LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

download LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

of 15

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    1/15

    LAPORAN PENDAHULUAN

    ANAK BERKEBUTUHAN KHUSUS TUNARUNGU

    Oleh :

    RETNO KUMALA SARI

    KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN

    UNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN

    FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATAN

    JURUSAN KEPERAWATAN

    PROGRAM STUDY NERSPURWOKERTO

    2014

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    2/15

    BAB I

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang Anak tunarungu merupakan salah satu klasifikasi dari anak yang

    dikategorikan luar biasa yang mempunyai kelainan dalam pendengarannyasehingga memberikan dampak negatif bagi perkembangannya, terutamadalam kemampuan berbicara dan berbahasa. Namun demikian, merekamempunyai hak yang sama sebagaimana warga negara lainnya dalammemperoleh layanan pendidikan untuk mengembangkan potensinyaseoptimal mungkin.

    Perkembangan layanan pendidikan bagi anak tunarungu dewasa ini sudah

    mulai menunjukan kemajuan. Hal itu ditunjukkan dengan adanya anaktunarungu yang belajar di sekolah biasa. Namun, mereka belum memperolehlayanan yang memadai karena para guru biasa umumnya tidak dibekalidengan keilmuan tentang siapa dan bagaimana layanan pendidikan bagi anaktunarungu.

    Untuk menjamin bahwa anak tunarungu yang berada di sekolah biasa,termasuk di SD biasa mendapat layanan pendidikan yang sesuai dengankarakteristiknya maka para guru seyogianya mempunyai wawasan tentangkarakteristik dan kebutuhan pendidikan anak tunarungu.

    B. Rumusan masalahDari uraian latar belakang di atas, maka dapat dirumuskan beberapa

    masalah sebagai berikut:

    1. Apa yang dimaksud dengan anak tunarungu dan bagaimana karakteristiknya?

    2. Apa penyebab terjadinya ketunarunguan dan upaya apa yang dapat dilakukanuntuk mencegah ketunarunguan tersebut?

    3. Bagaimana klasifikasi tunarungu?

    4. Bagaiman layanan bimbingan yang dapat diberikan pada penderita tunarungudan assesmen seperti apa yang cocok bagi penderita tunarungu?

    C. Tujuan dan ManfaatTujuan dan manfaat dari penyusunan makalah ini yaitu :

    1. Untuk menjelaskan dan mengetahui pengertian anak tunarungu dan bagaimana karakteristiknya.

    2. Untuk menjelaskan dan mengetahui penyebab terjadinya ketunarunguan danupaya yang dapat dilakukan untuk mencegah ketunarunguan tersebut.

    3. Untuk menjelaskan dan mengetahui klasifikasi tunarungu.

    4. Untuk menjelaskan dan mengetahui layanan bimbingan yang dapat diberikan pada penderita tunarungu dan assesment seperti apa yang cocok bagi

    penderita tunarungu.

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    3/15

    BAB II

    PEMBAHASAN

    A. Pengertian Anak Tunarungu

    Menurut Hallahan dan Kauffman (1982 : 234) memberikan batasantentang tunarungu di tinjau dari kehilangan kemampuan mendengarnya,

    bahwa :

    Hearing impairment. A genetic term indicating a hearing disabiliti thatrange insevety from milk to profound in includis the subsets deaf and hard ofhearing. Deaf person in one whos hearing disability precludes successful

    processing of linguistic information though audio, with or without a haering

    aid, has residual hearing sufficient to enable sucxessful processing oflinguistic information thoght audition.

    Andreas Dwijosumarto dalam seminar ketuna runguan di bandung (19 juni 1988) mengemukakan bahwa tuna rungu adalah suatu kehilangan pendengaran yang mengakibatkan seseorang tidak dapat menangkap berbagai perangsang, terutama indra pendengaran.

    Kemudian Donald F Moores menjelaskan pengertian tuna rungu dalam bukunya Education the deaf ( Psychology principles and practices ) HougtohMiflin Company, Boston (1981: 3) sebagai berikut :

    A deaf person is one whose hearing is disabled to exten (usually 70 dB ISO grather ) that precluds the understanding of speech through the earlonewithout or with the use of hearing aid. A hard of hearing person is one whosehearing is disabled to an exten ( usually 35 to 69 dB ISO ) That makesdifficult but dose not preclude the understanding of speech through the earalone with out our with a hearing aid.

