Laporan Padang Pengembalaan

23
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang digembalakan Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Hijauan makanan ternak memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya sumbangan hijauan bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%. Salah satu hal yang dilakukan untuk peningkatan produksi ternak harus seiring dengan peningkatan

Transcript of Laporan Padang Pengembalaan

Page 1: Laporan Padang Pengembalaan

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Hijauan makanan ternak adalah semua bahan makanan yang berasal dari

tanaman dalam bentuk daun-daunan dan yang termasuk kedalam kelompok

makanan hijauan untuk ternak ini dapat berupa hijauan segar berupa rumput dan

kacang-kacangan atau leguminosa. Untuk itu dalam praktikum ini dilakukan cara-

cara untuk mengetahui kualitas dari hijauan pakan ternak untuk rumput yang

digembalakan

Untuk memenuhi kebutuhan ternak maka dibutuhkan hijauan yang

mempunyai kualitas tinggi, kuantitas yang cukup serta ketersediaan dapat

berkelanjutan. Penyediaan pada padang pengembalaan dapat berupa rumput dan

legume dengan komposisi rumput 60% dan legume 40%. Hijauan makanan ternak

memegang peranan penting bagi ternak Ruminansia, besarnya  sumbangan hijauan

bagi ternak Ruminasia 74-94% atau bisa mencapai 100%.

Salah satu hal yang dilakukan untuk peningkatan produksi ternak harus

seiring dengan peningkatan kualitas dan kuantitas pakan hijauan. Karena pakan

hijauan dapat  juga berfungsi sebagai Bulk dan juga sebagai sumber karbohidrat,

protein, vitamin dan mineral. Pertambahan populasi yang begitu pesat akan

menyebabkan peningkatan kebutuhan suplai pakan hijauan, hal ini akan

mengakibatkan lebih banyak sumber daya lahan yang diperlukan untuk dijadikan

sebagai tempat penggembalaan ternak.

 Untuk menjaga agar ketersediaan akan hijauan pakan ternak jangan sampai

kekurangan maka salah satu alternatif yang dapat dilakukan adalah dengan

memanfaatkan hijauan yang tumbuh secara alami sebagai padang pengembalaan

Page 2: Laporan Padang Pengembalaan

dan integrasi ternak terhadap Tanaman makanan ternak kedalam pola perkebunan

dan pertanian setempat, selain itu perlu adanya pembuatan kebun rumput atau

padang penggembalaan yang dapat menyediakan berbagai jenis hijauan unggul

serta  disesuaikan dengan kapasitas tampung terhadap jumlah ternak

Padang penggembalaan merupakan suatu areal yang ditumbuhi vegetasi dominant

famili Gramineae dan mungkin juga terdapat jenis tumbuhan lainya seperti legume,

dan herba lainya yang digunakan untuk makanan ternak. Padang penggembalaan

daerah tropic biasanya menghasilkan hijauan yang melimpah pada musim hujan,

pada saat sesudah itu tunas tanaman biji tumbuh dan berkembang dengan baik dan

cepat.

B. Tujuan dan kegunaan praktikum

Adapun tujuan dan kegunaan praktuikum antara lain :

1. Tujuan praktikum

a. Agar mahasiswa dapat mengetahui pengertian kapasitas daya tampung

padang pengembalaan.

b. Agar mahasiswa dapat mengetahui hal – hal yang perlu diperhatikan dalam

memperhitungan kapasitas daya tampung.

2. Kegunaan praktikum

a. Dapat megetahui cara pengukuran kapasitas/daya tampung suatu padang

pengembalaan atau kebun rumput

b. Dapat menegtahui cara perhitungan kapasitas/daya tampung

c. Dapat mengetahui jumlah ternak yang dapat dipelihara dalam suatu

padangan setelah melakukan pengukuran kapasitas/daya tampung

Page 3: Laporan Padang Pengembalaan

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Kapasitas tampung adalah kemampuan suatu pastura menampung ternak

tanpa menyebabkan kerusakan pada padang rumput dan ternak. Kapasitas tampung

pastura berbeda-beda karena adanya perbedaan dalam produksi tanah, curah hujan

dan penyebarannya, topografi dan lain-lain. Oleh karena itu setiap pastura sebaiknya

diisi dengan ternak sesuai dengan kemampuannya.

Taksiran kapasitas tampung pastura dapat didasarkan pada jumlah hijauan

yang tersedia. Analisis ini memerlukan pengambilan sejumlah cuplikan (sampel)

karena melakukan pengamatan secara langsung pada setiap bagian pastura akan

menyebabkan inefisiensi. Penentuan letak petak-petak cuplikan dapat dilakukan

dengan metode : Pengacakan, Stratifikasi dan Sistematik. Hal ini sesuai dengan

pendapat Fitter dan Hay (1992) menyatakan bahwa cahaya termasuk faktor 

lingkungan yang penting, karena peranan yang mendasar dari fotosintesis didalam

metabolisme tanaman. Secara fisilogis cahaya mempunyai pengaruh baik lansung

maupun tidak langsung pengaruh pada metabolisme secara langsung melalui

fotosintesis dan secara tidak lansung melalui pertumbuhan dan perkembangan

tanaman.

Menurut pendapat Gardner dkk (1985) menyatakan bahwa setiap spesies

tanaman ternak akan menberikan Respon yang berbeda terhadap tingkat cahaya

yang diterimah. Pada umumnya tanaman C4 mampu  meningkatkan fotosintesis

pada tingkat cahaya matahari penuh,sedangkan C3 telah mencapai kejenuhan

sebelum mencapai matahari penuh.

Penyebaran ternak tidak hanya untuk menambah populasi tetapi merupakan

upaya penyebaran atau pemerataan pemilikan ternak kepad petani kecil, penyebaran

pemilikkan diharapkan dapat memanfaatkan sumber pakan yang tersebar dan tenaga

kerja sisa yang ada pada keluarga petani di pedesaan, khususnya untuk ternak

Page 4: Laporan Padang Pengembalaan

ruminasia, penyebaran ini sekaligus untuk mendorong pemanfaatan tenaga kerja dan

kotoran ternak dalam usaha tani. Potensi lahan untuk setiap daerah berbeda dan

mempunyai faktor pembatas yang berbeda pula, diantaranya keadaan topografi,

iklim, sumber air dan jenis tanaman yang dikembangkan, keadaan ini angat

menetukkan pemilihan daerah pengembangan ternak ruminansia.

Susetyo (1980) menyatakan bahwa komposisi botani suatu padang

pengembalaan tidak selalu konstan karean dipengaruhi musim, kondisi lahan dan

pemanfaatan oleh ternak maupun melalui pemotongan oleh manusia. Gambaran

umum produksi riil optimum padang penggembalaan dapt dicapi apabilah

komponen kacang-kacangan berkisar antara 30-40% bahan kering (Kismono,1979).

Kapasitas tampung mempunyai hubungan ynag erat denga produksi ternak

yang dihasilkan (Humpreys, 1978: Susetyo, 1980). Nitis (1979) menyatakan bahwa

produksi rumput yang tumbuh ditanah sawah, kebun, hutan dan pinggir jalan

berkisar antara 14-15 ton BK/tahun sedangkan pengunaan sekitar 1,5 ton BK/tahun.

Kapasitas tampung ternak ruminansia disuatu wilayah menunjukkan populasi

maksimum suatu jenis ternak ruminansia yang ada diwilayah tersebut selanjutnya

kapasitas tampung ternak dihitung atas dasar ketersediaan dan produktivitas lahan.

Kapasitas tampung disuatu wilayah sangat dipengaruhi oleh iklim, produktivitas

tanah, dan pola pertanian yang dilakukan didaerah tersebut. Menurut Syarief, (1980)

menyatakan bahwa komponen iklim yang terpenting untuk daerah tropik adalah

curah hujan, tinggi rendahnya curah hujan disuatu daerah berpengaruh langsung

terhadap tingkat kesuburan dan pertumbuhan tanaman, bila pertumbuhan tanaman

terganggu maka produksinya terganggu pula

     Tjitrosoedirjo (1983) menyatakan bahwa kompetisi adalah salah satu

corak hubungan antara keadaan lingkungan di sekitarnya yang berinteraksi dan

selanjutnya keadaan lingkungan tersebut akan mempengaruhi pertumbuhan yang

lain. Faktor-faktor yang mempengaruhi kompetisi adalah spesies tanaman,

kepadatan/kerapatan tanam, persaingan cahaya, persaingan air dan persaingan

nutrisi. Menurut Soedomo reksohadiprodjo (1981) bahwa bagi kebanyakan cultivar

Page 5: Laporan Padang Pengembalaan

tanaman, panjang siang hari atau panjang malam hari penting untuk terjadinya

bunga dan adanya reaksi kekuatan untuk berbunga. Stylo merupakan legum yang

tidak tolerant terhadap naungan. Sillar (1967) menujukan bahwa pengurangan

sampai legum hanya mengalami 0.74 % dari panjang siang  hari menurunkan

pertumbuhan tunas sebanyak 47 %, sedangkan naungan sampai menyebabkan

peguragan panjang siang hari sampai hanya 0,38 % akan menyebabkan kematian

sebanyak 33%.

Page 6: Laporan Padang Pengembalaan

BAB III

MATERI DAN METODE

A. Waktu dan Tempat

Adapun waktu dan tempat dilaksanaakannya praktikum kali ini adalah

sebagai berikut :

Hari, Tanggal : Sabtu, Juni 2013

Waktu : 14.00-16.00 WIB

Tempat : Dinas Peternakan Dan Kesehatan Hewan BIB Banyumulek,

Lombok Barat

B. Materi

Alat

Adapun alat yang digunakan pada praktikum ini yaitu:

- Sabit

- Timbangan kue (5 kg)

- Plastik kantungan

- Bambu (1 meter)

- Tali rapia

Bahan :

- Rumput di BIB Banyumulek yang terdidiri dari :

1. Rumput lapangan

2. Starr grass

3. Setaria

4. Paspalum glikatulum

5. Panicum maksimum

Page 7: Laporan Padang Pengembalaan

C. Metode

Adapun cara kerja dari praktikum menghitung kapasitas tampung dari suatu areal

penggembalaan/kebun rumput yaitu:

1. Pertama – tama dibuat persegi panjang pada masing – masing jenis rumput

dengan bentuk segi empat dengann ukuran 1 m x 1 m atau kelilingnya adalah

4 m

2. Setelah itu setelah ukuran sudah past baru kemudian digunakan bambu untuk

pancang agar ukuran tidak berubah lagi.

3. Barulah kita menyabit rumput yang ada pada garis yang sudah di batasi

dengan tali rapiah.

4. Proses penyabitan harus sampai habis guna untuk mempermuda cara hitung

daya tampung pakan.

5. Setelah itu rumput yang sudah disabit dimasukan kedalam tas plasitik dan

baru kemidian ditimbang dengan menggunakan timbangan kue.

6. Hasil penimbangan kemudian dicatat dan melakukan pengambilan sample

lain.

7. Pengambilan sample lain sama juga dengan cara – cara diatas.

8. Pengambilan sample sebanyak lima ( 5 ) kali.

Page 8: Laporan Padang Pengembalaan

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Praktikum

Adapun hasil praktikum yang dapat kita proleh dari praktikum kali ini adalah :

a. Luas kebun rumput di BIB banyu muleq : 7 hektar

b. Jenis hijauan/rumput yang terdapat di BIB banyu muleq antara lain :

1. Pennisetum purpereum (rumput gajah)

2. King grass (rumput raja)

3. Panicum maximum

4. Paspalum plicatulum

5. Paspalum dilatatum

6. Setaria spaselata

7. Star grass

8. Brachiaria decumbens (rumput signal)

9. Bracharia ruziziensis

10. Brachiaria mutica

11. Brachiaria humidicola

12. Chloris gayana (rumput rhodes)

13. Euchaleana mexicana

c. Jumlah ternak yang dipelihara:

Sapi Bali : -Dewasa = 23 ekor

Dara = -

Pedet = 16 ekor

Sapi Perah : - Dewasa = 11 ekor

Dara = 3 ekor

Page 9: Laporan Padang Pengembalaan

Pedet = 2 ekor

Sapi Brangus: - Dewasa = 2 ekor

Dara = -

Pedet = -

Jumlah keseluruahan = 57 ekor

Dimana terdiri dari Dewasa = 36 ekor; Dara= 3 ekor; Pedet = 19 ekor

d. Kondisi ternak = sehat (gemuk)

Tabel pengambilan cuplikan pada lahan/tempat sampel

No. Cuplikan Nama rumput Berat (Kg)

1 Cuplikan 1 Lapangan 1,365

2 Cuplikan 2 Star grass 1,325

3 Cuplikan 3 Setaria spaselata 2,32

4 Cuplikan 4 Paspalum plicatum 3,325

5 Cuplikan 5 Panicum maximum 3,165

Rata-rata 2,3

Adapun hasil pengukuran yang ddidapatkan dari praktikum di BIB banyu muleq :

1. Pengukuran Daya Tampung (DT)

Diketahui :

Hasil cuplikan rumput = 2,3 kg

Produksi rumput/ha = 10.000 m² x 2,3 kg = 23.000 kg/ha (A)

PUF = 40 % (B)

% cover = 90 % (C)

Kebutuhan ternak/bln = 30 kg x 30 hari = 900 kg (D)

DT = A x B x C = 23.000 kg/ha x 0,4 x 0,9

D 900 kg

= 8280 = 9,2 = 9 ekor ternak/ bulan/ha

900

Page 10: Laporan Padang Pengembalaan

Luas kebun rumput/ ekor = 7 hektar

9 ekor

= 0,77 ha/ekor/bln

= 7700 m²/ekor/bln

Jadi dapat diketahui bahwa daya tampung kebun rumput yang luasnya 7 hektar di BIB

Banyumulek adalah seluas 0,77 ha/ekor/bln atau 7700 m²/ekor/bln.

2. Menghitung Periode Stay/Merumput dan Resh/Istirahat

Diketahui:

Hasil cuplikan = 2,3 Kg

PUF = 40 %

Maka, produksi/m² = 40 x 2,3 kg = 0,92 kg/ha

100

produksi/ha = 0,92 x 10.000 = 9.200 kg/ha

Jadi produksi hijauan/rumput setelah periode merumput dan istirahat adalah

sebesar 9.200 kg/ha

3. Menghitung Luas Lahan per Tahun (Voisin, 1959)

Adapun rumus yang digunakan:

( Y - 1 ) . s = r

kembali adalah 10 Keterangan :

Y = Jumlah satuan luas tanah terendah yang dibutuhkan seekor

ternak per tahun terhadap kebutuhan per bulan

Page 11: Laporan Padang Pengembalaan

s = stay (periode merumput di setiap luasan tanah selama 30

hari)

r = rest (periode padang penggembalaan diistirahatkan untuk

menjamin pertumbuhan minggu atau 70 hari).

Jadi: ( Y – 1) . s = r

(Y – 1).30 = 70

30Y – 30 = 70

30Y = 70+30

30Y = 100

Y = 100 = 3,3 luas lahan/bulan

30

Kebutuhan 1 ekor ternak/hari = 30 kg

Kebutuhan 1 ekor ternak/bulan = Keb. Per hari x 30 hari (1 bln)

Periode stay dan rest

= 30 kg x 30 hr = 900 kg

9.200 kg/ha 9.200 kg/ha

= 0,09 ha/ekor/bln

Kebutuhan 1 ekor ternak/tahun = Kebutuhan 1 ekor ternak/bulan xY

= 0,09 x 3,3 = 0,297 ha/ekor/tahun.

Page 12: Laporan Padang Pengembalaan

B. Pembahasan

Luas lahan di Banyu Muleq yang dihitung kapasitas tampung ternaknya

adalah 7 ha. Metode pengambilan sampel produksi hijauan

ternak berdasarkan petunjuk Hall (1964) yang dikutip Susetyo (1980) dalam

Koddang dkk (1994), yaitu dengan menggunakan kuadran dijatuhkan secara acak

dipadang penggembalaan, dengan luas kuadran 1m x 1m.

Hijauan di dalam kuadran dipotong sedekat mungkin dari permukaan

tanah yakni ± 5cm dari permukaan tanah, kemudian hijauan hasil pemotongan

dimasukkan ke dalam plastik untuk ditimbang, pengambilan sampel ke-1 sampai

ke-10 dilakukan dengan teknik yang sama. Saat penimbangan sampel masing-

masing kuadran dipisahkan antara jenis rumput dan legumnya.

Berdasarkan dari 5 kali pengambilan sampel jumlah hijauan makanan ternak

yang terdapat pada BIB Banyu mulek tersebut diperoleh rata-rata 2.3 kg rumput.

Dengan produksi hijauan/m2 adalah untuk rumput lapangan rata 1.356 Kg, stars grass

1.325 Kg,setari plasenta 2.32 Kg, paspalum plicatulum 3.325, panicum maksimum

3.165 Kg. dari ke lima pengambilan sempel tersebut tidak ada yang berbeda caranya

sama semua. Dan dari data yang di peroleh setelah hasil perhitungan di dapatkan

bahwa luas daya tampung kebun rumput yang luasnya 7 hektar di BIB Banyumulek

adalah seluas 0,77 ha/ekor/bln atau 7700 m²/ekor/bln.

Page 13: Laporan Padang Pengembalaan

BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Adapun kesimpulan yang dapat di ambil dari peraktikum kali ini adalah

1. Pada peraktikum kali ini sempel yang digunakan adalah berupa rumput

lapangan, star garass panicum maksimum, paspalum plicatulum, dan setaria

spaselata.

2. Yang di hitung adalah berupa :

a. Pengukuran daya tampung

b. Menghitung Periode Stay/Merumput dan Resh/Istirahat

c. Menghitung Luas Lahan per Tahun

3. Jumlah ternak 57 ekor diman terdiri dari Dewasa = 36 ekor; Dara= 3 ekor;

Pedet = 19 ekor.

4. Macam – macam jenis rumput yang terdapat pada BIB Banyu Mulek anatara

lain : Pennisetum purpereum (rumput gajah), King grass (rumput raja),

Panicum maximum, Paspalum plicatulum, Paspalum dilatatum,,Setaria

spaselata , Star grass,Brachiaria decumbens (rumput signal), Bracharia

ruziziensis, Brachiaria mutica, Brachiaria humidicola, Chloris gayana (rumput

rhodes), dan nuchaleana mexicana

B. Saran

Adapun saran yang saya berikan kepada para pembimbing agar peraktikum dapat

jalan dengan baik adalah ;

1. Untuk peraktikum diharapkan agar pelaksanaannya dapat dilakukan sesegera

mungkin berhubungan dengan waktu semester yang sudah mulai berjalan.

Page 14: Laporan Padang Pengembalaan

DAFTAR PUSTAKA

Aboenawan, L. 1991. Pertambahan berat badan, konsumsi ransum dan total digestible nutrien (TDN) pellet isi rumen dibanding pellet rumput pada domba jantan. Laporan Penelitian. Fakultas Peternakan, Institut Pertanian Bogor, Bogor.

Departemen Pertanian. 2009. Pedoman Teknis Perluasan Areal Padang Penggembalaan TA.2009. http://pla.deptan.go.id./pdf/07 PEDOMAN PADANG GEMBALAa.pdf.  Diakses tanggal 11juli 2013, pukul 19.28 WIB

Humpreys, L.R. 1978. Pasture Species Nutritive and management. In Acaurse manual in tropical Pasture Science. Australia Vice chancellors committee. Watson ferguson and Co, ltd. Brisbane.

Kismono, L. 1979. Pasture Establishment. Fakultas peternakan IPB. Bogor Reksohadiprodjo, S. 1985. Produksi Tanaman Hijauan Makanan Ternak Tropik. BPFE.

Yogyakarta. Susetyo, I. Kismono dan B. Suwardi. 1981. Hijauan Makanan Ternak. Direktorat Jenderal

Peternakan. Departemen Pertanian. Jakarta

Page 15: Laporan Padang Pengembalaan

LAPORAN PRAKTIKUM

TATA LAKSANA PADANG PENGEMBALAAN DAN

PASTURE

DISUSUN OLEH :

NAMA : HASRUL NUGRAHA

NIM : B1D 010 072

KELA : A

KELOMPOK : VI ( ENAM )

FAKULTAS PETERNAKAN

UNIVERSITAS MATARAM

2013

Page 16: Laporan Padang Pengembalaan

KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas berkat rahmat dan

karunianya sehingga saya mampu menyelesaikan tugas akhir laporan praktikum ini.

Dalam pengerjaan ini tentu banyak sekali rintangan atau masalah yang saya hadapi

tapi dengan kesabaran dan ketabahan saya dapat menyelesaikannya dengan baik

serta dengan bantuan konsultasi sesama teman juga.

Demikian juga dalam penulisan laporan praktikum padang pengembalaan

dan pasture ini banyak sekali kesalahan atau kalimat - kalimat yang salah oleh

karena itu kiranya pembaca mohon untuk dimaafkan. Karena tiada satupun manusia

yang tidak mempunyai kesalahan ataupun kehilafan. Mudah – mudahan dengan

penulisan laporan ini dapat berguna tentunya bagi saya sendiri ataupun mahasiswa

lain pada umumnya.

15 juli 2013

Penulis