LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

14
LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN KEPERAWATAN Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Pemeriksaan Suhu Bayi A. Konsep dasar 1. Pengertian : Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai keseimbangan antara pembantukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan menunjuk peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat, hiperventilasi dan lain-lain. 2. Tujuan : Tujuan tindakan pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui rentang suhu tubuh 3. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh : 1.Kecepatan metabolisme basalKecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimanadisebutkan pada uraian sebelumnya, sangat terkaitdengan laju metabolisme. 2.Rangsangan saraf simpatisRangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN

KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Pemeriksaan Suhu Bayi

A. Konsep dasar

1. Pengertian :

Nilai hasil pemeriksaan suhu merupakan indikator untuk menilai

keseimbangan antara pembantukan dan pengeluaran panas. Nilai ini akan

menunjuk peningkatan bila pengeluaran panas meningkat. Kondisi

demikian dapat juga disebabkan oleh vasodilatasi, berkeringat,

hiperventilasi dan lain-lain.

2. Tujuan :

Tujuan tindakan pengukuran suhu tubuh dilakukan untuk mengetahui

rentang suhu tubuh

3. Faktor yang mempengaruhi suhu tubuh :

1. Kecepatan metabolisme basalKecepatan metabolisme basal tiap

individu berbeda- beda. Hal ini memberi dampak jumlah panas

yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimanadisebutkan

pada uraian sebelumnya, sangat terkaitdengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatisRangsangan saraf simpatis dapat

menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100% lebih cepat.

Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak

coklat yang tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hampir

seluruh metabolisme lemak coklat adalah produksi panas. Umumnya,

rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu yang

menyebabkan peningkatan produksi ephineprin dan norephineprin

yang meningkatkan metabolisme

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

3. Hormone pertumbuhanHormone pertumbuhan ( growth hormone )

dapat menyebabkan peningkatan kecepatan metabolisme sebesar 15-

20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroidFungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hampir

semua reaksi kimia dalam tubuh sehingga peningkatan kadar tiroksin

dapat mempengaruhi laju metabolisme menjadi 50-100% diatas

normal.

5. Hormon kelaminHormon kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan

metabolisme basal kira-kira 10-15% kecepatan normal, menyebabkan

peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi suhu lebih

berfariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone

progesterone pada masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3-

0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )Proses peradangan dan demam dapat

menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar 120% untuk tiap

peningkatan suhu 10°C.

7. Status giziMalnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan

metabolisme 20-30%. Hal ini terjadi karena di dalam sel tidak ada zat

makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan metabolisme. Dengan

demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami

penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan

lemak tebal cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena

lemak merupakan isolator yang cukup baik, dalam arti lemak

menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan jaringan

yang lain.

8. AktifitasAktifitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme,

mengakibatkan gesekan antar komponen otot / organ yang

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat meningkatkan

suhu tubuh hingga 38,3-40,0 °C.

9. Gangguan organKerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada

hipotalamus, dapat menyebabkan mekanisme regulasi suhu tubuh

mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang dikeluarkan pada saat

terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan

kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat

menyebabkan mekanisme pengaturan suhu tubuh terganggu.

10.LingkunganSuhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan

lingkungan, artinya panas tubuh dapat hilang atau berkurang akibat

lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya, lingkungan

dapat mempengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara

manusia dan lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

4. Hal- hal yang harus diperhatikan pada saat pengukuran suhu tubuh :

a. Termometer harus dalam keadaan nol suhunya

b. Penggunaan termometer untuk tiap tempat pengukuran harus pisah

c. Cara menurunkan suhu harus dilakukan hati-hati jangan sampai

thermometer jatuh dan pecah

d. Sebelum melakukan pengukuran harus dijelaskan dengan benar

tentang tempat dan tujuan pengukuran suhu

e. Fungsi thermometer harus menghadap keluar untuk arah yang dibaca

f. Pembacaan thermometer harus ditempat yang cukup cahaya

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

5. Perencanaan

No Langkah – langakah1 Persiapan alat dan bahan

a. Termometerb. Tiga buah botol

- Botol pertama berisi larutan sabun- Botol kedua berisi larutan desinfeksi- Botol ketiga berisi air bersih

c. Bengkokd. Kertas tisue. Buku catatan suhuf. Sarung tangan

2 Tahap pra interaksia. Verifikasi orderb. Persiapan diri perawatc. Siapkan alatd. Siapkan lingkungan

3 Tahap orientasia. Berikan salam terapeutik/ berbicara dengan bayi

4 Tahap kerjaa. Cuci tanganb. Gunakan sarung tanganc. Atur posisi pasiend. Tentukan letak aksila dan bersihkan dengan tisue. Turunkan termometer dibawa suhu 34-35ºcf. Letakkan termometer pada daerah aksila dan lengan pasien fleks di atas

dadag. Setelah 3-10menit termometer di angkat dan di baca hasilnyah. Bersihkan termometer dengan kertas tisui. Cuci tangan dengan air sabun, disinfektan, bilas dengan air bersih dan