    Menurut batasan dari Sri Moerdiani (1987: 27) dalam buku psikologianak luar biasa bahwa anak tuna rungu adalah mereka yang menaglamigangguan pendengaran sedemikian rupa sehingga tidak mempunyai fungsi

    praktis dan tujuan komunikasi dengan orang lain dan lingkungan sekitarnya.

    Adapun Moh Amin dalam buku Ortopedagogik umum mengemukakan bahwa anak tuna rungu adalah mereka yang mengalami kekurangan ataukehilangan kemampuan mendengar yang disebakan oleh kerusakan atau tidak

    berfungsinya sebagian atau seluruh organ pendengaran yang mengakibatkanhambatan dalam perkembanganya sehingga memerlukan bimbingan

    pendidikan khusus. (1991: 1).

    Ahli lainnya memberikan batasan mengenai tunarungu ditinjau dari segimedis dan pedagogis sebagai berikut : Tunarungu berarti kekurangan ataukehilangan kemampuan mendengar yang disebabkan oleh kerusakan seluruhalat pendengaran yang mengakibatkan hambatan dalam perkembangan bahasa

    sehingga memerlukan bimbingan dan pelayanan khusus. ( Salim,1984 : 8)

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    4/15

    Orang tuli adalah seseorang yang mengalami ketidakmampuan untukmendengar sehingga tidak dapat mengembangkan, biasanya pada tingkat 70dB ISO atau lebih besar sehinga menghalangi untuk mengerti pembicaraanorang lain melalui pendengaranya sendiri tanpa mengunakan alat bantudengar. Seseorang dikatakan kurang mendengar adalah ketidak mampuanuntuk mendengar sehingga tidak dapat mengembangkan, bisanya pada tingkat35 sampai 69 Db ISO tetapi tidak menghalangi untuk mengerti pembicaraanorang lain melauli pendengaranya sendiri tanpa atau menggunakan alat bantudengar.

    Pernyataan tersebut kurang lebih berarti bahwa tunarungu adalah suatuistilah umun yang menunjukan kesulitan mendengar dari yang ringan sampaiyang berat dan di golongkan kedalam bagian tuli dan kurang dengar.

    Orang tuli adalah seseorang yang kehilangan kemampuan mendengar

    sehingga tidak dapat memproses informasi bahasa melalui pendengarandengan atau tanpa alat bantu dengar. Sedangkan orang kurang dengar adalahseseorang yang pada umumnya menggunakan alat bantu dengar sisa

    pendengarannya cukup memungkinkan keberhasilan memproses informasi bahasa melalui pendengarannya.

    Dari beberapa pengertian diatas dapat di simpulkan bahwa anaktunarungu adalah anak yang mengalami hambatan dalam mendengar yang disebabkan karena tidak berfungsinya sebagian atau keseluruhan alat

    pendengaran sehingga anak memerlukan bimbingan dan pendidikan khususagar dapat mengembangkan bahasa serta potensi yang dimiliki anakseoptimal mungkin.

    Atau dengan menggunakan bahasa lain, bahwa anak tuna rungu adalahanak yang mengalami kekurangan atau kehilangan kemampuan mendengaryang diakibatkan oleh kerusakan atau tidak berfungsinya indra pendengaransehingga mengalami hambatan dalam perkembanganya. Denagn demikiananak tuna rungu memerlukan pendidikan secara khusus untuk mencapaikehidupa lahir batin yang layak.

    B. Karakteristik Anak Tunarungu

    Semua individu memiliki karakteristik tertentu demikian pula anak-anakyang mengalami ketunarunguan dan dampak yang paling mencolok yaituterhambatnya perkembangan bahasa dan bicara, mereka terbatas dalam kosakata dan pengertian kata-kata yang abstrak. Hal ini karena mereka hanyamemanfaatkan penglihatan dalam belajar bahasa. Belajar bahasa hanyamelalui penglihatan memiliki banyak kelemahan-kelemahan sehingga merekatidak dapat memanfaatkan intelegensinya secara maksimal, akibatnya merekatampak bodoh.

    Perkembangan bahasa anak tunarungu pada awalnya tidak berbedadengan perkembangan bahasa anak normal sekitar usia enam bulan anak

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    5/15

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    6/15

    Pada awal fase meraban ( babling) tidak terjadi hambatan karena fasemeraban ini merupakan kegiatan alamiah dari pernapasan dan pita suara.

    Mula-mula bayi bablin g, kemudian ibu meniru. Tiruan itu terdengar oleh bayi dan ditirukan kembali. Peristiwa inilah yang menjadi proses terpentingdalam pembinaan bicara anak. Bagi anak tunarungu tidak terjadi pengulangan

    bunyinya sendiri, karena anak tunarungu tidak mendengar tiruan ibunya.Dengan demikian perkembangan bicara selanjutnya menjadi terhambat.

    c. Fase penyesuaian diri.Suara-suara yang diujarkan orang tua dan ditiru oleh bayi kemudian

    ditirukan kembali oleh orang tuanya secara terus menerus. Pada anaktunarungu hal tersebut terbatas pada peniruan penglihatan ( visual) yaitugerakan-gerakan atau isyarat-isyarat, sedangkan peniruan pendengaran(auditif ) tidak terjadi karena anak tunarungu tidak dapat mendengar suara.

    Tiga faktor yang saling berkaitan antara ketidakmampuan bahasa dan bicara dengan ketajaman pendengaran menurut Daniel F. Hallahan dan JamesM. Kauffman yang dikutip oleh Andreas Dwijosumarto (1990 : 2) adalahsebagai berikut :

    1. Penerima auditori tidak cukup sebagi umpan balik ketika ia membuat suara.

    2. Penerimaan verbal dari orang dewasa tidak cukup menunjang pendengarannya.

    3. Tidak mampu mendengar contoh bahasa dari orang mendengar.

    Ciri khusus anak tunarungu berkenaan dengan bahasanya adalah miskindalam kosakata, sulit memahami kata-kata abstrak, sulit mengartikan kata-kata yang mengandung arti kiasan. Sedangkan ciri-ciri anak tunarungu

    berkenaan dengan bicaranya adalah nada bicaranya tidak beraturan, bicaranyaterputus-putus akibat dari penguasaan kosa kata yang terbatas, dalam bicaracenderung diikuti oleh gerakan-gerakan tubuh serta sulit menguasai warnadan gaya bahasa.

    3. Intetelegensi

    Secara garis besar pendapat tentang intelegens i anak tunarungu diklasifikasikan menjadi tiga bagian.

    a. Pertama anak tunarungu dianggap sama dengan anak normal (YukeSiregar,1981 : 2 )

    b. Kedua, dianggap bahwa intelegensi anak tunarungu lebih rendah dari anaknormal .

    c. Bahwa anak tunarungu mengalami kekurangan potensi intelektual pada seginon verbal.

    4. Kepribadian dan emosi.

    Semua anak memerlukan perhatian dan dapat diterima di lingkunganyang di tempati. tidak terkecuali anak tunarungu, tetapi semua itu akan sulit

    didapatkan oleh anak tunarungu karena mereka hanya dapat merasakan

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    7/15

    ungkapan tersebut melalui kontak visual. Berbeda dengan anak normal yangdapat merasakan ungkapan yang diberikan melalui nada suara yang diperolehdengan cara mendengar. Hal ini akan berpengaruh pada perkembangan emosianak tunarungu. Karena keadaanya itu anak tunarungu merasa terasing danterisolasi dari lingkungannya. Sering terjadi, ketidak mampuan mereka dalam

    berkomunikasi mengakibatkan suatu kekurangan dalam keseluruhan pengalaman anak yang sebenarnya dasar bagi perkembangan, sikap dankepribadian. Beberapa sifat yang terjadi pada anak tunarungu akibat darikekurangannya adalah :

    a. Sifat egosentris yang lebih besar daripada aanak normal, dunia penghayatan mereka lebih sempit maka akan lebih terarah pada dirinyasendiri. Sifat egosentis ini berarti :

    1) Sukar menempatkan diri pada cara berpikir dan pada perasaan orang lain.

    2) Dalam perilakunya sering di kuasai oleh perasaan dan pikiran sendirimereka sulit menyusuaikan diri.

    b. Mempunyai perasaan takut akan hidup.

    c. Sikap ketergantungan kepada orang lain.

    d. Perhatian yang sukar di alihkan.

    e. Kemiskinan dalam bidang fantasi.

    f. Sifat yang polos, sederhana tanpa banyak problem.

    g. Mereka dalam keadaan ekstrim tanpa banyak nuansa.

    h. Lekas marah dan cepat tersinggung.

    i. Kurang mempunyai konsep tentang relasi atau hubungan.

    5. Sosial Setiap manusia memerlukan interaksi dengan lingkungannya. Untuk

    dapat berinteraksi dengan baik terhadap lingkungannya di perlukankematangan sosial. Yuke R Siregar (1986 : 26) mengemukakan tentang saranuntuk mencapai kematangan sosial, yaitu:

    a. Pengetahuan yang cukup mengenai nilai-nilai sosial dan kekhasan dalammasyarakat.

    b. Mempunyai kesempatan yang banyak untuk menerapkan kemampuannya.

    c. Mendapatkan kesempatan dalam hubungan sosial.

    d. Mempunyai dorongan untuk mencari pengalaman.

    e. Struktur kejiwaan yang sehat yang mendorong motivasi yang baik.

    Karena kondisi yang dialami oleh anak tunarungu sulit untuk mencapaikematangan oleh karenanya tidak jarang lingkungan memperlakukan merekadengan tidak wajar. Hal ini akan menyebabkan mereka cenderung memilikirasa curiga pada lingkungan, memiliki perasaan tidak aman dan memilikikepribadian yang tertutup, kurang percaya diri, menafsirkan sesuatu secaranegatif, memiliki perasaan rendah diri dan merasa disingkirkan, kurangmampu mengontrol diri dan cenderung mementingkan diri sendiri.

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    8/15

    C. Penyebab Ketunarunguan

    Banyak faktor yang menyebakan seseorang mengalami ketunarunguan,sebagaimana diungkapkan dalam buku petunjuk praktis penyelenggaraanSekolah Luara Biasa bagian B atau tuna rungu, Depdikbud (1985: 23)mengemukakan bahwa :

    1. Sebelum anak dilahirkan atau masih dalam kandungan (masa prenatal )

    2. Pada waktu proses kelahiran dan baru dilahirkan ( neo natal ).

    3. Sesudah anak dilahirkan ( post natal ).

    Penyebab ketuna runguan tersebut dijabarkan sebagai berikut :

    1. Masa Prenatal

    Pada masa prenatal pendengaran anak menjadi tuna rungu disebakanoleh:

    a. Faktor keturunan atau hereditas

    Anak mengalami tuna rungu sejak dia dia dilahirkan Karena ada di antarakeluarga ada yang tuna rungu genetis akibat dari rumah siput tidak

    berkembang secara normal, dan ini kelainan corti (selaput-selaput)

    b. Cacar air, campak ( rubella , german measles )

    Pada waktu ibu sedang mengandung menderita penyakit campak, cacarair, sehingga anak yang di lahirkan menderita tunarungu mustism (tak dapat

    bicara lisan)

    c. Toxamela (keracunan darah)

    Apabila ibu sedang mengandung menderita keracunan darah ( toxameia )akibatnya placenta menjadi rusak. Hal ini sangat berpengaruh pada janin.Besar kemungkinan anak yang lahir menderita tuna rungu. MenurutAudiometris pada umumnya anak ini kehilangan pendengaran 70-90 dB.

    d. Penggunaan obat pil dalam jumlah besar

    Hal ini akibat menggugurkan kandungan dengan meminum banyak obat pil pengggugur kandngan, tetapi kandunganya tidak gugur, ini dapatmengakibatkan tuna rungu pada anak yang dilahirkan, yaitukerusakan cochlea .

    e. Kelahiran premature

    Bagi bayi yang dilahirkan premature , berat badanya di bawah normal, jaringan-jaringan tubuhnya lemah dan mudah terserang anoxia (kurangnyazata asam). Hal ini merusak inti cochlea (cochlear nuclei )

    f. Kekeurangan Oksigen ( anoxia )

    Anoxia dapat mengakibatkan kerusakan pada inti brain system dan bagalganglia. Anak yang dilahirkan dapat menderita tuna rungu pada taraf berat.

