Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pengadilan Agama ... Pelaksanaan... · 2016) tentang Uraian...
Transcript of Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pengadilan Agama ... Pelaksanaan... · 2016) tentang Uraian...
i
Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pengadilan Agama Polewali Kelas IB Tahun 2016
Diterbitkan Oleh : Pengadilan Agama Polewali Kelas IB
Jln Budi Utomo Nomor 23 Polewali
ii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah Swt. karena atas izinNya Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
Pengadilan Agama Polewali Tahun 2016 telah selesai disusun.
Tujuan dari pembuatan laporan ini adalah sebagai media komunikasi dan akuntabilitas tim
reformasi birokrasi dalam menjalankan amanat mengemban reformasi birokrasi di lingkungan
Pengadilan Agama Polewali. Pengadilan Agama Polewali, dalam hal ini seluruh anggota pokja, tim
reformasi birokrasi serta seluruh pegawai mendukung dan berupaya keras dalam meningkatkan kualitas
pelaksanaan reformasi birokrasi. Meski demikian, masih banyak ruang-ruang perbaikan yang menjadi
target reformasi birokrasi di tahun selanjutnya.
Laporan ini diharapkan dapat memberikan informasi tentang keseluruhan proses dan hasil
reformasi birokrasi di Pengadilan Agama Polewali kepada PTA Makassar, Dirjen Badilag MARI, para
pegawai, masyarakat, serta pemangku kepentingan lainnya.
Kami sampaikan ucapan terimakasih kepada semua pihak yang telah memberikan kontribusi
terhadap pelaksanan reformasi birokrasi. Semoga Laporan Pelaksanaan Reformasi Birokrasi Pengadilan
Agama Polewali Tahun 2016 dapat menjadi bahan evaluasi dan feed back untuk peningkatan capaian
reformasi birokrasi Pengadilan Agama Polewali, hal tersebut diperlukan untuk mendukung terwujudnya
Pengadilan Agama Polewali yang bersih dan akuntabel, efektif dan efisien, dan memiliki pelayanan
publik yang berkualitas dan berkselas dunia.
Salam Perubahan! Semoga bermanfaat.
Ketua Pengadilan Agama Polewali,
H. A Zahri, S.H, M.HI NIP. 196305101989031004
iii
Daftar Isi
Kata Pengantar........................................................................................................................................ ii
Daftar Isi................................................................................................................................................... iv
A. Latar Belakang.................................................................................................................................... 1
B. Dasar Hukum ................................................................................................................................ 2
C. Capaian Pelaksanaan Pokja ........................................................................................................... 4
1. Manajemen Perubahan…………………………….. ……………………………………………………………………… 4
2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan…………………………….. ……………………………………….. 5
3. Penataan dan Penguatan Organisasi …………………………….. …………………………………………………. 7
4. Penataan Ketatalaksanaan…………………………….. ………………………………………………………………… 8
5. Penataan Sistem Manajemen SDM …………………………….. ………………………………………………….. 9
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja …………………………….. …………………………………………………….. 10
7. Penguatan Pengawasan ………………………………….……………………………..……………………………….. 11
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik …………………………….. ………………………………………….. 12
D. Evaluasi
1. Hambatan/Permasalahan……………………………………………………………………………………………………… 13
2. Rencana Tindaklanjut ……………………………………………………………………………………………………………. 14
E. PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI................................................ 16
1. LKE
2. Eviden
- Penutup
- Lampiran
1
A. LATAR BELAKANG
Kebijakan pembangunan reformasi birokrasi dilaksanakan dalam rangka meningkatkan tata
kelola pemerintahan (baca Peradilan) yang lebih baik dan merupakan bagian terpenting dalam
meningkatkan pelaksanaan pembangunan nasional. Kebijakan reformasi birokrasi pada akhirnya
diharapkan dapat mencapai peningkatan kualitas pelayanan publik yang lebih baik, peningkatan
kapasitas dan akuntabilitas kinerja birokrasi, dan peningkatan profesionalisme sumber daya aparatur
pemerintah, serta penyelenggaraan pemerintahan yang bersih dan bebas KKN.
Reformasi adalah perubahan, perombakan, penataan, perbaikan atau penyempurnaan. Birokrasi
adalah aparatur, lembaga/instansi, organisasi pemerintah, pegawai pemerintah, sistem kerja, dan
perangkat kerja. Layanan kepada masyarakat harus berkualitas, bebas KKN, efektif dan efisien, empati,
terjangkau, akuntabel, adil dan tidak diskriminatif. Reformasi Birokrasi merupakan upaya sistematis,
terpadu dan komprehensif untuk mewujudkan kepemerintahan yang baik (good governance) yang
meliputi aspek kelembagaan, sumber daya manusia aparatur, ketatalaksanaan, akuntabilitas,
pengawasan, dan pelayanan publik. Reformasi Birokrasi dihadapkan pada upaya mengatasi inefisiensi,
inefektivitas, tidak professional, tidak netral, tidak disiplin, tidak patuh pada aturan, tidak transparan,
belum ada perubahan mindset, KKN yang marak di berbagai jenjang pekerjaan, abdi masyarakat belum
terbangun, pemerintahan belum akuntabel, transparan, partisipatif, dan kredibel, pelayanan publik
belum berkualitas dan pelayanan publik prima belum terbangun secara luas.
Dalam grand design reformasi birokrasi yang ditetapkan dalam Peraturan Presiden No. 81 Tahun
2010 menargetkan bahwa Indonesia memiliki pemerintahan yang berkelas dunia. Sejalan dengan hal
tersebut, pelaksanaan reformasi birokrasi merupakan salah satu bidang utama dalam pembangunan
nasional. Bahkan sejak RPJM 2004-2009 dan 2010-2014, pelaksanaan reformasi birokrasi menjadi
prioritas nasional. Oleh karena itu, keberlanjutan pelaksanaan reformasi birokrasi memiliki peran
penting dalam mewujudkan tata kelola pemerintahan yang baik. Hasil-hasil yang telah diperoleh dari
pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010 – 2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi
birokrasi pada tahapan selanjutnya (2015 – 2019). Dengan kata lain, pelaksanaan reformasi birokrasi
2015 – 2019 merupakan penguatan dari pelaksanaan reformasi birokrasi tahapan sebelumnya serta
pembaharuan dalam menghadapi permasalahan baru di masa mendatang.
