LAPORAN PENDAHULUAN

10
LAPORAN PENDAHULUAN A. Masalah Utama Resiko perilaku kekerasan B. Proses Terjadinya Masalah 1. Definisi Perilaku kekerasan (agresif) adalah suatu bentuk perilaku yang diarahkan pada tujuan menyakiti atau melukai orang lain yang dimotivasi menghindari perilaku tersebut ( Kaplan dan Sadock, 1997). Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun orang lain. 2. Tanda dan gejala Gambaran klinis menurut Stuart dan Sundeen (1995) adalah sebagai berikut : a. Muka merah b. Pandangan tajam c. Otot tegang d. Nada suara tinggi e. Berdebat f. Kadang memaksakan kehendak Gejala yang muncul : a. Stress b. Mengungkapkan secara verbal c. Menentang.

description

aojdmnassiafjbdiuen,cna,hakoihfkcjd

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANA. Masalah UtamaResiko perilaku kekerasan

B. Proses Terjadinya Masalah1. DefinisiPerilaku kekerasan (agresif) adalah suatu bentuk perilaku yang diarahkan pada tujuan menyakiti atau melukai orang lain yang dimotivasi menghindari perilaku tersebut (Kaplandan Sadock, 1997).Perilaku kekerasan adalah keadaan dimana individu mengalami perilaku yang dapat membahayakan secara fisik baik pada diri sendiri maupun orang lain.2. Tanda dan gejalaGambaran klinis menurutStuartdan Sundeen (1995) adalah sebagai berikut :a. Muka merahb. Pandangan tajamc. Otot tegangd. Nada suaratinggie. Berdebatf. Kadang memaksakan kehendakGejala yang muncul :a. Stressb. Mengungkapkan secaraverbalc. Menentang.Gambaran klinis menurut Direktorat Kesehatan Jiwa, Direktorat Jendral Pelayanan Kesehatan Departemen Kesehatan RI (1994) adalah sebagai berikut :a. Pasif agresif1) Sikap suka menghambat\2) Bermalas-malasan3) Bermuka masam4) Keras kepala dan pendendam

b. Gejala agresif yang terbuka (tingkah laku agresif)1) Suka membantah2) Menolak sikap penjelasan3) Bicara kasar4) Cenderung menuntut secara terus-menerus5) Hiperaktivitas6) Bertingkah laku kasar disertai kekerasan3. Etiologi

a. FaktorpredisposisiSebagai faktor dari klien yang bertingkah laku agresif menurut Stuart dan Laria (1998)antaralain :1) Psikologis2) Perilaku3) Sosialbudaya4) Bioneurologisb. Faktor presipitasiMenurut Stuart dan Laria (1998) faktor pencetus dapat bersumber dari lingkungan atau interaksi dengan orang lain. Dari klien misalnya terputusnya percaya diri, yang kurang ketidakpercayaan dari situasi lingkungan misalnya lingkungan yang ribut, padat, penghinaan, dan kehilangan kemudian dari interaksi sosial seperti adanya konflik4. Akibat dan mekanismeResiko tinggi menciderai diri sendiri dan orang lain, seseorang dengan resiko perilaku kekerasan dimanadiamengalami kegagalan yang menyebabkan frustasi yang dapat menimbulkan respon menentang dan melawan seseorang melakukan hal sesuai dengan keinginannya akibatnya dia menunjukkan perilaku yang mal adaptif yang menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.5. Penyebab dan mekanismeHarga diri rendah, seseorang dengan Harga diri rendah, ia merasakan bahwa dirinya tidak mampu, tidak mempunyai keberdayaan untuk memecahkan masalah sehingga klien menggunakan respon mal adaptif perilaku kekerasan.

