Laporan Pbl i Blok Respirasi
-
Upload
rizyaaurora -
Category
Documents
-
view
182 -
download
10
Transcript of Laporan Pbl i Blok Respirasi
LAPORAN PBL I BLOK RESPIRASI
“Sesak Napas”
Tutor:
dr. ARINI NUR FAMILA
Disusun Oleh:
KELOMPOK X
1. Karina Adistiarini GIA009010
2. Dera Fakhrunnisa GIA009020
3. Gita Ika Irsatika GIA009030
4. Sukma Setya Nurjati GIA009040
5. Purindri Maharani S GIA009050
6. Bunga Wiharning S. P. GIA009060
7. Saddam Husein S GIA009070
8. Herlinda Yudi Saputri GIA009080
9. Aris Wibowo GIA009108
10. Rendha Fatima Rysta GIA009123
11. Firman Pranoto G1A009134
KEMENTRIAN PENDIDIKAN NASIONALUNIVERSITAS JENDERAL SOEDIRMAN
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU-ILMU KESEHATANJURUSAN KEDOKTERAN
PURWOKERTO
2011
BAB I
PENDAHULUAN
Penyakit saluran napas menjadi salah satu faktor penyebab angka kematian
dan kecacatan yang tinggi di dunia. Mayoritas dari kasus baru praktek umum
berhubungan dengan infeksi saluran napas yang terjadi di masyarakat beraitan erat
dengan gejala sesak nafas. Banyak penyakit yang berkaitan dengan saluran
pernafasan yang memiliki gejala sesak nafas, diantaranya adalah TB (tuberculosis),
Pneumonia, Pneumothorax, efusi Pleura, Asma Bronkiale, dan masih banyak lagi. Di
antara penyakit-penyakit tersebut,penyakit TB menjadi yang paling banyak diderita
oleh masyarakat di negara-negara berkembang, termasuk di Indonesia. Tuberkulosis
adalah penyebab utama ketujuh kematian di dunia. Penyakit itu menewaskan 1,8 juta
orang di seluruh dunia pada 2009, naik dari 1,77 juta pada 2007.
Tuberkulosis (TB) adalah suatu jenis penyakit menular yang disebabkan
oleh bakteri mycobacterium tuberculosis. Bakteri ini berbentuk batang dan bersifat
tahan asam sehingga dikenal juga sebagai Batang Tahan Asam (BTA). Bakteri ini
pertama kali ditemukan oleh Robert Koch pada tahun 1882 dan sering menginfeksi
organ paru–paru dibanding bagian lain tubuh manusia. TB sangat mudah menular
kepada sesama manusia. Cara penularan penyakit ini bisa dengan cara kontak
dengan dahak atau menghirup titik-titik air dari bersin atau batuk dari orang yang
terinfeksi TB.
BAB II
PEMBAHASAN
SKENARIO PROBLEM BASE LEARNING 1
SESAK NAFAS
Info 1
Lolipop, 23 tahun datang ke IGD RS dengan keluhan sesak nafas sejak 1 bulan yang
lalu. Keluhan dirasakan sepanjang hari, semakin lama semakin berat sehingga sejak 5
hari terakhir Lollipop tidak bisa beraktivitas. Keluhan semakin berat jika Lollipop
tidur dengan posisi terlentang dan merasa lebih nyaman dengan posisi duduk atau
tidur ke kanan, lollipop juga merasakan dada sebelah kanan terasa nyeri tumpul dan
tidak menjalar. Nafas tidak berbunyi. Keluhan seperti ini baru pertama kali dirasakan.
Tutor guide
1. Bagaimana patofisiologi terjadinya sesak?
2. Apakah diagnosis bandingnya?
3. Informasi apakah yang anda perlukan untuk menegakkan diagnosis?
A. Klarifikasi Istilah1. Sesak penderitaan mental yang diakibatkan oleh ketidakmampuan ventilasi
untuk memenuhi kebutuhan udara.
2. Nyeri tumpul Nyeri yang tidak dapat dimana titik nyeri tersebut terasa.
B. Batasan MasalahAnamnesis
1. Lollipod umur 23 tahun
2. Keluhan sesak nafas sejak
3. Onset : 1 bulan yang lalu.
4. Progresivitas : keluhan dirasakan dirasakan sepanjang hari, semakin lama
semakin berat.
5. Faktor memperberat : Tidur dengan posisi terlentang.
6. Faktor memperingan : posisi duduk atau tidur miring ke kanan.
7. Keluhan penyerta : dada sebelah kanan terasa tumpul dan tidak menjalar.
Nafas tidak berbunyi.
C. Analisis Masalah
1. Bagaimana patofisiologi terjadinya sesak?
Perasaan sulit bernafas dan merupakan gejala lanjutan penyakit kardio
pulmoner. Sesak nafas bersifat subjekif , dan tidak selalu merupakan kondisi
patologis karena dapat terjadi jika aktivitas berlebihan.
Tiga faktor yang sering menyertai perkembangan sensasi dispnea.
a. Kelainan gas-gas pernafasan dalam tubuh, terutama hiperkapnia dan
hipoksia.
b. Jumlah kerja yang harus dilakukan oleh otot-otot pernafasan untuk
menghasilkan ventalasi yang memadai.
c. Keadaan pikiran orang tersebut.
Dispnea neurologik atau dispnea emosinal karena perasaannya masih
abnormal. Misalnya hampir setiap orang yang pada suatu saat memikirkan
aktivitas pernafasan, sekonyong-konyong ia mulai bernafas lebih dalam dari
biasanya karena ada perasaan dispnea ringan. Perasaan ini akan bertambah bila
orang tersebut mempunyai rasa takut secara psikis bahwa dia tidak memperoleh
udara yang cukup.
Karena adanya infeksi/alergi, menyebabkan terjadinya inflamasi. Inflamasi
menyebabkan meningkatnya sekresi mukus, edema mukosa, dan kontraksi otot.
Hal tersebut menyebabkan terjadinya peningkatan resistensi pernapasan yang
akan menyebabkan kerja pernapasan yang meningkat. Kerja pernapasan yang
meningkat akan menyebabkan terjadinya dispneu atau sesak napas.
Patofisiologi sesak nafas dapat dibagi sebagai berikut:
a. Oksigenasi jaringan menurun
Penyakit atau keadaan tertentu dapat menyebabkan kecepatan pengiriman
oksigen ke jaringan menurun, seperti perdarahan anemia, perubahan
hemoglobin dapat menyebabkan sesak nafas.
b. Kebutuhan oksigen meningkat
Penyakit atau keadaan tertentu seperti infeksi akut yang membutuhkan
oksigen lebih banyak karena peningkatan metabolisme akan menyebabkan
sensasi sesak nafas.
c. Kerja pernafasan meningkat.
Penyakit parenkim paru seperti pneumonia, sembab paru akan
menyebabkan elastisitas paruberkurang serta penyakit yang menyebabkan
penyempitan saluran nafas dapat menyebabkan ventilasi paru menurun.
Untuk mengimbangi keadaan ini otot pernafasan bekerja lebih
keras,keadaan ini menimbulkan peningkatan metabolisme.
d. Rangsangan pada sitem saraf pusat
Penyakit yang menyerang sistem saraf pusat dapat menimbulkan serangan
sesak nafas secara tiba-tiba. Belum diketahui mekanisme pasti bagaimana
hal ini dapat terjadi.
e. Penyakit neuromuskuler
Banyak penyakit yang dapat menyebabkan gangguan sistem pernafasan
jika mengenai diafragma, seperti miastenia gravis dan amiotropik lateral
sklerosis. Tetapi mekanismenya belum diketahui secara jelas.
Perbedaan Sesak Nafas Karena Gangguan Pada Jantung dengan Gangguan Pada
Pulmo
Sesak Nafas Karena Gang. Pada Jantung Sesak Nafas Karena Gang. Pada Pulmo
Dispnue de Effort (sangat dipengaruhi
aktifitas, semakin berat aktifitas semakin
parah)
Aktifitas tidak terlalu berpengaruh
Ada oedem pada ekstremitas Tidak ada oedem
Tekanan darah ↑ atau ↓ Tekanan darah normal
Denyut nadi cepat dan tidak teratur Denyut nadi bisa cepat tetapi tetap teratur
Nocturnal Paroxisimal (semakin berat pada
malam hari sering terbangun)
Sesak biasanya sepanjang hari
Ortophnue (menjadi ringan pada posisi
duduk atau tegak)
Posisi yang membuat keluhan menjadi
ringan/berat tergantung kepada penyakit
yang diderita
Tidak ada wheezing Pada beberapa penyakit terdapat wheezing
Sesak biasanya terasa saat inspirasi Tergantung kepada penyakit yang diderita
Ventilasi adalah Banyaknya udara yang masuk ke paru paru akibat dari
perbedaan tekanan antara alveolus dengan atmosfer.
Dirumuskan dengan rumus berikut
F = p/r
Dimana F = bulk flow
P = gradient tekanan
R = resistensi jalan nafa
Gradient tekanan adalah : perbedaan tekanan antara atmosfer dengan
alveolus,dimana saat paru-paru bertekanan rendah,rongga thorax mengembang,
volume paru bertambah udara masuk ke paru paru atau yang biasa disebut fase
insprasi,saat tekanan dalam paru lebih besar dari atmosfer,thorak
mengecil/relaksasi ,volume mengecil dan udara keluar dari alveolus ke atmosfer
atau yang disebut fase ekspirasi
Resistensi jalan nafas adalah ketahanan jalan nafas,biasanya ketahanan jalan
nafas itu sedikit namun saat keadaan tertentu misal dispneu ketahanan nafas
tersebut meningkat. Ketahanan nafas meningkat biasanya dikaitkan dengan jari-
jari atau diameter dari saluran nafas. Kenaikan jari jari dari saluran nafas dapat
diakibatkan oleh bronkokonstriksi, inflamasi, hipermukosa, eudema, dan massa
pada saluran traktus respiratorius.
Rumus ketahanan saluran nafas dirumuskan sebagai berikut
R = 1/r4
Maka daripada itu kenaikan ketahanan nafas itu sendiri walaupun sedikit
namun sangat bermakna bagi pernafasan kita. Bronkus dipersyarafi oleh saraf
simpatis dan saraf parasimpatis dari gangglion cervikalis dan thorakalis.
Saraf simpatis pCO2 naik maka bronkus dilatasi dan kapiler perifer
konstriksi
Saraf parasimpari pCO2 turun maka bronkus konstriksi dan kapiler perifer
dilatasi
2. Apakah diagnosis bandingnya?
a. TBC
Gejala Umum :
Batuk terus menerus dan berdahak selama 3 minggu atau lebih
Gejala lain yang sering dijumpai :
1) Dahak bercampur darah
2) Batuk darah
3) Sesak nafas dan rasa nyeri dada
4) Badan lemah, nafsu makan menurun, berat badan menurun, rasa kurang
enak badan (malaise), berkeringat malam walaupun tanpa kegiatan,
demam meriang lebih dari satu bulan.
