Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kkn Individu

download Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kkn Individu

of 26

Transcript of Laporan Pelaksanaan Kegiatan Kkn Individu

BAB I A. Latar Belakang Gulma laut atau rumput laut merupakan salah satu sumber daya hayati yang terdapat di wilayah pesisir dan laut. Istilah rumput laut adalah rancu secara botani karena dipakai untuk dua kelompok tumbuhan yang berbeda. Dalam bahasa Indonesia, istilah rumput laut dipakai untuk menyebut baik gulma laut dan lamun. Yang dimaksud sebagai rumput laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga ganggang. Sumber daya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substratpasir dan karang mati. Di beberapa daerah pantai di bagian selatan Jawa dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai selatan Jawa Barat dan Banten misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam. Selain hidup bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di antaranya adalah Euchema cottonii dan spp. Beberapa daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha budidaya rumput laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua. Secara botani, yang dimaksud sebagai rumput laut adalah lamun, sekelompok tumbuhan sejati anggota kelompok monokotil yang telah beradaptasi dengan air laut,

bahkan tergantung pada lingkungan ini. Lamun kurang berarti secara ekonomi bagi manusia, tetapi padang lamun menjadi tempat hidup yang disukai berbagai penghuni perairan laut dangkal di daerah tropika. Desa Teluk Awur merupakan salah satu kawasan yang mempunyai garis pantai terpanjang di pesisir Jepara yaitu sepanjang 2 km mulai dari perbatasan Desa Tegal Sambi sampai dengan Desa Semat. Hasil Kajian yang dilakukan Tenaga Pendamping Teknologi (TPT) Perikanan Budidaya Kabupaten Jepara yang dilakukan pada beberapa titik lokasi mulai dari Perairan Empuranca sampai dengan Teluk Awur, menempatkan kawasan perairan teluk Awur sebagai kawasan yang paling layak untuk dilakukan pengembangan budidaya rumput laut, disusul oleh perairan Bandengan Kecamatan Jepara .Menurut Cocon, S.Pi (TPT Perikanan Budidaya) bahwa total lahan potensial ke-2 kawassan tersebut mencapai > 200 Ha dimana titik lokasi minimal 300 meter dari garis pantai. Identifikasi kelayakan perairan tersebut juga pernah dilakukan oleh Jurusan Kelautan Universitas Diponegoro Semarang dimana hasilnya Teluk Awur dan Bandengan potensial untuk dilakukan pengembangan budidaya rumput laut. Aktivitas produksi budidaya rumput laut secara masal mulai dilakukan sejak bulan Maret 2009 seiring dengan adanya program pengembangan kawasan budidaya rumput laut dari Ditjen Perkanan Budidaya DKP melalui alokasi Bantuan Pengembangan Usaha Kecil Perikanan Budidaya (BS-PUKPB). Sasaran awal terhadap 9 kelompok pembudidaya yang terdiri dari 152 pembudidaya rumput laut pemula. Berdasarkan kajian yang dilakukan mulai awal bulan April s/d Juni 2009 diperoleh data bahwa total potensi lahan budidaya rumput laut mencapai 320 Hektar. Dengan wilayah yang paling potensial berada pada perairan Teluk Awur (150 Ha), Bandengan (50 Ha), dan Bondo (40 Ha). Jumlah SDM pelaku usaha budidaya rumput laut mencapai 228 orang dengan pembudidaya aktif 163 orang yang tergabung dalam 11 kelompok pembudidaya. Pemanfaatan lahan baru mencapai 4,4 Ha atau sekitar 1.37 % dari total potensi lahan yang ada seluas 320 Ha. Sedangkan kapasitas produksi sampai dengan bulan

Agustus baru mencapai 3,3 ton berat kering. Namun demikian perkembangan ini membuktkan bahwa pesisir Jepara pada kawasan tertentu layak untuk dilakukan pengembangan kawasan budidaya rumput laut. Pola kemitraan baru pada tahap penjaminan akses pasar hasil produksi, sedangkan support dukungan sarana produksi dari pihak pemodal belum ada. Kegiatan budidaya masih mengandalkan pemanfaatan bantuan dana stimulant dari pihak pemerintah. Namun demikian beberapa langkah pendekatan dan ekspose kegiatan budidaya sedang dilakukan dalam rangka menarik pihak investor untuk menjalin pola kemitraan dengan kelompok pembudidaya. Dalam rangka menjamin penyerapan produksi ditingkat pembudidaya / Pokdakan secara fleksibel, transparan dan berkelanjutan, maka telah dilakukan upaya melalui pola kemitraan dengan UPP Jepara Makmur Sejahtera, sebagai fasilitator sekaligus penjamin akses pasar ditingkat pembudidaya/pokdakan. Sampai dengan saat ini hasil produksi awal baru mencapai 3,3 ton dengan nilai jual baru mencapai Rp.30.000.000,- (tiga puluh juta rupiah). Melalui dukungan dari seluruh stakeholder angka ini sangat mungkin untuk ditingkatkan. Tenaga Kerja yang terserap pada rangkaian proses budidaya baru mencapai 163 orang, hal ini karena tingkat pengelolaan lahan masih minim sehingga secara umum pengerjaan dilakukan pemilik lahan sendiri. Pada bulan Agustus 2009 telah dilakukan kegiatan panen bersama rumput laut oleh Kelompok Pembudidaya Rumput Laut Sido Makmur Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan. Kegiatan panen ini dihadiri oleh Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Jepara yang diwakili oleh Ir. Adi Sasongko, M.Si sebagai Kasie Bina Usaha Budidaya Perikanan Laut, BBPBAP Jepara, Camat Kecamatan Tahunan, aparat pemerintahan setempat serta Harian Suara Merdeka Semarang. Panen yang dilakukan pada luas lahan sekitar 2,12 Ha ini dengan jumlah Kapasitas Produksi sekitar 20 ton. Tingkat pemanfaatan lahan budidaya masih minim yaitu baru sekitar 1,4% dari total potensi lahan di perairan teluk Awur seluas 150 Ha, ini tentunya akan menjadi harapan dan tantangan kedepan untuk dilakukan kegiatan budidaya secara masal.

