LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU...

22
1 LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT PENYULUHAN Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) Di Desa Linggasari Kec. Wanadadi, Kab. Banjarnegara Oleh : Hary Mulyadi, S.H., M.H NIDN. 0623117001 FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UNIVERSITAS SAINS ALQURAN (UNSIQ) JAWA TENGAH DI WONOSOBO 2017

Transcript of LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU...

Page 1: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

1

LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT

PENYULUHAN

Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT) Di Desa Linggasari

Kec. Wanadadi, Kab. Banjarnegara

Oleh :

Hary Mulyadi, S.H., M.H

NIDN. 0623117001

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS SAINS ALQURAN (UNSIQ)

JAWA TENGAH DI WONOSOBO

2017

Page 2: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

2

Page 3: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

3

ABSTRAK

Kegiatan ini dilatar belakangi oleh masih belum melek-nya pemahaman masyarakat

desa Linggasari kec. Wanadadi dalam RI nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Hal itu dapat dilihat pada banyaknya kasus

KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun

2004 Tentang Panghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga mempunyai tujuan : (1)

Mencegah segala bentuk kekerasan dalam rumah tangga. (2) Melindungi korban kekerasan

dalam rumah tangga. (3) Menindak pelaku kekerasan dalam rumah tangga. (4) Memelihara

keutuhan rumah tangga yang harmonis dan sejahtera.

Pemahaman masyarakat terhadap hukum dianggap kurang tegas dan kurang

menitikberatkan pada sistem keadilan, apakah yang terjadi ini peraturan perundang-

undangannya atau apakah alat atau birokrasi hukumnya terutama setelah masa reformasi,

seolah-olah peras hukum dikalangan masyarakat melemah, sehingga menimbulkan rasa krisis

kepercayaan. Oleh karena itu sangat diharapkan sekali kepedulian peran pemerintah untuk

kerjasama dengan perguruan tinggi hukum, lembaga-lembaga hukum, lembaga pemerintah,

tokoh masyarakat perlu sekali dan sangat penting untuk dilakukan sosialisasi pengenalan

pengetahuan hukum di masyarakat agar dapat diberdayakan.

Sebetulnya banyak sekali perihal yang justru dipertanyakan oleh masyarakat yang

memiliki rasa ingin tahu yang tinggi, maka sudah sepantasnya kepedulian akan sosialisasi

pemahaman masyarakat terhadap hukum yaitu mengenai Undang-undang RI no 23 Tahun

2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT), sehingga untuk

menanamkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap hukum perlu sekali untuk mengadakan

sosialisasi.

Adapun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa berwujud kekerasan fisik

maupun psikologis : (1) Kekerasan fisik bisa berupa penganiayaan, seperti menampar,

memukul atau jenis lain yang bisa melukai korban secara fisik, apalagi sasaran kekerasan

terkena di bagian-bagian yang sangat sensitif seperti organ bagian kepala atau anggota badan

yang bisa berakibat menimbulkan penderitaan dan bahkan bisa berakibat fatal yang

disebabkan kekerasan fisik, baik bagi kepala rumah tangga, ibu rumah tangga maupun anak.

(2) Demikian juga kekerasan psikologis juga bisa berupa penganiayaan, seperti halnya

membentak, menelantarkan nafkah baik yang berwujud kebutuhan biaya hidup maupun

kebutuhan biologis bagi pasangan suami istri, dan terkhusus nafkah biaya hidup dan

pendidikan untuk anak.

Dalam kegiatan ini dilakukan beberapa tahapan mulai dari observasi, penjajakan awal

guna mengenali permasalahan, sampai tahap pelaksaan, dan monotoring untuk mengukur

keberhasilan sosialisasi UU tersebut.

Page 4: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

4

PRAKATA

Dengan memanjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT, atas rahmat dan hidayahnya,

sehingga pelaksanaan kegiatan pengabdian kepada masyarakat yang berjudul “penyuluhan

peran Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam

Rumah Tangga dan Implikasinya Terhadap Masyarakat” telah dapat dilaksanakan dengan

baik dan lancar. Kegiatan pengabdian kepada masyarakat merupakan pelaksanaan tugas dari

tri drma perguruan tinggi ketiga bagi dosen.

Terlaksananya kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini tidak terlepas dari bantuan

bebagai pihak, secara khusus disampaikan kasih kepada :

1. Rektor Universitas Sains AlQuran (UNSIQ) Jawa Tengah di Wonosobo yang telah

memberi kesepakatan melaksanakan pengabdian kepada masyarakat.

