Laporan Pendahuluan Ar

26
1 LAPORAN PENDAHULUAN ARTHRITIS REUMATHOID (REMATIK) KONSEP MEDIS A. Pengertian Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam sendi (Gordon, 2002). Atau penyakit reumatik adalah suatu penyakit autoimun dimana persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris kanan kiri mengalami peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi.. B. Epidemiologi Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita Artritis rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini (Smeltzer & Bare 2001) C. Klasifikasi Maesharah Rosyadi, S.Kep Profesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Transcript of Laporan Pendahuluan Ar

Page 1: Laporan Pendahuluan Ar

1

LAPORAN PENDAHULUAN

ARTHRITIS REUMATHOID (REMATIK)

KONSEP MEDIS

A. Pengertian

Kata arthritis berasal dari dua kata Yunani. Pertama, arthron, yang berarti

sendi. Kedua, itis yang berarti peradangan. Secara harfiah, arthritis berarti radang

sendi. Sedangkan rheumatoid arthritis adalah suatu penyakit autoimun dimana

persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) mengalami peradangan, sehingga terjadi

pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya menyebabkan kerusakan bagian dalam

sendi (Gordon, 2002).

Atau penyakit reumatik adalah suatu penyakit autoimun dimana

persendian (biasanya sendi tangan dan kaki) secara simetris kanan kiri mengalami

peradangan, sehingga terjadi pembengkakan, nyeri dan seringkali akhirnya

menyebabkan kerusakan pada bagian dalam sendi..

B. Epidemiologi

Penyakit Artritis Rematoid merupakan suatu penyakit yang telah lama

dikenal dan tersebar diseluruh dunia serta melibatkan semua ras dan kelompok

etnik. Artritis rheumatoid sering dijumpai pada wanita, dengan perbandingan

wanita denga pria sebesar 3: 1. kecenderungan wanita untuk menderita Artritis

rheumatoid dan sering dijumpai remisi pada wanita yang sedang hamil, hal ini

menimbulkan dugaan terdapatnya faktor keseimbangan hormonal sebagai salah

satu faktor yang berpengaruh pada penyakit ini (Smeltzer & Bare 2001)

C. Klasifikasi

Buffer (2010) mengklasifikasikan rheumatoid arthritis menjadi 4 tipe, yaitu:

1. Rheumatoid arthritis klasik pada tipe ini harus terdapat 7 kriteria tanda dan gejala

sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.

2. Rheumatoid arthritis defisit pada tipe ini harus terdapat 5 kriteria tanda dan gejala

sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.

3. Probable rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 3 kriteria tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 6

minggu.

4. Possible rheumatoid arthritis pada tipe ini harus terdapat 2 kriteria tanda dan

gejala sendi yang harus berlangsung terus menerus, paling sedikit dalam waktu 3

bulan.

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 2: Laporan Pendahuluan Ar

2

D. Etiologi

Penyebab utama penyakit Reumatik masih belum diketahui secara pasti.

Ada beberapa teori yang dikemukakan sebagai penyebab Artritis Reumatoid,

yaitu (Smeltzer & Bare 2001) :

1. Infeksi Streptokkus hemolitikus dan Streptococcus non-hemolitikus.

2. Endokrin

3. Autoimmun

4. Metabolik

5. Faktor genetik serta pemicu lingkungan

Pada saat ini Artritis rheumatoid diduga disebabkan oleh faktor autoimun

dan infeksi. Autoimun ini bereaksi terhadap kolagen tipe II; faktor infeksi

mungkin disebabkan oleh karena virus dan organisme mikroplasma atau grup

difterioid yang menghasilkan antigen tipe II kolagen dari tulang rawan sendi

penderita.

E. Patofisiologi

Pada rheumatoid arthritis, reaksi autoimun (yang dijelaskan sebelumnya)

terutama terjadi dalam jaringan sinovial. Proses fagositosis menghasilkan enzim-

enzim dalam sendi. Enzim-enzim tersebut akan memecah kolagen sehingga terjadi

edema, proliferasi membran sinovial dan akhirnya pembentukan pannus. Pannus akan

menghancurkan tulang rawan dan menimbulkan erosi tulang. Akibatnya adalah

menghilangnya permukaan sendi yang akan mengganggu gerak sendi.

Otot akan turut terkena karena serabut otot akan mengalami perubahan

degeneratif dengan menghilangnya elastisitas otot dan kekuatan kontraksi otot

(Smeltzer & Bare, 2002). Lamanya rheumatoid arthritis berbeda pada setiap orang

ditandai dengan adanya masa serangan dan tidak adanya serangan. Sementara ada

orang yang sembuh dari serangan pertama dan selanjutnya tidak terserang lagi.

Namun pada sebagian kecil individu terjadi progresif yang cepat ditandai dengan

kerusakan sendi yang terus menerus dan terjadi vaskulitis yang difus (Long, 1996).

Karakteristik dari rheumatoid arthritis adalah adanya suatu peradangan

sendi synovial, keterlibatan sendi yang simetris. Tanda khas dari penyakit ini

adalah adanya peradangan sendi synovial yang menyebabkan kerusakan dari

tulang rawan dan erosi tulang, dimana hal ini berakibat pada perubahan integritas

sendi.

Proses inflamasi pada celah sendi synovial dan cairan persendian

menyebabkan gejala nyeri pada sendi dan pembengkakan. Hal ini merupakan

akibat dari pelepasan prostaglandin dan leukotrien dari sel polymorphonuclear.

Penghancuran tulang rawan dan tulang disebabkan oleh adanya inflammatory

proteinases dan prostanoids yang diaktifkan oleh limfosit dan monosit.

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 3: Laporan Pendahuluan Ar

3

Dipercayai bahwa sel T adalah pencetus dalam proses pathogenesis

rheumatoid arthritis. Adanya interaksi antara sel T dan dendritic sel pada kelenjar

limfe akan mengaktifasi lebih jauh sel T dan menyebabkan peningkatan populasi

sel T dan kemudian akan mengaktifkan sel B. Sel T kemudian bermigrasi menuju

jaringan synovial, lebih lanjut lagi peningkatan sel T dan aktifasi sel B akan

menghasilkan antibody seperti rheumatoid factor dan anticyclic citrullinated

peptide (CCP) antibody.

F. Manifestasi klinik

Ada beberapa gambaran / manifestasi klinik yang lazim ditemukan pada

penderita Reumatik. Gambaran klinik ini tidak harus muncul sekaligus pada saat

yang bersamaan oleh karena penyakit ini memiliki gambaran klinik yang sangat

bervariasi

1. Gejala-gejala konstitusional, misalnya lelah, kurang nafsu makan, berat

badan menurun dan demam. Terkadang kelelahan dapat demikian hebatnya.

2. Poliartritis simetris (peradangan sendi pada sisi kiri dan kanan) terutama pada

sendi perifer, termasuk sendi-sendi di tangan, namun biasanya tidak

melibatkan sendi-sendi antara jari-jari tangan dan kaki. Hampir semua sendi

diartrodial (sendi yang dapat digerakan dengan bebas) dapat terserang.

3. Kekakuan di pagi hari selama lebih dari 1 jam, dapat bersifat umum tetapi

terutama menyerang sendi-sendi. Kekakuan ini berbeda dengan kekakuan

sendi pada osteoartritis (peradangan tulang dan sendi), yang biasanya hanya

berlangsung selama beberapa menit dan selama kurang dari 1 jam.

4. Artritis erosif merupakan merupakan ciri khas penyakit ini pada gambaran

radiologik. Peradangan sendi yang kronik mengakibatkan pengikisan ditepi

tulang .

5. Deformitas : kerusakan dari struktur penunjang sendi dengan perjalanan

penyakit. Pergeseran ulnar atau deviasi jari, pergeseran sendi pada tulang

telapak tangan dan jari, deformitas boutonniere dan leher angsa adalah

beberapa deformitas tangan yang sering dijumpai pada penderita. . Pada kaki

terdapat tonjolan kaput metatarsal yang timbul sekunder dari subluksasi

metatarsal. Sendi-sendi yang besar juga dapat terserang dan mengalami

pengurangan kemampuan bergerak terutama dalam melakukan gerakan

ekstensi.

6. Nodula-nodula reumatoid adalah massa subkutan yang ditemukan pada

sekitar sepertiga orang dewasa penderita rematik. Lokasi yang paling sering

dari deformitas ini adalah bursa olekranon (sendi siku) atau di sepanjang

permukaan ekstensor dari lengan, walaupun demikian tonjolan) ini dapat juga

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 4: Laporan Pendahuluan Ar

4

timbul pada tempat-tempat lainnya. Adanya nodula-nodula ini biasanya

merupakan petunjuk suatu penyakit yang aktif dan lebih berat.

7. Manifestasi ekstra-artikular (diluar sendi): reumatik juga dapat menyerang

organ-organ lain diluar sendi. Seperti mata: Kerato konjungtivitis siccs yang

merupakan sindrom SjÖgren, sistem cardiovaskuler dapat menyerupai

perikarditis konstriktif yang berat, lesi inflamatif yang menyerupai nodul

rheumatoid dapat dijumpai pada myocardium dan katup jantung, lesi ini dapat

menyebabkan disfungsi katup, fenomena embolissasi, gangguan konduksi dan

kardiomiopati (Price & Wilson 1995)

E. Pemeriksaan Diagnostik

Kriteria diagnostik Artritis Reumatoid adalah terdapat poli- arthritis yang

simetris yang mengenai sendi-sendi proksimal jari tangan dan kaki serta menetap

sekurang-kurangnya 6 minggu atau lebih bila ditemukan nodul subkutan atau

gambaran erosi peri-artikuler pada foto rontgen.

