LAPORAN PENDAHULUAN
-
Upload
rizal-bayu -
Category
Documents
-
view
9 -
download
1
description
Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
DENGAN HIPERTENSI
A . Konsep Dasar
1. Keperawatan Kesehatan Keluarga
a. Defenisi keluarga
1) Menurut Depkes. RI. 1988
Keluarga adalah unit terkecil dari masyarakat yang terdiri atas kepala keluarga
dan beberapa orang yang berkumpul dan tinggal disuatu tempat dibawah satu atap
dalam keadaan saling ke tergantungan.
Menurut S .G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1989
Keluarga adalah dua atau lebih dari individu yangtergabung karena hubungan
darah, hubungan perkawinan, atau pengangkatan dan mereka hidup bersama dalam satu
rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
menciptakan serta mempertahankan kebudayaan (Nasrul Effendi ,1998 : 33).
Dari kedua definisi diatas dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah :
1.1. Unit terkecil dari masyarakat.
1.2. Terdiri atas dua orang atau lebih.
1.3. Adanya ikatan perkawianan dan pertalian darah.
1.4. Hidup dalam satu rumah tangga.
1.5. Dibawah asuhan seorang kepala keluarga.
1.6. Berinteraksi diantara sesama anggota keluarga
1.7. Setiap anggota keluarga mempunyai perannya masing-masing.
1.8. Menciptakan dan mempertahankan kebudayaan
2) Keperawaatan kesehatan keluarga
Menurut S.G. Bailon dan Aracelis Maglaya 1978
Perawatan kesehatan keluarga adalah tingkat perawatan kesehatan masyarakat
yang ditujukan atau dipusatkan pada keluarga sebagai unit atau kesatuan yang dirawat
dengan sehat sebagai tujuan melalui perawatan sebagai sarana penyalur (Nasrul
Effendi,1998:39)
b. Tipe keluarga
Terdiri dari :
1) Keluarga inti (nuclear family) adalah keluarga yang terdiri dari ayah, ibu, anak-anak.
2) Keluarga besar (extended family) adalah keluarga inti ditambah dengan sanak saudara,
misalnya nenek, kakek, keponakandan sebagainya .
3) Keluarga berantai (serial family) ialah keluarga yang terdiri dari wanita dan pria yang
menikah lebih dari satu kali dan merupakan satu keluarga inti.
4) Keluarga duda/janda (single family) adalah keluarga yang terjadi karena perceraian
atau kematian.
5) Keluarga berkomposisi (composite) adalah keluarga yang perkawinanya berpoligami
dan hidup secara bersama–sama.
6) Keluarga kabitas (cahabitasia) adalah dua orang menjadi satu tanpa pernikahan tetapi
membentuk suatu keluarga .
c. Keluarga sebagai unit keperawatan
Alasan keluarga sebagai unit pelayanan (R.B freedman, 1981) adalah sebagai berikut :
1) Keluarga sebagai unit utama masyarakat dan merupakan lembaga yang menyangkut
kehidupan masyarakat .
2) Keluarga sebagai suatu dapat menimbulkan, mencegah, mengabaikan atau
memperbaiki masalah – masalah dalam kelompoknya
3) Masalah-masalah kesehatan dalam keluarga saling berkaitan dan apabila salah satu
angota keluarganya mempunyai masalah kesehatan akan berpengaruh terhadap anggota
keluarga yang lain.
4) Dalam memelihara kesehatan anggota keluarga sebagai individu ( pasien ) keluarga
tetap berperan sebagai pengambil keputusan dalam memelihara kesehatan anggota
keluarganya yang menderita hipertensi.
5) Keluarga merupakan perantara yang efektif dan mudah dalam upaya kesehatan bagi
anggota keluarga yang menderita sakit hipertensi.
d. Factor yang mempengaruhi sehat - sakit
Faktor yang mempengaruhi status kesehatan individu dan keluarga menurut H. L Bloom
yaitu
1) Faktor lingkungan
Faktor lingkungan yang dapat mencegah terjadinya penyakit hipertensi adalah dengan
cara menghindari adanya stres
2) Faktor social budaya
a). Factor social budaya yang dapat mempengaruhi penyakit hipertensi adalah :
(1) Kebiasaan merokok
(2) Kebiasaan mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
(3) Pola diet tidak teratur
(4) Bila sakit tidak segera berobat
b) Status social budaya yang dapat meningkatkan stasus kesehatan pada kasus hipertensi
adalah :
(1) Menghindari kebiasaan merokok.
(2) Mengurangi konsumsi makanan yang banyak mengandung garam .
(3) Menjaga berat badan dan olah raga yang terratur
(4) Melakukan konril yang teratur
3) Pelayanan kesehatan
Pelayanan kesehatan sangat diperlukan untuk menurunkan angka kesakitan dan
kematian akibat hipertensi
4) Faktor keturunan
Penyakit hipertensi merupakan penyakit yang bersifat genetic
e. Tugas keluarga dalam pemeliharaan kesehatan
Menurut Freedman (1981) keluarga mempunyai lima (5) tugas memelihara
kesehatan keluarga khususnya keluarga yang anggotanya menderita penyakit hipertensi
yaitu :
1) Mengenal gangguan dan perkembangan kesehatan setiap anggota keluarga tentang
gejala hipertensi
2) Mengambil keputusan untuk melakukan tindakan yang tepat terhadap angota keluarga
yang menderita penyakit hpertensi
3) Memberikan perawatan kepada anggota keluarga yang menderita hipertensi
4) Mempertahankan suasana di rumah yang menguntungkan kesehatan dan perkembangan
kepada anggota keluarganya
5) Mempertahankan hubungan timbal balik dengan fasilitas kesehatan yang dapat
mengatasi penyakit hipertensi.
f. Peran perawat dalam memberi asuhan keperawatan pada keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
Dalam proses membantu keluarga yang menderita penyakit hipertensi maka peran
perawat diperlukan sebagai berikut :
1) Pengenal tentang gejala hipertensi
Perawat membatu keluarga untuk mengenal tentang gejala penyakit hipertensi .
2) Pemberi perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi . Dalam
memberikan perawatan pada anggota keluarga yang menderita penyakit hipertensi,
perawat memberikan kesempatan kepada keluarga untuk mengembangkan kemampuam
mereka dalam melaksanakan perawatan dan memberikan demonstrasi kepada keluarga
bagaimana merawat anggota keluarga yang menderita hipertensi.
3) Koordinator pelayanan kesehatan kepada keluarga yang menderita penyakit hipertensi .
Perawat melakukan hubungan yang terus menerus dengan kelurga yang menderita
penyakit hipertensi, sehingga dapat menilai, mengetahui masalah dan kebutuhan
keluarga serta mencari cara penyelesaian masalah penyakit yang sedang dihadapi
4) Fasilitator
Menjadikan pelayanan kesehatan dengan mudah untuk mengenal masalah pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi dan mencari alternatif pemecahanya .
5) Pendidik kesehatan
Perawat dapat berperan sebagai pendidik untuk merubah perilaku keluarga dari perilaku
tidak sehat menjadi sehat dalam mencegah penyakit hipertensi
6) Penyuluh dan konsultasi
Perawat berperan sebagai petunjuk dalam asuhan keperawatan dasar terhadap keluarga
yang anggotanya mederita penyakit hipertensi.
2. Hipertensi
a. Pengertian
Hypertensi adalah meningkatnya tekanan darah baik tekanan sistolik dan
diastolic serta merupakan suatu factor terjadinya kompilikasi
penyakitt kardiovaskuler (Soekarsohardi,1999 : 151)
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah sistolik dan diastolic diatas
standar dihubungkan dengan usia (Gede Yasmin,1993 : 191).
Dari definisi – definisi diatas dapat disimpulkan bahwa :
Hipertensi adalah peningkatan tekanan darah baik sistolik maupun diastolic
diatas normal sesuai umur dan merupakan salah satu factor resiko terjadinya
kompilkasi penyakit kardiovaskuler.
b. Etiologi
Hipertensi dapat dikelompokan dalam dua kategori :
1) Hipertensi primer artinya belum diketahui penyebabnya yang jelas.
Berbagai faktor yang turut berperan sebagai penyebab
hipertensi seperti berrtambahnya usia , factor psikologis, dan keturunan.
Sekitar 90 % hipertensi tidak diketahui penyebabnya .
2) Hipertensi sekunder telah diketahui penyebabnya seperti stenosis arteri renalis,
penyakit parekim ginjal, Koartasio aorta. Hiperaldosteron, pheochromositoma dan
pemakaian oral kontrasepsi.
Adapun factor pencetus hipertensi seperti, keturunan, jenis kelamin, umur,
kegemukan, lingkungan, pekerjaan, merokok, alcohol dan social ekonomi
(Susi Purwati , 2000 : 25)
c. Patofisiologi.
Jantung adalah sistim pompa yang berfungsi untuk memompakan darah keseluruh
tubuh, tekanan teresebut bergantung pada factor cardiac output dan tekanan peririfer.
Pada keadaan normal untuk memenuhi kebutuhan metabolisme jaringan tubuh yang
meningkat diperlukan peningkatan cardiac output dan tekanan perifer menurun .
Konsumsi sodium (garam) yang berlebihan akan mengakibatkan meningkatnya
volume cairan dan pre load sehingga meningkatkan cardiac aouput. Dalam sistim
Renin - Angiotensien - aldosteron pada patogenesis hipertensi, glandula supra renal
juga menjadi factor penyebab oleh karena faktor hormon
. Sistim Renin mengubah angiotensin menjadi angiotensin I kemudian angitensin I
menjad angiotensin II oleh Angitensi Convertion Ensym (ACE)
Angiotensin II mempengaruhi Control Nervus Sistim dan nervus pereifer yang
mengaktifkan sistim simpatik dan menyebabkan retensi
vaskuler perifer meningkat . Disamping itu angiotensin II mempunyai
efek langsung terhadap vaskuler smoot untuk vasokonstruksi renalis.
Hal tersebut merangsang adrenal untuk mengeluarkan aldosteron yang akan
meningkatkan extra Fluid volume melalui retensi air dan natrium.
Hal ini semua akan meningkatkan tekanan darah melalui peningkatan cardiac outp
ut. (Jurnlistik international cardiovaskuler,1999 )
d. Komplikasi yang mungkin terjadi akibat hipertensi seperti ,
penyakit jntung koroner, gagal jantung ,gagal ginjal ,kerusakan mata, dan kerusakan
pembuluh darah otak ( Sri Rahayu, 2000 : 22,23 dan patologi penyakit jantung
RSUD.dr Soetomo,1997).
e. Perawatan pada penderita hipertensi adalah sebagai berikut :
1) Pengaturan diit
2) Berolah raga
3) Obat-obatan penurun takanan darah antara lain : ga secara teratur
4) Menghilangkaan rasa takut
a) Diuretik : Hidrochlortiasid,Furosemid dll.
b) Betabloker :Proparnolol, dll.
c) Alfabloker : Prazosin dll.
d) Penghambat ACE : Kaptopril dll.
e) Antagonis Kalsium : Diltiasem dll.(farmakologi FKUI,1995)
f. Nutrisi
Dalam merencanakan menu makanan untuk penderita hipertensi ada beberapa
factor yang perlu diperhatikan yaitu keadaan berat badan, derajat hipertensi,aktifitas
dan ada tidaknya komplikasi. Sebelum pemberian nutrisi pada penderita hipertensi,
diperlukan pengetahuan tentang jumlah kandungan natrium dalam bahan
makanan. Makan biasa (untuk orang sehat rata-rata mengandung 2800 – 6000 mg per
hari). Sebagian besar natrium berasal dari garam dapur.
Untuk mengatasi tekanan darah tinggi harus selalu memonitor kadaan tekanan darah
serta cara pengaturan makanan sehari-hari. Secara garis besar ada 4 (empat) macam diit
untuk menanggulangi atau minimal mempertahankan tekanan darah yaitu :
1) Diet rendah garam
Diet rendah garam pada hakekatnya merupakan diet dengan mengkonsumsi
Makanan tanpa garam.Garam dapur mempunyai kandungan 40% Natrium.
Sumber sodium lainnya antara lain makanan yang mengandung soda kue, baking
powder, MSG (Mono Sodium Glutamat),Pengawet makanan atau natrium bensoat
biasanya terdapat dalam saos,kecap,selai,jelli,makanan yang terbuat dari mentega.
Penderita tekanan darah tinggi yang sedang menjalankan diet pantang garam
memperhatikan hal sebagai berikut :
a) Jangan menggunakan garam dapur
b) Hindari makanan awetan seperti kecap, margarie, mentega, keju, trasi, petis, biscuit,
ikan asin, sardensis, sosis dan lain-lain.
c) Hindari bahan makanan yang diolah dengan menggunakan bahan makanan tambahan
atau penyedap rasa seperti saos.
d) Hindari penggunaan beking soda atau obat-obatan yang mengandung sodium.
e) Batasi minuman yang bersoda seperti cocacola, fanta, seperait
2) Diet rendah kolesterol / lemak.
Didalam tubuh terdapat tiga bagian lemak yaitu kolesterol, trigliserida, dan pospolipid.
Sekitar 25 – 50 % kolesterol berasal dari makanan dapat diarsorbsi oleh tubuh sisanya
akan dibuang lewat faeces. Beberapa makanan yang mengandung kolestero tinggi yaitu
daging, jeroan, keju keras, susu, kuning telur, ginjal, kepiting, hati dan kaviar. Tujuan
diet rendah kolesterol adalah menurunkan kadar kolestero serta menurunkan berat badan
bila gemuk. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam mengatur nutrisi pada hypertensi
adalah :
a) Hindari penggunaan minyak kelapa, lemak, margarine dan mentega.
b) Batasi konsumsi daging, hati, limpa dan jenis jeroan.
c) Gunakan susu full cream.
d) Batasi konsumsi kuning telur, paling banyak tiga butir per minggu.
e) Lebih sering mengkonsumsi tahu, tempe, dan jenis kacang-kacang lainnya.
f) Batasi penggunaan gula dan makanan yang manis-manis seperti sirup, dodol.
g) Lebih banyak mengkonsumsi sayur-sayuran dan buah – buahan.
3) Diet kalori bila kelebihan berat badan. Hypertensi tidak mengenal usia dan bentuk
tubuh seseorang. Meski demikian orang yang kelebihan berat badan akan beresiko
tinggi terkena hypertensi. Salah satu cara untuk menanggulanginya dengan melakukan
diet rendah kalori, agar berat badannya menurun hingga normal. Dalam pengaturan
nutrisi perlu diperhatikan hal berikut :
a) Asupan kalori dikurangi sekitar 25 % dari kebutuhan energi atau 500 kalori untuk
penurunan 0,5 kg berat badab per minggu.
b) Menu makanan harus seimbang dan memenuhi kebutuhan zat gizi.
c) Perlu dilakukan aktifitas olah raga ringan.
Contoh menu untuk penderita hypertensi :
1 piring nasi ( 100 gram ), 1 potong daging ( 50 gram ), 1 mangkok sup ( 130 gram ), 1
potong tempe ( 50 gram ), 1 potong pepaya ( 100 gram ), ( Sri Rahayu, 2000 ).
e. Dampak masalah.
1) Terhadap individu.
a) Pola persepsi dan tata laksana hidup sehat.
Hypertensi merupakan penyakit yang tidak diketahui penyebabnya oleh penderita.
Kurangnya pengetahuan klien terhadap penyakit hypertensi, sebagian besar timbul tanpa
gejala yang khas.
b) Pola nutrisi dan metabolisme.
Pada penderita hypertensi sering mengalami keluhan kepala pusing dan bila
berlangsung lama disertai mual-mual dan muntah.
c) Psikologi.
Penderita hypertensi biasanya iritabel, mudah marah dan tersinggung.
d) Pola tidur dan istirahat
Pada klien hypertensi mengalami gangguan tidur sering terbangun karena sering sakit
kepala dan tegang pada leher bagian belakang.
e) Pola persepsi dan pengetahuan.
Pada klien hipertensi sering terjadi kebosanan akan prosedur pengobatan yang lama ,diet,
olah raga, merokok, minuman beralkohol.
f) Pada pola tata nilai dan kepercayaan
Klien akan merasa cemas akan kesembuhan penyakitnya dan merasa tidak berdaya
dengan keberadaan sekarang.
2) Terhadap keluarga
a) Merepotkan dalam memberikan perawatan ,pengaturan diet, mengantar kontrol dan
manambah beban biaya hidup yang terus –menerus.
b) Produktifitas menurun. Apabila hipertensi mengena kepala keluarga yang berperan
sebagai pencari nafkah untuk kebutuhan keluarga ,maka akan menghambat kegiatannya
sehari-hari untuk kegiatan seperti semula.
c) Psikologi .
Peran kepala akan diganti oleh anggoata keluarga yang lain.
3) Terhadap masyarakat
Dengan adanya klien hipertensi dimasyarakat memungkinkan terjadi perubahan
peran dalam masyarakat Selain itu akan menimbulkan kecemasan terhadap masyarakat
dan akan terjadi ancaman kehilangan salah satu anggotanya. .
4) Pelayanan kesehatan
Mengamati prevalensi penyakit hipertensi yang semakin meningkat,maka akan
terjadi beban pelayanan kesehatan di masa yang akan datang.
B. Asuhan Keperawatan
Proses keperawatan adalah metode ilmiah yang digunakan secara sistimatis untuk
mengkaji dan menentukan masalah kesehatan dan keperawatan
keluarga,melaksanakan asuhan keperawatan ,serta implementasi keperawatan terhadap
keluarga sesuai rencana yang telah direncanakan /dibuat serta mengevaluasi hasil
asuhan keperawatan yang telah dilaksanakan .
1. Pengkajian
a. Penjajakan pertama
Tujuan penjajakan tahap pertama adalah untuk mengetahui masalah yang dihadapi oleh
keluarga.
1) Pengumpulan data
Merupakan informasi yang diperlukan untuk mengukur masalah kesehatan ,status
kesehatan, kesanggupan keluarga dalam memberikan perawatan pada anggota
keluarga .
a) Struktur dan sifat anggota keluarga
1. Anggota –anggota keluarga dan hubungan dengan kepala keluarga.
2. Data demografi : umur,jenis kelamin, kedudukan dalam keluarga.
3. Tempat tinggal masing-masing anggota keluarga,
4. Macam struktur anggota keluarga apakah matrikat,patrikat berkumpul atau menyebar.
5. Anggota keluarga yang menonjol dalam pengambilan keputusan.
6. Hubungan dengan anggota keluarga termasuk dalam perselisihan yang nyata ataupun
tidak nyata.
7. Kegiatan dalam hidup sehari-hari,kebiasaan tidur,kebiasaan makan dan penggunaan
waktu senggang
b) Faktor sosial budaya dan ekonomi
(1) Pekerjaan
(2) Penghasilan
(3) Kesanggupan untuk memenuhi kebutuhan primer
(4) Jam kerja ayah dan ibu
(5) Siapa yng menentukan keuangan dan penggunaannya
c) Faktor lingkungan
(1) Perumahan
(a) Luas rumah
(b) Pengaturan dalam rumah
(c) Persediaan sumber air
(d) Adanya bahan kecelakaan
(e) Pembuangan sampah
(2) Macam lingkungan / daerah rumah
(3) Fasilitas social dan lingkungan
(4) Fasilitas transportasi dan kesehatan
d) Riwayat kesehatan
(1) Riwayat kesehatan dari tiap anggota keluarga
(2) Upaya pencegahan terhadap penyakit
(3) Sumber pelayanan kesehatan
(4) Perasepsi keluarga terhadap peran pelayanan dari petugas kesehatan.
(5) Pengalaman yang lalu dari petugas kesehatan.
e) Cara pengumpulan data
(1) Oservasi langsung : dapat mengetahui keadaan secara langsung.
(a) Keadaan fisik dari tiap anggota keluarga.
(b) Komunikasi dari tiap anggota keluarga
(c) Peran dari tiap anggota keluarga
(d) Keadaan rumah dan lingkungan
(2) Wawancara
Dapat mengetahui hal-hal :
(a) Aspek fisik
(b) Aspek mental
(c) Sosial budaya
(d) Ekonomi
(e) Kebiasaan
(f) Lingkungan
(3) Studi dokumentasi antara lain
(a) Perkembangan kesehatan anak
(b) Kartu keluarga
(c) Catatan kesehatan lainnya
(4) Dilakukan terhadap angota keluarga yang mengalami masalah kesehatan dan
keperawatan antara lain :
(a) Tanda-tanda penyakit
(b) Kelainan organ tubuh
2. Analisa data
Analisa data bertujuan untuk mengetahui masalah kesehatan yang dialami oleh
keluarga. Dalam menganalisis data dapat menggunakan Typologi masalah dalam
family healt care.
Permasalahan dapat dikategorikan sebagai berikut :
b) Ancaman kesehatan adalah : keadaan yang dapat memungkinkan terjadinya
penyakit,kecelakaan atau kegagalan dalam mencapai potensi kesehatan.
Contoh :
Riwayat penyakit keturunan dari keluarga seperti hipertensi
(2) Masalah nutrisi terutama dalam pengaturan diet
c) Kurang atau tidak sehat adalah : kegagalan dalam memantapkan kesehatan.
Contoh:
(1) Adakah didalam keluarga yang menderita penyakit hipertensi
(2) Siapakah yang menderita penyakit hipertensi
d) Krisis adalah : saat- saat keadaan menuntut terlampau banyak dari indivdu atau
keluarga dalam hal penyesuaian maupun sumber daya mereka.
Contoh :
Adakah anggota keluarga yang meninggal akibat hipertensi.
3. Penentuan prioritas masalah
Didalam menentukan prioritas masalah kesehatan keluarga menggunakan sistim
scoring berdasarkan tipologi masalah dengan pedoman sebagai berikut
K riteria Bobot
1. Sifat masalah
Skala : ancaman kesehatan
Tidak/kurang sehat
Krisis
2
3
1
1
2. Kemungikan masalah dapat diubah
Skala : Dengan mudah
Hanya sebagian
Tidak dapat
2
1
0
2
3. Potensia masalah untuk dicegah
Skala : Tinggi
Cukup
Rendah
3
2
1
1
4. Menonjolnya masalah
Skala : Masalah berat harus ditangani
Ada masalah tapi tidak perlu segera ditangani
Masalah tidak dirasakan
2
1
0
1
Skoring :
1.Tentukan skor untuk tiap kriteria
2.Skor dibagi dengan angka tertinggi dan kalikanlah dengan bobot
Skor X bobot
Angka tertinggi
3. Jumlahkanlah skor untuk semua criteria ,skor tertinggi 5 sama dengan seluruh bobot
b. Penjajakan pada tahap kedua
Tahap ini menggambarkan sampai dimana keluarga dapat melaksanakan tugas-tugas
kesehatan yang berhubungan dengan ancaman kesehatan,kurang /tidak sehat dan krisis
yamg dialami oleh keluarga yang didapat pada penjajakan tahap pertama.
Pada tahap kedua menggambarkan ketidak mampuan keluarga untuk melaklasanakan
tugas-tugas kesehatan serta cara pemecahan masalah yang dihadapi .
Karena ketidakmampuan keluarga dalam melaksanakan tugas-tugas kesehatan dan
keperawatan,maka dapat dirumuskan diagnosa keperawatan secara umum pada keluarga
yang menderita penyakit hipertensi antara lain :
1) Ketidak sanggupan keluarga mengenal masalah penyakit hipertensi berhubungan
dengan ketidaktahuan tentang gejala hipertensi
2) Ketidaksanggupan keluarga dalam mengambil keputusan dalam melaksanakan tindakan
yang tepat untuk segera berobat kesarana kesehatan bila terkena hipertensi berhubungan
dengan kurang pengetahuan klien/keluarga tentang manfaat berobat kesarana kesehatan
3) Ketidak mampuan merawat anggota keluarga yang sakit berhubungan dengan
kurangnya pengetahuan tentang penyakit hipertensi ,cara perawatan dan sifat penykit
hipertensi .
4) Keitdaksanggupan memelihara lingkungan rumah yang dapat mempengaruhi kesehatan
keluarga berhubungan dengan tadak dapat melihat keuntungan dan manfaat
pemeliharaan lingkungan serta kitidaktahuan tentang usaha pencegahan penyakit
hipertensi.
5) Ketidakmampuan menggunakan sumber yang ada di masyarakat guna memelihara
kesehatan berhubungan dengan kurangnya pengetahuan klien dan keluarga tersedianya
fasilitas kesehatan seperti JPS.,dana sehat dan tidak memahami manfaatnya.
Adapun diagnosa keperawatan yang berhubungan pengaturan diet pada klien hipertensi
adalah :
1) Ketidaktahuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi adalah berhubungan dengan kurangnya pengetahuan cara pengaturaan diet
yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet bagi
penderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara
pengaturan diet yang benar.
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makanan dalam
jumlah yang tepat.
4) Ketidakmampuan meenyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurangnya pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam
5) Ketidaktahuan menggunakan manfaat tanaman obat keluarga berhubungan dengan
kurangnya pengetahan tentang manfaat tanaman obat tersebut.
2 Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga adalah sekumpulan tindakan keperawatan yang
ditentukan oleh perawat untuk dilaksanakan dalam memecahkan masalah kesehatan dan
keperawatan yang telah diidentifikasi (Nasrul Effendi,1998 : 54 )
Rencana tindakan dari masing –masing diagnosa keperawatan khusus diet pada klien
hipertensi adalah :
a. Ketidakmampuan mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinya
hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan tentang cara pengaturan diet
yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu mengenal cara pengaturan diet bagi anggota keluarga yang menderita
penyakit hipertensi.
2) Kriteria hasil
a).Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batas pengaturan diet bagi anggota
kelurga yng menderita hipertensi.
b) Keluarga dapat memahami danmampu mengambil tindakan sesuai anjuran.
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi penderita
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga ,bagaiman caranya menyediakan makan-
makanan rendah garam bagi penderita hipertensi .
4) Rasional
a)Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga menimbulkan peresepsi yang negatip
sehingga dapat dijadikan motivasi untuk mengenal masalah khususnya nutrisi untuk
klieh hiperetensi
b)Dengan diberikan penjelasan keluarga mampu menyajikan makanan yang rendah garam.
b.Ketidak mampuan dalam mengambil keputusan untuk mengatur diet terhadap anggota
keluarga yang menderita hipertensi berhubungan dengan kurangnya pengetahuan
keluarga tentang manfaat dari pengaturan diet
1) Tujuan
Keluarga dapat memahami tentang manfaat pengaturan diet untuk klien hipertensi
2) Kriteria hasil
a) Keluarga mampu menjelaskan tentang manfaat pengaturan diet bagi klien hiperetensi
b) Keluarga dapat menyediakan makanan khusus untuk klien hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada keluarga tentang manfaat pengaturan diet untuk klien
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada keluarga jenis untuk klien hipertensi.
4) Rasionalisasi
a) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara
pengaturan
diet untuk klien hipertensi
b) Keluarga diharapkan mengetahui jenis makanan untuk penderita hipertensi.
c) Ketidakmampuan keluarga untuk menyediakan diet khusus bagi penderita
hipertensi
berhubungan kurangnya pengetahuan tentang cara pengolahan makanan dalam
jumlah yang benar.
1) Tujuan
Keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
2) Kriteria hasil
a) Kilen dan keluarga mampu menyediakan diet khusus untuk penderita hipertensi.
b) Keluarga mampu menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat bagi klien
hipertensi.
3) Rencana tindakan
a) Beriakan penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengolahan makanan untuki
klien
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jumlah makanan yang dikonsumsi oleh
klien hipertensi.
c) Beri contoh sederhana kepada klien dan keluarga untuk memnbuat makanan dengan
jumlah yang tepat.
4) Rasionalisasi.
a) Dengan diberikan penjelasan diharapkanklien dan keluarga dapat cara pengolahan
makanan untuk klien hipertensi.
b) Diharapkan klien dapat mengkonsumsi makanan sesuai yang dianjurkan.
c) Dengan diberikan contoh sederhana caara membuat makanan dalam jumlah yang
tepat
kilen dan keluarga mampu menjalankan /melaksanakaannya sendiri.
d. Ketidakmampuan menyediakan makanan rendah garam bagi penderita hipertensi
berhubungan dengan kurang pengetahuan dan kebiasaan sehari-hari yang
mengkonsumsi makanan yang banyak mengandung garam.
1) Tujuan
Seluruh anggota keluarga membiasakan diri setiap hari mengkonsumsi makanan yang
rendah garam.
2) Kriteria hasil
a) Klien dan keluarga dapat menjelaskan manfaat makanan yang rendah garam
b) Klien dan keluarga dapat menjelaskan jenis makanan yang banyak mengandung
garam.
c) Klien dan keluarga mau berubah kebiasaan dari mengkonsumsi makanan yang
banyak
mengandung garam.
3) Rencana tindakan.
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang pengaruh garan terhadap klien
hipertensi.
b) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makana yang banyak mengandung
garam.
c) Beri motivasi kepada klien dan keluarga bahwamereka mampu untuk merubah
kebiasaan yang kurang baik tersebut yang didasari padea niat dan keinginan untuk
merubah.
4) Rasional
a) Diharapkan klien dan keluarga memahami dan mengerti tentang pengaruh garam
terhadap klien hipertensi
b) Diharapkan klien dan keluarga dapat menghindari makanan yang banyak
mengandung
garam.
c) Dengan diberi motivasi diharapkan klien dan kelarga mau merubah sikapnya dari
yang
tidak sehat menjadi sehat
e) Ketidakmampuan menggunakan sumber pemanfaatan tanaman obat keluarga
berhubungan dengan kurang pengetahuan guna dari tanaman obat keluarga.
1) Tujuan
Diharapkan klien dan keluarga mampu memanfaatkan sumber tanaman obat keluarga.
2) Kriteria hasil
Klien dan keluarga dapat menyebutkan tanaman obat yang dapat membantu untuk
pengobatan hipertensi
3) Rencana tindakan
a) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat Toga.
b) Beri penjelasan kepada klien keluarga macam dan jenis tumbuhan /tanaman yang dapat
membantu menurunkan tekanan darah
c) Anjurkan kepada kepada klien dan keluarga agar berusaha memiliki tanaman obat
keluarga .
4) Rasional
a) Agar klien dan keluarga dapat memahami manfaat Toga.
b) Klien dan keluarga dapat mengetahui jenis tanaman yang dapat menurunkan tekanan
darah.
c) Dengan memiliki Toga sendiri klien dapat mengkonsumsi tanaman obat tersebut kapan
saja diperlukan.
3 Pelaksanaan
Pelaksanaan asuhan keperawatan pada anggota keluarga yang menderita
hipertensi sesuai rencana yang telah disusun.
Pada peleksanaan asuhan keperawatan keluarga dapat dilaksanakan antara lain :
a. Deteksi dini kasus baru.
b. Kerja sama lintas program dan lontas sektoral
c. Melakukan rujukan
d. Bimbingan dan penyuluhan. ( Pedoman Kerja Puskesmas, 1992 :6)
Evaluasi
Penilaian adalah tahap yang menentukan apakah tujuan tercapai (out put ) dan penilaian
selalu berkaitan dengan tujuan.Evaluasi juga dapat meliputi penilaian input dan porses.
Evaluasi sebagai suatu proses yang dipusatkan pada beberapa dimensi ;
a. Bila evaluasi dipusatkan pada tujuan kita memperhatikan hasil dari tindakan
keperawatan.
b. Bila evaluasi digunakan pada ketepatgunaan (effisiensi ),maka dimensinya dapat
dikaitkaan dengan biaya.,waktu,tenaga dan bahan.
c. Kecocokan (Apprioriatenes ) dari tindakan keperawatan adalah kesanggupan dari
tindakan keperawatan untuk mengatasi masalah.
d. Kecukupan (Adecuacy) dari tindakan keperawatan (Family Healt Care , 1989 : 97 )
DAFTAR PUSTAKA
Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Editor Ni Luh Gede
Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta
Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya
Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997
Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997
Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta
Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000 Jakarta
Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .Pengarang
Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
1997
Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta 1998
Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994
BAB III
TINJAUAN PUSTAKA
Proses penyusunan tinjauan kasus dengan asuhan keperawatan keluaraga yang
menderita hipertensi dengan masalah nutrisi pada Tuan IS .di RT V RW VI Kelurahan
Mojo dimulai tanggal 25 April sampai 30 Juni 2001 di wilayah kerja puskesmas
Mojo melalui proses pendekatan keperawatan sebagai berikut :
A Pengkajian
Penjajakaan tahap pertama
a Pengumpulan data
Pengumpulaan data dimulai tanggal 6 Mei 2001
Data yang diperoleh sebagai berikut :
1) Struktur dan sifat keluarga
a) Identitas kepala keluarga
Nama tuan Is. umur 65 tahun ,pendidikan SLTA,pekerjaan pensiunan PNS,agama
Islam,keadaan fisik sehat tidak pernah menderita penyakit kronis.
b) Identitas anggota keluarga
Nama Sunarsih 62 tahun istri ,pendidikan SLTP,pekerjaan ibu rumah tangga,agama
Islam ,penyakit yang diderita yaitu hipertensi sejak tahun 1990 sampai sekarang.
Anak pertama Sunaryo 37 tahun,pendidikan sarjana,pekerjaan swasta,tinggal pisah
dengan orang tua.
Anak kedua Kusmiati 31 tahun ,pendidikan SLTA,pekerjaan ibu rumah tangga,status
kawin,tinggal pisah.
Anak ketiga Sugeng 28 tahun, pendidikan SLTA,pekerjaan wiraswasta,belum
menikah ,tinggal bersama orang tua.
Anak keempat Sri rahayu umur 24 tahun,pendidikan SLTA ,pekerjaan karyawan
swasta,belum menikah,tinggal bersama orang tua.
Tipe keluarga adalah keluarga inti .
Yang paling dominan dalam pengambilan keputusan adalah ayah.
Hubungan antar anggota keluarga harmonis.
c) Kegiatan keluarga sehari hari
(1) Kebiasaan tidur anggota keluarga sehari kira-kira 7 sampai 8 jam per hari. Sedangkan
nyonya Sunarsih bila tekanan darahnya naik rata-rata tidur sehari 5 sampai 6 jam .
2. Kebiasaan makan
Makan 3 (tiga ) kali sehari dengan makan pokok beras.Keadaan fisik anggota keluarga
tidak terlalu gemuk kecuali nyonya S. Dalam menyiapkan dan menyajikan makan
secara bersama dan bergabung dengan nyonya S. yang menderita penyakit hipertensi.
Dalam makanan yang disajikan cukup banyak mengandung garam.
3. Kebiasaan penggunaan waktu senggang.
Penggunaan waktu senggang oleh Tuan Is dan nyonya S ,hanya membaca Koran dan
jarang berolah raga sedangkan anak-anak sibuk dengan pekerjaannya.
4. Situasi social budaya dan ekonomi.
Penghasilan tuan Is.sebulan rata-rata Rp.500.000 sebulan Sedangkan penghasilan anak-
anak rata-rata Rp.1.400.000 sebulan.Penggunaannya sebagian untuk kebutuhan hidup
sehari-hari dansisany ditabung.Sisa belanja disimpan untuk kebutuhan tak terduga yang
sifatnya mendadak.
2) Faktor situasi lingkungan.
a) Perumahan.
Ukuran 6 X 8 m2 terdiri dari dua kamar tidur, dapur, ruang tamu,ruang makan dan
kamar mandi serta kamar wc.
b) Sarana sanitasi .
Sumber air minum PDAM,ada saluram pembuangan air limbah,ada tempat sampah.
3) Riwayat kesehatan keluarga
a) Tn .Is dan ny.S. tidak ingat lagi jenis imunisasi yang didapatkan oleh anaknya.
b) Ibu tidak pernah mengikuti program KB.buatan tapi menggunakan KB alamiah.
c) Penyakit yang diderita oleh anggota keluarga.
Ny.S.menderita penyakit hipertensi sejak tahun 1990 sampai sekarang sedangkan
anggota keluarga yang lain tidak ada yang menderita penyakit kronis.
d) Ny.S pergi berobat kesarana kesehatan bila timbul gejala kepala pusing dan susah tidur.
e) Peran petugas kesehatan
Saran petugas kesehatan agar selalu berobat teratur dan mengikuti diet yang telah
dianjurkan.
Genogram
Keterangan : = Laki-laki
= Perempuan
=Klien
b. Analisa data
Masalah kesehatan yang dihadapi oleh keluarga tuan Is.disebabkan oleh factor
ketidaktahuan dan kurang pengetahuan tentang manfaat diet bagi klien hipertensi.
Dari factor tersebut menimbulkan ketidakmampuan keluarga untu mengatasi,masalah
kesehatan dan keperawatan yang dihadapi oleh keluarga.
Kondisi seperti ini mengakibatkan masalah kesehatan yang berkepanjangandan berlarut-
larut bagai suatu siklus myang tadak ada habisnya dalamj hidup keluarga.
Dari hasil pengumpuan data masalah yang dihadaapi oleh keluarga adalah sebagai
berikut.
1) Keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet bagi klien hipertensi.
2) Keluarga dan klien mengkonsumsi makanan yang cukup memngandung garam .
3) Cara pengolahan makan disatukan antara klien dan anggota keluarga yang lain.
4) Klien jarang kontrol kesarana kesehatan.
5) Ketidaksanggupan merawat klien hipertensi.
Dari masalah tersebut diatas akan timbul hal antara lain :
a) Ancaman kesehatan (keluarga tidak mengetahui cara pengaturan diet untuk klien
hipertensi ).
b) Kurang atau tidak sehat (adanya klien hipertensi dalam keluarga)
Setelah data dikumpulkan kemudian dianalisis sebagai berikut:
1. Kelompok data pertama
(a)Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan tidak mengetahui cara pengaturan diet
bagi klien hipertensi.
(b) Data obyektif :-
(c)Kemungkinan penyebab : kurang pengetahuan tentsng cara pengaturan diet untuk klien
hipertensi
(d) Masalah kesehatan :ancaman kesehatan yaitu cara pengaturan diet yang salah
` (2) Kelompok data kedua
(a) Data subyektif : Klien dan keluarga mengatakan mengkonsumsi makanan yang cukup
mengadung garam.
(b) Data obyektif : Tekanan darah 180/110 mmhg.BB. 68 kg, TB,164 cm.
(c) Kemungkinan penyebab :kurang pengetahuan klien dan keluarga akibat kelebihan
natrium dalam tubuh.
(d) Masalah kesehatan :ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.
(3) Kelompok data ketiga
(a) Data subyekti klien dan keluarga mengatakan pengolahan makan disatukan dengan klien
hipertensi dan anggota keluarga yang lain
(b) Data obyektif : Jumlah dan jenis makan sama dengan anggota keluarga yang lain
(c) Kemugkinan penyebab :Kurang penegetahuan klien dan keluarga cara pengoalahan
makanan untuk klien hipertensi.
(d) Msalah kesehatan : Ancaman kesehatan
.(4) Kelopok data keempat
(a) Data subyektif : Klien mengatakan pergi kontrol kesarana kesehatan bila timbul gejala
pusing dan tengkuk terasa tegang.
(b) Data obyektif : Klien berobat rata-rata satu kali sebulan
(c) Kemungkinan penyebab masalah : Kekurang tahuan klien dan keluarga tentang
komplikasi yang akan terjadi akibat hipertensi.
(d) Masalah kesehatan : ancaman kesehatan bagi klien hipertensi.
c. Proritas masalah
Untuk mengatasi masalah keluarga tuan Is.secara keseluruham tidak mungkin,oleh
karena itu perlu dilakukan proritas masalah kesehatan,mana masalah kesehatan dan
keperawatan yang mengancam kehidupan dan mengancam kesehatan keluarga .
Untuk membuat prioritas masalah tersebut berdasarkan scoring.
1) Mengetahui cara pengaturan diet untuk klien hipertensi.
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 2/2 x 1 1 Ancaman kesehatan.
2. Kemungkinan 2/2 x 2 2 Sumber-sumber dan tindakan
masalah dapat
diubah
untuk dapat memecahkan
masalah kesehatan dapat
dijangkau keluarga.
3. Potensi untuk
mencegah
masalah
3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya
hipertensi dapat dicegah dengan
makan makanan yang rendah
garam dan mengiuti diet
4. Menonjolnya
masalah
2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan segera
mengatasi masalah tersebut.
Total Skor 5
2) Klien mengkonsumsi makanan yang mengandung cukup garam
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Kurang/tidak sehat.
2. Kemungkinan
masalah dapat
diubah
2/2 x 2 2 Sumber daya perawatan
diantaranya pengetahuan dapat
memecahkan kesehatan.
3. Potensi untuk
mencegah
masalah
3/3 x 1 1 Untuk menghindari terjadinya
peningkatan tekanan darah salah
satu faktornya dengan diet rendah
garam
4. Menonjolnya
masalah
2/2 x 1 1 Keluarga menyadari dan perlu
segera diatasi .
Total Skor 5
3) Pengolahan makanan disatukan dengan klien
No Kriteria Perhitungan Skor Pembenaran
1. Sifat masalah 3/3 x 1 1 Kurang/tidak sehat.
2. Kemungkinan 1/2 x 2 1 Kurangnya pengetahuan klien
masalah dapat
diubah
dan keluarga cara pengolahan
makanan
3. Potensi untuk
mencegah
masalah
2/3 x 1 2/3 Tingkat pengetahuan dan
kesadaran klien dan keluarga
masih kurang
4. Menonjolnya
masalah
0 x 1 0 Tidak mengikuti anjuran yang
diberikan dan tidak dianggap
suatu masalah.
Total Skor 2 2/3
2 Penjajakan tahap kedua
Dimulai tanggal 6 Mei sampai 11 Mei 2001
Dari hasil analisa data diagnosa yang ada yaitu :
1) Ketidaktahuan keluarga masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab terjadinyan
hipertensi berhubungan dengan kurang pengetahuan klien dan keluarga tentang cara
pengaturan diet yang benar.
2) Ketidak sanggupan keluarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam pengaturan diet
bagi klien hipertensi dan selalu mengkonsumsi makan yang cukup mengandung garam
3) Ketidakmampuan untuk penyediaan diet khusus bagi klien hipertensi berhubungan
dengan kurangnya pengetahuan keluarga tentang cara pengolahan makan yang benar
untuk klien hipertensi
B . Perencanaan
Dari diagnosa diatas dapat dirumuskan untuk mendapatkan perencanaan selanjutnya
untuk diintervensi sesusai diagnosa.
1. Ketidaktahuan keluarga mengenal masalah nutrisi sebagai salah satu penyebab
terjadinya hipertensi
a. Tujuan
Keluarga mampu mengenal adaanya maslah cara pengaturan diet bagi klien hipertensi
b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menyebutkan secara sederhana batasan pengaturan diet bagi klien
hipertensi.
2) Keluarga dapat memahami dan mampu mengambil tindakan sesuai anjuran
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga cara pengaturan diet yang benar bagi
penderita hipertensi
2) Mengukur tekanan darah klien
d. Rasionalisasi
1) Dengan diberikan penjelasan menimbulkan persepsi yang positip sehingga diharapkan
dapat memberi motivasi kepada keluarga untuk mengenal masalah nutrisi
2) Dengan diberikan penjelasan diharapkan keluarga mengerti sehingga menyajikan
makanan yang rendah garam.
3) Mengevaluasi keadaan klien.
2. Ketidak saanggupan keuarga untuk memilih tindakan yang tepat dalam pengturan diet
bagi ,klien hipertensi.
a.Tujuan
Klien dan keluarga dapat memahami manfaat pengaturan diet untuk penderita hipertensi
b. Kriteria hasil
1) Keluarga mampu menjelaskan mamnfaat pengaturan diet bagi klien hipertensi.
Keluarga dapat menyiapkan makanan khusus untuk klien hipertensi.
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga manfaat pengaturan diet bagi klien
hipertensi.
2) Beri penjelasan kepada keluarga jenis makanan untuk klien hipertensi
d. Rencana tindakan
1) Dengan diberi penjelasan diharapkan keluarga mampu melaksanakan cara pengaturan
diet untuk klien hipertensi
2) Diharapkan keluarga mengetahui jenis makanan untuk klien hipertensi
Ketidaksanggupan keluarga untuk penyediaan diet khusus bagi klien.
a. Tujuan
Klien dan keluarga mampu mengolah makanan dalam jumlah yang tepat.
b. Kriteria hasil
1) Klien dan keluarga mampu menyebut jumlah makanan yang dikonsumsi oleh klien
2) Keluarga menyajikan makanan dalam jumlah yang tepat untuk klin.
c. Rencana tindakan
1) Beri penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan makanan untuk
klien .
2) Berikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang jumlah makanan yang
dikonsumsi oleh klien
3) Berikan contoh sederhana kepada klien dan keluarga tentang cara membuat makanan
dalam jumlah yang tepat
d. Rasionalisasi
1) Diharapkan klien dan keluarga dapat memahami cara pengolahan makanan untuk klien.
2) Klien mengkonsumsi makanan sesuai diet yang dianjurkan.
3) Dengan diberikan contoh yang sederhana cara membuat makanan dalam jumlah yang
tepat,klien dan kelaurga dapat melaksanakannya dengan sendiri.
Pelaksanaan
Pelaksanaan intervensi keperawatan sesuai rencana yang telah disusun
1. Diagnosa pertama
Tanggal 4 Juni 2001
a.Memberi penjelasan kepada keluarga dan klien tantang cara pengaturan diet yang benar
bagi klien hipertensi,seperti :
1) Untuk sarapan pagi : satu piring nasi putih (100 gr ),satu potong ikan panggang (50
gr),satu potong tahu goring isi sayur (50 gr),empat senduk capcay dan satu buah pisang
ambon.
2) Untuk makan siang
Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong daging (50 gr),satu mangkok sup (130
gr),satu potong tempe (50 gr),satu potong pepaya(100 gr)
3) Untuk makan malam
Satu piring nasi putih (100 gr),satu potong ikan (100 gr),satu mangkok sayur (130
gr),satu potong tempe (100 gr),satu buah pisang ambon (125 gr).
Jumlah zat gizi
Kalori :1,701 kal,protein 79 gr,karboidrat 25 gr,lemak 57,1 gr,vitamin A 1757
RE,vitamin C 90,7 mg,Calsium 793 mg,Ferum 21,3 gr dan natrium 528mg.
b. Mengukur tekanan darah klien (ny.S)
2. Diagnosa kedua
a. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga tentang manfat pengaturan diet bagi
klien hipertensi
b. Memberikan penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang dikonsumsi
oleh klien.
3. Diagnosa ketiga
a. Menberi penjelasan kepada klien dan keluarga tentang cara pengolahan makanan untuk
klien hipertensi.
b. Memberi penjelasan kepada klien dan keluarga jenis makanan yang dikonsumsi oleh
klien.
c. Memberi contoh sederhana kepada klien dan keluarga,cara membuat makanan dalam
jumlah yang tepat bagi klien.
Evaluasi
Untuk menilai suatu keberhasilan dari tindakan keperawatan yang telah
dilaksanakan,perlu dilakukan evaluasi yang mempunyai batas waktu tertentu.
Evaluasi dari hasil asuhan keperawatan pada keluarga tuan Is.ini dilaksanakan pada
tanggal 15 Juni dan 30 Juni 2001.
Adapun hasil dari asuhan keperawatan tersebut dapat dilihat pada perubahan sikap dan
perilaku serta pengetahuan klien dan keluarga.
Pada tanggal 15 juni 2001 klien dan keluarga mengatakan klien telah mengkonsumsi
makanan rendah garam dengan jumlah 9500 kalori per hari.Pengolahan makanan sudah
terpisah dengan klien dan anggota keluarga lain.Tekanan darah 160/100 mmHg.
Tanggal 30 juni 2001 klien dan keluarga mengatakan telah mengkonsumsi makanan
yang dianjurkan oleh tenaga kesehatan.Klien dan keluarga telah memahami manfaat
pengaturan diet untuk klien hipertensi dan berusaha untuk mengikuti anjuran yang telah
dianjurkan oleh petugas kesehatan.
Tensi 170/100 mmHg ,klien juga mengatakan ingin berobat secara teratur serta kontrol
yang terus menerus dan perawatan selanjutnya dirujuk ke puskesmas Mojo.
DAFTAR PUSTAKA
Proses keperawatan pada klien dengan gangguan sistim kardiovasculer. Editor Ni Luh
Gede Yasmin SKp. Penerbit buku kedokteran EGC I 1993 Jakarta
Patologi hipertensi Lab. SMF. Penyakit jantung RSUD.Dr.Soetomo 1997 Surbaya
Jurnalistik Guedilines for the management hipertention 1997
Jurnalistik International of Cardiovasculer Medicine,Surgery and patology 1997
Farmakologi dan terapi .Edisi IV FKUI 1995 Jakarta
Nutrisi untuk klien hipertensi Ir.Sri Rahayu dkk.2000 Jakarta
Keperawatan Komunitas dan kesehatan rumah ,pengkajian intervensi dan penyuluhan .Pengarang
Marcia Stanhope dan Ruth N. Knollmueler.Penerbit buku kedokteran EGC Jakarta
1997
Dasar Keperawatan Kesehatan Komunitas edisi II Nasrul Effendi editor Yasmin Asih penerbit
buku kedokteran EGC Jakarta 1998
Masalah hipertensi Prof.Dr.Moerdono penerbit Bhrata Karya Aksara Jakarta. 1994