5) Pembesaran kelenjar limfe, dikarenakan adanya reaksi radang kompleks
imun yang mengakibatnkan terbungkusnya basil tbc,limfosit dan
macrofag yang terbungkus dalam satu kelenjar limfe,saat terjadi
nekrosis kaseosa maka tuberkel ini ruptur dan mengakibatkan fase aktif
dari basil TB itu sendiri.
b. Efusi Pleura
Tanda dan gejala
1) Batuk
2) Sesak nafas
3) Nyerdi dada pleuritik ( tajam, dan makin sakit jika batuk dan bernafas
dalam )
4) Dinding dada lebih cembung dan gerakan tertinggal
5) Vokal fremitus menurun
6) Perkusi redup
7) Bunyi pernafasan menruun sampai menghilang
8) Pendorongan trachea ke sisi yang sehat
c. Pneumotoraks
Gejala
Keluhan pada pneumotoraks adalah gelisah dan kesakitan, sesak napas,
bernapas terassa berat, nyeri dada dan batuk. Sesak sering mendadak dan
makin lama makin berat. Nyeri dada dirasakan pada sisi yang sakit, rasa
berat dan tertekan dan terassa lebih nyeri pada gerakan pernapasan,
menurunnya tekanan darah, dada asimetrik cembung, peningkatan usaha
napas.
d. Oedem paru
Tanda-tanda oedem paru
1) dispneu
2) sputum berwarna merah muda
3) peningkatan denyut nadi
4) tachypnoea
5) berkeringat
6) pucat
7) adanya suara paru wheezing
8) adanya ortopnea
3. Informasi apakah yang anda perlukan untuk menegakkan diagnosis?
a. Riwayat keluhan penyerta
b. Riwayat keluarga
c. Riwayat sosial ekonomi
d. Vital sign
INFO 2
Lolipop menceritakan bahwa ia sering batuk-batuk sejak 2 bulan yang lalu.
Batuk berdahak kental berwarna putih, tidak disertai darah. Kadang terjadi demam,
namun dirasakan tidak terlalu tinggi. Lolipop juga sering berkeringat terutama
dimalam hari. Tidak ada riwayat pengobatan sebelumnya.
Lolipop seorang buruh pabrik dengan tingkat pendidikan lulus SD. Ayah
lolipop juga sering batuk-batuk, tetapi tidak pernah berobat. Ia merupakan seorang
satpam diperusahaan teksttil dan mempunyai kebiasaan merokok.
Lolipop hidup dalam keluarga sederhana, terdiri dari bapak, ibu dan 3 orang
anak. Ia tinggal dengan rumah: terdiri dari 3 kamar, lantai belum diplester, ventilasi
kurang, atap ganteng belum dipasang eternit.
Tutor Guide
1. Bagaimanakah mekanisme batuk?
2. Dengan informasi ini, apakah diagnosis bandingnya?
3. Informasi apa yang anda butuhkan?
JAWABAN
1. Mekanisme Batuk
2. Diagnosis Different:
- Tuberculosis
- Pneumothoraks
- Pneumonia
- Efusi Pleura
3. Informasi yang diperlukan:
Benda asing + reseptor (untuk refleks batuk)
n. laryngeus superior
n. vagus
m. oblongata
DRG I
Inspirasi
Glotis menutup
Tekanan intrathorax me↑
Batuk
2
Pemeriksaan Fisik, berupa:
- Vital sign
- Pemeriksaan Kepala
- Pemeriksaan Leher
- Pemeriksaan Thoraks
- Pemeriksaan Abdomen
- Pemeriksaan Ekstrimitas
Info 3
Pemeriksaan fisik
Keadaan umum : tampak sesak
Tinggi badan : 163 cm Berat badan : 40 kg
Kulit : hiperhidrosis
Tekanan darah : 120/70 mmHg
Denyut nadi : 108 x/menit
Frekuensi nafas : 30 x/menit
Suhu aksila : 37,9 oC
Kepala : konjungtiva anemis -/- sklera -/- pernafasan cuping hiding –
Leher : teraba pembesaran kelenjar getah bening, multipel, ukuran 1-
15 cm, teraba kenyal, mobile, tidak nyeri
Trakhea terdorong ke sinistra
Thoraks : inspeksi : hemitoraks kanan lebih cembung dari kiri
Palpasi : gerak hemithoraks kanan tertinggal dibanding
hemitoraks kiri:
Fremitus D < S
Perkusi : sonor di paru kiri, redup di paru kanan
Auskultasi : suara dasar paru kanan vesikuler menurun, paru
kiri vesikuler ronkhi basah halus di paru kiri,
Wheezing -/-
Jantung dalam batas normal
Abdomen : dalam batas normal
Ekstrimitas : dalam batas normal
Tutor guide
1. Bagaimanakah patofisiologi gejala dan tanda tangan pada pasien ?
a. Patofisiologi hiperhidrosis (Schwartz RA, et. al. 2009)
Penyebab
b. Vesikuler ↓ karena terdapat sekret
Hiperdirosis
Gangguan dan regenerasi abnormal saraf-saraf simpatis
Emosional Setempat Umum
Gangguan kelenjar keringat
ekrin
Over aktivitas simpatik
Disregulasi otonom
Suara ronkhi disebabkan karena adanya sekret dalam saluran pernafasan,
penyempitanlumen saluran pernafasan dan terbukanya alveoli yang tadinya
koleps.
c. Mekanisme suara paru
Proses pernafasan
↓
Terjadi pusaran dan
Benturan brokus dan percabangannya
↓
Getaran dihantarkan melalui lumen dan dinding bronkus
d. Mekanisme patofisiologi
Perubahan medium
Vol. thorax
Inspeksi : dada cembung
Trakhe terdorong ke kiri
Inspeksi dan palpasi : gerakan nafas tertinggal
Perubahan penghantaran udara
Hipersonor (udara)
Redup (cairan)
Fremitus ↓
Perubahan suara paru
e. Mekanisme demam
Inspeksi/peradangan
Neutrofil
Pirogen endogen
Prostaglandin
titik patokan ke hiphotalamus
Mengawali “respon dingin”
produksi panas
↓pengurangan panas
suhu tubuh ke titik patokan yang baru = demam
2. Struktur organ yang terlibat?
Organ yang terlibat pada traktus respiratori seperti paru, trakea, dan limfanodi.
3. Apakah anda telah dapat menentukan diagnosis kerja?
Belum, masih membutuhkan pemeriksaan penunjang.
4. Rencana pemeriksaan penunjang apakah yang akan anda usulkan dan apakah
tujuannya?
a. Pemeriksaan darah lengkap
b. Pemeriksaan sputum
c. Pemeriksaan radiologi.
Info 4
Pemeriksaan Penunjang
Laboratorium darah
Hb :10,4 g/Dl
Ht : 41 %
Leukosit : 10.900
Trombosit : 187.000
LED : 41 mm/jam
Hitung Jenis : Eosinofil 2 Basofil 0 Batang 12 Segmen 35 Limfosit 45 Monosit 60
SGOT : 14 IU
SGPT :18 IU
AU : 4 mg/Dl
Sputum SPS : +1/+2/+1
Ro toraks : bercak infiltrat di lapang paru kiri
Gambaran radioopak homogen pada hemithoraks kanan
Tutor guide
1. Interpretasikan hasil laboratorium
a. Kadar Hb menurun
b. Kadar Ht normal
c. Kadar Leukosit meningkat
d. Kadar trombosit normal
e. Kadar LED meningkat
f. Hitung jenis pada batang dan limfsit meningkat
g. Kadar SGOT normal
h. Kadar SGPT normal
i. Kadar Asam Urat normal
j. Sputum SPS positif 3 (+++)
k. Ro toraks menggambarkan bahwa adanya infeksi pada paru.
2. Apakah anda telah dapat menentukan diagnosis pasien ?
Ya. Diagnosis adalah tuberculosis paru dengan efusi pleura dextra .
3. Definisi dan etiologi TB paru ?
Tuberculosis paru adalah penyakit infeksi yang disebabkan Mycobacterium
tuberculosis yang menyerang paru.
