Laporan Penyuluhan Dbd

26
BAB 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala, nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan. Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan masalah penting pada kesehatan masyarakat di daerah tropis di dunia yang disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). Satu nyamuk dapat menjangkiti beberapa orang dalam waktu singkat dan lebih dari 1 kali. DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun 1958 dimana saat itu sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang diantaranya meninggal dunia. Mulai saat itu, penyakit ini pun menyebar luas ke seluruh penjuru Indonesia. Asia 1

Transcript of Laporan Penyuluhan Dbd

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) merupakan suatu penyakit

epidemik akut yang disebabkan oleh virus yang ditransmisikan oleh Aedes

aegypti dan Aedes albopictus. Penderita yang terinfeksi akan memiliki

gejala berupa demam ringan sampai tinggi, disertai dengan sakit kepala,

nyeri pada mata, otot dan persendian, hingga perdarahan spontan.

Penyakit DBD (Demam Berdarah Dengue) merupakan masalah

penting pada kesehatan masyarakat di daerah tropis di dunia yang

disebabkan oleh gigitan nyamuk Aedes Aegypti (betina). Satu nyamuk

dapat menjangkiti beberapa orang dalam waktu singkat dan lebih dari 1

kali. DBD di Indonesia pertama kali ditemukan di Surabaya pada tahun

1958 dimana saat itu sebanyak 58 orang terinfeksi dan 24 orang

diantaranya meninggal dunia. Mulai saat itu, penyakit ini pun menyebar

luas ke seluruh penjuru Indonesia. Asia menempati urutan pertama dalam

jumlah penderita Demam Berdarah di tiap tahunnya. Sementara itu,

terhitung sejak tahun 1968 hingga tahun 2009, World Health

Organization(WHO) mencatat negara Indonesia sebagai negara dengan

kasus Demam Berdarah tertinggi di Asia Tenggara. Dari jumlah

keseluruhan kasus tersebut, sekitar 95% terjadi pada anak di bawah 15

tahun 13 Kejadian Luar Biasa terjadi pada tahun 1998, dimana

Departemen Kesehatan RI mencatat sebanyak 2.133 korban terjangkit

1

penyakit ini dengan jumlah korban meninggal 1.414 jiwa. Perantara

infektif adalah virus dengue dari keluarga Flaviviridae, yang terdiri dari 4

serotipe DEN I, DENII, DENIII, dan DEN IV.Infeksi Dengue oleh salah

satu dari empat serotipe menyebabkan tingkatan penyakit pada manusia

berdasarkan kronisnya, mulai dari inapparent klinis, sampai penyakit

hemoragik berat (pendarahan di bawah kulit) dan fatal (kematian) Di

desa Peterongan sendiri angka terjadinya Demam Berdarah Dengue

cukup banyak. Tahun 2013 angka kejadian Demam Berdarah Dengue

cukup meningkat dan sebagian besar mengenai Atas dasar kenyataan

tersebut kami tertarik untuk mengangkat masalah ” Bahaya Demam

Berdarah Dengue” ini sebagai tema penyuluhan kami dipuskesmas

peterongan, wilayah kerja Puskesmas Peterongan, kec. Peterongan, Kab.

Jombang.

1. 2 Tujuan

1. 2. 1 Tujuan Umum

1. Memberikan pengetahuan tentang Bahaya Penyakit DBD

1. 2. 2 Tujuan Khusus

1. Meningkatkan pengetahuan kepada pasien untuk mengetahui

pentingnya dan mengenal lebih dekat pengertian dan

penyebab penyakit Demam Berdarah Dengue.

2. Meningkatkan pengetahuan para siswa cara penularan, gejala,

cara mengatasi dan pencegahan terhadap penyakit Demam

berdarah dengue baik terhadap diri sendiri, orang lain, dan

lingkungannya.

2

BAB 2

PERSIAPAN PENYULUHAN

2.1 Panitia kegiatan

Pembimbing : dr. Djaka Handaya, MPH

Ketua : Ifit Bagus Apriantono S.Ked

Bendahara : Tania, S.Ked

Penyaji : Samirah, S Ked.

