LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD...

51
PENE PD PERUSAHAA NUSA LAPORAN ERAPAN TATA KE D. BPR NTB MATAR TAHUN BUKU 201 AN DAERAH BANK PERKRE A TENGGARA BARAT (PD. B MATARAM 2020 ELOLA RAM 19 EDITAN RAKYAT BPR NTB)

Transcript of LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD...

Page 1: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

PENERAPAN TATA KELOLAPD. BPR NTB MATARAM

PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA TENGGARA BARAT

LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA

PD. BPR NTB MATARAMTAHUN BUKU 2019

PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT NUSA TENGGARA BARAT (PD. BPR NTB)

MATARAM 2020

PENERAPAN TATA KELOLA PD. BPR NTB MATARAM

2019

PERUSAHAAN DAERAH BANK PERKREDITAN RAKYAT (PD. BPR NTB)

Page 2: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

DAFTAR ISI ................................

BAB I PENDAHULUAN

BAB II RUANG LINGKUP TATA KELOLA

1. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS

2. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI

3. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE

4. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

5. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN

PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

6. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO,

7. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT

8. RENCANA BISNIS BPR

9. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

BAB III KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

BAB IV HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

PEMEGANG SAHAM BPR

BAB V KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

BAB VI HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

BAB VII PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

DEWAN PENGAWAS

BAB VIII RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

BAB IX FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS

BAB X JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN

BAB XI JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

BAB XII PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA

BAB XIII KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN

KESIMPULAN UMUM

DAFTAR ISI

................................................................................................

PENDAHULUAN ................................................................

RUANG LINGKUP TATA KELOLA ................................

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN ................................

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN

PENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN ................................

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN

BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN KREDIT ................................

RENCANA BISNIS BPR ................................................................

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI ................................

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

PEMEGANG SAHAM BPR ................................................................

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR ................................

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

DEWAN PENGAWAS ................................................................

RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH ................................

FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS ................................

JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN ................................

JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK

NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA ................................

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN

KESIMPULAN UMUM PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2018

.....................................................................

............................................................................

...................................................................................

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS ...........................

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI ............................................

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE-KOMITE ...............................

....................................................................

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN

.........................................................................

TERMASUK PENGENDALIAN INTERN ...................

....................................................................

................................................................

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN.......................................

................................................................

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

.............................................................

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS ................................................

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

...........................................................................

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

....................................................................

...........................................................

.....................................................................

..............................................................................

JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR ...............

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK

..........................................................................

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN

MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2018 .................

i

..... i

............ 1

................... 4

........................... 4

............ 5

............................... 7

.... 8

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNDAN

......... 8

................... 10

.... 10

................................. 11

....... 12

.................................. 13

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

............................. 14

................ 15

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

........... 16

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

.... 17

........................... 18

..... 19

.............. 20

............... 21

, BAIK

.......... 22

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN

................. 23

Page 3: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

PD. BPR NTB Mataram

dimiliki oleh Pemerintah Daerah ( Pemda Provinsi NTB

merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ( Undang

sebagaimana telah diubah dengan Undang

1 ayat 1 ). Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam

menjalankan kegiatan usahanya sangat terga

bersedia menyimpan dananya di Bank. D

meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.

Peningkatan kompleksitas kegi

risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ

organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha

Bank. Suatu Bank yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang

dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak

berkepentingan pada Bank (stakeholders

Dalam rangka meningkatkan kinerja

stakeholders, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang

serta nilai-nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan

Rakyat, Bank wajib melaksanakan keg

yang baik ( Good Corporate Governance

Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran O

5/SEOJK.03/2016 tentang penera

semua Bank Perkreditan Rakyat melaksanakan prinsip

usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus (

Dewan Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata

kelola Bank Perkreditan Rakyat yang menerapkan beberapa prinsip :

BAB I

PENDAHULUAN

BPR NTB Mataram merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang sahamnya

ah Daerah ( Pemda Provinsi NTB dan Pemerintah Kota Mataram

merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk

dalam rangka meningkatkan taraf hidup rakyat banyak ( Undang-Undang Nomor : 7 Tahun 1992

sebagaimana telah diubah dengan Undang-undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal

Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam

menjalankan kegiatan usahanya sangat tergantung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk

enyimpan dananya di Bank. Dewasa ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin

meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.

Peningkatan kompleksitas kegiatan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar terhadap

risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ

organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha

nk yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang

dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak

stakeholders).

Dalam rangka meningkatkan kinerja PD BPR NTB Mataram, untuk melindungi kepentingan

, dan meningkatkan kepatuhan terhadap peraturan perundang-

nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan

Rakyat, Bank wajib melaksanakan kegiatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip tata kelola

Good Corporate Governance ) yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan Nomor : 4/POJK.03/2015 dan Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor :

5/SEOJK.03/2016 tentang penerapan tata kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang mewajibkan

semua Bank Perkreditan Rakyat melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan

usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus (

n Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata

kelola Bank Perkreditan Rakyat yang menerapkan beberapa prinsip :

Hal 1 dari 23

merupakan salah satu Bank Perkreditan Rakyat yang sahamnya

erintah Kota Mataram ) yang

merupakan lembaga intermediasi yang berfungsi menghimpun dana dari masyarakat dalam bentuk

simpanan dan menyalurkannya kepada masyarakat dalam bentuk kredit atau bentuk-bentuk lainnya

ang Nomor : 7 Tahun 1992

undang Nomor : 10 Tahun 1998 tentang Perbankan pasal

Dari definisi Bank tersebut di atas dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa Bank dalam

ntung pada tingkat kepercayaan masyarakat untuk

ewasa ini kompleksitas kegiatan usaha Bank semakin

meningkat seiring perkembangan teknologi informasi dan perkembangan jenis produk dan jasa.

atan usaha Bank memberikan dampak yang sangat besar terhadap

risiko yang akan dihadapi oleh Bank, sehingga untuk itu diperlukan kompetensi semua organ

organisasi yang ada pada Bank dalam melakukan upaya untuk memitigasi risiko kegiatan usaha

nk yang tidak dikelola dengan baik, sudah pasti akan memicu munculnya risiko yang

dihadapi Bank dan akan mengakibatkan kerugian pada Bank serta kepada pihak-pihak yang

, untuk melindungi kepentingan

-undangan yang berlaku

nilai etika yang berlaku umum pada industri perbankan khususnya Bank Perkreditan

iatan usahanya dengan berpedoman pada prinsip tata kelola

) yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

toritas Jasa Keuangan Nomor :

pan tata kelola bagi Bank Perkreditan Rakyat, yang mewajibkan

prinsip tata kelola dalam setiap kegiatan

usahanya, pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi meliputi seluruh Pengurus ( Direksi dan

n Pengawas ) dan Karyawan Bank. Adapun yang dimaksud dengan tata kelola adalah suatu tata

Page 4: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

- Keterbukaan (transparency

material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan

- Akuntabilitas (accountability

organ BPR sehingga pengelolaannya berja

- Pertanggungjawaban (

perundang-undangan dan prinsip

- Independensi (independency

atau tekanan dari pihak manapun

- Kewajaran (fairness) yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak

kepentingan (stakeholders

undangan

Penerapan tata kelola secara konsisten

yang semakin ketat akan memperkuat daya saing

perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya

akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga

BPR NTB Mataram dapat beroperasi dan tumbuh sec

panjang dan berkembang secara wajar.

Mataram memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

dan Standar Operasional Prosedur

penyusunan.

Bahwa berdasarkan Surat Edaran

10 Maret 2016 tentang penerapan

penilaian sendiri disebutkan bahwa :

BPR wajib melakukan penilaian sendiri

sebagaimana dimaksud Pasal 77 POJK Tata Kelola BPR paling sedikit 1

Hasil penilaian sendiri ( self assessment )

terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola

Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip

difokuskan dalam 11 ( sebelas) faktor antara lain :

a. Ruang Lingkup Tata Kelo

1. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas

2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite

transparency) yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang

material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan

accountability) yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban

organ BPR sehingga pengelolaannya berjalan secara efektif

Pertanggungjawaban (responsibility) yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan

undangan dan prinsip-prinsip pengelolaan BPR yang sehat

independency) yaitu pengelolaan BPR secara professional tanpa pengaruh

atau tekanan dari pihak manapun

yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak

stakeholders) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang

Penerapan tata kelola secara konsisten di lingkungan PD BPR NTB Mataram

yang semakin ketat akan memperkuat daya saing PD BPR NTB Mataram

perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya

akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga

dapat beroperasi dan tumbuh secara sehat, berkesinambungan dalam jangka

panjang dan berkembang secara wajar. Pelaksanaan tata kelola di lingkungan

memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

rosedur internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf

Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016 tanggal

10 Maret 2016 tentang penerapan Tata Kelola Bank Perkreditan Rakyat pada poin 6 tentang

ndiri disebutkan bahwa :

BPR wajib melakukan penilaian sendiri ( self assessment ) atas penerapan Tata Kelola

sebagaimana dimaksud Pasal 77 POJK Tata Kelola BPR paling sedikit 1 (satu) kali dalam setahun.

( self assessment ) atas penerapan Tata Kelola merupakan bagian tidak

terpisahkan dari Laporan Penerapan Tata Kelola.

Penilaian terhadap pelaksanaan prinsip-prinsip Tata Kelola, paling sedikit diwujudkan dan

difokuskan dalam 11 ( sebelas) faktor antara lain :

Ruang Lingkup Tata Kelola

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi

Kelengkapan dan pelaksanaan tugas atau fungsi komite

Hal 2 dari 23

yaitu keterbukaan dalam mengemukakan informasi yang

material dan relevan serta keterbukaan dalam proses pengambilan keputusan

yaitu kejelasan fungsi dan pelaksanaan pertanggungjawaban

yaitu kesesuaian pengelolaan BPR dengan peraturan

prinsip pengelolaan BPR yang sehat

yaitu pengelolaan BPR secara professional tanpa pengaruh

yaitu keadilan dan kesetaraan dalam memenuhi hak-hak pemangku

) yang timbul berdasarkan perjanjian dan peraturan perundang-

PD BPR NTB Mataram di era persaingan

PD BPR NTB Mataram, memaksimalkan nilai

perusahaan, mengelola sumber daya dan risiko secara lebih efisien dan efektif, yang pada ahirnya

akan memperkokoh dan meningkatkan kepercayaan Pemegang Saham dan stakeholders sehingga PD

ara sehat, berkesinambungan dalam jangka

lingkungan PD BPR NTB

memegang lima prinsip sebagaimana telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

yang saat ini masih dalam taraf

Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016 tanggal

Bank Perkreditan Rakyat pada poin 6 tentang

atas penerapan Tata Kelola

(satu) kali dalam setahun.

nerapan Tata Kelola merupakan bagian tidak

prinsip Tata Kelola, paling sedikit diwujudkan dan

Page 5: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

4. Penanganan benturan kepentingan

5. Penerapan fungsi kepatuhan

ekstern

6. Penerapan manajemen risiko, termasuk pengendalian intern

7. Batas maksimum pemberian kredit

8. Rencana Bisnis BPR dan

9. Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

b. Kepemilikan Saham Anggota Direksi

c. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan

Pengawas, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR

d. Kepemilikan Saham Anggota Dewan Pengawas

e. Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan

Anggota Dewan Pengawas Lain, Anggo

f. Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas

g. Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

h. Frekuensi Rapat Dewan Pengawas

i. Jumlah Penyimpangan Intern

j. Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Pe

k. Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun

Penerima Dana

l. Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola

PD BPR NTB Mataram

sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun

demikian PD BPR NTB Mataram

secara berkala ke Otoritas Jasa K

Direksi, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi

keuangan dan non keuangan.

Penanganan benturan kepentingan

Penerapan fungsi kepatuhan, Penerapan fungsi audit intern dan

Penerapan manajemen risiko, termasuk pengendalian intern

Batas maksimum pemberian kredit

Rencana Bisnis BPR dan

Transparansi kondisi keuangan dan non keuangan

Kepemilikan Saham Anggota Direksi

Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan

Pengawas, Anggota Direksi Lain dan/atau Pemegang Saham BPR

Kepemilikan Saham Anggota Dewan Pengawas

Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan

Anggota Dewan Pengawas Lain, Anggota Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR

Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas

Rasio Gaji Tertinggi dan Gaji Terendah

Frekuensi Rapat Dewan Pengawas

Jumlah Penyimpangan Intern

Jumlah Permasalahan Hukum dan Upaya Penyelesaian oleh BPR

Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun

Kertas Kerja Penilaian Penerapan Tata Kelola (Self Assesment) dan Kesimpulan Umum.

baru pertama kali akan menyampaikan laporan penerapan tata kelola

sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun

PD BPR NTB Mataram beberapa penerapan tata kelola sudah dilaksanakan dan dilaporkan

secara berkala ke Otoritas Jasa Keuangan antara lain : pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi

Hal 3 dari 23

dan Penerapan fungsi audit

Keluarga Anggota Direksi Dengan Anggota Dewan

Hubungan Keuangan dan/atau Hubungan Keluarga Anggota Dewan Pengawas Dengan

ta Direksi dan/atau Pemegang Saham BPR

Paket/Kebijakan Remunerasi dan Fasilitas Lain Bagi Direksi dan Dewan Pengawas

Pemberian Dana untuk Kegiatan Sosial dan Kegiatan Politik, Baik Nominal Maupun

) dan Kesimpulan Umum.

kan laporan penerapan tata kelola

sesuai aturan yang telah ditetapkan dalam surat edaran OJK tentang penerapan tata kelola, namun

beberapa penerapan tata kelola sudah dilaksanakan dan dilaporkan

euangan antara lain : pelaksanaan tugas dan tanggungjawab

, tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas, BMPK, Rencana kerja Bank, laporan kondisi

Page 6: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

RUANG LINGKUP TATA KELOLA

1. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Jumlah dan Komposisi Dewan Pengawas

Berdasarkan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :

tentang Pengangkatan DR. H. Iwan Harsono, M.Ec

Mataram dan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580

Pengangkatan Armas, SE menjadi Anggota Dewan Pengawas

PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas

Seluruh anggota Dewan

dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan

Pengawas adalah 4 (empat) tahun

Susunan Anggota Dewan Pengawas Per 31 Desember 2019.

NO. NAMA

01 DR. H. Iwan Harsono, M.Ec

02 Armas SE

Independensi Dewan Pengawas

Seluruh anggota Dewan

kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua dengan sesama anggota Dewan

Pengendali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

independen.

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasehat kepada Direksi serta

Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan strategis bank.

BAB II

RUANG LINGKUP TATA KELOLA

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DEWAN PENGAWAS

Jumlah dan Komposisi Dewan Pengawas

Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :

DR. H. Iwan Harsono, M.Ec menjadi Ketua Dewan Pengawas PD BPR NTB

dan Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-

Pengangkatan Armas, SE menjadi Anggota Dewan Pengawas maka per tanggal 31 Desember 2019,

PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas

Seluruh anggota Dewan Pengawas PD. BPR NTB Mataram telah lulus

dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan

) tahun dan seluruh anggota Dewan Pengawas ber

Susunan Anggota Dewan Pengawas Per 31 Desember 2019.

JABATAN KETERANGAN

DR. H. Iwan Harsono, M.Ec Ketua Dewan Pengawas Masa Bhakti 2018

Anggota Masa Bhakti 201

Independensi Dewan Pengawas

Seluruh anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan

kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat

kedua dengan sesama anggota Dewan Pengawas, anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham

dali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

Tugas dan tanggung jawab Dewan Pengawas

Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan

memberikan nasehat kepada Direksi serta memastikan bahwa bank telah melaksanakan tata kelola.

Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

pelaksanaan kebijakan strategis bank.

Hal 4 dari 23

DEWAN PENGAWAS

Surat Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-377 Tahun 2018

Dewan Pengawas PD BPR NTB

-329 Tahun 2019 tentang

maka per tanggal 31 Desember 2019,

PD. BPR NTB Mataram telah memenuhi ketentuan jumlah minimal anggota Dewan Pengawas.

telah lulus Fit and Proper Test

dan telah memperoleh surat persetujuan dari Otoritas Jasa Keuangan. Masa jabatan anggota Dewan

erdomisili di Mataram.

KETERANGAN

Masa Bhakti 2018-2021

Masa Bhakti 2019-2022

tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan

kepengurusan, hubungan kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat

, anggota Direksi, dan/atau Pemegang Saham

dali, atau hubungan dengan yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

Dewan Pengawas sebagai organ perusahaan telah bertugas melakukan pengawasan dan

memastikan bahwa bank telah melaksanakan tata kelola.

Dalam melakukan pengawasan Dewan Pengawas telah mengarahkan, memantau dan mengevaluasi

Page 7: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas

dalam mengambil keputusan kegiatan operasional,

a. Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan

b. Hal-hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang

berlaku.

c. Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak

meniadakan tanggungjawab Direksi dalam kepengurusan Bank.

Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.

d. Dewan Pengawas telah memastikan bahwa Direksi telah me

rekomendasi auditor internal dan eksternal ( OJK dan KAP )

2. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB

Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan

untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan

ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang

Bahwa sampai dengan posisi 31 Desember 201

sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam P

Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana

kurang dari Rp. 50.000.000.000,

sebanyak 2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram

Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor :

Direktur Utama PD. BPR NTB Mataram Masa Bhakti 2019

Tenggara Barat Nomor : 580

Mataram Masa Bhakti 2019-2023

Adapun susunan Direksi PD BPR NTB Mataram

NO. NAMA

01 Ketut Sudharmana

02 Zulkifli Hamdani

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas

keputusan kegiatan operasional, kecuali :

Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang

Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak

meniadakan tanggungjawab Direksi dalam kepengurusan Bank. Tugas pengawasan oleh

Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.

telah memastikan bahwa Direksi telah menindaklanjuti temuan dan

dasi auditor internal dan eksternal ( OJK dan KAP )

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB DIREKSI

Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan

untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan

ketentuan Anggaran Dasar dan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

Bahwa sampai dengan posisi 31 Desember 2019 jumlah Direksi PD BPR NTB Mataram

sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam P

Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana

kurang dari Rp. 50.000.000.000,-( lima puluh milyar rupiah ) wajib memiliki

2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram

Keputusan Gubernur Nusa Tenggara Barat Nomor : 580-276 Tahun 2019

PD. BPR NTB Mataram Masa Bhakti 2019-2023 dan Keputusan Gubernur Nusa

Tenggara Barat Nomor : 580-278 Tahun 2019 tentang Pengangkatan Direktur

2023 dengan susunan sebagai berikut :

Adapun susunan Direksi PD BPR NTB Mataram per 31 Desember 2019 sebagai berikut :

JABATAN KETERANGAN

Direktur Utama Masa Bhakti 2019

Direktur Masa Bhakti 201

Hal 5 dari 23

Dalam melaksanakan fungsinya sebagai pengawas dan penasehat, Dewan Pengawas tidak terlibat

Penyediaan dana kepada pihak terkait sebagaimana diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

hal lain yang ditetapkan dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang

Keterlibatan atau persetujuan Dewan Pengawas dalam pengambilan keputusan kegiatan

operasional merupakan bagian dari tugas dan pengawasan Dewan Pengawas sehingga tidak

Tugas pengawasan oleh

Dewan Pengawas tersebut merupakan upaya pengawasan dini yang perlu dilaksanakan.

nindaklanjuti temuan dan

Direksi merupakan organ perusahaan yang memiliki tugas pokok melakukan pengurusan

untuk kepentingan dan tujuan perusahaan sesuai dengan maksud dan tujuan perusahaan berdasarkan

u.

jumlah Direksi PD BPR NTB Mataram

sebanyak 2 orang dan telah memenuhi ketentuan yang telah diatur dalam Peraturan Otoritas Jasa

Keuangan nomor 4/POJK.03/2015 tentang Penerapan Tata Kelola bagi BPR dimana total modal inti

wajib memiliki Direksi paling sedikit

2 orang. Adapun pengangkatan Direksi PD BPR NTB Mataram tersebut tertuang dalam

ahun 2019 tentang pengangkatan

Keputusan Gubernur Nusa

Direktur PD. BPR NTB

sebagai berikut :

KETERANGAN

Masa Bhakti 2019-2023

Masa Bhakti 2019-2023

Page 8: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

Jumlah, Komposisi, Kriteria dan Indepensi Direksi

Persyaratan jumlah Direksi, Kriteria dan I

dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan

Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan,

kepemilikan saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota

Dewan Pengawas, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan

dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuanny

Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi ti

kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah

diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).

Selain persyaratan jumlah, komposisi, k

ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi

keuangan dengan gambaran sebagai berikut :

a. Semua anggota Direksi memiliki integritas paling kurang mencakup :

- Memiliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi

ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak

pidana tertentu dalam waktu 20 tahun terakhir sebelum dicalonkan

- Memiliki komitmen untuk

- Memiliki komitmen untuk mengembangkan operasional bank

- Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan

b. Semua anggota Direksi memiliki kompetensi paling kurang

- Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya

- Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan/atau bidang keuangan

- Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang

sehat.

c. Semua anggota Direksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :

- Tidak memiliki kredit macet

- Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah

menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam

waktu 5 tahun terakhir sebelum dicalonkan

Kriteria dan Indepensi Direksi

n jumlah Direksi, Kriteria dan Independensi Direksi sebagaimana telah diatur

ran Otoritas Jasa Keuangan telah terpenuhi dengan gambaran sebagai berikut :

Anggota Direksi tidak memiliki hubungan keuangan, hubungan kep

saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota

, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan

dengan, yang dapat mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan

Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga

Dalam pelaksanaan tugas dan tanggungjawabnya, Direksi tidak memberikan kuasa umum

kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah

diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).

Selain persyaratan jumlah, komposisi, kriteria dan independensi Direksi seperti yang

ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi

keuangan dengan gambaran sebagai berikut :

Semua anggota Direksi memiliki integritas paling kurang mencakup :

iliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi

ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak

pidana tertentu dalam waktu 20 tahun terakhir sebelum dicalonkan

Memiliki komitmen untuk mematuhi peraturan perundang-undangan yang berlaku

Memiliki komitmen untuk mengembangkan operasional bank

Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan

Semua anggota Direksi memiliki kompetensi paling kurang mencakup

Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya

Pengalaman dan keahlian dibidang perbankan/atau bidang keuangan

Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang

eksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :

Tidak memiliki kredit macet.

Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah

menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam

waktu 5 tahun terakhir sebelum dicalonkan.

Hal 6 dari 23

ndependensi Direksi sebagaimana telah diatur

terpenuhi dengan gambaran sebagai berikut :

hubungan kepengurusan, hubungan

saham, dan/atau hubungan keluarga sampai dengan derajat kedua dengan anggota

, anggota Direksi lainnya, dan/atau Pemegang Saham Pengendali, atau hubungan

a untuk bertindak independen.

Seluruh anggota Direksi tidak merangkap jabatan sebagai anggota Dewan Pengawas, anggota

Direksi atau Pejabat Eksekutif pada bank lain, perusahaan, dan/atau lembaga lain.

dak memberikan kuasa umum

kepada pihak lain yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas dan fungsi Direksi sebagaimana telah

diatur dalam POJK Nomor : 20/POJK.03/2014 tentang Bank Perkreditan Rakyat, pasal 27 ayat (4).

riteria dan independensi Direksi seperti yang

ditentukan oleh OJK, Direksi BPR memenuhi persyaratan berupa integritas, kompetensi dan reputasi

iliki moral dan ahlak yang baik, antara lain ditunjukkan dengan sikap mematuhi

ketentuan yang berlaku, termasuk tidak pernah dihukum karena terbukti melakukan tindak

undangan yang berlaku

Tidak termasuk dalam daftar tidak lulus uji kemampuan dan kepatutan ( fit and proper test )

Pengetahuan di bidang perbankan yang memadai dan relevan dengan jabatannya

Kemampuan untuk melakukan pengelolaan strategis dalam rangka pengembangan Bank yang

eksi memiliki reputasi keuangan paling kurang mencakup :

Tidak pernah dinyatakan pailit atau menjadi anggota Direksi yang dinyatakan bersalah

menyebabkan suatu perseroan dinyatakan pailit berdasarkan ketetapan pengadilan dalam

Page 9: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

d. Tugas dan tanggungjawab Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

sebagai berikut :

- Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung

sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang

berlaku.

- Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal

eksternal ( OJK dan KAP ).

- Direksi berusaha untuk senantiasa melak

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus

dilakukan perbaikan dan penyempurnaan

- Selama tahun 2019 Direksi telah melakukan rapat sebagai berikut :

No. Jabatan

01 Direksi

3. PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE

Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan

memperhatikan modal inti PD. BPR NTB Mataram, sampai dengan

Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite

Remunerasi dan Nominasi.

Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah

menetapkan Pejabat Eksekutif

manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk

dua orang Pejabat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan

Eksekutif Literasi dan Inklusi. Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud

No Nama

1. Yoga Septiandrei

2. Moh. Zuhrol Fata

3. Baiq Endang Maharawati

Tugas dan tanggungjawab Direksi

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggung

sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang

Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal

eksternal ( OJK dan KAP ).

Direksi berusaha untuk senantiasa melaksanakan prinsip-prinsip tata kelola dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus

dilakukan perbaikan dan penyempurnaan.

Direksi telah melakukan rapat sebagai berikut :

Jumlah Rapat Tidak hadir

6 -

PELAKSANAAN TUGAS DAN TANGGUNGJAWAB KOMITE-KOMITE

Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan

memperhatikan modal inti PD. BPR NTB Mataram, sampai dengan tahun 2019 PD. BPR NTB

Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite

Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah

Pejabat Eksekutif untuk melaksanakan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan dan

manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa

Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk

bat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan

Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud

Jabatan

PE Auditor Intern

PE Kepatuhan/PE Manajemen Resiko

PE APU & PPT

Hal 7 dari 23

Direksi telah melaksanakan tugas dan tanggungjawabnya sesuai dengan ketentuan yang berlaku

Direksi telah mengelola Bank sesuai dengan kewenangan dan tanggungjawabnya

sebagaimana telah diatur dalam anggaran dasar dan peraturan perundang-undangan yang

Direksi senantiasa menindaklanjuti temuan audit dan rekomendasi dari audit internal dan

prinsip tata kelola dalam setiap

kegiatan usaha Bank pada seluruh tingkatan atau jenjang organisasi namun masih harus

% Kehadiran

100

KOMITE

Merujuk pada ketentuan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan terkait tata kelola BPR dan

tahun 2019 PD. BPR NTB

Mataram belum dapat membentuk Komite Audit, Komite Pemantau Resiko ataupun Komite

Untuk melaksanakan penerapan tata kelola yang baik, Direksi PD. BPR NTB Mataram telah

ksanakan fungsi audit intern, fungsi kepatuhan dan

manajemen risiko. Pengangkatan Pejabat Eksekutif tersebut telah dilaporkan kepada Otoritas Jasa

Selain dua fungsi tersebut, PD. BPR NTB Mataram pada tahun 2019 juga telah menunjuk

bat Eksekutif yang berfungsi untuk menjalankan fungsi APU & PPT dan Pejabat

Adapun Pejabat Ekeskutif yang yang dimaksud adalah :

Keterangan

31 Maret 2017

01 Agustus 2019

20 September 2019

Page 10: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

4. Burhanuddin

4. PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

BPR memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan

kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang

Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tid

memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

5. PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNPENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah

pencegahan (reventif) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta

kegiatan usaha yang dilakukan PD. BPR NTB Mataram

Keuangan/Bank Indonesia dan peraturan perundang

kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

otoritas pengawas lain yang berwenang.

Fungsi kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk :

- Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pa

usaha Bank

- Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank

- Memastikan agar kebijakan

dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Ke

perundang-undangan yang berlaku, dan

- Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang

Dalam pelaksanaan fungsi

semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan

berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan

Pejabat Penanggung Jawab Fungsi

Literasi dan Inklusi Keuangan

PENANGANAN BENTURAN KEPENTINGAN

memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan

kepentingan dengan mematuhi ketentuan peraturan perundang-undangan berlaku, antara lain

Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tid

memiliki transaksi yang mengandung benturan kepentingan.

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERNPENERAPAN FUNGSI AUDIT EKSTERN

Penerapan Fungsi Kepatuhan

Fungsi kepatuhan adalah serangkaian tindakan atau langkah-

) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta

giatan usaha yang dilakukan PD. BPR NTB Mataram sudah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan/Bank Indonesia dan peraturan perundang-undangan yang berlaku, serta memastikan

kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

otoritas pengawas lain yang berwenang.

Fungsi kepatuhan Bank meliputi tindakan untuk :

Mewujudkan terlaksananya Budaya Kepatuhan pada semua tingkatan organisasi dan kegiatan

Mengelola risiko kepatuhan yang dihadapi oleh Bank

Memastikan agar kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta kegiatan usaha yang

dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Ke

undangan yang berlaku, dan

Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa

Keuangan dan/atau otoritas pengawas lain yang berwenang

Dalam pelaksanaan fungsi kepatuhan, sepanjang tahun 2019 Bank senantiasa berupaya

semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan

berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan

Hal 8 dari 23

Pejabat Penanggung Jawab Fungsi 20 September 2019

memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturan

undangan berlaku, antara lain

Peraturan Bank Indonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Dalam tahun 2019, BPR tidak

PENERAPAN FUNGSI KEPATUHAN, PENERAPAN FUNGSI AUDIT INTERN DAN

-langkah yang bersifat

) untuk memastikan bahwa kebijakan, ketentuan, system, dan prosedur serta

sudah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa

ang berlaku, serta memastikan

kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

da semua tingkatan organisasi dan kegiatan

, ketentuan, system, dan prosedur serta kegiatan usaha yang

dilakukan oleh Bank telah sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan dan peraturan

Memastikan kepatuhan Bank terhadap komitmen yang dibuat oleh Bank kepada Otoritas Jasa

Bank senantiasa berupaya

semaksimal mungkin untuk dapat mematuhi berbagai kaidah perbankan yang berlaku dengan

berpedoman pada tindakan fungsi kepatuhan Bank, sehingga diharapkan potensi risiko yang akan

Page 11: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

timbul dapat diantisipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang

dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau

keterlambatan menyampaian laporan, maka pihak

berikut :

- Direksi selalu mengingatkan kepada bagian

yang belum diselesaikan

- Menyampaikan ketentuan baru yang di

segera disesuaikan

- Direksi memerintahkan kepada

hasil pemeriksaan OJK dan KAP pada saat pemeriksaan rutin

- Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh

Operasional.

Selama tahun 2019 Bank

kesalahan pembuatan laporan bulanan BPR ke OJK,

dan dikenakan denda sebesar Rp.

Penerapan fungsi audit intern

Pelaksanaan fungsi audit intern be

dalam Surat Edaran Otoritas Jasa Keuangan Nomor :

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat.

Dalam struktur Organisasi

Utama yang bertugas membantu

operasional PD. BPR NTB Mataram

Sepanjang tahun 2019 Auditor Intern

dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,

pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan

pemeriksaan yang dilakukan oleh

Auditor Intern melakukan inspeksi mendadak terhadap bukti

analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah

tersebut. Selain itu Auditor Intern

pencapaian). Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil

temuan pemeriksaan wajib ditindaklanjuti sesuai dengan

sipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang

dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau

keterlambatan menyampaian laporan, maka pihak Direksi berupaya melakukan hal

selalu mengingatkan kepada bagian – bagian yang terkait dengan

yang belum diselesaikan

Menyampaikan ketentuan baru yang diterbitkan oleh OJK, BI, Pajak dan lain

an kepada Auditor Intern untuk melakukan pemantauan tindaklanjut

hasil pemeriksaan OJK dan KAP pada saat pemeriksaan rutin

Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh

Bank pernah dikenakan sanksi oleh Otoritas Jasa Keuangan atas

pembuatan laporan bulanan BPR ke OJK, berdasarkan temuan pemeriksaan tahunan OJK

dikenakan denda sebesar Rp. 816.000,- (delapan ratus enam belas ribu rupiah)

Penerapan fungsi audit intern

laksanaan fungsi audit intern berpedoman pada ketentuan yang berlaku yang telah diatur

Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 7/SE.OJK.03/2016 tentang Standar

Pelaksanaan Fungsi Audit Intern Bank Perkreditan Rakyat.

Dalam struktur Organisasi PD BPR NTB Mataram Auditor Intern berada dibawah Direktur

Utama yang bertugas membantu Direksi untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya

BPR NTB Mataram, jumlah personil Auditor Intern sebanyak 1

Auditor Intern telah melakukan fungsi serta tugas tanggungjawabnya

dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,

pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan

an oleh Auditor Intern yaitu dari permasalahan yang ditemukan, kemudian

melakukan inspeksi mendadak terhadap bukti – bukti yang ada dan melakukan kajian

analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah

Auditor Intern terus melakukan pemantuan terhadap

Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil

temuan pemeriksaan wajib ditindaklanjuti sesuai dengan laporan hasil pemeriksaan

Hal 9 dari 23

sipasi lebih dini. Untuk meminimalisir terjadinya kesalahan dan denda yang

dikenakan oleh Otoritas Jasa Keuangan/Bank Indonesia baik akibat dari kesalahan dan atau

berupaya melakukan hal-hal sebagai

bagian yang terkait dengan laporan-laporan

terbitkan oleh OJK, BI, Pajak dan lain -lain untuk

untuk melakukan pemantauan tindaklanjut

Bukti penerimaan laporan yang telah disampaikan ke OJK diadministrasikan oleh Bagian

itas Jasa Keuangan atas

berdasarkan temuan pemeriksaan tahunan OJK

ribu rupiah)

rpedoman pada ketentuan yang berlaku yang telah diatur

7/SE.OJK.03/2016 tentang Standar

berada dibawah Direktur

untuk melakukan pengawasan terhadap jalannya

sebanyak 1 orang.

telah melakukan fungsi serta tugas tanggungjawabnya

dengan cakupan tugas yang cukup memadai dan sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan,

pelaksanaan dan pemantauan hasil audit. Salah satu metode yang diterapkan dalam melakukan

dari permasalahan yang ditemukan, kemudian

bukti yang ada dan melakukan kajian

analisa permasalahan serta memberikan rekomendasi atas solusi untuk penyelesaian masalah

elakukan pemantuan terhadap Rencana Bisnis dan

Hasil temuan pemeriksaan Audit Intern telah disampaikan ke Direktur Utama dan hasil

pemeriksaan.

Page 12: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

Fungsi Audit Ekstern

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal

laporan keuangan tahun buku 201

Mardani dan Muliadi yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.

BPR NTB Mataram tahun buku 201

Dalam melaksanakan fungsi audit

independen, professional, dan bertindak obyektif dalam melakukan audit.

sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

6. PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN

Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif

Manajemen Resiko pada tanggal

tanggal 01 Agustus 2019. Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebija

Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai

dengan tingkat risiko yang diambil (

bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan

kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan

yang disampaikan oleh SKMR termasuk profil risiko melalui meet

7. BATAS MAKSIMUM PEMBERIAN

Bahwa berdasarkan Peraturan

Juli 2017 tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan R

Desember 2019 berdasarkan perhitungan modal Bank sebesar

penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :

o BMPK Individu Pihak terkait maksimum

Rp.1.208.399 Ribu

o BMPK Individu Pihak tidak terkait maksimum

sebesar Rp.2.416.799

o BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum

Bank dengan nilai sebesar

Berdasarkan Rapat Umum Pemegang Saham tanggal 18 Desember 201

buku 2019 kami telah menunjuk Kantor Akuntan Publik

yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.

tahun buku 2019 dan telah disampaikan kepada OJK pada

audit ekstern pihak Kantor Akuntan Publik harus

bertindak obyektif dalam melakukan audit. Cakupan hasil audit

sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN

Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif

Manajemen Resiko pada tanggal 31 Agustus 2018 dan telah dilakukan perubahan pejabat pada

Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebija

Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai

dengan tingkat risiko yang diambil ( risk appetite ) dan toleransi risiko (

bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan

kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan

yang disampaikan oleh SKMR termasuk profil risiko melalui meeting Komite manajemen risiko.

PEMBERIAN KREDIT

Bahwa berdasarkan Peraturan Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 49/POJK.03/2017

tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan R

berdasarkan perhitungan modal Bank sebesar Rp. 12.083.998

penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :

BMPK Individu Pihak terkait maksimum 10% dari Modal Ban

BMPK Individu Pihak tidak terkait maksimum 20% dari Modal Bank dengan nilai

799 Ribu

BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum

Bank dengan nilai sebesar sebesar Rp.3.625.199 ribu

Hal 10 dari 23

18 Desember 2018, untuk pemeriksaan

kami telah menunjuk Kantor Akuntan Publik Amachi, Arifin,

yang berlokasi di Denpasar untuk melakukan audit atas laporan keuangan PD.

da OJK pada bulan Januari 2019.

harus mampu bekerja secara

Cakupan hasil audit harus

sesuai dengan ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam ketentuan yang berlaku.

PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO, TERMASUK PENGENDALIAN INTERN

Pada tahun 2018 telah memenuhi komitmennya yaitu dengan menunjuk Pejabat Eksekutif

an telah dilakukan perubahan pejabat pada

Dewan Pengawas Bank akan memberikan persetujuan atas Kebijakan

Manajemen Risiko Bank termasuk strategi dan kerangka manajemen risiko yang ditetapkan sesuai

) dan toleransi risiko ( risk tolerance ). Direksi

bertanggungjawab atas kebijakan yang akan dikeluarkan terkait pelaksanaan kebijakan, strategi dan

kerangka manajemen risiko serta mengevaluasi dan memberikan arahan berdasarkan laporan-laporan

ing Komite manajemen risiko.

49/POJK.03/2017 tanggal 12

tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit Bank Perkreditan Rakyat, pada posisi

12.083.998 ribu sehingga

penyediaan dana kepada pihak terkait maupun pihak tidak terkait adalah sebagai berikut :

10% dari Modal Bank dengan nilai sebesar

20% dari Modal Bank dengan nilai

BMPK Kepada Kelompok Peminjam Pihak Tidak Terkait maksimum 30% dari Modal

Page 13: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran

Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ).

Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan D

total disajikan sebagai berikut :

No. Penyediaan Dan

01 Pihak terkait

02 Pihak terkait

03 Debitur inti

8. RENCANA BISNIS BPR

Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang

berlaku dan sampai tahun 201

31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan

Rencana Kerja Bank Perkreditan Rakyat

nomor : 37/POJK.03/2016 tentang Rencana Bisnis BPR

a. Ringkasan eksekutif;

b. Strategi bisnis dan kebijakan;

c. Proyeksi laporan keuangan;

d. Target rasio-rasio dan pos

e. Rencana penghimpunan dana;

f. Rencana penyaluran dana;

g. Rencana permodalan;

h. Rencana pengembangan organisasi, teknologi informa

bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran

Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK ).

Jumlah penyediaan dana kepada Pihak Terkait dan Debitur Inti per 31 Desember 201

Penyediaan Dana J u m l a h

Debitur Nominal ( Ribuan)

1 Rp. 500.000

Penempatan

Deposito pada

Lombok

6 Rp. 350.413

Pemberian Kredit kepada

Pengurus dan Pejabat Eksekutif

PD. BPR

10 Rp. 2.507.124

10 Debitur Terbesar

berdasarkan Bakidebet Kredit

yang diberikan.

Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang

ampai tahun 2017 masih mengacu pada keputusan Direksi Bank Indonesia nomor :

31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan

rkreditan Rakyat, sedangkan mulai Tahun 2018 telah mengacu pada POJK

tentang Rencana Bisnis BPR yang meliputi :

Ringkasan eksekutif;

Strategi bisnis dan kebijakan;

Proyeksi laporan keuangan;

rasio dan pos-pos keuangan;

Rencana penghimpunan dana;

Rencana penyaluran dana;

Rencana permodalan;

pengembangan organisasi, teknologi informasi dan sumber daya manusia

Hal 11 dari 23

bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran

ebitur Inti per 31 Desember 2019 secara

Keterangan

Penempatan Pada Bank Lain

Deposito pada PD. BPR NTB

Lombok Timur

Pemberian Kredit kepada

Pengurus dan Pejabat Eksekutif

PD. BPR NTB Mataram

10 Debitur Terbesar

berdasarkan Bakidebet Kredit

yang diberikan.

Rencana kerja Bank telah disusun setiap tahun yang disusun berdasarkan ketentuan yang

Bank Indonesia nomor :

31/60/KEP/DIR Tahun 1998 tanggal 9 Juli 1998 tentang Rencana Kerja dan Laporan Pelaksanaan

, sedangkan mulai Tahun 2018 telah mengacu pada POJK

si dan sumber daya manusia;

Page 14: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

i. Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan

pelaksanaan aktivitas baru;

j. Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor; da

k. Informasi lainnya.

9. TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank

Prekreditan Rakyat, salah satu prinsip tata kelola yang harus diterapk

(keterbukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara

transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan

keuangan triwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham jug

koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.

Selanjutnya untuk dana CSR

Desember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengi

mewajibkan PD. BPR NTB Mataram

memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,

dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan

tersebut belum diatur, mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.

Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan

aktivitas baru;

Rencana pengembangan dan/atau perubahan jaringan kantor; dan

TRANSPARANSI KONDISI KEUANGAN DAN NON KEUANGAN

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank

Prekreditan Rakyat, salah satu prinsip tata kelola yang harus diterapkan oleh BPR adalah transparan

ukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara

transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan

riwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham jug

koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.

Selanjutnya untuk dana CSR (Coorporate Social Responsibility)

Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengi

BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian laba/keuntungannya untuk

memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,

dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan

mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.

Hal 12 dari 23

Rencana pelaksanaan kegiatan usaha baru atau rencana penerbitan produk dan

Sebagaimana disebutkan dalam Peraturan Otoritas Jasa Keuangan tentang Tata Kelola Bank

an oleh BPR adalah transparan

ukaan), maka Bank telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara

transparan dan dipublikasikan tepat pada waktunya setiap tiga bulan sekali dan khusus untuk laporan

riwulan ke empat selain disampaikan ke OJK dan Pemegang Saham juga diumumkan di

koran harian lokal yang ada di Mataram sehingga dapat dibaca dan diketahui oleh masyarakat.

) sampai dengan bulan

Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat regulasi yang

untuk menyisihkan sebagian laba/keuntungannya untuk

memberikan kontribusi pada pembangunan Nasional/Daerah berupa kepedulian kepada masyarakat,

dengan cara memberi bantuan kepada masyarakat yang dinilai layak untuk menerima bantuan

mengingat Bank masih badan hukum Perusahaan Daerah.

Page 15: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

Anggota Direksi PD. BPR NTB Mataram baik secara sendiri

tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain,

Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara

Barat disebutkan bahwa kepemilikan saham PD.

NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebe

perorangan untuk memiliki saham pada PD.

dalam bentuk tabel di bawah ini :

Nama Anggota Direksi

Ketut Sudharmana

Zulkifli Hamdani

BAB III

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

BPR NTB Mataram baik secara sendiri-sendiri atau bersama

tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain, mengingat dalam Peraturan

Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara

tkan bahwa kepemilikan saham PD. BPR NTB Mataram adalah Pemerintah Provinsi

NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebesar 49 % artinya tidak diperkenankan bagi

an untuk memiliki saham pada PD. BPR NTB Mataram termasuk

dalam bentuk tabel di bawah ini :

Nama Anggota Direksi Kepemilikan Saham

PD. BPR NTB MATARAM

Nihil

Nihil

Hal 13 dari 23

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DIREKSI

sendiri atau bersama-sama

mengingat dalam Peraturan

Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa Tenggara

BPR NTB Mataram adalah Pemerintah Provinsi

sar 49 % artinya tidak diperkenankan bagi

BPR NTB Mataram termasuk Direksi. Sebagaimana

Kepemilikan Saham

Perusahaan Lain

Nihil

Nihil

Page 16: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

Direktur Utama dan Direktur berasal dari pihak

yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau

hubungan dengan Bank sehingga tidak me

BAB IV

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

PEMEGANG SAHAM BPR

Direktur Utama dan Direktur berasal dari pihak yang independen terhadap Pemegang Saham

yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau

hubungan dengan Bank sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Hal 14 dari 23

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DIREKSI

DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS, ANGGOTA DIREKSI LAIN DAN/ATAU

yang independen terhadap Pemegang Saham

yakni tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan, kepemilikan saham dan/atau hubungan

keluarga dengan anggota Dewan Pengawas, Direksi dan/atau Pemegang Saham Pengendali atau

mpengaruhi kemampuannya untuk bertindak independen.

Page 17: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

Anggota Dewan Pengawas PD.

sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan

Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa

Tenggara Barat disebutkan bahwa kepemilikan saham PD.

Provinsi NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Matara

diperkenankan bagi perorangan untuk memiliki saham pada PD.

Dewan Pengawas. sebagaimana dalam bentuk tabel di bawah ini :

Nama Anggota Direksi

DR. H. Iwan Harsono, M.Ec

Armas, SE

BAB V

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

Pengawas PD. BPR NTB Mataram baik secara sendiri

sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan

Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa

tkan bahwa kepemilikan saham PD. BPR NTB Mataram adalah Pemerintah

Provinsi NTB sebesar 51 % dan Pemerintah Kota Mataram sebesar 49 % artinya tidak

an untuk memiliki saham pada PD. BPR NTB Mataram termasuk

Dewan Pengawas. sebagaimana dalam bentuk tabel di bawah ini :

Kepemilikan Saham

PD. BPR NTB MATARAM Perusahaan Lain

Nihil

Nihil

Hal 15 dari 23

KEPEMILIKAN SAHAM ANGGOTA DEWAN PENGAWAS

BPR NTB Mataram baik secara sendiri-sendiri atau bersama-

sama tidak memiliki saham pada Bank dan/atau pada suatu perusahaan lain, mengingat dalam

Peraturan Daerah nomor : 10 Tahun 2007 tentang Perusahaan Daerah Bank Perkreditan Rakyat Nusa

BPR NTB Mataram adalah Pemerintah

m sebesar 49 % artinya tidak

BPR NTB Mataram termasuk

Kepemilikan Saham

Perusahaan Lain

Nihil

Nihil

Page 18: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan

keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun

Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

independen. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,

menghindari benturan kepentingan

melindungi kepentingan stakeholders

BAB VI

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

DAN/ATAU PEMEGANG SAHAM BPR

Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan

keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun

Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

penden. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,

menghindari benturan kepentingan ( conflict of interest ) dalam pelaksanaan tugasnya serta

stakeholders.

Hal 16 dari 23

HUBUNGAN KEUANGAN DAN/ATAU HUBUNGAN KELUARGA ANGGOTA DEWAN

PENGAWAS DENGAN ANGGOTA DEWAN PENGAWAS LAIN, ANGGOTA DIREKSI

Anggota Dewan Pengawas tidak memiliki hubungan keuangan, kepengurusan atau hubungan

keluarga dengan anggota Direksi atau hubungan dengan Pemegang Saham Pengendali maupun

Pemegang Saham Minoritas sehingga tidak mempengaruhi kemampuannya untuk bertindak

penden. Keberadaan Anggota Dewan Pengawas dapat menciptakan check and balance,

dalam pelaksanaan tugasnya serta

Page 19: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILI

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh

anggota Dewan Pengawas dan Di

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain

Gaji Pokok Tunjangan

Tantiem

Kompensasi berbasis saham Remunerasi berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan risiko Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi kesehatan

BAB VII

PAKET/KEBIJAKAN REMUNERASI DAN FASILITAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

DEWAN PENGAWAS

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh

anggota Dewan Pengawas dan Direksi selama tahun 2019.

Jenis Remunerasi dan Fasilitas Lain Jumlah Diterima dalam 1 TahunDewan Pengawas

(2 orang) Januari – Desember

2019

Direksi (2 orang)April

Rp. 111.780.210 Rp. 157.164.781- THR : 10.286.000 - THR : 2

- Tunj Jabatan : 5- Tunj. Kesra- Tunj.Suami : - Tunj. Anak :

- Jasprod: 6.573.414

- Jasprod :

- - Remunerasi berdasarkan RUPS dengan memperhatikan tugas, wewenang, tanggung jawab dan

- -

Fasilitas lain yang diterima tidak dalam bentuk uang, antara lain perumahan, transportasi, dan asuransi

- Direktur Utama mendapatkan fasilitas Mobil dengaHonda BR

- Direktur Operasional mendapatkan jenis Toyota 2006

- Direktur Utama dan Direktur operasional mendapatkan BPJS Kesehatan.

Hal 17 dari 23

TAS LAIN BAGI DIREKSI DAN

Berikut adalah informasi mengenai jumlah remunerasi dan fasilitas lain yang diterima oleh

Jumlah Diterima dalam 1 Tahun Direksi (2 orang)

April – Desember 2019

Rp. 157.164.781 THR : 25.269.700 Tunj Jabatan : 57.551.400

Kesra : 17.264.325 Tunj.Suami : 4.837.163 Tunj. Anak : 2.687.313

Jasprod : 38.611.280

Direktur Utama mendapatkan fasilitas Mobil dengan jenis Honda BR-V tahun 2016 Direktur Operasional mendapatkan Mobil dengan jenis Toyota Avanza tahun

Direktur Utama dan Direktur operasional mendapatkan BPJS Kesehatan.

Page 20: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang

pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya

Berikut adalah rasio gaji tertinggi dan terendah:

a) Rasio Gaji pegawai yang tertinggi dan

b) Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan

c) Rasio Gaji Dewan Pengawas yang tertinggi dan terendah adalah 1 kali

d) Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali

e) Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 2,59 kali

BAB VIII

RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

perjanjian kerja, kesepakatan, atau peraturan perundang-undangan, termasuk tunj

pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya

adalah rasio gaji tertinggi dan terendah:

Rasio Gaji pegawai yang tertinggi dan terendah adalah 3,73 kali

Rasio Gaji Direksi yang tertinggi dan terendah adalah 1,35 kali

Rasio Gaji Dewan Pengawas yang tertinggi dan terendah adalah 1 kali

Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali

Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Pegawai tertinggi adalah 2,59 kali

Hal 18 dari 23

RASIO GAJI TERTINGGI DAN GAJI TERENDAH

Yang dimaksud dengan gaji adalah hak pegawai yang diterima dan dinyatakan dalam bentuk

uang sebagai imbalan dari BPR kepada pegawai yang ditetapkan dan dibayarkan menurut suatu

undangan, termasuk tunjangan lainnya bagi

pegawai dan keluarganya atas suatu pekerjaan dan/atau jasa yang telah dilakukannya

Rasio Gaji Direksi tertinggi dan Dewan Pengawas tertinggi adalah 3,29 kali

Page 21: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

FREKUENS

Sejak bulan januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat

Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran

sebagai berikut:

Nama Anggota Dewan Pengawas

DR. H. Iwan Harsono, M.Ec

Armas, SE

Total rapat per tahun

BAB IX

FREKUENSI RAPAT DEWAN PENGAWAS

januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat

Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran

Nama Anggota Dewan Pengawas Jumlah Rapat Jumlah

Kehadiran

DR. H. Iwan Harsono, M.Ec 3 3

3 3

3 3

Hal 19 dari 23

januari sampai dengan bulan desember 2019 telah dilakukan beberapa kali Rapat

Dewan Pengawas dengan hasil rapat telah dituangkan dalam Notulen Rapat. Adapun data kehadiran

Persentase

Kehadiran

100%

100%

100%

Page 22: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN

Selama tahun 2019

Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan

telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian

terhadap penyimpangan tersebut telah diselesaikan oleh pelaku.

Internal Fraud

dalam 1 tahun Direksi

2018

Total fraud nihil

Telah

diselesaikan nihil

Dalam proses

penyelesaian

internal BPR

nihil

Belum

diupayakan

penyelesaiannya

nihil

Telah

ditindaklanjuti

melalui proses

hukum

nihil

BAB X

JUMLAH PENYIMPANGAN INTERN

tidak terdapat satu kasus penyimpangan intern yang terjadi.

Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan

telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian

ebut telah diselesaikan oleh pelaku.

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Direksi Dewan

Pengawas Pegawai Tetap

2019 2018 2019 2018 201

nihil nihil nihil nihil 1 (satu)

nihil nihil nihil nihil 1 (satu)

nihil nihil nihil nihil N

nihil nihil nihil nihil N

nihil nihil nihil nihil N

Hal 20 dari 23

satu kasus penyimpangan intern yang terjadi.

Penyimpangan tersebut dilakukan oleh salah satu pegawai PD. BPR NTB Mataram. Penyimpangan

telah diselesaikan dengan memberhentikan dengan tidak hormat pelaku penyimpangan dan kerugian

Jumlah kasus yang dilakukan oleh

Pegawai Tetap Pegawai Tidak

Tetap

2019 2018 2019

1 (satu) nihil nihil

1 (satu) nihil nihil

Nihil nihil nihil

Nihil nihil nihil

Nihil nihil nihil

Page 23: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

Sepanjang tahun 2019

PD. BPR NTB Mataram baik perdata ma

Permasalahan Hukum

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap)

Dalam proses penyelesaian

Total

BAB XI

JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

tidak terdapat kasus / permasalahan hukum yang dihadapi oleh

NTB Mataram baik perdata maupun pidana, sesuai dengan tabel sebagai berikut :

Jumlah

Perdata

Telah selesai (telah mempunyai kekuatan hukum yang tetap) -

Dalam proses penyelesaian -

NIHIL

Hal 21 dari 23

JUMLAH PERMASALAHAN HUKUM DAN UPAYA PENYELESAIAN OLEH BPR

tidak terdapat kasus / permasalahan hukum yang dihadapi oleh

sebagai berikut :

Jumlah

Perdata Pidana

-

-

NIHIL NIHIL

Page 24: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK

NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA

PD. BPR NTB Mataram mengeluarkan kebijakan

untuk kegiatan politik, sedangkan

dengan rincian sebagai berikut :

No Nama Penerima

1. Partisipasi Acara

Auditorium Universitas Mataram

2. Partisipasi HUT RI Ke 74 acara Setda

Provinsi NTB

3. Partisipasi HUT MIN 2 Kota Mataram

(Nasabah Penabung Inti)

BAB XII

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK

NOMINAL MAUPUN PENERIMA DANA

PD. BPR NTB Mataram mengeluarkan kebijakan untuk tidak mend

sedangkan untuk kegiatan sosial PD. BPR NTB Mataram memberikan dana

dengan rincian sebagai berikut :

Jumlah (Juta Rp)

Partisipasi Acara Halal Bihalal di

Auditorium Universitas Mataram

Rp. 1.575.000

HUT RI Ke 74 acara Setda Rp. 945.000

Partisipasi HUT MIN 2 Kota Mataram

(Nasabah Penabung Inti)

Rp. 475.000

Hal 22 dari 23

PEMBERIAN DANA UNTUK KEGIATAN SOSIAL DAN KEGIATAN POLITIK, BAIK

tidak mendanai/pemberian dana

untuk kegiatan sosial PD. BPR NTB Mataram memberikan dana

Tanggal

02 September 2019

02 September 2019

21 Nopember 2019

Page 25: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF

KESIMPULAN UMUM

Secara rinci penilaian sendiri atas pelaksan

Mataram untuk masing-masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur

Tata Kelola, Proses Penerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing

faktor penerapan Tata Kelola antara lain :

1. Tugas dan tanggungjawab Direksi

2. Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas

3. Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi komite

4. Penanganan benturan kepentingan

5. Penerapan fungsi kepatuhan

6. Penerapan fungsi audit intern

7. Penerapan fungsi audit eksteren

8. Penerapan manajemen resiko, termasuk pengendalian intern

9. Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK )

10. Rencana Bisnis BPR dan

11. Transparansi Kondis

PD. BPR NTB Mataram telah melakukan penilaian sendiri

pelaksanaan penerapan Tata Kelola posisi 31 Desember 201

BAB XIII

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF

UMUM PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 201

Secara rinci penilaian sendiri atas pelaksanaan tata kelola dilingkungan PD.

masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur

enerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing

faktor penerapan Tata Kelola antara lain :

Tugas dan tanggungjawab Direksi

Pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas

Kelengkapan dan pelaksanaan tugas dan fungsi komite

ganan benturan kepentingan

Penerapan fungsi kepatuhan

Penerapan fungsi audit intern

Penerapan fungsi audit eksteren

Penerapan manajemen resiko, termasuk pengendalian intern

Batas Maksimum Pemberian Kredit ( BMPK )

Rencana Bisnis BPR dan

Transparansi Kondisi Laporan Keuangan dan Non Keuangan

BPR NTB Mataram telah melakukan penilaian sendiri (self assessment)

a Kelola posisi 31 Desember 2019 sebagai berikut :

Hal 23 dari 23

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA (SELF ASSESMENT) DAN

PD BPR NTB MATARAM POSISI 31 DESEMBER 2019

aan tata kelola dilingkungan PD. BPR NTB

masing faktor yang terdiri dari penilaian terhadap struktur dan infrastruktur

enerapan Tata Kelola dan hasil Penerapan Tata Kelola untuk masing-masing

(self assessment) terhadap

sebagai berikut :

Page 26: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

1

BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Jumlah anggota Direksi paling sedikit 3 (tiga) orang,

dan salah satu anggota Direksi bertindak sebagai

Direktur yang membawahkan fungsi kepatuhan.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah):Jumlah anggota Direksi paling sedikit 2 (dua)

orang, dan salah satu anggota Direksi bertindak

sebagai Direktur yang membawahkan fungsi

kepatuhan.

v

2) Seluruh anggota Direksi bertempat tinggal di

kota/kabupaten yang sama, atau kota/kabupaten

yang berbeda pada provinsi yang sama, atau

kota/kabupaten di provinsi lain yang berbatasan

langsung dengan kota/kabupaten pada provinsi

lokasi Kantor Pusat BPR.

v

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada

KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA

1)

NoSkala Penerapan

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Direksi

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

Kriteria/Indikator

3) Anggota Direksi tidak merangkap jabatan pada

Bank, Perusahaan Non Bank dan/atau lembaga lain

(partai politik atau organisasi kemasyarakatan).v

4) Mayoritas anggota Direksi tidak memiliki hubungan

keluarga atau semenda sampai dengan derajat

kedua dengan sesama anggota Direksi dan/atau

anggota Dewan Komisaris.

v

5) Direksi tidak menggunakan penasihat perorangan

dan/atau penyedia jasa profesional sebagai

konsultan kecuali memenuhi persyaratan yaitu untuk

proyek yang bersifat khusus yang dari sisi

karakteristik proyeknya membutuhkan adanya

konsultan; telah didasari oleh kontrak yang jelas

meliputi lingkup pekerjaan, tanggung jawab, produk

yang dihasilkan, dan jangka waktu pekerjaan, serta

biaya; dan perorangan dan/atau penyedia jasa

profesional adalah pihak independen yang memiliki

kualifikasi untuk proyek yang bersifat khusus

dimaksud.

v

6) Seluruh anggota Direksi telah lulus Uji Kemampuan

dan Kepatutan dan telah diangkat melalui RUPS

termasuk perpanjangan masa jabatan Direksi telah

ditetapkan oleh RUPS sebelum berakhir masa

jabatannya.

v

Page 27: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 6 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan6 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 6Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

7) Direksi melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya 

secara independen dan tidak memberikan kuasa

umum yang dapat mengakibatkan pengalihan tugas

dan wewenang tanpa batas.

