Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

43
“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “ LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN MEMPERINGATI HARI BUMI 22 APRIL TAHUN 2008 1. Sosialisasi Peringatan Hari Bumi 2008 a. Penyampaian Materi tentang arti pentingnya Konservasi Sumber Daya Alam bagi Manusia. Pelaksanaannya : Hari / tanggal : 19 April 2008 Waktu : Jam 10.00 – 12.00 WITA Lokasi : SMA LABANAN Jalan Dara Mahkota – Labanan Jaya Peserta yg hadir : 70 siswa Pemateri : Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 1

Transcript of Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

Page 1: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

LAPORAN PELAKSANAAN KEGIATAN

MEMPERINGATI HARI BUMI

22 APRIL TAHUN 2008

1. Sosialisasi Peringatan Hari Bumi 2008

a. Penyampaian Materi tentang arti pentingnya

Konservasi Sumber Daya Alam bagi Manusia.

Pelaksanaannya :

Hari / tanggal : 19 April 2008

Waktu : Jam 10.00 – 12.00

WITA

Lokasi : SMA LABANAN

Jalan Dara Mahkota – Labanan Jaya

Peserta yg hadir : 70 siswa

Pemateri : Petugas dari Balai Konservasi Sumber Daya

Alam (BKSDA) Seksi Wilayah I Kab. Berau

Penyampaian materi dilaksanakan secara klasikal dengan didukung

sarana slide, pemutaran film lingkungan, dan penyebaran poster dan

leaflet kepada peserta. Metode yang digunakan adalah Presentasi

Materi dengan memberikan kesempatan Tanya jawab kepada

peserta selama acara berlangsung.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 1

Page 2: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Diawali dengan perkenalan, kemudian pengantar mengenai

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati. Peserta tampak antusias

dengan materi yang diberikan, selain materinya yang menarik juga

karena di dalam tampilan slide banyak terdapat foto-foto hewan dan

tumbuhan yang langka.

Ditengah acara diputar film lingkungan mengenai konservasi penyu

yang ada di Pulau Sangalaki, Kabupaten Berau. Dalam film yang

berdurasi 30 menit, ditampilkan bagaimana proses mengamati penyu

yang sedang bertelur, kemudian pemindahan telur ke area

penangkaran, hingga perawatan anak penyu (tukik) untuk dilepas ke

laut pada usia 2-4 bulan. Peserta menyaksikan pemutaran film

hingga selesai, mereka tertarik karena selama ini mereka tidak

pernah tahu bagaimana sebenarnya proses pekembangbiakan

penyu yang alami.

Diakhir acara, semua dan perwakilan peserta diberikan stiker, leaflet,

majalah dan poster lingkungan hidup dari pemateri. Dan foto

bersama pemateri beserta panitia mengakhiri kegiatan penyampaian

materi dari BKSDA tersebut.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 2

Page 3: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Terdapat ide menarik dari Panitia dalam menyuguhkan konsumsi

bagi peserta, yaitu dengan memanfaatkan (re-use) kertas folio bekas

sebagai pembungkus kue, yang dibuat berbentuk tas. Hal ini

bertujuan, untuk mengurangi jumlah sampah/limbah kertas yang

sudah tidak terpakai lagi. Sehingga yang tadinya tidak mempunyai

nilai (dalam bentuk sampah) tetapi setelah dibentuk sedemikian rupa

(berbentuk kantong tas) maka limbah kertas tersebut akan

mempunyai nilai/manfaat yang lebih.

Adapun Materi yang disampaikan :

Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

1. Sumber Daya Alam Hayati

Unsur Hayati : Mahluk hidup yang terdiri dari Manusia,tumbuhan,satwa

dan jasad renik.

Unsur Non Hayati: Sinar matahari air,udara dan tanah

SDAH : Unsur-unsur hayati di alam yang terdiri dari sumber daya alam

nabati (tumbuhan) hewani (satwa)

yang bersama dengan unsur non

hayati disekitarnya secara

keseluruhan membentuk ekosistem

Ekosistemnya SDAH :

Hubungan timbal balik antara unsur dalam alam baik hayati maupun non

hayati yang saling tergantung dan mempengaruhi

2. Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Pengelolaan sumber daya alam hayati yang pemanfaatan dilakukan

secara bijaksana untuk menjamin kesinambungan persediaannya dengan

tetap memelihara dan meningkatkan kualitas keanekaragaman dan

nilainya

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 3

Page 4: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

3. Tujuan Konservasi Sumber Daya Alam Hayati

Mengusahakan terwujudnya kelestarian sumber daya alam hayati serta

keseimbangan ekosistemnya sehingga dapat lebih mendukung upaya

kesejahteraan masyarakat dan mutu kehidupan manusia

4. Kegiatan KSDAH

Perlindungan sistem penyangga kehidupan

Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya

Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

5. Perlindungan sistem

penyangga kehidupan

Merupakan sistem yang

terdiri dari proses yang berkaitan

satu sama lainnya dan saling

mempengaruhi yang apabila

terputus akan mempengaruhi

kehidupan. Meliputi usaha dan

tindakan yang berkaitan dengan perlindungan mata

air,tebing,sungai,danau dan jurang

6. Pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa beserta

ekosistemnya

Usaha dan tindakan konservasi untuk menjamin keanekaragaman jenis

meliputi penjagaan unsur unsur tersebut tidak punah dengan tujuan agar

masing masing unsur dapat berfungsi dalam alam dan senantiasa siap

untuk sewaktu-waktu dimanfaatkan bagi kesejahteraan manusia

( Menjaga populasi satwa dan tumbuhan seimbang dan

alami,mengembangbiakan tumbuhan dan satwa untuk menghindari dari

kepunahan, pembatasan penggunaan SDA)

Tumbuhan dan satwa digolongkan dalam

- Tumbuhan dan satwa yang dilindungi

- Tumbuhan dan satwa yang tidak dilindungi

(Pengawetan jenis tumbuhan dan satwa diatur dalam PP no 7 Tahun

1999)

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 4

Page 5: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

7. Kriteria Tumbuhan dan Satwa

dilindungi

Mempunyai populasi yang sangat

kecil

Adanya penurunan yang tajam pada

jumlah individu di alam

Daerah penyebaran yang terbatas

Endemik)

8. Pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan

ekosistemnya

Pemanfaatan kondisi lingkungan kawasan pelestarian alam

Pemanfaatan jenis tumbuhan dan satwa liar

(pengkajian,penangkaran,perburuan,perdagangan,pertukaran,budidaya

tanaman obat,pemeliharaan kesenangan)

9. Kawasan Suaka Alam

Kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun diperairan yang

mempunyai fungsi pokok sebagai pengawetan keanekaragaman

tumbuhan dan satwa serta ekosistemnya yang juga berfungsi sebagai

wilayah sistem penyangga kehidupan

Kawasan suaka alam meliputi : Cagar Alam,Suaka Margasatwa

10. Cagar Alam

Kawasan suaka alam yang karena

keadaan alamnya mempunyai

kekhasan tumbuhan,satwa dan

ekosistemnya tertentu yeng

perlu dilindungi dan

perkembangannya

berlangsung secara alami

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 5

Page 6: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

11. Suaka Margasatwa

Kawasan suaka alam yang mempunyai ciri khas berupa keanekaragaman

dan atau keunikan jenis satwa untuk kelangsungan hidupnya dapat

dilakukan pembinaan terhadap habitatnya ( Pembuatan padang

rumput,pembuatan fasilitas minum/pakan satwa dll)

12. Kawasan Pelestarian Alam

Kawasan dengan ciri khas tertentu baik didarat maupun di perairan yang

mempunyai fungsi perlindungan sistem penyangga

kehidupan,pengawetan keanekaragaman jenis tumbuhan dan satwa serta

pemanfaatan secara lestari sumber daya alam hayati dan ekosistemnya

KPA terdiri dari Taman Nasional, Taman Hutan rakyat dan Taman Wisata

Alam

13. Taman Nasional

Kawasan pelestarian yang mempunyai ekosistem asli dikelola dengan

sistem zonasi yang dimanfaatkan untuk tujuan

penelitian,ilmupengetahuan,pendidikan, pariwisata dan rekreasi

14. Taman Hutan Rakyat

Kawasan pelestarian alam untuk tujuan koleksi tumbuhan dan atau satwa

yang alami dan buatan jenis asli dan bukan asli yang dimanfaatkan bagi

penelitian,ilmu pengetahuan,pendidikan ,menunjang budidaya,budaya dan

pariwisata serta rekreasi

15. Taman Wisata Alam

Kawasan pelestarian

alam yang terutama

dimanfaatkan untuk

pariwisata dan rekreasi

alam

16. Peran Serta Rakyat

Upaya konservasi

sumber daya alam

merupakan

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 6

Page 7: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

tanggungjawab dan kewajiban pemerintah dan masyarakat karena

menyangkut kepentingan masyarakat secara keseluruhan

b. Penyebaran Leaflet dan Stiker kepada masyarakat di

Kabupaten Berau.

Adapun pelaksanaannya :

Hari / tanggal : Selasa, 22 April 2008

Waktu : Jam 08.00 – 09.30 WITA

Lokasi Kegiatan : Simpang Empat (Straat Bundar)

Kota Tanjung Redeb Kab. Berau

Sasaran : Warga kota Tanjung Redeb dan

sekitarnya.

Peserta : 20 orang Anggota OPA GREEN

FOREST

Pagi menjelang pelaksanaan penyebaran, cuaca mendung

dan hujan mendera kampung Labanan. Ini merupakan

halangan bagi kami untuk berkegiatan, namun tidak

mengurangi sedikitpun semangat untuk tetap melaksanakan

kegiatan yang sudah direncanakan. Tak lama berselang

hujanpun reda. Segera kami berangkat menuju lokasi tempat

penyebaran Stiker dan Leaflet.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 7

Page 8: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Diiringi sisa-sisa tetesan air hujan, kendaraan pengangkutpun

berjalan dan sesekali menembus dingin dan pekatnya kabut

putih di puncak menara km 7 Teluk Bayur.

Tiba di lokasi tujuan, Koordinator Kegiatan menyampaikan

surat ijin kegiatan dari POLRES kepada penjaga POS Lantas

di Start Bundar-Simpang Empat Kota Tanjung Redeb.

Selanjutnya peserta langsung bergerak, sesuai dengan

kelompoknya menuju titik lokasi penyebaran yang terbagi

menjadi 4 (empat) lokasi. Masing-masing kelompok berada di

sekitar lampu Trafic Light, terdiri dari 5 orang peserta. Masing-

masing peserta mempunyai tugas sendiri-sendiri, ada yang

membawa Poster Lingkungan, membagi Stiker, membagi

leaflet, dan bagian umum.

Sambutan dari masyarakat pengguna jalan sangat baik

terhadap kegiatan kami, awalnya mereka tidak tahu kenapa

mereka dihampiri oleh peserta. Setelah kami jelaskan dan

diberikan Stiker atau leaflet, merekapun menyampaikan terima

kasih dan berjanji untuk membaca dan melaksanakan

himbauan yang telah kami buat dalam leaflet. Puas dan

bangga bagi kami, misi dan visi menyadarkan masyarakat

untuk lebih arif dan bijaksana terhadap pengelolaan

lingkungan khususnya menjadikan Bumi Bersih dan Hijau

tersampaikan.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 8

Page 9: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Di saat kegiatan berlangsung, ada kejadian-kejadian menarik

yang kami temui selama dilapangan. Diantaranya, seorang

sopir taxi angkutan kota sampai berputar dua kali untuk

meminta tambah stiker lagi. Karena menurutnya designnya

menarik. Ada juga pengguna motor yang meminta poster

lingkungan yang kami bawa, namun karena keterbatasan

poster yang kami miliki terpaksa tidak kami berikan tapi kami

beri tambahan stiker lagi. Dan masih banyak kejadian menarik

lainnya. Bagi kami ini merupakan kegiatan yang menarik dan

evaluasi untuk kedepan, apabila dilaksanakan kegiatan

serupa maka kami harus mempersiapkan lebih banyak lagi

media/ bahan sosialisasi.

Setelah semua stiker dan leaflet habis, kami mengakhiri

kegiatan dan beristirahat sebentar di pelabuhan, selanjutnya

pulang menuju kampung Labanan.

Bentuk Stiker :

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 9

Page 10: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 10

Page 11: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Bentuk Leaflet :

Hari Bumi

GO RECYCLE, REUSE, REPAIR, REDUCE

Hari Bumi yang jatuh setiap tanggal 22 April, mulai dirayakan jutaan orang di dunia sejak 1970. Merayakan Hari Bumi, berarti memikirkan kelangsungan hidupnya, memikirkan bagaimana sumber daya bumi yang terbatas ini bisa menjamin kelangsungan hidup manusia. Sebelum kita berpikir hal-hal besar untuk menjaga kelangsungan hidup bumi, kita bisa memulainya dari hal kecil dan sederhana.

Berikut ini beberapa tips yang bisa dilakukan untuk sehari-hari yang besar artinya untuk keberlangsungan hidup bumi sebagai tempat tinggal kita.

Ketika berbelanja gunakan seminimal mungkin kantong plastic sebagai tempat belanjaan kita. Lebih baik jika kita membawa kantong plastic atau kantong belanja sendiri dari rumah. Dengan mengurangi penggunaan plastic, berarti kita juga mengurangi sampah kemasan yang kita hasilkan.

Untuk tempat yang mudah terjangkau, lebih sehat dan lebih baik jika kita menempuhnya dengan berjalan kaki. Selain tidak membutuhkan biaya dan menyehatkan badan, kebiasaan berjalan kaki juga

membantu mengurangi penggunaan bahan baker yang menyebabkan polusi udara dan eksploitasi sumber daya alam yang merusak lingkungan.

Pisahkan sampah botol plastic bekas kemasan, kertas, botol kaca dalam kantong yang terpisah. Hal ini memudahkan pemulung

mengambil sampah yang kita buang untuk di daur ulang.

Gunakan dua sisi kertas/bolak-balik ketika mengeprint atau foto copy document. Dengan demikian, kita melakukan penghematan kertas yang berarti juga menghemat pohon yang harus ditebang untuk bahan baku kertas.

Kertas yang sudah terisi dua sisinya, jangan buru-buru dibuang. Jika kamu tidak membutuhkannya lagi, kamu bisa menyerahkannya pada tukang loak, yang selama ini menggunakan kertas bekas sebagai daur ulang bagi keperluan home industri.

Pesan ini disampaikan :Dalam rangka peringatan Hari Bumi tanggal 22 April 2008

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 11

GREEN FORESTORGANISASI PECINTA ALAM SMA LABANAN

Page 12: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

2. Observasi Biota Laut Kabupaten Berau Tahun 2008

Adapun pelaksanaannya :

Hari / Tanggal : Jumat – Minggu, 25 – 27 April 2008

Waktu : 07.00 WITA – selesai

Lokasi : Pulau Panjang, Kabupaten Berau.

Peserta : 15 orang

Biota laut memiliki pola penyebaran tertentu. Tidak semua laut memiliki jenis dan

jumlah biota laut yang sama. Pola penyebaran ikan tidak merata. Penyebaran

tersebut tergantung pada adanya makanan yang berupa tumbuhan laut,

fitoplankton (keduanya sebagai produser) dan zooplankton.

Indonesia tergolong daerah tropic

dengan kesuburan air laut yang cukup.

Akan tetapi, karena tingkat

kesuburannya yang tinggi serta

kondisinya yang cukup stabil (tidak

ada perbedaan suhu yang mencolok),

maka keanekaragaman biota lautnya

tinggi. Salah satu ciri dari keanekaragaman yang tinggi adalah jumlah populasi

tiap jenis, kecil/sedikit. Jadi, meskipun lautan di Indonesia memiliki

keanekaragaman biota yang tinggi, namun jumlah populasi tiap spesies sedikit.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 12

Page 13: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Berbeda dengan daerah sub tropic. Di daerah subtropik, keanekaragaman biota

laut rendah/sedikit jumlah spesies penghuni lautan, tetapi populasi spesiesnya

tinggi/banyak.

Laut Indonesia yang mengandung banyak ikan dan biota laut adalah di laut

dangkal, yang kedalamannya tidak melebihi 90 meter.

Biota laut yang dapat dimanfaatkan manusia untuk memenuhi kebutuhan pangan

sangat banyak. Bahan makanan dari laut tersebut meliputi kelompok :

- tumbuhan (alga),

- ikan

- Crustacea

- Mollusca

- Echinodermata

- Cacing (Vermes)

- Dan vertebrata laut

lainnya.

Hanya saja masih banyak

kalangan masyarakat yang belum mengenal dan mengerti bagaimana cara

memanfaatkan biota laut tersebut.

Berdasarkan pengantar diatas tergerak bagi kami untuk melakukan observasi /

pengamatan mengenai biota laut di alam yang sebenarnya.

Lokasi observasi adalah di

Pulau Panjang.

Sebenarnya tujuan awal di

Pulau Maratua tetapi

karena ada kendala teknis

maka lokasi dipindahkan

di Pulau Panjang.

Pulau Panjang termasuk

dalam gugusan pulau di

sekitar wilayah Kecamatan

Pulau Derawan

Kabupaten Berau.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 13

Page 14: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Pulau Panjang merupakan pulau tidak berpenghuni yang di tinggal oleh

penduduknya sejak sekitar tahun 1980 karena hasil produksi tanaman kelapa

dan hasil laut yang berkurang. Vegetasi yang terdapat disepanjang Pulau

Panjang adalah Hutan Bakau dan Perairan dangkal yang dominan dipenuhi pasir

dan karang.

Observasi yang kami lakukan terdiri dari 3 (tiga) sasaran obyek

pengamatan, yaitu :

1. Analisa Vegetasi Hutan Bakau di Pulau Panjang,

2. Analisa Vegetasi Terumbu Karang di Pulau Panjang, dan

3. Pengamatan Sosiologi Masyarakat Nelayan di Pulau Derawan.

Dalam ilmu vegetasi telah dikembangkan berbagai metode untuk menganalisis

suatu vegetasi yang sangat membantu dalam mendekripsikan suatu vegetasi

sesuai dengan tujuannya. Dalam hal ini suatu metodologi sangat berkembang

dengan pesat seiring dengan kemajuan dalam bidang-bidang pengetahuan

lainnya, tetapi tetap harus diperhitungkan berbagai kendala yang ada .

Metodologi-metodologi yang umum dan sangat efektif serta efisien jika

digunakan untuk penelitian, yaitu metode kuadrant, metode garis, metode tanpa

plot dan metode kwarter. Akan tetapi dalam observasi kali ini hanya menitik

beratkan pada penggunaan analisis dengan metode kuadrant.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 14

Page 15: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Metode kuadrant, bentuk percontoh atau sampel dapat berupa segi empat atau

lingkaran yang menggambarkan luas area tertentu. Luasnya bisa bervariasi

sesuai dengan bentuk vegetasi atau ditentukan dahulu luas minimumnya. Untuk

analisis yang menggunakan metode ini dilakukan perhitungan terhadap variabel-

variabel kerapatan, kerimbunan, dan frekuensi (Surasana, 1990).

Kelimpahan setiap spesies

individu atau jenis struktur

biasanya dinyatakan sebagai

suatu persen jumlah total

spesies yang ada dalam

komunitas, dan dengan demikian

merupakan pengukuran yang

relatife. Secara bersama-sama,

kelimpahan dan frekuensi adalah

sangat penting dalam menentukan struktur komunitas (Michael, 1994).

Kerapatan, ditentukan berdasarkan jumlah individu suatu populasi jenis

tumbuhan di dalam area tersebut. Kerimbunan ditentukan berdasarkan

penutupan daerah cuplikan oleh populasi jenis tumbuhan. Dalam observasi ini,

khusus untuk variabel kerapatan dan kerimbunan, cara perhitungan yang dipakai

dalam metode kuadrat adalah berdasarkan kelas kerapatan dan kelas

kerimbunan yang ditulis oleh Braun Blanquet (1964). Sedangkan frekuensi

ditentukan berdasarkan kekerapan dari jenis tumbuhan dijumpai dalam sejumlah

area sampel (n) dibandingkan dengan seluruh total area sampel yang dibuat (N),

biasanya dalam persen (%) (Surasana, 1990)..

Keragaman spesies dapat diambil untuk menandai jumlah spesies dalam suatu

daerah tertentu atau sebagai jumlah spesies diantara jumlah total individu dari

seluruh spesies yang ada.

Berikut langkah-langkah kerja untuk melakukan penelitian/analisis vegetasi

metode kudrat:

3 Menentukan kuadrat ukuran 10 m2 secara acak di suatu vegetasi tertentu.

3 Melakukan analisis vegetasi berdasarkan variabel-variabel kerapatan,

kerimbunan, dan frekuensi.

3 Memberi nama vegetasi yang telah digunakan berdasarkan 2 jenis /

spesies yang memiliki nilai penting terbesar.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 15

Page 16: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

A. ANALISA VEGETASI HUTAN BAKAU

Hutan bakau atau disebut

juga hutan mangrove

adalah hutan yang tumbuh

di atas rawa-rawa berair

payau yang terletak pada

garis pantai dan

dipengaruhi oleh pasang-

surut air laut. Hutan ini

tumbuh khususnya di

tempat-tempat di mana

terjadi pelumpuran dan akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang

terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air

melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.

Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya pelumpuran tadi --

yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas tanahnya yang tinggi;

serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air laut. Hanya sedikit

jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini, dan jenis-jenis ini

kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati proses adaptasi

dan evolusi.

Jenis-jenis tumbuhan hutan bakau ini bereaksi berbeda terhadap variasi-variasi

lingkungan fisik di atas, sehingga memunculkan zona-zona vegetasi tertentu.

Beberapa faktor lingkungan fisik tersebut adalah:

1. Jenis tanah.

Sebagai wilayah pengendapan, substrat di pesisir bisa sangat berbeda.

Yang paling umum adalah hutan bakau tumbuh di atas lumpur tanah liat

bercampur dengan bahan organik. Akan tetapi di beberapa tempat, bahan

organik ini sedemikian banyak proporsinya; bahkan ada pula hutan bakau

yang tumbuh di atas tanah bergambut.

Substrat yang lain adalah lumpur dengan kandungan pasir yang tinggi,

atau bahkan dominan pecahan karang, di pantai-pantai yang berdekatan

dengan terumbu karang.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 16

Page 17: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

2. Terpaan ombak

Bagian luar atau bagian depan hutan bakau yang berhadapan dengan laut

terbuka sering harus mengalami terpaan ombak yang keras dan aliran air

yang kuat. Tidak seperti bagian dalamnya yang lebih tenang.

Yang agak serupa adalah bagian-bagian hutan yang berhadapan

langsung dengan aliran air sungai, yakni yang terletak di tepi sungai.

Perbedaannya, salinitas di bagian ini tidak begitu tinggi, terutama di

bagian-bagian yang agak jauh dari muara. Hutan bakau juga merupakan

salah satu perisai alam yang menahan laju ombak besar.

3. Penggenangan oleh air pasang

Bagian luar juga

mengalami genangan

air pasang yang

paling lama

dibandingkan bagian

yang lainnya; bahkan

terkadang terus

menerus terendam.

Pada pihak lain, bagian-bagian di pedalaman hutan mungkin hanya

terendam air laut manakala terjadi pasang tertinggi sekali dua kali dalam

sebulan.

Menghadapi variasi-variasi kondisi lingkungan seperti ini, secara alami terbentuk

zonasi vegetasi mangrove; yang biasanya berlapis-lapis mulai dari bagian terluar

yang terpapar gelombang laut, hingga ke pedalaman yang relatif kering.

Jenis-jenis bakau (Rhizophora spp.) biasanya tumbuh di bagian terluar yang

kerap digempur ombak. Bakau Rhizophora apiculata dan R. mucronata tumbuh

di atas tanah lumpur. Sedangkan bakau R. stylosa dan perepat (Sonneratia alba)

tumbuh di atas pasir berlumpur. Pada bagian laut yang lebih tenang hidup api-

api hitam (Avicennia alba) di zona terluar atau zona pionir ini.

Di bagian lebih ke dalam, yang masih tergenang pasang tinggi, biasa ditemui

campuran bakau R. mucronata dengan jenis-jenis kendeka (Bruguiera spp.),

kaboa (Aegiceras corniculata) dan lain-lain. Sedangkan di dekat tepi sungai,

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 17

Page 18: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

yang lebih tawar airnya, biasa ditemui nipah (Nypa fruticans), pidada (Sonneratia

caseolaris) dan bintaro (Cerbera spp.).

Pada bagian yang lebih kering di pedalaman hutan didapatkan nirih (Xylocarpus

spp.), teruntum (Lumnitzera racemosa), dungun (Heritiera littoralis) dan kayu

buta-buta (Excoecaria agallocha).

Fauna di Hutan Bakau / Mangrove

Mangrove merupakan habitat bagi berbagi

jenis satwa seperti primata, reptilia, dan

burung. Berdasarkan pengamatan langsung

dilapangan jenis mammalia tidak ditemukan. 

Keanekaragaman satwa liar yang hidup di

hutan mangrove daerah pengamatan dapat

dikatakan rendah.  Jika keadaan hutan

mangrove terus membaik, maka di masa yang akan datang daerah ini memiliki

keanekaragaman satwa liar yang tinggi terutama keaneragaman kelas burung

(aves).  Berikut data pengamatan langsung terhadap satwa liar maupun

informasi dari masyarakat.

Berdasarkan pengamatan sekilas yang dilakukan oleh Tim diperoleh antara lain

jenis reptilia: (a) ular laut ditemukan sebanyak 2 ekor, (b) Kepiting juga

ditemukan dengan jumlah banyak, (c) Kerang dan siput (d) ikan Pari dan (e)

jenis burung (Aves) antara lain: burung kuntul, bangau, dan camar, ditemukan

dalam jumlah sedikit.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 18

Page 19: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Observasi Analisa Vegetasi Hutan Bakau di Pulau Panjang, mengambil

sample 2 (dua) kuadrant.

Kuadrant I mengambil sample daerah bagian luar atau bagian depan hutan

bakau yang berhadapan dengan laut terbuka.

Kuadrant II mengambil sample daerah di bagian lebih ke dalam, yang masih

tergenang pasang tinggi.

Lokasi Kuadrant :

Pulau Panjang

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant I

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 19

10 m

10 m

A

ED

C

B

H

I

GF

Kuadrant I

Kuadrant II

Page 20: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / fauna

Diameter batang/ ukuran volume

Tinggi Pohon Keterangan

A Rhizophora spp. 190 cm 12 m

B Rhizophora spp. 290 cm 20 m

C Rhizophora spp. 340 cm 25 m Memiliki 2 cabang: (a) 160 cm (b) 140 cm

D Rhizophora spp. 60 cm 12 m

E Rhizophora spp. 145 cm 23 m

F Rhizophora spp. 15 cm 6 m

G R. mucronata 23 cm 16 m

H R. mucronata 95 cm 30 m

I Rhizophora spp. 616 cm 30 m Memiliki 6 cabang besar

Tunas Rhizophora spp.Rata-rata

2-3 cmRata-rata 10-20 cm

Sekitar ± 3600 batang tersebar merata dalam area kuadrant

Kerang dan SiputPanjang

Cangkang 5 cm

Jumlah sekitar 25

buah

Hanya tersebar di sekitar pohon ( I )

Ikan BuntalPanjang 10

cmJumlah 1

ekorTerdapat di pohon (I)

Ikan Pari

1) Panjang 30 cm,

2) Panjang 20 cm

Jumlah 2 ekor

Melintas di area kuadrant sewaktu observasi

Kepiting (warna cangkang ungu kehijauan)

Panjang antara 5 – 10

cm

Jumlah 4 ekor

Terdapat di cabang pohon (I)

Ikan (warna putih dgn corak lingkaran hitam)

Panjang 8 Cm

Jumlah 1 ekor

Terdapat di pohon (B)

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 20

Page 21: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Kedalaman air pasang : 102 cm

Jenis tanah : Lumpur berpasir, warna hitam.

Kondisi Air : agak keruh

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 21

Page 22: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant II

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / fauna

Diameter batang/ ukuran volume

Tinggi Pohon Keterangan

A Rhizophora spp. 210 cm 15 m

B Rhizophora spp. 11 cm 15 m

C Rhizophora spp. 43 cm 2 m Kondisi pohon kering/mati

D Rhizophora spp. 45 cm 15 m

TR

Tunas Rhizophora spp.Rata-rata

2-3 cmRata-rata 10-20 cm

Sekitar ± 2000 batang tersebar merata dalam area kuadrant

Kerang dan SiputPanjang

Cangkang 5 cm

Jumlah sekitar 5

buah

Hanya tersebar di sekitar pohon (C)

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 22

10 m

10 m

A

D

C

B

I

TR

Page 23: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Ikan Mulut Panjang Panjang 7 cmJumlah 1

ekor

Ikan Amphibi (tempakul)

Panjang 10 cm

Jumlah 5 ekor

Di perbatasan air pasang dengan

pasir pantai

Kepiting (warna cangkang hitam)

Panjang antara 5 – 10

cm

Jumlah 4 ekor

Terdapat di cabang pohon (I)

Kedalaman air pasang : 130 cm

Jenis tanah : berlumpur, warna hitam.

Kondisi Air : jernih.

Kesimpulan Analisa Vegetasi Hutan Bakau:

Dari hasil Data Analisa Vegetasi terhadap 2 (dua) kuadrant, bahwa kerapatan

hutan bakau didominasi oleh jenis tumbuhan Rhizophora spp. sekitar 80%,

dengan kerimbunan 60%, dan frekuensi jumlah mendekati 85% (termasuk tunas

Rhizophora spp.). Keberagaman jenis fauna di tunjukkaan dengan adanya

kepiting, ikan pari, kerang, siput, ikan tempakul, dan populasi ikan kecil. Untuk

jenis flora didominasi oleh Rhizophora spp. Dan R. mucronata.

Rhizophora spp. Mempunyai nilai penting didalam Vegetasi hutan bakau di Pulau

Panjang karena keberadaannya menjadi sarana pelindung dari hempasan

ombak air pasang dan tempat berkembangbiaknya beberapa jenis ikan-ikan

tertentu.

Dalam Jangka waktu mendatang populasi hutan bakaunya masih relative baik,

karena jumlah tunas yang ada pada saat dilakukan observasi sangat banyak.

Dan unsur gangguan dari aktivitas manusia juga relative rendah karena Pulau

Panjang tidak dihuni oleh penduduk sejak tahun 1980-an.

Vegetasi Hutan Bakau di Pulau Panjang cocok digunakan sebagai bahan obyek

penelitian karena populasi mangrove yang banyak dan keberagaman fauna-nya

bervariasi.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 23

Page 24: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Observasi Analisa Vegetasi Terumbu Karang di Perairan Pulau Panjang,

mengambil sample 4 (empat) kuadrant.

Kuadrant I mengambil sample daerah bagian pinggir laut radius 0 – 500 m dari

garis pantai (saat surut)

Kuadrant II mengambil sample daerah di bagian lebih ke tengah laut arah ke kiri

dari pulau, radius 500m – 2000m dari garis pantai (saat surut)

Kuadrant III mengambil sample daerah di bagian lebih ke tengah laut arah ke

kanan dari pulau, radius 500m – 2000m dari garis pantai (saat surut)

Kuadrant IV mengambil sample daerah di bagian lebih ke tengah laut, radius

2000m – 5000m dari garis pantai (saat surut)

Lokasi Kuadrant :

Pulau Panjang

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 24

Kuadrant I

Kuadrant II

Kuadrant III

Kuadrant IV

Page 25: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant I

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / faunaukuran panjang

Jumlah Keterangan

Kerang / tiramAntara 3 – 6

cmbanyak

Tersebar di pinggir pantai

Ikan TeriAntara 3 – 5

cmbanyak

Bergerombol di antara hutan bakau dan perairan laut

Ikan (warna putih corak lingkaran hitam)

Antara 6 – 10 cm

4 ekorBerada di pinggir perairan

Bintang laut (bentuk Coin)

Antara 3 – 4 cm

banyak

Tersebar hampir merata menjauhi dari pinggir perairan

Bintang lautAntara 6 - 7

cmbanyak

Tersebar hampir merata menjauhi dari pinggir perairan

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 25

10 m

10 m

Ul

Cl

Page 26: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Ganggang / rumput laut

Antara 7 – 15 cm

banyak

Tersebar hampir merata menjauhi dari pinggir perairan

Ikan corak putih bergaris

7 cm 1 ekorBerada di dekat ganggang laut

UlUlar laut (warna hitam bergaris)

2 ekor 40 cmBerada di antara ganggang laut

ClCacing laut (warna abu-abu, ujungnya bertentakel)

1 ekor 30 cmBerada di antara ganggang laut

Kedalaman air surut : 40 cm

Jenis tanah : pasir bercampur pecahan karang, warna putih.

Kondisi Air : bening

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant II

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / fauna ukuran Jumlah Keterangan

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 26

10 m

10 m

Ul

Cl

Page 27: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

panjang

Bintang laut (bentuk Coin)

Antara 3 – 4 cm

banyakTersebar hampir merata dalam area kuadrant

Bintang lautAntara 6 - 7

cmbanyak

Tersebar hampir merata menjauhi dari pinggir perairan

Terumbu karangAntara 10 –

20 cm2

3 yang agak besar, yang

lain kecilTersebar

Ganggang / rumput laut

Antara 7 – 15 cm

banyak tersebar

Udang Karang 15 cm 1 ekorMelintas di antara terumbu karang

Disekitar terumbu karang yang agak besar terdapat, pohon karang berwarna

merah, coklat, berbentuk pipa warna putih ujung hitam, dan berbentuk otak. Juga

seperti lumut berwarna putih menempel di terumbu.

Untuk fauna lain di dalam area, ubur-ubur, ikan pari (ukuran 15cm), ikan warna

biru (kecil), ikan warna putih bergaris hitam di punggung (kecil), ikan mulut

panjang (kecil), Tiram.

Kedalaman air surut : 60 cm

Jenis tanah : pasir, warna putih.

Kondisi Air : bening

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant III

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 27

10 m

Ul

Page 28: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 28

10 m

Cl

Page 29: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / faunaukuran panjang

Jumlah Keterangan

Bintang laut (bentuk Coin)

Antara 3 – 4 cm

sedikitTersebar hampir merata dalam area kuadrant

Bintang laut (jenis kecil)

Antara 6 - 7 cm

banyakTersebar hampir merata

Bintang Laut (jenis besar)

Antara 20cm 18 ekor

Mengelompok, dengan warna merah, oranye, coklat.

Terumbu karangAntara 20 -

300 cm2

1 yang agak besar, yang

lain kecilTersebar

Ganggang / rumput laut

Antara 7 – 15 cm

banyak tersebar

Disekitar terumbu karang yang agak besar terdapat, pohon karang berwarna

merah, coklat, berbentuk pipa warna putih ujung hitam dan ujung warna merah,

bentuk bibir warna merah dan seperti lumut berwarna putih menempel di

terumbu.

Untuk fauna lain di dalam area, ikan warna biru (kecil), ikan warna putih bergaris

hitam di punggung (ukuran kecil,jumlah 10 ekor mengelompok), ikan mulut

panjang (kecil), ikan warna hitam terdapat corak lingkaran putih di punggung

(kecil), ikan motif garis zebra, ular laut, ikan warna putih bermotif garis tebal

warna kuning.

Kedalaman air surut : 50 cm

Jenis tanah : pasir, warna putih.

Kondisi Air : bening

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 29

Page 30: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Hasil Analisa Vegetasi Kuadrant IV

Keterangan : Di dalam kudrant terdapat flora dan fauna , diantaranya :

No/kode Jenis flora / faunaukuran panjang

Jumlah Keterangan

Bintang laut (jenis kecil)

Antara 6 - 7 cm

banyakTersebar hampir merata

Terumbu karangAntara 20 -

300 cm2

1 yang agak besar, yang

lain kecilTersebar

Ganggang / rumput laut

Antara 7 – 15 cm

banyak tersebar

Disekitar terumbu karang yang agak besar terdapat, pohon karang berwarna

merah, coklat, hijau menyerupai kaki ayam, berbentuk pipa warna putih ujung

hitam dan ujung warna merah, bentuk bibir kerang warna jingga, berbentuk

seperti otak berwarna oranye, seperti lumut berwarna putih menempel di

terumbu, seperti kaktus, ganggang, spons, dan alga.

Untuk fauna lain di dalam area, ular warna hitam bintik putih, ikan warna merah

(kecil), ikan warna biru (kecil), ikan warna kuning bintik hitam, ikan warna hijau.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 30

10 m

10 m

Page 31: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

Terdapat juga ikan pari ukuran agak besar, bulu babi warna hitam dan merah,

bintang laut dengan populasi yang sedikit.

Kedalaman air surut : 100 cm

Jenis tanah : pasir, warna putih.

Kondisi Air : bening

Kesimpulan Analisa Vegetasi Hutan Bakau:

Dari hasil Data Analisa Vegetasi terhadap 4 (empat) kuadrant, diketahui bahwa

didaerah perairan sekitar pinggir pantai didominasi oleh pasir dan pecahan

karang. Menurut kami mungkin dulunya populasi terumbu karang yang ada rusak

karena aktifitas manusia yang menempati pulau panjang sebelum tahun 1980-

an, terbukti dengan banyaknya pecahan terumbu karang yang mati di sekitar

pantai. Populasi fauna yang mendominasi adalah bintang laut. Untuk flora adalah

sejenis rumput/ganggang laut.

Didaerah tengah laut populasi terumbu karang mulai banyak ditemui dengan

keberagaman jenis fauna dan terumbu karang yang bervariasi khususnya di area

radius 5000 meter dari pinggir pantai dengan kedalaman lebih dari 1 meter (saat

air surut).

Untuk Jangka panjang vegetasi terumbu karang yang terdapat di pulau panjang

memiliki potensi yang baik bagi ekosistem disekitarnya. Hal ini juga didukung

oleh partisipasi masyarakat nelayan yang semakin sadar akan pengelolaan

lingkungan sebagai modal eko-wisata di daerah gugusan pulau Derawan dan

sekitarnya.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 31

Page 32: Laporan Pelaksanaan Kegiatan Cp

“ Jadikan Bumi Bersih dan Hijau “

3 Pengamatan Sosiologi Masyarakat Nelayan di Pulau Derawan.

Tujuan : Diharapkan peserta memahami perikehidupan nelayan dalam menangkap, mengolah dan menjual hasil tangkapan beserta dampak yang ditimbulkannya terhadap ekologi lingkungan di sekitarnya.

Daftar Pertanyaan atau topic angket, meliputi :1. Perahu dan alat penangkap ikan, penggunaan peledak/potas/aliran listrik?

Masyarakat nelayan sudah tidak menggunakan peledak/potas/aliran listrik. Yang digunakan hanya jarring.

2. berapa orang dalam satu perahu?.Dua sampai dengan Lima orang.

3. Kapan berangkat dan kapan kembali?Untuk berangkat umumnya pada malam hari dan kembali pagi hari. Beberapa nelayan juga mencari hingga sampai ke Tarakan – Nunukan dengan masa berlayar hingga mingguan.

4. Hasil tangkapan rata-rata; kapan musim ikan dan kapan tidak ada ikan.Hasil rata-rata tangkapan sekitar 100kg. Musim ikan biasanya antara bulan Desember – Juli. Diluar bulan tersebut biasanya tangkapan ikan menurun karena adanya musim angin/badai yang besar.

5. jenis ikan tangkapanIkan tongkol, ikan putihan, ikan kerapu, ikan teri, cumi, ubur-ubur, teripang, dll.

6. pengolahan dan pengawetan yang dilakukanUntuk jangka pendek menggunakan pendingin es batu, dan untuk jangka panjang diolah dengan system pengasinan.

7. penjualanPenjualan langsung di pasarkan ke Desa Tanjung Batu dan ada juga yang dikirim ke Tarakan.

8. penghasilan rata-rata perhari. Berapa penghasilan rata-rata per bulan?Penghasilan bersih rata-rata per hari Rp. 150.000,- Dan rata-rata per bulan Rp. 3.000.000,-

9. pendidikan merekaPendidikan minimal rata-rata Sekolah Dasar.

Pengamatan lingkungan :1. kebersihan

Dilingkungan area pemukiman penduduk masih kurang terawat, hal ini ditunjukkan dengan masih banyaknya sampah yang berserakan di sekitar rumah dan pinggir pantai.

2. BauUntuk bau, tidak begitu menyengat.

3. tempat pembuangan sampahBelum tersedia, hanya ada di lokasi hotel/wisata.

4. ebersihan airUntuk air tawar sumber mata air sangat sedikit dan masih ada kandungan garam. Untuk kejernihan air laut masih bagus.

5. Kebersihan pengelolaan hasil tangkapanBelum bagus, karena pengelolaan hasil tangkapan masih menggunakan cara tradisional.

6. LimbahLimbah dari pemukiman penduduk dan daerah hotel/tempat wisata, masih langsung dibuang ke laut tanpa ada proses penyaringan limbah.Limbah dari Kapal / perahu nelayan juga langsung dibuang ke laut.

LAPORAN KEGIATAN HARI BUMI 2008 – OPA GREEN FOREST 32