keringkanj. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

5 TerminasiLakukan komunikasi

6 Dokumentasi : catat hasil7 Sikap

a. Telitib. Hati-hatic. Rapi dan bersihd. Bertanggung jawab

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

B. Laporan Tindakan Keperawatan

Nama Mahasiswa : Yessika Puspitasari

Semester / Tingkat : VI/3

Tempat Praktek : Ruang PSH/VK

Tanggal : 1-6 Juli 2013

Observasi / Tindakan : Mengukur Suhu Bayi

Nama klien : Bayi Ny. T

Umur : 3 hari

Jenis kelamin : Perempuan

Pendidikan : -

Alamat : Depok, Sleman

Diagnosa medis :

Data Subyektif ( S ) : -

Data Obyektif ( O ) : - Bayi tenang saat di ukur suhu

- Suhu 37,2ºc

Analisa ( A ) : Untuk mengetahui apakah bayi mengalami

Hipotermi atau hipertermi, terkena infeksi

atau tidak.

Planing ( P ) : Mengukur suhu bayi

Tujuan : Untuk mengetahui rentang suhu tubuh

Implementasi ( I ) : Langkah-langkah, dilanjutkan dengan rasional untuk

setiap sistem

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

No Langkah –langkah Rasional1 Persiapan alat dan bahan

a. Termometerb. Tiga buah botol- Botol pertama berisi larutan

sabun- Botol kedua berisi larutan

desinfeksi- Botol ketiga berisi air bersihc. Bengkokd. Kertas tisue. Buku catatan suhuf. Sarung tangan

Perawat sering memakai sarung tangan saat melakukan pengukuran suhu mengunakan termometer

2 Tahap pra interaksia. Verifikasi orderb. Persiapan diri perawatc. Siapkan alatd. Siapkan lingkungan

Perawat selalu siap saat sudah berada didekat bayi dan selalu siap melakukan tindakan keperawatan

3 Tahap orientasiBerikan salam terapeutik/ berbicara dengan bayi

Saat berdada di dekat bayi perawat selalu komunikasi dengan bayi

4 Tahap kerjaa. Cuci tangan

b. Gunakan sarung tangan

c. Atur posisi pasiend. Tentukan letak aksila dan

bersihkan dengan tisue. Turunkan termometer dibawa

suhu 34-35ºcf. Letakkan termometer pada

daerah aksila dan lengan pasien fleks di atas dada

g. Setelah 3-10menit termometer di angkat dan di baca hasilnya

h. Bersihkan termometer dengan kertas tisu

i. Cuci tangan dengan air sabun, disinfektan, bilas dengan air bersih dan keringkan

j. Cuci tangan setelah prosedur dilakukan

a. Perawat selalu cuci tangan saat akan melakukan tindakan

b. Perawat memakai sarung tangan saat melakukan tindakan mengukur suhu

c. Selalu mengatur posisi pasiend. Perawat tidak membersihkan area

ketiak karena masih bersihe. Perawat selalu melakukan saat

mengukur suhuf. Tangan bayi tetap di samping

g. Perawat selalu tepat dalam mengukur dan membaca hasil pengukuran suhu

h. Perawat tidak mencuci termometer selesai pengukuran

i. Perawat selalu melakukan cuci tangan setelah selesai pengukuran

j. Perawat selalu mencuci tangan sebelum dan sesudah melakukan tindakan

5 TerminasiLakukan komunikasi

Perawat selalu berbicara pada bayi bila tibdakan telah selesai

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

6 Dokumentasi : catat hasil Nama dan hasil selalu di catat di buku vital sign dan status pasien

7 Sikapa. Telitib. Hati-hatic. Rapi dan bersihd. Bertanggung jawab

Evaluasi (E) :

S : -

O : - Bayi tenang

- Suhu 37,2ºC

- Kulit bayi kemerahan

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

Pembimbing Klinik Pembimbing Akademik Praktikan

Ns. Yohana Martini, SKep Sri Wahyuni, S. SiT Yessika Puspitasari

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

LAPORAN PENDAHULUAN DAN OBSERVASI / TINDAKAN

KEPERAWATAN

Asuhan Keperawatan Pada Pasien Dengan : Pemeriksaan Suhu Bayi

Disusun Oleh

Yessika Puspitasari

1002112

PRODI S1 ILMU KEPERAWATAN

STIKES BETHESDA YAKKUM YOGYAKARTA

TA 2012/2013

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN SUHU

DAFTAR PUSTAKA

Bobak. (2005). Buku Ajar Keperawatan Maternitas. EGC: Jakarta.

Doenges. E. Marillin. (2001). Rencana Keperawatan Maternal/bayi. Edisi 2. EGC:

Jakarta.

Prawirohardjo, Sarwono, 2008, Ilmu Kebidanan (Edisi 4), Jakarta : PT Bina

Pustaka Sarwono Prawirohardjo.