    2. Masa Neo Natal

    a. Faktor rhesus ibu dan anak tidak sejenis.

    Manusia selain mempinyai jenis darah A-B-AB-0. Juga mempunyai jenis

    darah factor rh positif dan negative. Kedua jenis rh tersebut masing-masing

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    9/15

    normal. Tetapi ketidak cocokan dapat terjadi apabila seseorag perempuan ber-rh negatif kawin dengan seseorang laki-laki ber-rh positif, seperti ayahnyatidak sejenis dengan ibunya. Akibat sel-sel darah itu membentukanti body yang justru merusak anak. Akibatnya anak menderita anemia(kurang darah) dan sakit kuning setelah dilahirkan, hal ini dapat berakibatanak menjadi kurang pendengaran.

    b. Anak lahir premature atau sebelum 9 bulan dalam kandungan.

    Anak yang dilahirkan prematur, mempunyai gejala-gejala yang samadengan anak yang rh nya tidak sejenis dengan rh ibunya, yaitu akan menderitaanemia dan mengakibatkan anoxia .

    3. Post Natal

    a. Sesudah anak lahir dia menderita infeksi misalnya campak(measles )infection atau anak terkena syphilis sejak lahir karena ketularan

    orang tuanya. Anak dapat menderita tunarungu perseptif. Virus akanmenyerang cairan cochlea.

    b. Meningitis (peradangan selaput otak)

    Penderita meningitis mengalami ketulian yang perseptif, biasanya yangmengalami kelainan ialah pusat syarf pendengaran.

    c. Tuli perseptif yang bersifat keturunan. Ketunarunguan ini akibat dariketurunan orang tuanya

    d. Otitis media yang kronis.

    Cairan otitis media yang kekuning-kuningan menyebakan kehilanagn pendengaran secara konduktif. Pada secretory media akibatnya sama dengankronis atitis media, yaitu keturunan konduktif

    e. Terjadi infeksi pada alat-alat pernafasan.

    Infeksi pada alat-alat pernafasan, misalnya pembesaran tonsil adenoid dapatmenyebabkan ketuna runguan konduktif (media penghantar suara tidak

    berfungsi).

    f. Kecelakaan yang mengakibatkan kerusakan alat-alat pendengaran bagiandalam

    Dari beberapa faktor yang telah dijabarkan di atas dapatlah ditarikkesimpulan bahwa penyebab ketunarunguan tidak saja dari faktor dalamindividu seperti ketuna runguan dari orang tua atupun pada saat ibumengandung terserang penyakit. Tetapi faktor di luar diri individumempunyai peluang yang mengakibatkan seseorang mengalami ketunarunguan, seperti infeksi peradangan dan kecelakaan.

    D. Cara pencegahan terjadinya tunarungu Ada beberapa cara yang dapat dilakukan sebagai upya pencegahan

    terjadinya tunarungu. Upaya tersebut dapat dilakukan pada saat sebelumnikah ( pranikah), hamil (prenatal), persalinan (natal), dan setelah kelahiran(post natal) yang masing-masing dapat dijelaskan sebagai berikut:

    1. Upaya yang dapat dilakukan sebelum nikah ( pranikah )

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    10/15

    a. menghindari pernikahan sedarah atau pernikahan dengan saudra dekat,terutama pada keluarga yang mempunyai sejarah tunarungu

    b. melakukan pemeriksaan darah

    c. melakukan konseling genetika

    2. Upaya yang dapat dilakukan pada waktu hamil a. menjaga kesehatan dan memeriksakan kehamilan secara teratur pada dokter

    kandungan atau bidan

    b. mengonsumsi gizi yang baik atau seimbang

    c. tidak meminum obat sembarangan karena dapat menyebbkan keracunan pada janin

    d. melakukan imunisasi anti tetanus

    3. Upaya yang dapat dilakukan pada saat melahirkan

    a. pada saat melahirkan diupayakan tidak menggunakan alat penyedot

    b. apabila ibu tersebut terkena virus herpes simplek pada daerah vaginanyamaka kelahiran harus melalui operasi caesar.

