LAPORAN PENDAPAT KEWAJARAN ATAS RENCANA … · Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi...

Nirboyo A., Dewi A. & RekanPenilai Properti & BisnisIjin No : 2.09.0018

Kantor Jasa Penilai Publik

LAPORAN PENDAPAT KEWAJARAN ATAS RENCANA TRANSAKSI PEMBELIAN TANAH

OLEH PT INDO ACIDATAMA Tbk

DAFTAR ISI ———————————

- SURAT PENGANTAR YANG BERISI RINGKASAN HASIL PENDAPAT KEWAJARAN KAMI 1 - PERNYATAAN PENILAI 7 - ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS 9 I PENDAHULUAN 11 I.1 Dasar Penugasan 11 I.2 Obyek Penilaian 11 I.3 Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi 12 I.4 Maksud dan Tujuan 12 I.5 Tanggal Penilaian, Tanggal Laporan dan Nomor Laporan 12 I.6 Identitas Pemberi Tugas dan Pengguna Laporan 13 I.7 Identitas dan Posisi Pihak yang Diwawancarai 13 I.8 Rencana Transaksi Jual Beli Tanah Antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN 13 I.9 Hubungan Antara Pihak-pihak yang Bertransaksi 14 I.10 Proses Penilaian 14 I.11 Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Penilaian (Subsequent Events) 16 I.12 Asumsi-Asumsi Penting Dalam Penilaian Kewajaran Rencana Transaksi 17 II. ANALISIS YANG DILAKUKAN II.1 ANALISIS TRANSAKSI 18

II.1.1 Pihak-pihak yang Bertransaksi 18 II.1.2 Uraian Singkat Tentang SRSN 18 II.1.3 Uraian Singkat Tentang Bpk. Hartono Setyo dan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono 20 II.1.4 Hubungan antara Pihak-pihak yang Bertransaksi 21 II.1.5 Rencana Transaksi Jual Beli Tanah 22

II.2. ANALISIS KUALITATIF DAN KUANTITATIFATAS RENCANA TRANSAKSI 23

II.2.1 Tinjauan Perekonomian Indonesia 23 II.2.2 Tinjuauan Industri Farmasi 25 II.2.3 Keuntungan dan Kerugian atas Dilakukannya Transaksi 27 II.2.4 Ikhtisar Keuangan SRSN untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009-2013 27 II.2.5 Pengaruh Rencana Transaksi Terhadap Posisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan 29 II.2.6 Analisis Rasio-rasio Keuangan dengan Menyajikan Dampak atas Dilakukannya Transaksi 31 II.3. ANALISIS KEWAJARAN NILAI TRANSAKSI 32 II.4. ANALISIS ATAS FAKTOR-FAKTOR LAIN YANG RELEVAN 32

- KESIMPULAN 32

- INDEPENDENSI PENILAI 33

- PENUTUP 33

Nirboyo A., Dewi A. & RekanPenilai Properti & BisnisIjin No : 2.09.0018


Jakarta, 6 Juni 2014 Kepada Yth, Direksi, Dewan Komisaris dan Pemegang Saham PT INDO ACIDATAMA Tbk Graha Kencana 9th Floor Suite A Jalan Raya Perjuangan 88 Jakarta Barat Jakarta Re : File No. : 14-133.2/NDR/SRSN/B/LL

Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi Pembelian Tanah oleh PT Indo Acidatama Tbk.

Dengan hormat, Berdasarkan permintaan dari PT Indo Acidatama Tbk (“SRSN”) untuk melakukan Penilaian atas Kewajaran Rencana Transaksi Jual Beli Tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang sudah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN yang tertuang dalam:

– Surat Permintaan Penilaian Aset dan Penyusunan Pendapat Kewajaran dari PT Indo Acidatama Tbk. No. SEC/LTR/13/III/513, tertanggal 3 April 2014;

– Surat Penawaran 184/NDR-NA/Prop/IV/2014 tertanggal 7 April 2014 dari KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan yang telah disetujui oleh PT Indo Acidatama Tbk;

– Surat Penunjukan Penilaian Aset dan Penyusunan Pendapat Kewajaran dari PT Indo Acidatama Tbk. No. SEC/LTR/14/V/572 tertanggal 8 April 2014 dan;

– Surat Perjanjian Kerja ("SPK") antara PT Indo Acidatama Tbk. dan KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan No. 005/NDR-NA/SPK/IV/2014 tertanggal 10 April 2014.

Kami sebagai Kantor Jasa Penilai Publik yang independen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 357/KM.1/2009 dengan Izin Usaha No. 2.09.0018 tanggal 2 April 2009 dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Surat No. S.8492/BL/2009 yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK tanggal 16 September 2009, telah melakukan penilaian atas

2 Nirboyo A., Dewi A. & Rekan

Penilai Properti & BisnisIjin No : 2.09.0018


kewajaran rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN.

Obyek Penilaian

Obyek penilaian ini adalah untuk memberikan pendapat kewajaran atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kosong total seluas 8.205 meter persegi kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN, dengan rincian sebagai berikut:

Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi

SRSN membeli tanah SHM No. 2758, SHM No. 3779, SHM No. 2059 dan SHM No. 3543 dengan total luas 8.205 m² milik Bpk. Hartono Setyo karena:

a. Letak tanah tersebut berhadapan dengan pabrik SRSN; b. Tanah tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan pabrik di masa

yang akan datang; c. Diharapkan harga tanah tersebut dapat meningkat di masa yang akan

datang.

Maksud dan Tujuan

Maksud penilaian ini adalah untuk memberikan pendapat kewajaran atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN dan ditujukan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tertanggal 25 November 2009.

Dalam melakukan penilaian kewajaran ini kami berpedoman pada Keputusan Ketua Bapepam-LK No. Kep-196/BL/2012 tertanggal 19 April 2012 (“Peraturan

Keterangan Pemilik Akta Kuasa Untuk MenjualLuas

Tanah

SHM No. 2758 Bpk. Hartono Setyo Akta No 07/2013 Tgl. 4 Des 2013 2.355

SHM No. 3779 Bpk. Hartono Setyo Akta No 19 Tgl. 4 Des 2013 2.935



Total 8.205




VIII.C.3”) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia 2013 (SPI 2013).

Tanggal Penilaian, Tanggal Laporan dan Nomor Laporan

- Tanggal Penilaian Tanggal Penilaian (Cut off Date) adalah per tanggal 31 Desember 2013.

- Tanggal Laporan Penilaian Tanggal Laporan adalah tanggal 6 Juni 2014

- Nomor Laporan Nomor Laporan ini adalah No. 14-133.2/NDR/SRSN/B/LL

Identitas Pemberi Tugas dan Pengguna Laporan

Nama Perusahaan : PT Indo Acidatama Tbk. Kegiatan Usaha : Industri kimia dasar, kemasan dari plastik, dan

perdagangan ekspor dan impor. Kantor Pusat : Graha Kencana 9th Floor Suite A, Jalan Raya Perjuangan 88, Jakarta Barat. Telepon/Faks : 021-53660777/021-53660698 Kontak Person : Ibu Esther Bpk. Benny Herman Pengguna Laporan : PT Indo Acidatama Tbk. Identitas dan Posisi Pihak yang Diwawancarai

Didalam proses penilaian kami telah melakukan wawancara dengan: – Ibu Esther, posisi sebagai Finance Manager SRSN ([email protected]); – Bapak Benny, posisi sebagai Corporate Secretary SRSN ([email protected]).

Rencana Transaksi Jual Beli Tanah Antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN.

Pendapat kewajaran ini disusun atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono atas tanah kosong total seluas 8.205 meter persegi dengan SRSN, dengan syarat dan ketentuan yang diatur dan disepakati oleh ke dua belah pihak dalam Draft Perjanjian Jual Beli.




Syarat dan ketentuan yang penting dalam draft tersebut antara lain sebagai berikut:

• Harga tanah atas dasar Perjanjian ini disepakati sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah).

• Pembayaran harga tanah akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan penyelesaian persyaratan sampai selesainya balik nama tanah tersebut ke atas nama Pihak Kedua dengan Hak Guna Bangunan (HGB).

• Setiap pembayaran akan dibuktikan dengan penerbitan kwitansi tanda terima pembayaran yang sah.

Selanjutnya dalam laporan pendapat kewajaran ini, seluruh rencana transaksi diatas kami sebut “Rencana Transaksi”.

Hubungan Antara Pihak-pihak yang Bertransaksi

SRSN sebagai pembeli tanah dan Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik dan penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono memiliki hubungan affiliasi. Bpk. Hartono Setyo adalah adalah adik kandung dari Bpk. Bambang Setijo yang menjabat sebagai Presiden Komisaris SRSN sedangkan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono adalah Wakil Presiden Direktur SRSN.

Berdasarkan penjelasan manajemen, Rencana Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi namun tidak terdapat benturan kepentingan.

