laporan pengujian impact

download laporan pengujian impact

of 18

Transcript of laporan pengujian impact

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    1/18

    TUGAS PENDAHULUAN MODUL F

    UJI IMPAK

    OLEH

    KELOMPOK : 28

    ANGGOTA KELOMPOK : 1. Astrid Parama N (13406026)

    2. Bona Mangkirap (13406043)

    3. Irma Sofiani (1340049)

    4. Nadia Fadhilah Riza (13406069)

    5. Prilla Sista LJ (13406080)

    6. Ira Wulandari (13406094)

    PROGRAM STUDI TEKNIK MATERIAL

    FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI

    INSTITUT TEKNOLOGI BANDUNG

    2007

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    2/18

    BAB I

    PENDAHULUAN

    I. LATAR BELAKANGDalam pengujian mekanik terdapat perbedaan dalam jenis beban yang

    diberikan pada material. Uji tarik, tekan, dan puntir, adalah pengujian dengan

    menggunakan beban static. Sedangkan uji keras, fatigue, dan lentur

    menggunakan jenis beban dinamik. Dan pada uji impak ini digunakan

    pembebanan yang cepat (rapid loading). Perbedaan dari macam pembebanan

    ini dapat dilihat pada strain rate-nya pada tabel di bawah ini.

    No Rentang kecepatan regangan Kondisi atau tipe pengujian

    1 10- s/d 10- s- Uji creep pada beban konstan2 10

    -s/d 10

    -s

    - Pengujian tarik static

    3 10-

    s/d 10 s-

    Pengujian tarik atau tekan dinamik

    4 10 s/d 10 s- Pengujian impak dengan kecepatan

    tinggi

    5 10 s/d 10 s- Pengujian impak dengan kecepatan

    supertinggi (balistik)

    Pada pembebanan cepat, disebut dengan beban impak, terjadi proses

    penyerapan energi yang besar dari energi kinetic suatu beban yang menumbuk

    spesimen. Proses penyerapan energi ini akan diubah dalam berbagai responmaterial seperti deformasi plastis, efek histeristis, efek gesekan, dan inersia.

    II. TUJUAN PRAKTIKUM1. Mengetahui pengaruh beban impak terhadap sifat mekanik material2. Mengetahui standar dan prosedur pengujian impak3. Mengetahui factor yang mempengaruhi kegagalan material dengan

    beban impak

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    3/18

    BAB II

    DASAR TEORI

    Pengujian impak digunakan untuk menguji kecenderungan suatu material untuk

    bersifat getas. Spesimen yang diberi notch (takikan) menerima beban secara tiba-

    tiba (rapid loading). Pada pembebanan cepat ini, terjadi proses penyerapan energi

    yang besar dari energi kinetik suatu beban yang menumbuk ke spesimen. Sejarah

    dilakukannya pengujian ini adalah karena hasil uji tarik yang biasa digunakan

    untuk mengetahui sifat material tidak dapat memprediksi secara tepat perilaku

    patah dari material.

    Spesimen yang digunakan dalam pengujian impak adalah batang baja ST 37 dan

    Alumunium dengan standar ASTM E 23 yang mempunyai luas penampang

    melintang berupa bujursangkar (10 x 10 mm) dan memiliki notch V-45, dengan

    jari-jari dasar 0.25 mm dan kedalaman 2 mm, seperti yang tampak pada gambar

    berikut ini.

    Pengujian impak dilakukan dengan menggunakan dua metode standar yaitu

    metode Charpy danIzod. Metode Charpy V Notch (CVN) banyak digunakan di

    Amerika sedangkan metode Izod banyak digunakan di Inggris (Eropa). Padapengujian kali ini, dilakukan metode Charpy. Prinsip kerja metode Charpy yaitu :

    Specimen uji diletakkan dengan posisi mendatar pada penjepit. Palu pemukul diatur pada ketinggian tertentu. Atur posisi jarum pada alat ukur energi sesuai dengan sebesar energi yang

    kita inginkan

    Palu dilepaskan dari ketinggian tersebut lalu mengenai spesimen padabagian luar spesimen yang sejajar dengan takikan

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    4/18

    Energi yang diserap oleh spesimen dihitung berdasarkan perbedaan energipotensial palu saat sebelum dan sesudah pemukulan (dapat dibaca

    langsung di skala pada mesin penguji).

