LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - COnnecting REpositories · 2020. 9. 2. · laporan penelitian mandiri...

27
LAPORAN PENELITIAN MANDIRI INDUKSI KALUS JARINGAN ENDOSPERM JERUK KALAMANSI PADA BEBERAPA JENIS MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH UNTUK MEMPEROLEH JERUK TRIPLOID TANPA BIJI Tim Pengusul: Dr. Ir. Reny Herawati, MP Dr. Hesti Pujiwati, SP, M.Si UNIVERSITAS BENGKULU Desember 2016 MANDIRI

Transcript of LAPORAN PENELITIAN MANDIRI - COnnecting REpositories · 2020. 9. 2. · laporan penelitian mandiri...

  • LAPORAN

    PENELITIAN MANDIRI

    INDUKSI KALUS JARINGAN ENDOSPERM JERUK KALAMANSI PADA BEBERAPA JENIS MEDIA DAN ZAT PENGATUR TUMBUH UNTUK

    MEMPEROLEH JERUK TRIPLOID TANPA BIJI

    Tim Pengusul:

    Dr. Ir. Reny Herawati, MP

    Dr. Hesti Pujiwati, SP, M.Si

    UNIVERSITAS BENGKULU

    Desember 2016

    MANDIRI

  • ii

  • iii

  • iv

    DAFTAR ISI

    Hal

    HALAMAN PENGESAHAAN .................................................................... ii

    DAFTAR ISI .............................................................................................. iii

    RINGKASAN ........................................................................................................ iv

    BAB I. PENDAHULUAN ................................................................................ 1

    1.1. Latar Belakang ...................................................................... 2

    1.2. Tujuan Penelitian ................................................................... 3

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ....................................................................... 4

    BAB III. METODE PENELITIAN ...................................................................... 6

    BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................ 8

    BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ......................................................... 11

    DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................ 11

    LAMPIRAN-LAMPIRAN ................................................................................... 14

    1. Biodata Ketua dan Anggota Peneliti …................................................... 15

  • v

    RINGKASAN

    Jeruk Kalamansi (Citrus mitis) merupakan jenis buah jeruk yang berkembang

    pesat di Bengkulu, berbau harum, dan memiliki rasa yang asam ketika sudah masak,

    dan pahit ketika masih mentah. Jeruk Kalamansi dicanangkan sebagai produk

    unggulan di Bengkulu karena tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah,

    yaitu enam bulan setelah masa tanam. Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di

    Bengkulu, dan diproduksi secara besar-besaran untuk dijual dalam hasil olahan

    bernama sirup kalamansi. Oleh karena itu, pemacuan produksi jeruk lokal akan

    memiliki urgensi penting karena disamping untuk meningkatkan pendapatan

    masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah dan juga meningkatkan pendapan

    daerah setempat. Namun demikian jenis jeruk tersebut masih mempunyai biji yang

    relatif banyak (6-13 biji per buah), sehingga menyulitkan dalam proses pengolahan

    terutama sirup kalamansi sebagai salah satu produksi khas daerah Bengkulu. Salah

    satu cara yang dapat dilakukan adalah membuat tanaman triploid jeruk lokal tipe baru

    tanpa biji (seedless) dengan warna yang menarik, dapat meningkatkan produktivitas,

    mutu buah, dan daya saing di pasar global (Khan, 2008). Salah satu cara

    pembentukan buah jeruk tanpa biji dapat dilakukan dengan kultur endosperm melalui

    kalus (Gmitter et al., 1990; Raza et al., 2003).

    Tanaman triploid akan menghasilkan buah tanpa biji karena

    ketidakseimbangan perpasangan kromosom saat meiosis (Hoshino et al., 2011).

    Keberhasilan embriogenesis somatik yang diinduksi dari jaringan endosperma

    ditentukan oleh berbagai faktor (Hoshino et al., 2011). Faktor penentu

    keberhasilannya antara lain tahap perkembangan jaringan endosperma dan formulasi

    media. Embriogenesis somatik pada jaringan diploid jeruk Siam Simadu sudah

    dikuasai dengan eksplan embrio nuselar pada media dengan penambahan BA dan

    bahan organik (Husni et al., 2010), dan embriogenesis dari jaringan endosperma

    triploid jeruk Siam Simadu juga telah dilaporkan oleh Kosmiatin et al. (2014), namun

    embriogenesis somatik pada jeruk Kalamansi belum pernah dilaporkan, oleh karena

    itu penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan formulasi media induksi kalus

    embrionik jeruk Kalamansi menjadi tanaman baru triploid tanpa biji melalui metode

    embriogenesis somatik pada jaringan endosperm. Jika protokol untuk induksi

    embriogenesis somatik dapat diperoleh dari penelitian ini, maka pengembangan

    planlet melalui bioreaktor dapat segera dikembangkan untuk menghasilkan planlet

    dalam jumlah besar dan dalam waktu yang relatif singkat.

    Percobaan telah dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

    Universitas Bengkulu, mulai September 2016-Januari 2017. Media yang digunakan

    dalam peneltian ini adalah media dasar MS dan MT (Murashige dan Tucker 1969)

    dengan perlakuan berbagai jenis dan konsentrasi ZPT (GA dan BAP). Pengamatan

    dilakukan terhadap jumlah dan persentase kultur yang steril, jumlah eksplan dan

    persentase eksplan yang dapat membentuk kalus, dan tipe kalus yang dihasilkan.

    Komposisi media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP,

    kemudian diikuti oleh media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP merupakan formula terbaik untuk produksi kalus. Perlu dilakukan pelelitian

    lanjutan untuk regenerasi kalus embrionik pada media tanpa zat pengatur tumbuh

    (ZPT) dengan formulasi berbagai vitamin dan bahan organik.

  • 1

    BAB I. PENDAHULUAN

    1.1. Latar Belakang

    Jeruk Kalamansi (Citrus mitis) merupakan jenis buah jeruk yang berkembang

    pesat di Bengkulu, berbau harum, dan memiliki rasa yang asam ketika sudah masak,

    dan pahit ketika masih mentah. Jeruk Kalamansi dicanangkan sebagai produk

    unggulan di Bengkulu karena tingginya daya jual dan cepatnya masa produksi buah,

    yaitu enam bulan setelah masa tanam. Jeruk kalamansi banyak dibudidayakan di

    Bengkulu, dan diproduksi secara besar-besaran untuk dijual dalam hasil olahan

    bernama sirup kalamansi. Oleh karena itu, pemacuan produksi jeruk lokal akan

    memiliki urgensi penting karena disamping untuk meningkatkan pendapatan

    masyarakat, kesempatan kerja, konsumsi buah dan juga meningkatkan pendapan

    daerah setempat. Dengan makin meningkatnya jumlah penduduk, meningkatnya

    pendapatan, dan kesadaran kebutuhan gizi masyarakat, maka permintaan buah jeruk

    yang kaya mineral dan vitamin ini akan terus meningkat. Pada tahun 2010, kebutuhan

    produksi buah jeruk diprediksi sebesar 2.355.550 ton dan jika produktivitasnya 17 -

    20 ton per ha, maka pada tahun tersebut diperlukan luas panen kurang lebih 127.327

    ha dari 67.883 ha luas panen yang tersedia pada tahun 2005. Penambahan luas areal

    untuk mencapai total produksi yang telah ditetapkan hingga tahun 2010 diprediksikan

    minimal 27.327 ha di luar tanaman yang belum berproduksi saat itu. Hingga tahun

    2010 diperkirakan kebutuhan pengembangan areal baru seluas 30.060 ha. Dari luasan

    ini, maka keperluan bibit jeruk yang bebas penyakit diperkirakan sebanyak

    15.030.000 (populasi 500 bibit/ha) (Litbang Pertanian, 2005).

    Buah jeruk kalamansi dapat dibekukan secara keseluruhan dan digunakan

    sebagai es batu dalam minuman seperti teh atau ginger ale. Jus diekstraksi dengan

    menghancurkan buah utuh untuk membuat minuman beraroma mirip dengan limun.

    Minuman keras juga bisa dibuat dari buah utuh, dalam kombinasi dengan vodka dan

    gula. Selanjutnya FEI (Rahman Said, 2010) mengemukakan Kalamansi umumnya

    digunakan sebagai bumbu untuk masakan seperti bihon. Namun demikian jenis jeruk

    tersebut masih mempunyai biji yang relatif banyak (6-13 biji per buah), sehingga

    menyulitkan ketika akan digunakan sebagai jeruk peras atau produksi sirup.

    Perbaikan mutu secara teknologi perlu dilakukan untuk meningkatkan kualitas

    buah jeruk lokal sehingga dapat bersaing di pasar global. Salah satu cara yang dapat

  • 2

    2

    dilakukan adalah membuat tanaman jeruk lokal tipe baru tanpa biji (seedless) dengan

    warna yang menarik (pigmented). Tidak terbentuknya biji dalam buah dapat

    meningkatkan produktivitas, mutu buah, dan daya saing di pasar global (Khan, 2008).

    Pembentukan buah jeruk lokal tanpa biji dapat dilakukan dengan cara perlakuan suhu

    dingin, suhu panas, kultur endosperm melalui kalus (Gmitter et al., 1990; Raza et al.,

    2003), hibridisasi somatik (Spiegel-Roy, 1996; Grosser dan Gmitter, 2005), radiasi

    sinar Gamma (Spiegel-Roy, 1996), hibridisasi antarploidi (Spiegel-Roy, 1996; Raza

    et al., 2003), dan rekayasa genetik (Spiegel-Roy, 1996; Raza et al., 2003).

    Aplikasi metode regenerasi dan mikropropagasi tanaman jeruk telah banyak

    dilakukan untuk mendapatkan tanaman jeruk tanpa biji, bebas virus, penyelamatan

    embrio (Grosser dan Gmitter, 2005; Ali dan Mirza, 2006). Embriogenesis somatik

    merupakan salah satu proses regenerasi tanaman dari sel somatik melalui serangkaian

    proses pertumbuhan dan perkembangan yang menyerupai embriogenesis zigotik

    melalui pentahapan proembrio, embrio tahap globular, tahap hati, tahap torpedo, tahap

    kotiledon, pematangan dan perkecambahan (Gray, 2005). Jenis eksplan, genotipe,

    keadaan fisiologi, dan komposisi media merupakan faktor yang menentukan dalam

    regenerasi tanaman melalui embriogenesis somatik (Ozcan et al., 2001). Media MS

    dan MT merupakan media kultur yang banyak digunakan dalam induksi kalus dan

    regenerasi kalus menjadi tunas pada tanaman jeruk dengan penambahan 2,4-D, BA,

    NAA, GA3, atau kombinasinya (Ali dan Mirza, 2006).

    Endosperma merupakan jaringan tanaman yang bersifat triploid, karena

    berasal dari fertilisasi dua inti polar (♀) dan satu sperma (♂) (Berger, 2003).

    Endosperma jeruk siam bertipe inti bebas (nuclear endosperm), dimana endosperma

    primer hasil fertilisasi ganda melakukan pembelahan inti tetapi tidak langsung

    membentuk dinding sel. Selulerisasi sel endosperma berlangsung bertahap sehingga

    perkembangan sel-sel endosperma tidak seragam. Keberagaman ini juga terjadi

    karena endosperma berfungsi sebagai nourishing cell dan pelindung kehidupan

    embrio. Pada jeruk Siam Simadu, setelah fertilisasi ganda, sel-sel haploid antipodal

    tidak terdegradasi dan perkembangan embrio nuselar yang tidak bersamaan dengan

    embrio zigotik dapat mengkontaminasi jaringan triploid endosperma (Kosmiatin,

    2013). Metode untuk meregenerasikan satu sel triploid menjadi tanaman triploid

    diperlukan untuk menghindarkan terbentuknya regeneran yang miksoploid.

    Tanaman triploid akan menghasilkan buah tanpa biji karena

    ketidakseimbangan perpasangan kromosom saat meiosis (Hoshino et al., 2011).

  • 3

    3

    Keberhasilan embriogenesis somatik yang diinduksi dari jaringan endosperma

    ditentukan oleh berbagai faktor (Hoshino et al., 2011). Faktor penentu

    keberhasilannya antara lain tahap perkembangan jaringan endosperma dan formulasi

    media. Pada jeruk manis (C. sinensis) dan mandarin (C. reticulata), kultur

    endosperma yang diisolasi dari buah umur 12 minggu setelah antesis berhasil

    menginduksi pembentukan kalus, tetapi regenerasi tunas triploidnya belum dilaporkan

    (Usman et al., 2008).

    Embriogenesis somatik pada jaringan diploid jeruk Siam Simadu sudah

    dikuasai dengan eksplan embrio nuselar pada media dengan penambahan BA dan

    bahan organik (Husni et al., 2010), dan embriogenesis dari jaringan endosperma

    triploid jeruk Siam Simadu telah dilaporkan oleh Kosmiatin et al. (2014). Embrio

    genesis somatik pada jeruk Kalamansi belum pernah dilakukan, oleh karena itu

    penelitian ini dilakukan untuk mendapatkan formulasi media induksi kalus dan

    regenerasi eksplan tanaman jeruk RGL menjadi tanaman baru triploid tanpa biji

    melalui metode embriogenesis somatik pada jaringan endosperm. Metode tersebut

    dapat diaplikasikan dalam perbaikan tanaman jeruk untuk merakit tanaman jeruk

    unggul tanpa biji yang memiliki nilai ekonomi yang tinggi.