Analisis Pendapat Kewajaran

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis penyusunan Pendapat Kewajaran Atas Rencana Transaksi adalah dengan melakukan analisis transaksi, analisis kualitatif, analisis kuantitatif, analisis terhadap nilai transaksi dan analisis atas faktor-faktor lain yang relevan.

Hasil analisis yang kami lakukan terhadap Rencana Transaksi adalah sebagai berikut:




a. SRSN sebagai pembeli dan Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik dan penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono memiliki hubungan affiliasi. Bpk. Hartono Setyo adalah adalah adik kandung dari Bpk. Bambang Setijo yang menjabat sebagai Presiden Komisaris SRSN sedangkan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono adalah Wakil Presiden Direktur SRSN.

b. Rencana Transaksi akan memberikan kesempatan kepada SRSN untuk memiliki tanah yang berlokasi dekat pabrik SRSN, yang dapat dimanfaatkan untuk pengembangan pabrik di masa yang akan datang.

c. Rencana Transaksi akan menurunkan saldo kas perusahaan sebagai akibat pembayaran atas rencana transaksi.

d. Berdasarkan laporan penilaian aset yang dilakukan oleh KJPP Nirboyo Aduputro, Dewi Apriyanti & Rekan, File No. 14-133.1/NDR/IA-HS-P/AI/LL tanggal 2 Juni 2014, nilai pasar tanah yang menjadi obyek transaksi per tanggal 31 Desember 2013 adalah sebesar Rp 4.758.900.000,- (Empat Milyar Tujuh Ratus Lima Puluh Delapan Juta Sembilan Ratus Ribu Rupiah). Harga jual beli yang disepakati antara SRSN dengan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah) atau 3,45% lebih tinggi dibandingkan harga pasarnya. Selisih harga pembelian sebesar 3,45% lebih tinggi dari nilai pasar wajarnya masih dalam batas kisaran nilai yaitu +/- 7,5% sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK VIII.C.3. tanggal 19 April poin 12.e.2), sehingga nilai transaksi adalah wajar.

e. Dengan memiliki tanah yang berlokasi dihadapan pabrik SRSN, untuk sementara waktu tanah tersebut dapat dimanfaatkan sebagai penunjang kegiatan operasional perusahaan disamping itu tanah tersebut memiliki potensi untuk meningkat harganya di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Atas dasar analisis yang kami lakukan terhadap kewajaran rencana transaksi yang meliputi analisis transaksi, analisis kualitatif dan kuantitatif, analisis kewajaran nilai transaksi dan analisis atas faktor-faktor lain yang relevan serta asumsi-asumsi penting dalam penilaian kewajaran rencana transaksi yang kami kemukakan, maka kami berpendapat bahwa Rencana Transaksi adalah Wajar.




Independensi Penilai

Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan SRSN, Bpk. Hartono Setyo, dan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono ataupun pihak-pihak yang terafiliasi. Kami tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan baik sekarang maupun yang akan datang berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh pendapat yang dihasilkan dari proses penilaian ini. Penutup

Laporan ini harus dipandang sebagai satu kesatuan. Penggunaan sebagian laporan dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi yang dapat menyebabkan pengertian yang berbeda. Dalam melakukan penilaian kewajaran ini kami berpedoman pada Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.3, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia Tahun 2013 (SPI 2013). Demikian disampaikan dan atas kepercayaan yang diberikan kepada kami dalam menyusun laporan ini, kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kantor Jasa Penilai Publik Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan Drs. NIRBOYO ADIPUTRO, MAPPI (Cert) Pimpinan Rekan Ijin Penilai : PB - 1.09.00148 MAPPI No. : 81-S-00014 STTD No. : 08/BL/STTD-P/AB/2006




PERNYATAAN PENILAI Dalam batas kemampuan dan keyakinan kami sebagai penilai, kami yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa :

1. Perhitungan dan analisis dalam rangka pemberian pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi telah dilakukan dengan benar sesuai dengan pemahaman terbaik dari penilai.

2. Analisa dan kesimpulan nilai hanya dibatasi oleh asumsi-asumsi dan kondisi pembatas yang diungkapkan didalam laporan penilaian.

3. Penilai bertanggungjawab atas laporan pendapat kewajaran atas Rencana Transaksi.

4. Penilai tidak mempunyai kepentingan terhadap hasil penilaian yang dibuat dan tidak memiliki kepentingan pribadi maupun keberpihakan kepada pihak-pihak lain yang memiliki kepentingan terhadapa obyek yang dinilai.

5. Imbalan jasa penilai tidak berkaitan dengan hasil penilaian yang dilaporkan.

6. Penilaian dilakukan dengan memenuhi peraturan Bapepam dan LK, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013).

7. Penilai telah memenuhi persyaratan pendidikan profesional yang ditentukan dan diselenggarakan oleh Asosiasi Penilai yang diakui pemerintah (MAPPI).

8. Penilai memiliki pemahaman mengenai obyek penilaian.

9. Data ekonomi dan industri dalam Laporan Penilaian ini diperoleh dari berbagai sumber yang diyakini Penilai Usaha dapat dipertanggungjawabkan.

10. Tidak seorangpun, kecuali yang disebutkan dalam laporan penilaian ini, telah menyediakan bantuan profesional dalam menyiapkan laporan penilaian.

11. Pendapat kewajaran yang dihasilkan dalam penilaian ini telah disajikan di dalam kesimpulan.




No. Nama Kualifikasi Tanda Tangan

1. Penanggung Jawab :Drs. Nirboyo Adiputro, MAPPI (Cert) Penilai SeniorIjin Penilai No. : PB - 1.09.0148 Aset dan BisnisMAPPI No. : 81 - S - 00014STTD No. : 08/BL/STTD-P/AB/2006

2. Pemeriksa :Dewi Apriyanti, SE.,MAPPI (Cert) Penilai SeniorIjin Penilai No. : PB - 1.09.0149 Aset dan BisnisMAPPI No. : 91 - S - 00175STTD No. : 06/BL/STTD-P/AB/2006

3. Penilai:Ali Akbar, SE, Ak. Penilai BisnisMAPPI No. 11 - P - 03093

4. Asisten PenilaiAdhiatma Mursetyo, SE Asisten Penilai

Bisnis




ASUMSI-ASUMSI DAN KONDISI PEMBATAS

Asumsi-asumsi

1. Kami mengasumsikan bahwa perusahaan adalah sebuah entitas yang berkelanjutan operasionalnya di masa mendatang dan dikelola oleh manajemen yang profesional dan kompeten.

2. Seluruh pernyataan, data dan informasi yang terdapat didalam laporan ini adalah relevan, benar dan akurat sesuai dengan prosedur penilaian yang umum berlaku dan disampaikan dengan itikad baik.

3. Seluruh asumsi penilaian yang digunakan didalam proses penelaahan laporan proyeksi keuangan didasarkan kepada dokumen pendukung yang diterima dari manajemen SRSN.

4. Seluruh data dan informasi yang diterima sehubungan dengan penilaian ini adalah relevan, benar dan tepat.

5. Laporan Pendapat Kewajaran ini disajikan dalam mata uang Rupiah. 6. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap iklim politik,

ekonomi dan hukum dimana SRSN melakukan bisnisnya. 7. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan atas tarif perpajakan,

tingkat suku bunga yang didapat dari laporan proyeksi yang telah diberikan kepada kami.

8. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap struktur dan manajemen SRSN.

9. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap peraturan dan hukum yang berlaku di dalam negara dimana SRSN mempunyai bisnis usaha yang mempengaruhi pendapatan SRSN.

10. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap biaya bahan baku, tenaga kerja, dan biaya lain-lain yang signifikan.

11. Tidak ada gangguan yang material dan signifikan terhadap hubungan industrial atau asosiasi tenaga kerja.

12. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap kebijakan akuntansi yang digunakan oleh manajemen SRSN.

13. Tidak ada perubahan yang material dan signifikan terhadap teknologi dan kompetisi pasar di negara dimana SRSN menjalankan bisnisnya.

Kondisi Pembatas

1. Pendapat atas kewajaran rencana transaksi dilaksanakan sesuai dengan tujuan penilaian yang dinyatakan dalam laporan, oleh karena itu tidak dapat digunakan dan atau dikutip untuk tujuan lain tanpa adanya ijin tertulis dari KJPP Nirboyo A., Dewi A. & Rekan.

2. Kami tidak bertanggung jawab atas segala kerugian, biaya ataupun pengeluaran apapun yang disebabkan oleh ketidak terbukaan informasi,




sehingga data dan informasi yang kami peroleh menjadi tidak lengkap atau dapat disalah artikan.