    4. Upaya yang dapat dilakukan pada masa setelah lahir

    a. Melakukan imunisasi dasar serta imunisasi rubella yang sangat penting,terutama bagi wanita.

    b. Apabila anak mengalami sakit influenza, harus dijaga atau diobati jangansmpai terlalu lama karena virusnya dapat masuk kerongga telinga tengahmelalui saluran eustachius, dan dapat menyebabkan peradangan ( otitis media).

    c. Menjaga telinga dari kebisingan, seperti menggunakan pelindung telinga bagi para pekerja di pabrik.

    E. Klasifikasi Ketunarunguan

    Menurut Hallahan dan Kauffman klasifikasi ketunarunguan berdasarkantingkat kehilangan pendengaran di bagi kedalam dua kelompok besar yaitutuli ( deaf ) dan kurang dengar ( hard of hearing ). Klasifikasi laindikemukakan oleh Streng yang dikutip Somad dan Hernawati ( 1997 : 28-31 )sebagai berikut:

    1. Mild Loses , yaitu kehilangan kemampuan mendengar 20-30 dB yangmemiliki ciri- ciri :

    a. Sukar mendengar percakapan yang lemah.

    b. Menuntut sedikit perhatian khusus dari sistem sekolah tentangkesulitannya.

    c. Perlu latihan membaca ujaran dan perlu diperhatikan perkembangan penguasaan perbendaharaan kata.

    2. Marginal Loses , yaitu kehilangan kemampuan mendengar 20-30 dB yangmemiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Mengerti percakapan biasa pada jarak satu meter.

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    11/15

    b. Mereka sulit menangkap percakapan dengan pendengaran pada jarak normaldan kadang-kadang mereka mendapat kesulitan dan menangkap

    percakapan kelompok.

    c. Mereka akan sedikit mengalami kelainan bicara dan perbendaharaan katayang terbatas.

    d. Kebutuhan dalam program pendidikan antara lain belajar membaca, penggunaan alat bantu dengar, latihan bicara, latihan artikulasi dan perhatiandalam perkembangan perbendaharaan kata.

    3. Moderat loses, yaitu kehilangan kemampuan mendengar 40-60 dB yangmemiliki ciri-ciri sebagai berikut :

    a. Mereka mengerti percakapan keras pada jarak satu meter.

    b. Perbendaharaan kata terbatas

    4. Severa loses , yaitu kehilangan kemampuan mendengar 60-70 dB. Memiliki

    ciri-ciri : Mereka masih biasa mendengar suara keras dari jarak yang dekat misalnyaklakson mobil dan lolongan anjing. Mereka diajar dalam suatu kelas khususuntuk anak-anak tunarungu. Diperlukan latihan membaca ujaran dan

    pelajaran yang dapat mengembangkan bahasa dan bicara dari guru kelaskhusus.

    5. Profound loses , yaitu kehilangan kemampuan mendengar 75 dB keatas.Memiliki ciri :

    Mendengar suara yang keras pada jarak 1 inci (2,24 cm) atau sama sekalitidak mendengar walaupun menggunakan alat bantu dengar.

    Menurut buku pendidikan anak tuna rungu untuk sekolah GuruPendidikan Luar Biasa ( SGPLB ) menyebutkan, bahwa ada klarifikasi ketunarunguan yang didasarkan klasifikasi etiologis, klasifikasi anatomos fisiologis,menurut nada yang tak dapat didengar dan menurut saat terjadinya ketunarunguan, Depdikbud ( 1977 : 8 ).

