LAPORAN PENDAHULUAN TEMPE.docx

20
LAPORAN TETAP PRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSES IDENTITAS PRAKTIKAN NAMA : Vinsensia O NIM : 03121003053 KELOMPOK : 2 (Dua) / Jumat Siang I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan Tempe II. TUJUAN PERCOBAAN 1. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan menggunakan proses fermentasi non-alkoholis. 2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan tempe. 3. Untuk mengetahui manfaat dan kandungan gizi tempe. III. DASAR TEORI 3.1. Definisi Tempe Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau Rizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam 1

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN TEMPE.docx

LAPORAN TETAPPRAKTIKUM TEKNOLOGI BIOPROSESIDENTITAS PRAKTIKANNAMA: Vinsensia ONIM: 03121003053KELOMPOK: 2 (Dua) / Jumat Siang I. NAMA PERCOBAAN : Pembuatan TempeII. TUJUAN PERCOBAAN1. Untuk mengetahui cara pembuatan tempe dengan menggunakan proses fermentasi non-alkoholis.2. Untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi dalam pembentukan tempe.3. Untuk mengetahui manfaat dan kandungan gizi tempe.III. DASAR TEORI 3.1. Definisi TempeTempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau Rizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal sebagai "ragi tempe". Kapang yang tumbuh pada kedelai menghidrolisis senyawa-senyawa kompleks menjadi senyawa sederhana yang mudah dicerna oleh manusia. Tempe kaya akan serat pangan, kalsium, vitamin B dan zat besi. Berbagai macam kandungan dalam tempe mempunyai nilai obat, seperti antibiotika untuk menyembunyikan infeksi dan antioksidan pencegah penyakit degeneratif.Tempe sejak dahulu diketahui sebagai makanan rakyat menengah hingga ke bawah. Harganya yang murah membuat tempe sering dipandang sebelah mata. Padahal, berdasarkan penelitian para ahli gizi, tempe banyak mengandung senyawa aktif yang sangat baik dan berguna untukmemenuhi kebutuhan nutrisi dalam tubuh manusia. Setiap makanan memiliki keunikan tersendiri. Keunikan utama makanan ini terletak pada proses fermentasi yang menjadikankandungan gizi tempemenjadi mudah untuk diurai dan diserap tubuh. Secara umum, tempe mengandung berbagai senyawa aktif antara lain sejumlah lemak, berbagai mineral baik itu makro maupun mikro, protein nabati, serat pangan alami, karbohidrat, isoflavon, beragam vitamin mulai yang larut dalam air sampai yang larut dalam minyak dan masih banyak lagi lainnya.Kedelai mengandung protein 35 % bahkan pada varitas unggul kadar proteinnya dapat mencapai 40 - 43 %. Dibandingkan dengan beras, jagung, tepung singkong, kacang hijau, daging, ikan segar, dan telur ayam, kedelai mempunyai kandungan protein yang lebih tinggi, hampir menyamai kadar protein susu skim kering. Bila seseorang tidak boleh atau tidak dapat makan daging atau sumber protein hewani lainnya, kebutuhan protein sebesar 55 gram per hari dapat dipenuhi dengan makanan yang berasal dari 157,14 gram kedelai.Kedelai dapat diolah menjadi: tempe, keripik tempe, tahu, kecap, susu, dan lain-lainnya. Proses pengolahan kedelai menjadi berbagai makanan pada umumnya merupakan proses yang sederhana, dan peralatan yang digunakan cukup dengan alat-alat yang biasa dipakai di rumah tangga, kecuali mesin pengupas, penggiling, dan cetakan.Tabel 3.1. Komposisi Kedelai per 100 gram BahanKomponenKadar (%)

Protein35-45

Lemak18-32

Karbohidrat12-30

Air7

Sumber: (Prawirahartono,S, 1991)Pembuatan tempe secara tradisional biasanya menggunakan tepung tempe yang dikeringkan di bawah sinar matahari. Sekarang pembuatan tempe ada juga yang menggunakan ragi tempe. Asam lemak pada tempe digolongkan ke dalam kelompok Polyunsaturated Fatty Acids atau PUFA. Asam jenis ini merupakan asam lematk tidak jenuh majemuk yang sangat baik bagi kesehatan tubuh. Asam lemak tak jenuh ini diperoleh dari proses fermentasi tempe. Asam tersebut adalah oleat dan linolenat. Kedua asam ini bekerja efektif dalam menurunkan kolesterol serum dalam darah sehingga dampak negatif sterol bisa ditangkal.Secara umum,adapun ciri-ciri dari hasil proses pembuatan tempe seperti tempe berwarna putih karena pertumbuhan miselia kapang yang merekatkan pada biji-biji kedelai sehingga terbentuklah tekstur-tekstur yang memadat. Sehingga degradasi komponen-komponen kedelai pada fermentasi membuat tempe memiliki rasa dan aroma khas. Berbeda dengan tahu, tempe terasa agak masam. Manfaat tempe antara lain, yaitu:1. Mengandung serat tinggi.2. Mudah dicerna oleh semua kelompok umur, dari bayi sampai usia lanjut.3. Pengolahan kedelai menjadi tempe menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yang memicu timbulnya gejala flatulensi.4. Mengandung delapan macam asam amino esensial dan asam lemak tidak jenuh.5. Sumber antioksidan yang mengandung isoflavon aglikonsebagai pencegah kanker.6. Sumber antibiotik, zat antibakteri yang memperkecil peluang infeksi.7. Hipokolesterolemik, menurunkan lipid atau lemak dalam darah.8. Sumber vitamin B.9. Mengandung vitamin B12. Vitamin tersebut umumnya terdapat dalam produk hewani tapi tidak dijumpai pada makanan nabati, seperti sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian.3.2. Pembuatan TempeTeknik pembuatan tempe di Indonesia secara umum terdiri dari tahapan perebusan, pengupasan, perendaman dan pengasaman, pencucian, inokulasi dengan ragi, pembungkusan, dan fermentasi. Pada tahap awal pembuatan tempe, biji kedelai direbus. Tahap perebusan ini berfungsi sebagai proses hidrasi, yaitu agar biji kedelai menyerap air sebanyak mungkin dan untuk melunakkan biji kedelai.Kulit biji kedelai dikupas pada tahap pengupasan agar miselium fungi dapat menembus biji kedelai selama proses fermentasi. Pengupasan dapat dilakukan dengan tangan, diinjak-injak dengan kaki, atau dengan alat pengupas kulit biji. Setelah dikupas, biji kedelai direndam. Biji kedelai tersebut direndam selama 1x24 jam. Tujuan tahap perendaman ialah untuk hidrasi biji kedelai dan membiarkan terjadinya fermentasi asam laktat secara alami agar diperoleh keasaman yang dibutuhkan untuk pertumbuhan fungi.Fermentasi adalah proses produksi energi dalam sel dalam keadaan anaerobik (tanpa oksigen). Secara umum, fermentasi adalah salah satu bentuk respirasi anaerobik, akan tetapi, terdapat definisi yang lebih jelas yang mendefinisikan fermentasi sebagai respirasi dalam lingkungan anaerobik dengan tanpa akseptor elektron eksternal.Reaksi dalam fermentasi berbeda-beda tergantung pada jenis gula yang digunakan dan produk yang dihasilkan. Secara singkat, glukosa (C6H12O6) yang merupakan gula paling sederhana , melalui fermentasi akan menghasilkan etanol (2C2H5OH). Reaksi fermentasi ini dilakukan oleh ragi, dan digunakan pada produksi makanan.Fermentasi asam laktat terjadi dicirikan oleh munculnya bau asam dan buih pada air rendaman akibat pertumbuhan bakteri Lactobacillus. Bila pertumbuhan bakteri asam laktat tidak optimum (misalnya di negara-negara subtropis, asam perlu ditambahkan pada air rendaman. Fermentasi asam laktat dan pengasaman ini ternyata juga bermanfaat meningkatkan nilai gizi dan menghilangkan bakteri-bakteri beracun. Proses pencucian akhir dilakukan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin dibentuk oleh bakteri asam laktat dan agar biji kedelai tidak terlalu asam. Bakteri dan kotorannya dapat menghambat pertumbuhan fungi. Beberapa hal yang perlu diperhatikan pada proses pengolahan tempe agar diperoleh hasil yang baik ialah:1. Kedelai harus dipilih yang baik (tidak busuk) dan tidak kotor;2. Bibit tempe (ragi tempe) harus dipilih yang masih aktif (bila diremas membentuk butiran halus atau tidak menggumpal).3. Cara pengerjaannya harus bersih;4. Air harus jernih, tidak berbau dan tidak mengandung kuman penyakit;Tempe merupakan fermentasi non alkoholis yaitu fermentasi yang tidakmenghasilkan alkohol sebagai produk akhir disamping produk lainnya. Dalam membuat tempe diperlukan tiga faktor pendukung utama, yaitu:a) Bahan baku yang diurai (kedelai).b) Mikrooraganisme berupa kapang tempe (Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer).c) Keadaan lingkungan yang mendukung untuk pertumbuhan (suhu, PH dan kelembapan).

