutama yang berasal dari

perilaku mikro pengusaha (pedagang) perlu ditinjau kembali. Hal ini disebabkan

karena perubahan kebijakan pada sektor moneter ternyata tidak langsung

berdampak pada preferensi pengambilan keputusan di sektor riil.

2. Penelitian ini memfokuskan pada analisis terhadap perilaku kelompok pedagang di

tingkat pengecer (retail) sebagai respondennya dalam pengambilan keputusan

ekonomi. Oleh karena itu, diharapkan adanya penelitian yang lebih mendalam

dengan melibatkan sampel yang lebih besar, mencakup kelompok pedagang

distributor besar sehingga dapat memahami perilaku kelompok pedagang

distributor besar dalam pengambilan keputusan ekonomi. Hal ini nantinya dapat

digunakan sebagai bahan kajian dalam pengambilan kebijakan moneter yang lebih

efektif.  

Page 62: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

4  

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 63: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

47  

Bab 3 Perkembangan Perbankan

Pertumbuhan ekonomi yang cukup tinggi pada tahun 2010 dibanding tahun 2009

berdampak positif pada meningkatnya kinerja sektor perbankan. Percepatan pertumbuhan

ekonomi DIY memberikan dampak pada peningkatan kegiatan perbankan di DIY yang juga

tumbuh lebih tinggi dibandingkan tahun 2009. Secara tahunan, aset dan dana pihak ketiga

(DPK) perbankan di DIY tumbuh masing-masing 18,89% dan 16,59%. Penyaluran kredit

perbankan DIY tumbuh 20,19% yoy sehingga Loan to Deposit Ratio (LDR) perbankan DIY

menjadi 57,45% yoy. Sementara itu, kegiatan perbankan syariah tumbuh lebih pesat, aset

tumbuh 37,48% yoy, penghimpunan dana tumbuh 49,34% yoy dan pembiayaan tumbuh

38,26%. Secara keseluruhan kinerja perbankan di DIY masih cukup baik, tercermin pada NPLs

yang sebesar 3,19%.

ASET

Kinerja Perbankan DIY tahun 2010 membaik ditandai dengan tumbuh

positifnya total aset, kredit dan penghimpunan dana sejalan dengan cukup tingginya

pertumbuhan ekonomi DIY. Aset perbankan tumbuh 18,89% yoy lebih tinggi dibandingkan

pertumbuhan tahun sebelumnya sebesar 17,46% yoy. Pertumbuhan aset tersebut ditopang

oleh pertumbuhan kredit sebesar 20,19% yoy dan pertumbuhan DPK sebesar 16,60% yoy.

No Uraian Satuan 2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 Aset Miliar Rp 13,397 16,407 18,959 20,919 24,572 29,212 Pertumbuhan % (yoy) 13.05 22.47 15.55 10.34 17.46 18.89

2 Dana Pihak Ketiga Miliar Rp 12,190 14,729 16,450 18,017 21,034 24,524 Pertumbuhan % (yoy) 12.39 20.83 11.68 9.53 16.74 16.60

3 Kredit a. Berdasarkan Lokasi Bank Miliar Rp 6,684 7,478 9,059 10,475 11,723 14,090 Pertumbuhan % (yoy) 30.30 11.88 21.14 15.64 11.91 20.19 b. Berdasarkan Lokasi Proyek Miliar Rp 5,723 6,487 8,764 10,736 10,161 12,218 Pertumbuhan % (yoy) 30.63 13.35 35.11 22.50 15.93 13.80

3 Loan to Deposit Ratio a. Lokasi Bank % 54.83 50.77 55.07 58.14 55.74 57.45 b. Lokasi Proyek % 46.95 44.04 53.28 59.59 48.31 53.31

4 Non Performing Loans (Gross) % 3.40 4.49 5.05 2.54 3.20 3.19

Tabel 3.1Indikator Perbankan

 

Page 64: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

48  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

INTERMEDIASI PERBANKAN

Fungsi intermediasi perbankan di DIY yang tercermin dari rasio LDR kembali

meningkat setelah sempat menurun tahun sebelumnya. LDR perbankan di Propinsi DIY

pada akhir tahun 2010 mencapai 57,45% meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 55,74%

namun masih lebih rendah dibanding tahun 2008 sebesar 58,14%. Walaupun laju

pertumbuhan kredit yang disalurkan perbankan pada tahun 2010 lebih tinggi dibanding laju

pertumbuhan penghimpunan dana pihak ke III, namun kecepatan tersebut tetap tidak mampu

mengimbangi jumlah DPK yang pada akhir tahun 2010 mencapai Rp 24,5 triliun dibanding

kredit sebesar Rp 14,1 triliun.

30

35

40

45

50

55

60

65

70

2005 2006 2007 2008 2009 2010

LDR Lokasi Bank LDR Lokasi Proyek

%

Grafik 3.1 LDR DIY

40

45

50

55

60

65

70

75

80

2005 2006 2007 2008 2009 2010

LDR DIY LDR Nasional

%

Grafik 3.2 LDR DIY dan Nasional

Perkembangan tersebut menunjukkan bahwa walaupun Bank Indonesia telah

mengeluarkan ketentuan mengenai LDR minimal 78% (PBI 12/19/2010), perbankan di DIY

masih belum dapat memenuhinya. Cukup banyaknya perusahaan yang memilih menggunakan

dana miliknya sendiri diduga kuat menjadi slah satu kendala bagi perbankan untuk

menggenjot kreditnya. Sementara itu, banyaknya pelajar dan mahasiswa dari berbagai daerah

yang datang dan tinggal di DIY untuk menuntut ilmu membuat DIY menjadi “kota singgah”

dari dana kiriman untuk pelajar/mahasiswa sehingga pertumbuhan dananya sejak dulu selalu

tinggi. LDR DIY tersebut masih jauh jika dibandingkan dengan LDR nasional sebesar 77,58%.

Rendahnya penyerapan kredit oleh masyarakat tampak juga dari rendahnya

realisasi kredit baru yang hanya sebesar 54,7% dari plafon kredit baru yang disetujui.

Pada tahun 2010 kredit baru yang disetujui perbankan sebesar Rp 5,4 triliun. Dari jumlah

tersebut, yang berhasil direalisasikan hanya sebesar Rp2,98 triliun. Kondisi tersebut amat

Page 65: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

49  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

berbeda dengan kondisi tahun sebelumnya dimana plafon kredit baru yang disetujui mencapai

Rp 5,8 triliun sedangkan realisasi penarikan mencapau Rp 5,4 triliun (92%).

Rendahnya realisasi penarikan kredit baru menyebabkan terjadinya

peningkatan Undisbursed Loan. Sejalan dengan rendahnya realisasi penarikan kredit baru

undisbursed loan ikut mengalami peningkatan dari Rp1,08 triliun pada tahun 2009 menjadi

Rp1,30 triliun pada tahun 2010. Dengan perkembangan tersebut, terindikasi bahwa

rendahnya rasio LDR perbankan di DIY lebih disebabkan oleh faktor demand karena

perbankan telah menyetujui plafon kredit baru yang cukup tinggi sementara realisasinya

rendah.

(50)

(40)

(30)

(20)

(10)

-

10

20

30

40

50

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Plafon Realisasi gPlafon gRealisasi

miliar Rp %

Grafik 3.3 Kredit Baru Bank Umum

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

0

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

18.000

20.000

2005 2006 2007 2008 2009

Undisbursed Loan (UL) Plafon Kredit Proporsi UL thd Plafon Kredit

%Miliar Rp

Grafik 3.4 Undisbursed Loan Bank Umum

PENGHIMPUNAN DANA

Pertumbuhan penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan DIY pada

tahun 2010 meningkat tipis dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Dana yang

berhasil dihimpun perbankan pada akhir tahun 2010 mencapai Rp 24,5 triliun atau tumbuh

sebesar 16,64% yoy. Pertumbuhan tersebut relatif tidak berubah dibanding periode yang

sama tahun sebelumnya sebesar 16,70% yoy.

Peningkatan penghimpunan dana perbankan berasal dari seluruh komponen

DPK. Menurut jenisnya, pertumbuhan tertinggi dana yang dihimpun terjadi pada deposito

17,56% yoy lebih rendah dibandingkan dengan periode yang sama tahun sebelumnya sebesar

20,77% yoy. Cukup rendahnya pertumbuhan deposito diduga antara lain karena kurang

menariknya suku bunga yang ditawarkan perbankan sejalan dengan tidak berubahnya BI rate

sebesar 6,75% sepanjang tahun 2010. Sementara itu pada jenis tabungan mengalami

pertumbuhan 17,43% yoy dan giro 10,80% yoy.

Page 66: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

50  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

DPK gDPK

Grafik 3.5 DPK Perbankan

0

5

10

15

20

25

30

0

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

DPK BI Rate Inflasi

Miliar Rp %

Grafik 3.6 BI Rate, Inflasi & DPK Perbankan

-20

-10

0

10

20

30

40

50

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Deposito Giro Tabungan

%

Grafik 3.7 Pertumbuhan Komponen DPK Perbankan

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

30.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Tabungan Giro Deposito

Miliar Rp

Grafik 3.8 Komposisi DPK Perbankan

Tabungan masih mendominasi struktur dana pihak ketiga perbankan.

Berdasarkan jenisnya, pangsa terbesar DPK perbankan di DIY masih didominasi oleh tabungan

yaitu sebesar 50,18% diikuti oleh deposito 37,18% dan giro 12,64%. Banyaknya fasilitas yang

diberikan kepada penabung baik untuk penarikan maupun transaksi dan juga fleksibilitasnya

untuk berbagai keperluan dengan fasilitas ATM bersama, phone banking, sms banking,

internet banking, dsb, membuat produk tabungan kian diminati oleh masyarakat. Hal ini

ditopang pula oleh kehadiran pelajar dan mahasiswa dari seluruh Indonesia yang menuntut

ilmu di Yogyakarta yang menggunakan sarana tabungan untuk penerimaan transfer uang dari

daerah asalnya.

Menurut jangka waktunya, sebagian besar deposito didominasi oleh Deposito

berjangka waktu 1 bulan dengan porsi sebesar 50,75%. Porsi Deposito 1 bulan ini

menurun dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (58,93%). Penurunan porsi

deposito dengan jangka waktu 1 bulanan dikarenakan adanya pergeseran jangka waktu

Page 67: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

51  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

deposito, menjadi 3 bulanan atau lebih. Dari data yang ada, diketahui bahwa secara lambat

laun terjadi perpindahan jangka waktu dari deposito jangka pendek ke jangka menengah dan

panjang. Hal ini ditunjukkan oleh data tahun 2007 dengan porsi deposito jangka waktu 1

bulan sekitar 70,00% menurun menjadi kisaran 50,75% pada akhir tahun 2010.

0

500

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

2005 2006 2007 2008 2009 2010

1 bln 3 bln 6 bln 12 bln >12 bln

Miliar Rp

Grafik 3.9 Komposisi Deposito Bank Umum

0

5

10

15

20

25

30

35

40

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

16.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

Kredit gKredit

%Miliar Rp

Grafik 3.10 Kredit Perbankan

PENYALURAN KREDIT

Penyaluran kredit bank umum meningkat tajam dibandingkan tahun

sebelumnya. Pertumbuhan kredit bank umum pada tahun 2010 mencapai 20,19% yoy jauh

lebih tinggi dibanding periode yang sama tahun sebelumnya sebesar 11,91% yoy. Tingginya

laju pertumbuhan kredit tersebut sejalan dengan tingginya laju pertumbuhan ekonomi DiY

yang mencapai 4,87% yoy. Pertumbuhan tertinggi dialami oleh Kredit Investasi 21,74% yoy

diikuti Kredit Konsumsi 21,4% yoy dan Kredit Modal Kerja 18,23% yoy. Tingginya realisasi

kredit Investasi ini didorong oleh masih terus berlanjutnya kegiatan investasi di sektor

Perdagangan, Hotel dan Restauran (PHR) dan Industri pengolahan dan ekspektasi dunia usaha

yang masih positif. Berdasarkan jenis penggunaannya, sebagian besar kredit perbankan

disalurkan untuk kredit konsumsi (45,61%), kemudian diikuti oleh modal kerja (38,39%) dan

sisanya untuk investasi (16,00%).

Secara sektoral, sebagian besar kredit perbankan DIY1 disalurkan kepada

sektor unggulan khususnya yang non tradable2. Sektor yang mendominasi kredit

perbankan adalah sektor Lain-lain (54,49%) yang sebagian besar kredit bersifat konsumtif.

                                                            1 Diwakili oleh kredit Bank Umum dengan pangsa 86,715% dari total kredit perbankan DIY. 2 Sektor non tradable: sektor Listrik, Gas & Air, sektor Konstruksi, sektor PHR, sektor Pengangkutan &

Pergudangan, sektor Jasa-jasa Dunia Usaha, sektor Jasa-jasa Sosial Masyarakat dan sektor Lain-lain. Sektor tradable: sektor Pertanian, sektor Pertambangan dan sektor Industri Pengolahan.

Page 68: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

52  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

Selanjutnya diikuti oleh kredit di sektor Perdagangan, Hotel & Restoran (23,96%), Jasa Dunia

Usaha (7,10%) dan Industri Pengolahan (6,31%). Sedangkan yang paling kecil memperoleh

kredit adalah sektor Pertambangan (0,07%), Listrik, Gas & Air Bersih (0,34%) dan

Pengangkutan dan komunikasi (0,82%).

0

5

10

15

20

25

30

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

KMK gKMK

%Miliar Rp

Grafik 3.11 Kredit Modal Kerja

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

1.800

2.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

KI gKI

%Miliar Rp

Grafik 3.12 Kredit Investasi

0

5

10

15

20

25

30

35

40

45

50

-

1.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

2005 2006 2007 2008 2009 2010

KK gKK

%Miliar Rp

Grafik 3.13 Kredit Konsumsi

Sementara itu, dilihat dari percepatan pertumbuhannya, sektor yang paling besar mengalami

percepatan pertumbuhan adalah sektor Jasa Sosial 69,83% yoy, diikuti sektor Lain-lain

36,51% yoy, Sektor Konstruksi 35,84% yoy Sektor Listrik, Gas dan Air 22,19% yoy, dan

Sektor perindustrian 11,42% yoy. Sebaliknya sektor yang mengalami perlambatan

pertumbuhan kreditnya adalah sektor Pertanian -16,56% yoy.

Page 69: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

53  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

0

2

4

6

8

10

12

14

-

200

400

600

800

1.000

1.200

2006 2007 2008 2009 2010

Tradable gTradable

Grafik 3.14 Kredit Sektor Tradable

0

10

20

30

40

50

60

70

-

2.000

4.000

6.000

8.000

10.000

12.000

14.000

2006 2007 2008 2009 2010

Non Tradable gNon Tradable

Grafik 3.15 Kredit Sektor Non Tradable

Kredit Properti

Kredit properti pada tahun 2010 mengalami pertumbuhan 26,4% yoy jauh lebih

tinggi dibanding tahun sebelumnya sebesar 6,15% yoy. Pertumbuhan tertinggi dialami

oleh kredit rumah & apartemen s.d tipe 70 sebesar 44,92% yoy sementara kredit rumah &

apartemen > tipe 70 mengalami pertumbuhan negatif sebesar -24,78%. Menurut pangsanya,

kredit properti masih didominasi oleh kredit kepada konsumen untuk kepemilikan rumah &

apartemen, ruko dan rukan. Adapun pangsa kredit properti yang diberikan kepada

pengembang pada tahun 2010 sebesar 18,3%. Walaupun pangsanya masih kecil, namun

pertumbuhannya pada tahun 2010 sangat tinggi yaitu 396,51% yoy dari Rp 81 miliar pada

tahun 2009 menjadi Rp 402 miliar pada tahun 2010.

Miliar Rp

Ptumb Ptumb Ptumb% % %

A 178 80 87 7.91 81 -6.45 402 396.511 Modal Kerja 59 69 74 7.37 75 1.07 244 227.45

2 Investasi 119 12 13 11.10 6 -49.68 158 2349.61

B 955 1,239 1,548 24.97 1,655 6.85 1,792 8.301 Kredit Rumah & Apartemen s.d Tipe 70 442 585 721 23.23 763 5.79 1,106 44.922 Kredit Rumah & Apartemen > Tipe 70 495 617 781 26.64 847 8.46 637 -24.783 Kredit Ruko & Rukan 18 37 46 24.59 45 -3.57 49 9.71C Total Kredit Properti 1,133 1,319 1,635 23.93 1,736 6.15 2,194 26.41D Total Kredit 6,616 7,989 9,138 14.39 10,162 11.20 12,218 20.23D1 Kredit Properti kepada Pengembang 9.73 15.17 16.24 4.46 8.17

a. Modal Kerja 10.02 4.31 9.88 4.80 13.26 b. Investasi 9.58 79.81 52.80 0.53 0.32

2 Kredit Properti kepada Konsumen 5.30 2.27 2.32 2.54 4.23 a. Kredit Rumah & Apartemen s.d Tipe 70 5.10 2.22 2.17 1.97 2.42 b. Kredit Rumah & Apartemen > Tipe 70 5.49 2.27 2.54 3.00 3.07 c. Kredit Ruko & Rukan 4.79 3.04 0.98 3.54 60.08

3 Total Kredit Properti 5.99 3.05 3.06 2.63 4.95 4 Total Kredit 3.72 4.67 4.61 2.86 2.79

Kredit Properti Bank UmumTabel 3.3

Rasio Non Performing Loans

Posisi

Kredit Properti kepada Pengembang

Kredit Properti kepada Konsumen

20072008 2010

PosisiNo Uraian 2006

2009

Posisi

Page 70: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

54  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

NPL kredit properti mengalami peningkatan. Pada tahun 2010, NPL kredit properti

mencapai 4,95% meningkat dibanding tahun 2009 sebesar 2,63%. Peningkatan tersebut

terutama dialami oleh kredit konsumsi untuk pemilikan Ruko dan Rukan dengan NPL

mencapai 60,08%. Walaupun pangsa skim kredit properti kepemilikan ruko dan rukan sangat

kecil (hanya 2,2%) namun hal ini mengindikasikan adanya potensi resiko yang dihadapi oleh

bank yang berasal dari kredit pemilikan ruko dan rukan.

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

80

90

-

50

100

150

200

250

300

2006 2007 2008 2009 2010

KMK KI NPL KMK NPL KI

%Miliar Rp

Grafik 3.16 Kredit Properti Kepada Pengembang

0

1

2

3

4

5

6

7

-

200

400

600

800

1.000

1.200

2006 2007 2008 2009 2010

S.d Tipe 70 > Tipe 70 NPL > Tipe 70 NPL Ruko&Rukan

%Miliar Rp

Grafik 3.17 Kredit Properti Kepada Konsumen

STABILITAS SISTEM PERBANKAN

Risiko Kredit

Peningkatan Kredit pada periode laporan dibarengi dengan penurunan NPL.

Perekonomian DIY yang mulai membaik dan disisi lain suku bunga kredit yang cenderung

turun diperkirakan menjadi pendorong peningkatan penyaluran kredit perbankan. Dengan

komitmen perbankan untuk senantiasa menjaga dan memperbaiki kualitas kreditnya, maka

NPL perbankan turun menjadi sebesar Rp449 miliar. Rasio NPL relatif tetap dari 3,2% pada

akhir tahun 2009 menjadi 3,19% pada akhir tahun 2010.

Dari sisi penggunaan kredit Bank Umum, penurunan rasio NPL dialami oleh

kredit modal kerja penggunaan kredit. NPL kredit Konsumsi 1,74%, kredit investasi 2,34%

lebih tinggi dari periode yang sama tahun 2009 masing-masing 1,46%, 2,25%, sedangkan

NPL kredit modal kerja 4,23%, turun dibanding periode yang sama tahun sebelumnya 4,74%.