Moderator : Tania, S.Ked

Perlengkapan dan Dokumentasi : Ifit Bagus Apriantono S.ked

Konsumsi : Senja Ristya Hertanti, Sked

2.2 Koordinasi dengan Petugas Kesehatan Setempat

Untuk kelancaran kegiatan penyuluhan dilakukan koordinasi dengan

kepala puskesmas dan petugas kesehatan yang ada di puskesmas. Bentuk

koordinasi yang dilakukan adalah:

- Menentukan tempat dan waktu penyuluhan yang disesuaikan dengan jadwal

Penyuluhan di Puskesmas Peterongan, wilayah kerja Puskesmas

Peterongan, kec. Peterongan, Kab. Jombang .

- Menyiapkan sarana dan prasarana untuk kelancaran proses penyuluhan.

2.3 Persiapan Tempat Penyuluhan

Atas persetujuan dari Kepala Kepala Puskesmas, maka penyuluhan

diselenggarakan di Depan Ruang BP Pada Tanggal 11 Januari 2014, pukul

08.00 WIB

3

2.4 Persiapan Materi Penyuluhan

Pembuatan materi penyuluhan dan leaflet dikerjakan oleh penyaji

penyuluhan.

Alat bantu penyuluhan berupa laptop dan LCD proyektor disiapkan oleh

tim Perlengkapan.

Mempersiapkan Kuis dan Door prize oleh tim Perlengkapan.

4

BAB 3

SASARAN, METODE DAN MATERI PENYULUHAN

3.1 Sasaran

Sasaran penyuluhan kesehatan ini adalah semua pasien yang berkunjung

di puskesmas peterongan

3.2 Metode

Dalam penyuluhan ini digunakan 5 metode:

Ceramah

Ceramah dilakukan dalam waktu 15 menit, untuk menjelaskan topik

penyuluhan dengan instrumen laptop dan LCD Proyektor berupa Power

point.

Pembagian Leaflet

Diberikan selembar Leaflet bagi setiap pasien yang berada di puskesmas

peterongan.

Tanya Jawab

Tanya jawab dilakukan dalam waktu kurang lebih 10 menit tentang materi

tersebut.

Pembagian Doorprize

Pembagian doorprize diberikan bagi 3 orang yang bertanya pada saat sesi

tanya jawab.

5

3.3 Materi Penyuluhan

3.3.1 Definisi

Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit demam akut yang

disebabkan oleh virus dengue dan ditularkan melalui gigitan nyamuk

Aedesaegypty dan Aedes albopictus serta memenuhi kriteria WHO untuk DBD.

3.3.2 Etiologi

Demam Berdarah Dengue (DBD) disebabkan virus dengue yang

termasuk kelompok B Arthropod Borne Virus (Arboviroses) yang sekarang

dikenal sebagai genus Flavivirus, famili Flaviviridae, dan mempunyai 4 jenis

serotipe, yaitu ; DEN-1, DEN-2, DEN-3, DEN-4. Keempat serotipe ditemukan

di Indonesia dengan DEN-3 merupakan serotipe terbanyak. Terdapat tiga

faktor yang memegang peranan pada penularan infeksi virus dengue, yaitu

manusia, virus, dan vektor perantara.

Virus dengue ditularkan kepada manusia melalui gigitan nyamuk

Aedes aegypti. Nyamuk Aedes albopictus, Aedes polynesiensis dan beberapa

spesies yang lain dapat juga menularkan virus ini, namun merupakan vektor

yang kurang berperan. Nyamuk Aedes tersebut dapat mengandung virus

dengue pada saat menggigit manusia yang sedang mengalami viremia. Virus

kemudian berkembangbiak dalam tubuh nyamuk yang terutama ditemukan

pada kelenjar liurnya dalam waktu 8-10 hari (extrinsic incubation period)

sebelum dapat ditularkan kembali kepada manusia pada saat gigitan

berikutnya. Sekali virus dapat masuk dan berkembang biak dalam tubuh

nyamuk, nyamuk tersebut akan dapat menularkan virus selama hidupnya

(infektif) pada manusia. Virus memerlukan waktu 4-6 hari (intrinsic

6

incubation period) sebelum menimbulkan sakit. Penularan dari manusia

kepada nyamuk hanya dapat terjadi bila nyamuk menggigit manusia yang

sedang mengalami viremia, yaitu 2 hari sebelum panas sampai 5 hari setelah

demam timbul

3.3.3 Klasifikasi

Menurut WHO (1997) Demam berdarah dengue dapat dibagi menjadi 4, yaitu:

1. Derajat I : Demam disertai gejala konstitusional yang tidak khas

dan uji torniquet (+)

2. Derajat II : Demam dengan perdarahan spontan, pada umumnya

di kulit dan atau perdarahan di tempat lain.