Pengadilan Agama Polewali sebagai salah satu Pengadilan Tingkat Pertama yang berada di
bawah Mahkamah Agung RI berupaya membuktikan dirinya benar-benar dapat berkiprah sebagai
aparatur Mahkamah Agung di daerah dalam memberikan pelayanan keadilan dan menjembatani
sengketa di tengah-tengah masyarakat atau berupaya sebagai fasilitator kesepakatan antara pihak yang
memerlukan mediasi pengadilan. Dengan berjalannya waktu dan seiring perkembangan dinamika
hukum dan masyarakat yang semakin dinamis, kompleks dan didukung keterbukaan
komunikasi dan informasi, tantangan yang dihadapi Pengadilan Agama Polewali untuk lebih berperan
aktif dan menunjukkan peran dirinya di masyarakat serta dituntut kepeloporan dalam perubahan-
perubahan yang cerdas, inovatif serta bermartabat.
2
Untuk menjawab tantangan tersebut, pasca diberlakukannya Reformasi Birokrasi Mahkamah
Agung RI diperlukan pandangan visioner, didukung kemampuan untuk merumuskan langkah-langkah
strategis. Rumusan langkah strategis itu berupa upaya yang terencana dan sistematis untuk
meningkatkan kinerja serta cara pencapaiannya melalui pembinaan, penataan, perbaikan,
penyempurnaan dan pembaharuan terhadap sistem dan kebijakan bidang aparatur peradilan termasuk
pembinaan terhadap akhlak dan perilaku aparatur serta pengawasan dan pengendalian manajemen,
agar tercapai efektivitas, efisiensi dan produktivitas dalam pelaksanaan fungsi yudikatif. Pengadilan
Agama Polewali berupaya dalam menjalankan tugas dan fungsinya selalu dijiwai oleh semangat dan
komitmen untuk melakukan reformasi dirinya pada sektor yang sangat berkait erat dengan pelayanan
masyarakat dalam rangka mewujudkan pembaharuan dan perbaikan terhadap kepercayaan masyarakat
terhadapnya. Namun, di sisi lain Pengadilan Agama Polewali juga dihadapkan pada beberapa
permasalahan yang dapat menghambat reformasi birokrasi yang harus diatasi, yakni: belum optimalnya
pelaksanaan tata kelola organesasi yang baik, belum meratanya pemahaman tentang reformasi birokrasi
yang utuh dan terbatasnya aparat yang tidak seimbang dengan beban kerja yang terus meningkat.
B. DASAR HUKUM
Dasar pelaksanaan Reformasi Birokrasi adalah Peraturan Presiden No. 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi 2010- 2025 dan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara
dan Reformasi Birokrasi No. 20 Tahun 2010 tentang Road Map Reformasi Birokrasi 2010-2014, dilanjut
dengan Peraturan Menteri PAN dan RB Nomor 11 Tahun 2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi
2015 – 2019. Dasar hukum tersebut merupakan pengejawentahan dari:
1. Visi Misi Presiden
Di dalam Visi Misi Presiden secara spesifik memberikan perhatian khusus terhadap
pelaksanaan reformasi birokrasi, yaitu dengan menekankan pada lima (5) prioritas utama dalam
reformasi birokrasi dan pelayanan publik, yaitu:
a. Penetapan payung hukum yang lebih kuat dan berkesinambungan bagi agenda reformasi
birokrasi.
b. Restrukturisasi kelembagaan yang cenderung gemuk.
c. Menjalankan secara konsisten UU Aparatur Sipil Negara.
d. Berkomitmen memberantas korupsi di kalangan aparatur sipil negara.
e. Melakukan aksi-aksi bagi perbaikan kualitas pelayanan publik.
2. Agenda Pembangunan Nasional
Dari lima agenda pembangunan nasional, dua diantaranya secara spesifik terkait dengan tata
kelola pemerintahan yang bersih dan efektif, yaitu:
a. Membangun transparansi dan akuntabilitas kinerja pemerintahan, dan
b. Menyempurnakan dan meningkatkan kualitas reformasi birokrasi nasional.
3
3. Isu Strategis
Beberapa isu strategis yang dijadikan arah kebijakan pelaksanaan reformasi birokrasi, antara
lain:
a. Lemahnya penegakan hukum.
b. Rendahnya komitmen pencegahan dan pemberantasan korupsi.
c. Aparat Pengawas Internal Pemerintah masih lemah .
d. Kualitas akuntabilitas kinerja instansi pemerintah masih rendah.
e. Pengadaan barang dan jasa masih belum dapat diselenggarakan secara efisien.
f. Organisasi gemuk, fragmented dan tumpang tindih fungsi.
g. Penerapan e-government belum merata.
h. Integritas PNS yang masih rendah.
i. Kualitas pelayanan publlik masih rendah.
4. Pengarusutamaan 2015-2019
Kebijakan pengarusutamaan, sebagaimana dimuat dalam PeraturanPresiden Nomor 2 Tahun
2015 tentang RPJMN 2015 – 2019, merupakan landasan operasional bagi seluruh pelaksanaan
pembangunan, yang diarahkan untuk dapat tercermin dalam output pada kebijakan pembangunan.
Pengarusutamaan diarahkan untuk memperkuat kapasitas birokrasidan mendorong partisipasi
masyarakat sipil, melalui:
a. Peningkatan keterbukaan informasi dan komunikasi publik.
b. Peningkatan partisipasi masyarakat dalam perumusan kebijakan.
c. Perluasan agenda Reformasi Birokrasi.
d. Peningkatan kualitas pelayanan publik.
4
C. CAPAIAN PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI
Reformasi Birokrasi Pengadilan Agama Polewali pada periode II Tahun 2015-2019 fokus pada
delapan (8) area perubahan dan memiliki sembilan (9) program kerja reformasi birokrasi sesuai Road
Map Reformasi Birokrasi Pengadilan Aama Polewali 2015-2019. Adapun laporan evalusi pelaksanaan
reformasi birokrasi untuk memenuhi Surat Keputusan Plt. Sekretaris Mahkamah Agung RI Nomor
17/SEK/OT.01.2/01/2017 tentang Persiapan Evaluasi Reformasi Birokrasi atau Penilainan Mandiri
Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB), tanggal 11 Januari 2017 dan Surat Dirjen Badilag MARI
No.0720/DjA/OT.1.2/02/2017, tanggal 27 Februari 2017 tentang Laporan Evaluasi Reformasi
Birokrasi.
Adapun beberapa capaian yang sudah diraih oleh Pokja Reformasi Birokrasi Pengadilan
Agama Polewali antara lain sebagai berikut:
1. Manajemen Perubahan
Salah satu area penting dalam reformasi birokrasi adalah perubahan mindset (pola pikir)
dan culture set (budaya kerja). Perubahan pola pikir dan budaya kerja birokrasi ditujukan untuk
mewujudkan peningkatan integritas dan kinerja birokrasi yang tinggi.
Manajemen perubahan dalam proses reformasi birokrasi di Pengadilan Agama Polewali
dilaksanakan sesuai dengan Pedoman Pelaksanaan Manajemen Perubahan yang diatur dalam
Permenpan dan Reformasi Birokrasi Nomor 10 Tahun 2011 serta PERMENPAN 2014 No. 027
tentang Pedoman Pembangunan Agen Perubahan di Instansi Pemerintah.
Sasaran yang ingin dicapai tahun 2016 ini adalah:
a) Meningkatnya integritas aparatur;
b) Meningkatnya efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi ;
Pada tahun 2016 Pokja Manajemen Perubahan telah melaksanakan berbagai kegiatan
yang mendukung bagi pelaksanaan Reformasi Birokrasi di lingkungan Pengadilan Agama
Polewali, antara lain adalah:
a) Telah menetapkan role model dan agen perubahan di lingkungan Pengadilan Agama
Polewali;
b) Peningkatan motivasi pegawai melalui pertemuan rutin antara pegawai, hakim dan
pimpinan Pengadilan Agama Polewali serta siraman rohani;
c) Telah melaksanakan pertemuan dalam rangka penetapan program agen perubahan untuk
tahun 2016;
d) Pengembangan nilai-nilai untuk menegakkan integritas;
e) Perumusan dan penetapan kebijakan untuk mendorong peningkatan komitmen pelaksanaan
Reformasi Birokrasi.
Pembuatan SK Tim RB dan Tim Pokja-Pokja RB;
SK yang terkait pelaksanaan RB;
Pelaksanaan pertemuan sosialisasi kebijakan;
f) Pencanangan budaya kerja positif
Berdoa ketika mulai bekerja pukul 08.00 Wita,
Berdoa sebelum pulang bekerja pukul 16. 30/17.00,
5
Shalat Dhuhur berjamaah dan Kultum oleh para hakim;
g) Diskusi memecahkan persoalan hukum yang aktual dan strategis terkait kewenangan
Pengadilan Agama, terutama ekonomi Syariah;
h) Melaksanakan DDTK aplikasi SIPP untuk para user;
i) Pelaksanaan rapat koordinasi dengan angggota Forkompinda (Forum Koordinasi Pimpinan
Daerah untuk membicarakan issu-issu aktual di Kabupaten Polewali Mandar;
j) Public campaign dan Surve Kepuasan Pencari Keadilan untuk mendorong peran serta
masyarakat sebagai unsur pengawas, juga hal yang tidak kalah penting untuk di jadikan
rencana aksi pokja Manajemen Perubahan di tahun 2017. Melalui hal ini, masyarakat akan
ikut serta/berperan dalam mewujudkan pelayan publik yang sesuai cita-cita Reformasi
Birokrasi. Selain itu, peran serta masyarakat juga bisa menjadi saksi perubahan RB dan dapat
mempercepat arus perubahan Reformasi Birokrasi di lingkungan internal Pengadilan Agama
Polewali.
2. Penataan Peraturan Perundang-Undangan
Untuk merealisasikan misi Pengadilan Agama Polewali sebagai implementasi dari reformasi
birokrasi serta untuk meningkatkan profesionalisme aparatur dalam mewujudkan good government,
Pengadilan Agama Polewali telah mengeluarkan regulasi serta kebijakan dalam bentuk Surat
Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali serta Surat Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran
Pengadilan Agama Polewali yang menjadi payung hukum dan panduan dalam melaksanakan tugas
dan kegiatan pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016. Regulasi tersebut antara lain :
1) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/09/OT/SK/I/2016 (04-01-2016)
tentang Rencana Strategis Pengadilan Agama Polewali Tahun 2015-2019.
2) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/012/SK/OT.01.3/I/2016 (04-01-
2016) tentang Uraian Tugas Pegawai pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
3) Keputusan Ketua pengadilan Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/10/SK/KP.00.2/III/2015 (04-01-2016) tentang Pengangkatan Satpam pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
4) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/011/SK/KP.00.2/I/2016 (04-01-
2016) tentang Pengangkatan Pramubakti pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran
2016.
5) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/012/SK/KP.00.2/I/2016 (04-01-
2016) tentang Pengangkatan Supir/Pengemudi pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
6) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/013/SK/KP.00.2/I/2015 (05-01-2016) tentang Pengangkatan Tenaga Honorer Sukarela pada
Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
7) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/014/SK/HM.00/I/2016 (05-01-
2016) tentang Penunjukan Petugas Kehumasan pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
6
8) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/015/SK/OT.01.3/I/2016 (05-01-
2016) tentang Penunjukan Petugas Meja I, II dan III pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
9) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/06/SK/KU.03/I/2016 (04-01-
2016) tentang Penunjukan Kasir Pengadilan Agama Polewali Tahun 2016.
10) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/016/SK/KP.04.6/I/2016 (05-01-
2016) tentang Penunjukan Mediator pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
11) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/017/SK/OT.01.3/II/2016 (20-02-
2016) tentang Penunjukan Petugas Register Perkara pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
12) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/038/SK/KP.04.6/IV/2016 (08-04-
2016) dan Nomor W20-A22/058/SK/KP.04.6/VIII/2016 (31-08-2016) tentang Penunjukan
Penunjukan Majelis Hakim Pengadilan Agama Polewali Tahun 2016.
13) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/018/SK/KU.02.3/I/2016 (05-01-
2016) tentang Biaya ATK Perkara dan Pengelolaannya pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
14) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/020/SK/HM.00/I/2016 (05-01-
2016) tentang Tim Pengelola Meja Informasi pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran
2016.
15) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/021/SK/KP.00.2/I/2016 (05-01-
2016) tentang Pembentukan Tim Pengawas Absensi kehadiran Pegawai pada Pengadilan Agama
Polewali Tahun Anggaran 2016.
16) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/023/SK/KP.04.6/I/2016 (05-01-
2016) tentang Pembentukan Badan Pertimbangan Jabatan dan kepangkatan (Baperjakat) pada
Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
17) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/024/SK/PS.00/I/2016 (05-01-
2016) tentang Penunjukan Hakim Pengawas Bidang Tahun Anggaran 2016 pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
18) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/025/SK/KP.04.6/I/2015 (05-01-
2016) tentang Penunjukan Tim Pengelola Biaya Proses Penyelesaian Perkara pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
19) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/026/SK/HM.00./I/2016 (05-01-
2016) tentang Petugas Pembentukan Tim Pengelola Perpustakaan pada Pengadilan Agama
Polewali Tahun Anggaran 2016.
20) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/028/SK/HM.00./I/2016 (05-01-
2016) tentang Pembentukan Tim SIADPA/SIPP dan pengelola Website pada Pengadilan Agama
Polewali Tahun Anggaran 2016.
21) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/024/SK/PS.00/I/2016 (07-05-
2016) tentang Penunjukan Hakim Pengawas Bidang Tahun Anggaran 2016 pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
7
22) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/043/SK/OT.00/VII/2016 (28-07-
2016) tentang Penunjukan Tim Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015 pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
23) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/SK/794.a/KU.03.2/IX/2016 (01-
09-2016) tentang Radius pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
24) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/043/SK/OT.00/VII/2016 (28-07-
2016) tentang Penunjukan Tim Sistem Manajemen Mutu ISO 9001 : 2015 pada Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
25) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/035/SK/PS.00/I/2016 (21-11-
2016) tentang Prodeo pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
26) Keputusan Ketua Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/090/SK/OT.01.2/XII/2016 (02-12-
2016) tentang Penunjukan Tim Penyusun Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKJiP) pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.APO
27) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/01/SK/KU.01/I/2016 (02-01-2016) tentang Penunjukan Pejabat Pembuat Komitmen (PPK)
pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
28) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/11/SK/PL.06/I/2016 (04-01-2016) tentang Penunjukan Pejabat Pengadaan Barang/Jasa
pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
29) Keputusan Sekretaris Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/02/SK/KU.03/I/2016 (04-01-
2016) tentang Penunjukan Bendahara Pengeluaran pada Pengadilan Agama Polewali Tahun
Anggaran 2016.
30) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/03/SK/KU.01/I/2016 (04-01-2016) tentang Penunjukan Pejabat Penguji dan Penandatangan
Surat Perintah Membayar (PPSPM) pada Pengadilan Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
31) Keputusan Sekretaris Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-A22/04/SK/KU.03/I/2016 (04-01-
2016) tentang Penunjukan Bendahara penerimaan Pengadilan Agama Polewali Tahun 2016.
32) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran Pengadilan Agama Polewali Nomor W20-
A22/05/SK/KU.03/I/2016 (04-01-2016) tentang Penunjukan Tim Pengelola Keuangan Pengadilan
Agama Polewali Tahun Anggaran 2016.
33) Keputusan Kuasa Pengguna Anggaran/Pengguna Barang Pengadilan Agama Polewali Nomor
W20-A22/05.a/SK/KU.03/I/2016 (04-01-2016) tentang Pengalihan Tugas Kuasa Pengguna
Anggaran Tahun Anggaran 2016.
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Program ini bertujuan untuk meningkatkan efiktivitas dan efisiensi kelembagaan secara
professional sesuai dengan kebutuhan pelaksanaan tugas sehingga organisasi menjadi tepat fungsi
dan tepat ukuran (right sizing). Sasaran yang ingin dicapai pada tahun ini adalah meningkatnya
ketepatan fungsi dan ukuran di unit kerja Pengadilan Agama Polewali.
Capaian Penataan dan Penguatan Organisasi pada tahun 2016 antara lain adalah:
8
a) Telah dilakukan penataan kelembagaan Pengadilan Agama Polewali dengan dikeluarkanya
Peraturan Mahkamah Agung Republik Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 Tentang Organisasi Dan
Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan;
b) Telah dilakukan evaluasi pelaksanaan kegiatan analisis jabatan, evaluasi jabatan dan analisis
beban kerja di lingkungan Pengadilan Agama Polewali ;
c) Telah dilakukan review jabatan struktural di lingkungan Kesekretariatan yang ada di lingkungan
Pengadilan Agama Polewali untuk menyesuaikan dengan Peraturan Mahkamah Agung Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2015 tersebut;
d) Telah dilakukan audit quality management system ISO 1009 2015 oleh Tim Auditor dari LTC yang
berpusat di Australia;
e) sosialisasi model evaluasi kinerja (review kelembagaan) organisasi Pengadilan Agama Polewali;
Berdasarkan capaian penataan dan penguatan organisasi tersebut, ada beberapa hal yang
perlu menjadi prioritas, yaitu :
a. Penataan Kelembagaan: hal ini sangat penting dalam pelaksanaan reformasi birokrasi internal
Pengadilan Agama Polewali. Dengan dilaksanakannya penataan kelembagaan, diharapkan
Pengadilan Agama Polewali dapat menjadi organisasi yang lebih efektif, efesien dan akuntabel.
b. Tim Reformasi Birokrasi: Hal ini juga harus diprioritaskan karena dalam implementasi dan
pelaksanaan Reformasi Birokrasi diperlukan penetapan target ataupun langkah - langkah yang
strategis dalam Roadmap, Rencana Aksi maupun Quickwins. Dengan ini, diharapkan pelaksanaan
reformasi birokrasi dapat memiliki langkah - langkah yang tepat.
4. Penataan Ketatalaksanaan
Penatalaksanaan merupakan pilar penting dalam reformasi birokrasi Pengadilan Agama
Polewali. Penataan Tatalaksana telah membangun dan menata tatalaksana (business process) dalam
rangka memberikan dasar yang kuat bagi penyusunan standard operating procedures (SOP) yang
lebih sederhana, efisien, efektif, produktif dan akuntabel.
Program kerja ini bertujuan untuk meningkatkan efisensi dan efektivitas bisnis proses dan
mekanisme kerja/prosedur dalam sistim manajemen organisasi. Sasaran yang ingin dicapai tahun
2016 adalah:
a) Meningkatnya penerapan sistem, proses dan prosedur kerja yang jelas, efektif, efisien, cepat,
terukur, sederhana, transparan dan partisipatif, dan berbasis teknologi informasi/
e- Govermant.
b) Meningkatnya penerapan manajemen arsip digital dan upload putusan yang handal.
Capaian Penataan Tatalaksana pada tahun 2016 antara lain:
a) Sudah dilaksanakan pengukuran sasaran mutu sebagai implementasi ISO 1009 20015;
b) Telah dilakukan implementasi SIPP secara menyeluruh sebagai alat ukur kinerja penyelesaian
perkara;
9
c) Telah dilakukan implementasi berbagai aplikasi di bidang administrasi umum dan keuangan;
d) Publikasi transparansi laporan Keuangan di Pengadilan Agama Polewali sudah dipublikasikan
di Website Pengadilan Agama Polewali;
Dari capaian-capaian tersebut, ada dua hal yang menjadi prioritas bagi penataan
tatalaksana, yaitu:
a) Monitoring dan evaluasi sistem dan prosedur kerja: Dengan hal ini, sistem bekerja akan lebih
efesien, efektif, terorganisir dan hasilnya akan lebih berkualitas. Sehingga, level akuntabilitas
Pengadilan Agama Polewali juga akan lebih baik;
b) Penerapan IT/e-Govermant: Dengan hal ini, Pengadilan Agama Polewali akan menunjukan
tingkat transparansi yang lebih baik kepada masyarakat melalui SIPP, SIKEP dsb;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
Program ini bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme SDM aparatur yang didukung
sistem rekruitmen dan promosi serta pengembangan kualitas aparatur yang berbasis kompetensi
dan transparan.
Sasaran yang ingin dicapai melalui program ini adalah meningkatnya profesionalisme SDM
di bidang teknis dan administrasi peradilan. Adapun capaian Penataan Sistem Manajemen SDM
antara lain:
a) Telah dibentuk Badan Pertimbangan Jabatan dan Kepangkatan yang bertugas memberikan
pertimbangan kepada Ketua Pengadilan Agama Polewali dalam hal pengangkatan, pemindahan
dan pemberhentian pegawai negeri sipil dalam dan dari jabatan struktural dan fungsional,
kenaikan pangkat, usul untuk mengikuti pendidikan dan pelatihan, dan sebagai tim penilai bagi
PNS yang menunjukan prestasi luar biasa, di lingkungan Pengadilan Agama Polewali;
b) Telah dilakukan analisa dan perhitungan beban kerja sesuai job description-nya masing-
masing;
c) Sudah dilaksanakan Diklat di Tempat Kerja (DDTK) aplikasi SIPP kepada semua user;
d) Telah terbit SK Panitera Muda Permohonan sebagai pengganti pejabat yang pensiun;
e) Telah diusulkan rolling jabatan antara Kasubbag Perencanaan, IT dan Pelaporan dengan
Kasubbag Umum dan Keungan sesuai bidang keahlian masimg-masing;
f) Pengikutsertakan peserta Diklat, orientasi, sosialisasi dsb. yang dilaksanakan Makamah Agung
RI, PTA Makassar dan instansi terkait untuk mendukung kinerja.
g) Dalam beberapa kesempatan telah disampaikan kepada PTA Makassar perlunya tambahan
tenaga teknis Panitera Pengganti dan Juru Sita Pengganti;
Berdasarkan capaian di atas, ada dua hal yang harus lebih diprioritaskan yaitu:
a) Pengisian jabatan yang kosong dan penambahan tenaga teknis;
b) Sistem mutasi dan promosi secara terbuka dan adil;
10
Dengan diprioritaskannya dua hal diatas, diharapkan rotasi posisi dan promosi di lingkungan
Pengadilan Agama Polewali semakin sering, sehingga SDM di Pengadilan Agama Polewali semakin
berpengalaman, berkualitas dan terhindar dari kejenuhan. Secara automatis, ketika SDM terhindar
dari kejenuhan maka hasil dan karya dari individu tersebut akan lebih baik dan berkualitas. Selain
itu, pemetaan karir untuk SDM internal Pengadilan Agama Polewali semakin diisi oleh SDM yang
tepat sesuai latar belakang pendidikan dan pengalaman. Hal ini akan lebih sempurna, apabila
Pengadilan Agama Polewali terus meningkatkan kualitas SDM dengan mengikut sertakan diklat -
diklat yang bermutu.
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Penguatan Akuntabilitas Kinerja merupakan area yang penting karena penerapan sistem
akuntabilitas yang baik dapat mendorong birokrasi lebih berkinerja dan mampu
mempertanggungjawabkan kinerjanya sesuai dengan segala sumber-sumber yang
dipergunakannya.
Sasaran yang ingin dicapai pada tahun 2016 adalah:
a) Meningkatnya kualitas penerapan sistem akuntabilitas keuangan dan kinerja yang terintegrasi.
b) Meningkatnya penerapan sistem manajemen kinerja.
c) Meningkatkan kualitas akuntabilitas pengelolaan keuangan negara.
Capaian Penguatan Akuntabilitas tahun 2016 antara lain:
a) Keterlibatan hakim, pejabat fungsional dan struktural pada saat penyusunan: Renstra 2015 -
2019, , IKU 2016, RKT 2016, anggaran, perjanjian kinerja 2016, serta evaluasi pelaksanaan
SAKIP 2016;
b) Keterlibatan hakim dan pejabat terkait saat penyusunan Laporan Tahunan dan Laporan Kinerja
instansi Pemerintah (LKjIP);
c) Penyusunan Kebijakan Mutu dan Sasaran Mutu dalam rangka ISO 9001 2015;
d) Pengukuran dan evaluasi pelaksanaan Sasaran Mutu 2016;
e) Sistem Manajemen Kinerja Individu yang mendukung kinerja organisasi.
Berdasarkan capaian tersebut, ada beberapa hal yang perlu menjadi prioritas bagi Pokja
Penguatan Akuntabilitas, yaitu:
a) Peningkatan kualitas akuntabilitas Pengadilan Agama Polewali, hal ini harus dimulai dari
komitmen pejabat yang memiliki kesadaran terhadap kontrak kinerja unit mereka masing –
masing;
b) Perlunya peningkatan kualitas akuntabilitas Pengadilan Agama Polewali yang tercemin
melalui penelusuran antara Kontrak Kinerja Organisasi dan Kontrak Kinerja Individu. Dengan
cara ini, dapat dipastikan bahwa target - target kinerja Pengadilan Agama Polewali dapat
“dibagi habis dan tertelusur dari pimpinan hingga staff/pelaksana. Diharapkan dengan
memperhatikan hal terkait “Peningkatan kualitas akuntabilitas” dan “Ketelusuran antara
11
kinerja organisasi dan kinerja individu”, kinerja Pokja Akuntabilitas secara umum dapat
memberikan dampak yang signifikan, sehingga bentuk/tingkatan akuntabilitas Pengadilan
Agama Polewali dapat meningkat. Dengan ini, hasil kerja/kinerja Pengadilan Agama Polewali
akan lebih akuntabel (dapat dipertanggung jawabkan) dan dapat lebih di percaya oleh
masyarakat.
7. Penguatan Pengawasan
Program ini bertujuan untuk meningkatkan penyelenggaraan peradilan yang bersih dan
bebas KKN dengan “Tercapainya tujuan organisasi secara efisien dan efektif serta taat pada
peraturan.” Dan “Pengelolaan keuangan Pengadilan Agama Polewali yang andal dan terpercaya.”
Sasaran yang ingin dicapai tahun 2016 adalah:
a) Meningkatnya tindak lanjut hasil pengawasan dan pengaduan.
b) Meningkatnya penerapan penyelenggaraan peradilan yang bersih dan bebas KKN.
c) Meningkatnya efisiensi penyelenggaraan birokrasi.
d) Meningkatnya opini WTP-BPK terhadap Mahkamah Agung RI.
Capaian Penguatan Pengawasan antara lain adalah:
a) Penyelenggaraan orientasi dan wawasan kejurusitaan yang dihadiri oleh Juru Sita/Juru Sita
Pengganti dan calon Juru Sita Pengganti sebagai pejabat yang langsung berhadapan dengan
pencari keadilan;
b) Telah dilaksanakan kegiatan pemetaan managemen risiko;
c) Telah dilakukan pengawasan oleh hakim pengawas bidang setiap Triwulan;
d) Telah dilakukan gelar hasil pengawasan/ekspos pada setiap Triwulan dan telah dilaporkan
hasilnya ke PTA Makassar dengan tembusan Dirjen Badilag MARI;
e) Telah dilakukan tindak lanjut terhadap hasil temuan Hakim Tinggi Pengawas sesuai kontrak
kinerja;
f) Telah dibuat pedoman audit berbasis manajemen mutu menghadapi audit internal ISO
9001 2015 pada bulan September 2016;
g) Telah dilaksanakan audit eksternal dari tanggal 12 dan 13 Januari 2016 oleh Tim Audit dari
TCL (Transpacific Certification Limited) yang berpusat di Austaralia, yakni Lead Auditor Bpk.
Muhamad Husen dan anggota tim Ibu Yanita;
h) Tindak lanjut hasil temuan audit eksternal ISO 9001 2015 telah diselesaikan dan telah
dilaporkan ke TCL sehingga dinyatakan layak mendapat sertifikat ISO 9001 2015;
i) Pelaksanaan PMPRB tahun 2016;
j) Telah dilaksanakan sosialisasi mengenai gratifikasi oleh pimpinan kepada semua pegawai
Pengadilan Agama Polewali pada tanggal 26 Agustus 2016;
12
8.Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Program ini bertujuan untuk meningkatkan pelayanan publik sesuai kebutuhan dan
harapan masyarakat untuk melahirkan pelayanan yang sederhana, cepat, biaya ringan, terpadu,
tertib dan transparan.
Sasaran yang ingin dicapai pada tahun ini adalah:
a) Meningkatnya kualitas pelayanan publik sesuai kebutuhan dan harapan masyarakat;
b) Meningkatnya sistem monitoring dan evaluasi kinerja pelayanan publik;
Capaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik pada tahun 2016 antara lain:
a) Layanan pendaftaran perkara diselesaikan secara cepat berkat kerjasama dengan BRI
melalui pembayaran online;
b) Penyelesaian pembuatan BAS dan putusan/penetapan lebih cepat dengan aplikasi SIPP
3.1.5;
c) Telah dilakukan pengadaan perangkat keras untuk menunjang pelayanan SIPP;
d) Tersedianya Informasi pelayanan berbasis website dapat dibuka pada jaringan lokal;
e) Berdasarkan evaluasi penanganan panggilan delegasi dihasilkan dokumen SOP panggilan
delegasi dengan waktu yang lebih cepat lebih pasti;
f) Rasio penanganan perkara melalui SIPP tahun 2016 pada angka 96,14 % sehingga mendapat
apresiasi dari Dirjen Badilag MARI dengan kegiatan teleconference;
g) Sudah memilih role model hakim dan pegawai yang berprestasi untuk memberikan motivasi
dan dorongan pada pegawi yang lain;
h) Telah mengadakan surve kepuasan pelanggan sebagi umpan balik untuk memperbaiki
pelayanan;
i) Penyusunan Indeks Kepuasan Masyarakat (IKM) terkait Pelayanan;
j) Telah memberikan punishment (sanksi) dan reward (penghargaan) bagi pelaksana layanan;
k) Mempunyai layanan pengaduan yang bisa diakses melalui:
Email : [email protected]
Call Center : (0428) 23234
Berdasarkan beberapa capaian Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik tersebut, ada
beberapa hal yang perlu menjadi prioritas bagi Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik, antara
lain yaitu:
a) Kelengkapan templates BAS dan putusan pada aplikasi SIPP;
b) Pemberian sanksi kepada pengadilan yang lambat melaksanakan panggilan dan
pemberitahuan delegasi dari pengadilan lain;
13
D. EVALUASI
Untuk memantau dan meningkatkan efektivitas pelaksanaan reformasi birokrasi di Pengadilan
Agama Polewali perlu dilakukan kegiatan monitoring dan evaluasi secara berkala. Tujuan monitoring dan
evaluasi Reformasi Birokrasi Pengadilan Agama Polewali adalah;
a) Memonitoring program/kegiatan reformasi birokrasi untuk memastikan bahwa pelaksanaan setiap
aktivitas reformasi birokrasi sesuai dengan roadmap yang telah disetujui;
b) Memberikan masukan guna perbaikan berkelanjutan kepada pelaksana reformasi birokrasi;
c) Mengolah dan mengevaluasi untuk setiap pelaksanaan aktivitas reformasi birokrasi sesuai dengan
sasaran pencapaian yang telah disepakati dalam roadmap dan memberikan catan-catatan bila hasil
capaian tidak sesuai dengan yang direncanakan.
1. Hambatan/Permasalahan
Penyelenggaraan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pengadilan Agama Polewali secara
umum pada Tahun 2016 ternilai cukup baik, meskipun demikian masih ada beberapa permasalahan
atau hambatan yang mendasar sebagai berikut:
1. Manajemen Perubahan belum tercipta dengan baik karena:
Belum meratanya pemahaman tentang reformasi birokrasi yang utuh;
Berpegang Pola pikir (mind-set) dan budaya kerja (culture-set) pada kebiasaan yang sudah dilakukan yang terkadang salah atau sudah kedaluwarsa;
Cara berfikir ego sektoral, belum mengedepankan kesatuan;
2. Penataan Peraturan Perundang-undangan
Belum ada keseragaman jumlah SK-SK yang harus dibuat oleh Ketua Pengadilan;
Dasar hukum atau konsideran SK yang beragam;
3. Penataan dan Penguatan Organisasi
Belum tersosialisasi dengan baik Peraturan Mahkamah Agung RI Nomor 7 tahun 2015
tentang Struktur Organisasi dan Tata Kerja Kepaniteraan dan Kesekretariatan Peradilan
Perma No 7 Tahun;
Belum optimalnya pelaksanaan tata kelola organesasi yang baik;
4. Penataan Tatalaksana
Belum memiliki dana Posbakum;
Monitoring dan evaluasi SOP belum berjalan dengan baik;
5. Penataan Sistem Manajemen SDM
Terbatasnya aparat yang tidak seimbang dengan beban kerja yang terus meningkat;
Keterbatsan SDM yang berkompeten;
Tidak ada rekrutmen hakim dalam waktu yang lama;
6. Penguatan Akuntabilitas Kinerja
Awareness terhadap kontrak kinerja;
Belum ada keselarasan antara kontrak kinerja organisasi dan individu.
7. Penguatan Pengawasan
14
Pengawasan yang formalistik, belum subtantif;
Tenaga pengawas kurang professional, hanya karena tugas yang melekat;
Hakim pengawas yang kurang focus karena disibukkan penanganan perkara;
8. Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
Keterbatasan sarana dan prasarana;
Provider jaringan internet yang mahal;
2. Rencana Tindaklanjut
Untuk mengatasi hambatan atau permasalahan tersebut di atas perlu dilakukan Program
Percepatan (Quick Wins) yang merupakan program yang mengawali proses reformasi birokrasi dan
diharapkan dalam waktu yang singkat dapat meningkatkan kepercayaan masyarakat pada institusi
peradilan. Hasil akhir dari program Quick Wins adalah perbaikan business process produk utama (core
business) dari peradilan.
Mengacu pada pedoman pelaksanaan reformasi birokrasi yang dikeluarkan oleh Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara, Program Quick Wins harus memenuhi kriteria sebagai berikut:
(1) memiliki daya ungkit (key leverage) yang potensial untuk meningkatkan kepercayaan
masyarakat;
(2) berkaitan dengan produk utama (core business); serta
(3) bersentuhan langsung dengan kepentingan publik.
Program quick wins dilakukan dalam rangka memberikan dampak positif jangka pendek yang
dapat dirasakan oleh publik/masyarakat sebagai outcome dari langkah-langkah reformasi birokrasi
yang dilakukan oleh pemerintah.
Untuk menentukan program yang akan dilaksanakan, Pengadilan Agama Polewali telah
mengidentifikasi area-area yang paling kritikal, terutama dalam kaitannya dengan pelaksanaan tugas
pokok dan kewenangan Pengadilan Agama Polewali. Pada awal tahun 2016, Pengadilan Agama
Polewali telah menetapkan Program Unggulan sebagaimana pada IKU tahun 2016
Hasil-hasil yang telah diperoleh dari pelaksanaan reformasi birokrasi pada periode 2010 –
2014 menjadi dasar bagi pelaksanaan reformasi birokrasi pada tahapan selanjutnya (2015 – 2019).
Karena itu, pelaksanaan reformasi birokrasi 2015 – 2019 merupakan penguatan dari pelaksanaan
reformasi birokrasi tahapan sebelumnya.
Pada Pengadilan Agama Polewali sendiri di dalam pelaksanaan reformasi birokrasi belum
terdapat adanya unit yang khusus menangani. Oleh karena itu, sekretariat Pengadilan Agama
Polewali memiliki salah satu fungsi penyiapan koordinasi dan penyusunan, analisis, dan evaluasi
pembinaan dan pengembangan kelembagaan dan organisasi untuk mengakomodir pelaksanaan
reformasi birokrasi di Pengadilan Agama Polewali Tahun 2016.
Sekretariat Pengadilan Agama Polewali mempuyai tugas untuk mengkoordinasikan bahan
untuk perumusan kebijakan, rencana dan program reformasi birokrasi, membantu koordinasi
15
pelaksanaan berbagai kebijakan, program dan kajian yang terkait dengan kegiatan reformasi
birokrasi, serta menyiapkan bahan koordinasi pelaksanaan dan monitoring serta evaluasi terhadap
program reformasi birokrasi di lingkungan Pengadilan Agama Polewali.
Kesekretariatan berperan penting dalam menginisisasi program dan kegiatan yang sedang
menjadi tren atau tengah gencar dikomunikasikan oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur
Negara dan Reformasi Birokrasi sebagai Pembina reformasi birokrasi nasional, seperti Penilaian
Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB). Peran penting sekretariat dalam mengumpulkan
bahan-bahan dari setiap pokja serta mengkompilasikannya, menyiapkan paparan bagi pejabat yang
akan melakukan presentasi, serta melakukan koordinasi dengan semua pihak yang terkait dalam
pelaksanaan verifikasi lapangan reformasi birokrasi Pengadilan Agama Polewali.