Sementara itu berdasarkan sektor ekonominya, rasio NPL tertinggi terdapat pada sektor

Konstruksi dan sektor Industri, masing-masing sebesar 14,74% dan 5,23%. Sedangkan untuk

sektor ekonomi lainnya berada di bawah 5,0%. NPL sektor konstruksi utamanya disebabkan

Page 71: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

55  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

karena meningkatnya harga material dan siklus proyek konstruksi sedangkan untuk NPL sektor

Industri diduga karena adanya dampak merapi.

0

1

2

3

4

5

6

-

50

100

150

200

250

300

350

400

450

500

2006 2007 2008 2009 2010

Nominal Rasio

Miliar Rp %

Grafik 3.18 Non Performing Loans DIY

0

2

4

6

8

10

12

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

Modal Kerja Investasi Konsumsi

%

Grafik 3.19 NPL Bank Umum per Jenis Penggunaan

0

2

4

6

8

10

12

14

16

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

Pertanian PHR Jasa Dunia Usaha Jasa Sosial Masyarakat Industri

%

Grafik 3.20 NPL Bank Umum - Sektor Ekonomi Utama

-10

0

10

20

30

40

50

60

70

1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11 1 3 5 7 9 11

2007 2008 2009 2010

Pertambangan Konstruksi Transportasi Lain2

%

Grafik 3.21 NPL Bank Umum - Sektor Ekonomi Lainnya

Risiko Likuiditas

Pada triwulan laporan risiko likuiditas perbankan DIY secara umum masih

terkendali. Bank di DIY mengalami kelebihan likuiditas sebagaimana tercermin pada LDR

yang relatif rendah. Kelebihan likuiditas tersebut antara lain ditempatkan pada rekening antar

kantor, SBI, penempatan pada bank lain, surat berharga dan penempatan pada Bank

Indonesia (selain Giro dan SBI).

Page 72: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

56  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

-

5.000

10.000

15.000

20.000

25.000

-

200

400

600

800

1.000

1.200

1.400

1.600

I II III IV I II III IV I II III IV I II III IV

2007 2008 2009 2010

Antar Kantor SBI

Penempatan Lain pd BI selain SBI+Giro Penempatan pd Bank Lain

Surat Berharga

Miliar Rp Miliar Rp

Grafik 3.22 Ekses Likuiditas

PERBANKAN SYARIAH

Aset Perbankan Syariah

Volume usaha Perbankan Syariah tumbuh 37,48% yoy, yaitu dari Rp1.287 miliar

pada akhir tahun 2009 menjadi Rp1.769 miliar akhir tahun 2010. Dari sisi aktiva

peningkatan kinerja Perbankan Syariah terutama bersumber dari peningkatan pembiayaan

49,34%, sementara dari sisi pasiva DPK naik 38,26%. Dengan demikian, pangsa aset

perbankan syariah terhadap total aset perbankan di DIY meningkat dari 6,06% (2009) menjadi

6,06% pada 2010. Pangsa tersebut lebih tinggi dibandingkan dengan pangsa volume usaha

perbankan syariah secara nasional (3,02%).

Intermediasi Perbankan Syariah

Fungsi intermediasi perbankan Syariah yang tercermin dalam Financing to

Deposit Ratio (FDR) mengalami penurunan. FDR tahun 2010 tercatat sebesar 73,16%,

lebih rendah dibandingkan periode yang sama tahun sebelumnya (79,02%). Penurunan FDR

disebabkan pertumbuhan pembiayaan yang lebih rendah dibandingkan dengan pertumbuhan

penghimpunan dananya. Sementara itu, jika dirinci berdasarkan kelompok bank, Pembiayaan

Bank Rakyat Syariah (BPRS) memiliki FDR 113,46%, lebih tinggi dibanding FDR Bank Umum

hanya 70,09%. FDR BPRS lebih besar dibandingkan dengan total DPK yang dihimpun dan

melakukan pembiayaan dengan modal sendiri.

Page 73: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

57  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

Miliar Rp

Pangsa Ptumb Pangsa Ptumb Pangsa Ptumb% % % % % %

I Aset 376 528 856 100.00 62.22 1,287 100.00 50.33 1,769 100.00 37.48 1 Bank Umum Syariah 356 494 800 93.41 61.80 1,194 92.75 49.27 1,643 92.85 37.63 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 21 34 56 6.59 68.44 93 7.25 65.35 127 7.15 35.59 II Penghimpunan Dana (Deposit) 327 455 622 100.00 36.90 886 100.00 42.33 1,323 100.00 49.34 A Jenis Bank 327 455 622 100.00 36.90 886 100.00 42.33 1,323 100.00 49.34 1 Bank Umum Syariah 312 430 582 93.44 35.17 823 92.88 41.48 1,229 92.92 49.40 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 15 24 41 6.56 67.37 63 7.12 54.43 94 7.08 48.53 B Jenis Simpanan 327 455 622 100.00 36.90 886 100.00 42.33 1,323 100.00 49.34 1 Giro 31 31 47 7.54 51.40 66 7.44 40.36 87 6.60 32.49 2 Tabungan 173 239 328 52.76 37.61 428 48.37 30.49 595 44.95 38.80 3 Deposito 122 185 247 39.70 33.54 392 44.19 58.44 641 48.45 63.70 III Penyaluran Dana (Financing) 415 474 559 100.00 17.97 700 100.00 25.15 968 100.00 38.26 A Jenis Bank 415 474 559 100.00 17.97 700 100.00 25.15 968 100.00 38.26 1 Bank Umum Syariah 399 449 511 91.31 13.69 627 89.54 22.73 862 89.02 37.47 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 16 25 49 8.69 95.15 73 10.46 50.63 106 10.98 45.07 B Jenis Penggunaan 415 474 559 100.00 17.97 700 100.00 25.15 968 100.00 38.26 1 Modal Kerja 106 148 288 51.47 94.54 395 56.36 37.04 460 47.54 16.62 2 Investasi 87 83 99 17.79 20.21 109 15.64 10.04 123 12.72 12.44 3 Konsumsi 222 243 172 30.74 -29.36 196 28.00 8.06 385 39.74 96.26 IV Non Performing Financing (NPF) 1.93 2.31 2.06 2.05 3.96 1 Bank Umum Syariah 1.76 2.18 1.39 1.56 3.77 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 6.04 4.69 9.11 6.31 5.56 V Financing to Deposit Ratio (FDR)1 127.19 104.28 89.86 79.02 73.16 1 Bank Umum Syariah 128.08 104.40 87.81 76.17 70.09 2 Bank Pembiayaan Rakyat Syariah 108.48 102.14 119.09 116.16 113.46

2009

PosisiPosisi

Indikator Perbankan SyariahTabel 3.4

2010

PosisiNo Uraian

20082006 2007

Penghimpunan Dana

Dana masyarakat yang berhasil dihimpun oleh Perbankan Syariah pada akhir

tahun 2010 Rp1.323 miliar, tumbuh lebih tinggi dibanding periode sebelumnya 2009.

Sedikit berbeda dengan Perbankan secara umum, komposisi DPK Perbankan Syariah

didominasi oleh Deposito sebesar 48,45% atau Rp641 miliar, sedangkan Tabungan memiliki

pangsa 44,95% atau Rp595 miliar dan Giro dengan pangsa terkecil sebesar 6,60% atau Rp87

miliar.

Penyaluran dan Kualitas Pembiayaan

Pembiayaan yang telah disalurkan oleh Perbankan Syariah pada tahun 2010

tumbuh 38,26%yoy, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan tahun 2009

(25,15%). Tingginya pertumbuhan pembiayaan perbankan syariah tidak terlepas dari pasar

yang cukup besar. Hal ini juga tercermin dari tingginya deposan di bank ini. Fakta juga

menunjukkan bahwa share Perbankan Syariah secara nasional sudah hampir mencapai 3%.

Sementara itu, kualitas pembiayaan perbankan Syariah yang tercermin dari rasio Non

Performing Financing (NPF) relatif stabil. Kualitas pembiayaan yang bermasalah masih berada

di dalam batas aman (di bawah 5,00%). Pada triwulan laporan NPF perbankan syariah tercatat

sebesar 3,96%. Berdasarkan jenisnya, NPF Bank Umum Syariah tercatat sebesar 3,77%,

sedangkan NPF BPRS tercatat sebesar 5,56%.

Page 74: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

58  

Bab 3 - Perkembangan Perbankan

Boks

Peranan Perbankan dalam Pemulihan Ekonomi Pasca Bencana Merapi

Bencana Letusan Gunung Merapi di Kabupaten Sleman telah menyisakan pilu yang

sangat mendalam bagi masyarakat di wilayah yang langsung maupun tidak langsung

terkena bencana tersebut. Para penduduk yang mencari nafkah disekitar lereng Merapi

Banyak yang kehilangan mata pencaharian karena tempat bekerjanya rusak, sedangkan

para pengusaha kehabisan modal karena tempat usahanya rusak akibat erupsi Merapi.

Untuk membangkitkan perekonomian di daerah yang terkena dampak erupsi Merapi,

beberapa bank mengeluarkan skema kredit berbunga lunak untuk membangkitkan

debitur yang terkena bencana Merapi antara lain:

1. BPD Syariah bekerjasama dengan P2EB FEB UGM & Harian Republika menyalurkan

pembiayaan melalui BMT kepada UMKM di lereng Merapi terutama petani salak

pondoh di Dusun Candi, Desa Bangunkerto, Turi Sleman. Dalam hal ini, BI bertindak

sebabagai fasilitator P2EB FEB UGM dengan BPD DIY yang kemudian melakukan

linkage dengan 6 (enam) BMT di sekitar gunung Merapi dengan plafon pembiayaan

sebesar Rp1,5 miliar. Dana tersebut akan disalurkan kepada 467 anggota (debitur)

atau rata-rata Rp3,2 juta/debitur yang akan dipergunakan untuk rehabilitasi kebun

salak sebagai penopang utama ekonomi anggota BMT. Bunga yang dikenakan BPD

DIY kepada BMT/koperasi sebesar 2% flat per tahun, sedangkan untuk perorangan

3% flat per tahun. BMT selanjutnya menyalurkan pembiayaan ke masyarakat yang

menjadi korban erupsi Gunung Merapi dengan bunga 4% untuk tahun pertama

dan maksimal 6% untuk tahun berikutnya. Jangka waktu linkage selama 4 tahun.

Tidak ada pembatasan sektor-sektor yang dibiayai namun sebagian besar yang telah

dibiayai yaitu sektor perdagangan, perikanan dan pertanian.

2. BRI meluncurkan program PKBL BRI untuk recovery paska Erupsi Merapi sebesar

Rp20 miliar (DIY Rp13,2 miliar dan Jateng Rp6,8miliar). Plafon per debitur maksimal

Rp25 juta tanpa agunan dengan suku bunga 3% per tahun. Calon debitur berasal

dari nasabah BRI atau dari bank lainnya. Tidak ada pembatasan sektor yang

Page 75: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

59  

Bab 3 – Perkembangan Perbankan

dibiayai. Jangka waktu kemitraan selama 3 (tiga) tahun dan dapat diperpanjang 2

(dua) tahun.

3. Perbarindo DIY meluncurkan program kredit bersama yang dinamakan kredit

MEKAR (Membangun Ekonomi Rakyat). Kredit ini ditujukan untuk modal kerja

dengan plafon maksimal Rp20 juta, jangka waktu maksimal 2 tahun dan suku

bunga 9%. Suku bunga yang dikenakan relatif terjangkau dan lebih murah

dibandingkan dengan suku bunga Kredit yang pada Desember 2010 tercatat rata-

rata sebesar 13,45%. Jika setiap BPR dapat mengalokasikan dana sekitar Rp200

juta, maka secara akumulasi jumlah Kredit MEKAR akan mencapai Rp10 miliar dan

dapat membantu minimal 1.000 debitur dengan plafon rata-rata Rp10 juta. Upaya

ini dimaksudkan untuk meningkatkan peran BPR/BPRS di DIY dalam membangun

ekonomi di daerah utamanya di daerah yang terkena dampak Erupsi Merapi dalam

bentuk pemberian fasilitas kredit murah dengan suku bunga maksimal 9%, masing-

masing bank diharapkan berkomitmen untuk menyalurkan kredit tersebut sampai

dengan 200 juta.

Page 76: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

 

60  

Bab 2 - Perkembangan Inflasi

Halaman ini sengaja dikosongkan

Page 77: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

61  

BAB 4 PERKEMBANGAN SISTEM PEMBAYARAN

Di tahun 2010, aktivitas aliran uang Kantor Bank Indonesia (KBI) Yogyakarta

mengalami peningkatan seiring kondisi perekonomian yang mulai pulih sehingga perputaran

uang meningkat. Di sisi pembayaran nontunai, secara umum aktivitas transaksi tahun 2010

mengalami peningkatan baik pada transaksi kliring maupun RTGS. Faktor utama yang

mendorong peningkatan aktivitas transaksi tersebut adalah mulai meningkatnya perdagangan

sejalan dengan perekonomian yang membaik

SISTEM PEMBAYARAN TUNAI

Aliran Uang Masuk (Inflow) dan Aliran Uang Keluar (Outflow)

Pada tahun 2010, perkembangan transaksi tunai antara perbankan dan Kantor Bank

Indonesia (KBI) Yogyakarta dibandingkan dengan tahun 2009 mengalami peningkatan dari sisi

uang masuk dan uang keluar. Rata-rata inflow per bulan pada tahun 2010 tercatat sebesar

Rp469 miliar per bulan, naik 40,67% dari posisi tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp334

miliar per bulan. Sedangkan rata-rata outflow pada tahun 2010 tercatat sebesar Rp344 miliar

per bulan, meningkat 40,74% dari tahun sebelumnya yang tercatat sebesar Rp244 miliar per

bulan.

Miliar Rp

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Total

1 Posisi Kas 807 505 659 969 919 1,291 546 546 -17.08

2 Rata-rata Inflow/Bulan 416 359 334 248 239 1,003 387 469 40.67

3 Rata-rata Outflow/Bulan 229 287 244 152 155 677 391 344 40.75

4 Net Flow (2)-(3) 187 72 89 97 84 326 -4 126 40.47Keterangan:

1) %.

2010

Tabel 4.1Indikator Sistem Pembayaran Tunai

No Uraian Ptumb1

(2009-10)20082007 2009

Karena rata-rata inflow lebih besar jika dibandingkan dengan rata-rata outflownya,

maka pada tahun 2010 terjadi net inflow sebesar Rp126 miliar per bulan, naik 40,47% dari

net inflow pada tahun 2009 sebesar Rp89 miliar per bulan. Peningkatan aliran uang tersebut

 

Page 78: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

62  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

disebabkan peningkatan aktivitas perekonomian sehingga kebutuhan uang tunai untuk

pembayaran juga meningkat.

-200

0

200

400

600

800

1.000

0

250

500

750

1.000

1.250

1.500

1.750

I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Net

Inflo

w/P

TTB

(Mili

ar R

p)

Inflo

w/O

utflo

w (

Mili

ar R

p)

Aliran Masuk Aliran Keluar Net Aliran Masuk PTTB

Grafik 4.1 Aliran Kas dan PTTB

Posisi kas di KBI Yogyakarta mengalami penurunan 17,08% yoy dari Rp659 miliar

menjadi Rp546 miliar. Penurunan posisi kas KBI Yogyakarta ini, antara lain disebabkan oleh

penetapan Surat Edaran Bank Indonesia No.9/37/DPU tanggal 27 Desember 2007 tentang

Penyetoran dan Penarikan Uang Rupiah oleh Bank Umum di Bank Indonesia, setoran dari Bank

Umum hanya boleh dilakukan untuk uang lusuh saja. Sementara itu, untuk penarikan hanya

dilakukan antar sesama perbankan saja yang teknis pelaksanaanya diatur oleh focus group.

Penukaran Uang

Penukaran uang pecahan kecil maupun uang tidak layak edar di loket KBI Yogyakarta

selama tahun 2010 tercatat sebesar Rp122 miliar, atau naik 49,52% jika dibandingkan

dengan tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp81 miliar. Peningkatan kegiatan penukaran uang

pecahan kecil di loket KBI Yogyakarta didorong oleh penurunan penukaran uang kertas

sebesar 49,14% dari Rp80 miliar menjadi Rp119 miliar, sedangkan penukaran uang logam

mengalami peningkatan lebih tinggi, yakni 72,14% dari Rp1,3 miliar menjadi Rp2,3 miliar.

Peningkatan kegiatan penukaran uang pecahan kecil ini antara lain disebabkan oleh mulai

pulihnya kegiatan dunia usaha.

Page 79: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I-2011

 

63  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Juta Rp

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Total164,619 143,595 80,077 11,952 16,938 78,553 11,981 119,424 49.14

1 10.000 89,751 72,541 37,007 6,279 8,545 42,876 5,743 63,443 71.44

2 5.000 59,974 59,041 25,767 3,499 5,483 21,317 3,524 33,822 31.263 2.000 0 0 13,307 2,012 2,638 12,998 1,226 18,874 41.83

4 1.000 14,895 12,014 3,996 162 272 1,362 1,488 3,285 -17.80

1,630 607 1,339 240 251 1,509 305 2,305 72.141 500 489 229 998 55 5 0 3 62 -93.79

2 200 802 351 249 117 144 243 103 608 143.86

3 100 321 26 92 69 102 206 90 467 406.63

166,249 144,201 81,416 12,192 17,189 80,062 12,286 121,729 49.52Keterangan:

1) %.

Total

Pecahan

Uang Kertas

Uang Logam

Tabel 4.2Penukaran Uang Pecahan Kecil

Ptumb1

(2009-10)2010

2008 20092007

Jika dilihat dari jenisnya, peningkatan kegiatan penukaran uang terutama terjadi pada

uang logam dengan pertumbuhan 72,14% dan diikuti kegiatan penukaran uang kertas

49,14%. Tingginya peningkatan kegiatan penukaran pada uang logam tersebut menunjukkan

bahwa harga-harga barang kebutuhan pokok di DIY relatif stabil sehingga nilai uang dengan

denominasi kecil masih banyak digunakan untuk transaksi.

Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB)

Dalam rangka memenuhi kebutuhan masyarakat terhadap uang kartal yang layak

edar, KBI Yogyakarta secara rutin melakukan penyortiran dan peracikan menggunakan Mesin

Sortir Uang Kertas (MSUK) dan Mesin Racik Uang Kertas (MRUK). Uang yang termasuk dalam

kategori tidak layak edar dicatat sebagai Pemberian Tanda Tidak Berharga (PTTB) yang untuk

selanjutnya dimusnahkan.

Jumlah PTTB atas uang lusuh dan uang yang ditarik dari peredaran pada tahun 2010

meningkat jika dibandingkan dengan tahun 2009 sebesar 159,89%. Peningkatan PTTB ini

menunjukkan bahwa preferensi masyarakat untuk memegang uang Hasil Cetak Sempurna

tinggi.

Berdasarkan denominasinya, peningkatan jumlah lembar PTTB terbesar

dialami oleh denominasi Rp2.000. Hal yang wajar mengingat perputaran uang tunai,

khususnya uang pecahan kecil lebih cepat karena banyak digunakan untuk melakukan

Page 80: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

64  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

transaksi, sehingga lebih cepat lusuh. Selain itu, kualitas bahannya juga tidak sebaik uang

dengan denominasi besar, seperti Rp100.000 dan Rp50.000.

