Laporan Pemetaan FIAN

36
LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN Bumi Perkemahan Bedengan Disusun oleh: Fian Fakhruddin 125090702111006 Asisten : Hana Dwi Sussena JURUSAN FISIKA FAKULTAS MATEMATIKA DAN IPA UNIVERSITAS BRAWIJAYA 2015 1 | Page

description

geofisika

Transcript of Laporan Pemetaan FIAN

LAPORAN PRAKTIKUM PEMETAAN Bumi Perkemahan Bedengan

Disusun oleh: Fian Fakhruddin125090702111006Asisten :Hana Dwi SussenaJURUSAN FISIKAFAKULTAS MATEMATIKA DAN IPAUNIVERSITAS BRAWIJAYA2015

KATA PENGANTARPuji syukur penulis ucapkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan laporan ini tepat pada waktunya.Laporan Pemetaan Bumi Perkemahan Bedengan ini dibuat untuk memenuhi tugas mata kuliah pemetaan tahun ajaran 2014/2015. Dalam menyelesaikan laporan ini, penulis banyak mendapat bantuan dan bimbingan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada orang-orang yang telah membantu dan membimbing penulis selama ini, yaitu: 1. Allah SWT yang memberikan kami kesehatan serta kesempatan untuk membuat karya tulis ini.2. Orangtua kami yang sangat membantu pemberian motivasi serta nasehat yang bermanfaat dalam proses penulisan yang cukup banyak menyita waktu kami.3. Asisten praktikum pemetaan4. Teman-teman kami yang telah memberi motivasi bagi penulisan laporan ini.Penulis sadar bahwa dalam penulisan laporan ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun. Selain itu penulis juga memohon maaf apabila di dalam laporan ini terdapat banyak kesalahan.Penulisan ini diharapkan dapat memberikan masukan informasi serta wacana yang bermanfaat bagi semua kalangan.

Malang, 24 Mei 2015

Fian FakhruddinDAFTAR ISIKATA PENGANTAR 2DAFTAR ISI3DAFTAR GAMBAR4DAFTAR TABEL5BAB I PENDAHULUAN1.1. Latar Belakang 61.2. Rumusan Masalah61.3. Tujuan 6BAB II LANDASAN TEORI.7BAB III METODOLOGI 3.1. Waktu dan Tempat Survey133.2. Tata Laksana13BAB IV PEMBAHASAN4.1. Data Hasil Pengukuran164.2. Analisa Hasil18BAB V PENUTUP5.1. Kesimpulan205.2. Saran20DAFTAR PUSTAKA21LAMPIRAN22

DAFTAR GAMBARGambar 3.1 Diagram Alir Akuisisi Data Pemetaan14Gambar 3.2 Diagram Alir Processing Data Pemetaan14Gambar 3.3 Diagram Alir Interpretasi Data Pemetaan15Gambar 4.1 Peta Topografi kelompok 1-6 2D beserta Skalanya17Gambar 4.2 Peta Topografi kelompok 1-6 3D17Gambar 4.3 Peta Topografi Kelompok 2 Di Lapangan 2D beserta Skalanya17Gambar 4.4 Peta Topografi Kelompok 2 Di Lapangan 3D18

Gambar 4.5 Peta Topografi 2D kelompok 1-618Gambar 4.6 Peta Topografi 2D kelompok 218Gambar 4.7 Tampilan awal Map Source22Gambar 4.8 Hasil Plot data waypoint semua Kelompok22Gambar 4.9 Tahapan setelah data di pindahkan di MS Excel berupa koordinat UTM23Gambar 4.10 Data koordinat UTM Di plot pada data sheet Surfer beserta Elevasi23Gambar 4.11 Tampilan awal untuk menampilkan peta kontur daerah pengukuran24Gambar 4.12 Kotak Dialog Gridding Report pada Surfer24Gambar 4.13 Peta Topografi 2D hasil pengukuran semua kelompok25Gambar 4.14 Peta Topografi 3D hasil pengukuran semua kelompok25

DAFTAR TABELTabel 2.1 Contoh skala peta dan satuan geomorfologi12Tabel 2.2 Hubungan antara skala peta dan pengenalan terhadap objek geomorfologi.........................................................................................12Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran Kelompok 2 Lapangan16