    Metode Charpy lebih umum dilakukan karena lebih mudah diterapkan, murah dan

    pengujiannya dapat dilakukan pada suhu di bawah suhu ruang. Pada metode Izod,

    spesimen harus dipendam dalah posisi horizontal, kemudian diberi rapid load

    dibagian diatas notch. Hal ini dinilai agak merepotkan dalam pengujian, karena

    suhu spesimen yang telah ditentukan dapat mudah berubah akibat lamanya waktu

    pemendama spesimen yang akan mengakibatkan hasil pengujian yang tidak valid.

    Arah Beban

    Arah Beban

    Metode Charpy

    Metode Izod

    Terdapat beberapa jenis patahan, yaitu patah ulet, patah getas, dan campuran dari

    keduanya. Material yang bersifat ulet adalah material yang penyerapan energinya

    tinggi. Sebaliknya material yang bersifat getas adalah material yang penyerapanenerginya rendah.

    Patah ulet disebabkan oleh tegangan geser dengan ciri-ciri antara lain, pada

    permukaan patahannya terdapat garis-garis benang serabut (fibrosa), berserat,

    menyerap cahaya, pempilannya buram, dan terjadi deformasi plastis. Patah getas

    disebabkan oleh tegangan normal, permukaannya terliahat bentuk granular,

    berkilat dan memantulkan cahaya serta tidak didahului deformasi plastis. Dalam

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    5/18

    21 EPEPEM

    kehidupan nyata, peristiwa patah getas dinilai lebih berbahaya daripada patah ulet

    karena terjadi secara tiba tiba tanpa ada deformasi plastis terlebih dahulu sehingga

    tidak tampak gejala-gejala material tersebut akan patah. Terdapat tiga faktor yang

    mempengaruhi terjadinya patah getas dan patah ulet yaitu :

    Tegangan triaxial Temperatur

    Patah getas disebabkan oleh temperatur rendah (di bawah

    temperatur transisi), sedangkan patah ulet disebabkan oleh

    temperatur tinggi (di atas temperatur transisi).Temperatur transisi

    adalah rentang temperatur yang menjadi batas daari sifat ulet dan

    getas suatu material.

    Laju regangan atau laju pembebananSemakin tinggi laju pembebanan maka energi yang diserap

    semakin kecil sehingga mengakibatkan terjadinya patah getas

    Harga impak adalah energi yang diserap tiap satuan luas penampang lintang

    spesimen uji. Harga impak didapat dengan persamaan

    HI =A

    E=

    A

    hhmg )( 21

    Keterangan :

    m = massa bandul pemukul

    g = percepatan gravitasi

    h1= beda tinggi pusat bandul & spesimen sebelum pemukulan

    h2

    = beda tinggi pusat bandul & spesimen setelah pemukulan

    h1, EM=EP1=m.g.h1

    h2, EM=EP2=m.g.h2

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    6/18

    EP = 0

    EKmax=1/2 mv2

    Persamaan di atas diperoleh dari hukum kekekalan mekanik, di mana energi

    mekanik pada posisi h1 merupakan murni energi potensial dari pembeban.

    Sedangkan pada posisi h2

    , energi mekaniknya merupakan penjumlahan antara

    energi potensial di h2

    dan energi yang diserap oleh spesimen. Semakin banyak

    energi yang diserap berarti semakin besar harga impak spesimen. Sebaliknya

    semakin kecil energi yang diserap harga impak spesimen menjadi semakin kecil.Faktor-faktor yang mempengaruhi harga impak antara lain :

    Temperatur Jenis material benda uji Laju pembebanan impak Triaxial stress

    Temperatur transisi adalah temperatur dimana terjadi perubahan sifat keuletan danketangguhan pada material. Pada suatu material terjadi perubahan sifat dari ulet

    menjadi getas akibat penurunan temperatur. Terdapat pula material yang tidak

    memiliki temperatur transisi, material ini disebut chriogenic.