Kriteria Artritis rematoid menurut American reumatism Association

( ARA ) adalah:

1. Kekakuan sendi jari-jari tangan pada pagi hari ( Morning Stiffness ).

2. Nyeri pada pergerakan sendi atau nyeri tekan sekurang-kurangnya pada satu

sendi.

3. Pembengkakan ( oleh penebalan jaringan lunak atau oleh efusi cairan ) pada

salah satu sendi secara terus-menerus sekurang-kurangnya selama 6 minggu.

4. Pembengkakan pada sekurang-kurangnya salah satu sendi lain.

5. Pembengkakan sendi yang bersifat simetris.

6. Nodul subcutan pada daerah tonjolan tulang didaerah ekstensor.

7. Gambaran foto rontgen yang khas pada arthritis rheumatoid

8. Uji aglutinnasi faktor rheumatoid

9. Pengendapan cairan musin yang jelek

10. Perubahan karakteristik histologik lapisan sinovia

11. gambaran histologik yang khas pada nodul.

Berdasarkan kriteria ini maka disebut :

a) Klasik : bila terdapat 7 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama 6

minggu

b) Definitif : bila terdapat 5 kriteria dan berlangsung sekurang-kurangnya selama

6 minggu.

c) Kemungkinan rheumatoid : bila terdapat 3 kriteria dan berlangsung

sekurang-kurangnya selama 4 minggu ( Doengoes M 2000 & Corwin 2001).

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 5: Laporan Pendahuluan Ar

5

H. Penatalaksanaan / Perawatan

Oleh karena kausa pasti arthritis Reumatoid tidak diketahui maka tidak

ada pengobatan kausatif yang dapat menyembuhkan penyakit ini. Hal ini harus

benar-benar dijelaskan kepada penderita sehingga tahu bahwa pengobatan yang

diberikan bertujuan mengurangi keluhan/ gejala memperlambat progresifvtas

penyakit.

Tujuan utama dari program penatalaksanaan/ perawatan adalah sebagai

berikut :

1. Untuk menghilangkan nyeri dan peradangan

2. Untuk mempertahankan fungsi sendi dan kemampuan maksimal dari

penderita

3. Untuk mencegah dan atau memperbaiki deformitas yang terjadi pada sendi

4. Mempertahankan kemandirian sehingga tidak bergantung pada orang lain.

Ada sejumlah cara penatalaksanaan yang sengaja dirancang untuk mencapai

tujuan-tujuan tersebut di atas, yaitu :

a) Pendidikan

Langkah pertama dari program penatalaksanaan ini adalah memberikan

pendidikan yang cukup tentang penyakit kepada penderita, keluarganya dan siapa

saja yang berhubungan dengan penderita. Pendidikan yang diberikan meliputi

pengertian, patofisiologi (perjalanan penyakit), penyebab dan perkiraan

perjalanan (prognosis) penyakit ini, semua komponen program penatalaksanaan

termasuk regimen obat yang kompleks, sumber-sumber bantuan untuk mengatasi

penyakit ini dan metode efektif tentang penatalaksanaan yang diberikan oleh tim

kesehatan. Proses pendidikan ini harus dilakukan secara terus-menerus.

b) Istirahat

Merupakan hal penting karena reumatik biasanya disertai rasa lelah yang hebat.

Walaupun rasa lelah tersebut dapat saja timbul setiap hari, tetapi ada masa dimana

penderita merasa lebih baik atau lebih berat. Penderita harus membagi waktu

seharinya menjadi beberapa kali waktu beraktivitas yang diikuti oleh masa

istirahat.

c) Latihan Fisik dan Termoterapi

Latihan spesifik dapat bermanfaat dalam mempertahankan fungsi sendi. Latihan

ini mencakup gerakan aktif dan pasif pada semua sendi yang sakit, sedikitnya dua

kali sehari. Obat untuk menghilangkan nyeri perlu diberikan sebelum memulai

latihan. Kompres panas pada sendi yang sakit dan bengkak mungkin dapat

mengurangi nyeri. Mandi parafin dengan suhu yang bisa diatur serta mandi

dengan suhu panas dan dingin dapat dilakukan di rumah. Latihan dan termoterapi

ini paling baik diatur oleh pekerja kesehatan yang sudah mendapatkan latihan Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 6: Laporan Pendahuluan Ar

6

khusus, seperti ahli terapi fisik atau terapi kerja. Latihan yang berlebihan dapat

merusak struktur penunjang sendi yang memang sudah lemah oleh adanya

penyakit.

d) Diet/ Gizi

Penderita Reumatik tidak memerlukan diet khusus. Ada sejumlah cara pemberian

diet dengan variasi yang bermacam-macam, tetapi kesemuanya belum terbukti

kebenarannya. Prinsip umum untuk memperoleh diet seimbang adalah penting.

e) Obat-obatan

Pemberian obat adalah bagian yang penting dari seluruh program

penatalaksanaan penyakit reumatik. Obat-obatan yang dipakai untuk mengurangi

nyeri, meredakan peradangan dan untuk mencoba mengubah perjalanan penyakit.

(Smeltzer & Bare 2001).

I. Komplikasi

Terjadinya penyakit Rheumatoid Arthritis akan meningkatkan resiko

timbulnya berbagai komplikasi seperti :

1. Osteoporosis

2. Carpal Tunnel Syndrome

3. Osteoarthritis

4. Gangguan jantung

5. Gangguan paru

J. Prognosis

Pasien arthritis yang baru didiagnosis ingin mengetahui prognosis mereka

segera setelah mereka mendengar diagnosis mereka. Mereka ingin tahu apa yang

akan terjadi dan apa yang diharapkan tahun di jalan. Arthritis reumathoid

khususnya, dibebani dengan sejumlah negatif: itu penyakit orang tua, dan itu

hanya akan lebih buruk. Bagaimana akurat adalah bahwa, meskipun Arthritis

reumathoid dipandang oleh kebanyakan orang sebagai bertahap mengenakan

keluar dari sendi - Anda bisa mengatakan itu progresif lambat. Penelitian terbaru,

meskipun, menunjukkan bahwa tidak semua pasien Arthritis reumathoid

memburuk, beberapa benar-benar stabil.

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 7: Laporan Pendahuluan Ar

7

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas/Istirahat

a) Nyeri sendi karena gerakan, nyeri tekan memburuk dengan stress pada

sendi, kekakuan pada pagi hari, biasanya terjadi secara bilateral dan

simetris limitimasi fungsional yang berpengaruh pada gaya hidup,

waktu senggang, pekerjaan, keletihan, malaise.

b) Keterbatasan ruang gerak, atropi otot, kulit: kontraktor/kelainan pada

sendi dan otot.

2. Kardiovaskuler

a) Fenomena Raynaud dari tangan (misalnya pucat litermiten, sianosis

kemudian kemerahan pada jari sebelum warna kembali normal.

3. Integritas Ego

a) Faktor-faktor stress akut/kronis (misalnya finansial pekerjaan,

ketidakmampuan, faktor-faktor hubungan.

b) Keputusasaan dan ketidakberdayaan (situasi ketidakmampuan).

c) Ancaman pada konsep diri, gambaran tubuh, identitas pribadi, misalnya

ketergantungan pada orang lain.

4. Makanan / Cairan

a) Ketidakmampuan untuk menghasilkan atau mengkonsumsi makanan

atau cairan adekuat mual, anoreksia.

b) Kesulitan untuk mengunyah, penurunan berat badan, kekeringan pada

membran mukosa.

5. Hygiene

a) Berbagai kesulitan untuk melaksanakan aktivitas perawatan diri,

ketergantungan pada orang lain.

6. Neurosensori

a) Kesemutan pada tangan dan kaki, pembengkakan sendi

7. Nyeri/kenyamanan

a) Fase akut nyeri (kemungkinan tidak disertai dengan pembengkakan

jaringan lunak pada sendi. Rasa nyeri kronis dan kekakuan (terutama

pagi hari).

8. Keamanan

a) Kulit mengkilat, tegang, nodul sub mitaneus

b) Lesi kulit, ulkas kaki

c) Kesulitan dalam menangani tugas/pemeliharaan rumah tangga

d) Demam ringan menetapMaesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 8: Laporan Pendahuluan Ar

8

e) Kekeringan pada mata dan membran mukosa

9. Interaksi Sosial

a) Kerusakan interaksi dengan keluarga atau orang lain, perubahan peran:

isolasi.

10. Penyuluhan/Pembelajaran

a) Riwayat rematik pada keluarga

b) Penggunaan makanan kesehatan, vitamin, penyembuhan penyakit

tanpa pengujian

c) Riwayat perikarditis, lesi tepi katup. Fibrosis pulmonal, pkeuritis.

B. Diagnosa Keperawatan

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi

cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.

2. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan deformitas skeletal, Nyeri,

ketidaknyamanan, Penurunan kekuatan otot

3. Gangguan Citra Tubuh/Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

4. Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal:

Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.

5. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis dan

Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan dengan kurangnya

pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi.

6. Resiko Kerusakan Pemeliharaan Rumah berhubungan dengan proses

penyakit degeneratif jangka panjang., sistem pendukung tidak adekuat.

C. Rencana Keperawatan

1. Nyeri akut/kronis berhubungan dengan distensi jaringan oleh akumulasi

cairan/proses inflamasi, distruksi sendi.

Hasil yang diharapkan/ kriteria evaluasi pasien akan:

a) Menunjukkan nyeri hilang/ terkontrol

b) Terlihat rileks, dapat tidur/beristirahat dan berpartisipasi dalam aktivitas

sesuai kemampuan.

c) Mengikuti program farmakologis yang diresepkan

d) Menggabungkan keterampilan relaksasi dan aktivitas hiburan ke dalam

program kontrol nyeri.

Intervensi dan Rasional:.

1) Kaji keluhan nyeri, catat lokasi dan intensitas (skala 0-10). Catat

faktor-faktor yang mempercepat dan tanda-tanda rasa sakit non verbal

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 9: Laporan Pendahuluan Ar

9

R/ Membantu dalam menentukan kebutuhan manajemen nyeri dan

keefektifan program)

2) Berikan matras/ kasur keras, bantal kecil,. Tinggikan linen tempat

tidur sesuai kebutuhan

R/Matras yang lembut/ empuk, bantal yang besar akan mencegah

pemeliharaan kesejajaran tubuh yang tepat, menempatkan stress pada

sendi yang sakit. Peninggian linen tempat tidur menurunkan tekanan

pada sendi yang terinflamasi/nyeri)

3) Tempatkan/ pantau penggunaan bantl, karung pasir, gulungan

trokhanter, bebat, brace.

R/ Mengistirahatkan sendi-sendi yang sakit dan mempertahankan

posisi netral. Penggunaan brace dapat menurunkan nyeri dan dapat

mengurangi kerusakan pada sendi)

4) Dorong untuk sering mengubah posisi,. Bantu untuk bergerak di

tempat tidur, sokong sendi yang sakit di atas dan bawah, hindari

gerakan yang menyentak.

R/ Mencegah terjadinya kelelahan umum dan kekakuan sendi.

Menstabilkan sendi, mengurangi gerakan/ rasa sakit pada sendi)

5) Anjurkan pasien untuk mandi air hangat atau mandi pancuran pada

waktu bangun dan/atau pada waktu tidur. Sediakan waslap hangat

untuk mengompres sendi-sendi yang sakit beberapa kali sehari. Pantau

suhu air kompres, air mandi, dan sebagainya.

R/ Panas meningkatkan relaksasi otot, dan mobilitas, menurunkan

rasa sakit dan melepaskan kekakuan di pagi hari. Sensitivitas pada

panas dapat dihilangkan dan luka dermal dapat disembuhkan)

6) Berikan masase yang lembut

R/Meningkatkan relaksasi/ mengurangi nyeri)

7) Dorong penggunaan teknik manajemen stres, misalnya relaksasi

progresif,sentuhan terapeutik, biofeed back, visualisasi, pedoman

imajinasi, hypnosis diri, dan pengendalian napas.

R/ Meningkatkan relaksasi, memberikan rasa kontrol dan mungkin

meningkatkan kemampuan koping)Libatkan dalam aktivitas hiburan

yang sesuai untuk situasi individu. (R/ Memfokuskan kembali

perhatian, memberikan stimulasi, dan meningkatkan rasa percaya diri

dan perasaan sehat)

8) Berikan es kompres dingin jika dibutuhkan

R/ Rasa dingin dapat menghilangkan nyeri dan bengkak selama

periode akut)Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 10: Laporan Pendahuluan Ar

10

9) Beri obat sebelum aktivitas/ latihan yang direncanakan sesuai

petunjuk.

R/ Meningkatkan realaksasi, mengurangi tegangan otot/ spasme,

memudahkan untuk ikut serta dalam terapi)

10) Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk (mis:asetil salisilat)

R/ Sebagai anti inflamasi dan efek analgesik ringan dalam

mengurangi kekakuan dan meningkatkan mobilitas.)

2. Kerusakan Mobilitas Fisik Berhubungan dengan deformitas skeletal, Nyeri,

ketidaknyamanan, Penurunan kekuatan otot

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

a) Mempertahankan fungsi posisi dengan tidak hadirnya/ pembatasan

kontraktur.

b) Mempertahankan ataupun meningkatkan kekuatan dan fungsi dari dan/

atau kompensasi bagian tubuh yan bermasalah

c) Mendemonstrasikan tehnik/ perilaku yang memungkinkan melakukan

aktivitas

Intervensi dan Rasional:.

1) Evaluasi/ lanjutkan pemantauan tingkat inflamasi/ rasa sakit pada

sendi

R/ Tingkat aktivitas/ latihan tergantung dari perkembangan/ resolusi

dari peoses inflamasi)

2) Pertahankan istirahat tirah baring/ duduk jika diperlukan jadwal

aktivitas untuk memberikan periode istirahat yang terus menerus dan

tidur malam hari yang tidak terganmggu

R/ Istirahat sistemik dianjurkan selama eksaserbasi akut dan seluruh

fase penyakit yang penting untuk mencegah kelelahan

mempertahankan kekuatan)

3) Bantu dengan rentang gerak aktif/pasif, demikiqan juga latihan resistif

dan isometris jika memungkinkan

R/ Mempertahankan/ meningkatkan fungsi sendi, kekuatan otot dan

stamina umum. Catatan : latihan tidak adekuat menimbulkan

kekakuan sendi, karenanya aktivitas yang berlebihan dapat merusak

sendi)

4) Ubah posisi dengan sering dengan jumlah personel cukup.

Demonstrasikan/ bantu tehnik pemindahan dan penggunaan bantuan

mobilitas, mis, trapeze

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 11: Laporan Pendahuluan Ar

11

R/ Menghilangkan tekanan pada jaringan dan meningkatkan sirkulasi.

Memepermudah perawatan diri dan kemandirian pasien. Tehnik

pemindahan yang tepat dapat mencegah robekan abrasi kulit)

5) Posisikan dengan bantal, kantung pasir, gulungan trokanter, bebat,

brace

R/ Meningkatkan stabilitas ( mengurangi resiko cidera ) dan

memerptahankan posisi sendi yang diperlukan dan kesejajaran tubuh,

mengurangi kontraktor)

6) Gunakan bantal kecil/tipis di bawah leher.

R/ Mencegah fleksi leher)

7) Dorong pasien mempertahankan postur tegak dan duduk tinggi,

berdiri, dan berjalan

R/ Memaksimalkan fungsi sendi dan mempertahankan mobilitas)

8) Berikan lingkungan yang aman, misalnya menaikkan kursi,

menggunakan pegangan tangga pada toilet, penggunaan kursi roda.

R/ Menghindari cidera akibat kecelakaan/ jatuh)

9) Kolaborasi: konsul dengan fisoterapi.

R/ Berguna dalam memformulasikan program latihan/ aktivitas yang

berdasarkan pada kebutuhan individual dan dalam

mengidentifikasikan alat)

10) Kolaborasi: Berikan matras busa/ pengubah tekanan.

R/ Menurunkan tekanan pada jaringan yang mudah pecah untuk

mengurangi risiko imobilitas)

11) Kolaborasi: berikan obat-obatan sesuai indikasi (steroid).

R/ Mungkin dibutuhkan untuk menekan sistem inflamasi akut)

3. Gangguan Citra Tubuh/Perubahan Penampilan Peran berhubungan dengan

perubahan kemampuan melakukan tugas-tugas umum, peningkatan

penggunaan energi, ketidakseimbangan mobilitas.

Hasil yang diharapkan kriteria Evaluasi-Pasien akan :

a) Mengungkapkan peningkatan rasa percaya diri dalam kemampuan untuk

menghadapi penyakit, perubahan pada gaya hidup, dan kemungkinan

keterbatasan.

b) Menyusun rencana realistis untuk masa depan.

Intervensi dan Rasional:.

1) Dorong pengungkapan mengenai masalah tentang proses penyakit,

harapan masa depan.

R/Berikan kesempatan untuk mengidentifikasi rasa takut/ kesalahan

konsep dan menghadapinya secara langsung)Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 12: Laporan Pendahuluan Ar

12

2) Diskeusikan arti dari kehilangan/ perubahan pada pasien/orang

terdekat. Memastikan bagaimana pandangaqn pribadi pasien dalam

memfungsikan gaya hidup sehari-hari, termasuk aspek-aspek seksual.

R/Mengidentifikasi bagaimana penyakit mempengaruhi persepsi diri

dan interaksi dengan orang lain akan menentukan kebutuhan terhadap

intervensi/ konseling lebih lanjut)

3) Diskusikan persepsi pasienmengenai bagaimana orang terdekat

menerima keterbatasan.

R/ Isyarat verbal/non verbal orang terdekat dapat mempunyai

pengaruh mayor pada bagaimana pasien memandang dirinya sendiri)

4) Akui dan terima perasaan berduka, bermusuhan, ketergantungan.

R/ Nyeri konstan akan melelahkan, dan perasaan marah dan

bermusuhan umum terjadi)

5) Perhatikan perilaku menarik diri, penggunaan menyangkal atau terlalu

memperhatikan perubahan.

R/ Dapat menunjukkan emosional ataupun metode koping

maladaptive, membutuhkan intervensi lebih lanjut)

6) Susun batasan pada perilaku mal adaptif. Bantu pasien untuk

mengidentifikasi perilaku positif yang dapat membantu koping.

R/ Membantu pasien untuk mempertahankan kontrol diri, yang dapat

meningkatkan perasaan harga diri)

7) Ikut sertakan pasien dalam merencanakan perawatan dan membuat

jadwal aktivitas. (Meningkatkan perasaan harga diri, mendorong

kemandirian, dan mendorong berpartisipasi dalam terapi)

8) Bantu dalam kebutuhan perawatan yang diperlukan.

R/ Mempertahankan penampilan yang dapat meningkatkan citra diri)

9) Berikan bantuan positif bila perlu.

R/ Memungkinkan pasien untuk merasa senang terhadap dirinya

sendiri. Menguatkan perilaku positif. Meningkatkan rasa percaya diri)

10) Kolaborasi: Rujuk pada konseling psikiatri, mis: perawat spesialis

psikiatri, psikolog.

R/ Pasien/orang terdekat mungkin membutuhkan dukungan selama

berhadapan dengan proses jangka panjang/ ketidakmampuan)

11) Kolaborasi: Berikan obat-obatan sesuai petunjuk, mis; anti ansietas

dan obat-obatan peningkat alam perasaan.

R/ Mungkin dibutuhkan pada sat munculnya depresi hebat sampai

pasien mengembangkan kemapuan koping yang lebih efektif)

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 13: Laporan Pendahuluan Ar

13

4. Kurang Perawatan Diri berhubungan dengan Kerusakan Auskuloskeletal:

Penurunan Kekuatan, Daya tahan, nyeri pada waktu bergerak, Depresi.

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

a) Melaksanakan aktivitas perawatan diri pada tingkat yang konsisten

dengan kemampuan individual.

b) Mendemonstrasikan perubahan teknik/ gaya hidup untuk memenuhi

kebutuhan perawatan diri.

c) Mengidentifikasi sumber-sumber pribadi/ komunitas yang dapat

memenuhi kebutuhan perawatan diri.

Intervensi dan Rasional:.

1) Diskusikan tingkat fungsi umum (0-4) sebelum timbul awitan/

eksaserbasi penyakit dan potensial perubahan yang sekarang

diantisipasi.

R/ Mungkin dapat melanjutkan aktivitas umum dengan melakukan

adaptasi yang diperlukan pada keterbatasan saat ini).

2) Pertakhankan mobilitas, kontrol terhadap nyeri dan program latihan.

R/ Mendukung kemandirian fisik/emosional)

3) Kaji hambatan terhadap partisipasi dalam perawatan diri.

Identifikasi /rencana untuk modifikasi lingkungan.

R/ Menyiapkan untuk meningkatkan kemandirian, yang akan

meningkatkan harga diri)

4) Kolaborasi: Konsul dengan ahli terapi okupasi.

R/ Berguna untuk menentukan alat bantu untuk memenuhi kebutuhan

individual. Mis; memasang kancing, menggunakan alat bantu

memakai sepatu, menggantungkan pegangan untuk mandi pancuran)

5) Kolaborasi: Atur evaluasi kesehatan di rumah sebelum pemulangan

dengan evaluasi setelahnya.

R/ Mengidentifikasi masalah-masalah yang mungkin dihadapi karena

tingkat kemampuan aktual)

6) Kolaborasi : atur konsul dengan lembaga lainnya, mis: pelayanan

perawatan rumah, ahli nutrisi.

R/ Mungkin membutuhkan berbagai bantuan tambahan untuk

persiapan situasi di rumah)

5. Kurang Pengetahuan (Kebutuhan Belajar) Mengenai Penyakit, Prognosis dan

Kebutuhan Perawatan dan Pengobatan berhubungan dengan kurangnya

pemahaman/mengingat kesalahan interpretasi informasi

Hasil yangdihapkan/ kriteria Evaluasi-Pasien akan :

a) Menunjukkan pemahaman tentang kondisi/ prognosis, perawatan.Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 14: Laporan Pendahuluan Ar

14

b) Mengembangkan rencana untuk perawatan diri, termasuk modifikasi

gaya hidup yang konsisten dengan mobilitas dan atau pembatasan

aktivitas.

Intervensi dan Rasional:.

1) Tinjau proses penyakit, prognosis, dan harapan masa depan.

R/ Memberikan pengetahuan dimana pasien dapat membuat pilihan

berdasarkan informasi)

2) Diskusikan kebiasaan pasien dalam penatalaksanaan proses sakit

melalui diet,obat-obatan, dan program diet seimbang, l;atihan dan

istirahat

R/ Tujuan kontrol penyakit adalah untuk menekan inflamasi sendiri/

jaringan lain untuk mempertahankan fungsi sendi dan mencegah

deformitas)

3) Bantu dalam merencanakan jadwal aktivitas terintegrasi yang

realistis,istirahat, perawatan pribadi, pemberian obat-obatan, terapi

fisik, dan manajemen stres.

R/ Memberikan struktur dan mengurangi ansietas pada waktu

menangani proses penyakit kronis kompleks)

4) Tekankan pentingnya melanjutkan manajemen farmakoterapeutik.

R/ Keuntungan dari terapi obat-obatan tergantung pada ketepatan

dosis)

5) Anjurkan mencerna obat-obatan dengan makanan, susu, atau antasida

pada waktu tidur.

R/ Membatasi irigasi gaster, pengurangan nyeri pada HS akan

meningkatkan tidur dan m,engurangi kekakuan di pagi hari)

6) Identifikasi efek samping obat-obatan yang merugikan, mis: tinitus,

perdarahan gastrointestinal, dan ruam purpuruik.

R/ Memperpanjang dan memaksimalkan dosis aspirin dapat

mengakibatkan takar lajak. Tinitus umumnya mengindikasikan kadar

terapeutik darah yang tinggi)

7) Tekankan pentingnya membaca label produk dan mengurangi

penggunaan obat-obat yang dijual bebas tanpa persetujuan dokter.

R/ Banyak produk mengandung salisilat tersembunyi yang dapat

meningkatkan risiko takar layak obat/ efek samping yang berbahaya)

8) Tinjau pentingnya diet yang seimbang dengan makanan yang banyak

mengandung vitamin, protein dan zat besi.

R/ Meningkatkan perasaan sehat umum dan perbaikan jaringan)

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 15: Laporan Pendahuluan Ar

15

9) Dorong pasien obesitas untuk menurunkan berat badan dan berikan

informasi penurunan berat badan sesuai kebutuhan.

R/ Pengurangan berat badan akan mengurangi tekanan pada sendi,

terutama pinggul, lutut, pergelangan kaki, telapak kaki).

10) Berikan informasi mengenai alat bantu

R/ Mengurangi paksaan untuk menggunakan sendi dan memungkinkan

individu untuk ikut serta secara lebih nyaman dalam aktivitas yang

dibutuhkan)

11) Diskusikan tekinik menghemat energi, mis: duduk daripada berdiri

untuk mempersiapkan makanan dan mandi

R/ Mencegah kepenatan, memberikan kemudahan perawatan diri, dan

kemandirian)

12) Dorong mempertahankan posisi tubuh yang benar baik pada sat

istirahat maupun pada waktu melakukan aktivitas, misalnya menjaga

agar sendi tetap meregang , tidak fleksi, menggunakan bebat untuk

periode yang ditentukan, menempatkan tangan dekat pada pusat tubuh

selama menggunakan, dan bergeser daripada mengangkat benda jika

memungkinkan.

R: Mekanika tubuh yang baik harus menjadi bagian dari gaya hidup

pasien untuk mengurangi tekanan sendi dan nyeri ).

13) Tinjau perlunya inspeksi sering pada kulit dan perawatan kulit lainnya

dibawah bebat, gips, alat penyokong. Tunjukkan pemberian bantalan

yang tepat.

R: Mengurangi resiko iritasi/ kerusakan kulit )

14) Diskusikan pentingnya obat obatan lanjutan/ pemeriksaan

laboratorium, mis: LED, Kadar salisilat, PT.

R; Terapi obat obatan membutuhkan pengkajian/ perbaikan yang

terus menerus untuk menjamin efek optimal dan mencegah takar lajak,

efek samping yang berbahaya.

15) Berikan konseling seksual sesuai kebutuhan

R: Informasi mengenai posisi-posisi yang berbeda dan tehnik atau

pilihan lain untuk pemenuhan seksual mungkin dapat meningkatkan

hubungan pribadi dan perasaan harga diri/ percaya diri.).

16) Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: yayasan arthritis ( bila

ada).

R: Bantuan/ dukungan dari oranmg lain untuk meningkatkan

pemulihan maksimal).

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 16: Laporan Pendahuluan Ar

16

6. Resiko kerusakan pemeliharaan rumah berhubungan dengan proses penyakit

degeneratif jangka panjang., sistem pendukung tidak adekuat.

Hasil yang diharapkan/ Kriteria Evaluasi-Pasien akan :

a) Mempertahankan keamanan, lingkungan yang meningkatkan

pertumbuhan.

b) Mendemonstrasikan penggunaan sumber-sumber yang efektif dan tepat.

Intervensi dan Rasional:.

1) Kaji tingkat fungsi fisik

R/ Mengidentifikasi bantuan/ dukungan yang diperlukan)

2) Evaluasi lingkungan untuk mengkaji kemampuan dalam perawatan

untuk diri sendiri.

R/ Menentukan kemungkinan susunan yang ada/ perubahan susunan

rumah untuk memenuhi kebutuhan individu)

3) Tentukan sumber-sumber finansial untuk memenuhi kebutuhan situasi

individual. Identifikasi sistem pendukung yang tersedia untuk pasien,

mis: membagi tugas-tugas rumah tangga antara anggota keluarga.

R/ Menjamin bahwa kebutuhan akan dipenuhi secara terus-menerus)

4) Identifikasi untuk peralatan yang diperlukan, mis: lift, peninggian

dudukan toilet.

R/ Memberikan kesempatan untuk mendapatkan peralatan sebelum

pulang)

5) Kolaborasi: Koordinasikan evaluasi di rumah dengan ahli terapi

okupasi.

R/ Bermanfaat untuk mengidentifikasi peralatan, cara-cara untuk

mengubah tugas-tugas untuk mengubah tugas-tugas untuk

mempertahankan kemandirian)

6) Kolaborasi: Identifikasi sumber-sumber komunitas, mis: pelayanan

pembantu rumah tangga bila ada.

R/ Memberikan kemudahan berpindah pada/mendukung kontinuitas

dalam situasi rumah).

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV

Page 17: Laporan Pendahuluan Ar

17

DAFTAR PUSTAKA

Bramifandra. 2009. Penyakit Rematik Sendi: Rheumatoid Arthritis (RA). http://www.doktercare.com. Last updated 13 Agustus 2013

Corwin, EJ 2001, Buku Saku Patofisiologi , Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Doenges, Marilynn 2000. Rencana Asuhan Keperawatan: Pedoman Untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Jakarta: EGC.

Price & Wilson 1995, Patofisiologi ; Konsep Klinis Penyakit-Penyakit, Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Smeltzer & Bare 2001, Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Vol. 2, Edisi 8. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC

Maesharah Rosyadi, S.KepProfesi Ners UIN Alauddin Angkatan IV