LAPORAN PENDAHULUAN

24
LAPORAN PENDAHULUAN A. KONSEP DASAR MEDIS 1. Definisi Diare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat. 2. Etiologi a) Infeksi : virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella, Salmonella, E.Coli, Vibrio); parasit (protozoa: E. HistolyticaI, G. lamblia, Balantidium coli ; cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongiloideus; dan jamur: Kandida). b) Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, atau protein c) Makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanan d) Imunodefisiensi e) Psikologis: rasa takut dan cemas 3. Patofisiologi Berdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi : a) Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen; hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan

description

Laporan Pendahuluan

Transcript of LAPORAN PENDAHULUAN

LAPORAN PENDAHULUANA. KONSEP DASAR MEDIS1. DefinisiDiare adalah defekasi encer lebih dari tiga kali sehari dengan/tanpa darah dan/atau lender dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak dan berlangsung kurang dari 7 hari pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.2. Etiologia) Infeksi : virus (Rotavirus, Adenovirus, Norwalk), bakteri (Shigella, Salmonella, E.Coli, Vibrio); parasit (protozoa: E. HistolyticaI, G. lamblia, Balantidium coli; cacing perut: Askaris, Trikuris, Strongiloideus; dan jamur: Kandida).b) Malabsorpsi: karbohidrat (intoleransi laktosa), lemak, atau proteinc) Makanan: makanan basi, beracun, alergi terhadap makanand) Imunodefisiensie) Psikologis: rasa takut dan cemas3. PatofisiologiBerdasarkan patofisiologinya, maka penyebab diare dibagi menjadi :a) Diare sekresi, yang dapat disebabkan oleh infeksi virus, kuman pathogen dan apatogen; hiperperistaltik usus halus akibat bahan kimia atau makanan, gangguan psikis, gangguan saraf, hawa dingin, alergi; dan defisiensi imun terutama IgA sekretorik.b) Diare osmotic, yang dapat desebabkan oleh malabsorpsi makanan, kekurangan kalori protein (KKP), atau bayi berat badan lahir rendah dan bayi baru lahir.Pada diare akan terjadi kekurangan air (dehidrasi), gangguan keseimbangan asam-basa (asidosis metabolic), yang secara klinis berupa pernapasan Kussmaul, hipoglikemia, gangguan gizi, dan gangguan sirkulasi.

4. Manifestasi KlinisAwalnya anak menjadi cengeng, gelisah, suhu badan mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada, kemudian timbul diare. Tinja makin cair, mungkin mengandung darah dan/atau lendir, warna tinja berubah menjadi kehijau-hijauan karena tercampur empedu. Anus dan sekitarnya lecet karena tinja menjadi asam.Gejala muntah dapat terjadi sebelum dan/atau sesudah diare. Bila telah banyak kehilangan air dan elektrolit terjadilah gejala dehidrasi. Berat badan turun. Pada bayi, ubun-ubun besar cekung. Tonus dan turgor kulit berkurang. Selaput lendir mulut dan bibir kering. Adapun dari referensi lain:a) Diare akut1) Akan hilang dalam waktu 72 jam dari onset2) Onset yang takterduga dari buang air besar encer, gas-gas dalam perut, rasa tidak enak, nyeri perut3) Nyeri pada kuadran kanan bawah disertai kram dan bunyi pada perut4) Demamb) Diare Kronik1) Serangan lebih sering selama 2-3 periode yang lebih panjang2) Penurunan BB dan nafsu makan3) Demam indikasi terjadi infeksi4) Dehidrasi tanda-tandanya hipotensi takikardia, denyut lemah5. Pemeriksaan Penunjanga) Pemeriksaan tinja: makroskopis dan mikroskopis, pH dan kadar gula jika diduga ada intoleransi gula (sugar intolerance), biakan kuman untuk mencari kuman penyebab dan uji resistensi terhadap berbagai antibiotika (pada diare persisten).b) Pemeriksaan darah: darah perifer lengkap, analisis gas darah dan elektrolit (terutama Na, K, Ca, dan P serum pada diare yang disertai kejang).c) Pemeriksaan kadar ureum dan kreatinin darah untuk mengetahui faal ginjal.d) Duodenal intubation, untuk mengetahui kuman penyebab secara kuantitatif dan kualitatif terutama pada diare kronik.6. PenatalaksanaanPrinsip:a) Diare cair membutuhkan penggantian cairan dan elektrolit tanpa melihat etiologinya. Tujuan terapi rehidrasi untuk mengoreksi kekurangan cairan dan elektrolit secara cepat (terapi rehidrasi) kemudian mengganti cairan yang hilang sampai diarenya berhenti (terapi rumatan).Jumlah cairan yang diberi harus sama dengan jumlah cairan yang telah hilang melalui diare dan/atau muntah (previous water losses = PWL); ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui keringat, urin, dan pernapasan (normal water losses = NWL); dan ditambah dengan banyaknya cairan yang hilang melalui tinja dan muntah yang masih terus berlangsung (concomitant water losses = CWL). Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi.Jumlah ini tergantung pada derajat dehidrasi serta badan masing-masing anak atau golongan umur.1) Jumlah cairan (ml) yang hilang pada anak umur 15 tahun (BB 15-25 kg) sesuai dengan derajat dehidrasiDehidrasiPWLNWLCWLJumlah Ringan256525115 Sedang506525140 Berat806525170b) Makanan harus diteruskan bahkan ditingkatkan selama diare untuk menghindarkan efek buruk pada status gizi.c) Antibiotik dan antiparasit tidak boleh digunakan secara rutin, tidak ada menfaatnya untuk kebanyakan kasus, termasuk diare berat dan diare dengan panas, kecuali pada : 1) Disentri, bila tidak berespon pikirkan kemungkinan amoebiasis2) Suspek kolera dengan dehidrasi berat3) Diare persistend) Obat-obat antidiare meliputi antimotilitas (missal loperamid, difenoksilat, kodein, opium), adsorben )mis, norit, kaolin, attapulgit). Antimuntah termasuk prometazin dan klorpromazin. Tidak satupun obat-obat ini terbukti mempunyai efek yang membahayakan. Obat-obat ini tidak boleh diberikan pada anak < 5 tahun.7. Komplikasia) Kelainan elektrolit dan asam basab) Kegagalan upaya rehidrasi oralc) Kejang

B. KONSEP DASAR KEPERAWATAN1. Pengkajiana) Identitas klien :Umur : Sering terjadi pada terutama usia 6 bulan sampai 2 tahun.b) Keluhan UtamaDimulai dengan keluhan mual, muntah dan diare dengan volume yang banyak, suhu badan meningkat, nyeri perutc) Riwayat penyakit Terdapat beberapa keluhan, permulaan mendadak disertai dengan muntah dan diare. Faeces dengan volume yang banyak, konsistensi cair, muntah ringan atau sering dan anak gelisah, suhu tubuh biasanya meningkat dan nafsu makan menurun.d) Pola aktivitas sehari-hari1) NutrisiMakan menurun karena adanya mual dan muntah yang disebabkan lambung yang meradang.2) Istirahat tidurMengalami gangguan karena adanya muntah dan diare serta dapat juga disebabkan demam.3) KebersihanPersonal hygiene mengalami gangguan karena seringnya mencret dan kurangnya menjaga personal hygiene sehingga terjadi gangguan integritas kulit. Hal ini disebabkan karena faeces yang mengandung alkali dan berisi enzim dimana memudahkan terjadi iritasi ketika dengan kulit berwarna kemerahan, lecet disekitar anus.4) EliminasiPada BAB juga mengalami gangguan karena terjadi peningkatan frekuensi, dimana konsistensi lunak sampai cair, volume tinja dapat sedikit atau banyak. Dan pada buang air kecil mengalami penurunan frekuensi dari biasanya.

e) Pemeriksaan fisik1) Tanda-tanda vital Terjadi peningkatan suhu tubuh, dan disertai ada atau tidak ada peningkatan nadi , pernapasan.2) Bila terjadi kekurangan cairan didapatkan : Haus Lidah kering Tulang pipi menonjol Turgor kulit menurun Suara menjadi serak3) Bila terjadi gangguan biokimia : Asidosis metabolik Napas cepat/dalam (kusmaul)4) Bila banyak kekurangan kalium Aritmia jantung5) Bila syok hipovolumik berat Nadi cepat lebih 120 x/menit Tekanan darah menurun sampai dari tak terukur. Pasien gelisah. Muka pucat Ujung-ujung ektremitas dingin Sianosis6) Bila perfusi ginjal menurun Anuria Nekrosis tubular akutf) Pemeriksaan Penunjang1) Pemeriksaan tinjaDiperiksa dalam hal volume, warna dan konsistensinya serta diteliti adanya mukus darah dan leukosit. Pada umumnya leukosit tidak dapat ditemukan jika diare berhubungan dnegan penyakit usus halus. Tetapi ditemukan pada penderita Salmonella, E. Coli, Enterovirus dan Shigelosis. Terdapatnya mukus yang berlebihan dalam tinja menunjukkan kemungkinan adanya keradangan kolon. PH tinja yang rendah menunjukkan adanya malabsorbsi HA, jika kadar glukosa tinja rendah / PH kurang dari 5,5 maka penyebab diare bersifat tidak menular.2) Pemeriksaan darah Pemeriksaan analisis gas darah, elektrolit, ureum, kreatinin dan berat jenis plasma. Penurunan PH darah disebabkan karena terjadi penurunan bikarbonas sehingga frekuensi nafas agak cepat. Elektrolit terutama kadar natrium, kalium, kalsium, dan fosfor2. Diagnosa Keperawatan Yang Lazim Muncula. Diare b.d proses infeksi, inflamasi diususb. Kekurangan volume cairan b.d kehilangan cairan aktifc. Kerusakan integritas kulit b.d ekskresi/BAB seringd. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan intake makanane. Resiko syok (hipovolemik)f. Gangguan pertukaran gasg. Ansietas b.d perubahan status kesehatan3. Discharge Planninga. Ajarkan pada orangtua mengenai perawatan anak, pemberian makanan dan minuman (misal oralit)b. Ajarkan mengenai tanda-tanda dehidrasi (ubun-ubun dan mata cekung, turgor kulit tidak elastis, membrane mukosa kering) dan segera dibawa kedokterc. Jelaskan obat-obatan yang diberikan, efek samping dan kegunaannyad. Asupan nutrisi harus diteruskan untuk mencegah atau meminimalkan gangguan gizi yang terjadie. Banyak minum airf. Hindari konsumsi minuman bersoda/minuman ringan yang banyak mengandung glukosa karena glukosa/gula dapat menyebabkan air terserap ke usus sehingga memperberat kondisi diareg. Biasakan cuci tangan seluruh bagian dengan sabun dan air tiap kali sesudah buang air besar atau kecil dan sebelum menyiapkan makanan untuk mencegah penularan diareh. Hindari produk susu dan makanan berlemak, tinggi serat atau sangat manis hingga gejala diare membaik

4. Intervensi KeperawatanNoDiagnosa keperawatan

Tujuan dan Kriteria HasilIntervensi

1Defisit volume cairan b/d kehilangan cairan aktif

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Batasan Karakteristik : Kelemahan Haus Penurunan turgor kulit/lidah Membran mukosa/kulit kering Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi Pengisian vena menurun Perubahan status mental Konsentrasi urine meningkat Temperatur tubuh meningkat Hematokrit meninggi Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)Faktor-faktor yang berhubungan: Kehilangan volume cairan secara aktif Kegagalan mekanisme pengaturan

NOC: Fluid balance Hydration Nutritional Status : Food and Fluid IntakeKriteria Hasil : Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

NIC :Fluid management Timbang popok/pembalut jika diperlukan Pertahankan catatan intake dan output yang akurat Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan Monitor vital sign Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian Kolaborasikan pemberian cairan intravena IV Monitor status nutrisi Dorong masukan oral Berikan penggantian nesogatrik sesuai output Dorong keluarga untuk membantu pasien makan Tawarkan snack ( jus buah, buah segar ) Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk Atur kemungkinan tranfusi Persiapan untuk tranfusi

Hypovolemia Management Monitor status cairan termasuk intake dan ourput cairan Pelihara IV line Monitor tingkat Hb dan hematokrit Monitor tanda vital Monitor responpasien terhadap penambahan cairan Monitor berat badan Dorong pasien untuk menambah intake oral Pemberian cairan Iv monitor adanya tanda dan gejala kelebihanvolume cairan Monitor adanya tanda gagal ginjal

2Risiko kerusakan integritas kulit b/d ekskresi/BAB sering

Definisi : Perubahan pada epidermis dan dermis

Batasan karakteristik : Gangguan pada bagian tubuh Kerusakan lapisa kulit (dermis) Gangguan permukaan kulit (epidermis)Faktor yang berhubungan : Eksternal : Hipertermia atau hipotermia Substansi kimia Kelembaban udara Faktor mekanik (misalnya : alat yang dapat menimbulkan luka, tekanan, restraint) Immobilitas fisik Radiasi Usia yang ekstrim Kelembaban kulit Obat-obatan Internal : Perubahan status metabolik Tulang menonjol Defisit imunologi Faktor yang berhubungan dengan perkembangan Perubahan sensasi Perubahan status nutrisi (obesitas, kekurusan) Perubahan status cairan Perubahan pigmentasi Perubahan sirkulasi Perubahan turgor (elastisitas kulit)

NOC : Tissue Integrity : Skin and Mucous MembranesKriteria Hasil : Integritas kulit yang baik bisa dipertahankan (sensasi, elastisitas, temperatur, hidrasi, pigmentasi) Tidak ada luka/lesi pada kulit Perfusi jaringan baik Menunjukkan pemahaman dalam proses perbaikan kulit dan mencegah terjadinya sedera berulang Mampu melindungi kulit dan mempertahankan kelembaban kulit dan perawatan alami

NIC : Pressure Management Anjurkan pasien untuk menggunakan pakaian yang longgar Hindari kerutan padaa tempat tidur Jaga kebersihan kulit agar tetap bersih dan kering Mobilisasi pasien (ubah posisi pasien) setiap dua jam sekali Monitor kulit akan adanya kemerahan Oleskan lotion atau minyak/baby oil pada derah yang tertekan Monitor aktivitas dan mobilisasi pasien Monitor status nutrisi pasien Memandikan pasien dengan sabun dan air hangat

3Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b/d penurunan intake makanan

Definisi : Intake nutrisi tidak cukup untuk keperluan metabolisme tubuh.

Batasan karakteristik : Berat badan 20 % atau lebih di bawah ideal Dilaporkan adanya intake makanan yang kurang dari RDA (Recomended Daily Allowance) Membran mukosa dan konjungtiva pucat Kelemahan otot yang digunakan untuk menelan/mengunyah Luka, inflamasi pada rongga mulut Mudah merasa kenyang, sesaat setelah mengunyah makanan Dilaporkan atau fakta adanya kekurangan makanan Dilaporkan adanya perubahan sensasi rasa Perasaan ketidakmampuan untuk mengunyah makanan Miskonsepsi Kehilangan BB dengan makanan cukup Keengganan untuk makan Kram pada abdomen Tonus otot jelek Nyeri abdominal dengan atau tanpa patologi Kurang berminat terhadap makanan Pembuluh darah kapiler mulai rapuh Diare dan atau steatorrhea Kehilangan rambut yang cukup banyak (rontok) Suara usus hiperaktif Kurangnya informasi, misinformasi

Faktor-faktor yang berhubungan : Ketidakmampuan pemasukan atau mencerna makanan atau mengabsorpsi zat-zat gizi berhubungan dengan faktor biologis, psikologis atau ekonomi.

NOC : Nutritional Status : Nutritional Status : food and Fluid Intake Nutritional Status : nutrient Intake Weight controlKriteria Hasil : Adanya peningkatan berat badan sesuai dengan tujuan Beratbadan ideal sesuai dengan tinggi badan Mampumengidentifikasi kebutuhan nutrisi Tidk ada tanda tanda malnutrisi Menunjukkan peningkatan fungsi pengecapan dari menelan Tidak terjadi penurunan berat badan yang berarti

Nutrition Management Kaji adanya alergi makanan Kolaborasi dengan ahli gizi untuk menentukan jumlah kalori dan nutrisi yang dibutuhkan pasien. Anjurkan pasien untuk meningkatkan intake Fe Anjurkan pasien untuk meningkatkan protein dan vitamin C Berikan substansi gula Yakinkan diet yang dimakan mengandung tinggi serat untuk mencegah konstipasi Berikan makanan yang terpilih ( sudah dikonsultasikan dengan ahli gizi) Ajarkan pasien bagaimana membuat catatan makanan harian. Monitor jumlah nutrisi dan kandungan kalori Berikan informasi tentang kebutuhan nutrisi Kaji kemampuan pasien untuk mendapatkan nutrisi yang dibutuhkan

Nutrition Monitoring BB pasien dalam batas normal Monitor adanya penurunan berat badan Monitor tipe dan jumlah aktivitas yang biasa dilakukan Monitor interaksi anak atau orangtua selama makan Monitor lingkungan selama makan Jadwalkan pengobatan dan tindakan tidak selama jam makan Monitor kulit kering dan perubahan pigmentasi Monitor turgor kulit Monitor kekeringan, rambut kusam, dan mudah patah Monitor mual dan muntah Monitor kadar albumin, total protein, Hb, dan kadar Ht Monitor makanan kesukaan Monitor pertumbuhan dan perkembangan Monitor pucat, kemerahan, dan kekeringan jaringan konjungtiva Monitor kalori dan intake nuntrisi Catat adanya edema, hiperemik, hipertonik papila lidah dan cavitas oral. Catat jika lidah berwarna magenta, scarlet

4Cemas b/d perubahan status kesehatan

Definisi : Perasaan gelisah yang tak jelas dari ketidaknyamanan atau ketakutan yang disertai respon autonom (sumner tidak spesifik atau tidak diketahui oleh individu); perasaan keprihatinan disebabkan dari antisipasi terhadap bahaya. Sinyal ini merupakan peringatan adanya ancaman yang akan datang dan memungkinkan individu untuk mengambil langkah untuk menyetujui terhadap tindakanDitandai dengan Gelisah Insomnia Resah Ketakutan Sedih Fokus pada diri Kekhawatiran Cemas

NOC : Anxiety control Coping Impulse controlKriteria Hasil : Klien mampu mengidentifikasi dan mengungkapkan gejala cemas Mengidentifikasi, mengungkapkan dan menunjukkan tehnik untuk mengontol cemas Vital sign dalam batas normal Postur tubuh, ekspresi wajah, bahasa tubuh dan tingkat aktivitas menunjukkan berkurangnya kecemasan

NIC :Anxiety Reduction (penurunan kecemasan) Gunakan pendekatan yang menenangkan Nyatakan dengan jelas harapan terhadap pelaku pasien Jelaskan semua prosedur dan apa yang dirasakan selama prosedur Pahami prespektif pasien terhdap situasi stres Temani pasien untuk memberikan keamanan dan mengurangi takut Berikan informasi faktual mengenai diagnosis, tindakan prognosis Dorong keluarga untuk menemani anak Lakukan back / neck rub Dengarkan dengan penuh perhatian Identifikasi tingkat kecemasan Bantu pasien mengenal situasi yang menimbulkan kecemasan Dorong pasien untuk mengungkapkan perasaan, ketakutan, persepsi Instruksikan pasien menggunakan teknik relaksasi Barikan obat untuk mengurangi kecemasan

5Gangguan Pertukaran gas

Definisi : Kelebihan atau kekurangan dalam oksigenasi dan atau pengeluaran karbondioksida di dalam membran kapiler alveoli

Batasan karakteristik : Gangguan penglihatan Penurunan CO2 Takikardi Hiperkapnia Keletihan somnolen Iritabilitas Hypoxia kebingungan Dyspnoe nasal faring AGD Normal sianosis warna kulit abnormal (pucat, kehitaman) Hipoksemia hiperkarbia sakit kepala ketika bangunfrekuensi dan kedalaman nafas abnormal

Faktor faktor yang berhubungan : ketidakseimbangan perfusi ventilasi perubahan membran kapiler-alveolarNOC : Respiratory Status : Gas exchange Respiratory Status : ventilation Vital Sign StatusKriteria Hasil : Mendemonstrasikan peningkatan ventilasi dan oksigenasi yang adekuat Memelihara kebersihan paru paru dan bebas dari tanda tanda distress pernafasan Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu mengeluarkan sputum, mampu bernafas dengan mudah, tidak ada pursed lips) Tanda tanda vital dalam rentang normalNIC :Airway Management Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan Pasang mayo bila perlu Lakukan fisioterapi dada jika perlu Keluarkan sekret dengan batuk atau suction Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan Lakukan suction pada mayo Berika bronkodilator bial perlu Barikan pelembab udara Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan. Monitor respirasi dan status O2

Respiratory Monitoring Monitor rata rata, kedalaman, irama dan usaha respirasi Catat pergerakan dada,amati kesimetrisan, penggunaan otot tambahan, retraksi otot supraclavicular dan intercostal Monitor suara nafas, seperti dengkur Monitor pola nafas : bradipena, takipenia, kussmaul, hiperventilasi, cheyne stokes, biot Catat lokasi trakea Monitor kelelahan otot diagfragma (gerakan paradoksis) Auskultasi suara nafas, catat area penurunan / tidak adanya ventilasi dan suara tambahan Tentukan kebutuhan suction dengan mengauskultasi crakles dan ronkhi pada jalan napas utama auskultasi suara paru setelah tindakan untuk mengetahui hasilnya

DAFTAR PUSTAKADoenges, EM. 2000. Rencana Asuhan Keperawatan; Pedoman untuk Perencanaan dan Pendokumentasian Perawatan Pasien, Alih Bahasa I Made Kariasa, dkk. (2001), Jakarta, EGC.Smeltzer C. Suzannne. 2002. Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah, Alih Bahasa Andry Hartono, dkk., Jakarta, EGC.Brunner dan Suddarth. 2002. Buku Saku Keperawatan Medikal Bedah, EGC : JakartaPrice dan Wilson. 2006. Patofisiologi : Konsep Klinis Proses Penyakit. EGC : JakartaMansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran. Edisi 2. Media Aescualpius : Yogyakarta.North American Nursing Diagnosis Association, 2012. Aplikasi Asuhan Keperawatan Berdasarkan Nanda Nic-Noc. Edisi Revisi.