    1. Klasifikasi etilogis

    a. Tuna rungu endogen adalah suatu ketunarunguan yang diturunkan oleh orangtuanya

    b. Tuna rungu eksogen adalah ketunarunguan yang diakibatkan suatu penyakitatau kecelakaan.

    2. Klasifikasi anatomis-fisikologis

    a. Tuna rungu hantaran (konduksi) adalah ketunarunguan yang disebabkankerusakan atau tidak berfungsinya alat penghantar getaran pada telinga bagian

    bawah.

    b. Tuna rungu syaraf (perseptif) adalah ketunarunguan sebagai akibat darikerusakan atau tidak berfungsinya alat pendengarn telinga bagian dalam.

    3. Menurut nada yang tak dapat di dengar

    a. Tuna rungu nada rendah

    b. Tuna rungu nada tinggi

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    12/15

    c. Tuna rungu total

    4. Menurut terjadinya ketunarunguan

    a. Tuna rungu yang terjadi saat dalam kandungan (prenatal)

    Ketunarunguan terjadi akibat keracunan makanan, kekurangan gizi, pengaruh obat obatan dan infeksi virus yang dialami pada masa triwulan pertama menimbulkan kerusakan syaraf, dan jaringan otak.

    b. Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (natal)

    Segala bentuk ganguan pada saat bayi lahir seperti :Prematuresasi, pinggul sempit, lahir dengan porceps dan berbagai kesulitan saat kelahirandapat menimbulkan kerusakan syaraf dan jaringan otak.

    c. Tuna rungu yang terjadi saat kelahiran (post natal)

    Dapat terjadi akibat peradangan selaput otak infeknsi telinga tengah,

    peradangan gendang telinga dan sebagainya.

    F. Kebutuhan Pendidikan dan Layanan Bimbingan Bagi Tunarungu

    1. Kebutuhan pendidikan

    a. Landasan agama

    b. Landasan kemanusiaan

    c. Landasan hukum

    d. Landasan pedagogis

    2. Layanan bagi anak tuna rungu

    a. Jenis layanan

    Ditinjau dari segi jenisnya, layanan pendidikan bagi anak tunarungumeliputi layanan umum dan khusus.

    1) Layanan umum

    Layanan umum merupakan layanan pendidikan yang biasa diberikankepada anak mendengar atau normal yang meliputi layanan akademik, latihandan bimbingan. Layanan akademik bagi anak tunarungu pada dasarnya samadengan layanan akademik bagi anak mendengar, yaitu mencakup mata-mata

    pelajaran yang biasa diberikan di SD biasa, tetapi terdpat hal-hal yang perludiperhatikan berkaitan dengan ciri khas layanan bagi anak tuna rungu.Layanan bimbingn trutama diperlukan dalam mengatasi dampak kelainanterhadap aspek psikologisnya, serta pengembangan sosialisai siswa.

    2) Layanan khusus

    Layanan khusus merupakan layanan yang khusus diberikan kepada anaktunarungu dalam mengurangi dampak ketunarunguannya atau melatihkemampuan yang masih ada, yang meliputi layanan bina bicara serta layanan

    bina persepsi bunyi dan irama.

    Layanan bina bicara

    Layanan bina bicara merupakan layanan upaya untuk meningkatkankemampuan anak tunarungu dalam mengucapkan bunyi-bunyi bahasa dalam

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    13/15

    rangkaian kata-kata, agar dapat dimengerti atau diinterpretasika oleh orangyang mengajak atau diajak bicara.

    Latihan bina bicara bertujuan antara lain agar anak tuna rungu memilikidasar ucapan yang benar sehingga dapat dimengerti orang lain, memberikeyakinan pada anak tuna rungu bahwa bunyi atau suara yang yangdiproduksi melalui organ bicaranya harus mempunyai makna, membedakanucapan yang satu dengan ucapan yang lainnya, serta memfungsikan organ-organ bicaranya yang kaku.