C. Pohon MasalahRisiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkungan

Resiko perilaku kekerasan

Harga diri rendah

D. Masalah Keperawatan1) Risiko menciderai diri sendiri, orang lain, dan lingkunganData :a. Muka merahb. Pandangan tajamc. Otot tegangd. Nada suara tinggie. Berdebatf. Kadang memaksakan kehendak

Gejala yang muncul :a. Stressb. Mengungkapkan secara verbalc. Menentangd. Menuntut2) Perilaku kekerasanData :a. Agresifb. Gaduhc. Gelisahd. Menyentuh orang lain secara menyakitkane. Mengancam, melukaif. Marah tingkat ringan sampai serius3) Harga diri rendahData :a. Kurang bergairahb. Tidak peduli lingkunganc. Kegiatan menurund. Banyak tidur siange. Tinggal di tempat tidur dengan waktu yang lamaf. Apatisg. Efek tumpul dankomunikasiverbal kurangE. Diagnosa Keperawatan1. Risiko menciderai diri sendiri, orang lain dan lingkungan.2. Resiko perilaku kekerasan.F. Rencana Tindakan KeperawatanResiko perilaku kekerasan1. Tujuan Umum :Klien tidak melakukan tindakan kekerasan.2. Tujuan khusus :1) yaitu klien dapat membina hubungansalingpercaya.Kriteria evaluasi :a. Wajah cerah, tersenyumb. Mau berkenalanc. Ada kontak matad. Bersedia menceritakan perasaanIntervensi :a. Beri salam setiap berinteraksib. Perkenalkan nama, nama panggilan perawat, dan tujuan perawat berinteraksi.c. Tanyakan dan panggil nama kesukaan klien.d. Tunjukkan sikap empati, jujur dan menepati janji setiap kali berinteraksi.e. Tanyakan perasaan klien dan masalah yang dihadapi klien.f. Dengarkan dengan penuh perhatian ungkapan perasaan klien2) yaitu klien dapat mengidentifikasi penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya :Kriteria evaluasi :a. Setelah 1 kali pertemuan klien menceritakan penyebab perilaku kekerasan yang dilakukannya.b. Menceritakan penyebab perasaan jengkel atau kesal baik dari didi sendiri maupun lingkungan.

Intervensi :Bantu klien mengungkapkan perasaan marahnya :a. Motivasi klien untuk menceritakan penyebab rasa kesal atau jengkelnya.b. Dengarkan tanpa menyela atau memberi penilaian setiap ungkapan perasaan klien.3) yaitu klien dapat mengidentifikasi tanda-tanda perilaku kekerasan.Kriteria evaluasi :Intervensi :Diskusikan dengan klien perilaku kekerasan yang dilakukannya selama inia. Motivasi klien menceritakan jenis-jenis tindak kekerasan yang selama ini pernah dilakukannya.b. Motivasi klien menceritakan perasaan klien setelah tindak kekerasan tersebut terjadi.c. Diskusikan apakah dengan tindak kekerasan yang dilakukannya masalah yang dialami bisa teratas4) yaitu klien dapat mengidentifikasi akibat perilaku kekerasan.Kriteria evaluasi :Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan akibat perilaku kekerasan yang dilakukannya selama ini :a. Diri sendiri : luka, dijauhi teman, dan lain-lain.b. Orang lain atau keluarga : luka, tersinggung, ketakutan, dan lain-lain.c. Lingkungan : barang atau benda rusak.Intervensi :Diskusikan dengan klien akibat negatif (kerugian) cara yang dilakukan pada :a. Diri sendiri, orang lain (keluarga, lingkungan.5) Yaitu klien dapat mengidentifikasi cara konstruktif dalam mengungkapkan kemarahan.Kriteria hasil :Setelah 1 kali pertemuan klien menceritakan tanda-tanda saat terjadi perilaku kekerasan.a. Tanda fisik : mata merah, tangan mengepal, ekspresi tegang, dan lain-lain.b. Tanda emosional : perasaan marah, jengkel dan bicara kasar.c. Tanda sosial : bermusuhan yang dialami saat terjadi perilaku kekerasan.Intervensi :Bantu klien mengungkapkan tanda-tanda perilaku kekerasan yang dialaminya.a. Motivasi klien menceritakan kondisi fisik (tanda-tanda fisik) saat perilaku kekerasan terjadi.b. Motivasi klien menceritakan kondisi emosinya (tanda-tanda emosinya) saat perilaku kekerasan terjadi.c. Motivasi klien menceritakan kondisi hubungan dengan orang lain (tanda-tanda sosial) saat perilaku kekerasan terjadi.6) Klien mengidentifikasi jenis perilaku kekerasan yang pernah dilakukannya.Kriteria evaluasi :Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan :a. Jenis-jenis ekspresi kemarahan yang selama ini telah dilakukannya.b. Perasaan saat melakukan kekerasan.c. Efektivitas cara yang dipakai dalam menyelesaikan masalah.Kriteria evaluasi :Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan :a. Menjelaskan cara-cara saat mengungkapkan marah.Intervensi :Diskusikan dengan klien :a. Apakah klien mau mempelajari cara baru mengungkapkan marah yang sehat.a) Jelaskan berbagai alternatif pilihan untuk mengungkapkan marah selama perilaku kekeraasn yang diketahui klien.b) Jelaskan cara-cara sehat untuk melakukan marah : Cara fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur, olah raga. Verbal : mengungkapkan bahwa dirinya sedang kesal pada orang lain. Spiritual: sembahyang, berdoa, dzikir, meditasi sesuai dengak keyakinanya masing-masing.7) Yaitu klien dapat mengidentifikasi cara mengontrol perilaku kekerasan.Kriteria evaluasi :Setelah 1 kali pertemuan klien memeragakan cara mengontrol perilaku kekerasan.Kriteria evaluasi :a. Fisik : nafas dalam, pukul bantal atau kasur.b. Verbal : mengungkapkan perasaan kesal atau jengkel pada orang lain tanpa menyakitic. Sosial : latihan asertif dengan orang lain.d. Spiritual : dxikir, berdoa, meditasi sesuai agamanyaIntervensi :a. Diskusikan cara yang mungkin dipilih dan anjurkan klien dan memilih cara yang mungkin untuk mengungkapkan kemarahan.

