laporan pendahuluan desain arsitektur

160
BAB I PROGRAM RUANG - BANGUNAN MELALUI PENDEKATAN TIPOLOGI 1.1 PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN AKTIFITAS 1.1.1 Fungsi Kegiatan Fungsi utama sebuah Rumah Susun Mahasiswa ialah untuk mengakomodasi mahasiswa dalam permasalahan tempat tinggal / hunian dimana ia menempuh pendidikan. Selain itu, Rusunawa Mahasiswa juga harus mampu memperhatikan hubungan (social) antar mahasiswa dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya. Fungsi-fungsi apa saja yang mampu diwadahi dalam bangunan rusunawa bergantung pada jenis kegiatan yang akan berjalan pada rumah susun tersebut. Karena rumah susun ini mengambil sasaran berupa mahasiswa (mahasiswa setingkat S1 dan S2) sehingga aktifitas utama i alah belajar serta sosialisasi antar penghuni rusun dan masyarakat luar rusun yang bisa diwujudkan dalam wadah berupa publik space. 1 DA 3 RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI

description

laporan pendahuluan sebelum mendesain rumah susun di kawasan malang

Transcript of laporan pendahuluan desain arsitektur

Page 1: laporan pendahuluan desain arsitektur

BAB I

PROGRAM RUANG - BANGUNAN MELALUI PENDEKATAN TIPOLOGI

1.1 PROGRAM FUNGSI, PELAKU DAN AKTIFITAS

1.1.1 Fungsi KegiatanFungsi utama sebuah Rumah Susun Mahasiswa ialah untuk mengakomodasi mahasiswa dalam permasalahan tempat tinggal /

hunian dimana ia menempuh pendidikan. Selain itu, Rusunawa Mahasiswa juga harus mampu memperhatikan hubungan (social)

antar mahasiswa dengan menyediakan fasilitas-fasilitas pendukung lainnya.

Fungsi-fungsi apa saja yang mampu diwadahi dalam bangunan rusunawa bergantung pada jenis kegiatan yang akan berjalan

pada rumah susun tersebut. Karena rumah susun ini mengambil sasaran berupa mahasiswa (mahasiswa setingkat S1 dan S2)

sehingga aktifitas utama i alah belajar serta sosialisasi antar penghuni rusun dan masyarakat luar rusun yang bisa diwujudkan

dalam wadah berupa publik space.

Aktifitas ini dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

Aktifitas dalam ruang ini lebih didominasi kegiatan yang dilakukan manusia sedangkan yang berada diluar lebih banyak dilakukan oleh kendaraan.

1

DA 3RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI

Aktifi

tas Berlangsung di dalam, di dekat dan di sekitar bangunan

berdasar pelaku Manusia, Mesin, Pejalan kaki dan KendaraanLangsung, bertalian

RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI

Page 2: laporan pendahuluan desain arsitektur

Pada tinjauan objek komparasi, bangunan yang dijadikan tinjauan memiliki beberapa fungsi yang mampu mewadahi aktifitas mahasiswa dan bisa dijadikan acuan dalam membangun rumah susun mahasiswa.

Aktifitas yang diwadahi oleh Rusun Universitas Indonesia adalah : aktifitas sekitar bangunan yang berupa aktifitas pedestrian dan kendaraan sehingga dimunculkan fungsi-fungsi yang mampu mewadahinya berupa jalur-jalur sirkulasi berupa ,  jalur sepeda, pedestrian, lalu lintas mobil, dan rencana light train rail (tram). Aktifitas dalam ruangan berupa aktifitas manusia sehari-hari serta aktifitas belajar bagi para mahasiswanya.

2

RUSUNAWA

Fungsi primer

fungsi utama/pokok, yaitu mengakomodasi serta

mewadahi segala aktifitas mahasiswa yang sedang

dalam masa studi

Fungsi sekunder

fungsi penunjang dari fungsi utama rusun sehingga fungsi

utama nantinya mampu berjalan dengan baik

Fungsi tersier

fungsi pelengkap yang tidak wajib ada pada desain

namun akan lebih baik jika diaplikasikan sehingga fungsi utama akan berjalan lancar

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 3: laporan pendahuluan desain arsitektur

Fungsi Primer Fungsi Sekunder Fungsi TersierTempat tinggal sementara mahasiswa Tempat refreshing Tempat menjaga kebugaranTempat sosialisasi antar mahasiswa Tempat beribadah Tempat membeli makanan (kafe, kantin)

Tempat belajar (selain kampus) Tempat penyimpanan barang milik pribadi Tempat nongkrong mahasiswaTempat berorganisasi Tempat menjaga keamanan Tempat sarana penunjang perkuliahan

(fotocopy, atk, koperasi)Tempat sosialisasi dengan masyarakatTempat menerima tamu/pengunjung

Perpustakaan dan Laboratorium mahasiswaTempat cuci/jemur

Tempat parkir

Analisis Pelaku dan Kegiatan

Pelaku yang terlibat dalam rumah susun mahasiswa antara lain:

1. Penyewa/mahasiswa, mahasiswa sebagai sasaran rumah susun menjadi objek utama yang menyewa dan meninggali rumah

susun.

2. Pengelola, pengelola rumah susun mahasiswa. Pengelola terdiri dari pemilik rusunawa serta pengelola dari pihak

mahasiswa.

3

DESAINARSITEKTUR III

Tabel.1.1 Fungsi Kegiatan

Page 4: laporan pendahuluan desain arsitektur

3. Pengunjung/masyarakat, merupakan tamu serta bagian dari lingkungan sekitar rusunawa.

1.1.2 Struktur Pengelola Rusun

Sasaran/Pengguna

Urbanisasi, beserta dampak pertambahan penduduk dan perkembangan aktivitas kota yang menyertainya,

menyebabkan meningkatnya kebutuhan akan ruang-wadah aktivitas tersebut sendiri. Hal ini menyebabkan semakin

meluasnya wilayah terbangun menyempitnya ruang terbuka-publik dan semakin tingginya kepadatan penduduk di

berbagai pelosok dan daerah pinggiran kota.

Kota Malang, sebagai kota pelajar / pendidikan, sedang mengalami masa-masa tersebut. Seiring perjalanan

waktu dan pertambahan penduduk / pemukiman dari luar kota, baik yang menetap sebagai penduduk tetap maupun

sementara ( termasuk yang sedang studi ), berkembanglah permukiman yang menempati bantaran sungai ( daerah

aliran sungai / DAS ) Brantas, termasuk di kawasan dekat kampus beberapa perguruan tinggi seperti Universitas

Brawijaya, Universitas Muhammadiyah Malng dan Universitas Islam Malang, yang merupakan daerah berpotensi

terjadi banjir dan tanah longsong. Mahasiswa yang datang dari luar malang khususnya pasti akan mencari tempat

4

pengelola

mahasiswa pengunjung

Staf

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 5: laporan pendahuluan desain arsitektur

bernaung dan tempat tinggal yang nyaman dan dekat dengan kampus mereka.untuk itu perlu dibangun fasilitas

rusunawa ini. Batasan segmen pasar adalah: Mahasiswa setingkat S1tetapi bukan mahasiswa baru dan S2.

1.1.3 Program Desain

Pelaku Jenis kegiatan Fungsi yang MewadahiKepala pengelola 1. memimpin rapat dan pertemuan

2. makan dan minum3. melaksanakan tanggung jawab kerja,

mengecek administrasi dan keuangan mahasiswa

4. ibadah5. istirahat6. melaksanakan kegiatan metabolism7. melakukan kegiatan kebugaran

1. ruang rapat/kantor2. kantin/kafe3. kantor pengelola4. musholla5. kamar/tempat rehat6. KM/WC pengelola7. Sarana olahraga murah serta public

space

Mahasiswa 1. istirahat2. melaksanakan kegiatan luar kampus

(organisasi)3. melaksanakan kerja kelompok dan

diskusi/belajar4. makan dan minum5. melaksanakan kegiatan metabolisme6. melakukan kegiatan kebugaran7. melakukan sosialisasi8. memarkir kendaraan9. ibadah

1. kamar2. hall/aula bersama3. perpustakaan dan laboratorium4. kafe/kantin5. KM/WC6. Sarana olahraga murah serta public

space7. Public space (taman)8. Tempat parkir9. Musholla

Tamu/pengunjung 1. Memarkir kendaraan2. Menunggu

1. Tempat parker2. Ruang tunggu/lobby

5

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 6: laporan pendahuluan desain arsitektur

3. Mencari informasi4. Melaksanaakan kegiatan metabolism5. Makan dan minum6. Ibadah

3. Receptionist4. KM/WC5. Kafe/kantin6. Musholla

Keamanan 1. Memarkirkan kendaraan2. Melakukan kegiatan pengawasan

lingkungan3. Nongkrong4. Istirahat5. Makan dan minum6. Ibadah

1. tempat parker2. gardu satpam3. tempat ngopi/kafe4. kamar/tempat rehat5. kafe/kantin6. musholla

Kebersihan 1. menyimpan alat-alat kebersihan2. istirahat3. makan dan minum4. ibadah

1. Gudang/janitor room2. Kamar/ruang rehat3. Kafe/kantin4. musholla

1.1.4 Analisa Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

1.1.4.1 Analisa Fungsi Komparasi

Dalam membantu mempermudah menganalisa ruang - ruang apa saja yang nantinya akan di program dan digunakan

dalam proses rancangan maka dilakukan analisa terhadap fungsi – fungsi ruang yang terdapat pada data komparasi

Rumah Susun Mahasiswa yang kami gunakan sebelumnya. Komparasi yang kami gunakan yakni Rumah Susun

6

Tabel.1.2 jenis kegiatan pelaku dan ruangnya

Page 7: laporan pendahuluan desain arsitektur

Mahasiswa UI, Rumah Susun Mahasiswa UNDIP, Rumah Susun Mahasiswa UNISMA dan Rumah Susun Maahasiswa

UMM.

NO FUNGSI AKTIFITAS RusunUNDIP

Rusun UI Rusun UNISMA Rusun UMM

7

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 8: laporan pendahuluan desain arsitektur

1 Unit Hunian danFasilitas

Istirahat,

Mandi,Makan, Masak, BAB, BAK, Kamar Tidur

- .Lantai tipikal Student Housing terdiri dari80% tipe Studio, gross area ± 18 m²

dan 20% tipe 1 Bed room, gross area ±24m².Lantai tipikal Serviced Apartment terdiri dari10% tipe Studio, 30% tipe 1 Bed room, 30% tipe 2Bed room, dan30%tipe 3Bed room.

1 kamar : 4 orang

luas kamar :4 x 5 m

fasilitas 1 lantainya

terdapat 8 kamar mandi :

4 kamar mandi untuk

mahasiswa perempuan,

4 kamar mandi untuk

mahasiswa laki-laki

Bangunan dibuat 2blok (yaitu Blok Adan Blok B) yang masing-masing berukuran 38 x 22 M. Blok A berkapasitas 240 orang dan Blok B dengan kapasitas 192 orang. Masing- masing blok terdiri dari 2 bangunanberlantai 4. Tempat hunian mahasiswa ditempatkan pada lantai 2 sampai dengan 4. Untuk lantai 1 dimanfaatkansebagai tempat fasilitas umum.

8

Page 9: laporan pendahuluan desain arsitektur

9

Kamar hunian berukuran 5,2 x 4,2 M dengan kamar mandi dalam. Kapasitas tiap kamar di Blok A adalah 4 orang,

sedangkan tiap kamar di Blok B mampu menampung 3 rang.

2 Front of House Menerima Tamu Lobby,RecepcionistArea

Lobby,Recepcionist Area, Lift

Lobby,Recepcionist Area

Lobby,RecepcionistArea

3 Indoor Facilities Bersantai, Makan,Minum, Bersosialisasi

Kantin, Aula Kantin,Aula Kantin, aula Aula

4. Outdoor Facilities Olahraga,Rekreasi,Bersosialisasi.

Gazebo Gazebo, JoggingTrack

Lap Tennis dan Lap Basket

-

5 AdministrationArea

Pengelolaan Rumahsusun

RuangPengelola

Ruang Pengelola Ruang Pengelola Ruang Pengelola

6. Service Area Memarkir kendaraan Area parkir Area parkir Area parkir Area parkir

7. Mechanical, Pemeriksa plumbing Plumbing, Plumbing, elektrical Plumbing, elektrical

Plumbing,

DESAINARSITEKTUR III

Page 10: laporan pendahuluan desain arsitektur

Engimeerimg Dan elektrical,Mengontrol cameraCCTV

elektricalArea, Controlroom,rooftank room,generat or room

Area,Controlroom,rooftank room,generatorroom,operator

room

Area,Controlroom,rooftank room,generator room

elektrical Area,Control room,rooftankroom,generatorroom

Analisa Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

Untuk mendapatkan kebutuhan ruang yang nantinya digunakan dalam desain dibutuhkan analisa pelaku serta

aktifitas yang sekiranya terjadi nantinya dalam proses Pengelolaan Rumah Susun Mahasiswa. Pelaku dalam hal ini

terbagi menjadi empat kategori yakni PENGHUNI, PENGUNJUNG, PENGELOLA SERTA PEGAWAI. Pengunjung

dapat diartikan sebagai tamu yang mengunjungi penghuni yaitu mahasiswa.

Tabel. 1.4 Pelaku, Aktifitas dan Kebutuhan Ruang

10

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Tabel.1.3 Komparasi Fungsi dan aktivitas pelaku

Page 11: laporan pendahuluan desain arsitektur

PELAKU AKTIFITAS UMUM AKTIFITAS KHUSUS KEBUTUHAN RUANG

Penghuni

Memarkir Kendaraan

Masak

Makan

Berkumpul

Mandi

Bersantai

Menerima Tamu

Berolahraga

Meletakkan Belanjaan

BAB / BAK

Membeli Kebutuhan

Mencuci Pakaian

Mengambil Uang

Area Parkir

Dapur Umum

Kantin

Gazebo

Kamar Mandi

Balkon, Teras

Lobby

Area Usaha

Jogging Track, Lapangan

basket,sepakbola

Ruang Servis

ATM Center

11

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 12: laporan pendahuluan desain arsitektur

Relaksasi

Berobat

Gazebo

Klinik

pengunjung

Memarkir Kendaraan

Meninta Informasi

Menunggu

Makan, Minum

Memasuki Rusun

BAB / BAK

Parkir Pengunjung

Reseptionst

Lobby

Kantin

Kamar Mandi

PELAKU AKTIFITAS UMUM AKTIFITAS KHUSUS KEBUTUHAN RUANG

12

Page 13: laporan pendahuluan desain arsitektur

Memarkir Kendaraan

Bekerja Rapat

Parkir Pengelola

Ruang Peralatan

Ruang Meeting

Pengelola Makan, minum

beribadah

BAB / BAK

Membuat minum

Istirahat

Toilet

Pantry

Kantin

Musholla

Taman

13

IIIARSITEKTUR

DESAIN

DESAINARSITEKTUR III

Page 14: laporan pendahuluan desain arsitektur

pegawai

Memarkir Kendaraan

Menjaga Keamanan

Memberi Informasi

Pemeliharaan Rusun

Membersihkan Rusun

Menjawab pertanyaan

Menyimpn peralatan

Menata Vegetasi

Parkir Pegawai

Pos Satpam Area

Transisi Gudang

Peralatan

R. Utilitas, R. MEE, R

Plumbing, R Monitoring,

R.Control Area

Taman

Seluruh Bagian Rusun

Makan, Minum

Berganti Pakaian

Membuat minum

Beribadah

BAB/BAK

R. Ganti

Pantry, Kantin

Musholla

Toilet karyawan

14

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 15: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.1.4.2 Alur Aktifitas Pelaku

Alur Aktiftas Penghuni

Alur Aktiftas Pengunjung

15

Memarkir Kendaraan

Mandi, MakanMenuju Hunian

Beristiahat

Mandi

Tidur

Meninggalkan hunian

Mengeluarkan Kendaraan

BeraktifitasPulang

Diagram 3.3 Alur Aktifitas Penghuni

Memarkir Kendaraan

Mengeluarkan Kendaraan

Menuju Receptionist

Makan, minum

Meninggalkan Rusun

Mengeluarkan KendaraanMenunggu Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pengunjung

Bertemu Penghuni

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 16: laporan pendahuluan desain arsitektur

Alur Aktiftas Pengelola

Alur Aktiftas Pegawai

16

Memarkir Kendaraan

Makan , Minum

Menuju Ruangan

Bekerja

Rapat

Mengelola

Pulang KerjaBerangkat

Kerja

Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pengelola

Memarkir Kendaraan

BekerjaBekerja Istirahat

Makan MinumBerganti PakaianBerangkat

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 17: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.2 PROGRAM RUANG - BANGUNAN

Menurut UU No.16 tahun 1985 tentang rumah susun, ”Rumah Susun adalah bangunan gedung bertingkat yang dibangun dalam

suatu lingkungan yang terbagi dalam bagian-bagian yang distrukturkan secara fungsional dalam arah horizontal maupun vertikal

dan merupakan satuan-satuan yang masing- masing dapat dimiliki dan digunakan secara terpisah, yang berfungsi untuk tempat

hunian, yang dilengkapi dengan bagian bersama, benda bersama dan tanah bersama.”

Dengan adanya ketentuan diatas, program desain yang dibuat harus disesuaikan dengan peraturan yang telah ada.

17

Mengambil Kendaraan

Diagram 3.3 Alur Aktifitas Pegawai

Selesai Bekerja

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 18: laporan pendahuluan desain arsitektur

Kebutuhan ruang bersama dapat diartikan sebagai tempat bersosialisasi dan tempat berkumpul antar sesa ma penghuni rumah susun

serta warga sekitar rumah susun mahasiswa. Ruang bersama disini dibagi menjadi dua yakni ruang bersama indoor dan

ruang bersama outdoor. Ruang dalam terdiri dari hall, kantin, aula, kamar Mandi .Sedangkan untuk Ruang luar terdiri

dari arena olahraga, parkiran, gazebo, taman, dan lln.

Didalam peraturan diatas disebutkan juga harus bisa memaksimalkan fungsi dalam arah horizontal maupun vertikal, dalam

pengert ian tu dapat dijabarkan dalam memenuhi akan kebutuhan Ruang harus memikirkan akan kebutuhan disetiap lantai untuk

vertikalnya dan disetiap ruangan pada setiap lantai unntuk horizontalnya.

Menyangkut dengan tugas yaitu mendesain Rumah Susun Mahasiswa yang mana , Rumah Susun Mahasiswa berarti pengguna

harus menyewa dari pengembangnya dan diperuntukkan bagi mahasiswa atau mahasiswi.Mendukung dan memiliki fasilitas yang

lengkap baik untuk pribadi mahasiswanya maupun bagi sosial ( bersama ) antar mahasiswa dalam melakukan aktivitas sehari –hari.

( Sumber : Wikipedia.org)( sumber :www. Perbedaan Rusun, Rusunami, dan Rusunawa_files.com)

Melihat definisi itu, kebutuhan ruang menjadi terbatasi dengan menjadikan kebutuhan ruang yang akan didesain harus mendukung

dan memiliki fasilitas yang baik, nyaman untuk pribadi mahasiswa dan sosial para penghuni Rumah Susu Mahasiswa itu. Melihat

target hunian yaitu Para Mahasiswa Sarjan-1 (bukan mahasiswa baru) dan S2 disini akan didesain dan dirancang kebutuhan akan

ruang darinya yang bisa mendukung aktivitasnya sehari – hari.Kebutuhan akan ruang apa saja harus disesuaikan dan direncanakan

melihat situasi yang akan terjadi kedepannya, dimana nantinya mahasiswa bekerja kelompok dengan para temannya, orang tua

yang akan datang dan ruang priva t (ketenangan yang ia butuhkan).

18

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 19: laporan pendahuluan desain arsitektur

Dalam mendesain Rumah Susun disini harus memperhitungkat jumlah penghuni yang nantinya akan menempati Rusun

Mahasiswa ini apakah mencukupi dan dapat menampung mahasiswa yang akan datang ataukah tidak. Ini yang harus dipikirkan agar

nantinya permas alahan ini dapat terselesaikan.

.

1.2.1 Analisa Kualitatif Kebutuhan RuangTabel.1.5 Kualitas Kebutuhan Ruang

SIFAT JENIS RUANG

PERSYARATAN RUANGTUNTUTAN

RUANGPencahayaan Penghawaan View

AkustikAlami Buatan Alami Buatan

Luar - Dalam

Dalam - Luar

P RI R. Pengelola Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, Nyaman,

Tenang

19

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 20: laporan pendahuluan desain arsitektur

VA

TE

R. Mechanical Ο Ο - Ο - - - Bersih, AmanR. Electrical Ο Ο - Ο - - - Bersih, Aman

Gudang Ο Ο Ο Ο - - - Bersih, Aman

Kamar Tidur Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

TenangKamar Mandi

DalamΟ Ο Ο - - - - Bersih, Nyaman

Kamar Mandi Luar

Ο Ο Ο - - - - Bersih, Nyaman

R. Cuci Jemur Ο Ο Ο - - Ο Ο Bersih, Aman

SE

MI

PU

BL

IK

Dapur Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

Tenang

Musholla Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBesih, Aman,

Tenang

Pos Satpam Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

Aman

R. Receptionist Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

TenangKantin Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, Nyaman

PU

BL

IK

Lobby Ο Ο Ο Ο - Ο Ο Bersih, NyamanParkir Ο Ο Ο Ο Ο Ο Bersih, AmanGazebo Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman,

Aman

20

DESAINARSITEKTUR III

Page 21: laporan pendahuluan desain arsitektur

Taman Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman

ATM Center Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

AmanArea Olahraga Ο Ο Ο - Ο Ο Ο Bersih, Nyaman

Area Usaha Ο Ο Ο Ο - Ο ΟBersih, Nyaman,

Aman

1.2.2 Analisa Kapasitas Ruang

Tabel 1.6 Tabel Kapasitas Ruang

21

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 22: laporan pendahuluan desain arsitektur

SIFAT NAMA RUANGKEBUTUHAN

RUANGKETERANGAN

PR

IVA

TE

R. Pengelola 5 Berdasarkan pertimbanganR. Mechanical 3 Berdasrkan komparasiR. Electrical 3 Berdasrkan komparasi

Gudang 1 Berdasarkan pertimbanganKamar Tidur 4 Berdasrkan komparasi

Kamar Mandi Dalam 1Kamar Mandi Luar 6

R. Cuci Jemur 50 Berdasrkan komparasi

SE

MI

Dapur 10Musholla 30 Berdasarkan pertimbangan

Pos Satpam 2R. Receptionist 3 Berdasarkan pertimbanganPerpustakaan 100

Kantin 50 Berdasarkan pertimbangan

P U

Lobby 20Parkir 250Gazebo 4

22

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 23: laporan pendahuluan desain arsitektur

BL

IK

Taman 100 Berdasarkan pertimbanganATM Center 7 Berdasarkan pertimbangan

Area Olahraga 50Area Usaha 50

1.2.3 Analisa Kuantitatif Kebutuhan Ruang

Tabel. 1.7 Kuantitas Kebutuhan Ruang

NO AREA JENIS JUMLAH BESARAN DIMENSI DIMENSI SIRKULASI BESARAN

23

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 24: laporan pendahuluan desain arsitektur

RUANG RUANG PERABOT (m2)MANUSIA

(m2)

MANUSIA DAN

PERABOT(m2)

(m2)RUANG

(m2)

1L

anta

i 1Lobby 1 Sofa + Dudukan =

(2,80 x0,70) 5 = 9,8Kursi = (0,70 x 0,7)

20 = 9,8Meja = (1,20 x

0,50) 5 = 3Total Prabot = 22,6

1,3 x 0,00 = 130

152,6 40% x 252 ,5 =

61,14

213,64

R. Receptionist

1 Meja Panjang = 4,0 x 0,5 = 2,0

Kursi = (0,50 x 0,50) 2 = 0,50

Total Perabot = 2,50

1,3 x 4 = 5,20

7,70 20% x 7,70 = 1,54

5,24

Musholla 1 Lemari = 1,00 x 0,50 = 0,50

Shaf ( 10 Sejadah) = (2,00 x 10,00)3 =

60,00

- 60,50 20% x 50,50 = 12,00

72,51

Tempat Wudhu Pria

1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0

1,3 x 5 = 6,50

9,5 20% x9,55 = 1,9

11,4

24

DESAINARSITEKTUR III

Page 25: laporan pendahuluan desain arsitektur

Tempat Wudhu Wanita

1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0

1,3 x 5 = 6,50

9,5 20% x9,55 = 1,9

11,4

Toilet Pria 1 Kamar = (1,00 x 1,75)3 = 5,25

Double Wastafel = (0,50 x 1,20) = 0,60

Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0

Total Prabot = 7,85

1,3 x 6 =7,8

15,65 20% x 15,65 =

3,13

18,78

Toilet Wanita

1 Kamar = (1,00 x1,75)4 = 7,00

Double Wastafel = (0,50 x 1,20)2 = 1,2Total Perabot = 8,2

1,3 x 6 = 7,8

16,0 20% x 16,0 = 3,2

19,2

Dapur 1 Bak Cuci = (1,20 x 0,5)2 = 1,44

Kompor = (1,20 x 0,5)2 = 1,44

Lemari Penyimpanan = (0,8 x 0,5) = 0,48

Meja Kerja = (2,0

1,3 x 2 = 2,60

3,08 20% x 3,08 = 0,62

3,70

25

DESAINARSITEKTUR III

Page 26: laporan pendahuluan desain arsitektur

x 0,5) = 1Total = 4,36

Gudang 1 Rak = (0,50 x 1,20)4 = 2,4

Lemari = (2 x 0,5)2 = 2

Total = 4,4

1,3 x 4 = 5,20

9,6 40% x 9,6 = 3,84

13,44

R. Electrical

1 - - - - -

R.Mechanical

1 - - - - -

R.Pengurus 1 Meja = 1,20 x 0,60 = 0,72

Kursi = (0,50 x 0,50) 3 = 0,75

Rak = 0,50 x 1,20 = 0,60

Meja Komputer = 0,50 x 1,20 = 0,60Total Perabot =

2,67

1,3 x 3 = 3,90

6,57 40% x 6,57 = 2,63

9,20

Area Usaha 1 Meja Kecil = (0,50 1,5 x 250 = 450,2 50% x 675,3

26

DESAINARSITEKTUR III

Page 27: laporan pendahuluan desain arsitektur

x 0,50)30 = 10,8Meja Besar = (0,80

x 0,80) 40 = 25,6Kursi = (0,40 x 0,50)25 = 35,2

Watafel = (0,40 x 0,50) 15 = 3,5

Total Perabot = 75,2

375 450,2 = 225,1

Aula 1 Meja Besar = (0,80 x 0,80) 40 = 25,6Kursi = (0,40 x 0,50)25 = 3,5

Total Perabot = 75,2

Lemari Penyimpanan = (0,8 x 0,5) = 0,48

27

Page 28: laporan pendahuluan desain arsitektur

2

Lan

tai 2

,3,4

,5

R. Tidur 15 Kamar = (6,00 x 5,00 ) = 30,0

Tempat Tidur (2,00 x 0,90)4 =

1.80Lemari (1,50 x

0,50) = 0,75Meja = 1,20 x 0,60

= 0,72

Kamar Mandi Dalam

15 Kamar = (1,00 x 1,75) = 175

Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0

1,3 x 6 =7,8

15,65 20% x 15,65 =

3,13

18,78

Musholla 1 Lemari = 1,00 x 0,50 = 0,50

Shaf ( 10 Sejadah) = (2,00 x 10,00)3 =

60,00

- 60,50 20% x 50,50 = 12,00

72,51

Tempat Wudhu Pria

1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0

1,3 x 5 = 6,50

9,5 20% x9,55 = 1,9

11,4

Tempat Wudhu

1 Tempat Wudhu = (1 x 1,50)2 = 3,0

1,3 x 5 = 6,50

9,5 20% x9,55 = 1,9

11,4

28

Page 29: laporan pendahuluan desain arsitektur

Wanita

Toilet Pria 1 Kamar = (1,00 x 1,75)3 = 5,25

Double Wastafel = (0,50 x 1,20) = 0,60

Urinoir = (1,0 x 0,5)4 = 2,0

Total Prabot = 7,85

1,3 x 6 =7,8

15,65 20% x 15,65 =

3,13

18,78

Toilet Wanita

1 Kamar = (1,00 x1,75)4 = 7,00

Double Wastafel = (0,50 x 1,20)2 = 1,2Total Perabot = 8,2

1,3 x 6 = 7,8

16,0 20% x 16,0 = 3,2

19,2

R. Cuci Jemur

1 - - - - -

Gudang 1 Rak = (0,50 x 1,20)4 = 2,4

Lemari = (2 x 0,5)2 = 2

Total = 4,4

1,3 x 4 = 5,20

9,6 40% x 9,6 = 3,84

13,44

29

Page 30: laporan pendahuluan desain arsitektur

3

Ru

ang

Lu

ar

Pos Satpam 4 Meja = 1,00 x 150 = 150

Kursi = (0,50 x 1,50)2 = 1,50

Televisi = 0,50 x 1,50 = 1,25

Total Perabot = 1,25

1,3 x 2 = 2.50

3,05 20% x 3,05 = 0,70

9,04

ParkirATM

CenterArea

OlahragaTamanGazebo

1.2.4 REKAPITULASI BESARAN RUANG

30

IIIARSITEKTUR

DESAIN

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Tabel.1.8 rekapiualsi besaran ruang

Page 31: laporan pendahuluan desain arsitektur

FUNGSI ZONIFIKASI RUANGLUASAN

(m2)

LANTAI 1

Publik LobbySemi Publik Toilet Luar

ReceptionistTempat Wudhu

Private R. ElecricalR. Mechanical

GudangR. Pengurus

Service Dapur 29,88Cuci Jemur

Area UsahaPublik Ruang Depan

ToiletPrivate R. Pengurus

Kantin Publik Area Makan 256,58Semi Publik R. Kasir 10,29

Kamar Mandi Pengunjung Pria 13,16Kamar Mandi Pengunjung Wanita 13,36

Kamar Mandi Karyawan 3,54

31

DESAINARSITEKTUR III

Page 32: laporan pendahuluan desain arsitektur

Servis Dapur 29,65Ruang Saji 25,02Ruang Cuci 9,72

Musholla

Semi Publik Tempat Sholat 34,45Private Tempat Wudhu Pria 16,90

Tempat Wudhu Wanita 16,90Kamar Mandi Pria 3.54

Kamar Mandi Wanita 3,54

LANTAI 2,3,4,5

Publik LorongSemi Publik Musholla

Tempat WudhuToilet Luar

Private R. TidurToilet Dalam

GudangService Cuci Jemur

Dapur

Ruang Luar Publik RTH

32

DESAINARSITEKTUR III

Page 33: laporan pendahuluan desain arsitektur

Semi Publik Pos SatpamTempat Parkir Pengunjung

Tempat Parkir Tamu, Karyawan

1.2.5 TATA RUANG DALAM

Rumah susun yang akan di rancang mempunyai 5 lantai kemudian untuk penataan ruangnya dibagi menjadi beberapa zona

yaitu :

1. Zona Publik

Tergolong di zona ini adalah Resepsionis, garasi, beserta terasnya.Tentunya ruang-ruang yang tergolong di

zona ini, kendati bangunan mempunyai lebih dari 1 lantai, namun tetap ditempatkan di lantai bawah.Zona ini

tentunya sangat bising, namun dapat diatasi dengan rimbunnya dedaunan dari sebuah perdu ataupun pohon.

Sehingga kegiatan berbincang-bincang dengan tamu tidak terlalu mengalami kendala berarti.

2 Zona Semi Publik / Semi Privat

Biasanya yang senantiasa tergolong dalam zona ini adalah Ruang Bersama, Kantin dan dapur.Untuk

perletakan ruang bersama dan kantin diutamakan menempati lantai bawah sedangkan Dapur ada disetiap lantainya.

3 Zona Privat

33

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 34: laporan pendahuluan desain arsitektur

Yaitu ruang-ruang yang membutuhkan ketenangan seperti Kamar tidur. diletakkan, di setiap lantai yang

berdekatan dengan kamar madi langsung sehingga akan lebih memudahkan penghuninya untuk beraktifitas sehari-

hari.

4 Service

Yaitu zona yang terdiri dari ruang cuci, ruang jemur, dan ruang gudang. untuk ruang cuci diletakkan bersama

dengan kamar mandi, sedangkan ruang jemur diletakkan sebelah kamar mandi, kecuali lantai 1 dan untuk Gudang

sendiri biasanya diletakkan di lantai bawah.

34

Page 35: laporan pendahuluan desain arsitektur

PERSYARATAN RUANG

Keterangan :

1. O O O : Sangat penting

2. O O : Penting

35

IIIARSITEKTUR

DESAIN

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Tabel.1.9 tata ruang dalam

KELOMPOK

RUANG

NAMA RUANG PENCAHAYAAN PENGHAWAAN AKUSTIK VIEW TAMPILAN

RUANGALAMI BUATAN ALAMI BUATAN

LA

NT

AI

1R. PENGELOLA O O O O O O O O O O O O O O O O

RECEPTIONIS O O O O O O O O O O O O O O

PARKIRAN O O O O O O O O O O O O O O O O

LOBBY O O O O O O O O O O O O O O O

AREA

OLAHRAGA

O O O O O O O O O O O O O O O O

TAMAN O O O O O O O O O O O O O O O O O O

KANTIN O O O O O O O O O O O O O O O O O

LA

NT

AI

2,3,

4,5.

R. TIDUR O O O O O O O O O O O O O O O O

GUDANG O O O O O O O O O O O

R, ELEKTRIKAL O O O O O O O O O O O O O O

DAPUR O O O O O O O O O O O O O

CUCI JEMURAN O O O O O O O O O O O

Page 36: laporan pendahuluan desain arsitektur

3. O : Tidak penting

PENGELOMPOKAN RUANG

1. ZONA PUBLIK

NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI

1. LOBBY PUBLIK

2. PARKIRAN PUBLIK

3. GAZEBO PUBLIK

4. TAMAN PUBLIK

5. ATM CENTER PUBLIK

6. AREA OLAHRAGA PUBLIK

7. AREA USAHA PUBLIK

2. ZONA PRIVAT

NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI

1. R. TIDUR PRIVAT

2 R. ELEKTRIKAL PRIVAT

36

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 37: laporan pendahuluan desain arsitektur

3. R. MEKANIKAL PRIVAT

4. GUDANG SEMI PRIVAT

5. KMD PRIVAT

6. CUCI JEMUR SEMI PRIVAT

7. R. PENGURUS RUSUNAWA PRIVAT

3. SEMI PUBLIK .

NO. JENIS RUANG ZONIFIKASI

1. DAPUR SEMI PUBLIK

2 MUSHALLA SEMI PUBLIK

3. POS SATPAM SEMI PUBLIK

4. RECEPTIONIS SEMI PUBLIK

5. KANTIN SEMI PUBLIK

1.2.6 KLASIFIKASI RUANG

37

PRIMER KANTOR PENGELOLA

RECEPTIONIS

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 38: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.2.7 HUBUNGAN RUANG MIKRO

38

SEKUNDER LOBBY

R.TIDUR

MUSHOLLA

CUCI/JEMUR

TERSIER PARKIRAN

TAMAN

GAZEBO

AREA OLAHRAGA

R. Mecanical

Gudang

Receptionis

R. Pengurus

R. Electrical

KM Pria

Lorong utamaLobbyMain Entrance

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 39: laporan pendahuluan desain arsitektur

=Akses langsung

= Akses Tak Langsung

= Publik

= Semi Publik

= Privat

1.2.8 HUBUNGAN RUANG MAKRO

39

Gedung B

Aula

Parking

R. Luar

Main Entrance

Gedung A

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 40: laporan pendahuluan desain arsitektur

= Akses Langsung

= Akses tak langsung

= Akses Jarang = Publik = Semi Publik = Privat

1.3 PROGRAM BENTUK DAN SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT

1.3.1 Tipologi Bangunan

40

Parking

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 41: laporan pendahuluan desain arsitektur

Tinjauan Tipologi didasari pada komparasi objek yang telah terbanguna sebelumnya, yaitu Rusunawa UNISMA dan

Rusunawa UI:

Rusunawa Unisma Rusunawa UI

41

DESAINARSITEKTUR III

Tabel.1.10 komprasi tipologi

Page 42: laporan pendahuluan desain arsitektur

Rusunawa Unisma memiliki bentukan kubus dengan permainan subtraktif dan atap menggunakan atap perisai.

Pada tampilan muka Rusunawa ini memiliki balkon pada setiap jendela ruangan yang menjorok kedepan.

Rusunawa UI dibangun dengan konsep yang simple dengan penggunaan geometris kubus yang sederhana. Rusunawa ini mengutamakan faktor keselamatan terhadap gempa dan kebakaran. Kesehatan bangunan terjaga dengan konversi cahaya alami dan penghawaan alami. Tampilan bangunan menggunakan jendela-jendela yang mampu mengantisipasi suara bising dari luar dengan adanya buffer pada jendela

42

Page 43: laporan pendahuluan desain arsitektur

No

.

Aspek yang dilihat Bentuk Langgam

1. UMM Bangunan-bangunan kampus UMM rata-rata bertingkat 5-8 lantai dengan bentuk kubus disertai subtraktif dan additive. Menggunakan atap perisai

Modern

2. Supermarket Revolusi Bangunan dua lantai dengan bentukan kubus additive dan subtraktif.

Modern

3. Jajaran Pertokoan Bentuk rumah-rumah toko didominasi oleh bentuk rumah sederhana dengan atap pelana. Ruko ini memiliki variasi tingkat ketinggian.

Modern

43

DESAINARSITEKTUR III

Page 44: laporan pendahuluan desain arsitektur

4. Kompleks Perkampungan Kompleks perkampungan merupakan bangunan yang memiliki tinggi bangunan satu lantai. Untuk yang kos-kosan memiliki tiga lantai.

Modern

44

DESAINARSITEKTUR III

Page 45: laporan pendahuluan desain arsitektur

Kesimpulan Tipologi Bangunan Komparasi

Rumah Susun Mahasiswa UI dijadikan tinjauan tipologi bangunan dari segi pemikiran sang arsitek dalam membentuk fasad

bangunan yaitu melihat guna dan manfaat dari penerapan selubung di fasad bangunan.

Bentuk dasar yang ada adalah bentuk geometris dengan pemakaian unsur garis lurus dan lengkung simetris pada tiap masanya.

Pemilihan bentuk massa yang mrupakan adaptasi dari bentukan geometri dipilih agar wujud bangunan menampilkan kesan yang

dinamis dan me njadi icon selain itu juga tetap seimbang pada lingkungan sekitarnya. Bentukan ini juga berdasarkan analisa arah

angin, view dan sinar matahari yang memalui tapak. Pemilihan bentuk ini nantinya dapat dharapkan memecah dan mengarahkan angin

yang melalui tapak.

45

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 46: laporan pendahuluan desain arsitektur

Berdasarkan Tijnauan Tipologi diatas didapatkan beberapa keputusan yang akan digunakan dalam proses desain Rumah Susun

Mahasiswa, Antara lain:

Tema : Modern

Sifat : Sederhana fungsional

Pangsa Pasar : Mahasiswa Strata -1 Non Maba dan S2

Massa Bangunan : 6 Massa Utama, 4 Massa bangunan Publik

Nama Rusun : “ Rumah Susun Mahasiswa Landungsari “, sebagaimana diperuntukkan untuk mahasiswa S1 dan S2yang

sedang

menempuh studi di malang khususnya di kawasan landungsari, target mahasiswa yang menetap di Ruumah

Susun Mahasiswa Landungsari ini dari Universitas yang berkawasan di daerah sekitarLandungsari.

46

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 47: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.3.2 Bentuk - Tampilan Bangunan

Bentuk Bangunan

Bentuk bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan dalam perancangan Rumah Susun Mahasiswa di Kota

Malang ini adalah geometri. Geometri yang digunakan adalah dominan segi empat dengan melakukan beberapa permainan aditif dan substraktif

pada bagian-bagian tertentu. Bentuk permainan aditif maupun substraktif tersebut dapat berbentuk segi empat atau unsur lengkung. Pemilihan

bentuk segi empat disesuaikan dengan bentuk bangunan di sekitarnya dan berguna untuk mewadahi fungsi sebagai rumah susun yang berprinsip

rumah di susun secara tipikal ke atas. Mengingat bahwa bentuk geometri segi empat dapat mewadahi ruang fungsional yang lebih luas

dibandingkan dengan bentuk geometri seperti segitiga maupun lingkaran. Selain itu, dengan bentuk yang demikian pula dapat menjanjikan susunan

struktur bangunan yang lebih mudah dan juga efisien dalam organisasi ruang dan sirkulasi ruangnya. Namun, tidak menutup kemungkinan

bangunan rusunawa akan di bangun dengan komposisi bentuk yang merupakan pengembangan lebih lanjut dari bentuk dasar. Bangunan

diusahakan tidak terlalu panjang dan tidak terlalu tinggi. Sehingga unsur kesatuan, proporsi, dan keseimbangan tetap terjaga karena kesinambungan

ukuran, tampilan, dan geometris bangunan (Collage Paris, Prancis).

Warna

Warna bangunan, baik massa utama maupun massa penunjang yang akan digunakan dalam perancangan Rumah Susun Mahasiswa di Kota

Malang ini adalah warna-warna yang cenderung didominasi warna netral. Penggunaan warna netral ini sebagai salah satu cara untuk menyesuaikan

dengan bangunan sekitar. Bangunan sekitar tapak merupakan pemukiman dengan warna-warna lembut dan tidak terkesan mencolok satu sama lain.

47

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 48: laporan pendahuluan desain arsitektur

Maka dari itu, untuk menyesuaikan dengan lingkungan sekitar maka dipilih warna yang netral. Namun, untuk menanggapi fungsinya sebagai

hunian mahasiswa yang pada umumnya merupakan anak muda dan juga untuk menghindari kesan monoton muncul pada bangunan ini, maka dapat

digunakan pemakaian-pemakaian warna cerah sebagai ornament/hiasan tambahan. Warna cerah sebagai ornamen dirasa cocok dengan karakter

mahasiswa dan sebagai anak muda yang cenderung menginginkan sesuatu yang lebih terasa hidup dan ceria. Contoh karakter warna yang dapat

dipakai adalah :

MERAH :Warna yang terkuat dan menarik perhatian, bersifat agresif dan lambang primitif. Warna ini mencerminkan darah, marah,

berani, bahaya,

kekuatan, dan kebahagiaan.

UNGU :Berkarakter sejuk, hampir sama dengan biru tetapi lebih tenggelam. Warna ini mencerminkan dukacita, kontemplatis dan

agamis.

BIRU :Berkarakter sejuk, pasif, tenang dan damai. Biru warna yang mempesona, spiritual, monotheis. Lambang kesucian, harapan

dan kedamaian.

HIJAU :Bersifat netral dan pengaruh terhadap emosi hampir mendekati pasif, bersifat istirahat. Ungkapan kesegaran, muda, kesuburan

dan harapan

kelahiran kembali.

KUNING :Dilambangkan seperti matahari sebagai sumber kehidupan dan emas sebagai kekayaan alam mulia. Ungkapan keceriaan,

kelincahan dan

intelektual, memaknakan kemuliaan cinta serta pengertian yang mendalam antar manusia.

PUTIH :Berkarakter positif, cemerlang, ringan, dan sederhana. melambangkan kesucian, polos, jujur dan murni.

HITAM : Lambang kegelapan, misteri, warna mati. Sifat tegas, kukuh, formal, dan berkesan berstruktur kuat.

48

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 49: laporan pendahuluan desain arsitektur

Sedangkan warna dan pengaruhnya terhadap psikologis manusia adalah sebagai berikut:

a. Merah dan Jingga, berkesan membangkitkan dan menggembirakan.

b. Jingga muda dan Kuning,Berkesan keriangan, aktif dan semarak.

c. Biru, berkesan sejuk, segar, santai dan konsentrasi.

d. Hijau, merupakan warna yang disukai karena mengesankan kedekatan dengan alam serta dapat menciptakan ketenangan.

e. Coklat, memberikan kesan istirahat, hangat, gersang, alamiah, dan tenang.

f. Putih, memberikan kesan luas dan bosan.

g. Krem, memberikan kesan lembut dan akrab.

h. Hitam, berkesan gelap dan dukacita.

i. Abu-abu, kesan tenang dan damai.

49

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 50: laporan pendahuluan desain arsitektur

Bentuk dan Tampilan Ruang

Bentuk Ruang

Bentukan ruang mengikuti

bentuk bangunan utamanya, disini

bentukan ruang memakai bentuk

dasar persegi dengan berbagai

perubahan bentuk dengan estimasi

bentuk yang sesuai dengan penghuni

Rusun khususnya bagi para

mahasiswa. Perubahan bentuk dasar

bangunan dapat menggunakan

berbagai macam cara, sebagai

contoh dapat menggunakan

transformasi, adiktif dan subtraktif.

Bentuk ruang juga disesuaikan

dengan aktifitas para mahasiswa jaman sekarang ini. Sehingga para mahasiswa nyaman untuk menempati rusun tersebut. Sebuah ruangan

yang didesain untuk suatu fungsi tertentu, baik yang mempertimbangkan aspek akustik maupun yang tidak, seringkali dihadapkan pada

problem-problem berikut: Pemusatan Suara, pantulan berulang dan kuat, Resonansi, Bising dan Waktu dengung ganda

50

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 51: laporan pendahuluan desain arsitektur

Kesemuanya dapat diminimumkan apabila sudah dipertimbangkan dengan seksama pada saat ruangan tersebut didesain. Apabila

ruangan sudah telanjur jadi, maka solusi yang biasanya diambil adalah mengubah karakteristik permukaan dalam ruangan, misalnya dari

yang semula reflektif menjadi absorptif ataupun difusif.

Bentuk ruang juga dapat dibedakan dari jenis aktifitas pelaku dan penghuninya, misalnya untuk ruang public maka bentuknya

haruslah tegas dan formal. Sedangkan untuk ruang privat bentuknya dapat dipakai yang fleksibel atau santai sehingga pengguna dapat

merasa tenang dan nyaman

Warna Ruang

Pengalaman kita tentang warna selalu melibatkan tiga unsur, yaitu: cahaya, objek dan pengamat. Hal yang menarik adalah bahwa

ketiga unsur dari warna tersebut melibatkan tiga buah bidang ilmu yang berbeda, apabila kita berbicara tentang bagaimana cahaya

mempengaruhi warna maka kita akan membahas aspek fisika dari warna, bila kita membicarakan bagaimana sebuah benda dapat

mempengaruhi cahaya maka kita membicarakan aspek kimia dari molekul dan atom benda dalam menyerap cahaya sedangkan bila kita

membicarakan bagaimana pengamat melihat warna, kita menemukan diri kita membicarakan biologi karena hal tersebut maka warna

adalah hal yang cukup kompleks. Penglihatan kita terhadap warna dapat dimanipulasi dengan merubah ketiga unsur warna ini. Sebagai

bagian dari elemen tata rupa, warna memegang peran sebagai sarana untuk lebih mempertegas dan memperkuat kesan atau tujuan dari

sebuah karya desain. Dalam perencanaan corporate identity, warna mempunyai fungsi untuk memperkuat aspek identitas. Lebih lanjut

dikatakan oleh Henry Dreyfuss , bahwa warna digunakan dalam simbol-simbol grafis untuk mempertegas maksud dari simbol-simbol

tersebut . Sebagai contoh adalah penggunaan warna merah pada segitiga pengaman, warna-warna yang digunakan untuk traffic light merah

untuk berhenti, kuning untuk bersiap-siap dan hijau untuk jalan. Dari contoh tersebut ternyata pengaruh warna mampu memberikan impresi

yang cepat dan kuat. Kemampuan warna menciptakan impresi, mampu menimbulkan efek-efek tertentu. Secara psikologis diuraikan oleh J.

Linschoten dan Drs. Mansyur tentang warna sbb: Warna-warna itu bukanlah suatu gejala yang hanya dapat diamati saja, warna itu

51

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 52: laporan pendahuluan desain arsitektur

mempengaruhi kelakuan, memegang peranan penting dalam penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya kita akan bermacam-

macam benda.

Dari pemahaman diatas dapat dijelaskan bahwa warna, selain hanya dapat dilihat dengan mata ternyata mampu mempengaruhi

perilaku seseorang, mempengaruhi penilaian estetis dan turut menentukan suka tidaknya seseorang pada suatu benda. Berikut kami sajikan

potensi karakter warna yang mampu memberikan kesan pada seseorang sbb :

1. Hitam, sebagai warna yang tertua (gelap) dengan sendirinya menjadi lambang untuk sifat gulita dan kegelapan (juga dalam hal emosi).

2. Putih, sebagai warna yang paling terang, melambangkan cahaya, kesucian.

3. Abu-abu, merupakan warna yang paling netral dengan tidak adanya sifat atau kehidupan spesifik.

4. Merah, bersifat menaklukkan, ekspansif (meluas), dominan (berkuasa), aktif dan vital (hidup).

5. Kuning, dengan sinarnya yang bersifat kurang dalam, merupakan wakil dari hal-hal atau benda yang bersifat cahaya, momentum dan

mengesankan sesuatu.

6. Biru, sebagai warna yang menimbulkan kesan dalamnya sesuatu (dediepte), sifat yang tak terhingga dan transenden, disamping itu

memiliki sifat tantangan.

7. Hijau, mempunyai sifat keseimbangan dan selaras, membangkitkan ketenangan dan tempat mengumpulkan daya-daya baru.

Dari sekian banyak warna, dapat dibagi dalam beberapa bagian yang sering dinamakan dengan sistem warna Prang System yang

ditemukan oleh Louis Prang pada 1876 meliputi :

1. Hue, adalah istilah yang digunakan untuk menunjukkan nama dari suatu warna, seperti merah, biru, hijau dsb.

2. Value, adalah dimensi kedua atau mengenai terang gelapnya warna. Contohnya adalah tingkatan warna dari putih hingga hitam.

3. Intensity, seringkali disebut dengan chroma, adalah dimensi yang berhubungan dengan cerah atau suramnya warna.

52

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 53: laporan pendahuluan desain arsitektur

Teori Warna FengShui

no Warna Keterangan Pro

1 Merah

Merah adalah warna yang

menstimulasi suasana dominant.

Warna merah akan memberi

kesan memperbesar tampilan

suatu object, tetapi sebaliknya

memperkecil ukuran ruang

Merah adalah warna yang baik

untuk memberi aksen.

Warna ini sebaiknya digunakan di

ruang makan, ruang tidur anak,

dapur atau tempat kerja.

hangat dan kaya

2 Pink Pink diasosiasikan dengan

inosens, kemurnian dan susana

romantis.

Pink cocok untuk ruang tidur,

kurang cocok untuk kamar mandi

Kegembiraan, romantis

53

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 54: laporan pendahuluan desain arsitektur

atau dapur.

3 Ungu

Ungu adalah warna yang impresif

dan spiritual.

Ungu dapat dipakai di ruang tidur

atau ruang meditasi. Sebaiknya,

warna ini tidak digunakan di

dapur atau kamar mandi

Gairah, energik dan memotivasi.

4 Biru

Biru dikaitkan dengan

spiritualitas, kedamaian, misteri,

kesabaran dan kontemplasi.

Warna biru cocok untuk ruang

tidur, ruang terapi dan ruang

meditasi. Sebaiknya tidak

digunakan untuk ruang makan

atau ruang kerja.

Kepercayaan, stabilitas

5 Hijau Hijau adalah simbol

pertumbuhan, kesuburan dan

optimisme, kebebasan dan

keseimbangan

54

DESAINARSITEKTUR III

Page 55: laporan pendahuluan desain arsitektur

harmoni. Warna hijau itu

menyegarkan dan meneduhkan.

Hijau cocok untuk kamar mandi,

ruang terapi dan conservatory.

Hijau seharusnya tidak dipakai di

ruang keluarga, ruang bermain

atau ruang belajar.

6 Kuning

Kuning diasosiasikan dengan

pencerahan.Kuning membantu

pencernaan dan menstimulasi

pikiran.

Kuning cocok untuk gang/koridor

dan dapur.

Kuning sebaiknya tidak dipakai

untuk kamar mandi atau ruang

meditasi

optimisme, akal dan ketegasan

7 Oranye Oranye adalah warna

kegemberiaan, dan kuat dalam

konsentrasi, intelek

55

Page 56: laporan pendahuluan desain arsitektur

mendorong komunikasi.

Oranye dapat dipakai di ruang

tidur, ruang makan dan

gang/koridor. Oranye sebaiknya

tidak dipakai di ruang tidur dan

ruangan-ruangan kecil

8 Coklat

Coklat adalah warna yang

berhubungan dengan stabilitas

dan elegant.

Coklat dapat dipakai di ruang

belajar.

Sebaiknya tidak dipakai di ruang

tidur.

keamanan, elegant

9 Putih Putih menyimbolkan permulaan

baru, innosens dan kemurnian.

Putih dapat dipakai di ruang tidur

dan dapur.

bersih, segar

56

DESAINARSITEKTUR III

Page 57: laporan pendahuluan desain arsitektur

Putih seharusnya tidak digunakan

di ruang makan dan ruang tidur

anak.

10 Hitam

Hitam adalah warna yang

independent dan misterius. Warna

hitam sering dipakai di ruang

anak remaja.

Warna hitam seharusnya tidak

dipakai di ruang tidur anak.

intrik, kekuatan menarik

Pengaplikasian Teori Warna Pada ruang

No Jenis Ruang Warna Efek warna

1 Hunian ( Ruang tidur )

Area Privat

Warna-warna netral (putih, beige,

dan keemasan) serta warna-warna

dingin / sejuk ( hijau , biru) dengan

monokromatik

Elegan, sejuk, tenang, dan

berkesan privat

Area Publik

1 Kantin Warna –warna panas/hangat Menggairahkan ,

57

DESAINARSITEKTUR III

Page 58: laporan pendahuluan desain arsitektur

(oranye ,merah dan kuning ) bersemangat,membangkitkan

selera makan

2 Warnet dan Wartel Warna –warna netral (Hitam,

putih, coklat , krem) atau warna-

warna modern (silver, metalik)

Tenang, mempunyai privasi,

bergaya, canggih

3 Mini Market Warna –warna panas/hangat

(merah ,kuning , oranye)

Menggairahkan

4 Stationery Warna –warna cerah (merah, pink) -

Area Servis

1 Pos Satpam Warna-warna netral

(hitam,putih ,krem)

Aman dan tenang

58

Page 59: laporan pendahuluan desain arsitektur

Contoh penggunaan warna pada bangunan :

Gambar 1.1. Contoh penggunaan warna pada bangunanSumber : -

Untuk mempermudah desain dan meminimalisir kesalahan warna maka lebih baik menggunakan teknik monokromatik dan analogus

59

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 60: laporan pendahuluan desain arsitektur

Posisi Bangunan

Dalam penentuan posisi bangunan dalam tapak tetap mempertimbangkan

jarak dari batas tapak paling tepi. Pemberian jarak ini untuk menjaga agar

pembayangan bangunan baik pada sore maupun siang hari tidak menggaanggu

bangunan rumah tinggal di sekitarnya.

Massa rusun diletakan pada bagian tapak yang tidak mengakibatkan

pembayangan dari penyinaran matahari sehingga tidak menghalangi pemukiman

penduduk sekitar. Selain itu peletakan posisi rusun juga mempertimbangkan

jatuhnya sinar matahari sehinga keduanya tidak saling membayangi satu sama

lain. Jarak antara rusun juga diusahakan tidak terlalu dekat karena dapat

mengakibatkan terjadinya lorong angin. Pada area jembatan disediakan hall agar

tidak terjadi penumpukan jumlah manusia yang akan melintasi jembatan.

Untuk posisi bangunan dalam tapak diputuskan membuat beberapa

alternatif karena memiliki kelebihan

dan kekurangan masing-masing.

Alternatif-alternatif ini dibuat supaya

dalam satu kelompok terdapat variasi-

variasi desain.

Orientasi Bangunan

60

IIIARSITEKTUR

DESAIN

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Gambar 1.2 Studi massa bangunan

Page 61: laporan pendahuluan desain arsitektur

Orientasi bangunan mempertimbangkan bangunan sekitar kawasan yang rendah dan juga menyesuaikan dengan

sirkulasi sekitar tapak serta kontur tanah pada tapak. Dilihat dari masalah-masalah diatas, orientasi fasad bangunan terbaik

dihadapkan ke arah Sungai Brantas dengan bangunan utama membujur Utara-Selatan. Penentuan arah hadap ini lebih menitik

beratkan pada kemampuan bangunan menanggapi jenis kontur di DAS Brantas agar memiliki pondasi yang kuat. Disamping

itu letak yang strategis memudahkan dalam penzoningan bangunan-bangunan yang bersifat publik hingga privat. Orientasi juga

mempertimbangkan penyinaran matahari, diusahakan sesedikit sisi bangunan yang terkena terpaan sinar matahari langsung

serta tidak mengganggu bangunan eksisting tapak.

Bentuk Sirkulasi pada Tapak

Akses menuju tapak dibuat menjadi dua entrance. Entrance utama diakses dari Jalan Raya Tlogomas, sedangkan Side

Entrance diakses dari Jalan Raya Tlogomas melalui gang . Sirkulasi utama menampung dua buah alur sirkulasi yang berbeda,

yaitu sirkulasi menuju dalam tapak dan sirkulasi keluar tapak. Sedangkan entrance yang melalui gang digunakan sebagai jalur

alternative bagi pejalan kaki. Untuk sirkulasi di dalam tapak sendiri diolah menyesuaikan dengan bentuk tata massa bangunan

dengan olahan ruang luarnya. Alur sirkulasi dimulai dari luar tapak, kemudian ketika masuk dalam tapak langsung mengakses

area parking. Dari parking area tersebut langsung dapat mengakses ruang luar, tepatnya taman. Dari taman inilah segala akses

dimulai, baik menuju massa utama, massa penunjang maupun area olahan ruang luar lainnya.

61

Page 62: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.3.3 SISTEM BANGUNAN BERTINGKAT RENDAH – SEDANG

Pengertian Sistem Bangunan

Sistem –sistem BangunanPersyaratan ruang yang harus dipenuhi dalam

bangunan harus diwujudkan ke dalam sistem - sistem

bangunan atau utilitas.

Sistem-sistem meliputi antara lain

1. Pengudaraan

2. Pencahayaan

3. Distribusi air bersih dan sanitasinya

Semua itu menuntut bentukan – bentukan dan fasilitas struktur dan konstruksi tertentu untuk dapa tterjaminnya proses kerja

sistem tersebut. Oleh karena itu bentukan struktur dan konstruksi beserta ruang yang terbentuk didalamnya akan sangat

ditentukan oleh pencapaian sistem tertentu dalam bangunan .Strategi pencapaian ini tentu saja tidak akan sama untuk setiap

bangunan karena pada bangunan yang berbeda banyak aspek berbeda pula yang saling mempengaruhi sehingga disain sistem dan

kaitannya dengan struktur dan konstruksi ini dalam perancangan bangunan memang harus dilihat secara spesifik.

62

Gambar 1-3. AspekBangunanyangLain

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 63: laporan pendahuluan desain arsitektur

Bangunan bertingkat adalah bangunan yang mempunyai lebih dari satu

lantai secara vertikal. Bangunan bertingkat pada umumnya dibagi menjadi dua,

bangunan bertingkat rendah dan bangunan bertingkat tinggi.

Pembagian ini dibedakan berdasarkan persyaratan teknis struktur

bangunan. Bangunan dengan ketinggian diatas 40 meter digolongkan kedalam

bangunan tinggi karena perhitungan strukturnya lebih kompleks. Berdasarkan

jumlah lantai, bangunan bertingkat digolongkan menjadi bangunan bertingkat

rendah ( 2 – 4 lantai ) dan bangunan berlantai banyak ( 5 –10 lantai ) dan

bangunan pencakar langit. Pembagian ini disamping didasarkan pada sistem

struktur juga persyaratan sistem lain yang harus dipenuhi dalam bangunan.

63

Gambar 1-4. Jenis Bangunan berdasarkan Ketinggian dan Jumlah Lantai

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 64: laporan pendahuluan desain arsitektur

Jenis Sistem Bangunan

1.1Sistem Bangunan Bertingkat Rendah - Sedang

Perancangan Bangunan Bertingkat 2 - 4 Lantai

Rumah Sususn Mahasiswa Landungsari disini termasuk bangunan bertingkat, bangunan berlantai yang dirancang disini

berlantai 5 relatif dapat dilakukan dengan cara yang tidak terlalu rumit. Persyaratan Ijin Mendirikan Bangunan ( IMB ) untuk jenis

bangunan ini bisa mudah dimana jelas akan fungsi dan peruntukannya bagi lingkungan dan malang nantinya. . Namun demikian ,

karena bangunan ini sudah tidak sesederhana bangunan tunggal satu lantai, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan dalam

merencana ,yaitu; kesesuaian ruang dan fungsi, kekuatan struktur , keamanan dan keselamatan bangunan, kenyamanan bangunan

dan sebagainya. Sehingga ketika proses kepengurusan IMB, dokumen tatagambar harus menunjukkan aspek - aspek tersebut diatas

secara benar, yang macam dan jenisnya relatif tergantung dari kebijakan peraturan masing-masing daerah dimana bangunan akan

didirikan. Dengan demikian, perancangan Rumah Susun Mahasiswa ini bagi seorang arsitek tidak hanya berkaitan dengan masalah

keindahan dan bentuk bangunan semata, tetapi juga bagaimana bangunan selain bentuknya indah juga berfungsi dengan optimal

dapat memberikan keamanan dan kenyamanan pada penggunanya dan lingkungan di sekitarnya.

1.2 Merancangan Struktur dan Konstruksi dalam Rumah Susun Mahasiswa

Perancangan struktur dan konstruksi dalam Rumah Susun harus diperhitungkan dengan matang karena nantinya akan

berdampak pada kuat atau kokohnya bangunan kita. Bertahan Lamanya bangunan ini yaitu Rumah susun dalam kondisi baik

64

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 65: laporan pendahuluan desain arsitektur

berpengaruh pada konstruksi dan struktur yang dipergunakan. Penerapan struktur dan konstruksi disini harus sesuaidenganfungsi,

keamanan dankenyamananbangunandanlingkungannya serta bentuk kontur dan dimana bangunan khususnya Rumah Susun ini

diletakkan dan dibangun. Dalam rancangan ini tapak dan daerah yang dibangun Rumah Susun khususnya mahasiswa berada pada

Pinggiran DAS Brantas tepatnya pinggiran DAS Brantas di landungsari UMM.Me rancangan strukturditujukan kepadadisainsistem

strukturdanaspekyangterkait,sedangkanperancangankonstruksi ditujukanpadabagaimanamemenuhioptimalisasi sistem itudengan

bagian-bagianserta hubungan elemen-elemen bangunan. Sehingga perancangan strukturdan konstruksi disini pastinya sesuai

dengan de

Gambar 1-5. LingkupPerancanganStrukturdalam Arsitektur

65

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 66: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.3 Aspek - aspek Perencanaan dan Perancangan Struktur dan Konstruksi

Untuk mendapatkan hasil perancangan yang ideal, perencana struktur dan konstruksi harus dapat mengidentifikasi aspek –aspek

yang terkait dalam perancangan. Aspek - aspek tersebut meliputi:

1.3.1 Struktur

Aspek struktur adalah aspek yang membahas kekuatan dan stabilitas bangunan.

Struktur meliputi pemilihan jenis sistem struktur dan konfigurasinya, serta bagaimana

sistem ini dapat membentuk ruang , karena didalam bangunan gedung struktur bertugas

mewadahi fungsi ruang. Sistem struktur dalam pembahasan ini dibagi menjadi bagian-

bagian lebih keci l yang disebut dengan elemen struktur misal ;elemen rangka

atap,rangka utama, dan pondasi. Seluruh bagian atau elemen dari berbagai sistem

struktur akan mempunyai tanggung jawab utama sebagai pemikul beban bangunan.

Karena fungsinya tersebut , sistem struktur tidak dapat dihilangkan namun dapat

digantikan satu jenis struktur dengan struktur yang lain.

Ketersediaan ragam struktur dan elemennya serta kemungkinan pemilihannya adalah bahasan pokok dalam perancangan

struktur. Apapun pilihan yang diajukan akan selalu benar jika sesuai dengan maksud-maksud atau aspek-aspek lain dalam

66

Gambar 1-6. AspekSistemStruktur

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 67: laporan pendahuluan desain arsitektur

bangunan.

1.3.2 Konstruksi

Konstruksi adalah bentuk rangkaian atau kedudukan baik dari antar atau inter

elemen struktur. Konstruksi ini memperjelas perancangan bangunan. Wujud

perancangan konstruksi dalam bangunan gedung adalah gambar-gambar detail yang

menunjukkan secara teknis bagian-bagian dan kedudukannya serta keterangan-

keterangannya. Karena bersifat menjelaskan dari solusi disain, maka rancangan

konstruksi sebuah bangunan akan terikat dengan bangunan secara khusus dan tidak

dapat disamakan dengan bangunan lain. Satu konstruksi dalam perancangan

struktur akan menjelaskan bagaimana pertimbangan- pertimbangan

terhadap aspek lain juga diperhatikan, misalnya penggunaan bahan, ukuran,

kedudukan, cara pengerjaan, finishing dan sebagainya. Tanpa gambar konstruksi yang

jelas bangunan tidak dapat didirikan dengan benar dari berbagai aspek.

67

Gambar 1-7. Aspek Konstruksi danBahan Bangunan

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 68: laporan pendahuluan desain arsitektur

KESIMPULAN YANG DIDAPAT

Sistem Bangunan Rumah Susun Mahasiswa

1. Sistem Struktur

Struktur dan kosntruksi bangunan Rumah Susun yang merupakan bangunan baru yang terletak di sekitar kawasan rumah

penduduk dan pinggiran DAS Brantas Malang harus mempertimbangkan struktur dan konstruksi bangunan – bangunan di

sekitarnya. Namun struktur dan konstruksi bangunan Rumah Susun ini selain melihat dari konteks sekitarnya, juga harus

mempertimbangkan fungsi dari bangunan itu sendiri. Pada umumnya, konstruksinya menggunakan konstruksi beton bertulang

dengan batu bata sebagai pengisi dinding luar. Dinding luarnya menggunakan konstruksi ½bata.

Untuk mempermudah penataan ruang, digunakan modul – modul yang disesuaikan dengan fungsi dan aktifitas ruang.

Tidak menutup kemungkinan juga digunakannya struktur dan konstruksi lain, selama tidak keluar dari prinsip pertimbangan

fungsi bangunan.

Pemilihan struktur yang digunakan dalam Rumah Susuun Mahasiswa Landungsari mempertimbangkan beberapa hal yaitu :

a. Fungsi bangunan yang menampung berbagai kegiatan menuntut adanya fleksibilitas dalam penataan ruang dan daya

integrasi ruang

b. Pengaruh keadaan fisik setempat seperti jenis dan daya dukung tanah, perbedaan suhu, kecepatan angin dan sebagainya.

c. Faktor biaya yang meliputi biaya pelaksanaan dan pemeliharaan.

d. Faktor teknis bangunan meliputi kekokohan, kestabilan,dan keamanan terhadap kebakaran.

68

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 69: laporan pendahuluan desain arsitektur

Fungsi bangunan sebagai hunian yang digunakan secara terus menerus dengan aktifitas yang padat menuntut ketahanan

sertafaktor keamanan.

Struktur Bangunan yang digunakan untuk Rumah Susun Mahasiswa antara lain :

Rangka Kaku ( Rigid Frame )

Struktur rangka kaku adalah struktur yang terdiri atas elemen-elemen horizontal(lateral) dari pelat, balok dan kolom

yang disusun saling tegak lurus dengan memberikan hubungan yang menggunakan titik hubung (joints) yang dapat mencegah

terjadinya perputaran pada titik hubung tersebut.

Struktur rangka kaku terbuat dari kolom – kolom dan balok – balok yang di sambung secara kaku satu sama lain.

Kekakuan bangunan oleh batang – batang menerus diperlukan untuk menahan gaya – gaya lateral dan aksi gaya vertical

asimetris. Karena tingkat ketaktentuan yang tinggi dari bangunan rangka kaku maka akan sangat berguna untuk metode taksiran

analisis yang akan sangat membantu untuk perkiraan ukuran – ukuran batang pada tahap rancangan awal. Penaksiran lainnya

akan dikembangkan untuk aksi beban vertical dan horizontal karena respons rangka kaku akan berbeda terhadap masing –

masing beban.

Rangka kaku ini memiliki beberapa karakteristik yaitu :

Apabila diberi beban vertical yang didistribusikan secara merata maka rangka kaku ini akan mengalami deformasi.

Rangka kaku ini sangat tak tentu

Untuk mendapatkan derajat tak tentu maka harus harus menggunakan statis tentu.

69

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 70: laporan pendahuluan desain arsitektur

Sistem rangka kaku pada umumnya berupa grid persegi teratur, terdiri dari balok horizontal dan kolom vertikal yang

dihubungkan di suatu bidang dengan menggunakan sambungan kaku ( rigid ). Rangka ini bisa satu bidang dengan dinding

interior bangunan atau sebidang dengan fasade bangunan.

2. Bahan Sturktur

A. Untuk spesifikasi bahan bangunan yang digunakan yaitu :

Beton

Dalam penerapannya beton memiliki keuntungan spesial pada stuktur seperti struktur parkir yang material strukturnya dapat

juga memperlihatkan sama seperti hasil akhirnya. Ketika, digunakan pada bangunan komersial, kebutuhan biaya konstruksi

beton menyediakan tambahan keuntungan pelaksanaan tanpa menambah kebutuhan perawatan. Dengan menggunakan

pembuatan beton di tempat maka pekerjaan segera dimulai setelah pekerjaan pondasi, meskipun waktu pemasangan untuk

lantai struktur lantai banyak akan lebih lama dibandingkan dengan baja atau beton precast.

B. Untuk spesifikasi atap yang akan digunakan :

Untuk rangka atap menggunakan bahan Baja atau kayu karena untuk Rumah Susun khususnya Rumah Susun Mahasiswa

menggunakan atap kuda – kuda / joglo. Dan hal ini disebabkan karena di lingkungan sekitar tapak rata – rata penduduk

menggunakan atap yang sederhana yaitu atap kuda – kuda. Rumah Susun berusaha menyesuiakan dengan keadaan

masyarakat sekitar agar tidak terjadi masalah di dalam kehidupan sehari – hari.

70

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 71: laporan pendahuluan desain arsitektur

Baja struktural dapat juga digunakan sebagai rangka atap miring dengan karakteristik sebagai berikut :

a. Balok atap miring menopang gording interval balok = bentang gording

b. Balok induk menopang balok atap pada bubungan tepi sisi miring.

Rangka baja dapat dibiarkan terekspos dalam konstruksi tahan api.

3. Utilitas

A. Pengadaan air bersih

Air yang digunakan pada bangunan bertingkat dapat berasal dari

Perusahaan Daerah Air Minum (PDAM), sumur dalam, sumber, dan lln

Pengadaan air bersih untuk bangunan bertingkat dapat dilakukan dengan:

1. Sistem Tangki Atap

Untuk bangunan berlantai 2-6 dapat dibuat sistem tangki atap,

yaitu tangki air diletakkan di atas atap. Apabila atap tidak dibuat dari beton

bertulang misalnya dari atap, genteng, seng, asbes, sirap, maka tangki

dapat diletakkan di atas langit-langit yang dasarnya cukup kuat.

Sistem ini adalah bahwa air dari PDAM ditampung lebih dahulu

pada bak atau tangki atau reservoir bawah tanah, basement atau di atas

71

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 72: laporan pendahuluan desain arsitektur

permukaan tanah. Dari sini air dipompa ke atas atap yang bekerja secara otomatis. Untuk mengetahui muka air dalam tangki

penuh dapat dipasang pelampung.

Dari tangki yang

terletak di atas atap, air dapat

langsung dialirkan

(didistribusikan) ke tiap lantai

bangunan yang membutuhkan,

dari lantai paling atas ke lantai

paling bawah. Apabila air

hanya digunakan untuk mandi,

cuci, dan lain-lain air dingin,

maka letak muka air rendah

tangki atas minimum 3,50 m di

atas kran ruangan lantai paling

atas. Tetapi apabila air

digunakan untuk pengglontoran

WC yang memerlukan tekanan keras membersihkan kloset atau pemanas air gas, maka letak muka air dapat dipertinggi

72

Gambar 1.8 . Sistem tangki atap

Sumber : Widomoko, 2004`

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 73: laporan pendahuluan desain arsitektur

menjadi 10 m. Tekanan air pengglontoran pada WC dan pemanas air bahan bakar gas di lantai bawahnya otomatis lebih

keras daripada lantai paling atas.

Untuk menghitung kebutuhan air pads bangunan bertingkat, terlebih dahulu harus diketahui pemakaian air per orang per

hari sesuai dengan jenis penggunaan bangunan yang besarnya dapat dilihat pada tabel berikut. (Widomoko, 2004)

Tabel 1.11 Pemakaian Air Per Orang Per Hari

(jangka waktu pemakaian air rata-rata diperhitungkan 8 jam sehari)

Penggunaan Bangunan Pemakaian air rata-rata (dalam

liter)

Persentase perbandingan luas lantai bangunan efektif/total rata-

rata (dalam %)

Kantor 80 - 100 60Sekolah (bergantung jenjangnya) 50 - 100 60

Hotel 250 - 300 50Apartemen 200 - 250 50Rumah susun 100- 200 50Asrama 100 - 400 50Rumah sakit (bergantung

kemewahannya)

300 - 1000 48

73

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 74: laporan pendahuluan desain arsitektur

1.3.4 Sistem selubung Bangunan

Selubung bangunan adalah bagia dari struktur bangunan yang menentukan bentuk atau rupa dari wajah bangunan. Terdapat

banyak variasi selubung bangunan tergantung dengan jenis dan tema bangunan tersebut. Bangunan gedung sebagai bagian dari

lingkungan yang bertujuan menciptakan ruang-ruang nyaman untuk taraf kehidupan yang lebih baik juga menyebabkan

permasalahan yang sama. Meskipun bukan merupakan satu-satunya pemakai energi, tetapi bangunan gedung dengan seluruh

peralatan penun-jangnya mengkonsumsi energi dalam jumlah cukup besar, sehingga teknologi hemat energi perlu diupayakan

untuk membatasi penggunaan energi dalam gedung.

Selubung bangunan tersebut adalah :

Dinding

- Menggunakan sirip penangkap angin untuk mendinginkan bangunan dari panas matahari dan juga mencegah penyinaran

matahari secara langsung dalam ruang pada waktu radiasi matahari tinggi.

- Menggunakan vegetasi sebagai penyerap panas matahari, menyaring debu, pereduksi bising dan secara estetika member kesan

sejuk pada bangunan.

Atap

74

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 75: laporan pendahuluan desain arsitektur

- Atap didesain agar dapat dipasang sel surya untuk Hemat energi

- Memberikan sedikit sentuhan hijau pada atap yang berfungsi untuk mereduksi panas, menyaring debu dan polusi udara,

pereduksibising dan sebagai elemen estesis pada bangunan.

- Bagian atap menggunakan Genteng pada umumnya yang dapat mereduksi panas, hujan, dan sebagainya, tidak hanya dibagian

selubung bangunan, bagian atap juga didesain memiliki estetika agar menyatu dengan selubungnya.

1.3.5 Bahan Bangunan

Bahan Bangunan Struktural

- Dalam segala hal, perancangan bangunan (desain dan analisis) harus memperhatikan pedoman dan peraturan yang ditetapkan

oleh pemerintah antara lain :

1. Peraturan Bangunan Nasional

2. Peraturan pembebanan Indonesia untuk rumah dan gedung

3. Perencanaan bangunan tahan gempa dan peraturan-peraturan yang lain yang menyangkut pemakaian bahan bangunan

(beton,baja,kayu).

- Untuk dapat merancang bangunan secara fisik dengan baik dan benar, makaharus memperhatikan hal-hal sebagai berikut :

1. Pengetahuan bahan, diperlukan untuk mengetahui sifat dan kekuatan bahan bangunan yang akan dipakai.

75

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 76: laporan pendahuluan desain arsitektur

2. Faktor beban, diperlukan untuk mengadaptasi beban kerja sehingga dapat diketahui besar gaya dan pengaruhnya pada

bangunan.

3. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang diperlukan dalam merancang bangunan, sehingga dapat diperoleh suatu

system kerja yang efisien, tepat dan ekonomis.

- Adapun bahan struktur bangunan bertingkat, paling banyak digunakan adalah kayu, beton, baja dan komposit. Hal ini dapat kita

uraikan dari struktur pondasi, kolom, balok, lantai dan atap,

1. Pondasi

o Pondasi dangkal : Foot Plate (beton bertulang)

o Pondasi sedang : Sumuran (beton bertulang dengan material lain)

o Pondasi dalam : Pancang (beton betulang,kayu dll) dan boorpile

2. Kolom Struktur

Bahan : Beton bertulang, baja, komposit, kombinasi dan lain-lain.

Komposit adalah gabungan dari dua macam bahan yang dapat memikul gaya secara bersama-sama. Contoh : Baja profil

dengan beton

3. Balok

Bahan : beton bertulang, kayu dan baja.

4. Lantai

Bahan : Keramik, Kayu/papan, multiplek dan lain-lain

5. Atap

76

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 77: laporan pendahuluan desain arsitektur

Bahan : kayu, beton bertulang, baja ringan dan lain-lain

Bahan Bangunan Finishing

Material finishing merupakan material terakhir untuk menghasilkan produk yang diharapkan.

Bahan bangunan merupakan unsur fisik pembentuk dan pelapis bangunan. Sedangkan finishing diartikan sebagai pengolahan bahan

bangunan yang bertujuan  untuk  meningkatkan keindahan,  kekuatan  dan  keawetan rancngan fasilitasnya, meliputi;

Bahan bangunan sebagai pembentuk  struktur  ( baja , beton , kayu , batu kali , dsb ) .-  Bahan bangunan sebagai pelapis ( keramik,  klinker,

kaca,  marmer, granit, dsb).- 

Finishing bahan bangunan untuk keindahan dan keawetan bisa berupa : penggunaan cat (kayu, tembok, besi), politur, cat meni, lapisan

water proofing,dsb.

Material Finishing lebih sering bersentuhan langsung dengan segala kegiatan penghuni dan perubahan lingkungan. Material finishing

juga memberi tampilan pada sebuah bangunan. Selain itu, juga melindungi elemen-elemen vital bangunan

seperti dinding dan kolom.

77

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 78: laporan pendahuluan desain arsitektur

Penyelesaian mulai dari lantai, dinding, pintu, jendela, lubang angin, skylight, plafon, hingga atap, dengan kombinasi pemakaian bahan

secara konsisten. Rangka (beton, baja), dinding (kaca, kayu, beton polos/ekspos, baja, batu kali, batu bata, hebel, batako), pintu dan jendela

(kayu, metal), tangga (beton, baja, kayu, fiberglass), skylight (fiberglass), lantai (semen, teraso, keramik, marmer, parquet), plafon

(tripleks, gipsum) atau tanpa plafon (beton ekspos, ekspos rangka atap baja, kayu) dan atap (genteng, sirap, baja).

Pada Saat ini banyak dikembangkan bahan-bahan finishing berbahan air, yang lebih ramah lingkungan karena kandungan bahan kimia

organic yang mudah menguap lebih rendah. Bahan material ini biasanya langsung berasal dari alam dan tidak melalui industri yang

melibatkan bahan kimia berbahaya.

78

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 79: laporan pendahuluan desain arsitektur

BAB II

PROGRAM TAPAK MELALUI PENDEKATAN TAUTAN LINGKUNGAN - KAWASAN

2.1Aspek Lingkungan dan Tapak

a. Lokasi Kawasan dan Tapak

Lokasi Kawasan : Malang, Kecamatan Lowokwaru, Tlogomas, DAS Brantas

Tapak : jalan Tlogomas RT 05/ RW 07 ( sebelah selatan GKB II UMM )

79

RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI DA 3

Gambar 2.1 Lokasi Tapak Kajian yang berada pada pinggiran DAS Brantas

RUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARIRUMAH SUSUN MAHASISWA LANDUNGSARI

Page 80: laporan pendahuluan desain arsitektur

Tinjauan Kawasan Tapak

Kawasan dipinggir DAS Brantas ini jugalah menjadi salah satu alasan memilik lokasi ini. Lokasi

tapak yang cukup strategis dimana terletak hanya diseberang sungai dari Kampus II UMM,

menjadikan dekatnya akses menuju kekampus.Tapak disini dekat dengan segala kebutuhan

mahasiswa yang nantinya akan tinggal disini.Akses dalam mencapainya cukup cepat hanya

dengan berjalan kaki.

Garis Sepadan Bangunan

Dalam peraturan yang telah ditetapkan pemerintah, garis sempadan DAS Brantas yaitu 20 meter

dari bibir sungai.Tetapi melihat kenyataan yang ada, bangunan disekitar tapak ada yang

melanggar akan peraturan batas sepadan sungai itu.

Oleh sebab itu, nantinya diajukan untuk garis sepadan sungai diolah dengan penyelesian bukan

bangunan permanen yang dibangun melaikan bangunan ataupun space terbuka untuk menjaga

agar pinggir sungai tidak erosi dan juga untuk menjadikan DAS Brantas sebagai daerah resapan air

hujan serta memungkinkan menghasilkan O2 berupa hutan kota bagi malang.

Kerapatan dan Ketinggian Bangunan Sekitar Tapak

Kerapatan dan jarak – jarak dari bangunan sekitar hampir tidak ada dimana

pemisah antar bangunan hanya tembok rumah dan adanya gang – gang

80

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 81: laporan pendahuluan desain arsitektur

beserta anak gang yang memberi space / jarak untuk kendaraan bermotor serta pejalan kaki yang

ingin lewat.

2.1.1Pertimbangan Pemilihan Tapak

A. Analisa Lokasi Tapak

Lokasi yang dipilih berada di Daerah Aliran Sungai Brantas

Lokasi dapat dicapai dari berbagai arah dan dengan beberapa alternatif(kendaraan umum ( motor), pribadi, pejalan kaki)

Lokasi memiliki area pelayanan ± 1 km dari berbagai fasilitas seperti bank, tempat ibadah, pasar, kantor,sekolah, rumah

sakit yang dapat memudahkan penghuni dalam memenuhi kebutuhan sehari- hari.

Lokasi memiliki tingkat keamanan yang cukup memadahi kenyamanan para penggunanya dan dapat digunakan sebagai

hunian Rusun Mahasiswa. Lokasi merupakan tanah yang masih kosong sesuai dengan acuan tugas yang diberikan.

Perlunya merevitalisasi Kawasan DAS Brantas

Memiliki Potensi lebih untuk bisa dikembangkan dan diolah

81

Gambar 2.2 Salah satu gang utama menuju

tapak

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 82: laporan pendahuluan desain arsitektur

Karena DAS BRANTAS merupakan salah satu tempat yang dapat memenuhi kebutuhan masyarakat yang tinggal di sekitarnya.

Di DAS BRANTAS dapat diolah menjadi hutan kota disamping banyaknya bangunan yang berdiri di sekitar daerah aliran

sungai, sehingga dapat menjadi pasokan udara bersih yang akan 02 bagi kota, adanya hutan kota juga dapat berfungsi

sebagai resapan air yang didapat oleh akar-akar tumbuhan.

B. Sintesa Lokasi Tapak

Lokasi yang setrategis berada di sekitar lingkungan kampus daerah Landungsari, di wilayah pendidikan, di kawasan

yang jauh da ri polusi industri yaitu di jalan Tlogo Mas RT.V RW VII, Landungsari, Malang. Lokasi dekat dengan fasilitas

kota, dapat ditempuh dengan kendaraan umum maupun pribadi. Adanya terminal Landungsari di dekat tapak mempermudah

akses bagi para pengguna angkutan umum untuk menuju tapak. Lokasi tapak yang terletak di Jl. Tlogo Mas yang merupakan

jalan arteri. Lokasi dapat dicapai dengan waktu 20 menit dari pusat kota malang yakni daerah Tugu, Malang.

82

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 83: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.1.2 Analisa dan Sintesa Pengaruh Lingkungan di Sekitar Tapak

A. Analisa Kondisi Pengaruh Lingkungan Sekitar Tapak Terhadap Perancangan Tapak

Lingkungan Sekitar Tapak

Lokasi tapak terletak di kawasan kampus UNMUH, berikut batasan – batasan tapak yang kami pilih :

U tara = Lingkungan kampus UMM

Timur = Rumah warga dengan kepadatan rendah

Selatan = Rumah warga dengan kepadatan tinggi

Barat = Lingkungan kampus UMM

Batas Timur dan selatan tapak merupakan warga / penduduk yang asli malang dan ada juga yang bersal dari luar

malang.Kebanyakan warga asli malang yang mempunyai profesi dan usaha di depan / dijalan utama Tlogomas. Ada juga keluarga

serta mahasiswa UMM yang kos atau mengontrak di lingkungan tersebut.Bisa dikatakan lingkungan sekitar tapak masih bersih dari

kotoran rumah tangga dan lahan disekitarnya masih alami.Ditumbuhi oleh vegetasi pohon perdu. Adanya masyarakat yang

menggarap / mengolah lahan menjadi ladang sayur – sayuran.

Disebelah Timur diolahnya sebagian lahan menjadi lahan observasi oleh kampus sebagai pelestarian dan pemberdayaan macam –

macam bunga.Sudah tersedianya jembatan gantung di sungai Brantas tersebut yang memudahkan mahasiswa pejalan kaki yang

tinggal disekitar tapak untuk dapat mengakses kampus UMM lebih cepat dan singkat ( tidak memutar )

83

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 84: laporan pendahuluan desain arsitektur

> Karakteristik Tapak

1. Lokasi Strategis sebagai peruntukkanya untuk Rumah Susun Mahasiswa

2. Berkontur ( tidak terjal < 350)

3. Lahannya Subur

4. Banyaknya Vegetasi ( Tanaman Perdu )

5. Terkena Sinar Matahari Langsung

6. Lahannya Menarik Untuk Diolah

7. Lahannya masih kosong ( belum Terbangun )

8. Sudah tersedianya akses atau jalan untuk para mahasiswa menuju daerah tersebut.

84

Gambar 2.3 sudah adanya akses jalan berupa ram untuk

mempersingkat perjalanan menuju area

kampus UMM

Page 85: laporan pendahuluan desain arsitektur

85

Gambar 2.4 masih banyaknya vegetasi yang

tumbuh alami pada tapak

Page 86: laporan pendahuluan desain arsitektur

Batas – Batas Tapak

86

Gambar 2.7 Bagian tapak sebelah barat di batasi oleh vegetasi seperti bambu dan beberapa

tanaman perdu yang tumbuh di tebing sungai yang curam, aliran

sungai cukup derasGambar 2.8 Daerah pemukiman menyebar pada tengah tapak, umumnya bangunan >2 lantai dan

sebagai kos-kosan

Gambar 2.6 Batas tapak sebelah timur dibatasi oleh plengsengan

yang yang memagari tebing sungai, aliran sungainya tidak deras

Gambar 2.5 Tapak dibatasi oleh sungai Brantas yang arusnya tidak terlalu deras, dan tepi

lahannya sedikit curam dengan bibir sungai

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

Page 87: laporan pendahuluan desain arsitektur

View Tapak

Dari Dalam ke Luar

87

Gambar 2.10 bagian barat laut, view-nya berupa kampus UMM dengan backgroun

gunung Arjuna

Gambar 2.12 Pemandangan tapak sebelah selatan dan

tenggara di dominasi oleh bangunan

penduduk sekitar

Gambar 2.9 Bagian utara dan timur laut tapak

dapat dilihat kampus UMM yang tertutupi

beberapa existing vegetasi di tapak

bagian utara

Gambar 2.11 Pemandangan tapak bagian barat daya lebih didominasi tumbuhan karena berbatasan dengan tebing sungai yang curam dan rimbun

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

Page 88: laporan pendahuluan desain arsitektur

Dari Luar ke Dalam

88

Gambar 2.15 Pada tapak sebelah barat daya terlihat tebing yang terkena abrasi air sungai dan area konservasi tanaman

Gambar 2.13 Pemandangan ke dalam tapak bagian utara terlihat tebing sungai yang

longsor dan terlihat rerimbunan pohon yang menghalangi pandangan

langsung ke tapakGambar 2.14 Pemandangan tapak

sebelah barat sangat didominasi vegetasi bambu dan beberapa pohon, sehingga

tapak tidak terlalu jelas terlihat

UUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUUU

Page 89: laporan pendahuluan desain arsitektur

Sirkulasi disekitar Tapak

89

Gambar 2.16 Dari bagian selatan tapak terlihat konturnya menurun

dan lebih terlihat jelas, untuk bagian tapak yang lain terhalang oleh

bangunan penduduk

Gambar 2.18 Bagian utara tapak terdapat jembatan gantung yang menghubungkan

tapak dengan kampus.

Gambar 2.17 terdapat jalan setapak berupa Trap yang digunakan mahasiswa untuk ke kampus

Page 90: laporan pendahuluan desain arsitektur

Aksesbilitas

90

Gambar 2.19 Adanya jalan pintas yang bisa menghubungkan langsung ke area tapak.

Gambar 2.21 Tapak juga bisa dilewati melalui

gang kecil rumah warga sebelah timur

gapura.

Gambar 2.20 Gang menuju tapak dapat

dilalui dari depan Terminal Landung

sari.Disini juga digunakan untuk

warga untuk berjualan pada

malam hari

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 91: laporan pendahuluan desain arsitektur

Iklim.

91

Angin

Angin pada tapak mengalir ke segala arah dan dimana cukup kencang pada pagi hari dan kencang pada siang hari. Untuk malam hari angin cukupkencang juga dimana suhu meningkat menjadi dingin.

Secara umum angin berhembus dari utara – timur laut menuju selatan – barat daya dan sebaliknya

Matahari

Penyinaran akan sinar matahari pada tapak langsung mengenai tapak.Dimana tapak terhalang dengan adanya rumah warga di timur dan selatan tapak pada jam tertentu karena rumah warga disebelah timur dan selatan berlantai 3.

Secara umum sinar matahari menyinari tapak secara penuh U

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 92: laporan pendahuluan desain arsitektur

Kebisingan

92

Gambar 2.22 Sumber suara disekitar tapak berasal dari Gemuruh sungai yang mengalir

setiap hari.

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 93: laporan pendahuluan desain arsitektur

Drainase

93

Aliran air ditanah langsung menyerap ke tanah dan menuju sungai Brantas.namun pada beberapa titik di tapak terdapat aliran air alami berupa tanah yang dikeruk sehingga tanah berlumpur.

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 94: laporan pendahuluan desain arsitektur

Vegetasi

94

Gambar 2.26 permukaan tanah di tumbuhi rumput yang subur, dan

existing pohon kapuk

Gambar 2.27 pada tapak bagian selatan terdapat pohon mangga dan semak belukar serta pohon

kopi, pohon pepaya dan beberapa tumbuhan perdu

Gambar 2.24 vegetasi dalam site, di tumbuhi pohon waru dan beberapa tanaman seperti ketela pohon dan

konservasi bunga

Gambar 2.23 vegetasi bagian utara di dominasi pohon bambu dan semak, dan sebagian pohon kapas yang tumbuh di

tebing

Gambar 2.25 masih banyaknya vegetasi yang tumbuh alami pada

tapak

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 95: laporan pendahuluan desain arsitektur

Fasilitas.

95

Gambar 2.29 adanya sirkulasi jalan yang melintang ditengah

tapak yang menghubungkannya dengan kampus UMM

Gambar 2.31 Warung makan semipermanen yang berada pada tapak dan pedagang tahu berjualan untuk para mahasiswa yang lewat

Gambar 2.32 jembatan gantung yang menghubungkan

area pemukiman dan tapak dengan area kampus UMM

Gambar 2.30 Ruang terbuka hijau yang digunakan sebagai lahan konservasi sebagai

objek penelitian oleh mahasiswa

Gambar 2.28 pada sirkulasi sudah di lengkapi dengan perkerasan dan

naungan

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 96: laporan pendahuluan desain arsitektur

96

Gambar 2.33 lokasi tapak dekat dengan terminal landungsari, di sekitar terminal merupakan pusat

pertokoan dan bangunan konvesional, selain itu fasilitas untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa juga banyak

tersebar pada sekitar area ini,

Gambar 2.34 fasilitas untuk

memenuhi kebutuhan

jasadiyah juga banyak tersebar di

sekitar permukiman

warga, seperti warung nasi,

warnet dan fasilitas kemahasiswaan

lainnya di daerah tersebut

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 97: laporan pendahuluan desain arsitektur

B. Sintesa Kondisi Pengaruh Lingkungan Sekitar Tapak Terhadap Perancangan Tapak

Batas-batas tapak merupakan view keluar tapak, baik pada bangunan sebelum terbangun ataupun sudah terbangun, sehingga

view ini cukup mempengaruhi bukaan bangunan agar mendapatkan view yang bagus.

Batas u tara adalah lingkungan kampus UMM . View ini dianggap cukup menarik karena kampus UMM mempunyai tata masa

yang baik. Sebelah Timur adalah rumah warga dengan kepadatan rendah. View ini dianggap kurang menarik karena perumahan tersebut

tidak terlalu baik dari segi penataan dan perawatannya. Batas selatan = Rumah warga dengan kepadatan tinggi. Barat = Lingkungan

kampus UMM, yang memiliki penataan masa yang bagus. Selain tempat-tempat tersebut terdapat pemandangan yang bagus dari

pegunungan yang mengelilingi kota malang.

Sintesa pengaruh Klimatolog

97

KLIMATOLOGI

MATAHARIANGIN HUJAN

MEMPENGARUHI:1. Tata letak yang sesuai dengan persyaratan

bangunan2. Jenis penahan dan peletakannya3. Penyelesaian sistem drainase4. Penyelesaian fisik bangunan

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 98: laporan pendahuluan desain arsitektur

98

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Bagi bangunan bertingkat sedang sampai tinggi angin merupakan pengaruh yang besar. Orientasi dari bangunan juga harus disesuaikan dengan arah datangnya angin, sehingga arah hadap bangunan dapat dihindarkan dari pengaruh angin yang paling kencang . Tatanan massa dan bentuk dasar massa juga mempengaruhi kecepatan dan arah angin, sehingga tata massa dan bentuk massa dapat diatur sedimikian sehingga, agar angin yang menuju ke bangunan tidak terlalu kencang.Bentuk massa yang digunakan adalah bentukan dinamis agar angin mudah melewati. Bentukan bangunan yang dapat memecah angin dapat dipergunakan untuk mengoptimalkan penghawaan alami sehingga memperlancar sirkulasi udara yang masuk ke bangunan.

Untuk meredam angin dapat juga digunakan vegetasi yang berfungsi sebagai filter udara.

Seperti yang telah diketahui, sinar matahari yang paling dihindari adalah yang berasal dari arah barat, sehingga bangunan diusahakan tidak mengahadap arah barat, namun dapat juga dengan cara memberi shading devise dan tirai pada bukaaan dan memberi vegetasi sebagai filter. Selain itu, sebisa mungkin bukaan- bukaan tidak dihadapkan langsung ke arah terbit dan terbenamnya matahari sehingga yang masuk ke dalam bangunan hanya terang matahari saja. Shading device yang digunakan bisa berupa kanopi maupun balkon ataupun bentukan lain yang berfungsi sebagai penghalang sinar langsung matahari terhadap bukaan nantinya.

Bahan bukaan juga mempengaruhi intensitas cahaya yang masuk ke dalam bangunan sehingga dipilih bahan bukaan yang dapat menyaringsinar matahari. Kaca yang diberi pelapis film dapat menjadi alternatif utama.

Tanggapan untuk masalah hujan nantinya akan dibuatnya saluran air di sekeliling tapak yang diberi perlakuan seperti resapan sebelum dialirkan ke sungai Brantas agar tidak langsung membebani debit air ketika terjadi hujan deras, selain itu bentuk fasad bangunan juga diberi tritisan yang penjang mengingat curah hujan yang cukup tinggi pada tapak.

Untuk penampunngan air hujan, sebagian ada juga yang dapat dimanfaatkan sebagai kolam penampungan air yang nantinya bisa digunakan untuk menyiram tanaman dan sumber air jika terjadi musibah kebakaran.

Bentuk lahan yang berkontur juga memberi kelebihan untuk arah aliran air hujan yang tidak mengalir pada saluran air resapan tapi langsung mengenai lahan hijau dapat diantisipasi agar tidak longsor dengan memberi vegetasi konservasi maupun filter sebagai penahan erosi dari air hujan.

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 99: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.1.3 Analisa dan Sintesa Pengaruh Faktor – Faktor Alam

1. Geologi

Keadaan tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Mlng :

- Bagian selatan termasuk dataran tinggi yang cukup luas,cocok untuk industri

- Bagian utara termasuk dataran tinggi yang subur, cocok untuk pertanian

- Bagian timur merupakan dataran tinggi dengan keadaan kurang kurang subur

- Bagian barat merupakan dataran tinggi yangf amat luas menjadi daerah pendidikan

JENIS TANAH

Jenis tanah di wilayah Kotamadya Daerah Tingkat II Malang ada 4 macam, antara lain :

- Alluvial kelabu kehitaman dengan luas 6,930,267 Ha.

- Mediteran coklat dengan luas 1.225.160 Ha.

- Asosiasi latosol coklat kemerahan grey coklat dengan luas 1.942.160 Ha.

- Asosiasi andosol coklat dan grey humus dengan luas 1.765,160 Ha

99

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 100: laporan pendahuluan desain arsitektur

Struktur tanah m a l a n g pada umumnya relatif baik, akan tetapi yang perlu mendapatkan perhatian adalah penggunaan jenis

tanah andosol yang memiliki sifat peka erosi. Jenis tanah andosol ini terdapat di Kecamatan lowokwaru dengan relatif

kemiringan sekitar 15 %.Menjadikan dalam pemilihan struktur perlu diperhatikan dengan baik.

2. Topografi

Tapak terpilih yaitu di pinggiran DAS Brantas landungsari UMM memiliki topografi yang berkontur dengan kemiringan 15-20 derajat.

Dengan topografi seperti ini dapat menjadi pertimbangan pemilihan struktur pondasi yang digunakan. Seperti struktur pondasi p lat dengan

tiang pancang agar bangunan Rumah Susun dapat berdiri tegak dan kokoh.

3. Hidrologi

Pola pengaliran air hujan dalam curah hujan kota malang, pada kondisi eksisting tapak ini air mengalir langsung ke sungai DAS Brantas

melalui jalur yang ada yang tercipta secara alami. Namun nantinya masih memerlukan penanganan khusus serta pengelolaan yang t eratur

dan baik ketika Rumah Ssusun Mahasiswa Landungsari nantinya jika terealisasikan.

100

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 101: laporan pendahuluan desain arsitektur

Keterangan :: Arah liran Air

Gamabr 2. 35 Analisa Saluran Tapak4. Tanah

101

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 102: laporan pendahuluan desain arsitektur

Keadaan tanah yang ada pada tapak merupakan tanah aluvial karena terletak di pinggiran DAS Brantas yang mana

merupakan tanah yang cukup gembur dan membutuhkan pondasi yang kuat apabila ada bangunan yang dibangun

diatasnya.

5. Tanaman / Vegetasi

Vegetasi yang ada pada tapak dapat dikatakan sangat banyak .Pada tapak ada berbagai macam vegetasi baik yang

tumbuh secara alami atau ditanam oleh pengelola, masyarakat sekitar tapak. Vegetasi Tertata pada bagian barat tapak

imana meruapakan Konservasi unga Jawa yang dikelola oleh UMM sendiri.Vegetasi didalam tapak berbagai macam

seperti : bambu, tanaman perdu besar dan Pohon waru. Bentuk dan ukuran vegetasi besar dan bisa digunakan sebagai

peneduh dan penghalang akan angin yang kencang di dalam tapak. Vegetasi tapak disarankan dapatdipertahankan karena

berguna dan bermanfaat bagi tapak dan kedepannya pada pinggiran DAS Brantas sebagai area resapan dan penghijauan

( Hutan kota ).

102

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 103: laporan pendahuluan desain arsitektur

B. Sintesa Pengaruh Faktor – Faktor Alam Terhadap Perancangan Tapak

103

Pohon Bambu jika ditatarapi akan menjadi suatu vegetasi yang dapat mencegah erosi

Poho Waru yang memang sudah ada pada tapak mejadi pohon peneduh pada tapak

Pengaruh faktor – faktor alam terhadap perancangan tapak

Geologi Topografi Hidrologi Tanah Tanaman Vegetasi

Geologi ini akan mempengaruhi tata

letak bangunan sehubungan dengan

kebutuhan bangunan terhadap penyelesaian

Topografi ini akan mempengaruhi tata letak bangunan dan

sirkulasi sehubungan dengan

kebutuhan bangunan terhadap

Tata Letak bangunan dan sirkulasi

sehubungan dengan area- area drainase ( SPAB dan SPAK )serta

penentuan system

Pengaruh terhadap pertimbangan untuk

membuat detail. Seperti pemilihan

tanaman, pembuatan saluran – saluran , bak

Mempengaruhi penempatan jenis

tanaman yang potensial, baik yang

dipertahankan keberadaanya maupun

untuk penanaman

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Gambar 2.36 Vegetasi

Page 104: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.1.4 Analisa dan Sintesa Kebisingan

A. Analisa Kebisingan

Kebisingan pada tapak sebelum bangunan direalisasikan berasal dari beberapa aktivitas yang berada pada sekitar tapak, yang berupa

perkampungan dan sebagian besar difungsikan sebagai tempat tinggal sementara mahasisa atau umum disebut kos-kosan dan sebagian

berfungsi sebagai wadah kemahasiswaan. Sedangkan kebisingan yang didapat ketika bangunan sudah direalisasikan berasal dari dalam

gedung sendiri pada saat-saat aktivitas yang melibatkan sebagian besar penghuni bangunan. Kebisingan lain berasal dari jalan raya yang

dekat dengan terminal Landungsari namun kebisingannya masih dalam taraf rendah karena letaknya cukup jauh dari tapak. Kebisingan lain

berasal dari lapangan yang berada pada sebelah timur tapak, yang fungsinya memang menampung beberapa aktivitas dari mahasiswa dan

104

Geologi ini akan mempengaruhi tata

letak bangunan sehubungan dengan

kebutuhan bangunan terhadap penyelesaian

Topografi ini akan mempengaruhi tata letak bangunan dan

sirkulasi sehubungan dengan

kebutuhan bangunan terhadap

Tata Letak bangunan dan sirkulasi

sehubungan dengan area- area drainase ( SPAB dan SPAK )serta

penentuan system

Pengaruh terhadap pertimbangan untuk

membuat detail. Seperti pemilihan

tanaman, pembuatan saluran – saluran , bak

Mempengaruhi penempatan jenis

tanaman yang potensial, baik yang

dipertahankan keberadaanya maupun

untuk penanaman

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 105: laporan pendahuluan desain arsitektur

bukan mahasiswa, tapi kebisingan dari lapangan ini bersifat temporal, hanya pada waktu difungsikan untuk beraktivitas yang melibatkan

banyak manusia.

B Sintesa Kebisingan

Untuk mengatasi kebisaingan yang nantinya berpengaruh dari luar bangunan yang akan direalisasikan yakni kebisingan yang bersumber dari

pemukiman bisa digunakan material yang bisa menyerap bunyi dengan baik dan bisa diaplikasikan secara fungsional dan efektif pada bangunan

namun jika orientasi bukaan mengarah pada permukiman dapat digunakan material penghalang berupa gorden dan tirai, juga bisa menggunakan

shading berupa tanaman rambat atau sulur. Untuk mengatasi kebisingan saat bangunan sudah direalisasikan bisa memanfaatkan semaksimal

mungkin fungsi material pada hunian. Sedangkan untuk mengatasi kebisingan taraf rendah yang berasal dari lalu lintas dapat menggunakan

eksisting dari permukiman dan vegetasi pada tapak yang cukup baik untuk menyaring kebisingan dari jalan raya

105

IIIARSITEKTUR

DESAINGambar 2.37 ebisingan pada tapak

Page 106: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.1.5Analisaa dan Sintesa Pencapaian

A.Analisa Pencapaian

Dari segi pengenalan dan pencapaian terhadap lokasi memang cukup sulit dikenali karena aksesibilitas pada tapak dicapai melalui jalan

perkampungan yang cukup sempit dan bisa pula dicapai melalui pedestrian dari arah jalan raya dan dari arah kampus melalui jembatan.

Dari jalan raya( melalui gang-gang perkampungan)

Jalan raya

Pedestrian

106

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 107: laporan pendahuluan desain arsitektur

Jalan menuju tapak melalui akses ini merupakan jalan menuju kampus

yang dihubungkan oleh jembatan, fungsinya digunakan oleh pedestrian

baik mahasiswa maupun warga sekitar

Sirkulasi dari gang-gang perkampunagn

Sirkulasi ini bisa dilalui oleh kendaraan berupa motor dan kendaraan

beroda empat karena lebar jalan sekitar 4m

B. Sintesis Pencapaian

Karena akses menuju tapak tidak mudah dicapai karena aksesibilitas pada tapak masih terbatas dari pedestrian dan jalan permukiman,

sehingga dibutuhkan tanda dan aksesibilitas yang mudah ke dalam tapak yakni dengan membuka jalan baru yang tidak merubah eksisting

dari vegetasi namun dilakukan relokasi pada eksisting pertokoan yang berada dekat jalan, dan sebagai gantinya toko-toko tersebut

dipindahkan pada lingkungan bangunan dan tetap menjalankan fungsi pada awalnya sekaligus menambah fasilitas penghuni bangunan

nantinya.

107

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Gambar 2.38 Pencapaian pada tapak

Page 108: laporan pendahuluan desain arsitektur

Pembukaan jalan baru ini juga sebagai langkah menjaga keamanan bangunan dari musibah kebakaran, karna nantinya bisa digunakan

sebagai akses mobil yang cukup besar seperti mobil pemadam. Pada penanda gerbang masuk bangunan juga diberi instalasi supaya mudah

dikenali karena nantinya terdapat fasilitas berupa perpustakaan yang bisa diakses oleh setiap orang. Eksisting jalan pada permukiman warga

dapat dimaksimalkan sebagai akses menuju tapak pada wahana publik yang nantinya disdiakan bagi publik, seperti jogging trak, lapangan

olah raga ataupun balai warga.

2.2 Zonasi Fungsi Tapak

Alternatif penzoningan 1

108

Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Dengan urutan yang secara umum

kita ketahui. Yaitu, publik—semi-publik—privat.

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 109: laporan pendahuluan desain arsitektur

= Publik

= Semi-publik

= Privat

Alternatif penzoningan 2

109

Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Dengan urutan yang secara umum

kita ketahui. Yaitu, publik—semi-publik—privat.

keuntungan = kenyamanan penghuni terjamin, karena jarak antara publik dan privat cukup renggang

kekurangan = karena antara ruang publik dan privat jauh, akan ada indikasi kurangnya sosialisasi antara penghuni dan masyarakat sekitar

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 110: laporan pendahuluan desain arsitektur

= Publik

= Semi-publik

= Privat

Alternatif penzoningan 3

110

Penzoningan di dominasi oleh ruang publik. Untuk menuju ruang privat tetap melewati ruang semi-publik. Hanya saja di sini ruang semi-publik mengelilingi ruang

privat.

Keuntungan = ruang semi-publik yang mengelilingi ruang privat menjadi area transisi antar ruang publik dan privat

Kekurangan = kurangnya pengawasan jika seandainya ada oknum-oknum yang tidak bertanggung jawab yang memasuki area rusun.

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 111: laporan pendahuluan desain arsitektur

= Publik

= Semi-publik

= Privat

2.3 Tata Masa dan Ruang Luar pada Tapak Berkontur

111

Pada penzoningan ini masih di dominasi oleh ruang publik. Perbedaannya sekarang adalah ruang semi-publik yang di kelilingi

oleh ruang privat. Di sini maksudnya adalah bahwa ruang semi-publik berada dalam satu bangunan dalam ruang privat

tapi berbeda ketinggian

Keuntungan = ruang semi-publik yang dekat dengan penghuni akan memudahkan akses penghuni untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari.

Kekurangan = sosialisasi antara masyarakat sekitar bekurang.IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 112: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.3.1 Tata Masa Bangunan

Bangunan Rumah Susun Mahasiswa Landungsari terdiri dari 10 Massa ,dimana adanya 6 Massa Utama sebagai Rumah

Susun dan 4 Massa pendukung sebagai bangunan pablik. Tata ruang luar bangunan menggunakan konsep radial, ruang luar

didesain sebagai ruang bersama sehingga banyaknya yang akan digunakan vegetasi sebagai peneduh, pengarah, bunga –

bunga dan unsur air serta sesuia dengan ilmu fengsui dimana tanah yang baik adalah tanah yang memiliki ketinggian berf

ariasi sehingga terdapat permainan ketinggian bidang tertentu.

Keenam massa utama Rumah Susun Mahasiswa Landungsari memliki perbedaan ketinggian bangunan. Namun dengan

adanya kesatuan baik dari bentuk maupun warna serta penataan massa yang integratif , perbedaan antar bangunan tidak

akan merusak

kesinambungan visual didalam tapak.

Dari beberapa gambar diatas, dapat digunakan sebagai acuan desain pengolahan fasad yang dapat mnjadikan daya tarik “Rumah

112

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 113: laporan pendahuluan desain arsitektur

Susun Mahasiswa Landungsari “. Hal ini juga akan mempengaruhi tatanan ruang luar dan landscape pada Lingkungan Rumah

Susun Mahasiswa Landungsari.

a. Posisi

Peletakan Massa disesuikan dengan zona yang telah ditetapkan. Area parkir diletakkan pada ruang luar di zona publik.

Sedangka n fasilitas penghuni terletak di zona semipublik. Dan Bangunan yang berfungsi sebagai hunian terletak di zona private.

b. Orientasi

View Keluar tapak baik kesegala arah, karena banyak menunjukkan view keindahan alam sekitar yang ada berupa swah, jajaran

pegunungan dan lln. Bangunan nantinya diarahkan untuk memiliki bukaan – bukaan pada arah yang mempunyai view bagus sehingga

penghuni nantinya dapat menikmati view tersebut.

2.3.2 Pola Sirkulasi

113

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 114: laporan pendahuluan desain arsitektur

Pola sirkulasi yang digunakan adalah Linier . Organisasi ini memadukan unsur – unsur baik organisasi terpusat maupun linier.

Disini organisasi linier diterapkan pada sirkulasi tapak maupun sirkulasi dalam Bangunan itu sendiri khususnya Rumah Susun

Mahasiswa yang akan dirancang.

2.3.3 Kesinambungan Gerak dan Visual

Perbedaan ketinggian bangunan terhadap lingkungan sekitar tidk terlalu mencolok karena disekitarnya terdapat bangunan

tinggi yakni bangunan kampus UMM. Skyline yang terbentuk nntinya akan seimbang karena bangunan utama masing – masing Rumah

Susun memiliki lantai yang berbeda. Sedangkan untuk kesinambungan gerak dan visual dalam tapak, desain landscape yang baik d

iperlukan sebagai ruang transisi antara bangunan satu dengan bangunan ynag lainnya.Lancpae ini juga berfungsi sebagai transisi antara

ruang publik, s emipublik dan

privat.

114

Page 115: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.3.4 Sistem Akse Penyandang Cacat

a. Lajur Melereng untuk penyandang cacat

Untuk lajur melereng yang pendek, sudut kemiringan tidak boleh lebih dari 8,5% ( 1 :20 ) . Untuk lajur jalan yang panjangnya lebih

dari 6000. Suatu tempat yang datar sepanjang 1800 sebaiknya disediakan dibagian atasnya. Dan pada jalur melereng yang panjang akan

memerlukan tempat – tempat datar untuk istirahat terutama pada tempat – tempat membelok. Tidak diperkenankan adanya perbedaan

kemiringan disepanjang jalur yang sama.

115

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 116: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.4 SISTEM UTILITAS BANGUNAN

2.4.1 SPAB (Sistem Penyediaan Air Bersih)

Penyediaan Air bersih Rusunawa Landungsari menggunakan system pasokan kebawah (down feed) dengan menggunakan tangki

penampung air baik tangki atas maupun tangki bawah. Pada system ini air bersih ditampung terlebih dahulu ditangki bawah (Ground

Reservoir) kemudian dialirkan dengan menggunakan tekanan pompa ketangki penampungan atas yang berada pada roof top. Untuk

pendistribusian air kesetiap lantainya air dialirkan melalui pipa vertikal menggunakansistem gravitasi (dialirkan secara langsung) namun

pada setiap jarak 9 meter dari tangki digunakan alat bantu untuk menjaga tekanan air agar tetap pada tekanan yang diinginkan menggunakan

pompa tekan (boosterpump).

2.4.2 SPAK (Sistem Pembuangan Air Kotor)

Air kotor atau air bekas dalam hal ini adalah air bekas cucian, bekas kamar mandi, wastafel, maupun dari kitchen zink. Untuk

membuang dan mengalirkan air kotor ini menggunakan pipa PVC dengan diameter 4”. Air kotor dari tiap-tiap lantai sebelum dibuang ke rial

kota, air bekas ini dialirkan terlebih dahulu ke bak perangkap lemak setelah itu dialirkan kesumur peresapan dan kemudian dibuang ke riol

kota. Untuk endapan pada bak penampung lemak akan dibuang setiap tahun sekali.

116

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 117: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.4.3 SPK (Sistem Pembuangan Kotoran)

Sistem Pembuangan Kotoran pada Rusunawa ini menggunakan Sewage Treatment Plan (STP). Sistem ini terdiri dari dua proses

yaitu mekanik yang berupa penyaringan, pemisahan, dan pengendapan serta proses biologi/ kimia yaitu dengan pemberian bakteri aerob dan

proses aerasi dengan menggunakan molekul O2, proses pengolahan endapan aktif dan pemusnahan kuman dengan menggunakan chlorine.

2.4.4 Sistem pembuangan Sampah

Untuk mengatasi masalah pembuangan sampah, Rusunawa ini menggunakan bak penampungan sementara berupa kotak-kotak

sampah yang dpisah antara kering dan basah. Kotak-kotak tersebut ditempatkan didepan tiap kamar dan area servis umumnya. Setelah itu,

sampah disalurkan melalui shaf – shaf yang ada di setiap lantai dibagian pojok bangunan yang nantinya akan menyallurkan sampah menuju

lantai dasar.. Untuk alternative lain yaitu setelah ditampung pada gudang sampah lantai dasar, sampah kemudian dibawa ketempat

pembuangan akhir dengan menggunakan kendaraan pengangkut sampah.

117

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 118: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.5 Sistem Transportasi

2.5.1 Tangga Darurat

Tangga darurat pada apartemen ini berfugnsi sebagai alat evakuasi ketika

terjadi musibah termasuk juga terjadi kebakaran. Oleh karena itu, tangga kebakaran

juga dibuat dengan material tahan api. Untuk menjaga tekanan udara ditangga

darurat ketika terjadi kebakaran digunakan pressure fan sehingga api dan asap tidak

bisa masuk kedalam tangga darurat.

Gambar.2.39 Tipikal tangga darurat

118

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 119: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.6 Sistem Penerangan dan Pengendalian Udara

2.6.1 Sistem Penerangan

Sistem Penerangan Alami

Sinar dan Cahaya Matahari adalah potensi alam yang sangat berguna untuk bangunan. Oleh karena itu, dalam merencanakan

tata letak ruangan didalam bangunan perlu direncanakan sedemikian rupa sehingga setiap ruangan memperoleh pencahayaan alami

dari luar. Pada banguna hemat energi, diusahakan semua ruangan memperoleh cahaya matahari alami melalui bukaan-bukaan pada

dinding bangunan.

Banyaknya sinar matahari dari langit yang masuk ruangan dapat diatur dengan ukuran (Panjang, lebar, tinggi-rendahnya)

jendela kaca yaitu tinggi ambang atas jendela 2,10-2,50m dan ambang bawah 0,80-1,00m dari atas lantai. Jendela penerangan untuk

rumah dapat dibuat 10-20% luas lantai dan untuk bangunan umum(sekolah, kantor, hotel, toko) dapat dibuat 20-50%luas lantai.

Untuk membatasi intensitas matahari yang masuk kedalam ruangan melalui jendela samping dapat diatur dengan membuat

tritis atau sosoran, atap kanopi yang menonjol keluar dinding minimum 1,00m.

Apabila tidak memungkinkan sinar matahari masuk ruangan dari arah samping disebabkan daerah padat bangunan, maka

sinar matahari dapat masuk dari atas, pada bangunan bertingkat dapat dibuat sinar matahari tidak langsung melalui atrium.

119

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 120: laporan pendahuluan desain arsitektur

Pembuatan atrium ini selain dapat menambah sinar matahari, juga bermanfaat untuk ruang terbuka menambah ruang sirkulasi udara

ditengah bangunan.

Sistem Penerangan Buatan

Pada bangunan umum yang besar seperti hotel, apartemen, kantor dan pertokoan terdapat ruangan-ruangan yang

membutuhkan penerangan cahaya lampu listrik. Ada bangunan yang ruangannya sudah mendapatkan sinar matahari, tetapi belum

cukup dapat menerangi seluruh ruangan yang luas sehingga amsih ditambah dengan cahaya lampu listrik

Cara penerangan lampu listrik untuk menerangi ruangan dapat dipasang diatas ruangan (langit-langit) atau disamping

(dinding) namun yang baik adalah sinar yang berasal dari langit-langit karena cahaya itu dapat menyinari langsung secara merata

diseluruh lantai ruangan yang digunakan untuk kegiatan manusia.

Sedangkan cahaya tidak langsung dapat dipasang pada ruang tidur dan kamar pribadi. Cara pemasangan lampu dapat

dilakukan dengan member penghalang pada titik lampu sehingga sinar tidak langsung ke pandangan mata.

Dalam pemasangan lampu ruangan diupayakan agar tidak menyebabkan silau baik silau langsung ke mata orang yang ada

didalam ruangan maupun akibat pantulan sinar pada lantai dinding atau perabot perlengkapan ruangan. Silau lampu juga diakibatkan

ketajaman cahaya yang berlebihan pada batas pandangan yang dapat terjadi pada dinding, lantai, dan meja dalam ruangan.

120

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 121: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.7 Sistem Kelistrikan

Kebutuhan tenaga listrik bangunan tinggi tidak hanya untuk

penerangan dan juga untuk berbagai keperluan bangunan seperti pompa air,

dapur, dll. Karena itu sulit untuk memperkirakan kebutuhan listrik selain

tingkat sifatnya yaitu bangunan hemat energi atau tidak hemat energi. Untuk

memperkirakan kebutuhan tenaga listrik bangunan tinggi dapat diambil

standar umum yaitu:

Untuk ruangan digunakan ±50 watt per m2 dimana secara efektif

diperhitungkan maksimum 85% x luas total bangunan.

Untuk koridor selasar digunakan ± 5 watt per m2 dimana secara efektif

luasnya diperhitungkan 15% x luas total bangunan.tanaga listrik dibuat sentral

yang dapat dibuat diluar atau di basement bangunan. Pada bangunan umum

dapat dibuat bangunan khusus sentral listrik.

121

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 122: laporan pendahuluan desain arsitektur

2.8 Sistem Keselamatan Bangunan

2.8.1 Fire Protection

o Bangunan ini masuk klasifikasi kelas A, yaitu struktur utama harus

tahan api sekurang-kurangnya 3 jam

o Mempunyaibahan struktur utama dan finishing yang tahan api

o Mempunyai jarak bebas dengan bangunan dan lingkungan sekitar

o Untuk tangga darurat menggunakan bahan yang kuat dan tahan

terhadap api.

o Mempunyai pencegahan terhadap system elektrikal

o Mempunyai system pendeteksian dengan sistem alam.

2.8.2 Sistem Penangkal Petir

122

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Gambar 2.40 alur kelistrikan

Gambar 2.41 alur keselamatan bangunan

Page 123: laporan pendahuluan desain arsitektur

Menggunakan sistem radio aktif atau semi radio aktif. Sistem ini baik sekali unuk bangunan tinggi dan besar.pemasang

N tidak perlu dibuat tinggi karena sistem paying yang digunakan dapat melindunginya Bentangan perlindungan cukup besar sehingga

dalam suatu bangunan cukup menggunakan satu tempat penangkal petir. Aplikasinya adalah titik puncak/kepala dari alat penangkal

petir dihubungkan dengan pipa tembaga menuju kedasar tempat sebagai prertahanan yaitu pipa tembaga tersebut harus

mencapaitanah yang berair.

123

IIIARSITEKTUR

DESAIN

Page 124: laporan pendahuluan desain arsitektur

Gambar. 2 42 Jenis Penangkal Petir

2.8.3 Sistem Keamanan Ruangan

1. Dengan anak kunci

Secara umum penanganan dilakukan dengan memasang kunci pada setiap pintu yang dibuka dengan menggunakan

anak kunci tertentu.pada prinsipnya terdapat dua sistem perkuncian, yaitu dengan sistem master key dan sistem penguncian

yang dipusatkan.

124

IIIARSITEKTUR

DESAIN