Laporan Pbl Gudang Farmasi

45
BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan UUD negara Indonesia tahun 1945. Menurut Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan adalah keadaan sehat,baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing bangsa dalam pembangunan nasional. 1

description

laporan

Transcript of Laporan Pbl Gudang Farmasi

Page 1: Laporan Pbl Gudang Farmasi

BAB IPENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan merupakan salah satu unsur

kesejahteraan yang harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia

sebagaimana dimaksud dalam Pancasila dan UUD negara Indonesia tahun 1945.

Menurut Undang-Undang RI No. 36 tahun 2009 tentang kesehatan, kesehatan

adalah keadaan sehat,baik secara fisik, mental, spiritual maupun sosial yang

memungkinkan setiap orang untuk hidup produktif secara sosial dan ekonomi.

Setiap kegiatan dalam upaya untuk memelihara dan meningkatkan derajat

kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya dilaksanakan berdasarkan prinsip

nondiskriminatif, partisipatif dan berkelanjutan dalam rangka pembentukan

sumber daya manusia Indonesia, serta peningkatan ketahanan dan daya saing

bangsa dalam pembangunan nasional.

Seluruh upaya pembangunan juga harus dilandasi dengan wawasan

kesehatan dalam arti pembangunan nasional harus memperhatikan kesehatan

masyarakat dan merupakan tanggung jawab semua pihak baik pemerintah maupun

masyarakat

Upaya kesehatan adalah setiap kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan

yang dilakukan secara terpadu, terintegrasi dan berkesinambungan untuk

memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan masyarakat dalam bentuk

pencegahan penyakit, peningkatan kesehatan, pengobatan penyakit dan pemulihan

kesehatan oleh pemerintah dan/atau masyarakat. Oleh karena itu, untuk mencapai

1

Page 2: Laporan Pbl Gudang Farmasi

kesehatan yang baik, pemerintah daerah maupun provinsi berusaha melaksanakan

upaya kesehatan yang optimal pula. Salah satunya adalah menjamin ketersediaan,

pemerataan dan keterjangkauan obat dan alat kesehatan dengan jenis dan jumlah

yang cukup sehingga mudah diperoleh pada tempat dan waktu yang tepat yaitu

dengan mendirikan gudang farmasi di setiap kabupaten. Selain menyelenggarakan

upaya kesehatan, gudang farmasi juga dipergunakan untuk kepentingan

pendidikan dan pelatihan serta penelitian, pengembangana ilmu pengetahuan dan

teknologi di bidang kesehatan.

Obat merupakan salah satu komponen penting dan tidak dapat tergantikan

dalam pelayanan kesehatan karena obat adalah bahan atau perpaduan bahan,

termasuk produk biologi yang dipergunakan untuk mempengaruhi atau

menyelidiki sistem fisiologi atau keadaan patologi dalam rangka penetapan

diagnosis, pencegahan, penyembuhan,pemulihan, peningkatan kesehatan dan

kontrasepsi untuk manusia. Oleh karena itu, obat harus dikelola dengan baik,

efektif dan efisien. Tujuan pengelolaan obat dan perbekalan farmasi tersebut

antara lain untuk menjamin ketersediaan, pemerataan dan keterjangkauan obat dan

alat kesehatan dengan jenis dan jumlah yang cukup sehingga mudah diperoleh

pada tempat dan waktu yang tepat.

Gudang Farmasi adalah tempat penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pencatatan pelaporan barang persediaan berupa obat, alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya akan digunakan

untuk melaksanakan program kesehatan di Kabupaten/Kota yang bersangkutan.

2

Page 3: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Pengelolaan obat yang dilaksanakan di gudang farmasi merupakan bentuk

pelayaan kesehatan dasar.

Tenaga kefarmasian adalah tenaga yang melakukan pekerjaan kefarmasian

yang terdiri atas Apoteker dan tenaga teknis kefarmasian. Oleh karena itu, tenaga

farmasi merupakan tenaga kesehatan yang berperan penting dalam menunjang

proses kesehatan dalam penyediaan obat dan alat kesehatan di Gudang Farmasi

untuk mewujudkan tenaga farmasi ahlimadya yang berkemampuan dan

berkompeten harus melaksanakan Praktek Belajar Lapangan (PBL) sebagai

mahasiswa yang menekuni bidang kesehatan khususnya farmasi hendaklah

mengetahui gambaran umum, struktur organisasi, tugas pokok dan fungsi instalasi

farmasi dan alat kesehatan yang ada di lapangan, agar saat kita bekerja di instansi

yang serupa tidak mengalami kesulitan-kesulitan dalam melakukan kegiatan

farmasi.

1.2 Tujuan Praktek Belajar Lapangan (PBL)

Adapun tujuan dilaksanakan praktek Belajar Lapangan (PBL) ini antara

lain:

a. Untuk memenuhi salah satu persyaratan dalam menyelesaikan

pendididkan DIII di Politeknik Kesehatan Kemenkes Jurusan Farmasi

Medan

b. Meningkatkan keterampilan serta menambah pengetahuan tentang cara

perencanaan, pengadaan, penyimpanan dan penyaluran obat dan alat

kesehatan di Gudang farmasi

3

Page 4: Laporan Pbl Gudang Farmasi

c. Mengetahui tugas dan fungsi gudang farmasi

d. Membina sikap profesional mahasiswa yang diperlukan dalam memasuki

dunia kerja

e. Memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk menyesuaikan diri

dengan lingkungan kerja yang sesungguhnya.

1.3 Manfaat Praktek Belajar Lapangan (PBL)

a. Mahasiswa menjadi lebih terampil dan memiliki kemampuan dalam

melaksanakan kegiatan kefarmasian khususnya di Gudang Farmasi

b. Dapat menambah wawasan dan ilmu pengetahuan mahasiswa, dalam

bidang kegiatan kefarmasian di Gudang Farmasi

c. Memperluas pola pikir mahaisiswa dalam dunia kerja

d. Mengembangkan wawasan tentang dunia kefarmasian.

1.4 Tujuan Pembuatan Laporan

Adapun tujuan pembutan laporan ini yaitu sebagai bukti bahwa telah

dilaksanakannya kegiatan Praktek Belajar Lapangan (PBL) di Gudang Farmasi

Kabupaten Deli Serdang Lubuk Pakam.

4

Page 5: Laporan Pbl Gudang Farmasi

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Defenisi Gudang Farmasi

Gudang perbekalan di bidang farmasi di Kabupaten/Kota adalah Unit

Pelaksanaan Teknis (UPT) dalam lingkungan Dinas Kesehatan yang selanjutnya

disebut gudang farmasi. Gudang farmasi adalah sarana atau tempat

dilaksanakannya pekerjaan kefarmasian berupa penerimaan, penyimpanan,

pendistribusian, pencatatan dan pelaporan serta pemeliharaan barang persediaan

berupa obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya

untuk melaksanakan program upaya kesehatan di Kabupaten/Kota madya yang

bersangkutan.

Menurut Keputusan menteri Kesehatan Republik Indonesia No.

610/MENKES/SK/XI/1981 tentang Organisasi dan tata kerja Gudang Perbekalan

Kesehatan di bidang farmasi kabupaten Kabupaten/Kota madya (Gudang farmasi)

menetapkan bahwa gudang farmasi berkedudukan sebagai unit pelaksanaan teknis

dalam lingkungan Dinas Kesehatan penerimaan, penyimpanan dan pendistribusian

perbekalan farmasi dan peralatan kesehatan yang berada di bawah dan

bertanggung jawab langsung kepada Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten/Kotamadya.

Gudang farmasi di Kabupaten/Kotamadya dipimpin oleh seorang Kepala

Gudang farmasi yang bertanggung jawab memimpin dan mengkoordinasi semua

kegiatan di lingkungan gudang farmasi di Kabupaten/Kotamadya serat

memberikan bimbingan dan petunjuk-petunjuk bagi pelaksanaan tugas.

5

Page 6: Laporan Pbl Gudang Farmasi

2.2 Tugas dan Tanggungjawab Gudang Farmasi

Gudang farmasi di Kabupaten/Kotamadya mempunyai tugas pokok

melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan dan

pelaporan serta pemeliharaan obat, perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang

diperlukan dalam rangka pelayanan kesehatan, pencegahan dan pemberantasan

penyakit, di Puskesmas se Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan petunjuk

Kepala Dinas Kesehatan Kebupaten Deli Serdang.

2.3 Fungsi Gudang Farmasi

Untuk menyelenggarakan tugas pokok tersebut, gudang farmasi

mempunyai fungsi:

a. Melaksanakan perencanaan pengadaan obat, alat kesehatan, dan

perbekalan farmasi lainnya.

b. Melakukan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pendistribusian

obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya.

c. Melakukan pengamatan terhadap mutu dan khasiat obat secara umum yang

ada dalam persediaan.

d. Melakukan usaha tata usaha, keuangan, kepegawaian di lungkungan

gudang farmasi.

e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan Kepala Dinas Kesehatan

Kabupaten Deli Serdang.

6

Page 7: Laporan Pbl Gudang Farmasi

2.4 Persyaratan Gudang Farmasi dan Pengaturan Penyimpanan

2.4.1 Persyaratan gudang

Persyaratan yang harus dipenuhi oleh gudang farmasi, antara lain:

a. Pengaturan tata letak ruang yang baik untuk memudahkan pergerakan.

b. Mempunyai sirkulasi udara yang baik dan cukup.

c. Penggunaan rak dan pallet yang baik.

d. Cahaya yang cukup

e. Lantai dari tegel atau semen

2.4.2 Pengaturan penyimpanan obat

a. Penyusunan obat menurut sumber dana dan menggunakan sistem FIFO

(First In First Out) dan FEFO (First Expired First Out) yaitu obat

yang mas kadaluarsanya lebih awal atau yang diterima lebih awal

harus digunakan terlebih dahulu, sebab umumnya obat yang datang

lebih awal diproduksi lebih awal juga.

b. Kondisi penyimpanan obat yang baik dalam ruangan yang khusus

misalnya:

Golongan narkotika, psikotropika dan bahan berbahaya harus disimpan

di lemari khusus dan selalu terkunci.

Bahan-bahan yang mudah terbakar seperti alkohol, eter harus disimpan

di ruangan khusus yang terpisah dari gudang induk.

c. Pencegahan kebaran dengan alat pemadam kebakaran harus dipasang

pada tempat mudah dijangkau dan jumlah yang cukup.

7

Page 8: Laporan Pbl Gudang Farmasi

2.5 Tujuan penyimpanan

1. Memelihara mutu barang dan menjaga kelangsungan persediaan

(selalu ada stok)

2. Menjamin keamanan dari kecurian dan kebakaran

3. Memudahkan dalam pencarian dan pengawasan persediaan barang

kadaluarsa

4. Menjamin pelayanan yang cepat dan tepat

.

\

8

Page 9: Laporan Pbl Gudang Farmasi

BAB III

STRUKTUR ORGANISASI

3.1 Susunan Organisasi di Gudang Farmasi

Menurut keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

610/Menkes/S.K./XI/81 Tahun 1981 Gudang Farmasi di

Kabupaten/Kotamadya terdiri dari 2 tipe, yaitu:

a. Susunan Gudang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya tipe A

b. Susunan Gudang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya tipe B

Pembagian Gudang Farmasi seperti yang dimaksud diatas didasarkan

atas beban kerja jumlah kefarmasian, institusi kesehatan dan jumlah

penduduk dilayani, jumlah proyek kesehatan yang dilaksanakan serta

intensitas tata hubungan antara Departemen Kesehatan dengan Pemerintah di

daerah sesuai dengan azas dekonsentrasi dan tugas pembuatan di wilayah.

Susunan Organisasi Gudang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya tipe A

dan tipe B terdiri dari:

a. Kepala Gudang Farmasi

b. Urusan Tata Usaha

c. Sub Seksi Penerimaan

d. Sub Seksi penyimpanan

e. Sub Seksi Pendistribusian

f. Sub Seksi Pencatatan dan Pelaporan

9

Page 10: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Susunan Organisasi di Gudang Farmasi pada Dinas Kesehatan

Kabupaten Deli Serdang sesuai dengan peraturan Bupati Deli Serdang No.

1310 Tahun 2009 terdiri dari:

a. Kepada Unit Pelaksana Teknis (UPT)

b. Kepada Sub Bidang Tata Usaha

c. Kelompok Jabatan Fungsional

10

Page 11: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Struktur Organisasi di Gudang Farmasi Tipe A dan B

Menurut menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor

610/Menkes/S.K./XI/81 Tahun 1981

11

KEPALA

GUDANG FARMASI

TATA

USAHA

SUB SEKSI

PENCATAAN &

PELAPORAN

SUB SEKSI

PENDISTRIBU

SIAN

SUB SEKSI

PENYIMPANA

N

SUB SEKSI

PENERIMAAN

Page 12: Laporan Pbl Gudang Farmasi

STRUKTUR ORGANISASI UNIT PELAKSANAAN TEKNIS

GUDANG FARMASI PADA DINAS KESEHATAN KABUPATEN

DELI SERDANG BERDASARKAN PERATURAN BUPATI DELI

SERDANG NOMOR 1310 TAHUN 2009

3.2 Tata Kerja di Gudang Farmasi

12

KEPALA GUDANG FARMASI

URUSAN TATA USAHA

KELOMPOK JABATAN FUNGSIONAL

Page 13: Laporan Pbl Gudang Farmasi

a. Gudang Farmasi Kabupaten/Kota dipimpin oleh seorang Kepala Gudang

Farmasi yang wajib mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk Kepala

Kantor Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota dan sesuai dengan peraturan

perundang-undangan yang berlaku.

b. Kepala Gudang Farmasi bertanggung jawab memimpin dan

mengkoordinasikan semua kegiatan di lingkungan Gudang Farmasi di

Kabupaten/Kota dan memberikan bimbingan serta petunjuk-petunjuk bagi

pelaksanaan tugas masing-masing.

c. Setiap unsur di lingkungan Gudang Farmasi di Kabupaten/Kota wajib

mengikuti dan mematuhi petunjuk-petunjuk serta bertanggung jawab

kepada Kepala Gudang Farmasi di Kabupaten/Kotamadya.

d. Dalam melaksanakan tugasnya, semua unsur dilingkungan Gudang

Farmasi di Kabupaten/Kota bertanggung jawab kepada atasan masing-

masing, diantaranya :

Melaksanakan pengadaan obat-obatan, alat kesehatan dan

perbekalan farmasi lainnya melalui berbagai sumber anggaran.

Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan obat-

obatan, alat kesehatan dan perbekalan farmasi lainnya.

Melaksanakan pendistribusian obat-obatan, perbekalan kesehatan

serta sediaan farmasi lainnya ke puskesmas dan jaringannya.

Melaksanakan pencatatan dan pelaporan pengiriman obat-obatan,

perbekalan kesehatan serta sediaan farmasi lainnya ke puskesmas

dan jaringannya.

13

Page 14: Laporan Pbl Gudang Farmasi

3.3 Uraian Tugas Digudang Farmasi

a. Kepala Gudang Farmasi

Kepala Gudang Farmasi mempunyai tugas :

menyusun rencana kebijaksanaan di bidang perbekalan farmasi dalam

rangka penetapan kebijakan oleh Kepala Dinas

membagi tugas dan mengkoordinasikan Sub Bagian dan Seksi-Seksi

dalam pelaksanaan tugasnya agar terjalin hubungan kerja yang harmonis

menilai prestasi kerja bawahan berdasarkan hasil yang dicapai agar sesuai

dengan rencana dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

menegakkan disiplin, semangat kerja dan ketenagaan kerja untuk

memungkinkan tercapainya produktivitas tinggi

merencanakan, mengkoordinir dan mengawasi pelaksanaan tugas-tugas

keuangan, kepegawaian, tata usaha dan urusan dalam satuan kerja

melakukan pembinaan pemeliharaan mutu dan memberikan informasi

mengenai pengelolaan obat, alat kesehatan dan perbekalan farmasi kepada

unit-unit pelayanan kesehatan

melakukan penyusunan rencana kebutuhan, pencatatan dan pelaporan

mengenai persediaan dan penggunaan obat, alat kesehatan dan perbekalan

kesehatan lainnya

menyelenggarakan tata buku pergudangan yang cukup jelas dan mudah

dikontrol, serta membukukan setiap mutasi barang

mengevaluasi hasil kegiatan Gudang Farmasi secara keseluruhan

14

Page 15: Laporan Pbl Gudang Farmasi

menyusun dan menyampaikan laporan pelaksanaan kegiatan berdasarkan

laporan bawahan kepada Kepala Dinas

Kepala Gudang Farmasi dalam melaksanakan tugasnya berada

dibawah dan bertanggung jawab langsung kepala Kepala Dinas Kesehatan.

b. Sub Bagian Tata Usaha

Sub Bagian Tata Usaha mempunyai tugas :

menyusun rencana Sub Bagian Tata Usaha berdasarkan data program

Gudang farmasi dan ketentuan perundang-undangan yang berlaku

membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat

dilaksanakan sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan

yang berlaku

melaksanakan urusan kepegawaian dan kesejahteraannya

melaksanakan segala sesuatu yang berhubungan dengan urusan dalam dan

keamanan

melaksanakan tata usaha perkantoran satuan kerja

mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku

membuat laporan pelaksanaan kegiatan untuk disampaikan kepada atasan

Sub Bagian Tata Usaha dipimpin oleh seorang Kepala Sub Bagian

yang berada dibawah dan bertanggungjawab langsung kepada Kepala Gudang

Farmasi.

c. Seksi Penyimpanan dan Penyaluran

Seksi Penyimpanan dan Penyaluran mempunyai tugas :

15

Page 16: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Menyusun rencana kegiatan seksi Penyimpanan dan Penyaluran

berdasarkan data program Gudang Farmasi dan ketentuan peraturan

perundang - undangan yang berlaku

Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku

Mengatur dan mendistribusikan tugas, memberi petunjuk sesuai dengan

petunjuk kerja dan ketentuan peraturan perundang - undangan yang

berlaku agar tercapai keserasian dan kebenaran kerja

Melaksanakan penerimaan, penyimpanan, pemeliharaan dan pengeluaran

obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

Melaksanakan kegiatan pengamatan terhadap mutu dan kasiat obat yang

ada dalam persediaan dan yang akan didistribusikan

Melakukan pembinaan pemeliharaan mutu obat yang ada di Unit

pelayanan kesehatan

Mengumpulkan data tentang kerusakan obat dan obat yang tidak

memenuhi syarat serta data efek samping obat dan melaporkan kepada

atasan

Melaksanakan pencatatan barang - barang yang disimpan

Melakukan pencatatan segala penerimaan dan pengeluaran barang

Melakukan penyiapan surat kiriman barang

Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku

Membuat laporan pelaksanaan kegiatan untuk disampaikan kepada atasan.

16

Page 17: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Seksi Penyimpanan dan Penyaluran dipimpin oleh seorang kepala

Seksi yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada kepala

Gudang Farmasi.

d. Seksi Pencatatan dan Evaluasi

Seksi Pencatatan dan Evaluasi mempunyai tugas :

Menyusun rencana kegiatan seksi Pencatatan dan Evaluasi berdasarkan

data program Gudang Farmasi dan ketentuan peraturan perundang -

undangan yang berlaku

Membagi tugas kepada bawahan agar pelaksanaan tugas dapat

dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundang - undangan yang berlaku

Mengatur dan mendistribusikan tugas, memberi petunjuk sesuai dengan

petyunjuk kerja dan ketentuan peraturan perundang - undangan yang

berlaku agar tercapai keserasian dan kebenaran kerja

Melaksanakan kegiatan pencatatan dan evalusi dari persediaan barang di

Gudang Farmasi danUnit Pelayanan Kesehatan serta penggunaan obat, alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

Melakukan penyiapan peyusunan rencana kebutuhan obat, alat kesehatan

dan perbekalan kesehatan lainnya yang diperlukan daerah

Melaksanaan pengelolaan dan pencatatan penerimaan obat, alat kesehatan

dan perbekalan kesehatan lainnya

Melaksanakan administrasi atas semua barang yang akan diterima,

disimpan maupun yang akan didistribusikan ke Unit Pelayanan Kesehatan

17

Page 18: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Menyiapkan dokumen mutasi barang dan surat - surat perintah

penerimaan, penyimpanan dan pengeluaran barang

Menyiapakan laporan mutasi barang secara berkala dan laporan pencatatan

obat akhir tahun anggaran

Mengevaluasi hasil pelaksanaan kegiatan agar sesuai dengan rencana dan

ketentuan peraturan perundang - undangan yang berlaku

Membuat laporan pelaksanaan kegiatan untuk disampaikan kepada atasan.

Seksi Pencatatan dan Evaluasi dipimpin oleh seorang kepala seksi

yang berada dibawah dan bertanggung jawab langsung kepada Kepala

Gudang Farmasi

BAB IV

KEGIATAN POKOK DI GUDANG FARMASI

KABUPATEN DELI SERDANG

4.1 Perencanaan

18

Page 19: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Perencanaan obat dan perbekalan kesehatan yang dibutuhkan setiap

Puskesmas Kabupaten Deli Serdang dilaksanakan oleh Seksi Farmasi di

Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang. Pengadaan obat dilakukan

berdasarkan pola penyakit, cacatan pemakaian obat tahun sebelumnya dan

penyakit yang tiba-tiba muncul misalnya rabies serta karena adanya kejadian

yang tak di duga misalnya bencana alam. Perencanaan obat dibuat setiap

tahunnya.

4.2 Pengadaan Obat dan Perbekalan Farmasi

Pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Gudang Farmasi Dinas

Kesehatan Kabupaten Deli Serdang dilakukan dengan cara e-purchasing yang

menggunakan system e-catalog.

Sumber dana pengadaan obat dan perbekalan kesehatan di Gudang

Farmasi Dinas Kesehatan Kabupaten Deli Serdang berasal dari :

a. APBD Tk.II (Kabupaten)

Dana yang diperoleh langsung dari kabupaten atau daerah itu langsung

yang mana obat-obatan yang disediakan adalah obat-obatan yang diperlukan

sesuai dengan penyakit yang timbul di daerah tersebut. Selanjutnya akan

diserahkan pada puskesmas-puskesmas di Kabupaten Deli Serdang

b. APBN Tk I (Program).

Setiap perbekalan kesehatan yang masuk ke gudang farmasi

Kabupaten Deli Serdang dipisahkan menurut sumber anggaran pengadaan

obat. Pengadaan obat yang berasal dari APBD Tk I seperti Anti Tetanus

19

Page 20: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Serum (ATS), anti rabies, KIA, obat TB paru, obat ISPA, obat-obat diare dan

saluran pencernaan lainnya.

Setiap perbekalan kesehatan yang masuk ke Gudang Farmasi Kabupaten

Deli Serdang dipisahkan menurut sumber anggaran pengadaan obat.

4.3 Penerimaan

Obat yang telah diadakan diterima dan diperiksa oleh panitia

pemeriksaan dan penerimaan obat yang telah ditetapkan sesuai dengan

dokumen yang menyertainya. Pemeriksaan obat meliputi :

Nama dan jumlah obat

Kualitas dan kondisi obat

Sediaan obat

Nomor batch

Nomor registrasi

Exp. Date (kadaluarsa)

Nomor lots

Kelengkapan dan kebenaran dokumen pengiriman obat

4.4 Penyimpanan

Setelah dilakukan berbagai pemeriksaan obat, maka obat yang

diterima selanjutnya disimpan di Gudang Farmasi di tempat yang dinilai

aman dari gangguan fisik obat yang dapat merusak mutu obat. Obat disimpan

dan disusun menurut bentuk sediaan dan berdasarkan sumber anggaran,

karena banyak item obat dan kondisi gudang yang tidak memungkinkan.

20

Page 21: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Secara umum, penyimpanan obat dilakukan berdasarkan:

Alfabetis

Suhu

Penggolongan obat

Farmakologis

Bentuk sediaan, dan

Digunakannya prinsip FIFO dan FEFO yaitu obat yang diterima lebih awal

dan obat yang masa kadaluarsanya lebih awal harus digunakan terlebih

dahulu.

Tujuan penyimpanan obat yaitu:

Menghindari penggunaan obat yang tidak bertanggung jawab.

Menjaga kelangsungan ketersediaan obat.

Memudahkan pencarian dan pengawasan.

Obat Narkotika/Psikotropika disimpan dilemari tersendiri.

Obat yang disimpan di kulkas yaitu obat yang sediaannya tidak tahan pada

suhu ruangan misalnya vaksin, suppositoria dan reagensia.

4.5 Distribusi

Distribusi adalah suatu rangkaian kegiatan dalam rangka pengeluaran

dan pengiriman obat-obatan yang bermutu, terjamin keabsahannya serta tepat

jenis jumlah dari gudang obat untuk memenuhi kebutuhan unit pelayanan

kesehatan.

Pendistribusian dilakukan atas dasar prinsip ekonomi seperti:

21

Page 22: Laporan Pbl Gudang Farmasi

a. First In First Out (FIFO): Barang atau obat yang pertama kali dibeli atau

diterima dianggap sebagai barang atau obat yang pertama kali dijual atau

didistribusikan.

b. First Expired First Out (FEFO): Barang atau obat yang masa

kadaluarsanya lebih awal, yaitu barang atau obat yang terlebih dahulu

dikeluarkan atau didistribusikan.

Di Gudang Farmasi Kabupaten Deli Serdang obat didistribusikan

menurut prinsip First In First Out (FIFO) dan First Expired First Out (FEFO),

yaitu obat yang diterima dari awal dan yang masa kadaluarsanya lebih awal

harus digunakan terlebih dahulu sebab umumnya obat yang datang lebih awal

diproduksi lebih awal. Pendistribusian obat dilakukan untuk memahami

kebutuhan obat bagi masyarakat Deli Serdang melalui Puskesmas yang terdiri

dari 34 Puskesmas dimana petugas pengelolah obat langsung mengambil obat

ke gudang farmasi kabupaten Deli Serdang.

Adapun 34 Puskesmas yang dilayani Gudang Farmasi Kabupaten Deli

Serdang antara lain:

1 Bandar Baru 18 Namorambe

2 Bandar Dolok 19 Pagar Jati

22

Page 23: Laporan Pbl Gudang Farmasi

3 Bangun Purba 20 Pancur Batu

4 Batang Kuis 21 Pantai Labu

5 Bandar Khalifah 22 Patumbak

6 Biru-biru 23 Pemantang Johor

7 Dalu X 24 Petumbukan

8 Deli Tua 25 Sei Mancirim

9 Galang 26 Sei Semayang

10 Gunung Meriah 27 Sibolangit

11 Hamparan Perak 28 Sukaraya

12 Karang Anyar 29 Talun Kenas

13 Kenangan 30 Tanjung Morawa

14 Kota Datar 31 Tanjung Rejo

15 Kutalim Baru 32 Tiga johor

16 Lubuk Pakam 33 Labuan Deli

17 Malyo Rejo 34 Aras Kabu

Tujuan dilakukannya distribusi adalah :

a. Terlaksananya Pengiriman obat secara merata dan teratur sehingga dapat

diperoleh pada saat dibutuhkan.

b. Terjaminnya kecukupan dan terpeliharanya penggunaan obat di unit

pelayanan kesehatan.

23

Page 24: Laporan Pbl Gudang Farmasi

c. Terlaksananya pemerataan kecukupan obat sesuai kebutuhan pelayanan

dan program kesehatan.

Tata cara pendistribusian obat :

a. Tata cara pendistribusian obat ke unit pelayanan kesehatan (Puskesmas)

dapat dilakukan dengan cara:

Petugas GFK mengantar obat ke Puskesmas (sistem antar).

Petugas Pengelola Puskesmas langsung mengambil obat ke GFK

(sistem jemput), yang dilakukan oleh Gudang Farmasi Dinas

Kesehatan Kabupaten Deli Serdang.

Melalui Pos.

b. Puskesmas induk mendistribusikan kebutuhan obat-obatan untuk

puskesmas pembantu, puskesmas keliling, poskesdes, polindes dan unit

pelayanan kesehatan yang ada diwilayah lainnya.

c. Obat-obatan yang dikirim ke Puskesmas harus disertai dengan dokumen

penyerahan atau pengiriman obat berupa Laporan Pemakaian dan Lembar

Permintaan Obat (LPLPO).

d. Sebelum dilakukan pengepakan obat-obatan yang akan dikirim maka perlu

dilakukannya pemeriksaan terhadap:

Jenis dan jumlah obat

Kualitas dan kondisi obat

Isi kemasan sediaan obat

Kelengkapan dan kebenaran dokumen pengiriman obat

Nomor Batch

24

Page 25: Laporan Pbl Gudang Farmasi

Nomor Registrasi

Exp. Date (Kadarluarsa)

Nomor Lots

Alur Pendistribusian Obat/Alkes pada Gudang Farmasi Dinas Kesehatan

Kab. Deli Serdang:

2

3 4

25

Ka. Dis

Ka. Sub Dinas

Yankes/Kepala Sei Farmasi

Page 26: Laporan Pbl Gudang Farmasi

5

5

6 (LPLPO + OBAT)

LPLPO

1

7

4.6 Pencatatan dan Pelaporan

Pencatatan perbekalan farmasi dan alat kesehatan yang masuk dan

keluar dapat dilakukan secara manual (pada kartu stock) dan secara

komputerisasi, kemudian keduanya diperiksa kembali untuk mengetahui

adanya kesalahan atau kesilapan. Adapun terjadi kesalahan atau kesilapan

26

Sekertaris/Kepala Bagian

Umum

Gudang Farmasi

Managemen

Puskesmas

Puskesmas

Pustu

Pustu

Page 27: Laporan Pbl Gudang Farmasi

pada pencatatan secara manual dan komputerisasi, maka yang menjadi

acuannya adalah LPLPO.

4.6.1 Pencatatan pada kartu stock

Kartu stock yang ada, yaitu Kartu Stock Obat.

Fungsi kartu stock :

a. Untuk mencatat mutasi obat yaitu: penerimaan, pengeluaran, hilang, rusak

atau kadaluarsa.

b. Untuk mencatat data mutasi 1 jenis obat yang berasal dari 1 sumber

anggaran. Tiap baris data digunakan untuk mencatat 1 kejadian mutasi

obat.

c. Data pada kartu stock digunakan untuk menyusun laporan perencanan,

pengadaan, serta distribusi dan sebagai pembanding terhadap keadaan fisik

obat dalam tempat penyimpanan.

Kartu Stock Obat diletakkan tidak berdekatan dengan obat yang bersangkutan

seperti :

a. Kartu stock diletakkan di ruangan Kantor Gudang Farmasi Kabupaten

(KGFK).

b. Setiap terjadi mutasi obat langgsung dicatat ke dalam kartu stok.

c. Penerimaan dan pengeluaran dijumlahkan pada tiap akhir bulan.

27

Page 28: Laporan Pbl Gudang Farmasi

4.6.2 Laporan Pemakaian dan Permintaan Obat (LPLPO)

LPLPO dapat dimanfaatkan sebagai formulir permintaan obat dan

pelaporan pemakaian obat dari Puskesmas ke Gudang Farmasi. LPLPO

dibuat dalam rangkap 3 :

Putih (Asli) : Untuk Gudang Farmasi Kabupaten/Kotamadya

Merah : Arsip Puskesmas

Kuning : Arsip Dinas Kesehatan

Fungsi LPLPO yaitu:

Surat permintaan obat

Surat permintaan pengeluaran obat

Dokumen bukti penerimaan obat

Dokumen pengeluaran obat

Laporan pemakaian obat

Sumber informasi untuk perencanaan

Sarana monitoring untuk evaluasi persediaan dan penggunaan obat

Sumber informasi untuk melakukan supervise dan pembinaan

Informasi dan manfaat LPLPO yaitu:

Jenis dab jumlah sisa stock obat/stock awal

Jenis dan jumlah persediaan obat

Perbandingan sisa stock dengan pemakaian perbulannya

Perbandingan antara jumlah persediaan dengan jumlah pemakaian

perbulan.

28

Page 29: Laporan Pbl Gudang Farmasi

BAB VPENUTUP

5.1 Kesimpulan

a. Gudang farmasi adalah sarana atau tempat dilaksanakannya pekerjaan

kefarmasian berupa penerimaan, penyimpanan, pendistribusian, pencatatan

dan pelaporan serta pemeliharaan barang persediaan berupa obat, alat

kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang tujuannya untuk

29

Page 30: Laporan Pbl Gudang Farmasi

melaksanakan program upaya kesehatan di Kabupaten/Kota madya yang

bersangkutan.

b. Gudang Farmasi Kabupaten Deli Serdang merupakan Gudang Farmasi tipe

A, yang dipimpin oleh seorang Apoteker dan dibantu oleh enam Asisten

Apoteker.

c. Gudang Farmasi Kabupaten Deli Serdang melakukan pendistribusian

obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya kepada 34

Puskesmas yang ada di kabupaten Deli Serdang.

d. Pengadaan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya di

Gudang farmasi dilakukan dengan pemesanan melaluai e- catalog dan

sumber dana berasal dari APBD tingkat II (Kabupaten) dan APBD tingkat

I (Program).

e. Penerimaan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang

telah diadakan kemudian diperiksa oleh panitia pemeriksaan dan

penerimaan obat yang telah ditetapkan harus sesuai dengan dokumen

yang menyertainya.

f. Penyimpanan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya di

Gudang farmasi Kabupaten Deli Serdang dilakukan berdasarkan suhu,

bentuk sediaan dan sumber anggaran. Reagen dan vaksin disimpan dalam

lemari pendingin sedangkan obat psikotropika seperti diazepam dan

phenobarbital disimpan diruangan khusus.

30

Page 31: Laporan Pbl Gudang Farmasi

g. Sistem pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan

lainnya di Gudang farmasi dilakukan dengan cara petugas pengelola

Puskesmas langsung mengambil barang pesanan ke Gudang Farmasi

Kabupaten Deli Serdang

h. Pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya di

Gudang farmasi dilakukan dengan prinsip FIFO (First In First Out) dan

FEFO (First Expired First Out).

i. Pendistribusian obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya

dilakukan setiap 2 bulan sekali.

j. Pencatatan obat, alat kesehatan dan perbekalan kesehatan lainnya yang

masuk dan yang keluar dilakukan secara manual dengan menulis pada

kartu stock dan secara komputerisasi.

5.2 Saran

a. Obat-obat psikotropika dan narkotika sebaiknya disimpan didalam lemari

dan diruangan khusus yang terpisah dari obat, alat kesehatan dan

perbekalan kesehatan lainnya dengan pengawasan intensif untuk

menghindari penyalahgunaan dan mempermudah pelaporan.

31