b. Latih klien memperagakan cara yang dipilih :a) Peragakan cara melakukan cara yang dipilihb) Jelaskan manfaat cara tersebutc) Anjurkan klien menirukan peragaan yang sudah dilakukanc. Beri penguatan pada klien, perbaiki cara yang masih belum sempurnaAnjurkan klien menggunakan cara yang sudah dilatih saat marah atau jengkel.Tujuan khusus 8 yaitu klien mendapat dukungan keluarga untuk mengontrol perilaku kekerasan.Kriteria evaluasi :Setelah 1 kali pertemuan keluarga menjelaskan :a) Cara merawat klien dengan perilaku kekerasanb) Mengungkapkan rasa puas dalam merawat klienIntervensi :a) Diskusikan pentingnya peran serta keluarga sebagai pendukung klien untuk mengatasi perilaku kekerasan.b) Diskusikan potensi keluarga untuk membantu klien mengatasi perilaku kekerasan.c) Jelaskan pengertian, penyebab akibat dan cara merawat klien perilaku kekerasan yang dapat dilaksanakan oleh keluarga.d) Peragakan cara merawat klien (mengenal perilaku kekerasan).e) Beri kesempatan keluarga untuk memperagakan ulang.f) Tanyakan perasaan keluarga setelah mencoba cara yang telah dilatihkan.8) Yaitu klien menggunakan obat sesuai program yang telah ditetapkan :Kriteria hasil :Setelah 1 kali pertemuan klien menjelaskan :a. Manfaat minum obat, kerugian tidak minum obat, nama obat, bentuk dan warna obat, dosis yang diberikan kepadanya, waktu pemakaian dan cara pemakaian, serta efek yang dirasakan.b. Klien menggunakan obat sesuai program.Intervensi :a) Jelaskan manfaat menggunakan obat secara teratur dan kerugian jika tidak minum obat.b) Jelaskan kepada klien : Jenis obat (nama, warna, dan bentuk obat) Dosis yang tepat untuk klien Waktu pemakaian Cara pemakaian Efek yang akan dirasakan klienc) Anjurkan klien : Minta dan menggunakan obat tepat waktu. Lapor ke perawat atau dokter jika mengalami efek yang tidak biasa. Beri pujian terhadap kedisiplinan klien menggunakan obat.