LAPORAN PENDAHULUAN

13
LAPORAN PENDAHULUAN ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISK Oleh RENY DWI NURMASARI 1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis) ISK (Infeksi Saluran Kemih) 2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penanganan) a. Pengertian Infeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat infeksi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala. b. Penyebab Bakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita

description

ISK

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN DENGAN ISKOleh RENY DWI NURMASARI

1. Kasus (masalah utama) (Diagnosa Medis)ISK (Infeksi Saluran Kemih)2. Proses terjadinya masalah (pengertian, penyebab, Patofisiologi, tanda & gejala, Penanganan)a. PengertianInfeksi saluran kemih adalah infeksi yang terjadi di sepanjang jalan saluran kemih, termasuk ginjal itu sendiri akibat infeksi suatu mikroorganisme. Untuk menyatakan adanya infeksi saluran kemih harus ditemukan bakteri di dalam urin. Suatu infeksi dapat dikatakan jika terdapat 100.000 atau lebih bakteri/ml urin, namun jika hanya terdapat 10.000 atau kurang bakteri/ml urin, hal itu menunjukkan bahwa adanya kontaminasi bakteri. Bakteriuria bermakna yang disertai gejala pada saluran kemih disebut bakteriuria bergejala. Sedangkan yang tanpa gejala disebut bakteriuria tanpa gejala.b. PenyebabBakteri yang sering menyebabkan infeksi saluran kemih adalah jenis bakteri aerob. Pada kondisi normal, saluran kemih tidak dihuni oleh bakteri atau mikroba lain, tetapi uretra bagian bawah terutama pada wanita dapat dihuni oleh bakteri yang jumlahnya makin berkurang pada bagian yang mendekati kandung kemih. Infeksi saluran kemih sebagian disebabkan oleh bakteri, namun tidak tertutup kemungkinan infeksi dapat terjadi karena jamur dan virus. Infeksi oleh bakteri gram positif lebih jarang terjadi jika dibandingkan dengan infeksi gram negatif.Lemahnya pertahanan tubuh telah menyebabkan bakteri dari vagina, perineum (daerah sekitar vagina), rektum (dubur) atau dari pasangan (akibat hubungan seksual), masuk ke dalam saluran kemih. Bakteri itu kemudian berkembang biak di saluran kemih sampai ke kandung kemih, bahkan bisa sampai ke ginjal.Bakteri infeksi saluran kemih dapat disebabkan oleh bakteri-bakteri di bawah ini:1) Kelompok anterobacteriaceae seperti:a) Escherichia colib) Klebsiella pneumoniaec) Enterobacter aerogenesd) Proteuse) Providenciaf) Citrobacter2) Pseudomonas aeruginosa3) Acinetobacter4) Enterokokus faecalis5) Stafilokokus sarophyticusc. PatofisiologiKebanyakan kasus terjadi disebabkan oleh karena mikroorganisme patogenik mencapai kandung kemih melalui uretra terjadi urethritis kemudian masuk kevesika urinaria terjadi cystisis selanjutnya naik keureter terjadi ureteritis, bila mencapai prostat pada laki-laki terjadi prostatitis dan akhirnya keginjal terjadi pyelonefritis.Infeksi saluran kemih dapat juga terjadi karena urine statis akibat adanya obstruksi / striktur pada saluran kemih. Refluks vesiko ureter menyebabkan aliran balik urine dari ureter kedalam kandung kemih dengan membawa bakteri dari anterior uretra dapat menjadi media perkembangbiakan (berkoloni) yang baik bagi kuman.d. Tanda dan gejalaTanda dan gejala ISK pada bagian bawah (sistitis):1) Nyeri yang sering dan rasa panas ketika berkemih2) Spasame pada area kandung kemih dan suprapubis3) Hematuria4) Nyeri punggung dapat terjadiTanda dan gejala ISK bagian atas (pielonefritis):1) Demam2) Menggigil3) Nyeri panggul dan pinggang4) Nyeri ketika berkemih5) Malaise6) Pusing7) Mual dan muntahe. Penanganan1) UrinalisisLakukan analisis air kemih dan analisis untuk kadar protein, darah, dan organisme. Urine yang mengandung kadar SDP yang meningkat (100000/ml organisme), serta didapati protein dan atau darah, mengindikasikan ISK. Kultur dan sensitifitas urine diambil, sehingga penentuan antibiotic organisme khusus dapat diidentifikasi.2) Penatalaksanaan cairan dan darahAsupan cairan ditingkatkan hingga 3-4l/hari, untuk mengencerkan urine, serta dosis pengobatan vitamin C atau jus berry dipakai untuk mengasamkan urine. Keasaman urine mengurangi perkembangan bakteri dan meningkatkan kerja antiseptic pada saluran kemih. Dapat diberikan obat sulonamid kerja-pendek, seperti nitrofurantoin, sesuai pesanan, kecuali ibu dalam masa kehamilan, sulfametoksasol atau trimetoprim juga bisa diberikan. Anti septic saluran kemih atau anti biotic sistemik dapat juga digunakan. Anti spasmotik atau analgesik urine, seperti fenazopiridin hidroklrida, bisa diberikan untuk mengurangi rasa ketidaknyamanan.3) Penatalaksanaan PielonefritisJika klien mengalami pielonefritis, ia dapat dirawat-inap untuk pengobatan dan pemantauan yang ketat, sehingga mencegah kerusakan ginjal permanen.Diberikan pengobatan perintra vena, dan dipasang kateter kandung kemih menetap. Berkurangnya gejala biasanya diperoleh dalam 24-48 jam.

