Laporan Pendahuluan (Repaired)

6
DEFINISI LNH adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T, dan kadang (amat jarang) berasal dari sel natural killer (NK) yang berada dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologist, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan, maupun prognosis. ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKO Etiologi sebagian LNH tidak MANIFESTASI KLINIS Gejala umum penderita LNH adalah: 1. Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) tanpa adanya rasa sakit 2. Demam 3. Keringat malam 4. Rasa lelah yang dirasakan terus menerus 5. Gangguan pencernaan PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK Diagnosis LNH ditegakkan dari hasil pemeriksaan histology biopsy eksisi KGB atau jaringan ekstranodal. 1. Pemeriksaan laboratorium: HB, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal ginjal, LDH 2. Pemeriksaan ideal: PENATALAKSANAAN MEDIS 1. Derajat keganasan rendah (DKR)/indolen: Pada prinsipnya simptomatik a. Kemoterapi: obat tunggal atau ganda (peroral), jika dianggap perlu: COP (Cyclophosphamide, Oncovin, dan Prednisone) b. Radioterapi: LNH sangat radiosensitive c. Radioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal dan paliatif d. Radioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Radiotheraphy saja 2. Derajat keganasan menengah (DKM)/agresif limfoma a. Stadium I: kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU) + Limfoma Non Hodgkin (LNH) ASUHAN KEPERAWATAN PENATALAKSANAAN KLASIFIKASI 1. LNH agresif 2. LNH indolen

description

Laporan Pendahuluan Asuhan Keperawatan pada Pasien LNH

Transcript of Laporan Pendahuluan (Repaired)

DEFINISILNH adalah kelompok keganasan primer limfosit yang dapat berasal dari limfosit B, limfosit T, dan kadang (amat jarang) berasal dari sel natural killer (NK) yang berada dalam sistem limfe; yang sangat heterogen, baik tipe histologist, gejala, perjalanan klinis, respon terhadap pengobatan, maupun prognosis.ETIOLOGI DAN FAKTOR RISIKOEtiologi sebagian LNH tidak diketahui namun terdapat beberapa faktor risiko terjadinya LNH, antara lain:Immunodefisiensi Agen infeksiusPaparan lingkungan dan pekerjaanDiet dan paparan lainnyaPENATALAKSANAANLimfoma Non Hodgkin (LNH)

PENATALAKSANAAN MEDISDerajat keganasan rendah (DKR)/indolen:Pada prinsipnya simptomatikKemoterapi: obat tunggal atau ganda (peroral), jika dianggap perlu: COP (Cyclophosphamide, Oncovin, dan Prednisone)Radioterapi: LNH sangat radiosensitiveRadioterapi ini dapat dilakukan untuk lokal dan paliatifRadioterapi: Low Dose TOI + Involved Field Radiotheraphy saja Derajat keganasan menengah (DKM)/agresif limfomaStadium I: kemoterapi (CHOP/CHVMP/BU) + radioterapiCHOP (Cyclophosphamide, Hydroxydouhomycin, Oncovin, dan Prednisone)Stadium II-IV: kemoterapi parenteral kombinasi, radioterapi berperan untuk tujuan paliasiDerajat keganasan tinggi (DKT)Selalu diberikan pengobatan seperti Leukemia Limfoblastik Akut (LLA)Reevaluasi hasil pengobatanASUHAN KEPERAWATAN

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIKDiagnosis LNH ditegakkan dari hasil pemeriksaan histology biopsy eksisi KGB atau jaringan ekstranodal. Pemeriksaan laboratorium: HB, leukosit, LED, hapusan darah, faal hepar, faal ginjal, LDHPemeriksaan ideal: limfografi, foto organ yang diserang, bone-scan, CT-scan, biopsy sumsumtulang, biopsy hepar, USG, endoskopiDiagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinik dan pemeriksaan histopatologiKLASIFIKASILNH agresifLNH indolen MANIFESTASI KLINIS Gejala umum penderita LNH adalah:Pembesaran kelenjar getah bening (KGB) tanpa adanya rasa sakitDemamKeringat malamRasa lelah yang dirasakan terus menerusGangguan pencernaan dan nyeri perut Hilangnya nafsu makanNyeri tulangLimfadenopati

Web of Caution

Mutasi gen pada salah satu sel dari sekelompok sel limfosit

Menyerang sel limfosit yang ada di kelenjar getah bening

Berkurangnya nafsu makan Nyeri perut dan pembengkakan tungkai Ruam kulit dan gejala neurologisMenyebar ke sumsum tulang, saluran pencernaan, dan kulit Anemia dan trombositopenia Penekanan atau penyumbatan organ yang diserang Benjolan KGB (nodal) atau di luar KGB (ekstranodal) Menyebar ke dalam darahProliferasi abnormal tumor

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN LIMFOMA NON HODGKIN (LNH)

PENGKAJIANGejala pada limfoma secara fisikdapat timbul benjolan yang kenyal, tidak terasa nyeri, mudah digerakkan (pada leher, ketiak atau pangkal paha). Pembesaran tadi dapat dimulai dengan gejala penurunan berat badan, demam, keringat malam. Hal ini dapat dicurigai sebagai limfoma. Namun tidak semua benjolan yang terjadi di sistem limfatik merupakan limfoma. Bisa saja benjolan tersebut hasil perlawanan kelenjar limfa dengan sejenis virus atau mungkin tuberkulosis limfa.Pada pengkajian data yang dapat ditemukan pada pasien limfoma antara lain:Data subyektifDemam berkepanjangan dengan suhu lebih dari 38oSering keringat malamCepat merasa lelahBadan lemahNafsu makan berkurangIntake makanan dan minuman menuru, mual, muntahData obyektifTimbul benjolan yang kenyal, mudah digerakkan pada leher, ketiak atau pangkal pahaWajah pucat

Diagnosa KeperawatanRisiko infeksiHipertermia NyeriGangguan perfusi jaringanRisiko gangguan integritas kulitIntoleransi aktivitasKetidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuhKekurangan volume cairanMualKelelahanAnsietas Defisit pengetahuan

NOC dan NIC

Gangguan pertukaran gas berhubungan dengan perubahan membran alveoli NOC: Respiratory Status: Gas ExchangeKriteria hasil:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x60 menit pasien akan:Tidak terdapat suara nafas tambahan pada lapang paru dan pasien bebas dari tanda-tanda distress pernafasanMenunjukkan ventilasi dan oksigenasi yang adekuatIntervensiAirway ManagementMonitor status respirasi (kecepatan, kedalaman, dan kemudahan pasien dalam bernafas) serta penggunaan otot-otot nafas tambahan.Auskultasi suara nafas setiap 1 sampai 2 jam sekali.Monitor saturasi oksigen menggunakan pulse oximetry dan catat hasil analisa gas jika memungkinkan.Observasi adanya sianosis pada kulit, khususnya catat perubahan warna pada lidah dan membrane mukosa.Posisikan pasien semi fowler dengan meninggikan kepala 45o jika memungkinkan.Ajarkan kepada pasien cara melakukan teknik nafas dalam dan pengontrolan batuk.Ketidakefektifan bersihan jalan nafas berhubungan dengan hipersekresi mukusNOC: Respiratory status: Airway PatencyRespiratory Status: Gas ExchangeRespiratory Status: VentilationKriteria hasil:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x60 menit pasien akan:Mendemonstrasikan batuk efektif dan tidak ada suara nafas tambahanMenjelaskan cara yang dapat dilakukan untuk mengeluarkan secretMenunjukkan patensi jalan nafasIntervensi:Airway ManagementAirway SuctioningCough EnhancementAuskultasi suara nafas setiap 1 sampai 4 jam sekali.Monitor status respirasi (kecepatan, kedalaman, dan kemudahan pasien dalam bernafas).Monitor gas darah atau saturasi oksigen jika memungkinkan.Berikan oksigen jika diperlukan.Ajarkan kepada pasien cara melakukan batuk efektif dan jelaskan mengenai manfaat batuk efektif.Ajarkan teknik ekspirasi huff cough pada pasien PPOK.Kolaborasi pemberian bronkodilator atau steroid inhalasi jika diperlukan.Lakukan postural drainage dan fisioterapi dada jika diperlukan.Ketidakefektifan pola nafas berhubungan dengan hiperventilasiNOC: Respiratory Status: Airway PatencyRespiratory Status: VentilationVital SignsKriteria hasil:Setelah dilakukan tindakan keperawatan selama 2x60 menit pasien akan:Melaporkan kenyamanan dalam bernafas (pasien tidak merasa sesak)Mendemonstrasikan kemampuan untuk melakukan pursed-lip breathingTanda-tanda vital dalam rentang normalIntervensiAirway ManagementMonitor status respirasi (kecepatan, kedalaman, dan kemudahan pasien dalam bernafas).Kaji faktor yang menyebabkan dispnea apakah fisiologis atau psikologis.Baringkan pasien dalam posisi yang nyaman, dalam posisi duduk dengan meninggikan kepala 60-90o.Catat adanya penggunaan otot-otot bantu nafas.Auskultasi suara nafas, catat penurunan dan hilangnya suara nafas.Ajarkan dan dukung pasien untuk menggunakan teknik pursed-lip breathing.u

DAFTAR PUSTAKA1. Perhimpunan Dokter Paru Indonesia. 2003. Penyakit Paru Obstruktif Kronik (PPOK): Pedoman Diagnosis & Penatalaksanaan di Indonesia.2. Rini IS. Hubungan antara efikasi diri dengan kualitas hidup pasien penyakit paru obstruktif kronis dalam konteks asuhan keperawatan di RS Paru Batu dan RSU DR. Saiful Anwar Malang Jawa Timur: Tesis, 2011. Fakultas Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia.3. Blackwell W. 2014. Nursing diagnoses: Definitions and classification 2015-2017. 4. Ackley BJ & Ladwig GB. 2011. Nursing diagnosis handbook ninth edition: an evidence-based guide to planning care. Mosby Elsevier.