Gambar 3.2. Proses Pembuatan TempeInokulasi dilakukan dengan penambahan inokulum, yaitu ragi tempe atau laru. Inokulum dapat berupa kapang yang tumbuh dan dikeringkan pada daun waru atau daun jati (disebut juga sebagai usar; biasanya digunakan secara tradisional), spora kapang tempe dalam medium tepung (terigu, beras, atau tapioka; banyak dijual di pasaran), ataupun kultur Rhizopus oligosporus murni (umum digunakan oleh pembuat tempe di luar Indonesia). Adapun pembuatan inokulasi untuk pembuatan tempe tersebut. Inokulasi dapat dilakukan dengan duaCara yang dapat dipaparkan sebagai berikut :a) Penebaran inokulum pada permukaan kacang kedelai yang sudah dingin dan dikeringkan, lalu dicampur merata sebelum pembungkusan; atau b) Inokulum dapat dicampurkan langsung pada saat perendaman, dibiarkan beberapa lama, lalu dikeringkan. Setelah diinokulasi, biji-biji kedelai dibungkus atau ditempatkan dalam wadah untuk fermentasi. Berbagai bahan pembungkus atau wadah dapat digunakan (misalnya daun pisang, daun waru, daun jati, plastik, gelas, kayu, dan baja), asalkan memungkinkan masuknya udara karena kapang tempe membutuhkan oksigen untuk tumbuh. Bahan pembungkus dari daun atau plastik biasanya diberi lubang-lubang dengan cara ditusuk-tusuk.Biji-biji kedelai yang sudah dibungkus dibiarkan untuk mengalami proses fermentasi. Pada proses ini kapang tumbuh pada permukaan dan menembus biji-biji kedelai, menyatukannya menjadi tempe. Fermentasi dapat dilakukan pada suhu 20C37C selama 1836 jam. Waktu fermentasi yang lebih singkat biasanya untuk tempe yang menggunakan banyak inokulum dan suhu yang lebih tinggi, sementara proses tradisional menggunakan laru dari daun biasanya membutuhkan waktu fermentasi sampai 36 jam.Dalam memproduksi tempe diperlukan kulitas bahan dasar yang berkualitas. Untuk memproduksi tempe di gunakan bahan baku pokok yang sama, yaitu kedelai. Jenis kedelai terdiri atas empat macam, yaitu kedelai kuning, kedelai hitam, kedelai coklat dan kedelai hijau.Berdasarkan bijinya, kedelai dibedakan menjadi kedelai berbiji besar bila bobot 100 bijinya lebih dari 13 gram, kedelai berbiji sedang bila bobot 100 bijinya antara 11 - 13 gram dan kedelai berbiji kecil bila bobot 100 bijinya antara 7 -11 gram.Para pengrajin tempe biasanya memakai kedelai kuning sebagai bahan baku utama. Pengrajin tempe biasanya menggunakan kedelai kuning, akan tetapi juga kedelai jenis lain, terutama kedelai hitam. Biji kedelai yang dipakai oleh para pengrajin untuk membuat tempe harus di kupas lebih dahulu dan biji kedelai tahudigiling sesudah biji kedelai di rendam sekitar 7 jam lebih dahulu.Keuntungan yang diberikan oleh jasa renik dalam berbagai macam proses adalah:1. Berperan didalam proses fermentasiTempe, kecap, oncom, taoco, sosis, keju, tapai, bir, brem, anggur adalah beberapa jenis makanan yang dihasilkan dari proses fermentasi yang biasa pula dikenal dengan istilah 'peragian'. Ada beberapa jasad renik yang bertugas dalam proses peragian. Diantaranya, Rhizopus oligosporus dan Rhizopus tolonifer digunakan untuk mengubah kacang kedelai menjadi tempe.Endomycopsis fibuligera juga mempunyai kemampuan mengubah tepung pati menjadi gula. Ia sangat dibutuhkan dalam pembuatan tapai singkong, tapai ketan dan lainnya. Ada juga Rhizopus oryzae yang sanggup mengubah gula menjadi alkohol, ia banyak dipakai dalam pembuatan bir, brem, atau minuman anggur.2. Meningkatkan gizi makananTerjadi pada pembuatan tempe maupun bahan makanan lainnya seperti oncom, taoco, terasi dan sebagainya. Dalam proses pembuatan tempe, protein kedelai diubah menjadi asam amino yang dapat lebih mudah diserap oleh tubuh. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.3. Memperbaiki aroma dan rasaBau dan rasa kacang kedelai yang direbus biasanya kurang menarik bila dibandingkan dengan kacang kedelai yang telah diolah melalui proses fermentasi seperti tempe, kecap dan sebagainya. Juga bau dan rasa susu segar misalnya, akan lebih menarik apabila melalui proses fermentasi menjadi bahan makanan lainnya seperti yoghurt, keju dan lainnya. Baud an aroma dari suatu makanan sangatlah penting sehingga menarik perhatian untuk makan. 3.3 Khasiat dan Kandungan Gizi TempeTempe berpotensi untuk digunakan melawan radikal bebas, sehingga dapat menghambat proses penuaan dan mencegah terjadinya penyakit degeneratif (aterosklerosis, jantung koroner, diabetes melitus, kanker, dan lain-lain). Selain itu tempe juga mengandung zat antibakteri penyebab diare, penurun kolesterol darah, pencegah penyakit jantung, hipertensi, dan lain-lain.Komposisi gizi tempe baik kadar protein, lemak, dan karbohidratnya tidak banyak berubah dibandingkan dengan kedelai. Namun, karena adanya enzim pencernaan yang dihasilkan oleh kapang tempe, maka protein, lemak, dan karbohidrat pada tempe menjadi lebih mudah dicerna di dalam tubuh dibandingkan yang terdapat dalam kedelai. Oleh karena itu, tempe sangat baik untuk diberikan kepada segala kelompok umur (dari bayi hingga lansia), sehingga bisa disebut sebagai makanan semua umur.Dibandingkan dengan kedelai, terjadi beberapa hal yang menguntungkan pada tempe. Secara kimiawi hal ini bisa dilihat dari meningkatnya kadar padatan terlarut, nitrogen terlarut, asam amino bebas, asam lemak bebas, nilai cerna, nilai efisiensi protein, serta skor proteinnya. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa zat gizi tempe lebih mudah dicerna, diserap, dan dimanfaatkan tubuh dibandingkan dengan yang ada dalam kedelai. Ini telah dibuktikan pada bayi dan anak balita penderita gizi buruk dan diare kronis.Dengan pemberian tempe, pertumbuhan berat badan penderita gizi buruk akan meningkat dan diare menjadi sembuh dalam waktu singkat. Pengolahan kedelai menjadi tempe akan menurunkan kadar raffinosa dan stakiosa, yaitu suatu senyawa penyebab timbulnya gejala flatulensi (kembung perut).Mutu gizi tempe yang tinggi memungkinkan penambahan tempe untuk meningkatkan mutu serealia dan umbi-umbian. Hidangan makanan sehari-hari yang terdiri dari nasi, jagung, atau tiwul akan meningkat mutu gizinya bila ditambah tempe. Sepotong tempe goreng (50 gram) sudah cukup untuk meningkatkan mutu gizi 200 gram nasi. Bahan makanan campuran beras-tempe, jagung-tempe, gaplek-tempe, dalam perbandingan sebesar 7:3, sudah cukup baik untuk diberikan kepada anak balita. Maka dari itu tempe yang proses pembuatannya sehat sangat berpengaruh terhadap nilai gizi yang terkandung di dalamnya. Proses pembuatan tempe juga harus diperhatikan agar kandungan nutrisi atau protein dalam tempe tidak rusak karena salah perlakuan.1. Asam LemakSelama proses fermentasi tempe, terdapat tendensi adanya peningkatanderajat ketidakjenuhan terhadap lemak. Dengan demikian, asam lemak tidak jenuh majemuk (polyunsaturated fatty acids, PUFA) meningkat jumlahnya. Dalam proses itu asam palmitat dan asam linoleat sedikit mengalami penurunan, sedangkan kenaikan terjadi pada asam oleat dan linolenat (asam linolenat tidak terdapat pada kedelai). Asam lemak tidak jenuh mempunyai efek penurunan terhadap kandungan kolesterol serum, sehingga dapat menetralkan efek negatif sterol di dalam tubuh.2. VitaminVitamin merupakan kandungan yang paling penting bagi pertumbuhan karena dapat memenuhu gizi dalam tubuh kita. Dua kelompok vitamin terdapat pada tempe, yaitu larut air (vitamin B kompleks) dan larut lemak (vitamin A, D, E, dan K). Tempe merupakan sumber vitamin B yang sangat potensial. Jenis vitamin yang terkandung dalam tempe antara lain vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), asam pantotenat, asam nikotinat (niasin), vitamin B6 (piridoksin), dan B12 (sianokobalamin). Vitamin B12 umumnya terdapat pada produk-produk hewani dan tidak dijumpai pada makanan nabati (sayuran, buah-buahan, dan biji-bijian), namun tempe mengandung vitamin B12 sehingga tempe menjadi satu-satunya sumber vitamin yang potensial dari bahan pangan nabati. Kenaikan kadar vitamin B12 paling mencolok pada pembuatan tempe; vitamin B12 aktivitasnya meningkat sampai 33 kali selama fermentasi dari kedelai, riboflavin naik sekitar 8-47 kali, piridoksin 4-14 kali, niasin 2-5 kali, biotin 2-3 kali, asam folat 4-5 kali, dan asam pantotenat 2 kali lipat. Vitamin ini tidak diproduksi oleh kapang tempe, tetapi oleh bakteri kontaminan seperti Klebsiella pneumoniae dan Citrobacter freundii. Kadar vitamin B12 dalam tempe berkisar antara 1,5 sampai 6,3 mikrogram per 100 gram tempe kering. Jumlah ini telah dapat mencukupi kebutuhan vitamin B12 seseorang per hari. Dengan adanya vitamin B12 pada tempe, para vegetarian tidak perlu merasa khawatir akan kekurangan vitamin B12, sepanjang mereka melibatkan tempe dalam menu hariannya.3. MineralKandungan mineral dalam tempe lumayan banyak. Kandungan mineral dalam tempe berguna bagi tubuh. Tempe mengandung mineral makro dan mikro dalam jumlah yang cukup. Jumlah mineral besi, tembaga, dan zink berturut-turut adalah 9,39; 2,87; dan 8,05 mg setiap 100 g tempe. Kapang tempe dapat menghasilkan enzim fitase yang akan menguraikan asam fitat (yang mengikat beberapa mineral) menjadi fosfor dan inositol. Dengan terurainya asam fitat, mineral-mineral tertentu (seperti besi, kalsium, magnesium, dan zink) menjadi lebih tersedia untuk dimanfaatkan tubuh.4. AntioksidanDi dalam tempe juga ditemukan suatu zat antioksidan dalam bentuk isoflavon. Seperti halnya vitamin C, E, dan karotenoid, isoflavon juga merupakan antioksidan yang sangat dibutuhkan tubuh untuk menghentikan reaksi pembentukan radikal bebas.Dalam kedelai terdapat tiga jenis isoflavon, yaitu daidzein, glisitein, dan genistein. Pada tempe, di samping ketiga jenis isoflavon tersebut juga terdapat antioksidan faktor II (6,7,4-trihidroksi isoflavon) yang mempunyai sifat antioksidan paling kuat dibandingkan dengan isoflavon dalam kedelai. Antioksidan ini disintesis pada saat terjadinya proses fermentasi kedelai menjadi tempe oleh bakteri Micrococcus luteus dan Coreyne bacterium.Penuaan (aging) dapat dihambat bila dalam makanan yang dikonsumsi sehari-hari mengandung antioksidan yang cukup. Karena tempe merupakan sumber antioksidan yang baik, konsumsinya dalam jumlah cukup secara teratur dapat mencegah terjadinya proses penuaan dini.Penelitian yang dilakukan di Universitas North Carolina, Amerika Serikat, menemukan bahwa genestein dan fitoestrogen yang terdapat pada tempe ternyata dapat mencegah kanker prostat dan payudara.Kandungan gizi tempememang kompleks. Karena itu, bagi para vegetarian yang menghindari daging-dagingan, tempe menjadi alternatif terbaik. Dengan memasukkan tempe dalam konsumsi harian, kaum vegan tak pelu takut kekurangan vitamin B12 dan juga protein. Pasalnya, tempe dianggap mampu mengantikan pemenuhan gizi oleh daging ayam, sapi sumber protein hewani lainnya. Tempe memang mengandung protein seimbang yang sangat mudah diserap tubuh. Tempe memang pilihan paling terbaik, tak hanya untuk kaum vegetarian tapi bagi semua orang yang menginginkan kesehatan. Proses pembuatan tempe masih perlu ditingkatkan dengan berbagai penelitian, mengingat tempe memiliki kandungan gizi tinggi, terutama protein nabati dan memiliki beberapa khasiat antara lain menurunkan kolesterol darah. Kacang-kacangan dan biji-bijian seperti kacang kedelai, kacang tanah, biji kecipir, koro, kelapa dan lain-lain merupakan bahan pangan sumber protein dan lemak nabati yang sangat penting peranannya dalam kehidupan. Asam amino yang terkandung dalam proteinnya tidak selengkap protein hewani, namun penambahan bahan lain seperti wijen, jagung atau menir adalah sangat baik untuk menjaga keseimbangan asam amino tersebut.