b. Masalah Keperawatan dan data yang perlu dikaji1) Pola persepsi dan pemeliharaan kesehatana) Riwayat penyakit yang berhubungan dengan kandung kemih, trauma kandung kemih, infeksi saluran kemih berulangb) Personal hygiene yang salahc) Kebiasaan menahan BAKd) Riwayat penyakit DM2) Pola Nutrisi Metabolika) Intake minum yang kurangb) Mual, Muntahc) Anoreksiad) Demam, peningkatan suhu3) Pola Eliminasia) Sering berkemihb) Warna urine keruhc) Ketidakmampuan mengosongkan kandung kemihd) Hematuria (urine bercampur darah)e) Diare4) Pola Aktivitas dan Latihana) Bekerja di ruang ber ACb) Banyak dudukc) Kurang beraktivitasd) Malaise5) Pola Tidur dan IstirahatTidur terganggu karena nocturia6) Pola Persepsi dan Kognitifa) Nyeri Supra pubikb) Dysuriac) Rasa terbakar saat berkemihd) Spasme kandung kemihe) Low back pain

7) Pola Persepsi dan Konsep DiriMerasa rendah diri8) Pola Peran dan Hubungan dengan Sesama.a) Perasaan terasingb) Gangguan interaksi sosial9) Pola Reproduksi dan SeksualitasMenopause10) Pola Mekanisme Koping dan Toleransi Terhadap Stress.Stress tergantung individu11) Pola Sistem KepercayaanKeyakinan yang dianut oleh pasien

4. Diagnosis keperawatana. Nyeri akut berhubungan dengan peradangan parenkim ginjalb. Hipertermi berhubungan dengan pelepasan mediator inflamasic. Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan dalam pemekatan urined. Kekurangan volume cairan berhubungan dengan defisiensi reabsorbsie. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kontraktilitas otot polos dan peristaltik

3. 5. Rencana tindakan keperawatan (masing masing diagnosa minimal 5 rencana tindakan)No.DIAGNOSA KEPERAWATANTUJUAN DAN KRITERIA HASILINTERVENSI KEPERAWATAN

1Nyeri akut berhubungan dengan peradangan parenkim ginjalNOCPain levelPain controlComfort level