3. Derajat III : Ditemukan kegagalan sirkulasi yang ditandai

dengan nadi cepat dan lembut, tekanan nadi (beda antara tekanan

sistolik dan diastolik) menurun menjadi 20 mmHg atau kurang,

atau hipotensi dengan kulit dingin, lembab dan gelisah.

4. Derajat IV : Renjatan berat dengan nadi tidak teraba dan tensi

yang tidak dapat diukur.

3.3.4 Patogenesis

Bersama darah yang dihisapnya. Dalam tubuh nyamuk, virus Dengue

akan berkembang biak dengan cara membelah diri dan menyebar di seluruh

bagian tubuh nyamuk dan sebagian besar virus tersebut berada dalam kelenjar

liur nyamuk. Dalam tempo 1 minggu, jumlahnya dapat mencapai ratusan ribu

sehingga siap dipindahkan ke orang lain. Virus merupakan mikroorganisme

yang hanya dapat hidup di dalam sel hidup maka demi kelangsungan

hidupnya, virus harus bersaing dengan sel manusia sebagai penjamu

7

(host)tergantung pada daya tahan penjamu, bila daya tahan baik maka akan

terjadi penyembuhan dan antibody, namun bila daya tahan tubuh rendah maka

perjalanan penyakit menjadi semakin berat dan bahkan menimbulkan

kematian.

Patogenesis terjadinya demam berdarah dengue hingga saat ini masih

diperdebatkan. Proses patogenesis demam berdarah dengue didasarkan pada

beberapa teori/ hipotesis, antara lain :

1. Hipotesis infeksi heterologous sekunder (the secondary heterologous

infection hypotesis atau the sequential infection hypotesis. Menurut

hipotesis ini, seseorang akan menderita demam berdarah dengue apabila

mendapat infeksi berulang oleh serotipe virus dengue yang berbeda dalam

jangka waktu tertentu sekitar 6 bulan hingga 5 tahun.

2. Hipotesa virulensi virus, yaitu munculnya manifestasi yang lebih berat

akibat mutasi virus dengue menjadi lebih virulen.

3. Teori imunopatologi, yaitu jika telah mendapat infeksi virus dengue satu

serotipe maka akan terjadi kekebalan terhadap virus ini dalam jangka waktu

yang lama tetapi tidak mampu memberi pertahanan terhadap jenis virus yang

lain.

4. Teori antigen atibodi, yaitu virus dengue diaggap sebagai antigen yang

akan bereaksi dengan antibody kemudian akan mengaktivasi komplemen.

Aktivasi ini akan menghasilkan anafilatoksin C3a dan C5a yang merupakan

mediator kuat peningkatan permeabilitas kapiler sehingga terjadi kebocoran

plasma.

8

5. Teori mediator yang melanjutkan antibody enhancing, dimana mediator

dikatakan bertanggung jawab atas terjadinya demam, syok (terutama syok

septic) dan meningkatkan permeabilitas kapiler. Yang berperan sebagai

mediator dalam proses ini adalah sitokin

6. Teori trombosit endotel, yang mempunyai kesatuan fungsi dalam

mempertahankan homeostatis tubuh, dimana trombosit mempunyai granul

yang mengandung mediator. Gangguan pada endotel akan menimbulkan

agregasi trombosit dan aktivasi koagulasi.

3.3.5 Diagnosis

Kasus khas Demam berdarah dengue ditandai oleh empat manifestasi

klinis mayor, yaitu demam tinggi, fenomena hemoragis, dan sering

hepatomegali dan kegagalan sirkulasi. Trombositopenia sedang sampai nyata

dengan hemokonsentrasi secara bersaman adalah temuan laboratorium klinis

khusus dari demam berdarah dengue.perubahan patofisiologis utama yang

menentukan keparahan penyakit pada DBD-dan membedakannya dari dengue

fever adalah rembesan plasma, seperti dimanifestasikan oleh peningkatan

hematokrit (misalnya hemokonsentrasi), efusi serosa atau hipoproteinemia.

