Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

15
Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga Voltameter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari dua buah lempengan tembaga yang terpasang pada sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x 10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu tariknya : 200 – 360 N/mm2, perpanjangan/regangan : 35 – 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik. Pada larutan elektrolit yang pada kecenderungannya sebagai konduksi listrik, dalam peristiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut : Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi. Pada larutan elektrolit yang ada kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalamperistiwa ini dapat digambarkan sebagai berikut :

description

Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Transcript of Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Page 1: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Voltameter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik

dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari dua buah lempengan tembaga yang terpasang pada

sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan

sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x

10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu

tariknya : 200 – 360 N/mm2, perpanjangan/regangan : 35 – 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam

dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada

strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.

Pada larutan elektrolit yang pada kecenderungannya sebagai konduksi listrik, dalam peristiwa ini dapat

digambarkan sebagai berikut :

Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan

bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion

negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan

membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan

terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan

pada anoda akan mengalami oksidasi. 

Pada larutan elektrolit yang ada kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalamperistiwa

ini dapat digambarkan sebagai berikut :

 

Gambar 2.1 Larutan elektrolit sebagai konduktor

 

Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada

larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode

negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-

pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut

elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan

terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi.

Page 2: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan

1. Isolator, misal : air murni, minyak, dll.

2. Larutan ion, misal :

a. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.

b. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.

Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untukmenghitung arus, diperlukan

endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan

mengggunakan hukum Faraday, yaitu :

“ Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi

satu bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen

pada elektrode yang lain.”

Dan dinyatakan dalam rumus :

G = a . i . t

Dimana : G = jumlah endapan logam (gr)

a = ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)

i = arus (Ampere)

t = waktu (detik)

Dengan “i . t” adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1

Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuantitas satuan standar kelistrikan yang menyatakan

banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah coloumb maka :

Page 3: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb

Sehingga rumus diatas menjadi :

G = a . i . t 96500

Karena larutan yang dipakai adalah dalam percobaan adalah CuSO4, maka reaksi

kimia yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :

CuSO4 --- > 2 Cu2+ + SO42-

Pada anoda : SO42- > 2 e + SO4

Pada katoda: Cu2+ + 2e > Cu

Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+ yang dipakai

untuk menetralkan SO42-. Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu

bobot zat yang diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron, maka harga

elektrovalensi kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai berikut:

Dari hukum Faraday, rumus untuk “a” adalah :

a = G / (i . t) ; dimana i . t adalah 1 Faraday

maka:

a = G / 1 Faraday = G / (96500 C)

Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5 mol Cu

(63,5/2) gr untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga “a” untuk Cu dapat dicari :

a = G gr = 0,3294 mg / C

2 . 96500 C

Page 4: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Setelah harga “a” diketahui maka harga i ditentukan berdasar persamaan :

i = G / (a . t)= G / (0,3294 . t), dengan : G = dalam miligram

a = dalam miligram/C

t = dalam detik

i = dalam ampere

Dengan persamaan tersebut, akan dapat dihitung besarnya “i” sesungguhnya yang nantinya akan

dibandingkan dengan angka “i” pada amperemeter. Dengan demikian, besarnya keseksamaan

dari penunjukkan jarum amperemeter dengan voltameter tembaga dapat diperhitungkan dengan

ralat perhitungan.

Zat cair dipandang dari sudut hantaran listrik, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:> Zat cair isolator seperti air murni dan minyak.> Larutan yang mengandung ion-ion seperti larutan asam, basa dan garam-garam didalam air. Larutan ini dapat dilalui arus listrik dengan ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai dengan perubahan-perubahan kimia.> Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik, tanpa ada perubahan kimia didalamnya.

Pada percobaan ini dipakai larutan garam CuSO4, dalam bejana seperti pada gambar 1 di samping ini.

Bila pada arus listrik mengalir, maka akan terjadi endapan Cu pada katoda. Jumlah Cu yang

mengendap sebanding dengan arus yang melewatinya, sehingga voltameter dipakai sebagai

amperemeter.

 

SifatTembaga

Tembaga yang dikatakanmurnisifatnya, yaitulunak, liat, dandapatdiregangkanataumulur. Selain itu juga

kemampuannya sebagai penghantar panas dan penghantar listriknya tinggi, juga tahan korosi. Pada

udara terbuka, tembaga membentuk lapisan pelindung berwarna hijau dari Cu karbonat yang dikenal

dengan nama Platina. Tembaga bila berhubungan langsung dengan asam cuka, akan menjadi terusi yang

Page 5: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

beracun.

Kemampuan untuk dikerjakan

Tembaga murnij elekuntukdicor, dimanadalam proses pengecoran, hasilnyaPorus. Akan tetapi apabila

diberikan suatu tambahan yaitu dengan jumlah kurangdari 1% bersama-sama akan memperbaiki sifat

untuk mampu di cor. Tambahan-tambahan tersebut antara lain: seng, mangan, timahputih, timahhitam,

magnesium, nikel, phospor, dansilisium.

Sebagai bahan setengah jadi, bahwa tembaga dapat dicor dalam suhu antara 800 -900 0 C untuk dibua

tblok, plat yang nanti nyadi lanjutkan proses rolatauditekanuntukdibuatbatangan, profilataupipa, dan

lain sebagainya. Dan untukpengerjaanselanjutnyaseperti proses dingin untuk di buat atau dijadikan

lembaran-lembaran tipis (foil) sampaiketebalan 0,01 mm dan dibuat kawatsampai diameter 0,02 mm,

akantetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menja dikeras dan rapuh. Karena sifat mampu

bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam kebutuhan barang-barang tempa maupun

tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft anealing) pada temperatur antara 300 - 700 °C

akan didapatkan sifat seperti semula dan harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses

terakhir pada quenching tidak akan kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa.

Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk bagian yang dilas

atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya dari tembaga jenis

bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahanbahan tersebut baik dan lunak. Dan untuk penyolderan keras

maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan lasnya. Pada pengerjaan permesinan,

misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai

tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat

potong untuk pengerjaan tembaga, diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak

tanah atau oli bor emultion (dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan.

Penggunaannya

Tembaga pada umumnya digunakan sebagai bahan kebutuhan perlistrikan, kawat tambahan solder,

pipa-pipa pemanas atau pendingin, penutup atap, dan khususnya digunakan sebagai bahan paduan

maupun logam paduan.

Pengertian & Proses Elektroplating

Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia. Sesuai dengan namanya, metode

elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan

oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu system elektrokimia. Sistem

elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik

Page 6: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

karena terjadinya reaksi spontan didalamnya disebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia dimana

reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis.

Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda, umumnya konduktor logam, yang dicelupkan

ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena

didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam metode ini adalah elektron yang

dipasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem

elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda dimana reaksi reduksi (reaksi katodik)

berlangsung, dan anoda, dimana reaksi oksidasi (reaksi anodik) berlangsung.

a. Pengertian Elektroplating

Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang lebih tipis melalui

prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam penyepuh

diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan dalam larutan elektrolit,

yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai

pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik. Jika akan menyepuh benda

dengan krom, maka anoda yang digunakan adalah krom dan larutan elektrolit adalah asam kromat

(H2CrO4). Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak nitrat.

Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan aluminium dilapisi

oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga (copper), nikel, kromium, seng, cadmium,

dan tin juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium, paladium dan platinum.

b. Tujuan Elektroplating

Elektroplating dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki

penampilan. Elektroplating adalah carayang digunakan untuk melapis permukaan logam besi dengan

logam yangtahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil elektroplating sangat keras dan tahan

terhadap goresan atau tumbukan. Oleh karena itu pelapisan jenis ini sering digunakan pada pelek roda

kendaraan bermotor, starter, kursi besi, perkakas rumah tangga, peralatan untuk membuat roti,

peralatan teknik dan lain sebagainya. Selain itu lapisan krom atau nikel pada logam Fe atau baja dapat

mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah penampilan benda.

Dalam industri pembuat sepeda motor, alat elektroplating ini digunakan untuk melapisi logam

nikel/krom pada knalpot, pelek roda, kick starter, stir, reflektor lampu, pedal porseling (persenalan),

pedal rem dan lain sebagainya. Penggunaan yang lebih luas adalah untuk melapisi alat-alat seperti kunci

pas, kunci sok, kunci ring, kunci busi, kunci inggris, dan lain-lain.

PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA NIKEL KHROM

Page 7: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai logam yang dilapis

adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat

dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode elektroplating adalah sebagai

berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam

pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang

disertai dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan

dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :

a. Lapisan relatif tipis.

b. Ketebalan dapat dikontrol.

c. Permukaan lapisan lebih halus.

d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.

Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan

awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini

terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu

dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom.

A. PELAPISAN TEMBAGA

Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai sifat

hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup

permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut

dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.

Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan

baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan khrom.

Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan

melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga

untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.

B. SIFAT-SIFAT FISIKA TEMBAGA

1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan

2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik

3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C

4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3

C. SIFAT-SIFAT KIMIA TEMBAGA

Page 8: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga

(CuO)

2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu +

O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3

3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer

4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat

Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer

→ 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO

5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau

Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik

arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali

komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.

Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai

pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak

pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama

digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan

pelapisan tembaga dengan logam lain.

Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses

Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi.

Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya

larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab

kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan

tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk

pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.

Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami

proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah

sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi

teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat

listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil

pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.

Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi proses-

proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses

Page 9: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan permukaan yang lainnya.Untuk

mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu

lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan permukaan.

Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda

kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.

Kemampuan untuk dikerjakan

Tembaga murni jelek untuk dicor, dimana dalam proses pengecoran, hasilnya Porus.

Akan tetapi apabila diberikan suatu tambahan yaitu dengan jumlah kurang dari 1% bersama-

sama akan memperbaiki sifat untuk mampu dicor. Tambahan-tambahan tersebut antara lain:

seng, mangan, timah putih, timah hitam, magnesium, nikel, phospor, dan silisium.

Sebagai bahan setengah jadi, bahwa tembaga dapat dicor dalam suhu antara 800 -

900 0 C untuk dibuat blok, plat yang nantinya dilanjutkan proses rol atau ditekan untuk dibuat

batangan, profil atau pipa, dan lain sebagainya. Dan untuk pengerjaan selanjutnya seperti proses

dingin untuk dibuat atau dijadikan lembaran-lembaran tipis (foil) sampai ketebalan 0,01 mm dan

dibuat kawat sampai diameter 0,02 mm, akan tetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menjadi

keras dan rapuh. Karena sifat mampu bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam

kebutuhan barang-barang tempa maupun tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft

anealing) pada temperatur antara 300 - 700 °C akan didapatkan sifat seperti semula dan

harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses terakhir pada quenching tidak akan

kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa.

Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk

bagian yang dilas atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya

dari tembaga jenis bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahanbahan tersebut baik dan lunak. Dan

untuk penyolderan keras maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan

lasnya. Pada pengerjaan permesinan, misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan

sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan

dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat potong untuk pengerjaan tembaga,

Page 10: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak tanah atau oli bor emultion

(dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan.

Penggunaannya

Tembaga pada umumnya digunakan sebagai bahan kebutuhan perlistrikan, kawat tambahan solder, pipa-pipa pemanas atau pendingin, penutup atap, dan khususnya digunakan sebagai bahan paduan maupun logam paduan.Menera sebuah amperemeter dengan voltameter tembaga

Alat-alat yang digunakan 1. Voltameter yang terdiri dari :- Bejana- Keping tembaga sebagai anoda- Keping tembaga sebagai katoda2. Larutan tembaga sulfat (CuSO4)3. Sumber arus4. Amperemeter5. Tahanan standar pengatur arus6. Kabel penghubung arus

Prosedur Percobaan

1. Gosok katoda dengan kertas ampelas sehingga cukup bersih.2. Buat rangkaian seperti pada gambar 2.3. Tuangkan larutan tembaga sulfat ke dalam bejana4. Jalankan arus dan aturlah Rg sehingga ampermeter menunjukkan kuat arus i ampere (ditentukan oleh asisten)5. Periksalah sekali lagi apakah arah arus sudah benar (apakah terjadi endapan tembaga pada katoda)6. Putus hubungan dengan sumber arus dan jangan mengubah rangkaian lagi.7. Timbang katoda secara teliti dengan menggunakan neraca teknis.8. Pasang katoda pada rangkaian.9. Jalankan arus selama n menit (ditentukan asisten). Usahakan agar kuat arus tetap i ampere dengan mengatur Rg.10. Setelah n menit putuskan arus dan ambil katoda lalu keringkan.11. Timbanglah lagi katoda hasil percobaan dengan teliti.12. Ulangi percobaan point 1 s.d. 11 untuk beberapa kuat arus dan waktu yang berlainan (ditentukan oleh asisten)

Page 11: Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga

SUMBER:,,,

http://ozanzandy.blogspot.com/2010/02/pengertian-proses-elektroplating.html (2010 randugunting)http://elektroplating.wordpress.com/2009/12/17/elektroplating/ (pengertian elktroplatting 2009 Dr. Tatang A. Taufik)Anonim. 2010. Penanganan Limbah Chrome Plating. [online]. (http://www.metalindoabadi.com/penanganan-limbah-chrome-plating.html).Anonim. 2008. Pengolahan Limbah Electroplating. [online]. (http://bimbelonline.blogspot.com/2008 /04/pengolahan-limbah-electroplating.html/).Anonim. 2008. Removal Organic and Inorganic Contaminant. [online]. (http://electroplating- process.blogspot.com/2008/04/removal-organic-and-inorganic.html).Ariono, dkk. 2011. Fisika Material: Elektroplatting (Penyepuhan) Pada Logam. [makalah]. Kendari: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.Siregar, Sakti. 2009. Penanganan Air Limbah Dari Industri Pelapisan Logam. [online]. (http://wastewater-indonesia.blogspot.com/2009/10/penanganan-air-limbah-dari-industri.html).Widiono, Bambang. –. Pengolahan Limbah Nikel dari Industri Electroplating dengan Elektrokoagulator. [jurnal]. – : 7-18