4. Klasifikasi TB ?
a. Pembagian secara patologis
1) Tuberkulosis Primer
2) Tuberkulosis Post – Primer
b. Pembagian secara aktifitas radiologis
1) Tuberkulosis paru aktif
2) Tuberkulosis paru non aktif
3) Quiscent (Bentuk aktif yang mulai menyembuh)
c. Pembagian secara radiologis (Luas Lesi)
1) Tuberkulosis minimal
Terdapat sebagian kecil infiltrat non kavitas pada satu paru maupun kedua
paru, tetapi jumlahnya tidak melebihi satu lobus paru.
2) Moderately advanced tuberculosis
Terdapat kavitas dengan diameter ≤ 4 cm, jumlah infiltrat bayangan halus
tidak lebih dari satu bagian paru.
3) Far advanced tuberculosis
4) Terdapat infiltrat dan kavitas yang melebihi pada keadaan Moderately
advanced tuberculosis.
d. Pembagian menurut American Thoracic Society (1974)berdasarkan aspek
kesehatan masyarakat
1) Kategori 0
Tidak pernah terpajan dan tidak terinfeksi, riwayat kontak negatif, tes
tuberkulian negatif.
2) Kategori I
Terpajan tuberkulosis tetapi tidak terbukti ada infeksi, riwayat kontak
positif tetapi tes tuberkulin negatif.
3) Kategori II
Terinfeksi tuberkulosis tetapi tidak sakit, tes tuberkulin positif, radiologis
dan sputum negatif.
4) Kategori III
Terinfeksi tuberkulosis dan sakit.
e. Pembagian berdasarkan kelainan klinis, radiologis dan mikrobiologis
1) Tuberkulosis paru
2) Bekas tuberkulosis paru
3) Tuberkulosis paru tersangka, yang terbagi dalam :
a) Tuberkulosis paru tersangka yang diobati
Sputum BTA negatif, tetapi tanda – tanda lain positif
b) Tuberkulosis paru tersangka yang tidak diobati :
Sputum BTA negatif dan tanda – tanda lain juga meragukan
Dalam 2 – 3 bulan, TB tersangka ini harus dipastikan apakan termasuk
TB paru aktif atau bekas TB. Dalam klasifikasi ini perlu dicantumkan :
i. Status Bakteriologi
ii. Mikroskopik sputum BTA (langsung)
iii. Biakan sputum BTA
iv. Status radiologis, kelainan yang relavan untuk TB paru
v. Status kemoterapi, riwayat pengobatan dengan OAT
f. Pembagian berdasarkan terapi
1) Kategori I, ditujukan terhadap :
a) TB Paru BTA (+) kasusbaru
b) TB Paru BTA (-), RÖ (+) lesiluas / sakitberat
c) TB ekstraparuberat
2) Kategori II, ditujukan terhadap :
a) TB Parukambuh
b) TB Parugagal
c) TB Parulalai (D.O)
3) Kategori III, ditujukan terhadap :
a) TB Paru BTA (-), RÖ (+) lesi / sakitringan
b) TB ekstraparu ringan
5. Manifestasi Klinis ?
1) Batuk
2) Dahak purulen
3) Batuk Darah
4) Nyeri Dada
5) Suara napas Wheezing
6) Dispneu
7) Panas Badan
8) Menggigil
9) Keringat malam
10) Lemah badan
11) Anoreksia
6. Algoritma penegakkan diagnosis TB
7. Rencana penatalaksanaan (kategori berapa) ?
Pada kasus ini penderita termasuk ke dalam kategori 1. Penatalaksanaan untuk
kategori 1 adalah :
Infus Ringer Laktat 1.500 cc/ 24 jam
Torakosintesis untuk mengeluarkan cairan pleura sekaligus pemeriksaan :
Sitologi cairan pleura
Analisis cairan pleura
BTA cairan pleura
OAT kategori 1, yaitu 2RHZE/4H3R3 :
2 bulan setiap hari minum Rifampisin, Izoniazid, Pirazinamid, dan
Etambutol. Masa ini disebut masa intensif
4 bulan selanjutnya, minum obat izoniazid dan rifampisin 3 kali dalam
seminggu. Ini merupakan fase lanjutan.
Ambroksol 3x30 mg
Paracetamol 500 mg bila perlu
8. Komplikasi dan prognosis ?
Komplikasi TB paru adalah :
a. Hemoptisis berat (perdarahan dari saluran nafas bawah) yang dapat
mengakibatkan kematian karena syok hipovolemik atau tersumbatnya jalan
nafas.
b. Kolaps dari lobus akibat retraksi bronkial.
c. Bronkiectasis dan fribosis pada Paru.
d. Pneumotorak spontan: kolaps spontan karena kerusakan jaringan Paru.
e. Penyebaran infeksi ke organ lain seperti otak, tulang, persendian, ginjal dan
sebagainya.
f. Insufisiensi Kardio Pulmoner
Prognosis penyakit TB Paru cenderung baik selama penderita mendapatkan
penanganan yang sesuai.
9. Edukasi ?
a. Faktor resiko terserang penyakit TB
b. Bagaimana cara penularan penyakit TB
c. Bagaimana proses terapi penyakit TB
d. Apa pengertian dan peran PMO dalam penyakit TB
10. Kapankah pemeriksaan ulang sputum BTA ?
Pemeriksaan ulang sputum BTA :
a. 1 minggu sebelum akhir bulan kedua
b. Sebulan sebelum akhir pengobatan ( bulan kelima )
c. Akhir proses pengobatan ( bulan keenam )
Info 5
Diagnosis : TB paru BTA positif lesi luas kasus baru dengan efusi pleura kanan.
Lollipop mendapatkan terapi sebagai berikut :
- Infus Ringer Laktat 1500 cc/24 jam
- Torakosintesis untuk mengeluarkan cairan pluera sekaligus pemeriksaan :
o Sitologi cairan pluera
o Analisis cairan pluera
o BTA cairan pluera
- OAT kategori 1 (2HRZE/4H3r3) atau 2 bulan 4FDC/4 bulan 2 FDC
- Ambroksol 3 x 30 mg
- Paracetamol 500 mg kalau perlu
- Edukasi
o Faktor resiko
o Faktor penularan
o Terapi
o PMO
BAB III
KESIMPULAN
Pada kasus diatas bahwa Lollipop terdiagnosia dengan penyakit TBC dengan
efusi pluera. Ini dibuktikan dengan dilakukan dari anamnesis, pemeriksaan fisik dan
hingga pemeriksaan penunjang. Untuk pemeriksaan fisik yang dilakukan dengan
pemeriksaan vital sign, pemeriksaan leher hingga thoraks. Sedang pemeriksaan
penunjang yang dilakukan dengan pemeriksaan darah lengkap, radiologi dan
pemeriksaan sputum.
Tekanan intrathorax me↑
DAFTAR PUSTAKA
Amin, Zulkifli dan Asril Bahar. 2009. Tuberkulosis Paru dalam Buku Ajar Ilmu
Penyakit Dalam Jilid III Edisi V. Jakarta: Interna Publishing.
Guyton, A. C., & Hall, J. E. 2008. Fisiologi Kedokteran. Jakarta: ECG.
Murray,Longmore.2009.Oxford Handbook of Clinical Medicine Seventh Edition.New
York:Oxford University Press.
Price, Sylvia A, Patofisiologi : Konsep klinis proses-pross penyakit, Ed4. Jakarta.
EGC. 1995.
Purnawan J. dkk, Kapita Selekta Kedokteran, Ed2. Media Aesculapius. FKUI.1982.
Silbernagl,Stefan.2000.Teks & Atlas Berwarna Patofisiiologi.Jakarta:EGC.