Laporan P2

64
PEMICU Seorang pasien laki-laki usi 56 tahun datang dengan keluhan lumpuh di kaki dan tangan kirinya. Mulut pasien tertarik ke sisi kiri dan mata sebelah kanan tidak dapat dipejamkan. Refleks bisep dan refleks patella positif. (+++) KLARIFIKASI DAN DEFINISI A. Refleks bisep : kontraksi otot bisep lengan pada waktu tendonnya diketuk. (Dorland) B. Refleks patella : kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi tungkai bila lutuk diketuk. (Dorland) C. Refleks +++ : menunjukkan hilangnya kendali modifikasi dari traktus kortikospinal. (Adams, Diagnosis Fisik) D. Gangguan respon terhadap rangsangan yang ditandai dengan peningkatan refleks. E. Lumpuh : kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot. (Dorland)

description

1

Transcript of Laporan P2

PEMICUSeorang pasien laki-laki usi 56 tahun datang dengan keluhan lumpuh di kaki dan tangan kirinya. Mulut pasien tertarik ke sisi kiri dan mata sebelah kanan tidak dapat dipejamkan. Refleks bisep dan refleks patella positif. (+++)

KLARIFIKASI DAN DEFINISIA. Refleks bisep : kontraksi otot bisep lengan pada waktu tendonnya diketuk. (Dorland)B. Refleks patella : kontraksi otot kuadrisep dan ekstensi tungkai bila lutuk diketuk. (Dorland) C. Refleks +++ : menunjukkan hilangnya kendali modifikasi dari traktus kortikospinal. (Adams, Diagnosis Fisik)D. Gangguan respon terhadap rangsangan yang ditandai dengan peningkatan refleks. E. