LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD...
Transcript of LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD...
PENERAPAN TATA KELOLAPD. BPR NTB MATARAM
PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA TENGGARA BARAT
LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA
PD. BPR NTB MATARAMTAHUN BUKU 2019
PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA TENGGARA BARAT (PD. BPR NTB)
MATARAM 2020
PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR NTB MATARAM
2019
PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR NTB)
DAFTAR ISI ................................
BAB I PENDAHULUAN
BAB II RUANG LINGKUP TATA KELOLA
1. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS
2. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI
3. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE
4. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
5. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN
PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN
6. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO,
7. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT
8. RENCANA BISNIS BPR
9. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
BAB III KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI
BAB IV HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
PEMEGANG SAHAM BPR
BAB V KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
BAB VI HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR
BAB VII PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
DEWAN PENGAWAS
BAB VIII RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH
BAB IX FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS
BAB X JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN
BAB XI JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR
BAB XII PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK
NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA
BAB XIII KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN
KESIMPULAN UMUM
DAFTAR ISI
................................................................................................
PENDAHULUAN ................................................................
RUANG LINGKUP TATA KELOLA ................................
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN ................................
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN
PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN ................................
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN
BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ................................
RENCANA BISNIS BPR ................................................................
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI ................................
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
PEMEGANG SAHAM BPR ................................................................
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR ................................
PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
DEWAN PENGAWAS ................................................................
RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH ................................
FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS ................................
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN ................................
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK
NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA ................................
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN
KESIMPULAN UMUM PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2018
.....................................................................
............................................................................
...................................................................................
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS ...........................
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI ............................................
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE-KOMITE ...............................
....................................................................
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN
.........................................................................
TERMASUK PENGENDALIAN INTERN ...................
....................................................................
................................................................
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN.......................................
................................................................
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
.............................................................
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS ................................................
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
...........................................................................
PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
....................................................................
...........................................................
.....................................................................
..............................................................................
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR ...............
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK
..........................................................................
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN
MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2018 .................
i
..... i
............ 1
................... 4
........................... 4
............ 5
............................... 7
.... 8
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN
......... 8
................... 10
.... 10
................................. 11
....... 12
.................................. 13
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
............................. 14
................ 15
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
........... 16
PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
.... 17
........................... 18
..... 19
.............. 20
............... 21
, BAIK
.......... 22
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN
................. 23
PD. BPR NTB Mataram
dimiliki oleh Pemerintah Daerah ( Pemda Provinsi NTB
merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ( Undang
sebagaimana telah diubah dengan Undang
1 ayat 1 ). Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam
menjalankan kegiatan usahanya sangat terga
bersedia menyimpan dananya di Bank. D
meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.
Peningkatan kompleksitas kegi
risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ
organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha
Bank. Suatu Bank yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang
dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak
berkepentingan pada Bank (stakeholders
Dalam rangka meningkatkan kinerja
stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang
serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan
Rakyat, Bank wajib melaksanakan keg
yang baik ( Good Corporate Governance
Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran O
5/SEOJK.03/2016 tentang penera
semua Bank Perkreditan Rakyat melaksanakan prinsip
usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus (
Dewan Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata
kelola Bank Perkreditan Rakyat yang menerapkan beberapa prinsip :
BAB I
PENDAHULUAN
BPR NTB Mataram merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang sahamnya
ah Daerah ( Pemda Provinsi NTB dan Pemerintah Kota Mataram
merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk
dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ( Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1992
sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal
Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam
menjalankan kegiatan usahanya sangat tergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk
enyimpan dananya di Bank. Dewasa ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin
meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.
Peningkatan kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar terhadap
risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ
organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha
nk yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang
dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak
stakeholders).
Dalam rangka meningkatkan kinerja PD BPR NTB Mataram, untuk melindungi kepentingan
, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-
nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan
Rakyat, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip tata kelola
Good Corporate Governance ) yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor :
5/SEOJK.03/2016 tentang penerapan tata kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang mewajibkan
semua Bank Perkreditan Rakyat melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan
usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus (
n Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata
kelola Bank Perkreditan Rakyat yang menerapkan beberapa prinsip :
Hal 1 dari 23
merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang sahamnya
erintah Kota Mataram ) yang
merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk
simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya
ang Nomor : 7 Tahun 1992
undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal
Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam
ntung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk
ewasa ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin
meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.
atan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar terhadap
risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ
organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha
nk yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang
dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak-pihak yang
, untuk melindungi kepentingan
-undangan yang berlaku
nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan
iatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip tata kelola
) yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
toritas Jasa Keuangan Nomor :
pan tata kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang mewajibkan
prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan
usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus ( Direksi dan
n Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata
- Keterbukaan (transparency
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
- Akuntabilitas (accountability
organ BPR sehingga pengelolaannya berja
- Pertanggungjawaban (
perundang-undangan dan prinsip
- Independensi (independency
atau tekanan dari pihak manapun
- Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak
kepentingan (stakeholders
undangan
Penerapan tata kelola secara konsisten
yang semakin ketat akan memperkuat daya saing
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya
akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga
BPR NTB Mataram dapat beroperasi dan tumbuh sec
panjang dan berkembang secara wajar.
Mataram memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
dan Standar Operasional Prosedur
penyusunan.
Bahwa berdasarkan Surat Edaran
10 Maret 2016 tentang penerapan
penilaian sendiri disebutkan bahwa :
BPR wajib melakukan penilaian sendiri
sebagaimana dimaksud Pasal 77 POJK Tata Kelola BPR paling sedikit 1
Hasil penilaian sendiri ( self assessment )
terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola
Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip
difokuskan dalam 11 ( sebelas) faktor antara lain :
a. Ruang Lingkup Tata Kelo
1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas
2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite
transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif
Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan
undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat
independency) yaitu pengelolaan BPR secara professional tanpa pengaruh
atau tekanan dari pihak manapun
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak
stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang
Penerapan tata kelola secara konsisten di lingkungan PD BPR NTB Mataram
yang semakin ketat akan memperkuat daya saing PD BPR NTB Mataram
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya
akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga
dapat beroperasi dan tumbuh secara sehat, berkesinambungan dalam jangka
panjang dan berkembang secara wajar. Pelaksanaan tata kelola di lingkungan
memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
rosedur internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf
Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016 tanggal
10 Maret 2016 tentang penerapan Tata Kelola Bank Perkreditan Rakyat pada poin 6 tentang
ndiri disebutkan bahwa :
BPR wajib melakukan penilaian sendiri ( self assessment ) atas penerapan Tata Kelola
sebagaimana dimaksud Pasal 77 POJK Tata Kelola BPR paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.
( self assessment ) atas penerapan Tata Kelola merupakan bagian tidak
terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola.
Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola, paling sedikit diwujudkan dan
difokuskan dalam 11 ( sebelas) faktor antara lain :
Ruang Lingkup Tata Kelola
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite
Hal 2 dari 23
yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang
material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan
yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban
yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan
prinsip pengelolaan BPR yang sehat
yaitu pengelolaan BPR secara professional tanpa pengaruh
yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku
) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-
PD BPR NTB Mataram di era persaingan
PD BPR NTB Mataram, memaksimalkan nilai
perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya
akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga PD
ara sehat, berkesinambungan dalam jangka
lingkungan PD BPR NTB
memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
yang saat ini masih dalam taraf
Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016 tanggal
Bank Perkreditan Rakyat pada poin 6 tentang
atas penerapan Tata Kelola
(satu) kali dalam setahun.
nerapan Tata Kelola merupakan bagian tidak
prinsip Tata Kelola, paling sedikit diwujudkan dan
4. Penanganan benturan kepentingan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
ekstern
6. Penerapan manajemen risiko, termasuk pengendalian intern
7. Batas maksimum pemberian kredit
8. Rencana Bisnis BPR dan
9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
b. Kepemilikan Saham Anggota Direksi
c. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan
Pengawas, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR
d. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Pengawas
e. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan
Anggota Dewan Pengawas Lain, Anggo
f. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas
g. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah
h. Frekuensi Rapat Dewan Pengawas
i. Jumlah Penyimpangan Intern
j. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Pe
k. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun
Penerima Dana
l. Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola
PD BPR NTB Mataram
sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun
demikian PD BPR NTB Mataram
secara berkala ke Otoritas Jasa K
Direksi, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi
keuangan dan non keuangan.
Penanganan benturan kepentingan
Penerapan fungsi kepatuhan, Penerapan fungsi audit intern dan
Penerapan manajemen risiko, termasuk pengendalian intern
Batas maksimum pemberian kredit
Rencana Bisnis BPR dan
Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan
Kepemilikan Saham Anggota Direksi
Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan
Pengawas, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR
Kepemilikan Saham Anggota Dewan Pengawas
Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan
Anggota Dewan Pengawas Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR
Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas
Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah
Frekuensi Rapat Dewan Pengawas
Jumlah Penyimpangan Intern
Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun
Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola (Self Assesment) dan Kesimpulan Umum.
baru pertama kali akan menyampaikan laporan penerapan tata kelola
sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun
PD BPR NTB Mataram beberapa penerapan tata kelola sudah dilaksanakan dan dilaporkan
secara berkala ke Otoritas Jasa Keuangan antara lain : pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi
Hal 3 dari 23
dan Penerapan fungsi audit
Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan
Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan
ta Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR
Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas
Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun
) dan Kesimpulan Umum.
kan laporan penerapan tata kelola
sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun
beberapa penerapan tata kelola sudah dilaksanakan dan dilaporkan
euangan antara lain : pelaksanaan tugas dan tanggungjawab
, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi
RUANG LINGKUP TATA KELOLA
1. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Jumlah dan Komposisi Dewan Pengawas
Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :
tentang Pengangkatan DR. H. Iwan Harsono, M.Ec
Mataram dan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580
Pengangkatan Armas, SE menjadi Anggota Dewan Pengawas
PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas
Seluruh anggota Dewan
dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan
Pengawas adalah 4 (empat) tahun
Susunan Anggota Dewan Pengawas Per 31 Desember 2019.
NO. NAMA
01 DR. H. Iwan Harsono, M.Ec
02 Armas SE
Independensi Dewan Pengawas
Seluruh anggota Dewan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Dewan
Pengendali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen.
Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasehat kepada Direksi serta
Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan strategis bank.
BAB II
RUANG LINGKUP TATA KELOLA
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS
Jumlah dan Komposisi Dewan Pengawas
Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :
DR. H. Iwan Harsono, M.Ec menjadi Ketua Dewan Pengawas PD BPR NTB
dan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-
Pengangkatan Armas, SE menjadi Anggota Dewan Pengawas maka per tanggal 31 Desember 2019,
PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas
Seluruh anggota Dewan Pengawas PD. BPR NTB Mataram telah lulus
dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan
) tahun dan seluruh anggota Dewan Pengawas ber
Susunan Anggota Dewan Pengawas Per 31 Desember 2019.
JABATAN KETERANGAN
DR. H. Iwan Harsono, M.Ec Ketua Dewan Pengawas Masa Bhakti 2018
Anggota Masa Bhakti 201
Independensi Dewan Pengawas
Seluruh anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Dewan Pengawas, anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham
dali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas
Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan
memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa bank telah melaksanakan tata kelola.
Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
pelaksanaan kebijakan strategis bank.
Hal 4 dari 23
DEWAN PENGAWAS
Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-377 Tahun 2018
Dewan Pengawas PD BPR NTB
-329 Tahun 2019 tentang
maka per tanggal 31 Desember 2019,
PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas.
telah lulus Fit and Proper Test
dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan
erdomisili di Mataram.
KETERANGAN
Masa Bhakti 2018-2021
Masa Bhakti 2019-2022
tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan
kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat
, anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham
dali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan
memastikan bahwa bank telah melaksanakan tata kelola.
Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas
dalam mengambil keputusan kegiatan operasional,
a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan
b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang
berlaku.
c. Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak
meniadakan tanggungjawab Direksi dalam kepengurusan Bank.
Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.
d. Dewan Pengawas telah memastikan bahwa Direksi telah me
rekomendasi auditor internal dan eksternal ( OJK dan KAP )
2. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan
untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang
Bahwa sampai dengan posisi 31 Desember 201
sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam P
Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana
kurang dari Rp. 50.000.000.000,
sebanyak 2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram
Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :
Direktur Utama PD. BPR NTB Mataram Masa Bhakti 2019
Tenggara Barat Nomor : 580
Mataram Masa Bhakti 2019-2023
Adapun susunan Direksi PD BPR NTB Mataram
NO. NAMA
01 Ketut Sudharmana
02 Zulkifli Hamdani
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas
keputusan kegiatan operasional, kecuali :
Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang
Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak
meniadakan tanggungjawab Direksi dalam kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh
Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.
telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan dan
dasi auditor internal dan eksternal ( OJK dan KAP )
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan
untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan
ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Bahwa sampai dengan posisi 31 Desember 2019 jumlah Direksi PD BPR NTB Mataram
sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam P
Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana
kurang dari Rp. 50.000.000.000,-( lima puluh milyar rupiah ) wajib memiliki
2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram
Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-276 Tahun 2019
PD. BPR NTB Mataram Masa Bhakti 2019-2023 dan Keputusan Gubernur Nusa
Tenggara Barat Nomor : 580-278 Tahun 2019 tentang Pengangkatan Direktur
2023 dengan susunan sebagai berikut :
Adapun susunan Direksi PD BPR NTB Mataram per 31 Desember 2019 sebagai berikut :
JABATAN KETERANGAN
Direktur Utama Masa Bhakti 2019
Direktur Masa Bhakti 201
Hal 5 dari 23
Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas tidak terlibat
Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang
Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan
operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak
Tugas pengawasan oleh
Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.
nindaklanjuti temuan dan
Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan
untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan
u.
jumlah Direksi PD BPR NTB Mataram
sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa
Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana total modal inti
wajib memiliki Direksi paling sedikit
2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram tersebut tertuang dalam
ahun 2019 tentang pengangkatan
Keputusan Gubernur Nusa
Direktur PD. BPR NTB
sebagai berikut :
KETERANGAN
Masa Bhakti 2019-2023
Masa Bhakti 2019-2023
Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Indepensi Direksi
Persyaratan jumlah Direksi, Kriteria dan I
dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan,
kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota
Dewan Pengawas, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan
dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuanny
Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi ti
kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah
diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).
Selain persyaratan jumlah, komposisi, k
ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan dengan gambaran sebagai berikut :
a. Semua anggota Direksi memiliki integritas paling kurang mencakup :
- Memiliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi
ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak
pidana tertentu dalam waktu 20 tahun terakhir sebelum dicalonkan
- Memiliki komitmen untuk
- Memiliki komitmen untuk mengembangkan operasional bank
- Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan
b. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi paling kurang
- Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya
- Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan/atau bidang keuangan
- Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang
sehat.
c. Semua anggota Direksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :
- Tidak memiliki kredit macet
- Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam
waktu 5 tahun terakhir sebelum dicalonkan
Kriteria dan Indepensi Direksi
n jumlah Direksi, Kriteria dan Independensi Direksi sebagaimana telah diatur
ran Otoritas Jasa Keuangan telah terpenuhi dengan gambaran sebagai berikut :
Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kep
saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota
, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan
dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga
Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah
diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).
Selain persyaratan jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Direksi seperti yang
ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi
keuangan dengan gambaran sebagai berikut :
Semua anggota Direksi memiliki integritas paling kurang mencakup :
iliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi
ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak
pidana tertentu dalam waktu 20 tahun terakhir sebelum dicalonkan
Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku
Memiliki komitmen untuk mengembangkan operasional bank
Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan
Semua anggota Direksi memiliki kompetensi paling kurang mencakup
Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya
Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan/atau bidang keuangan
Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang
eksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :
Tidak memiliki kredit macet.
Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam
waktu 5 tahun terakhir sebelum dicalonkan.
Hal 6 dari 23
ndependensi Direksi sebagaimana telah diatur
terpenuhi dengan gambaran sebagai berikut :
hubungan kepengurusan, hubungan
saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota
, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan
a untuk bertindak independen.
Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas, anggota
Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga lain.
dak memberikan kuasa umum
kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah
diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).
riteria dan independensi Direksi seperti yang
ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi
iliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi
ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak
undangan yang berlaku
Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan ( fit and proper test )
Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya
Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang
eksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :
Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah
menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam
d. Tugas dan tanggungjawab Direksi
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
sebagai berikut :
- Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung
sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang
berlaku.
- Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal
eksternal ( OJK dan KAP ).
- Direksi berusaha untuk senantiasa melak
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan
- Selama tahun 2019 Direksi telah melakukan rapat sebagai berikut :
No. Jabatan
01 Direksi
3. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE
Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan
memperhatikan modal inti PD. BPR NTB Mataram, sampai dengan
Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite
Remunerasi dan Nominasi.
Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah
menetapkan Pejabat Eksekutif
manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk
dua orang Pejabat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan
Eksekutif Literasi dan Inklusi. Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud
No Nama
1. Yoga Septiandrei
2. Moh. Zuhrol Fata
3. Baiq Endang Maharawati
Tugas dan tanggungjawab Direksi
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung
sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang
Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal
eksternal ( OJK dan KAP ).
Direksi berusaha untuk senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus
dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.
Direksi telah melakukan rapat sebagai berikut :
Jumlah Rapat Tidak hadir
6 -
PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE-KOMITE
Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan
memperhatikan modal inti PD. BPR NTB Mataram, sampai dengan tahun 2019 PD. BPR NTB
Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite
Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah
Pejabat Eksekutif untuk melaksanakan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan dan
manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk
bat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan
Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud
Jabatan
PE Auditor Intern
PE Kepatuhan/PE Manajemen Resiko
PE APU & PPT
Hal 7 dari 23
Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku
Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya
sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang
Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal dan
prinsip tata kelola dalam setiap
kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus
% Kehadiran
100
KOMITE
Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan
tahun 2019 PD. BPR NTB
Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite
Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah
ksanakan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan dan
manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk
bat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan Pejabat
Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud adalah :
Keterangan
31 Maret 2017
01 Agustus 2019
20 September 2019
4. Burhanuddin
4. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
BPR memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang
Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tid
memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
5. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNPENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah
pencegahan (reventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta
kegiatan usaha yang dilakukan PD. BPR NTB Mataram
Keuangan/Bank Indonesia dan peraturan perundang
kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
otoritas pengawas lain yang berwenang.
Fungsi kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk :
- Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pa
usaha Bank
- Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank
- Memastikan agar kebijakan
dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Ke
perundang-undangan yang berlaku, dan
- Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang
Dalam pelaksanaan fungsi
semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan
berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan
Pejabat Penanggung Jawab Fungsi
Literasi dan Inklusi Keuangan
PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN
memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan
kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, antara lain
Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tid
memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan.
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNPENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN
Penerapan Fungsi Kepatuhan
Fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-
) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta
giatan usaha yang dilakukan PD. BPR NTB Mataram sudah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan/Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan
kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
otoritas pengawas lain yang berwenang.
Fungsi kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk :
Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan
Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank
Memastikan agar kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Ke
undangan yang berlaku, dan
Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang
Dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan, sepanjang tahun 2019 Bank senantiasa berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan
berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan
Hal 8 dari 23
Pejabat Penanggung Jawab Fungsi 20 September 2019
memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan
undangan berlaku, antara lain
Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tidak
PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN DAN
-langkah yang bersifat
) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta
sudah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa
ang berlaku, serta memastikan
kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
da semua tingkatan organisasi dan kegiatan
, ketentuan, system, dan prosedur serta kegiatan usaha yang
dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan
Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa
Bank senantiasa berupaya
semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan
berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan
timbul dapat diantisipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang
dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau
keterlambatan menyampaian laporan, maka pihak
berikut :
- Direksi selalu mengingatkan kepada bagian
yang belum diselesaikan
- Menyampaikan ketentuan baru yang di
segera disesuaikan
- Direksi memerintahkan kepada
hasil pemeriksaan OJK dan KAP pada saat pemeriksaan rutin
- Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh
Operasional.
Selama tahun 2019 Bank
kesalahan pembuatan laporan bulanan BPR ke OJK,
dan dikenakan denda sebesar Rp.
Penerapan fungsi audit intern
Pelaksanaan fungsi audit intern be
dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor :
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam struktur Organisasi
Utama yang bertugas membantu
operasional PD. BPR NTB Mataram
Sepanjang tahun 2019 Auditor Intern
dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan
pemeriksaan yang dilakukan oleh
Auditor Intern melakukan inspeksi mendadak terhadap bukti
analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah
tersebut. Selain itu Auditor Intern
pencapaian). Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil
temuan pemeriksaan wajib ditindaklanjuti sesuai dengan
sipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang
dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau
keterlambatan menyampaian laporan, maka pihak Direksi berupaya melakukan hal
selalu mengingatkan kepada bagian – bagian yang terkait dengan
yang belum diselesaikan
Menyampaikan ketentuan baru yang diterbitkan oleh OJK, BI, Pajak dan lain
an kepada Auditor Intern untuk melakukan pemantauan tindaklanjut
hasil pemeriksaan OJK dan KAP pada saat pemeriksaan rutin
Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh
Bank pernah dikenakan sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan atas
pembuatan laporan bulanan BPR ke OJK, berdasarkan temuan pemeriksaan tahunan OJK
dikenakan denda sebesar Rp. 816.000,- (delapan ratus enam belas ribu rupiah)
Penerapan fungsi audit intern
laksanaan fungsi audit intern berpedoman pada ketentuan yang berlaku yang telah diatur
Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 7/SE.OJK.03/2016 tentang Standar
Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat.
Dalam struktur Organisasi PD BPR NTB Mataram Auditor Intern berada dibawah Direktur
Utama yang bertugas membantu Direksi untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
BPR NTB Mataram, jumlah personil Auditor Intern sebanyak 1
Auditor Intern telah melakukan fungsi serta tugas tanggungjawabnya
dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan
an oleh Auditor Intern yaitu dari permasalahan yang ditemukan, kemudian
melakukan inspeksi mendadak terhadap bukti – bukti yang ada dan melakukan kajian
analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah
Auditor Intern terus melakukan pemantuan terhadap
Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil
temuan pemeriksaan wajib ditindaklanjuti sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan
Hal 9 dari 23
sipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang
dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau
berupaya melakukan hal-hal sebagai
bagian yang terkait dengan laporan-laporan
terbitkan oleh OJK, BI, Pajak dan lain -lain untuk
untuk melakukan pemantauan tindaklanjut
Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh Bagian
itas Jasa Keuangan atas
berdasarkan temuan pemeriksaan tahunan OJK
ribu rupiah)
rpedoman pada ketentuan yang berlaku yang telah diatur
7/SE.OJK.03/2016 tentang Standar
berada dibawah Direktur
untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya
sebanyak 1 orang.
telah melakukan fungsi serta tugas tanggungjawabnya
dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,
pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan
dari permasalahan yang ditemukan, kemudian
bukti yang ada dan melakukan kajian
analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah
elakukan pemantuan terhadap Rencana Bisnis dan
Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil
pemeriksaan.
Fungsi Audit Ekstern
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal
laporan keuangan tahun buku 201
Mardani dan Muliadi yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.
BPR NTB Mataram tahun buku 201
Dalam melaksanakan fungsi audit
independen, professional, dan bertindak obyektif dalam melakukan audit.
sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
6. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN
Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif
Manajemen Resiko pada tanggal
tanggal 01 Agustus 2019. Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebija
Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai
dengan tingkat risiko yang diambil (
bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan
kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan
yang disampaikan oleh SKMR termasuk profil risiko melalui meet
7. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN
Bahwa berdasarkan Peraturan
Juli 2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan R
Desember 2019 berdasarkan perhitungan modal Bank sebesar
penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :
o BMPK Individu Pihak terkait maksimum
Rp.1.208.399 Ribu
o BMPK Individu Pihak tidak terkait maksimum
sebesar Rp.2.416.799
o BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum
Bank dengan nilai sebesar
Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Desember 201
buku 2019 kami telah menunjuk Kantor Akuntan Publik
yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.
tahun buku 2019 dan telah disampaikan kepada OJK pada
audit ekstern pihak Kantor Akuntan Publik harus
bertindak obyektif dalam melakukan audit. Cakupan hasil audit
sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN
Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif
Manajemen Resiko pada tanggal 31 Agustus 2018 dan telah dilakukan perubahan pejabat pada
Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebija
Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai
dengan tingkat risiko yang diambil ( risk appetite ) dan toleransi risiko (
bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan
kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan
yang disampaikan oleh SKMR termasuk profil risiko melalui meeting Komite manajemen risiko.
PEMBERIAN KREDIT
Bahwa berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 49/POJK.03/2017
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan R
berdasarkan perhitungan modal Bank sebesar Rp. 12.083.998
penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :
BMPK Individu Pihak terkait maksimum 10% dari Modal Ban
BMPK Individu Pihak tidak terkait maksimum 20% dari Modal Bank dengan nilai
799 Ribu
BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum
Bank dengan nilai sebesar sebesar Rp.3.625.199 ribu
Hal 10 dari 23
18 Desember 2018, untuk pemeriksaan
kami telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Amachi, Arifin,
yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.
da OJK pada bulan Januari 2019.
harus mampu bekerja secara
Cakupan hasil audit harus
sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.
PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN
Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif
an telah dilakukan perubahan pejabat pada
Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebijakan
Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai
) dan toleransi risiko ( risk tolerance ). Direksi
bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan
kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan
ing Komite manajemen risiko.
49/POJK.03/2017 tanggal 12
tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat, pada posisi
12.083.998 ribu sehingga
penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :
10% dari Modal Bank dengan nilai sebesar
20% dari Modal Bank dengan nilai
BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum 30% dari Modal
Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran
Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ).
Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan D
total disajikan sebagai berikut :
No. Penyediaan Dan
01 Pihak terkait
02 Pihak terkait
03 Debitur inti
8. RENCANA BISNIS BPR
Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang
berlaku dan sampai tahun 201
31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan
Rencana Kerja Bank Perkreditan Rakyat
nomor : 37/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis BPR
a. Ringkasan eksekutif;
b. Strategi bisnis dan kebijakan;
c. Proyeksi laporan keuangan;
d. Target rasio-rasio dan pos
e. Rencana penghimpunan dana;
f. Rencana penyaluran dana;
g. Rencana permodalan;
h. Rencana pengembangan organisasi, teknologi informa
bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran
Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ).
Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti per 31 Desember 201
Penyediaan Dana J u m l a h
Debitur Nominal ( Ribuan)
1 Rp. 500.000
Penempatan
Deposito pada
Lombok
6 Rp. 350.413
Pemberian Kredit kepada
Pengurus dan Pejabat Eksekutif
PD. BPR
10 Rp. 2.507.124
10 Debitur Terbesar
berdasarkan Bakidebet Kredit
yang diberikan.
Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang
ampai tahun 2017 masih mengacu pada keputusan Direksi Bank Indonesia nomor :
31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan
rkreditan Rakyat, sedangkan mulai Tahun 2018 telah mengacu pada POJK
tentang Rencana Bisnis BPR yang meliputi :
Ringkasan eksekutif;
Strategi bisnis dan kebijakan;
Proyeksi laporan keuangan;
rasio dan pos-pos keuangan;
Rencana penghimpunan dana;
Rencana penyaluran dana;
Rencana permodalan;
pengembangan organisasi, teknologi informasi dan sumber daya manusia
Hal 11 dari 23
bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran
ebitur Inti per 31 Desember 2019 secara
Keterangan
Penempatan Pada Bank Lain
Deposito pada PD. BPR NTB
Lombok Timur
Pemberian Kredit kepada
Pengurus dan Pejabat Eksekutif
PD. BPR NTB Mataram
10 Debitur Terbesar
berdasarkan Bakidebet Kredit
yang diberikan.
Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang
Bank Indonesia nomor :
31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan
, sedangkan mulai Tahun 2018 telah mengacu pada POJK
si dan sumber daya manusia;
i. Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan
pelaksanaan aktivitas baru;
j. Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor; da
k. Informasi lainnya.
9. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank
Prekreditan Rakyat, salah satu prinsip tata kelola yang harus diterapk
(keterbukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara
transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan
keuangan triwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham jug
koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.
Selanjutnya untuk dana CSR
Desember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengi
mewajibkan PD. BPR NTB Mataram
memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,
dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan
tersebut belum diatur, mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.
Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan
aktivitas baru;
Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor; dan
TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank
Prekreditan Rakyat, salah satu prinsip tata kelola yang harus diterapkan oleh BPR adalah transparan
ukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara
transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan
riwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham jug
koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.
Selanjutnya untuk dana CSR (Coorporate Social Responsibility)
Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengi
BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian laba/keuntungannya untuk
memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,
dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan
mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.
Hal 12 dari 23
Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan
Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank
an oleh BPR adalah transparan
ukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara
transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan khusus untuk laporan
riwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham juga diumumkan di
koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.
) sampai dengan bulan
Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat regulasi yang
untuk menyisihkan sebagian laba/keuntungannya untuk
memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,
dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan
mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI
Anggota Direksi PD. BPR NTB Mataram baik secara sendiri
tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain,
Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara
Barat disebutkan bahwa kepemilikan saham PD.
NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebe
perorangan untuk memiliki saham pada PD.
dalam bentuk tabel di bawah ini :
Nama Anggota Direksi
Ketut Sudharmana
Zulkifli Hamdani
BAB III
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI
BPR NTB Mataram baik secara sendiri-sendiri atau bersama
tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain, mengingat dalam Peraturan
Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara
tkan bahwa kepemilikan saham PD. BPR NTB Mataram adalah Pemerintah Provinsi
NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebesar 49 % artinya tidak diperkenankan bagi
an untuk memiliki saham pada PD. BPR NTB Mataram termasuk
dalam bentuk tabel di bawah ini :
Nama Anggota Direksi Kepemilikan Saham
PD. BPR NTB MATARAM
Nihil
Nihil
Hal 13 dari 23
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI
sendiri atau bersama-sama
mengingat dalam Peraturan
Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara
BPR NTB Mataram adalah Pemerintah Provinsi
sar 49 % artinya tidak diperkenankan bagi
BPR NTB Mataram termasuk Direksi. Sebagaimana
Kepemilikan Saham
Perusahaan Lain
Nihil
Nihil
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
Direktur Utama dan Direktur berasal dari pihak
yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank sehingga tidak me
BAB IV
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
PEMEGANG SAHAM BPR
Direktur Utama dan Direktur berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham
yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
Hal 14 dari 23
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI
DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU
yang independen terhadap Pemegang Saham
yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan
keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau
mpengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
Anggota Dewan Pengawas PD.
sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan
Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa
Tenggara Barat disebutkan bahwa kepemilikan saham PD.
Provinsi NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Matara
diperkenankan bagi perorangan untuk memiliki saham pada PD.
Dewan Pengawas. sebagaimana dalam bentuk tabel di bawah ini :
Nama Anggota Direksi
DR. H. Iwan Harsono, M.Ec
Armas, SE
BAB V
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
Pengawas PD. BPR NTB Mataram baik secara sendiri
sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan
Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa
tkan bahwa kepemilikan saham PD. BPR NTB Mataram adalah Pemerintah
Provinsi NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebesar 49 % artinya tidak
an untuk memiliki saham pada PD. BPR NTB Mataram termasuk
Dewan Pengawas. sebagaimana dalam bentuk tabel di bawah ini :
Kepemilikan Saham
PD. BPR NTB MATARAM Perusahaan Lain
Nihil
Nihil
Hal 15 dari 23
KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS
BPR NTB Mataram baik secara sendiri-sendiri atau bersama-
sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain, mengingat dalam
Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa
BPR NTB Mataram adalah Pemerintah
m sebesar 49 % artinya tidak
BPR NTB Mataram termasuk
Kepemilikan Saham
Perusahaan Lain
Nihil
Nihil
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR
Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan
keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun
Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
independen. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,
menghindari benturan kepentingan
melindungi kepentingan stakeholders
BAB VI
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR
Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan
keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun
Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
penden. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,
menghindari benturan kepentingan ( conflict of interest ) dalam pelaksanaan tugasnya serta
stakeholders.
Hal 16 dari 23
HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN
PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI
Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan
keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun
Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak
penden. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,
dalam pelaksanaan tugasnya serta
PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILI
Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh
anggota Dewan Pengawas dan Di
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain
Gaji Pokok Tunjangan
Tantiem
Kompensasi berbasis saham Remunerasi berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan risiko Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi kesehatan
BAB VII
PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
DEWAN PENGAWAS
Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh
anggota Dewan Pengawas dan Direksi selama tahun 2019.
Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 TahunDewan Pengawas
(2 orang) Januari – Desember
2019
Direksi (2 orang)April
Rp. 111.780.210 Rp. 157.164.781- THR : 10.286.000 - THR : 2
- Tunj Jabatan : 5- Tunj. Kesra- Tunj.Suami : - Tunj. Anak :
- Jasprod: 6.573.414
- Jasprod :
- - Remunerasi berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan
- -
Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi
- Direktur Utama mendapatkan fasilitas Mobil dengaHonda BR
- Direktur Operasional mendapatkan jenis Toyota 2006
- Direktur Utama dan Direktur operasional mendapatkan BPJS Kesehatan.
Hal 17 dari 23
TAS LAIN BAGI DIREKSI DAN
Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh
Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Direksi (2 orang)
April – Desember 2019
Rp. 157.164.781 THR : 25.269.700 Tunj Jabatan : 57.551.400
Kesra : 17.264.325 Tunj.Suami : 4.837.163 Tunj. Anak : 2.687.313
Jasprod : 38.611.280
Direktur Utama mendapatkan fasilitas Mobil dengan jenis Honda BR-V tahun 2016 Direktur Operasional mendapatkan Mobil dengan jenis Toyota Avanza tahun
Direktur Utama dan Direktur operasional mendapatkan BPJS Kesehatan.
RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang
pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya
Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah:
a) Rasio Gaji pegawai yang tertinggi dan
b) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan
c) Rasio Gaji Dewan Pengawas yang tertinggi dan terendah adalah 1 kali
d) Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali
e) Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 2,59 kali
BAB VIII
RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunj
pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya
adalah rasio gaji tertinggi dan terendah:
Rasio Gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 3,73 kali
Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,35 kali
Rasio Gaji Dewan Pengawas yang tertinggi dan terendah adalah 1 kali
Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali
Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 2,59 kali
Hal 18 dari 23
RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH
Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk
uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu
undangan, termasuk tunjangan lainnya bagi
pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya
Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali
FREKUENS
Sejak bulan januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat
Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran
sebagai berikut:
Nama Anggota Dewan Pengawas
DR. H. Iwan Harsono, M.Ec
Armas, SE
Total rapat per tahun
BAB IX
FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS
januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat
Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran
Nama Anggota Dewan Pengawas Jumlah Rapat Jumlah
Kehadiran
DR. H. Iwan Harsono, M.Ec 3 3
3 3
3 3
Hal 19 dari 23
januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat
Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran
Persentase
Kehadiran
100%
100%
100%
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN
Selama tahun 2019
Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan
telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian
terhadap penyimpangan tersebut telah diselesaikan oleh pelaku.
Internal Fraud
dalam 1 tahun Direksi
2018
Total fraud nihil
Telah
diselesaikan nihil
Dalam proses
penyelesaian
internal BPR
nihil
Belum
diupayakan
penyelesaiannya
nihil
Telah
ditindaklanjuti
melalui proses
hukum
nihil
BAB X
JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN
tidak terdapat satu kasus penyimpangan intern yang terjadi.
Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan
telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian
ebut telah diselesaikan oleh pelaku.
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Direksi Dewan
Pengawas Pegawai Tetap
2019 2018 2019 2018 201
nihil nihil nihil nihil 1 (satu)
nihil nihil nihil nihil 1 (satu)
nihil nihil nihil nihil N
nihil nihil nihil nihil N
nihil nihil nihil nihil N
Hal 20 dari 23
satu kasus penyimpangan intern yang terjadi.
Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan
telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian
Jumlah kasus yang dilakukan oleh
Pegawai Tetap Pegawai Tidak
Tetap
2019 2018 2019
1 (satu) nihil nihil
1 (satu) nihil nihil
Nihil nihil nihil
Nihil nihil nihil
Nihil nihil nihil
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR
Sepanjang tahun 2019
PD. BPR NTB Mataram baik perdata ma
Permasalahan Hukum
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)
Dalam proses penyelesaian
Total
BAB XI
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR
tidak terdapat kasus / permasalahan hukum yang dihadapi oleh
NTB Mataram baik perdata maupun pidana, sesuai dengan tabel sebagai berikut :
Jumlah
Perdata
Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) -
Dalam proses penyelesaian -
NIHIL
Hal 21 dari 23
JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR
tidak terdapat kasus / permasalahan hukum yang dihadapi oleh
sebagai berikut :
Jumlah
Perdata Pidana
-
-
NIHIL NIHIL
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK
NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA
PD. BPR NTB Mataram mengeluarkan kebijakan
untuk kegiatan politik, sedangkan
dengan rincian sebagai berikut :
No Nama Penerima
1. Partisipasi Acara
Auditorium Universitas Mataram
2. Partisipasi HUT RI Ke 74 acara Setda
Provinsi NTB
3. Partisipasi HUT MIN 2 Kota Mataram
(Nasabah Penabung Inti)
BAB XII
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK
NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA
PD. BPR NTB Mataram mengeluarkan kebijakan untuk tidak mend
sedangkan untuk kegiatan sosial PD. BPR NTB Mataram memberikan dana
dengan rincian sebagai berikut :
Jumlah (Juta Rp)
Partisipasi Acara Halal Bihalal di
Auditorium Universitas Mataram
Rp. 1.575.000
HUT RI Ke 74 acara Setda Rp. 945.000
Partisipasi HUT MIN 2 Kota Mataram
(Nasabah Penabung Inti)
Rp. 475.000
Hal 22 dari 23
PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK
tidak mendanai/pemberian dana
untuk kegiatan sosial PD. BPR NTB Mataram memberikan dana
Tanggal
02 September 2019
02 September 2019
21 Nopember 2019
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF
KESIMPULAN UMUM
Secara rinci penilaian sendiri atas pelaksan
Mataram untuk masing-masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur
Tata Kelola, Proses Penerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing
faktor penerapan Tata Kelola antara lain :
1. Tugas dan tanggungjawab Direksi
2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas
3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi komite
4. Penanganan benturan kepentingan
5. Penerapan fungsi kepatuhan
6. Penerapan fungsi audit intern
7. Penerapan fungsi audit eksteren
8. Penerapan manajemen resiko, termasuk pengendalian intern
9. Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK )
10. Rencana Bisnis BPR dan
11. Transparansi Kondis
PD. BPR NTB Mataram telah melakukan penilaian sendiri
pelaksanaan penerapan Tata Kelola posisi 31 Desember 201
BAB XIII
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF
UMUM PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 201
Secara rinci penilaian sendiri atas pelaksanaan tata kelola dilingkungan PD.
masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur
enerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing
faktor penerapan Tata Kelola antara lain :
Tugas dan tanggungjawab Direksi
Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas
Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi komite
ganan benturan kepentingan
Penerapan fungsi kepatuhan
Penerapan fungsi audit intern
Penerapan fungsi audit eksteren
Penerapan manajemen resiko, termasuk pengendalian intern
Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK )
Rencana Bisnis BPR dan
Transparansi Kondisi Laporan Keuangan dan Non Keuangan
BPR NTB Mataram telah melakukan penilaian sendiri (self assessment)
a Kelola posisi 31 Desember 2019 sebagai berikut :
Hal 23 dari 23
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN
PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2019
aan tata kelola dilingkungan PD. BPR NTB
masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur
enerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing-masing
(self assessment) terhadap
sebagai berikut :
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
1
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang,
dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai
Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua)
orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak
sebagai Direktur yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
v
2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di
kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten
yang berbeda pada provinsi yang sama, atau
kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi
lokasi Kantor Pusat BPR.
v
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada
KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA
1)
NoSkala Penerapan
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Kriteria/Indikator
3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada
Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain
(partai politik atau organisasi kemasyarakatan).v
4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan
keluarga atau semenda sampai dengan derajat
kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau
anggota Dewan Komisaris.
v
5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan
dan/atau penyedia jasa profesional sebagai
konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk
proyek yang bersifat khusus yang dari sisi
karakteristik proyeknya membutuhkan adanya
konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas
meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk
yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta
biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa
profesional adalah pihak independen yang memiliki
kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus
dimaksud.
v
6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan
dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS
termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah
ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa
jabatannya.
v
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 6 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan6 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 6Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara independen dan tidak memberikan kuasa
umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas
dan wewenang tanpa batas.
v
8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan
rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk
sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil
pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil
pengawasan otoritas lain.
v
9) Direksi menyediakan data dan informasi yang
lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada
Dewan Komisaris.
v
10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat
strategis dilakukan berdasarkan musyawarah
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapaiv
6
1
0,5
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai
musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang
berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion
jika terdapat perbedaan pendapat.
v
11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan
pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta
tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan
pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas
lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran
secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan
pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan
terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang
mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung
jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang
organisasi antara lain dengan peningkatan
keikutsertaan pegawai BPR dalam
pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan
kualitas individu.
v
13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan
kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan
tugas dan tanggung jawabnya, antara lain
pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-
hatian.
v
14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan
tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit
mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan
peraturan rapat.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 6 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 12 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 14
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 8Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan
tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. v
16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh
pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di
bidang kepegawaian.
v
17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat
dan didokumentasikan dengan baik, termasuk
pengungkapan secara jelas dissenting opinions
yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan
kepada seluruh Direksi.
v
18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan
kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai
dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara
lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian
permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian
hasil sesuai ekspektasi stakeholders.
v
19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata
Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPRv
1,75
0,7
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah
ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 4 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 5Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot
Faktor 1: 20%
9
1,8
0,18
1,38
0,28
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
2
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):Jumlah anggota Dewan Komisaris paling
sedikit 3 (tiga) orang.BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar
rupiah):Jumlah anggota Dewan Komisaris paling
sedikit 2 (dua) orang.
v
2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui
jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v
3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji
Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat
melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang
masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS
yang menetapkan perpanjangan masa jabatan
anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum
berakhirnya masa jabatan.
v
4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris
bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)1)
Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris
kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan
langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.
v
5) BPR memiliki Komisaris Independen:
a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah
anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris
Independen.
b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan
Komisaris merupakan Komisaris Independen.
v
6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib
kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja,
dan rapat.
v
7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai
anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua)
BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau
pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank
Umum.
v
8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki
hubungan keluarga atau semenda sampai dengan
derajat kedua dengan sesama anggota Dewan
Komisaris atau Direksi.
v
9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang
memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,
kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga
dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi vdengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi
dan/atau pemegang saham pengendali atau
hubungan lain yang dapat mempengaruhi
kemampuannya untuk bertindak independen.
v
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 6 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan6 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 9Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab
serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara
lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis
terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk
prinsip kehati-hatian.
v
11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,
Komisaris mengarahkan, memantau dan
mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.v
12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan
keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam
hal penyediaan dana kepada pihak terkait
sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-halv
12
1,33
0,67
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal
lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan
dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.
13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi
menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,
hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan,
dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara
lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan
dokumen hasil tindak lanjut temuan
v
14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup
untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya
secara optimal dan menyelenggarakan Rapat
Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3
bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan
Komisaris.
v
15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris
yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan
musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam
hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai
ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan
dissenting opinion jika terdapat perbedaan
pendapat.
v
16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR
untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak
lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan
BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima
keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan
fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.
v
17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan
terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggungterhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung
jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi
v
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 7 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 14 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 8Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam
risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik
dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi
jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan
kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot
15
1,88
0,75
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
2
0,2
1,62
0,24Faktor 2 BPR dengan Bobot A, B, & C: 15% BPR
dengan Bobot D: 12,5%
0,24
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
3
1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite
Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai
ketentuan.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap
penerapan fungsi audit intern.3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi
terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang
dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif
antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata
tertib kerja.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0
0
0
0
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite
(bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit
Rp80.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 3Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan
audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada
Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi
BPR.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot
Faktor 3 BPR dengan Bobot A, B, & C: 0% BPR
dengan Bobot D: 2,5%
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
0
0
0
0
0
0
0
0
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
4
1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang
mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR
termasuk administrasi, dokumentasi dan
pengungkapan benturan kepentingan dimaksud
dalam Risalah Rapat.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota
Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat
Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat
merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau
tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki
benturan kepentingan tersebut.
v
Penanganan Benturan Kepentingan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2
1
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
benturan kepentingan tersebut.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 1Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR
atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan
dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi
dengan baik.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot
Faktor 4: 10%
5
2
2
0,8
2
2
0,2
2
0,2
Penerapan Fungsi Kepatuhan
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit
untuk:
a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;
b. tidak membawahkan bidang operasional
penghimpunan dan penyaluran dana; dan
c. mampu bekerja secara independen.
2) BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.
v
3) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa
Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain
yang berkaitan dengan perbankan.
v
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
membentuk satuan kerja kepatuhan yang
independen terhadap satuan kerja atau fungsi
operasional.
4)
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan
menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau
fungsi operasional.
v
5) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau
mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur
kepatuhan.
v
6) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,
wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja
kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani
fungsi kepatuhan.
v
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 3 1 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 6 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang
diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi
seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan
peraturan perundang-undangan lain termasuk
penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa
Keuangan dan otoritas lainnya.
v
8) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong
terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain
melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.
v
9) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR
terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR
kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapatv
10
2
1
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat
kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang
menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa
seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,
serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
v
11) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang
menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu
dan/atau merekomendasikan pengkinian dan
penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem
maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar
sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
dan peraturan perundang-undangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 2 3 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 4 9 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 5Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
13
2,6
1,04
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
12) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran
terhadap ketentuan.v
13) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan
tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada
Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan
Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang
membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur
Utama, laporan disampaikan kepada Dewan
Komisaris.
v
14) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi
Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada
Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan
atau keputusan Direksi yang menyimpang dari
peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
peraturan perundang-undangan lain, sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 3Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
6
2
Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 5
Dikalikan dengan bobot Faktor 5 : 10%0,22
0,2
2,24
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
6
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.
v
2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
audit intern telah memiliki dan mengkinikan
pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk
melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai
peraturan perundang-undangan dan telah disetujui
oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.
v
3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
audit intern independen terhadap satuan kerja
operasional (satuan kerja terkait dengan
penghimpunan dan penyaluran dana).
v
4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
audit intern bertanggung jawab langsung kepada
Direktur Utama.
v
Penerapan Fungsi Audit Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
Direktur Utama.5) BPR memiliki program rekrutmen dan
pengembangan sumber daya manusia yang
melaksanakan fungsi audit intern.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 3 1 1 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan3 2 3 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 5Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan
ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun
oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan
yang secara langsung diperkirakan dapat
mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.
v
7) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan
kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)
tahun atas kepatuhan terhadap standar
pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan
SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.
V
8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)
dilaksanakan secara memadai dan independen
yang mencakup persiapan audit, penyusunan
program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil
audit, dan tindak lanjut hasil audit.
v
8
1,6
0,8
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
audit, dan tindak lanjut hasil audit.
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan
sumber daya manusia secara berkala dan
berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit
intern.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 4 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 8 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 4Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi
audit intern telah menyampaikan laporan
pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama
dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada
anggota Direksi yang membawahkan fungsi
kepatuhan.
v
11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan
pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus
(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
12) BPR dengan modal inti paling sedikit
8
2
0,8
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh
pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
V
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau
pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung
jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern
kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 6 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 4Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 6
Dikalikan dengan bobot Faktor 6: 10%
1,75
0,18
1,78
0,18
13)
7
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
7
1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor
Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek
legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit,
standar profesional akuntan publik, dan komunikasi
antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP
dimaksud.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR,
BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang
terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta
memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan
Dewan Komisaris.
v
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total
aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar
rupiah)
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
1
1
0,5
3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan
Management Letter kepada Otoritas Jasa
Keuangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
4) Hasil audit dan Management letter telah
menggambarkan permasalahan BPR dan
disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh
KAP yang ditunjuk.
v
5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan
ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
2
1
0,4
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 7
Dikalikan dengan bobot Faktor 7:
BPR dengan Bobot A: 0%
BPR dengan Bobot B, C, & D: 2,5%
0,03
3
1,5
0,15
1,05
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
8
1) BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)
BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko
dan satuan kerja Manajemen Risiko;
BPR dengan modal inti paling sedikit
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan
kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh
milyar rupiah)
BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen
Risiko;BPR dengan modal inti kurang dari
Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):
BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif
yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi
Manajemen Risiko.
v
2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko,
prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit
Risiko.
v
3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis
mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada v
Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem
Pengendalian Intern
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada
produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
4) Direksi:
a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan
Manajemen Risiko secara tertulis, dan
b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang
memerlukan persetujuan Direksi.
v
5) Dewan Komisaris:
a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan
Manajemen Risiko,
b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas
pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan
c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan
Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang
memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.
v
6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,
pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap
seluruh faktor Risiko yang bersifat material.
v
7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang
menyeluruh.v
8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas v
5
1,67
0,84
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu
sistem informasi manajemen yang mampu
menyediakan data dan informasi yang lengkap,
akurat, kini, dan utuh.
v
10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya
manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi
dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi
mengenai manajemen risiko.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 5 1 1 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 10 3 4 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 7Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko
lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa
Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru
yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
17
2,43
0,97
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 8
Dikalikan dengan bobot Faktor 8: 10%
3
1,5
0,15
1,96
0,20
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
9
1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur
tertulis yang memadai terkait dengan BMPK
termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait,
debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut
monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai
bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan
perkreditan BPR.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
2) BPR secara berkala mengevaluasi dan
mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK
agar disesuaikan dengan peraturan perundang-
undangan.
v
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
1
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Batas Maksimum Pemberian Kredit
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2
3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit besar telah
memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan
tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-
hatian maupun peraturan perundang-undangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak
terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar
dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan
secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan
secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan
Otoritas Jasa Keuangan.
v
5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
3
1,5
0,6
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 9
Dikalikan dengan bobot Faktor 9: 7,5%0,13
2
1
0,1
1,70
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
10
1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan
disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi
dan misi BPR.
v
2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana
strategis jangka panjang dan rencana bisnis
tahunan termasuk rencana penyelesaian
permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan
sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh
pemegang saham dalam rangka memperkuat
permodalan dan infrastruktur yang memadai antara
lain sumber daya manusia, teknologi
informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 3Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
Rencana Bisnis BPRA. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
4
1,33
0,67
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)4) Rencana bisnis BPR disusun dengan
mempertimbangkan paling sedikit:
a. faktor eksternal dan internal yang dapat
mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;
b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-
hatian; dan
c. penerapan manajemen risiko.
v
5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan
terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis
disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
4
2
0,8
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan1 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 10
Dikalikan dengan bobot Faktor 10: 7,5%
1
0,1
1,57
0,12
1
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
11
1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non
keuangan yang didukung oleh sistem informasi
manajemen yang memadai sesuai ketentuan
termasuk sumber daya manusia yang kompeten
untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,
kini, dan utuh.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan0 2 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata
Kelola (S): 50%
2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap
triwulanan dengan materi paling sedikit memuat
laporan keuangan, informasi lainnya, susunan
pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi
1
B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)
Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan
A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)
2
2
3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi
paling sedikit memuat informasi umum, laporan
keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan
keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh
aspek transparansi dan informasi, serta seluruh
aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
4) BPR melaksanakan transparansi informasi
mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan
data nasabah BPR dengan berpedoman pada
persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas
Jasa Keuangan.
v
5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata
cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam
ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 4 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (P): 4Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata
Kelola (P): 40%
6
1,5
0,6
SB
(1)B (2)
CB
(3)
KB
(4)
TB
(5)Keterangan
NoSkala Penerapan
Kriteria/Indikator
6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi
ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota
Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas
serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu
kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau
dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa
Keuangan.
v
7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian
pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak
lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan
disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu
v
Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala
Penerapan2 0 0 0 0
Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah
pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola
(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 11
Dikalikan dengan bobot Faktor 11:
BPR dengan Bobot A: 10% 0,13
C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)
2
1
0,1
1,70
BPR dengan Bobot A: 10%
BPR dengan Bobot B, C, & D: 7,5%
NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit
Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73
PredikatKomposit Sangat Baik
NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit
Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73
PredikatKomposit Sangat Baik
NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA
Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit
Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73
PredikatKomposit Sangat Baik
KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik
ANALISIS
Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).
4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.
5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.
KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik
ANALISIS
Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).
4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.
5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.
KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019
Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola
Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik
ANALISIS
Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :
1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.
2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.
3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).
4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.
5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.
6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.
7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.
8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.
9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
MengetahuiDewan Pengawas,0
(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota
Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram
Direksi,
(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur
6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.
7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.
8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.
9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
MengetahuiDewan Pengawas,0
(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota
Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram
Direksi,
(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur
6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.
7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.
8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.
9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.
11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.
MengetahuiDewan Pengawas,0
(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota
Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram
Direksi,
(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur