laporan pendahuluan
-
Upload
ayuyahyuga -
Category
Documents
-
view
63 -
download
15
description
Transcript of laporan pendahuluan
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Secara definisi trace labeling berarti suatu proses pendefinisian identitas setiap
trace yang berhubungan dengan shot pointnya, posisi permukaanm kumpulan CDP dan
offsetnya terhadap shot point. Keempat variable tersebut sangant bergantung pada
geometri penembakannya, sehingga variable tersebut harus didefinisikan dalam suatu
system koordinat referensi sehingga setiap variable dapat digambarkan pada suatu
system koordinat. Diagram yang menggambarkan model geometri
penembakan/perekaman dalam suatu system koordinat ini disebut stacing chart atau
stacking diagram. Setiap trace yang didefinisikan labelnya ini selanjutnya disimpan
kedalam tape prosesing dengan format pengamatan tertentu untuk digunkan pada
proses selanjutnya.
Sebelum labeling dilakukan harus terlebih dahulu diketahui bentangan geometri
penembakan , yaitu bagaimana hubungan satu sama lain dari posisi penerima dan shot
point. Untuk itu perlu didefinisikan suatu system koordinat relatif dari suatu lintasan
(line) seismic. Informasi-informasi yang diperlukan untuk diperoleh dari stacking chart
yang dibut pada saat perekaman data.
1.2 Tujuan
1. Untuk memproses data yang telah tersimpan dalam format demultiplex, maka dari
masing-masing trace diberi label sehingga memudahkan dalam proses
pengelompokan trace.
2. Memahami mengenai geometri data seismik.
Tr1 TrnSP1
Trm
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Bentangan dari geometri lay out dapat dipandang dalam 4 aspek yaitu:
1. Berdasarkan konfigurasi bentangan kabel
2. Arah gerak perekaman
3. Posisi relatif penerima terhadap titik tembak
4. Berdasarkan raypath.
2.1 KONFIGURASI BENTANGAN KABEL
Dalam perekaman data seismik ada beberapa macam bentangan diantaranya
adalah:
a. OFF END SPREAD
Pada jenis ini posisi titik tembak atau shot point (SP) berada pada salah satu ujung
(kiri dan kanan) dari bentangan.
Gambar 2- 1. Konfigurasi Off-end Spread
b. SPLIT SPREAD
Pada bentangan ini SP ditempatkan ditengan antara dua bentagan .
Gambar 2- 2. Konfigurasi Split-Spread (Weighted Array)
Bila jumlah trace sebelah kiri dan kanan sama, maka disebut Symitrical Split
Spread. Bila tidak sama disebut Asymitrical Split Spread.
c. ALTERNATING SPREAD
SP1
arah gerakan
SP1
S
Pada model ini shot point berada pada kedua ujung bentangan dan penembakan
dilakukan secara bergantian untuk setiap perubahan coverage.
Gambar 2- 3. Konfigurasi alternating Spread
2.2 ARAH GERAK PEREKAMAN / PENEMBAKAN
Ditinjau dari arah gerak perekaman, maka geometri penembakan dapat dibedakan
dalam dua jenis gerakan pushing cable (SP seolah-olah mendorong kabel) dan puiling
cable (SP seolah-olah menarik kabel).
- Pushing cable
- Pulling cable
Gambar 2- 4. Konfigurasi pushing cable dan puiling cable
2.3. POSISI RECEIVER TERHADAP TITIK TEMBAK
Dari hubungan antara posisi relatif receiver terhadap titik tembak (shot point)
dalam suatu bentangan geophone, maka geometri penembakan dapat dibedakan atas
dua jenis yaitu:
* Direct shot
arah gerakan
SP 1
SP 2
SP 3
S
Gambar 2. 5. Konfigurasi Direct Offset
Reverse shot
Gambar 2- 6. Konfigurasi Reverse Shot
2.4. GEOMETRI RAYPATH
Berdasarkan raypath (sinar gelombang) geometri penembakan dapat dibagi dalam
4 jenis yaitu:
1. Common Source Point (CSP)
Yaitu sinyal direkam oleh setiap trece yang dating dari satu titik tembak yang sama.
2. Common Depth Point (CDP)
Yaitu sinyal yang dipantulkan dari satu titik reflector direkam oleh sekelompok
receiver yang berbeda (Anonim,2014).
CDP dapat diartikan juga sebagai adalah istilah dalam pengambilan data seismik
untuk konfigurasi sumber-penerima dimana terdapat satu titik tetap dibawah
permukaan bumi. Untuk kasus reflektor horisontal (tidak miring) CDP kadang-
dagang dikenal juga dengan CMP (Common Mid Point)
300 fold
(Abdullah,2007).
3. Common Receiver Point (CRP)
Yaitu satu trace merekam sinyal-sinyal dari setiap titik tembak yang ada
(Anonim,2014).
Selain CDP dikenal juga CR (Common Receiver) untuk konfigurasi beberapa
sumber satu penerima, CS (Common Shoot) untuk konfigurasi satu sumber
beberapa penerima dan Common Offset untuk konfigurasi sumber penerima dengan
jarak (offset) yang sama (Abdullah,2007).
4. Common Offset (CO)
Yaitu sinyal setiap titik reflector masing-masing derekam oleh satu trace dengan
offset yang sama.
Gambar 2.7. Konfigurasi CSP, CRP, CDP dan CO
Dari proses geometri lay out akan diperoleh ghasil berupa stacking chart yang
sesuai dengan stacking chart yang dibuat saat perekaman data. Disamping itu juga
dihasilkan posisi sot point receiver dalam system koordinat serta pengelompokan
nomor shot dan receiver sesuai dengan CDP lengkap dengan fold dari masing-masing
CDP.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20 21 22 23 24 25 26
Com
mon D
epth Point G
aihder
Common Offset Gaihder
Offs
et (
Sho
t to
Rec
eive
r)
Surtace StationsGambar 2. 8. Geometri permukaan dan bawah permukaan
Gambar 2.9. Stacking Chart
(Anonim,2014).
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace seismik dalam satu CDP setelah
koreksi NMO (Normal Move Out). Proses stacking memberikan keuntungan untuk
mengikatkan rasio signal terhadap noise (S/N ratio). Optical stacking adalah salah satu
contoh teknik image processing yang diterapkan untuk mengatur tingkat apacaty
volume seismik 3 dimensi, sehingga diperoleh citra obyek geologi sperti chanel, flat
spot, sesar dan lain-lain. Opacity adalah derajat kemampuan material untuk
meneruskan sinar yang melaluinya. Sebuah material dikatan apoque (opacity = 100%)
jika benda tersebut tidak bisa melewatkannya, sebaliknya sebuah benda disebut
transparent jika benda tersebut tidak bisa melewatkan sinar sama sekali. Diantar opaque
dan tranpsrent disebut trasncullent, yakni material yang hanya melewatkan sbagian
sinar (Asyafe,2008).
Stacking merupakan penggabungan dua atau lebih trace menjadi satu trace atau
disebut dengan gather data (gambar). Penggabungan ini dapat terjadi dengan beberapa
cara. Dalam pengolahan data digital, amplitudo dari trace dinyatakan sebagai angka,
sehingga stacking dapat dilakukan dengan menambahkan angka-angka tersebut.
Gambar. Diagram Proses Stack
Prinsip CMP stacking ini dapat dilihat pada Gambar 14. Keterangan nomor(1)
merupakan penggabungan dua trace(puncak gelombang) yang muncul pada waktu yang
sama menghasilkan puncakyang tinggi sebagai hasil dari penambahan dua buah
puncak. Nomor (2) merupakan penggabungan puncak dan lembah yang bertemu pada
waktu dan amplitudo yang sama sehingga akan meniadakan satu sama lain. Nomor (3)
menunjukkan puncak dan lembah yang bertemu pada waktu dan amplitudo yang
berbeda sehingga gelombang yang erbentuk adalah setengah dari lebar puncak dan
lembah aslinya. Nomor (4) menunjukkan dua puncak yang berada dalam waktu yang
berbeda, kombinasi dari trace akan memiliki dua puncak yang terpisah dengan ukuran
yang sama seperti aslinya (Asparini,2011).
Elevation Statics
Elevation statics adalah koreksi karena perbedaan elevasi source dan receiver.
Elevation statics dilakukan dengan melewatkan source dan receiver pada posisi virtual
dengan elevasi yang sama (datum) yang biasanya sedikit dibawah elevasi source dan
receiver yang terendah, untuk proses ini diperlukan informasi replacement velocity dari
material antara datum dengan masing-masing source dan receiver. Replacement
velocity biasanya diperoleh dari pengetahuan sbelumnya dari daerah yang bersangkutan
atau dari pengukuran uphole time.
Persamaan elevationstatics, diberikan oleh :
Untuk = {(Es – Zs – ED ) + (ER – ZR – ED)} / Vr
Dimana Es elevasi dari source (diatas permukaan laut), Zs kedalaman dari source
(o untuk vibroseis), ER elevasi dan receiver ZR kedalam dari reciver, Ep elevasi datum,
dan VR adalah replacement velocity.
Refraction statics dilakukan untuk mengestimasi long wavelength statics.
Wavelength statics mengacu pada lebarnya perubahan lateral kecepatan dan ketebalan
dan lapisan lapuk relatif.
Gambar di bawah ini menunjukkan geometri dari jejak berkas gelombang (raypath)
yang dihasilkan oleh satu sumber dan direkam oleh banyak penerima.
Satu sumber akan memberikan satu penampang geologi bawah permukaan tetapi akan
terjadi distorsi akibat jarak yang berbeda untuk tiap trace yang direkam oleh penerima
yang berbeda. Berikut adalah contoh hasil common shot gather dengan geometri survei
off-end.
Gambar di bawah ini menunjukkan geometri dari jejak berkas gelombang (raypath)
yang dihasilkan oleh banyak sumber dan direkam oleh banyak penerima, masing-
masing dengan jarak(offset) yang sama.
Untuk data seismik marine, common offset gather dapat juga disebut sebagai
common channel gather. Untuk data seismik land atau 3D, selang offset yang konsisten
sulit untuk didapatkan sehingga dipakai, misal, offset 100 meter dengan plus-minus 25
meter. Untuk near trace gather, yaitu kumpulan trace-trace dengan jarak terdekat dari
sumber, didapatkan penampang bawah permukaan tanpa distorsi akibat offset.
Gambar di atas menunjukkan near trace gather dari data seismik marine 2D. Terlihat
refleksi water bottom pada two-way time sekitar 200 milisekon dan multipel orde
pertama dari reflektor tersebut pada two-way time sekitar 400 milisekon.
Untuk data seismik land hasil common receiver gather akan memberikan informasi
tentang respons dari suatu geophone group tertentu dan juga informasi koreksi statik.
Berikut contoh hasil common receiver gather.
Common Midpoint
Dalam akuisisi seismik 2D, source dan receiver ditempatkan pada satu garis
lurusdan titik tengah antara source dan receiver tersebut didefiniskan sebagai
Common Midpoint (CMP). Jarak antara source dan receiver sendiri didefinisikan
sebagai offset. Kumpulan dari pasangan source dan receiver yang mempunyai posisi
CMP yang sama dinamakan CMP gather dan dalam kumpulan ini terdapat berbagai
offset.
Geometry assignment
Merupakan suatu proses pendefinisian geometri penembakan dengan acuan
observer report yang ada, dan bertujuan untuk mensimulasikan posisi shot dan receiver
pada software sebagaimana posisi sebenarnya di lapangan. Secara sederhana proses
geometri adalah proses memasukkan parameter lapangan ke dalam dataset yang kita
miliki. Hasil keluaran dari field geometri berupa stacking chart atau stacking diagram
yang sesuai dengan geometri penembakan, yang dilakukan pada saat akuisisi data.
Setiap trace yang sudah didefinisikan identitasnya akan digunakan untuk pengolahan
data selanjutnya.
Trace labeling (sorting)
Adalah proses pendefinisian identitas trace dengan variabel-variabel (shotpoint,
koordinat di permukaan, CDP gather dan offset ) yang bergantung pada geometri
penembakan.
Pemilahan dan pengelompokan (sorting) geometri penembakan yang paling
lazim dilakukan dalam pengolahan data seismik adalah pengelompokan berdasar posisi
sumber (common shot gather), jarak (common offset gather), posisi penerima (common
receiver gather) dan CDP (CDP gather).
Common shot gather menunjukkan geometri dari jejak berkas gelombang
(raypath) yang dihasilkan oleh satu sumber dan direkam oleh banyak penerima,
common offset gather menunjukkan geometri dari jejak berkas gelombang (raypath)
yang dihasilkan oleh banyak sumber dan direkam oleh banyak penerima masing-
masing dengan jarak (offset) yang sama, common receiver gather menunjukkan
geometri dari jejak berkas gelombang (raypath) yang dihasilkan oleh banyak sumber
dan direkam oleh satu penerima yang sama dan common mid-point (CMP)/common
depth point (CDP) gather menunjukkan geometri dari raypath yang dihasilkan oleh
banyak sumber dan direkam oleh banyak penerima dengan common mid-point yang
sama (Asyafe, 2008).
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Agus, 2007, Ensiklopedi Seismik, (online) (http : //ensiklopedi seismik.
blogspot.com ), di akses 28 September 2014.
Anonim, 2014, Modul Praktikum Seismik Eksplorasi, Inderalaya : Universitas
Sriwijaya.
Asparini, Dewi, 2011, Penerapan Metode Stacking dalam Pemrosesan Sinyal Seismik
Laut di Perairan Barat Aceh, Bogor : Institut Pertanian Bogor.
Asyafe, 2008,Geometri lay out dan stacking chart,(online)(http://
asyafe.wordpress.com/2008/11/geometry-assigment-dan-trace-labelling), di
akses 28 September 2014.