LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten...

83
1 LAPORAN PENELITIAN PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN PENANGGULANGAN SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD) ATAU PENINGKATAN KASUS TULAR VEKTOR PENYAKIT WIWIK TRAPSILOWATI, dkk Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir Penyakit Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia 2019 RAHASIA

Transcript of LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten...

Page 1: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

1

LAPORAN PENELITIAN

PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN PENANGGULANGAN

SISTEM KEWASPADAAN DINI (SKD) ATAU PENINGKATAN

KASUS TULAR VEKTOR PENYAKIT

WIWIK TRAPSILOWATI, dkk

Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Vektor dan Reservoir Penyakit

Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan

Kementerian Kesehatan Republik Indonesia

2019

RAHASIA

Page 2: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

2

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN

Page 3: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

3

Page 4: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

4

SUSUNAN TIM PENELITI

No. N a m a Kedudukan

dalam Tim

Keahlian /

Kesarjanaan

1. Dr. Wiwik Trapsilowati, SKM. M.Kes Ketua Pelaksana

(Peneliti)

S3 Promosi

Kesehatan

2 Dra. Widiarti, M.Kes Peneliti S2 Entomologi

3. Riyani Setyaningsih, S.Si, M.Sc Peneliti S2 Entomologi

4 Tri Wibowo Ambar Garjito, S.Si,

M.Kes Peneliti

S2 Biologi

molekuler

5. M. Choirul Hidajat, SKM, M.Kes Peneliti S2 Epidemiologi

6. Aryani Pujiyanti, SKM, MPH Peneliti S2 Perilaku dan

promosi kesehatan

7. RA. Wigati, S.Si, M. Sc Peneliti S2 Entomologi

8. M. Edi Royandi, SKM, M.Kes Calon Analis

Kebijakan

S2 Kesehatan

Masyarakat

9. K. Sekar Negari, SKM Teknisi S1 Kesehatan

masyarakat

10. Mega Tyas Prihatini, Amd Teknisi D3 Analis

11. Lasmiati Teknisi SMA

12. Kusno Barudin Teknisi SMA

13. Hetty Nur Triutami Teknisi SMA

14. Warido Teknisi SMP

15. Ika Martiningsih Teknisi D3 Geografi

16. Widiratno Valentinus Teknisi SLTA

17. Ary Oktsariyanti, SKM Teknisi

S1 Kesehatan

Masyarakat

18. Arum Trias Wardani Peneliti S1 Farmasi

19. Restu Khoirul Saban Teknisi D3 Kesling

20. Aprilia Savitri Teknisi D3 Kesling

21. Ika Resmiati Pembantu admintasi SLTA

Page 5: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

5

PERSETUJUAN ATASAN

Page 6: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

6

KATA PENGANTAR

Penyakit tular seperti demam berdarah dengue (DBD) masih menjadi masalah

kesehatan di Indonesia, dengan semakin meningkatnya jumlah kasus maupun wilayah

penyebarannya. Kota Salatiga pada awal tahun 2019 terjadi peningkatan kasus dibandingkan

dengan periode yang pada tahun sebelumnya, sehingga perlu dilakukan studi terkait hal

tersebut. Demikian juga dengan malaria, meskipun seluruh provinsi di Pulau Jawa

ditargetkan pada tahun 2015 telah mencapai eliminasi malaria, namun ada beberapa wilayah

yang belum dapat mewujudkannya, seperti Kabupaten Pandeglang. Kabupaten Pandeglang

memiliki wilayah yang digunakan sebagai tempat ziarah yaitu Sanghyang Sirah, yang

dilaporkan oleh Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang terjadi penularan malaria di

wilayah tersebut. Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara

merupakan wilayah yang sebagian wilayah hutannya akan dibangun sebagai calon ibukota

negara Indonesia yang baru. Sampai saat ini dilaporkan masih terjadi penularan malaria,

khususnya di wilayah yang akan dibangun sebagai ibukota negara. Berdasarkan

permasalahan tersebut, Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir

Penyakit melakukan studi sebagai asesmen untuk memberikan masukan dalam

penanggulangan kasus maupun perencanaan pencegahan penularan kasus penyakit tular

vektor. Terima kasih kami ucapkan kepada Dinas Kesehatan setempat, Puskesmas dan kader

kesehatan serta segenap peneliti dan teknisi atas partispasinya dalam mendukung

pelaksanaan studi ini. Kritik dan saran yang bersifat membangun kami harapkan demi

penyempurnaan laporan serta penelitian/studi selanjutnya.

Page 7: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

7

RINGKASAN EKSEKUTIF

Kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Salatiga pada awal tahun 2019 juga

mengalami peningkatan. Berdasarkan laporan program DBD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa

Tengah tahun 2018, IR DBD Kota Salatiga sebesar 17,17/100.000 penduduk dan mengalami

peningkatan menjadi 22,16/100.000 pada evaluasi tengah tahun 2019. Incidence rate DBD

Kota Salatiga pada tahun 2019 juga mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2018

sebesar 18,1/100.000 penduduk. Jumlah kelurahan endemis DBD di Kota Salatiga pada

tahun 2018 sebanyak 8 (delapan) kelurahan. Secara nasional kasus malaria cenderung mengalami penurunan. Kasus malaria di Kabupaten

Pandeglang pada tahun 2016 sebanyak 39 penderita dengan transmisi indigenous sebanyak 24

penderita, pada tahun 2017 ditemukan kasus malaria sebanyak 28 penderita dengan transmisi

indigenous sebanyak 10 penderita, dan pada tahun 2018 ditemukan 13 penderita malaria dengan

transmisi indigenous sebanyak 6 penderita. Penderita malaria yang ditemukan sebagian besar

merupakan penderita dari Kecamatan Sumur. Pada tahun 2018 dilaporkan adanya empat penderita

dengan transmisi indigenous di lokasi ziarah Sanghyang Sirah. Hal ini menjadi dasar melakukan

penelitian di lokasi ziarah tersebut, karena wilayah tersebut bukan wilayah pemukiman, akan tetapi

selalu ada peziarah yang tinggal cukup lama di lokasi tersebut.

Rencana pemindahan ibukota negara di Provinsi Kalimantan Timur secara epidemiologis

perlu mendapat perhatian, khususnya terkait kemungkinan terjadi transmisi pada orang-orang yang

rentan dan masuk di wilayah calon ibukota. Berdasarkan hal tersebut perlu diteliti tentang vektor dan

tingkat reseptivitasnya dalam upaya pencegahan dan pengendalian vektor malaria.

Berdasarkan situasi tersebut dilakukan penelitian yang bersifat operasional secara

komprehensif dari berbagai disiplin, baik pada vektor, masyarakat maupun lingkungan. Tujuan

penelitian ini adalah mengukur besaran masalah terkait resistensi vektor, serotype virus, serta

melakukan upaya pengendalian berbasis masyarakat terkait peningkatan DBD di Kota

Salatiga, serta mengukur besaran masalah terkait vektor dan pengendalian malaria di

Kecamatan Sumur, Kabupaten Pandeglang serta Kabupaten Penajam Paser Utara dan

Kabupaten Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Hasil studi diketahui bahwa serotipe virus Dengue-4 telah ditemukan di Kota Salatiga

pada tahun 2019, sehingga empat serotipe virus dengue telah ditemukan di Kota Salatiga.

Sampel nyamuk yang diperoleh dari 8 (delapan) kelurahan di Kota Salatiga menunjukkan

bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion,

bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin, sipermetrin, fenitotrion, propuxur. Uji

resistensi secara molekuler disamping terjadi resistensi pada enzim metabolik juga terjadi

mutasi pada sel syaraf untuk insektisida pyretroid. Sedangkan untuk insektisida organofosfat

dan karbamat terjadi resistensi, namun tidak terjadi mutasi sel syaraf. Larvasidasi selektif di

kelurahan endemis sekaligus survei entomologi menunjukkan peningkatan ABJ serta

penurunan CI dan BI, akan tetapi masih termasuk dalam wilayah potensi sedang dalam

penularan DBD.

Lokasi ziarah Sanghyang Sirah, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten selalu

dikunjungi orang bahkan tinggal beberapa lama di lokasi tersebut, maka masih ada

kemungkinan terjadi penularan di lokasi tersebut. Demikian juga di desa dekat dengan pantai

seperti Desa Taman Jaya, dengan ditemukannya jentik Anopheles masih berpotensi terjadi

penularan apabila ada pendatang atau penduduk yang pulang dengan membawa plasmodium

dalam tubuhnya. Program pengendalian malaria pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Pandeglang berupa penemuan dan pengobatan penderita sudah dilakukan baik. Kendala yang

Page 8: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

8

ditemukan selama ini adalah kurang optimalnya kerjasama lintas sektor serta peran serta

masyarakat.

Kasus malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara jauh lebih kecil dibandingkan dengan

kasus yang ditemukan di wilayah Kabupaten PPU. Penderita malaria di Kabupaten PPU

sebagian besar adalah para “pengrajin kayu” yang berada di dalam hutan, hal tersebut

menggambarkan bahwa, penularan terjadi sebagian besar di dalam hutan pada saat bekerja

maupun istirahat. Kedua wilayah kabupaten yang dilakukan survei, semuanya masih

ditemukan keberadaan nyamuk Anopheles yang sebagian pernah terkonfirmasi sebagai

vektor malaria di wilayah tersebut. Berdasarkan kondisi tersebut kedua kabupaten masih

memungkinkan terjadi penularan setempat. Pemberian profilaksis untuk pekerja yang

menebang dan membangun hutan dalam jangka yang cukup lama perlu menjadi

pertimbangan khusus, sehingga upaya perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk dan

pengendalian vektor melalui upaya indoor residual spraying (IRS) pada basecamp para

tenaga kerja dapat dilakukan dalam rangka pencegahan terjadinya penularan malaria di

wilayah pembangunan.

Dalam rangka pemetaan sebaran serotipe virus dengue, diperlukan alamat dari

tersangka, sehingga perlu kerjasama lebih lanjut untuk permintaan data alamat pasien. Upaya

PSN dengan partisipasi masyarakat secara berkesinambungan perlu dilakukan untuk

mengatasi hal tersebut, dan perlu peningkatan pengetahuan kepada masyarakat terkait

dengan penggunaan insektisida rumah tangga secara bijak. Perlu peran serta masyarakat

dalam meningkatkan ABJ agar mencapai target nasional yaitu ≥95%, dalam meningkatkan

pengetahuan dan kesadaran masyarakat penyuluhan dan penggerakan PSN yang intensif dan

terkoordinasi melalui Gerakan 1 Rumah 1 Jumantik.

Upaya pencegahan penularan malaria di wilayah ziarah Sanghyang Sirah perlu

peningkatan kerjasama yang lebih intensif antara pihak TNUK dengan instansi kesehatan

setempat khususnya Puskesmas, dalam pelaksanaan pengambilan dan pemeriksaan darah. Di

samping itu, perlu upaya peningkatan surveilans migrasi agar tidak terjadi penularan malaria,

dengan peningkatan kerjasama lintas sektor serta peran serta masyarakat setempat.

Hasil pemetaan habitat nyamuk di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja,

Kabupaten Kutai Kartanegara dan Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, di

kedua wilayah tersebut masih ada genangan dan sungai yang kemungkinan besar dapat

menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada wilayah

terdampak, mengingat mobilitas penduduk yang semakin meningkat, ditambah transportasi

keluar dan masuk hutan wilayah pembangunan.

Page 9: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

9

ABSTRAK

Penyakit tular vektor masih menjadi masalah kesehatan, hal tersebut tergambar dengan

adanya peningkatan kasus demam berdarah dengue (DBD) di Kota Salatiga dan masih

adanya penularan indigenous di lokasi ziarah Sanghyang Sirah Kabupaten Pandeglang.

Pembukaan lahan untuk pembangunan ibukota negara baru tidak terlepas dari permasalahan

penyakit tular vektor antara lain malaria, dengan penularan yang masih tinggi. Penelitian ini

bertujuan untuk melakukan asesmen di Kota Salatiga, Kabupaten Pandeglang, Kabupaten

Kutai Kartanegara dan Kabupaten Penajam Paser Utara dengan permasalahan penyakit tular

vektor DBD dan malaria. Penelitian ini dengan rancangan observasional. Hasil penelitian

diketahui bahwa semua serotipe virus dengue yaitu Dengue-1, Dengue-2, Dengue-3 dan

Dengue-4 telah beredar di Kota Salatiga. Sampel nyamuk Aedes sp yang diambil dari 8

(delapan) dengan uji resistensi secara konvensional semua hasilnya resisten terhadap

cypermetrin, propoxur, fenitrotion, lamdasihalotrin, permethrin, bendiocarb, deltamerin dan

malation. Kegiatan larvasidasi selektif berhasil menaikkan angka bebas jentik serta

menurunkan container index dan breteau index, meskipun masih termasuk dalam potensi

penularan sedang. Lokasi ziarah Sanghyang Sirah Kabupaten Pandeglang masih perpotensi

terjadi penularan malaria, karena masih ditemukan jentik nyamuk vektor serta masih adanya

mobilitas pengunjung. Program penanggulangan sudah cukup bagus, namun kerjasama lintas

sektor dan peran masyarakat masih dinilai belum optimal. Wilayah terdekat dengan calon

ibukota negara baru, masih berpotensi terjadi penularan malaria, karena masih ditemukan

nyamuk dan jentik vektor, tempat habitat dan mobilitas keluar dan masuk hutan.

Kata Kunci: Penyakit tular vektor, nyamuk, penularan

Page 10: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

10

DAFTAR ISI

SURAT KEPUTUSAN PENELITIAN ..................................................................................2

SUSUNAN TIM PENELITI ...................................................................................................4

PERSETUJUAN ATASAN ....................................................................................................5

KATA PENGANTAR ............................................................................................................6

RINGKASAN EKSEKUTIF ..................................................................................................7

ABSTRAK ..............................................................................................................................9

DAFTAR ISI .........................................................................................................................10

DAFTAR TABEL .................................................................................................................12

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................................13

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................................................... 15

1. Latar Belakang ...................................................................................................................... 15

2. Perumusan masalah ............................................................................................................... 18

3. Manfaat Penelitian ................................................................................................................ 19

4. Tujuan Penelitian .................................................................................................................. 19

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................................... 20

BAB III METODOLOGI ................................................................................................................ 24

1. Kerangka Teori ..................................................................................................................... 24

2. Kerangka Konsep .................................................................................................................. 25

3. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................................................................... 25

4. Jenis dan Rancangan Penelitian ............................................................................................ 26

5. Populasi dan sampel .............................................................................................................. 26

6. Kriteria Inklusi dan Eklusi .................................................................................................... 27

7. Definisi Operasional ............................................................................................................. 27

8. Instumen dan Cara Pengumpulan Data ................................................................................. 28

9. Manajemen dan Analisis Data............................................................................................... 34

BAB IV HASIL .............................................................................................................................. 35

A. HASIL ASESMEN KOTA SALATIGA............................................................................... 35

1. Gambaran Umum Kota Salatiga ........................................................................................... 35

2. Serotyping Virus Dengue ...................................................................................................... 35

3. Uji Resistensi terhadap Insektisida........................................................................................ 37

Page 11: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

11

4. Survei Jentik Vektor DBD .................................................................................................... 39

B. HASIL ASESMEN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN ......................... 42

1. Gambaran Umum Wilayah Asesmen .................................................................................... 42

2. Situasi Malaria di Kabupaten Pandeglang ............................................................................. 43

3. Survei Vektor Malaria ........................................................................................................... 45

4. Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria ......................................................................... 47

C. HASIL ASESMEN KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA DAN PENAJAM PASER

UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR ................................................................... 48

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian ................................................................................... 48

2. Situasi Malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara .................................................................. 50

3. Situasi Malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara .............................................................. 50

4. Hasil Survei Vektor di Kabupaten Kutai Kartanegara ........................................................... 52

5. Hasil Survei Vektor di Kabupaten Penajam Paser Utara ....................................................... 54

6. Hasil Pemeriksaan Nyamuk di Laboratorium ....................................................................... 57

7. Pemetaan Habitat Vektor ...................................................................................................... 57

BAB V PEMBAHASAN ................................................................................................................ 60

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ........................................................................................ 67

VII. DAFTAR PUSTAKA .............................................................................................................. 69

VIII. LAMPIRAN ........................................................................................................................... 71

1. Pedoman Wawancara Mendalam .......................................................................................... 71

2. Naskah Penjelasan dan Informed Consent ............................................................................ 75

3. Formulir Pemantauan Jentik dan Larvasidasi ........................................................................ 77

4. Surat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang .............................................................. 78

5. Surat dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P) Kementerian Kesehatan

RI. ......................................................................................................................................... 79

6. Dokumentasi Kegiatan .......................................................................................................... 80

Page 12: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

12

DAFTAR TABEL

Tabel 1. Hasil Uji Resistensi secara Konvensional Nyamuk Aedes sp Kota Salatiga Tahun

2019 ........................................................................................................................38

Tabel 2. Hasil Uji Resistensi secara Molekuer Sampel Vektor DBD Kota Salatiga Tahun

2019 ........................................................................................................................39

Tabel 3. Hasil Survei Jentik di Wilayah Lokasi Sanghyang Sirah Kecamatan Sumur,

Kabupaten Pandeglang Tahun 2019 .......................................................................46

Tabel 4. Hasil Koleksi Jentik di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja, Kabupaten

Kutai Kartanegara Tahun 2019 ...............................................................................52

Tabel 5. Hasil Koleksi Jentik di Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten Penajam

Paser Utara Tahun 2019..........................................................................................54

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan PCR Sampel Nyamuk Kecamatan Sepaku Kabupaten Penajam

Paser Utara dan Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019 57

Page 13: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

13

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1. Kerangka Teori .................................................................................................. 24

Gambar 2. Kerangka Konsep Pengendalian Penyakit Tular Vektor ................................... 25

Gambar 3. Persentase Hasil Pemeriksaan igG, igM dan PCR pada Sampel Serum Kota

Salatiga Tahun 2019 ....................................................................................... 36

Gambar 4. Proporsi Hasil Sequencing Virus Dengue berdasarkan Serotipe Dengue pada

Sampel Serum Kota Salatiga Tahun 2019 ...................................................... 37

Gambar 5. Lokasi Pengambilan Sampel Jentik Uji Resistensi Kota Salatiga Tahun 2019 . 38

Gambar 6. Angka Bebas Jentik ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam Berdarah

Dengue Kota Salatiga Tahun 2019 ................................................................. 40

Gambar 7. Container Index ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam Berdarah Dengue

Kota Salatiga Tahun 2019 .............................................................................. 41

Gambar 8. Breteau Index ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam Berdarah Dengue

Kota Salatiga Tahun 2019 .............................................................................. 41

Gambar 9. Jumlah Penderita Malaria Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2019 ............... 43

Gambar 10. Penderita Malaria berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Pandeglang Tahun

2016-2019 ....................................................................................................... 44

Gambar 11. Penderita Malaria berdasarkan Cara Penularan Kabupaten Pandeglang Tahun

2016-2019 ....................................................................................................... 44

Gambar 12. Penderita Malaria berdasarkan Plasmodium Kabupaten Pandeglang Tahun

2016-2019 ....................................................................................................... 45

Gambar 13. Culex quinquefasciatus Tertangkap selama 12 Jam di Desa Taman Jaya,

Kabupaten Banten, Tahun 2019 ..................................................................... 47

Gambar 14. Kasus Malaria menurut Bulan Kabupaten PPU Tahun 2016-2018 ................. 51

Gambar 15. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam Rumah (UOD) di Desa Sei

Merdeka, Samboja, Kutai Kertanegara Tahun 2019 ...................................... 53

Gambar 16. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Luar Rumah (UOL) di Desa Sei Merdeka,

Samboja, Kutai Kertanegara Tahun 2019....................................................... 53

Page 14: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

14

Gambar 17. Hasil Survei Nyamuk Umpan Ternak (UT) di Desa Sei Merdeka, Samboja,

Kutai Kertanegara Tahun 2019....................................................................... 54

Gambar 18. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam Rumah (UOD) di Desa Semoi Dua,

Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019 .................................. 55

Gambar 19. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Luar Rumah (UOL) di Desa Semoi Dua,

Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019 .................................. 56

Gambar 20. Hasil Survei Nyamuk Umpan Ternak (UT) di Desa Semoi Dua, Kecamatan

Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019 ..................................................... 56

Gambar 21. Peta Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Vektor Malaria di Desa Sei Merdeka,

Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara ........................................................ 58

Gambar 22. Peta Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Vektor Malaria di Desa Semoi Dua,

Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara ...................................................... 59

Gambar 23. Survei Jentik di Lokasi Menuju Lokasi Ziarah Sanghyang, Kabupaten

Pandeglang Tahun 2019 (1) ............................................................................ 80

Gambar 24. Survei Jentik di Lokasi Menuju Lokasi Ziarah Sanghyang, Kabupaten

Pandeglang Tahun 2019 (2) ............................................................................ 80

Gambar 25. Survei Jentik di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai

Kartanegara Tahun 2019 ................................................................................ 81

Gambar 26. Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam (UOD) di Desa Semoi Dua, Kecamatan

Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2019 ................................... 81

Gambar 27. Diseminasi Hasil Serotyping dan Uji Resistensi di Kota Salatiag Tahun 2019

........................................................................................................................ 82

Gambar 28. Survei Jentik dan Larvasidasi Selektif di Kota Salatiga Tahun 2019 .............. 82

Gambar 29. Pengambilan Sampel Jentik untuk Uji Resistensi di Kota Salatiga Tahun 2019

........................................................................................................................ 83

Gambar 30. Kader Kelurahan Siaga, Keluarah Sidorejo Lor, Kota Salatiga ...................... 83

Page 15: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

15

BAB I

PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Demam berdarah dengue (DBD) saat ini masih menjadi masalah kesehatan di

Indonesia, dengan jumlah kasus yang semakin meningkat dan wilayah yang semakin

luas. Faktor risiko terjadinya DBD antara lain keberadaan vektor, yaitu Aedes aegypti

dan Ae. albopictus, perilaku masyarakat, ketersediaan air bersih, transportasi dan

sebagainya. Sejak ditemukan kasus DBD pada tahun 1968, kasus DBD cenderung

meningkat baik jumlah kasus maupun wilayah penyebarannya.(1)

Angka Kesakitan (Incidence Rate/IR) pada tahun 2014 ditargetkan ≤ 50 per

100.000 penduduk dan secara nasional target tersebut tercapai dengan IR nasional

sebesar 39,76 per 100.00 penduduk. Namun demikian, IR DBD secara nasional pada

tahun 2016 terjadi peningkatan menjadi 78,85 per 100.000 penduduk dan provinsi di

Pulau Jawa, hanya Jawa Tengah yang memiliki IR DBD ≤ 51 per 100.000. Meskipun

demikian pada tahun 2017 terjadi penurunan kembali dan IR DBD nasional menjadi

22,55 per 100.000, hal tersebut menunjukkan bahwa situasi DBD di Indonesia fluktuatif,

meskipun kasus turun harus tetap waspada akan terjadinya peningkatan kembali. (2–4)

Kasus DBD Provinsi Jawa Tengah mulai bulan Oktober 2018 mulai mengalami

peningkatan, dan pada Bulan Desember 2018 kasus mencapai puncaknya dengan jumlah

kasus sebanyak 606 penderita (5). Kasus DBD di Jawa Tengah pada Bulan Januari 2019

mengalami peningkatan 106,3% dibanding Bulan Desember 2018 menjadi 1250

penderita. Berdasarkan evaluasi tengah tahun Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah

yang diselenggarakan pada Agustus 2019, dilaporan bahwa incidence rate (IR) DBD

sebesar 22,08/100.000 penduduk dengan case fatality rate (CFR) sebesar 1,38%.

Apabila dibandingkan dengan IR dan CFR DBD tahun 2018 mengalami peningkatan,

IR DBD tahun 2018 sebesar 10,30% dan IR sebesar 1,05%.(6)

Kasus DBD di Kota Salatiga pada awal tahun 2019 juga mengalami peningkatan.

Berdasarkan laporan program DBD Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah tahun 2018,

IR DBD Kota Salatiga sebesar 17,17/100.000 penduduk dan mengalami peningkatan

menjadi 22,16/100.000 pada evaluasi tengah tahun.(6) Incidence rate DBD Kota Salatiga

pada tahun 2019 juga mengalami kenaikan dibanding dengan tahun 2018 sebesar

Page 16: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

16

18,1/100.000 penduduk. Jumlah kelurahan endemis DBD di Kota Salatiga pada tahun

2018 sebanyak 8 (delapan) kelurahan.(7)

Pengendalian vektor merupakan upaya untuk menurunkan populasi vektor

serendah mungkin, sehingga mengurangi kontak manusia dengan vektor serta memutus

mata rantai penularan. Pengendalian vektor dapat dilakukan dengan sasaran nyamuk

dewasa, juga pada stadium pra dewasa (larva/jentik). Pengendalian vektor dengan

sasaran nyamuk dewasa pada umumnya menggunakan insektisida yang diaplikasikan

melalui pengkabutan, baik pengkabutan panas menggunakan mesin fogging maupun

pengkabutan dingin menggunakan ultra low volume (ULV). Penggunaan insektisida

yang berulang dan dalam waktu lama dapat menyebabkan terjadinya resistensi, sehingga

survei kerentanan nyamuk dengan uji susceptibility perlu dilakukan untuk evaluasi

penggunaan insektisida.(1,8) Survei kerentanan merupakan kegiatan penting dalam

mengevaluasi dampak penggunaan insektisida dalam penanggulangan DBD, khususnya

di Kota Salatiga.

Pengendalian vektor DBD secara fisik/mekanik salah satunya dilakukan melalui

kegiatan pemberantasan sarang nyamuk (PSN) dengan kegiatan 3M Plus (menguras,

menutup, mengubur/mendaur ulang) dan kegiatan plus diantaranya pemanfaatan ikan

pemakan jentik, penaburan bubuk larvasida dan lain sebagainya.(1) Pada skala lapangan,

PSN 3M Plus penaburan bubuk larvasida dapat dilakukan secara mandiri oleh

masyarakat dengan sosialisasi terkait penggunaan larvasida sesuai dosis. Pada

peningkatan kasus khususnya yang terjadi di Kota Salatiga, maka partisipasi masyarakat

dalam pengendalian vektor perlu ditingkatkan dengan metode yang mudah dan dapat

dilakukan secara mandiri.

Serotipe virus dengue sampai saat ini diketahui ada empat, yaitu DEN-1, DEN-2,

DEN-3 dan DEN-4 yang dapat dibedakan secara serologis. Infeksi dari salah satu serotip

tidak melindungi terhadap serotip yang lain. Serotipe dengue di wilayah Asia dari DEN-

2 dan DEN-3 sering dikaitkan dengan penyakit berat yang menyertai infeksi dengue

sekunder. Terkait dengan peningkatan kasus pada akhir tahun 2018 hingga awal tahun

2019, perlu kiranya dilakukan pemeriksaan mengenai serotip dengue yang bersirkulasi

khususnya di wilayah Kota Salatiga.

Page 17: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

17

Dalam rangka mengatasi permasalahan terkait dengan malaria, pada pertemuan World

Health Assembly (WHA) bulan Mei 2007 telah disepakati secara global untuk eliminasi malaria.

Beberapa faktor yang mempengaruhi penyebaran malaria di antaranya : perubahan lingkungan,

banyaknya nyamuk Anopheles sp yang telah terkonfirmasi sebagai vektor (25 spesies) dari

berbagai habitat, serta mobilitas penduduk yang relatif tinggi dari dan ke daerah endemis

malaria.(9,10)

Program pengendalian malaria difokuskan untuk mencapai eliminasi malaria dalam

rangka mewujudkan masyarakat yang hidup sehat dan terbebas dari penularan malaria secara

bertahap hingga tahun 2030. Sasaran wilayah eliminasi malaria adalah seluruh wilayah provinsi

di Indonesia yang akan dicapai secara bertahap. Tahapan pertama akan dicapai pada tahun 2010

di wilayah Kepulauan Seribu (Provinsi DKI Jakarta), Pulau Bali dan Pulau Batam. Tahapan

kedua akan dicapai pada tahun 2015 di wilayah Pulau Jawa, Provinsi Nangroe Aceh Darussalam

(NAD) dan Provinsi Kepulauan Riau (Kepri). Tahapan ketiga akan dicapai pada tahun 2020 di

wilayah Pulau Sumatera kecuali NAD dan Kepri), Provinsi Nusa Tenggara Barat, Pulau

Kalimantan dan Pulau Sulawesi. Tahapan keempat akan dicapai pada tahun 2030 di wilayah

Provinsi Papua, Papua Barat, NTT, Maluku dan Maluku Utara.(9)

Kasus malaria di Kabupaten Pandeglang 3 (tiga) tahun terakhir cenderung mengalami

penurunan. Kasus malaria pada tahun 2016 sebanyak 39 penderita dengan transmisi indigenous

sebanyak 24 penderita, pada tahun 2017 ditemukan kasus malaria sebanyak 28 penderita dengan

transmisi indigenous sebanyak 10 penderita, dan pada tahun 2018 ditemukan 13 penderita

malaria dengan transmisi indigenous sebanyak 6 penderita. Penderita malaria yang ditemukan

sebagian besar merupakan penderita dari Kecamatan Sumur dan setiap tahun ditemukan kasus

indigenous. Pada tahun 2018 dilaporkan terjadi empat penderita dengan transmisi indigenous di

lokasi ziarah Sang Hyangsirah. Hal ini menjadi dasar melakukan penelitian di lokasi ziarah

tersebut, karena wilayah tersebut bukan wilayah pemukiman, akan tetapi selalu ada peziarah

yang tinggal cukup lama di lokasi tersebut.

Rencana pemindahan ibukota negara Indonesia telah ditetapkan di Provinsi Kalimantan

Timur, yaitu di sebagian wilayah Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dan sebagian wilayah

Kutai Kertanegara. Provinsi Kalimantan Timur hingga saat ini masih ditemukan kasus malaria

baik indigenous maupun impor, dengan Annual Parasite Incidence (API) pada tahun 2015

sebesar 0,46 ‰.(11) Angka tersebut berada di bawah angka API nasional, akan tetapi dengan

rencana pemindahan ibukota negara hal tersebut perlu mendapat perhatian agar tidak menjadi

permasalahan kesehatan, khususnya transmisi malaria. Wilayah fokus calon ibukota tentunya

Page 18: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

18

akan mengalami perubahan lingkungan, namun yang perlu diperhatikan adalah wilayah sekitar

calon ibukota, yang masih mempunyai permasalahan terkait malaria.

Faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya kasus malaria adalah faktor

genetik, perilaku, lingkungan dan pelayanan kesehatan. Faktor yang besar pengaruhnya

adalah perilaku manusia dan lingkungan. Perilaku manusia antara lain adanya kebiasaan

masyarakat beraktivitas di malam hari, perilaku dalam melakukan perlindungan diri

terhadap gigitan nyamuk, dan perilaku dalam mendukung keberadaan habitat nyamuk.

Lingkungan yang berpengaruh terhadap penularan malaria meliputi lingkungan biotik

dan abiotik. Lingkungan biotik termasuk di dalamnya adalah vektor malaria yaitu

Anopheles sp, antara lain perilaku nyamuk dalam menghisap darah dan preferensinya,

perilaku istirahat, dan perilaku lain menurut spesiesnya. Lingkungan abiotik yang

berpengaruh terjadinya malaria antara lain musim, salinitas, ketersediaan habitat

nyamuk, pola tanam, suhu dan lain sebagainya.(12)

2. Perumusan masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, maka permasalahannya yang ditemukan

adalah:

1. Bagaimana kerentanan nyamuk vektor DBD di Kota Salatiga?.

2. Apa serotip virus dengue yang bersirkulasi di Kota Salatiga?.

3. Bagaimana output kegiatan partisipasi masyarakat dalam pengendalian vektor DBD

dengan larvasidasi selektif di Kota Salatiga?

4. Bagaimana kondisi lingkungan dan vektor malaria yang berada di wilayah Kabupaten

Pandeglang, khususnya di lokasi ziarah Sang Hyangsirah?

5. Apa saja program dan kegiatan yang dilakukan pada Dinas Kesehatan Kabupaten

Pandeglang dalam mencapai eliminasi malaria?

6. Bagaimana kondisi lingkungan dan vektor malaria yang berada di wilayah Kabupaten

Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur, khususnya

di sekitar lokasi calon ibukota negara Indonesia?

Page 19: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

19

3. Manfaat Penelitian

Hasil penelitian diharapkan dapat memberikan masukan dalam pengendalian DBD di

Kota Salatiga, Provinsi Jawa Tengah, serta dapat memberikan masukan dalam pencapaian

eliminasi malaria di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Serta sebagai masukan pada

kabupaten yang termasuk wilayah calon ibukota negara Indonesia yang baru, khususnya

dalam pengendalian vektor agar tidak menjadi sumber penularan kemudian hari.

4. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengukur besaran masalah terkait resistensi vektor, serotype virus, serta melakukan

upaya pengendalian berbasis masyarakat terkait peningkatan DBD di Kota Salatiga, serta

mengukur besaran masalah terkait vektor dan pengendalian malaria di Kecamatan Sumur,

Kabupaten Pandeglang serta Kabupaten Penajam Paser Utara dan Kutai Kertanegara,

Provinsi Kalimantan Timur.

2. Tujuan Khusus

a. Identifikasi virus dengue yang beredar di Kota Salatiga, Jawa Tengah terkait dengan

peningkatan kasus DBD pada akhir tahun 2018 dan awal tahun 2019.

b. Menguji resistensi vektor DBD terhadap insektisida pada sampel nyamuk dari Kota

Salatiga.

c. Melakukan intervensi pengendalian vektor DBD di Kota Salatiga dengan larvasidasi

selektif yang dilakukan oleh kader kesehatan dan lader kelurahan siaga di Kota

Salatiga.

d. Melakukan survei vektor malaria dan lingkungan di Kecamatan Sumur, Kabupaten

Pandeglang, Provinsi Banten.

e. Mengidentifikasi kegiatan dalam mencapai eliminasi malaria di wilayah Kabupaten

Pandeglang.

f. Melakukan survei vektor malaria dan lingkungan di Kabupaten Penajam Paser Utara

dan Kutai Kertanegara, Provinsi Kalimantan Timur sebagai calon ibukota negara.

Page 20: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

20

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Penyakit Tular Vektor (Demam Berdarah Dengue/DBD dan Malaria)

Vektor adalah organisme yang menularkan patogen atau parasit dari satu orang

yang terinfeksi (atau hewan) ke orang lain. Penyakit yang ditularkan vektor khususnya

di wilayah Asia Tenggara, antara lain: chikungunya, demam berdarah dengue, Japanese

ensefalitis, limfatik filariasis, malaria, dan schistosomiasis. Penyakit-penyakit yang

ditularkan melalui vektor adalah ancaman serius bagi pembangunan dan kesehatan, yang

memengaruhi populasi yang paling rentan secara ekonomi.(13)

Demam berdarah dengue adalah salah satu penyakit tular vektor dengan

penyebaran tercepat di abad ke-20. Perubahan kondisi terjadi saat ada perubahan dari

daerah perkotaan yang meluas ke pedesaan dan ke wilayah geografis baru karena

perubahan iklim. Demam dengue (DD) adalah infeksi virus akut yang ditularkan oleh

nyamuk Aedes yang terinfeksi, baik Aedes aegypti sebagai vektor utama maupu Ae.

albopictus sebagai vektor sekunder. Manifestasi demam dengue terjadi setelah inkubasi

4-7 hari setelah terinfeksi. Gejala demam dengue: demam tinggi, nyeri di belakang mata,

sakit kepala, nyeri badan dan nyeri sendi, kadang-kadang ruam kulit. Demam berdarah

dengue (DBD) merupakan demam dengue dengan manifestasi perdarahan, seperti

perdarahan dari hidung, mulut, gusi, kulit memar, tinja hitam, terjadi kebocoran plasma

serta trombositopenia (trombosit ≤ 100.000/mm3), nyeri hebat dan terus menerus di

perut. Demam berdarah dengue dengan syok/sindrom syok dengue (SSD) merupakan

komplikasi dari DBD dengan gejala gelisah, kulit dingin, takikardi serta tekanan nadi

sistolik dan diastolic <20 mmHg. Expanded dengue syndrome (EDS) merupakan infeksi

dengue, baik DD maupun DBD dengan manifestasi klinis yang tidak biasa, antara lain:

gangguan elektrolit, ensefalopati, ensefalitis, perdarahah hebat, gagal ginjal serta

gangguan jantung.(1,13)

Malaria merupakan penyakit yang disebabkan oleh parasite plasmodium yang

menginfeksi sel darah merah. Parasit plasmodium ditularkan kepada orang sehat melalui

gigitan nyamuk Anopheles betina. Gejala malaria antara lain demam, menggigil, sakit

kepala, mual, muntah, kejang dan pada malaria berat dapat terjadi kesadaran menurun.

Page 21: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

21

Jenis malaria di Indonesia tercatat lima jenis, yaitu: malaria falsiparum, malaria vivax,

malaria ovale, malaria malariae dan malaria knowlesi.(12,13)

B. Faktor Risiko Terjadinya Penularan

Penularan penyakit tular vektor, yaitu DBD dan malaria secara epidemiologis

dipengaruhi oleh host/pejamu, agen dan lingkungan. Faktor host/pejamu, dalam hal ini

manusia umur, jenis kelamin serta imunitas dari seseorang. Faktor agen dapat berupa

parasit yaitu plasmodium, serotip dari virus khususnya dengue dan virulensi agen.

Faktor lingkungan merupakan faktor terkait erat dengan vektor serta kondisi yang

mempengaruhi keberadaan vektor, baik malaria maupun dengue. (1,12)

Perkembangan vektor DBD dipengaruhi oleh faktor lingkungan, baik faktor

lingkungan biotik maupun abiotik. Lingkungan biotik antara lain tempat

perkembangbiakan nyamuk yang berhubungan langsung dengan angka bebas jentik

(ABJ) dan kepadatan vektor serta adanya vegetasi. Lingkungan abiotik antara lain suhu,

kelembaban, curah hujan dan perubahan iklim. Selain faktor lingkungan di atas,

lingkungan sosial juga tidak kalah penting perannya dalam mempengaruhi penularan

DBD, yaitu urbanisasi, transportasi, sistem pengelolaan limbah dan kurangnya system

pengendalian nyamuk yang efektif.

Faktor lingkungan biotik yang berpengaruh terhadap penularan malaria adalah

adanya vegetasi yang ada di tempat perkembangbiakan nyamuk dan sekitarnya, adanya

ikan maupun binatang air yang hidup dan berpengaruh langsung terhadap perkembangan

vektor malaria, serta adanya ternak besar yang dapat berfungsi sebagai barrier. Faktor

abiotik yang berpengaruh terhadap pertumbuhan vektor adalah suhu, kelembaban,

salinitas dan pH air. Sedangkan lingkungan sosial yang berpengaruh terhadap penularan

malaria adalah kebiasaan masyarakat dalam beraktifitas malam hari di luar rumah,

perilaku masyarakat dalam mencegah malaria, aktifitas manusia yang berdampak pada

perubahan lingkungan yang menguntungkan nyamuk untuk berkembang biak. Faktor

internal vektor yang berpengaruh dalam penularan penyakit tular vektor adalah

bionomik vektor, kerentanan serta resistensi vektor.(12)

Page 22: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

22

C. Pengendalian Vektor

Pengendalian vektor bertujuan untuk mengurangi habitat perkembangbiakan

vektor, menurunkan kepadatan vektor, menghambat proses penularan penyakit,

mengurangi kontak manusia dengan vektor sehingga penularan penyakit tular vektor

dapat dikendalikan secara lebih rasional, efektif dan efisien. Metode yang digunakan

dalam pengendalian vektor lebih mengutamakan pendekatan pengendalian vektor

terpadu (PVT). Metode pengendalian yang dapat dilakukan untuk mengurangi

kepadatan vektor, antara lain :

1. Pengendalian vektor secara kimiawi

a. Pengendalian larva vektor

Pengandalian larva vektor dapat dilakukan penebaran larvasida seperti temephos

atau Insect Growth Regulator (IGR) seperti methoprene dan diflubenzuron.

b. Pengendalian vektor dewasa

Pengendalian vektor dewasa dapat digunakan beberapa metode, antara lain:

Repellent, adalah senyawa kimia yang bersifat menolak/mencegah kehadiran

serangga/vektor.

Attractant, adalah senyawa kimia yang digunakan untuk menarik atau

mendekatkan serangga agar terperangkap dan terpapar racun (insektisida).

Teknik serangga mandul (TSM).

Membunuh serangga menggunakan insektisida.

Insektisida adalah senyawa kimia yang bersifat membunuh nyamuk.

Insektisida dikelompokkan sebagai berikut :

Organochlorin : DDT, Dieldrin, Endrin, Aldrin, Lindane.

Organofosfat : Fenitrothion, Malathion, Diazinon.

Carbamat : Bendiocarb, Karbaril, Propoxur.

Sintetis phyrethroid : Lambdacyhalothrin, Bifenthrin, Alphacypermethrin,

Permethrin, Deltamethrin, Cypermethrin.

Aplikasi insektisida dilakukan melalui : penyemprotan dinding rumah,

dipoleskan pada kelambu, fogging/ULV, dan larvasida. Pemilihan aplikasi

insektisida harus berdasarkan bionomik vektor yang akan dikendalikan dan harus

Page 23: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

23

dilakukan secara tepat, baik tepat sasaran, tepat waktu, tepat cara, tepat

insektisida dan tepat dosis.(14–16)

2. Pengendalian vektor secara hayati

Pengendalian secara hayati sebagian besar ditujukan terhadap pengendalian jentik

vektor, seperti predator, parasit, fungi dan nematoda. Ikan pemakan jentik seperti

ikan mas (Cyprinus carpio) dan ikan guppi (Poecilia reticulata) telah banyak

digunakan sebagai pengendali nyamuk An. stephensi dan Ae. aegypti di sungai dan

tempat penyimpanan air yang besar di banyak negara di Asia Tenggara (WHO

SEARO, 2003). Predator lain yang efektif terhadap larva Aedes (Stegommyia) adalah

pemangsa jenis Copepod cruistaceans (sejenis ketam laut), yaitu Mesocyclops

aspericornis. Larva nyamuk dari genus Toxorhynchites dan larva capung

(dragonflies) juga merupakan predator larva nyamuk.

Endotoxin yang di produksi Bacillus thuringiensis serotype H-14 (Bt. H-14) dan

Bacillus sphaericus (Bs) dinilai efektif untuk mengendalian jentik nyamuk. Bacillus

thuringiensis serotype H-14 efektif terhadap An. stephensi dan Ae. aegypti,

sedangkan Bs efektif terhadap Culex quinquefasciatus yang berkembangbiak di air

terpolusi. Bahan aktif tersebut sudah dijual secara komersial dengan berbagai merek

dan formula yang bervariasi seperti cairan, granula dan briket.(14,17)

3. Pengendalian vektor dengan pengelolaan lingkungan

Pendekatan ekologis sebagai upaya pengendalian nyamuk dilakukan dengan

pengelolaan lingkungan, yang meliputi :

Modifikasi lingkungan – perbaikan secara permanen jangka panjang dari habitat

vektor.

Manipulasi lingkungan – perubahan temporer pada habitat vektor sebagai hasil

dari aktivitas yang direncanakan untuk menghasilkan kondisi yang tidak disukai

dalam perkembangbiakan vektor.

Perubahan pada habitat atau perilaku manusia – upaya untuk mengurangi kontak

manusia – vektor – patogen.(18)

Page 24: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

24

BAB III

METODOLOGI

1. Kerangka Teori

Gambar 1. Kerangka Teori

Lingkungan Abiotik: - Suhu dan

kelembaban

- Curah hujan

- Salinitas

Bionomik Vektor:

- Jarak terbang

- Keperidian

- Pemilihan hospes

- Siklus gonotropi

- Tempat istirahat

- Aktivitas menggigit

Lingkungan Biotik:

- Habitat/TPA

- Angka Bebas Jentik

- Kepadatan Vektor

- Vegetasi

Agen penyakit

- Resistensi vektor

terhadap insektisida - Kerentanan vektor

terhadap parasit

Kejadian DBD/malaria

Lingkungan Sosial:

(Perilaku Masyarakat)

Vektor penyakit

Jenis Agen

Virulensi

Serotip

Page 25: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

25

2. Kerangka Konsep

Gambar 2. Kerangka Konsep Pengendalian Penyakit Tular Vektor

3. Tempat dan Waktu Penelitian

a. Penelitian mengenai pengendalian DBD dilakukan di Kota Salatiga, Jawa

Tengah dan penelitian mengenai vektor dan pencapaian eliminasi malaria

dilakukan di Kabupaten Pandeglang, Banten. Survei vektor dan pemetaan

lingkungan di lakukan di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam

Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur.

b. Penelitian pengendalian DBD di Kota Salatiga penelitian dilakukan pada Bulan

Maret 2019 – Desember 2019. Studi vektor malaria dalam mendukung upaya

eliminasi malaria di Kabupaten Pandeglang, Banten dilakukan pada Bulan Juli –

Desember 2019. Studi tentang vektor dan pemetaan lingkungan wilayah calon

ibukota negara, yaitu di Kabupaten Kutai Kertanegara dan Kabupaten Penajam

Paser Utara (PPU) Kalimantan Timur dilakukan pada Bulan Oktober 2019.

Lingkungan:

- Keberadaan habitat

- Kepadatan nyamuk

- Kebersihan lingkungan

Vektor penyakit : - Jenis vektor

- Serotip

- Kerentanan terhadap

insektisida

- Perilaku masyarakat

Transmisi Penyakit Tular

Vektor

Pengendalian Vektor

Page 26: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

26

.

4. Jenis dan Rancangan Penelitian

Penelitian ini merupakan penelitian yang dilakukan sebagai tindak lanjut

kejadian peningkatan kasus DBD di Kota Salatiga dan adanya dugaan terjadinya

transmisi malaria di tempat pesanggrahan Sang Hyangsirah di Kecamatan Sumur,

Kabupaten Pandeglang, Banten. Penelitian di Kota Salatiga merupakan penelitian

intervensi sekaligus penelitian observasional, sedangkan penelitian yang dilakukan

di Kabupaten Pandeglang merupakan penelitian observasional terhadap vektor

malaria yang diduga menjadi sumber penularan di Kecamatan Sumur, Kabupaten

Pandeglang.

5. Populasi dan sampel

1) Populasi

- Populasi untuk penelitian pengendalian DBD adalah penduduk yang tinggal

di kelurahan endemis DBD di Kota Salatiga.

- Populasi untuk studi vektor malaria adalah nyamuk dan jentik yang berada di

wilayah pesanggrahan Sang Hyangsirah Kecamatan Sumur, Kabupaten

Pandeglang.

2) Sampel

- Sampel penelitian DBD adalah rumah/bangunan yang berada di wilayah

kelurahan endemis DBD di Kota Salatiga.

- Sampel studi vektor malaria adalah semua nyamuk dan jentik tertangkap di

lokasi penelitian.

3. Besar Sampel dan Cara Pemilihan Sampel

Sampel rumah yang diobservasi keberadaan jentiknya menggunakan rumus

Lemeshow, et al. (1990) dan Murti (2006), dengan rumus berikut :

n =Z1−α 2⁄

2 p(1 − P)N

d2(N − 1) + Z1−α 2⁄2 p(1 − P)

Keterangan :

n = jumlah sampel

Page 27: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

27

N = 8000

Z1−α 2⁄2 = statistik Z, dengan tingkat kepercayaan 90% dan α = 0,1%,

sehingga Z=0,174

p = perkiraan proporsi (prevalensi) = 0,1

d = delta, presisi absolut atau margin of error yang diinginkan di

kedua sisi proporsi = 0,05

Hasil perhitungan didapatkan jumlah sampel minimal adalah 97 responden dan pada

penelitian ini diambil 100 rumah di setiap kelurahan. Cara pemilihan sampel

masyarakat/responden menggunakan teknik simple random sampling.

Sampel serum untuk pemeriksaa serotip dengue dilakukan pada semua sampel

serum yang diambil oleh rumah sakit pada tersangka penderita DBD. Pemeriksaan

resistensi nyamuk vektor DBD terhadap insektisida dilakukan pengambilan semua

jentik yang ditemukan pada rumah positif jentik.

Sampel nyamuk/jentik untuk studi vektor malaria adalah semua nyamuk yang

ditangkap dan jentik yang ditemukan pada habitat di wilayah penelitian. Informan

terkait kegiatan untuk mencapai eliminasi malaria dalah pelaksana program malaria

di Dinas Kesehatan dan Puskesmas.

6. Kriteria Inklusi dan Eklusi

Kriteria inklusi studi vektor DBD adalah bangunan/bangunan rumah yang

terpilih secara random di kelurahan endemis DBD. Kriteria inklusi studi vektor

malaria adalah nyamuk/larva yang tertangkap di lokasi penelitian dengan spesies

Anopheles.

Kriteria eksklusi studi vektor DBD adalah bangunan/bangunan rumah yang

sudah terpilih namun tidak ada penghuninya atau tidak mau diperiksa/dilakukan

larvasidasi. Kriteria eksklusi studi vektor malaria tidak ditentukan.

7. Definisi Operasional

Larvasidasi selektif adalah penaburan larvasida secara selektif pada tempat yang

positif jentik dan atau tempat penampungan air yang sulit dikuras/dibersihkan.

Page 28: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

28

Kelurahan endemis DBD adalah kelurahan yang dalam 3 (tiga) tahun terakhir

ditemukan penderita DBD secara berturut-turut.

Nyamuk vektor adalah nyamuk yang dilaporkan terdapat plasmodium dalam

bentuk sporozoit atau virus dengue pada kelenjar ludah.

Kerentanan vektor adalah status kerentanan vektor yang dinyatakan dengan

persentase kematian nyamuk setelah pengujian, dengan kriteria peka, toleran dan

resisten.

Lingkungan adalah lingkungan biotik dan abiotik yang berada di sekitar tempat

perkembangbiakan nyamuk vektor, baik vektor DBD maupun vektor malaria.

Perilaku masyarakat adalah perilaku dalam melakukan penyimpanan air untuk

keperluan sehari-hari dan perilaku dalam melaksanakan PSN dengan 3M Plus.

Pengendalian vektor adalah salah satu cara menurunkan populasi nyamuk

sampai batas nilai ambang yang tidak dapat menularkan penyakit, skala nominal.

Deteksi serotipe virus dengue adalah deteksi yang dilakukan secara molekuler

untuk mengidentifikasi virus dari serum tersangka penderita DBD.

8. Instumen dan Cara Pengumpulan Data

1. Larvasidasi Selektif Vektor DBD

Larvasidasi selektif dilakukan sekaligus pemantauan jentik di lapangan.

Instrumen yang digunakan adalah formulir pengamatan jentik. Data

dikumpulkan dengan melakukan kunjungan dari rumah ke rumah dan

mengamati semua tempat penampungan air (TPA)/wadah/kontainer. Hasil

pengamatan dilakukan pencatatan pada formulir, baik negatif maupun positif

jentik. Apabila ditemukan jentik, maka dilakukan larvasidasi. Bila TPA mudah

untuk dibersihkan/dikuras, maka diberikan saran untuk dikuras. Larvasida yang

digunakan adalah bubuk temephos dengan dosis 1 ppm.

2. Survei Entomologi Malaria

a. Survei jentik nyamuk vektor malaria

Semua genagan air yang berpotensi sebagai habitat nyamuk disurvei jentiknya

dengan menciduk airnya dengan dipper volume + 350 ml yang telah tersedia

Page 29: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

29

sebanyak 10 kali cidukan. Jentik yang ditemukan dimasukkan ke dalam tabung

diberi label dan dibawa ke stasiun lapangan untuk dipelihara atau diidentifikasi

b. Cara kerja pengumpulan data bionomik vektor malaria

Pengumpulan data survei fauna nyamuk dilakukan survei pendahuluan

penangkapan nyamuk di rumah penduduk yang dipilih secara random. Rumah

yang memenuhi syarat untuk pengamatan bionomik nyamuk dipilih sebagai

sampel (4 rumah). Penangkapan nyamuk dilakukan setiap bulan selama 3 hari

berturut-turut.

1) Penangkapan nyamuk di dalam dan luar rumah (18.00 – 06.00)

Penangkapan nyamuk yang hinggap dan menggigit orang baik di dalam

(landing indoor) maupun di luar rumah (landing outdoor), dilakukan oleh 4

orang, ( 2 orang di dalam dan 2 orang di luar rumah). Penangkapan umpan

orang dilakukan dengan waktu 40 menit setiap jamnya

2) Penangkapan nyamuk istirahat di dalam atau di sekitar kandang ternak

(18.00 – 06.00). Penangkapan nyamuk yang istirahat di dalam atau di sekitar

kandang ternak (kerbau/sapi), dilakukan oleh seorang petugas selama 10

menit setiap jam di setiap kandang.

3) Penangkapan nyamuk pagi hari (06.00 – 08.00)

Penangkapan nyamuk meliputi; nyamuk istirahat di dalam rumah atau

bangunan lain (dilakukan oleh 2) orang, masing-masing melakukan

penangkapan nyamuk di dalam 8 buah rumah selama 15 menit. Penangkapan

nyamuk istirahat di habitat aslinya dilakukan 2 orang petugas. Penangkapan

dilakukan pada rerumputan/ vegetasi, atau tebing sungai, saluran irigasi,

selokan dan lain-lain. Penangkapan nyamuk istirahat di dalam /di sekitar

kandang ternak, dilakukan oleh 1 orang penangkap nyamuk. Penangkapan

dilakukan di beberapa kandang di daerah penelitian ada, selama 15

menit/kandang. Nyamuk yang tertangkap diidentifikasi.

c. Cara pengumpulan data untuk konfirmasi/rekonfirmasi vektor malaria

Nyamuk uji adalah nyamuk Anopheles betina ditangkap istirahat dan nyamuk yang

hinggap/menggigit manusia di dalam dan di luar rumah pada malam dan pagi hari

serta menggigit orang di dalam/luar rumah pada malam hari. Nyamuk kemudian

diidentifikasi untuk menentukan spesiesnya, dipotong menjadi dua bagian dengan

Page 30: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

30

menggunakan bantuan cutter dan jarum, guna memisahkan bagiah thoraks-kepala

dan abdomen. Hanya bagian thorax-kepala yang diuji secara PCR. Sampel kepala

thorax nyamuk kemudian di ekstraksi dengan menggunakan kit ekstraksi DNA

dari Qiagen. Total DNA nyamuk kemudian dilakukan deteksi keberadaan

plasmodium dengan metode Nested PCR menggunakan primer spesifik human

Plasmodium.

3. Penentuan tersangka vektor malaria

Nyamuk hasil penangkapan di lapangan setelah diidentifikasi dipotong

bagian toraksnya dan dimasukkan di dalam vial dengan bagian tutup vial

dilubangi. Vial yang telah diisi potongan nyamuk diberi label spesies , jam dan

metode penangkapan kemudian dimasukkan di dalam stoples yang telah diisi

silika gel. Proses deteksi sporosoit dikerjakan dengan menggunakan metode

molekuler Plasmodium menggunakan Nested PCR:

c. First step nested PCR dengan primer PLU1 dan PLU5

1) Tabung PCR disiapkan diberi kode sesuai dengan kode isolasi DNA yang

akan di PCR

2) Mix reagent disiapkan sesuai dengan jumlah sampel yang akan diperiksa

sebagai berikut :

2x reaksi mix 12,5 µl

Primer rPLU1 1 µl

Primer rPLU5 1 µl

ddH2O 5,5 µl

Total per reaksi : 20 µl

3) Mix reagen dibagi per tube PCR 20 µl

4) Template DNA ditambahkan sebanyak 5 µl ke masing-masing tube

5) Kontrol negatif ditambahkan di tube kontrol negatif, dan kontrol positif di

tube kontrol positif

6) Spining down tube PCR sehingga tidak ada sampel/reagen yang tertinggal

menempel di dinding tabung.

7) Mesin thermocycle disiapkan untuk proses PCR

Page 31: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

31

8) Sampel dimasukkan ke dalam mesin kemudian dilakukan proses PCR

dengan suhu thermocycle sebagai berikut:

1) Hot start 94 oC 4 menit 15 ‘

2) Cycle step 35 cycle

94 oC

55 oC

72 oC

30 detik

1 menit

1 menit

3) Final extention 72 oC 4 menit

4) Hold 12 oC

˷

9) Mesin ditunggu hingga selesai bekerja.

10) Sampel dikeluarkan dari mesin untuk kemudian dilanjutkan ke proses

2nd step PCR dengan primer PLU3 dan PLU4

d. Second step PCR dengan primer PLU3 dan PLU4

1) Tabung PCR disiapkan diberi kode sesuai dengan kode isolasi DNA yang

akan di PCR

2) Mix reagent disiapkan sesuai dengan jumlah sampel yang akan diperiksa

sebagai berikut :

2x reaksi mix 12,5 µl

Primer rPLU1 1 µl

Primer rPLU5 1 µl

ddH2O 7,5 µl

Total per reaksi : 22 µl

3) Mix reagen dibagi per tube PCR 22 µl

4) Template RNA ditambahkan 3µl ke masing-masing tube

5) Kontrol negatif ditambahkan di tube kontrol negatif, dan kontrol positif di

tube kontrol positif

6) Dilakukan spining down sampai tidak ada sampel/reagen yang tertinggal

menempel di dinding tabung.

7) Mesin thermocycle disiapkan untuk proses PCR

Page 32: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

32

8) Sampel dimasukkan ke dalam mesin kemudian dilakukan proses PCR

dengan suhu thermocycle sebagai berikut:

1) Hot start 95 oC 4 menit 15 ‘

2) Cycle step 35 cycle

94 oC

62 oC

72 oC

30 detik

1 menit

1 menit

3) Final extention 72 oC 4 menit

4) Hold 12 oC

˷

9) Mesin ditunggu hingga selesai bekerja

10) Sampel dikeluarkan untuk kemudian dilanjutkan ke proses elektroforesis

(Hasil dinyatakan positif apabila target pita hasil elektroforesis dri produk

Nested PCR adalah 240 bp).

4. Pemetaan lingkungan

Pemetaan lingkungan dilakukan untuk mengidentifikasi lokasi habitat

nyamuk Anopheles sp. Pemetaan dilakukan di wilayah calon ibukota negara

dengan menerbangkan drone dan merekam titik koordinat untuk dianalisis dengan

Geographical Information System (GIS).

5. Penentuan kerentanan vektor terhadap insektisida

Alat yang dipersiapkan adalah tabung standart WHO tanda merah untuk

tabung uji yang diisi dengan insektisida dan tabung standart WHO tanda warna

hijau sebagai kontrol. Untuk kontrol diisi dengan olive oil atau silicon oil

tergantung jenis insektisida.

Diidentifikasi nyamuk yang kenyang darah atau gravid hasil penangkapan di

lapangan dimasukkan di dalam tabung baik pada tabung uji maupun tabung

kontrol sebanyak 20-25 ekor/tabung. Kontak nyamuk dilakukan selama satu jam.

Setelah satu jam kotak nyamuk diambil dengan menggunakan aspirator dan

dimasukkan di dalam tabung tanda hijau untuk di- holding selama 24 jam untuk

Page 33: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

33

menghitung kematian nyamuk. Pada proses holding nyamuk diberikan larutan

gula 10% dan ditutup dengan handuk basah (WHO, 2006; Herath, 1997). Status

kerentanan nyamuk dinyatakan dengan jika:

- Kematian sebesar 99-100% = peka

- 80-98% = toleran

- <80% = resisten

6. Uji Resistensi/ Uji Kerentanan Secara Molekuler

Resistensi vektor molekuler malaria terhadap insektisida dilakukan dengan

deteksi alel knockdown resistence gen (Kdr gen) pada gen Voltage Gated Sodium

Chanel (VGSC) dan Acetylcholinesterase (AcHe) menggunakan PCR untuk

amplifikasi gen target,.DNA nyamuk Aedes Aegypti dewasa di ekstraksi dengan

menggunakan reagen dari Qiagen. Kemudian dilakukan PCR dengan target VGSC

dan AcHe. Hasil PCR di baca keberadaan pita DNA nya dengan menggunakan gel

elektorforesis. Produk PCR yang terbaca pita DNA nya kemudian dilanjutkan

dengan purifikasi produk PCR dengan enzim exonuclease. Setelah itu dilakukan

PCR cycle sequencing dengan menggunakan reagen dari Appliedbiosytem,

kemudian dilakukan purifikasi produk cycle sequencing dengan menggunakan

Bigdye Xterminator. kemudian keberadaan point mutasi dilihat dengan sanger

sequencing menggunakan mesin GA 3500 dari applied biosystem.

6. Uji serotyping

Sampel serum terduga dengue di lakukan uji PCR dan sequencing untuk

mengetahui jenis serotype dengue yang menginfeksi. Sampel serum dilakukan

ekstraksi RNA virus dengan viral ektraction kit dari Qiagen. Kemudian dilakukan

uji one step RT-PCR dengan primer general dengue. Keberadaan virus dengue

dilihat dari ada tidaknya pita DNA saat elektroforesis. Jika di dapatkan pita

DNA saat eletroforesis maka serotype dengue di uji dengan menggunakan

sequencing. Hasil sequencing kemudian dilakukan BLAST di NCBI untuk

mengetahui jenis serotype dengue yang menginfeksi.

Page 34: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

34

7. Wawancara Mendalam

Wawancara mendalam dilakukan untuk menggali informasi mengenai

upaya yang dilakukan untuk mencapai eliminasi malaria. Instrumen yang

digunakan adalah pedoman wawancara mendalam. Informan wawancara

mendalam adalah pemegang program malaria di tingkat provinsi, kabupaten dan

puskesmas, serta tokoh masyarakat. Materi yang ditanyakan meliputi upaya

penanggulangan malaria yang telah dilakukan, sumber daya, kerjasama lintas

program dan lintas sektor, serta surveilans yang dilakukan.

9. Manajemen dan Analisis Data

Manajemen data dimulai pada saat pengumpulan data hingga analisis data.

Data yang telah dikumpulkan dianalisis secara deskriptif dengan metode kuantitatif

dan kualitatif.

Page 35: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

35

BAB IV

HASIL

A. HASIL ASESMEN KOTA SALATIGA

1. Gambaran Umum Kota Salatiga

Secara administrasi Kota Salatiga terbagi menjadi 4 kecamatan, yaitu Kecamatan

Argomulyo, Tingkir, Sidomukti dan Sidorejo, dengan jumlah kelurahan sebanyak 23

kelurahan. Luas wilayah Kota Salatiga tercatat sebesar 5,678 hektar atau 56,781 km2.

Seluruh wilayah Kota Salatiga dikelilingi oleh wilayah Kabupaten Semarang, yaitu:

Sebelah Utara : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tuntang,

Sebelah Selatan: Kecamatan Getasan dan Kecamatan Tengaran,

Sebelah Timur : Kecamatan Pabelan dan Kecamatan Tengaran,

Sebelah Barat : Kecamatan Tuntang dan Kecamatan Getasan.

Kota Salatiga terletak di daerah dengan ketinggian 450-825 mdpl dan memiliki iklim tropis

dan berhawa sejuk, serta berada di daerah cekungan kaki gunung Merbabu, dan gunung-

gunung kecil antara lain Telomoyo dan Gajah Mungkur. Jumlah penduduk Kota Salatiga

pada semester tahun 2019 sebanyak 195.010 jiwa dengan rincian penduduk laki-laki

sebanyak 96.662 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 98.348 jiwa.

2. Serotyping Virus Dengue

Serotyping virus dengue dilakukan dengan tujuan untuk identifikasi serotype virus

dengue yang beredar di Kota Salatiga. Sampel yang digunakan adalah serum darah yang

diperoleh dari rumah sakit di Kota Salatiga. Kerjasama dengan rumah sakit diprakarsai

oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Kriteria inklusi dalam pengambilan sampel

serum adalah:

1. Pasien yang didiagnosis kasus demam dengue oleh tenaga medis.

2. Pasien dengan demam disertai 2 atau lebih gejalan berikut: sakit kepala, nyeri di

belakang bola mata, pegal, nyeri sendi, dan ruam.

3. Manifestasi pendarahan berupa trombositopenia (opsional).

Page 36: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

36

Adapun kriteria eksklusi adalah:

1. Pasien infeksi dengue yang didiagnosis sebagai demam berdarah dengue (DBD)

atau dengue shock syndrome (DSS)

2. Sampel serum telah rusak.

Berdasarkan kriteria di atas, telah diperoleh sampel sebanyak 36 sampel dari

Rumah Sakit Umum Daerah Kota Salatiga. Sampel serum terduga dengue di lakukan

uji PCR dan sequencing untuk mengetahui jenis serotype dengue yang menginfeksi.

Sampel serum dilakukan ekstraksi RNA virus dengan viral ektraction kit dari Qiagen.

Kemudian dilakukan uji one step RT-PCR dengan primer general dengue. Keberadaan

virus dengue dilihat dari ada tidaknya pita DNA saat elektroforesis. Jika didapatkan

pita DNA saat eletroforesis maka serotype dengue diuji dengan menggunakan

sequencing. Hasil sequencing kemudian dilakukan BLAST di NCBI untuk mengetahui

jenis serotype dengue yang menginfeksi.

Persentase hasil pemeriksaan pada igG, igM serta pemeriksaan dengan metode

PCR pada sampel, disajikan pada Gambar 1. Proporsi hasil sequencing virus dengue

yang diperoleh dari pemeriksaan PCR positif, disajikan pada Gambar 2.

Gambar 3. Persentase Hasil Pemeriksaan igG, igM dan PCR pada Sampel Serum Kota

Salatiga Tahun 2019

Page 37: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

37

Gambar 4. Proporsi Hasil Sequencing Virus Dengue berdasarkan Serotipe Dengue pada

Sampel Serum Kota Salatiga Tahun 2019

3. Uji Resistensi terhadap Insektisida

Uji resistensi dilakukan pada sampel jentik yang diambil dari 8 (delapan)

kelurahan endemis di Kota Salatiga pada tahun 2019, sedangkan untuk

pembanding adalah hasil penelitian yang dilakukan pada tahun 2014 di 2 (dua)

kelurahan (Gambar 5). Jentik yang diperoleh dikembangbiakkan hingga dapat

memenuhi jumlah nyamuk sesuai kebutuhan uji untuk 8 (delapan) jenis

insektisida, masing-masing 4 (empat) ulangan dengan 1 (satu) kontrol. Setiap

ulangan dan kontrol masing-masing membutuhkan sebanyak 25 ekor nyamuk uji.

Hasil uji resistensi secara konvensional dipresentasikan pada Tabel 3.

Page 38: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

38

Gambar 5. Lokasi Pengambilan Sampel Jentik Uji Resistensi Kota Salatiga Tahun 2019

Tabel 1. Hasil Uji Resistensi secara Konvensional Nyamuk Aedes sp Kota Salatiga

Tahun 2019

No. Insektisida

Konsentrasi

(%) Kematian Nyamuk / Kelurahan (%)

Kete-

rangan

Sidorejo

Lor

Mangun

sari Tegalrejo Ledok

Tingkir

Lor Dukuh

Kauman

Kidul

Kecan

dran

1 Cypermetrin 0,05 56 22 0 8 - 27 3 0 Resisten

2 Propoxur 0,1 13 0 12 0 7 5 0 0 Resisten

3 Fenitrotion 1 57 60 53 60 60 60 58 0 Resisten

4 Lamdasihalotrin 0,03 60 35 40 6 10 19 5 28 Resisten

5 Permetrin 0,25 60 11 31 7 4 11 7 0 Resisten

6 Bendiocarb 0,1 60 17 23 4 10 10 13 0 Resisten

7 Deltametrin 0,05 55 57 57 29 33 47 8 0 Resisten

8 Malation 5 35 60 37 34 60 59 60 56 Resisten

Berdasarkan hasil uji resistensi konvensional dengan hasil semuanya

resisten, dilakukan uji resistensi insektisida secara molekuler sebagai upaya

konfirmasi hasil. Uji resistensi vektor terhadap insektisida secara molekuler

dilakukan dengan deteksi alel knockdown resistence gen (Kdr gen) pada gen

Voltage Gated Sodium Chanel (VGSC) dan Acetylcholinesterase (AcHe)

menggunakan polimerase chain reaction (PCR) untuk amplifikasi gen target.

Hasil uji resistensi secara molekuler disajikan pada Tabel 2.

Page 39: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

39

Tabel 2. Hasil Uji Resistensi secara Molekuer Sampel Vektor DBD

Kota Salatiga Tahun 2019

Kelurahan

Status Mutasi

2019 2014

Asetil

Kolinesterase

VGSC Asetil

Kolinesterase

VGSC

Sidorejo Lor Tidak Mutasi Mutasi

Ledok Tidak Mutasi Mutasi

Tegalrejo Tidak Mutasi Mutasi

Dukuh Tidak Mutasi Mutasi

Tingkir Lor Tidak Mutasi Mutasi

Kecandran Tidak Mutasi Mutasi

Kauman Kidul Tidak Mutasi Mutasi

Mangunsari Tidak Mutasi Mutasi

Gendongan Tidak Mutasi Tidak Mutasi

Sidorejo Kidul Tidak Mutasi Mutasi

Keterangan:

- Asetilkolinesterase : Gen resisten terhadap Organofosfat dan Karbamat

- VGSC : Gen resisten terhadap Piretroid

4. Survei Jentik Vektor DBD

Pelaksanaan survei jentik dilakukan dengan kunjungan rumah/bangunan

dan memantau seluruh tempat penampungan air (TPA) yang berada di dalam

maupun di luar rumah. Hasil pemantauan dicatat pada formulir yang sudah

disediakan (terlampir). Pelaksana pemantauan di lapangan adalah kader DBD

dan anggota kelurahan siaga (Kelsi) dari (8) delapan kelurahan endemis,

didampingi tim dari B2P2VRP, Dinas Kesehatan Kota Salatiga dan Puskesmas.

Kegiatan asesmen di Kota Salatiga merupakan salah satu bentuk upaya

penanggulangan DBD, sehingga pada waktu melakukan survei jentik sekaligus

dilakukan upaya penyuluhan individu untuk PSN khususnya kepada keluarga

dengan positif jentik, pemberian larvasida dan lainnya tergantung inisiatif

masing-masing wilayah dengan tetap di bawah koordinasi Dinas Kesehatan dan

tim B2P2VRP.

Survei jentik dilakukan sebanyak 2 (dua) kali pada Bulan Maret dan Bulan

Oktober 2019. Pada survei jentik ke-1 dilakukan di 8 (delapan) kelurahan

Page 40: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

40

endemis DBD di Kota Salatiga dan apabila ditemukan jentik pada

rumah/bangunan yang dikunjungi diambil jentiknya untuk dibawa ke

laboratorium Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan Reservoir

Penyakit (B2P2VRP) Salatiga.

Pada survei jentik ke-2 juga dilakukan di delapan kelurahan endemis DBD

di Kota Salatiga pada Bulan Oktober 2019, dengan pertimbangan pada bulan

tersebut merupakan musim pancaroba memasuki musim hujan. Pada

pemantauan jentik ke-2 ini, selain dilakukan untuk mengetahui indikator

entomologi, pada rumah positif jentik dilakukan upaya pengendalian vektor

seperti larvasidasi, pemanfaatan ikan pemakan jentik atau lainnya.

Gambar 6. Angka Bebas Jentik ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam

Berdarah Dengue Kota Salatiga Tahun 2019

Page 41: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

41

Gambar 7. Container Index ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam Berdarah

Dengue Kota Salatiga Tahun 2019

Gambar 8. Breteau Index ke-1 dan ke-2 di Kelurahan Endemis Demam Berdarah Dengue

Kota Salatiga Tahun 2019

Page 42: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

42

B. HASIL ASESMEN KABUPATEN PANDEGLANG PROVINSI BANTEN

1. Gambaran Umum Wilayah Asesmen

Kabupaten Pandeglang secara geografis terletak pada 6°21' - 7°10' Lintang

Selatan dan 104°48"-106°11' Bujur Timur, memiliki luas 2.747,89 Km2 (274.689,91

ha), atau 29,98% dari luas Provinsi Banten. Kota Pandeglang sebagai Ibukota

Kabupaten terletak pada jarak 23 km dari Ibu kota Propinsi Banten (Serang) dan 111

km Ibu kota Negara, Jakarta. Sejak bulan juli 2007 Kabupaten Pandeglang dibagi

menjadi 35 kecamatan, 326 desa dan 13 Kelurahan, dengan batas-batas administrasi :

Sebelah utara : Kabupaten Serang

Sebelah selatan : Samudera Indonesia

Sebelah barat : Selat Sunda

Sebelah timur : Kabupaten Lebak

Berdasarkan hasil sensus penduduk pada tahun 2017, jumlah penduduk

Kabupaten Pandeglang tercatat sebanyak 1.205.203 jiwa. Selama periode 1990-2000

rata-rata laju pertumbuhan penduduk (LPP) menunjukan angka sekitar 2,31% per

tahun, sedangkan pada periode 2000-2010 rata-rata LPP mancapai 1,30%, berdasarkan

data LPP di atas dimana pada periode 2000-2009 angkanya lebih kecil dibandingkan

periode sebelumnya dan tahun 2017 sebesar 0,47%. Masalah kependudukan di

Kabupaten Pandeglang adalah sebaran penduduk yang tidak merata, yang berdampak

pada persebaran penduduk yang tidak merata, akses penduduk terhadap daya dukung

lingkungan fisik maupun sosial tidak berimbang, serta perbedaan tingkat kemudahan

(akses) penduduk terhadap berbagai fasilitas baik fisik maupun sosial antara penduduk

perkotaan dengan penduduk di pedesaan.

Puskesmas Sumur merupakan salah satu UPT Puskesmas yang berada di

samping jalan raya Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), Kabupaten Pandeglang,

Provinsi Banten. Jarak Puskesmas Sumur ke ibukota kabupaten ±110 KM, dengan

batas wilayah:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Cimanggu

Sebelah Barat berbatasan dengan Selat Sunda

Sebelah Selatan berbatasan dengan TNUK

Sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Cimanggu

Page 43: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

43

Wilayah Kecamatan Sumur merupakan pemekaran dari Kecamatan Cimanggu,

dengan luas wilayah ±3.857 Ha. Jumlah desa wilayah kerja Puskesmas Sumur

sebanyak 7 desa, dengan 35 RW dan 88 RT. Jumlah penduduk wilayah kerja

Puskesmas Sumur pada tahun 2017 sebanyak 24.375 jiwa, sedangkan jumlah kepala

keluarga (KK) sebanyak 5.503 KK.

2. Situasi Malaria di Kabupaten Pandeglang

Situasi malaria di Kabupaten Pandeglang dari tahun 2016 hingga 2019

cenderung menurun, disajikan pada Gambar 6, sebagai berikut:

Gambar 9. Jumlah Penderita Malaria Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2019

Penderita malaria yang ditemukan di Kabupaten Pandeglang, mayoritas adalah

laki-laki dari tahun 2016 hingga 2019. Seiring dengan turunnya penderita malaria di

Kabupaten Pandeglang, penderita indigenous juga turut menurun, begitu pula kasus

inpor dan relaps. Sedangkan plasmodium yang beredar di Kabupaten Pandeglang

terbanyak adalah plasmodium vivax. Situasi penderita malaria tahun 2016-2019

disajikan dapa Gambar 8, Gambar 9 dan Gambar 10.

Page 44: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

44

Gambar 10. Penderita Malaria berdasarkan Jenis Kelamin Kabupaten Pandeglang Tahun 2016-2019

Gambar 11. Penderita Malaria berdasarkan Cara Penularan Kabupaten

Pandeglang Tahun 2016-2019

Page 45: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

45

Gambar 12. Penderita Malaria berdasarkan Plasmodium Kabupaten Pandeglang

Tahun 2016-2019

3. Survei Vektor Malaria

a. Survei Jentik

Semua genangan air yang berpotensi sebagai habitat nyamuk disurvei jentiknya

dengan menciduk airnya dengan dipper volume + 350 ml yang telah tersedia

sebanyak 10 kali cidukan. Jentik yang ditemukan dimasukkan ke dalam tabung

diberi label dan dibawa ke stasiun lapangan untuk dipelihara atau diidentifikasi.

Survei jentik dilakukan sebanyak 3 kali, yaitu: pada saat survei pendahuluan,

survei jentik di Sanghyang Sirah dan survei jentik di Desa Taman Jaya, Kecamatan

Sumur. Hasil survei jentik disajikan pada Tabel 1.

Page 46: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

46

Tabel 3. Hasil Survei Jentik di Wilayah Lokasi Sanghyang Sirah Kecamatan

Sumur, Kabupaten Pandeglang Tahun 2019

No. Habitat Luas(m2) Kedalaman

(cm)

Kadar

garam

(‰)

Tanaman Jumlah

jentik

Jumlah

pupa Keterangan

KOLEKSI I:

1 Kobakan 1,6 10 s/d 30 36 Tidak ada 0 0

2 Kobakan 1,0 10 s/d 30 38

Tidak ada

0 0

3 Kobakan 0,5 10 s/d 30 38

Tidak ada

0 0

4 Sungai 0 seresah 27 0 An barbumbrosus (19)

An flavirostris (8)

5 Sungai 0 seresah 23 2 An barbumbrosus (14)

An flavirostris (9)

6 Sumur Belik) 1 10 s/d 50 0 lumut 19 0 An barbumbrosus (19)

7 Genangan air 50 ± 100 0 seresah 38 3 An barbumbrosus (13)

An flavirostris (12)

An aitkenii group (2)

Culex sp (11)

KOLEKSI II:

1 Sungai 0 seresah 36 4 An barbumbrosus (19)

An flavirostris (21)

2 Sungai 0 seresah 43 11 An barbumbrosus (43)

An flavirostris (11)

3 Sumur Belik 1 10 s/d 50 0 lumut 1 0 An barbumbrosus (1)

4 Genangan air(

dalam gua )

50 ± 100 0 seresah 35 0

An barbumbrosus (13)

An flavirostris (15)

Culex mammilifer (7)

5

Genangan air

(anas) 2:00 20-30 0 Tidak ada 1 0 An flavirostris

6

Sungai ( dasar

lumpur)

5.- 10 0 seresah 0 0

KOLEKSI III:

1 Sungai 3 X 500 10 - '50 0 seresah,

lumut,

ranting 16 3

2 Muara Sungai 5 X 50 10 - 100 38 lumut 43 12

Jentik Anopheles

subpictus

Jentik Culex sp

b. Survei Nyamuk

Survei nyamuk dilakukan sebanyak 2 (dua) kali, yaitu di lokasi ziarah

Sanghyang Sirah dan Desa Taman Jaya yang merupakan desa dekat pantai menuju

Sanghyang Sirah dan merupakan tempat tinggal kasus malaria tahun 2019. Kasus

merupakan salah satu porter yang sering keluar masuk lokasi ziarah Sanghyang

Sirah. Hasil penangkapan nyamuk di Lokasi Sanghyang Sirah pada Bulan Agustus

2019 tidak ditemukan nyamuk sama sekali, dikarenakan angin kencang dan lokasi

Page 47: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

47

terletak di pinggir pantai, sehingga sedikit tempat untuk berlindung nyamuk. Pada

penangkapan ke 2 pada Bulan Oktober 2019, memperoleh hasil yang hampir sama,

nyamuk Anopheles tidah ditemukan dikarenakan angin kencang di desa tempat

melakukan penangkapan nyamuk. Hasil penangkapan hanya diperoleh 1 (satu)

spesies, yaitu Culex quinquefasciatus, seperti disajikan pada Gambar 11.

Gambar 13. Culex quinquefasciatus Tertangkap selama 12 Jam di Desa Taman Jaya,

Kabupaten Banten, Tahun 2019

4. Pelaksanaan Program Pengendalian Malaria

Program pengendalian malaria di wilayah Kabupaten Pandeglang dilakukan

dengan kegiatan penemuan dan pengobatan kasus, upaya pencegahan, surveilans,

penyelidikan epidemiologi (PE) dan pengendalian vektor. Penemuan dan

pengobatan kasus malaria dilakukan dengan kegiatan mass blood survei (MBS),

active case detection (ACD), serta passive case detection (PCD). Penderita suspek

diperiksa RDT dan diambil slide, jika hasil positif, diberikan obat sesuai jenis

parasitnya. Jika pada penderita ditemukan plasmodium Falciparum, diberikan ACT

9-12 tablet untuk 3 hari +1 tablet primaquine, sedangkan apabila plasmodium vivax

diberikan ACT 9-12 tablet untuk 3 hari +14 tablet primaquine.

Upaya pencegahan malaria yang dilakukan oleh program terutama dalam

mendukung upaya eliminasi malaria antara lain; penyuluhan kepada masyarakat,

pembagian kelambu, PE kasus dan survei kontak, larvasiding jika ditemukan jentik.

Page 48: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

48

Penyelidikan epidemiologi dilakukan pada penderita dan sekitar wilayah penderita

menggunakan lembar PE. Jika kasus indigenous dilakukan pemeriksaan jentik dan

survey kontak kurang lebih 25 orang. Jika kasus impor maka dilakukan pada

pemeriksaan terhadap kelompok yang bepergian dan dilanjutkan dengan dibuatkan

notifikasi. Pada kasus impor, PE dan survei kontak dilakukan pada kelompok yang

bepergian. Jika penderita berada di wilayah reseptif maka dilakukan survey jentik

dan dilakukan larvasiding. Upaya untuk melakukan skrining kepada masyarakat

yang sedang berwisata ke wilayah endemis belum berjalan, sehingga jika ada kasus

baru tidak dapat diketahui apakah kasus impor atau indigenous, sebeleum dilakukan

PE lebih dalam.

Promkes belum optimal karena yang melakukan hanya program belum lintas

program dan lintas sektor. Promkes yang dilakukan lebih banyak tentang bahaya

malaria, cara penularannya dan pengobatannya. Kerjasama lintas sektor telah

diupayakan melalui rapat koordinasi dengan berbagai lintas sektor, namun dalam

pelaksanaanya hanya Dinkes yang kerjakan. Peran serta dari masyarakat dinilai

masih kurang optimal. Puskesmas juga tidak banyak yang mengawal dalam promosi

eliminasi malaria, sedangkan dinkes kabupaten tidak bisa terus menerus turun untuk

melakukan pemberdayaan masyarakat.

Pengendalian vektor yang dilakukan adalah larvasidasi pada tempat

perkembangbiakan nyamuk, di mana pada saat survei jentik ditemukan jentik

Anopheles. Kendala yang dihadapi oleh program adalah kurang optimalnya

dukungan lintas sektor maupun masyarakat dalam penanganan malaria menuju

eliminasi. Upaya yang dilakukan khususnya di lokasi terisolir Sanghyang Sirah telah

dilakukan kerjasama dengan pihak Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK) dalam

upaya screening kasus malaria terhadap pekerja di lingkungan TNUK.

C. HASIL ASESMEN KABUPATEN KUTAI KERTANEGARA DAN

PENAJAM PASER UTARA, PROVINSI KALIMANTAN TIMUR

1. Gambaran Umum Wilayah Penelitian

Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai luas wilayah 27.263,10

km2 dengan luas perairan kurang lebih 4.097 km2 terletak pada garis bujur

Page 49: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

49

antara 115o26'28" BT sampai dengan 117o36'43" BT serta terletak pada

garis lintang 1o28'21" LU - 1o08'06" LS. Secara administrasi pemerintahan

Kabupaten Kutai Kartanegara terdiri atas 18 kecamatan dan 237

desa/kelurahan. Wilayah Kabupaten Kutai Kartanegara mempunyai batas-

batas sebagai berikut:

Sebelah Utara berbatasan dengan Kabupaten Malinau, Kabupaten Kutai

Timur dan Kota Bontang.

Sebelah Timur berbatasan dengan Selat Makassar dan Samarinda.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kota Balikpapan dan Kabupaten

Panajam Paser Utara.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Kutai Barat.

Penduduk pada tahun 2018 berjumlah 769.337 yang terdiri dari 403.824 orang

laki-laki dan 365.513 orang perempuan. Jumlah penduduk usia balita (0 – 4 tahun):

74.871 jiwa, anak-anak dan remaja usia 5 – 14 tahun: 139.793 jiwa, penduduk usia

15 – 75 ≥ adalah 554.673 jiwa. Dari komposisi per-kelompok usia maka di ketahui

angka beban tanggungan (dependency ratio) sebesar 0,47. Hal ini berarti setiap 100

orang usia produktif menanggung beban sebanyak 47 orang usia tidak produktif.

Penajam Paser Utara memiliki Luas Wilayah 3.333.06 Km2, yang terdiri dari

3.060.82 km2 luas daratan dan 272.24 km2 luas lautan. Secara geografis penajam paser

utara berbatasan langsung dengan Balikpapan, Kutai kartanegara, Paser dan Selat

Makas sar di sebelah timur. Sejak berdiri pada tanggal 10 April 2002 Kabupaten

Penajam Paser Utara memiliki empat kecamatan yaitu kecamatan Babulu, Waru,

Penajam dan Sepaku. Adapun yang terluas wilayahnya yaitu kecamatan Penajam,

dengan luas 1.207,37 km2 ,sedangkan Kecamatan terkecil wilayahnya adalah

Kecamatan Babulu dengan Luas 399,45 km2 .

Kabupaten Penajam Paser Utara merupakan bagian integral dari wilayah

Propinsi Kalimantan Timur yang dibentuk berdasarkan Undang-Undang Nomor 7

tanggal 10 April 2002 Tentang Pembentukan Kabupaten Penajam Paser Utara.

Secara administratif pemerintahan terbagi dalam 4 kecamatan, 24 Kelurahan dan 30

Desa, jadi jumlah desa dan kelurahan yaitu 54. Kabupaten Penajam Paser Utara

mempunyai batas-batas wilayahnya sebagai berikut :

Page 50: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

50

Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Loa Kulu dan Kecamatan Loa Janan,

Kabupaten Kutai Kartanegara.

Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai

Kartanegara, Kota Balikpapan dan Selat Makasar.

Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Longkali, Kabupaten Paser dan

Selat Makasar.

Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Bongan Kabupaten Kutai Barat dan

Kecamatan Longkali Kabupaten Paser.

Jumlah penduduk Kabupaten PPU sebanyak 159.386 jiwa, dengan jumlah

penduduk laki-laki sebanyak 83.281 jiwa dan jumlah penduduk perempuan sebanyak

76.105 jiwa, dengan angka beban tanggungan 51. Jumlah Penduduk tertinggi terdapat

di kecamatan penajam dengan jumlah penduduk sebanyak 76.941 jiwa, jumlah

penduduk di kecamatan babulu sebanyak 32.515, jumlah penduduk di kecamatan

sepaku sebanyak 31.814 jiwa, dan jumlah penduduk terendah terdapat di kecamatan

Waru dengan jumlah penduduk sebanyak 18.116 jiwa.

2. Situasi Malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara

Penyakit Malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara pada tahun 2018

mengalami peningkatan dibandingkan dengan kasus malaria tahun 2017, yaitu 58

kasus menjadi 95 kasus tahun 2018, namun tidak termasuk kejadian luar biasa (KLB).

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi (PE) kasus malaria di Kabupaten Kutai

Kartanegara 98% adalah kasus impor dari Kabupaten Kutai Barat dan Kabupaten

Penajam Pasir Utara. Anual Parasit Insiden (API) malaria tahun 2018 sebesar

0,1/1000 penduduk dan bila dibandingkan dengan API tahun 2017 yaitu 0,04 / 1000

penduduk, maka API pada tahun 2018 mengalami kenaikan. API tertinggi terdapat

di Puskesmas Jonggon Jaya ( API 1,88 / 1000 penduduk) dan API terendah terdapat

di Puskesmas Loa Kulu (API = 0,02 / 1000 penduduk ). Sedangkan di 15 Puskesmas

tidak terdapat kasus malaria.

3. Situasi Malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara

Kasus malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara (PPU) dalam 3 (tiga) tahun

terakhir mengalami peningkatan. Jumlah kasus malaria pada tahun 2016 sebanyak

Page 51: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

51

678 kasus dengan API 4,1/1.000 penduduk, pada tahun 2017 sebanyak 933 kasus

dengan API 4,45/1.000 penduduk dan pada tahun 2018 sebanyak 1.167 kasus dengan

API sebesar 7,3/1.000 penduduk. Kasus tertinggi terjadi di wilayah kerja Puskesmas

Sotek. Kejadian kasus terjadi peningkatan pada awal tahun dan meningkat kembali

pada akhir tahun (Gambar 12).

Gambar 14. Kasus Malaria menurut Bulan Kabupaten PPU Tahun 2016-2018

Berdasarkan hasil penyelidikan epidemiologi yang dilakukan Dinas

Kesehatan Kabupaten PPU diperoleh hasil bahwa, kasus malaria pada tahun 2018

sebesar 70% berada di wilayah Kabupaten Paser, Muara Toyu. Hal ini disebabkan

adanya pembukaan lahan hutan tanaman industri (HTI) oleh PT. Fajar, yang

berdampak pada keberadaan para ‘’Pengrajin Kayu’’ yang memanfaatan kayu

limbah dan kayu ulin yang merupakan kayu masyarakat. Para ‘’Pengrajin Kayu’’

biasanya bekerja pada sore hari hingga malam hari, dengan alasan tidak mengganggu

aktifitas perusahaan dan dibatasi oleh perusahaan dan pada malam hari tidak panas.

Mereka membangun basecamp tenda biru di dekat perindukan nyamuk dan sering

buka baju dan tidak menggunakan obat anti nyamuk.

Page 52: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

52

4. Hasil Survei Vektor di Kabupaten Kutai Kartanegara

a. Survei Jentik

Survei jentik di Kabupaten Kutai Kartanegara dilakukan di Desa Karya

Merdeka, Kecamatan Semboja. Hasil survei jentik secara umum diperoleh Genus

Culex dan Anopheles dengan habitat kolam, kobakan, dan kobangan kerbau. Hasil

koleksi jentik disajikan pada Tabel 4 .

Tabel 4. Hasil Koleksi Jentik di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja,

Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun 2019

No. Habitat Luas(m2) Kedalaman

(cm)

Kadar

garam

(‰)

Tanaman Jumlah

jentik

Jumlah

pupa Keterangan

1 Kolam 30 - 0 Kangkung 37 4 Culex sp (9)

Anopheles sp

(25)

2 Kobangan

kerbau

16,0 10 s/d 30 0 - 3 0

3 Kobakan 6 10 s/d 30 0 Rumput 26 0 Anopheles sp

(21)

4 Kolam 80 10 s/d 30 0 Kangkung 0 0 -

b. Survei Nyamuk

Survei nyamuk dewasa dilakukan selama 12 jam dari jam 18.00-06.00. Hasil

penangkapan dengan umpan orang dalam (UOD), umpan orang luar (UOL) dan

umpan ternak (UT) di Kabupaten Kutai Kartanegara secara umum diperoleh berbagai

Genus, antara lain Anopheles, Culex, Armigeres, Mansonia dan Coquillettidia. Hasil

survei nyamuk di Desa Sei Merdeka dengan UOD, UOL dan UT disajikan pada

Gambar 13, Gambar 14 dan Gambar 15.

Page 53: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

53

Gambar 15. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam Rumah (UOD) di Desa Sei

Merdeka, Samboja, Kutai Kertanegara Tahun 2019

Gambar 16. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Luar Rumah (UOL) di Desa Sei

Merdeka, Samboja, Kutai Kertanegara Tahun 2019

Page 54: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

54

Gambar 17. Hasil Survei Nyamuk Umpan Ternak (UT) di Desa Sei Merdeka,

Samboja, Kutai Kertanegara Tahun 2019

5. Hasil Survei Vektor di Kabupaten Penajam Paser Utara

a. Survei Jentik

Survei jentik di Kabupaten Penajam Paser Utara dilakukan di Desa Semoi

Dua, Kecamatan Sepaku. Hasil survei jentik secara umum diperoleh Genus Culex dan

Anopheles dengan habitat sungai, kobakan (genangan air) dan sumur belik. Hasil

koleksi jentik disajikan pada Tabel 5 .

Tabel 5. Hasil Koleksi Jentik di Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten

Penajam Paser Utara Tahun 2019

No. Habitat Luas

(m2)

Kedalaman

(cm)

Kadar

garam

(‰)

Tanaman Jumlah

jentik

Jumlah

pupa Keterangan

1 Sungai kl 100 0 Seresah,

rumput 12 0

An barbirostris

(12)

2 Sungai kl 150 0 Rumput 0 0

3 Sumur Belik 4 10 s/d 100 0

Seresah 38 3

An barbirostris

(18)

Culex sp (16)

4 Genangan air

( dibawah rumah ) 50 ± 100 0 Seresah 0 0

5 Genangan air 0:00 ±200 0 Rumput 0 0

6

Sungai ( dasar

lumpur) ± 100 0

Seresah,

rumput 11 0

An barbirostris

(11)

Page 55: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

55

b. Survei Nyamuk

Survei nyamuk dewasa dilakukan selama 12 jam dari jam 18.00-06.00. Hasil

penangkapan dengan umpan orang dalam (UOD), umpan orang luar (UOL) dan

umpan ternak (UT) di Kabupaten Penajam Paser Utara secara umum diperoleh

berbagai Genus, antara lain Anopheles, Aedes, Culex, Armigeres, Mansonia dan

Coquillettidia. Hasil survei nyamuk di Semoi Dua, Kecamatan Sepaku dengan UOD,

UOL dan UT disajikan pada Gambar 16, Gambar 17 dan Gambar 18.

Gambar 18. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam Rumah (UOD) di Desa

Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019

Page 56: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

56

Gambar 19. Hasil Survei Nyamuk Umpan Orang Luar Rumah (UOL) di Desa

Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019

Gambar 20. Hasil Survei Nyamuk Umpan Ternak (UT) di Desa Semoi Dua,

Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara Tahun 2019

Page 57: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

57

6. Hasil Pemeriksaan Nyamuk di Laboratorium

Nyamuk tertangkap yang telah dilakukan pembedahan diambil toraknya untuk

selanjutnya diperiksa dengan metode polymerasi chain reaction (PCR) di

Laboratorium B2P2VRP Salatiga. Hasil PCR disajikan pada Tabel

Tabel 6. Hasil Pemeriksaan PCR Sampel Nyamuk Kecamatan Sepaku Kabupaten

Penajam Paser Utara dan Kecamatan Samboja Kabupaten Kutai Kartanegara Tahun

2019

No Spesies Kode/Jam Lokasi Hasil

1 An.vagus KDG 23-24 Sepaku Negatif

2 An.vagus KDG 01-02 Sepaku Negatif

3 An.vagus KDG 18-19 Sepaku Negatif

4 An.vagus KDG 03-04 Sepaku Negatif

5 An.vagus KDG 24-01 Sepaku Negatif

6 An.vagus KDG 02-03 Sepaku Negatif

7 An.Kochi KDG 03 - 04 Sepaku Negatif

8 An.Kochi KDG 18-19 Sepaku Negatif

9 An.barbirostris KDG 18-19 Sepaku Negatif

10 An.flavirostris KDG 01-02 Sepaku Negatif

11 An.vagus KDG 22-23 Samboja Negatif

12 An.vagus KDG 02-03 Samboja Negatif

13 An.indiana KDG 18-19 Samboja Negatif

14 An.vagus KDG 21-22 Samboja Negatif

15 An.vagus KDG 05-06 Samboja Negatif

16 An.vagus KDG 04-05 Samboja Negatif

17 An.vagus KDG 20-21 Samboja Negatif

18 An.vagus KDG 19-20 Samboja Negatif

19 An.vagus KDG 18-19 Samboja Negatif

KDG = Kandang/Umpan Ternak (UT)

7. Pemetaan Habitat Vektor

a. Kabupaten Kutai Kertanegara

Lokasi pemetaan tempat perkembangbiakan nyamuk berada di wilayah

kerja Puskesmas Sei Merdeka berada di Kelurahan Sei Merdeka, Kecamatan

Samboja, Kabupaten Kutai Kertanegara. Habitat yang ditemukan sebagai

Page 58: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

58

tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp berupa berupa rawa-rawa.

Hasil pemetaan yang telah dilakukan disajikan sebagai berikut:

Gambar 21. Peta Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Vektor Malaria di Desa

Sei Merdeka, Kecamatan Samboja, Kutai Kertanegara

b. Kabupaten Penajam Paser Utara

Lokasi pemetaan tempat perkembangbiakan nyamuk berada di wilayah

kerja Puskesmas Semoi Dua, tepatnya berada di Desa Semoi Dua, Kecamatan

Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara. Hasil pemetaan penggunaan lahan dan

tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp disajikan pada Gambar 2.

Berdasarkan Gambar 2 diketahui bahwa habitat yang memungkinkan sebagai

tempat perkembangbiakan nyamuk Anopheles sp adalah berupa sungai berair.

Page 59: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

59

Gambar 22. Peta Habitat Perkembangbiakan Nyamuk Vektor Malaria di Desa

Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Penajam Paser Utara

Page 60: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

60

BAB V

PEMBAHASAN

Situasi DBD di Kota Salatiga pada tahun 2019 mengalami kenaikan dalam 3 (tiga)

tahun terakhir, pada tahun 2017 penderita DBD sebanyak 18 penderita, pada tahun 2018

34 penderita dan pada tahun 2019 hingga akhir tahun tercatat 47 penderita dengan 1

kasus kematian. Incidence rate (IR) DBD pada tahun 2019 sebesar 25/100.000

penduduk dengan case fatality rate (CFR) sebesar 2,13%. Berdasarkan hasil evaluasi

triwulan 2 tahun 2019 Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah, IR DBD Kota Salatiga

(22,16/100.000 penduduk) pada triwulan 2 tahun 2019 sedikit lebih tinggi dibandingkan

IR DBD Jawa Tengah (22,08/100.000 penduduk).(19,20) Berdasarkan kelompok umur

penderita DBD di Kota Salatiga, pada tahun 2019 terbanyak pada kelompok umur 5-14

tahun sebesar 46,8% dan pada tahun 2018 terbanyak pada kelompok umur 15-44 tahun

sebesar 43,3%. Pola tersebut sesuai dengan pola kejadian DBD secara nasional, bahwa

kelompok umur tertinggi pada 4-15 tahun dan mulai tahun 1999 terjadi peningkatan

pada kelompok umur produktif, yaitu >15 tahun, akan tetapi kelompok umur 5-14 tahun

masih tetap stabil tinggi.(4,7)

Berdasarkan stratifikasi endemisitas Kota Salatiga tahun 2018 dilaporkan

sebanyak 8 (delapan) kelurahan merupakan wilayah endemis DBD, 14 kelurahan

merupakan wilayah sporadis dan 1 kelurahan merupakan wilayah potensial. Pada tahun

2019 wilayah kelurahan yang terdapat kasus DBD sebanyak 15 kelurahan dari 23

kelurahan yang ada di wilayah Kota Salatiga dan kelurahan dengan penderita DBD

terbanyak adalah kelurahan Dukuh.(4)

Virus dengue yang ada saat ini adalah Dengue1, Dengue2, Dengue3 dan Dengue4.

Seseorang yang terinfeksi dengan salah satu serotipe virus, akan terjadi kekebalan

terhadap serotipe virus yang sama. Namun demikian, pada infeksi sekunder dengan

serotipe virus dengue yang berbeda sering terjadi manifestasi dengan derajat keparahan

yang lebih tinggi.(1) Berdasarkan hasil pemeriksaan laboratorium dengan PCR, diketahui

bahwa sampel demam dengue yang diperoleh dari Rumah Sakit Umum Daerah Kota

Salatiga, diketahui bahwa ditemukan serotipe Dengue4, yang pada survei tahun 2013

ditemukan Dengue1, Dengue2 dan Dengue3.

Page 61: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

61

Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh B2P2VRP Salatiga pada tahun

2019, diketahui bahwa empat serotipe virus Dengue semuanya telah beredar di Kota

Salatiga. Hal ini kemungkinan penyebab meningkatnya jumlah penderita DBD di Kota

Salatiga dan terjadi kematian, karena kerentanan terhadap serotipe Dengue4 masih

tinggi. Survei serotipe dengue dapat dimanfaatkan antara lain untuk memprediksi

kemungkinan terjadinya peningkatan kasus atau wabah di suatu wilayah, surveilans

virus, serta pengembangan vaksin.(21)

Penggunaan insektisida yang berulang dalam jangka lama dapat menyebabkan

resistensi, baik insektisida tersebut digunakan oleh program kesehatan, rumah tangga

maupun pertanian. Resistensi merupakan suatu fenomena evolusi yang diakibatkan oleh

seleksi pada serangga yang diberi perlakuan insektisida secara terus menerus.(22)

Berdasarkan hasil uji resistensi yang dilakukan di laboratorium B2P2VRP dengan

Page 62: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

62

sampel jentik yang diambil dari lapangan/wilayah Kota Salatiga, diketahui bahwa

nyamuk Aedes aegypti yang diuji secara konvensional dengan menggunakan

impregnated paper semuanya (dari 8 kelurahan) resisten terhadap insektisida Nyamuk

Ae. Aegypti di Kota Salatiga telah resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb,

lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin, sipermetrin, fenitotrion, propuxur. Resistensi

terhadap insektisida golongan Piretroid telah sampai pada tingkat mutasi genetik.

Resistensi terhadap insektisida golongan Organofosfat bukan terjadi pada tingkat

molekuler, tetapi pada tingkat enzim metabolik. Hal ini yang masih ada peluang untuk

menggunakan organofosfat dan karbamat untuk pengendalian vektor DBD.

Peningkatan kasus DBD di Kota Salatiga ditindak lanjuti dengan upaya larvasidasi

dan pemanfaatan ikan pemakan jentik sesuai kondisi wilayah kelurahan. Larvasidasi

dilakukan dengan kunjungan kader dan tim peneliti ke rumah warga, sekaligus

memberikan penyuluhan secara individu kepada rumah tangga yang dikunjungi. Pada

waktu larvasidasi sekaligus dilakukan survei entomologi untuk mengukur indikator

berupa angka bebas jentik (ABJ), CI dan BI. Hasil survei entomologi pada 2 (dua) kali

kegiatan secara umum menunjukkan peningkatan pada ABJ (Gambar 5), penurunan CI

(Gambar 6) dan penurunan BI (Gambar 7). Indikator tersebut terkait dengan keberadaan

tempat penampungan air (TPA) buatan yang merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap penularan DBD.(23)

Hasil pemantauan jentik yang telah dilakukan menunjukkan peningkatan ABJ,

namun demikian apabila dianalisis dengan melihat density figure (DF), Kota Salatiga

termasuk dalam wilayah dengan potensi sedang dalam penularan DBD (24). Keberadaan

TPA adalah di dalam dan sekitar rumah/bangunan, sehingga untuk mengurangi risiko

penularan terkait dengan keberadaan vektor DBD (Ae. aegypti dan Ae. albopictus)

membutuhkan peran serta aktif masyarakat. Strategi program pengendalian DBD

nasional salah satunya adalah pengendalian vektor penular DBD dengan

mengedepankan upaya pemberdayaan masyarakat dan peran serta masyarakat, dalam

rangka mewujudkan tujuan program, yaitu mengendalikan populasi vektor hingga ABJ

>95% untuk membatasi penularan DBD. Upaya yang mudah dan murah dalam

penanggulangan DBD adalah melalui pemberantasan sarang nyamuk (PSN).(1)

Page 63: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

63

Provinsi Banten ditergetkan mencapai status eliminasi malaria pada tahun 2015.

Sebanyak 6 (enam) kabupaten/kota telah mencapai status eliminasi malari pada tahun

2014, namun masih 2 (dua) kabupaten yang belum mencapai status eliminasi hingga

tahun 2019, yaitu Kabupaten Pandeglang dan Kabupaten Lebak.(25) Situasi kasus malaria

di Kabupaten Pandeglang cenderung menurun dari tahun ke tahun, akan tetapi dalam 3

(tiga) tahun terakhir masih selalu ada kasus malaria. Pada tahun 2017 dan 2018 bahkan

masih ditemukan kasus malaria indigenous dengan plasmodium falciparum.

Berdasarkan hasil survei entomologi di lokasi ziarah Sanghyang Sirah, ditemukan

jentik Anopheles, terutama An. flavirostris yang merupakan vektor malaria di seluruh

kepulauan Indonesia.(10) Sedangkan di Desa Taman Jaya ditemukan jentik nyamuk An.

subpictus yang juga merupakan vektor malaria di Pulau Jawa. Keberadaan manusia

manusia merupakan aspek penting dalam perkembangan plasmodium secara aseksual,

di mana sporozoit berkembang menjadi gametocit dalam tubuh manusia dan bila masuk

dalam tubuh nyamuk melalui gigitan nyamuk, akan terjadi perkembangan secara seksual

menjadi sporozoit yang siap ditularkan kepada orang yang sehat.(26)

Apabila dilihat di lokasi ziarah Sanghyang Sirah, di mana selalu ada manusia yang

berkunjung bahkan tinggal beberapa lama di lokasi tersebut, maka masih ada

kemungkinan terjadi penularan di lokasi tersebut. Demikian juga di desa dekat dengan

pantai seperti Desa Taman Jaya, dengan ditemukannya jentik Anopheles masih

berpotensi terjadi penularan apabila ada pendatang atau penduduk yang pulang dengan

membawa plasmodium dalam tubuhnya. Bertitik tolak pada kondisi tersebut,

pelaksanaan surveilans baik surveilans kasus maupun surveilans vektor tetap harus

dilakukan dalam penurunan kasus dan pencegahan penularan.

Berkaitan dengan eliminasi malaria, pengukuran reseptivitas merupakan upaya

untuk mengukur potensi penularan malaria di suatu wilayah. Pengukuran reseptivitas

timbul atas kebutuhan untuk mengantisipasi mobilitas manusia yang berpotensi dalam

penularan malaria.(27) Keberadaan vektor malaria di suatu wilayah merupakan indikasi

masih memiliki potensi dalam penularan malaria, sehingga surveilans migrasi perlu

ditingkatkan baik pada wilayah yang telah tereliminasi maupun wilayah yang akan

menuju eliminasi malaria. Lokasi ziarah Sanghyang Sirah yang berada di bawah

Page 64: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

64

pengawasan Taman Nasional Ujung Kulon (TNUK), perlu kiranya dilakukan

peningkatan upaya surveilans, khususnya surveilans migrasi, dengan melakukan

pemeriksaan terhadap pengunjung, baik yang datang maupun pergi. Hal tersebut perlu

dilakukan untuk mencegah terjadinya penularan setempat, maupun penyebaran ke luar

lokasi wilayah ziarah. Terkait hal tersebut, kerjasama yang lebih intensif perlu dilakukan

antara pihak TNUK dengan instansi kesehatan setempat khususnya Puskesmas, dalam

pelaksanaan pengambilan dan pemeriksaan darah.

Hasil wawancara mendalam dengan pengelola program pengendalian malaria

Kabupaten Pandeglang diperoleh informasi bahwa, kegiatan penemuan dan pengobatan

penderita sudah dilakukan baik. Kendala yang ditemukan selama ini adalah kurang

optimalnya kerjasama lintas sektor serta peran serta masyarakat. Terkait dengan

keberadaan sumber daya manusia (SDM) diperoleh informasi bahwa belum ada tenaga

entomologi maupun analis, serta ketersediaan sarana laboratorium yang masih kurang

untuk mendukung pelaksanaan program pengendalian malaria. Kondisi tersebut

diantisipasi dengan penggunaan RDT dalam upaya penemuan dan penegakan diagnosis

malaria.

Kabupaten Kutai Kartanegara dan Kabupaten PPU merupakan 2 (dua) wilayah

yang menjadi calon ibukota negara. Wilayah tersebut sebagian besar merupakan wilayah

hutan industri. Dalam rangka mengantisipasi terkait pelaksanaan kegiatan pembangunan

maupun Situasi malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara dan Penajam Paser Utara

menunjukkan peningkatan kasus pada tahun 2018 dibandingkan tahun 2017. Annual

parasite incidence (API) di kedua kabupaten tersebut jauh berbeda, Kabupaten Kutai

Kartanegara API pada tahun 2018 sebesar 0,1/1.000 penduduk, sedangkan API di

Kabupaten PPU tahun 2018 sebesar 7,3/1.000 penduduk. Penderita malaria di

Kabupaten Kutai Kartanegara 98,9% terjadi pada kelompok umur 15 – 64 tahun, yang

merupakan usia produktif. Penderita malaria di Kabupaten Penajam Paser Utara 70%

merupakan pekerja yang beraktivitas di dalam hutan sebagai pengrajin kayu dan pada

umumnya bekerja pada malam hari. Berdasarkan kondisi tersebut, penularan terjadi

sebagian besar di dalam hutan pada saat bekerja maupun istirahat di dalam hutan.

Page 65: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

65

Berdasarkan hal tersebut diketahui bahwa permasalahan malaria di Kabupaten PPU

lebih berat dibandingkan di Kabupaten Kutai Kartanegara.

Berdasarkan hasil survei nyamuk yang dilakukan, baik di Kabupaten Kutai

Kartanegara maupun Kabupaten PPU diperoleh nyamuk Anopheles yang diantaranya

(An. flavirostris, An. vagus, An. subpictus) telah dikonfirmasi sebagai nyamuk vektor

malaria di wilayah Kalimantan.(10) Berdasarkan kondisi tersebut kedua kabupaten masih

memungkinkan terjadi penularan setempat, meskipun hasil pada pemeriksaan secara

PCR menunjukkan hasil negatif. Pembangunan ibukota negara baru tentunya akan

memasuki wilayah hutan dan merusak ekosistem perkembanganbiakan nyamuk yang

telah ada selama ini. Dampak yang mungkin timbul adalah terjadinya transmisi malaria

setempat, karena masuknya orang baru dalam wilayah tersebut. Terkait dengan hal

tersebut, perlu perlindungan terhadap individu yang akan masuk ke wilayah yang akan

dilakukan penebangan kayu serta pembangunan gedung.

Pencegahan malaria dapat dilakukan dengan peningkatan kewaspadaan terhadap

risiko malaria, mencegah gigitan nyamuk, kemoprofilaksis dan pengendalian vektor.

Pencegahan gigitan nyamuk dapat dilakukan dengan pemakaian kelamdu berinsektisida,

repelen, pemasangan kawat kasa dan lainnya. Pencegahan individu dapat juga dilakukan

dengan kemoprofilaksis. Kemoprofilaksis yang digunakan oleh program

penanggulangan malaria adalah doksisiklin dosis 100 mg/hari diberikan 2 hari sebelum

bepergian, selama berada di lokasi dan 4 minggu setelah kembali. Kemoprofilaksis tidak

boleh diberikan kepada ibu hamil dan anak di bawah 8 tahun dan tidak boleh diberikan

lebih dari 6 bulan. Penggunaan profilaksis tergantung pada kondisi individu, pada

beberapa orang penggunaan obat kemoprofilaksis dapat mengakibatkan dampak negatif

terhadap kesehatan individu, penggunaan yang lama juga berpengaruh terhadap biaya

pembelian, serta sasaran utama kemoprofilaksis terutama pada plasmodium falciparum,

sehingga pada plasmodium seperti vivax masih ada kemungkinan tertular meskipun

dengan derajat keparahan yang lebih ringan.(28,29) Pencegahan yang lebih tepat di lokasi

calon ibukota negara, sebaiknya lebih ditekan pada upaya perlindungan diri terhadap

gigitan nyamuk dan dapat juga dengan pengendalian vektor melalui upaya indoor

residual spraying (IRS) pada basecamp para tenaga kerja.

Page 66: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

66

Terkait dengan penebangan hutan dan pembangunan gedung calon ibukota negara,

perhatian perlu ditingkatkan pada wilayah di sekitar area pembangunan yang

kemungkinan besar terkena dampak menyebarnya nyamuk vektor malaria. Hasil

pemetaan di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai Kartanegara

dan Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten PPU, di kedua wilayah tersebut

masih ada genangan dan sungai yang kemungkinan besar dapat menjadi tempat

perkembangbiakan nyamuk. Kewaspadaan perlu ditingkatkan pada wilayah terdampak,

mengingat mobilitas penduduk yang semakin meningkat, ditambah transportasi keluar

dan masuk hutan wilayah pembangunan.

Page 67: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

67

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

a. Kesimpulan

Serotipe virus Dengue-4 telah ditemukan di Kota Salatiga pada tahun 2019,

sehingga empat serotipe virus dengue telah ditemukan di Kota Salatiga. Sampel

nyamuk yang diperoleh dari 8 (delapan) kelurahan di Kota Salatiga menunjukkan

bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida

malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin, sipermetrin,

fenitotrion, propuxur. Uji resistensi secara molekuler disamping terjadi resistensi

pada enzim metabolik juga terjadi mutasi pada sel syaraf untuk insektisida pyretroid.

Sedangkan untuk insektisida organofosfat dan karbamat terjadi resistensi, namun

tidak terjadi mutasi sel syaraf. Larvasidasi selektif di kelurahan endemis sekaligus

survei entomologi menunjukkan peningkatan ABJ serta penurunan CI dan BI, akan

tetapi masih termasuk dalam wilayah potensi sedang dalam penularan DBD.

Lokasi ziarah Sanghyang Sirah, Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten selalu

dikunjungi orang bahkan tinggal beberapa lama di lokasi tersebut, maka masih ada

kemungkinan terjadi penularan di lokasi tersebut. Demikian juga di desa dekat

dengan pantai seperti Desa Taman Jaya, dengan ditemukannya jentik Anopheles

masih berpotensi terjadi penularan apabila ada pendatang atau penduduk yang pulang

dengan membawa plasmodium dalam tubuhnya. Program pengendalian malaria pada

Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang berupa penemuan dan pengobatan penderita

sudah dilakukan baik. Kendala yang ditemukan selama ini adalah kurang optimalnya

kerjasama lintas sektor serta peran serta masyarakat.

Kasus malaria di Kabupaten Kutai Kartanegara jauh lebih kecil dibandingkan

dengan kasus yang ditemukan di wilayah Kabupaten PPU. Penderita malaria di

Kabupaten PPU sebagian besar adalah para “pengrajin kayu” yang berada di dalam

hutan, hal tersebut menggambarkan bahwa, penularan terjadi sebagian besar di dalam

hutan pada saat bekerja maupun istirahat. Kedua wilayah kabupaten yang dilakukan

survei, semuanya masih ditemukan keberadaan nyamuk Anopheles yang sebagian

pernah terkonfirmasi sebagai vektor malaria di wilayah tersebut. Berdasarkan kondisi

tersebut kedua kabupaten masih memungkinkan terjadi penularan setempat.

Page 68: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

68

Pemberian profilaksis untuk pekerja yang menebang dan membangun hutan dalam

jangka yang cukup lama perlu menjadi pertimbangan khusus, sehingga upaya

perlindungan diri terhadap gigitan nyamuk dan pengendalian vektor melalui upaya

indoor residual spraying (IRS) pada basecamp para tenaga kerja dapat dilakukan

dalam rangka pencegahan terjadinya penularan malaria di wilayah pembangunan.

B. Saran

Dalam rangka pemetaan sebaran serotipe virus dengue, diperlukan alamat dari

tersangka, sehingga perlu kerjasama lebih lanjut untuk permintaan data alamat pasien.

Upaya PSN dengan partisipasi masyarakat secara berkesinambungan perlu dilakukan

untuk mengatasi hal tersebut, dan perlu peningkatan pengetahuan kepada masyarakat

terkait dengan penggunaan insektisida rumah tangga secara bijak. Perlu peran serta

masyarakat dalam meningkatkan ABJ agar mencapai target nasional yaitu ≥95%,

dalam meningkatkan pengetahuan dan kesadaran masyarakat penyuluhan dan

penggerakan PSN yang intensif dan terkoordinasi melalui Gerakan 1 Rumah 1

Jumantik.

Upaya pencegahan penularan malaria di wilayah ziarah Sanghyang Sirah perlu

peningkatan kerjasama yang lebih intensif antara pihak TNUK dengan instansi

kesehatan setempat khususnya Puskesmas, dalam pelaksanaan pengambilan dan

pemeriksaan darah. Di samping itu, perlu upaya peningkatan surveilans migrasi agar

tidak terjadi penularan malaria, dengan peningkatan kerjasama lintas sektor serta peran

serta masyarakat setempat.

Hasil pemetaan habitat nyamuk di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja,

Kabupaten Kutai Kartanegara dan Desa Semoi Dua, Kecamatan Sepaku, Kabupaten

PPU, di kedua wilayah tersebut masih ada genangan dan sungai yang kemungkinan

besar dapat menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk. Kewaspadaan perlu

ditingkatkan pada wilayah terdampak, mengingat mobilitas penduduk yang semakin

meningkat, ditambah transportasi keluar dan masuk hutan wilayah pembangunan.

Page 69: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

69

VII. DAFTAR PUSTAKA

1. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Demam Berdarah Dengue di

Indonesia. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia; 2015.

2. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia Tahun 2016. Profil Kesehatan

Provinsi Bali. Jakarta: Kementerian Kesehatan RI; 2016. 1–220 p.

3. Kementerian Kesehatan RI. Profil Kesehatan Indonesia 2017. Profil Kesehatan

Indonesia 2017. 2018. p. 100.

4. Karyanti MR, Uiterwaal CSPM, Kusriastuti R, Hadinegoro SR, Rovers MM,

Heesterbeek H, et al. The changing incidence of Dengue Haemorrhagic Fever in

Indonesia: A 45-year registry-based analysis. BMC Infect Dis. 2014;14(1):1–7.

5. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Laporan Program DBD Provinsi Jawa Tengah

Tahun 2018. Semarang; 2018.

6. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Evaluasi Tengah Tahun [Internet]. Semarang;

2019. Available from: https://dinkesjatengprov.go.id

7. Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Situasi dan Kondisi DBD Kota Salatiga sampai Februari

2019. Salatiga; 2019.

8. Kementerian Kesehatan RI. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor :

374/MENKES/PER/III/2010 tentang Pengendalian Vektor. Jakarta: Kemenkes RI;

2010. 1–97 p.

9. Kementerian Kesehatan RI. Kepmenkes RI No. 293/MENKES/SK/IV/2009 tentang

Eliminasi Malaria di Indonesia. Kemenkes RI; 2009. 1–36 p.

10. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman Pengendalian Vektor Malaria. Jakarta: Kemenkes

RI; 2014.

11. Pusat Data dan Informasi Kementerian Kesehatan RI. Malaria. Malaria. Jakarta; 2016.

12. Kementerian Kesehatan RI. Pedoman manajemen malaria. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.

1–128 p.

13. World Health Organization (WHO) Regional Office for South-East Asia. Vector-borne

Diseases An information booklet. New Delhi: WHO, Regional Office for South-East

Asia; 2014.

14. Rozendaal J. Vector control : Methods for use by individuals and communities. Geneva:

WHO; 1997.

15. Becker N, Petric D, Zgomba M, Boase C, Madon M, Dahl C, et al. Mosquitoes and Their

Control. Second. Berlin: Springer; 2010.

16. World Health Organization. National Malaria Control Programme Review Republic of

Page 70: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

70

Indonesia. WHO; 2011.

17. Supartha IW. Pengendalian terpadu vektor virus Demam Berdarah Dengue Aedes

aegypti (Linn.) dan Aedes albopictus (Skuse) (Diptera : Culicidae). In: dalan pertemuan

ilmiah Dies Natalis Universitas Udayana tgl 3-6 September 2008. 2008.

18. World Health Organization (WHO) Regional Office for South-East Asia.

Comprehensive Guidelines for Prevention and Control of Dengue and Dengue

Haemorrhagic Fever. 2011. 1–212 p.

19. Dinas Kesehatan Kota Salatiga. Laporan Program DBD Tahun 2019. 2019.

20. Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Tengah. Evaluasi Program Triwulan 2. 2019.

21. Sasmono RT, Taurel AF, Prayitno A, Sitompul H, Yohan B, Hayati RF, et al. Dengue

virus serotype distribution based on serological evidence in pediatric urban population

in Indonesia. PLoS Negl Trop Dis. 2018;12(6):1–11.

22. Widiarti, Suskamdani, Mujiyono. Resistensi Vektor Malaria Terhadap Insektisida Di

Dusun Karyasari Dan Tukatpule Pulau Bali Dan Desa Lendang Ree Dan Labuhan Haji

Pulau Lombok. Media Heal Res Dev. 2012;19(3 Sept).

23. Sanyaolu A, Okorie C, Badaru O, Adetona K, Ahmed M, Akanbi O, et al. Global

Epidemiology of Dengue Hemorrhagic Fever: An Update. J Hum Virol Retrovirology

[Internet]. 2017;5(6):00179. Available from: http://medcraveonline.com

24. Focks DA. A Review of Entomological Sampling Methods and Indicators for Dengue

Vectors. USA: WHO; 2003. 1–40 p.

25. Kementerian Kesehatan RI. Capaian Kabupaten Eliminasi Malaria Tahun 2017. 2018.

26. Sinden RE. The biology of malaria transmission. Recent Adv Malar. 2016;87–124.

27. Noor AM, Alegana VA, Patil AP, Moloney G, Borle M, Yusuf F, et al. Mapping the

receptivity of malaria risk to plan the future of control in Somalia. BMJ Open.

2012;2(4):1–10.

28. Kemenkes RI. Pedoman Manajemen Malaria. Jakarta: Kemenkes RI; 2015.

29. Schwartz E. Prophylaxis of Malaria. Mediterr J Hematol Infect Dis. 2012;e2012045.

Page 71: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

71

VIII. LAMPIRAN

1. Pedoman Wawancara Mendalam

PEDOMAN WAWANCARA MENDALAM

PELAKSANA DINAS KESEHATAN DAN PUSKESMAS

“PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN PENANGGULANGAN SISTEM

KEWASPADAAN DINI (SKD) ATAU PENINGKATAN KASUS TULAR VEKTOR

PENYAKIT”

Nomor Responden : …………………………………

Nama pewawancara : ……………………………….

Tanggal wawancara :…….....................................

PENGANTAR

Penelitian ini bertujuan untuk menggali informasi upaya yang dilakukan pemerintah dan

masyarakat dalam mencapai eliminasi malaria di Kabupaten Pandeglang, Banten, dimohon

Bapak/Ibu/Sdr untuk menjawab kuesioner ini dengan dipandu oleh petugas dari B2P2VRP.

Atas kesediaan Bapak/Ibu/Sdr diucapkan terima kasih.

PETUNJUK WAWANCARA

(Wawancara dilakukan pada staf dinas kesehatan yang menangani pengendalian malaria dan

petugas puskesmas yang menangani pengendalian malaria).

I. IDENTITAS RESPONDEN

KARAKTERISTIK RESPONDEN

1. Nama/inisial responden

2. Instansi* (Coret yang bukan jawaban)

3. Nama Instansi

4. Kecamatan

5. Kabupaten/Kota

6. Pekerjaan

(Lingkari nomor jawaban sesuai jenis

pekerjaan responden)

1. Staf Dinas Kesehatan

2. Petugas Puskesmas

3. Juru Malaria Desa (JMD)

4. Kader Kesehatan

Page 72: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

72

7. Pendidikan terakhir

(Lingkari nomor jawaban sesuai

pendidikan terakhir responden)

1. SD sederajat

2. SLTP (sederajat)

3. SLTA (sederajat)

4. Akademi

5. Perguruan Tinggi

6. Lainnya.....................

II. Pertanyaan

Pertanyaan Jawaban

1. Program apa saja yang dilakukan

oleh Dinas Kesehatan/Puskesmas

dalam mencapai eliminasi malaria di

wilayah Bapak/Ibu/Sdr?

2. Bagaimana penemuan dan tata

laksana penderita dilakukan?

3. Upaya apa saja yang dilakukan

dalam rangka mencegah dan

menanggulangi faktor risiko

terjadinya malaria?

4. Bagaimana surveilans kasus malaria

dilakukan di wilayah

Bapak/Ibu/Saudara?

5. Bagaimana surveilans migrasi

malaria dilakukan?

Page 73: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

73

6. Bila ada kasus malaria, apakah

dilakukan penyelidikan

epidemiologi?

Bila ya, bagaimana PE dilakukan?

7. Apakah dilakukan pemetaan atau

analisis data tentang:

Kasus malaria?

Vektor?

Tempat perkembangbiakan?

Parasit/plasmodium?

8. Bagaimana promosi kesehatan

dalam mendukung eliminasi

malaria dilakukan?

9. Apakah ada peraturan/kebijakan

setempat yang mendukung

pencapaian eliminasi malaria dan

bagaimana pelaksanaan

peraturan/kebijakan tersebut?

10. Instansi apa saja yang terlibat dalam

program eliminasi malaria dan

bagaimana pelaksanaan kerjasama

lintas sektor tersebut?

Page 74: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

74

11. Bagaimana manajemen sumber

daya dalam mencapai eliminasi

malaria, mencakup:

Sumber daya manusia, jumlah dan

kecukupannya?

Fasilitas/sarana prasarana,

kelengkapan dan kecukupannya?

Anggaran, sumber dan

kecukupannya?

12. Bagaimana peran/partisipasi

masyarakat dalam mendukung

upaya tercapainya eliminasi

malaria?

13. Kendala apa yang dihadapi dalam

pencapaian eliminasi malaria, dan

apa yang dilakukan untuk

mengatasi kendala tersebut?

Terima kasih atas informasi/masukan Bapak/Ibu/Saudara.

Page 75: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

75

2. Naskah Penjelasan dan Informed Consent

NASKAH PENJELASAN PENELITIAN

Bapak/Ibu/Sdr yang terhormat, kami akan melakukan penelitian dengan judul

“PELAKSANAAN PENDAMPINGAN DAN PENANGGULANGAN SISTEM

KEWASPADAAN DINI (SKD) ATAU PENINGKATAN KASUS TULAR VEKTOR

PENYAKIT”. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui vektor dan tempat

perkembangbiakannya serta upaya yang dilakukan terkait dengan pencapaian Eliminasi

Malaria di Kabupaten Pandeglang, Provinsi Banten. Kami mengharapkan partisipasi

bpk/ibu/sdr untuk bersedia diwawancarai.

Manfaat

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk memberi masukan kepada Dinas Kesehatan

Kabupaten tentang strategi pengendalian penyakit tular vektor malaria yang tepat, evaluasi

kegiatan pencapaian Eliminasi Malaria.

Kerahasiaan

Nama Bapak/Ibu/Sdr dan semua jawaban dan tanggapan Bapak/Ibu/Sdr akan dirahasiakan.

Kalaupun dikaji kembali oleh lembaga kesehatan pemerintah, Bapak/Ibu/Sdr hanya dikenal

dengan sebuah inisial / nomor saja dan tidak akan diketahui siapa yang turut atau tidak turut

dalam mengambil bagian dalam penelitian ini.

Pertanyaan-pertanyaan

Bila ada pertanyaan mengenai penelitian ini atau mengenai hak-hak Bapak/Ibu, Bapak/Ibu

dapat menghubungi Dr. Wiwik Trapsilowati, SKM, M.Kes dengan alamat Jl. Hasanudin no.

123 Salatiga dengan nomor telepon (0298)327096, fax.(0298) 322604.

Partisipasi Sukarela

Bapak/Ibu/Sdr tidak dapat dan tidak akan dipaksa untuk ikut serta dalam penelitian. Bila

Bapak/Ibu/Sdr tidak menghendaki dapat mengundurkan diri sewaktu-waktu tanpa sanksi

apapun. Bapak/Ibu/Sdr berhak sewaktu-waktu untuk menolak melanjutkan partisipasi

Saudara tanpa perlu memberikan alasan. Bila Bapak/Ibu/Sdr memutuskan untuk berhenti

berpartisipasi, kami tidak akan memaksa Bapak/Ibu/Sdr untuk berubah pikiran. Para peneliti

dapat memutuskan bahwa Bapak/Ibu/Sdr tidak boleh lagi ikut serta dalam penelitian ini,

terlepas dari keinginan Bapak/Ibu/Sdr untuk tetap berpartisipasi atau tidak. Keputusan ini

diambil dengan selalu memperhatikan hal yang terbaik bagi Bapak/Ibu/Sdr.

Page 76: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

76

INFORMED CONSENT

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya :

Nama : ………………………………………

Umur : ………………………………………

Jenis Kelamin : ………………………………………

Pendidikan Terakhir : ………………………………………

Alamat : ………………………………………

Menerangkan bahwa saya bersedia dan menyetujui atas kemauan sendiri menjadi

nara sumber/informan dalam kegiatan penelitian ini, setelah kami membaca / dibacakan

mengenai penjelasan peran saya dalam penelitian dengan judul “PELAKSANAAN

PENDAMPINGAN DAN PENANGGULANGAN SISTEM KEWASPADAAN DINI

(SKD) ATAU PENINGKATAN KASUS TULAR VEKTOR PENYAKIT”, yang dilakukan

oleh :

Nama : Dr. Wiwik Trapsilowati, SKM, M.Kes

NIP : 196803171992022001

Instansi : Balai Besar Penelitian dan Pengembangan Vektor dan

Reservoir Penyakit Salatiga

Alamat : Jl. Hasanudin No. 123 Salatiga.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya agar dapat dipergunakan

seperlunya.

…………………,…………………2019

Mengetahui,

Saksi Responden/Informan

(…………………………..) (……………………………..)

Page 77: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

77

3. Formulir Pemantauan Jentik dan Larvasidasi

TANGGAL/BULAN/TAHUN :

RT/RW :

KELURAHAN :

KECAMATAN :

KOTA : SALATIGA

JML

KONTAI

NER (+)

JENTIK

JML

KONTAI

NER (-)

JENTIK

JENIS KONTAINER POSITIF

JENTIK*

JML

KONTAINER

DI TABURI

LARVASIDA

JML

KONTAI

NER (+)

JENTIK

JML

KONTAI

NER (-)

JENTIK

JENIS KONTAINER POSITIF

JENTIK*

JML

KONTAINER

DI TABURI

LARVASIDA

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

JUMLAH

* CATATAN : APABILA KOLOM ISIAN "JENIS KONTAINER POSISTIF" KURANG LEBAR, AGAR DITULIS/DITAMBAHKAN DI KOLOM KETERANGAN

*CATATAN

FORMULIR PENGAMATAN JENTIK

KETERANGAN

1. Kontainer yang diperiksa baik dalam maupun luar rumah

2. JML diisi jumlah KK (bangunan) yang diperiksa, jumlah kontainer diperiksa, Jumlah kontainer positif, Jumlah kontainer negatif dan Jumlah kontainer yang dilakukan penaburan abate

HASIL PEMERIKSAAN JENTIK DALAM RUMAH HASIL PEMERIKSAAN JENTIK LUAR RUMAH

NO NAMA KK

JML KONTAINER

YANG DIPERIKSA

(DALAM DAN

LUAR RUMAH)

Page 78: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

78

4. Surat dari Dinas Kesehatan Kabupaten Pandeglang

Page 79: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

79

5. Surat dari Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (P2P)

Kementerian Kesehatan RI.

Page 80: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

80

6. Dokumentasi Kegiatan

Gambar 23. Survei Jentik di Lokasi Menuju Lokasi Ziarah Sanghyang, Kabupaten

Pandeglang Tahun 2019 (1)

Gambar 24. Survei Jentik di Lokasi Menuju Lokasi Ziarah Sanghyang, Kabupaten

Pandeglang Tahun 2019 (2)

Page 81: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

81

Gambar 25. Survei Jentik di Desa Karya Merdeka, Kecamatan Semboja, Kabupaten Kutai

Kartanegara Tahun 2019

Gambar 26. Survei Nyamuk Umpan Orang Dalam (UOD) di Desa Semoi Dua, Kecamatan

Sepaku, Kabupaten Penajam Paser Utara Tahun 2019

Page 82: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

82

Gambar 27. Diseminasi Hasil Serotyping dan Uji Resistensi di Kota Salatiag Tahun 2019

Gambar 28. Survei Jentik dan Larvasidasi Selektif di Kota Salatiga Tahun 2019

Page 83: LAPORAN PENELITIAN - kemkes.go.id...bahwa uji resistensi secara konvensional semuanya resisten terhadap insektisida malathion, bendiocarb, lambdasihalotrin, deltametrin, permetrin,

83

Gambar 29. Pengambilan Sampel Jentik untuk Uji Resistensi di Kota Salatiga

Tahun 2019

Gambar 30. Kader Kelurahan Siaga, Keluarah Sidorejo Lor, Kota Salatiga