Laporan Pendahuluan
-
Upload
arie-pangeran-kodok -
Category
Documents
-
view
35 -
download
5
description
Transcript of Laporan Pendahuluan
LAPORAN PENDAHULUAN
KELUARGA CHILD BEARING
A. Pengertian
Keluarga adalah dua atau lebih yang tergabung karena hubungan darah,
hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup satu rumah tangga,
berinteraksi satu sama lain dan didalam peranannya masing-masing dan menciptakan
dan mempertahankan suatu kebudayaan (Balion & Maglaya 1989).
Menurut Rodgers dalam Friedman (1998), keluarga childbearing adalah
keluarga yang menantikan kelahiran dimulai sampai kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai anak pertama berusia 30 bulan (2,5 tahun).
Menurut Duvall & Miller (1985) dalam Friedman (2002), keluarga
childbearing adalah keluarga yang dimulai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai bayi berusia 30 bulan. Keluarga childbearing adalah keluarga yang
berada pada tahap perkembangan ke II.
Dari beberapa pengertian diatas maka dapat disimpulkan secara umum bahwa
keluarga childbearing adalah keluarga yang berada pada tahap perkembangan ke II
mulai dari kehamilan sampai kelahiran anak pertama berlanjut sampai anak pertama
berusia 30 bulan.
B. Tahapan dan Tugas Perkembangan Keluarga
Tahapan dan tugas perkembangan keluarga adalah :
1. Pasangan pemula atau pasangan baru menikah
Tahapan ini dimulai saat dua insan dewasa mengikat janji melalui pernikahan
dengan landasan cinta dan kasih sayang. Tugas pada tahapan perkembangan
keluarga pemula antara lain saling memuaskan antara pasangan, beradaptasi
dengan keluarga besar dari masing-masing pihak, merencanakan dengan matang
jumlah anak, memperjelas masing-masing peran pasangan.
2. Keluarga Dengan “Child Bearing” (kelahiran anak pertama)
Tahapan ini dimulai saat ibu hamil sampai dengan kelahiran anak pertama dan
berlanjut sampai dengan anak pertama berusia 30 bulan. Tugas keluerga pada
tahapan ini antara lain : mempersiapkan biaya persalinan, mempersiapakan mental
calon oransg tua dan mempersiapkan berbagai kebutuhan anak. Apabila anak sudah
lahir tugas keluarga antara lain : memberikan ASI sebagai kebutuhan utama bayi
(minimal 6 bulan), memberikan kassih sayang, mulai mensosialisasikan dengan
lingkungan keluarga besar masing-masing pasangan, pasangan kembali melakukan
adaptasi karena kehadiran anggota keluarga termasuk siklus hubungan seks,
mempertahankan hubungan dalam rangka memuaskan pasangan.
3. Keluarga Dengan Anak Prasekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 2,5 tahun dan berakhir saat anak berusia 5
tahun. Tugas yang dimiliki pada keluarga dengan anak prasekolah diantaranya :
menanamkan nilai-nilai dan norma kehidupan, mulai menanamkan keyakinan
beragama, mengenalkan kultur keluarga, memenuhi kebutuhan bermain anak,
membantu anak dalam bersosialisasi, dengan lingkungan sekitar, menanamkan
tanggung jawab dalam lingkup kecil, memperhatikan dan memberikan stimulasi
bagi pertumbuhan dan perkembangan anak prasekolah.
4. Keluarga Dengan Anak Usia Sekolah
Dimulai saat anak pertama berusia 6 tahun dan berakhir saat anak berusia 12
tahun. Tugas yang dimiliki keluarga dengan anak usia sekolah antara lain :
memenuhi kebutuhan sekolah anak baik alat-alat sekolah maupun biaya sekolah,
membiasakan belajar teratur, memperhatikan anak saat menyelesaikan tugas-tugas
sekolahnya, memberikan pengertian pada anak bahwa pendidikan sangat penting
untuk mas depen anak, membantu anak dalam bersosialisasi lebih luas dengan
lingkungan sekitar.
5. Keluarga Dengan Anak Remaja
Dimulai saat anak pertama berusia 13 tahun dan berakhir saat anak berusia 19-
20 tahun. Keluarga dengan anak remaja berada dalam posisi dilematis, mengingat
anak sudah mulai menurun perhatiannya terhadap orang tua dibandingkan dengan
teman sebayanya. Pada tahapan ini seringkali ditemukan perbedaan pendapat
antara orang tua dan anak remaja, apabila hal ini tidak diselesaikan akan
berdampak pada hubungan selanjutnya.Tugas keluarga pada tahapan ini antara
lain : memberikan perhatian lebih pada anak remaja, bersama-sama mendiskusikan
tentang rencana sekolah ataupun kegiatan diluar sekolah, memberikan kebebasan
dalam batasan tanggung jawab, mempertahankan komunikasi terbuka dua arah.
6. Keluarga Dengan Melepas Anak Ke Masyarakat
Remaja yang akan beranjak dewasa harus sudah siap meninggalkan kedua
orang tuanya untuk memulai hidup baru, bekerja, dan berkeluarga, sehingga tugas
keluarga pada tahapan ini antara lain : mempertahankan keintiman pasangan,
membantu anak untuk mandiri, mempertahankan komunikasi, memperluas
hubungan keluarga antara orang tua dengan menantu, menata kembali peran dan
fungsi keluarga setelah ditinggalkan anak-anak.
7. Keluarga Dengan Tahapan Berdua Kembali
Tugas keluarga setelah ditinggal pergi anak-anaknya untuk memulai
kehidupan baru antara lain : menjaga keintiman pasangan, merencanakan kegiatan
yang akan datang, tetap menjaga komunikasi dengan anak-anak dan cucu,
mempertahankan kesehatan masing-masing pasangan.
8. Keluarga Dengan Masa Tua
Masa tua bisa dihinggapi perasaan kesepian, tidak berdaya, sehingga tugas
keluarga pada tahapan ini adalah : saling memberikan perhatian yang
menyenangkan antara pasangan, memperhatikan kesehatan masing-masing
pasangan, merencanakan kegiatan untuk mengisi waktu tua seperti dengan
berolahraga, berkebun, mengasuh cucu. Pada masa tua pasangan saling
mengingatkan akan adanya kehidupan yang kekal setelah kehidupan ini. (Santun &
Dermawan, 2008).
C. Tahap Perkembangan pada anak
1. Perkembangan Fungsi Mental dan personality
a. Fase oral (0-1 tahun)
Positif :
1) Memberikan kepuasan/kesenangan
2) Menghisap, menelan, memainkan bibir
3) Makan kenyang, tidur
Negatif :
1) Mengigit, mengeluarkan air liur
2) Marah , Menangis
b. Fase anal (1-3 tahun)
Dengan tubuh memberi kepuasan berkisar sekitar anus
Positif :
BAB/BAK dan senang melakukannya sendiri
Negatif :
Anak akan menahan dan mempermainkannya
c. Fase phalic (3-6 tahun)
Positif :
1) Memegang genetalia
2) Oedipus complek
Negatif :
1) Egosentris : sosial interaksi
2) Mempertahankan keinginanya.
2. Perkembangan Psikosial (Ericson)
a. Percaya vs tidak percaya (0-1 tahun)
1) Semua kebutuhan mutlak tergantung pada orang lain
2) Rasa aman dan percaya mutlak pada lingkungan
b. Otonomi vs rasa malu-malu/ragu-ragu (1-3 tahun)
1) Alat gerak dan rasa, telah matang
2) Perkembangan otonomi berfokus pada peningkatan kemampuan mengontrol
tubuhnya, diri dan lingkungan.
3) Menyadari bahwa ia dapat menggunakan kekuatannya untuk bergerak dan
membuat sesuatu sesuai dengan keinginannya.
c. Inisiatif vs rasa bersalah (3-6 tahun)
1) Anak belajar mengendalikan diri dan memanipulasi lingkungan
2) Rasa inisiatif mulai menguasai anak
3) Anak mulai menuntut untuk melakukan tugas
4) Kemampuan anak berbahasa meningkat
5) Rasa kecewa dan bersalah.
3. Perkembangan Kongnitif (Piaget)
a. Sensori motorik (lahir – 2 tahun
Menggunakan sistem pengindera, motorik dan benda-benda untuk mengenal
lingkungan.
b. Pre operasional (2-7 tahun)
Anak mampu menggunakan simbol kata-kata, mengingat masa lalu, sekarang
dan yang akan datang.
4. Pertumbuhan dan Perkembangan Usia Toddler
a. Masa mengeksplorasi lingkungan
b. Tugas tahap ini sukses membutuhkan trust pada saat bayi dan bimbingan orang
tua.
5. Pertumbuhan dan Perkembangan Anak Pra Sekolah (3-5 Tahun)
a. Rasa keingintahuan tentang hal-hal yang berada dilingkungan semakin besar
dan dapat mengembangkan pola sosialisasinya.
b. Anak sudah mulai mandiri dalam merawat diri sendiri : mandi, makan, minum,
mengosok gigi, BAB dan BAK.
D. Tahap Perkembangan Keluarga Childbearing
Menurut Duvall & Miller (1985) dan Charter & McGoldrick (1988) dalam
Friedman (2002), tugas perkembangan keluarga tahap ini antara lain adalah :
1. Membentuk keluarga muda sebagai sebuah unit yang mantap (mengintregasikan
bayi baru ke keluarga)
2. Rekonsiliasi tugas-tugas perkembangan yang bertentangan dan kebutuhan anggota
keluarga
3. Mempertahankan hubungan perkawinan yang memuaskan dengan pasangan
4. Memperluas persahabatan dengan keluarga besar dengan menambahkan peran
orang tua dan kakek nenek dalam pengasuhan
Menurut Spradley tugas perkembangan keluarga childbearing adalah: persiapan untuk
bayi, penataan role masing-masing dan tanggung jawab persiapan biaya, adaptasi
dengan pola hubungan seksual, pengetahuan tentang kehamilan, persalinan dan
menjadi orang tua.
Terhadap perhatian pelayanan kesehatan dimulai dari persiapan menjadi orang tua,
antara lain adalah :
1. Persiapan untuk melahirkan
2. Transisi menjadi orang tua
3. Perawatan bayi
4. Perawatan bayi yang sehat
5. Mengenali secara dini dan menangani masalah-masalah kesehatan fisik anak
dengan tepat
6. Imunisasi
7. Pertumbuhan dan perkembangan yang normal
8. Tindakan untuk keamanan
9. Keluarga berencana
10. Interaksi keluarga
11. Praktik kesehatan yang baik (mis: tidur, nutrisi dan olahraga)
E. Peran Keluarga Terhadap Childbearing
Dalam hal ini peran orang tua dapat dimulai selagi kehamilan membesar dan semakin
kuat saat bayi dilahirkan. Pada periode awal orang tua harus mengenali hubungan
mereka dengan anak. periode berikutnya orang tua dapat mencerminkan suatu waktu
untuk bersama-sama membangun kesatuan keluarga, periode waktu berkonsolidasi ini
meliputi peran negosiasi (suami istri, ibu-ayah,orang tua-anak,saudara-saudara) untuk
menetapkan komitmen . perode yang berlangsung akan membutuhkan waktu.
F. Komunikasi Keluarga Terhadap Keluarga
Dalam hal ini ikatan diperkuat melalui penggunaan respons seksual atau kemampuan
oleh kedua pasangan dalam melakukan interaksi orangtua-anak. Respon sensual dan
kemampuan yang dipakai dalam komunikasi antara orangtua dan anak meliputi:
1. Sentuhan
Sentuhan atau indera peraba, dipakai secara ekstensif oleh orangtua sebagai
suatu sarana untuk mengenali bayi yang baru lahir. Banyak ibu yang ingin meraih
anaknya yang baru lahir dan tali pusatnya dipotong, mereka mengangkat bayi ke
dada, merangkulnya kedalam pelukan. Begitu anak dekat dengan ibunya maka
anak akan mulai proses ekspoli
2. Kontak Mata
3. Suara
4. Aroma
G. Tugas Perkembangan Childbearing
1. Adaptasi perubahan anggota keluarga (peran, interaksi,seksual dan kegiatan)
2. Mempertahankan hubungan yang memuaskan dengan pasangan
3. Membagi peran dan tanggung jawab
4. Bimbingan orang tua tentang pertumbuhan dan perkembangan anak
5. Konseling KB post partum 6 minggu
6. Menata ruang untuk anak
7. Biaya / dana childbearing
8. Memfasilitasi role learning anggota keluarga
H. Msalah Yang Sering Muncul Pada keluarga Childbearing
1. Hubungan seksual dan sosial terganggu
Hubungan seksual antar pasangan umumnya menurun selama masa kehamilan dan
selama enam minggu periode pascapartum. Kesulitan seksual selama periode
pascapartum biasa terjadi, muncul akibat faktor peran baru yang dijalankan oleh
Ibu, akibat kelelahan dan merasa kehilangan ketertarikan seksual sementara suami
merasa “ditinggalkan atau disingkirkan”
2. Suami merasa diabaikan
Sebagian besar ayah secara tradisonal tidak diikutsertakan dalam proses
perinatal sehingga tentu saja hal ini membuat pria terlambat dalam melaksanakan
perubahan peran penting sehingga menghindari keterlibatan emosional mereka.
3. Peningkatan perselisihan
Pola komunikasi pernikahan yang baru, berkembang dengan hadirnya seorang
anak, pasangan suami istri dalam berhubungan satu sama lain memperlakukan
pasangannya sebagai pasangan hidup dan sebagai orang tua. Pola transaksional
pasangan terbukti berubah secara drastis. Feldman (1961) mengobservasi bahwa
orang tua bayi sedikit berbicara satu sama lain dan sedikit memiliki kesenangan,
kurang mnestimulsi percakapan dan menurunnya kualitas interaksi pernikahan
mereka. Beberapa orang tua merasa kewalahan dengan bertambahnya tanggung
jawab, terutama pada keluarga yang suami dan istrinya bekeja penuh waktu.
I. Phatway
Daftar Pustaka
Suprajitno,S.Kp.2004.”Asuhan Keperawatan Keluarga Aplikasi Dalam Prktik”. Jakarta.EGC
L, Jhonson dan Leny R.2010.Keperawatan Keluarga.Yogyakarta :Nuha Medika
Gde Manuaba, Ida Bagus. 1999. Memahami Kesehatan Reproduksi Wanita.Jakarta :Arcan
Setiadi.2008.Konsep dan Proses Keperawatan Keluarga.Yogyakarta:Graha Ilmu