Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga
-
Upload
arief-hermin -
Category
Documents
-
view
31 -
download
8
description
Transcript of Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga
Laporan Pendauluan Praktikum Voltameter Tembaga
Voltameter Tembaga merupakan alat yang digunakan untuk mengukur besar tegangan listrik
dalam suatu rangkaian listrik. Alat ini terdiri dari dua buah lempengan tembaga yang terpasang pada
sebuah bakelite yang dirangkai dalam sebuah tabung kaca atau plastik. Lempengan luar berperan
sebagai anoda sedangkan yang di tengah sebagai katoda. Umumnya tabung tersebut berukuran 15 x
10cm (tinggi x diameter). Tembaga memiliki berat jenis 8,93 gram/cm3, titik cairnya : 1083 0C, mampu
tariknya : 200 – 360 N/mm2, perpanjangan/regangan : 35 – 50 %, penyusutan dingin : 2%. Metal/logam
dapat bertindak sebagai konduktor listrik, akibat adanya pergerakan bebas dari elektron-elektron pada
strukturnya. Secara sederhana konduksinya disebut konduksi metalik.
Pada larutan elektrolit yang pada kecenderungannya sebagai konduksi listrik, dalam peristiwa ini dapat
digambarkan sebagai berikut :
Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada larutan akan
bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode negatif, sebaliknya ion-ion
negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-pergerakan muatan ion dalam larutan akan
membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan
terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan
pada anoda akan mengalami oksidasi.
Pada larutan elektrolit yang ada kecenderungan sebagai konduksi listrik, dalamperistiwa
ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Gambar 2.1 Larutan elektrolit sebagai konduktor
Jika kedua elektrode dihubungkan dengan arus listrik searah (DC), maka ion-ion pada
larutan akan bergerak berlawanan arah. Artinya, ion-ion positif akan bergerak ke elektrode
negatif, sebaliknya ion-ion negatif akan bergerak kearah elektrode positif. Pergerakan-
pergerakan muatan ion dalam larutan akan membawa energi listrik. Kondisi demikian ini disebut
elektrolitik. Apabila ion-ion dalam larutan terkontak dengan elektrode maka reaksi kimia akan
terjadi. Pada katode akan mengalami reduksi dan pada anoda akan mengalami oksidasi.
Sifat hantaran listrik zat cair dapat dibedakan
1. Isolator, misal : air murni, minyak, dll.
2. Larutan ion, misal :
a. mengalami perubahan kimia, misal : asam-basa, garam.
b. tidak mengalami perubahan kimia, misal : air raksa, logam cair.
Sesuai dengan tujuan percobaan ini, maka untukmenghitung arus, diperlukan
endapan logam di katoda. Maka, akan ditinjau aspek kuantitatif pada elektrolisis ini dengan
mengggunakan hukum Faraday, yaitu :
“ Dalam elektrolisis, lewatnya 1 Faraday pada rangkaian menyebabakan oksidasi
satu bobot ekivalen suatu zat pada satu elektrode dan reduksi satu bobot ekivalen
pada elektrode yang lain.”
