Laporan Pengendalian Hayati I
-
Upload
iwan-tantomi -
Category
Documents
-
view
1.317 -
download
1
Transcript of Laporan Pengendalian Hayati I
![Page 1: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/1.jpg)
LAPORAN PRAKTIKUM
MATAKULIAH PENGENDALIAN HAYATI
JUDUL
INVENTARISASI HAMA DAN MUSUH ALAMI DI LAHAN PERTANIAN
DAERAH MERJOSARI KELURAHAN DINOYO KOTA MALANG
DISUSUN OLEH
ACHMAD IWAN TANTOMI (2090610015)
SITI ROKAYAH (2090610001)
NAILISSA’ADAH (2100610016)
JURUSAN BIOLOGI
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2013
![Page 2: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/2.jpg)
PENDAHULUAN
Serangga merupakan golongan hewan yang dominan di muka bumi ini.
Dari sekian banyak jenis serangga yang ada di alam, sekitar 50% pemakan
tanaman (fitofagus), selebihnya pemakan serangga lain (entomofagus) dan sisa-
sisa tanaman dan binatang. Di daerah persawahan terdapat serangga
menguntungkan dan merugikan. Spesies serangga menguntungkan itu dapat
mengendalikan kepadatan populasi serangga merugikan. Serangga
menguntungkan itu dinamakan musuh alami, salah satu musuh alami tersebut
adalah serangga predator hama padi.
Peran musuh alami sebagai faktor mortalitas biotik yang efektif dalam
pengendalian serangga hama, dapat dioptimalkan dengan melakukan konservasi
terhadap musuh alami. Adapun langkah awal yang bisa dilakukan, yaitu melalui
proses inventarisasi baik musuh alami maupun hama yang ada di suatu daerah
kususnya lahan pertanian. Diantara daerah tersebut adalah lahan pertanian di
daerah Merjosari kelurahan Dinoyo Malang.
Salah satu penyusun keanekaragaman hayati dilahan pertanian adalah
adanya musuh alami. Keanekaragaman hayati yang ada dilahan pertanian terdiri
dari keanekaragaman tanaman yang dibudidayakan, keanekaragaman organisme
dan mikroorganisme yang menguntungkan ataupun merugikan pada dilahan
pertanian tersebut yang membentuk suatu ekosistem. Musuh alami merupakan
organisme yang ditemukan di alam yang dapat membunuh serangga sekaligus,
melemahkan serangga, sehingga dapat mengakibatkan kematian pada serangga,
dan mengurangi fase reproduktif dari serangga. Musuh alami biasanya
mengurangi jumlah populasi serangga, inang atau pemangsa, dengan memakan
individu serangga. Pada beberapa spesies, keberadaan musuh alami akan
mempengaruhi dinamika populasi serangga. Dari hal tersebut, terdapat organisme
yang berperan positif dan ada yang berperan negatif terhadap tanaman yang
dibudidayakan. Musuh alami mempunyai peran positif, yaitu mengendalikan
OPT. Serangga hama dan patogen penyakit tanaman dapat dikendalikan dengan
musuh alami seperti predator, parasitoid, entomopatogen dan antagonis. Untuk
itu, pelestarian musuh alami harus dilakukan demi terciptanya pengendalian
hayati yang berkelanjutan.
![Page 3: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/3.jpg)
Data Hasil Inventarisasi Hama dan Musuh Alami di Lahan Pertanian Daerah Merjosari Kelurahan Dinoyo Kota Malang
No Dokumentasi Foto Nama Daerah Ordo Familia Status Deskripsi Singkat
1
Belalang Padi Orthoptera Acrididae Hama
Antena pendek, pronotum
tidak memanjang ke belkang,
tarsi beruas 3 buah, femur
kaki belakang membesar dan
ovipositor pendek. Ukuran
tubuh betina lebih besar
dibandingkan jantan.
Berwarna coklat atau hijau
cerah menyerupai warna
daun.
2
Kupu-kupu Lepidoptera Nymphalidae Hama
Kupu-kupu dari Familia
Nymphalidae berukuran
sedang dengan warna cokelat
gelap. Memiliki kaki depan
panjang yang berfungsi
sebagai organ indera.
Kelamin memiliki penutup
seperti sikat rambut. Bentuk
muka lebar dengan mata dan
antena berdekatan. Ulat
berduri dan kepompong tidak
memiliki korset sutera.
![Page 4: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/4.jpg)
3
Lembing atau
Kumbang Kecil
(Ladybird)
Coleoptera Coccinellidae Predator
Warna serangga dewasa
umumnya cerah. Bentuk
kumbang setengah bola dan
bagian ventral datar. Warna
badan merah, kuning, cokelat,
hitam disetai bercak.
4
Parasit berkaki
belakang besar Hymenoptera Chalcididae Prasitoid
Abdomentersambung dengan
ruas ramping. Antena terdiri
dari 16 ruas atau kurang.
Abdomen besar. Ukurannya
kecil, warna hitam, sayap
depan dengan vena tunggal.
Bentuk kaki dengan femur
kaki belakang membengkak
dan bergerigi, coxa kaki
belakang. Ovipositor pendek.
5
Kumbang Daun Coleoptera Chrysomelidae Hama
Bentuk relatif kecil dan
kepala tidak memanjang
menjadi suatu moncong dan
ujung abdomen tertutup
elytra.
![Page 5: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/5.jpg)
6
Semut Hitam
Hymenoptera
Formicidae
Predator
Ruas pertama abdomen
berbentuk bonggol tegak.
Antena 13 ruas dan sangat
menyiku. Susunan vena
normal atau mereduksi.tidak
berambut banyak. Beberapa
bersifat karnivor.
Kutu Daun Homoptera Aphididae Hama
Insekta kecil atau cukup
besar. Menghisap cairan
tumbuhan. Alat mulut untuk
emnghisap. Metamorfosis
tidak sempurna. Merusak
tanaman.
7
Laba-laba linx
(Lynx Spider) Araneae Oxiopidae Predator
Ukuran tubuh sedang sampai
besar, berwarna hijau dan
kurus karena jenis pelari
aktif. Penglihatan tajam
digunakan dalam mengintai,
mengejar atau menyergap
mangsa serta menghindari
musuh. Enam dari delapan
matanya tersusun dalam pola
segienam dan dua mata yang
lain terletak di depan dan
bawah dari enam mata yang
lain. Bentuk kaki berduri.
![Page 6: Laporan Pengendalian Hayati I](https://reader036.fdokumen.com/reader036/viewer/2022081809/5599c6c11a28abe36e8b45e9/html5/thumbnails/6.jpg)
DAFTAR PUSTAKA
Borror, et al. 1992. Pengenalan Pelajaran Serangga. Yogyakarta: UGM Press.
Jumar. 2000. Entomologi Pertanian. Jakarta: PT Rineka Cipta.
Lilies, C. 1991. Kunci Determinasi Serangga. Yogyakarta: Kanisius.
Pracaya. 2005.Hama dan Penyakit Tanaman. Jakarta: Penebar Swadaya.
Untung, K. 2006. Pengantar Pengelolahan Hama Terpadu. Yogyakarta: UGM
Press.