Laporan PBL Kelompok 8A

25
Skenario 1 Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke puskesmas dengan keluhan nyeri pada pangkal paha kanan sehingga tidak dapat berjalan. Keadaan ini dialami sejak 5 hari lalu setelah jatuh terduduk di kamar mandi pada saat penderita berjalan tertatih-tatih. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan rematik. Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun lalu. Kata Sulit Jatuh : suatu keadaan yang mengakibatkan sesorang mendadak terbaring/ terduduk di lantai/ tempat yang lebih rendah dengam atau tanpa kehilangan kesadaran atau luka Stroke : Penurunan aliran darah ke otak sehingga menimbulkan penurunan kesadaran Rematik : Nyeri sendi akibat penumpukan Kristal asam urat di persendian Kata Kunci - Wanita 65 tahun - Nyeri pada pangakal paha kanan

Transcript of Laporan PBL Kelompok 8A

Page 1: Laporan PBL Kelompok 8A

Skenario 1

Seorang perempuan umur 65 tahun dibawa ke puskesmas dengan

keluhan nyeri pada pangkal paha kanan sehingga tidak dapat berjalan.

Keadaan ini dialami sejak 5 hari lalu setelah jatuh terduduk di kamar mandi

pada saat penderita berjalan tertatih-tatih. Sejak 7 tahun terakhir ini penderita

mengkonsumsi obat-obat kencing manis, tekanan darah tinggi, jantung dan

rematik. Penderita pernah mengalami serangan stroke 3 tahun lalu.

Kata Sulit

Jatuh : suatu keadaan yang mengakibatkan sesorang mendadak

terbaring/ terduduk di lantai/ tempat yang lebih rendah dengam atau

tanpa kehilangan kesadaran atau luka

Stroke : Penurunan aliran darah ke otak sehingga menimbulkan

penurunan kesadaran

Rematik : Nyeri sendi akibat penumpukan Kristal asam urat di

persendian

Kata Kunci

- Wanita 65 tahun

- Nyeri pada pangakal paha kanan

- Riwayat mengkonsumsi obat kencing manis, tekanan darah tinggi,

jantung & rematik sejak 7 tahun terakhir

- Riwayat jatuh terduduk di kamar mandi

- Riwayat stroke 3 tahun lalu

Pertanyaan

1. Fisiologi lansia !

2. Hubungan jatuh dengan nyeri pada pangkal paha kanan ?

Page 2: Laporan PBL Kelompok 8A

3. Hubungan riwayat stroke dengan gejala sekarang ?

4. Hubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang !

5. Penyebab penderita berjalan tertatih-tatih !

6. Apa yang menyebabkan pasien jatuh ?

7. Faktor resiko jatuh !

8. Penanganan apa yang diberikan pada pasien?

9. Apa kompikasi yang dapat timbul ?

10.Pemeriksaan apa yang dilakukan ?

11.Apa pencegahan yang dapat dilakukan pada scenario ini ?

12.Daftar masalah !

13.Bagaimana perspektif islam dari scenario ini ?

Jawaban Pertanyaan:

1. Fisiologi lansia:

a) Sist.saraf

- Refleks ↓

- Waktu bereaksi berkurang

- Memori terganggu

- Vaskularisasi terganggu

b) Sist. Kardiovaskuler

- Endocardium menebal

- Isi sekuncup ↓

- Stroke volume ↓

- Hipertrofi atrium

- Kekuatan kontraksi jantung↓

- Perubahan denyut jantung

- Respon otot polos pemb. Darah ↓ relaksasi & vasodilatasi ↓

c) Sist. Muskuloskeletal

- Dekalsifikasi tulang

Page 3: Laporan PBL Kelompok 8A

- Kekuatan & stabilitas tulang berkurang

- Fraktur

- Gerakan otot ↓, kekuatan otot berkurang

- Sendi menipis

- Otot atrofi, gerakan kurang kuat

-Llapisan synovial menipis, cairan lebih kental

d) Indera Khusus

- Kulit : atrofi,kering,keriput,jaringan subkutan berkurang

- Mata : daya akomodasi m↓,katarak,glaucoma,gangguan adaptasi

gelap

- Pendengaran : tuli kondusif, ggn.keseimbangan

e) Sist. Endokrin

- Kel.adrenal berkurang

- Kel.thyroid berkurang

- Kel. Testis & ovarium berkurang

f) Sistem Reproduksi

- Menopause

- Andropause

2. Hubungan jatuh dengan nyeri pada pangkal paha kanan:

Nyeri yang dirasakan oleh pasien akibat jatuh adalah kemungkinan

akibat:

Fraktur

Dislokasi

Hematom

Terjepitnya urat saraf

Page 4: Laporan PBL Kelompok 8A

Nyeri yang dirasakan oleh pasian juga tergantung dari cara

jatuh, penyebab jatuh, tempat jatuh dan posisi ketika pasien terjatuh.

Pada scenario pasien merasakan nyeri pada pangkal paha kanan

akibat jatuh terduduk dikamar mandi. Kemungkinan pasien terjatuh

dengan posisi pangkal paha kanan pasien menumpu beban berat

tubuh, Sehingga timbullah nyeri yang dirasakan oleh pasien yang

menyebabkan pasien tidak dapat berjalan.

3. Hubungan riwayat stroke dengan keluhan sekarang

Riwayat stroke yang dialami oleh pasien 3 tahun yang lalu baik

hemoragik stroke ataupun non hemoragik stroke, keduanya dapat

menyebabkan sinkop. Besar kemungkinan terjadi hipoksia otak yang

Page 5: Laporan PBL Kelompok 8A

dapat menyebabkan kematian sel saraf yang bersifat irreversible. Hal

tersebut berdampak pada gangguan fungsi SSP yang menyebabkan

gangguan respon sensorik.

4. Hubungan konsumsi obat dengan keluhan sekarang

• Diuretik (obat HT) ―› penderita sering ke kamar kecil

• Penghambat β-bloker dan A-bloker → hipotensi ortostatik

• NSAID → ulkus pada lambung→ melena→ anemia

• Obat DM → hipoglikemia

5. Penyebab penderita berjalan tertatih-tatih

Ada 2 kemungkinan mengapa pasien berjalan tertatih-tatih:

1) Anatomi & fisiologi penuaan

Sarcopenia (berkurangnya massa otot akibat berkurangnya

serat otot) atrofi

Berkurangnya formasi osteoblast tulang

Cairan sendi berkurang

Terganggunya matriks cartilago

DLL

Dimana keseluruhannya menyebabkan gerakan menjadi kurang

kuat dan menimbulkan gangguan berjalan.

2) Rheumatik

Page 6: Laporan PBL Kelompok 8A

Rheumatik Penumpukan Kristal asam urat di persendian

Cairan synovial berkurang & mengental Nyeri ketika berjalan

Pasien berjalan tertatih-tatih.

6. Penyebab pasien jatuh:

Penyebab jatuh pada lansia biasanya merupakan gabungan dari

beberapa factor yaitu:

1. Kecelakaan (30-50% kasus)

Murni kecelakaan misalnya terpeleset atau tersandung

Gabungan antara lingkungan yang jelek dengan kelainan-

kelainan akibat proses menua.

2. Nyeri kepala atau vertigo

3. Hipotensi orthostatic:

Hipovolemia/curah jantung rendah

Disfungsi otonom

Penurunan kembalinya darah vena ke jantung

JATUH

kecelakaan

Nyeri kepala, vertigo

Hipotensi ortostatikObat-

obatan

Penyakit2 spesifik

sinkope

idiopatik

Page 7: Laporan PBL Kelompok 8A

Terlalu lama berbaring

Obat-obatan hipotensi

Hipotensi sesudah makan

4. Obat-obatan

Diuretik/ Antihipertensi

Antidepresan trisiklik

Sedativa

Antipsikotik

Obat-obatan hipoglikemik

Alkohol

5. Proses penyakit yang spesifik seperti:

Kardiovaskuler : Aritmia, Stenosis aorta dan sinkope sinus

karotis

Neurologi : TIA, stroke, serangan kejang, Parkinson,

kompresi.

Saraf spinal karena spondilosis dll.

6. Idiopatik (penyebab tidak jelas)

7. Sinkope (kehilangan kesadaran secara tiba-tiba)

Drop attack (serangan roboh)

Penurunan darah ke otak secara tiba-tiba

Terbakar matahari

7. Faktor resiko jatuh:

Untuk dapat memahami faktor risiko jatuh, maka harus

dimengerti bahwa stabilitas badan ditentukan atau dibentuk oleh:

1. Sistem Sensorik

Page 8: Laporan PBL Kelompok 8A

Yang berperan di dalamnya adalah visus (penglihatan),

pendengaran, fungsi vestibuler, dan propioseptif. Semua

gangguan atau perubahan pada mata akan menyebabkan

gangguan penglihatan. Semua penyakit telinga akan menimbulkan

gangguan pendengaran. Vertigo tipe perifer sering terjadi pada

lansia yang diduga karena adanya perubahan fungsi vestibuler

akibat proses menua. Neuropati perifer dan penyakit degeneratif

leher akan mengganggu fungsi propioseptif. Gangguan sensorik

tersebut menyebabkan hampir sepertiga lansia mengalami sensasi

abnormal pada saat dilakukan uji klinik.

2. Sistem saraf pusat (SSP)

SSP akan memberikan respon motorik untuk mengantisipasi input

sensorik. Penyakit SSP seperti stroke, Parkinson, hidrosefalus

tekanan normal sering diderita oleh lansia dan menyebabkan

gangguan fungsi SSP sehingga berespon tidak baik terhadap input

sensorik.

3. Kognitif

Pada beberapa penelitian, demensia diasosiasikan dengan

meningkatnya risiko jatuh.

4. Muskuloskeletal

Faktor ini disebutkan oleh beberapa peneliti merupakan faktor yang

benar-benar murni milik lansia yang berperan besar terhadap

terjadinya jatuh. Gangguan musculoskeletal menyebabkan

gangguan gaya berjalan (gait) dan ini berhubungan dengan proses

menua yang fisiologis. Gangguan gait yang terjadi akibat proses

menua tersebut antara lain disebabkan oleh:

Page 9: Laporan PBL Kelompok 8A

Kekakuan jaringan penghubung

Berkurangnya massa otot

Perlambatan konduksi saraf

Penurunan visus/lapangan pandang

Kerusakan propioseptif

Yang kesemuanya menyebabkan:

Penurunan range of motion (ROM) sendi

Penurunan kekuatan otot, terutama menyebabkan kelemahan

ekstremitas bawah

Perpanjangan waktu reaksi

Kerusakan persepsi dalam

Peningkatan postural sway (goyangan badan)

Semua perubahan tersebut mengakibatkan kelambanan gerak, langkah

yang pendek, penurunan irama, dan pelebaran bantuan basal. Kaki tidak

dapat menapak dengan kuat dan lebih cenderung gampang goyah.

Perlambatan reaksi mengakibatkan seorang lansia susah/terlambat

mengantisipasi bila terjadi gangguan seperti terpeleset, tersandung,

kejadian tiba-tiba, sehingga memudahkan jatuh.

Secara singkat faktor risiko jatuh pada lansia dibagi dalam dua golongan

besar, yaitu:

1) Faktor-faktor intrinsic (faktor dari dalam)

2) Faktor-faktor ekstrinsik (faktor dari luar)

Faktor Intrinsik Faktor

ekstrinsik

OBAT-OBATAN YANG DIMINUM

KONDISI FISIK DAN NEUROPSIKIATRIK

Page 10: Laporan PBL Kelompok 8A

8. Penanganan yang diberikan

• Nyeri pada pangkal paha kanan atas

• Pemeriksaan radiologi

• Terapi farmakologi

• Operatif

• Jantung dan hipertensi

• Terapi farmakologi

• Diabetes Melitus & Rheumatik

• Terapi farmakologi

• Terapi diet

9. Komplikasi yang dapat timbul:

FALLS

(JATUH)

LINGKUNGAN YANG TIDAK MENDUKUNG (BERBAHAYA)

ALAT-ALAT BANTU BERJALAN

PENURUNAN VISUS DAN PENDENGARAN

PERUBAHAN NEUROMUSKULER, GAYA BERJALAN, DAN REFLEKS POSTURAL KARENA PROSES MENUA

Page 11: Laporan PBL Kelompok 8A

a. Perlukaan (Injury)

Rusaknya jaringan lunak yang terasa sangat nyeri berupa robek

atau tertariknya jaringan otot atau robeknya arteri/vena

Fraktur (Patah tulang)

b. Perawatan Rumah Sakit

Komplikasi akibat tidak dapat bergerak (imobilisasi)

Resiko penyakit-penyakit iatrogenic

c. Disabilitas

Penurunan mobilitas yang berhubungan dengan perlukaan fisik

Penurunan mobilitas akibat jatuh, kehilangan kepercayaan diri

dan pembatasan gerak

d. Resiko untuk dimasukkan dalam rumah perawatan (nursing house)

e. Kematian

10.Pemeriksaan yang dilakukan:

Anamnesis:

Keadaan nyeri

Riwayat jatuh

Riwayat penyakit lain & obat- obatan

Pemeriksaan fisik:

Tanda- tanda vital

Lokasi nyeri

Tanda- tanda fraktur/Dislokasi

Pemeriksaan penunjang:

Radiologi

Page 12: Laporan PBL Kelompok 8A

11.Pencegahan:

Usaha pencegahan merupakan langkah yang harus dilakukan

karena bila sudah terjadi jatuh, pasti terjadi komplikasi yang meski

ringan namun memberatkan. Ada 3 usaha pokok untuk pencegahan

ini, antara lain:

a. Identifikasi factor resiko

Pada setiap lansia perlu dilakukan pemeriksaan untuk

mencari apakah ada factor resiko intrinsic resiko jatuh, perlu

dilakukan asassmen keadaan sensorik, motorik, musculoskeletal

dan penyakit sistemik yang sering/ mendasari factor resiko jatuh.

Keadaan rumah yang berbahaya yang dapat menyebabkan

jatuh harus dihilangkan. Misalnya penerangan rumah harus cukup

namun tidak menyilaukan, lantai rumah datar dan tidak licin,

peralatan rumah tangga yang sudah lapuk dan berbahaya

sebaiknya diganti, WC sebaiknya kloset duduk dan diberi

pegangan pada dinding dll.

Banyak obat-obatan yang berperan terhadap jatuh.

Mekanisme tersering termasuk sedasi, hipotensi ortostatik,efek

ekstra pyramidal, miopati dan gangguan adaptasi visual pada

suasana yang redup. Obat-obatan yang menyebabkan sedasi

diantaranya adalah golongan Benzodiazepin, antihistamin bersifat

sedative, narkotik analgesic, trisiklik antidepresan, SSRI (Selective

Serotonin Reuptake Inhibitor). Yang menyebabkan hipotensi

hidrostatik antara lain antihipertensi, antiangina, obat

antiparkinson, trisiklik antidepresan dan antipsikotik. Obat-obat

yang menyebabkan efek ekstrapiramidal misalnya

metoklopramide, SSRI, antipsikotik. Obat-obat penyebab miopati

Page 13: Laporan PBL Kelompok 8A

misalnya kortikosteroid, colchisine, statin dosis tinggi terutama bila

dikombinasi dengan fibrat, interferon. Obat yang menyebabkan

miosis seperti pilokarpin untuk pengobatan glaucoma. Dosis,

waktu pemberian dan ketaatan minum obat juga mempengaruhi

terjadinya jatuh. Pasien dengan obat yang banyak/polifarmasi

rentan pula mempengaruhi keseimbangan.

Alat bantu berjalan yang dipakai lansia baik berupa tongkat,

tripod, kruk atau walker harus dibuat dari bahan yang kuat namun

ringan, aman tidak mudah bergeser serta sesuai dengan tinggi

badan lansia.

b. Penilaian pola berjalan (gait) dan keseimbangan

Penilaian pola berjalan secara klinis

Pola jalan normal dibagi menjadi 2 fase yaitu:

1. Fase pijakan (Stance phase)

Fase ini dimana kaki bersentuhan dengan pijakan. Fase ini

60% dari durasi berjalan, dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Heel Stroke, tumit salah satu kaki menyentuh pijakan

b. Mid stance, kaki menyentuh pijakan

c. Push off, saat kaki meninggalkan pijakan

2. Fase dimana kaki tidak menyentuh pijakan (Swing phase),

fase ini 40% dari durasi berjalan. Dibagi menjadi 3 yaitu:

a. Acceleration, saat kaki di depan tubuh

b. Swing through, saat kaki berayun ke depan

c. Deselerasi, saat kaki kembali bersentuhan dengan

pijakan

Page 14: Laporan PBL Kelompok 8A

Pada pola jalan lansia, ada beberapa perubahan yang

mungkin terjadi yaitu:

Sedikit ada rigiditas terutama pada ekstremitas atas.

Gerakan otomatis menurun, amplitude & kecepatan

berkurang. Seperti hilangnya ayunan tangan saat

berjalan.

Hilangnya kemampuan untuk memanfaatkan gravitasi,

sehingga kerja otot meningkat

Hilangnya kecepatan & ketepatan otot khususnya otot

penggerak sendi panggul

Langkah lebih pendek

Penurunan perbandingan antara fase mengayun

terhadap fase menumpu

Penurunan rotasi badan terjadi akibat efek sekunder

kekakuan sendi

Penurunan ayunan tungkai saat fase mengayun

Penurunan sudut antara tumit dan lantai

Penurunan irama jalan

Penurunan rotasigalang bahu dan panggul

Penurunan kecepatan ayunan lengan & tungkai

Penilaian keseimbangan

Mengatur & mengatasi factor situasional

12.Daftar masalah:

Page 15: Laporan PBL Kelompok 8A

13.Perspektif islam:

D

8. dan Kami wajibkan manusia (berbuat) kebaikan kepada dua orang

ibu- bapaknya. dan jika keduanya memaksamu untuk

mempersekutukan aku dengan sesuatu yang tidak ada

pengetahuanmu tentang itu, Maka janganlah kamu mengikuti

Jatuh

Page 16: Laporan PBL Kelompok 8A

keduanya. hanya kepada-Ku-lah kembalimu, lalu aku kabarkan

kepadamu apa yang telah kamu kerjakan (Al-Ankabuut 29:8)

23. dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan

menyembah selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu

bapakmu dengan sebaik-baiknya. jika salah seorang di antara

keduanya atau Kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam

pemeliharaanmu, Maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan

kepada keduanya Perkataan "ah" dan janganlah kamu membentak

mereka dan ucapkanlah kepada mereka Perkataan yang mulia*

24. dan rendahkanlah dirimu terhadap mereka berdua dengan penuh

kesayangan dan ucapkanlah: "Wahai Tuhanku, kasihilah mereka

keduanya, sebagaimana mereka berdua telah mendidik aku waktu

kecil" (Al-Isra’ 17:23-24)

*Mengucapkan kata Ah kepada orang tua tidak dlbolehkan oleh agama

apalagi mengucapkan kata-kata atau memperlakukan mereka dengan

lebih kasar daripada itu.

Referensi:

Ilmu Penyakit Dalam jilid II & III

Bahan Kuliah Geriatri

Page 17: Laporan PBL Kelompok 8A

Buku Ajar Boedhi-Darmojo GERIATRI (Ilmu Kesehatan Usia

Lanjut) Edisi ke-4

LAPORAN PBL KELOMPOK

SISTEM BLOK TUMBUH KEMBANG ANAK DAN GERIATRI

Page 18: Laporan PBL Kelompok 8A

MODUL 4

“JATUH”

OLEH :

KELOMPOK 8A

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA

MAKASSAR

2011

Page 19: Laporan PBL Kelompok 8A

NAMA ANGGOTA KELOMPOK:

• Zulkfli 110 208 0039

• Sri Anggun Pratiwi 110 208 0119

• Ramdhani Ar. Rasjid 110 209 0016

• Wiwi Pratiwi Handayani 110 209 0024

• Irien Febryanti 110 209 0026

• Muthmainna Muhammad 110 209 0050

• Dewi Rahmayanti 110 209 0068

• Wahyuni Eka Sari 110 209 0095

• Dewi Anggraeni Setiawati 110 209 0102

• Andi Dala Yasinta 110 209 0122

• Rani Oktaviani Utina 110 209 0138