Pengadilan Agama Polewali perlu menyusun Road Map yang lebih komprehensif sejalan
dengan Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11
Tahun 2015 tentang Road Map Reformai Birokrasi 2015-2019 untuk memberikan arahan mengenai
perubahan yang ingin dilakukan untuk mencapai sasaran reformasi birokrasi, yaitu birokrasi yang
bersih dan akuntabel, birokrasi yang efektif dan efisien dan birokrasi yang memiliki pelayanan publik
berkualitas.
Hamabatan-hambatan pada delapan area perubahan segera dicarikan solusi dengan skala
prioritas, yakni pertama pada area Pelayanan publik dengan langkah-langkah:
1. Mengikis kultur birokratisme dalam penyelenggaraan pelayanan dari dilayani menjadi
melayani;
2. Menutup semua peluang adanya penyimpangan, ketidak-transparanan pelayanan (terutama
dalam proses);
3. Memberi akses yang mudah dan efektif dalam penanganan pengaduan pelayanan;
4. Mengoptimalkan pemanfaatan teknologi informasi, terutama SIPP dalam pembuatan BAS dan
putusan dan aplikasi lainnya;
5. Meningkatkan kualitas pelayanan berkelas dunia dengan tetap mempertahan sertifikat ISO
9001 2015;
Selanjutnya langkah yang akan ditempuh dalam area penguatan SDM, tata laksana
(business process), dan kelembagaan adalah:
1. Membangun sumber daya aparatur yang professional, meliputi:
a. Pengembangan sistem manajemen aparatur berbasis kompetensi;
b. Penerapan reward and punishment untuk mewujudkan birokrasi yang profesional;
2. Mewujudkan ketatalaksanaan yang efektif, mencakup:
a. Penyusunan sistem perencanaan dan penganggaran yang efektif;
b. Pengembangan sistem akuntabilitas, pengawasan, dan pengendalian secara terintegrasi;
c. Pembangunan sistem pelayanan publik yang profesional;
d. Penyusunan sistem dan prosedur kerja yang efektif dan efisien.
3. Mewujudkan Kelembagaan Birokrasi Yang Efektif dan Efisien:
16
a. Penataan kewenangan dan penataan kelembagaan organisasi pemerintah sesuai kebutuhan
(rightsizing);
b. Pengaturan kebijakan kemitraan antara pemerintah, masyarakat dan swasta (public-
private-society partnership P2SP);
c. Pengaturan kelembagaan yang lentur dan dinamik sebagai upaya mengurangi
kekakuan/rigiditas birokrasi (debirokratisasi dan deregulasi).
E. PENILAIAN MANDIRI PELAKSANAAN REFORMASI BIROKRASI (PMPRB)
Dalam rangka menilai dan mengawal pelaksanaan reformasi birokrasi, KemenPAN dan RB
membentuk program Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Online. PMPRB
adalah instrumen penilaian kemajuan pelaksanaan reformasi birokrasi yang dilakukan secara mandiri
(self assessment) oleh Kementerian/Lembaga/ dan Pemerintah Daerah.
Program Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) memiliki kemampuan
untuk :
a. mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan Pengadilan Agama Polewali, serta memperbaikinya;
b. meningkatkan kinerja instansi pemerintah/peradilan;
c. memberikan motivasi dan mendorong keterlibatan para pegawai dalam proses dan pengelolaan
pelaksanaan kebijakan;
d. meningkatkan kepekaan para pegawai; dan
e. sebagai benchlearning/proses pembanding untuk perbaikan kinerja instansi pemerintah.
Tujuan dilaksanakannya PMPRB adalah:
a) Untuk memperoleh informasi mengenai perkembangan pelaksanaan reformasi birokrasi di
Pengadilan Agama Polewali dan upaya-upaya perbaikan yang perlu dilakukan;
b) Untuk melakukan penilaian mandiri (self-assessment) atas pelaksanaan reformasi birokrasi di
Pengadilan Agama Polewali;
c) Bagi Kementerian PAN dan RB, PMPRB digunakan sebagai sarana untuk menyusun profil
nasional pelaksanaan reformasi birokrasi.
Penilaian Mandiri Pelaksanaan Reformasi Birokrasi (PMPRB) Pengadilan Agama Polewali Tahun
2016 dilaksanakan pada bulan Februari 2017 bertempat di Ruang Rapat Pimpinan dengan hasil penilain
mandiri sebagaimana terlampir.
PENUTUP
Pelaksanaan reformasi birokrasi 2015 – 2019 merupakan penguatan dari pelaksanaan reformasi
birokrasi tahapan sebelumnya (2010 – 2014) serta pembaharuan dalam menghadapi permasalahan baru
di masa mendatang. Secara keseluruhan, penyelenggaraan Reformasi Birokrasi di Lingkungan Pengadilan
Agama Polewali pada Tahun 2016 ternilai baik.
17
Hal tersebut membuat seluruh pegawai dan pejabat di Pengadilan Agama Polewali semakin
bersemangat untuk terus melaksanakan reformasi birokrasi di tahun mendatang. Salah satunya adalah
dengan terus menerus memperbaiki kualitas pelayanan publik. Prestasi lainnya adalah Pengadilan
Agama Polewali mendapat sertifikat ISO 9001 2015, artinya Pengadilan Agama Polewali memiliki tingkat
pelayan kelas dunia.
Meskipun telah mendapatkan predikat baik, akan tetapi Pengadilan Agama Polewali tetap
berupaya mempertahankan sertifikat ISO 9001 2015 melalui optimalisasi 8 (delapan) area perubahan
program reformasi birokrasi. Diharapkan dengan adanya prestasi dan capaian yang telah didapat oleh
Pengadilan Agama Polewali pelaksanaan reformasi birokrasi Pengadilan Agama Polewali semakin
mendapat kemajuan seiring perbaikan di berbagai lini area perubahan. Pengadilan Agama Polewali
berusaha untuk memposisikan diri (birokrasi) kembali ke arah yang benar, dalam rangka menyesuaikan
diri dengan dinamika lingkungan yang dinamis. Semoga berkah dan senantiasa mendapat perlindungan-
Nya. Amin.