LAPORAN PENDAHULUAN

12
Hemoroid I. Pengertian Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku kedoteran Dorland, 1998). Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998). II. Klasifikasi A. Hemoroid internal Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani. Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad : 1. Derajad I Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol dalam lumen. 2. Derajad II

description

HEMOROID

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

Page 1: LAPORAN PENDAHULUAN

Hemoroid

I. Pengertian

Hemoroid adalah dilatasi vena hemoroidal interior atau superior (kamus saku

kedoteran Dorland, 1998).

Hemoroid adalah pembengkakan yang tidak wajar/ distensi vena di daerah

rectal yang tidak signifikan (D. D. Ignatavicius, 1998).

II. Klasifikasi

A. Hemoroid internal

Adalah pelebaran plexus hemoroidalis superior. Diatas garis mukokutan dan

ditutupi oleh mukosa diatas spingter ani.

Hemoroid internal dikelompokkan dalam 4 derajad :

1. Derajad I

Hemoroid menyebabkan perdarahan merah segar tanpa rasa nyeri sewaktu

defekasi. Tidak terdapat prolaps dan pada pemeriksaan terlihat menonjol

dalam lumen.

2. Derajad II

Hemoroid menonjol melalui kanal analis pada saat mengejan ringan tetapi

dapat masuk kembali secara spontan.

3. Derajad III

Hemoroid akan menonjol saat mengejan dan harus didorong kembali

sesudah defekasi.

4. Derajad IV

Hemoroid menonjol keluar saat menegejan dan tidak dapat didorong

masuk kembali.

Page 2: LAPORAN PENDAHULUAN

B. Hemoroid Eksternal

Adalah hemoroid yang menonjol keluar saat mengejan dan tidak dapat

didorong masuk.

Hemoroid eksternal dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu :

Akut

Bentuk hemoroid akut berupa pembengkakan bulat kebiruan pada pinggir

anus dan sebenarnya merupakan hematoma. Walaupun disebut sebagai

hemoroid trombosis eksterna akut. Bentuk ini sering sangat nyeri dan gatal

karena ujung- ujung saraf pada kulit merupakan reseptor nyeri.

Kronik

Sedangkan hemoroid eksterna kronik satu atau lebih lipatan kulit anus yang

terdiri dari jaringan penyambung dan sedikit pembuluh darah.

III. Etiologi

Faktor penyebab hemoroid adalah :

oMengejan pada waktu defekasi

oKonstipasi menahun

oKelemahan dinding struktural dari dinding pembuluh darah

oHerediter

oPembesaran prostat

oPeningkatan tekanan intra abdomen

- Kehamilan

- Konstipasi

- Berdiri dan duduk terlalu lama

oFibroma uteri

oTumor rectum

oDiare

Page 3: LAPORAN PENDAHULUAN

oKongesti pelvis

IV. Tanda dan gejala pendukung adanya hemoroid

▪ Adanya trauma karena feses yang keras

▪ Adanya darah keluar dengan warna merah segar

▪ Adanya prolaps

▪ Timbulnya nyeri (hemoroid eksterna)

▪ Keluarnya mucus dan terdapatnya feses pada pakaian dalam

Page 4: LAPORAN PENDAHULUAN

V. Pathways

Konstipasi, diare, sering mengejan, kongesti pelvis pada kehamilan, fibroma

uteri, pembesaran prostat, tumor rectum.

Kongesti vena

(gangguan aliran balik dari vena hemoroidalis)

HEMOROID

Eksternal Internal

Pembengkakan sekitar anus

KronikAkut

Terdapat lipatan kulit anus

Nyeri/ gatal Nyeri

DRJ I DRJ II DRJ III DRJ IV

Intake serat adekuat

Sembuh

Anastesi

Post operasiIntra operasiPre operasi

Hemoroidektomi

Luka insisi

Gangguan volume cairan

PerdarahanCemas/ takut

Resti injuri

Nyeri

Saraf perifer terputus

Page 5: LAPORAN PENDAHULUAN

VI. Diagnosa keperawatan

1. Cemas / takut b/ d lingkungan baru, jauh dari orang yang disayangi,

kurang pengetahuan terhadap tindakan yang akan dilakukan.