3. Penilaian yang kami lakukan didasarkan pada data dan informasi yang diberikan oleh manajemen. Mengingat hasil dari penilaian kami sangat tergantung dari kelengkapan, keakuratan dan penyajian data dan informasi serta asumsi-asumsi yang mendasarinya, perubahan pada data dan informasi seperti adanya data dan informasi baru dari publik, data dan informasi yang merupakan hasil penyelidikan khusus, ataupun dari sumber-sumber lainnya akan merubah hasil dari penilaian kami. Oleh karena itu, kami sampaikan bahwa perubahan terhadap data dan informasi yang digunakan dapat berpengaruh terhadap hasil penilaian, dan bahwa perbedaan yang terjadi dapat bersifat material. Walaupun isi dari laporan penilaian ini telah dilaksanakan dengan itikad baik dan dengan cara yang profesional, kami tidak bertanggung jawab atas adanya kemungkinan terjadinya perbedaan kesimpulan yang disebabkan oleh analisis tambahan, ataupun adanya perubahan dalam data dan informasi yang dijadikan sebagai dasar penilaian.

4. Pendapat atas kewajaran rencana transaksi ini disusun berdasarkan pertimbangan perekonomian, kondisi umum bisnis dan kondisi keuangan serta kondisi usaha SRSN, ketentuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK), undang-undang dan peraturan pemerintah. Analisis, pendapat serta kesimpulan yang kami buat dalam laporan ini telah sesuai dengan ketentuan Bapepam dan LK, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia (SPI 2013).

5. Laporan pendapat kewajaran atas rencana transaksi ini disusun untuk kepentingan SRSN sehubungan dengan rencana tersebut, dan tidak digunakan oleh pihak lain.

6. Kami tidak bertanggung jawab untuk menegaskan kembali atau melengkapi penilaian ini akibat dari peristiwa-peristiwa yang terjadi setelah tanggal laporan ini. Laporan penilaian ini hanya dipersiapkan untuk dapat dipergunakan sesuai dengan tujuan yang telah disebutkan di atas dan tidak dapat dipergunakan untuk tujuan lain.

7. KJPP Nirboyo A., Dewi A. & Rekan maupun para penilai dan karyawan lainnya sama sekali tidak mempunyai kepentingan finansial terhadap hasil pendapat kewajaran yang diperoleh.

8. Laporan ini dianggap tidak sah apabila tidak tertera cap (seal) KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan.




I. PENDAHULUAN

1.1 Dasar Penugasan

Berdasarkan permintaan dari PT Indo Acidatama Tbk (“SRSN”) untuk melakukan Penilaian atas Kewajaran Rencana Transaksi Jual Beli Tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang sudah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN yang tertuang dalam:

– Surat Permintaan Penilaian Aset dan Penyusunan Pendapat Kewajaran dari PT Indo Acidatama Tbk. No. SEC/LTR/13/III/513 , tertanggal 3 April 2014;

– Surat Penawaran 184/NDR-NA/Prop/IV/2014 tertanggal 7 April 2014 dari KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan yang telah disetujui oleh PT Indo Acidatama Tbk;

– Surat Penunjukan Penilaian Aset dan Penyusunan Pendapat Kewajaran dari PT Indo Acidatama Tbk. No. SEC/LTR/14/V/572 tertanggal 8 April 2014 dan;

– Surat Perjanjian Kerja ("SPK") antara PT Indo Acidatama Tbk. dan KJPP Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan No. 005/NDR-NA/SPK/IV/2014 tertanggal 10 April 2014.

Kami sebagai Kantor Jasa Penilai Publik yang independen berdasarkan Keputusan Menteri Keuangan No. 357/KM.1/2009 dengan Izin Usaha No. 2.09.0018 tanggal 2 April 2009 dan telah terdaftar di Otoritas Jasa Keuangan berdasarkan Surat No. S.8492/BL/2009 yang dikeluarkan oleh Bapepam dan LK tanggal 16 September 2009, telah melakukan penilaian atas kewajaran rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN.

1.2 Obyek Penilaian

Obyek penilaian ini adalah untuk memberikan pendapat kewajaran atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kosong total seluas 8.205 meter persegi kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN, dengan rincian sebagai berikut:




1.3 Alasan dan Latar Belakang Rencana Transaksi

SRSN membeli tanah SHM No. 2758, SHM No. 3779, SHM No. 2059 dan SHM No. 3543 dengan total luas 8.205 m² milik Bpk. Hartono Setyo karena:

a. Letak tanah tersebut berhadapan dengan pabrik SRSN; b. Tanah tersebut akan dimanfaatkan untuk pengembangan pabrik di

masa yang akan datang; c. Diharapkan harga tanah tersebut dapat meningkat di masa yang akan

datang. 1.4 Maksud dan Tujuan

Maksud penilaian ini adalah untuk memberikan pendapat kewajaran atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN dan ditujukan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tertanggal 25 November 2009.

Dalam melakukan penilaian kewajaran ini kami berpedoman pada Keputusan Ketua Bapepam-LK No.Kep-196/BL/2012 tertanggal 19 April 2012 (“Peraturan VIII.C.3”) tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian Laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia 2013 (SPI 2013).

1.5 Tanggal Penilaian, Tanggal Laporan dan Nomor Laporan

– Tanggal Penilaian Tanggal Penilaian (Cut off Date) adalah per tanggal 31 Desember 2013. – Tanggal Laporan Penilaian Tanggal Laporan adalah tanggal 6 Juni 2014. – Nomor Laporan Nomor Laporan ini adalah No. 14-133.2/NDR/SRSN/B/LL.

Keterangan Pemilik Akta Kuasa Untuk MenjualLuas

Tanah

SHM No. 2758 Bpk. Hartono Setyo Akta No 07/2013 Tgl. 4 Des 2013 2.355




Total 8.205




1.6 Identitas Pemberi Tugas dan Pengguna Laporan

Nama Perusahaan : PT Indo Acidatama Tbk. Kegiatan Usaha : Industri kimia dasar, kemasan dari plastik, dan

perdagangan ekspor dan impor. Kantor Pusat : Graha Kencana 9th Floor Suite A, Jalan Raya Perjuangan 88, Jakarta Barat. Telepon/Faks : 021-53660777/021-53660698 Kontak Person : Ibu Esther Bpk. Benny Pengguna Laporan : PT Indo Acidatama Tbk.

1.7 Identitas dan Posisi Pihak yang Diwawancarai

Didalam proses penilaian kami telah melakukan wawancara dengan: – Ibu Esther, posisi sebagai Finance Manager SRSN

([email protected]); – Bapak Benny, posisi sebagai Corporate Secretary SRSN ([email protected]).

1.8 Rencana Transaksi Jual Beli Tanah Antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN.

Pendapat kewajaran ini disusun atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono atas tanah kosong total seluas 8.205 meter persegi dengan SRSN, dengan syarat dan ketentuan yang diatur dan disepakati oleh ke dua belah pihak dalam Draft Perjanjian Jual Beli.

Syarat dan ketentuan yang penting dalam draft tersebut antara lain sebagai berikut:

– Harga tanah atas dasar Perjanjian ini disepakati sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah).

– Pembayaran harga tanah akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan penyelesaian persyaratan sampai selesainya balik nama tanah tersebut ke atas nama Pihak Kedua dengan Hak Guna Bangunan (HGB).

– Setiap pembayaran akan dibuktikan dengan penerbitan kwitansi tanda terima pembayaran yang sah.




Selanjutnya dalam laporan pendapat kewajaran ini, seluruh rencana transaksi diatas kami sebut “Rencana Transaksi”.

1.9 Hubungan Antara Pihak-pihak yang Bertransaksi

SRSN sebagai pembeli tanah dan Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik dan penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono memiliki hubungan affiliasi. Bpk. Hartono Setyo adalah adalah adik kandung dari Bpk. Bambang Setijo yang menjabat sebagai Presiden Komisaris SRSN sedangkan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono adalah Wakil Presiden Direktur SRSN.

Berdasarkan penjelasan manajemen, Rencana Transaksi ini merupakan transaksi afiliasi namun tidak terdapat benturan kepentingan.

1.10 Proses Penilaian

Untuk dapat memberikan pendapat atas kewajaran rencana transaksi pembelian tanah yang terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Kebakkramat, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah dengan rencana total nilai transaksi sebesar Rp 4.923.000.000,-, sebagai penilai independen kami telah mempelajari, mempertimbangkan, mengacu atau melaksanakan prosedur atas hal-hal sebagai berikut:

a. Draft Perjanjian Pengikatan Jual Beli Hak Milik Atas Tanah antara SRSN dan Bpk. Mulyadi utomo Budhi Moeljono selaku pemegang kuasa untuk menjual dari Bpk. Hartono Setyo;

b. Akta Kuasa Untuk Menjual dari Bpk. Hartono Setyo kepada Bpk. Mulyadi utomo Budhi Moeljono sebagai berikut: – Akta Kuasa Untuk Menjual No. 07/2013 Tanggal 4 Desember 2013,

Notaris Dra. Esti Tri Darwanti, S.H.,M.Kn Notaris di Karanganyar, telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan No. AHU-0516.AH.02.01 Tahun 2010 Tanggal 28 Januari 2010 dan memperoleh SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 104/KEP-17.3/III/2011 Tanggal 21 Maret 2011.

– Akta Kuasa Untuk Menjual No. 17 Tanggal 4 Desember 2013, Notaris Dra. Esti Tri Darwanti, S.H.,M.Kn Notaris di Karanganyar, telah memperoleh persetujuan Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia berdasarkan Keputusan No. AHU-0516.AH.02.01 Tahun 2010 Tanggal 28 Januari 2010 dan memperoleh SK. Kepala Badan Pertanahan Nasional Republik Indonesia No. 104/KEP-17.3/III/2011 Tanggal 21 Maret 2011.






c. Hasil penilaian aset yang dilakukan oleh KJPP Nirboyo, Dewi Apriyanti dan Rekan atas nilai pasar tanah yang terdiri dari:

d. Laporan Keuangan SRSN untuk periode yang berakhir pada tanggal

31 Desember 2013 yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Aryanto, Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) dengan pendapat wajar dalam semua hal yang material;

e. Laporan Keuangan SRSN yang telah diaudit oleh Kantor Akuntan Publik Amir Jusuf, Mawar & Saptoto (RSM AAJ Associates) untuk periode sejak tanggal 31 Desember pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009-2012;

f. Proforma Posisi Keuangan yang menyajikan dampak transaksi pembelian tanah SRSN per tanggal 31 Desember 2013;

g. Informasi dari Manajemen SRSN melalui wawancara dan diskusi sehubungan dengan Rencana Transaksi;

h. Review atas data dan informasi yang kami peroleh yang berkaitan dengan Rencana Transaksi tersebut yang kami anggap relevan;

i. Melakukan analisis transaksi, analisis kualitatif, analisis kuantitatif dan analisis atas kewajaran nilai transaksi sehubungan dengan Rencana Transaksi tersebut di atas.

Kami menyusun pendapat kewajaran ini berdasarkan pada data dan informasi yang telah diberikan oleh manajemen SRSN. Kami menganggap

Keterangan Pemilik Luas Tanah

SHM No. 2758 Bpk. Hartono Setyo 2.355 SHM No. 3779 Bpk. Hartono Setyo 2.935 SHM No. 2059 Bpk. Hartono Setyo 1.455 SHM No. 3543 Bpk. Hartono Setyo 1.460

Total 8.205




bahwa semua data dan informasi tersebut di atas adalah benar, lengkap dan dapat diandalkan dan tidak ada yang tidak terungkap yang akan mempengaruhi pendapat atas kewajaran.

Dalam melakukan penyusunan pendapat kewajaran ini kami telah berusaha semaksimal mungkin untuk bertindak secara objektif dan independen serta tidak terafiliasi dengan SRSN, Bpk. Hartono Setyo dan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono ataupun pihak-pihak lain yang terafiliasi dengan Rencana Transaksi.

I.11 Kejadian-kejadian Penting Setelah Tanggal Penilaian (Subsequent Events)

Dalam penyusunan pendapat kewajaran atas rencana transaksi jual beli tanah antara Bpk. Hartono Setyo yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan SRSN, ada kejadian-kejadian penting yang diketahui maupun yang patut diketahui setelah Tanggal Penilaian sampai dengan Tanggal Laporan Penilaian, yaitu terselenggaranya RUPS Tahunan pada tanggal 3 Juni 2014 yang telah menyetujui perubahan anggaran dasar untuk pasal 15 dan 18 dalam hal masa jabatan pengurus dan perubahan susunan pengurus menjadi sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Bambang Setijo Wakil Presiden Komisaris : Budhi Santoso Komisaris : Budhi Hartono Komisaris : Biantoro Setijo Komisaris : Wymbo Widjaksono Komisaris Independen : Antonius Budidarmodjo Komisaris Independen : Stephanus Junianto Komisaris Independen : Pulin Thitta Joseph Mathew




Direksi Presiden Direktur : Budhi Moeljono Wakil Presiden Direktur : Mulyadi Utomo Budhi Moeljono Direktur : Wong Lukas Yoyok Nurcahya Direktur : Nurdjono Kusumohadi Direktur : Tio Liong Khoeng Direktur Independen : Sharad Ganesh Ugrankar

I.12 Asumsi Penting Dalam Penilaian Kewajaran Rencana Transaksi

Dalam memberikan pendapat atas kewajaran rencana transaksi, kami menggunakan asumsi bahwa rencana tersebut dijalankan seperti yang telah dijelaskan oleh manajemen dan sesuai dengan kesepakatan serta keandalan data dan informasi mengenai rencana tersebut yang diungkapkan oleh pihak manajemen.

Rencana Transaksi akan dilaksanakan pada kuartal 2 tahun 2014. Pendapat atas kewajaran rencana pengalihan ini disusun berdasarkan pertimbangan perekonomian, kondisi umum bisnis dan kondisi keuangan serta kondisi usaha SRSN, peraturan Bapepam dan LK pada tanggal laporan ini disusun. Perubahan atas kondisi-kondisi tertentu yang berada di luar kendali SRSN akan dapat memberikan dampak yang tidak dapat diprediksi dan dapat berpengaruh terhadap pendapat kewajaran ini.

Kami juga mengasumsikan bahwa sejak tanggal penerbitan pendapat kewajaran atas rencana transaksi sampai tanggal efektifnya rencana transaksi, tidak terjadi perubahan apapun yang berpengaruh secara material terhadap asumsi-asumsi yang digunakan dalam penyusunan pendapat kewajaran ini. Pendapat kewajaran atas rencana transaksi ini harus dipandang sebagai satu kesatuan dan penggunaan sebagian analisis dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi dan analisis ini dapat menyebabkan pengertian yang berbeda.

Laporan pendapat kewajaran atas rencana transaksi ini disusun untuk kepentingan Direksi SRSN sehubungan dengan rencana tersebut, dan tidak digunakan oleh pihak lain. Selanjutnya, laporan ini tidak dimaksudkan untuk memberikan rekomendasi kepada pemegang saham SRSN untuk menyetujui atau tidak menyetujui rencana transaksi tersebut atau mengambil tindakan-tindakan tertentu atas rencana transaksi tersebut.




II. ANALISIS YANG DILAKUKAN

Metode yang digunakan dalam melakukan analisis penyusunan Pendapat Kewajaran Atas Rencana Transaksi adalah dengan melakukan analisis transaksi, analisis kualitatif, analisis kuantitatif, analisis terhadap nilai transaksi dan analisis atas faktor-faktor lain yang relevan.

II.1 Analisis Transaksi

II.1.1 Pihak-pihak Yang Bertransaksi

‐ Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik dan penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan bukti kepemilikan SHM No. 2059, SHM No.2758, SHM No.3543 dan SHM No.3779.

‐ SRSN, sebagai pihak pembeli tanah;

SRSN dan Bpk. Hartono Setyo sebagai pemilik dan penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono dengan bukti kepemilikan SHM No. 2059, SHM No.2758, SHM No.3543 dan SHM No.3779 sepakat untuk melakukan transaksi jual beli tanah-tanah tersebut di atas. Semua tanah yang ditransaksikan tersebut berada di Desa Kemiri, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah.

II.1.2 Uraian Singkat Tentang SRSN SRSN didirikan pada awalnya bernama PT Sarasa Nugraha Tbk berdasarkan Akta Notaris Sri Rahayu, SH, Notaris di Jakarta No. 5 tanggal 7 Desember 1982. Akta Pendirian ini disahkan oleh Menteri Kehakiman Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. C2-1433.HT.01.TH.85 tanggal 18 Maret 1985. Sesuai dengan Surat Persetujuan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Dalam negeri/Penanaman Modal Asing (Non PMDN/PMA) Menjadi Penanaman Modal Asing (PMA) No. 47/V/PMA/2000 tanggal 26 Juni 2000, Surat Persetujuan Penggabungan Perusahaan No. 1134/III/PMA/2005 tanggal 28 September 2005, IZIN Usaha Tetap No. 189/T/INDUSTRI/PERDAGANGAN/2006 tanggal 24 Februari 2006 serta \\mengingat Surat Keputusan Kepala Badan Kordinasi Penanaman Modal No. 57/SK/2004 jo. No. 70/SK/2004 maka nama PT Sarasa Nugraha Tbk berubah nama menjadi PT Indo Acidatama Tbk sesuai dengan Surat Badan Kordinasi Penanaman Modal No. 252/A.6/2006 tanggal 14 Juli 2006 perihal Perubahan Nama Perusahaan.




Anggaran Dasar Perusahaan telah mengalami beberapa kali perubahan, yang terakhir dengan Akta Notaris Fathiah Helmi, SH, Notaris di Jakarta, No. 36 tanggal 11 Juni 2008 untuk memenuhi ketentuan Undang-Undang No. 40 Tahun 2007 tentang Perusahaan Terbatas. Akta perubahan ini telah memperoleh persetujuan dari Menteri Hukum dan Hak Asasi Manusia Republik Indonesia dengan Surat Keputusan No. AHU-85992.AH.01.02.Tahun 2008 tanggal 13 Nopember 2008.

Sesuai dengan pasal 3 anggaran dasar Perusahaan ruang lingkup kegiatan SRSN meliputi industri kimia dasar, kemasan dari plastik dan perdagangan ekspor dan impor.

SRSN berkedudukan di Gedung Graha Kencana Suite 9A, Jl. Raya Perjuangan 88, Jakarta. SRSN memiliki pabrik yang berlokasi di Jl. Raya Solo, Sragen Km 11 Desa Kemiri, Jawa Tengah. Perusahaan memulai kegiatan komersil garmen sejak 1 Pebruari 1984 dan kimia sejak tahun 1989. SRSN tidak mempunyai entitas induk karena tidak terdapat pemegang saham Perusahaan yang memiliki porsi kepemilikan efektif atau hak suara melebihi 50%. Pada tanggal laporan, South East Union Inc, PT Budhi Bersaudara Manunggal, dan PT Kemiri Sarana Investama merupakan entitas yang masing-masing memiliki pengaruh signifikan terhadap Perusahaan, dan tidak terdapat pihak pengendali.

Per tanggal 31 Desember 2013, susunan pemegang saham SRSN adalah sebagai berikut:

No Pemegang SahamJumlah Lembar

SahamKepemilikan

(Rp 000)Kepemilikan

(%)

1 South East Unicorn Inc. 2.119.652.045 105.982.602 35,21%2 PT Budhi Bersaudara Manunggal 851.685.910 42.584.296 14,15%3 PT Kemiri Sarana Investama 819.055.188 40.952.759 13,61%4 PT Trisetijo Manunggal Utama 600.570.807 30.028.540 9,98%5 PT Sarana Integritas 303.457.702 15.172.885 5,04%6 Budhi Santoso (Wakil Presiden Komisaris) 181.575.905 9.078.795 3,02%7 Budhi Moeljono (Presiden Direktur) 40.000.390 2.000.020 0,66%8 Budhi Hartono (Komisaris) 127.141.864 6.357.093 2,11%9 Bambang Setijo (Presiden Komisaris) 111.583.308 5.579.165 1,85%10 Tio Liong Khoeng (Wakil Presiden Komisaris) 106.799.000 5.339.950 1,77%11 Masyarakat (masing-masing dibawah 5%) 758.477.881 37.923.894 12,60%

6.020.000.000 301.000.000 100,00%Jumlah




Per tanggal 31 Desember 2013, susunan Dewan Komisaris dan Direksi SRSN adalah sebagai berikut:

Dewan Komisaris Presiden Komisaris : Bambang Setijo Wakil Presiden Komisaris : Budhi Santoso Komisaris : Budhi Hartono Komisaris : Biantoro Setijo Komisaris : Wymbo Widjaksono Komisaris Independen : Antonius Budidarmodjo Komisaris Independen : Stephanus Junianto Komisaris Independen : Sharad Ugrankar Direksi Presiden Direktur : Budhi Moeljono Wakil Presiden Direktur : Mulyadi Utomo Budhi Moeljono Direktur : Wong Lukas Yoyok Nurcahya Direktur : Nurdjono Kusumohadi Direktur : Tio Liong Khoeng

II.1.3 Uraian Singkat Bpk. Hartono Setyo dan Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono

Bpk. Hartono Setyo lahir di Bondowoso tanggal 18 September 1952, menjabat sebagai Komisaris SRSN sejak bulan Januari tahun 2003 sampai dengan tanggal 10 Juni 2013. Bpk. Hartono Setyo adalah adik kandung dari Bpk. Bambang Setijo yang menjabat sebagai Presiden Komisaris SRSN.

Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono lahir di Solo pada tanggal 14 September 1967, lulusan University Of Southrn California, Los Angeles dan menjabat sebagai Wakil Presiden Direktur SRSN sejak tahun 2005 sampai dengan tahun 2013. Sebelum bergabung dengan SRSN, telah mejabat sebagai Wakil Presiden Direktur di PT Indo Acidatama Chemical Industry dan aktif pada PT Sari Warna Group pada tahun 1999 sampai dengan tahun 2000.




Bpk. Hartono Setyo memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono berdasarkan akta notaris yang dibuat dihadapan Notaris Dra. Esti Tri Darwanti, S.H.,M.Kn di Karanganyar dengan rincian akta sebagai berikut:

II.1.4 Hubungan antara Pihak-pihak Yang Bertransaksi

Hubungan antara pihak-pihak yang bertransaksi sesuai dengan sejarah singkat dan susunan pengurus SRSN per 31 Desember 2013 dan pihak – pihak yang terkait adalah sebagai berikut:

a. Bpk. Hartono Setyo sebagai penjual dan pemilik tanah dan telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono pernah menjabat sebagai Komisaris SRSN dan saudara kandung dari Bpk. Bambang Setijo yang menjabat sebagai Presiden Komisaris SRSN

b. Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Moeljono merupakan Wakil Presiden Direktur SRSN sebagai pemegang kuasa untuk menjual atas tanah milik Bpk. Hartono Setyo;

Berdasarkan data dan informasi dari manajemen SRSN, rencana transaksi ini merupakan transaksi afiliasi, namun tidak terdapat benturan kepentingan. Oleh karena itu, penilaian atas kewajaran rencana transaksi ini diperlukan dalam rangka memenuhi ketentuan Peraturan No. IX.E.1 tentang Transaksi Afiliasi dan Benturan Kepentingan Transaksi Tertentu, Keputusan Ketua Bapepam dan LK No. Kep-412/BL/2009 tertanggal 25 November 2009.

Keterangan Akta Kuasa Untuk MenjualLuas

Tanah

SHM No. 2758 Akta No 07/2013 Tgl. 4 Des 2013 2.355

SHM No. 3779 Akta No 19 Tgl. 4 Des 2013 2.935



Total 8.205




II.1.5 Rencana Transaksi Jual Beli Tanah

Bpk. Hartono Setyo sebagai penjual dan pemilik tanah dengan bukti kepemilikan SHM No. 2059, SHM No.2758, SHM No.3543 dan SHM No.3779 yang berlokasi di Desa Kemiri, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah serta telah memberikan kuasa untuk menjual tanah kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono berencana untuk melakukan transaksi jual beli tanah dengan SRSN sebagai pembeli dengan syarat dan ketentuan yang secara garis besar sebagai berikut:

a. SRSN sebagai Pihak Pembeli dan Bpk. Hartono Setyo, pemilik tanah sebagai Pihak Penjual yang telah memberikan kuasa untuk menjual kepada Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono;

b. Objek yang ditransaksikan adalah berupa 4 (empat) bidang tanah Sertifikat Hak Milik (SHM) dengan total luas 8.205 m² terletak di Desa Kemiri, Kecamatan Kebak Kramat, Kabupaten Karanganyar, Propinsi Jawa Tengah, dengan rincian sebagai berikut:

c. Harga tanah atas dasar Perjanjian ini disepakati sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah).

d. Pembayaran harga tanah akan dilakukan secara bertahap sesuai tahapan penyelesaian persyaratan sampai selesainya balik nama tanah tersebut ke atas nama Pihak Kedua dengan Hak Guna Bangunan (HGB).

e. Setiap pembayaran akan dibuktikan dengan penerbitan kwitansi tanda terima pembayaran yang sah.

Keterangan Pemilik Luas Tanah

SHM No. 2758 Bpk. Hartono Setyo 2.355 SHM No. 3779 Bpk. Hartono Setyo 2.935 SHM No. 2059 Bpk. Hartono Setyo 1.455 SHM No. 3543 Bpk. Hartono Setyo 1.460

Total 8.205




II.2 Analisis Kualitatif dan kuantitatif Atas Rencana Transaksi

II.2.1 Kondisi Perekonomian Indonesia

Kinerja Ekonomi Indonesia

Inflasi Indonesia pada tahun 2013 menunjukkan kenaikan yang tajam, sebagian besar didorong oleh kenaikan harga bahan bakar minyak ("BBM") sebagai akibat dari pengurangan subsisi BBM pemerintah. Inflasi naik menjadi 8,2% pada akhir tahun 2013, sedangkan pertumbuhan produk domestik bruto ("PDB") Indonesia pada tahun 2013 sebesar 5,6% menunjukkan penurunan dari rata-rata selama 3 tahun sebelumnya sebesar 6,3%, sebagai akibat dari investasi yang melambat tajam. Bank Indonesia menaikkan suku bunga untuk menahan permintaan domestik pada saat kenaikan inflasi dan defisit neraca perdagangan yang semakin tinggi.

Pertumbuhan investasi melambat menjadi 4,7% pada tahun 2013 setelah kenaikan kuat sekitar 9% per tahun pada tahun 2010-2012. Hal ini sebagian besar mencerminkan dampak dari suku bunga lebih tinggi dan depresiasi rupiah terhadap investasi dalam hal mesin dan peralatan. Sedangkan investasi dalam hal bangunan bertahan relatif baik. Investasi bruto terhadap PDB turun tipis menjadi sebesar 31,7%.

Tingkat pengangguran domestik yang tinggi kemungkinan akan tetap sebagai salah satu tantangan paling signifikan di Indonesia ekonomi dan politik di tahun-tahun mendatang. Meskipun penduduk dan angkatan kerja pertumbuhan tidak terlalu cepat apabila dibandingkan dengan pertumbuhan mereka di negara-negara lain di kawasan (seperti India, misalnya), penciptaan lapangan kerja akan masih dianggap cukup kurang mencerminkan pertumbuhan ekonomi yang moderat, pasar tenaga kerja kurang fleksibel dan kerangka hukum yang kaku.

Rendahnya kualitas infrastruktur Indonesia, khususnya transportasi, logistik, dan energi yang berhubungan dengan infrastruktur, adalah pencegah signifikan untuk pekerjaan-menciptakan investasi dan telah mengurangi daya saing Indonesia. Investasi infrastruktur telah menurun

2009 2010 2011 2012 2013Inflasi 2.90% 7.00% 3.80% 4.30% 8.20%Pertumbuhan PDB Riil 4.60% 6.20% 6.50% 6.20% 5.60%Nilai tukar (Rp/USD) 10,398 9,085 8,779 9,380 10,451 PDB per kapita (USD) 2,250 2,920 3,450 3,540 3,480 PDB nominal (USD miliar) 539.6 709.2 846.3 878.0 872.4 Sumber: BI, EIU




sejak tahun 1996 dan investasi infrastruktur publik meskipun telah kembali pulih sejak tahun 2000, investasi swasta di bidang infrastruktur belum pulih. Dengan investasi kurang dalam infrastruktur, kemacetan, dan kekurangan telah mulai muncul. Mengingat kondisi tersebut, Pemerintah Indonesia telah menyatakan sejumlah inisiatif untuk mempromosikan pembangunan infrastruktur, termasuk pembentukan Indonesia Infrastructure Finance & Indonesia Infrastructure Guarantee Fund. Prospek Ekonomi Indonesia

Pertumbuhan Indonesia diproyeksikan melambat tahun ini karena sentimen investor yang melemah dan biaya pinjaman yang lebih tinggi yang dapat membebani perekonomian domestik, meskipun depresiasi mata uang sejak pertengahan 2013 merupakan salah satu pendorong ekspor.

Membalikkan perkiraan pertumbuhan yang melambat di tahun 2014 akan membutuhkan respon kebijakan tambahan dan lebih terfokus. Sementara para pembuat kebijakan di Indonesia telah mengambil langkah-langkah untuk mendorong stabilitas makro ekonomi jangka pendek, khususnya melalui kebijakan moneter dan penyesuaian nilai tukar Rupiah, reformasi struktural lebih lanjut diperlukan untuk mendukung kinerja ekspor, investasi termasuk investasi asing, dan mendorong pertumbuhan jangka panjang yang lebih cepat.

Indonesia telah mengalami tren positif, mencerminkan kemajuan luar biasa yang dibuat selama dekade terakhir dalam menempatkan perekonomian pada jalur pertumbuhan yang lebih kokoh dan berkelanjutan. Pada bulan April 2011, Standard and Poor menaikkan peringkat kredit Indonesia dari BB menjadi BB + dengan outlook positif, sementara Fitch Ratings dipulihkan Indonesia untuk rating investment grade kredit BBB-, yang merupakan investasi yang terendah tingkat rating, pada bulan Desember 2011 dengan outlook stabil.

2014 2015 2016 2017 2018Inflasi 5.80% 7.50% 7.40% 7.00% 6.70%Pertumbuhan PDB Riil 5.50% 6.10% 6.40% 6.30% 6.40%Nilai tukar (Rp/USD) 11,187 10,501 10,032 9,851 9,705 PDB per kapita (USD) 3,520 4,160 4,820 5,480 6,210 PDB nominal (USD miliar) 891 1,063 1,245 1,429 1,633 Tingkat pengangguran 6.80% 6.70% 6.20% 6.30% 6.10%Sumber: EIU




Selanjutnya, pada bulan Januari 2012, Moody Investors Service mengangkat sovereign credit rating Indonesia dari Ba1 menjadi Baa3, mengambil di atas kelas spekulatif untuk pertama kalinya sejak krisis keuangan Asia tahun 1997. Sampai saat ini Indonesia masih berada di peringkat kredit yang sama dengan outlook stabil. Meningkatnya peringkat tersebut merupakan salah satu alasan yang membuat Indonesia menjadi investasi yang menarik dan memungkinkan untuk inisiatif pendanaan lebih mudah dan lebih murah investasi. Hal ini juga mencerminkan ketahanan relatif Indonesia terhadap ujian berat saat ini yang dihadapi keuangan global, yang telah didukung oleh perbaikan lanjutan dalam keuangan publik negara itu, kekuatan Peringkat atas sovereign, dan kemudahan dalam segi pembiayaan eksternal atau pembiayan dari luar negeri.

Bank Dunia memperkirakan bahwa saat ini kebijakan larangan ekspor de jure mineral akan mengurangi neraca perdagangan bersih sebesar Rp 12,5 miliar dan menghasilkan kerugian total pendapatan fiskal (royalti, pajak ekspor dan pajak penghasilan badan) dari USD 6,5 miliar pada tahun 2014-17, termasuk beban sebesar USD 5,5-6,5 miliar pada neraca perdagangan pada tahun 2014. Sementara dampak secara nominal masih tidak pasti, namun dampak negatif pasti dari larangan tersebut, bersama dengan isu-isu ekonomi yang lebih luas yang ditimbulkan dari kebijakan tersebut, Bank Dunia berpendapat bahwa akan lebih bermanfaat untuk mengevaluasi pilihan kebijakan yang lebih luas untuk memastikan bahwa Indonesia dapa mendapatkan manfaat yang semaksimal mungkin dari kekayaan mineral yang cukup besar secara sosial dan lingkungan.

Secara keseluruhan, kinerja ekonomi yang meningkat telah menyebabkan penurunan yang stabil dalam tingkat pengangguran, namun, tingkat absolut pengangguran masih sangat tinggi dan kemungkinan akan tetap sebagai salah satu tantangan paling signifikan di Indonesia ekonomi dan politik di tahun-tahun mendatang. Biaya tenaga kerja telah meningkat, namun peningkatan produktivitas masih tertinggal dibanding dengan negara lain.

II.2.2 Tinjauan Industri Farmasi

Definisi yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1799/MENKES/PER/XII/2010, industri farmasi adalah badan usaha yang memiliki izin dari Menteri Kesehatan untuk melakukan kegiatan pembuatan obat atau bahan obat. Adapun obat




didefinisikan sebagai bahan atau paduan bahan, termasuk produk biologi yang digunakan untuk mempengaruhi atau menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan diagnosis, pencegahan, penyembuhan, pemulihan, peningkatan kesehatan, dan kontrasepsi untuk manusia. Sedangkan bahan obat adalah bahan baik yang berkhasiat maupun tidak berkhasiat yang digunakan dalam pengolahan obat dengan standard mutu sebagai bahan baku farmasi. Industri farmasi memiliki fungsi pembuatan obat dan atau bahan obat, pendidikan dan pelatihan, serta penelitian dan pengembangan. Industri farmasi yang memproduksi obat dapat mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada pedagang besar farmasi, apotek, instalasi farmasi rumah sakit, pusat kesehatan masyarakat, klinik, dan toko obat sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Sedangkan industri farmasi yang menghasilkan bahan obat dapat mendistribusikan atau menyalurkan hasil produksinya langsung kepada pedagang besar bahan baku farmasi dan instalasi farmasi rumah sakit sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. Kondisi Industri farmasi di Indonesia dalam kurun waktu beberapa tahun terakhir mengalami peningkatan 12% sampai dengan 13% per tahun, dan dihaparkan dapat meningkat kembali di tahun yang akan datang. Hal tersebut di nyatakan oleh Ketua Umum Pengurus Pusat Gabungan Pengusaha Farmasi Johannes Setijono di Jakarta yaitu, pihaknya yakin pertumbuhan industri farmasi di Indonesia ke depan akan semakin membaik dengan tingkat pertumbuhan mencapai 15% sampai dengan 16% per tahun. Johannes mengatakan, keyakinan membaiknya pertumbuhan pasar farmasi juga didorong perhatian daerah-daerah yang kian memberi jaminan kesehatan bagi masyarakatnya. (Dikutip dari Artikel Kompas.com). Ditengah keyakinan meningkatnya pertumbuhan pasar obat di Indonesia, sejumlah produsen produk tersebut mengalami penurunan penjualan hingga ratusan milyar rupiah. Maraknya peredaran obat palsu dituding sebagai “racun” bagi industri farmasi sekaligus menjadi biang keladi merosotnya omzet penjualan obat di beberapa tahun belakangan. Pengurus Harian Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI), Tulus Abadi, menegaskan, turunnya omzet penjualan obat baik obat paten maupun obat generik dikarenakan msih maraknya peredaran obat palsu di Indonesia dan hampir tidak ada bedanya obat palsu yang beredar di pasaran dengan obat yang asli, itu sebabnya para konsumen




dihimbau untuk selalu berhati – hati dalam membeli obat jika tidak ada label dari Departemen Kesehatan.

Tetapi di tengah maraknya permasalahan mengenai peredaran obat palsu tersebut, Industri Farmasi di Indonesia diharapkan tidak akan terpengaruh. Hal itu diyakini karena Indonesia telah menempati posisi di mata dunia sebagai negara menengah dengan tingkat kesadaran kesehatan yang tinggi dan juga didukung oleh BPJS (Badan Penyelenggara Jaminan Sosial) yang akan mengalami peningkatan pasar farmasi. (Sumber: Kutipan Artikel pernyataan Johannes Setijono, Ketua Umum Pengurus Pusat Gabungan Pengusaha Farmasi Kompas.com).

Menurut Johannes, porsi belanja kesehatan masyarakat kurang lebih 2% dari Produk Domestik Bruto (PDB), berdasarkan pada nilai belanja tersebut sudah mencapai RP 20 Trilyun. Komparasi di negara lain yang pendapatan per kapita USD 5.000 sekitar 4%. Melihat semakin tingginya pendapatan per kapita masyarakat Indonesia maka Johannes yakin bahwa belanja kesehatan akan meningkat. Bila Belanja kesehatan masyarakat semakin tinggi, maka pasar farmasi semakin besar. Pasalnya, porsi belanja obat dari biaya kesehatan sekitar 30%. Pada tahun 2012 pasar obat per PDB 0,5% dan sisanya rumah sakit dan perawatan dokter. Johannes juga menyebutkan, pasar farmasi bisa mencapai angka USD 5,88 milyar pada tahun 2013 dan akan terus mengalami tren kenaikan hingga beberapa tahun ke depan. (Sumber: Ikatan Apoteker Indonesia.net)

II.2.3 Keuntungan dan Kerugian atas Dilakukannya Transaksi

Keuntungan: – SRSN memperoleh tanah yang lokasinya dekat dengan Pabrik SRSN,

sehingga jika SRSN akan mengembangkan (Ekspansi) Pabrik, maka dapat dilaksanakan dengan cepat.

Kerugian: – Rencana Transaksi akan menurunkan saldo kas perusahaan yang

diakibatkan dari pembayaran atas pembelian tanah tersebut.

II.2.4 Ikhtisar Keuangan SRSN untuk periode yang berakhir pada tanggal 31 Desember 2009-2013

Ikhtisar keuangan SRSN untuk periode yang berakhir pada tanggal-tanggal 31 Desember 2009-2013 menunjukkan kinerja yang bagus, baik dilihat dari sisi posisi keuangannya maupun dari kinerja keuangannya.




Hal ini ditunjukkan dalam tabel yang menunjukkan perkembangan posisi keuangan, laba rugi dan analisa rasio sebagai berikut:

Laporan Posisi Keuangan

Jumlah Aset meningkat dari Rp 413.777 juta di tahun 2009 menjadi Rp 420.783 juta pada tahun 2013. Liabilitas mengalami penurunan dari Rp 195.354 juta di tahun 2009 menjadi Rp 106.407 juta pada tahun 2013. Ekuitas juga mengalami peningkatan dari Rp 218.423 juta di tahun 2009 menjadi Rp 314.376 juta pada tahun 2013. Secara keseluruhan, posisi keuangan SRSN menunjukkan kinerja yang bagus.

Laporan Laba Rugi

Pendapatan meningkat rata-rata sebesar 2,7% per tahun selama 5 tahun dari tahun 2009 hingga 2013, sedangkan laba usaha turun rata-rata 2,5% per tahun dan laba bersih turun rata-rata 10,9% per tahun.

31 Desember 2009 - 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

31-Des-09 31-Des-10 31-Des-11 31-Des-12 31-Des-13

ASET

Total Aset Lancar 250.869 248.343 259.288 306.887 294.789

Total Aset Tidak Lancar 162.908 115.662 101.895 95.222 125.993

TOTAL ASET 413.777 364.005 361.182 402.109 420.783

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Total Liabilitas Jangka Pendek 146.996 102.457 81.670 111.511 89.840

Total Liabilitas Jangka Panjang 48.358 33.295 27.272 21.394 16.567

TOTAL LIABILITAS 195.354 135.752 108.942 132.905 106.407

EKUITAS

TOTAL EKUITAS 218.423 228.252 252.240 269.204 314.376

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 413.777 364.005 361.182 402.109 420.783

KETERANGAN

31 Desember 2009 - 2013(Dalam Jutaan Rupiah)

2009 2010 2011 2012 2013

PENJUALAN 352.543 342.870 387.354 384.145 392.316

BEBAN POKOK PENJUALAN (262.913) (275.038) (299.748) (302.809) (306.038)

LABA KOTOR 89.631 67.832 87.606 81.336 86.277

TOTAL BEBAN USAHA (45.353) (41.152) (49.578) (50.083) (46.338)

LABA USAHA 44.278 26.680 38.028 31.253 39.939

PENDAPATAN/(BIAYA) LAIN-LAIN 0 0 0 0

LABA SEBELUM PAJAK PENGHASILAN 36.508 14.181 33.811 25.761 32.667

BEBAN PAJAK PENGHASILAN - NETO (11.128) (4.351) (9.823) (8.805) (16.673)

LABA SEBELUM PENYESUAIAN PROFORMA 25.380 9.830 23.988 16.956 15.994

PENYESUAIAN PROFORMA 0 0 0 0 0

LABA TAHUN BERJALAN 25.380 9.830 23.988 16.956 15.994

PENDAPATAN KOMPERHENSIF LAINNYA

TOTAL LABA KOMPREHENSIF TAHUN BERJALAN 25.380 9.830 23.988 16.964 45.171

KETERANGAN




Analisa Rasio

Rasio Likuiditas Rasio lancar menunjukkan kinerja yang cukup baik, dimana terlihat ditabel diatas, rasio lancar meningkat dari 1,71 di tahun 2009 menjadi 2,42 di tahun 2010, kemudian meningkat 3,28 ditahun 2013. Rasio kas juga mengindikasikan tren yang serupa yakni meningkat dari 0,03 di tahun 2009 menjadi 0,04 tahun 2010, dan menjadi 0,10 pada tahun 2013.

Rasio Solvabilitas Rasio hutang terhadap total aset mengindikasikan tren yang menurun dari 38,77 di tahun 2009 menjadi 16,32 pada tahun 2013, sementara rasio hutang terhadap ekuitas mengalami penurunan dari 73,45 di tahun 2009 menjadi 21,85 pada tahun 2013. Hal tersebut menunjukkan bahwa selama 5 tahun terakhir, porsi hutang dan hutang jangka panjang SRSN menurun.

Rasio Rentabilitas Marjin Laba Kotor menunjukkan tren yang menurun dari tahun 2009 hingga tahun 2013 dari 25,42% menjadi 21,99% sementara Marjin Laba Bersih juga menunjukkan tren menurun dari 7,20% menjadi 4,08% untuk periode yang sama. ini menunjukkan bahwa profitabilitas SRSN cenderung menurun dalam 5 tahun belakangan.

II.2.5 Pengaruh Rencana Transaksi Terhadap Posisi Keuangan dan Kinerja Perusahaan

Asumsi – asumsi utama dalam penyajian data dan informasi laporan keuangan proforma SRSN adalah sebagai berikut: a. Rencana Transaksi akan dilaksanakan pada tanggal 31 desember

2013; b. Jumlah total nilai Rencana Transaksi Harga tanah atas dasar draft

perjanjian jual beli yang disepakati sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah).

Rasio Likuiditas 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Lancar 1,71x 2,42x 3,17x 2,75x 3,28x

Rasio Kas 0,03x 0,04x 0,04x 0,17x 0,10x

Rasio Solvabilitas 2009 2010 2011 2012 2013

Rasio Utang terhadap Total Aset 38,77% 30,47% 20,47% 24,88% 16,32%

Rasio Utang terhadap Ekuitas 73,45% 48,59% 29,30% 37,17% 21,85%

Rasio Rentabilitas 2009 2010 2011 2012 2013

Marjin Laba Kotor 25,42% 19,78% 22,62% 21,17% 21,99%

Marjin Laba Bersih 7,20% 2,87% 6,19% 4,41% 4,08%




Dengan pertimbangan tersebut, proforma posisi keuangan sebelum dan sesudah dilaksanakan rencana transaksi adalah sebagai berikut:

Analisis ringkas mengenai dampak Rencana Transaksi terhadap kinerja keuangan SRSN adalah sebagai berikut: – Jumlah saldo kas SRSN pada tanggal 31 Desember 2013 menurun

sebesar Rp 4.923 juta sebagai akibat dari pembelian tanah; – Aset tetap berupa tanah meningkat sebesar Rp 4.923 juta sebagai

akibat dari pembelian tanah. Tanah tersebut dicatat sebagai properti investasi oleh Manajemen.

Laporan Posisi Keuangan Proforma

31 Desember 2013

(Dalam Jutaan Rupiah)

Sebelum

Rencana

Transaksi

Sesudah

Rencana

Transaksi

31-Des-13 31-Des-13

ASET

ASET LANCARKas dan setara kas 8.598 3.675

Piutang Usaha 81.706 81.706

Persediaan - neto 192.744 192.744

Aset Lancar Lainnya 20 20

Pajak dibayar dimuka 0 0

Biaya dibayar dimuka 925 925

Uang muka pembelian dan lainnya 10.796 10.796

Total Aset Lancar 294.789 289.866

ASET TIDAK LANCARAset tetap - setelah dikurangi akumulasi penyus 118.273 123.196

Properti Investasi 4.297 4.297

Aset tidak lancar lainnya 3 3

Aset tidak digunakan dalam usaha 0 0

Aset tidak berwujud 409 409

Aset pajak tangguhan 3.012 3.012

Total Aset Tidak Lancar 125.993 130.916

TOTAL ASET 420.783 420.783

LIABILITAS DAN EKUITAS

LIABILITAS

Total Liabilitas Jangka Pendek 89.840 89.840

Total Liabilitas Jangka Panjang 16.567 16.567

TOTAL LIABILITAS 106.407 106.407

EKUITAS

TOTAL EKUITAS 314.376 314.376

TOTAL LIABILITAS DAN EKUITAS 420.783 420.783

KETERANGAN




II.2.6 Analisis Rasio-rasio Keuangan dengan Menyajikan Dampak atas Dilakukannya Transaksi

Proforma Analisis Rasio Keuangan dengan menyajikan dampak dari dilakukannya Rencana Transaksi memberikan gambaran sebagai berikut:

Analisis ringkas mengenai dampak Rencana Transaksi terhadap rasio-rasio keuangan SRSN adalah sebagai berikut:

– Rasio Likuiditas SRSN mengalami penurunan, yang ditunjukan oleh Rasio Lancar dan Rasio Kas yang turun meskipun masih tetap likuid;

– Rasio Solvabilitas tidak mengalami perubahan yang ditunjukan oleh Rasio Utang dan Rasio Utang terhadap Ekuitas yang tidak berubah;

– Rasio Rentabilitas tidak mengalami perubahan yang ditunjukkan oleh Margin Laba kotor dan Marjin Laba Bersih yang tetap.

II.3 Analisis Kewajaran Nilai Transaksi

a. Berdasarkan hasil penilaian yang dilakukan oleh KJPP Nirboyo, Dewi Apriyanti dan Rekan seperti yang tertuang dalam Laporan Penilaian Aset No. 14-133/NDR/IA-HS-P/AI/LL tanggal 2 Juni 2014 adalah sebagai berikut:

Sebelum

Rencana

Transaksi

Sesudah

Rencana

Transaksi

2013 2013

Rasio Likuiditas

Rasio Lancar 3,28x 3,23x

Rasio Kas 0,10x 0,04x

Rasio Solvabilitas

Rasio Hutang thd Total aset 16,32% 16,32%

Rasio Hutang thd Modal 21,85% 21,85%

Rasio Rentabilitas

Rasio Laba Kotor 21,99% 21,99%

Rasio Laba Bersih 4,08% 4,08%

Analisa Rasio

Keterangan Pemilik Luas TanahNilai

Pasar/m2Nilai Pasar

SHM No. 2758 Bpk. Hartono Setyo 2.355 580.000 1.365.900.000 SHM No. 3779 Bpk. Hartono Setyo 2.935 580.000 1.702.300.000 SHM No. 2059 Bpk. Hartono Setyo 1.455 580.000 843.900.000 SHM No. 3543 Bpk. Hartono Setyo 1.460 580.000 846.800.000

Total 8.205 580.000 4.758.900.000




b. Berdasarkan draft perjanjian jual beli yang disepakati sebesar Rp 600.000,-/m2 atau seluruhya sebesar Rp 4.923.000.000,- (Empat Milyar Sembilan Ratus Dua Puluh Tiga Juta Rupiah).

c. Selisih antara Nilai Pasar tersebut diatas dengan Harga Jual Beli yang disepakati dalam Rencana Transaksi adalah sebesar 3,45% lebih tinggi seperti yang ditunjukan dengan tabel sebagai berikut:

d. Sesuai dengan Peraturan Bapepam dan LK No. VIII.C.3 No : KEP-196/BL/2012 tentang Pedoman Penilaian dan Penyajian laporan Penilaian Usaha di Pasar Modal tanggal 19 april 2012 butir 12.e.2) dan butir 21.g.1) yang menyatakan bahwa nilai transaksi wajar apabila ada dalam kisaran batas atas dan batas bawah yang tidak melebihi 7,5%. Dengan mempertimbangkan bahwa Nilai Rencana Transaksi adalah lebih tinggi 3,45% Nilai Pasar maka dapat disimpulkan bahwa nilai transaksi adalah wajar.

II.4 Analisis Faktor –faktor Lain yang Relevan

Jika dilihat dari aspek lokasi, tanah yang dibeli letaknya berdekatan dengan Pabrik SRSN, sehingga dapat dimanfaatkan dengan lebih cepat dan efisien apabila SRSN akan melakukan perluasan dan pengembangan Pabrik. Disamping itu tanah tersebut juga memiliki potensi untuk meningkat harganya di masa yang akan datang.

Kesimpulan

Atas dasar analisis yang kami lakukan terhadap kewajaran rencana transaksi yang meliputi analisis transaksi, analisis kualitatif dan kuantitatif, analisis kewajaran nilai transaksi dan analisis atas faktor-faktor lain yang relevan serta asumsi-asumsi penting dalam penilaian kewajaran rencana transaksi yang kami kemukakan, maka kami berpendapat bahwa Rencana Transaksi adalah Wajar.

KeteranganLuas

TanahNilai

Pasar/m2Nilai Pasar

Harga Transaksi/

m2

Rencana Transaksi

Selisih %

SHM No. 2758 2.355 580.000 1.365.900.000 600.000 1.413.000.000 3,45%

SHM No. 3779 2.935 580.000 1.702.300.000 600.000 1.761.000.000 3,45%

SHM No. 2059 1.455 580.000 843.900.000 600.000 873.000.000 3,45%

SHM No. 3543 1.460 580.000 846.800.000 600.000 876.000.000 3,45%

Total 8.205 580.000 4.758.900.000 600.000 4.923.000.000 3,45%




Independensi Penilai Dalam mempersiapkan Laporan Pendapat Kewajaran ini kami telah bertindak secara independen tanpa adanya konflik dan tidak terafiliasi dengan SRSN, Bpk. Mulyadi Utomo Budhi Muljono dan Bpk. Hartono Setyo ataupun pihak-pihak yang terafiliasi. Kami tidak mempunyai kepentingan atau keuntungan baik sekarang maupun yang akan datang berkaitan dengan penugasan ini. Selanjutnya, laporan ini tidak dilakukan untuk memberikan keuntungan atau merugikan pada pihak manapun. Imbalan yang kami terima adalah sama sekali tidak dipengaruhi oleh pendapat yang dihasilkan dari proses penilaian ini. Penutup

Laporan ini harus dipandang sebagai satu kesatuan. Penggunaan sebagian laporan dan informasi tanpa mempertimbangkan keseluruhan informasi yang dapat menyebabkan pengertian yang berbeda. Dalam melakukan penilaian kewajaran ini kami berpedoman pada Peraturan Bapepam dan LK, Kode Etik Penilai Indonesia (KEPI) dan Standar Penilaian Indonesia Tahun 2013 (SPI 2013). Demikian disampaikan dan atas kepercayaan yang diberikan kepada kami dalam menyusun laporan ini, kami ucapkan terima kasih. Hormat kami, Kantor Jasa Penilai Publik Nirboyo Adiputro, Dewi Apriyanti & Rekan Drs. NIRBOYO ADIPUTRO, MAPPI (Cert) Pimpinan Rekan Ijin Penilai : PB - 1.09.00148 MAPPI No. : 81-S-00014 STTD No. : 08/BL/STTD-P/AB/2006

LAPORAN PENDAPAT KEWAJARAN ATAS RENCANA … · Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi...

Documents

Transcript of LAPORAN PENDAPAT KEWAJARAN ATAS RENCANA … · Laporan Pendapat Kewajaran atas Rencana Transaksi...