    Layanan bina persepsi bunyi dan irama

    Layanan bina persepsi bunyi dan irama merupakan layanan untuk melatihkepekaan terhadap bunyi dan irama melalui sisa pendengaran atau merasakanvibrasi ( getaran bunyi ) bagi siswa yang hanya memiliki sedikit sekali sisa

    pendengaran.

    b. Tempat atau sistem layanan 1) Tempat khusus atau sistem segregasi

    Sistem pendidikan segregasi adalah sistem pendidikan yang terpisah darisistem pendidikan anak normal. Pendidikan anak tunarungu melalui sistemsegregasi, maksudnya adalah penyelenggaraan pendidikan tersebutdilaksanakan di tempat khusus dan terpisah dari penyelenggaraan pendidikanuntk anak mendengar atau anak normal dengan memiliki kurikulum sendiri.Tempat pendidikan melalui sistem segregasi dapat dikemukakan sebagai

    berikut:

    Sekolah khusus

    sekolah khusus bagi anak tunarungu disebut Sekolah Luar Biasa Bagian B (SLB-B ).

    Sekolah Dasar Luar Biasa ( SDLB )

    SDLB adalah sekolah pada tingkat dasar yang menampung berbagai jeniskelainan, seperti anak tunanetra, tunarungu, tunagrahita, dan tuna daksadalam satu sekolah.

    Kelas jauh atau kelas kunjung

    kelas jauh adalah kelas yang dibentuk atau disediakan untuk memberi pelayanan pendidikan bagi anak luar biasa termasuk anak tunarungu yang bertempat tinggal jauh dari SLB/SDLB.

    2) Sekolah umum atau sistem integrasi

    Sistem pendidikan integrasi merupakan sistem pendidikan yangmemberikan kesempatan kepada anak tunarungu untuk belajar bersama-samadengan anak mendengar atau normal di sekolah umum atau sekolah biasa.Depdiknas ( 1986 ) mengelompokkan bentuk-bentuk keterpaduan tersebutmenjadi :

    Bentuk kelas biasa

    Bentuk kelas biasa dengan ruang bimbingan khusus Bentuk kelas khusus

    c. Metode komunikasi

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    14/15

  • 8/13/2019 LAPORAN PENDAHULUAN tuna rungu.docx

    15/15

    Merupakan strategi pembelajaran yang menekankan unsur gotong royongatau saling membantu satu sama lain dalam mencapai tujuan pembelajaran.

    Strategi modifikasi perilaku

    Strategi ini bertujuan untuk mengubah perilku siswa ke arah yang lebih positif melalui conditioning ( pengondisian ) dan membantunya agar lebih produktif sehingga menjadi individu yang mandiri.

    2) Media pembelajaran

    Media yang digunakan dalam pembelajaran bagi anak tunarungu, lebihmenekankan pada media yang bersifat visual. Bagi anak tunarungu yangtergolong kurang dengar, dapat digunakan pula media audio dan audiovisual,tetapi keterserapan pada unsur audionya terbatas.

    G. Assesmen yang cocok bagi penderita tunarungu

    Tujuan dan fungsi assesmen tersebut, antara lain untuk mengetahuitingkat pencapaian siswa terhadap materi yang diajarkan serta untukmemberikan umpan balik terhadap guru sebagai dasar untuk memperbaiki

    proses belajar serta program perbaikan bagi siswa.

    Kegiatan assesmen bagi siswa tunarungu, harus memperhatikan prinsip- prinsip sebagai berikut:

    1. Berkesinambungan

    2. Menyeluruh

    3. Objektif

    4. Pedagogis

    DAFTAR PUSTAKA

    Wardani, I. G. A. K, dkk.( 2007 ). Pengantar Pendidikan Luar Biasa.Jakarta: Universitas Terbuka.

    David Smith, J. ( 2012 ). Sekolah Inklusi Konsep dan Penerapan Pembelajaran.Bandung: Nuansa Cendekia.

    http://husadaindah.wordpress.com/2012/03/15/makalah-tunarungu-i

    http://husadaindah.wordpress.com/2012/03/15/makalah-tunarungu-ii/http://husadaindah.wordpress.com/2012/03/15/makalah-tunarungu-ii/http://husadaindah.wordpress.com/2012/03/15/makalah-tunarungu-ii/