LAPORAN PENDAHULUAN

16
LAPORAN PENDAHULUAN I. Konsep Medis A. Definisi Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Cedera pada tulang menimbulkan fraktur dan dislokasi. Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan sendi (intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan dislokasi sendi. Fraktur ini juga disebut fraktur dislokasi. Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/ rudapaksa atau tenaga fisik yang ditentukan jenis dan luasnya trauma. Fraktur klavikula adalah salah satu jenis fraktur yang terjadi akibat dari kecelakaan lalu lintas, kecelakaan dalam olahraga, trauma yang terjadi ketika jatuh dengan posisi tangan sebagai penumpu dan bisa juga trauma tersebut langsung mengenai klavikula. B. Etiologi Fraktur dapat terjadi akibat adanya tekanan yang melebihi kemampuan tulang dalam menahan tekanan. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontrkasi otot ekstrem. Umumnya fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada tulang. Fraktur

description

nknklnkj

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUAN

I. Konsep Medis

A. Definisi

Fraktur merupakan hilangnya kontinuitas tulang, baik yang bersifat total

maupun sebagian, biasanya disebabkan oleh trauma. Cedera pada tulang

menimbulkan fraktur dan dislokasi. Fraktur juga dapat terjadi di ujung tulang dan

sendi (intra-artikuler) yang sekaligus menimbulkan dislokasi sendi. Fraktur ini juga

disebut fraktur dislokasi.

Fraktur adalah terputusnya kontinuitas tulang, retak atau patahnya tulang yang

utuh, yang biasanya disebabkan oleh trauma/ rudapaksa atau tenaga fisik yang

ditentukan jenis dan luasnya trauma.

Fraktur klavikula adalah salah satu jenis fraktur yang terjadi akibat dari

kecelakaan lalu lintas, kecelakaan dalam olahraga, trauma yang terjadi ketika jatuh

dengan posisi tangan sebagai penumpu dan bisa juga trauma tersebut langsung

mengenai klavikula.

B. Etiologi

Fraktur dapat terjadi akibat adanya tekanan yang melebihi kemampuan tulang

dalam menahan tekanan. Fraktur dapat disebabkan oleh pukulan langsung, gaya

meremuk, gerakan puntir mendadak dan bahkan kontrkasi otot ekstrem. Umumnya

fraktur disebabkan oleh trauma dimana terdapat tekanan yang berlebihan pada

tulang. Fraktur cenderung terjadi pada laki-laki (dibawah 25 tahun), biasanya

berhubungan dengan olahraga, pekerjaan atau luka yang disebabkan oleh kecelakaan

kendaraan bermotor.

Pada orang tua , perempuan (diatas 75 tahun) lebih sering mengalami fraktur

daripada laki-laki yang berhubungan dengan meningkatnya insiden osteoporosis

yang terkait dengan perubahan hormon pada menopause.

Menurut sejarah, fraktur klavikula merupakan cedera yang sering terjadi

akibat jatuh dengan posisi lengan terputar/tertarik keluar (out streched hand) dimana

trauma dilanjutkan dari pergelangan tangan sampai klavikula. Namun, baru-baru ini

telah diungkapkan bahwa sebenarnya mekanisme secara umum patah tulang

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN

klavikula adalah hantaman langsung ke bahu atau adanya tekanan yang keras ke

bahu akibat jatuh atau terkena pukulan benda keras.

C. Manifestasi

Manifestasi klinis fraktur adalah nyeri, hilangnya fungsi, deformitas,

pemendekan ekstremitas, krepituis, pembekakan lokal dan perubahan warna. Gejala

umum fraktur adalah rasa sakit, pembekakan dan kelainan bentuk. Adapun

penjelasannya sebagai berikut :

1. Nyeri terus-menerus dan bertambah beratnya sampai fragmen tulang di

imobilisasi. Spasme otot yang menyertai fraktur merupakan bentuk bidai

alamiah yang dirancang untuk meminimalkan gerakan antar fragmen tulang.

