laporan pbl ekstrem

26
Sidang Pleno PBL Modul Nyeri Ekstremitas Program Studi Pendidikan Dokter Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Transcript of laporan pbl ekstrem

Page 1: laporan pbl ekstrem

Sidang Pleno PBL

Modul Nyeri Ekstremitas

Program Studi Pendidikan Dokter

Fakultas Kedokteran dan Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Jakarta

Page 2: laporan pbl ekstrem

Kelompok 11

Instruktur: Dr. Pitut

Ketua: Yaumul Robbi Fakhri 2012730109

Sekretaris: Wara Rasyiati 2012730107

Anggota:

1. Sri Nindiana Putri 2012730101

2. Syahputra Sakyrianto 2012730102

3. Tiara Putri N 2012730103

4. Titis Meyliawati 2012730104

5. Tria Listiani 2012730106

6. Tommy Prayoga 2012730105

7. Windy Arnova Dahyani 2012730108

Page 3: laporan pbl ekstrem

Kata Pengantar

Assalamualaikum Wr.Wb

Puji syukur kami ucapkan kepada Allah SWT karena atas rahmat dan karunianya kami

dapat menyelesaikan laporan PBL modul nyeri ekstremitas.

Penulisan laporan ini bertujuan untuk memenuhi tugas PBL modul nyeri ekstremitas.

Dalam penulisan laporan ini penulis mengalami berbagai hambatan. Akan tetapi berkat

motivasi dan dukungan berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan laporan PBL ini.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Dr. Pitut ,sebagai tutor, yang telah

membimbing dan mengarahkan kami dalam tutorial ini.

Penulis menyadari bahwa penulisan laporan kami masih belum sempurna. Karena itu

kami mengharapkan kritik dan saran untuk laporan ini agar laporan ini lebih baik lagi.

Kami berharap laporan ini akan menmbah wawasan kita mengenai masalah sistem

muskuloskeletal.

Wassalamualaikum Wr. Wb

Jakarta, 27 Maret 2013

Penulis

Page 4: laporan pbl ekstrem

daftar isi

Page 5: laporan pbl ekstrem

Bab 1

Pendahuluan

a. Latar Belakang

Sistem muskuloskeletal melputi tulang, persendian, otot, tendon dan bursa.

Struktur tulang dan jaringan ikat menyusun kurang lebih 25% berat badan. Struktur

tulang memberikan perlindungan terhadap organ-organ yang penting dalam tubuh seperti

jantung, paru, dan otak. Tulang berfungsi sebagai pemberi bentuk serta tempat

melekatnya otot sehingga tubuh kita dapat bergerak. Disamping itu tulang juga berfungsi

sebagai penghasil sel darah merah dan sel darah putih.

b. Batasan Masalah

Batasan masalah pada modul tutorial muskuloskeletal ini adalah membahas

tentang etiologi, patomekanisme, gambaran klinik, pemeriksaan penunjang,

penatalaksanaan dan pencegahan dari penyakit nyeri ekstremitas.

c. Tujuan Pembelajaran

a) Mampu menyebutkan penyakit atau hal apa saja yang mengakibatkan rasa nyeri pada

ekstremitas.

b) Mampu menjelaskan mekanisme nyeri pada ekstremitas akibat sindroma jebakan

c) Mampu menjelaskan penyebab terjadinya sindroma jebakan

d) Mampu membedakan jenis dan bagian saraf yang mengalami jebakan

e) Mampu menjelaskan gejala dan tanda-tanda klinis sindroma jebakan

f) Mampu menjelaskan pemeriksaan penunjang sindroma jebakan

g) Mampu menjelaskan penanganan sindroma jebakan

Page 6: laporan pbl ekstrem

Bab 2

Pembahasan

i. Skenario

Seorang laki-laki berumur 40 tahun datang berobat ke puskesmas dengan keluhan nyeri

pada bokong sejak 1 minggu yang lalu. Nyeri bertambah berat bila duduk, namun

berkurang bila berjalan atau berdiri. Hal ini pertama kali dirasakan setelah pasien

mengangkat benda berat di rumahnya. Nyeri dirasakan menjalar ke paha sebelah kanan

bagian luar dan terus menjalar sampai tungkai dan tumit serta disertai sedikit rasa baal.

ii. Klarifikasi Kata Kunci dan kata sulit

Kata atau Kalimat Sulit:

Tidak ada

Kata atau Kalimat Kunci:

o Laki-laki berumur 40 tahun

o Nyeri pada bokong sejak semingu yang lalu

o Bertambah berat bila duduk, namun berkurang bila berjalan atau berdiri

o Nyeri dirasakan setelah mengangkat benda berat

o Nyeri menjalar ke paha sebelah kanan bagian luar sampai tungkai dan tumit

o Disertai sedikir rasa baal

iii. Identifikasi Masalah

1. Apakah faktor usia berpengaruh pada skenario di atas?

2. Mengapa nyeri dirasakan pada daerah bokong?

3. Mengapa nyeri bertambah berat pada saat duduk dan berkurang pada saat berjalan

atau berdiri?

4. Mengapa nyeri dirasakan setelah mengangkat beban berat?

5. Apa yang menyebabkan rasa baal yang terkait pada skenario?

Page 7: laporan pbl ekstrem

6. Apa bagian saraf yang terkenaa pada skenario di atas?

7. Jelaskan diagnosis banding penyakit skenario di atas?

iv. Jawaban Pertanyaan

1) Faktor usia mempengaruhi proses terjadinya penyakit HNP. Proses degeneratif

mengakibatkan menciutnya anulus fibrosus akibat berkurangnya kadar protein

polisakarida dan kadar komponen air yang mengakibatkan penebalan anulus fibrosus

sehingga anulus fibrosus berkurang keelastisannya. Berikut adalah bagan mekanisme

terjadinya hernia nukleus pulposus:

Page 8: laporan pbl ekstrem

2) Nyeri yang terjadi akibat adanya penekanan pada saraf di L5 ke S1. akar saraf yang

terkena yaitu S1, pada N. Ischiadicus sehingga menyebabkan nyeri pada saat duduk

dan menyebar ke tumit. Nyeri juga dapat mengakibatkan baal

3) Nyeri bertambah berat saat duduk akibat Spasmus dari otot-otot piriformis, levator

ani dan otot-otot koksigial menyebabkan nyeri bertambah sakit jika duduk. Spasmus

dari otot-otot ini adalah salah satu ciri dari nukleus pulposus.

4) Nyeri dirasakan saat mengangkat beban berat akibat degenerasi diskus dan

ligamentum longitudinal akibat “stres” setiap kali seseorang mengangkat benda berat,

meneggakkan badan secara bertenaga seperti pada waktu terpeleset, dan sebagainya.

Dalam hal itu anulus fibrosus dapat terobek. Reaksi yang kemudian timbul dapat

berupa udema dan perdarahan kecil yang selanjutnya pembentukkan jaringan

ploriferatif. Diskus yang sudah cacat dapat mengalami trauma lagi yang dapat

menimbulkan prostusi dari nukleus pulposus kedalam kanalis vertebralis. Protusi ke

samping dapat menimbulkan nyeri radikular ipsilateral dan protusi ke median tidak

usah menimbulkan manifestasi. Kerusakan pada diskus yang kemudian dapat disusul

dengan protusio diskus sering terjadi pada tingkat lumbal terbawah dan S.1, atau

antara L.4-L.5. Jika sudah terjadi protusio diskus ke lateral, maka “sakit pinggang “

disertai nyeri radikular sepanjang perjalanan nervus iskhiadikus.

5) Pola umum iskalgia itu adalah sebagai berikut. Nyeri seperti “sakit gigi” atau nyeri

nyut-nyutan seperti bisul mau pecah atau linu nyeri hebat di rasakan bertolak dari

tulang belakang sekitar daerah lumbosakral dan menjalar menurut perjalanan nervus

iskia dikus dan lanjutannya pada nervus fibula komunis dan nervus tibialis. Makin

distal nyeri makin tidak begitu hebat , namun parestesia atau hipestesia di rasakan.

Oleh karena radiks lah yang terangsang. Maka nyeri dan parestesia atau hipestesia

atau sewajarnya di rasakan di kawasan radiks yang bersangkutan. Segmentasi

dermatosa pada permukaan belakang tungkai tidak mudah di kenal. Akan tetapi di

bgian ventral tungkai dan kaki dermatome murni radikular L.3, L.4, L.5, dan S.1

masih dapat di kenali. Daerah dermatomal ini di radiks disebut “autonomus sensory

zone”. Adanya parestesia atau hipestesia pada kawasan sensorik itu merupakan ciri

Page 9: laporan pbl ekstrem

pola khusus iskalgia akibat iritasi di sekitar radiks posterior. Secara kasar iskalgia

semacam itu di kenal juga sebagai iskalgia diskogenik, walaupuntidak semuanya di

sebabkan oleh “slipped disk” tetapi oleh sebab- sebab yang berada di sekitar

“intervetebral disk”. Berikut mekanisme terjadinya rasa baal:

6) Bagian saraf yang terkena yaitu nervus ischiadicus yang berada di truncus

lumbosacralis. Nervus

ischiadicus mempunyai dua

cabang, yaitu n.tibialis dan

n.fibularis sehingga pasien

mengalami nyeri yang

menjalar hingga ke tungkai.

Selain itu saraf yang

terlibat dalam skenario

adalah n.femoralis,

n.obsturatorius, n.glutei

superior dan n.gluteus

inferior

Page 10: laporan pbl ekstrem

7) Diagnosa banding dari skenario ini adalah sebagai berikut:

Hernia Nukleus Pulposus Spondilolisis Spondilolistesis

Definisi ialah menjebolnya nukleus

pulposus ke dalam kanalis

vertebralis akibat

degenerasi annulus

fibrosus korpus

intervertebral

Deformitas pada tulang

belakang

Ada defek pseudo-asrtosis

yang mengenai lamina

atau arkus neuralis

vertebra

Pergerakan ke depan suatu

vertebra terhadap

vertebra lain di atasnya

Etiologi adanya gaya yang

menekan pada diskus

Adanya degenerasi atau

trauma pada annulus

fibrosus

Factor hereditas

Dapat terjadi juga setelah

suatu stress fraktur atau

fraktur yang terjadi

sebagai suatu trauma

tunggal

• Karena adanya

kelainan degenerative

biasanya terjadi pada

L4-L5

• Akibat defisiensi pada

permukaan

lumbosakral sehingga

memungkinkan

vertebra lumbal V

bergeser ke depan

sacral I dan kelainan

ini bersifat congenital

Gambaran klinis lordosis lumbal yang

mendatar, nyeri tekan

setempat pada tingkat dan

sisi protusio nukleus

pulposus, tes Lasegue dan

Naffziger yang positif, dan

refleks tendon Achilles

yang menurun atau

- Manifestasi skeletal

• LBP & stiffness >

3 bln, berkurang

saat beraktif

• Pergerakan

terbatas vertebra

lumbar pada

bidang sagital &

• Berkurangnya refleks

di ekstremitas

Kelemahan otot

• Adanya tanda

kerusakan saraf saat

pemeriksaan fisik

• Masalah pada

keseimbangan dan

Page 11: laporan pbl ekstrem

negatif. frontal

• Ekspansi dinding

dada terbatas,

berdasarkan umur

-    Manifestasi

ekstraskeletal

• paru-paru

(fibrosis), sindr

kauda-equina,

amiloidosis

nyeri

• Adanya kompresi saraf

dan selip antar tulang

di foto rontgen

mekanisme Herniasi atau ruptur dari

diskus intervertebra adalah

protrusi nukleus pulposus

bersama dengan beberapa

bagian anulus ke dalam

kanalis spinalis atau

foramen intervertebralis.

Karena ligamentum

longitudinalis anterior jauh

lebih kuat daripada

ligamentum longitudinalis

posterior, maka herniasi

diskus hampir selalu

terjadi kearah posterior.

Herniasi tersebut biasanya

menggelembung berupa

massa padat dan tetap

menyatu dengan badan

diskus, walaupun fragmen-

fragmennya kadang-

kadang dapat menekan

Page 12: laporan pbl ekstrem

keluar menembus

ligamentum longitudinalis

posterior dan masuk dan

berada bebas ke dalam

kanalis spinalis.

Patofisiologinya diduga

iskemia.

Kriteria

diagnosis

• Nyeri akut/ kronis

berhubungan

dengan agen

pencedera fisik;

kompresi saraf,

spasme otot, insisi

pembedahan.

• Gangguan

mobilitas fisik

berhubungan

dengan nyeri dan

ketidaknyamanan,

spasme otot,

kerusakan

neuromuskuler.

• Konstipasi

berhubungan

dengan imobilisasi,

penurunan aktivitas

fisik

Ø   LBP & stiffness > 3

bln, berkurang saat

beraktif

Ø   Pergerakan terbatas

vertebra lumbar pada

bidang sagital & frontal

Ø   Ekspansi dinding dada

terbatas,

Berkurangnya refleks di

ekstremitas

Kelemahan otot

Adanya tanda kerusakan

saraf saat pemeriksaan

fisik

Masalah pada

keseimbangan dan

nyeri

Adanya kompresi saraf

dan selip antar tulang

di foto rontgen

Page 13: laporan pbl ekstrem

Penatalaksanaan Pembedahan

• Disektomi

• Laminektomi

• Laminotomi

Immobilisasi

Traksi

Meredakan nyeri

prosedur diagnosis dan

terapi konservativ

sepertipada penyakit

diskus. Indikasi operasi

juga sama yaitu adanya

kompresi medula spinalis,

kelemahan otot atau nyeri

yang sukar di hilangkan

• terapi konservatif

terdiri dari pembatasan

aktivitas dan

melakukan latihan

fleksi. Korset lumbal

bermanfaat untuk

memberikan stabilitas

tulang belakang

*pembedahan.

Pemeriksaan

penunjang

X-ray anatomi tulang

belakang.

MRI standar emas jaringan

lunak

pemeriksaan fisik seperti

nyeri tekan dan jangkauan

gerak. pemeriksaan X-ray,

CT-scan atau MRI

pemeriksaan fisik berupa

palpasi dan

pemeriksaan radiologis

berupa foto polos

vertebra lumbal, bone

scan (SPECT scan),

dan CT-scan.

komplikasi Setelah periode waktu

tertentu, timbul nyeri

pinggul dan sisi posterior

atau porterolateral paha

serta tungkai sisi yang

terkena, yang biasanya di

sebut skiatik atau iskalgia,

Pada spondilosis yang

bersifat bilateral, vetebra

dapat bergerak ke depan

dan akan menimbulkan

spondilostesis.

Page 14: laporan pbl ekstrem

gejala ini sering di sertai

rasa baal dan kesemutan.

Selain itu, pada keadaan

tidak lazim dimana

protrasi diskus sentral

terjadi dengan adanya

kanalis spinalis yang pada

regio lumbal , kompresi

kauda ekuina dapat timbul,

dengan paraparesis dan

hilangnya tinus sfunger,

sindrom klaudikasio palsu

telah dilaporkan dengan

nyeri tungkai bila

beraktivitas , akibat

sekunder dari kompresi

intermiten kauda ekuina.

Patofisiologisnya di sebut

iskemia.

prognosis HNP sembuh dalam

waktu 1 bulan sampai 1

tahun tanpa operasi. Pasien

yang herniasi parah dan

akan sembuh dalam waktu

yang lama seitar 2 – 4

tahun. Pasien yang tidak

parah akan sembuh dalam

watu 6 minggu.

Spondilosis tida memiliki

gejala apapun.

Kebanyakan nyeri

punggung dan leher. Dan

membaik setelah beberapa

minngu.

Spondiolistesis umumnya

dalam kondisi baik.

Namun dapat menjadi

kronis menyebabkan

kecacatan bahan

kematian.

Page 15: laporan pbl ekstrem
Page 16: laporan pbl ekstrem

Bab 3

Penutup

Berdasarkan kata kunci dan tanda-tanda yang terdapat di skenario, pasien diduga

mengalami hernia nukleus pulposus. Penyakit ini terjadi akibat protrusi nukleus pulposus

ke kanalis spinalis akibat trauma. Penyakit ini memiliki gejala nyeri saat duduk, adanya

spasme refleksdan terdapat rasa baal.

Penyakit ini dapat disembuhkan dengan cara terapi konservatif yaitu menggunakan

korset lumbal latihan fisik, menghindari aktivitas berlebihan yang dapat menyebabkan

trauma pada tulang belakang dan kompres panas. Terapi konservatif juga dapat di

kombinasikan dengan terapi farmakologik dengan cara pemberian analgesik dan OAINS.

Jika kondisi pasien sudah parah maka tindakan operasi menjadi jalan pengobatan

terakhir.

Page 17: laporan pbl ekstrem

Daftar Pustaka

Arif Mansjoer, dkk. 2000. Kapita Selekta Kedokteran. Jakarta: Media Aesculapius

Atlas anatomi Sobotta edisi 23. Jakarta:EGC

Price, Sylvia A dan Lorraine Wilson. 2006. Patofisiologi. Jakarta: EGC

Page 18: laporan pbl ekstrem