LAPORAN PENDAHULUAN

12
LAPORAN PENDAHULAUN ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan I Mahasiswa Semester III Prodi DIV Keperawatan KDM I dan II Disusun oleh : Farida Sosiawati (P07120213018) Ichtiarfi Waryanuarita (P07120213020) KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA JURUSAN KEPERAWATAN 2014

description

laporan pendahuluan pada pasien gangguan jiwa

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULAUN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

Disusun Untuk Memenuhi Tugas Praktik Klinik Keperawatan I Mahasiswa Semester III Prodi DIV Keperawatan KDM I dan II

Disusun oleh :

Farida Sosiawati

(P07120213018)

Ichtiarfi Waryanuarita(P07120213020)

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLITEKNIK KESEHATAN YOGYAKARTA

JURUSAN KEPERAWATAN

2014

LAPORAN PENDAHULUANA. Definisi Oksigenasi

Oksigen adalah salah satu komponen gas dan unsur vital dalam proses metabolisme untuk mempertahankan kelangsungan hidup seluruh sel-sel tubuh. Secara norma elemen ini diperoleh dengan cara menghirup O2 ruangan setiap kali bernapas. (Wartonah Tarwanto, 2006)

Oksigen merupakan kebutuhan dasar paling vital dalam kehidupan manusia, dalam tubuh, oksigen berperan penting dalam proses metabolism sel tubuh. Kekurangan oksigan bisa menyebabkan hal yangat berartibagi tubu, salah satunya adalah kematian. Karenanya, berbagai upaya perlu dilakukan untuk mejamin pemenuhan kebutuhan oksigen tersebut, agar terpenuhi dengan baik. Dalam pelaksanannya pemenuhan kebutuhan oksigen merupakan garapan perawat tersendiri, oleh karena itu setiap perawat harus paham dengan manisfestasi tingkat pemenuhan oksigen pada klienya serta mampu mengatasi berbagai masalah yang terkait dengan pemenuhan kebutuhan tesebut.

Oksigenasi adalah proses penambahan oksigen O2 ke dalam sistem (kimia atau fisika). Oksigenasi merupakan gas tidak berwarna dan tidak berbau yang sangat dibutuhkan dalam proses metabolisme sel. Sebagai hasilnya, terbentuklah karbon dioksida, energi, dan air. Akan tetapi penambahan CO2 yang melebihi batas normal pada tubuh akan memberikan dampak yang cukup bermakna terhadap aktifitas sel.(Wahit Iqbal Mubarak, 2007)

B. Tujuan Pemberian Oksigenasi

1. Untuk mempertahankan oksigen yang adekuat pada jaringan

2. Untuk menurunkan kerja paru-paru

3. Untuk menurunkan kerja jantungC. Anatomi dan Fisiologi Sistem Pernapasan

1. Anatomi Sistem Pernapasan

a. Saluran Napas Atas1) Hidung

Terdiri dari bagian eksternal dan internal. Bagian eksternal menonjol dari wajah dan disangga oleh tulang hidung dan kartilago. Bagian internal hidung adalah rongga berlorong yang dipisahkan menjadi rongga hidung kanan dan kiri oleh pembagi vertikal yang sempit, yang disebut septum.

Rongga hidung dilapisi dengan membran mukosa yang sangat banyak mengandung vaskular yang disebut mukosa hidung Permukaan mukosa hidung dilapisi oleh sel-sel goblet yang mensekresi lendir secara terus menerus dan bergerak ke belakang ke nasofaring oleh gerakan silia2) Faring

Faring dibagi menjadi tiga region: nasal (nasofaring), oral (orofaring), dan laring (laringofaring) Fungsi faring adalah untuk menyediakan saluran pada traktus respiratorius dan digestif3) Laring Laring atau organ suara merupakan struktur epitel kartilago yang menghubungkan faring dan trakea Laring sering disebut sebagai kotak suara dan terdiri atas:Epiglotis

: daun katup kartilago yang menutupi ostium ke arah laring selama menelanGlotis

: ostium antara pita suara dalam laringKartilago tiroid

: kartilago terbesar pada trakea, sebagian dari kartilago ini membentuk jakun (Adam's apple)Kartilago krikoid