Juta Rp

Ptumb1

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Total (2009-10)100,000 379,542 403,644 220,094 62,117 108,900 305,861 313,514 790,391 259.11

50,000 600,716 464,705 216,373 121,556 132,812 255,969 328,517 838,854 287.69

20,000 150,675 124,197 142,531 35,153 24,796 21,100 43,269 124,318 (12.78) 10,000 108,757 103,520 81,818 18,874 15,183 10,576 39,212 83,845 2.48

5,000 62,898 66,517 65,957 17,682 15,629 9,884 25,860 69,055 4.70

2,000 - - 0 5 252 325 6,176 6,759 1,508,525.45

1,000 23,808 23,647 16,477 5,740 4,462 2,790 5,482 18,473 12.12

500 107 29 29 3 3 4 3 13 (54.21) 100 9 4 3 1 1 2 1 3 1.34

Total 1,326,511 1,186,263 743,282 261,131 302,038 606,510 762,033 1,931,711 159.89Keterangan:

1) %.

2008

Tabel 4.3Pemberian Tanda Tidak Berharga

2010Pecahan 2007 2009

Temuan Uang Palsu

Sepanjang tahun 2010, laporan temuan uang palsu ke KBI Yogyakarta mengalami

peningkatan di sisi nominal maupun di sisi jumlah lembarnya. Uang palsu yang dilaporkan

adalah sebanyak 1.847 lembar, naik 119,51% dari tahun 2009 yang tercatat sebanyak 901

lembar. Jika dilihat secara nominal, uang palsu yang dilaporkan adalah sebesar

Rp170.035.000,00, naik 119,51% dari tahun 2009 yang tercatat sebesar Rp77.460.000,00.

Lembar

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Total100,000 2004 69 285 665 7 10 78 1,509 1,604

100,000 1999 31 17 4 1 0 0 1 2

50,000 2005 23 67 192 95 10 11 9 125

50,000 1999 30 33 6 17 2 0 17 36

50,000 1995 0 0 0 0 0 0 0 0

50,000 1993 7 17 2 1 0 0 3 4

20,000 2004 7 5 20 7 2 4 8 21

20,000 1998 6 11 1 18 0 0 5 23

20,000 1992 4 2 4 0 0 0 0 0

10,000 2005 7 12 4 0 4 0 1 5

10,000 1998 14 6 0 6 0 0 5 11

10,000 1992 25 17 1 4 0 1 8 13

5,000 2001 5 2 0 0 0 0 1 1

5,000 1992 2 0 2 2 0 0 0 2

13,835,000 36,770,000 77,460,000 7,060,000 1,680,000 8,440,000 152,855,000 170,035,000 119.51Keterangan:

1) Data uang pecahan Rp50.000,00 emisi 2005, Rp20.000 emisi 2004, Rp10.000,00 emisi 2005 dan Rp5.000,00 emisi 2001 adalah sejak tahun 2007.

Total (Rp)

2010Pecahan 20092007 2008

Tabel 4.4Temuan Uang Palsu yang Dilaporkan1

Tahun Emisi

Ptumb2

(2009-10)

Page 81: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I-2011

 

65  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Hal ini disebabkan pecahan uang yang banyak dipalsu adalah pecahan besar, yaitu

pecahan Rp100.000 tahun emisi 2004 dan Rp50.000 tahun emisi 2005 masing-masing

sebesar 1.604 lembar dan 125 lembar.

Kecanggihan teknologi yang semakin berkembang dewasa ini rupanya telah

digunakan oleh oknum yang tidak bertanggungjawab dengan membuat uang palsu. Namun

demikian, Bank Indonesia telah melakukan upaya preventif dengan menambahkan security

feature setiap mencetak uang dengan emisi baru. Upaya lainnya dilakukan dengan

memberikan sosialisasi secara berkala kepada masyarakat mengenai ciri-ciri keaslian uang

rupiah. Dengan demikian, diharapkan ruang gerak para pemalsu uang semakin terbatas.

SISTEM PEMBAYARAN NON TUNAI

Transaksi Kliring

Pada tahun 2010 penyelesaian rata-rata transaksi harian melalui kliring mengalami

peningkatan, baik dilihat dari sisi rata-rata warkat per hari maupun rata-rata nominal per hari.

Rata-rata warkat kliring per hari pada tahun 2010 tercatat sebanyak 1.587 warkat per hari,

tumbuh -3,39% dari tahun 2009 yang tercatat sebanyak 1.643 warkat per hari. Sedangkan

rata-rata nominal kliring pada tahun 2010 sebesar Rp35 miliar per hari, meningkat 0,83% dari

tahun 2009 sebesar Rp34 miliar per hari.

1.000

1.500

2.000

2.500

3.000

3.500

10

15

20

25

30

35

40

45

I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Lem

bar

Mili

ar R

p

Nominal Kliring Warkat Kliring

Grafik 4.2 Transaksi Kliring

Page 82: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

66  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Akan tetapi rata-rata kliring yang ditolak pada tahun 2010 juga mengalami

peningkatan, masing-masing sebesar 18,84% untuk rata-rata warkat ditolak per hari, yaitu

dari 24 lembar per hari pada tahun 2009 menjadi 28 lembar per hari pada tahun 2010, dan

sebesar 13,15% untuk rata-rata nominal ditolak per hari, yaitu dari Rp0,58 miliar per hari

pada tahun 2009 menjadi Rp0,65 miliar per hari pada tahun 2010.

Sejumlah alasan dapat melatarbelakangi penolakan kliring, antara lain tidak

dipenuhinya syarat-syarat administrasi bank penerima pada fisik warkat. Alasan lainnya adalah

rekening tutup dan saldo tidak cukup yang selanjutnya akan diadministrasikan oleh Bank

Indonesia pada Tata Usaha Cek Kosong (TUCK) dan Tata Usaha Daftar Hitam (TUDH).

Miliar Rp

Trw-I Trw-II Trw-III Trw-IV Total

1 Rata-rata Warkat Kliring/Hari (lembar) 1,545 1,628 1,643 1,670 1,639 1,674 1,366 1,587 -3.39

2 Rata-rata Warkat Ditolak/Hari (lembar) 17 17 24 28 28 29 28 28 18.84

3 Rasio (2)/(1) dalam % 1.09 1.05 1.44 1.66 1.68 1.75 2.05 1.77

4 Rata-rata Nominal Kliring/Hari 28 34 34 34 35 39 30 35 0.83

5 Rata-rata Nominal Ditolak/Hari 0.349 0.397 0.575 0.571 0.677 0.779 0.574 0.650 13.15

6 Rasio (5)/(4) dalam % 1.23 1.18 1.67 1.66 1.92 2.01 1.89 1.87

1 Rata-rata Warkat Keluar/Bulan (lembar) 2,483 2,917 3,577 3,561 3,774 3,987 4,346 3,917 9.50

2 Rata-rata Warkat Masuk/Bulan (lembar) 3,256 3,875 4,306 4,959 5,208 5,396 5,745 5,327 23.72

3 Rata-rata Outgoing Transfer/Bulan 3,569 2,747 3,193 3,177 3,937 3,935 4,549 3,900 22.12

4 Rata-rata Incoming Transfer/Bulan 5,946 5,178 4,608 5,430 5,626 5,507 9,346 6,477 40.58

5 Net Transfer (4)-(3) 2,376 2,431 1,414 2,253 1,689 1,572 4,797 2,578 82.27Keterangan:

1) %.

RTGS

2010

KLIRING

2009

Tabel 4.5Indikator Sistem Pembayaran Non Tunai

No Uraian Ptumb1

(2009-10)2007 2008

Transaksi Bank Indonesia-Real Time Gross Settlement (BI-RTGS)1

Aktivitas sistem pembayaran non tunai pada Bank Indonesia-Real Time Gross

Settlement (BI-RTGS) melalui KBI Yogyakarta pada tahun 2010 mengalami peningkatan dari

sisi warkat maupun dari sisi nominalnya. Hal ini dicerminkan melalui rata-rata transfer masuk

dan keluar yang merupakan transaksi antara wilayah DIY dan luar DIY. Laporan transaksi

sudah mengeluarkan transaksi antar bank yang sama-sama berada di wilayah DIY.

                                                            1 BI-RTGS adalah sistem transfer dana elektronik yang penyelesaian setiap transaksinya dilakukan dalam

waktu seketika. BI-RTGS berperan penting dalam pemrosesan aktivitas transaksi pembayaran, khususnya untuk memproses transaksi pembayaran yang termasuk High Value Payment System (HVPS) atau transaksi bernilai besar yaitu transaksi bernilai Rp.100 juta atau lebih.

Page 83: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Triwulan I-2011

 

67  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Di sisi warkat, rata-rata warkat masuk per bulan naik 23,72% menjadi 5.327 warkat

per bulan pada tahun 2010 dari 4.306 warkat per bulan pada tahun sebelumnya. Sedangkan

rata-rata warkat keluar per bulan naik 9,50% dari 3.577 warkat per bulan pada tahun 2009

menjadi 3.917 warkat per bulan pada tahun 2010.

Dari sisi nominal, rata-rata transfer masuk (incoming transfer) per bulan naik 40,58%

dari Rp4.608 miliar per bulan pada tahun 2009 menjadi Rp6.447 miliar per bulan pada tahun

2010. Sedangkan rata-rata transfer keluar (outgoing transfer) per bulan meningkat 22,12%

dari Rp3.193 miliar per bulan pada tahun 2009 menjadi Rp3.900 miliar per bulan pada tahun

2010. Dengan demikian maka transfer masuk bersih (net-incoming transfer) ke sistem

perbankan di wilayah DIY mengalami peningkatan 82,27% dari Rp1.414 miliar menjadi

Rp2.578 miliar.

2.000

2.500

3.000

3.500

4.000

4.500

5.000

5.500

6.000

2.000

3.000

4.000

5.000

6.000

7.000

8.000

9.000

10.000

I-08 II-08 III-08 IV-08 I-09 II-09 III-09 IV-09 I-10 II-10 III-10 IV-10

Lem

bar

Mili

ar R

p

Nominal Incoming Transfer Nominal Outgoing Transfer

Warkat Incoming Transfer Warkat Outgoing Transfer

Grafik 4.3 Transaksi BI-RTGS

Peningkatan aktivitas BI-RTGS pada tahun 2010 diduga disebabkan oleh peningkatan

aktivitas aktivitas ekonomi seiring dengan pemulihan ekonomi global. Di samping itu, pada

saat terjadi Erupsi Merapi, banyak dana bantuan untuk korban Merapi yang masuk DIY.

Sedangkan peningkatan di sisi warkatnya menunjukkan bahwa sebagian besar masyarakat

yang bertransaksi dengan jumlah relatif kecil masih menggunakan BI-RTGS sebagai alat

transfer karena lebih cepat karena penyelesaian yang seketika sekaligus aman karena risiko

settlement-nya kecil. Dua hal ini merupakan prasyarat penting dalam penyelesaian transaksi

pembayaran dalam mendukung kegiatan ekonomi yang bergerak cepat.

Page 84: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

68  

Bab 4 – Perkembangan Sistem Pembayaran

Bank Indonesia terus mendorong masyarakat lebih banyak melakukan transaksi non

tunai (less cash society). Peningkatan penggunaan transaksi non tunai juga dapat dijadikan

sebagai cerminan kemajuan suatu daerah, terutama dalam menilai efisiensi dan intensitas

aktivitas perekonomian.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Page 85: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

69  

BAB 5 KEUANGAN PEMERINTAH

Kinerja gabungan keuangan pemerintah Provinsi, Kota dan Kabupaten se-DIY tahun

2010, mengalami peningkatan baik di sisi penerimaan maupun sisi pengeluaran. Secara

umum, pos penerimaan APBD Gabungan Rp5.734,2 miliar, naik 9,79% dari tahun sebelumnya

dan melebihi rencan awal (102,2%). Ketergantungan APBD di DIY terhadap pemerintah pusat

masih dominan, tercermin dari kontribusi Dana Perimbangan mencapai Rp3.661 miliar

(68,21%), sedangkan Pendapatan Asli Daerah hanya sebesar Rp1.285 miliar (23,05%). Di sisi

pengeluaran realisasinya Rp5.689,0 miliar, naik 10,19% dari tahun sebelumnya, namun lebih

rendah dari rencana awal (91,39%). Sementara itu, alokasi belanja daerah masih

terkonsentrasi kepada belanja pegawai dan belanja barang dan jasa. 

Peningkatan kinerja perekonomian DIY di tahun 2010 memberi dampak pada kinerja

keuangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) gabungan di DIY di sisi

Pendapatan maupun belanja daerah yang relatif lebih baik dibanding tahun 2009 masing-

masing naik sebesar 9,79% dan 10,19%. Berdasarkan wilayah, pendapatan Pemerintah

Provinsi, Kabupaten dan Kota dibanding tahun sebelumnya seluruhnya meningkat dengan

realisasi penerimaannya di atas 100%. Sedangkan di sisi pengeluaran, belanja seluruh

pemerintahan daerah di DIY meningkat, tetapi persentase realisasi belanja masih dibawah

100%.

Wilayah yang mengalami surplus dalam realisasi APBD 2010 adalah Pemerintah

Provinsi DIY, Kabupaten Gunungkidul dan Kabupaten Kulonprogo masing-masing sebesar

Rp55 miliar, 33 miliar dan Rp20 miliar. Wilayah yang mengalami surplus dalam realisasi APBD

terutama disebabkan oleh pertumbuhan pendapatannya lebih besar dari pertumbuhan

belanja.

PENDAPATAN APBD GABUNGAN PEMERINTAH PROVINSI DAN

KABUPATEN/KOTA

Secara gabungan peningkatan realisasi pendapatan pemerintah daerah di DIY pada

tahun 2010 didorong oleh tingginya peningkatan realisasi Lain-lain Pendapatan yang sah

Page 86: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

70  

Bab 5 – Keuangan Pemerintah

89,07%, diikuti dengan peningkatan Pandapatan Asli Daerah (13,06%) dan Dana

Perimbangan (0,62%). Pos Dana Perimbangan dan Pendapatan Asli Daerah (PAD) masih

memiliki share terbesar yakni masing-masing sebesar 68,21% dan 23,05%.

Peningkatan pos PAD pada APBD 2010 didorong oleh peningkatan pendapatan dari

pos Lain-lain Pendapatan daerah Yang Sah sebesar 32,94%, diikuti Hasil Pajak Daerah dan

Hasil Pengelolaan Kekayaan daerah yang Dipisahkan yang masing-masing tumbuh 15,80%

dan 10,69% dibanding realisasi tahun sebelumnya. Sementara itu pos Hasil Retribusi daerah

terkontraksi 13,09%. Peningkatan pos Lain-lain Pendapatan yang Sah terutama berasal dari

pendapatan hibah yang meningkat 791,60%, diantaranya berasal dari bantuan untuk

bencana Merapi, sedangkan Pajak Daerah terutama berasal dari peningkatan penerimaan

pajak kendaraan bermotor.

Growth %RAPBD REALISASI %-RAPBD RAPBD REALISASI %-RAPBD APBD 09-10

1 Pendapatan Daerah 5.041.440,34 5.223.489,39 103,61 5.608.734,84 5.734.610,90 102,24 9,79 A Pendapatan Asli Daerah 1.008.078,73 1.136.821,89 112,77 1.153.763,59 1.285.298,19 111,40 13,06

Hasil Pajak Daerah 641.752,92 708.641,47 110,42 718.168,49 820.604,25 114,26 15,80 Hasil Retribusi Daerah 178.345,59 198.976,82 111,57 166.348,59 172.938,86 103,96 (13,09) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 58.344,79 58.208,85 99,77 65.357,70 64.432,08 98,58 10,69 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 129.635,44 170.994,75 131,90 203.888,81 227.322,99 111,49 32,94

B Dana Perimbangan 3.644.558,71 3.638.207,04 99,83 3.656.733,47 3.660.776,84 100,11 0,62 Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 339.205,56 332.848,69 98,13 389.813,31 393.856,68 101,04 18,33 Dana Alokasi Umum 3.015.919,15 3.015.924,35 100,00 2.992.335,86 2.992.335,86 100,00 (0,78) Dana Alokasi Khusus 289.434,00 289.434,00 100,00 274.584,30 274.584,30 100,00 (5,13) Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam - - - - - -

C Lain-lain Pendapatan yang Sah 353.699,27 417.060,11 117,91 798.237,78 788.535,87 98,78 89,07 Pendapatan Hibah 10.144,26 9.026,21 88,98 80.895,95 80.477,56 99,48 791,60 Pendapatan Dana Darurat - 68.062,05 - 73.863,38 73.868,81 - 8,53 Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 198.385,86 146.815,81 74,01 152.429,61 152.165,60 99,83 3,64 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 66.299,07 75.970,02 114,59 312.150,13 308.844,48 98,94 306,53 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 78.870,08 77.272,53 97,97 177.898,70 172.279,42 96,84 122,95 Pendapatan Lainnya - 39.913,50 - 1.000,00 900,00 -

Pendapatan Tanpa Kode Rekening 35.103,62 31.400,34 89,45 - - - (100,00) Jumlah Pendapatan 5.041.440,34 5.223.489,39 103,61 5.608.734,84 5.734.610,90 102,24 9,79

Tabel 5.1APBD Provinsi, Kabupaten, Kota

Se Wilayah Propinsi DIY - Sisi Pendapatan

APBD TOTAL2009 2010No Uraian

Juta Rp.

Keterangan:

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Berdasarkan wilayah, pertumbuhan realisasi PAD tertinggi di Kulonprogo yang tumbuh

21,31%, diikuti Provinsi 18,26%, Kota Yogyakarta 13,14%, Sleman 3,96%, dan Bantul

2,66%. Sebaliknya PAD Kabupaten Bantul mengalami penurunan 7,95%. Faktor yang

mempengaruhi peningkatan pendapatan PAD antara lain adalah pertumbuhan ekonomi yang

lebih baik sehingga berdampak pada peningkatan penerimaan pendapatan pajak daerah.

Page 87: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

71  

Bab 5 – Keuangan Pemerintah

Sementara itu, pertumbuhan realisasi Dana Perimbangan bersumber dari peningkatan

pos Bagi Hasil Pajak dan Bukan Pajak sejalan dengan peningkatan perolehan pajak di DIY pada

tahun 2010. Namun demikian share komponen terbesar dalam pos Dana Perimbangan masih

bersumber dari Dana Alokasi Umum sebesar 59,08%. Berdasarkan wilayahnya, pertumbuhan

Dana Perimbangan tertinggi adalah Kabupaten Gunungkidul 4,29%, diikuti Sleman 3,13%,

dan Bantul 3,02%. Sedangkan Provinsi DIY, Kabupaten Kulonprogo dan Kota Yogyakarta

tumbuh negatif masing-masing -0,69%, -1,86% dan -6,33%. Sementara itu, Dana

Perimbangan yang realisasinya di tahun 2010 tidak mencapai 100% hanya Provinsi DIY dan

Kota Yogyakarta.

BELANJA PEMERINTAH

Struktur pengeluaran Belanja APBD Gabungan Pemerintah Provinsi, Kabupaten/Kota di

DIY didominasi oleh pos Belanja Tidak Langsung 64,56%. Peningkatan realisasi Belanja

terutama bersumber dari pos Belanja Tidak Langsung sebesar 13,44% dan Belanja Langsung

sebesar 3,79% dibanding tahun sebelumnya.

Growth %RAPBD REALISASI %-RAPBD RAPBD REALISASI %-RAPBD APBD 09-10

2 Belanja Daerah 5.756.407,40 5.162.812,22 89,69 6.224.878,07 5.689.035,99 91,39 10,19 A Belanja Tidak Langsung 3.657.140,10 3.423.475,52 93,61 4.075.649,31 3.883.724,97 95,29 13,44

Belanja Pegawai 2.701.827,46 2.568.400,24 95,06 3.234.079,72 3.076.070,85 95,11 19,77 Belanja Bunga 925,10 819,76 88,61 994,10 656,51 66,04 (19,91) Belanja Subsidi 10.970,00 10.310,35 93,99 - - - (100,00) Belanja Hibah 161.335,86 157.705,13 97,75 176.946,08 171.720,71 97,05 8,89 Belanja Bantuan Sosial 314.166,81 274.603,18 87,41 236.800,28 216.496,86 91,43 (21,16) Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 227.028,73 227.019,79 100,00 240.341,37 241.085,12 100,31 6,20 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 187.222,36 180.831,57 96,59 169.682,18 165.180,69 97,35 (8,65) Belanja Tidak Terduga 53.663,79 3.785,49 7,05 16.805,58 12.514,23 74,46 230,58

B Belanja Langsung 2.099.267,30 1.739.336,70 82,85 2.149.228,76 1.805.311,03 84,00 3,79 Belanja Pegawai 388.469,05 303.971,33 78,25 385.055,81 348.258,08 90,44 14,57 Belanja Barang dan Jasa 1.006.666,71 834.811,20 82,93 1.080.477,03 963.194,27 89,15 15,38 Belanja Modal 704.131,54 600.554,17 85,29 683.695,92 493.858,68 72,23 (17,77)

Jumlah Belanja 5.756.407,40 5.162.812,22 89,69 6.224.878,07 5.689.035,99 91,39 10,19 Surplus/ (Defisit) (714.967,06) 60.677,17 (8,49) (616.143,23) 45.574,91 (7,40) (24,89)

APBD TOTALJuta Rp.

Tabel 5.2APBD Provinsi, Kabupaten, Kota

Se Wilayah Propinsi DIY - Sisi Belanja

No Uraian 2009 2010

Keterangan:

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Belanja Pegawai langsung dan tidak langsung meningkat 19,22% dan memiliki share

60,19% dari total Belanja. Realisasi Belanja Barang-Jasa naik 15,38% dibanding tahun

sebelumnya. Sedangkan realisasi Belanja Modal turun 17,77% dibanding tahun 2009, namun

penurunan ini tidak menggambarkan penurunan belanja modal sebenarnya karena terdapat

sebagian belanja modal juga terdapat pada belanja bantuan sosial, hibah, dan bantuan

Page 88: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

72  

Bab 5 – Keuangan Pemerintah

keuangan kepada Kab/Kota/Desa. Belanja Modal dalam arti luas, yang meliputi belanja modal,

bantuan sosial, hibah, dan bantuan keuangan kepada Kab/Kota/Desa memiliki share 18,41%

dari total Belanja.

Realisasi belanja tertinggi terjadi di Kabupaten Bantul sebesar 96,12%, diikuti oleh

Kota Yogyakarta (91,61%), Kulonprogo (91,24%), Provinsi DIY (90,97%), Gunungkidul

(89,52) dan Sleman (89,10%). Dengan melihat cerminan realisasi belanja tersebut, tampaknya

masih ada ruang untuk mengoptimalkan belanja di daerah, khususnya untuk pembelanjaan

yang dapat meningkatkan nilai tambah.

SUMBER PEMBIAYAAN PEMERINTAH

Realisasi angka gabungan APBD tahun 2010 Pemerintah Provinsi, Kabupaten dan Kota

surplus Rp45 miliar. Sementara itu, sumber penerimaan pembiayaan masih didominasi oleh

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya (95,52%), dan sumber pengeluaran

pembiayaan terbesar adalah Penyertaan Modal (Investasi) Pemerintah Daerah (53,61%). Sisa

Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya meningkat 1,57% dibanding tahun

sebelumnya.

Juta Rp.

Growth %RAPBD REALISASI %-RAPBD RAPBD REALISASI %-RAPBD APBD 09-10

3 Pembiayaan Daerah 913.935,66 948.048,45 103,73 616.143,03 622.635,06 101,05 (34,32) A Penerimaan Pembiayaan 1.038.561,66 1.053.649,63 101,45 690.823,15 688.762,58 99,70 (34,63)

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 1.023.070,06 1.042.043,24 101,85 657.901,88 657.901,88 100,00 (36,86) Pencairan Dana Cadangan - - - - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - - Penerimaan Penjualan Daerah dan Obligasi Daerah - - - - - - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 1.912,75 1.477,85 77,26 18.311,20 27.261,66 148,88 1.744,69 Penerimaan Piutang Daerah 12.462,77 9.500,58 76,23 13.494,00 2.467,54 18,29 (74,03) Penerimaan Lainnya 1.116,07 627,96 56,27 1.116,07 1.131,51 101,38 80,19

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 1.038.561,66 1.053.649,63 101,45 690.823,15 688.762,58 99,70 (34,63) B Pengeluaran Pembiayaan 124.626,00 105.601,18 84,73 74.680,12 66.127,52 88,55 (37,38)

Pembentukan Dana Cadangan 6.575,00 6.575,00 100,00 - - - (100,00) Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 100.089,73 82.914,73 82,84 38.951,05 35.448,71 91,01 (57,25) Pembayaran Pokok Utang 6.037,91 4.464,29 73,94 1.663,57 1.663,31 99,98 (62,74) Pemberian Pinjaman Daerah 6.600,50 6.600,50 100,00 34.065,50 29.015,50 85,18 339,60 Penyelesaian Kegiatan DPA-L 4.921,67 4.653,29 94,55 - - - (100,00) Pengeluaran Pembiayaan Lainnya 401,20 393,37 98,05 - - - (100,00) Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 124.626,00 105.601,18 84,73 74.680,12 66.127,52 88,55 (37,38)

Pembiayaan Netto 913.935,66 948.048,45 103,73 616.143,03 622.635,06 101,05 (34,32) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA) - 1.008.725,62 - - 668.209,96 - (33,76)

APBD TOTAL

Tabel 5.3APBD Provinsi, Kabupaten, Kota

Se Wilayah Propinsi DIY - Sisi Pembiayaan

Keterangan:

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

No Uraian 2009 2010

 

Page 89: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

73  

BAB 6 KETENAGAKERJAAN

Sejalan dengan perekembangan perekonomian DIY, beberapa indikator

kesejahteraan di Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun 2010 mengalami

perbaikan. Indikator kesejahteraan yang membaik tersebut antara lain adalah pendapatan

per kapita, ketenagakerjaan, angka kemiskinan, dan kualitas hidup sebagaimana tercermin

pada indeks pembangunan manusia (IPM). Pendapatan per kapita masyarakat di Daerah

Istimewa Yogyakarta atas dasar harga berlaku tercatat Rp13,18 juta, naik dari tahun 2009

Rp12,10 juta. Persentase tingkat kemiskinan sedikit mengalami perbaikan, yaitu turun dari

17,23% menjadi 16,83%; tingkat pengangguran terbuka di daerah Istimewa Yogyakarta

turun dari 6,00% di tahun 2009 menjadi 5,69% pada tahun 2010; nilai IPM tahun 2009

tercatat sebesar 75,23 meningkat dibandingkan indeks pada tahun sebelumnya sebesar 74,88.

Sedangkan, satu-satunya indikator yang menurun adalah Indeks kesengsaraan yang

meningkat dari 8,93% menjadi 13,07%.

PDRB per Kapita

PDRB perkapita penduduk DIY tahun 2009 tercatat Rp13,18 juta perkapita per tahun,

meningkat sekitar 8,97% dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang sebesar Rp 12,10.

Walaupun pendekatan ini relatif kasar, namun angka PDRB perkapita banyak digunakan

sebagai pendekatan. Dengan asumsi distribusi pendapatan cenderung membaik maka dapat

diartikan tingkat kesejahteraan penduduk mengalami perbaikan pada tahun 2009, karena ada

kelebihan kenaikan barang dan jasa yang dapat dikonsumsi.

Rupiah

PDRB Perkapita PDRB PerkapitaTahun (Ad. Harga (Ad. Harga

Konstan 2000) Berlaku)2006 5.276.688 2,66 8.851.985 14,942007 5.450.071 3,29 9.807.749 10,80

2008* 5.668.790 4,01 11.242.194 14,632009** 5.863.054 3,43 12.099.714 7,63

2010*** 6.085.284 3,79 13.184.861 8,97Keterangan

*) Angka sementara

**) Angka sangat sementara

***) Angka sangat-sangat sementara

Sumber : BPS Provinsi DIY

Tabel 6.1PDRB Perkapita

Perubahan (%)

Perubahan (%)

 

Page 90: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

74  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

Tenaga Kerja

Jumlah penduduk usia kerja di DIY pada Agustus 2010 sebanyak 2,70 juta

orang atau turun sebesar 6,04% jika dibandingkan dengan Agustus 2009. 1,88 juta

orang atau 69,76% tergolong sebagai angkatan kerja, sedangkan sisanya bukan angkatan

kerja karena sedang mengikuti sekolah, menjadi ibu rumah tangga, atau kegiatan lainnya.

Jumlah penduduk yang bekerja pada Agustus 2010 sebanyak 1,775 juta orang, turun sebesar

120,50 ribu orang bila dibandingkan dengan keadaan pada Agustus 2009 (1,896 juta orang).

Ribu Orang

Feb Agt Feb Agt Feb AgtA Angkatan Kerja 1.983 2.000 2.049 2.017 2.067 1.882 1 Bekerja 1.864 1.892 1.926 1.896 1.943 1.775 2 Pengangguran Terbuka 120 108 123 121 124 107 B Bukan Angkatan Kerja 852 836 809 855 827 816 C Penduduk Usia Kerja 2.836 2.836 2.857 2.872 2.895 2.698 D Tingkat Pengangguran Terbuka 6,04% 5,38% 6,00% 6,00% 6,02% 5,69%E Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja 69,95% 70,51% 71,70% 70,23% 71,41% 69,76%

Sumber : BPSProvinsi DIY

Tabel 6.2Angkatan Kerja

No U r a i a n2008 2009 2010

 

TPAK1 di Provinsi DIY pada Agustus 2010 sebesar 69,76% turun jika

dibandingkan Agustus 2009 (70,23%). Angkatan kerja DIY pada Agustus 2010 sebanyak

1,88 juta orang, 94,31% diantaranya atau sebanyak 1,775 juta orang bekerja dan sisanya

5,69% atau 107 ribu orang merupakan angkatan kerja yang sedang mencari pekerjaan

(pengangguran terbuka). Presentase ini mengalami penurunan jika dibandingkan keadaan

Agustus 2009 (6,00%) seiring dengan pertumbuhan angkatan kerja dan penyerapan tenaga

kerja yang melambat. Sementara itu, dibandingkan dengan angka pengangguran nasional

(7,14%) presentase pengangguran di DIY lebih kecil.

Di antara penduduk yang sudah bekerja, terdapat pekerja setengah

pengangguran atau pengangguran terselubung, yakni pekerja dengan waktu kerja

kurang dari 35 jam seminggu. Pada posisi Agustus 2010, jumlah setengah pengangguran

sebesar 28% dari jumlah pekerja atau berjumlah sekitar 497 ribu orang, meningkat 61 ribu

orang jika dibandingkan posisi Agustus 2009 sebanyak 436 ribu orang.

                                                            1 TPAK adalah Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja

Page 91: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

75  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

9,759,11

8,46 8,39 8,14 7,877,41 7,14

6,08 6,1 6,045,38

6,00 6,00 6,025,69

0

2

4

6

8

10

12

Feb 07 Agst 07 Feb 08 Agst 08 Feb 09 Agst 09 Feb 10 Agst 10

%

Nasional DIY

Grafik 6.1 Perbandingan Tingkat Pengangguran Terbuka Nasional dan DIY

Sumber : BPS Provinsi DIY

Secara sektoral, sektor Pertanian dan sektor Perdagangan, Hotel dan Restoran

menyerap pekerja paling banyak di Provinsi DIY yaitu masing-masing sebesar 30,4%

dan 24,7% pada Agustus 2010. Sektor lain yang peranannya cukup berarti adalah sektor

jasa-jasa (17,9%) dan industri pengolahan (13,9%). Sebaran tenaga kerja tersebut searah

dengan struktur ekonomi di DIY yang disominasi sektor PHR dan pertanian

Feb Agt Feb Agt Feb Agt

A Pertanian 35,3% 29,6% 35,7% 30,1% 32,2% 30,4%B Pertambangan, Listrik, Gas, Air Bersih 1,1% 1,1% 1,3% 1,1% 1,0% 0,9%C Industri Pengolahan 13,2% 13,2% 12,9% 12,5% 15,1% 13,9%

D Bangunan 5,6% 8,0% 4,7% 7,7% 4,7% 6,2%E Perdagangan, Hotel dan Restoran 23,0% 24,1% 22,3% 24,0% 22,9% 24,7%F Pengangkutan dan Komunikasi 3,2% 4,7% 4,2% 4,4% 4,4% 3,8%G Keuangan Persewaan dan Jasa Perusahaan 2,3% 2,2% 1,6% 2,6% 2,2% 2,2%H Jasa 16,3% 17,0% 17,3% 17,7% 17,4% 17,9%

100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% 100,0% Sumber : BPS DIY

J u m l a h

Tabel 6.3Penduduk Bekerja Berdasarkan Lapangan Pekerjaan Utama

No Lapangan Usaha2008

Sektor Tradeable

Sektor Non-Tradeable

2009 2010

Ditinjau dari sisi status ketenagakerjaan, maka tenaga kerja di DIY lebih

didominasi oleh tenaga kerja informal sebagaimana porsi tenaga kerja informal di

Indonesia yang mencapai sebesar ± 67%. Di DIY porsi tenaga kerja informal juga

Page 92: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

76  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

mendominasi, yaitu mencapai 65,5%. Berdasarkan assesmen, pertumbuhan nilai tambah di

sektor Industri, Perdagangan dan Jasa mampu menyerap tambahan tenaga kerja lebih tinggi

namun sebagian besar merupakan sektor informal. Sementara itu, pertumbuhan di sektor

Pertanian memiliki dampak penyerapan tenaga kerja yang relatif melambat antara lain karena

kapasitas produksi yang relatif sulit untuk ditingkatkan karena keterbatasan lahan.

%

Februari Agustus Feb Agt Feb AgtA Formal 35,7 34,8 34,4 35,4 34,7 34,5

Berusaha dibantu Buruh Tetap 3,9 4,0 3,7 3,0 3,5 3,9 Buruh/Karyawan/Pegawai 31,8 30,8 30,7 32,4 31,2 30,6

B Informal 64,2 65,2 65,8 64,6 65,2 65,5 Berusaha Sendiri 12,6 16,5 15,3 14,3 14,5 13,8 Dibantu Buruh Tidak Tetap/Buruh Tidak Dibayar 24,6 22,8 23,8 23,8 24,5 24,4 Pekerja Bebas di Pertanian 2,9 3,0 2,8 2,9 2,3 2,0 Pekerja Bebas di Non Pertanian 5,2 6,5 4,9 7,7 5,2 6,5 Pekerja Keluarga/tak Dibayar 18,9 16,4 19,0 15,9 18,7 18,9

Keterangan :

*) Persentase Penduduk Usia 15 Tahun ke Atas yang Bekerja menurut Status Pekerjaan Utama Februari 2008 - Agustus 2010 Sumber : BPS Propinsi DIY

2008

Tabel 6.4Indikator Status Ketenagakerjaan

No Status Pekerjaan Utama2009 2010

Upah Minimum Provinsi (UMP)2

Gubernur DIY melalui Keputusan Nomor 270/KEP/2010 tanggal 22 November

2010 menetapkan UMP 2011 sebesar Rp808.000,-. Jumlah tersebut lebih tinggi dari yang

diusulkan oleh Dewan Pengupahan DIY sebesar Rp802.338,-, namun lebih rendah dari

perhitungan rata-rata upah buruh di Yogyakarta yang dilakukan oleh Aliansi Buruh Yogyakarta

(ABY), yakni sebesar Rp837.319,-. UMP 2011 yang ditetapkan mengalami kenaikan sebesar

8,36% dari UMP 2010 sebesar Rp745.694,-. Sampai dengan akhir tahun 2010 terdapat 5

perusahaan yang mengajukan penangguhan penundaan UMP 2011. Namun demikian hanya

2 perusahaan yang memenuhi persyaratan untuk melakukan penangguhan UMP tersebut.

                                                            2 UMP adalah jaring pengaman sosial yang diperuntukkan bagi pekerja lajang dengan 0 tahun masa kerja.

Page 93: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

77  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

400

674 657687

820 751399

460 500

586

700746

0

200

400

600

800

1000

1200

1400

1600

1800

2005 2006 2007 2008 2009 2010

KHL/KHM UMP

Ribu Rp

Grafik 6.2 Upah Minimum Provinsi

Kemiskinan

Nilai Garis Kemiskinan Provinsi DIY pada Maret 2010 sebesar Rp224.258,- per

kapita per bulan. Dibandingkan dengan angka bulan Maret 2009 yang besarnya

Rp211.978,- per kapita per bulan, maka nilai garis kemiskinan3 meningkat sebesar 5,79%.

Walaupun angka garis kemiskinan naik, namun jumlah penduduk miskin di Provinsi DIY dari

tahun ke tahun cenderung menurun. Jumlah penduduk miskin pada tahun 2007 tercatat

663,5 ribu orang dan pada tahun 2010 menjadi 577,3 ribu orang.

Penurunan jumlah penduduk miskin tersebut terjadi baik di kota maupun desa.

Persentase penduduk miskin di daerah perkotaan pada Maret 2010 adalah 53,41% atau

308,36 ribu orang, berkurang dari keadaan Maret 2009 yang mencapai 311,47 ribu orang.

Sementara itu, persentase penduduk miskin di daerah pedesaan pada bulan Maret 2010

adalah 46,59% atau 268,94 ribu orang, turun dari keadaan Maret 2009 yang mencapai

274,31 ribu orang. Penurunan jumlah penduduk miskin ini tidak lepas dari upaya-upaya

pemerintah melalui beberapa program yang dilaksanakan, seperti Bantuan Langsung Tunai

(BLT), pembagian beras raskin, pembebasan bea SPP, Jamkesra dan lain-lain yang cukup

efektif menurunkan tingkat kemiskinan dimaksud.

                                                            3 Garis kemiskinan merupakan ambang batas kebutuhan dasar baik untuk makanan maupun non makanan, yang

memisahkan seseorang tergolong miskin atau tidak. Terjadinya pertumbuhan garis kemiskinan ini antara lain sejalan dengan terjadinya kenaikan harga barang akibat inflasi.

Page 94: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

78  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

633,5

616,3

585,8577,3

18,99

18,32

17,23

16,83

15,5

16

16,5

17

17,5

18

18,5

19

19,5

540

550

560

570

580

590

600

610

620

630

640

2007 2008 2009 2010

Chart Title

Jumlah Persentase (%)

Grafik 6.3 Jumlah dan Persentase Penduduk Miskin di DIY

ribu orang %

Indeks Kesengsaraan

Dipengaruhi oleh tingkat inflasi yang meningkat, angka indeks kesengsaraan

di DIY tahun 2010 secara keseluruhan lebih buruk dari tahun sebelumnya (Grafik 6.3).

Indeks kesengsaraan yang dihitung dengan cara menjumlahkan persentase tingkat

pengangguran terbuka dengan tingkat inflasi pertama kali dikenalkan oleh Arthur Okun.

Angka indeks kesengsaraan tahun 2010 sebesar 13,07%, naik dari tahun 2009 8,93% namun

lebih baik dari angka nasional 14,10%.

Grafik 6.4 Indeks Kesengsaraan

14,0915,26

8,93

13,07

15,70

19,45

10,6514,10

0,00

5,00

10,00

15,00

20,00

25,00

2007 2008 2009 2010

%

DIY Nasional

Page 95: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

79  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

Indeks ini mengasumsikan bahwa tingkat pengangguran yang tinggi dan tingkat inflasi

yang memburuk akan menciptakan biaya sosial dan ekonomi suatu negara. Berdasarkan

indikator indeks kesengsaraan, kondisi kesejahteraan masyarakat pada tahun 2010 lebih

rendah dari tahun sebelumnya karena peningkatan laju inflasi sebagai akibat dari gejolak

harga komditas komoditas volatile foods.

Indeks Pembangunan Manusia

Indeks Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indeks komposit yang

menggambarkan pencapaian kualitas pembangunan manusia. Indeks ini mewakili

komponen yang diperlukan manusia untuk dapat hidup secara lebih berkualitas, yakni aspek

kesehatan, pendidikan dan aspek ekonomi. Tiga aspek ini menunjukkan tingkat pembangunan

manusia suatu wilayah melalui pengukuran. penduduk yang sehat dan berumur panjang,

berpendidikan dan berketrampilan, serta memiliki pendapatan yang memungkinkan untuk

hidup layak.

Nilai IPM tahun 2009 tercatat sebesar 75,28 meningkat dibandingkan indeks

pada tahun sebelumnya yang sebesar 74,88. Dengan pencapaian ini, posisi pembangunan

manusia di Provinsi DIY masuk dalam kategori kelompok ‘menengah atas’, yakni nilai IPM

yang berkisar antara 66 hingga 79. Kenaikan indeks IPM didukung oleh meningkatnya angka

seluruh indikator, yakni angka harapan hidup meningkat dari 73,11 pada tahun 2008 menjadi

73,16 pada tahun 2009. Dari segi pendidikan, angka melek huruf meningkat dari 89,46

menjadi 90,18 selama periode yang sama dan rata-rata lama sekolah juga meningkat dari

8,71 tahun menjadi 8,78 tahun pada periode yang sama. Adapun konsumsi riil per kapita

yang mewakili daya beli penduduk juga meningkat dari Rp643.250,- pada tahun 2008

menjadi Rp644.670,- pada tahun 2009.

2004 2005 2006 2007 2008 2009

Nilai1. Angka Harapan Hidup (tahun) 72,6 72,9 73 73,1 73,11 73,16 2. Angka Melek Huruf (%) 85,8 86,7 86,7 87,78 89,46 90,18 3. Rata-rata Lama Sekolah (tahun) 8,2 8,4 8,5 8,59 8,71 8,784. Konsumsi riil perkapita (Rp000) 636,7 638,7 638,8 639,88 643,25 644,67

72,9 73,57 73,71 74,15 74,88 75,23 2,71 2,16 0,76 1,72 2,81 1,39

Sumber : BPS Provinsi DIY

Indeks Pembangunan Manusia

Indikator

IPMReduction Shortfall

Tabel 6.5

Page 96: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

80  

Bab 6 – Ketenagakerjaan

Secara umum, pencapaian kualitas pembangunan manusia tahun 2009 lebih rendah

dibandingkan dengan tahun 2008 yang tercermin dari nilai reduction shortfall pada tahun

2009 yang lebih besar dibandingkan tahun 2008. Meningkatnya pendapatan masyarakat dan

peningkatan pertumbuhan ekonomi menyebabkan meningkatnya kualitas hidup masyarakat

DIY. 

 

Page 97: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

81  

Bab 7 Prospek Perekonomian

PROSPEK PERTUMBUHAN EKONOMI DAN INFLASI

Pertumbuhan ekonomi dunia pada tahun 2011 diperkirakan tumbuh masih

cukup baik, terutama didorong oleh masih tingginya pertumbuhan ekonomi di

negara-negara berkembang utama. Perekonomian di emerging market juga masih

menikmati tingginya arus modal masuk. Sebaliknya pertumbuhan ekonomi di Amerika Serikat,

Eropa dan Jepang masih belum optimal karena masih belum lepas dari krisis keuangan, dan di

Jepang perekonomian agak terganggu karena bencana tsunami. Pertumbuhan ekonomi

dunia pada tahun 2011 diperkirakan mencapai 4,3%1.

Sejalan dengan itu, pertumbuhan ekonomi Indonesia diperkirakan masih akan

tumbuh cukup tinggi dengan didukung oleh permintaan domestik yang membaik dan

penguatan kinerja ekspor, disisi lain stabilitas ekonomi terjaga. Membaiknya rating investasi

Indonesia, selain mendorong investasi portfolio juga mendorong peningkatan Direct

Investment, dan berdampak pada peningkatan surplus neraca pembayaran Indonesia.

Dalam rangka pengendalian harga, pemerintah akan mengamankan stok dan

pasokan komoditas pokok. Dari sisi fiskal, pemerintah akan menerapakan prinsip kehati-

hatian dalam pengeloaan APBN dan akan terus melakukan penurunan rasio utang terhadap

PDB, diversifikasi profil utang pemerintah dan menurunkan ketergantungan terhadap utang

luar negeri.

Perekonomian DIY pada tahun 2011 diperkirakan akan tumbuh lebih tinggi

dibanding tahun 2011. Pertumbuhan ekonomi DIY masih didorong oleh konsumsi rumah

tangga yang pada gilirannya akan mendorong investasi. pada tahun 2011 Yogyakarta

termasuk dalam evaluasi Promosi Investasi Global yang difasilitasi International Finance

Corporation (IFC) World Bank atau yang dikenal sebagai Global Investment Promotion

Benchmark yang merupakan penilaian terhadap prestasi promosi investasi dari 120 negara dan

70 daerah di dunia. Dengan masuknya Yogyakarta dalam Global Investment Promotion

Benchmark tersebut, akan semakin membuka peluang bagi datangnya investor ke Yogyakarta.

                                                            1 World Economic Outlook Update, IMF, Juni 2011

Page 98: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

82  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

Walaupun belum jelas kapan realisasinya, beberapa proyek besar diharapkan juga akan

segera diwujudkan. Proyek-proyek besar yang sudah dibidik antara lain adalah pengolahan biji

besi di Kulonprogo yang diperkirakan menelan biaya USD 600 juta, pembangunan bandara

baru pengganti bandara Adisutjipto yang akan dikerjakan oleh investor asal India dengan

biaya sekitar USD 1 miliar. Secara total kedua proyek tersebut diperkirakan membutuhkan

investasi lebih dari Rp 13,9 triliun. Disamping menyerap tenaga kerja, proyek-proyek tersebut

tersebut akan membawa dampak ganda yaitu terkait dengan pembangunan infrastruktur

pendukung maupun kegiatan ekonomi lainnya. Di tahun 2011 sendiri, Pemerintah juga akan

mulai melaksanakan proyek-proyek terkait infrastruktur yang rusak akibat bencana erupsi

merapi. Pemerintah juga terus mendorong pihak swasta untuk melakukan investasi di sektor

property, baik komersial maupun residensial guna mendukung sektor perkembangan

pariwisata DIY.

Sementara itu, berdasarkan analisis siklus ekonomi dengan menggunakan Algoritma

Bry-Boschan neftci sequensial probability recursion, pada tahun 2011 perekonomian DIY akan

mulai memasuki titik balik dari dari fase kontraksi menuju fase ekspansi, sebagaimana tampak

pada grafik berikut.

0

0.5

1

‐20

‐15

‐10

‐5

0

5

10

15

P_T Posterior Prob of Trough  in Near Term  Threshold

Grafik 7.1. Perkembangan Boom Bust Pertumbuhan PDRB Riil Provinsi DIY

Dari grafik tersebut dapat dijelaskan bahwa sejak Januari 2008 hingga akhir tahun

2010 perekonomian DIY pada dasarnya masih berada dalam fase kontraksi (tergambar dari

gambar Peak – Trough berwarna merah). Berdasarkan grafik tersebut juga tampak bahwa fase

Page 99: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

83  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

titik balik diperkirakan akan mulai terjadi pada tahun 2011 tergambar dari posterior probability

of trough in near term yang menunjukkan pembalikan. Dengan perkembangan tersebut

pertumbuhan ekonomi DIY pada tahun 2011 diperkirakan akan berada pada kisaran 5% -

6%, lebih tinggi dibanding tahun 2010 sebesar 4,8%.

No Sektor Andil Andil2,7% 2,5% 0,79 6.735.000,04 2,8% 0,88

1 Pertanian 3,4% -0,7% (0,13) 3.656.415,33 1,1% 0,19 2 Pertambangan & Penggalian 0,3% 0,9% 0,01 158.200,75 13,0% 0,09 3 Industri Pengolahan 1,9% 7,0% 0,91 2.920.383,96 4,5% 0,60

5,3% 6,0% 4,08 15.458.660,08 6,7% 4,60 4 Listrik, Gas, & Air Bersih 6,1% 4,0% 0,04 196.503,27 1,8% 0,02 5 Bangunan 4,6% 6,1% 0,58 2.121.145,44 4,0% 0,38 6 Perdagangan, Hotel, & Restoran 5,4% 5,1% 1,06 4.519.853,95 3,3% 0,69 7 Pengangkutan & Komunikasi 6,0% 5,5% 0,58 2.441.210,25 8,7% 0,93 8 Keuangan, Persewaan, & Jasa Prsh 6,1% 7,9% 0,75 2.414.908,62 17,6% 1,72 9 Jasa-jasa 4,5% 6,4% 1,08 3.765.038,56 5,0% 0,85

4,4% 4,9% 4,87 22.193.660,12 5,5% 5,47 Keterangan:

*) Angka sementara.

**) Angka sangat sementara.

f Angka perkiraan.

Sumber: BPS Propinsi DIY, diolah.

Tabel 7.1Produk Domestik Regional Bruto DIY

(Juta Rp - %)

2009 2011F2010*A. Tradable

B. Non-Tradable

PDRB

Secara sektoral, pangsa terbesar ekonomi DIY pada tahun 2011 masih akan didominasi

oleh 4 sektor dengan pangsa sekitar 70% dalam PDRB yaitu sektor Perdagangan, Hotel dan

Restoran (PHR), sektor Pertanian, sektor Jasa-jasa dan sektor industri pengolahan. Namun

demikian, sebagaimana pada tahun sebelumnya, kontribusi pertumbuhan ekonomi DIY 2011

diperkirakan masih didominasi oleh sektor PHR, sektor Keuangan, Real Estate dan Jasa

Perusahaan, sektor Pengangkutan dan Komunikasi dan sektor Konstruksi.

No Jenis Penggunaan Andil Andil1 Konsumsi Rumahtangga 6.7% 7.3% 3.34 10,668,886.70 8.0% 3.74 2 Konsumsi Pemerintah 7.6% 2.8% 0.58 4,500,069.10 6.8% 1.35 3 Pembentukan Modal tetap Domestik Bruto 3.2% 3.4% 0.91 5,634,575.64 1.3% 0.35 4 Lainnya -11.9% 0.6% 0.04 1,390,128.70 0.5% 0.03

4.4% 4.9% 4.87 22,193,660.14 5.5% 5.47 Keterangan:

*) Angka sementara.

**) Angka sangat sementara.

f Angka perkiraan.

Sumber: BPS Propinsi DIY, diolah.

(Juta Rp - %)

Tabel 7.2Produk Domestik Regional Bruto DIY

2009 2011F

PDRB

2010*

Page 100: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

84  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

Sektor PHR diperkirakan masih akan menjadi motor utama perekonomian DIY. Masih

cukup menariknya DIY sebagai salah satu destinasi wisata mengundang minat pelaku usaha

untuk mendirikan hotel dan restoran yang merupakan penunjang utama pariwisata.

Menjamurnya rumah makan dan restoran juga turut mendorong peningkatan produksi di

sektor lainnya seperti pertanian, transportasi dan komunikasi.

Inflasi diperkirakan pada kisaran 5,5±1%. Pada tahun 2011 produksi padi

diperkirakan bakal melimpah sehingga ketersedian pasokan beras akan terjamin dan pada

gilirannya akan menghambat kenaikan harga beras yang merupakan kebutuhan utama

masyarakat. Disamping itu stok kebutuhan pokok lainnya seperti jagung dan kedele

diperkirakan juga akan terjaga. Faktor-faktor lain yang diperkirakan juga dapat menghambat

kenaikan harga-harga antara lain adalah: (1) menguatnya nilai tukar Rupiah yang dapat

berpengaruh pada peningkatan impor dan pada gilirannya akan meningkatkan ketersediaan

pasokan, (2) masih ditundanya pencabutan subsidi BBM premium.

No Kelompok 2007 2008 2009 2010 2011F

1 Bahan Makanan 13.31 14.87 3.91 18.86 11.96 2 Makanan Jadi, Minuman, Rokok & Tembakau 7.33 9.40 7.50 5.47 4.99 3 Perumahan, Air, Listrik, Gas & Bahan Bakar 6.18 13.60 1.40 5.49 4.25 4 Sandang 9.33 8.36 5.81 5.41 6.01 5 Kesehatan 4.36 8.23 1.86 1.97 1.89 6 Pendidikan, Rekreasi & Olahraga 12.58 5.77 2.26 4.25 4.39

7 Transpor, Komunikasi & Jasa Keuangan 2.99 2.97 (1.23) 5.57 9.16

8.00 9.88 2.93 7.38 6.50 Keterangan:

Dalam %

Sumber: BPS Propinsi DIY, diolah.

Tabel 7.3Inflasi Kota Yogyakarta

(tahun dasar 2007)

UMUM

Sementara itu beberapa faktor yang kemungkinan dapat mendorong inflasi di tahun 2011

antara lain adalah adanya : (a) masih terus meningkatnya harga pangan di pasar internasional terkait

dengan iklim, (b) tingginya harga minyak dunia yang nantinya dapat menyebabkan kian tingginya

subsidi yang harus dikeluarkan pemerintah dan pada akhirnya dapat memaksa pemerintah menaikkan

harga BBM bersubsidi, (c) ekspektasi inflasi terkait cukup tingginya capaian inflasi pada tahun

sebelumnya.

PROSPEK PERBANKAN

Kinerja Perbankan DIY tahun 2011 diperkirakan masih tumbuh cukup baik

sejalan dengan masih optimisnya perkiraan pertumbuhan ekonomi DIY. Potensi

Page 101: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

85  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

penyaluran kredit oleh perbankan DIY masih terbuka lebar mengingat masih cukup rendahnya

LDR perbankan DIY dan sku bunga acuan juga relatif stabil. Ketentuan mengenai LDR minimal

78% (PBI 12/19/2010) diharapkan juga turut mendorong peningkatan penyaluran kredit. Pada

tahun 2011, pertumbuhan kredit perbankan diperkirakan mencapai 17% - 22%. Dengan

perkembangan kredit tersebut aset perbankan DIY pada tahun 2011 diperkirakan meningkat

dalam kisaran 14% – 19%.

20,83

9,53

16,74 16,60

12,00

11,68

16,60

15,00

5,0

7,0

9,0

11,0

13,0

15,0

17,0

19,0

21,0

23,0

2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

22.34

10.34

17.46 18.89

14.00

15.55

18.89 19.00

5.0

7.0

9.0

11.0

13.0

15.0

17.0

19.0

21.0

23.0

25.0

2006 2007 2008 2009 2010 2011

Grafik 7.2. Proyeksi Kredit Bank Umum 2011 Grafik 7.3. Proyeksi Aset Bank Umum 2011

Sementara itu, penghimpunan dana masyarakat oleh perbankan diperkirakan tumbuh

12%-15%. Peningkatan pendapatan masyarakat sejalan dengan meningkatnya aktifitas

ekonomi, dan juga meningkatnya remitence akan menambah kemampuan masyarakat untuk

menabung. Dengan kondisi tersebut, angka Loan to Deposit Ratio (LDR) diperkirakan berada

pada kisaran 58,17%-64,17%.

20.83

9.53

16.74 16.60

14.0011.68

16.60 17.00

5.0

7.0

9.0

11.0

13.0

15.0

17.0

19.0

21.0

23.0

2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

50.77

58.14 55.74

57.45 58.17

55.07 57.45

64.17

30.0

35.0

40.0

45.0

50.0

55.0

60.0

65.0

70.0

2006 2007 2008 2009 2010 2011

%

Grafik 7.4. Proyeksi DPK Bank Umum Tahun 2011 Grafik 7.5. Proyeksi LDR Bank Umum 2011

PROSPEK KEUANGAN DAERAH

Rencana Anggaran Pendapatan Daerah (RAPBD) gabungan Pemerintah

Provinsi, Kabupaten dan Kota tahun 2011 diprakirakan tidak mengalami perubahan

signifikan dibandingkan angka realisasi tahun sebelumnya. Rencana Pendapatan Daerah

mengalami penurunan sebesar 1,68%. Penurunan tersebut terutama disebabkan oleh

Page 102: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

86  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

menurunnya lain-lain pendapatan yang sah yang menurun sebesar 37,56%. Sebagaimana

diketahui, pada tahun 2010 Propinsi DIY dilanda letusan gunung Merapi sehingga cukup

banyak bantuan mengalir ke rekening Pemda khususnya pada pos pendapatan dana darurat.

Sejalan dengan telah mulai pulihnya kehidupan masyarakat pasca erupsi merapi, bantuan dari

luar dipastikan akan menurun. Sementara itu secara keseluruhan, sumber utama pendapatan

daerah Propinsi DIY masih berasal dari Dana Perimbangan sebesar 68%. Dari pos Dana

Perimbangan tersebut, DAU merupakan pos terbesar yang mencapai 60% dari total

pendapatan. Pada tahun 2011, penerimaan dari pos DAU diperkirakan mengalami

peningkatan sebesar 11,3%.

2011 Growth %REALISASI RAPBD* Real'10-Renc'11

1 Pendapatan Daerah 5,734,610.90 5,638,034.54 (1.68) A Pendapatan Asli Daerah 1,285,298.19 1,299,778.56 1.13

Hasil Pajak Daerah 820,604.25 846,001.36 3.09 Hasil Retribusi Daerah 172,938.86 167,421.59 (3.19) Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 64,432.08 70,193.05 8.94 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 227,322.99 216,162.56 (4.91)

B Dana Perimbangan 3,660,776.84 3,845,920.55 5.06 Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 393,856.68 297,350.34 (24.50) Dana Alokasi Umum 2,992,335.86 3,331,230.52 11.33 Dana Alokasi Khusus 274,584.30 217,339.70 (20.85) Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam - - -

C Lain-lain Pendapatan yang Sah 788,535.87 492,335.42 (37.56) Pendapatan Hibah 80,477.56 12,197.91 (84.84) Pendapatan Dana Darurat 73,868.81 - (100.00) Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 152,165.60 172,336.89 13.26 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 308,844.48 241,630.20 (21.76) Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 172,279.42 66,170.43 (61.59) Pendapatan Lainnya 900.00 - (100.00)

Pendapatan Tanpa Kode Rekening - - - Jumlah Pendapatan 5,734,610.90 5,638,034.54 (1.68)

2010

Keterangan:

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Tabel 7.4APBD Provinsi, Kabupaten, Kota

Se Wilayah Propinsi DIY - Sisi PendapatanJuta Rp

No UraianAPBD TOTAL

Sementara itu, Pendapatan Asli daerah (PAD) propinsi DIY masih relatif kecil yaitu

sekitar 23,05% dari total penerimaan APBD. PAD yang bersumber dari hasil pajak daerah

diperkirakan hanya akan naik tipis dan sebagian besar tergantung dari penerimaan pajak

kendaraan bermotor. Diperlukan upaya-upaya intensif untuk menaikkan pajak ini, diantaranya

yang diusulkan adalah mengenakan pajak tambahan bagi kendaraan non plat AB, maupun

Page 103: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

87  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

upaya-upaya lain seperti pemberian keringanan pembebasan biaya mutasi. Upaya lain adalah

mendorong peningkatan retribusi dan ekstensifikasi pajak secara tepat.

2011 Growth %REALISASI RAPBD* RAPBD 10-11

2 Belanja Daerah 5,689,035.99 6,119,775.46 7.57 A Belanja Tidak Langsung 3,883,724.97 3,950,777.30 1.73

Belanja Pegawai 3,076,070.85 3,166,335.11 2.93 Belanja Bunga 656.51 621.98 (5.26) Belanja Subsidi - - - Belanja Hibah 171,720.71 106,100.72 (38.21) Belanja Bantuan Sosial 216,496.86 237,635.95 9.76 Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 241,085.12 238,088.23 (1.24) Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 165,180.69 174,941.71 5.91 Belanja Tidak Terduga 12,514.23 27,053.60 116.18

B Belanja Langsung 1,805,311.03 2,168,998.16 20.15 Belanja Pegawai 348,258.08 375,736.82 7.89 Belanja Barang dan Jasa 963,194.27 1,146,864.15 19.07 Belanja Modal 493,858.68 646,397.19 30.89

Jumlah Belanja 5,689,035.99 6,119,775.46 7.57 Surplus/ (Defisit) 45,574.91 (481,740.92) (1,157.03)

3 Pembiayaan Daerah 622,635.06 433,950.02 (30.30) A Penerimaan Pembiayaan 688,762.58 502,155.85 (27.09)

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 657,901.88 479,429.91 (27.13) Pencairan Dana Cadangan - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - Penerimaan Penjualan Daerah dan Obligasi Daerah - - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 27,261.66 19,661.20 (27.88) Penerimaan Piutang Daerah 2,467.54 1,948.67 (21.03) Penerimaan Lainnya 1,131.51 1,116.07 (1.36)

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 688,762.58 502,155.85 (27.09) B Pengeluaran Pembiayaan 66,127.52 68,205.83 3.14

Pembentukan Dana Cadangan - - - Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 35,448.71 29,434.96 (16.96) Pembayaran Pokok Utang 1,663.31 975.67 (41.34) Pemberian Pinjaman Daerah 29,015.50 37,795.20 30.26 Penyelesaian Kegiatan DPA-L - - - Pengeluaran Pembiayaan Lainnya - - - Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 66,127.52 68,205.83 3.14

Pembiayaan Netto 622,635.06 433,950.02 (30.30) Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA) 668,209.96 (47,790.90) (107.15)

Se Wilayah Propinsi DIY - Sisi Belanja & Pembiayaan

Tabel 7.5APBD Provinsi, Kabupaten, Kota

Juta Rp

No UraianAPBD TOTAL

2010

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Keterangan:

 

Page 104: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Laporan Perkembangan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010

 

88  

Bab 7 – Prospek Perekonomian

Disisi belanja, rencana Belanja diperkirakan mengalami peningkatan sebesar 7,57%.

Peningkatan ini terutama bersumber dari peningkatan Belanja Langsung yang meningkat

sebesar 20,15%, sementara belanja tidak langsung hanya meningkat sebesar 1,73%.

Peningkatan belanja langsung yang cukup tinggi tersebut telah mengakibatkan bergesernya

komposisi belanja tidak langsung dan langsung Pemerintah dari yang semula 68,3% : 31,7%

menjadi 64,6% : 35,4%.

 

 

 

Page 105: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

[Type text]  

89  

L a m p i r a n

Page 106: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

90  

Jumlah Jumlah Jumlah I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah 1. PERTANIAN 4.574,16 4.941,80 5.987,74 2.104,77 1.331,73 1.648,49 1.281,78 6.366,77 2.071,04 1.258,12 1.775,26 1.507,29 6.611,71 a. Tanaman Bahan Makanan 3.438,46 3.610,61 4.422,71 1.681,82 917,24 1.190,34 862,85 4.652,26 1.690,87 814,87 1.279,44 1.032,81 4.817,98 b. Perikanan 99,49 120,49 147,50 48,76 35,19 44,61 38,75 167,32 52,29 48,22 37,79 35,77 174,06 c. Lainnya1 1.036,21 1.210,71 1.417,54 374,19 379,29 413,54 380,18 1.547,19 327,89 395,03 458,03 438,70 1.619,66 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 218,17 258,76 292,49 67,69 70,13 75,92 80,24 293,98 71,39 73,86 78,47 80,93 304,66 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - - - - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - - - - - - - - c. Penggalian 218,17 258,76 292,49 67,69 70,13 75,92 80,24 293,98 71,39 73,86 78,47 80,93 304,66 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 4.078,21 4.475,68 5.069,41 1.334,88 1.360,74 1.426,27 1.406,97 5.528,86 1.437,01 1.539,44 1.688,07 1.732,12 6.396,64 a. Industri Migas - - - - - 0 - - - - 0 - - b. Industri Tanpa Migas 4.078,21 4.475,68 5.069,41 1.334,88 1.360,74 1.426,27 1.406,97 5.528,86 1.437,01 1.539,44 1.688,07 1.732,12 6.396,64 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 377,00 423,37 488,33 131,72 141,13 143,75 143,71 560,32 144,57 145,57 155,47 161,46 607,07 a. Listrik 355,81 398,57 461,85 124,97 134,08 136,26 136,13 531,45 137,08 138,08 147,69 153,40 576,25 b. Gas - - - - - - - - - - - - - c. Air Bersih 21,19 24,80 26,48 6,74 7,05 7,49 7,59 28,87 7,49 7,50 7,78 8,06 30,82 5. KONSTRUKSI 2.866,92 3.470,71 4.075,61 963,79 1.017,77 1.112,92 1.336,93 4.431,41 993,82 1.104,84 1.234,36 1.500,39 4.833,42 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 5.597,60 6.326,70 7.362,64 1.903,82 1.985,44 2.126,46 2.149,89 8.165,61 2.110,39 2.259,60 2.423,83 2.214,36 9.008,18 a. Perdagangan Besar & Eceran 2.379,56 2.701,53 3.150,43 831,56 859,62 916,77 889,08 3.497,03 896,22 968,33 1.071,37 948,80 3.884,72 b. Hotel 454,95 549,13 717,18 173,99 194,33 205,03 228,52 801,87 199,88 245,26 223,35 199,43 867,92 c. Restoran 2.763,09 3.076,04 3.495,03 898,27 931,49 1.004,67 1.032,28 3.866,71 1.014,29 1.046,01 1.129,12 1.066,12 4.255,54 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 3.050,04 3.318,45 3.730,53 886,44 928,17 989,14 1.005,34 3.809,09 955,04 1.013,57 1.079,80 1.069,01 4.117,42 a. Pengangkutan 2.240,25 2.416,33 2.806,85 659,00 686,78 729,89 764,37 2.840,05 712,55 753,46 799,45 784,51 3.049,97 1. Angkutan Rel 79,53 84,77 101,33 26,37 27,36 27,93 26,61 108,27 24,57 27,70 28,41 23,26 103,94 2. Angkutan Jalan Raya 1.905,13 2.042,21 2.339,47 544,36 563,37 596,93 621,33 2.325,99 586,87 609,85 636,36 646,38 2.479,47 3. Angkutan Laut - - - - - - - - - - - - - 4. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan - - - - - - - - - - - - - 5. Angkutan Udara 174,97 197,84 255,87 60,66 65,22 71,91 81,97 279,76 69,27 80,52 89,10 68,50 307,39 6. Jasa Penunjang Angkutan 80,61 91,51 110,19 27,61 30,82 33,12 34,47 126,02 31,83 35,39 45,58 46,37 159,17 b. Komunikasi 809,78 902,12 923,68 227,44 241,39 259,25 240,97 969,05 242,50 260,11 280,35 284,50 1.067,45 8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 2.755,73 3.188,43 3.712,03 979,15 1.006,85 1.027,28 1.077,40 4.090,67 1.062,33 1.066,24 1.172,65 1.253,25 4.554,47 a. Bank 340,28 491,85 695,72 167,15 193,68 182,69 191,76 735,28 220,40 210,74 214,73 254,17 900,03 b. Real Estat 1.954,17 2.219,81 2.461,85 658,98 667,44 691,68 724,38 2.742,48 673,66 691,98 789,16 825,84 2.980,65 c. Lainnya2 461,29 476,77 554,46 153,03 145,73 152,90 161,25 612,92 168,27 163,52 168,75 173,24 673,79 9. JASA-JASA 5.899,50 6.512,83 7.383,35 1.855,63 2.153,23 2.016,39 2.135,07 8.160,33 2.074,70 2.379,93 2.321,90 2.381,75 9.158,28 a. Pemerintahan Umum 4.213,64 4.598,17 5.238,29 1.292,14 1.582,88 1.395,68 1.491,92 5.762,62 1.441,71 1.729,04 1.636,52 1.683,13 6.490,41 b. Swasta 1.685,87 1.914,66 2.145,06 563,49 570,35 620,71 643,15 2.397,71 632,99 650,89 685,37 698,62 2.667,87

PDRB 29.417,35 32.916,74 38.102,13 10.227,90 9.995,20 10.566,63 10.617,33 41.407,05 10.920,31 10.841,17 11.929,81 11.900,55 45.591,85 Keterangan: Sumber BPS 1 : Perkebunan, peternakan, dan kehutanan 2 : Lembaga keuangan bukan bank, Jasa penunjang keuangan, dan Jasa perusahaan

PDRB DIY Menurut SektorAtas Dasar Harga Berlaku

2006 2007 2008 2010LAPANGAN USAHA

2009

Jumlah Jumlah Jumlah Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Jumlah Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Jumlah1. Konsumsi Rumahtangga 14.303,80 15.674,78 18.100,62 5.015,55 5.024,79 5.312,86 5.257,59 20.610,79 5.407,64 5.619,35 6.016,85 6.155,03 23.198,86 a. Makanan 6.735,96 7.431,55 8.567,76 2.313,42 2.363,24 2.491,87 2.440,33 9.608,85 2.525,05 2.652,25 2.824,76 2.934,08 10.936,14 b. Bukan Makanan 7.567,84 8.243,23 9.532,86 2.702,13 2.661,56 2.820,99 2.817,26 11.001,93 2.882,59 2.967,09 3.192,09 3.220,95 12.262,72 2. Konsumsi Pemerintah 6.671,52 7.980,67 9.727,10 2.255,91 2.784,37 2.673,43 3.075,65 10.789,37 2.632,45 3.139,92 2.800,55 3.137,01 11.709,93 3. PMTDB 9.178,97 10.834,67 12.983,26 2.960,99 3.207,39 3.611,97 4.183,96 13.964,32 3.289,64 3.518,31 3.838,90 4.380,98 15.027,84 4. Lainnya *) (736,94) (1.573,39) (2.708,86) (4,55) (1.021,36) (1.031,63) (1.899,88) (3.957,42) (409,41) (1.436,40) (726,49) (1.772,47) (4.344,77)

PDRB 29.417,35 32.916,74 38.102,13 10.227,90 9.995,20 10.566,63 10.617,33 41.407,05 10.920,31 10.841,17 11.929,81 11.900,55 45.591,85 Keterangan: Sumber BPS*) Konsumsi Lembaga Nirlaba, Ekspor, Impor, Perubahan inventori dan Diskrepansi Statistik (Residual)PMTDB : Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

PDRB DIY Menurut PenggunaanAtas Dasar Harga Berlaku

2010Jenis Penggunaan 2006 2007 2008 2009

Page 107: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

91  

Jumlah Jumlah Jumlah I II III IV Jumlah I II III IV Jumlah 1. PERTANIAN 3.306,93 3.333,38 3.519,77 1.202,46 751,06 923,35 765,82 3.642,70 1.170,60 722,35 951,39 772,74 3.617,08 a. Tanaman Bahan Makanan 2.528,70 2.492,37 2.675,64 990,96 538,73 690,77 552,83 2.773,29 982,33 503,02 720,18 551,64 2.757,17 b. Perikanan 70,15 84,03 85,79 26,82 19,95 24,44 21,33 92,54 28,38 26,77 19,54 18,48 93,17 c. Lainnya1 708,08 756,98 758,34 184,68 192,39 208,15 191,66 776,86 159,89 192,57 211,67 202,62 766,75 2. PERTAMBANGAN & PENGGALIAN 126,14 138,36 144,77 31,96 33,18 35,88 37,72 138,75 33,32 34,31 35,93 36,40 139,97 a. Minyak dan Gas Bumi - - - - - - - - - - - - - b. Pertambangan tanpa Migas - - - - - - - - - - - - - c. Penggalian 126,14 138,36 144,77 31,96 33,18 35,88 37,72 138,75 33,32 34,31 35,93 36,40 139,97 3. INDUSTRI PENGOLAHAN 2.481,17 2.528,02 2.566,42 635,69 650,95 667,52 656,60 2.610,76 666,66 694,66 715,88 716,38 2.793,58 a. Industri Migas - - - - - 0 - - - - 0 - - b. Industri Tanpa Migas 2.481,17 2.528,02 2.566,42 635,69 650,95 667,52 656,60 2.610,76 666,66 694,66 715,88 716,38 2.793,58 4. LISTRIK, GAS & AIR BERSIH 152,86 165,77 174,93 43,90 47,02 47,49 47,19 185,60 47,39 47,68 48,62 49,34 193,03 a. Listrik 140,19 152,78 162,22 40,89 43,87 44,17 43,85 172,77 44,10 44,39 45,35 46,03 179,87 b. Gas - - - - - - - - - - - - - c. Air Bersih 12,28 12,99 12,71 3,01 3,15 3,32 3,34 12,83 3,29 3,29 3,27 3,31 13,16 5. KONSTRUKSI 1.580,31 1.732,94 1.838,43 418,66 442,99 483,90 578,17 1.923,72 426,46 475,40 518,87 619,58 2.040,31 6. PERDAGANGAN, HOTEL & RESTORAN 3.569,62 3.750,36 3.965,38 983,85 1.019,18 1.080,21 1.078,87 4.162,12 1.045,01 1.110,38 1.168,49 1.049,96 4.373,85 a. Perdagangan Besar & Eceran 1.534,97 1.613,88 1.693,64 430,37 444,33 467,68 449,51 1.791,89 446,43 479,33 515,13 448,18 1.889,08 b. Hotel 259,90 287,90 342,33 79,85 89,07 92,75 102,45 364,12 88,72 108,18 95,69 83,95 376,54 c. Restoran 1.774,75 1.848,58 1.929,41 473,62 485,79 519,79 526,90 2.006,10 509,86 522,87 557,67 517,83 2.108,23 7. PENGANGKUTAN & KOMUNIKASI 1.761,67 1.875,31 1.999,33 494,69 521,33 553,41 559,16 2.128,59 524,80 557,41 585,22 578,26 2.245,70 a. Pengangkutan 1.235,20 1.286,54 1.357,63 330,60 345,03 361,79 379,42 1.416,84 345,99 365,06 376,81 366,00 1.453,85 1. Angkutan Rel 35,93 36,85 39,84 10,81 11,21 11,28 10,72 44,03 9,79 10,97 11,02 9,05 40,82 2. Angkutan Jalan Raya 996,81 1.041,60 1.079,01 260,57 269,69 281,75 292,47 1.104,48 271,32 280,19 286,39 291,85 1.129,74 3. Angkutan Laut - - - - - - - - - - - - - 4. Angk. Sungai, Danau & Penyeberangan - - - - - - - - - - - - - 5. Angkutan Udara 156,49 159,11 185,36 45,83 49,28 53,57 60,90 209,57 50,88 58,76 63,70 49,13 222,47 6. Jasa Penunjang Angkutan 45,96 48,98 53,43 13,39 14,85 15,19 15,34 58,76 14,00 15,14 15,71 15,97 60,82 b. Komunikasi 526,47 588,77 641,70 164,09 176,30 191,62 179,74 711,75 178,81 192,36 208,41 212,27 791,84 8. KEUANGAN, REAL ESTAT, & JASA PERUSAHAAN 1.591,89 1.695,16 1.790,56 456,14 469,09 477,93 500,26 1.903,41 485,51 484,50 527,26 555,89 2.053,16 a. Bank 187,81 250,72 318,86 74,97 86,87 81,68 85,60 329,11 98,38 94,07 95,85 113,45 401,76 b. Real Estat 1.130,30 1.181,98 1.210,45 308,56 313,14 324,18 338,86 1.284,73 308,59 314,16 353,17 362,91 1.338,83 c. Lainnya2 273,77 262,46 261,25 72,62 69,08 72,07 75,80 289,56 78,54 76,27 78,24 79,52 312,57 9. JASA-JASA 2.965,16 3.072,20 3.209,34 777,56 897,55 824,57 868,94 3.368,61 830,33 944,37 901,37 909,52 3.585,60 a. Pemerintahan Umum 2.049,43 2.121,21 2.230,82 528,56 646,66 559,37 597,97 2.332,56 567,07 675,79 621,33 627,78 2.491,96 b. Swasta 915,73 950,99 978,52 249,00 250,90 265,20 270,97 1.036,06 263,26 268,59 280,05 281,74 1.093,63

PDRB 17.535,75 18.291,51 19.208,94 5.044,91 4.832,36 5.094,27 5.092,72 20.064,26 5.230,08 5.071,06 5.453,04 5.288,09 21.042,27 Keterangan: Sumber BPS 1 : Perkebunan, peternakan, dan kehutanan 2 : Lembaga keuangan bukan bank, Jasa penunjang keuangan, dan Jasa perusahaan

2006 2007 2008 2010

PDRB DIY Menurut SektorAtas Dasar Harga Konstan Tahun 2000

LAPANGAN USAHA2009

Jumlah Jumlah Jumlah Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Jumlah Tw1 Tw2 Tw3 Tw4 Jumlah1. Konsumsi Rumahtangga 7.959,53 8.132,03 8.396,64 2.225,99 2.260,59 2.378,76 2.345,81 9.211,15 2.384,55 2.426,94 2.532,73 2.537,41 9.881,63 a. Makanan 4.071,37 4.108,53 4.171,45 1.083,34 1.091,03 1.140,53 1.117,33 4.432,21 1.132,20 1.152,99 1.193,97 1.196,73 4.675,90 b. Bukan Makanan 3.888,17 4.023,50 4.225,18 1.142,65 1.169,57 1.238,23 1.228,48 4.778,93 1.252,35 1.273,95 1.338,76 1.340,67 5.205,74 2. Konsumsi Pemerintah 3.290,77 3.537,96 3.811,94 900,47 1.078,41 998,88 1.122,07 4.099,84 954,34 1.133,39 1.006,74 1.120,83 4.215,31 3. PMTDB 4.864,18 4.997,31 5.210,71 1.156,02 1.247,72 1.384,36 1.590,00 5.378,10 1.238,49 1.310,57 1.414,77 1.597,61 5.561,44 4. Lainnya *) 1.421,27 1.624,21 1.789,65 762,43 245,64 332,26 34,85 1.375,17 652,68 200,16 498,80 32,24 1.383,88

PDRB 17.535,75 18.291,51 19.208,94 5.044,91 4.832,36 5.094,27 5.092,72 20.064,26 5.230,08 5.071,06 5.453,04 5.288,09 21.042,27Keterangan: Sumber BPS*) Konsumsi Lembaga Nirlaba, Ekspor, Impor, Perubahan inventori dan Diskrepansi Statistik (Residual)PMTDB : Pembentukan Modal Tetap Domestik Bruto

2009Jenis Penggunaan 2006 2007 2008 2010

Atas Dasar Harga Konstan Tahun 2000PDRB DIY Menurut Penggunaan

Page 108: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

92  

Bahan Makanan

Makanan Jadi,

Minuman, Rokok &

Tembakau

Perumahan, Air, Listrik,

Gas & Bahan Bakar

Sandang KesehatanPendidikan, Rekreasi & Olahraga

Transportasi & Komunikasi

Umum

2002 107,36 106,06 105,14 102,06 107,82 107,04 102,68 105,552003 102,85 111,08 119,54 107,47 121,94 116,02 103,03 111,202004 111,67 117,43 127,44 114,56 129,82 128,29 108,31 118,932005 127,42 132,38 143,68 123,69 141,35 142,24 143,41 136,752006 147,32 150,71 153,28 133,63 164,10 164,09 145,56 150,972007 166,92 161,76 162,75 146,10 171,25 184,73 149,91 163,04

2008b 122,45 111,97 116,71 112,65 110,22 111,96 103,30 113,322009

Januari 123,33 112,96 117,10 113,55 110,75 112,01 100,86 113,42Februari 124,30 114,08 117,20 117,31 110,79 112,06 99,46 113,78Maret 123,81 114,73 117,33 118,36 110,90 112,09 99,74 113,99April 122,35 114,92 117,16 115,48 110,90 112,14 99,64 113,60Mei 122,13 116,38 117,19 114,99 111,23 112,19 99,91 113,91Juni 122,76 116,69 117,23 115,37 111,69 112,17 99,93 114,12Juli 125,19 116,81 117,12 114,97 111,77 112,25 100,04 114,49Agustus 126,46 117,47 117,74 114,90 111,68 114,34 101,21 115,37September 129,27 118,60 117,87 116,06 112,02 114,46 102,07 116,29Oktober 129,11 118,67 118,13 116,45 111,97 114,51 101,38 116,26November 127,64 119,96 118,25 118,01 112,06 114,52 101,03 116,36Desember 127,24 120,37 118,34 119,19 112,27 114,49 102,03 116,64

2010Januari 129,28 121,48 118,84 118,37 112,33 114,48 102,20 117,30Februari 130,13 122,32 119,03 117,89 112,44 114,48 102,40 117,66Maret 129,91 122,45 119,37 118,38 112,43 114,34 102,68 117,81April 131,02 122,65 119,52 118,49 112,78 114,29 102,78 118,10Mei 131,15 122,77 119,59 120,00 112,81 114,28 102,92 118,26Juni 137,41 123,09 119,89 121,45 113,24 114,96 104,35 119,75Juli 143,74 123,36 120,34 120,98 113,37 115,19 107,53 121,43Agustus 141,92 123,75 122,45 120,62 113,95 116,48 107,49 121,95September 143,28 124,84 123,76 121,98 114,21 118,52 108,80 123,24Oktober 143,81 125,82 124,07 123,69 114,42 119,45 107,62 123,58November 147,38 126,35 124,29 124,63 114,70 119,37 107,65 124,35Desember 151,24 126,96 124,84 125,64 114,48 119,36 107,71 125,25

Keterangan:

a) Angka tahunan adalah angka akhir periode yang bersangkutan.

b) Sejak Juni 2008 dihitung dengan menggunakan tahun dasar 2007 = 100

Sumber: BPS Provinsi DIY

Indeks Harga Konsumen Kota Yogyakarta

Akhir Periodea

Page 109: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

93  

Miliar Rp

I. ASET 16.407 18.959 20.919 24.572 29.212Jenis Bank 16.407 18.959 20.919 24.572 29.2121. Bank Umum 15.279 17.505 19.207 22.587 26.7592. Bank Perkreditan Rakyat 1.128 1.454 1.712 1.985 2.453Jenis Usaha Bank 16.407 18.959 20.919 24.572 29.2121. Konvensional 16.030 18.431 20.062 23.285 27.4432. Syariah 376 528 856 1.287 1.769

II. DANA PIHAK KETIGA 14.729 16.450 18.017 21.034 24.524Jenis Bank 14.729 16.450 18.017 21.034 24.5241. Giro 2.595 2.886 2.637 2.798 3.100

a. Bank Umum 2.595 2.886 2.637 2.798 3.1002. Tabungan 6.932 8.153 8.957 10.479 12.305

a. Bank Umum 6.692 7.800 8.567 10.029 11.796b. Bank Perkreditan Rakyat 240 353 391 450 510

3. Deposito 5.203 5.411 6.423 7.757 9.119a. Bank Umum 4.621 4.697 5.631 6.852 8.024b. Bank Perkreditan Rakyat 581 715 792 904 1.095

Jenis Usaha Bank 14.729 16.450 18.017 21.034 24.5241. Giro 2.595 2.886 2.637 2.798 3.100

a. Konvensional 2.563 2.855 2.590 2.732 3.013b. Syariah 31 31 47 66 87

2. Tabungan 6.932 8.153 8.957 10.479 12.305a. Konvensional 6.758 7.914 8.629 10.050 11.748b. Syariah 173 239 328 428 558

3. Deposito 5.203 5.411 6.423 7.757 9.119a. Konvensional 5.081 5.226 6.176 7.365 8.535b. Syariah 122 185 247 392 584

III. KREDIT 7.478 9.059 10.475 11.723 14.0901. Jenis Penggunaan 7.478 9.059 10.475 11.723 14.090

Jenis Bank 7.478 9.059 10.475 11.723 14.090a. Modal Kerja 2.974 3.723 4.450 4.642 5.488

1) Bank Umum 2.596 3.258 3.878 4.010 4.7522) Bank Perkreditan Rakyat 378 465 572 632 736

b. Investasi 1.120 1.219 1.280 1.486 1.8091) Bank Umum 1.063 1.132 1.162 1.360 1.6252) Bank Perkreditan Rakyat 56 87 118 126 184

c. Konsumsi 3.384 4.116 4.745 5.595 6.7931) Bank Umum 2.957 3.599 4.098 4.792 5.8402) Bank Perkreditan Rakyat 427 518 647 803 953

Jenis Usaha Bank 7.478 9.059 10.475 11.723 14.090a. Modal Kerja 2.974 3.723 4.450 4.642 5.488

1) Konvensional 2.868 3.575 4.162 4.247 5.0282) Syariah 106 148 288 395 460

b. Investasi 1.120 1.219 1.280 1.486 1.8091) Konvensional 1.032 1.136 1.180 1.377 1.6862) Syariah 87 83 99 109 123

c. Konsumsi 3.384 4.116 4.745 5.595 6.7931) Konvensional 3.162 3.873 4.574 5.400 6.4082) Syariah 222 243 172 195 385

20102008 20092006 2007

Indikator Perbankan - Provinsi DIY

No Uraian

Page 110: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

94  

2. KolektibilitasJenis Bank 7.478 9.059 10.475 11.723 14.090a. Lancar 6.825 8.206 9.602 10.789 13.075

1) Bank Umum 6.053 7.220 8.349 9.313 11.3112) Bank Perkreditan Rakyat 772 986 1.253 1.476 1.764

b. Dalam Perhatian Khusus 317 396 607 558 5661) Bank Umum 317 396 607 558 566

c. Kurang Lancar 98 48 63 64 971) Bank Umum 72 23 40 40 662) Bank Perkreditan Rakyat 26 25 23 24 32

d. Diragukan 51 43 48 63 901) Bank Umum 27 27 31 48 672) Bank Perkreditan Rakyat 24 16 17 16 23

e. Macet 187 366 154 248 2621) Bank Umum 148 323 110 203 2082) Bank Perkreditan Rakyat 39 43 45 45 54

Jenis Usaha Bank 7.478 9.059 10.475 11.723 14.090a. Lancar 6.825 8.206 9.602 10.789 13.075

1) Konvensional 6.440 7.766 9.077 10.142 12.1852) Syariah 385 440 526 648 890

b. Dalam Perhatian Khusus 317 396 607 558 5661) Konvensional 295 372 585 521 5272) Syariah 23 23 22 37 39

c. Kurang Lancar 98 48 63 64 971) Konvensional 95 44 59 54 792) Syariah 3 4 4 10 18

d. Diragukan 51 43 48 63 901) Konvensional 49 41 45 61 852) Syariah 2 2 3 2 5

e. Macet 187 366 154 248 2621) Konvensional 184 362 151 246 2462) Syariah 3 5 4 2 15

IV. RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%)

Jenis Bank 50,77 55,07 58,14 55,74 57,45a. Bank Umum 47,57 51,93 54,28 51,64 53,31b. Bank Perkreditan Rakyat 104,93 100,26 113,05 115,27 116,66Jenis Usaha Bank 50,77 55,07 58,14 55,74 57,45a. Konvensional 49,04 53,67 57,01 54,72 56,33b. Syariah 127,19 104,28 89,86 78,93 78,73

2. Non Performing Loansa. Nominal (Miliar Rp)

Jenis Bank 336 457 266 376 4491) Bank Umum 246 373 181 290 3402) Bank Perkreditan Rakyat 90 84 85 85 108Jenis Usaha Bank 336 457 266 376 4491) Konvensional 328 446 254 361 4102) Syariah 8 11 12 14 38

b. Rasio (%)Jenis Bank 4,49 5,05 2,54 3,20 3,191) Bank Umum 3,72 4,67 1,98 2,86 2,792) Bank Perkreditan Rakyat 10,41 7,86 6,33 5,46 5,79Jenis Usaha Bank 4,49 5,05 2,54 3,20 3,191) Konvensional 4,64 5,20 2,56 3,28 3,132) Syariah 1,93 2,31 2,06 2,06 3,96

20102007 2008 20092006No Uraian

Page 111: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

95  

Miliar Rp

I KANTOR PELAYANAN 757 808 894 1.038 1.3061. Kantor Pusat 1 1 1 1 12. Kantor Cabang 42 43 46 50 523. Kantor Cabang Pembantu 102 105 138 155 2774. Kantor Kas 159 175 172 189 1225. Kas Mobil 5 3 3 4 136. Payment Point 24 33 34 42 807. Anjungan Tunai Mandiri 424 448 500 597 7618. Jumlah Karyawan 4.339 4.434 4.806 5.018 4.822

II ASET 15.279 17.505 19.207 22.587 26.759III DANA PIHAK KETIGA 13.908 15.382 16.834 19.679 22.919

1. Giro 2.595 2.886 2.637 2.798 3.1002. Tabungan 6.692 7.800 8.567 10.029 11.7963. Deposito 4.621 4.697 5.631 6.852 8.024

IV KREDIT 6.616 7.989 9.138 10.162 12.2181. Jenis Penggunaan 6.616 7.989 9.138 10.162 12.218

a. Modal Kerja 2.596 3.258 3.878 4.010 4.752b. Investasi 1.063 1.132 1.162 1.360 1.625c. Konsumsi 2.957 3.599 4.098 4.792 5.840

2. Sektor Ekonomi 6.616 7.989 9.138 10.162 12.218a. Pertanian 207 242 269 274 228b. Pertambangan 21 6 7 9 8c. Industri 597 676 758 692 771d. Listrik, Gas & Air 1 1 11 34 42e. Konstruksi 234 219 142 150 204f. Perdagangan 1.666 2.094 2.539 2.965 2.927g. Angkutan 78 82 110 101 101h. Jasa Dunia 605 826 850 818 868i. Jasa Sosial 187 166 227 242 411j. Lainnya 3.021 3.677 4.227 4.876 6.657

3. Kolektibilitas 6.616 7.989 9.138 10.162 12.218a. Lancar 6.053 7.220 8.349 9.313 11.311b. Dalam Perhatian Khusus 317 396 607 558 566c. Kurang Lancar 72 23 40 40 66d. Diragukan 27 27 31 48 67e. Macet 148 323 110 203 208

V RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 246 373 181 290 340b. Rasio (%) 3,72 4,67 1,98 2,86 2,79

2. Loan to Deposit Ratio (%) 47,57 51,93 54,28 51,64 53,31

20102008No 2009

Indikator Bank Umum - DIY

Uraian 20072006

Page 112: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

96  

Miliar Rp

I ASET 754 802 761 807 975II DANA PIHAK KETIGA 679 733 697 755 893

1. Giro 64 82 72 75 662. Tabungan 533 543 549 597 7063. Deposito 82 109 76 84 121

III KREDIT 422 506 602 671 7661. Jenis Penggunaan 422 506 602 671 766

a. Modal Kerja 185 234 300 347 403b. Investasi 51 45 39 44 49c. Konsumsi 186 227 263 280 314

2. Sektor Ekonomi 422 506 602 671 766a. Pertanian 54 68 77 64 42b. Pertambangan 0 0 0 1 0c. Industri 10 13 26 19 37d. Listrik, Gas & Air 0 0 0 0 0e. Konstruksi 1 1 1 2 2f. Perdagangan 101 145 194 258 181g. Angkutan 0 0 1 1 1h. Jasa Dunia 59 25 10 8 3i. Jasa Sosial 1 2 2 1 6j. Lainnya 196 251 291 316 493

3. Kolektibilitas 422 506 602 671 766a. Lancar 399 484 562 612 703b. Dalam Perhatian Khusus 18 18 32 39 44c. Kurang Lancar 2 1 3 4 3d. Diragukan 1 1 2 4 2e. Macet 3 3 4 12 14

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 6 4 8 20 19b. Rasio (%) 1,37 0,88 1,38 2,97 2,43

2. Loan to Deposit Ratio (%) 62,18 69,04 86,38 88,79 85,76

2010No Uraian 2008 2009

Indikator Bank Umum - Kabupaten Bantul

20072006

Page 113: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

97  

Miliar Rp

I ASET 412 468 563 710 841II DANA PIHAK KETIGA 368 388 380 445 531

1. Giro 119 100 57 60 512. Tabungan 228 262 292 336 3823. Deposito 21 25 30 48 98

III KREDIT 330 397 513 663 7861. Jenis Penggunaan 330 397 513 663 786

a. Modal Kerja 104 127 171 234 280b. Investasi 37 37 42 48 47c. Konsumsi 189 233 299 381 459

2. Sektor Ekonomi 330 397 513 663 786a. Pertanian 11 24 43 34 26b. Pertambangan 1 1 1 0 0c. Industri 3 6 9 9 8d. Listrik, Gas & Air 0 0 0 0 0e. Konstruksi 1 1 1 1 1f. Perdagangan 114 120 146 227 171g. Angkutan 1 1 1 1 2h. Jasa Dunia 8 8 9 7 1i. Jasa Sosial 2 2 3 2 11j. Lainnya 190 235 301 381 566

3. Kolektibilitas 330 397 513 663 786a. Lancar 315 380 493 626 745b. Dalam Perhatian Khusus 8 10 14 29 27c. Kurang Lancar 1 1 0 2 2d. Diragukan 1 2 1 2 4e. Macet 4 4 5 4 9

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 7 7 6 8 14b. Rasio (%) 1,98 1,83 1,17 1,17 1,81

2. Loan to Deposit Ratio (%) 89,67 102,55 135,00 149,06 148,05

2010Uraian 2007 20082006 2009

Indikator Bank Umum - Kabupaten Gunungkidul

No

Page 114: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

98  

Miliar Rp

I ASET 461 485 540 626 724II DANA PIHAK KETIGA 434 444 482 542 640

1. Giro 68 48 49 67 892. Tabungan 329 362 396 431 4793. Deposito 37 34 38 44 72

III KREDIT 309 345 408 484 5691. Jenis Penggunaan 309 345 408 484 569

a. Modal Kerja 96 108 135 169 206b. Investasi 29 26 33 43 49c. Konsumsi 184 211 241 272 313

2. Sektor Ekonomi 309 345 408 484 569a. Pertanian 22 25 30 57 37b. Pertambangan 0 0 0 0 0c. Industri 2 3 3 4 5d. Listrik, Gas & Air 0 0 0 0 0e. Konstruksi 2 2 1 6 7f. Perdagangan 63 74 95 118 96g. Angkutan 12 8 5 5 6h. Jasa Dunia 2 2 3 4 1i. Jasa Sosial 1 0 1 1 5j. Lainnya 203 231 270 290 413

3. Kolektibilitas 309 345 408 484 569a. Lancar 294 334 394 458 546b. Dalam Perhatian Khusus 6 7 10 19 16c. Kurang Lancar 0 1 1 1 1d. Diragukan 1 1 1 1 1e. Macet 6 3 3 4 4

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 8 5 5 7 7b. Rasio (%) 2,64 1,30 1,12 1,41 1,17

2. Loan to Deposit Ratio (%) 71,09 77,78 84,63 89,29 88,82

2010

Indikator Bank Umum - Kabupaten Kulonprogo

20082006 2009No Uraian 2007

Page 115: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

99  

Miliar Rp

I ASET 2.446 2.594 3.010 3.334 3.837II DANA PIHAK KETIGA 2.379 2.483 2.845 3.103 3.676

1. Giro 335 422 457 517 5572. Tabungan 1.454 1.480 1.629 1.838 2.3053. Deposito 590 581 759 748 813

III KREDIT 1.031 1.229 1.252 1.538 1.7491. Jenis Penggunaan 1.031 1.229 1.252 1.538 1.749

a. Modal Kerja 482 585 544 620 674b. Investasi 142 137 115 109 146c. Konsumsi 406 508 593 809 928

2. Sektor Ekonomi 1.031 1.229 1.252 1.538 1.749a. Pertanian 32 40 38 32 24b. Pertambangan 18 4 4 2 0c. Industri 92 102 86 82 91d. Listrik, Gas & Air 0 0 0 0 0e. Konstruksi 136 141 12 12 22f. Perdagangan 255 316 350 444 342g. Angkutan 1 2 6 5 6h. Jasa Dunia 59 87 112 124 109i. Jasa Sosial 12 12 18 20 64j. Lainnya 425 526 627 815 1.091

3. Kolektibilitas 1.031 1.229 1.252 1.538 1.749a. Lancar 980 944 1.145 1.433 1.593b. Dalam Perhatian Khusus 32 42 80 76 99c. Kurang Lancar 6 3 5 4 10d. Diragukan 2 2 4 12 13e. Macet 10 239 18 14 33

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 18 244 27 29 56b. Rasio (%) 1,78 19,85 2,14 1,90 3,22

2. Loan to Deposit Ratio (%) 43,31 49,51 43,99 49,55 47,58

2006

Indikator Bank Umum - Kabupaten Sleman

201020082007 2009No Uraian

Page 116: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

100  

Miliar Rp

I ASET 11.206 13.155 14.333 17.110 20.382II DANA PIHAK KETIGA 10.047 11.335 12.429 14.834 17.180

1. Giro 2.007 2.234 2.001 2.078 2.3372. Tabungan 4.149 5.153 5.700 6.826 7.9233. Deposito 3.891 3.948 4.728 5.929 6.920

III KREDIT 4.525 5.510 6.363 6.807 8.3491. Jenis Penggunaan 4.525 5.510 6.363 6.807 8.349

a. Modal Kerja 1.729 2.204 2.727 2.641 3.189b. Investasi 804 888 933 1.116 1.335c. Konsumsi 1.992 2.419 2.702 3.050 3.825

2. Sektor Ekonomi 4.525 5.510 6.363 6.807 8.349a. Pertanian 88 85 80 86 100b. Pertambangan 2 1 2 5 8c. Industri 490 552 634 577 629d. Listrik, Gas & Air 1 1 11 34 42e. Konstruksi 94 74 127 130 173f. Perdagangan 1.132 1.439 1.754 1.918 2.137g. Angkutan 63 71 97 89 87h. Jasa Dunia 477 704 716 675 754i. Jasa Sosial 171 149 204 218 326j. Lainnya 2.006 2.434 2.738 3.074 4.093

3. Kolektibilitas 4.525 5.510 6.363 6.807 8.349a. Lancar 4.065 5.078 5.755 6.185 7.724b. Dalam Perhatian Khusus 253 320 472 395 380c. Kurang Lancar 62 17 32 29 50d. Diragukan 21 21 24 28 47e. Macet 124 75 80 169 148

IV RASIO1. Non Performing Loans

a. Nominal 207 113 136 227 245b. Rasio (%) 4,58 2,05 2,13 3,33 2,93

2. Loan to Deposit Ratio (%) 45,03 48,61 51,19 45,89 48,60

2010No Uraian 200820072006 2009

Indikator Bank Umum - Kota Yogyakarta

Page 117: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

101  

Miliar Rp

I ASET 1.128 1.454 1.712 1.985 2.453II DANA PIHAK KETIGA 821 1.067 1.183 1.354 1.605

1. Tabungan 240 353 391 450 5102. Deposito 581 715 792 904 1.095

III KREDIT 861 1.070 1.337 1.561 1.8721. Jenis Penggunaan 861 1.070 1.337 1.561 1.872

a. Modal Kerja 378 465 572 632 736b. Investasi 56 87 118 126 184c. Konsumsi 427 518 647 803 953

2. Sektor Ekonomi 861 1.070 1.337 1.561 1.872a. Pertanian 18 23 28 35 34b. Industri 16 21 26 32 28c. Perdagangan 278 351 413 554 564d. Jasa-jasa 98 123 162 208 223e. Lain-lain 452 552 709 733 1.024

3. Kolektibilitas 861 1.070 1.337 1.561 1.872a. Lancar 772 986 1.253 1.476 1.764b. Kurang Lancar 26 25 23 24 32c. Diragukan 24 16 17 16 23d. Macet 39 43 45 45 54

IV RASIO1. Loan to Deposit Ratio (%) 104,93 100,26 113,05 115,27 116,662. Non Performing Loans

a. Nominal 90 84 85 85 108b. Rasio (%) 10,41 7,86 6,33 5,46 5,79

Miliar Rp

I ASET 252 319 375 429 488II DANA PIHAK KETIGA 184 245 284 316 357

1. Tabungan 62 91 99 113 1232. Deposito 122 154 185 203 235

III KREDIT 176 216 282 330 3751. Jenis Penggunaan 176 216 282 330 375

a. Modal Kerja 86 94 117 148 172b. Investasi 13 21 34 36 37c. Konsumsi 78 100 132 147 166

2. Sektor Ekonomi 176 216 282 330 375a. Pertanian 3 4 5 7 4b. Industri 5 6 10 12 11c. Perdagangan 67 76 93 104 129d. Jasa-jasa 22 28 39 55 57e. Lain-lain 80 102 135 153 174

3. Kolektibilitas 176 216 282 330 375a. Lancar 143 191 257 305 344b. Kurang Lancar 5 5 6 7 9c. Diragukan 7 3 4 4 6d. Macet 21 17 16 15 16

IV RASIO 1. Loan to Deposit Ratio (%) 95,99 88,18 99,29 104,67 105,022. Non Performing Loan

a. Nominal 34 25 26 26 31b. Rasio (%) 19,13 11,53 9,06 7,76 8,34

2010

2010

2008

2008

2007

No Uraian 2006

No Uraian 2006

2007

2009

2009

Indikator BPR - Provinsi DIY

Indikator BPR - Kabupaten Bantul

Page 118: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

102  

Miliar Rp

I ASET 48 65 86 120 169II DANA PIHAK KETIGA 22 34 43 56 70

1. Tabungan 9 14 17 21 272. Deposito 13 20 26 35 43

III KREDIT 37 46 68 101 1361. Jenis Penggunaan 37 46 68 101 136

a. Modal Kerja 18 21 31 52 76b. Investasi 2 5 12 12 9c. Konsumsi 18 20 25 37 50

2. Sektor Ekonomi 37 46 68 101 136a. Pertanian 0 1 1 1 2b. Industri 0 1 1 1 2c. Perdagangan 16 16 32 46 68d. Jasa-jasa 2 8 9 15 13e. Lain-lain 19 21 25 38 51

3. Kolektibilitas 37 46 68 101 136a. Lancar 35 43 65 97 129b. Kurang Lancar 1 1 1 1 2c. Diragukan 1 1 1 1 2d. Macet 0 1 2 2 2

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 168,18 137,47 157,88 181,55 194,102. Non Performing Loan

a. Nominal 3 3 3 4 7b. Rasio (%) 7,55 7,00 5,05 4,00 4,95

Miliar Rp

I ASET 116 167 175 153 180II DANA PIHAK KETIGA 80 106 63 61 101

1. Tabungan 16 44 37 36 672. Deposito 64 62 26 25 34

III KREDIT 92 139 155 134 1361. Jenis Penggunaan 92 139 155 134 136

a. Modal Kerja 49 84 84 73 69b. Investasi 4 17 21 18 27c. Konsumsi 39 38 49 44 40

2. Sektor Ekonomi 92 139 155 134 136a. Pertanian 4 7 9 9 9b. Industri 2 4 4 3 4c. Perdagangan 25 68 69 58 58d. Jasa-jasa 20 21 23 19 25e. Lain-lain 41 38 50 46 40

3. Kolektibilitas 92 139 155 134 136a. Lancar 87 134 146 126 128b. Kurang Lancar 1 1 1 3 2c. Diragukan 4 2 2 1 2d. Macet 0 2 5 3 4

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 114,10 131,08 246,96 220,70 134,182. Non Performing Loan

a. Nominal 5 5 8 8 8b. Rasio (%) 5,31 3,73 5,29 5,68 5,84

2010

20102006

2008

2008

2006No Uraian

No Uraian

2007

2007

2009

2009

Indikator BPR - Kabupaten Kulonprogo

Indikator BPR - Kabupaten Gunungkidul

Page 119: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

103  

Miliar Rp

I ASET 605 739 854 1.001 1.243II DANA PIHAK KETIGA 466 563 641 742 851

1. Tabungan 140 183 208 233 2352. Deposito 326 380 432 509 616

III KREDIT 467 537 661 766 9161. Jenis Penggunaan 467 537 661 766 916

a. Modal Kerja 188 200 245 288 323b. Investasi 33 37 45 52 55c. Konsumsi 247 300 372 425 538

2. Sektor Ekonomi 467 537 661 766 916a. Pertanian 10 9 12 16 18b. Industri 6 7 9 10 9c. Perdagangan 139 150 186 201 213d. Jasa-jasa 52 59 78 105 82e. Lain-lain 261 312 377 433 595

3. Kolektibilitas 467 537 661 766 916a. Lancar 429 496 624 726 865b. Kurang Lancar 13 13 10 10 15c. Diragukan 10 8 7 7 10d. Macet 16 20 20 22 27

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 100,34 95,51 103,16 103,17 107,672. Non Performing Loan

a. Nominal 39 41 37 39 52b. Rasio (%) 8,31 7,68 5,66 5,15 5,65

Miliar Rp

I ASET 107 164 220 282 373II DANA PIHAK KETIGA 69 120 152 180 225

1. Tabungan 12 21 29 48 582. Deposito 56 99 123 133 167

III KREDIT 88 131 171 230 3091. Jenis Penggunaan 88 131 171 230 309

a. Modal Kerja 38 67 96 71 95b. Investasi 5 5 6 9 55c. Konsumsi 45 59 69 151 158

2. Sektor Ekonomi 88 131 171 230 309a. Pertanian 1 2 1 2 1b. Industri 2 3 3 5 1c. Perdagangan 31 41 33 146 96d. Jasa-jasa 2 7 12 15 46e. Lain-lain 52 79 122 62 164

3. Kolektibilitas 88 131 171 230 309a. Lancar 79 122 161 222 298b. Kurang Lancar 6 5 5 3 3c. Diragukan 2 2 3 2 3d. Macet 2 2 3 4 4

IV RASIO 1. Loan To Deposit Ratio (%) 128,58 109,59 112,68 127,78 137,192. Non Performing Loan

a. Nominal 9 9 10 8 11b. Rasio (%) 10,60 7,21 5,85 3,67 3,45

2010

2010

200820072006

2006 20082007No Uraian

2009

2009

Indikator BPR - Kota Yogyakarta

Indikator BPR - Kabupaten Sleman

No Uraian

Page 120: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

104  

2011 2011 2011Realisasi RAPBD Realisasi RAPBD Realisasi RAPBD

1 Pendapatan Daerah 1.404.715,38 1.419.475,10 986.876,64 898.549,54 798.228,36 843.349,76 A Pendapatan Asli Daerah 769.882,41 700.339,19 81.646,84 106.885,12 42.521,51 41.985,41

Hasil Pajak Daerah 634.710,02 592.498,87 16.541,25 28.752,00 6.176,57 7.128,00 Hasil Retribusi Daerah 32.836,50 37.709,42 15.978,42 21.452,30 25.071,27 8.656,64 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 26.333,87 30.557,39 7.424,93 7.546,00 4.731,63 4.293,41 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 76.002,02 39.573,51 41.702,24 49.134,83 6.542,04 21.907,35

B Dana Perimbangan 626.677,34 714.542,34 688.676,57 707.596,00 635.502,50 664.560,73 Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 87.821,99 74.240,41 54.598,73 36.320,60 36.634,59 33.092,03 Dana Alokasi Umum 527.471,25 620.812,33 573.512,34 625.350,00 521.293,70 572.300,00 Dana Alokasi Khusus 11.384,10 19.489,60 60.565,50 45.925,40 77.574,20 59.168,70 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam - - - - - -

C Lain-lain Pendapatan yang Sah 8.155,63 4.593,57 216.553,24 84.068,41 120.204,35 136.803,62 Pendapatan Hibah 5.232,63 4.593,57 17.169,48 - 14.430,36 - Pendapatan Dana Darurat - - - - - - Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya - - 42.558,70 - 25.472,39 25.003,62 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 2.923,00 - 18.395,63 70.127,99 64.101,60 100.000,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya - - 138.429,42 13.940,43 16.200,00 11.800,00 Pendapatan Lainnya - - - - - -

Pendapatan Tanpa Kode Rekening - - - - - Jumlah Pendapatan 1.404.715,38 1.419.475,10 986.876,64 898.549,54 798.228,36 843.349,76

2 Belanja Daerah 1.349.814,49 1.590.785,71 1.012.382,28 953.861,65 765.190,19 929.749,69 A Belanja Tidak Langsung 788.491,85 849.118,42 725.509,95 678.713,56 620.545,04 673.744,38

Belanja Pegawai 335.693,92 443.439,50 640.539,29 595.336,22 547.852,09 601.385,51 Belanja Bunga 19,46 - 65,23 120,15 51,61 43,50 Belanja Subsidi - - - - - Belanja Hibah 89.895,29 7.618,83 17.408,15 19.110,30 9.245,56 1.709,55 Belanja Bantuan Sosial 88.513,10 105.752,39 32.622,50 33.345,38 19.859,30 23.531,95 Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 214.667,40 215.127,69 1.776,31 2.006,74 3.140,00 3.240,32 Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 56.967,00 67.180,00 29.751,53 27.294,79 39.839,28 42.484,21 Belanja Tidak Terduga 2.735,67 10.000,00 3.346,94 1.499,98 557,19 1.349,34

B Belanja Langsung 561.322,64 741.667,29 286.872,33 275.148,10 144.645,15 256.005,31 Belanja Pegawai 86.250,27 90.164,08 49.299,56 54.108,42 28.519,74 27.984,93 Belanja Barang dan Jasa 351.933,82 501.329,70 114.323,49 127.183,33 69.124,28 84.879,57 Belanja Modal 123.138,56 150.173,52 123.249,28 93.856,35 47.001,13 143.140,81

Jumlah Belanja 1.349.814,49 1.590.785,71 1.012.382,28 953.861,65 765.190,19 929.749,69

Surplus/ (Defisit) 54.900,89 (171.310,61) (25.505,64) (55.312,12) 33.038,17 (86.399,94) 3 Pembiayaan Daerah 212.559,18 171.310,61 60.597,69 7.521,71 57.243,00 86.399,94 A Penerimaan Pembiayaan 256.662,04 203.425,61 61.043,92 16.336,95 59.328,16 91.349,57

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 231.499,09 184.394,54 61.043,92 16.336,95 57.667,21 89.753,37 Pencairan Dana Cadangan - - - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - Penerimaan Penjualan Daerah dan Obligasi Daerah - - - - - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah 24.031,43 17.915,00 - - 1.640,44 1.596,20 Penerimaan Piutang Daerah - - - - 20,51 - Penerimaan Lainnya 1.131,51 1.116,07 - - - -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 256.662,04 203.425,61 61.043,92 16.336,95 59.328,16 91.349,57 B Pengeluaran Pembiayaan 44.102,85 32.115,00 446,23 8.815,23 2.085,16 4.949,63

Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 21.187,85 2.000,00 281,00 8.700,00 1.577,86 3.300,00 Pembayaran Pokok Utang 50,00 - 115,23 115,23 507,29 69,43 Pemberian Pinjaman Daerah 22.865,00 30.115,00 50,00 - - 1.580,20 Penyelesaian Kegiatan DPA-L - - - - - - Pengeluaran Pembiayaan Lainnya - - - - - - Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 44.102,85 32.115,00 446,23 8.815,23 2.085,16 4.949,63

Pembiayaan Netto 212.559,18 171.310,61 60.597,69 7.521,71 57.243,00 86.399,94 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA) 267.460,07 (0,00) 35.092,05 (47.790,40) 90.281,17 -

APBD Provinsi, Kabupaten, KotaSe Wilayah Propinsi DIY

Juta Rp

No UraianProvinsi Bantul Gunung Kidul

2010 2010 2010

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Keterangan:

Page 121: Laporan Perekonomian Daerah Istimewa Yogyakarta 2010 · Respon Pengusaha terhadap Inflasi Kota Y ogyakarta ..... 43 BAB 3 PERKE MBANGAN PERBANKAN ..... 47 ... Daftar Lampiran Daftar

Lampiran

105  

2011 2011 2011Realisasi RAPBD Realisasi RAPBD Realisasi RAPBD

1 Pendapatan Daerah 633.089,18 654.775,80 1.096.205,42 1.026.876,21 815.495,92 795.008,14 A Pendapatan Asli Daerah 48.190,80 49.588,46 163.632,98 198.719,56 179.423,64 202.260,82

Hasil Pajak Daerah 4.310,29 4.221,99 80.611,54 113.500,00 78.254,58 99.900,50 Hasil Retribusi Daerah 7.727,51 9.519,21 59.110,50 57.472,93 32.214,65 32.611,09 Hasil Pengelolaan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan 4.740,52 5.411,13 10.169,82 11.353,81 11.031,30 11.031,30 Lain-lain Pendapatan Asli Daerah yang Sah 31.412,48 30.436,13 13.741,11 16.392,82 57.923,11 58.717,92

B Dana Perimbangan 485.094,13 515.782,02 740.198,03 743.879,80 484.628,28 499.559,65 Bagi Hasil Pajak/ Bagi Hasil Bukan Pajak 32.186,41 23.190,39 107.029,84 69.049,29 75.585,12 61.457,62 Dana Alokasi Umum 411.293,62 444.247,74 563.320,89 632.180,51 395.444,06 436.339,93 Dana Alokasi Khusus 41.614,10 48.343,90 69.847,30 42.650,00 13.599,10 1.762,10 Dana Bagi Hasil Sumber Daya Alam - - - - - -

C Lain-lain Pendapatan yang Sah 99.804,25 89.405,32 192.374,40 84.276,84 151.444,00 93.187,67 Pendapatan Hibah 9.010,51 2.435,22 20.785,30 1.809,13 13.849,28 3.360,00 Pendapatan Dana Darurat - - 73.868,81 - - - Bagi Hasil Pajak dari Provinsi dan Pemda lainnya 23.776,48 23.467,89 11.367,00 74.387,72 48.991,02 49.477,67 Dana Penyesuaian dan Otonomi Khusus 57.617,26 51.502,21 84.453,29 - 81.353,70 20.000,00 Bantuan Keuangan dari Provinsi atau Pemda lainnya 9.400,00 12.000,00 1.000,00 8.080,00 7.250,00 20.350,00 Pendapatan Lainnya - - 900,00 - - -

Pendapatan Tanpa Kode Rekening - - - - - - Jumlah Pendapatan 633.089,18 654.775,80 1.096.205,42 1.026.876,21 815.495,92 795.008,14

2 Belanja Daerah 612.902,63 682.291,11 1.108.674,12 1.073.315,16 840.072,29 889.772,13 A Belanja Tidak Langsung 473.959,88 505.191,97 739.753,02 712.782,33 535.465,23 531.226,65

Belanja Pegawai 435.822,71 453.881,45 648.257,06 633.066,63 467.905,79 439.225,79 Belanja Bunga 62,58 78,95 77,98 144,00 379,64 235,38 Belanja Subsidi - - - - - - Belanja Hibah 8.043,90 15.441,00 16.597,23 14.127,50 30.530,58 48.093,54 Belanja Bantuan Sosial 8.000,50 9.969,66 32.161,76 29.364,64 35.339,70 35.671,94 Belanja Bagi Hasil Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 1.972,85 1.338,89 19.528,56 16.374,58 - - Belanja Bantuan Keuangan Kepada Prov/Kab/Kota/Desa 19.896,53 22.982,01 18.726,35 15.000,70 - - Belanja Tidak Terduga 160,81 1.500,00 4.404,09 4.704,28 1.309,52 8.000,00

B Belanja Langsung 138.942,75 177.099,14 368.921,09 360.532,83 304.607,06 358.545,48 Belanja Pegawai 25.666,00 28.481,99 67.262,93 78.750,77 91.259,57 96.246,64 Belanja Barang dan Jasa 66.694,66 71.524,45 201.811,71 171.000,25 159.306,32 190.946,85 Belanja Modal 46.582,09 77.092,70 99.846,45 110.781,81 54.041,17 71.351,99

Jumlah Belanja 612.902,63 682.291,11 1.108.674,12 1.073.315,16 840.072,29 889.772,13

Surplus/ (Defisit) 20.186,55 (27.515,31) (12.468,70) (46.438,95) (24.576,36) (94.763,99) 3 Pembiayaan Daerah 42.504,57 27.515,31 150.387,38 46.438,45 99.343,23 94.763,99 A Penerimaan Pembiayaan 47.497,96 32.541,66 164.125,63 60.176,45 100.104,88 98.325,62

Sisa Lebih Perhitungan Anggaran Tahun Sebelumnya 45.369,30 30.792,99 164.125,63 60.176,45 98.196,73 97.975,62 Pencairan Dana Cadangan - - - - - - Hasil Penjualan Kekayaan Daerah yang Dipisahkan - - - - - - Penerimaan Penjualan Daerah dan Obligasi Daerah - - - - - - Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah - - - 1.589,78 150,00 Penerimaan Piutang Daerah 2.128,66 1.748,67 - - 318,36 200,00 Penerimaan Lainnya - - - - - -

Jumlah Penerimaan Pembiayaan 47.497,96 32.541,66 164.125,63 60.176,45 100.104,88 98.325,62 B Pengeluaran Pembiayaan 4.993,39 5.026,35 13.738,24 13.738,00 761,65 3.561,63

Pembentukan Dana Cadangan - - - - - - Penyertaan Modal (investasi) Pemerintah Daerah 4.902,00 4.934,96 7.500,00 7.500,00 - 3.000,00 Pembayaran Pokok Utang 91,39 91,39 137,74 138,00 761,65 561,63 Pemberian Pinjaman Daerah - - 6.100,50 6.100,00 - - Penyelesaian Kegiatan DPA-L - - - - - Pengeluaran Pembiayaan Lainnya - - - - - Jumlah Pengeluaran Pembiayaan 4.993,39 5.026,35 13.738,24 13.738,00 761,65 3.561,63

Pembiayaan Netto 42.504,57 27.515,31 150.387,38 46.438,45 99.343,23 94.763,99 Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran Tahun Berjalan (SILPA) 62.691,12 0,00 137.918,68 (0,50) 74.766,86 -

APBD Provinsi, Kabupaten, KotaSe Wilayah Propinsi DIY

Juta Rp

No UraianKabupaten Kulonprogo Sleman Kota Yogyakarta

2010 2010 2010

Sumber: Pemda Propinsi, Kabupaten dan Kota se DIY, diolah.

Keterangan: