LAPORAN PENDAHULUA1

16
LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GASTRITIS DISUSUN OLEH: EKA MUSPITA SARI (P1403092) PROGRAM PROFESI NERS STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA TAHUN 2014/2015 LAPORAN PENDAHULUAN PADA GASTRITIS A. Konsep Dasar Medis 1. Defenisi

description

keluarga ekaa

Transcript of LAPORAN PENDAHULUA1

Page 1: LAPORAN PENDAHULUA1

LAPORAN PENDAHULUAN KEPERAWATAN KELUARGA DENGAN GASTRITIS

DISUSUN OLEH:

EKA MUSPITA SARI

(P1403092)

PROGRAM PROFESI NERS

STIKES WIYATA HUSADA SAMARINDA

TAHUN 2014/2015

LAPORAN PENDAHULUAN

Page 2: LAPORAN PENDAHULUA1

PADA GASTRITIS

A.      Konsep Dasar Medis

1.         Defenisi

Gastritis adalah suatu proses inflamasi pada lapisan mukosa dan sub mukosa

lambung yang dapat bersifat akut dan kronis.

2.      Etiologi

a.         Gastritis akut disebabkan oleh asam kuat atau alkalis

b.        Gastritis kronik:

1)         Tipe A, di hubungkan dengan penyakit auto imun misalnya anemia

pernisiosa

2)        Tipe B, di hubungkan dengan Helocobakter pylori, Faktor diet

seperti minum panas, pedas, penggunaan obat, alkohol, merokok,

atau refluks isi usus kelambung.

3.      Patofisiologi

Lambung adalah sebuah kantung otot yang kosong, terletak pada bagian kiri

atas perut tepat dibawah tulang iga. Lambung orang dewasa mempunyai

panjang berkisar antara 10 inchi dan dapat mengembang untuk menampung

makanan atau minuman sebanyak 1 gallon. Bila lambung dalam keadaan

kosong, maka ia akan melipat, mirip seperti sebuah akordion. Ketika

lambung mulai terisi dan mengembang, lipatan - lipatan tersebut secara

bertahap membuka.

Lambung memproses dan menyimpan makanan dan secara bertahap

melepaskannya ke dalam usus kecil. Ketika makanan masuk ke dalam

Page 3: LAPORAN PENDAHULUA1

esophagus, sebuah cincin otot yang berada pada sambungan antara

esophagus dan lambung (esophageal sphincter) akan membuka dan

membiarkan makanan masuk ke lambung. Setelah masuk ke lambung cincin

in menutup. Dinding lambung terdiri dari lapisan lapisan otot yang kuat.

Ketika makanan berada di lambung, dinding lambung akan mulai

menghancurkan makanan tersebut. Pada saat yang sama, kelenjar - kelenjar

yang berada di mukosa pada dinding lambung mulai mengeluarkan cairan

lambung (termasuk enzim - enzim dan asam lambung) untuk lebih

menghancurkan makanan tersebut.

Salah satu komponen cairan lambung adalah asam hidroklorida. Asam ini

sangat korosif sehingga paku besi pun dapat larut dalam cairan ini. Dinding

lambung dilindungi oleh mukosa - mukosa bicarbonate (sebuah lapisan

penyangga yang mengeluarkan ion bicarbonate secara regular sehingga

menyeimbangkan keasaman dalam lambung) sehingga terhindar dari sifat

korosif asam hidroklorida

Gastritis akut merupakan penyakit yang sering ditemukan, biasanya bersifat

jinak dan swasirna, merupakan respon mukosa lambung terhadap berbagai

iritan local. Endotoksin bakteri (setelah menelan makanan terkontaminasi),

kafein, alkohol, dan aspirin merupakan agen pencetus yang lazim. Infeksi H.

pylori lebih sering di anggap sebagai penyebab gastritis akut. Organism

tersebut melekat pada epitel lambung dan menghancurkan lapisan mukosa

pelindung, meninggalkan daerah epitel yang gundul.obat lain juga terlibat

misalnya anti inflamasi nonsteroid, sulfonamida, steroid, dan digitalis),

asam empedu, enzim pancreas, juga diketahui mengganggu sawar mukosa

lambung.

Page 4: LAPORAN PENDAHULUA1

Apabila alkohol diminum bersama dengan aspirin, efeknya akan lebih

merusak dibandingkan dengan efek masing-masing agen tersebut bila

diminum secara terpisah. Penyakit yang serius ini akan dianggap sebagai

ulkus akibat stress.

4.         Manifestasi Klinis

a.         Gastritis akut meliputi: ulserasi superficial yang dapat menimbulkan

hemoragi, ketidaknyamanan abdomen ( sakit kepala, malaise, mual

dan anoreksia), muntah, cekukan, beberapa pasien asimtomatik, kolik

dan diare dapat terjadi bila makanan pengiritan tidak di muntahkan

tapi mencapai usus besar. Pasien biasanya sembuh dalam sehari walau

nafsu makan mungkin menurun selama 2-3 hari.

b.        Gastritis kronik meliputi: Tipe A biasanya asimtomatik kecuali untuk

gejala defisiensi B12 dan pada gastritis Tipe B pasien mengeluh

anoreksia, sakit ulu hati setelah makan, bersendawa, rasa pahit dalam

mulut, atau mual dan muntah.

5.         Pemeriksaan Diagnostik

a.         Endoskopi: gastro duodenoskopy akan tampak eritematous atau

eksudatif, mukosa sembab, merah, mudah berdarah

b.        Pemeriksaan histologis: dengan melakukan biopsy pada semua

segmen lambung untuk mengetahui adanya kuman helikobakter pylori

c.         Pemeriksaan radiology

d.        Pemeriksaan darah. Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya

antibodi H. pylori dalam darah. Hasil tes yang positif menunjukkan

bahwa pasien pernah kontak dengan bakteri pada suatu waktu dalam

Page 5: LAPORAN PENDAHULUA1

hidupnya, tapi itu tidak menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena

infeksi. Tes darah dapat juga dilakukan untuk memeriksa anemia,

yang terjadi akibat pendarahan lambung akibat gastritis.

e.         Pemeriksaan pernapasan. Tes ini dapat menentukan apakah pasien

terinfeksi oleh bakteri H. pylori atau tidak.

f.         Pemeriksaan feces. Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori

dalam feses atau tidak. Hasil yang positif dapat mengindikasikan

terjadinya infeksi. Pemeriksaan juga dilakukan terhadap adanya darah

dalam feces. Hal ini menunjukkan adanya pendarahan pada lambung

6.         Komplikasi

a.         Hemoragi

b.        Tukak lambung

c.         Obstruksi

d.        Ca. Lambung.

7.         Penatalaksanaan Medik

a.         Hindari makanan yang merangsang

b.        Bila gejala menetap, diperlukan cairan IV

c.         Bila terdapat perdarahan: kuras lambung dengan air es, endoskopi

skleroterapi, embolisasi arteri gastrika, atau gastrektomi dengan

indikasi absolut

d.        Bila disebabkan oleh asam kuat netralkan dengan antasida

e.         Bila disebabkan oleh alkali kuat  netralkan dengan jus lemon encer

atau cuka yang sudah diencerkan

Page 6: LAPORAN PENDAHULUA1

f.         Hindari obat emetic dan lavase karena dapat menimbulkan

perforasi

g.        Istirahat, reduksi stress

h.        Antibiotik mis: tetrasiklin atau amoksilin

i.          Garam bismuth (pepto bismol).

8.         Pencegahan

Pencegahan gastritis bervariasi bergantung pada penyebab penyakit

yang dicurigai. Bila terdapat lesi ulkus duodenum, dapat diberikan

antibiotic untuk membatasi H.pylori. namun demikian, lesi tidak selalu

muncul dengan gastritis kronik. Alkohol dan obat yang diketahui

mengiritasi lambung harus dihindari.

Walaupun infeksi H. pylori tidak dapat selalu dicegah, berikut beberapa

saran untuk dapat mengurangi resiko terkena gastritis :

a.         Makan secara benar. Hindari makanan yang dapat mengiritasi

terutama makanan yang pedas, asam, gorengan atau berlemak.

Yang sama pentingnya dengan pemilihan jenis makanan yang tepat

bagi kesehatan adalah bagaimana cara memakannya. Makanlah

dengan jumlah yang cukup, pada waktunya dan lakukan dengan

santai.

b.         Hindari alkohol. Penggunaan alkohol dapat mengiritasi dan

mengikis lapisan mukosa dalam lambung dan dapat mengakibatkan

peradangan dan pendarahan.

c.          Jangan merokok. Merokok mengganggu kerja lapisan pelindung

lambung, membuat lambung lebih rentan terhadap gastritis dan

borok. Merokok juga meningkatkan asam lambung, sehingga

Page 7: LAPORAN PENDAHULUA1

menunda penyembuhan lambung dan merupakan penyebab utama

terjadinya kanker lambung. Tetapi, untuk dapat berhenti merokok

tidaklah mudah, terutama bagi perokok berat. Konsultasikan

dengan dokter mengenai metode yang dapat membantu untuk

berhenti merokok.

d.         Lakukan olah raga secara teratur. Aerobik dapat meningkatkan

kecepatan pernapasan dan jantung, juga dapat menstimulasi

aktifitas otot usus sehingga membantu mengeluarkan limbah

makanan dari usus secara lebih cepat.

e.          Kendalikan stress. Stress meningkatkan resiko serangan jantung

dan stroke, menurunkan sistem kekebalan tubuh dan dapat memicu

terjadinya permasalahan kulit. Stress juga meningkatkan produksi

asam lambung dan melambatkan kecepatan pencernaan. Karena

stress bagi sebagian orang tidak dapat dihindari, maka kuncinya

adalah mengendalikannya secara effektif dengan cara diet yang

bernutrisi, istirahat yang cukup, olah raga teratur dan relaksasi yang

cukup.

f.          Ganti obat penghilang nyeri. Jika dimungkinkan, hindari

penggunaan AINS, obat-obat golongan ini akan menyebabkan

terjadinya peradangan dan akan membuat peradangan yang sudah

ada menjadi lebih parah. Ganti dengan penghilang nyeri yang

mengandung acetaminophen.

g.          Ikuti rekomendasi dokter.

9.         Prognosis

a.         Gastritis akut umumnya sembuh dalam waktu beberapa hari.

Page 8: LAPORAN PENDAHULUA1

b.        Insidensi ulkus lambung dan kanker lambung meningkat pada

gastritis kronis tipe A.

c.         Gastritis dapat menimbulkan komplikasi pedarahan saluran cerna

dan gejala klinis yang berulang

B.       Konsep Dasar Keperawatan Keluarga

1)      Pengertian Keperawatan Keluarga

Merupakan bidang kekhususan spesialisasi yang terdiri dari keterampilan

berbagai bidang keparawatan. Praktik keperawatan keluarga didefinisikan

sebagai pemberian perawatan yang menggunakan proses keperawatan

kepada keluarga dan anggota-anggotanya dalam situasi sehat dan sakit.

Penekanan praktik keperawatan keluarga adalah berorientasi kepada

kesehatan, bersifat holistik, sistemik dan interaksional, menggunakan

kekuatan keluarga.

2)      Tingkatan Keperawatan Keluarga

Ada empat tingkatan keperawatan keluarga, yaitu:

a.       Level 1 : keluarga menjadi latar belakang individu/anggota keluarga

dan fokus pelayanan keperawatan di tingkat ini adalah individu yang

akan dikaji dan diintervensi.

b.      Level 2 : keluarga merupakan penjumlahan dari anggota-anggotanya,

masalah kesehatan/keperawatan yang sama dari masing-masing anggota

akan diintervensi bersamaan, masing-masing anggota dilihat sebagai

unit yang terpisah.

c.       Level 3 : Fokus pengkajian dan intervensi keperawatan adalah sub-

sistem dalam keluarga, anggota-anggota keluarga dipandang sebagai

Page 9: LAPORAN PENDAHULUA1

unit yang berinteraksi, fokus intervensi: hubungan ibu dengan anak;

hubungan perkawinan; dll.

d.      Level 4 : seluruh keluarga dipandang sebagai klien dan menjadi fokus

utama dari pengkajian dan perawatan, keluarga menjadi fokus dan

individu sebagai latar belakang, keluarga dipandang sebagai

interaksional system, fokus intervensi: dinamika internal keluarga;

struktur dan fungsi keluarga; hubungan sub-sistem keluarga dengan

lingkungan luar.

3)      Proses Keperawatan Keluarga

a.      Pengkajian

Proses pengumpulan informasi yang dilakukan terus menerus dan untuk

dapat mengartikan data/informasi yang diperoleh dan digunakan

kemampuan profesional. Sumber-sumber data yang diperlukan berasal

dari: pengkajian keluarga; observasi rumah dan lingkungannya;

pemeriksaan fisik seluruh anggota keluarga; data sekunder:hasil lab/X-

ray. Ada dua tahap dalam pengkajian, yaitu:

1)      Pengkajian tahap I

a)      Data umum

-          Nama kepala keluarga

-          Alamat

-          Komposisi keluarga (dalam table) lengkapi dengan

genogram

-          Tipe keluarga

-          Suku

-          Agama

Page 10: LAPORAN PENDAHULUA1

-          Status sosial ekonomi keluarga

-          Aktivitas rekreasi keluarga

b)      Riwayat dan tahap perkembangan keluarga

-          Tahap perkembangan keluarga saat ini

-          Tahap perkembangan keluarga yang belum terpenuhi

-          Riwayat keluarga inti

-          Riwayat keluarga sebelumnya (pihak suami dan istri)

c)      Lingkungan

-          Karakteristik rumah

-          Karakteristik tetangga dan komunitas RW

-          Mobilitas geografis keluarga

-          Perkumpulan keluarga dan interaksi dengan masyarakat

-          Sistem pendukung keluarga

d)     Struktur keluarga

-          Pola komunikasi keluarga

-          Struktur kekuatan keluarga

-          Struktur peran (formal dan informal)

-          Nilai atau norma keluarga

e)      Fungsi keluarga

-          Fungsi afektif

-          Fungsi sosialisasi

-          Fungsi perawatan keluarga

Page 11: LAPORAN PENDAHULUA1

f)       Stress dan koping keluarga

-          Stressor jangka pendek dan panjang serta kekuatan

keluarga

-          Kemampuan keluarga berespons teradap situasi/stressor

-          Strategi koping yang digunakan

-          Strategi adaptasi disfungsional

g)      Pemeriksaan fisik

h)      Harapan keluarga

2)      Pengkajian tahap II

mengacu pada pelaksanaan 5 tugas kesehatan keluarga oleh keluarga.

a)      Mengenal masalah

-          Pengertian

-          Penyebab

-          Tanda dan gejala

-          Identifikasi tingkat keseriusan masalah pada keluarga

b)      Mengambil keputusan

-          Akibat

-          Keputusan keluarga

-          Melakukan perawatan sederhana (Cara-cara perawatan yang

sudah dilakukan keluarga dan cara-cara pencegahan)

-          Modifikasi lingkungan (Lingkungan fisik ; Lingkungan

psikologis)

Page 12: LAPORAN PENDAHULUA1

-          Pemanfaatan fasilitas kesehatan (Pelayanan kesehatan yang biasa

dikunjungi keluarga ; Frekuensi kunjungan

4.         Diagnosa Keperawatan

a.       Nyeri (akut) berhubungan dengan inflamasi mukosa lambung.

b.      Pemenuhan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh berhubungan dengan intake

yang tidak adekuat.

c.       Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan fisik.

d.      Ansietas tahap sedang berhubungan dengan perubahan status kesehatan.

DAFTAR PUSTAKA

Page 13: LAPORAN PENDAHULUA1

Brunner dan Sudart. 2002. Keperawatan Medikal Bedah Edisi 8 Jilid 2. Jakarta :

EGC.

Dongoes, E Marilyn, et. All. 1999. Rencana Keperawatan Pedoman Untuk

Perencanaan dan Pendokumentasian Pasien Edisi 3. Jakarta : EGC.

 Mansjoer, Arif. 2001. Kapita Selekta Kedokteran Edisi 3. Jakarta : EGC.