2. Gangguan rasa nyaman nyeri b/ d organ saraf terputus.

3. Resiko injuri (jatuh dari bed) b/ d kesadaran menurun akibat anastesi.

4. Gangguan keseimbangan cairan dan elektrolit b/d perdarahan intra

operasi.

Page 6: LAPORAN PENDAHULUAN

VII. Intervensi

Diagnosa Tujuan Intervensi Rasional

PRE OP

Cemas b/d

penurunan

fungsi

kognitif dan

kurangnya

pengetahuan

terhadap

penyakitnya.

POST OP

Gangguan

rasa nyaman

nyeri

berhubungan

dengan

terputusnya

jaringan saraf

perifer

Setelah diberi penjelasan

tentang prosedur operasi

dan suport mentral dengan

KH :

- Pasien mengungkapkan

kondisinya

- Ekspresi wajah pasien

tidak tampak gelisah.

- Klien mau bertanya

tentang tindakan yang

akan dilakukan.

Rasa nyeri berkurang

setelah dilakukan tindakan

keperawatan selama 1 x 15

menit dengan KH

- pasien mengatakan nyeri

berkurang.

- Pasien menunjukan skala

nyeri pada angka 3.

- beri penjelasan tentang

prosedur yang akan

dilakukan pada klien

- Orientasikan klien pada

lingkungan yang baru

- Anjurkan klien untuk

berdoa

- Beri waktu klien untuk

bertanya

- Beri motivasi klien tentang

prosedur tindakan

- Dorong klien untuk

mengungkapkan

perasaannya

- Kaji TTV

- Teliti keluhan nyeri, catat

intensitasnya, lokasinya dan

lamanya

- Atur posisi senyaman

mungkin

- Ajarkan managemen

relaksasi

- Monitor TTV

Agar pasien

jelas dengan

prosedur apa

yang

dilakukan

Mengurangi

rasa cemas

pada pasien

-

Agar dapat

diketahui

skala nyerinya

pada derajat I-

IV, supaya

pasien tidak

tegang dan

timbul cemas

Page 7: LAPORAN PENDAHULUAN

POST OP

Resiko injuri

(jatuh dari

bed) b/ d

kesadaran

menurun

akibat

anastesi

INTRA OP

Gangguan

keseimbangan

cairan dan

elektrolit b/d

perdarahan

intra operasi

- Ekspresi wajah klien

rileks.

Meminimalkan penyebab

injuri dengan melakukan

tindakan 1x 15 menit, KH :

- Klien tidak jatuh dari bed

- Klien dalam posisi yang

nyaman

Volume cairan dalam tubuh

seimbang setelah dilakukan

1 x 10 menit dengan KH :

- TTV dalam batas normal :

TD : 120/80 mmHg

N : 80x/ menit

S : 35,4 0 C

R : 20 x/ menit

- Integritas kulit baik

- Seimbang antara input dan

out put

- Kolaborasi pemberian obat

analgetik

- Memberi bed tambahan

dikanan dan kiri klien

- Pantau posisi klien

- Memantau TTV

- Memantau intake dan

output cairan

- Memantau integritas cairan

Untuk

kenyamanan

pasien

Mengetahui

cairan intek

maupun

output apakah

seimbang atau

tidak.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUAN

DAFTAR PUSTAKA

Long, Barabara C. (1996). Perawatan Medikal Bedah 2. Jakarta: EGC

Priharjo, Robert. (1996). Pengkajian fisik Keperawatan. Jakarta: EGC

Smeltzer, Suzane. C dan Brenda G. Bare. (2002). Buku Ajaran Keperawatan

Medikal Bedah Bruner & Suddarth

Carpenito, Lynda Juall. (2001). Buku Saku Diagnosa Keperawatan. Jakarta: EGC

Page 9: LAPORAN PENDAHULUAN