2. Lembaga Pengabdian kepada Masyarakat UNSIQ Jawa Tengah di Wonosobo yang

telah memberi pengarah dalam pelaksanaan pengabdian kepada masyarakat.

3. Kepala Desa Linggasari, yang telah membantu kelancaran pelaksanaan pengabdian

kepada masyarakat.

4. Semua peserta pelatihan yang telah bersungguh-sungguh dan telah berpatisipasi aktif

dalam kegiatan ini.

Kami menyadari bahwa pelaksanaan kegiatan pengabdian masyarakat ini masih jauh

dari sempurna, oleh karenanya kami mengharap sumbangan pemikiran dan saran untuk

perbaikan kegiatan pengabdian kepada masyarakat dimasa yang akan datang. Semogo

kegiatan ini bermanfaant bagi semua peserta kegiatan pengabdian kepada masyarakat.

Wonosobo, 18 Januari 2017

Pelaksana

Page 5: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

5

DAFTAR ISI

HALAM JUDUL _______1

HALAMN PENGESAHAN _________ 1

ABSTRAK __________ 3

PRAKATA _________ 4

DAFTAR ISI _____________ 5

DAFTAR LAMPIRAN ___________ 6

BAB 1 PENDAHULUAN _______________ 7-8

BAB 11 WAKTU, TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN _________ 9

A. Waktu ________ 9

B. Tujuan ___________ 9

C. B. Manfaat _______________9

BAB 111 METODE PELAKSANAAN ___________9

A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH ______________9

B. REALISASI PEMECAHAN MASALAH ____________9

C. KHALAYAK SASARAN __________________10

D. METODE YANG DIGUNAKAN _______________10

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ____________ 12

A. HASIL __________ 12

B. PEMBAHASAN ___________12

BAB V PENUTUP ________ 14

A. KESIMPULAN _________ 14

B. SARAN __________14

Page 6: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

6

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : SURAT TUGAS _______ 15

Lampiran 2 : SUSUNAN ACARA __________ 16

Lampiran 3 : SURAT PERMOHONAN PEMBICARA ______ 17

Lampiran 4 : FOTO KEGIATAN ____________ 18

Lampiran 3 : DAFTAR HADIR PESERTA _____________ 19

Lampiran 5 : MATERI PENYULUHAN _____________ 20

Page 7: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

7

BAB I

PENDAHULUAN

Sejak masa era Orde Baru hingga Era Reformasi. Peran hukum di kalangan masyarakat

kurang begitu dominan diperhatikan, mereka bertanya-tanya bagaimana cara bekerjanya

hukum yang sebenarnya. Seolah-olah peran hukum dianggap remeh, mereka masih

beranggapan bahwa pengetahuan hukum dimata masyarakat, kurang bisa menerapkan pada

tingkat keadilan, dan timbulnya krisis kepercayaan terhadap birokrasi hukum, disebabkan

karena pengetahuan akan pengertian hukum di dalam masyarakatyang sebenarnya belum

dipahami secara benar.

Padahal dengan pengenalan pengetahuan hukum melalui sosialisasi yang disampaikan

sejak dini pada kalangan masyarakat sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat,

terutama ketika seseorang memasuki perkawinan masih dini meskipun sudah cukup umur,

dan tidak disadari bahwa dilematis pada birokarasi hukum yang melakukan tindakan-tindakan

kurang terpuji dipandang oleh masyarakat hal tersebut adalah tindakan birokrasi yang tidak

berdasarkan atas hukum, meskipun ada sebagaian kecil tindakan yang negatif dikalukan oleh

oknum birokrasi hukum, birokrasi-birokrasi lain, lembaga-lembaga negara yang sifatnya

minoritas.

Maka untuk untuk meningkatkan rasa kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi-

birokrasi hukum, birokrasi-birokrasi pemerintah maupun lembaga-lembaga negara atau

birokrasi yang lain, perlunya ada sosialisasi melalui lembaga pengabdian masyarakat dari

berbagai elemen, yaitu seperti perguruan tinggi, kejaksaan ,advokat dan yang lain.

Sosialisasi tersebut dengan maksud untuk mengenalkan pengetahuan tentang berbagai

pengertian hukum di jiwa masyarakat bisa dengan mudah untuk dipahami meskipun baru dari

segi garis besarnya, namun justru yang lebih sensitif adalah sifatnya untuk meyakinkan rasa

kepercayaan terhadap masyarakat, terutama masyarakat yang sumber daya manusia (SDM),

pendidikan yang masih minimum (masih rendah) dan menjadi tahu membedakan perbuatan

mana yang berdampak positif dan negatif.

Harapannya dengan kegiatan seperti sosialiasasi ini mampu mengubah pola pikir pada

masyarakat yang masih sempit wawasannya. Sebetulnya di kalangan masyarakat, terutama

generasi-generasi muda saat ini, apalagi yang sudah melaksanakan perkawinan (rumah

tangga) cukup kritis dari segi pertanyaan, pengetahuan dan tingkah laku, karana masyarakat

memiliki rasa keingintahuan yang besar dan yang sebenarnya.

Sementara dari pihak masyarakat, hasil dari temuan penulis, masyarakat yang pernah

mengalami peristiwa perlakuan kekerasan yaitu dari pihak ibu rumah tangga, enggan untuk

mengadukan pada pihak yang mana kami harus mengadu. Sementara tekanan batin, fisik

selalu membuat rasa tidak nyaman, karena sudah terbiasa berjalan akhirnya dibiarkan, yang

terkadang kambuh terkadang sadar, karena keengganan inilah yang pada akhirnya, menutup

semua peristiwa yang baru terjadi dialami bagi korban kekerasan terutama ibu rumah tangga.

Dengan memiliki rasa ingin tahu tahu yang besar, maka perlunya disalurkan adanya

kiat-kiat khusus yaitu dengan mudah melalui baebagai informasi dari media, seperti :

Televisi, Internetn buku, koran, majalah dan sebagainya, namun tidak cukup disitu, karena

Page 8: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

8

informasi yang didapatkan dari media elektronik maupun media cetak sifatnya belum

sepenuhnya jelas dalam menafsirkannya. Karena mereka beranggapan yang bersalah kenapa

malah dibela dan menang yang akhirnya dibebaskan dari dakwaan atau sanksi hukuman,

sebab mereka cara menafsirkannya hanya sepintas lalu dan terlalu sempit cara pandang

berfikirnya. Tidak disadari bahwa peran hukum adalah berdasarkan pembuktian yang riil

dinyatakan tidak bersalah karena tidak terbukti yang kuat untuk memperoleh kekuatan hukum

yang tetap.

Page 9: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

9

BAB II

WAKTU, TUJUAN DAN MANFAAT KEGIATAN

A. WAKTU DAN TEMPAT PELAKSANAAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini dilaksanakan pada :

Hari/Tanggal : Sabtu, 11 Februari 2017

Waktu : 08.00-Selesai

Jumlah Peserta : 30 Peserta

Tempat : Desa Linggasari Kec. Wanadadi Kab. Banjarnegara

B. TUJUAN

Kegiatan pengabdian kepada masyarakat ini bertujuan untuk :

1. Mengubah pola pikir masyarakat tentang hukum menjadi kebutuhan bagi masyarakat.

2. Mengajak masyarakat untuk selalu melakukan proses komunikasi yang baik terhadap

masyarakat dengan perguruan-perguruan tinggi pada fakultas hukum, lembaga-

lembaga hukum dan birokrasi-birokrasi hukum, seperti Kejaksaan, Pengadilan Negeri,

Kepolisian.

3. Memberikan gambaran cara melakukan kehidupan berumah tangga dengan baik, dan

menjaga keharmonisannya agar terhindar dari perbuatan negatif seperti halnya

kekerasan dalam rumah tangga.

C. MANFAAT

Manfaat yang diharapkan setelah kegiatan ini dilaksanakan, yaitu :

1. Masyarakat memiliki pandangan yang positif tentang hukum terutama Undang-

undang RI nomor 23 Tahun 2004 tentang penghapusan kekerasan dalam rumah

tangga.

2. Masyarakat memiliki cara berkomunikasi yang baik, dan gambaran yang jelas tentang

bagaimana cara memahami melalui pengenalan peran hukum terutama dampak akibat

kekerasan dalam rumah tangga dan jelas bagaimana sanksinya.

3. Setelah dilaksanakan sosialisasi hukum, masyarakat menjadi lebih mengenal serta

bisa megetahui peran hukum pada masyarakat dan bisa mencegah perbuatan negatif,

dan mengarahkannya pada kegiatan yang blebih positif, dan lebih bermakna.

Page 10: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

10

BAB III

METODE PELAKSANAAN

A. KERANGKA PEMECAHAN MASALAH

Berdasarkan identifikasi dan analisis situasi yang telah dilakukan didepan,

terdapat beberapa masalah pokok dalam masalah ini, yaitu :

1. Banyak diantara masyarakat yang masih memiliki pandangan apanila ada pengaduan

penyelesaian hukum kurang jelas.

2. Banyak masyarakat tidak tahu bagaimana cara berkomunikasi dengan institusi mana

dalam rangka melakukan pengetahuan hukum yang sebenarnya jelas dan tegas.

3. Banyak masyarakat yang belum memahami batasan peraturan hukum terutama

tentang Undang-undang nomor 23 tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Untuk mengatasi masalah tersebut diajukan alternatif pemecahan masalah yakni

dengan penyuluhan terhadap orang tua, terutama kepala dan ibu rumah tangga dalam

tema “Peran Undang-Undang RI nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga dan Implikasinya Terhadap Masyarakat”.

B. REALISASI PEMECAHAN MASALAH

Untuk memecahkan masalah tersebut dilakukan melalui kegiatan penyuluhan

kepada masyarakat yang memiliki keluarga terutama yang melangsungkan pernikahan

dini, dan keluarga yang dipandang dari segi rumah tangganya kurang harmonis, yang

disebabkan tingkat ekonomi dan pendidikannya masih rendah.

Sebagai bentuk pengabdian kepada masyarakat dengan langkah-langkah sebagi

berikut:

1. Tahap Persiapan

Pada tahap ini, penyuluh melakukan koordinasi awal dengan lembaga-

lembaga masyarakat, kepala desa, tokoh masyarakat, dalam hal ini adalah untuk

memudahkan terselenggaranya pelaksanaan kegiatan ini. Karena kegiatan ini sifatnya

penyuluhan kepada masyarakat yang terdiri dari orang-orang tua, orang yang sudah

dewasa dan sudah berumah tangga, orang yang menginjak dewasa tapi sudah

melangsungkan perkawinan namun masih tergolong dini, pelaksanaan kegiatan ini

dilaksanakan setelah pengajian.

2. Tahap Pelaksanaan

Penyuluhan pada masyarakat tentang pengenalan dan pengetahuan

Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga dilaksanakan tanggal 11 Februari

Page 11: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

11

2017 di Desa Linggasari Kecamatan Wanadadi Kabupaten Banjarnegara, dengan

rincian kegaiatan sebagai berikut :

a. Penyampaian materi berupa : pentingya pengenalan peran hukum

penghapusan kekerasan dalam rumah tangga, dan cara melakukannya keluarga

yang harmonis dengan baik.

b. Diskusi dan Tanya jawab untuk memperjelas materi.

c. Menyimpulkan

Peserta diberi penekanan bagaimana cara melakukan hubungan keluarga yang

harmonis dan lebih efektif.

C. SASARAN

Khalayak sasaran kegiatan pengabdian ini adalah kepala keluarga (Bapak-bapak),

ibu rumah tangga yang pernah mengalami peristiwa kekerasan dalam rumah tangga,

khususnya ibu rumah tangga dan kepala rumah tangga yang pernah megadukan peristiwa

kekerasan dalam rumah tangga, baik yang sudah mengarah pada kekerasan fisik maupun

psikologis, namun meskipun baru secara psikologis atau kekerasan lisan kalau dibiarkan

secara terus menerus karena terlalu sering maka akan menimbulkan beban mental

(psikologis) bagi si penderita.

D. METODE YANG DIGUNAKAN

Metode yang digunakan dalam kegiatan pengabdian masyarakat ini adalah :

1. Penyuluhan, metode ini digunakan untuk menyampaikan / materi tentang

Undang-undang RI nomor 23 Tahaun 2004 Tentang Pengapusan Kekerasan

Dalam Rumah Tangga dan bagaimana cara melakukannya dengan baik.

2. Diskusi / Tanya jawab, hal ini bertujuan agar para peserta memahami dengan

jelas akan pentingnya pengetahuan hukum pada masyarakat terutama Undang-

undang RI nomor 23 Tahun 2004 Tentang Pengapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga dan bagaimanabatasan-batasan sikap dan perbuatan yang tidak

menimbulkan kekerasan baik fisik maupun psikologis, serta megarahkan pada

sikap rumah tangga yang lebih harmonis.

Page 12: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

12

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. HASIL

Kegiatan pengabdian masyarakat ini diikuti oleh 30 peserta telah memberikan

kesadaran yeng hangat, adapaun kesadaran dan daya semangat luar biasa akan

pentingnya pengenalan pengetahuan hukum terutama mengenai Undang-Undang RI

nomor 23 tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT).

Dalam hal ini setelah diadakan sosialisasi tentang bagaimana untuk menyikapi kesadaran

hukum di masyarakat, akan menyadari bahwa mereka punya andil yang besar dalam

mencegah kekerasan.

Adapun Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) bisa berwujud kekerasan fisik

maupun psikologis :

1. Kekerasan fisik bisa berupa penganiayaan, seperti menampar, memukul atau jenis lain

yang bisa melukai korban secara fisik, apalagi sasaran kekerasan terkena di bagian-

bagian yang sangat sensitif seperti organ bagian kepala atau anggota badan yang bisa

berakibat menimbulkan penderitaan dan bahkan bisa berakibat fatal yang disebabkan

kekerasan fisik, baik bagi kepala rumah tangga, ibu rumah tangga maupun anak.

2. Demikian juga kekerasan psikologis juga bisa berupa penganiayaan, seperti halnya

membentak, menelantarkan nafkah baik yang berwujud kebutuhan biaya hidup

maupun kebutuhan biologis bagi pasangan suami istri, dan terkhusus nafkah biaya

hidup dan pendidikan untuk anak.

Penderitaan bathin maupun mental terus menerus yang diakibatkan penganiayaan

dari kekerasan itu bisa berakibat stres apalagi kekerasan pertengkaran suami dan istri

dilakukan di depan anak, ini juga akan menimbulkan beban psikologis bagi anak,

terutama anak yang masih dibawah umur yang tentunya dari segi kejiwaan masih sangat

sensitif mental atau psikologisnya. Sehingga dengan kesadaran masyarakat dalam

mencegah kekerasan dalam rumah tangga, mampu mengendalikan sikap emosional serta

mengarahkannya dalam kegiatan yang lebih positif lagi.

Harapannya terjadi kerjasama yang baik antara masyarakat, dengan kepala desa,

lembaga kemasyarakatan, perguruan tinggi hukum dalam mengarahkan bagimana cara

menyikapi dalam kehidupan rumah tangga, dan batasan-batasan sikap perbuatan-

perbuatan yang mengandung unsur positif dan negatifnya dan bagaimana peran hukum

tentang Undang-Undang nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekersan Dalam

Rumah Tangga.

Page 13: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

13

B. PEMBAHASAN

Sejak era orde baru hingga era reformasi, pemahaman masyarakat terhadap

hukum dianggap kurang tegas, dan kurang menitik beratkan pada sistem keadilan

terutama setelah reformasi. Mengenai Undang-Undang RI Nomor 23 Tahun 2004

Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT). Mereka beranggapan

bahwa pengetahuan hukum di kalangan masyarakat kurang begitu jelas, tegas dan adil,

dan selalu adanya krisis kepercayaan terutama di lingkungan birokrasi hukum lembaga-

lembaga hukum, konsultan hukum maupun peraturan-peraturan perundangannya.

Padahal dengen pengenalan pengetahuan hukum di masyarakat yang disampaikan

sejak dini, ketika masyarakat yang sudah menginjak usia dewasa atau cukup umur

dengan melalui kiat-kiat khusus dari sistem pengenalan pengetahuan hukum, mereka

menjadi penasaran dan banyak yang mempertanyakan dari sistem tekhnis cara

pengaduannya serta menanyakan bagaimana perbuatan yang mengandung unsur positif

maupun negatif baik dari segi dampak akibatnya.

Adapun rasa kurang kepercayaan masyarakat terhadap birokrasi hukum dan

timbulnya krisis kepercayaan hal tersebut dari apa yang penulis cermati ternyata banyak

sekali masyarakat benar-benar belum memahami / mengerti bagaimana cara sistem

bekerjanya hukum dan bagaimana cara sistem penafsirannya, dan cara menelaah padahal

bekerjanya hukum adalah untuk menyelesaikan suatu perkara adalah membutuhkan

waktu dan pembuktian baik dari kronologis peristiwa, barang bukti, saksi, pengakuan

dan sumpah yang merupakan bukti.

Page 14: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

14

BAB V

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Kegiatan ini mampu memberikan pemahaman baru akan pentingnya pengenalan

tentang pengetahuan hukum pada masyarakat, dengan melalui sosialisasi yaitu Undang-

undang RI nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan Kekerasan Dalam Rumah

Tangga dan Implikasiny Terhadap Masyarakat.

Pengetahuan hukum dimasyarakat sangat pening karena berpengaruh untuk

kehidupan setiap orang ketika mereka memasuki dewasa dan dilanjut dengan

membangun rumah tangga, sehingga perlunya pengenalan pengetahuan hukum yang

memuat peraturan tentang bagaimana batasan-batasan setiap perbuatan yang

mengandung unsur positif atau negatifnya, karena nantinya mereka bisa berhari-hari

dengan perlakuan yang membahayakan bagi jiwa seseorang yang bisa diterimanya,

seperti peristiwa kekerasan dalam rumah tangga yang diawali dengan pertengkaran,

percekcokan dan akhirnya emosi yang kurang kontrol sampai dengan perbuatan fisik

yang bisa menimbulkan beban psikologis, penderitaan fisik atau merampas kemerdekaan

seseorang.

B. SARAN

Pengetahuan hukum melalui UU RI nomor 23 Tahun 2004 Tentang Penghapusan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga dan Implikasiny Terhadap Masyarakat, maupun

pengetahuan hukum yang lain, sebaiknya dilakukan oleh perguruan tinggi hukum dengan

cara memberikan penyuluhan kepada masyarakat. Dengan melalui penyuluhan inilah

peran hukum akan berfungsi. Mengenalkan pada masyarakat, meskipun dari segi garis

besarnya akan memberikan pengalaman dan wawasan yang luas karena pengetahuan

awal merupakan basic soko guru.

Sebetulnya masayarakat sangatlah membutuhkan sentuhan pengenalan

pengetahuan hukum yang nantinya menjadi pegangan tentang perilaku sehari-hari agar

ebih berhati-hati dalam tindakan dalam suatu perbuatan.

Page 15: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

15

Lampiran 1. SURAT TUGAS

Page 16: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

16

Lampiran 2. SUSUNAN ACARA

SUSUNAN ACARA

PENYULUHAN “PERAN UNDANG-UNDANG RI NOMOR 23 TAHUN 2004 TENTANG

PENGHAPUSAN KEKERASAN DALAM RUMAH TANGGA DAN IMPLIKASINYA

TERHADAP MASYARAKAT”

NO WAKTU ACARA KETERANGAN

1 09.00 – 09.30 Registrasi peserta Masyarakat Desa

Linggasari

2 09.30 – 10.00 Pembukaan

Sambutan Kepala Desa

Linggasari

Do’a

Pembawa acara

Hj. Siti Haernam

3 10.00 – 11.30 Season I “materi” Hary Mulyadi, SH., MH

4 11.30 – 12.45 FGD Panitia

5 12.45 – 13.00 Penutup Pembawa acara

Page 17: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

17

Lampiran 3. SURAT PERMOHONAN

Page 18: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

18

Lampiran 4. FOTO KEGIATAN

Gb. 1. Suasana Penyuluhan Gb. 2 Suasana FGD

Page 19: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

19

Lampiran 4. Daftar Hadir

Page 20: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

20

Lampiran 5. Materi Penyuluhan

Penyuluhan

UU Nomor 23 Tahun 2014 Tentang Kekerasan Dalam Rumah

Tangga (KDRT) (Aspek Pencegahan dan Penanganan)

Oleh: Hary Mulyadi, S.H., M.H

Pendahuluan

Kekerasan Dalam Rumah Tangga (KDRT) telah menjadi tren kehidupan masyarakat

sejak dahulu sampai sekarang. KDRT terjadi pada seluruh lapisan masyarakat, kelas bawah

dan paling. Bawah (lower and lower-lower class), kelas menengah (middle class) dan kelas

atas (high class).

Hasil survei Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak tahun 2006 oleh BPS dan

Kementerian Negara Pemberdayaan Perempuan menyebutkan bahwa sebanyak 51,1 persen

pelaku KDRT adalah suami, 11,7 persen orang tua/mertua, anak/cucu, dan famili); 19,6

persen tetangga, 2,5 persen atasan/majikan, 2,9 persen rekan kerja, 0,2 persen guru, dan 8,0

persen pelaku lainnya (sumber BPS, 2000: 24).

Kekerasan Rumah Tangga menurut pasal 1 butir 1 UU No 23 Tahun 2004 tentang

Penghapusan Kekerasan dalam Rumah Tangga adalah setiap perbuatan terhadap seseorang

terutama perempuan, yang berakibat timbulnya kesengseraan atau penderitaan secara fisik,

seksual, psikologis, dan/atau penelantaran rumah tangga termasuk ancaman untuk melakukan

perbuatan, pemaksaan, atau perampasan kemerdekaan secara melawan hukum dalam lingkup

rumah tangga.

Pengertian KDRT tersebut sangat luas tetapi pada intinya menyebabkan timbul

penderitaan pisik dan non pisik terhadap isteri dan anak. Penderitaan akan menimbulkan

kesengsaraan yang lama, dan hal ini dialami oleh perempuan yang berstatus isteri dan anak-

anak serta keluarga.

Korban KDRT selain perempuan (isteri), juga anak. Untuk memberi perlindungan

pada anak, maka DPR dan Pemerintah mengeluarkan UU Nomor 23 Tahun 2002 tentang

Perlindungan Anak. Dalam UU ini yang dimaksud dengan anak adalah seseorang yang belum

berusia 18 (delapan belas) tahun, termasuk anak yang masih dalam kandungan (Pasal 1).

Adapun yang dimaksud perlindungan anak adalah segala kegiatan untuk menjamin

dan melindung anak dan hak-haknya agar dapat hidup, tumbuh, berkembang, dan

berpartisipasi, secara optimal sesuai harkat dan martabat kemanusiaan serta mendapat

perlindungan dari kekerasan dan diskriminasi (Pasal 2).

Penyebab KDRT

Kekerasan dalam rumah tangga (KDRT) penyebabnya banyak faktor.

Pertama, bisa kombinasi dari banyak persoalan, seperti faktor ekonomi, sosial, anak, dan

lain sebagainya. Kedua, ekonomi. Ketiga, pendidikan dan iman. Keempat, politik.

Kelima, konflik bersenjata.

Page 21: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

21

Faktor dominan yang menjadi penyebab KDRT ialah ekonomi. Dalam masalah ini,

setidaknya terbagi dua kelompok yang menjadi pelaku dan korban KDRT .

Pertama, mereka sudah mapan ekonominya. Kedua, masyarakat miskin.

Mereka yang sudah mapan ekonominya, juga bisa melakukan KDRT. Penyebabnya bisa

berbagai macam seperti sudah mempunyai pacar atau isteri simpanan. Selain itu, suami-

isteri sibuk, anak kemudian tidak mendapat perhatian, sehingga terlibat bergaulan bebas

serta Narkoba. Akibatnya, suami melakukan KDRT ke isteri sebagai pelampiasan kekesalan.

Pada masyarakat bawah, KDRT dilakukan pada umumnya karena kesulitan ekonomi.

Suami atau isteri melakukan KDRT untuk melampiaskan depresi atau stres akibat tekanan

ekonomi. Kekerasan rumah tangga karena tekanan ekonomi, banyak yang berujung dengan

kematian. Bapak membunuh anak dan isteri, kemudian bunuh diri.

Akibat KDRT

Korban KDRT pada umumnya mengalami stres, dan depresi. Selain itu, korban

KDRT juga ketakutan, dan trauma. Tidak hanya itu, korban KDRT biasanya takut bertemu

pelaku sehingga putus komunikasi antara korban dan pelaku. cacat fisik, atau berakhir pada

perceraian. Pelaku KDRT apabila kasusnya terungkap dan dilaporkan, biasanya timbul rasa

menyesal, malu, rasa dihukum. Ada yang meminta maaf dan tobat, tapi juga tidak jarang

memilih dengan jalan perceraian.

Pencegahan

Ada ungkapan, mencegah lebih baik daripada mengobati. Maka dalam masalah

KDRT, sangat penting dilakukan pencegahan sebelum terjadi KDRT.

Adapun kiat mencegah terjadinya KDRT antara lain:

a. Keluarga wajib mengamalkan ajaran agama. Bapak harus menjadi imam bagi

isteri, anak-anak serta keluarga, dan Ibu imam bagi anak-anak dan dalam

mengatur urusan rumah tangga.

b. Harus dikembangkan komunikasi timbal balik antara suami, isteri dan anak-anak.

c. Isteri wajib mendidik anak sejak kecil, kalau marah jangan memukul dan berkata kasar.

d. Kalau ada masalah harus diselesaikan dengan dialog.

e. Jika terjadi pertengkaran serius, salah satu atau kedua-duanya harus meminta kepada

orang yang dituakan untuk memediasi.

Dalam hal pencegahan KDRT secara dini, Ibu sebagai isteri dan ibu dari anak-anak,

secara dini bisa berperan dalam mencegah KDRT melalui pencerahan dan penyadaran kepada

putra-putrinya. Selain itu, organisasi massa seperti PKK dapat berperan dalam sosialisasi

pentingnya dibangun rumah tangga yg baik, mawaddah (penuh cinta kasih) wa rahmah

(penuh kasih sayang).

Penanganan KDRT

Dalam hidup ini, tidak jarang dialami yang sama sekali tidak diinginkan. Ada pepatah

“untung tak dapat diraih, malang tak dapat ditolak”, yang artinya kehidupan didepqan kita

adalah rahasia Allah, untung maupun malang sering datang tiba-tiba tanpa disangka.

Menghadapi masalah KDRT, maka ada pepatah yang penting kita hayati “Sebelum ajal

Page 22: LAPORAN PENGABDIAN MASYARAKAT - fsh.unsiq.ac.id · KDRT. Oleh karena itu, diperlukan penyuluhan UU tersebut. Pada Pasal 4 UU No. 23 Tahun ... Penyampaian materi berupa : pentingya

22

berpantang mati”. Maksudnya, kehidupan dan kematian ditentukan oleh Tuhan, maka jangan

terlalu takut menghadapi masalah karena orang tidak akan mati seblum tiba ajalnya. Oleh

karena itu, teruslah berusaha sampai titik darah penghabisan. Jika KDRT terjadi, maka hadapi

dan tangani:

a. Isteri dan suami lakukan dialog. Keduanya harus cari solusi atas masalah yang

dihadapi untuk memecahkan masalah yang menjadi penyebab terjadinya KDRT. Jika

anak-anak sudah mulai besar, ajak mereka supaya berbicara kepada bapak, kalau

KDRT dilakukan bapak (suami).

b. Selesaikan masalah KDRT dengan kepala dingin. Cari waktu yang tepat untuk

sampaikan bahwa KDRT bertentangan hukum negara, hukum agama, budaya dan

adat-istiadat masyarakat.

c. Laporkan kepada keluarga yang dianggap berpengaruh yang bisa memberi jalan

keluar terhadap penyelesaian masalah KDRT supaya tidak terus terulang.

d. Kalau sudah parah KDRT seperti korban sudah luka-luka, maka dilakukan visum.

e. Laporkan kepada yang berwajib telah terjadi KDRT. Melapor ke polisi

merupakan tindakan paling terakhir karena bisa berujung kepada perceraian.

Kesimpulan

KDRT merupakan permasalahan yang sering terjadi didalam rumah tangga. Oleh karena

itu harus dilakukan pencegahan secara dini. Pendidikan agama dan pengamalan ajaran

agama di rumah tangga merupakan kunci sukses untuk mencegah terjadinya KDRT. Untuk

mencegah KDRT di rumah tangga, harus dikembangkan cinta kasih dan kasih saying. Sejak

dini. Ibu bisa berperan besar dalam hal mengajarkan kepada anak-anak dirumah untuk saling

mencintai dan saling menyayangi. Demikian juga PKK sebagai organisasi dapat memberi

terus-menerus pencerahan dan penyadaran kepada kaum perempuan.

Oleh karena pelaku utama KDRT pada umumnya adalah suami, maka peranan para

pemuka agama, pendidik, sosiolog dan cendekiawan, harus berada digarda terdepan

untuk terus menyuarakan pentingnya rumah tangga sebagai unit terkecil dalam masyarakat

untuk dibangun secara baik dan jauh dari KDRT. Supaya terkomunikasikan hal tersebut

kepada masyarakat luas, maka peranan dan partisipasi media sangat penting dan menentukan.

Amalkan sebuah pepatah “Rumahku Istanaku”. Betapapun keadaannya sebuah rumah, maka

rumah harus menjadi tempat yang memberi kehangatan, ketenangan,

kedamaian, perlindungan, dan kebahagian kepada seluruh anggota keluarga.