v

8) Direksi menindaklanjuti temuan audit dan

rekomendasi dari Pejabat Eksekutif yang ditunjuk

sebagai auditor intern, auditor ekstern, dan hasil

pengawasan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau hasil

pengawasan otoritas lain.

v

9) Direksi menyediakan data dan informasi yang

lengkap, akurat, terkini, dan tepat waktu kepada

Dewan Komisaris.

v

10) Pengambilan keputusan rapat Direksi yang bersifat

strategis dilakukan berdasarkan musyawarah

mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapaiv

6

1

0,5

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

mufakat, suara terbanyak dalam hal tidak tercapai

musyawarah mufakat, atau sesuai ketentuan yang

berlaku dengan mencantumkan dissenting opinion

jika terdapat perbedaan pendapat.

v

11) Direksi tidak menggunakan BPR untuk kepentingan

pribadi, keluarga, dan/atau pihak lain yang dapat

merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, serta

tidak mengambil dan/atau menerima keuntungan

pribadi dari BPR, selain remunerasi dan fasilitas

lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

12) Anggota Direksi membudayakan pembelajaran

secara berkelanjutan dalam rangka peningkatan

pengetahuan tentang perbankan dan perkembangan

terkini terkait bidang keuangan/lainnya yang

mendukung pelaksanaan tugas dan tanggung

jawabnya pada seluruh tingkatan atau jenjang

organisasi antara lain dengan peningkatan

keikutsertaan pegawai BPR dalam

pendidikan/pelatihan dalam rangka pengembangan

kualitas individu.

v

13) Anggota Direksi mampu mengimplementasikan

kompetensi yang dimilikinya dalam pelaksanaan

tugas dan tanggung jawabnya, antara lain

pemahaman atas ketentuan mengenai prinsip kehati-

hatian.

v

14) Direksi memiliki dan melaksanakan pedoman dan

tata tertib kerja anggota Direksi yang paling sedikit

mencantumkan etika kerja, waktu kerja, dan

peraturan rapat.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 6 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 12 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan 14

Page 28: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 8Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

15) Direksi mempertanggungjawabkan pelaksanaan

tugasnya kepada pemegang saham melalui RUPS. v

16) Direksi mengkomunikasikan kepada seluruh

pegawai mengenai kebijakan strategis BPR di

bidang kepegawaian.

v

17) Hasil rapat Direksi dituangkan dalam risalah rapat

dan didokumentasikan dengan baik, termasuk

pengungkapan secara jelas dissenting opinions

yang terjadi dalam rapat Direksi, serta dibagikan

kepada seluruh Direksi.

v

18) Terdapat peningkatan pengetahuan, keahlian, dan

kemampuan anggota Direksi dan seluruh pegawai

dalam pengelolaan BPR yang ditunjukkan antara

lain dengan peningkatan kinerja BPR, penyelesaian

permasalahan yang dihadapi BPR, dan pencapaian

hasil sesuai ekspektasi stakeholders.

v

19) Direksi menyampaikan laporan penerapan Tata

Kelola pada Otoritas Jasa Keuangan, Asosiasi BPRv

1,75

0,7

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

di Indonesia, dan 1 (satu) kantor media atau majalah

ekonomi dan keuangan sesuai ketentuan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 4 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 8 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 5Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 1 Dikalikan dengan bobot 

Faktor 1: 20%

9

1,8

0,18

1,38

0,28

Page 29: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

2

BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah):Jumlah anggota Dewan Komisaris paling

sedikit 3 (tiga) orang.BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar

rupiah):Jumlah anggota Dewan Komisaris paling

sedikit 2 (dua) orang.

v

2) Jumlah anggota Dewan Komisaris tidak melampaui

jumlah anggota Direksi sesuai ketentuan. v

3) Seluruh anggota Dewan Komisaris telah lulus Uji

Kemampuan dan Kepatutan dan telah diangkat

melalui RUPS. Dalam hal BPR memperpanjang

masa jabatan anggota Dewan Komisaris, RUPS

yang menetapkan perpanjangan masa jabatan

anggota Dewan Komisaris dilakukan sebelum

berakhirnya masa jabatan.

v

4) Paling sedikit 1 (satu) anggota Dewan Komisaris

bertempat tinggal di provinsi yang sama atau di

kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan v

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)1)

Pelaksanaan Tugas dan Tanggung Jawab Dewan Komisaris

kota/kabupaten pada provinsi lain yang berbatasan

langsung dengan provinsi lokasi Kantor Pusat BPR.

v

5) BPR memiliki Komisaris Independen: 

a. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit 

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah) 

paling sedikit 50% (lima puluh persen) dari jumlah 

anggota Dewan Komisaris adalah Komisaris 

Independen.

b. Untuk BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan

kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh

milyar rupiah), paling sedikit satu anggota Dewan

Komisaris merupakan Komisaris Independen.

v

6) Dewan Komisaris memiliki pedoman dan tata tertib

kerja termasuk pengaturan etika kerja, waktu kerja,

dan rapat.

v

7) Dewan Komisaris tidak merangkap jabatan sebagai

anggota Dewan Komisaris pada lebih dari 2 (dua)

BPR atau BPRS lainnya, atau sebagai Direksi atau

pejabat eksekutif pada BPR, BPRS dan/atau Bank

Umum.

v

8) Mayoritas anggota Dewan Komisaris tidak memiliki

hubungan keluarga atau semenda sampai dengan

derajat kedua dengan sesama anggota Dewan

Komisaris atau Direksi.

v

9) Seluruh Komisaris Independen tidak ada yang

memiliki hubungan keuangan, kepengurusan,

kepemilikan saham dan/atau hubungan keluarga

dengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi vdengan anggota Dewan Komisaris lain, Direksi

dan/atau pemegang saham pengendali atau

hubungan lain yang dapat mempengaruhi

kemampuannya untuk bertindak independen.

v

Page 30: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 6 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan6 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 9Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

10) Dewan Komisaris telah melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan tugas dan tanggung jawab

serta memberikan nasihat kepada Direksi, antara

lain pemberian rekomendasi atau nasihat tertulis

terkait dengan pemenuhan ketentuan BPR termasuk

prinsip kehati-hatian.

v

11) Dalam rangka melakukan tugas pengawasan,

Komisaris mengarahkan, memantau dan

mengevaluasi pelaksanaan kebijakan strategis BPR.v

12) Dewan Komisaris tidak terlibat dalam pengambilan

keputusan kegiatan operasional BPR, kecuali dalam

hal penyediaan dana kepada pihak terkait

sebagaimana diatur dalam ketentuan mengenai

batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-halv

12

1,33

0,67

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

batas maksimum pemberian kredit BPR dan hal-hal

lain yang ditetapkan dalam peraturan perundangan

dalam rangka melaksanakan fungsi pengawasan.

13) Dewan Komisaris memastikan bahwa Direksi

menindaklanjuti temuan audit intern, audit ekstern,

hasil pengawasan Otoritas Jasa Keuangan,

dan/atau hasil pengawasan otoritas lainnya antara

lain dengan meminta Direksi untuk menyampaikan

dokumen hasil tindak lanjut temuan

v

14) Dewan Komisaris menyediakan waktu yang cukup

untuk melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya

secara optimal dan menyelenggarakan Rapat

Dewan Komisaris paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3

bulan yang dihadiri oleh seluruh anggota Dewan

Komisaris.

v

15) Pengambilan keputusan rapat Dewan Komisaris

yang bersifat strategis telah dilakukan berdasarkan

musyawarah mufakat atau suara terbanyak dalam

hal tidak tercapai musyawarah mufakat, atau sesuai

ketentuan yang berlaku dengan mencantumkan

dissenting opinion jika terdapat perbedaan

pendapat.

v

16) Anggota Dewan Komisaris tidak memanfaatkan BPR

untuk kepentingan pribadi, keluarga, dan/atau pihak

lain yang merugikan atau mengurangi keuntungan

BPR, serta tidak mengambil dan/atau menerima

keuntungan pribadi dari BPR, selain remunerasi dan

fasilitas lainnya yang ditetapkan RUPS.

v

17) Anggota Dewan Komisaris melakukan pemantauan

terhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggungterhadap laporan pelaksanaan tugas dan tanggung

jawab anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan yang memerlukan tindak lanjut Direksi

v

Page 31: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 7 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 14 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 8Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

18) Hasil rapat Dewan Komisaris dituangkan dalam

risalah rapat dan didokumentasikan dengan baik

dan jelas, termasuk dissenting opinions yang terjadi

jika terdapat perbedaan pendapat, serta dibagikan

kepada seluruh anggota Dewan Komisaris.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 2 Dikalikan dengan bobot 

15

1,88

0,75

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

2

2

0,2

1,62

0,24Faktor 2 BPR dengan Bobot A, B, & C: 15% BPR 

dengan Bobot D: 12,5%

0,24

Page 32: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

3

1) BPR telah memiliki Komite Audit dan Komite

Pemantau Risiko dengan anggota Komite sesuai

ketentuan.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

2) Komite Audit melakukan evaluasi terhadap

penerapan fungsi audit intern.3) Komite Pemantau Risiko melakukan evaluasi

terhadap penerapan fungsi manajemen risiko.4) Dewan Komisaris memastikan bahwa Komite yang

dibentuk menjalankan tugasnya secara efektif

antara lain telah sesuai dengan pedoman dan tata

tertib kerja.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0

0

0

0

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi Komite 

(bagi BPR yang memiliki modal inti paling sedikit 

Rp80.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala Penerapan Perhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 3Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

5) Komite memberikan rekomendasi terkait penerapan

audit intern dan fungsi manajemen risiko kepada

Dewan Komisaris untuk tindak lanjut kepada Direksi

BPR.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 3 Dikalikan dengan bobot 

Faktor 3 BPR dengan Bobot A, B, & C: 0% BPR 

dengan Bobot D: 2,5%

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

0

0

0

0

0

0

0

0

Page 33: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

4

1) BPR memiliki kebijakan, sistem dan prosedur

penyelesaian mengenai benturan kepentingan yang

mengikat setiap pengurus dan pegawai BPR

termasuk administrasi, dokumentasi dan

pengungkapan benturan kepentingan dimaksud

dalam Risalah Rapat.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

2) Dalam hal terjadi benturan kepentingan, anggota

Dewan Komisaris, anggota Direksi, dan Pejabat

Eksekutif tidak mengambil tindakan yang dapat

merugikan atau mengurangi keuntungan BPR, atau

tidak mengeksekusi transaksi yang memiliki

benturan kepentingan tersebut.

v

Penanganan Benturan Kepentingan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2

2

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

benturan kepentingan tersebut.Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 1Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

3) Benturan kepentingan yang dapat merugikan BPR

atau mengurangi keuntungan BPR diungkapkan

dalam setiap keputusan dan telah terdokumentasi

dengan baik.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 4 Dikalikan dengan bobot 

Faktor 4: 10%

5

2

2

0,8

2

2

0,2

2

0,2

Penerapan Fungsi Kepatuhan

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

Page 34: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan memenuhi persyaratan paling sedikit

untuk:

a. tidak merangkap sebagai Direktur Utama;

b. tidak membawahkan bidang operasional

penghimpunan dan penyaluran dana; dan

c. mampu bekerja secara independen.

2) BPR dengan modal inti kurang dari 

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Anggota Direksi yang membawahkan fungsi 

kepatuhan tidak menangani penyaluran dana.

v

3) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan memahami peraturan Otoritas Jasa

Keuangan dan peraturan perundang-undangan lain

yang berkaitan dengan perbankan.

v

BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan

membentuk satuan kerja kepatuhan yang

independen terhadap satuan kerja atau fungsi

operasional.

4)

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

Pelaksanaan fungsi kepatuhan dilakukan dengan

menunjuk Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi

kepatuhan independen terhadap satuan kerja atau

fungsi operasional.

v

5) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan menyusun dan/atau

mengkinikan pedoman kerja, sistem, dan prosedur

kepatuhan.

v

6) BPR memiliki ketentuan intern mengenai tugas,

wewenang, dan tanggung jawab bagi satuan kerja

kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang menangani

fungsi kepatuhan.

v

Page 35: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 3 1 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 6 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 5Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

7) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan menetapkan langkah-langkah yang

diperlukan untuk memastikan BPR telah memenuhi

seluruh peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan

peraturan perundang-undangan lain termasuk

penyampaian laporan kepada Otoritas Jasa

Keuangan dan otoritas lainnya.

v

8) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi

Kepatuhan melakukan upaya untuk mendorong

terciptanya budaya kepatuhan BPR antara lain

melalui sosialisasi dan pelatihan ketentuan terkini.

v

9) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan memantau dan menjaga kepatuhan BPR

terhadap seluruh komitmen yang dibuat oleh BPR

kepada Otoritas Jasa Keuangan termasuk

melakukan tindakan pencegahan apabila terdapatv

10

2

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

melakukan tindakan pencegahan apabila terdapat

kebijakan dan/atau keputusan Direksi BPR yang

menyimpang dari ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan.10) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan memastikan bahwa

seluruh kebijakan, ketentuan, sistem, dan prosedur,

serta kegiatan usaha yang dilakukan BPR telah

sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan.

v

11) Satuan kerja kepatuhan atau Pejabat Eksekutif yang

menangani fungsi kepatuhan melakukan reviu

dan/atau merekomendasikan pengkinian dan

penyempurnaan kebijakan, ketentuan, sistem

maupun prosedur yang dimiliki oleh BPR agar

sesuai dengan ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

dan peraturan perundang-undangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 2 3 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 4 9 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 5Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

13

2,6

1,04

Page 36: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

12) BPR berhasil menurunkan tingkat pelanggaran 

terhadap ketentuan.v

13) Anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan menyampaikan laporan pelaksanaan

tugas dan tanggung jawab secara berkala kepada

Direktur Utama dengan tembusan kepada Dewan

Komisaris. Dalam hal anggota Direksi yang

membawahkan fungsi kepatuhan adalah Direktur

Utama, laporan disampaikan kepada Dewan

Komisaris.

v

14) Anggota Direksi yang membawahkan Fungsi

Kepatuhan menyampaikan laporan khusus kepada

Otoritas Jasa Keuangan apabila terdapat kebijakan

atau keputusan Direksi yang menyimpang dari

peraturan Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

peraturan perundang-undangan lain, sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 3Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

6

2

Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 5

Dikalikan dengan bobot Faktor 5 : 10%0,22

0,2

2,24

Page 37: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

6

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR memiliki Satuan Kerja Audit Intern (SKAI).BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR memiliki Pejabat Eksekutif yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern.

v

2) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi

audit intern telah memiliki dan mengkinikan

pedoman kerja serta sistem dan prosedur untuk

melaksanakan tugas bagi auditor intern sesuai

peraturan perundang-undangan dan telah disetujui

oleh Direktur Utama dan Dewan Komisaris.

v

3) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi

audit intern independen terhadap satuan kerja

operasional (satuan kerja terkait dengan

penghimpunan dan penyaluran dana).

v

4) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi

audit intern bertanggung jawab langsung kepada

Direktur Utama.

v

Penerapan Fungsi Audit Intern

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

Direktur Utama.5) BPR memiliki program rekrutmen dan

pengembangan sumber daya manusia yang

melaksanakan fungsi audit intern.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 3 1 1 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan3 2 3 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 5Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

6) BPR menerapkan fungsi audit intern sesuai dengan

ketentuan pedoman audit intern yang telah disusun

oleh BPR pada seluruh aspek dan unsur kegiatan

yang secara langsung diperkirakan dapat

mempengaruhi kepentingan BPR dan masyarakat.

v

7) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menugaskan pihak ekstern untuk melakukan

kaji ulang paling sedikit 1 (satu) kali dalam 3 (tiga)

tahun atas kepatuhan terhadap standar

pelaksanaan fungsi audit intern, dan kelemahan

SOP audit serta perbaikan yang mungkin dilakukan.

V

8) Pelaksanaan fungsi audit intern (kegiatan audit)

dilaksanakan secara memadai dan independen

yang mencakup persiapan audit, penyusunan

program audit, pelaksanaan audit, pelaporan hasil

audit, dan tindak lanjut hasil audit.

v

8

1,6

0,8

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

audit, dan tindak lanjut hasil audit.

Page 38: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

9) BPR melaksanakan peningkatan mutu keterampilan

sumber daya manusia secara berkala dan

berkelanjutan terkait dengan penerapan fungsi audit

intern.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 4 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 8 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 4Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

10) SKAI atau Pejabat Eksekutif yang menangani fungsi

audit intern telah menyampaikan laporan

pelaksanaan audit intern kepada Direktur Utama

dan Dewan Komisaris dengan tembusan kepada

anggota Direksi yang membawahkan fungsi

kepatuhan.

v

11) BPR telah menyampaikan laporan pelaksanaan dan

pokok-pokok hasil audit intern dan laporan khusus

(apabila ada penyimpangan) kepada Otoritas Jasa

Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

v

12) BPR dengan modal inti paling sedikit

8

2

0,8

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan hasil kaji ulang oleh

pihak ekstern kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

V

BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau

pemberhentian Kepala SKAI kepada Otoritas Jasa

Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR menyampaikan laporan pengangkatan atau

pemberhentian Pejabat Eksekutif yang bertanggung

jawab terhadap pelaksanaan fungsi audit intern

kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 3 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 6 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 4Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 6

Dikalikan dengan bobot Faktor 6: 10%

1,75

0,18

1,78

0,18

13)

7

Page 39: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

7

1) Penugasan audit kepada Akuntan Publik dan Kantor

Akuntan Publik (KAP) memenuhi aspek-aspek

legalitas perjanjian kerja, ruang lingkup audit,

standar profesional akuntan publik, dan komunikasi

antara Otoritas Jasa Keuangan dengan KAP

dimaksud.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

2) Dalam pelaksanaan audit laporan keuangan BPR,

BPR menunjuk Akuntan Publik dan KAP yang

terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan serta

memperoleh persetujuan RUPS berdasarkan usulan

Dewan Komisaris.

v

3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Penerapan Fungsi Audit Ekstern (bagi BPR dengan total 

aset paling sedikit Rp10.000.000.000,00 (sepuluh milyar 

rupiah)

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

1

1

0,5

3) BPR telah melaporkan hasil audit KAP dan

Management Letter kepada Otoritas Jasa

Keuangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

4) Hasil audit dan Management letter telah

menggambarkan permasalahan BPR dan

disampaikan secara tepat waktu kepada BPR oleh

KAP yang ditunjuk.

v

5) Cakupan hasil audit paling sedikit sesuai dengan

ruang lingkup audit sebagaimana diatur dalam

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

2

1

0,4

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

Page 40: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 7

Dikalikan dengan bobot Faktor 7: 

BPR dengan Bobot A: 0%

BPR dengan Bobot B, C, & D: 2,5%

0,03

3

1,5

0,15

1,05

Page 41: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

8

1) BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh milyar rupiah)

BPR telah membentuk Komite Manajemen Risiko

dan satuan kerja Manajemen Risiko;

BPR dengan modal inti paling sedikit

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah) dan

kurang dari Rp80.000.000.000,00 (delapan puluh

milyar rupiah)

BPR telah membentuk satuan kerja Manajemen

Risiko;BPR dengan modal inti kurang dari

Rp50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah):

BPR telah menunjuk satu orang Pejabat Eksekutif

yang bertanggung jawab terhadap penerapan fungsi

Manajemen Risiko.

v

2) BPR memiliki kebijakan Manajemen Risiko,

prosedur Manajemen Risiko, dan penetapan limit

Risiko.

v

3) BPR memiliki kebijakan dan prosedur secara tertulis

mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada v

Penerapan Manajemen Risiko, Termasuk Sistem 

Pengendalian Intern

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

mengenai pengelolaan risiko yang melekat pada

produk dan aktivitas baru sesuai ketentuan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 3Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

4) Direksi:

a. menyusun kebijakan dan pedoman penerapan

Manajemen Risiko secara tertulis, dan

b. mengevaluasi dan memutuskan transaksi yang

memerlukan persetujuan Direksi.

v

5) Dewan Komisaris:

a. menyetujui dan mengevaluasi kebijakan

Manajemen Risiko,

b. mengevaluasi pertanggungjawaban Direksi atas

pelaksanaan kebijakan Manajemen Risiko, dan

c. mengevaluasi dan memutuskan permohonan

Direksi yang berkaitan dengan transaksi yang

memerlukan persetujuan Dewan Komisaris.

v

6) BPR melakukan proses identifikasi, pengukuran,

pemantauan, dan pengendalian Risiko terhadap

seluruh faktor Risiko yang bersifat material.

v

7) BPR menerapkan sistem pengendalian intern yang

menyeluruh.v

8) BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh

risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas v

5

1,67

0,84

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

risiko yang diwajibkan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

v

Page 42: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

9) BPR memiliki sistem informasi yang memadai yaitu

sistem informasi manajemen yang mampu

menyediakan data dan informasi yang lengkap,

akurat, kini, dan utuh.

v

10) Direksi telah melakukan pengembangan budaya

manajemen risiko pada seluruh jenjang organisasi

dan peningkatan kompetensi sumber daya manusia

antara lain melalui pelatihan dan/atau sosialisasi

mengenai manajemen risiko.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 5 1 1 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 10 3 4 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 7Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

11) BPR menyusun laporan profil risiko dan profil risiko

lain (jika ada) yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa

Keuangan sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

v

12) BPR menyusun laporan produk dan aktivitas baru

yang dilaporkan kepada Otoritas Jasa Keuangan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

17

2,43

0,97

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 8

Dikalikan dengan bobot Faktor 8: 10%

3

1,5

0,15

1,96

0,20

Page 43: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

9

1) BPR telah memiliki kebijakan, sistem dan prosedur

tertulis yang memadai terkait dengan BMPK

termasuk pemberian kredit kepada pihak terkait,

debitur grup, dan/atau debitur besar, berikut

monitoring dan penyelesaian masalahnya sebagai

bagian atau bagian terpisah dari pedoman kebijakan

perkreditan BPR.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

2) BPR secara berkala mengevaluasi dan

mengkinikan kebijakan, sistem dan prosedur BMPK

agar disesuaikan dengan peraturan perundang-

undangan.

v

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Batas Maksimum Pemberian Kredit

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2

2

3) Proses pemberian kredit oleh BPR kepada pihak

terkait dan/atau pemberian kredit besar telah

memenuhi ketentuan Otoritas Jasa Keuangan

tentang BMPK dan memperhatikan prinsip kehati-

hatian maupun peraturan perundang-undangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

4) Laporan pemberian kredit oleh BPR kepada pihak

terkait dan/atau pemberian kredit yang melanggar

dan/atau melampaui BMPK telah disampaikan

secara berkala kepada Otoritas Jasa Keuangan

secara benar dan tepat waktu sesuai ketentuan

Otoritas Jasa Keuangan.

v

5) BPR tidak melanggar dan/atau melampaui BMPK

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v

3

1,5

0,6

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

Page 44: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 2Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 9

Dikalikan dengan bobot Faktor 9: 7,5%0,13

2

1

0,1

1,70

Page 45: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

10

1) Rencana bisnis BPR telah disusun oleh Direksi dan

disetujui oleh Dewan Komisaris sesuai dengan visi

dan misi BPR.

v

2) Rencana bisnis BPR menggambarkan rencana

strategis jangka panjang dan rencana bisnis

tahunan termasuk rencana penyelesaian

permasalahan BPR yang signifikan dengan cakupan

sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

3) Rencana bisnis BPR didukung sepenuhnya oleh

pemegang saham dalam rangka memperkuat

permodalan dan infrastruktur yang memadai antara

lain sumber daya manusia, teknologi

informasi, jaringan kantor, kebijakan, dan prosedur.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 3Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