Untuk tahap awal, target tingkat kepemilikan lahan per-pembudidaya minimal 1.000 m2 dari sekarang yang baru sekitar 200 m2/pembudidaya, hal ini dimaksudkan agar tingkat pendapatan dari hasil budidaya mengalami peningkatan dari Rp.400.000,menjadi minimal Rp.1.500.000 per-pembudidaya selama 1 siklus tanam, dimana secara umum target pemanfaatan awal di perairan Teluk Awur sebesar min. 8 Ha lahan budidaya dengan kapasitas produksi minimal 160 ton berat basah. Rencana tindak lanjut yang harus dikembangkan kembali adalah sebagai berikut : 1. Melakukan kajian terhadap dinamika pelaku usaha budidaya rumput laut dan mekanisme pola kemitraan yang berbasis pada pemberdayaan masyarakat. 2. Melakukan pengawasan terhadap perkembangan harga pasar rumput laut, melalui alih informasi harga pasar secara berkala terhadap Pokdakan. 3. Meningkatkan peran pendampingan terhadap pelaku utama secara intensif dan berkelanjutan, dengan titik berat dalam rangka penguatan kelembagaan dan kemandirian kelompok. 4. Peningkatan kapasitas dan profesionalime pelaku pembina. 5. Melakukan alih terap dan transfer informasi teknologi budidaya yang terbarukan. 6. Memfasilitasi kelompok pembudidaya untuk mendapatkan akses/dukungan untuk menunjang dan meningkatkan pengelolaan budidaya dan kapasitas produksi melalui pendekatan terhadap pemerintah pusat , lembaga perbankkan dan mitra usaha. 7. Melakukan perluasan kawasan pengembangan budidaya rumput laut melalui pembinaan dan pendampingan secara intensif dalam rangka memicu animo masyarakat untuk melakukan kegiatan usaha budidaya rumput laut terutama pada lokasi-lokasi yang direkomendasikan untuk dijadikan kawasan pengembangan. 8. Mencari solusi mengenai metoda penanaman yang efektif guna mengantisipasi gelombang musiman, mengingat perairan jepara bersfat terbuka.

9. Menerapkan sistem pengembangan kawasan budidaya rumput laut yang terintegrasi dengan baik (sistem kluster). Salah satu upaya adalah membentuk kelompok pengolah rumput laut melalui pemberdayaan ibu-ibu pesisir, sehingga secara langsung dapat meningkatkan posisi tawar hasil produksi. 10. Melakukan kegiatan evaluasi secara berkala dan menyeluh terhadap semua rangkaian kegiatan budidaya rumput laut seluruh kelompok pembudidaya, sebagai acuan dalam menentukan langkah kebijakan serta mencari alternative solusi atas kendala yang dihadapi. 11. Menjalin kerjasama dengan institusi/lembaga yang secara langsung menangani masalah sumberdaya rumput laut, misalnya dalam hal kajian dan penelitian yang secara langsung mendukung kegiatan budidaya rumput laut di Kabupaten Jepara. 12. Meningkatkan peran seluruh stake holder untuk ikut bertanggungjawab terhadap keberlangsungan kegiatan usaha rumput laut. Sesuai dengan topik yang dipiih adalah Hubungan Komunikasi Massa dengan Terciptanya Iklim Masyarakat yang Kondusif, Dalam Upaya Pencapaian Program Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut, maka penulis ingin melakukan pendekatan kepada masyarakat agar iklim bekerja bisa lebih baik dari pada sebelumnya dan membuat pencapaian kerja yang maksimal antar masyarakat Desa Teluk Awur. B. Rumusan Masalah Desa Teluk Awur berada di kawasan daerah pesisir, ciri masyarakat pesisir adalah watak masyarakatnya yang keras .Komunikasi yang terjadi antar warganya juga tidak lepas dari salah paham, karena masyarakat Desa Teluk Awur biasa berkomunikasi dengan bahasa ,yang menurut masyarakat kota dikenal dengan istilah sengak atau nyolot. Hal seperti inilah yang biasanya membuat pertengkaran kecil antar warga, yang mengakibatkan iklim kerja menjadi tidak sehat. C. Tujuan 1. Untuk Mahasiswa KKN-PPM

Program KKN-PPM UNDIP diharapkan dapat menjadi sarana bagi mahasiswa sebagai tempat pembelajaran untuk mengaplikasikan dan mengembangkan ilmu pengetahuan yang dipelajari di bangku kuliah untuk diterapkan kepada masyarakat. Program KKN-PPM juga melatih kemampuan berfikir, menganalisis masalah, dan mencari solusi terbaik dalam menghadapi berbagai persoalan yang berhubungan dengan bidang keilmuan. Mahasiswa memperoleh kesempatan untuk mempelajari ilmu-ilmu interdisipliner yang dapat dipadukan dalam penyelesaian masalah secara nyata dan dapat diaplikasikan langsung dalam lingkungan masyarakat. Menumbuhkan rasa kepedulian, empati, serta kepekaan sosial terhadap kondisi permasalahan di masyarakat ekonomi lemah, sehingga dapat membangun kesadaran dan perubahan perilaku mahasiswa yang diwujudkan dalam upaya pemberdayaan masyarakat (empowerment) sesuai dengan bidang ilmunya. 2. Untuk Institusi Dapat menjadi pembelajaran bagi institusi (LPPM UNDIP) tentang kondisi riil yang terjadi di masyarakat, sehingga terwujud kepedulian dalam pengembangan masyarakat. Terjadi link and match antara Perguruan Tinggi, Stake Holder, mitra industri dan masyarakat dalam mengatasi problem / permasalahan yang timbul di masyarakat.

3. Untuk masyarakat dan lingkungan desa Teluk Awur Peningkatan soft skill SDM dalam bidang budidaya dan pengembangan rumput laut khususnya jenis Eucheuma cottonii.

Memberikan ketrampilan bagi ibu ibu nelayan pesisir dalam pengolahan produk rumput laut menjadi bahan yang bernilai ekonomi tinggi. Peningkatan produksi rumput laut menjadi bahan olahan (tepung karaginan, jelly drink, dodol, sirup, kue kering, dll), yang berimbas pada peningkatan pendapatan perkapita. Peningkatan pengetahuan tentang cara cara promosi dan pemasaran produk. Munculnya kesadaran akan pentingnya pengelolaan ekologi dalam menjaga ekosistem lingkungan. 4. Untuk pemerintah Kabupaten Jepara Peningkatan budi daya rumput laut merah jenis eucheuma cottonii di sepanjang perairan desa Teluk Awur. Membantu pemulihan ekonomi yang disebabkan krisis ekonomi global sehingga terjadi penurunan produksi meubel / furniture. Membuka sinergisme antara kelompok pemasok bahan baku dan pengolahan produk rumput laut. Meningkatkan kerjasama dengan perguruan tinggi dan industri guna mengatasi permasalahan yang timbul di masyarakat. : a) Terciptanya hubungan yang harmonis antar warga dalam melaksanakan kegiatan budidaya dan pengolahan rumput laut. Karena apabila hubungan yang harmonis dapat tercipta, maka akan mempermudah melakukan kegiatan dan tidak terjadi salah paham antar warga. b) Watak masyarakat pesisir yang keras, bisa menimbulkan perselisihan antar warga. Oleh karena itu, diperlukannya penciptaan intensitas komunikasi yang baik antar warga. Tujuan Berdasarkan Ilmu Komunikasi Tujuan yang ingin dicapai dalam kegiatan ini, dari sisi Ilmu Komunikasi antara lain

c) Dapat memfasilitasi kegiatan penyuluhan-penyuluhan tentang pengolahan yang dapat berguna bagi masyarakat Desa Teluk Awur. D. Metode Langkah-langkah dalam pembuatan penelitian ini adalah sebagai berikut : 1) Tahap study literatur Mempelajari buku-buku referensi yang berkaitan dengan rumput laut untuk digunakan sebagai kajian dalam penelitian dan pengujian yang akan dilakukan. 2) Tahap penyiapan dan pembuatan bahan Proses penyiapan bahan untuk budidaya rumput laut, dimulai dari pembelian bibit rumput laut di petani rumput laut yang ada di Desa Teluk Awur. Pembuatan bahannya dengan mengikatkan bibit rumput laut k tali. 3) Tahap pelaksanaan pengujian Proses pengujian dengan mengacu pada literature yang sudah ada dan disesuaikan dengan standar pengujian dalam penelitian. 4) Tahap pengumpulan data Pada tahap ini dilakukan pengumpulan data-data yang diperoleh dari hasil percobaan yang kemudian dianalisa, dan setelah itu ditarik kesimpulan.

BAB II A. Rumput Laut Eucheuma Cottonii dan Kandungannya

Rumput laut merupakan ganggang yang hidup di laut dan tergolong dalam divisio thallophyta. Keseluruhan dari tanaman ini merupakan batang yang dikenal dengan sebutan thallus, bentuk thallus rumput laut ada bermacam-macam ada yang bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti kantong, rambut dan lain sebagainya. Thallus ini ada yang tersusun hanya oleh satu sel (uniseluler) atau menerus), pinate (dua-dua berlawanan sepanjang thallus utama), banyak sel pectinate (multiseluler). Percabangan thallus ada yang thallus dichotomus (dua- dua terus (berderet searah pada satu sisi thallus utama) dan ada juga yang sederhana tidak bercabang. Sifat substansi thallus juga beraneka ragam ada yang lunak seperti gelatin (gelatinous), keras diliputi atau mengandung zat kapur (calcareous), lunak bagaikan tulang rawan (cartilagenous), berserabut (spongeous) dan sebagainya. Sejak tahun 1986 sampai sekarang jenis rumput laut yang banyak dibudidayakan di Kepualauan Seribu adalah jenis Eucheuma Cottonii. Rumput laut jenis Eucheuma Cottonii ini juga dikenal dengan nama Kappaphycus Alvarezii. Genus Eucheuma merupakan istilah popular di bidang niaga untuk jenis rumput laut penghasil karaginan. Nama istilah ini resmi bagi spesies Eucheuma yang ditentukan berdasarkan kajian filogenetis dan tipe karaginan yang terkandung di dalamnya. Jenis Eucheuma ini juga dikenal dengan Kappaphycus. Ciri-ciri Eucheuma Cottonii adalah thallus dan cabang-cabangnya berbentuk silindris atau pipih, percabangannya tidak teratur dan kasar (sehingga merupakan lingkaran) karena ditumbuhi oleh nodulla atau spine untuk melindungi gametan. Ujungnya runcing atau tumpul berwarna coklat ungu atau hijau kuning. Spina Eucheuma Cottonii tidak teratur menutupi thallus dan cabang-cabangnya. Permukaan licin, cartilaginous, warna hijau, hijau kuning, abau-abu atau merah. Penampakan thallus bervariasi dari bentuk sederhana sampai kompleks. Rumput laut Eucheuma cottonii mempunyai ciri-ciri yaitu thallus silindris, percabangan thallus berujung runcing atau tumpul, ditumbuhi nodulus (tonjolantonjolan), berwarna cokelat kemerahan, cartilageneus (menyerupai tulang rawan atau

muda), percabangan bersifat alternates (berseling), tidak teratur serta dapat bersifat dichotomus (percabangan dua-dua) atau trichotomus (system percabangan tiga-tiga) Rumput laut Eucheuma cottonii memerlukan sinar matahari untuk proses fotosintesa. Oleh karena itu, rumput laut jenis ini hanya mungkin dapat hidup pada lapisan fotik, yaitu pada kedalaman sejauh sinar matahari masih mampu mencapainya. Di alam, jenis ini biasanya hidup berkumpul dalam satu komunitas atau koloni. Eucheuma cottonii tumbuh di rataan terumbu karang dangkal sampai kedalaman 6 m, melekat di batu karang, cangkang kerang dan benda keras lainnya. Faktor yang sangat berpengaruh pada pertumbuhan jenis ini yaitu cukup arus dan salinitas (kadar garam) yang stabil, yaitu berkisar 28-34 per mil. Oleh karenanya rumput laut jenis ini akan hidup baik bila jauh dari muara sungai. Jenis ini telah dibudidayakan dengan cara diikat pada tali sehingga tidak perlu melekat pada substrat karang atau benda lainnya. Eucheuma cottonii merupakan spesies rumput laut yang banyak dibudidayakan di perairan Indonesia. Hal tersebut dikarenakan manfaat pikokoloidnya yang besar yaitu karaginan dan agar serta teknik budidayanya yang relatif mudah dan murah. Eucheuma cottonii merupakan rumput laut merah (Rhodophyta) yang kaya akan pigmen fotosintesis dan pigmen aksesoris lainnya, yaitu klorofil a, -karoten, -karoten, fikobilin, neozantin dan zeanthin. Penelitian terdahulu mengungkapkan bahwa kandungan pigmen dipengaruhi oleh logam dan mineral esensial dan non esensial. B. Budidaya Rumput Laut Dalam pembangunan diwilayah pesisir, salah satu pengembangan kegiatan ekonomi yang sedang digalakkan pemerintah adalah pengembangan budidaya rumput laut. Melalui program ini diharapkan dapat merangsang terjadinya pertumbuhan ekonomi wilayah akibat meningkatnya pendapatan masyarakat setempat. Pengembangan budidaya rumput laut di Indonesia dirintis sejak tahun 1980-an dalam upaya merubah kebiasaan penduduk pesisir dari pengambilan sumberdaya alam ke arah budidaya rumput laut yang ramah lingkungan dan usaha budidaya ini dapat meningkatkan pendapatan masyarakat pembudidaya juga dapat

digunakan

untuk

mempertahankan rumput

kelestarian laut

lingkungan salah

perairan satu

pantai. alternatif

Pengembangan 1) 2) 3)

budidaya

merupakan

pemberdayaan masyarakat pesisir yang mempunyai keunggulan dalam hal : Produk yang dihasilkan mempunyai kegunaan yang beragam. Tersedianya lahan untuk budidaya yang cukup luas serta. Mudahnya teknologi budidaya yang diperlukan.

Secara umum di Indonesia, budidaya rumput laut dilakukan dalam tiga metode penanaman berdasarkan posisi tanaman terhadap dasar perairan. Ketiga budidaya tersebut dijelaskan sebagai berikut: 1. Metode Dasar (Bottom Method) Penanaman dengan methode ini dilakukan dengan mengikat bibit tanaman yang telah dipotong pada karang atau balok semen kemudian disebar pada dasar 10 perairan. Metode dasar merupakan metode pembudidayaan rumput laut dengan menggunakan bibit dengan berat tertentu. 2. Metode Lepas Dasar (Off-Bottom Method) Metode ini dapat dilakukan pada dasar perairan yang terdiri dari pasir, sehingga mudah untuk menancapkan patok/pancang. Metode ini sulit dilakukan pada dasar perairan yang berkarang. Bibit diikat dengan tali rafia yang kemudian diikatkan pada tali plastik yang direntangkan pada pokok kayu atau bambu. Jarak antara dasar perairan dengan bibit yang akan dilakukan berkisar antara 20-30 cm. Bibit yang akan ditanam berukuran 100-150 gram, dengan jarak tanam 20-25 cm. Penanaman dapat pula dilakukan dengan jaring yang berukuran yang berukuran 2,5x5 m2 dengan lebar mata 25-30 cm dan direntangkan pada patok kemudian bibit rumput laut diikatkan pada simpul-simpulnya. 3. Metode Apung (Floating Method) / Longline Metode ini cocok untuk perairan dengan dasar perairan yang berkarang dan pergerakan airnya di dominasi oleh ombak. Penanaman menggunakan rakit- rakit dari bambu sedang dengan ukuran tiap rakit bervariasi tergantung dari ketersediaan

material, tetapi umumnya 2,5 x 5 m2 untuk memudahkan pemeliharaan. Pada dasarnya metode ini sama dengan metode lepas dasar hanya posisi tanaman terapung dipermukaan mengikuti gerakan pasang surut. Untuk mempertahankan agar rakit tidak hanyut digunakan pemberat dari batu atau jangkar. Untuk menghemat area, beberapa rakit dapat dijadikan menjadi satu dan tiap rakit diberi jarak 1 meter untuk memudahkan dalam pemeliharaan. Bibit diikatkan pada tali plastik dan atau pada masing-masing simpul jaring yang telah direntangkan pada rakit tersebut dengan ukuran berkisar antara 100-150 gram. C. Pengolahan Rumput Laut Pengolahan rumput laut di Desa Teluk Awur ,bisa dijadikan berbagai macam jenis makanan antara lain Dodol Rumput Laut, Jelly Drink, Cheese Stick. Cara kerja mengolah panganan berbahan dasar rumput laut adalah sebagai berikut: 1)

Dodol Rumput Laut : 1000 gram : 200 Ml : secukupnya : 15 gram

Bahan : Rumput laut Santan Essen Pandan Garam Gula Pasir Air Daun Pandan Na Benzoat : 1 kg : 1 Liter : 3 lembar : 5gram Tepung Ketan : 200 gram

Pewarna akanan : 5 gram

Alat : Wajan Kompor Timbangan Blender Sendok Talenan Pengaduk Baskom Pisau Loyang

Prosedur Pembuatan : 1. Rumput laut basah ditimbang resep dan dipotong-potong 1-2 cm lalu diblender dengan perbandingan air, rumput laut 1:1 sampai halus dan sisihkan. 2. Encerkan santan dengan perbandingan 1:1, rebus di wajan sampai mendidih. 3. Tambahkan gula pasir dan aduk hingga larut. 4. Tambahkan bubur rumput laut, aduk hingga larut. 5. Encerkan tepung ketan dengan sisa air yang ada. 6. Tambahkan dalam adonan dan aduk hingga kalisa. 7. Tambahkan pewarna dan pasta pandan. 8. Lanjutkan pengadukan hingga kalis 2jam. 9. Angkat dari wajan, tuang dalam Loyang dan diamkan hingga dingin. 10. Potong-potong dengan ukuran sesuai selera.11. Keringkan dengan suhu 45-50 oC selama 4-5 jam.

12. Dodol rumput laut siap disajikan 2) Jelly Drink

Bahan :

Air bersih Karagenan Pottasium Essens Alat : Timbangan

: 10 Liter : 15 gram : 2 gram : 5 Ml

Gula pasir Benzoat Citrum Garam Gunting

: 1300 gram : 5 gram : 2 citrum : 3 gram

Sendok Pengukus Nampang Cup sealer Beaker glass Ember Keranjang Label

Thermometer Panci Pengaduk Plastik cup Kardus Gelas ukur Kompor gas Pipet

Prosedur Pembuatan : 1. Ambil air sebanyak 9,3 liter kemuadian rebus sampai mendidih.2. Sambil menunggu mendidih, ambi karagenan lalu masukkan ke dalam beaker

glass yang berisi air sebanyak 700 Ml, kemudian aduk sampai homogeny. 3. Setelah mendidih masukkan larutan karagenan, aduk sampai merata. 4. Kemudian masukkan gula pasir dan aduk sampai homogeny, biarkan air mendidih kembali. 5. Setelah mendidih masukkan benzoate, garam dan potassium sambil terus di aduk.6. Matikan kompor dan biarkan suhu turun sampai 40-50 oC.

7. Sambil menunggu suhu turun, lakukan pasteurisasi untuk mensterilkan cup dan label. Caranya siapkan cup yang telah dicuci bersih, kukus cup tersebut hingga bagian dalam cup mengembun, kemudian angkat. 8. Setelah cup siap, masukkan jelly ke dalam cup, tutup kemudian di press dengan menggunakan cup selter.

9. Masukkan ke dalam air. 10. Dinginkan dalam freezer selama 24 jam. 3) Cheese Stick

Bahan :

Tepung terigu Rumput laut basah Kuning telur Keju Minyak goring Alat : Baskom Penggorengan Panci Pengaduk

: 800 gram :400 gram : 2 butir : 40 gram : 1 liter

Royco Gula secukupnya Vetsin secukupnya Garam secukupnya

: 1 bungkus

Blender Mixer Rool press Pastik Timbangan

Kompor Prosedur Pembuatan : 1. Siapkan alat dan bahan

2. Rendam rumput laut kering tawar 50 gram dalam air 1-2 jam lalu tiriskan. 3. Rebus rumput laut dalam 2 liter air sampai mendidih dan cairan jellynya keluar. 4. Haluskan rumput laut dengan menggunakan blender. 5. Masukkan semua bumbu (telur, keju, royco, garam, vetsin), rumput laut dan tepung terigu lalu dimixer/diuleni. 6. Uleni sampai kalis kemudian digiling. 7. Bentuk menjadi lembaran.

8. Potong lembaran ukuran 5x1 cm. 9. Goreng sampai kuning kecoklatan. 10. Kemas dalam plastic (dalam mengemas, tunggu sampai dingin). 11. Cheese stick siap untuk dijual.

BAB III A. Kegiatan Program Utama Tantangan yang dihadapi sangat besar untuk mengembangkan suatu daerah beserta elemen-elemen yang ada di dalamnya sesuai dengan tupoksi yang diberikan kepada kami. Seluruh pengetahuan dan keahlian sangat diharapkan bisa ditularkan kepada masyarakat. Bidang Ilmu Komunikasi merupakan bidang kerja dimana kami bertanggungjawab atas distribusi atau pun sosialisasi setiap kegiatan kepada masyarakat dan juga memberikan iklim komunikasi yang baik antar masyarakat Desa Teluk Awur. Dimana tugas yang harus dilakukan adalah memastikan bahwa kelemahan atau kelebihan berkomunikasi masyarakat Desa Teluk Awur ini menjadi lebih baik, karena tidak lepas dari ciri masyarakat pesisir yang mempunyai watak keras. Cara yang dilakukan adalah dengan pendekatan-pendekatan intern meleburkan diri kepada masyarakat agar bisa mengetahui kebiasaan-kebiasaan dalam melakukan komunikasi. Rangkaian kegiatan yang berhubungan dengan pendekatan komunikasi sudah dilakukan dalam periode bulan Agustus sampai akhir November 2011 dan kegiatan yang sudah direncanakan sampai kegiatan KKN PPM Undip 2011 ini berakhir. B. Potensi Kegiatan yang Lain Potensi kegiatan lain yang dapat dieksplore di Desa Teluk Awur adalah menjadikan Desa Teluk Awur menjadi Desa Wisata, yang dapat menarik pengunjung karena

keindahan pantainya dan juga wisata edukasi di Marine Stasion Teluk Awur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. 1. Desa Teluk Awur menjadi Desa Wisata. Pantai Teluk Awur terletak di Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara. Pantai Teluk Awur terletak kurang lebih 4 km ke arah selatan dari pusat kota Jepara. Pantai teluk awur memiliki keindahan yang sangat mengagumkan salah satunya kita dapat melihat matahari terbenam dengan keindahan yang sempurna. Pemandangan yang sangat menjanjikan menjadikan pantai teluk awur dapat menjadi salah satu alternatif objek pariwisata bagi wisatawan dari Jepara dan sekitarnya. Pantai Teluk Awur juga memiliki pasir yang berwarna putih dengan gelombang air cukup tenang yang semakin memanjakan mata kita untuk menikmati keindahan Pantai Teluk Awur. Wisatawan akan mendapatkan keindahan tersebut apabila berkunjung di Pantai Teluk Awur pada waktu sore hari. Pemandangan matahari terbenam dengan ditemani keindahan pasir putih menjadi pengalaman yang tidak akan pernah terlupakan. Suasana di Pantai Teluk Awur dapat menjadi referensi bagi wisatawan untuk memasukkan Pantai Teluk Awur ke dalam daftar objek tempat wisata yang harus dikunjungi. Keindahan Pantai Teluk Awur tidak kalah dengan Pantai Bandengan dan Pantai Kartini. Keunggulan pemandangan dari Pantai Teluk Awur dapat menikmati sensasinya matahari terbenam, sunggguh keindahan yang tidak akan ingin kita lupakan. Gelombang air yang cukup tenang menjadikan Pantai Teluk Awur merupakan objek wisata yang cukup aman bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Pantai Teluk Awur dengan sisi yang berbeda salah satunya dengan berenang. Selain gelombang air yang cukup tenang, Pantai Teluk Awur juga jauh dari lalu lalangnya perahu dan kapal. Keindahan yang tersimpan di Pantai Teluk Awur dapat menjadi inspirasi bagi wisatawan untuk selalu ingin berkunjung di Pantai Teluk Awur. Bagi wisatawan yang ingin menikmati keindahan Pantai Teluk Awur dengan jangka waktu yang cukup lama tidak perlu khawatir untuk mencari tempat penginapan

karena Desa Teluk Awur telah memiliki villa dan resort yang terletak di pinggir Pantai Teluk Awur. Rumput laut juga dibudidayakan di Pantai Teluk Awur, bagi wisatawan yang ingin mengetahui budidaya rumput laut dapat bertanya secara langsung dengan nelayan yang ada di sekitar pantai, karena nelayan di Desa Teluk Awur sebagian besar nelayan rumput laut. Sungguh keindahan yang sangat lengkap bagi wisatawan yang berkunjung di Pantai Teluk Awur, selain menikmati indahnya Pantai Teluk Awur juga bisa mengetahui budidaya rumput laut. Bagi wisatawan yang belum pernah berkunjung ke Pantai Teluk Awur, saatnya untuk Visit To Teluk Awur Beach. Bukan itu saja sebagian pantai ini juga rimbun dengan tanaman mangrove yang ditanam oleh kamunitas pecinta alam dan pantai sebagai pilot proyek penanggulangan abrasi pantai yang saat ini telah menggerus pantai di Jepara khususnya bagian selatan. Untuk fasilitas pendukung meskipun cukup sederhana warga sekitar telah menyediakannya untuk kenyamanan para pengunjung. Tempat parkir misalnya untuk mobil tidak masalah disana tenpatnya cukup luas tinggal memilih ditempat mana kita mau parkir, untuk kendaraan roda dua bisa langsung diparkir di bibir pantai sehingga jika ramai Sepeda motor kelihatan berjajar rapi. Untuk yang mempunyai hobi berenang Pantai Teluk awur kondisi airnya cukup bersih karena jauh dari lalu lalangnya perahu dan kapal, sehingga aman jika digunakan untuk mandi dan berenang. Bagi yang tidak bisa berenang warga sekitar telah menyediakan ban-ban mobil yang besar sehingga bisa digunakan untuk berenang dipinggir pantai, sewanyapun relative murah sekali pakai Rp 1.000, - Rp 2.000,-. Begitu pula tempat mandi bilas ,warga sekitar juga telah menyediakannya meskipun kondisinya sederhana namun bisa digunakan untuk membersihkan badan dari asinnya air laut. Yang mempunyai hobi memancing pengunjung juga bisa menuntaskan kesenangannya di pantai ini , selain ikannya cukup lumayan , juga kita bisa menyewa perahu jika ingin ke tengah laut. Soal makanan , bagi pengunjung yang tidak membawa bekal warga menyediakan berbagai macam menu yang bisa dipilih, dari makanan kecil, minuman ringan sampai dengan nasi beserta lauk pauknya. Harganyapun relative

murah , sehingga bagi wisatawan yang kantongnya pas-pasan tidak ada halangan untuk mengunjungi pantai ini. Bagi Pemerintah Daerah Jepara sudah tibalah waktunya untuk menata Pantai Teluk awur ini , meskipun sudah ada Pantai Kartini Jepara , namun pantai tersebut suasanya terlalu bising dan ramai karena berfungsi ganda sebagai pelabuhan menuju karimunjawa. Sehingga jika pantai ini dikembangkan dengan baik akan menambah lagi satu tempat wisata pantai yang mampu menyedot wisatawan asing maupun domestic. Selain suasana Pantai Teluk awur ini masih alami juga kondisi lingkungannya yang nyaman sebagai tempat peristirahatan dan rekreasi seluruh keluarga. Lebih lebih jika Pemerintah daerah bisa menggandeng investor yang mau membiayai dengan system bagi hasil sepertinya halnya WBL ( Wisata Bahari Lamongan) atau yang popular orang menyebut Pantai Tanjung Kodok tentu hal ini akan menambah pendapatan pada pemerintah daerah. Dengan dikembangkannya Pantai Teluk Awur ini secara tidak langsung akan meningkatkan perekonomian warga masyarakat sekitarnya, karena obyek wisata ini akan menyedot banyak orang dengan berbagai macam kebutuhan. Diantaranya butuh kuliner, oleh-oleh, penginapan dan banyak lagi yang lain. 2. Science Camp & Wisata Iptek di Marine Station Teluk Awur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. Kegiatan science camp dan wisata iptek bisa dilakukan di Marine Station Teluk Awur Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. kegiatan ini sangat membantu dalam membangun budaya iptek sejak dari usia dini, remaja hingga orang dewasa. Pengembangan Iptek hendaknya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat, muara teknologi adalah menuju kekehidupan yang lebih baik, untuk itu kepada tentang pentingnya penguasaan siswa/siswi SMA dan SMK perlu dikenalkan

teknologi dengan kegiatan Science Camp dan Wisata Iptek. Di Marine Station Teluk Awur kita bisa melihat fasilitas dan kegiatan di Marine Station Teluk Awur, informasi yang diberikan berupa paparan tentang potensi

sumberdaya kelautan, peluangan pengembangan teknologi kelautan serta kegiatan penelitian dan pengembangan Teknologi Kelautan yang telah dilakukan di Marine Station Teluk Awur selama ini. Alasan akademik sejarah mengapa Undip memiliki Marine Station Teluk Awur, yaitu didasari oleh Pola Ilmiah Pokok Undip, Pengembangan Wilayah Pesisir dan Laut (Coastal Regional Eco-Development). Maka Pada tahun 1993 Melalui proyek ADB Loan Marine Science Education Project (MSEP) dibangun Marine Station di Teluk Awur Jepara guna mendukung sarana perkuliahan dan praktikum bagi mahasiswa Program Studi Ilmu Kelautan, serta penelitian dan pengembangan dibidang Iptek Kelautan. Hal itu didasarkan pada kesadaran akademik bahwa Wilayah Pesisir Dan Lautan adalah lahan masa depan yang telah berperan dari dahulu sebagai bagian wilayah penyedia dan pemenuhan kebutuhan bahan pakan serta transportasi, dimana pada masa mendatang akan bertambah fungsinya menjadi lahan penyedia sumberdaya alam dan energi pengganti. Hal inilah yang membuat laut selalu menjadi tumpuan, mengingat status Negara Kesatuan Republik Indonesia Negara Kepulauan sebagai Benua Maritim. Banyak potensi SDA Kelautan yang apabila diberi sentuhan pengembangan teknologi mempunyai nilai cukup tinggi, seperti microalgae, rumput laut untuk produk herbal, pengganti produk impor, hlorella, spirulina, kosmetik, produk

cryptomonadeles bisa sebagai bahan makanan karena kandungan protein yang tinggi juga untuk kesehatan. Rajungan, kepiting, udang (windu maupun putih), dan juga pasar cukup besar untuk Jepang, Eropa, US, dan Hongkong. Kulit kepiting atau kulit udang, diekstrak untuk diambil chitosan, yang mana bagus untuk pengawet makanan organic (mie basah, bakso, ikan olahan, dll ); Rumput laut, bisa dibuat produk carragenant atau alginat sebagai bahan pemadat makanan atau gelly ( sosis, bahan kapsul, cosmetic, dll ). Beberapa contoh penelitian Iptek kelautan yang telah dilakukan oleh Marine Station Teluk Awur diantaranya adalah:

1. Penelitian ketahanan pangan Produksi karaginan dari rumput laut. 2. Penelitian Bioenergi, Produksi Bioetanol dari Rumput Laut Sargasum sp; mikroalga sebagai biodiesel sebagai sumber energy. 3. Penelitian BioFarmakologi berupa potensi mikroalga sebagai sumber Food suplement/ Antioksidan Para pengunjung wisata Iptek diajak melihat fasilitas Laboratorium penunjang yang ada di Marine Station Teluk Awur serta ke Budidaya Spirulina yang dipandu oleh Koordinator Lab Ir. Sri Sejati, Msi didampingi 2 orang petugas Teknisi Sdr. Sekar Wibowo dan Sdr. Kukuh Sutriyogo. C. Peningkatan kesejahteraan desa Peningkatan kesejahteraan Desa Teluk Awur adalah dengan menjadikan Desa Teluk Awur menjadi kawasan Rumput Laut yang dapat menjadi peluang usaha untuk meningkatkan kesejahteraan desa. Berhasilnya Desa Teluk Awur ini menjadi kawasan rumput laut, mendukung Visi dan Misi dari Kementerian Kelautan dan Perikanan yang menaikkan produksi sebesar 353%. Bahwa Rumput Laut Jepara sudah sangat terkenal di luar Jepara, setiap ada pameran/expo yang diikuti oleh dislutkan yang ditanyakan para tamu adalah Rumput Laut, sehingga diharapkan akan meningkatkan animo mayarakat untuk terjun melakukan kegiatan budidaya rumput laut. Bahwa sejauh ini banyak calon investor hanya ingin membeli rumput laut kering hasil budidaya, sehingga pemberdayaan masyarakat disini tidak ada, yang diharapkan para investor berkerja sama dengan kelompok dari segi teknis budidaya seperti menyediakan bibit, tali, dan perlengkapan budidaya kepa da kelompok nelayan sehingga ada pemberdayaan masyarakat pesisir Jepara disitu. Sangat diharapkan masyarakat pesisir utara Jepara bisa secara bersama-sama memanfaatkan potensi perairan yang ada, sayang jika potensi yang ada kita biarkan begitu saja yang bisa meningkatkan kesejahteraan masyarakat Desa Teluk Awur menjadi lebih baik.

BAB IV A. Kesimpulan 1. Program KKN PPM Undip 2011 ini sangat berhubungan dengan program studi Ilmu Komunikasi yaitu tentang bagaimana intensitas komunikasi yang baik dalam membuat iklim kerja antar masyarakat Desa Teluk Awur menjadi lebih baik untuk berkerja sama dalam melakuka Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut. 2. Potensi Desa Teluk Awur yang dapat dikembangkan antara lain : menjadikan Desa Teluk Awur menjadi Desa Wisata dengan keindahan pantainya dan Science Camp & Wisata Iptek di Marine Station Teluk Awur Perikanan dan Ilmu Kelautan Universitas Diponegoro. 3. Pengolahan berbagai macam jenis makanan berbahan dasar rumput laut yang dapat menjadi peluang usaha bagi ibu-ibu di Desa Teluk Awur. B. Saran 1. Perlu kelanjutan program utama KKN PPM Undip 2011 yaitu Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut, karena Desa Teluk Awur mempunyai potensi rumput laut yang sangat bagus, begitu juga dengan pengolahan berbahan dasar rumput laut yang dapat menjadikan peluang usaha bagi masyarakat di Tekuk Awur. 2. Potensi Desa Teluk Awur yang sangat baik harus dikembangkan agar dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat sekitar. 3. Perlu adanya inovasi alat untuk mempermudah pembuatan berbagai macam makanan olahan dari rumput laut. Fakultas

DAFTAR PUSTAKA 1. http://www.supmbone.net/index.php? option=com_content&view=article&id=62:pengolahan-rumput-laut-eucheumacottonii-menjadi-produk-pangan 2. http://id.wikipedia.org/wiki/Gulma_laut 3. http://seaweed81jpr.blogspot.com/2010/08/panen-rumput-laut-di-telukawur.html 4. http://seaweed81jpr.blogspot.com/2009/08/rumput-laut-harapan-barumasyarakat.html 5. http://telukawur.com/index.php/pariwisata/37 6. http://www.trobos.com/show_article.php?rid=13&aid=1950 7. http://www.dapurusaha.com/index.php? option=com_content&view=article&id=90:jepara-sebagai-central-produksirumput-laut-propinsi-jawa-tengah&catid=25:agrobisnis&Itemid=111 8. http://jeparakab.blogspot.com/2009/07/produksi-rumput-laut-bisa-meningkat50.html

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KKN ( INDIVIDU )

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN KULIAH KERJA NYATA (KKN) PPM UNIVERSITAS DIPONEGORO SEMARANG TAHUN 2011 Desa Kecamatan Kabupaten : Teluk Awur : Tahunan : Jepara

Disusun Oleh : Nama NIM : Fitria Nur Pratiwi : D2C008031

PUSAT PELAYANAN DAN PENGEMBANGAN KKN (P2KKN) LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LPPM) UNIVERSITAS DIPONEGORO 2011

HALAMAN PENGESAHAN Laporan kegiatan KKN PPM dengan judul kegiatan Budidaya dan Pengolahan Rumput Laut Sebagai Upaya Peningkatan Perekonomian dan Pemberdayaan Masyarakat Pesisir Desa Teluk Awur Kecamatan Tahunan Kabupaten Jepara yag dilakukan pada tanggal 8 Agustus 2011 hingga 15 November 2011 ini disususn oleh : Nama Mahasiswa NIM : Fitria Nur Pratiwi : D2C008031 Semarang, November 2011 Menyetujui, Koordinator Mahasiswa Tingkat Unit Koordinator Mahasiswa Tingkat Sub-Unit

Arif Fajar Utomo L2C008118

Wakhid Indra Kusuma K2D008080

Mengetahui, Kepala Kelurahan Dosen Pembimbing Lapangan

Suratna

Drs. Suharyo, M.Hum NIP. 196107101989031003