2. Pergeseran fragmen pada fraktur lengan atau tungkai menyebabkan

deformitas (terlihat maupun teraba) ekstremitas yang bisa diketahui dengan

membandingkan ekstremitas normal.

3. Pada fraktur tulang panjang, terjadi pemendekan tulang yang sebenarnya

karena kontraksi otot yang melekat diatas dan dibawah tempat fraktur.

4. Saat ekstremitas diperiksa dengan tangan, teraba adanya derik tulang

(krepitus) yang teraba akibat gesekan antara fragmen satu dengan yang

lainnya. Uji krpitus dapat mengakibatkan kerusakan jaringan lunak yang

lebih berat.

5. Pembengkakan dan perubahan warna lokal pada kulit terjadi sebagai akibat

trauma dan perdarahan yang mengikuti fraktur. Tanda ini bisa terjadi setelah

beberapa jam atau hari setelah cedera.

D. Anatomi

Tulang klavikula atau tulang selangka berhubungan dengan os. Sternum di

sebelah medial dan dilateral tulang ini berhubungan dengan as. Scapula pada

acromion yang dapat diraba sebagai tonjolan di bahu bagian lateral. Tulang ini

termasuk jenis tulang pipa yang pendek, walaupun bagian lateral tulang ini tampak

pipih. Bentuknya seperti huruf S terbalik, dengan bagian medial yang melengkung

ke depan dan bagian lateral agak melengkung ke belakang. Permukaan atasnya

relatif lebih halus dibanding dengan permukaan inferior.

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN

Ujung medial atau ujung sternal mempunyai facies articularis sternalis yang

berhubungan dengan discus articularis sendi atau articulatio sternoclavicularis.

Gambar 1. Anatomi tulang klavikula

E. Patofisiologi

Fraktur klavikula paling sering disebabkan oleh mekanisme kompressi atau

penekanan, paling sering karena suatu kekuatan yang melebihi kekuatan tulang

tersebut dimana arahnya dari lateral bahu, baik karen jatuh, kecelakaan olahraga

ataupun kecelakaan kendaraan bermotor.

Pada daerah tengah tulang klavikula tidak diperkuat oleh otot ataupun

ligamen-ligamen seperti pada daerah distal dan proksimalnya. Klavikula bagian

tengah juga merupakan transition point antara bagian lateral dan medial. Hal ini

yang menjelaskan mengapa pada daerah ini paling sering terjadi fraktur

dibandingkan daerah distal atau proksimal.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN

Gambar 2. Fraktur klavikula

F. Klasifikasi fraktur

1. Menurut jumlah garis fraktur :

a. Simple fraktur (terdapat satu garis fraktur)

b. Multiple fraktur (terdapat lebih dari satu garis fraktur)

c. Comminutive fraktur (banyak garis fraktur / fragmen kecil yang lepas)

2. Menurut luas garis fraktur :

a. Fraktur inkomplit (tulang tidak terpotong secara langsung)

b. Fraktur komplit (tulang terpotong secara total)

c. Hair line fraktur (garis fraktur hampir tidak tampak sehingga tidak ada

perubahan bentuk tulang)

3. Menurut bentuk fragmen :

a. Fraktur transversal (bentuk fragmen melintang)

b. Fraktur obligue (bentuk fragmen miring)

c. Fraktur spiral (bentuk fragmen melingkar)

4. Menurut hubungan antara fragmen dengan dunia luar :

a. Terbuka (fraktur yang merusak jaringan kulit, karena adanya hubungan

dengan lingkungan luar maka fraktur ini potensial terjadi infeksi ), terbagi

atas :

1) Tipe I (pecahan tulang menembus kulit, kerusakan jaringan

sedikit, kontaminasi ringan, luka <1 cm.

2) Tipe II (kerusakan jaringan sedang, resiko infeksi lebih besar luka

>1 cm.

3) Tipe III (luka besar sampai 8 cm, kehancuran otot, kerusakan

neurovaskuler, kontaminasi besar.

b. Fraktur tertutup (fraktur tanpa adanya komplikasi, kulit masih utuh, tulang

tidak menonjol melalui kulit)

Lokasi patah tulang pada klavikula diklasifikasikan menjadi 3 kelompok

yaitu :

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN

1. Kelompok 1 : Patah tulang pada 1/3 tengah tulang klavikula (insiden kejadian

75-80 % ). Pada daerah ini tulang lemah dan tipis, umumnya terjadi pada

pasien yang muda.

2. Kelompok 2 : Patah tulang klavikula pada 1/3 distal (insiden kejadian 15-

25%), yang terbagi menjadi 3 tipe berdasarkan lokasi ligamen

coracoclavicular (yakni coroid dan trapezoid) yaitu :

a. Tipe I : Patah tulang secara umum pada daerah distal tanpa adanya

perpindahan tulang maupun gangguan ligamen coracoclavicular.

b. Tipe II A : Fraktur tidak stabil dan terjadi perpindahan tulang, ligamen

coracoclavicular masih melekat pada fragmen.

c. Tipe II B : Terjadi gangguan ligamen coracoclavicular, salah satunya

terkoyak ataupun keduanya.

d. Tipe III : Patah tulang pada bagian distal klavikula yang melibatkan AC

joint

e. Tipe IV : Ligamen coracoclavicular tetap utuh melekat pada perioteum,

sedangkan fragmen proksimal berpindah keatas

3. Kelompok 3 : Patah tulang klavikula pada 1/3 proksimal (5%) pada kejadian

ini biasanya berhubungan dengan cidera neurovaskuler.

G. Tahap penyembuhan tulang

1. Haematom

Dalam 24 jam mulai pembukan daran dan haematom. Setelah 24 jam

suplai darah ke ujung frktur meningkat. Haematom ini mengelilingi fraktur da

tidak diabsorbsi selama penyembuhan tapi berubah dan berkembang menjadi

granulasi

2. Proliferasi sel

Sel-sel dari lapisan dalam periosteum berproliferasi pada sekitar

fraktur. Sel ini menjadi prekusor dari osteoblast, osteogenesis berlangsung terus,

lapisan fibrosa periosteum melebihi tulang. Beberapa hari di periosteum

meningkat dengan fase granulasi membentuk collar di ujunf fraktur

3. Pembentukan callus

Dalam 6-10 hari setelah fraktur, jaringan granulasi berubah dan

terbentuk callus. Terbentuk kartilago dan matrik tulang berasal dari

pembentukan callus. Callus menganyam massa tulang dan kartilago sehingga

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN

diameter tulang melebihi normal. Hal ini melindungi fragmen tulang tapi tidak

memberikan kekuatan, sementara itu terus meluas melebihi garis fraktur.

4. Ossification

Callus yang menetap menjadi tulang kaku karena adanya penumpukn

garam kalsium dan bersatu di ujung tulang. Proses ossifikasi dimulai dari callus

bagian luar, kemudian bagian dalam dan berakhir pada bagian tengah. Proses ini

terjadi selama 3-10 minggu.

5. Consolidasi dan remodelling

Terbentuk tulang yang berasal dari callus, dibentuk dari aktivitas osteoblast

dan osteoklast.

H. Pemeriksaan penunjang

1. Pemeriksaan Rotgen (Menentukan lokasi/luas fraktur)

2. Scan Tulang, Tomogram, Scan CT/MRI (Memperlihatkan fraktur; juga dapat

digunakan untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak)

3. Arteriogram (Digunakan bila kerusakan vaskuler dicurigai)

4. Hitung Darah lengkap (Ht mungkin meningkat(hemokonsentrasi) atau menurun

(perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada trauma multipel).

Peningkatan jumlah leukosit adalah respons stress normal setelah trauma.

5. Kreatinin (Trauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal)

6.  Profil Koagulasi (perubahan dapat terjadi kehilangan darah,  transfusi

multipel,atau cedera hati).

I. Penatalaksanaan

Penatalaksanaan pada fraktur klavikula ada dua pilihan yaitu dengan tindakan

bedah atau operative treatment dan tindakan non bedah atau konservatif.

Pada prinsipnya, penanganan patah tulang klavikula adalah untuk mencapai

penyembuhan tulang dengan tingkat morbiditas, hilangnya fungsi dan sisa kelainan

bentuk yang minimum. Kebanyakan patah tulang klavikula telah berhasil ditangani

dengan metode tanpa operasi. Perawatan non- operative dengan cara mengurangi

gerakan di daerah patah tulang. Tujuan penanganan adalah menjaga bahu tetap dalam

posisi normalny dengan cara reduksi tertutup dan imobilisasi.

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN

Pada orang dewasa dan anak-anak biasanya pengobatannya konservatif tanpa

reposisi yaitu dengan pemasangan mitela. Reposisi tidak diperlukan, apalagi pada

anak karena salah-sambung klavikkula jarang menyebabkan gangguan pada bahu,

baik fungsi maupun kekuatannya. Kalus yang menonjol kadang secara kosmetik

mengganggu meskipun lama-kelamaan akan hilang dengan proses pemugaran. Yang

penting pada penggunaan mitela ialah letak tangan lebih tinggi daripada tingkat siku,

analgetik dan latihan gerak jari dan tangan pada hari pertama dan latihan gerak bahu

setelah beberapa hari.

Adapun tindakan yang dapat diambil yakni :

1. Reduksi fraktur terbuka atau tertutup : tindakan manipulasi fragmen-fragmen

tulang yang patah sedapat mungkin untuk kembali seperti letak semula.

2. Imobilisasi fraktur dapat dilakukan dengan fiksasi eksterna atau interna

3. Mempertahankan dan mengembalikan fungsi dengan cara :

a. Reduksi dan imobilisasi harus dipertahankan sesuai kebutuhan

b. Pemberian analgetik untuk mengurangi nyeri

c. Status neurovaskuler (misal : peredaran darah, nyeri, perabaan gerakan)

dipantau

d. Latihan isometrik dan setting otot diusahakan untuk meminimalkan

atrofi disuse dan meningkatkan peredaran darah.

Tindakan pembedahan dapat dilakukan apabila terjadi hal-hal berikut :

1. Fraktur terbuka

2. Terdapat cedera neurovaskuler

3. Fraktur comminutes

4. Tulang memendek karena fragmen fraktur tumbah tindih

5. Rasa sakit karena gagal penyambungan ( non-union)

6. Masalah kosmetik karena posisi penyatuan tulang tidak semestinya (malunion)

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN

J. Komplikasi

1. Komplikasi akut

a. Cedera pembuluh darah

b. Pneumothorax

c. Haemothorax

2. Komplikasi lambat

a. Malunion : proses penyembuhan tulang berjalan normal terjadi dalam

waktu yang semestinya, namun tidak dengan bentuk asli atau abnormal.

b. Non-union : kegagalan penyambungan tulang setelah 4-6 bulan.

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN

II. Konsep keperawatan

A. Pengkajian

1. Pengumpulan data

a. Anamnesa

1) Identitas klien

Meliputi nama, jenis kelamin, umur, alamat, agama, bahasa yang

dipakai, status pernikahan, pendidikan, pekerjaan, no.register, tanggal

masuk rumah sakit, diagnosa medis.

2) Keluhan utama

3) Riwayat penyakit sekarang

B. Diagnosa

Page 10: LAPORAN PENDAHULUAN
Page 11: LAPORAN PENDAHULUAN
Page 12: LAPORAN PENDAHULUAN