Laporan Pencapan.docx

21
Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen I. TANGGAL PRAKTIKUM 30 Januari – 1 Pebruari2015 II. TEMPAT PRAKTIKUM Laboratorium Tekstil Fakultas Teknik Universitas Bandung Raya III. JUDUL PRAKTIKUM Pencapan Kasa Datar (Flat Screening menggunakan Zat Warna Pigmen) IV. TUJUAN PRAKTIKUM Mahasiswa dapat melakukan praktikum proses pencapan kain menggunakan zat warna pigmen dengan jenis pencapan kasa datar (flat screening) V. TINJAUAN TEORI PENCAP A N Pencapan merupakan salah satu metode pewarnaan kain. Jika pencelupan dilakukan dengan mewarnai kain secara merata, maka pencapan dilakukan dengan mewarnai kain secara setempat dengan menimbulkan corak tertentu. Berbeda dengan pencelupan yang menggunakan air sebagai media, pencapan menggunakan pengental sebagai medianya. Pada proses pencapan dapat digunakan beberapa golongan zat warna tanpa saling mempengaruhi warna aslinya. Proses Pencapan dilakukan sebagai berikut : 1 | Page

Transcript of Laporan Pencapan.docx

Page 1: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

I. TANGGAL PRAKTIKUM

30 Januari – 1 Pebruari2015

II. TEMPAT PRAKTIKUM

Laboratorium Tekstil Fakultas Teknik Universitas Bandung Raya

III. JUDUL PRAKTIKUM

Pencapan Kasa Datar (Flat Screening menggunakan Zat Warna Pigmen)

IV. TUJUAN PRAKTIKUM

Mahasiswa dapat melakukan praktikum proses pencapan kain menggunakan zat warna

pigmen dengan jenis pencapan kasa datar (flat screening)

V. TINJAUAN TEORI

PENCAP A N

Pencapan merupakan salah satu metode pewarnaan kain. Jika pencelupan dilakukan

dengan mewarnai kain secara merata, maka pencapan dilakukan dengan mewarnai kain

secara setempat dengan menimbulkan corak tertentu. Berbeda dengan pencelupan yang

menggunakan air sebagai media, pencapan menggunakan pengental sebagai medianya.

Pada proses pencapan dapat digunakan beberapa golongan zat warna tanpa saling

mempengaruhi warna aslinya.

Proses Pencapan dilakukan sebagai berikut :

1. Membuat motif, tergantung sistem pencapan yang digunakan, yaitu :

Menggunakan kain kasa (screen)

1) Kain kasa dipasang pada sebuah bingkai kayu/logam, secara lurus dan tegang.

2) Pada kain kasa diberi motif dengan berbagai cara, antara lain :

a) Menempel gambar motif

b) Digambar langsung dengan lak

c) Dicetak dengan chrom gelatine

d) Kasa dipernis dengan bagian yang tertutup dilapisi lagi dengan lak/cat agar

kuat. Menggunakan logam dilakukan dengan menggravir logam. Logam

yang digunakan dapat berbentuk balok maupun silinder.

2. Membuat pengental

1 | P a g e

Page 2: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Pasta cap pada umumnya dibuat dari larutan atau disperse cat dalam air atau dalam

zat pelarut lain dengan zat pembantu seperti asam, alkali, garam, dan pengental.

Penggunaan pengental bertujuan untuk menghasilkan pasta cap dengan kekentalan

yang optimal. Syarat pengental yang digunakan dalam pencapan adalah sebagai

berikut:

Sesuai dengan bahan yang akan dicap

Sesuai dengan zat warna yang digunakan, misalnya, zat warna yang mempunyai

afinitas rendah terhadap serat hendaknya dipadukan dengan pengental yang

mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. Sebaliknya zat warna yang

mempunyai afinitas tinggi terhadap serat hendaknya dipadukan dengan

pengental yang mempunyai afinitas rendah terhadap serat

Sesuai dengan alat/metode pencapan

Tidak mengubah sifat zat warna dan tidak berwarna

Stabil dalam penyimpanan

Tidak bereaksi secara kimia dengan zat warna

Pengental harus mempunyai kekentalan yang optimal. Jika terlalu kental akan

susah dituangkan, sedangkan jika terlalu encer mudah keluar dari motif yang

dibentuk. Kekentalan dapat diukur dengan menuangkan pengental tersebut.

Kekentalan optimal dicapai jika selama penuangan pengental tersebut mengalir

tidak terputus.

Pengental terdiri dari beberapa macam, diantaranya:

Pengental dari terigu dan tapioka

Tepung terigu dan tepung tapioka dicampur sehingga menghasilkan gom. Proses

pembuatannya adalah sebagai berikut:

1) Masing-masing tepung dilarutkan di dalam air dengan perbandingan sebagai

berikut:

a) Tepung tapioka 1:10 (1 kg tapioka dilarutkan dalam 10L air),

b) Tepung terigu 1:15 (1 kg terigu dilarutkan dalam 15L air).

2) Kedua larutan tepung dicampur dan dipanaskan sampai suhu kurang lebih

1000C.

3) Pengental dibiarkan dingin sebelum digunakan.

Larutan tepung tapioca dan terigu selanjutnya disebut kanji. Kanji mempunyai

kekuatan dan kekentalan yang sangat baik. Namun sifat tersebut menyebabkan

sulitnya penyerapan zat warna ke dalam serat, sehingga kanji jarang digunakan

2 | P a g e

Page 3: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

sebagai pengental tunggal melainkan dicampur dengan pengental lain yang

kurang kental. Pencampuran tersebut diharapkan dapat menghasilkan pasta zat

warna yang mempunyai afinitas tinggi terhadap serat. Kekentalan kanji juga

dapat dikurangi dengan menambahkan oksidator seperti natrium perborat dan

aktivin S sehingga kanji dapat digunakan sebagai pengental tunggal.

Tepung dekstrin

Dekstrin adalah tepung tapioca yang telah dikerjakan lebih lanjut sehingga

mudah larut dalam air karena molekulnya telah diperkecil dan kekentalannya

sudah dikurangi. Pengental dilarutkan di dalam air pada suhu 800C dengan

perbandingan 1:1. Dekstrin jarang digunakan sebagai pengental tunggal karena

terlalu encer, kebanyakan digunakan bersama-sama dengan tapioka dan terigu.

Tepung glukosa

Glukosa adalah dekstrin yang diolah lagi sehingga molekulnya lebih kecil dan

dapat dilarutkan dalam air dingin. Sifatnya yang encer membuat glukosa jarang

digunakan sebagai pengental tunggal, melainkan dicampur dengan kanji pada

perbandingan 1:1 dan dilarutkan dalam air dingin.

Gom

Gom merupakan suatu bahan yang berasal dari getah tumbuh-tumbuhan.

Sifatnya yang tidak berwarna adalah salah satu alasan penggunaan gom sebagai

pengental. Berdasar sifat kelarutannya gom dapat dibedakan menjadi:

1) Gom yang mudah larut dalam air, misalnya gom Arabica, gom traganth,

gom Inggris, gom Sudan, gom Kordofa.

2) Gom yang memerlukan pemanasan agar mudah dilarutkan, misalnya gom

universal.

Manutex

Manutex merupakan pengental yang dihasilkan dari tumbuhan laut. Manutex

mudah larut dalam air dingin. Manutex tidak berwarna. Selain itu manutex juga

tahan disimpan dalam jangka waktu yang lama tanpa mengalami perubahan

kekentalan. Manutex menghasilkan pencapan yang rata, dan mudah dibersihkan

setelah proses selesai. Konsentrasi manutex sangat tinggi, sebagai pengental

cukup digunakan 2-5%. Penggunaan manutex dilakukan sebagai berikut:

1) Manutex dilarutkan dalam air sambil diaduk

2) Larutan manutex didiamkan selama ¼ - ½ jam

3) Pengental siap digunakan

3 | P a g e

Page 4: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Pengental buatan

Pengental buatan umumnya digunakan pada proses pencapan serat-serat

sintetik. Pengental buatan yang sering digunakan antara lain PVA dan CMC.

Proses penggunaannya dilakukan sebagai berikut:

1) Pengental dilarutkan dalam air panas sambil diaduk

2) Pengadukan dilakukan selama 1 – 2 jam

3) Pengental dibiarkan dingin sebelum digunakan

SCREEN

Pada proses pencapan kasa datar (Flat Screening), screen mempunyai peranan yang

sangat penting, bahkan dapat dikatakan sebagai faktor penentu tingkat kualitas dari

proses cetak yang dihasilkan. Dewasa ini screen lebih banyak terbuat dari serat sintetis

jenis tunggal (mono filamen). Berbagai jenis bahan yang dapat dipergunakan untuk

proses pencapan kasa datar (flat screening) diantaranya adalah :

1. Nilon

Untuk semua kebutuhan cetak sablon tersedia pilihan yang secara luas,hanya saja

berupa serat benang tunggal.

Keunggulan dari serat benang nilon :

a. Memiliki daya rentang dan daya gosok yang baik.

b. Ideal untuk tahapan pencetakan di atas bahan cetak yang permukaanya tidak

rata.

c. Memiliki daya alir tinta yang baik dan mempunyai daya rekat yang sempurna

untuk semua jenis emulsi (stensil foto).

Kelemahannya :

a. Peka terhadap kondisi cuaca/temperatur dan kelembaban udara.

b. Tidak sesuai untuk jenis-jenis pekerjaan yang memerlukan ketepatan yang

tinggi (register).

2. Polyester,terdiri atas :

a. metalissed polyester/polyester logam

b. antistatic polyester/polyester antistatis

c. calendered polyester/polyester termampatkan

3. Stainless steel

4 | P a g e

Page 5: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Serat kain yang terbuat dari nilon atau polyester tersedia dalam beberapa derajat

ketebalan yakni: tipe Small (S), tipe Medium (M), tipe Thick (T) dan Heavy Duty

(HD). Serat benang dengan tipe S serat benangnya tipis, cocok untuk pekerjaan nada

lengkap (halftone), dan gambar seni (artis/seni). Serat benang dengan tipe M serat

benang yang memiliki ukuran medium, cocok untuk pekerjaan nada lengkap yang

kasar. Serat benang dengan tipe T serat benangnya tebal, cocok untuk segala jenis

pekerjaan pada teknik cetak sablon. Sedangkan serat benang dengan tipe HD, serat

benang dengan ekstra tebal yang cocok untuk pekerjaan yang dilakukan secara masinal

(cetak menggunakan mesin), cetak blok dan jenis-jenis pekerjaan kasar.

Screen pada umumnya berwarna putih. Tapi seringkali kain berwarna putih pada

waktu dilakukan proses penyinaran akan menimbulkan gejala pemantulan kembali yang

dapat mengakibatkan terjadinya kekurangan penyinaran. Untuk mengatasi masalah

tersebut pada umumnya kain dibuat berwarna kuning, jingga dan merah. Sehingga kain

berwarna digunakan untuk menghindari terjadinya pemantulan kembali cahaya pada

waktu penyinaran stensil foto sistem direct (langsung), sistem direct/indirect

(langsung/tidak langsung), maupun sistem cappilary (kafilek).

Untuk memperoleh tingkat resolusi gambar yang terbentuk pada screen serta

peningkatan definisi hasil cetak sablon, maka diperlukan persyaratan khusus untuk

jenis-jenis kain yang digunakan. Adapun persyaratan - persyaratannya

adalah sebagai berikut :

1. Daya lentur/fleksibilitas.

Karena pada saat dilakukan perentangan pada bingkai cetak kain harus ditarik

untuk mendapatkan tingkat keregangan pada permukaan bingkai serta

pada waktu dilakukan proses pencetakan screen tidak boleh menyentuh bahan

cetak dengan jarak kira-kira 3-5 milimeter, maka kain haruslah lentur.

2. Pori-pori tidak berubah atau bergeser.

Tujuan utama dari tidak bergesernya pori-pori kain adalah untuk pengendalian

penyaluran tinta cetak.

3. Tahan terhadap bahan kimia.

Selama kain digunakan pada tahapan pencetakan kain selalu berhubungan dengan

bahan kimia seperti stensil foto, tinta cetak, dan bahan pencuci atau pembersih,

maka kain harus tahan atau tidak mudah rusak.

4. Mudah dibersihkan.

5 | P a g e

Page 6: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Diharapkan agar kain dapat dipergunakan secara berulang-ulang maka

kain harus mudah dibersihkan.

5. Tahan terhadap gesekan.

Pada waktu digunakan, screen akan selalu bersentuhan dengan rakel

yang memiliki variasi derajat kekerasannya. Dengan demikian gesekan dari rakel

tidak dengan mudah mengikis serat kain yang berdampak pada pengalihan tinta

cetak dan mengakibatkan kain mudah rusak.

6. Memiliki pori-pori yang bervariasi.

Dengan adanya variasi pori-pori screen, maka berbagai bentuk

bahan serta berbagai macam bentuk gambar dapat dicetak.

7. Variasi dari tingkat kerapatan screen.

Sangat berpengaruh pada tahapan pengalihan tinta cetak. Dengan banyaknya

variasi yang disediakan untuk jenis-jenis kain diharapkan agar lapisan film tinta

dapat dengan mudah dialihkan ke atas bahan cetak (media cetak) yang

dipergunakan.

Z AT WARNA PIGMEN

Zat warna pigmen yang tidak mempunyai auksokrom ini digunakan untuk

mewarnai tekstil yang pada umumnya dilakukan dengan cara pencapan, akan tetapi

seringkali juga digunakan untuk mencelup bahan dengan kualitas kasar sampai sedang.

 Untuk pencelupan, karena tidak memiliki auksokrom maka tidak dapat digunakan

untuk mencelup benang dengan cara exhaust. Untuk mencelup kain digunakan cara

padding dan pada umumnya hanya mewarnai pada permukaan saja. Sifat ketahanan

lunturnya sangat ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang

digunakan. Binder ini dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang

diperoleh dari katalis dan adanya panas pada waktu curing.

Pencapan dengan zat warna pigmen banyak dilakukan karena mempunyai beberapa

keuntungan antara lain pembuatan pasta capnya sederhana, tidak perlu pengerjaan

lanjutan setelah pencapan, zat warna dapat dicapkan bersama-sama dengan zat warna

lain tanpa mengubah warna yang lainnya. Namun terdapat pula kekurangnnya antara

lain hasil pencapan tidak tahan gosok dan kaku. Pasta cap terdiri dari zat warna pigmen,

binder, pengental dan katalis. Zat pengikat pada umumnya merupakan zat yang

larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan berpolimerisasi. Pengental yang

digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental emulsi, pengental emulsi

6 | P a g e

Page 7: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak saling melarutkan. Pencapan

menggunakan pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan

katalisnya adalah senyawa yang pada pemanasan tinggi dapat memberikan reaksi asam.

PENCAPAN DENGAN ZAT WARNA PIGMEN

Pencapan dengan zat warna pigmen dapat digunakan pada semua jenis serat. Zat

warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap serat, maka fiksasinya ke dalam serat

diperlukan bantuan zat pengikat yaitu binder. Kekuatan ikatan antara zat warna pigmen

dengan serat tergantung pada daya ikat dari binder yang digunakan. Ditinjau dari segi

ekonomis, metoda pencapan zat warna pigmen sangat sederhana dan murah. Proses

pencucian yang dimaksudkan untuk menghilangkan sisa-sisa zat warna, pengental dan

zat-zat pembantu, tidak diperlukan pada metoda pencapan pigmen.

Pengental emulsi dibagi dua jenis, yaitu emulsi air dalam minyak (w/o) dan emulsi

minyak dalam air (o/w). Emulsi air dalam minyak adalah air merupakan fasa terdispersi

dan minyak sebagai medium terdispersi. Sebaliknya emulsi minyak dalam air adalah

minyak merupakan fasa terdispersi dan air sebagai medium pendispersi.

Dalam perkembangannya, saat ini sudah banyak diproduksi selain zat warna

pigmen sintentik juga binder sintentik yang lebih menjamin hasil cap sesuai keinginan.

Demikian pula halnya dengan penggunaan pengental, dari mulai pengental alam

berkembang menjadi pengental emulsi air dalam minyak (w/o), kemudian emulsi

minyak dalam air (o/w) dan pada akhirnya pengental sintetis. Komponen pasta cap

pigmen didasarkan pada tiga hal penting yaitu dispersi zat warna pigmen, binder dan

zat pembantu ikatan silang, serta pengetal yang sesuai. Hasil pencapan pigmen yang

baik ditandai dengan tingkat kecerahan yang tinggi, sifat pegangan yang tidak kaku dan

sifat daya ketahanan yang tinggi terhadap gosok dan pencucian.(Agus Suprapto,dkk.,

2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)

Binder merupakan zat kimia yang berperan penting dalam proses pencapan dengan

zat warna pigmen untuk meningkatkan daya ketahanan luntur warna. Binder adalah

suatu zat yang akan membentuk lapisan tipis yang terbuat dari makromolekul rantai

panjang yang pada saat diaplikasikan pada tekstil berwarna.(Agus Suprapto,dkk.,

2006, Bahan Ajar Teknologi Pencapan1)

7 | P a g e

Page 8: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Zat warna pigmen adalah zat warna yang tidak larut dalam air, diperdagangkan

dalam bentuk terdispersi kerap disebut juga emulsi pigmen. Terutama dibuat dari bahan

baku sintetis, selain tersedia cukup banyak warna, untuk pigmen putih digunakan bahan

dasar titanium dioksida, campuran kupro dan alumunium untuk warna metalik serta

besi oksida untuk mendapatkan warna kecoklatan.

Dalam melakukan pemilihan zat warna pigmen yang penting diperhatikan selain

harganya juga sifat-sifat ketahanan lunturnya, kecerahannya dan kekuatan

pewarnaannya. Pasta cap yang digunakan sebaiknya mempunyai sifat reologi seperti

plastik, dapat dipindahkan pada tekstil dengan mudah tetapi penetrasinya terbatas. Jika

terjadi perakelan pasta akan mengencer dan setelah perakelan kembali menjadi solid

pada permukaan kain sehingga tidak berpenetrasi lebih jauh ke dalam tekstil hanya

tinggal di permukannya saja, sehingga menghasilkan tingkat pewarnaan yang lebih

baik. Pada penggunaan pengental dispersi, untuk menghindari ketidakrataan warna

pada pencapan kain-kain halus dan kain-kain hidrofob dan juga terjadinya screen fram

marks, dapat dikombinasikan dengan pengental koloid (misal dari jenis eter selulosa)

yang mengurangi efek pecahnya lapisan pasta cap. Namun demikian perlu tetap

diperhatikan efek pegangan kaku jika penambahan pengental koloid semakin besar.

Keuntungan dari zat warna pigmen adalah:

Pencapan pigmen ekonomis karena tidak perlu dilakukan pencucian setelah fiksasi,

pengambilan contoh cepat dan tidak memerlukan waktu yang lama.

Dapat dilakukan pada semua jenis bahan.

Pewarnaan tidak mempunyai banyak masalah.

Lebih ramah lingkungan karena tidak ada proses pencucian.

Kerugian dari zat warna pigmen adalah:

Hasil celup relatif kaku (apabila tanpa menggunakan softener).

Tahan luntur tergantung dari konsentrasi dan jenis binder.

Zat warna hanya menempel pada permukaan kain saja dan tahan terhadap gosokan

jelek. (Diktat pencapan,Agus suprapto,dkk,2006)

Pigmen terdiri dari beberapa macam :

Endapan zat warna kation ( lakes).

Zat warna basa yang bersifat kation diendapkan suatu anion misalnya asam fostungs

molidat akan memberikan endapan.

Endapan zat warna anion

8 | P a g e

Page 9: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Zat warna anion diendapkan dalam barium, endapan garam logam tersebut tahan

terhadap pelarut organik tetapi biasanya tahan lunturnya kurang baik terhadap asam

dan alkali.

Komplek logam.

Adalah senyawa gabungan atau senyawa kordinat, dimana molekul zat warna yang

mengandung atom oksigen atau nitrogen mampu memberikan elektron kepada atom

logam.

Senyawa netral bebas logam

Merupakan jenis pigmen yang paling banyak dipakai dan berasal dari sebagian besar

zat warna monoazo, diazo dan beberapa dari golongan azina, indigo dan antrakinon

sehingga warnanya melengkapi seluruh warna spektrum. (Lubis, Arifin, dkk. 1998.

Teknologi Pencapan Tekstil. Sekolah Tinggi Teknologi Tekstil Bandung)

Zat warna pigmen tidak mempunyai afinitas terhadap semua serat oleh karena itu maka

diperlukan zat pengikat (binder) yang akan membentuk lapisan film yang sangat tipis

diatas bahan dan membentuk ikatan dengan serat.

Syarat zat pengikat antara lain:

Gugus reaktif dapat mengadakan ikatan dengan serat

Daya kohesi adhesi pada suptrat

Tidak berwarna dan stabil

Daya tahan terhadap hidrolisa terhadap pelarut.

Tahan terhadap zat kimia, panas dan cuaca.

Binder mempunyai gugus reaktif dalam kopolimer yang akan membentuk ikatan silang

(cross linking) antar molekul-molekul kopolimer atau dengan hidroksi, amino dan

gugus lainnya dari serat pada saat proses curing. Reaksi ikatan silang membutuhkan

suhu tinggi dan katalis yang bersifat asam. Katalis yang banyak digunakan pada

pencapan dengan zat warna pigmen adalah diamonium posfat.

Reaksi ikatan silang dari binder terjadi pada kondisi asam yang dapatdigambarkan

sebagai berikut :

B−CH2OH + HO−CH2−B B−CH2OCH2−B + HOH pH <5

B−CH2OH + HOB B−CH2−OB + HOH pH <5

9 | P a g e

Page 10: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Reaksi antara binder dengan serat dapat digambarkan sebagai berikut :

B−CH2OR + HO−Sel B−CH2−O−Sel + ROH

Dimana R adalah CH3 atau H dan B adalah molekul binder.

Katalisator adalah suatu zat yang dapat mempengaruhi kecepatan reaksi tanpa zat

tersebut ikut bereaksi, mekanisme pembentukan ikatan silang tiga dimensi diperlukan

suasana asam dan suhu tinggi dan asam ini diperoleh dari katalisator. Penggunaan

katalisator harus optimum karena bila kurang maka proses polimerisasi tidak sempurna.

VI. ALAT

1. Rakel

2. Screen

3. Mangkok Plastik

4. Pengaduk

5. Timbangan Analitik

6. Oven

7. Kain Monil

VII. BAHAN

1. Kain yang akan dicap

2. Zat Warna Pigmen

3. Emulsifier

VIII. PROSEDUR PRAKTIKUM

A. Pemasangan kain kasa secara manual

1. Kain kasa disambung dahulu dengan kain pembantu

2. Bagian yang tidak disambung dengan kain pembantu dihekter ke frame (Tarik

dengan menggunakan penggulung lalu hekter)

3. Pastikan kain kasa tidak kendur

B. Pemberian desain pada screen

1. Tahap pembuatan diapositif, menggunakan kertas kodatrace dan tinta afdekvert

2. Persiapan kasa / pencucian kasa, tujuannya untuk menghilangkan kotoran

3. Pemindahan gambar pada kasa

10 | P a g e

Page 11: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

Proses Coating

Proses pelapisan zat peka cahaya di screen, proses ini harus dilakukan di

ruangan gelap.

Super Zol : 100 gram

Cairan Kalium : 5 gram

Setelah pelapisan keringkan ± 24 jam

a. Proses Expossure yaitu pemindahan motif dari kertas Kodaktress ke screen.

Sinari dengan sinar matahari ± jam 09.00 – 15.00 selama ± 30 detik.

b. Proses Developing (Pembangkitan)

c. Tusir / Proses perbaikan motif

d. Laquering / Pengelakan dilakukan untuk melapisi permukaan screen agar

tidak mudah rusak oleh pengaruh zat kimia atau gesekan.

C. Pembuatan Pasta Cap

1. Timbang zat warna pigmen sebanyak 2% dari total berat zat warna yang akan

dibuat dan 98% nya merupakan emulsifier.

2. Campurkan zat warna pigmen dan emulsifier yang telah ditimbang sampai

homogen.

3. Pasta cap siap untuk digunakan.

D. Proses Pencapan

1. Bubuhkan pasta cap secukupnya pada screen yang sudah berpola.

2. Ratakan dengan menggunakan rakel dengan penekenan tertentu secara merata

sekaligus.

3. Keringkan kain yang sudah dicap pada suhu 100 C selama 5 menit, kemudian

fiksasi pada suhu 150 C selama 15 menit.

IX. HASIL PRAKTIKUM

11 | P a g e

Page 12: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

X. PEMBAHASAN

Pada praktikum Pencapan Kasa Datar menggunakan Zat Warna Pigmen, pasta cap

terdiri dari zat warna pigmen, binder, pengental dan katalis. Binedr (zat pengikat)

merupakan zat yang larut/terdispersi dalam air dan pada suhu tinggi akan

berpolimerisasi. Pengental yang digunakan dalam pencapan ini menggunakan pengental

emulsi, pengental emulsi adalah dispersi dari zat cair didalam zat cair lain dan tidak

saling melarutkan (minyak tanah dalam air/ oil in water). Pencapan menggunakan

12 | P a g e

Page 13: Laporan Pencapan.docx

Laporan Praktikum Pencapan Kasa Datar (Flat Screening) menggunakan Zat Warna Pigmen

pengental emulsi menghasilkan pegangan yang lemas. sedangkan katalisnya adalah

senyawa yang pada pemanasan tinggi dapat memberikan reaksi asam.

Dalam proses pencapan dengan zat warna pigmen, sifat ketahanan lunturnya sangat

ditentukan oleh kekuatan pelapisan zat warna oleh binder yang digunakan. Binder ini

dapat membentuk lapisan film dengan bantuan asam yang diperoleh dari katalis dan

adanya panas pada waktu curing.

Binder dan katalis yang digunakan harus sesuai, artinya pemilihan katalis

dilakukan sedemikian rupa sehingga temperatur pecahnya katalis harus sesuai dengan

temperatur untuk binder berpolimerisasi. Jika temperatur pecahnya katalis lebih rendah

daripada temperatur binder untuk berpolimerisasi maka asam yang dihasilkan akan

habis menguap sebelum mencapai temperatur binder untuk berpolimerisasi.

XI. KESIMPULAN

Dari praktikum pencapan kasa datar menggunakan zat warna pigmen didapatkan

hasil yang masih banyak kekurangannya seperti oversizing dan sebagainya dikarenakan

oleh beberapa faktor kesalahan pada saat pemberian design pada screen (pembuatan

diapositif, proses coating, eksposure, pembangkitan, tusir dan pengelakan).

XII. DAFTAR PUSTAKA

1. http://pendidikansoal1.blogspot.com/2013/12/makalah-cetak-sablon.html. (Diakses

pada 20 Pebruari 2015)

2. http://nadyalestari.blogspot.com/2012/02/zat-warna-pigmen.html. (Diakses pada 20

Pebruari 2015)

13 | P a g e