Dan dinyatakan dalam rumus :
G = a . i . t
Dimana : G = jumlah endapan logam (gr)
a = ekivalen elektrokimia (gr/coloumb)
i = arus (Ampere)
t = waktu (detik)
Dengan “i . t” adalah jumlah arus yang akan disuplai, secara kuantitatif dinyatakan sebagai 1
Faraday, sehingga sesuai pula dengan kuantitas satuan standar kelistrikan yang menyatakan
banyaknya elektron yang melewati elektrolit adalah coloumb maka :
1 Faraday = 1 mol elektron = 96500 Coloumb
Sehingga rumus diatas menjadi :
G = a . i . t 96500
Karena larutan yang dipakai adalah dalam percobaan adalah CuSO4, maka reaksi
kimia yang terjadi bila terdapat arus listrik adalah :
CuSO4 --- > 2 Cu2+ + SO42-
Pada anoda : SO42- > 2 e + SO4
Pada katoda: Cu2+ + 2e > Cu
Artinya Cu2+ dari larutan garam bergerak menuju katoda dan anoda kehilangan Cu2+ yang dipakai
untuk menetralkan SO42-. Sesuai dengan reaksi diatas, dan definisi ekivalensi elektrokimia, yaitu
bobot zat yang diperlukan untuk memperoleh atau melepaskan 1 mol elektron, maka harga
elektrovalensi kimia untuk Cu dapat ditentukan sebagai berikut:
Dari hukum Faraday, rumus untuk “a” adalah :
a = G / (i . t) ; dimana i . t adalah 1 Faraday
maka:
a = G / 1 Faraday = G / (96500 C)
Karena 1 mol Cu (63,5) gr menghasilkan 2 mol elektron, maka hanya diperlukan 0,5 mol Cu
(63,5/2) gr untuk menghasilkan 1 mol elektron. Sehingga harga “a” untuk Cu dapat dicari :
a = G gr = 0,3294 mg / C
2 . 96500 C
Setelah harga “a” diketahui maka harga i ditentukan berdasar persamaan :
i = G / (a . t)= G / (0,3294 . t), dengan : G = dalam miligram
a = dalam miligram/C
t = dalam detik
i = dalam ampere
Dengan persamaan tersebut, akan dapat dihitung besarnya “i” sesungguhnya yang nantinya akan
dibandingkan dengan angka “i” pada amperemeter. Dengan demikian, besarnya keseksamaan
dari penunjukkan jarum amperemeter dengan voltameter tembaga dapat diperhitungkan dengan
ralat perhitungan.
Zat cair dipandang dari sudut hantaran listrik, dapat dibagi dalam tiga golongan yaitu:> Zat cair isolator seperti air murni dan minyak.> Larutan yang mengandung ion-ion seperti larutan asam, basa dan garam-garam didalam air. Larutan ini dapat dilalui arus listrik dengan ion-ion sebagai penghantarnya dan disertai dengan perubahan-perubahan kimia.> Air raksa, logam-logam cair dapat dilalui arus listrik, tanpa ada perubahan kimia didalamnya.
Pada percobaan ini dipakai larutan garam CuSO4, dalam bejana seperti pada gambar 1 di samping ini.
Bila pada arus listrik mengalir, maka akan terjadi endapan Cu pada katoda. Jumlah Cu yang
mengendap sebanding dengan arus yang melewatinya, sehingga voltameter dipakai sebagai
amperemeter.
SifatTembaga
Tembaga yang dikatakanmurnisifatnya, yaitulunak, liat, dandapatdiregangkanataumulur. Selain itu juga
kemampuannya sebagai penghantar panas dan penghantar listriknya tinggi, juga tahan korosi. Pada
udara terbuka, tembaga membentuk lapisan pelindung berwarna hijau dari Cu karbonat yang dikenal
dengan nama Platina. Tembaga bila berhubungan langsung dengan asam cuka, akan menjadi terusi yang
beracun.
Kemampuan untuk dikerjakan
Tembaga murnij elekuntukdicor, dimanadalam proses pengecoran, hasilnyaPorus. Akan tetapi apabila
diberikan suatu tambahan yaitu dengan jumlah kurangdari 1% bersama-sama akan memperbaiki sifat
untuk mampu di cor. Tambahan-tambahan tersebut antara lain: seng, mangan, timahputih, timahhitam,
magnesium, nikel, phospor, dansilisium.
Sebagai bahan setengah jadi, bahwa tembaga dapat dicor dalam suhu antara 800 -900 0 C untuk dibua
tblok, plat yang nanti nyadi lanjutkan proses rolatauditekanuntukdibuatbatangan, profilataupipa, dan
lain sebagainya. Dan untukpengerjaanselanjutnyaseperti proses dingin untuk di buat atau dijadikan
lembaran-lembaran tipis (foil) sampaiketebalan 0,01 mm dan dibuat kawatsampai diameter 0,02 mm,
akantetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menja dikeras dan rapuh. Karena sifat mampu
bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam kebutuhan barang-barang tempa maupun
tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft anealing) pada temperatur antara 300 - 700 °C
akan didapatkan sifat seperti semula dan harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses
terakhir pada quenching tidak akan kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa.
Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk bagian yang dilas
atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya dari tembaga jenis
bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahanbahan tersebut baik dan lunak. Dan untuk penyolderan keras
maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan lasnya. Pada pengerjaan permesinan,
misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai
tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat
potong untuk pengerjaan tembaga, diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak
tanah atau oli bor emultion (dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan.
Penggunaannya
Tembaga pada umumnya digunakan sebagai bahan kebutuhan perlistrikan, kawat tambahan solder,
pipa-pipa pemanas atau pendingin, penutup atap, dan khususnya digunakan sebagai bahan paduan
maupun logam paduan.
Pengertian & Proses Elektroplating
Elektroplating merupakan salah satu aplikasi dari metode elektrokimia. Sesuai dengan namanya, metode
elektrokimia adalah metode yang didasarkan pada reaksi redoks, yakni gabungan dari reaksi reduksi dan
oksidasi, yang berlangsung pada elektroda yang sama/berbeda dalam suatu system elektrokimia. Sistem
elektrokimia meliputi sel elektrokimia dan reaksi elektrokimia. Sel elektrokimia yang menghasilkan listrik
karena terjadinya reaksi spontan didalamnya disebut sel galvani. Sedangkan sel elektrokimia dimana
reaksi tak-spontan terjadi di dalamnya disebut sel elektrolisis.
Peralatan dasar dari sel elektrokimia adalah dua elektroda, umumnya konduktor logam, yang dicelupkan
ke dalam elektrolit konduktor ion (yang dapat berupa larutan maupun cairan) dan sumber arus. Karena
didasarkan pada reaksi redoks, pereaksi utama yang berperan dalam metode ini adalah elektron yang
dipasok dari suatu sumber listrik. Sesuai dengan reaksi yang berlangsung, elektroda dalam suatu sistem
elektrokimia dapat dibedakan menjadi katoda, yakni elektroda dimana reaksi reduksi (reaksi katodik)
berlangsung, dan anoda, dimana reaksi oksidasi (reaksi anodik) berlangsung.
a. Pengertian Elektroplating
Elektroplating (penyepuhan) adalah proses pelapisan logam dengan logam yang lebih tipis melalui
prinsip bahwa logam yang akan disepuh diperlakukan sebagai katoda, dan logam penyepuh
diperlakukan sebagai anoda. Dalam penyepuhan, kedua elektroda dimasukkan dalam larutan elektrolit,
yaitu larutan yang mengandung ion logam penyepuh. Elektroplating juga dapat didefinisikan sebagai
pelapisan logam pada benda padat konduktif dengan bantuan arus listrik. Jika akan menyepuh benda
dengan krom, maka anoda yang digunakan adalah krom dan larutan elektrolit adalah asam kromat
(H2CrO4). Jika elektroplating perak, tentu perak sebagai anoda dan larutannya adalah perak nitrat.
Pada elektroplating maka logam dasar seperti besi, tembaga, kuningan, seng, dan aluminium dilapisi
oleh berbagai variasi logam yang kebanyakan adalah tembaga (copper), nikel, kromium, seng, cadmium,
dan tin juga beberapa logam mulia seperti perak, emas, rhodium, paladium dan platinum.
b. Tujuan Elektroplating
Elektroplating dimaksudkan untuk melindungi logam terhadap korosi atau untuk memperbaiki
penampilan. Elektroplating adalah carayang digunakan untuk melapis permukaan logam besi dengan
logam yangtahan terhadap karat seperti nikel dan krom. Hasil elektroplating sangat keras dan tahan
terhadap goresan atau tumbukan. Oleh karena itu pelapisan jenis ini sering digunakan pada pelek roda
kendaraan bermotor, starter, kursi besi, perkakas rumah tangga, peralatan untuk membuat roti,
peralatan teknik dan lain sebagainya. Selain itu lapisan krom atau nikel pada logam Fe atau baja dapat
mengurangi terjadinya korosi dan juga dapat memperindah penampilan benda.
Dalam industri pembuat sepeda motor, alat elektroplating ini digunakan untuk melapisi logam
nikel/krom pada knalpot, pelek roda, kick starter, stir, reflektor lampu, pedal porseling (persenalan),
pedal rem dan lain sebagainya. Penggunaan yang lebih luas adalah untuk melapisi alat-alat seperti kunci
pas, kunci sok, kunci ring, kunci busi, kunci inggris, dan lain-lain.
PROSES ELEKTROPLATING TEMBAGA NIKEL KHROM
Proses pelapisan tembaga-nikel-khrom terhadap logam ferro atau kuningan sebagai logam yang dilapis
adalah satu cara untuk melindungi logam terhadap serangan korosi dan untuk mendapatkan sifat
dekoratif. Cara pelapisan tembaga-nikel-khrom dengan metode elektroplating adalah sebagai
berikut:Pelapisan menggunakan arus searah. Cara kerjanya mirip dengan elektrolisa, dimana logam
pelapis bertindak sebagai anoda,sedangkan logam dasarnya sebagai katoda. Cara terakhir ini yang
disertai dengan perlakuan awal terhadap benda kerja yang baik mempunyai berbagai keuntungan
dibandingkan dengan cara-cara yang lain. Keuntungan-keuntungan tersebut antara lain :
a. Lapisan relatif tipis.
b. Ketebalan dapat dikontrol.
c. Permukaan lapisan lebih halus.
d. Hemat dilihat dari pemakaian logam khrom.
Pengerjaan elektroplating tembaga-nikel-khrom pada dasarnya terbagi atas tiga proses yaitu perlakuan
awal, proses pelapisan dan proses pengolahan akhir hasil elektroplating.Proses elektroplating ini
terdapat tiga jenis proses pelapisan yaitu yang pertama adalah pelapisan logam dengan Tembaga, lalu
dilanjutkan dengan pelapisan Nikel dan yang terakhir benda dilapis dengan Khrom.
A. PELAPISAN TEMBAGA
Tembaga atau Cuprum (Cu) merupakan logam yang banyak sekali digunakan, karena mempunyai sifat
hantaran arus dan panas yang baik. Tembaga digunakan untuk pelapisan dasar karena dapat menutup
permukaan bahan yang dilapis dengan baik. Pelapisan dasar tembaga dipelukan untuk pelapisan lanjut
dengan nikel yang kemudian yang kemudian dilakukan pelapisan akhir khrom.
Aplikasi yang paling penting dari pelapisan tembaga adalah sebagai suatu lapisan dasar pada pelapisan
baja sebelum dilapisi tembaga dari larutan asam yang biasanya diikuti pelapisan nikel dan khrom.
Tembaga digunakan sebagai suatu lapisan awal untuk mendapatkan pelekatan yang bagus dan
melindungi baja dari serangan keasaman larutan tembaga sulfat. Alasan pemilihan plating tembaga
untuk aplikasi ini karena sifat penutupan lapisan yang bagus dan daya tembus yang tinggi.
B. SIFAT-SIFAT FISIKA TEMBAGA
1. Logam berwarna kemerah-merahan dan berkilauan
2. Dapat ditempa, dibengkokan dan merupakan penghantar panas dan listrik
3. Titik leleh : 1.0830C, titik didih : 2.3010C
4. Berat jenis tembaga sekitar 8,92 gr/cm3
C. SIFAT-SIFAT KIMIA TEMBAGA
1. Dalam udara kering sukar teroksidasi, akan tetapi jika dipanaskan akan membentuk oksida tembaga
(CuO)
2.Dalam udara lembab akan diubah menjadi senyawa karbonat atau karat basa, menurut reaksi : 2Cu +
O2 + CO2 + H2O → (CuOH)2 CO3
3.Tidak dapat bereaksi dengan larutan HCl encer maupun H2SO4encer
4.Dapat bereaksi dengan H2SO4 pekat maupun HNO3 encer dan pekat
Cu + H2SO4 → CuSO4 +2H2O + SO2 Cu + 4HNO3 pekat → Cu(NO3)2 + 2H2O + 2NO2 3Cu + 8HNO3 encer
→ 3Cu(NO3)2 + 4H2O + 2NO
5.Pada umumnya lapisan Tembaga adalah lapisan dasar yang harus dilapisi lagi dengan Nikel atau
Khrom. Pada prinsipnya ini merupakan proses pengendapan logam secara elektrokimia,digunakan listrik
arus searah (DC). Jenis elektrolit yang digunakan adalah tipe alkali dan tipe asam. Untuk tipe alkali
komposisi larutan dan kondisi operasi dapat dilihat pada tabel 2.3.
Larutan Strike menghasilkan lapisan yang sangat tipis. Larutan strike dapat pula dipakai sebagai
pembersih dengan pencelupan pada larutan sianida yang ditandai dengan keluarnya gas yang banyak
pada benda kerja sehingga kotoran-kotoran yang menempel akan mengelupas. Larutan ini terutama
digunakan pada komponen-komponen dari baja sebagai lapisan dasar, untuk selanjutnya dilakukan
pelapisan tembaga dengan logam lain.
Formula kecepatan tinggi atau efisiensi tinggi digunakan untuk plating tembaga tebal, smentara proses
Rochelle digunakan untuk menghasilkan pelapisan yang bersifat antara strike dan kecepatan tinggi.
Garam-garam Rochelle tidak terdekomposisi dan hanya berkurang melalui drag-out yaitu terikutnya
larutan pada benda kerja pada saat pengambilan dari tanki tinggi disbanding larutan strike sebab
kerapatan arus katoda dan efisiensi penting dalam kecepatan plating. Larutan Rochelle dan kecepatan
tinggi dapat dioperasikan pada temperatur relatif tinggi.Komposisi larutan dan kondisi operasi untuk
pelapisan tembaga asam dapat dilihat pada tabel 2.4.
Proses “Pengolahan Awal” adalah proses persiapan permukaan dari benda kerja yang akan mengalami
proses pelapisan logam.Pada umumnya proses pelapisan logam itu mempunyai dua tujuan pokok adalah
sifat dekorasi, sifat ini untuk mendapatkan tampak rupa yang lebih baik dari benda asalnya, dan aplikasi
teknologi, sifat ini misalnya untuk mendapatkan ketahanan korosinya, mampu solder, kekerasan, sifat
listrik dan lain sebagainya.Keberhasilan proses pengolahan awal ini sangat menentukan kualitas hasil
pelapisan logam, baik dengan cara listrik, kimia maupu dengan cara mekanis lainnya.
Proses pengolahan awal yang akan mengalami proses pelapisan logam pada umumnya meliputi proses-
proses pembersihan dari segala macam pengotor (cleaning proses) dan juga termasuk proses-proses
pada olah permukaan seperti poleshing, buffing,dan proses persiapan permukaan yang lainnya.Untuk
mendapatkan daya lekat pelapisan logam (adhesi) dan fisik permukaan benda kerja yang baik dari suatu
lapisan logam, maka perlu diperhatikan cara olah permukaan dan proses pembersihan permukaan.
Ketidaksempurnaan kedua hal tersebut di atas dapat menyebabkan adanya garisan-garisan pada benda
kerja dan pengelupasan hasil pelapisan logam.
Kemampuan untuk dikerjakan
Tembaga murni jelek untuk dicor, dimana dalam proses pengecoran, hasilnya Porus.
Akan tetapi apabila diberikan suatu tambahan yaitu dengan jumlah kurang dari 1% bersama-
sama akan memperbaiki sifat untuk mampu dicor. Tambahan-tambahan tersebut antara lain:
seng, mangan, timah putih, timah hitam, magnesium, nikel, phospor, dan silisium.
Sebagai bahan setengah jadi, bahwa tembaga dapat dicor dalam suhu antara 800 -
900 0 C untuk dibuat blok, plat yang nantinya dilanjutkan proses rol atau ditekan untuk dibuat
batangan, profil atau pipa, dan lain sebagainya. Dan untuk pengerjaan selanjutnya seperti proses
dingin untuk dibuat atau dijadikan lembaran-lembaran tipis (foil) sampai ketebalan 0,01 mm dan
dibuat kawat sampai diameter 0,02 mm, akan tetapi dengan cara tersebut, tembaga akan menjadi
keras dan rapuh. Karena sifat mampu bentuknya baik sekali, tembaga dibuat bermacam-macam
kebutuhan barang-barang tempa maupun tekan (forming). Melalui proses pelunakan ulang (soft
anealing) pada temperatur antara 300 - 700 °C akan didapatkan sifat seperti semula dan
harga/nilai keregangannya kembali meningkat. Dan proses terakhir pada quenching tidak akan
kembali keras, melainkan menjadi bahan mampu tempa.
Untuk pengerjaan yang berhubungan dengan panas yang berulang-ulang atau untuk
bagian yang dilas atau disolder, dapat menggunakan bermacam-macam bahan tembaga, misalnya
dari tembaga jenis bebas O2 yaitu SB-Cu atau SD-Cu, bahanbahan tersebut baik dan lunak. Dan
untuk penyolderan keras maupun pengelasan tanpa gas lindung pun akan baik kemampuan
lasnya. Pada pengerjaan permesinan, misalnya : pembubutan, frais, bor atau shaping, dan
sebagainya, bahwa tembaga murni mempunyai tatal atau cip yang terlalu liat dan padat, dan
dapat merusak alat potongnya (cutter). Untuk itu pada alat potong untuk pengerjaan tembaga,
diberikan sudut pemotongan khusus dan menggunakan minyak tanah atau oli bor emultion
(dromus B) sebagai pelicin membantu pemotongan.
Penggunaannya
Tembaga pada umumnya digunakan sebagai bahan kebutuhan perlistrikan, kawat tambahan solder, pipa-pipa pemanas atau pendingin, penutup atap, dan khususnya digunakan sebagai bahan paduan maupun logam paduan.Menera sebuah amperemeter dengan voltameter tembaga
Alat-alat yang digunakan 1. Voltameter yang terdiri dari :- Bejana- Keping tembaga sebagai anoda- Keping tembaga sebagai katoda2. Larutan tembaga sulfat (CuSO4)3. Sumber arus4. Amperemeter5. Tahanan standar pengatur arus6. Kabel penghubung arus
Prosedur Percobaan
1. Gosok katoda dengan kertas ampelas sehingga cukup bersih.2. Buat rangkaian seperti pada gambar 2.3. Tuangkan larutan tembaga sulfat ke dalam bejana4. Jalankan arus dan aturlah Rg sehingga ampermeter menunjukkan kuat arus i ampere (ditentukan oleh asisten)5. Periksalah sekali lagi apakah arah arus sudah benar (apakah terjadi endapan tembaga pada katoda)6. Putus hubungan dengan sumber arus dan jangan mengubah rangkaian lagi.7. Timbang katoda secara teliti dengan menggunakan neraca teknis.8. Pasang katoda pada rangkaian.9. Jalankan arus selama n menit (ditentukan asisten). Usahakan agar kuat arus tetap i ampere dengan mengatur Rg.10. Setelah n menit putuskan arus dan ambil katoda lalu keringkan.11. Timbanglah lagi katoda hasil percobaan dengan teliti.12. Ulangi percobaan point 1 s.d. 11 untuk beberapa kuat arus dan waktu yang berlainan (ditentukan oleh asisten)
SUMBER:,,,
http://ozanzandy.blogspot.com/2010/02/pengertian-proses-elektroplating.html (2010 randugunting)http://elektroplating.wordpress.com/2009/12/17/elektroplating/ (pengertian elktroplatting 2009 Dr. Tatang A. Taufik)Anonim. 2010. Penanganan Limbah Chrome Plating. [online]. (http://www.metalindoabadi.com/penanganan-limbah-chrome-plating.html).Anonim. 2008. Pengolahan Limbah Electroplating. [online]. (http://bimbelonline.blogspot.com/2008 /04/pengolahan-limbah-electroplating.html/).Anonim. 2008. Removal Organic and Inorganic Contaminant. [online]. (http://electroplating- process.blogspot.com/2008/04/removal-organic-and-inorganic.html).Ariono, dkk. 2011. Fisika Material: Elektroplatting (Penyepuhan) Pada Logam. [makalah]. Kendari: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Haluoleo.Siregar, Sakti. 2009. Penanganan Air Limbah Dari Industri Pelapisan Logam. [online]. (http://wastewater-indonesia.blogspot.com/2009/10/penanganan-air-limbah-dari-industri.html).Widiono, Bambang. –. Pengolahan Limbah Nikel dari Industri Electroplating dengan Elektrokoagulator. [jurnal]. – : 7-18