BAB IPENDAHULUAN1.1. Latar Belakang Pemetaan dapat didefinisikan sebagai proses pengukuran, perhitungan dan penggambaran obyek obyek di permukaan bumi dengan menggunakan cara dan atau metode tertentu sehingga didapatkan hasil berupa peta. Pemetaan merupakan suatu kegiatan mengolah data-data nonspasial atau semi-spasial menjadi sebuah data keruangan (peta), sehingga penangkapan informasi dari sebuah objek wilayah dapat lebih mudah dipahami karena sifatnya yang lebih efektif dan efisien. Pemetaan Sederhana adalah pembuatan peta dengan alat yang sangat sederhana sekali misalnya dengan rol meter dan prisma kaca sudut dengan peralatan yang sangat sederhana ini dapat dilakukan suatu kombinasi pengukuran jaring-jaring sederhana dan pengukuran offset. Hal ini akan lebih menguntungkan terutama untuk pengukuran area yang kecil dengan skala besar.Bumi Perkemahan Bedengan merupakan area perkemahan yang terletak di desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. 1.2 Rumusan Masalah1. Bagaimanakah tahapan akuisisi yang dilakukan pada saat pengambilan data ?2. Software apa saja yang dapat digunakan untuk pemodelan peta topografi 2D dan 3D?1.3 Tujuan1. Menjelaskan tahapan akuisisi yang dilakukan pada saat pengambilan data 2. Mengetahui Software apa saja yang dapat digunakan untuk pemodelan peta topografi 2D dan 3D

BAB IITINJAUAN PUSTAKAManusia memerlukan alat bantu dalam melakukan observasi atau pengamatan untuk mempelajari berbagai fenomena yang berkaitan dengan kehidupanya. Fenomena yang sangat kecil dapat diamati secara baik dengan alat bantu yang berfungsi membesarkan, dalam hal ini misalnya mikroskop. Keadaan yang sebaliknya adalah fenomena-fenomena geografikal yang amat luas, sehingga kita perlu mengecilkan agar dapat kita cakup dalam batas pandangan kita. Suatu cara yang mencakup kegiatan pada proses mampu mengecilkan karakteristik keruangan dari muka bumi menjadi suatu bentuk yang mudah di observasi adalah dengan menggambarkandalam bentuk peta. Peta adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentu. (Russell C. Brinker, 1984). Dengan kemajuan di bidang informasi dan teknologi elektronika, sangat mempengaruhi dalam penyajian sumber informasi termasuk peta. Sehingga definisi peta adalah sarana penyajian informasi spasial dari unsur-unsur dimuka bumi atau di bawah muka bumi (Jakob Rais, dalam Sukirno, 1999). Secara umum peta terdiri dari dua jenis jika dipandang dari maksud dan tujuannya yaitu : 1. Peta Dasar adalah gambaran/proyeksi dari sebagian permukaan bumi pada bidang datar atau kertas dengan skala tertentuyang dilengkapi dengan informasi kenampakan alami atau buatan. Contoh peta dasar seperti : Peta Situasi, Peta Topografi 2. Peta Tematik adalah gambaran dari sebagian permukaan bumi yang dilengkapi dengan informasi tertentu baik di atas maupun di bawah permukaan bumi yang mengandung tema tertentu. Contoh peta tematik seperti: Peta Jenis Tanah, Peta Kesesuaian Lahan.Penggambaran tersebut menggambarkan unsur-unsur atau kenampakan abstrak yang dipilih dari sebagian permukaan bumi yang digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil/diskalakan. Tiga kata kunci dalam pemetaan yaitu: Dipilih Bidang datar Diperkecil/diskalakan. Klasifikasi peta secara umum dibedakan menjadi: 1. Peta Topografi 2. Charts 3. Peta Tematik Peta topografi adalah peta yang menyajikan kenampakan fisik dan artifisial (kultural dan hasil budaya manusia) di permukaan bumi. Contoh peta ini adalah Peta Geografi, Peta Umum, Atlas dll. Charts merupakan peta-peta untuk kepentingan navigasi seperti peta jalur penerbangan, peta arah angin peta jalan darat dll. Peta Tematik yaitu peta yang mencerminkan hal-hal khusus.Pada peta dasar, kita harus mampu mentransfer bentuk muka bumi yang berdimensi tiga ke dalam kertas yang berdimensi dua tetapi tetap mempunyai makna tiga dimensi. Caranya adalah dengan bantuan proyeksi orthogonal dan dilengkapi dengan garis kontur. Cara lain adalah dengan bantuan komputer yang telah dikembangkan dalam sistem informasi geografis yaitu Model Medan Digital (DTM) atau yang disajikan dengan tiga bentuk yaitu 1) Grid/lattice, 2) TIN (triangular Irregular Network) dan 3) Kontur. Grid/lattice mengunakan sebuah bidang segitiga, segiempat, bujursangkar atau bentuk siku yang teratur grid. Perbedaan resolusi grid dapat digunakan untuk menunjukkan koordinat ketinggian Z. TIN menggunakan rangkaian segitiga yang tidak tumpang tindih dihitung dari titik ruang tak beraturan dengan koordinat x,y,dan nilai Z yang menyajikan data ketinggian. Kontur dibuat dari digitasi garis kontur yang disimpan dalam format Digitas Lines Graph (DGL) membuat pasangan-pasangan koordinat x,y sepanjang tiap garis kontur yang menunjukkan ketinggian tertentu. Peta yang pada dasarnya mencerminkan hubungan keruangan dari fenomena geografikal juga berfungsi sebagai media komunikasi antar pembuat peta dan pengguna peta. Agar dapat dibaca oleh orang lain maka penyajian peta perlu dilengkapi informasi-informasi lain yang sudah dijadikan stadart untuk unsur-unsur peta.

Jenis-jenis Peta:Menurut jenisnya peta dapat dibedakan menjadi : Peta planimetrik; menyajikan gambar seperti sungai dan tipe habitat tetapi tidak memperlihatkan relief areal. Peta Topografi; menyajikan dataran dan bentuk lahan dalam bentuk yang terukur. Peta ini yang paling umum digunakan dalam survey lapangan. Photomap; reproduksi dari foto udara atau foto mosaic. Biasanya digunakan untuk melihat suatu areal terbatas secara detail. Foto Satelit; Menyajikan areal yang sangat luas untuk evaluasi sumberdaya secara regional. Peta ini berguna untuk meng-evaluasi tipe-tipe habitat, pola penggunaan lahan, monitoring gangguan terhadap habitat.Menurut skalanya, peta dapat dibedakan menjadi : Peta skala sangat besar (>1:10.000) Peta skala besar (1:10.000 - < 1:100.000) Peta skala sedang (1:100.000 - < 1:1.000.000) Peta skala kecil (1 : 1.000.000) Menurut isinya, peta dapat dapat dibedakan menjadi: Peta hidrografi: memuat informasi tentang kedalaman dan keadaan dasar laut serta informasi lainnya yang diperlukan untuk navigasi pelayaran. Peta geologi: memuat informasi tentang keadaan geologis suatu daerah, bahanbahan pembentuk tanah dll. Peta geologi umumnya juga menyajikan unsur peta topografi. Peta kadaster: memuat informasi tentang kepemilikan tanah beserta batasbatasnya, dll. Peta irigasi: memuat informasi tentang jaringan irigasi pada suatu wilayah. Peta jalan: memuat informasi tentang jaringan jalan pada suatu wilayah. Peta Kota: memuat informasi tentang jaringan transportasi, drainase, sarana kota dll-nya. Peta Relief: memuat informasi tentang bentuk permukaan tanah dan kondisinya. Peta Teknis: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi yang mencakup kawasan tidak luas. Peta ini dibuat untuk pekerjaan perencanaan teknis skala 1: 10 000 atau lebih besar. Peta Topografi: memuat informasi umum tentang keadaan permukaan bumi beserta informasi ketinggiannya menggunakan garis kontur. Peta topografi juga disebut sebagai peta dasar. Peta Geografi: memuat informasi tentang ikhtisar peta, dibuat berwarna dengan skala lebih kecil dari 1: 100 000.Peta berdasarkan penurunan dan penggunaan, terdiri dari: Peta dasar, digunakan untuk membuat peta turunan dan perencanaan umum maupun pengembangan suatu wilayah. Peta dasar umumnya menggunakan peta topografi. Peta tematik, dibuat atau diturunkan berdasarkan peta dasar dan memuat tematema tertentu, seperti peta tata batas, peta perkembangan penunjukan kawasan hutan, peta illegal logging, peta kebakaran hutan, peta perambahan, peta tempat kejadian, peta sebaran satwa dan lain-lain.

Pemetaan Sederhana adalah pembuatan peta dengan alat yang sangat sederhana sekali misalnya dengan rol meter dan prisma kaca sudut,dengan peralatan yang sangat sederhana ini dapat dilakukan suatu kombinasi pengukuran jaring-jaring sederhana dan pengukuran offset.Hal ini akan lebih menguntungkan terutama untuk pengukuran area yang kecil dengan skala besar.Membuat peta dengan cara sederhana harus didahului dengan pengukuran jarak dan arah.

1. Pengukuran JarakPengukuran jarak dilakukan dengan menggunakan meteran, tongkat, kayu, dan alat lain yang bisa memenuhi kebutuhan pengukuran jarak sebagai titik tolak pengukuran. Data tersebut kemudian digambarkan dalam peta dengan menggunakan skala.

2. Pengukuran Arah Pengukuran arah dilakukan dengan menggunakan kompas. Pengukuran arah dengan kompas dimulai dari utara kompas sebagai 0 dan dihitung searah jarum jam sampai 360. Besarnya arah dari 0 ini disebut azimuth atau magnetik azimuth.

GPS adalah sistem radio navigasi dan penentuan posisi menggunakan satelit yang dimiliki dan dikelola oleh Amerika Serikat. Sistem ini dapat digunakan oleh banyak orang sekaligus dalam segala cuaca, serta didesain untuk memberikan posisi dan kecepatan tiga dimensi yang teliti dan juga informasi mengenai waktu secara kontinyu di seluruh dunia.Perangkat GPS ada bermacam-macam dan umumnya tergantung dari tujuan dan aktivitas yang akan dilakukan. GPS untuk udara (aviationGPS) akan berbeda arsitekturnya dengan yang akan digunakan untuk navigasi di darat/mobil. Secara umumperangkat GPS dibagi menjadi beberapa fungsiyaitu navigasi udara (aviation), laut (marine), darat (land), tracking danSurvey Equipment Supplies.GPSmemiliki dua tingkat ketelitian, yaitu:1. Sistem posisi standar / SPS (Standard Positioning System). SPS merupakan yang disediakan untuk umum (general). Tingkat akurasi yang dihasilkan oleh SPS ini adalah 100 m untuk posisi horisontal dan untuk posisi vertical mencapai 150 meter.2. Sistem Posisi Presisi / PPS (Precision Positioning System)PPS hanya digunakan oleh Departemen Pertahanan AS dan tidak disediakan untuk umum.Dalam interpretasi geologi dari peta topografi, maka penggunaan skala yang digunakan akan sangat membantu. Di Indonesia, peta topografi yang tersedia umumnya mempunyai skala 1:25.000 atau 1: 50.000 (atau lebih kecil). Acapkali skala yang lebih besar, seperti skala 1: 25.000 atau 1:12.500 umumnya merupakan pembesaran dari skala 1: 50.000. Dengan demikian, relief bumi yang seharusnya muncul pada skala 1: 25.000 atau lebih besar, akan tidak muncul, dan sama saja dengan peta skala 1: 50.000. Dengan demikian, sasaran / objek interpretasi akan berlainan dari setiap skala peta yang digunakan. Perhatikan Tabel 5-3 dibawah. Walaupun demikian, interpretasi pada peta topografi tetap ditujukan untuk menginterpretasikan batuan, struktur dan proses yang mungkin terjadi pada daerah di peta tersebut, baik analisa secara kualitatif, maupun secara kuantitatif. Dalam interpretasi peta topografi, prosedur umum yang biasa dilakukan dan cukup efektif adalah: 1). Menarik semua kontur yang menunjukkan adanya lineament /kelurusan; 2). Mempertegas (biasanya dengan cara mewarnai) sungai-sungai yang mengalir pada peta, 3). Mengelompokan pola kerapatan kontur yang sejenis.

Tabel 2.1 Contoh skala peta dan satuan geomorfologi

Tabel 2.2 Hubungan antara skala peta dan pengenalan terhadap objek geomorfologi.

Interpretasi batuan dari peta topografi, hal terpenting yang perlu diamati adalah pola kontur dan aliran sungai.a. Pola kontur rapat menunjukan batuan keras, dan pola kontur jarang menunjukan batuan lunak atau lepas.b. Pola kontur yang menutup (melingkar) diantara pola kontur lainnya, menunjukan lebih keras dari batuan sekitarnya.c. Aliran sungai yang membelok tiba-tiba dapat diakibatkan oleh adanya batuan keras.d. Kerapatan sungai yang besar, menunjukan bahwa sungai-sungai itu berada pada batuan yang lebih mudah tererosi (lunak). (kerapatan sungai adalah perbandingan antara total panjang sungai-sungai yang berada pada cekungan pengaliran terhadap luas cekungan pengaliran sungai-sungai itu sendiri).

BAB IIIMETODOLOGI3.1 Waktu dan TempatPraktikum pemetaan kali ini dilakukan pada tanggal 09 Mei 2015, berkumpul di HMJ Fisika UB pada pukul 05.00 WIB dan berangkat pukul 05.30 WIB. Dari kampus Universitas Brawijaya menuju desa Selorejo, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang, Jawa Timur. Lebih tepatnya di Bumi Perkemahan Bedengan. Praktikum dimulai pukul 08.00 sampai 09.14 WIB.3.2 Tata Laksana

Gambar 3.1 Diagram Alir Akuisisi Data Pemetaan

Hal pertama yang perlu dilakukan pada saat melakukan akuisisi data ialah membuat desain survey serta mempersiapkan peralatan yang di butuhkan pada saat di lapangan guna mempermudah praktikan untuk mengambil data. Selanjutnya dilakukan pengambilan data dengan mencatat nilai koordinat serta elevasi menurut GPS dengan patokan pengambilan data kurang lebih 20 m.

HASILCONVERT TO COLUMN DALAM UTMPETA TOPOGRAFI 2D DAN 3DSURFERHASIL AKHIR MS. EXCEL DI PLOT KE WORKSHEET SURFER BUAT GRID DATAMS. EXCELWAYPOINT DI PLOT PADA MAPSOURCE, KEMUDIAN DISALIN KE MS. EXCELMAP SOURCEPENGOLAHAN DATASTART

Gambar 3.2 Diagram Alir Processing Data PemetaanSetelah dilakukan akuisisi dilapangan, kemudian dilakukan pengolahan data hasil pembacaan pada software Mapsource, MS Excel, dan Surfer untuk mendapatkan pemodelan peta topografi 2D/3D daerah Bumi Perkemahan Bedengan. Sehingga didapatkan data penampang permukaan berdasarkan ketinggian di tiap-tiap lokasi yang dilakukan pengambilan data menggunakan koordinat GPS. Selain itu, perlu juga digunakan kompas untuk menentukan arah utara sehingga dapat mempermudah ketika melakukan interpretasi. Arah utara dapat diketahui berdasarkan koordinat lintang dan bujur dari lokasi pengukuran.

HASILIDENTIFIKASI STRUKTUR GEOLOGI SERTA KETINGGIAN DI LOKASI PENGUKURANPEMODELAN PETA TOPOGRAFI 2D DAN 3DINTERPRETASI DATA

Gambar 3.3 Diagram Alir Interpretasi Data PemetaanSetelah dilakukan pengolahan data dengan menghasilkan peta topografi 2D/3D maka dapat di identifikasi pada lokasi tersebut terdapat struktur geologi apa saja yang dapat terlihat berdasarkan garis-garis kontur dengan ketinggian yang berbeda. Perlu diperhatikan pada saat melakukan interpretasi syarat-syarat dari peta kontur itu sendiri apakah terdapat pola yang cukup berbeda dari kontur yang berada di sebelahnya sehingga dapat memberikan informasi berupa kondisi geologi sebenarnya dari lokasi tersebut.

BAB IVPEMBAHASAN4.1 Data Hasil PengukuranData hasil pengukuran yang dimasukan ke Ms. Excel

Tabel 4.1 Data Hasil Pengukuran kelompok 2 Lapangan

Gambar 4.2 Peta Topografi kelompok 1-6 2D beserta Skalanya

Gambar 4.3 Peta Topografi kelompok 1-6 3D

Gambar 4.4 Peta Topografi Kelompok 2 Di Lapangan 2D beserta Skalanya

Gambar 4.5 Peta Topografi Kelompok 2 Di Lapangan 3D4.2 Analisa Hasil

Gambar 4.6 Peta Topografi 2D kelompok 1-6

Gambar 4.7 Peta Topografi 2D kelompok 2Berdasarkan penampang peta kontur topografi ini dapat diketahui bahwa garis kontur yang rapat menunjukkan bahwa daerah itu merupakan daerah yang curam. Ditunjukan adanya patahan. Tampilan peta kontur topografi dapat dilihat sedemikian rupa dimana dilakukan processing dari data yang didapat pada waktu praktikum dengan menggunakan software surfer sehingga didapatkan penampang topografi ini. Selain gambar waypoit dari Mapsource serta gambar kontur dari surfer juga didapatkan hasil koordinat UTM hasil konversi dari koordinat lintang selatan dan bujur timur. Dari data yang dihasilkan dari mapsource kemudian diproses di surfer maka nampak menghasilkan peta kontur 2 dimensi dan permodelan 3 dimensi dari area Bumi Perkemahan Bedengan.Kontur 2D dengan menggunakan data elevasi dari GPS didapatkan bahwa daerah tertinggi di antara daerah yang ditracking adalah berada pada ketinggian 1100 m di atas permukaan laut, sedangkan daerah terendahnya berada pada ketinggian 970 m di atas permukaan laut. Pada kontur 2D pada surfer menjelaskan pada garis kontur yang renggang, hal demikian ini menunjukan kondisi permukaan yang landai. Garis kontur pada peta ini cukup rapat namun merata. Sehingga lokasi Bumi Perkemahan Bedengan dapat disimpulkan bahwa merupakan daerah yang miring seperti berada di lereng gunung.Dalam interpretasi struktur geologi dari peta topografi, hal terpenting adalah pengamatan terhadap pola kontur yang menunjukkan adanya kelurusan atau pembelokan secara tiba-tiba, baik pada pola bukit maupun arah aliran sungai, bentuk-bentuk topografi yang khas, serta pola aliran sungai. Berdasarkan dari area pengukuran, dapat dilihatbahwa daerah tersebut di dominasi oleh perbukitan dengan adanya persawahan yang di buat oleh warga sekitar dengan membuat sungai irigasi.

BAB VPENUTUP5.1 KesimpulanBerdasarkan dari praktikum lapang yang telah dilakukan maka dapat diketahui bentuk permukaan suatu daerah dengan menggunakan GPS, dimana dengan mengumpulkan setiap data koordinat dan elevasi dalam setiap titik pada suatu lintasan tertentu. Juga untuk mengetahui cara memetakan sederhana suatu daerah, dimana pada praktikum ini ialah Bumi Perkemahan Bedengan. Dari data yang didapatkan dapat diolah dengan menggunakan software Mapsource, Surfer, Google Earth. Kemudian didapatkan data surfer berupa bentuk peta kontur secara 2D maupun 3D. Dengan google earth dapat diketahui letak posisi track yang sudah dilakukan dalam praktikum. Dari data hasil procesing software dapat diketahui bahwa daerah Bedengan struktur permukaannya berbentuk bukit yang memiliki turunan dan tanjakan serta terdapat permukaan yang landai dan juga terdapat jalanan yang cukup curam ataupun terjal serta lahannya juga dimanfaatkan oleh warga sekitar untuk bercocok tanam yang mengindikasikan bahwa di daerah tersebut termasuk lokasi dengan tanah yang subur. 5.2 SaranSebaikanya ketika sebelum melakukan praktikum terlebih dahulu di cek peralatan apa saja yang akan di gunakan sehingga dapat mengefisienkan waktu pada saat pengambilan data.

DAFTAR PUSTAKAAntoni. 1999.Pekerjaan Dasar Survei. Yogyakarta: Kosinus.Azhar. 2004.Penentuan Posisi Dengan GPS Dan Aplikasinya. Jakarta: Noor, Djauhari. 2008. Pengantar Geologi. Bandung: Pakuan University Press.Prahasta, Eddy. 2002.Konsep Dasar Sistem Informasi Geografis Informatika. Bandung: Yudistira.Prihandito, A . 1998.Kartografi. Yogyakarta: Mitra Gama Widya.Syafii, Imam. 2005 .Manual Garmin GPS .Jakarta : Yudistira.

LAMPIRAN

Gambar 4.8 Tampilan awal Map Source

Gambar 4.9 Hasil Plot data waypoint semua Kelompok

Gambar 4.10 Tahapan setelah data di pindahkan di MS Excel berupa koordinat UTM

Gambar 4.11 Data koordinat UTM Di plot pada data sheet Surfer beserta Elevasi

Gambar 4.12 Tampilan awal untuk menampilkan peta kontur daerah pengukuran

Gambar 4.13 Kotak Dialog Gridding Report pada Surfer

Gambar 4.14 Peta Topografi 2D hasil pengukuran semua kelompok

Gambar 4.15 Peta Topografi 3D Hasil pengukuran semua kelompok

9 | Page