LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

23
LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA C H E F A L G I A I. KONSEP DASAR A. PENGERTIAN Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia. Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat menunjukkan penyakit organik ( neurologi atau penyakit lain), respon stress, vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi respon tersebut (Brunner & Suddart). B. KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache Classification Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut: 1. Migren (dengan atau tanpa aura) 2. Sakit kepal tegang 3. Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal 4. Berbagai sakit kepala yang dikatkan dengan lesi struktural. 5. Sakit kepala dikatkan dengan trauma kepala. 6. Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan subarakhnoid). 7. Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor otak)

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

C H E F A L G I A

I.          KONSEP DASAR

A.    PENGERTIAN

Chefalgia atau sakit kepala adalah salah satu keluhan fisik paling utama manusia.

Sakit kepala pada kenyataannya adalah gejala bukan penyakit dan dapat

menunjukkan penyakit organik        ( neurologi atau penyakit lain), respon stress,

vasodilatasi (migren), tegangan otot rangka (sakit kepala tegang) atau kombinasi

respon tersebut (Brunner & Suddart).

B.     KLASIFIKASI DAN ETIOLOGI

Klasifikasi sakit kepala yang paling baru dikeluarkan oleh Headache

Classification Cimitte of the International Headache Society sebagai berikut:

1.      Migren (dengan atau tanpa aura)

2.      Sakit kepal tegang

3.      Sakit kepala klaster dan hemikrania paroksismal

4.      Berbagai sakit kepala yang dikatkan dengan lesi struktural.

5.      Sakit kepala dikatkan dengan trauma kepala.

6.      Sakit kepala dihubungkan dengan gangguan vaskuler (mis. Perdarahan

subarakhnoid).

7.      Sakit kepala dihuungkan dengan gangguan intrakranial non vaskuler ( mis. Tumor

otak)

8.      Sakit kepala dihubungkan dengan penggunaan zat kimia tau putus obat.

9.      Sakit kepala dihubungkan dengan infeksi non sefalik.

10.  Sakit kepala yang dihubungkan dengan gangguan metabolik (hipoglikemia).

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

11.  Sakit kepala atau nyeri wajah yang dihubungkan dengan gangguan kepala, leher

atau     struktur sekitar kepala ( mis. Glaukoma akut)

12.  Neuralgia kranial (nyeri menetap berasal dari saraf kranial)

C.    PATOFISIOLOGI

Sakit kepala timbul sebagai hasil perangsangan terhadap bangunan-bangunan

diwilayah kepala dan leher yang peka terhadap nyeri. Bangunan-bangunan

ekstrakranial yang peka nyeri ialah otot-otot okspital, temporal dan frontal, kulit

kepala, arteri-arteri subkutis dan periostium. Tulang tengkorak sendiri tidak peka

nyeri. Bangunan-bangunan intrakranial yang peka nyeri terdiri dari meninges,

terutama dura basalis dan meninges yang mendindingi sinus venosus serta arteri-

arteri besar pada basis otak. Sebagian besar dari jaringan otak sendiri tidak peka

nyeri.

Perangsangan terhadap bangunan-bangunan itu dapat berupa:

1.      Infeksi selaput otak : meningitis, ensefalitis.

2.      Iritasi kimiawi terhadap selaput otak seperti pada perdarahan subdural atau

setelah dilakukan pneumo atau zat kontras ensefalografi.

3.      Peregangan selaput otak akibat proses desak ruang intrakranial, penyumbatan

jalan lintasan liquor, trombosis venos spinosus, edema serebri atau tekanan

intrakranial yang menurun tiba-tiba atau cepat sekali.

4.      Vasodilatasi arteri intrakranial akibat keadaan toksik (seperti pada infeksi umum,

intoksikasi alkohol, intoksikasi CO, reaksi alergik), gangguan metabolik (seperti

hipoksemia, hipoglikemia dan hiperkapnia), pemakaian obat vasodilatasi, keadaan

paska contusio serebri, insufisiensi serebrovasculer akut).

5.      Gangguan pembuluh darah ekstrakranial, misalnya vasodilatasi ( migren dan

cluster headache) dan radang (arteritis temporalis)

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

6.      Gangguan terhadap otot-otot yang mempunyai hubungan dengan kepala, seperti

pada spondiloartrosis deformans servikalis.

7.      Penjalaran nyeri (reffererd pain) dari daerah mata (glaukoma, iritis), sinus

(sinusitis), baseol kranii ( ca. Nasofaring), gigi geligi (pulpitis dan molar III yang

mendesak gigi) dan daerah leher (spondiloartritis deforman servikalis.

8.      Ketegangan otot kepala, leher bahu sebagai manifestasi psikoorganik pada

keadaan depresi dan stress. Dalam hal ini sakit kepala sininim dari pusing kepala.

D.    MANIFESTASI KLINIS

1.      Migren

Migren adalah gejala kompleks yang mempunyai karakteristik pada waktu

tertentu dan serangan sakit kepala berat yang terjadi berulang-ulang. Penyebab

migren tidak diketahui jelas, tetapi ini dapat disebabkan oleh gangguan vaskuler

primer yang biasanya banyak terjadi pada wanita dan mempunyai kecenderungan

kuat dalam keluarga.

Tanda dan gejala adanya migren pada serebral merupakan hasil dari derajat

iskhemia kortikal yang bervariasi. Serangan dimulai dengan vasokonstriksi arteri

kulit kepala dam pembuluh darah retina dan serebral. Pembuluh darah intra dan

ekstrakranial mengalami dilatasi, yang menyebabkan nyeri dan ketidaknyamanan.

Migren klasik dapat dibagi menjadi tiga fase, yaitu:

   Fase aura.

Berlangsung lebih kurang 30 menit, dan dapat memberikan kesempatan bagi

pasien untuk menentukan obat yang digunakan untuk mencegah serangan yang

dalam. Gejala dari periode ini adalah gangguan penglihatan ( silau ), kesemutan,

perasaan gatal pada wajah dan tangan, sedikit lemah pada ekstremitas dan pusing.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

Periode aura ini berhubungan dengan vasokonstriksi tanpa nyeri yang diawali

dengan perubahan fisiologi awal. Aliran darah serebral berkurang, dengan

kehilangan autoregulasi laanjut dan kerusakan responsivitas CO2.

   Fase sakit kepala

Fase sakit kepala berdenyut yang berat dan menjadikan tidak mampu yang

dihungkan dengan fotofobia, mual dan muntah. Durasi keadaan ini bervariasi,

beberapa jam dalam satu hari atau beberapa hari.

   Fase pemulihan

Periode kontraksi otot leher dan kulit kepala yang dihubungkan dengan sakit otot

dan ketegangan lokal. Kelelahan biasanya terjadi, dan pasien dapat tidur untuk

waktu yang panjang.

2.      Cluster Headache

Cluster Headache adalah beentuk sakit kepala vaskuler lainnya yang sering terjadi

pada pria. Serangan datang dalam bentuk yang menumpuk atau berkelompok,

dengan nyeri yang menyiksa didaerah mata dan menyebar kedaerah wajah dan

temporal. Nyeri diikuti mata berair dan sumbatan hidung. Serangan berakhir dari

15 menit sampai 2 jam yang menguat dan menurun kekuatannya.

Tipe sakit kepala ini dikaitkan dengan dilatasi didaerah dan sekitar arteri

ekstrakranualis, yang ditimbulkan oleh alkohol, nitrit, vasodilator dan histamin.

Sakit kepala ini berespon terhadap klorpromazin.

3.      Tension Headache

Stress fisik dan emosional dapat menyebabkan kontraksi pada otot-otot leher dan

kulit kepala, yang menyebabkan sakit kepala karena tegang. Karakteristik dari

sakit kepala ini perasaan ada tekanan pada dahi, pelipis, atau belakang leher. Hal

ini sering tergambar sebagai “beban berat yang menutupi kepala”. Sakit kepala ini

cenderung kronik daripada berat. Pasien membutuhkan ketenangan hati, dan

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

biasanya keadaan ini merupakan ketakutan yang tidak terucapkan. Bantuan

simtomatik mungkin diberikan untuk memanaskan pada lokasi, memijat,

analgetik, antidepresan dan obat relaksan otot.

E.     DIAGNOSTIK

1.      CT Scan, menjadi mudah dijangkau sebagai cara yang mudah dan aman untuk

menemukan abnormalitas pada susunan saraf pusat.

2.      MRI Scan, dengan tujuan mendeteksi kondisi patologi otak dan medula spinalis

dengan menggunakan tehnik scanning dengan kekuatan magnet untuk membuat

bayangan struktur tubuh.

3.      Pungsi lumbal, dengan mengambil cairan serebrospinalis untuk pemeriksaan. Hal

ini tidak dilakukan bila diketahui terjadi peningkatan tekanan intrakranial dan

tumor otak, karena penurunan tekanan yang mendadak akibat pengambilan CSF.

F.      KOMPLIKASI

1.      Ruptur pembuluh darah otak

2.      Kebutaan

G.    PENGOBATAN

1.      Migren

a.       Terapi Profilaksis

1)      Menghindari pemicu

2)      Menggunakan obat profilaksis secara teratur

Profilaksis: bukan analgesik, memperbaiki pengaturan proses fisiologis yang

mengontrol aliran darah dan aktivitas system syaraf

b.      Terapi abortif menggunakan obat-obat penghilang nyeri dan/atau vasokonstriktor

Obat-obat untuk terapi abortif

Analgesik ringan : aspirin (drug of choice), parasetamol

1)      NSAIDS :

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

Menghambat sintesis prostaglandin, agragasi platelet, dan pelepasan 5-HT.

Naproksen terbukti lebih baik dari ergotamine. Pilihan lain : ibuprofen, ketorolak

2)      Golongan triptan

a)      Agonis reseptor 5-HT1D �� menyebabkan vasokonstriksi Menghambat

pelepasan takikinin, memblok inflamasi neurogenik Efikasinya setara dengan

dihidroergotamin, tetapi onsetnya lebih cepat

b)      Sumatriptan oral lebih efektif dibandingkan ergotamin per oral

3)      Ergotamin

Memblokade inflamasi neurogenik dengan menstimulasi reseptor 5-HT1

presinapti.  Pemberian IV dpt dilakukan untuk serangan yang berat

4)      Metoklopramid

Digunakan untuk mencegah mual muntah. Diberikan 15-30 min sebelum terapi

antimigrain, dapat diulang setelah 4-6 jam

5)      Kortikosteroid

Dapat mengurangi inflamasi. Analgesik opiate. Contoh : butorphanol

c.       Obat untuk terapi profilaksis

1)      Beta bloker

Merupakan drug of choice untuk prevensi migraine. Contoh: atenolol, metoprolol,

propanolol, nadolol. Antidepresan trisiklik  Pilihan: amitriptilin, bisa juga:

imipramin, doksepin, nortriptilin Punya efek antikolinergik, tidak boleh

digunakan untuk pasien glaukoma atau hiperplasia prostat

6)      Metisergid

Merupakan senyawa ergot semisintetik, antagonis 5-HT2.  Asam/Na Valproat

dapat menurunkan keparahan, frekuensi dan durasi pada 80% penderita migraine

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

7)      NSAID

Aspirin dan naproksen terbukti cukup efektif. Tidak disarankan penggunaan

jangka panjang karena dapat menyebabkan gangguan GI

8)      Verapamil

Merupakan terapi lini kedua atau ketiga

9)      Topiramat

 Sudah diuji klinis, terbukti mengurangi kejadian migrain

2.      SakIt kepala tegang otot

a.       Terapi Non-farmakologi

1.)    Melakukan latihan peregangan leher atau otot bahu sedikitnya 20 sampai 30

menit,

2)      perubahan posisi tidur,

3)      pernafasan dengan diafragma atau metode relaksasi otot yang lain,

4)      Penyesuaian lingkungan kerja maupun rumah :

(a)    Pencahayaan yang tepat untuk membaca, bekerja, menggunakan komputer, atau

saat menonton televise

(b)   Hindari eksposur terus-menerus pada suara keras dan bising

(c)    Hindari suhu rendah pada saat tidur pada malam hari

b.         Terapi farmakologi

Menggunakan analgesik atau analgesik plus ajuvan sesuai tingkat nyeri Contoh :

Obat-obat OTC seperti aspirin, acetaminophen, ibuprofen atau naproxen sodium.

Produk kombinasi dengan kafein dapat meningkatkan efek analgesic. Untuk sakit

kepala kronis, perlu assesment yang lebih teliti mengenai penyebabnya, misalnya

karena anxietas atau depresi. Pilihan obatnya adalah antidepresan, seperti

amitriptilin atau antidepresan lainnya. Hindari penggunaan analgesik secara kronis

memicu rebound headache

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

3.      Cluster headache

Sasaran terapi : menghilangkan nyeri (terapi abortif), mencegah serangan

(profilaksis)

Strategi terapi : menggunakan obat NSAID, vasokonstriktor cerebral

a.    Obat-obat terapi abortif:

1)      Oksigen

2)       Ergotamin

Dosis sama dengan dosis untuk migrain

3)      Sumatriptan

b.    Obat-obat untuk terapi profilaksis:

1)      Verapamil

2)      Litium

3)      Ergotamin

4)      Metisergid

5)      Kortikosteroid

6)      Topiramat

H.    Prognosis

Prognosis baik jika ditangani dengan cepat dan prognosis buruk jika

penanganaanya lambat karena dapat menimbulkan komplikasi yang akan semakin

memperburuk kondisi pasien.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

II.       KONSEP KEPERAWATAN

A.    PENGKAJIAN

Pengkajian meliputi :

1.      Aktivitas / Istirahat

Lelah, letih , malaiseKetegangan mataKesulitan membacaInsomnia

2.      Sirkulasi

Denyutan vaskuler misalnya daerah temporalPucat, wajah tampak kemerahan

3.      Integritas ego

Ansietas, peka rangsang selama sakit kepala

4.      Makanan / Cairan

Mual / muntah , anoreksia selama nyeri

5.      Neuro sensori

Pening, Disorientasi (selama sakit kepala)

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

6.      Kenyamanan

Respon emosional/ perilaku tak terarah seperti menangis, gelisah

7.      Interaksi social

Perubahan dalam tanggung jawab peran

B.     DIAGNOSA KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan

tekana intrakranial.

2.      Ansietas berhubungan dengan krisis situasi, hospitalisasi

3.      Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri

4.      Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia dan intake inadekuat

5.      Kurang pengetahuan mengenai kondisi dan kebutuhan pengobatan b.d kurang

mengingat, tidak mengenal informasi, keterbatasab kognitif.

Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

C.    PENYIMPANGAN KDM

Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

D.    RENCANA ASUHAN KEPERAWATAN

1.      Nyeri b.d stess dan ketegangan, iritasi/tekanan saraf, vasospasme, peningkatan

tekana intrakranial.

Tujuan: Rasa nyeri terkontrol atau dapat dikurangi

KH: Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi

wajah rileks, TTV dalam batas normal

Intervensi :

a.       Teliti keluhan nyeri, catat itensitasnya ( dengan skala 0-10 ), karakteristiknya

(misal : berat, berdenyut, konstan) lokasinya, lamanya, faktor yang memperburuk

atau meredakan.

Rasional:Sebagai dasar dalam menentukan intervensi selanjutnya

b.      Observasi TTV

Rasional: Perubahan TTV merupakan indikasi adanya nyeri yang hebat

c.       Berikan kompres dingin pada kepala.

Rasional: Untuk mengurangi nyeri

d.      Berikan tindakan distraksi

Rasional: mengalihkan perhatian klien dari nyeri yang dirasakan

e.       Jelaskan penyebab terjadinya nyeridan akibatnya

Rasional: Peningkatan pengetahuan meningkatkan kooperatif klien dalam pelaksanaan

tindakan

Page 13: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

f.       Kolaborasi pemberian obat analgetik

Rasional: Untuk mengontrol nyeri

2.      Ansietas berhubungan dengan krisis situasi dan hospitalisasi

Tujuan       :Ansietas berkurang atau hilang

KH              :Tampak rileks dan melaporkan ansietas berkurang pada tingkat yang dapat

diatasi.

Intervensi  :

a.       Kaji tingkat ansietas. Bantu pasien mengidentifikasi keterampilan koping yang

telah dilakukan dengan berhasil pada masa lalu.

R/ :Memandukan intervensi terapeutik dan partisipatif dalam perawatan diri,

keterampilan koping pada masa lalu dapat mengurangi ansietas.

b.      Dorong menyatakan perasaan. Berikan umpan balik

R/   : Membuat hubungan terapeutik. Membantu orang terdekat dalam mengidentifikasi

masalah yang menyebabkan stress

c.       Beri informasi yang akurat dan nyata tentang apa tindakan yang dilakukan

R/ :Keterlibatan pasien dalam perencanaan perawatan memberikan rasa control dan

membantu menurunkan ansietas

d.      Berikan lingkungan tenang dan istirahat

R/: Memindahkan pasien dari stress luar, meningkatkan relaksasi, membantu

menurunkan ansietas

e.       Dorong pasien/orang terdekat untuk menyatakan perhatian, perilaku perhatian

Page 14: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

R/: Tindakan dukungan dapat membantu pasien merasa stres berkurang,

memungkinkan energi untuk ditujukan pada penyembuhan

f.       Beri dorongan spiritual

R/: Agar klien kembali menyerahkan sepenuhnya kepada Tuhan YME

g.      Berikan informasi tentang proses penyakit dan antisipasi tindakan

R/  : Mengetahui apa yang diharapkan dapat menurunkan ansietas

h.      Kolaborasi pemberian obat sedatif

R/: Dapat digunakan untuk menurunkan ansietas dan memudahkan istirahat

3.           Gangguan pola tidur berhubungan dengan nyeri dan cemas

Tujuan : kebutuhan tidur terpenuhi

Kriteria hasil :

-          Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur

-          Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat

-          Tanda – tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada

Intervensi :

a.    Lakukan pengkajian masalah gangguan tidur pasien, karakteristik dan penyebab

kurang tidur

R/:Memberikan informasi dasar dalam menentukan rencana keperawatan

b.      Keadaan tempat tidur, bantal yang nyaman dan bersih

R/: Meningkatkan kenyamanan saat tidur

c.       Lakukan persiapan untuk tidur malam

R/: Mengatur pola tidur

d.      Anjurkan klien  untuk relaksasi pada waktu akan tidur.

R/: Memudahkan klien untuk bisa tidur

e.       Ciptakan suasana dan lingkungan yang nyaman

Page 15: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

R/: Lingkungan dan siasana yang nyaman akan mempermudah penderita untuk tidur.

f.       Kolaborasi pemberian obat

         Analgetik

R/: Menghilangkan nyeri, meningkatkan kenyamanan dan meningkatkan istirahat

         Sedatif

R/: untuk membantu klien istirahat dan tidur

4.           Resiko nutrisi kurang dari kebutuhan berhubungan dengan mual, muntah,

anoreksia dan intake inadekuat

Tujuan : Tidak terjadi perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan

Kriteria Hasil :

Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan,

menunjukkan peningkatan selera makan, klien menghabiskan porsi makanan yang

diberikan.

Intervensi :

a.       Kaji intake makanan,

Rasional : Sebagai dasar untuk menetukan intervensi selanjutnya

b.      Berikan kebersihan oral

Rasional: mulut yang bersih dapat meningkatkan rasa makanan

c.       Sediakan makanan dalam ventilasi yang baik, lingkungan menyenangkan, dengan

situasi tidak terburu-buru, temani

Rasional: Lingkungan yang menyenangkan menurunkan stres dan lebih kondusif

untuk makan

d.      Kolaborasi pemberian obat-obatan antiemetik

Rasional: menghilangkan gejala mual muntah

Page 16: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

5.      Kurang pengetahuan mengenai penyakit, prognosis dan kebutuhan pengobatan

berhubungan dengan kurangnya pemajanan/ mengingat kesalahasn interprestasi

informasi, keterbatasan kognitif.

Tujuan            :Peningkatan pengetahuan klien tentang penyakitnya

KH                  :Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses

pengobatan ditandai dengan

  Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan  alasan dari suatu tindakan.

  Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen

perawatan.

Tindakan/ intervensi:

a.       Tinjau proses penyakit dan harapan masa depan.

Rasional : Memberikan pengetahuan dasar dimana pasien dapat membuat pilihan.

b.      Berikan informasi mengenai terapi obat - obatan, interaksi obat, efek samping dan

ketaatan terhadap program.

Rasional : Meningkatkan pemahaman dan meningkatkan kerja sama dalam penyembuhan dan

mengurangi kambuhnya komplikasi.

c.       Diskusikan kebutuhan untuk pemasukan nutrisional yang tepat dan seimbang.

Rasional : Perlu untuk penyembuhan optimal dan kesejahteraan umum.

d.      Dorong periode istirahat dan aktivitas yang terjadwal.

Rasional : Mencegah pemenatan, penghematan energi dan meningkatkan

penyembuhan.

e.       Sarankan pemakaian music yang menyenangkan

Rasional : meningkatkan relaksasi

Page 17: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

f.       Identifikasi dan diskusikan timbulnya resiko bahaya yang tidak nyata dan/atau

terapi yang bukan terapi medis

Rasional: Mencegah tindakan yang berbahaya

E.     EVALUASI

1.      Nyeri menghilang ditandai dengan klien melaporkan nyeri menghilang, ekspresi

wajah rileks, TTV dalam batas normal

2.      Ansietas berkurang atau hilang ditandai dengan tampak rileks dan melaporkan

ansietas berkurang pada tingkat yang dapat diatasi.

3.      Kebutuhan tidur terpenuhi ditandai dengan

         Memahami faktor yang menyebabkan gangguan tidur

         Dapat menangani penyebab tidur yang tidak adekuat

         Tanda – tanda kurang tidur dan istirahat tidak ada

4.      Kebutuhan nutrisi adekuat ditandai dengan peningkatan berat badan,

menunjukkan peningkatan selera makan, klien menghabiskan porsi makanan yang

diberikan.

5.      Pasien mengutarakan pemahaman tentang kondisi, efek prosedur dan proses

pengobatan ditandai dengan

  Melakukan prosedur yang diperlukan dan menjelaskan  alasan dari suatu tindakan.

  Memulai perubahan gaya hidup yang diperlukan dan ikut serta dalam regimen

perawatan

Page 18: LAPORAN PENDAHULUAN CHEFALGIA

DAFTAR PUSTAKA

1.        Barbara C Long, 1996, Perawatan Medikal Bedah, Yayasan Ikatan Alumni

Pendidikan Keperawatan Padjajaran, Bandung.

2.        Brunner & Suddarth, 2002, Buku Ajar keperawatan Medikal Bedah, EGC,

Jakarta.

3.        Marlyn E. Doengoes, 1999, Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman

untukPerencanaan & Pendokumentasian Perawatan Pasien, Edisi 3, EGC,

Jakarta.

4.        Priguna Sidharta, 1994, Neurogi Klinis dalam Praktek Umum, Dian Rakyat,

Jakarta.

5.        Susan Martin Tucker, 1998, Standar Perawatan Pasien : Proses Perawatan,

Diagnosa dan Evaluasi, Edisi V, Vol 2, EGC, Jakarta.

6.        Sylvia G. Price, 1997, Patofisologi, konsep klinik proses – proses penyakit. EGC,

Jakarta