Kriteria hasil:a. Melaporkan bahwa nyeri berkurang dengan menggunakan manajemen nyerib. Menyatakan rasa nyaman setelah nyeri berkurangNICPain management1. Lakukan pengkajian nyeri secara komprehensif2. Observasi reaksi nonverbal dari ketidaknyamanan3. Gunakan teknik komunikasi terapiutik untuk mengetahui pengalaman nyeri pasien4. Kontrol lingkungan yang dapat mempengaruhi nyeri5. Ajarkan teknik non farmakologi untuk mengurangi nyeri6. Berikan analgetik untuk mengurangi nyeri7. Tingkatkan istirahat8. Evaluasi keefektifan kontrol nyeri9. Kolaborasikan dengan dokter jika ada keluhan dan tindakan manajemen nyeri yang tidak berhasil

2Hipertermi berhubungan dengan pelepasan mediator inflamasiNOCThermoregulation

Kriteria hasil:a. Suhu tubuh dalam rentang normalb. Nadi dan RR ddalam rentang normalc. Tidak ada perubahan warna kulit dan tidak ada pusingNICFever treatment1. Monitor suhu sesering mungkin2. Monitor warna dan suhu kulit3. Monitor tekanan darah, nadi, dan RR4. Monitor penurunan tingkat kesadaran5. Monitor intake dan output6. Berikan antipiretik7. Lakukan tapid sponge8. Kolaborasikan pemberian cairan intravena9. Kompres pasien pada lipat paha dan aksila10. Tingkatkan sirkulasi udara

3Gangguan eliminasi urine berhubungan dengan gangguan dalam pemekatan urineNOCUrinary elimination

Kriteria hasil:a. Intake cairan dalam rentang normalb. Bebas dari ISKc. Balance ciaran seimbangNIC1. Awasi pemasukan dan pengeluaran cairan2. Tentukan pola berkemih pasien3. Dorong meningkatkan pemasukan cairan4. Kaji keluhan kandung kemih penuh5. Observasi perubahan status mental, perilaku dan tingkat kesadaran6. Awasi pemeriksaan laboratorium: elektrolit, BUN, dan kretinin7. Lakukan tindakan untuk memelihara asam urine

4Kekurangan volume cairan berhubungan dengan defisiensi reabsorbsiNOCFluid balanceHydrationNutrition status: food and fluid intake

Kriteria hasil:a. Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normalb. Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normalc. Tidak ada tanda-tanda dehidrasiNICFluid management1. Pertahankan catatan intake dan output yang akurat2. Monitor status hidrasi3. Monitor vital sign4. Monitor berat badan5. Kolaborasikan pemberian cairan IV6. Monitor status nutrisi7. Berikan cairan IV pada suhu ruangan8. Dorong masukan oral9. Kolaborasikan dengan dokter

5Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan penurunan kontraktilitas otot polos dan peristaltikNOCNutritional status: food and fluid intakeNutritional status: nutrient intakeWeight control

Kriteria hasil:a. Adanya peningkatan BB sesuai dengan tujuanb. Berat badan ideal sesuai dengan tinggi badanc. Mampu mengidentifikasi kebutuhan nutrisid. Tidak ada tanda-tanda mal nutrisie. Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dan menelanf. Tidak terjadi penurunan BB yang berartiNICNutrition management1. Kaji adanya alergi makanan2. Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien3. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe4. Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C5. Berikan substansi gula6. Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi

Nutrition monitoring1. BB pasien dalam batas normal2. Monitor adanya penurunan berat badan3. Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi4. Monitor turgor kulit5. Monitor mual dan muntah6. Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva7. Monitor kalori dan intake nutrisi

6. Daftar pustakaAgus, Tessy. dkk,. 2001. Buku Ajar Ilmu Penyakit Dalam: Infeksi Saluran Kemih. Edisi: 3. Jakarta: FKUI.Bulecheck, M. Gloria. Et all. 2013. Nursing Intervention Classification (NIC) 6th edition. United State: Elsevier Mosby.Moorhead, Su. Et all. Nursig Outcome Classification (NOC) 5th edition. United State: Elsevier Mosby.M. Rendy Clevo & Margareth TH. 2012. Asuhan Keperawatan Medikal Bedah dan Penyakit Dalam. Yogyakarta: Nuha Medika.Smeltzer, Suzanne C. 2001. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddart. Alih bahasa: Agung Waluyo. Edisi 8. Jakarta: EGC.