LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - ULM Repositoryeprints.ulm.ac.id/156/1/Potensi Aren.pdf · salah satu...
Transcript of LAPORAN PENELITIAN (MANDIRI) - ULM Repositoryeprints.ulm.ac.id/156/1/Potensi Aren.pdf · salah satu...
1
LAPORAN PENELITIAN
(MANDIRI)
STUDI POTENSI TANAMAN AREN (Arenga pinnata)
di DESA BATANG KULUR, KANDANGAN
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN
Oleh:
IR. M. MUCHTAR EFFENDY, MS
Hj. DINA NAEMAH, S.HUT, MP
IR. HJ. EMMY WINARNI, MS
HJ. ADISTINA FITRIANI, S.HUT, MP
FAKULTAS KEHUTANAN
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BANJARBARU
2013
2
RINGKASAN
Studi Potensi Tanaman Aren (arenga pinnata) di Desa Batang Kulur
Kabupaten Hulu Sungai Selatan Kal-Sel. Aren (Arenga pinnata Merr.) adalah
salah satu tanaman yang mempunyai banyak manfaat seperti buahnya yang diambil
untuk bahan makananmaupun minuman, selain itu juga dapat menghasilkan nira,
selain itu juga proses lanjutan dari pengambilan air nira dapat diolah menjadi bahan
pemanis. Tanaman Aren yang dijadikan sebagai bahan baku pemanis di
Kalimantan Selatan, khususnya kabupaten Hulu Sungai Selatan sampai saat ini
masih berasal dari tanaman alam yang tumbuh pada habitatnya.
Penelusuran jenis tanaman ini dalam hal struktur dan komposisi dirasa sangat
penting untuk mengetahui keberadaan jenis tanaman ini dialam khususnya daerah
penelitian desa Batang Kulur Hulu Sungai Selatan. Tindakan ini dianggap sebagai
langkah awal untuk tindakan pengelolaan jenis tanaman berpotensi ini sebagai
sumber pendapatan masyarakat sekitar dan titik awal informasi untuk pengambil
kebijakan bagi instansi terkait. Lebih jauh penelitian ini akan dilanjutkan dengan
beberapa langkah pembudidayaan sehingga tidak habis dialam karena tidak
adaanya tindak pengelolaan.
Tahapan pelaksanaan penelitian ini akan dimulai dari observasi lapangan untuk
dapat menentukan titik awal pengambilan data, kemudian melakukan invetarisasi
jenis tanaman inti untuk mengetahui besarnya Kerapatan tanaman Aren sehingga
diakhir penelitian akan diketahui potensi yang terdapat pada luasan hektar didesa
tersebut.
Kata Kunci : Aren, Potensi, INP, Studi, Kalimantan Selatan, Masyarakat
3
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
1. Judul : Studi Potensi Tanaman aren
(Arenga pinnata) di Desa Batang Kulur,
Kandangan Kabupaten Hulu Sungai selatan
2. Ketua Peneliti
a. Nama Lengkap : Ir. M. Muchtar effendi, MS
b. NIP : 195408141981031004
c. Pangkat/Golongan : Pembina/IV a
d. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
e. Fakultas/Jurusan : Kehutanan/Budidaya Hutan
f. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
g. Alamat Kantor : Jl. A. Yani Km 36 Simpang Empat Banjarbaru
h. Telepon/Faks :0511- 4772290/0511-4772290
i. Alamat Rumah/Telpon : Jl. Komet Raya Gg IV No 1A/49 Banjarbaru
3. Jumlah Peneliti : 4 (empat) Orang
4. Biaya : Mandiri
Banjarbaru, Nopember 2013
Mengetahui,
Dekan, Ketua Peneliti,
Ir. Sunardi, MS Ir. M. Muchtar Effendy, MS
NIP.195701121982031001 NIP. 195408141981031004
Menyetujui,
Ketua Lembaga Penelitian
Dr. Ahmad Alim Bachri,SE, M.Si
NIP.196712311995121002
4
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas berkat
dan karunia-Nya jualah sehingga penelitian yang berjudul Studi Potensi Tanaman
Aren (Arenga pinnata) di Desa Batang Kulur Kabupaten Hulu Sungai Selatan dapat
diselesaikan tepat pada waktu yang ditentukan.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada Dekan
Fakultas Kehutanan Universitas Lambung Mangkurat, Teman-teman sejawat yang
membantu pekerjaan penelitian, Penyandang dana sehingga penelitian ini dapat
dilaksanakan serta rekan-rekan yang mendorong dan memotivasi penelitian ini,
semoga segala bantuan mendapat balasanNYA.
Segala bentuk kritik dan saran yang dapat menyempurnakan hasil penelitian
ini sangat penulis harapkan. Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian ini
dapat berguna bagi kita semua. Aamiin.
Banjarbaru, Nopember 2013
Ir. M. Muchtar Effendy, MS
5
DAFTAR ISI
Halaman
DAFTAR ISI .................................................................................................... i
HALAMAN PENGESAHAN .......................................................................... ii
PRAKATA ....................................................................................................... iii
DAFTAR TABEL iv
DAFTAR GAMBAR v
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... vi
RINGKASAN .................................................................................................. viii
I. PENDAHULUAN ........................................................................................... 1
II. TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................... 3
A. Aren .................................................................................................. 3
1. Klasifikasi dan Sifat Botanis………………………………………
3 2. Tempat Tumbuh dan Penyebarannya………………….…………. 5 3 Manfaat …..……………………………………………….……… 6
B. Struktur Dan Komposisi Tumbuhan……………………………………
7
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN ............................................ 10
IV. METODE PENELITIAN ......................................................................... 11
A. Tempat dan Waktu Penelitian………….……….……….…..............
11
B. Alat,Bahan dan Objek Penelitian……………………………………
11
C. Metodologi…………………………………………………………..
12
D. Analisis Data…………………………………………………………
12
V. HASIL PENELITIAN………………….…………………………………
13
A. Keadaan Biofisik Lokasi Penelitian…………………………………..
15
B. Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)…………………………….. 16
VI. KESIMPULAN DAN SARAN………………………………………….
22
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 23
LAMPIRAN …………………………………………………………………
25
6
LEMBAR IDENTITAS DAN PENGESAHAN
HASIL PENELITIAN
5. Judul : Studi Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
di Desa Batang Kulur Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Kal-Sel
6. Ketua Peneliti
j. Nama Lengkap : Ir. M. Muchtar Effendy, MS
k. NIP : 19540814 198103 1 004
l. Pangkat/Golongan : Pembina/IV.a
m. Jabatan Fungsional : Lektor Kepala
n. Fakultas/Jurusan : Kehutanan/Budidaya Hutan
o. Perguruan Tinggi : Universitas Lambung Mangkurat
p. Alamat Kantor : Jl. A. Yani Km 36 Simpang Empat Banjarbaru
q. Telepon/Faks :0511- 4772290/0511-4772290
r. Alamat Rumah/Telpon : Jln. Komet Raya, Gg. IV No. IA/49,
Banjarbaru
7. Jumlah Peneliti : 4 (Empat) Orang
8. Lokasi Penelitian : Desa Batang Kulur Kab. HSS
9. Masa Penelitian : 5 (lima) bulan
10. Biaya : Rp. 17.000.000 (Tujuh belas juta rupiah)
Banjarbaru, Nopember 2013
Mengetahui,
Dekan, Ketua Peneliti,
Ir. Sunardi, MS Ir. M. Muchtar Effendy, MS
NIP.195701121982031001 NIP. 19540814 198103 1 004
Menyetujui,
8
DAFTAR TABEL
Nomor Halaman
1. Kriteria penentu INP.................................…………………………..
10
2. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat semai dan pancang ……………
16
3. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat tiang……………………………
17
4. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat pohon………………………….
18
5. Kerapatan Tanaman Aren tingakt pertumbuhan semai dan pancang..
19
6. Kerapatan Tanaman Aren tingkat pertumbuhan tiang………………..
20
7. Kerapatan Tanaman Aren tingkat pohon……………………………..
21
9
DAFTAR GAMBAR
Nomor Halaman
1. Tanaman
Aren............................................………………………….. 3
10
DAFTAR LAMPIRAN
Nomor Halaman
1. Peta Lokasi Penelitian Potensi Tanaman Aren…………….…….. 26
2. Data Lapangan ………...…………………………………..,.........
27
3. Data Kerapatan Jenis Aren…………………………………………
29
4. Foto Kegiatan Penelitian……………………………………………
30
I. PENDAHULUAN
Tidak dipungkiri daerah Kalimantan Selatan khususnya keberadaan hutan
sangat dekat dengan kehidupan masyarakat, terutama masyarakat yang berada di
sekitar hutan. Mereka banyak menggantungkan hidupnya pada hasil yang dapat
diperoleh dari dalamnya. Seiring dengan pembukaan hutan yang dilakukan baik
secara legal maupun tidak, menyebabkan perlunya pengelolaan yang
memperhatikan kepentingan lingkungan dan masyarakat disekitarnya.
Pengelolaan hutan yang baik akan dapat terwujud apabila dapat diketahui
jenis-jenis penyusunnya sehingga akan mudah terdata beberapa jenis yang harus
11
dipertahakan, dikelola atau dijadikan sebagai tanaman yang harus dilestarikan.
Pengelolaan hutan yang melibatkan peran serta masyarakat baik secara perorangan
atau kelompok untuk produksi diharapkan akan menjadi sebuah program yang akan
menyebabkan peningkatan pendapatan petani, menigkatkan pengelolaan lahan-
lahan yang tidak produktif dengan demikian juga akan mempercepat rehabilitasi
lahan.
Keberhasilan pembangunan hutan tanaman rakyat tentunya tidak terlepas
dari peran pemerintah. Tanaman Aren (Arenga pinnata) merupakan tanaman
primadona bagi masyarakat sekitar desa ini karena kebanyakan dari mereka
mendapatkan sumber pemasukan dari hasil pengolahan tanaman ini, hanya saja
sebagian besar dari mereka melakukannya pada tanaman-tanaman yang sudah ada
atau dengan kata lain memanfaatkan sumberdaya yang tersedia di alam.
Melihat kenyataan bahwa masyarakat sekitar banyak yang melakukan
kegiatan perekonomian berasal dari hasil tanaman Aren disekitar maka diarasa
perlu untuk melakukan studi potensi yang meliputi komposisi dan struktur tanaman
tersebut sehingga dapat menjadikan pertimbangan kebijakan khususnya
pengelolaan jenis tanaman tersebut untuk keberlanjutan dan lebih jauh akan dapat
memberikan masukan terhadap kebijakan daerah.
Upaya penelusuran tanaman ini adalah salah satu upaya untuk mengetahui
seberapa besar kemampuan penyedia bahan baku sumber mata poencaharian
masyarakat dan dapat menjadi bahan pertimbangan selanjutnya untuk dapat
mengelola tanaman ini agar dapat dimanfaatkan sebesar-besarnya untuk
12
kepentingan masyarakat sekitar dan bahn acuan untuk tidakan pengelolaan hutan
masyarakat selanjutnya.
13
II. TINJAUAN PUSTAKA
A. Aren
1. Klasifikasi dan Sifat Botanis
Taksonomi Aren (Arenga pinnata) adalah sebagai berikut :
Kingdom : Plantae (tumbuhan)
Subkingdom : Tracheobionta (tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)
Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)
Kelas : Liliopsida (berkeping satu/monokotil)
Sub Kelas : Arecidae
Ordo : Arecales
Family :Arecaceae (suku pinang-pinangan)
Genus : Arenga
Spesies : Arenga pinnata Merr.
Sinonim : Arenga saccharifera
(, 4 April 2013).
Gambar 1. Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr.).
14
Menurut Rindengan dan Manaroinsong (2009) dikutip dari Effendi (2010),
tanaman aren tumbuh pada beberapa daerah dengan nama yang berbeda. Di
Sumatera diberi nama bakjuk (Aceh), paula (Batak Karo), peto (Nias), biluluk
(Minangkabau), hanau (Minangkabau). Di Jawa diberi nama aren (Jawa Tengah),
are (Madura) dan hano (Bali). Untuk Nusa Tenggara diberi nama Jenaka, Pola,
Nao, Karodi, Moka, Make, Bale dan Bone. Di Sulawesi diberi nama apele, naola,
puarin, onau, dan inau. Sedangkan untuk kepulauan Maluku diberi nama seko,
siho, tuna, nawa dan roni.
Aren berbentuk pohon tegak, warna hijau kecoklatan, berupa roset batang
dan berpelepah. Ketinggian tanaman bisa mencapai 25 meter tanapa banir.
Batangnya tidak berduri, tidak bercabang, diameter dapat mencapai 65 cm.
Tanaman ini hampir mirip dengan pohon kelapa, perbedaannya jika pohon kelapa
batang pohonnya bersih (pelepah daun yang tua mudag lepas) sedangkan batang
pohon aren sangat kotor karena batangnya terbalut ijuk, sehingga pelepah daun
yang sudah tua sulit diambil atau lepas dari batangnya (Fajariah, 2010).
Daun aren majemuk menyirip seperti daun kelapa dengan panjang 5 m.
Tangkai daunnya panjang dapat mencapai 1,5 m, panjang helaian daun dapat
mencapai 1,45 m dan lebar 7 cm. Anak daun berbentuk janset, menyirip, pangkal
membulat, ujung runcing, tepi rata, tangkai pendek, warna hijau tua-muda. Bagian
bawah daun terdapat lapisan lilin. (http://klasifikasi.org/nama-latin-pohon-aren,
diakses tanggal 4 april 2013).
Bunga aren berkelamin tunggal (berumah satu), berbentuk tongkol. Pada
ketiak daun bunga jantan dan betina menyatu pada tongkol, benang sari banyak,
kepala sari berbentuk jarum, bunga betina bulat, bakal buahnya tiga. Buah aren
15
berbentuk bulat atau lonjong, ujung ke dalam, diameter ± 4 cm, beruang tiga dan
berbiji tiga, tersusun dalam untaian seperti rantai. Setiap tandan mempunyai 10
tangkai atau lebih dan setiap tangkai memiliki ± 50 butir buah berwarna hijau
sampai cokelat kekuningan. Buah ini tidak dapat dimakan langsung karena
getahnya sangat gatal.
Biji aren berada dalam buah yang masih belum terlalu matang. Biji aren
mempunyai tektur yang lembek dan berwarna bening, kulitnya berwarna kuning
dan tipis, dan berbentuk bulat atau lonjong. Biji muda ini dikenal dengan nama
kolang kaling. Aren mempunyai perakaran serabut, menyebar secara horizontal
mendalam hingga mencapai > 5 m.
2. Tempat Tumbuh dan Penyebarannya
Menurut Effendi (2009) tanaman aren dapat tumbuh dengan baik di dekat
pantai sampai pada dataran tinggi 1200 m dari permukaan laut. Tanaman aren
sangat cocok pada kondisi landai dengan kondisi agroklimat beragam seperti
daerah pegunungan dimana curah hujan tinggi dengan tanah bertekstur liat
berpasir. Dalam pertumbuhan tanaman ini membutuhkan kisaran suhu 20-25°C,
terutama untuk mendorong perkembangan generatif agar dapat berbunga dan
berbuah. Sedang untuk pembentukan mahkota tanaman, kelembaban tanah dan
ketersediaan air sangat diperlukan dimana curah hujan yang dibutuhkan antara
1200-3500 mm/tahun agar kelembaban tanah dapat dipertahankan. Sedangkan
menurut Kaunang dan Martini dalam World Agroforestry Centre (2012),
pertumbuhan yang optimal akan tercapai apabila aren ditanam di daerah
berketinggian 500-800 m dpl dan bercurah hujan lebih dari 2000 mm/tahun.
16
Wilayah penyebaran aren terletak antara garis lintang 20º LU - 11º LS
yaitu meliputi India, Srilangka, Banglades, Burma, Thailand, Laos, Malaysia,
Indonesia, Vietnam, Hawai, Philipina, Guam dan berbagai pulau disekitar pasifik.
(, diakses tanggal 4 April 2013).
3. Manfaat
Hampir semua bagian tanaman aren dapat dimanfaatkan, mulai dari akar
hingga tandan bunga jantan yang dapat menghasilkan nira. Menurut Al Rasjid dan
Pratiwi (1989) dalam Prayudi (2011), manfaat tanaman aren berdasarkan bagian
tanaman adalah :
a. Perakaran
Akar aren menyebar cukup dalam, sehingga cocok sebagai vegetasi
untuk pencegahan erosi. Akar aren juga dapat digunakan sebagai bahan
anyaman dan cambuk karena sifatnya yang kuat dan ulet, disamping sebagai
bahan obat tradisional untuk penyakit kencing batu, disentri dan penyakit paru-
paru.
b. Batang
Batang yang keras dapat digunakan sebagai bahan pembuat alat-alat
rumah tangga dan kadang-kadang digunakan sebagai bahan bangunan dan
jembatan. Batang jika dibelah dapat dipakai untuk saluran atau talang air.
Sedangkan umbutnya yang berasa manis dapat digunakan sebagai sayur
mayur.
c. Daun
17
Daun aren terdiri dari pelepah (tangkai daun), helaian daun dan lidi
(tulang
daun). Pelepah daun yang sudah tua dapat digunakan sebagai kayu bakar dan
pelepah yang masih muda dipakai sebagai peralatan rumah tangga. Kulit dari
pelepah dapat dibuat bahan tali yang kuat dan awet. Helaian daun (anak daun)
adalah bahan untuk berbagai jenis anyaman seperti bakul, tas dan sebagainya.
d. Tandan Buah
Tandan buah aren yang terdapat pada batang dapat mengahasilkan nira,
yang dapat diolah lebih lanjut menjadi produk olahan nira. Nira adalah cairan
yang keluar dari tandan bunga jantan yang disadap.
e. Buah
Buah betina menghasilkan sedikit bahkan tidak menghasilkan nira sama
sekali, sehingga umumnya dibiarkan menjadi buah. Buahnya apabila diolah
akan menjadi kolang-kaling, kola, campuran es dan sebagainya.
f. Ijuk
Sampai saat ini pemanfaatan ijuk dari tanaman aren terutama untuk
pembuatan sapu, sikat, tali dan jok.
B. Struktur Dan Komposisi Tumbuhan
Struktur tumbuhan adalah organisasi individu-individu didalam ruang
yang membentuk tipe vegetasi atau asosiasi tumbuhan, sedangkan komposisi
tumbuhan merupakan jumlah jenis yang terdapat dalam suatu komunitas
tumbuhan (Purborini. D W. 2006.).
Sedangkan menurut Syahbudin (1987) struktur merupakan lapisan
18
vertikal dan horizontal dari suatu komunitas tumbuhan didalam hutan. Struktur
horizontal digambarkan dengan kerapatan, frekuensi, luas bidang dasar, dan
struktur kanopi, sedangkan secara vertikal dilukiskan dengan diagram profil
maupun stratifikasi tegakan. Komposisi hutan merupakan penyusun suatu
tegakan atau hutan yang meliputi jumlah jenis spesies ataupun banyaknya
individu dari suatu jenis tumbuhan. (Wirakusuma. 1980).
Menurut Dansereau (1957) yang dikutip oleh Bratawinata A. A (2001)
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan struktur adalah suatu pengaturan
ruang oleh individu-individu pohon yang pada akhirnya membentuk tegakan.
Kershaw (1973) menyatakan bahwa struktur vegetasi terdiri atas 3 komposisi
yakni :
a. Struktur vertikal : contoh tinggi pohon dan lapisan tajuk/tegakan.
b. Struktur horizontal : penyebaran jenis dan penyebaran pohon.
c. Struktur kuantitatif : jumlah (banyak atau sedikit) jenis dalam komunitas.
Struktur adalah suatu tingkatan vegetasi (seperti adanya semai, pancang,
tiang dan pohon). Komposisi dapat pula diartikan sebagai suatu susunan dan
jumlah jenis yang membentuk tegakan.
Untuk mengetahui struktur tumbuhan pengamatan dilakukan pada
setiap tingkat pertumbuhan vegetasi yang dikelompokan ke dalam :
a. Tingkat semai (seedlings), yaitu sejak perkecambahan sampai tinggi kurang
dari 1,5 meter.
b. Tingkat pancang (Saplings), yaitu tingkat pertumbuhan permudaan yang
mencapai tinggi antara 1,5 – 2 m dengan diameter kurang dari 10 cm.
19
c. Tingkat tiang (Poles) atau pohon kecil, yaitu tingkat pertumbuhan pohon
muda yang ukuran diameter batangnya antara 10-19 cm.
d. Pohon yaitu tingkat pohon-pohon yang berdiameter batang diatas 20 cm.
Struktur vegetasi merupakan hasil penataan ruang oleh komponen-
komponen tegakan atau masyarakat tumbuhan dalam suatu komunitas baik
secara vertikal maupun horizontal. Secara vertikal menggambar stratifikasi
(pelapisan) tajuk berdasarkan tinggi total setiap individu tumbuhan. Pada
penelitian ini struktur vegetasi lebih ditekankan pada struktur secara horizontal
sehingga yang diamati hanya terbatas pada nilai kerapatan, frekuensi dan
dominansi.
a. Kerapatan
Melihat banyaknya jenis penyusun dalam sutu komunitas dapat dilihat
dari nilai kerapatannya. Kerapatan suatu jenis berarti jumlah individu suatu
jenis persatuan luas pengamatan yang biasanya dinyatakan dalam hektar.
b. Frekuensi
Penyebaran suatu jenis dapat diketahui dari nilai frekuensinya,
sedangkan penyebaran suatu jenis terhadap jenis lainnya dapat dilihat dari nilai-
nilai frekuensi relative (FR). Frekuensi dipergunakan sebagai ukuran untuk
menentukan sebaran jenis di suatu areal terhadap jenis lainnya.
c. Dominansi
Dominansi adalah luas bidang dasar suatu jenis yang terdapat pada
suatu areal tertentu, nilai dominansi jenis ini ditentukan oleh dua factor yaitu
20
jumlah individu suatu jenis (kerapatan) dan ukuran (diameter) individu suatu
jenis (Richard, 1964).
d. Indeks Nilai Penting (INP)
Indeks Nilai Penting (INP) adalah suatu cara untuk menentukan jenis-
jenis yang menguasai atau mendominasi suatu areal. Dengan diperolehnya
kerapatan, frekuensi, luas bidang dasar (LBD) pada struktur vegetasi secara
horizontal maka dapat ditentukan jenis dominan pada setiap tingkat
pertumbuhan di suatu areal. Jenis yang memiliki INP tertinggi merupakan jenis
yang menguasai atau mendominasi kawasan tersebut.
Berdasarkan baku mutu lingkungan vegetasi hutan Kepmenhut Nomor.
200/Kpts-IV/1994, tentang kriteria penentu indeks nilai penting (INP) dapat
dilihat pada tabel dibawah ini.
Tabel 1. Kriteria penentu INP
INP Pohon (%) INP semai/pancang/tiang
(%) Kriteria
<60
60 – 119
120 – 179
180 – 239
>240
<40
40 – 79
80 – 119
120 – 159
>160
Sangat kurang
Kurang
Cukup
Baik
Sangat baik
21
III. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi tanaman
Aren (Arenga pinnata) di desa Batang Kulur yang diperoleh dari :
1. Besar kerapatan tanaman Aren yang terdapat pada lokasi penelitian
2. Besaran jumlah tanaman Aren yang terdapat pada lokasi penelitian
Manfaat dari penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai
gambaran bahan pertimbangan bagi pengelolaan jenis tanaman ini sebagai bahan
baku pendapatan masyarakat dan atau masukan bagi instansi terkait dalam
mengambil kebijakan daerah setempat.
22
IV. METODE PENELITIAN
A. Tempat dan waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan didesa Btang Kulur Kabupaten Hulu Sungai
Selatan Kalimantan Selatan. Waktu yang diperlukan dari observasi lapangan,
pengambilan dan pengolahan data serta penyusunan laporan selama 4 bulan sejak
Agustus 2013- Nopember 2013.
B. Objek dan peralatan penelitian
Objek dari penelitian ini adalah data jenis tanaman Aren yang terdapat di
areal penelitian, sedangkan peralatan yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian
ini adalah :
1. Komputer/laptop
2. Tali raffia
3. Alat dokumentasi/kamera
4. Alat tulis/kalkulator
5. Tally sheet
6. Meteran
7. Pita ukur
8. GPS (Global Positioning System)
9. Kompas
23
C. Metode Pengumpulan Data
Data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data
Primer dikumpulkan melalui observasi di lapangan yang di bantu 1 orang
pengenal jenis dan 1 orang pengambil data yang bertugas untuk membantu
mengetahui dan mengenal jenis-jenis vegetasi yang ada di lokasi penelitian.
Data sekunder dikumpulkan melalui informasi dari instansi terkait serta studi
pustaka.
D. Analisis Data
Prosedur penelitian yang dilakukan adalah :
1. Menentukan lokasi akan diamati.
2. Menginventarisasi vegetasi tanaman yang terdapat di hutan kota dengan
menggunakan metode petak berukuran 20 x 20 dan panjang jalur menyesuai
kondisi dilapangan, penentuan petak dengan menggunakan metode
purposive sampling
3. Mengidentifikasi seluruh tanaman Aren dalam hal jumlah pada setiap
tingkat pertumbuhan yang dikatagorikan semai dan pancang, sebagai
tingkat permudaan, tiang dan pohon sebagai klasifikasi tingkat lanjutan
yang dapat menghasilkan
4. Mencatat data hasil pengamatan kedalam tally sheet yang telah disiapkan.
5. Menghitung kerapatan jenis tanaman Aren (K), menghitung Potensi aren
dengan perbandingan antara banyaknya jumlah pohon dalam luasan contoh
24
6. Mengkonversi potensi tanaman aren secara keseluruhan dengan cara
mengetahui rata rata potensi aren persatuan contoh dengan luas kawasan
yang ditumbuhi arem secara keseluruhan
25
V. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Keadaan Biofisik Lokasi Penelitian
Desa Batang Kulur merupakan desa yang berbatasan dengan Desa Paring
Agung di sebelah Utara,. sebelah selatan berbatasan dengan Desa Batang Kulur
Tengah, sebelah timur berbatasan dengan desa Sungai Raya Selatan dan sebelah
barat dengan Desa Hariti. Latak ketinggian dari permukaan laut 5,8 m dengan jarak
7,5 m dari ibu kota kabupaten Kandangan dengan fasilitas angkutan pribadi yang
sederhana.
Luas wilayah desa Batang Kulur keseluruhan 400 Ha dengan penggunalaan
sebagai berikut :
1. Lahan Sawah tadah hujan 130 Ha
2. Lahan Perumahan dan Perkantoran 49,8 Ha
3. Lahan Bukan Sawah 185,2 Ha
4. Lain-lain 35 Ha
Jumlah penduduk desa Batang Kulur berdasarkan hasil registrasi tahun
2010 adalah 577 orang yang terdiri dari 274 orang laki-laki dan 303 orang
perempuan. Dari jumlah kepala keluarga sebanyak 197 KK, mata pencaharian
digolongkan kedalam 95 KK bergerak dibidang pertanian, 54 KK pada tanaman
pangan dan 21 KK yang mengerjakan bidang peternakan. Penduduk Desa Batang
Kulur mayoritas beragama Islam dengan jumlah suku Banjar 565 orang suku Jawa
12 orang.
26
Berdasarkan peta geologi kabupaten Hulu Sungai Selatan terdapat jenis
batuan sedimen dan batuan beku, sedangkan jenis tanah adalah alluvial, podsolik
merah kuning dan kelompok podsolik merah kuning latosol maupun litosol.
Kondisi geohidrologi lokasi penelitian berkisar antara daratan sampai dengan
perbukitan, dengan kelerengan <3 – 3o , terletak pada elevasi 0 – 50 m.
Pengamatan sifat fisik tanah dapat dilihat melalui warna yang biasanya
menunjukkan tinggi dan rendahnya kandungan bahan organic. Dalam keadaan
basah tanah berwarna agak gelap. Tekstur tanah tergolong agak halus dengan
solum 30 cm berdasarkan perbandingan pasir, debu dan liat. Tekstur tanah
menunjukkan kasar halusnya tanah, pada lokasi tanah terasa agak halus dan licin,
melekat serta dapat dibuat gulungan yang memerlukan tekanan jika menhancurkan.
B. Potensi Tanaman Aren (Arenga pinnata)
Dari hasil penelusuran tanaman aren yang rata-rata berada di halaman
belakang rumah setiap warga dihasilkan data sebagai berikut :
Tabel 2. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat semai dan pancang
No Petak
Pengamatan
Koordinat Jumlah Aren
1 L1 02°50'19,9"
115°14'22,2" 1068
2 L2 02°50'18,1"
115°14'22,5" 620
3 L3 02°50'17,2"
115°14'22,6" 280
4 L4 02°50'18,9"
115°14'18,2" 112
5 L5 02°50'23,2"
115°14'17,0" 2188
6 L6 02°50'22,5"
115°14'15,8" 78
27
Dari tabel 1 dapat dilihat bahwa jumlah anakan aren ditingkat pertumbuhan
semai dan pancang secara keseluruhan berjumlah 4346, jumlah ini untuk petak
contoh yang diambil sekitar 2,4 Ha tergolong cukup banyak, namun apabila tidak
ditangani dengan baik maka dari jumlah tersebut yang akan bertahan sampai ke
tingkat pertumbuhan selanjutnya tidak dapat diharapkan.
Penanganan yang mungkin dilakukan adalah dengan memelihara sejumlah
semai di lingkungan tertentu sehingga dapat dimanfaatkan untuk ditanam di lahan
yang dimiliki oleh warga yang sekaligus mengusahakan produk nira dari tanaman
tersebut sehingga keberlanjutan usaha rumah tangga tidak berhenti ketika bahan
baku mulai menipis.
Tabel 3. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat tiang
No Petak
Pengamatan
Koordinat Jumlah Aren
1 L1 02°50'19,9"
115°14'22,2" 43
2 L2 02°50'18,1"
115°14'22,5" 67
3 L3 02°50'17,2"
115°14'22,6" 53
4 L4 02°50'18,9"
115°14'18,2" 28
5 L5 02°50'23,2"
115°14'17,0" 78
6 L6 02°50'22,5"
115°14'15,8" 47
Tingkat tiang yang dimaksud disini adalah bahwa tanaman aren belum
mempunyai tandan bunga artinya masih memerlukan waktu untuk dapat diambil
sebagai bahan baku gula aren, jumlah tanaman ini pada tingkat tiang sebanyak 316
tanaman, hal ini memerlukan perhatian karena untuk kepentingan produksi sangat
28
minim dalam jangka waktu beberapa tahun kedepan tingkatan inilah yang
diperlukan menjadi penghasil nira. Jika ingin mendapatkan kualitas pohon yang
baik maka pada tingkatan ini diperlukan pemeliharaan dalam hal pemupukan dan
pengendalian gulma sehingga persaingan kebutuhan metabolism tanaman tidak
terganggu.
Ketersediaan cahaya dan air yang cukup bagi semai untuk keperluan
hidupnya turut mendukung tingginya persentase hidup semai Meranti Merah.
Kondisi ini semakin didukung dengan adanya kegiatan pemeliharaan yang
dilakukan selama penelitian berlangsung seperti penyiangan dari tanaman
pengganggu yang tumbuh di sekitar media semai dan kegiatan penyiraman secara
teratur.
Tabel 4. Rekapitulasi tanaman Aren tingkat pohon
No Petak
Pengamatan
Koordinat Jumlah Aren
1 L1 02°50'19,9"
115°14'22,2" 40
2 L2 02°50'18,1"
115°14'22,5" 10
3 L3 02°50'17,2"
115°14'22,6" 12
4 L4 02°50'18,9"
115°14'18,2" 9
5 L5 02°50'23,2"
115°14'17,0" 29
6 L6 02°50'22,5"
115°14'15,8" 6
Jumlah pohon dititik pengamatan relatif paling sedikit yaitu 106 pohon, hal
ini menunjukkan ketersediaan tingkat pohon sangat diperlukan untuk masa yang
akan datang mengingat fungsi yang ditawarkan oleh aren sangat banyak terutama
29
bagi masyarakat yang mengandalkan produksi nira, tentunya pengelolaan terhadap
tanaman ini sangat dibutuhkan.
Pertumbuhan dan perkembangan sangat memerlukan unsur hara nitrogen
sebagai pembentuk jaringan dan klorofil yang dapat meningkatkan kualitas
tanaman dengan menghasilkan jumlah daun yang banyak. Purdimianto (1997)
mengatakan bahwa peranan unsur hara makro primer seperti nitrogen akan
merangsang pertumbuhan vegetatif yaitu menambah tinggi tanaman dan
merangsang tumbuhnya tanaman, sebaliknya kekurangan unsur N akan
mengakibatkan pertumbuhan tanaman menjadi lambat dan tanaman menjadi kerdil.
Perhitungan kerapatan dimaksud untuk mengetahui banyaknya individu
atau jenis yang dimasud didalam suatu luasan. Dengan melihat langsung di
lapangan maka jumlah Aren sangat mendominasi kebun belakang rumah
masyarakat terutama di 6 petak contoh seluas lebih kurang 2,4 Ha selain karet yang
sengaja ditanam dan beberapa tanaman buah yang tanpa sengaja tumbuh kemudian
dibiarkan terutama rambutan.
Tabel 5. Kerapatan Tanaman Aren tingakt pertumbuhan semai dan pancang
No Lokasi Plot Luasan Nilai
Kerapatan
%
1 L1 4200 0,254 26,32
2 L2 4020 0,154 15,96
3 L3 5950 0,047 4,87
4 L4 600 0,186 19,32
5 L5 8050 0,271 28,13
6 L6 1500 0,052 5,38
30
Dari tabel 4 diatas menunjukkan bahwa potensi tingkat semai dan pancang
yang menduduki luasan contoh 17,8 % atau sekitar 1.787 semai per hektar, jika
jumlah ini kita konversi kedalam luasan lahan lain tanpa peruntukan di Desa
Batang Kulur maka banyaknya jumlah Aren pada tingkat semai dan pancang
berjumlah sekitar 62.545 semai jumlah ini tidak sedikit jika ingin dikembangkan
maka yang sangat diperlukan adalah tindakan pemeliharaan.
Tabel 6. Kerapatan Tanaman Aren tingkat pertumbuhan tiang
No Lokasi Plot Luasan Nilai
Kerapatan
%
1 L1 4200 0,010 8,28
2 L2 4020 0,016 13,49
3 L3 5950 0,008 7,21
4 L4 600 0,046 37,78
5 L5 8050 0,009 7,84
6 L6 1500 0,031 25,37
Pada tingkatan tiang, maka potensi tanaman Aren yang terdapat pada
Lokasi contoh berada pada posisi 12,9% atau sekitar 130 tanaman aren per hektar,
jika jumlah ini dikonversi untuk lahan yang ada maka jumlah ting yang didapati di
desa Batang Kulur sebanyak 4.550 tanaman aren yang akan siap dipanen dalam
beberapa tahu kedepan, tentu saja apabila tingkat pertumbuhan tersebut tidak
tertekan karena kepentingan lain atau persaingan kebutuhan akan segala aspek
pertumbuhan.
31
Tabel 7. Kerapatan Tanaman Aren tingkat pohon
No Lokasi Plot Luasan Nilai
Kerapatan
%
1 L1 4200 0,009 25,99
2 L2 4020 0,002 6,79
3 L3 5950 0,002 5,50
4 L4 600 0,015 40,94
5 L5 8050 0,003 9,83
6 L6 1500 0,004 10,91
Tingkat pohon dalam penelitian ini yang dimaksud adalah sebuah tingkatan
dimana tanaman aren tersebut sudah mempunyai tandan bunga yang siap dipanen,
dari hasil perhitungan maka jumlah pohon yang diperoleh pada lokasi contoh
sebanyak 0,4% atau sekitar 44 pohon per ha, jika dikonversi keluasan lahan yang
ada maka potensi tanaman aren yang siap untuk dipanen adalah 1.540 pohon.
Jika satu pohon aren dapat memberikan kontribusi nira 10 – 12 l setiap
dapat menghasilkan hari, maka dengan jumlah pohon yang berada di kebun
belakang rumah warga 15.400 – 18.480 l nira. Jumlah ini jika dihubungkan dengan
produksi nira sebagai bahan baku gula aren yang dijadikan masyarakat sebagai
tambahan pendapatan, sangat mempunyai potensi kedepan untuk dijadikan usaha
yang sangat bagus.
32
VI. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Dari hasil penelitian yang telah dilakukan maka diambil beberapa
kesimpulan sebagai berikut :
1. Kerapatan tanaman aren di desa Batang Kulur adalah berkisar 4 – 25
% untuk tingakat semai, 7 – 25 % untuk tingkat tiang dan 5 – 25 %
untuk tingkat pohon
2. Besar potensi tanaman Aren untuk keseluruhan luasan yang ada
pada desa Batang Kulur, Kandangan adalah masing-masing 17,8 %
pada tingkat semai, 12,9% untuk tingkat tiang dan 0,4% untuk
tingkat pohon.
3. Perhitungan konversi potensi tanaman aren di desa Batang Kulur
adalah 1.787 pohon/ha untuk tingkat semai, 130 pohon/ha untuk
tingkat tiang dan 44 pohon/ha untuk tingkat pohon.
B. Saran
Untuk melengkapi hasil penelitian ini sebaiknya dilakukan
inventarisasi secara menyeluruh terhadap tanaman aren, analisis kimia
tanah untuk mendukung pertumbuhan tanaman tersebut serta penjajakan
demplot tanaman aren untuk kemungkinan perkebunan.
33
DAFTAR PUSTAKA
Balai Penelitian Tanaman Obat Dan Aromatik. 2008. Penggunaan Tanaman
Kelapa, Pinang (Areca catechu) dan Aren Sebagai Tanaman Obat.
http://balittro.litbang.deptan.go.id. Diakses tanggal 4 April 2013.
Bratawinata. A. A. 2001. Ekologi Hutan Hujan Tropis Dan Metoda Analisis Hutan.
BKS-PTN-INTIM.
Dansereau. P. 1957. Biogeography An Ecological Perspektive. The Ronald Press.
New-York.
Departemen Kehutanan Direktorat Jendral Rehabilitasi Lahan dan Perhutanan
Sosial 2003. Gerakan Nasional Rehabilitasi Hutan dan Lahan (GN-RHL).
Banjarbaru.
Effendi, D.S. 2009. Aren, Sumber Energi Alternatif. Warta Penelitian dan
Pengembangan Pertanian. Tahun 2009.31(2):1-3.
Effendi, D.S. 2010. Prospek Pengembangan Tanaman Aren (Arenga pinnata Merr)
Mendukung Kebutuhan Bioetanol di Indonesia. Pusat Penelitian dan
Pengembangan Perkebunan. Vol. 9 No. 1/Juni 2010.Hal 36–46.
Fajariah, M. 2010. Produktivitas pembuatan gula aren (arenga pinnata merr) Dan
kontribusinya terhadap pendapatan masyarakat di desa guntung kecamatan
haruyan kabupaten hulu sungai tengah. Skripsi. Fakultas Kehutanan.
Universitas Lambung Mangkurat.
Kaunang, M.H. dan Endang Martini. 2011 . Menanam aren bukan mitos lagi.
World Agroforestry Centre. Kiprah Agroforestry Vol.4 No.3 Desember
2011.
Kershaw.K.A. 1973. Quantitative And Dynamica Plant Ecology. Edward
Arnold/Limited. London.
Klasifikasi.org. 2013. Nama Latin Pohon Aren. http://klasifikasi.org/nama-latin-
pohon-aren. Klasifikasi.ORG. Diakses tanggal 4 April 2013.
Plantamor.com. 2013. Informasi Spesies.
http://www.plantamor.com/index.php?plant =135. Di akses tanggal 4 April
2013.
34
Prayudi, F.N.S. 2011. Pengaruh Umur Pohon Aren (Arenga pinnata merr.)
Terhadap Produksi Nira Di Desa Pulantan Kecamatan Awayan Kabupaten
Balangan Provinsi Kalimantan Selatan. Skripsi. Fakultas Kehutanan.
Universitas Lambung Mangkurat.
Provinsi Jawa Barat, Dinas Perkebunan. Budidaya Tanaman Aren.
http://www.google.com/url?q=http://www.disbun.jabarprov.go.id/assets/dat
a/arsip/Budidaya%2520Tan.%2520Aren.doc%sa=U&ei=4B5ZUbOHLcXJ
rAeil4G4Ag&ved=0CEQQFjAO&sig2=O1LyuyUEnZrFSjD2qyOCEg&usg
=AFQjCNGVvwOLLh1dAw4Zlx9e4r7_0ZfqlA. Diakses tanggal 4 April
2013.
Purborini. D. H. 2006. Struktur Dan Komposisi Tumbuhan Di Kawasan
Rawapening Kabupaten Semarang Jawa Tengah. Universitas Negeri
Semarang.
Soerianegara, dan Indrawan, A. 1978. Ekologi Hutan Indonesia. Lembaga
Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Soerianegara, dan Indrawan, A. 1980. Ekologi Hutan Indonesia. Lembaga
Kerjasama Fakultas Kehutanan IPB. Bogor.
Syahbudin. 1987. Dasar-dasar Ekologi Tumbuhan. Padang: Universitas Andalas
Press.
Wirakusuma, R. S. 1980. Citra & Fenomena Hutan Tropika Humida Kalimantan
Timur. Jakarta: Pradya Paramita.
Wordpress. com. 2007. Aren Indonesia. http://arenindonesia.wordpress.com/budi
daya-aren/. Diakses tanggal 1 April 2013.
Zoer’aini Djamal Irwan. 2010. Prinsip-Prinsip Ekologi. Jakarta: PT. Bumi Aksara