Rencana Bisnis BPRA. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

4

1,33

0,67

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)4) Rencana bisnis BPR disusun dengan

mempertimbangkan paling sedikit:

a. faktor eksternal dan internal yang dapat

mempengaruhi kelangsungan usaha BPR;

b. azas perbankan yang sehat dan prinsip kehati-

hatian; dan

c. penerapan manajemen risiko.

v

5) Dewan Komisaris melaksanakan pengawasan

terhadap pelaksanaan rencana bisnis BPR.v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 2Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

6) Rencana bisnis termasuk perubahan rencana bisnis

disampaikan kepada Otoritas Jasa Keuangan sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.v

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

4

2

0,8

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

Page 46: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 1 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan1 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 10

Dikalikan dengan bobot Faktor 10: 7,5%

1

0,1

1,57

0,12

1

Page 47: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

11

1) Tersedianya sistem pelaporan keuangan dan non

keuangan yang didukung oleh sistem informasi

manajemen yang memadai sesuai ketentuan

termasuk sumber daya manusia yang kompeten

untuk menghasilkan laporan yang lengkap, akurat,

kini, dan utuh.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 0 1 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan0 2 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (S): 1Dikali dengan bobot Struktur dan Infrastuktur Tata 

Kelola (S): 50%

2) BPR menyusun laporan keuangan publikasi setiap

triwulanan dengan materi paling sedikit memuat

laporan keuangan, informasi lainnya, susunan

pengurus dan komposisi pemegang saham sesuai

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi

1

B. Proses Penerapan Tata Kelola (P)

Transparansi Kondisi Keuangan dan Non Keuangan

A. Struktur dan Infrastruktur Tata Kelola (S)

2

2

3) BPR menyusun laporan tahunan dengan materi

paling sedikit memuat informasi umum, laporan

keuangan, opini dari akuntan publik atas laporan

keuangan tahunan BPR (apabila ada), seluruh

aspek transparansi dan informasi, serta seluruh

aspek pengungkapan sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

v

4) BPR melaksanakan transparansi informasi

mengenai produk, layanan dan/atau penggunaan

data nasabah BPR dengan berpedoman pada

persyaratan dan tata cara sesuai ketentuan Otoritas

Jasa Keuangan.

v

5) BPR menyusun dan menyajikan laporan dengan tata 

cara, jenis dan cakupan sebagaimana diatur dalam

ketentuan Otoritas Jasa Keuangan.

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 2 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 4 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (P): 4Dikali dengan bobot Proses Penerapan Tata 

Kelola (P): 40%

6

1,5

0,6

Page 48: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

SB 

(1)B (2)

CB 

(3)

KB 

(4)

TB 

(5)Keterangan

NoSkala Penerapan

Kriteria/Indikator

6) Laporan tahunan dan laporan keuangan publikasi

ditandatangani paling sedikit oleh 1 (satu) anggota

Direksi dengan mencantumkan nama secara jelas

serta disampaikan secara lengkap dan tepat waktu

kepada Otoritas Jasa Keuangan dan/atau

dipublikasikan sesuai ketentuan Otoritas Jasa

Keuangan.

v

7) Laporan penanganan pengaduan dan penyelesaian

pengaduan, dan laporan pengaduan dan tindak

lanjut pelayanan dan penyelesaian pengaduan

disampaikan sesuai ketentuan secara tepat waktu

v

Jumlah jawaban pada Skala Penerapan 2 0 0 0 0Hasil perkalian untuk masing- masing Skala 

Penerapan2 0 0 0 0

Total nilai untuk seluruh Skala PenerapanPerhitungan rata-rata dengan dibagi jumlah 

pertanyaan (H): 1Dikali dengan bobot Hasil Penerapan Tata Kelola 

(H): 10%Penjumlahan S + P + HTotal Penilaian Faktor 11 

Dikalikan dengan bobot Faktor 11: 

BPR dengan Bobot A: 10% 0,13

C. Hasil Penerapan Tata Kelola (H)

2

1

0,1

1,70

BPR dengan Bobot A: 10%

BPR dengan Bobot B, C, & D: 7,5%

Page 49: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit

Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73

PredikatKomposit Sangat Baik

NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit

Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73

PredikatKomposit Sangat Baik

NILAI AKHIR KERTAS KERJA PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA

Faktor 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 NilaiKomposit

Total PenilaianFaktor 0,28 0,24 0,00 0,20 0,22 0,18 0,03 0,20 0,13 0,12 0,13 1,73

PredikatKomposit Sangat Baik

Page 50: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik

ANALISIS

Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).

4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.

5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.

KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik

ANALISIS

Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).

4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.

5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.

KESIMPULAN UMUM HASIL PENILAIAN PENERAPAN TATA KELOLA BPRNama BPR : PD. BPR NTB MataramPosisi : Tahun Buku 2019

Hasil Penilaian Sendiri (Self Assessment) Penerapan Tata Kelola

Nilai Komposit Peringkat Komposit1,73 Sangat Baik

ANALISIS

Dari hasil penilaian sendiri terhadap penerapan tata kelola Bank posisi 31 Desember 2019 dapat ditarik kesimpulanbahwa penerapan tata kelola PD. BPR NTB Mataram memperoleh nilai komposit 1,73 dengan predikat kompositSangat Baik. Adapun dasar pertimbangannya adalah karena pelaksanaan penerapan tata kelola di lingkungan PD. BPRNTB Mataram secara umum dapat dilaksanakan, adapun rincian penilaian masing-masing faktor sebagai berikut :

1. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab DireksiPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Direksi baik dari pemenuhan jumlah Direksi,pemenuhan persyaratan kompetensi, tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidak memiliki hubungankeluarga antar Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, penyampaian pertanggungjawaban Direksitelah dilaksanakan sesuai ketentuan yang telah diatur dalam ketentuan yang berlaku telah dilaksanakandengan baik, memiliki komitmen untuk mengembangkan PD. BPR NTB Mataram serta memiliki komitmenuntuk menindaklanjuti hasil temuan pemeriksa intern maupun ekstern. Sehingga pada faktor ini bankmendapatkan nilai 1,38 dengan predikat Sangat Baik.

2. Pelaksanaan Tugas dan Tanggungjawab Dewan PengawasPada kriteria atau faktor pelaksanaan tugas dan tanggungjawab Dewan Pengawas baik dari pemenuhanjumlah, pemenuhan persyaratan kompetensi, persyaratan tempat tinggal, tidak merangkap jabatan, tidakmemiliki hubungan keluarga dengan Direksi, penyampaian laporan kepada pihak terkait, Dewan Pengawastidak terlibat dalam pengambilan keputusan kegiatan operasional Bank, semuanya telah terpenuhi dandilaksanakan dengan baik. Sehingga hasil penilaian Bank terhadap faktor ini sebesar 1,62 dengan predikatSangat Baik.

3. Kelengkapan dan Pelaksanaan Tugas atau Fungsi KomitePenerapan tata kelola khususnya kebijakan dan kerja komite, PD. BPR NTB Mataram belum menunjukPejabat Eksekutif sebagai komite yang menangani dan memantau pelaksanaan dan penerapan manajemenresiko karena secara modal inti PD. BPR NTB Mataram belum mencapai Rp.80.000.000.000,00 (delapanpuluh milyar rupiah).

4. Penanganan Benturan KepentinganPD. BPR NTB Mataram memiliki komitmen untuk menangani semua transaksi yang mengandung benturankepentingan dengan mematuhi ketentuan Peraturan Perundang-undangan berlaku, antara lain Peraturan BankIndonesia dan atau Peraturan Otoritas Jasa Keuangan. Selama tahun 2019, Bank tidak memiliki transaksiyang mengandung benturan kepentingan, sehingga PD. BPR NTB Mataram memberikan penilaian padafaktor ini sebesar 2 dengan predikat Baik.

5. Penerapan Fungsi KepatuhanPD. BPR NTB Mataram sudah melakukan penunjukkan Direksi yang membawahkan Fungsi Kepatuhan danPejabat Eksekutifnya, dengan demikian nilai faktor ini sebesar 2,24 dengan predikat Baik.

Page 51: LAPORAN PENERAPAN TATA KELOLA - BPR NTB MATARAM...Pelaksanaan tata kelola di lingkungan internal PD BPR NTB Mataram yang saat ini masih dalam taraf Otoritas Jasa Keuangan Nomor : 5/SEOJK.03/2016

6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.

7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.

8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.

9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

MengetahuiDewan Pengawas,0

(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota

Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram

Direksi,

(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur

6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.

7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.

8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.

9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

MengetahuiDewan Pengawas,0

(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota

Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram

Direksi,

(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur

6. Penerapan Fungsi Audit InternPD. BPR NTB Mataram telah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap pelaksanaanaudit intern berjumlah 1 orang, telah memiliki program rekrutmen dan pengembangan sumber daya manusianamun belum maksimal. Sehingga pelaksanaan penerapan tata kelola pada faktor ini dengan nilai 1.78dengan predikat Sangat Baik.

7. Penerapan Fungsi Audit EksternSetiap tahun PD. BPR NTB Mataram menunjuk Kantor Akuntan Publik untuk melakukan pemeriksaanterhadap Laporan Keuangan, KAP yang ditunjuk adalah KAP yang telah mendapat izin Otoritas JasaKeuangan, sedangkan materi pemeriksaan telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku dan Bank telahmenyampaikan laporan hasil audit KAP ke OJK setiap tahun. Penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,05 dengan predikat Sangat Baik.

8. Penerapan Manajemen Risiko, termasuk Pengendalian InternPD. BPR NTB Mataram sudah menunjuk Pejabat Eksekutif yang bertanggungjawab terhadap penerapanfungsi manajemen risiko, Bank memiliki kebijakan tertulis mengenai pengelolaan risiko yang melekat padaproduk dan aktivitas baru sesuai ketentuan, Dewan Pengawas Bank menyetujui kebijakan Direksi yangmemerlukan persetujuan Dewan Pengawas, BPR menerapkan manajemen risiko atas seluruh risiko yangdiwajibkan sesuai ketentuan Otoritas Jasa Keuangan. Sehingga penerapan terhadap faktor ini bank memberinilai 1,96 dengan predikat Baik.

9. Batas Maksimum Pemberian KreditBank telah memiliki kebijakan tentang Batas Maksimum Pemberian Kredit baik kepada pihak terkait maupuntidak terkait. Sepanjang tahun 2019 bank tidak pernah melanggar atau tidak pernah terjadi pelanggaran BatasMaksimum Pemberian Kredit. Pemberian kredit besar telah sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Padafaktor ini bank memberikan penilaian sebesar 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

10. Rencana Bisnis BPRPD. BPR NTB Mataram setiap tahun menyusun Rencana Bisnis. Penyusunan Rencana Bisnis sebelumdisahkan terlebih dahulu dilakukan pembahasan oleh Pengurus dengan Pemegang Saham dan disahkan olehPemegang Saham sesuai ketentuan yang berlaku. Penyusunan Rencana Bisnis tetap mempertimbangkanfaktor internal dan eksternal bank dan tetap memegang azas Perbankan yang sehat dan prinsip kehati-hatian.Pada faktor ini bank memberikan nilai 1,57 dengan predikat Sangat Baik.

11. Transparansi Kondisi Keuangan dan Non KeuanganPD. BPR NTB Mataram telah menyajikan data laporan keuangan dan non keuangan secara berkala dandipublikasikan tepat pada waktunya secara transparan setiap tiga bulan sekali sesuai dengan ketentuanOtoritas Jasa Keuangan. Selanjutnya untuk dana CSR (Corporate Social Responsibility) sampai denganDesember 2019 Bank belum dapat menganggarkan dana untuk CSR mengingat belum ada regulasi yangmewajibkan PD. BPR NTB Mataram untuk menyisihkan sebagian labanya untuk dana sosial. Pada faktor inibank memberikan nilai 1,70 dengan predikat Sangat Baik.

MengetahuiDewan Pengawas,0

(DR. H. Iwan Harsono, M.Ec) (Armas, SE)Ketua Anggota

Ampenan, 29 Juni 2020PD. BPR NTB Mataram

Direksi,

(Ketut Sudharmana) (Zulkifli Hamdani)Direktur Utama Direktur