    1.2. Tujuan Penelitian

    Tujuan Umum Penelitian

    Mendapatkan tanaman baru triploid tanpa biji hasil induksi embriogenesis

    somatik

    Menghasilkan formula baru sebagai protokol untuk menginduksi kalus dan

    regenerasi embrio somatik melalui kultur endosperm jeruk Kalamansi tanpa

    biji

    .

  • 4

    4

    BAB II. TINJAUAN PUSTAKA

    Jeruk kalamansi berasal dari Republik Rakyat Tiongkok, kemudian menyebar

    luas hingga ke wilayah Asia Tenggara, Malaysia, Indonesia, dan wilayah-wilayah lain

    hingga ke Florida, Panama. Jeruk kalamansi memasuki wilayah Florida pada tahun

    1900 atau akhir tahun 1800 melalui Chile. Negara yang paling besar memproduksi

    jeruk kalamansi saat ini adalah Filipina (International Development And

    Manufacturing, 2006). Para ahli tanaman holtikultura percaya bahwa jeruk kalamansi

    adalah perpaduan (hibrida) dari jeruk keprok dan jeruk mandarin, atau jeruk keprok

    dan kumquat, atau kumquat dan jeruk mandarin (International Development And

    Manufacturing, 2006). Secara teknis, para ahli di Tiongkok pernah mengatakan

    bahwa jeruk kalamansi adalah perpaduan antara Citrus reticulata dan Citrus japonica.

    Namun, menurut penelitian, perpaduan antara sub-spesies sitrus (sitrat) itu telah

    dibudidayakan begitu lama sehingga membuat asal-usul jeruk tersebut kabur. Nama

    awal dari jeruk kalamansi ini adalah Citrus madurensis Loureiro, sebuah nama yang

    diberikan oleh seorang pria bernama Loureiro yang menemukan buah ini di pulau

    Madura, dekat Pulau Jawa. Namun ia mengklarifikasinya setelah diketahui asal-usul

    aslinya di kemudian hari.

    Gambar 1. Jeruk Kalamansi Bengkulu

    Buah jeruk kalamansi memiliki kulit dengan permukaan halus dan berpori

    minyak, berwarna kuning, atau berwarna hijau kekuning-kuningan. Besar jeruk

    kalamansi berdiameter antara 3–4 cm. Buah tersebut sangat kaya akan bulir-bulir

    sitrat yang mudah dipisahkan dan mengandung vitamin C. Satu buah jeruk kalamansi

    memiliki kandungan karbohidrat 3%, mineral 1%, asam askorbat 0,1%, dan asam

    sitrat 3%. Kulitnya kaya akan minyak esensial dan asam askorbat (0,15%)

  • 5

    5

    (International Development And Manufacturing, 2006), namun kandungan biji dalam

    buah masih cukup tinggi yaitu 6-13 butir.

    Pembentukan tanaman triploid untuk produksi buah tanpa biji dapat dihasilkan

    dari jaringan endosperma yang diregenerasi secara embriogenesis somatik.

    Embriogenesis somatik adalah proses regenerasi tanaman melalui pembentukan

    struktur seperti embrio yang diinduksi dari sel-sel somatik atau gamet (Dodeman et

    al., 1997). Embrio somatik secara fisiologi dan morfologi memiliki tahapan

    perkembangan embrio yang sama dengan embrio zigotik (Deo et al., 2010). Dalam

    pemuliaan modern, embriogenesis somatik sangat penting karena dapat

    meregenerasikan satu sel tanaman yang sudah dimanipulasi baik dengan transformasi

    maupun mutasi menjadi tanaman lengkap, sehingga sel tanaman tersebut dapat

    diregenerasikan menjadi tanaman lengkap (Manrique-Trujillo et al., 2013; Gray,

    2005), dan mengekspresikan perubahannya. Hampir seluruh sel kompeten tanaman

    dapat diinduksi menjadi sel embriogenik karena sel tanaman memiliki kemampuan

    totipotensi sel (Mujib et al., 2005).

    Endosperma merupakan jaringan tanaman yang bersifat triploid, karena berasal

    dari fertilisasi dua inti polar (♀) dan satu sperma (♂) (Berger, 2003). Endosperma

    jeruk siam bertipe inti bebas (nuclear endosperm), dimana endosperma primer hasil

    fertilisasi ganda melakukan pembelahan inti tetapi tidak langsung membentuk dinding

    sel. Selulerisasi sel endosperma berlangsung bertahap sehingga perkembangan sel-sel

    endosperma tidak seragam.

    Keberagaman ini juga terjadi karena endosperma berfungsi sebagai nourishing

    cell dan pelindung kehidupan embrio. Pada jeruk Siam Simadu, setelah fertilisasi

    ganda, sel-sel haploid antipodal tidak terdegradasi dan perkembangan embrio nuselar

    yang tidak bersamaan dengan embrio zigoti dapat mengkontaminasi jaringan triploid

    endosperma (Kosmiatin, 2013). Metode untuk meregenerasikan satu sel triploid

    menjadi tanaman triploid diperlukan untuk menghindarkan terbentuknya regeneran

    yang miksoploid. Tanaman triploid akan menghasilkan buah tanpa biji karena

    ketidakseimbangan perpasangan kromosom saat meiosis (Hoshino et al., 2011;

    Chaturvedi et al., 2008).

    Keberhasilan embriogenesis somatik yang diinduksi dari jaringan endosperma

    ditentukan oleh berbagai faktor (Hoshino et al., 2011). Faktor penentu

    keberhasilannya antara lain tahap perkembangan jaringan endosperma dan formulasi

    media. Pada jeruk manis (C. sinensis) dan mandarin (C. reticulata), kultur

  • 6

    6

    endosperma yang diisolasi dari buah umur 12 minggu setelah antesis berhasil

    menginduksi pembentukan kalus, tetapi regenerasi tunas triploidnya belum dilaporkan

    (Usman et al., 2008). Embriogenesis somatik pada jaringan diploid jeruk Siam

    Simadu sudah dikuasai dengan eksplan embrio nuselar pada media dengan

    penambahan BA dan bahan organik (Husni et al., 2010), tetapi embriogenesis dari

    jaringan endosperma triploid jeruk keprok Kalamansi belum pernah dilakukan. Secara

    khusus penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan formulasi media untuk induksi

    kalus embriogenik, pendewasaan dan perkecambahan serta pemanjangan planlet dari

    jaringan endosperma jeruk Kalamansi.

    BAB III. METODA PENELITIAN

    Penelitian akan dilakukan di Laboratorium Bioteknologi Fakultas Pertanian

    Universitas Bengkulu, mulai September 2016 - Januari 2017 (Tahun I). Bahan

    tanaman yang digunakan sebagai sumber eksplan ialah endosperm jeruk Kalamansi

    yang diambil dari buah jeruk muda berumur ± 4-6 minggu setelah anthesisi. Media

    yang digunakan dalam peneltian ini adalah media dasar MS dan MT (Murashige dan

    Tucker 1969) yang dimodifikasi dengan perlakuan berbagai jenis dan konsentrasi ZPT

    (Husni et al., 2010; Sunyoto et al, 2010; Kosmiatin et al., 2014). Kombinasi

    perlakuan disajikan pada Tabel 1 berikut ini.

    Tabel 1. Kombinasi perlakuan untuk induksi kalus embrionik

    No Jenis Media ZPT

    1 MS 2 mL-1

    GA3

    2 MS 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP

    3 MS 2 mL-1

    GA3 + 0,5 mL-1

    BAP

    4 MT 2 mL-1

    GA3

    5 MT 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP

    6 MT 2 mL-1

    GA3 + 0,5 mL-1

    BAP

    Buah jeruk muda yang berumur 6 minggu, 8 minggu, dan 12 minggu setelah

    anthesis digunakan sebagai sumber eksplan endosperm. Sterilisasi bahan tanaman

    dilakukan dengan cara mencelup dalam larutan alkohol 70% setelah dicuci bersih

    menggunakan detergen. Kemudian dibakar dengan api bunsen sampai apinya mati.

    Cara tersebut dilakukan sebanyak tiga kali dan diletakkan di cawan petri. Endosperm

    diisolasi dari biji di bawah mikroskop untuk memisahkannya dari embrio zigotik dan

  • 7

    7

    nuselar. Endosperm ditanam dalam botol, masing masing jenis jeruk yang digunakan

    dikulturkan dalam 10 botol media, 3 endosperm setiap botol. Semua kultur disimpan

    di ruang kultur dengan penyinaran 100 μmol/m2/s selama 16 jam dengan suhu 23-

    27oC. Pengamatan dilakukan terhadap jumlah dan persentase kultur yang steril,

    jumlah eksplan dan persentase eksplan yang dapat membentuk kalus, dan tipe kalus

    yang dihasilkan. Penentuan tipe kalus yang dihasilkan dilakukan dengan cara

    mengamati kalus secara mikroskopik menggunakan mikroskop (zoom stereo),

    sehingga struktur kalus yang dihasilkan dapat dibedakan yang bersifat embriogen.

  • 8

    IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

    Induksi Pembentukan Kalus Embriogenik dari Jaringan Endosperma Jeruk

    Kalamansi

    Jaringan endosperma yang diisolasi dari buah jeruk Kalamansi adalah 12-14

    minggu setelah antesis, sel-selnya sudah mulai membentuk dinding sel dan

    membentuk jaringan endosperma yang kompak (Kosmiatin, 2013). Respon

    endosperma pertama kali terlihat melalui perubahan warna eksplan dari bening

    menjadi putih susu pada umur 8 minggu setelah dikulturkan. Sel-sel endosperma

    kemudian membelah yang ditandai dengan bertambah besarnya volume eksplan,

    kemudian membentuk kalus. Respon pembentukan kalus embriogenik pertama kali

    pada umur 14 minggu setelah kultur ditampilkan pada gambar 2.

    Gambar 2. Induksi kalus embrionik jaringan endosperm (A. Jaringan endosperm 8

    minggu setelah dikultur; B. Inisiasi pembentukan kalus pada umur 14 minnggu

    setelah kultur; C. Kalus embrionik telah berkembang; D. Beberapa kalus

    embrionik telah berwarna hijau)

    Komposisi media tumbuh terbaik untuk merangsang terjadinya pembentukan

    kalus ialah media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP,

    kemudian diikuti oleh media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP. Kalus yang terbentuk pada MT bersifat kompak dan berwarna putih kuning

    muda (Tabel 1). Komposisi media MS dan MT yang hanya diberi GA tanpa

  • 9

    9

    memberikan respons terendah. Eksplan yang dikulturkan pada media MT yang hanya

    diperkaya GA membentuk kalus yang secara morfologi kelihatan kurang kompak,

    tidak berwarna hijau, jumlahnya sedikit, dan hanya tumbuh dari jaringan di tepi

    eksplan. Pada media yang diperkaya dengan BAP dan GA menunjukkan pertumbuhan

    kalus lebih kompak dan berwarna hijau. George dan Sherrington (1984), Wang dan

    Chang (1987), Sunyoto et al. (1997), dan Sunyoto et al. (2002) menyatakan bahwa

    penggunaan ZPT dari golongan dan media yang sama berdampak lebih baik jika

    dibandingkan dengan pemakaian ZPT secara tunggal. Bila konsentrasi antara auksin

    dan sitokinin di dalam jaringan eksplan yang dikulturkan berada dalam keadaan

    seimbang, maka kalus terbentuk lebih cepat. Hal ini terbukti pada perlakuan yang

    diberi GA dan BAP, yang secara seimbang dapat menginduksi kalus lebih cepat.

    Tabel 2. Kombinasi perlakuan untuk induksi kalus embrionik

    No Jenis

    Media ZPT

    Waktu

    terbemtuk

    (MST*)

    Warna

    kalus

    Struktur

    Kalus

    1 MS 2 mL-1

    GA3 18 putih agak

    kompak

    2 MS 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP 13 kuning remah

    3 MS 2 mL-1

    GA3 + 0,5 mL-1

    BAP 14 kuning remah

    4 MT 2 mL-1

    GA3 16 putih remah

    5 MT 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP 13 Hijau

    kuning

    agak

    kompak

    6 MT 2 mL-1

    GA3 + 0,5 mL-1

    BAP 13 putih remah

    Selama pembentukan kalus, sel-sel yang belum terdiferensiasi mengalami

    pembelahan secara cepat hingga terbentuk kalus yang kompak dan berwarna kuning

    kehijauan. Lamanya pembentukan kalus dan jumlah kalus yang terbentuk pada jeruk

    kalamansi diduga karena pembentukan endosperm tidak sempurna atau endosperm

    sudah tua sehingga kuran tidak dapat berdifrensiasi dengan baik. Menurut Mu dan

    Liu (1979), endosperm tidak terbentuk secara utuh pada persilangan interspesies,

    karena kuantitas dan atau kualitas DNA penyusun genotip kedua spesies yang

    disilangkan pun berbeda.

    Pertumbuhan dan perkembangan kalus endosperm diawali dengan

    pemanjangan atau elongasi sel-sel endosperm yang secara berangsurangsur

    membentuk klorofil pada umur 3 minggu setelah kultur (MSK). Proses tersebut

    diduga disebabkan karena pengaruh laju serapan ZPT oleh kalus embrioid yang

    bersentuhan dengan media. Zat pengatur tumbuh tersebut selanjutnya ditranslokasikan

  • 10

    10

    ke seluruh jaringan eksplan untuk merangsang pertumbuhan kalus embrioid.

    Memasuki minggu ke-4, sel-sel endosperm mulai berproliferasi di bagian pinggir

    eksplan membentuk kalus dengan cepat. Semua sel-sel endosperm berubah menjadi

    sel-sel kalus setelah umur 6 minggu. Perkembangan kalus ke arah pembentukan

    embrio terjadi pada umur kultur 10 minggu. Sel-sel kalus yang kompak berubah

    menjadi bulatan-bulatan yang bergerombol menyerupai telur ikan. Bhojwana dan

    Razdana (1983) menyebutnya sebagai fase pembentukan embrio globular yang

    selanjutnya berubah menjadi tonjolan-tonjolan yang menjulur ke berbagai arah, tetapi

    dari tonjolan-tonjolan itu belum jelas apakah akan terbentuk tunas atau akar. Pada

    endosperm yang berasal dari kalus spesies yang berbeda mulai terbentuk pada 5 MSK,

    tetapi tidak semua endosperm yang dikulturkan membentuk kalus dan membentuk

    globular dan embrio. Menurut Graitter et al. 1990, endosperm jeruk manis kurang

    respons terhadap media dasar MT atau MS yang hanya ditambah BAP, tetapi sangat

    respons terhadap kedua media dasar tersebut apabila ditambah dengan kinetin atau

    GA3 dan ME. Kinetin berperan mendorong morfogenesis sel. Adanya kinetin yang

    ditambahkan ke media tumbuh mengakibatkan fase transkripsi dan translasi RNA

    berlangsung lebih cepat (Duncan dan Widhom 1990 dalamWijayani 2002).

    Sepuluh MSK, kalus yang terbentuk semakin banyak terutama pada

    endosperm yang terbentuk berwarna lebih hijau dan mampu memproduksi embrio.

    Dengan berjalannya waktu, embrio yang terbentuk membesar yang diikuti dengan

    tumbuhnya tunas dan akar (Gambar 2).

    Berdasarkan Tabel 1, pembentukan kalus embriogenik yang diinduksi dari

    jaringan endosperma cukup tinggi. Hal ini menunjukkan bahwa keragaman dalam

    eksplan tinggi, karena endosperma merupakan jaringan yang mempunyai tahapan

    perkembangan sel dan fungsi sel yang berbeda sehingga setiap sel memberikan respon

    yang berbeda terhadap formulasi media. Perbedaan respon juga terjadi karena

    keberadaan proembrio nuselar (diploid) dengan ukuran kurang dari 16 sel dan sel-sel

    haploid antipodal yang ikut terkulturkan dengan jaringan endosperma yang diisolasi

    dari buah yang berumur 11-13 minggu setelah antesis.

    Ketersediaan bahan organik yang tinggi dalam medium dapat meningkatkan

    akumulasi asam amino sebagai penyusun protein, sehingga akumulasi protein juga

    turut meningkat. Pembentukan protein terutama protein simpanan dalam sel

    dibutuhkan untuk membentuk ES (Deo et al., 2010). Penambahan bahan organik (CH

  • 11

    11

    dan ME) pada tanaman Dianthusdapat meningkatkan 1.5 kali pembentukan embrio

    somatik (Pareek dan Kothari, 2003).

    Perbedaan respon juga terjadi karena keberadaan proembrio nuselar (diploid)

    dengan ukuran kurang dari 16 sel dan sel-sel haploid antipodal yang ikut terkulturkan

    dengan jaringan endosperma yang diisolasi dari buah yang berumur 11-13 minggu

    setelah antesis. Keberadaan proembrio dan antipodal ini dapat diamati pada preparat

    kering endosperma dengan bantuan mikroskop invertedperbesaran 200x, tetapi tidak

    teramati dengan mikroskop binokular perbesaran 40x (Kosmiatin, 2013).

    Kalus yang telah terbentuk perlu dipindahkan ke media regenerasi untuk

    mengecambahkan dan mendewasakan sehingga terbentuk planlet.

    V. KESIMPULAN DAN SARAN

    Komposisi media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP,

    kemudian diikuti oleh media MT yang diberi perlakuan 2 mL-1

    GA3 + 0,25 mL-1

    BAP merupakan formula terbaik untuk produksi kalus. Formula media tersebut dapat

    menginduksi saat pembentukan kalus lebih cepat, persentase pembentukan kalus lebih

    banyak, struktur kalus kompak, dan kalus yang terbentuk berwarna hijau.

    Kalus yang telah terbentuk perlu dipindahkan ke media regenerasi untuk

    mengecambahkan dan mendewasakan kalus embrionik sehingga terbentuk planlet.

    Perlu dilakukan pelelitian lanjutan untuk regenerasi kalus embrionik pada media tanpa

    zat pengatur tumbuh (ZPT) dengan formulasi berbagai vitamin dan bahan organik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Ali, S. and B. Mirza. 2006. Micropropagation of rough lemon (Citrus jambhiriLush.):

    Effect of explant type and hormone concentration. Acta Bot. Croat.

    65(2):137-146.

    Badan Litbang, 2005. Prospek dan arah pengembangan Agribisnis jeruk. Badan

    Litbang Pertanian. Kementerian Pertanian.

    Berger, F. 2003. Endosperm: the crossroad of seed development. Curr. Opin. Plant

    Biol, 6:45-50.

  • 12

    12

    Chaturvedi, R., M.K. Razdan, S.S. Bhojwani. 2008. An efficient protocol for the

    production of triploid plants from endosperm callus of neem,Azadirachta

    indicaA. Juss. J. Plant Physiol. 160. 557–564.

    Deo, P.C., A.P. Tyagi, M. Taylor, R. Harding, D. Becker. 2010. Factors affecting

    somatic embryogenesis and transformation in modern plant Breeding. The

    South Pacific J. Nat. Appl. Sci. 28:27-40.

    Dodeman, V.L., G. Ducreux, M. Kreis. 1997. Zygotic embryogenesis versus somatic

    embryogenesis. J. Exp. Bot. 48:1493-1509.

    Gmitter, F.G., Jr., X.X. Deng, and C.J. Hearn. 1990. Induction of triploid citrus plants

    from endosperm calli in vitro. Theor. Appl. Genet. 80:785-790.

    Grosser, J.W. and F.G. Gmitter. 2005. Application of somatic hybridization and

    cybridization in crop improvement, with citrus as a model. In Vitro Cell Dev.

    Biol. Plant 39:360-364.

    Gray, D.J. 2005. Propagation from nonmeristematic tissues: Nonzygotic

    embryogenesis. p. 187-200. InR.N. Trigiano and D.J. Gray (eds.) Plant

    Development and Biotechnology. CRC Press LLC.

    Husni, A., M. Kosmiatin, I. Mariska, dan C. Martasari. 2008. Studi isolasi protoplas

    pada jeruk siam. Prosiding Seminar Nasional Jeruk. Yogyakarta, 13-14 Juni

    2007. 472 hlm.

    Husni, A., A. Purwito, I. Mariska, Sudarsono. 2010. Regenerasi tanaman jeruk siam

    melalui embryogenesis somatic. J. Agrobiogen 6:79-83.

    Hoshino, Y., T. Miyashita, T.D. Thomas. 2011. In vitroculture of endosperm and its

    application in plant breeding: Approaches to polyploidy breeding. Sci. Hort.

    130:1-8.

    International Development And Manufacturing. 2006. Kalamansi. http://www.in-

    cosmetics.com/__novadocuments/2520.

    Khan, S.R.A. 2008. Citrus quality to meet global demand (Agri Overview).

    Website:http:www.pakissan.com. [7 Agustus 2008].

    Kosmiatin, M. 2013. Pembentukan tanaman triploid jeruk siam simadu (Citrus

    nobilisLour) melalui kultur endosperma. Disertasi. Sekolah Pascasarjana.

    Institut Pertanian Bogor. Bogor.

    Kosmiatin, M., A. Purwito., GA. Wattimena, I. Mariska. 2014. Induksi

    Embriogenesis Somatik dari Jaringan Endosperma Jeruk Siam (Citrus

    nobilisLour.) cv Simadu. J. Agron. Indonesia 42 (1) : 44 – 51.

    Manrique-Trujillo, S., D. Díaz, R. Reano, M. Ghislain, J. Kreuze. 2013. Sweetpotato

    plant regeneration via an improved somatic embryogenesis protocol. Sci.

    Hort. 161:95-100.

  • 13

    13

    Mujib, A., S. Banerjee, P.D. Ghosh. 2005. Origin, development and structure of

    somatic embryos in selected bulbous ornamentals: BAP as inducer.p. 15-24.

    InA. Mujib, J. Samac (Eds.). Somatic Embryogenesis, Plant Cell Monogr (2).

    Springer, Verlag-Berlin Heidenbergh.

    Ozcan, S., Babaoglu, and M. Sancak. 2001. Somatic embryogenesis, Bitki

    Biyoteknoloji. Doku Kulturu ve Uygulamari, Selcuk Univ. 5:71-88.

    Raza, H., M.M. Khan, and A.A. Khan. 2003. Sedlessness in citrus. Int. J. Agri. Biol.

    5(3):388-391.

    Spiegel-Roy, P. and E.E. Goldschmidt. 1996. Biology of Citrus. Cambridge

    University Press. 221 p.

    Sunyoto, S. Purnomo, dan Makful. 2010. Formula Media Kultur Endosperm Jeruk

    Hasil Persilangan Antarklon Siem dengan Keprok dan Jeruk Besar. J.

    Hort.20(4):332-34.

    Usman, M., B. Fatima, K.A. Gillani, M.S. Khan, M.H. Khan. 2008. Exploitation of

    potential target tissues to develop polyploids in citrus. Pak. J. Bot.40:1755-

    1766.

  • 14

    14

    LAMPIRAN-LAMPIRAN

  • 15

    15

    Lampiran 1. Biodata ketua dan anggota Tim Pengusul

    1. Ketua Peneliti

    A. Identitas Diri

    1 Nama lengkap dan gelar Dr. Ir. Reny herawati, MP

    2 Jenis Kelamin Perempuan

    3 Jabatan Fungsional Lektor/IVa

    4 NIP 19650101 198903 2 002

    5 NIDN 0001016527

    6 Tempat dan tanggal lahir Peringsewu, 1 Januari 1965

    7 email [email protected]

    8 Nomor Telepon/Faks/HP 0811190863

    9 Alamat Rumah Perum Unib Permai, Blok III No.30, Jl. WR.

    Supratman, Bengkulu

    10 Alamat Kantor Fakultas Pertanian UNIB

    Jl. Raya Kandang Limun Bengkulu 38371

    11 Nomor telepon/ Faks (0736) 21170-psw 216

    12 Lulusan yang telah dihasilkan S1=27 orang

    13 Mata Kuliah yang diampu 1. Kultur Jaringan Tanaman

    2. Bioteknologi Tanaman

    3. Fisiologi Pasca Panen

    4. Pengendalian Gulma

    5. Dasar-dasar Agronomi

    6. Fisiologi Tanaman

    B. Riwayat Pendidikan

    Uraian S1 S2 S3

    Nama Perguruan

    Tinggi

    Universitas Bengkulu Universitas

    Padjadjaran

    IPB

    Bidang Ilmu Agronomi Ekofisiologi Bioteknologi

    Tanaman

    Tahun Masuk-

    Lulus

    1984-1988 1991-1994 2005 - 2010

    Judul Skripsi/Tesis/

    Disertasi

    Pengaruh tingkat

    kemasakan buah,

    kadar air, dan

    fungisida terhadap

    viabilitas benih

    kakao (Theobroma

    cacao L.)

    Pertumbuhan

    gulma,

    pertumbuhan

    dan hasil

    kedelai (Glycine

    max L.) pada

    tanah ultisol

    yang diaplikasi

    zeolit dan

    Pembentukan

    galur padi gogo

    tipe baru toleran

    Al dan tahan blas

    melalui kultur

    antera

  • 16

    16

    Uraian S1 S2 S3

    metolaklor

    Nama

    Pembimbing/

    Promotor

    1. Ir. Teddy Suparno,

    M.Sc.

    2. Ir. Puji Harsono

    1. Dr. Ir. Oktap

    Ramlan

    Madkar, M.Sc

    2.Dr. Ir. Amir

    Hamzah S.

    3.Prof. Dr. Ir.

    Husen S, M.Sc

    1. Prof.Dr.Ir. Bambang S.

    Purwoko, M.Sc

    2. Dr.Ir.Nurul Khumaida, MSi

    3. Dr.Ir.Iswari S. Dewi

    4. Dr.Ir. Buang Abdullah, M.Sc

    C. Pengalaman Penelitian dalam 5 Tahun Terakhir

    No Thn Judul Penelitian PENDANAAN Jabatan

    pada

    penelitian Sumber Jumlah

    2 2010 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing I

    DP2M

    Rp 36.960.000,- Ketua

    Peneliti

    3 2011 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing II

    DP2M

    Rp 38.000.000,- Ketua

    Peneliti

    4 2012 Perakitan galur padi gogo

    toleran kekeringan dan tahan

    blas berdaya hasil tinggi

    varietas lokal Bengkulu

    melalui kultur antera

    Hibah

    Bersaing III

    DP2M

    Rp 38.000.000,- Ketua

    Peneliti

    5 2012 Perakitan galur padi sawah

    toleran tanah masam hasil

    persilangan padi lokal

    Bengkulu Pendek x IR 78581

    Hibah

    Bersaing I

    DP2M

    Rp 40.000.000,- Anggota

    Peneliti

    6 2013 Seleksi galur dari populasi

    hasil persilangan Pendek x IR

    78581 dalam rangka

    perbaikan sifat padi gogo

    adaptif lahan masam

    Hibah

    Bersaing II

    DP2M

    Rp 36.000.000,- Anggota

    Peneliti

    7 2014 Seleksi galur dari populasi

    hasil persilangan Pendek x IR

    78581 dalam rangka

    perbaikan sifat padi gogo

    adaptif lahan masam

    Hibah

    Bersaing III

    DP2M

    Rp 50.000.000,- Anggota

    Peneliti

  • 17

    17

    D. Pengalaman Pengabdian Masyarakat dalam 5 Tahun terakhir

    No Tahun Judul Penelitian PENDANAAN

    Sumber Jumlah

    1. 2011 Pengembangan Varietas unggul

    tahan untuk pengendalian penyakit

    kresek (blas) pada pertanaman padi

    sawah

    Mandiri Rp.1.500.000,-

    E. Pengalaman Penulisan Artikel Ilmiah dalam Jurnal dalam 5 Tahun terakhir

    NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA

    JURNAL

    VOLUM

    E,

    NOMOR,

    TAHUN

    1. Pembentukan galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat tipe baru melalui kultur antera.

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, N. Khumaida, I. S.

    Dewi, B. Abdullah)

    Bulletin

    Agronomi

    (Terakreditas

    i B)

    Vol.36

    No. 3

    Th. 2008

    2. Keragaman genetik dan karakterisasi morfologi galur haploid ganda padi gogo dengan sifat-sifat

    tipe baru hasil kultur antera.

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)

    Jurnal

    Agronomi

    Indonesia

    (Terakreditas

    i B)

    Vol.37

    No. 2

    Th. 2009

    3. Characterization of Doubled Haploid Derived from Anther Culture for New Type Upland Rice

    (Herawati, R., B.S. Purwoko, I. S. Dewi)

    Jurnal

    Agronomi

    Indonesia

    (Terakreditas

    i B)

    Vol. 38 No.3

    Th. 2010

    4. Penyaji Poster pada IPB-Ku Seminar on ”Food, Energy, and Water” 11 Februari 2011, by Director

    International Studies Centre, Kasetsart University,

    Bangkok, Thailand

    Poster 2011

    5. Poster 3rd International Seminar Regional Network on Poverty Eradication

    Poster 2011

    6. Induksi kalus dan Regenerasi Tanaman pada Kultur Antera Persilangan Padi Indica Varietas Lokal

    Bengkulu. (Herawati, R, Rustikawati, Inoriyah, E)

    Jurnal Akta

    Agrosia

    (ISSN)

    Vol 18, N0.1

    Th. 2015

    7. Keragaman Genetik dan Karakter Agronomi Galur Haploid Ganda Hasil Kultur Antera untuk Padi

    Sawah dengan Sifat-sifat Tipe Baru” (Reny

    Herawati).

    Jurnal Akta

    Agrosia

    (ISSN)

    Vol 18, N0.2

    Th. 2015

    8. Development of New Type Upland Rice Lines for Resistance to Blast Desease through Anther

    Culture” (Reny Herawati, Bambang S. Purwoko,

    Iswari S. Dewi)

    Proceeding

    Internasional

    Seminar and

    Expo on

    ISBN.978602

    9071184

    Th. 2016

  • 18

    18

    NO JUDUL ARTIKEL ILMIAH NAMA

    JURNAL

    VOLUM

    E,

    NOMOR,

    TAHUN

    “Promoting

    Local

    Resources for

    Food and

    Health” 12-

    13 October

    2015

    F. Pemakalah Seminar Ilmiah (Oral Presentation) dalam 5 Tahun terakhir

    No Nama Pertemuan Ilmiah/Seminar Judul Artikel Ilmiah Waktu dan

    Tempat

    1. Internasional Seminar and Expo on

    “Promoting Local Resources for

    Food and Health”

    Development of New Type

    Upland Rice Lines for

    Resistance to Blast Desease

    through Anther Culture”

    12-13

    October 2015

    di Universitas

    Bengkulu

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

    dipertanggungjawabkan secara hukum. Apabila di kemudian hari ternyata dijumpai

    ketidaksesuain dengan kenyataan, saya sanggup menerima resikonya.

    Demikian biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi persyaratan

    dalam pengajuan Penelitian Mandiri

    Bengkulu, September 2016

    Ketua Pengusul

    (Dr. Ir. Reny Herawati, M.P)

    NIP. 19650101 198903 2 002

  • 19

    19

    A. Identitas Diri

    1. Nama Lengkap (dengan gelar) Hesti Pujiwati, SP. MSi

    2. Jenis Kelamin Perempuan

    3. Jabatan Fungsional Lektor

    4. NIP 1197711212006042001

    5 NIDN 0021117703

    6. Tempat dan Tanggal Lahir Magelang, 21 November 1977

    7. E-mail [email protected]

    8. Nomor Telepon/HP 085379043434

    9. Alamat kantor Fakultas Pertanian UNIB

    Jl WR Supratman, Bengkulu

    10. Nomor Telepon/Faks 0736-21170/0736-21290

    11. Lulusan yang telah dihasilkan S1=7 orang

    12. Mata kuliah yang diampu 1. Dasar-dasar Agronomi

    2. Ekologi Tanaman

    3.Fisiologi dan Penanganan Pasca Panen

    4. Produksi Tanaman Pangan

    5. Budidaya Tanaman Pagan Alternatif

    B. Riwayat Pendidikan

    S1 S2 S3

    Nama Perguruan

    Tinggi

    Universitas Bengkulu Institut Pertanian

    Bogor

    -

    Bidang Ilmu Agronomi Agronomi -

    Tahun Masuk 1996 2001 -

    Tahun lulus 2000 2004 -

    Judul Skripsi/Tesis/

    Disertasi

    Pengaruh Pemberian Pupuk

    Sulfomug dan Pupuk

    Kandang Terhadap

    Pertumbuhan dan Hasil

    Kedelai (Glycine max (L.)

    Merril) pada Tanah Ultisol

    Studi Penerapan Sistem

    Budidaya dan Cara

    Pengendalian Gulmab

    pada Pola Pertanaman

    Tumpangsari Kacang

    Hijau (Vigna radiata)

    dan Padi (Oryza sativa

    L.)

    -

    Nama Pembimbing/

    Promotor

    Ir. Dotti Suryati, M.Sc

    Ir. Kanang S Hindarto,

    M.Sc

    Dr. Munif Ghulamahdi

    Dr. Sandra Arifin Aziz

    Dr. Harris Burhan

    -

    C. Pengalaman Penelitian

    Tahun Judul Penelitian

    Ketua/

    anggota

    Tim

    Sumber

    Dana

    Besarny

    a Dana

    2006 Jenis Bahan Tanam dan

    Pemupukan P Pada

    Anggota Dipa

    Universitas

    5 jt

    mailto:[email protected]

  • 20

    20

    Pertumbuhan dan Hasil Jarak

    Pagar (Jatropa curcas L.)

    Bengkulu

    2007 Pertumbuhan dan Hasil Jarak

    Pagar Pada Berbagai Pola

    Tanam di Lahan Marginal

    Anggota PHK A2 30

    2009 Peningkatan Produktivitas

    Genotipe Baru Kedelai Berbasis

    Mekanisme Adaptasi

    Mendapatkan hara Fosfor

    Anggota Hibah

    Kompetitif

    Sesuai

    Prioritas

    Nasional

    40 jt

    2009 Pengembangan Galur Mandul

    Jantan dalam Rangka

    Mendukung Produksi Benih

    Padi Hibrida Nasional

    (Pemanfaatan Plasma Nutfah

    Lokal dan Penggunaan Teknik

    Iradiasi Sinar Gamma) Tahun I

    Ketua Hibah

    Bersaing

    Dikti

    44 jt

    2009 Keragaan Pertumbuhan

    Vegetatif dan Generatif Padi

    Lokal di Propinsi Bengkulu

    Ketua Dipa

    Universitas

    Bengkulu

    7 jt

    2010 Pengembangan Galur Mandul

    Jantan dalam Rangka

    Mendukung Produksi Benih

    Padi Hibrida Nasional

    (Pemanfaatan Plasma Nutfah

    Lokal dan Penggunaan Teknik

    Iradiasi Sinar Gamma) Tahun II

    Ketua Hibah

    Bersaing

    Dikti

    44 jt

    2010 Pemurnian Padi Kultivar Lokal:

    Pertumbuhan dan Hasil Padi

    Lokal

    Ketua Dipa

    Universitas

    Bengkulu

    9 jt

    2011 Pengembangan Galur Mandul

    Jantan dalam Rangka

    Mendukung Produksi Benih

    Padi Hibrida Nasional

    (Pemanfaatan Plasma Nutfah

    Lokal dan Penggunaan Teknik

    Iradiasi Sinar Gamma) Tahun

    III

    Ketua Hibah

    Bersaing

    Dikti

    50 jt

    2012 Seleksi galur dari populasi hasil

    persilangan Pendek x IR 78581

    dalam rangka perbaikan sifat

    padi gogo adaptif lahan masam

    Ketua Hibah

    Bersaing

    Dikti

    46,5 jt

    D. Pengalaman Pengabdian Kepada Masyarakat

    Tahun Jenis/Nama Kegiatan Tempat

    2010 Pemanfaatan Produk Pertanian Dengan

    Pembuatan Kue-kue yang Bergizi dan

    Sehat Guna Menunjang Pendapatan

    Keluarga di Desa Harapan Makmur

    Kabupaten Bengkulu Tengan

    Desa Harapan Makmur

    Kabupaten Bengkulu Tengah

    2010 Peningkatan Produktivitas Lahan Sawah Desa Tanjung Terdana Kec.

  • 21

    21

    dengan Sistem Budidaya Padi Intensif di

    Desa Tanjung Terdana Kec. Pondok

    Kubang Kabupaten Bengkulu Tengah

    Pondok Kubang Kabupaten

    Bengkulu Tengah

    2009 IbM Kelompok Tani Jarak Pagar di Desa

    Padang Serai Bengkulu

    Desa Padang Serai, Bengkulu

    2009 Pelatihan Pengolahan Ubi kayu pada

    Petani di Desa Pekik Nyaring

    Kecamatan Pondok Kelapa Kabupaten

    Bengkulu Utara

    Desa Pekik Nyaring Kecamatan

    Pondok Kelapa Kabupaten

    Bengkulu Utara

    2009 Penerapan Aneka Olahan Beras Ketan

    untuk Meningkatkan Keterampilan

    Petani di Desa Rimbo Recap Kabupaten

    Rejang Lebong

    Desa Rimbo Recap Kabupaten

    Rejang Lebong

    2008 Teknologi Penyediaan Bibit Okulasi

    Karet Untuk Meningkatkan Ketrampilan

    dan Pengetahuan Petani di Desa

    Kembang Seri, Kec. Talang Empat, Kab.

    Bengkulu Utara

    Desa Kembang Seri, Kec.

    Talang Empat, Kab. Bengkulu

    Utara

    2007 Teknologi pengolahan cabe dan tomat

    menjadi saos untuk meningkatkan nilai

    ekonomi dan pendapatan petani di desa

    sumber urip, kec. Selupu rejang

    Desa Sumber Urip, kec. Selupu

    rejang

    E. Publikasi Artikel Ilmiah dalam Jurnal

    No Judul Artikel Ilmiah Volume, Nomor,

    Tahun

    Nama

    Jurnal

    1. Pertumbuhan dan Hasil Jarak Pagar

    pada Berbagai Pola Tanam di Lahan

    Marjinal

    Edisi Khusus

    Dies Natalis ke-

    26 UNIB No. 3,

    2007

    Jurnal

    Ilmu-ilmu

    Pertanian

    2. Produktivitas Lahan dan NKL pada

    Tumpang Sari Jarak Pagar dengan

    Tanaman Pangan

    Vol. 12 No. 1

    Januari-Juni 2009

    Jurnal Akta

    Agrosia

    3. Studi Keragaan Padi Lokal di Propinsi

    Bengkulu pada Vase Vegetatif dan

    Generatif

    Edisi September

    2009-Februari

    2010 Vol. VII

    No.1

    Jurnal

    Saintifik

    4 The Application of Peaty Mineral Soil

    Water in Improving the Adaptability of

    Black Soybean toward Aluminium

    Stress on Tidal Mineral Soil with

    Saturated Water Culture

    Volume 17 No 3,

    Oktober 2015

    Journal

    Agrivita ,

  • 22

    22

    Semua data yang saya isikan dan tercantum dalam biodata ini adalah benar dan dapat

    dipertanggung jawabkan secara hukum. Apabila dikemudian hari ternyata dijumpai

    ketidaksesuaian dengan kenyataan, saya sanggup menerima sanksi.

    Demikianlah biodata ini saya buat dengan sebenarnya untuk memenuhi salah satu

    persyaratan dalam pengajuan Penelitian Mandiri

    Bengkulu, September 2016

    Pengusul,

    Hesti Pujiwati, SP.MSi

    NIP. 197711212006042001

    Laporan Cover_2016.pdf (p.1-5)Laporan Penelitian Mandiri 2016.pdf (p.6-27)