Kriteria diagnosis WHO 1997 untuk DBD harus memenuhi :

1. Demam akut 2-7 hari, biasanya bersifat bifasik.

2. terdapat minimal satu dari manifestasi perdarahan berupa :

• uji tourniquet positif ( > 20 ptekie dalam 2,54 cm2)

• petekia, ekimosis, atau purpura

• Perdarahan mukosa, saluran cerna, dan tempat bekas suntikan

• Hematemesis atau melena

9

3. Trombositopenia ≤ 100.000/mm3

4. terdapat minimal satu tanda kebocoran plasma :

Peningkatan nilai hematrokrit ≥ 20 % dari nilai baku sesuai umur

dan jenis kelamin.

Penurunan nilai hematokrit ≥ 20 % setelah pemberian cairan

yang adekuat Nilai Ht normal diasumsikan sesuai nilai setelah

pemberian cairan

Efusi pleura, asites, efusi pericard, hipoproteinemi

3.3.6 Penatalaksanaan

Pada dasarnya pengobatan DBD bersifat suportif, yaitu

mengatasi kehilangan cairan sebagai akibat dari kebocoran plasma

dan perdarahan. Obat-obatan yang diberikan bersifat simtomatik

(mengobati gejala) bila demam diberikan antipiretik (penurun

demam), mual diberikan antiemetik dst. Rasa haus dan keadaan

kekurangan cairan dapat timbul sebagai akibat demam tinggi,

anoreksia dan muntah. Jenis minuman yang dianjurkan adalah jus

buah, teh manis, sirup, susu, serta larutan oralit. Apabila cairan oral

tidak dapat diberikan maka sebaiknya pasien dirawat untuk

diberikan cairan infus. Pasien diharapkan tirah baring selama masih

demam maupun fase syok dan selalu di monitor kadar trombosit

serta kadar hematokrit sampai normal kembali. 

3.3.7 Pencegahan

10

Pemberantasan DBD seperti juga penyakit menular lain, didasarkan

atas pemutusan rantai penularan. Dalam hal DBD, komponen penularan

terdiri dari virus, aedes aegypti dan manusia.Karena sampai saat ini belum

terdapat vaksin yang efektif terhadap virus itu, maka pemberantasan

ditujukan pada menusia dan terutama pada vektornya dengan melaksanakan

pemberantasan sarang nyamuk Tempat berkembang biak nyamuk aedes

aegypti adalah penampungan air bersih yang tidak langsung berhubungan

dengan tanah seperti :bak mandi/wc, minuman burung, air tandon, air

tempayan/gentong, kaleng, ban bekas, talang air, dll.Pencegahan dapat

dilakukan dengan menerapkan 4 M plus yaitu menguras, mengubur,

menutup dan memantau serta dapat dilakukan abatisasi, fogging, pemakaian

kelambu pada tempat tidur dan pemakaian obat – bat pembasmi nyamuk.

3.4 Alat bantu Penyuluhan

Laptop, layar proyektor, LCD proyektor, Leaflet dan doorprize,.

11

BAB 4

PELAKSANAAN PENYULUHAN

4.1 Waktu pelaksanaan penyuluhan

Hari dan Tanggal : 11 Januari 2014

Waktu : Pukul 08.00 WIB

4.2 Tempat penyuluhan

di. Puskesmas Peterongan kec Peterongan kab Jombang

4.3 Sasaran dan Jumlah peserta

Sasaran

Para pasien yang berkunjung ke puskesmas peterongan

Jumlah peserta seluruh pengunjung

4.4 Susunan Acara

Pembukaan

Penyampaian materi penyuluhan

Pembagian Leaflet

Sesi tanya jawab

Pembagian Door prize

Penutup

12

BAB 5

HASIL KEGIATAN

Kegiatan penyuluhan ini diikuti oleh para pasien yang berkunjung

ke Puskesmas Peterongan. Pemberitahuan kegiatan penyuluhan dilakukan 3

hari sebelumnya berupa permohonan izin penyuluhan secara lisan kepada

kepala puskesmas, Penyuluhan dibagi dalam 5 sesi, dimulai dengan

pemberian materi tentang waspada Demam Berdarah Dengue. Penyuluhan

menggunakan bantuan laptop serta LCD proyektor berisi tentang materi

penyuluhan serta gambar-gambar sehingga dapat menarik perhatian peserta

dan peserta tampak cukup antusias merespon materi yang diberikan. Sebelum

penyajian materi, panitia membagikan leaflet bagi semua peserta. Setelah

pemberian materi, dilanjutkan dengan sesi tanya jawab. Dalam sesi ini,

dibatasi hanya 3 orang yang boleh bertanya kemudian dilanjutkan dengan

kuis.

Setelah itu acara diakhiri pembagian doorprize. Doorprize diberikan pada

3 orang yang bertanya pada sesi tanya jawab dan sebagai wujud terima kasih

atas perhatian dan antusiasme peserta penyuluhan.

13

BAB 6

PENUTUP

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa karena atas

berkat dan rahmat-Nya yang telah dilimpahkan kepada kami, sehingga kegiatan

penyuluhan yang kami laksanakan di puskesmas peterongan Kab. Jombang, dapat

dilaksanakan dengan baik.

Besar harapan kami kegiatan ini dapat memberi manfaat dan menambah

pengetahuan para peserta penyuluhan sehingga lebih memahami dan mengerti

tentang penyakit Bahaya Demam Berdarah.

Tak lupa kami sampaikan ucapan terima kasih sebanyak-banyaknya

kepada semua pihak yang terkait, kepala puskesmas dan petugas kesehatan

puskesmas Peterongan atas kerjasamanya dan partisipasinya demi

terselenggaranya kegiatan penyuluhan ini.

Sebagai pelaksana kegiatan, kami menyadari bahwa masih banyak

kekurangan dalam kegiatan penyuluhan ini. Oleh karena itu, kritik dan saran

sangat kami harapkan untuk meningkatkan kegiatan serupa di masa yang akan

datang. Kami mohon maaf yang sebesar-besarnya apabila ada kesalahan yang

secara sengaja maupun tidak sengaja kami lakukan. Akhir kata kami para

mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Muhammadiyah Malang

mengucapkan banyak terima kasih, atas bantuan semua pihak yang terkait dengan

pelaksanaan kegiatan penyuluhan ini

14

LAMPIRAN 1 :

DAFTAR HADIR

PENYULUHAN “Waspada Demam Berdarah Dengue”

Puskesmas Peterongan Jombang

Tanggal 12 Januari 2014

15

LAMPIRAN 2 :

Leaflet

16

Dokter muda Samirah universitas muhammadiyah malang

Lampiran 3

Foto – Foto Kegiatan

FOTO 1

Pembagian Leaflet “BAHAYA DEMAM BERDARAH”

FOTO 2

Penyampaian Materi “BAHAYA DEMAM BERDARAH DENGUE”

17

FOTO 3 Pembagian Doorprize

18

DAFTAR PUSTAKA

1. Departemen Kesehatan RI. 2010. Data Kasus DBD Per Bulan Di Indonesia

Tahun 2010, 2009 Dan Tahun 2008. Diunduh dari

http://www.penyakitmenular.infouserfilesdata-20kasus-20DBD209-

20februari-202011.pdf

2. Departemen Kesehatan RI. 2007. Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam

Berdarah Dengue (PSN DBD) Oleh Juru Pemantauan Jentik. Jakarta.

3. Mansjoer arif, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 3. Jilid 2. Media

Aesculapius. Jakarta..Penerbit : Pelita Insani. Semarang.

4. Suhendro, dkk. 2009. Demam Berdarah Dengue.dalam Buku Ilmu Penyakit

Dalam. Badan Penerbit FKUI. Jakarta

5.Soegijanto, S. 2006. Demam Berdarah Dengue. Edisi 2. Airlangga

University Press

6.Setiati TE. Soemantri Ag. 2009. Demam Berdarah Dengue Pada Anak :

Patofisiologi, Resusitasi Mikrovaskuler dan Terapi Komponen Darah

7. Triyani. 2010. Waspada Penyakit Demam Berdarah. Nobel Edumedia.

Jakarta. .

.

19