IV. ALAT DAN BAHAN4.1. Bahan1. Kacang tanah 600 gram2. Kacang kedelai 600 gram3. Ragi tempe4.2. Alat1. Daun pisang2. Kantung plastik V. PROSEDUR PERCOBAAN1. Bersihkan dan cuci kacang kedelai, lalu rendam 1 x 24 jam2. Cuci kembali sambil kulitnya dan keping bijinya dipisahkan 3. Kukus sampai agak empuk. Sebelum diangkat, tambahkan dahulu sedikit tepung kanji, dicampur merata. Angkat dan letakkan di atas tampah yang bersih, biarkan sampai hangat, di tempat yang terlindung atau ditutup dengan kain kasa.4. Inokulasi dengan ragi tempe, diaduk supaya merata. Kemudian dimasukkan ke dalam kantung plastik yang telah diberi lubang kecil dengan jarum bertangkai, ujung kantung plastik diratakan sehingga terbentuk lempengan yang cukup tebal. Hindarkan terlalu banyaknya sentuhan tangan pada kantung plastik yang telah diberi isi bahan. Inokulasikan pada suhu 28-30 oC selama lebih kurang 24 jam sampai terlihat adanya bintik air yang merata di seluruh permukaan, lalu simpan pada suhu selama 1 hari.

DAFTAR PUSTAKADewi, Shinta. 2007. Tempe dan Manfaatnya. http://www.shintadewi97.wordpress .com/2007/08/03/kelapa-dan-manfaatnya/. (Diakses pada tanggal 11 Maret2015)Harjana, Dadan. 2013. Kandungan Nutrisi Tempe dan Manfaatnya. (Online) http: //manfaatnyasehat.blogspot.com/2013/11/kandungan-nutrisi-tempe-dan-manfaatnya.html ( diakses pada 11 Maret 2015 )Lestari, Endah. 2013. Fermentasi Tempe. (Online) https:// www. academia. edu/5291284/FERMENTASI_TEMPE ( diakses pada 11 Maret 2015 )Paramitha, Y.M. Proses Fermentasi Tempe. (Online) http:// kitapunya .info /2014 /01/02/proses-fermentasi-tempe/ ( diakses pada 11 Maret 2015 )Premilga, Riris. Kandungan Gizi Tempe Beserta Manfaatnya. (Online) https://www.academia.edu/6191948/KANDUNGAN_GIZI_TEMPE_BESERTA_MANFAATNYA ( diakses pada 11 Maret 2015 )

1