: satu-satunya cincin kartilago yang komplit dalam laring (terletak di bawah kartilago tiroid)

Kartilago artenoid: digunakan dalam gerakan pita suara dengan

kartilago tiroid ligamen yang dikontrol oleh

gerakan otot yang menghasilkan bunyi suara

(pita suara melekat pada lumen laring)4) Trakhea

Disebut juga batang tenggorok Ujung trakea bercabang menjadi dua bronkus yang disebut karinab. Saluran Napas Bawah5) Bronkus Terbagi menjadi bronkus kanan dan kiri Disebut bronkus lobaris kanan (3 lobus) dan bronkus lobaris kiri (2 bronkus) Bronkus lobaris kanan terbagi menjadi 10 bronkus segmental dan bronkus lobaris kiri terbagi menjadi 9 bronkus segmental Bronkus segmentalis ini kemudian terbagi lagi menjadi bronkus subsegmental yang dikelilingi oleh jaringan ikat yang memiliki : arteri, limfatik dan saraf

Bronkus segmental bercabang-cabang menjadi bronkiolus. Bronkiolus mengandung kelenjar submukosa yang memproduksi lendir yang membentuk selimut tidak terputus untuk melapisi bagian dalam jalan napas.6) Bronkiolus

Terdiri atas

Bronkiolus terminalis, yaitu bronkiolus membentuk percabangan menjadi bronkiolus terminalis (yang tidak mempunyai kelenjar lendir dan silia) Bronkiolus respiratori, dianggap sebagai saluran transisional antara jalan napas konduksi dan jalan udara pertukaran gas Duktus alveolar dan Sakus alveolar: Bronkiolus respiratori kemudian mengarah ke dalam duktus alveolar dan sakus alveolar dan kemudian menjadi alveoli7) Alveoli

Merupakan tempat pertukaran O2 dan CO2 . terdiri tas 3 tipe: Sel - sel alveolar tipe I: adalah sel epitel yang membentuk dinding alveoli Sel-sel alveolar tipe III: adalah makrofag yang merupakan sel-sel fagotosis dan bekerja sebagai mekanisme pertahanan8) Paru-paru

Merupakan organ yang elastis berbentuk kerucut Terletak dalam rongga dada atau toraks Kedua paru dipisahkan oleh mediastinum sentral yang berisi jantung dan beberapa pembuluh darah besar Setiap paru mempunyai apeks dan basis Paru kanan lebih besar dan terbagi menjadi 3 lobus oleh fisura interlobaris Paru kiri lebih kecil dan terbagi menjadi 2 lobus Lobos-lobus tersebut terbagi lagi menjadi beberapa segmen sesuai dengan segmen bronkusnyaPleura

Merupakan lapisan tipis yang mengandung kolagen dan jaringan elastis Terbagi mejadi 2 yaitu: Pleura parietalis yaitu yang melapisi rongga dada dan Pleura viseralis yaitu yang menyelubingi setiap paru-paru Diantara pleura terdapat rongga pleura yang berisi cairan tipis pleura yang berfungsi untuk memudahkan kedua permukaan itu bergerak selama pernapasan, juga untuk mencegah pemisahan toraks dengan paru-paru Tekanan dalam rongga pleura lebih rendah dari tekanan atmosfir, hal ini untuk mencegah kolap paru-paru

Berdasarkan tempatnya proses pernafasan terbagi menjadi dua dua yaitu:a. Pernapasan EksternalPernapasan eksternal (pernapasan pulmoner) mengacu pada keseluruhan proses pertukaran O2 dan CO2 antara lingkungan eksternal dan sel tubuh. Secara umum proses ini berlangsung dalam tiga langkah, yakni :1. Ventilasi pulmonerSaat bernapas, udara bergantian masuk-keluar paru melalui proses ventilasi sehingga terjadi pertukaran gas antara lingkungan eksternal dan alveolus. Proses ventilasi ini dipengaruhi oleh beberapa factor, yaitu jalan napas yang bersih, system saraf pusat dan system pernapasan yang utuh, rongga toraks yang mampu mengembang dan berkontraksi dengan baik, serta komplians paru yang adekuat.2. Pertukaran gas alveolarSetelah oksigen masuk alveolar, proses proses pernapasan berikutnya adalah difusi oksigen dari alveolus ke pembuluh darah pulmoner. Difusi adalah pergerakan molekul dari area berkonsentrasi atau bertekanan tinggi ke area berkonsentrasi atau bertekanan rendah. Proses ini berlangsung di alveolus dan membran kapiler, dan dipengaruhi oleh ketebalan membran serta perbedaan tekanan gas.3. Transpor oksigen dan karbon dioksidaTahap ke tiga pada proses pernapasan adalah tranpor gas-gas pernapasan. Pada proses ini, oksigen diangkut dari paru menuju jaringan dan karbon dioksida diangkut dari jaringan kembali menuju paru.b.Pernapasan InternalPernapasan internal (pernapasan jaringan) mengaju pada proses metabolisme intra sel yang berlangsung dalam mitokondria, yang menggunakan oksigen dan menghasilkan CO2 selama proses penyerapan energi molekul nutrien. Pada proses ini darah yang banyak mengandung oksigen dibawa ke seluruh tubuh hingga mencapai kapiler sistemik. Selanjutnya terjadi pertukaran O2 dan CO2 antara kapiler sistemik dan sel jaringan. Seperti di kapiler paru, pertukaran ini juga melalui proses difusi pasif mengikuti penurunan gradien tekanan parsial.D. Etiologia. Faktor Fisiologi

1. Menurunnya kemampuan mengikatO 2 seperti pada anemia

2. Menurunnya konsentrasi O2 yang diinspirasi seperti pada Obstruksi saluran pernafasan bagian atas

3. Hipovolemia sehingga tekanan darah menurun yang mengakibatkan terganggunya oksigen(O2)

4. Meningkatnya metabolisme seperti adanya infeksi, demam luka dan lain-lain

5. Kondisi yang mempengaruhi pergerakkan dinding dada seperti pada kehamilan, obesitas, muskulur sekeletal yang abnormal, penyakit kronis seperti TBC paru.

b. Faktor Perilaku

1. Nutrisi, misalnya gizi yang buruk menjadi anemia sehingga daya ikat oksigenberkurang.

2. Exercise, exercise atau kegiatan fisik ringan akan meningkatkan kebutuhan Oksigen

3. Merokok, nikotin menyebabkan vasokonstriksi pembuluh darah perifer dankoroner

4. Alkohol dan obat-obatan menyebankan intake nutrisi /Fe mengakibatkanpenurunan hemoglobin, alkohol menyebabkan depresi pusat pernafasan

5. Kecemasan ; menyebabkan metabolisme meningkat

E. Faktor yang Mempengaruhi OksigenasiFaktor-faktor yang mempengaruhi oksigenasi adalah:

1. Tahap Perkembangan

Saat lahir terjadi perubahan respirasi yang besar yaitu paru-paru yang sebelumnya berisi cairan menjadi berisi udara. Bayi memiliki dada yang kecil dan jalan nafas yang pendek. Bentuk dada bulat pada waktu bayi dan masa kanak-kanak, diameter dari depan ke belakang berkurang dengan proporsi terhadap diameter transversal. Pada orang dewasa thorak diasumsikan berbentuk oval. Pada lanjut usia juga terjadi perubahan pada bentuk thorak dan pola napas.

2. Lingkungan

Ketinggian, panas, dingin dan polusi mempengaruhi oksigenasi. Makin tinggi daratan, makin rendah PaO2, sehingga makin sedikit O2 yang dapat dihirup individu. Sebagai akibatnya individu pada daerah ketinggian memiliki laju pernapasan dan jantung yang meningkat, juga kedalaman pernapasan yang meningkat.

Sebagai respon terhadap panas, pembuluh darah perifer akan berdilatasi, sehingga darah akan mengalir ke kulit. Meningkatnya jumlah panas yang hilang dari permukaan tubuh akan mengakibatkan curah jantung meningkat sehingga kebutuhan oksigen juga akan meningkat. Pada lingkungan yang dingin sebaliknya terjadi kontriksi pembuluh darah perifer, akibatnya meningkatkan tekanan darah yang akan menurunkan kegiatan-kegiatan jantung sehingga mengurangi kebutuhan akan oksigen.

3. Gaya Hidup

Aktifitas dan latihan fisik meningkatkan laju dan kedalaman pernapasan dan denyut jantung, demikian juga suplay oksigen dalam tubuh. Merokok dan pekerjaan tertentu pada tempat yang berdebu dapat menjadi predisposisi penyakit paru.

4. Status Kesehatan

Pada orang yang sehat sistem kardiovaskuler dan pernapasan dapat menyediakan oksigen yang cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh. Akan tetapi penyakit pada sistem kardiovaskuler kadang berakibat pada terganggunya pengiriman oksigen ke sel-sel tubuh. Selain itu penyakit-penyakit pada sistem pernapasan dapat mempunyai efek sebaliknya terhadap oksigen darah. Salah satu contoh kondisi kardiovaskuler yang mempengaruhi oksigen adalah anemia, karena hemoglobin berfungsi membawa oksigen dan karbondioksida maka anemia dapat mempengaruhi transportasi gas-gas tersebut ke dan dari sel.5. Gangguan fungsi sistem pernapasan

Fungsi pernapasan dapat terganggu oleh kondisi-kondisi yang dapat mempengarhi pernapasan yaitu :a. Pergerakan udara ke dalam atau keluar parub. Difusi oksigen dan karbondioksida antara alveoli dan kapiler paruc. Transpor oksigen dan transpor dioksida melalui darah ke dan dari sel jaringan.Gangguan pada respirasi yaitu hipoksia, perubahan pola napas dan obstruksi sebagian jalan napas.

Hipoksia yaitu suatu kondisi ketika ketidakcukupan oksigen di dalam tubuh yang diinspirasi sampai jaringan. Hal ini dapat berhubungan dengan ventilasi, difusi gas atau transpor gas oleh darah yang dapat disebabkan oleh kondisi yang dapat merubah satu atau lebih bagian-bagian dari proses respirasi. Penyebab lain hipoksia adalah hipoventilasi alveolar yang tidak adekuat sehubungan dengan menurunnya tidal volume, sehingga karbondioksida kadang berakumulasi didalam darah.

Sianosis dapat ditandai dengan warna kebiruan pada kulit, dasar kuku dan membran mukosa yang disebabkan oleh kekurangan kadar oksigen dalam hemoglobin. Oksigenasi yang adekuat sangat penting untuk fungsi serebral. Korteks serebral dapat mentoleransi hipoksia hanya selama 3 - 5 menit sebelum terjadi kerusakan permanen. Wajah orang hipoksia akut biasanya terlihat cemas, lelah dan pucat.

6. Perubahan pola napas

Pernapasan yang normal dilakukan tanpa usaha dan pernapasan ini sama jaraknya dan sedikit perbedaan kedalamannya. Bernapas yang sulit disebut dyspnoe (sesak). Kadang-kadang terdapat napas cuping hidung karena usaha inspirasi yang meningkat, denyut jantung meningkat. Orthopneo yaitu ketidakmampuan untuk bernapas kecuali pada posisi duduk dan berdiri seperti pada penderita asma.

7. Obstruksi jalan napas

Obstruksi jalan napas lengkap atau sebagaian dapat terjadi di sepanjang saluran pernapasan di sebelah atas atau bawah. Obstruksi jalan napas bagian atas meliputi : hidung, pharing, laring atau trakhea, dapat terjadi karena adanya benda asing seperti makanan, karena lidah yang jatuh kebelakang (otrhopharing) bila individu tidak sadar atau bila sekresi menumpuk disaluran napas.

Obstruksi jalan napas di bagian bawah melibatkan oklusi sebagian atau lengkap dari saluran napas ke bronkhus dan paru-paru. Mempertahankan jalan napas yang terbuka merupakan intervensi keperawatan yang kadang-kadang membutuhkan tindakan yang tepat. Onbstruksi sebagian jalan napas ditandai dengan adanya suara mengorok selama inhalasi (inspirasi).

F. Patofisiologi Perubahan Fungsi Pernapasan1. HiperventilasiMerupakan upaya tubuh dalam meningkatkan jumlah O2 dalam paru-paru agar pernafasan lebih cepat dan dalam. Hiperventilasi dapat disebabkan karena kecemasan, infeksi, keracunan obat-obatan, keseimbangan asam basa seperti osidosis metabolik Tanda-tanda hiperventilasi adalah takikardi, nafas pendek, nyeri dada, menurunnya konsentrasi, disorientasi, tinnitus.2. HipoventilasiTerjadi ketika ventilasi alveolar tidak adekuat untuk memenuhi penggunaan O2 tubuh atau untuk mengeluarkan CO2 dengan cukup. Biasanya terjadi pada keadaaan atelektasis (Kolaps Paru). Tanda-tanda dan gejalanya pada keadaan hipoventilasi adalah nyeri kepala, penurunan kesadaran, disorientasi, ketidak seimbangan elektrolit.3. HipoksiaTidak adekuatnya pemenuhuan O2 seluler akibat dari defisiensi O2 yang didinspirasi atau meningkatnya penggunaan O2 pada tingkat seluler. Hipoksia dapat disebabkan oleh menurunnya hemoglobin, kerusakan gangguan ventilasi, menurunnya perfusi jaringan seperti pada syok, berkurannya konsentrasi O2 jika berada dipuncak gunung. Tanda tanda Hipoksia adalah kelelahan, kecemasan menurunnya kemampuan konsentrasi, nadi meningkat, pernafasan cepat dan dalam sianosis, sesak nafas.

G. Batasan Karakteristik

Mayor: Perubahan frekuensi pernafasan atau pola pernafasan (dari biasanya) Perubahan nadi (frekuensi, Irama dan kualitas) Dispnea pada usahan napas Tidak mampu mengeluarkan sekret dijalan napas Peningkatan laju metabolik Batuk tak efektif atau tidak ada batukMinor: Ortopnea Takipnea, Hiperpnea, Hiperventilasi Pernafasan sukar / berhati-hati Bunyi nafas abnormal Frekuensi, irama, kedalaman. Pernafasan abnormal Kecenderungan untuk mengambil posisi 3 titik (dukuk, lengan pada lutut,condong kedepan) Bernafas dengan bibir dimonyongkan dengan fase ekspirasi yang lama penurunan isi oksigen Peningkatan kegelisahan Ketakutan Penurunan volume tidal Peningkatan frekuensi jantung(Diagnosa keperawatan, Lynda Juall Carpennito, hal 383 387)

H. Diagnosa Keperawatan yang Lazim Muncul 1. Intoleransi aktivitas b.d ketidakseimbangan suplai oksigen, kelemahan dan kelainan jantung.2. Resiko infeksi b.d pertahanan tubuh tidak adekuat, status imun menurun, luka insersi intravena, cidera jaringan, trauma, malnutrisi.3. Perfusi jaringan serebral/ perifer tak efektif b.d gangguan aliran darah, anemia, hipovolemia, hipoglikemia, edema serebri, kejang dan peningkatan TIK.DAFTAR PUSTAKA

Alimul, Azis. 2006. Pengantar Kebutuhan Dasar Manusia, Jakarta: Salemba MedikaBrunner & Suddarth. 2002. Keperawatan Medikal Bedah, Volume 1, Jakarta: EGCNANDA. 2005-2006. Panduan Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Prima MedikaCarperito, Lynda Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan, Edisi 8, Jakarta: EGCMubarak, Wahit Iqbal. 2007. Buku ajar kebutuhan dasar manusia: Teori & Aplikasi dalam prakte, Jakarta: EGCTarwanto, Wartonah. 2006. Kebutuhan dasar manusia dan proses keperawatan, Edisi 3, Jakarta: Salemba Medika.Willkinson Judith M. 2007. Diagnosa Keperawatan, Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran Kozier Fundamental of NursingLEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN PENDAHULAUN

ASUHAN KEPERAWATAN PEMENUHAN KEBUTUHAN DASAR OKSIGENASI

Disusun oleh :

Farida Sosiawati(P07120213018)

Ichtiarfi Waryanuarita(P07120213020)

Telah diperiksa dan disetujui pada tanggal ... Desember 2014

Mengetahui,

Pembimbing Pendidikan

Pembimbing Lapangan

Sutejo, M. Kep.,Sp. Kep. Jiwa

.........................................

NIP:

NIP: