LAPORAN PENDAHULUAN
-
Upload
astrie-wulandari -
Category
Documents
-
view
94 -
download
1
Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN
LAPORAN PENDAHULUAN
EPILEPSI PADA ANAK
A. Pengertian
Epilepsi adalah gangguan kronik otak dengan ciri timbulnya gejala
gejala yang datang dalam serangan-serangan, berulang-ulang yang
disebabkan muatan listrik yang abnormal sel-sel saraf otak, yang bersifat
reversibel dengan berbagai etiologi (Arif Mansjoer, 2000).
Epilepsi adalah gangguan kejang kronis dengan kejang berulang
yang terjadi dengan sendirinya, yang membutuhkan pengobatan jangka
panjang (Judit M Wilkinson, 2002).
B. Etiologi
Menurut Pincus Catzel, penyebab epilepsi yaitu:
1. Pra lahir genetika
Kesalahan metabolisme herediter seperti penyakit penimbunan
glikogen dan fenilketonuria. Anomali otak kongenital seperti
porensefali, infeksi dalam rahim seperti rubella, penyakit cytomegalo
virus, meningoensefalolitis dan toksoplasmosis.
2. Perinatal
Trauma kelahiran, infeksi, hiperbilirubinemia, hipoglikemia dan
hipokalsemia.
3. Pasca Lahir
Termasuk meningitis, trauma, ensefalitis, ensefalopati (misalnya
keracunan timah hitam, gangguan elektrolit berat, neoplasma dan
kelainan degeneratif SSP).
C. Patofisiologi
Menurut Harsono, sistem saraf merupakan communication
network (jaringan komunikasi). Otak berkomunikasi dengan organ-organ
tubuh yang lain melalui sel-sel saraf (neuron). Pada kondisi normal,
impuls saraf dari otak secara elektrik akan dibawa neurotransmitter seperti
GABA (gammaaminobutiric acid dan glutamat) melalui sel-sel saraf
(neuron) ke organ-organ tubuh lain. Faktor-faktor penyebab epilepsi di
atas, mengganggu sistem ini sehingga menyebabkan ketidakseimbangan
aliran listrik pada sel saraf dan menimbulkan kejang yang merupakan
salah satu ciri epilepsi.
D.
E. Manifestasi Klinis
Menurut Yuliana Elin (2009), manifestasi klinik pada epilepsi antara lain:
1. Gejala kejang yang spesifik akan tergantung pada macam kejangnya.
Enis kejang dapat bervariasi antara pasien, namun cenderung serupa
pada satu individu yang sama.
2. Kejang komplek parsial dapat termasuk gambaran somatosensori atau
motor fokal.
3. Kejang komplek parsial dikaitkan dengan perubahan kesadaran.
4. Ketiadaan kejang dapat tampak relatif ringan, dengan periode
perubahan kesadaran hanya sangat singkat (detik).
5. Kejang tonik klonik umum merupakan episode konvulsif utama dan
selalu dikaitkan dengan kehilangan kesadaran.
F. Pemeriksaan Penunjang
1. Elektroensefalogram (EEG)
2. Magnetig Resonance Imaging (MRI)
3. Computed tomography (CT Scan)
G. Komplikasi
1. Gangguan memori
2. Gangguan kognitif
Pada anak, gangguan berbahasa lebih sering terjadi pada anak. Kejang
berulang pada anak berhubungan dengan penurunan fungsi intelek.
Dapat juga disebabkan oleh obat antiepilepsi.
3. Penurunan fungsi memori verbal
4. Keterbatasan interaksi sosial
Hal itu terjadi pada epilepsi lobus frontal, karena peranan korteks
prefrontal yang berperan dalam fungsi emosi, perilaku hubungan
interpersonal.
5. Status epileptikus
6. Kematian
H. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan medik
Tujuan pengobatan adalah mencegah timbulnya epilepsi tanpa
mengganggu kapasitas fisik dan intelek pasien.
Jenis obat:
CBZ : karbamazepin
CLON : klonazepan
VAL : asam valproat
PHT : fenitol
PB : fenobarbital
2. Terapi bedah
Tujuan operasi adalah meningkatkan kualitas hidup, dan bukan hanya
menghilangkan kambuhnya serangan. Berbagai jenis operasi yang
dapat dilakukan, diantaranya angkat jaringan sakit di lobus frontal dan
tempat lain. Ada pula jenis operasi untuk menghilangkan atau
mencegah kambuhnya serangan misalnya memotong korpus kolosom.
I. Asuhan Keperawatan
1. Identitas klien
2. Riwayat Keperawatan
a. Keluhan utama
Keluhan utama pasien biasanya kejang tanpa disertai panas.
b. Riwayat penyakit sekarang
Terjadinya kejang berulang yang mendadak.
c. Riwayat penyakit dahulu
Biasanya pasien waktu masih bayi mempunyai riwayat kejang dan
juga adanya keterlambatan dalam pertumbuhannya.
d. Riwayat penyakit keluarga
Adanya keturunan dari keluarga yang mempengaruhi epilepsi
seperti gangguan saraf otak.
3. Pemeriksaan fisik
a. Kesadaran umum
b. Aktivitas
Adanya kelemahan, keletihan dan juga keterbatasan dalam
beraktivitas.
c. Sirkulasi
Adanya hipertensi, peningkatan pernapasan, peningkatan nadi.
d. Eliminasi
Diare, penurunan eliminasi urine.
e. Makanan/cairan
Adanya muntah, anoreksia, penurunan BB.
f. Integritas ego
Perasaan marah, ansietas
g. Neurosensori
penurunan koordinasi, kacau, disorientasi, kurang konsentrasi, pusing,
kesemutan.
h. Nyeri/kenyamanan
Adanya nyeri abdomen, nyeri sendi, kram.
i. Pernafasan
nafas pendek dengan kerja atau gerak minimal.
j. Keamanan
riwayat infeksi saat ini / dahulu, jatuh, gangguan penglihatan,
perdarahan spontan, tak terkontrol dengan trauma minimal.
4. Diagnosa keperawatan
a. Risiko cedera
b. Ansietas b.d perubahan status kesehatan
c. Ketidakmampuan koping keluarga b.d stres akibat epilepsi
5. Intervensi
No Dx Tujuan dan Kriteria Hasil Rencana Tindakan Rasional
1 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
1. Manajemen
lingkungan
selama 3x24 jam, pasien
tidak mengalami cedera
dan tetap tenang.
Kriteria Hasil:
- Klien terbebas dari
cedera
- Orangtua megenali
resiko dan
memantau
kekerasan
- Singkirkan
benda-benda
yang dapat
menimbulkan
bahaya
- Identifikasi
lingkungan
yang dapat
membuat anak
jatuh
- Lindungi anak
setelah kejang
- Pasang restrain
- Menghindari
melukai diri
sendiri
- Membuat rasa
aman
- Mencegah
kejang
berulang
- Mencegah
anak jatuh dari
bed
2 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam, klien
tidak cemas.
Kriteria Hasil:
- Postur tubuh,
ekspresi wajah,
bahasa tubuh dan
tingkat aktivitas
menunjukkan
berkurang
kecemasan.
1. Anxiety reduction
- Gunakan
pendekatan
yang
menenangkan
- Jelaskan semua
prosedur
tindakan
- Dorong
keluarga umtuk
menemani anak
- Identifikasi
tingkat
kecemasan
- Mengurangi
cemas
- Supaya
keluarga dan
klien mengerti
dan tidak
cemas
- Mengurangi
kecemasan
anak
- Berikan obat
untuk
mengurangi
kecemasan
- Mengetahui
perkembangan
cemas
3 Setelah dilakukan
tindakan keperawatan
selama 3x24 jam,
keluarga mampu
mengelola koping.
Kriteria Hasil:
- Hubungan pemberi
asuhan pasien
dengan penerima
asuhan baik
- Tindakan keluarga
mengelola stresor
yang membebani
1. Coping
enhachement
- Bantu keluarga
mengenal
masalah
- Dorong
partisipasi
keluarga
- Motivasi
keluarga untuk
berubah
- Bantu keluarga
mengklarifikasi
yang
diharapkan
2. Caregiver support
- Menyediakan
informasi dan
dukungan satu
sama lain
3. Family support
- Langkah
mengurangi
cemas
- Adanya
keterlibatak
keluarga
sehingga tidak
menimbulkan
cemas
- Mengubah cara
mengatasi stres
- Mengenali
penyebab
cemas
- Kerjasama
mengurangi
cemas
6. Implementasi
Implementasi merupakan tindakan yang dilakukan berdasarkan
intervensi yang dibuat.
7. Evaluasi
a. Pasien tidak mengalami cedera dan tetap tenang
b. Klien tidak cemas
c. Keluarga mampu mengelola stres dengan baik
DAFTAR PUSTAKA
Catzel, Pincus.1994.Kapita Selekta Pediatri. Edisi II, Editor :Andrianto, Petrus.Jakarta:EGC.
Manjoer, Arif.2000.Kapita Selekta Kedokteran.Edisi 3Jilid 2.Jakarta:MediaAesculapius FKUI.
Wilkinson, Judit M.2002.Buku Saku Diagnosa Keperawatan.AlihBahasa:Widyawati,dkk, Editor : Eny Meiliya,dkk.Jakarta:EGC.
Yuliana Elin, Andrajat Retnosari, dkk. 2009. ISO Farmakoterapi. Jakarta: ISFI.