Laporan Pendahuluan Plankton Dengan Faktor Ekologis
Click here to load reader
-
Upload
elma-puspaningtyas -
Category
Documents
-
view
184 -
download
6
Transcript of Laporan Pendahuluan Plankton Dengan Faktor Ekologis
LAPORAN PENDAHULUAN
PRAKTIKUM EKOLOGI UMUM IV
MEMPELAJARI PLANKTON DENGAN FAKTOR – FAKTOR EKOLOGIS
Dosen Pembimbing : […]
Asisten Dosen : […]
OLEH:
Kelompok 4
Rizsa Putri Anggraini 081111006
Nahwa Nuri Syahidah 081111020
Nasyrah Shader Bestita 081111030
Erlangga Putra Pratama 081111032
Sisil Desi Pratiwi 081111043
PROGRAM STUDI ILMU DAN TEKNOLOGI LINGKUNGAN
DEPARTEMEN BIOLOGI
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS AIRLANGGA
2012
BAB 1PENDAHULUAN
1.1 Latar BelakangLingkungan perairan tawar adalah lingkungan perairan yang terdapat di
daratan. Secara umum perairan darat dengan berbagai cara akan dipengaruhi
oleh sifat daratan yang ada di sekelilingnya sehingga pada perairan darat
tertentu dapat memiliki ciri-ciri khusus yang spesifik. Karena keberadaannya
di daratan, lingkungan ini masih terpengaruh oleh iklim daratan, seperti halnya
musim hujan, kemarau, angin, dan lain-lain. Keadaan-keadaan inilah yang
merupakan salah satu penyebab terjadinya perbedaan kehidupan lingkungan
perairan tawar (Hariyanto, 2008).
Perairan tawar ada dua macam yaitu perairan tenang (lentik) seperti danau,
waduk, dan kolam. Perairan mengalir (lotik) seperti sungai, selokan, dan parit.
Pada habitat lotik ada dua zona utama, yaitu zona air deras dan zona kedung
atau zona tenang. Sedangkan pada perairan tenang atau lentik pada umumnya
terdapat tiga zona utama, yaitu zona litoral, zona limnetik, dan zona profundal
(Nontji, 2002).
Ekosistem ini terdiri dari komponen abiotik dan komponen biotik. Seiring
dengan perkembangan zaman banyak terjadi pencemaran di perairan tawar
yang disebabkan oleh aktifitas masyarakat sekitar, sebagai contohnya outlet
air buangan yang secara langsung mengalir ke sungai. Dengan adanya kondisi
seperti ini dapat memperburuk kehidupan makhluk hidup disekitar perairan
tersebut. Untuk menentukan kondisi suatu perairan dapat ditentukan dengan
parameter biologi yakni salah satu menjadi parameternya adalah plankton
(Hariyanto, 2008).
Pada percobaan ini, akan dilakukan sampling plankton di suatu perairan
lotik, kemudian menganalisis sampel plankton tersebut. Selanjutnya diadakan
analisis laboratorium untuk identifikasi zooplankton dan fitoplankton.
Diharapkan dengan percobaan ini, praktikan mampu membedakan
fitoplankton dan zooplankton.
1.2 Permasalahan
2
Adapun permasalahan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Bagaimana melakukan sampling plankton yang benar?
2. Apa saja jenis plankton yang terdapat pada titik – titik sampling ?
3. (……)?
1.3 TujuanTujuan dalam praktikum kali ini adalah:
1. Dapat melakukan sampling plankton dengan benar.
2. Dapat membuat rumusan masalah, hipotesis, dan asumsi laporan ilmiah
secara sistematik.
3. Dapat membuat laporan ilmiah.
1.4 Hipotesis Jika tingkat keanekaragaman plankton tinggi, maka kualitas air dari perairan
tersebut dapat dikatakan baik dan jika tingkat keanekaragaman planton rendah,
maka kualitas air dari perairan tersebut dapat dikatakan buruk (tercemar).
3
(Halaman Ini Sengaja Dikosongkan)
4
BAB IITINJAUAN PUSTAKA
2.1 Tinjauan Pustaka Tentang PlanktonDalam bidang biologi oseanografi terdapat sistem pelagik terdiri dari hewan dan
turnbuh-turnbuhan yang hidupnya berenang dan melayang-layang di lautan
terbuka, salah satunya adalah plankton. Plankton berasal dari bahasa Yunani yaitu
planktos yang artinya mengembara atau berkeliaran (Odum, 1971). Plankton
tersusun atas jasad-jasad tumbuhan mikroskopis (phytoplankton) dan jasad-jasad
hewani (zooplankton) yang terdapat di laut maupun air tawar, hidup bebas
terapung dan pergerakannya bersifat pasif tergantung adanya arus dan angin
(Nybakken, 1992). Banyak di antara kelompok hewan ini yang merupakan
golongan perenang aktif walaupun demikian mereka tetap terombang-ambing oleh
arus lautan. Kelompok ini terdiri dari golongan binatang (zooplankton) dan
golongan tumbuh-tumbuhan (fitoplankton).
Fitoplankton merupakan kelompok yang memegang peranan sangat penting
dalam ekosistem air, karena kelompok ini dengan adanya kandungan klorofil
mampu melakukan fotosintesis. Proses fotosintesis pada ekosistem air yang
dilakukan oleh fitoplankton (produsen), merupakan sumber nutrisi utama bagi
kelompok organisme air lainnya yang membentuk rantai makanan (Juwana,
2007). Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
tumbuhan tingkat tinggi di darat sebagai produsen primer penghasil nutrisi yang
sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam rantai makanan.
Zooplankton dapat dikonsumsi oleh manusia sebagai bahan makanan yang
banyak mengandung asam amino esensial, mineral, vitamin, serta lemak dan
karbohidrat. Ada sekitar 20 jenis zooplankton yang secara komersial ditangkap
untuk berbagai macam pemanfaatan.
Berdasarkan jenisnya, plankton dapat dibagi dua, yaitu :
a. Zooplankton : Plankton berupa hewan. Zooplankton merupakan suatu
kelompok yang terdiri dari berjenis-jenis hewan yang sangat banyak macamnya
termasuk protozoa, coelenterata, molusca, annelida, dan crustacea. Kelompok
ini mewakili hampir seluruh phylum yang terdapat di kerajaan hewan. Beberapa
dari organisme ini ada yang bersifat sebagai plankton untuk seluruh massa
hidupnya, tetapi ada juga hewan yang bersifat sebagai plankton hanya untuk
5
sebagian dari massa hidupnya. Zooplankton tidak dapat memproduksi zat-zat
organik dari zat-zat anorganik, oleh karena itu mereka harus mendapat tambahan
bahan-bahan organik dari makanannya. Hal ini dapat diperoleh mereka baik
secara langsung maupun tidak langsung dari tumbuh-tumbuhan. Zooplankton
yang bersifat herbivora akan memakan fitoplankton secara langsung; sedangkan
golongan karnivora memanfaatkan mereka dengan cara tidak langsung dengan
memakan golongan herbivora atau karnivora yang lain.
b. Phytoplankton: Plankton berupa tumbuhan. Phytoplankton merupakan
tumbuh-tumbuhan air yang berukuran sangat kecil yang terdiri dari sejumlah
besar kelas yang berbeda. Mereka mempunyai peranan yang sama pentingnya
baik di sistem pelagik maupun seperti yang diperankan oleh tumbuh-tumbuhan
hijau yang lebih tinggi tingkatnya di ekosistem daratan; mereka adalah produsen
utama (primary producer) zat-zat organik. Phytoplankton hanya dapat dijumpai
pada lapisan permukaan laut saja. Mereka juga akan lebih banyak dijumpai pada
tempat-tempat yang terletak di daerah continental shelf dan di sepanjang pantai
dimana terdapat proses upwelling. Daerah-daerah ini biasanya merupakan suatu
daerah yang kaya akan bahan-bahan organik.
2.2 Tinjauan Pustaka Tentang Faktor Ekologis Plankton
Migrasi vertikal adalah migrasi harian yang dilakukan oleh organisme
zooplankton tertentu ke arah dasar laut pada siang hari dan ke arah permukaan
laut pada malam hari. Jarak yang ditempuh zooplankton pada migrasi ini berkisar
antara 100-400 m. Menurut Nybakken (1992), secara umum faktor yang
mempengaruhi migrasi vertikal zooplankton ada dua yaitu cahaya dan suhu.
a. Faktor Cahaya
Cahaya mengakibatkan respons negatif bagi para migran, mereka bergerak
menjauhi permukaan laut bila intensitas cahaya di permukaan meningkat,
sebaliknya mereka akan bergerak ke permukaan laut apabila intensitas cahaya di
permukaan menurun. Pola yang umum tampak adalah bahwa zooplankton
terdapat di dekat permukaan laut pada malam hari, sedangkan menjelang dini hari
dan datangnya cahaya mereka bergerak lebih ke dalam. Dengan meningkatnya
intensitas cahaya sepanjang pagi hari, zooplankton bergerak lebih ke dalam
6
menjauhi permukaan laut dan biasanya kemudian mempertahankan posisinya
pada kedalaman dengan intensitas cahaya tertentu. Di tengah hari atau ketika
intensitas cahaya matahari maksimum, zooplankton berada pada kedalaman yang
paling jauh, kemudian tatkala intensitas cahaya matahari sepanjang sore hari
menurun, zooplankton mulai bergerak ke arah permukaan laut dan sampai di
permukaan sesudah matahari terbenam dan masih tinggal di permukaan selama
fajar belum tiba.
b. Faktor Suhu
Migrasi vertikal paling umum terlihat di wilayah-wilayah perairan bahari
dimana kolom air menunjukkan adanya stratifikasi termal yang jelas sedangkan di
perairan bahari dimana kolom air mendekati kondisi isotermal, migrasi vertikal
tidak jelas atau bahkan tidak berlangsung sama sekali. Migrasi vertikal juga tidak
berlangsung di wilayah-wilayah perairan bahari sepanjang musim dingin. Tujuan
migrasi vertikal adalah untuk menhindari pemangsaan oleh para predator yang
mendeteksi mangsa secara visual dan untuk mengubah posisi dalam kolom air,
serta sebagai mekanisme untuk meningkatkan produksi dan menghemat energi.
2.3 Tinjauan Umum mengenai Peranan Plankton dalam Ekosistem
Plankton, baik fitoplankton maupun zooplankton mempunyai peranan
penting dalam ekosistem laut karena plankton menjadi bahan makanan bagi
berbagai jenis hewan laut lainnya. Selain itu hampir semua hewan laut memulai
kehidupannya sebagai plankton terutama pada tahap masih berupa telur dan larva.
Fitoplankton di perairan mempunyai peran yang sama pentingnya dengan
tumbuhan tingkat tinggi di darat. Fitoplankton merupakan produsen primer
penghasil nutrisi yang sangat diperlukan oleh konsumen-konsumen lain dalam
rantai makanan. Fitoplankton dapat ditemukan diberbagai massa, air mulai dari
permukaan laut sampai pada kedalaman intensitas cahaya yang masih
memungkinkan terjadinya fotosintesis (Nontji, 2002). Sumber energi yang
digunakan untuk membantu berlangsungnya reaksi kimia yang terjadi dalam
proses fotosintesis adalah sinar matahari yang diabsorbsi oleh klorofil.
2.4 Tinjauan Umum mengenai Alat Sampling
7
Menurut Michael (1995), teknik sampling plankton menggunakan alat
berupa jaring yang memiliki tempat menampung air pada ujungnya disebut jaring
plankton (net plankton). Net Plankton untuk phytoplankton berukuran diameter
31 cm dengan mata jaring berukuran 30-60 mikron. Plankton Net untuk
zooplankton berukuran diameter 45 cm dengan mata jaring berukuran 150-500
mikron. Plankton Net untuk ikhtyoplankton berukuran diamater 55 cm.
8
BAB IIIMETODOLOGI PENELITIAN
6.1. Tempat dan Waktu Praktikum Praktikum ekologi umum kali ini dilakukan di sungai kampus C Universitas
Airlangga. Pada hari kamis tanggal 5 Maret 2012 mulai pukul 10:40 dan berakhir
pada pukul 12:20.
6.2. Alat dan Bahan Alat-alat yang digunakan pada waktu praktikum adalah beberapa botol film
sebagai koleksi sampel plankton, jaring plankton, dan ember plastik.
6.3. Cara KerjaAdapun cara kerja pada praktikum ekologi umum plankton dengan faktor –
faktor ekologis
Tabel 6.3.1 Cara kerja
NO CARA KERJA GAMBAR
1. Siapkan jaring plankton dan
pastikan penjepit saluran sudah
dipasang.
2. Sampel air sungai diambil
dengan menggunakan ember
plastik berukuran 10 liter.
9
3. Sampel air dituangkan ke
dalam jaring plankton. Ulangi
sampai 10 kali.
4. Buka saluran jaring air dan air
yang terjebak dimasukkan ke
dalam botol film dan
diawetkan dengan formalin
4%.
5. Botol film diberi label nama
pengambil lokasi dan tanggal
pengambilan.
6. Ulangi prosedur pengambilan
air pada titik penngambilan
sampel yang berbeda.
10
7. Setelah pengambilan sampel,
air dalam botol – botol film
diambil 1 ml dan diletakkan
pada Sedgwick Rafter cell lalu
identifikasi jenis dan jumlah
plankton.
11