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    7/18

    BAB III

    DATA PERCOBAAN

    Data Mesin

    Jenis Mesin : Wolpert

    Kapasitas mesin : 300J

    Standar Pengujian : ASTM E 23

    Harga Impak =

    luas

    energi

    Luas

    Energi

    Material

    SpesimenP (mm) L (mm) t (mm)

    H

    (mm)T (C)

    Luas

    (mm2)

    Energi

    (Joule)HI (Joule/mm

    2)

    Permukaan

    patahan

    Aluminium1 61.5 9.75 9.99 7.5 -14 73.125 34 0.465 Getas

    Aluminium2 59.7 10 9.75 8.3 -16 83 33 0.398 Getas

    Aluminium3 58.5 9.4 9.98 7.6 122.2 71.44 112 1.568 Ulet

    Aluminium4 59.6 10.3 10.3 8.4 113 86.52 66 0.763 Ulet

    Aluminium5 59.6 9.3 9.3 7.6 24.4 70.68 40 0.566 Getas

    Baja1 56.1 10 10 8 -13.9 80 11 0.138 Getas

    Baja2 60.4 10 10 8.2 -30.8 82 8 0.098 Getas

    Baja3 58.5 10 10 9.9 138.5 99 126 1.273 Ulet

    Baja4 59.9 10 10 8.6 118.2 86 90 1.047 Getas

    Baja5 59.2 10 10 7.2 24 72 81.5 1.132 Ulet-Getas

    h

    l

    Luas

    Energi

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    8/18

    BAB IV

    ANALISIS

    1). Astrid Parama Ningrum

    Pada percobaan, baja

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    9/18

    2). Bona Mangkirap (13404043)

    -Hasil percobaan menunjukkan pada aluminium 1,2,5(-16C,-14C,24,4C) terjadi

    patahan getas (yang diindikasikan dengan adanya titik-titik pada permukaan

    patahan) yang dimana tidak seharusnya terjadi pada aluminium(yang harusnya

    selalu ulet).hal ini mungkin disebabkan karena peletakan spesimen sewaktu

    pengujian tidak tepat pada daerah takikan..Namun ternyata hasil kurva juga

    menunjukkan bahwa energi yang diserap pada temperatur tersebut cukup

    rendah(yang merupakan ciri patahan getas) sehingga agar tidak menyalahi teori

    yang sudah ada,saya berpendapat bahwa rendahya energi tersebut secara umum

    disebabkan oleh rendahnya temperatur,selain itu letak spesimen yang tidak tepat

    juga menyebabkan energi yang diserap oleh spesimen tidak maksimal.

    -spesimen ST 37 menunjukan sifat yang sesuai dengan material berstruktur non

    FCC dimana material akan mengalami perubahan kondisi pada temperatur

    transisinya.

    -data temperatur transisi yang diperoleh tidak 100% sama dengan literatur namun

    cukup mendekati,hal-hal yang menyebabkan kekurangakuratan data ini

    adalah:adanya perbedaan suhu yang dicatat dengan pada saat terjadi impak yang

    disebabkan oleh jeda waktu pengukuran dan dan pelepasan beban.

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    10/18

    3). Irma Sofiani (13406049)

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    11/18

    4). Nadia Fadhilah Riza (13406069)

    Beban terdiri atas 3 jenis, yaitu beban dinamik, beban statik, dan beban impak.

    Pengujian kali ini menggunakan beban impak. Material yang diberi beban impak

    akan mengalami patah ulet pada suhu tinggi dan mengalami patah getas pada suhu

    rendah. Karena itulah akan terbentuk temperatur transisi (adalah batas temperatur

    perubahan sifat material dari ulet ke getas dan sebaliknya) pada material, kecuali

    pada material yang memiliki susunan kubus FCC, contohnya Aluminum.

    Faktor yang mempengaruhi terjadinya patah getas : tegangan triaxial, temperature,

    laju pembebanan.

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    12/18

    5). Prilla Sista LJ (13406080)

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    13/18

    6). Ira Wulandari (13406094)

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    14/18

    BAB V

    TUGAS SETELAH PRAKTIKUM

    1. Buatlah kurva yang menghubungkan antara Temperatur dengan Energi yangdiserap oleh spesimen, baik Aluminum dengan Baja, dengan menggunakan

    Microsoft Excel!

    Jawaban :

    Berdasarkan data yang didapat dari percobaan, didapatkan kurva hubungan

    antara antara temperature dengan energi :

    Kurva Harga Impak Aluminium

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    1.200

    1.400

    1.600

    1.800

    -50 0 50 100 150

    Temperatur (C)

    Harga

    Impak(Joule/mm

    2)

    Series1

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    15/18

    Kurva Harga Impak Baja

    0

    0.2

    0.4

    0.6

    0.8

    1

    1.2

    1.4

    -50 0 50 100 150

    Temperatur (C)

    Harg

    aImpak(Joule/mm

    2)

    Series1

    Kurva Harga Impak

    0.000

    0.200

    0.400

    0.600

    0.800

    1.000

    1.200

    1.400

    1.600

    1.800

    -50 0 50 100 150

    Temperatur (C)

    HargaImpak(Joule/mm

    2)

    Aluminium

    Baja

    2. Tentukan temperatur dari kedua material tersebut! Apakah kegunaan dariTemperatur transisi suatu material! Jelaskan dengan baik dan tepat!

    Jawaban :

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    16/18

    Temperatur transisi dari material baja berdasarkan kurva yang dibuat sekitar

    -5C sampai dengan 26C. Sedangkan untuk material aluminium tidak

    terdapat temperatur transisi. Dengan mengetahui temperatur transisi suatumaterial, dapat diketahui pada temperatur berapa suatu material akan

    mengalami perubahan struktur dari ulet ke getas. Dengan begitu, dalam

    memilih suatu material untuk sebuah konstruksi kita bisa tahu jenis material

    seperti apa yang baik untuk digunakan pada sebuah konstruksi.

    3. Buatlah analisis mengenai bentuk permukaan patahan untuk semuaspesimen!

    MaterialTemperatu

    r (C)

    Permukaan

    PatahanAnalisis

    Aluminium 1

    Aluminium 2

    Aluminium 3

    Aluminium 4

    Aluminium 5

    Baja 1

    Baja 2

    Baja 3

    Baja 4

    Baja 5

    -14

    -16

    122.2

    113

    24.4

    -13.9

    -30.8

    138.5

    118.2

    24

    Getas

    Getas

    Ulet

    Ulet

    Getas

    Getas

    Getas

    Ulet

    Getas

    Ulet-getas

    Penempatan takikan kurang tepat

    Penempatan takikan kurang tepat

    Karena struktur aluminium FCC

    sehingga patahan inter-granuler

    Karena struktur aluminium FCC

    sehingga patahan inter-granuler

    Penempatan takikan kurang tepat

    Terjadi patahan trans-granular

    Terjadi patahan trans-granular

    Terjadi patahan inter-granular

    Penempatan takikan kurang tepat

    Di bagian tengah permukaan ulet,

    namun pada bagian pinggir

    permukaan getas. Hal inidisebabkan Baja 5 berada pada

    temperatur ruang yang berada pada

    temperatur transisi.

    MaterialTemperatur

    (C)

    Permukaan

    PatahanAnalisis

    Aluminium 1 -14 GetasPenempatan takikan kurang tepat

    Aluminium 2 -16 Getas

    Penempatan takikan kurang tepat

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    17/18

    Aluminium 3 122.2 Ulet

    Karena struktur aluminium FCC

    sehingga patahan inter-granuler

    Aluminium 4 113 Ulet

    Karena struktur aluminium FCC

    sehingga patahan inter-granuler

    Aluminium 5 24.4 GetasPenempatan takikan kurang tepat

    Baja 1 -13.9 GetasTerjadi patahan trans-granular

    Baja 2 -30.8 GetasTerjadi patahan trans-granular

    Baja 3 138.5 UletTerjadi patahan trans-granular

    Baja 4 118.2 GetasPenempatan takikan kurang tepat

    Baja 5 24 Ulet-Getas

    Di bagian tengah permukaan ulet,

    namun pada bagian pinggir

    permukaan getas. Hal ini

    disebabkan Baja 5 berada pada

    temperatur ruang yang berada pada

    temperatur transisi.

    BAB VI

    KESIMPULAN

    Pengaruh Beban ImpakDalam uji impak, digunakan pembebanan yang cepat (rapid loading).

    Akibat pembebanan yang cepat ini, terjadi proses penyerapan energi yang

  • 7/22/2019 laporan pengujian impact

    18/18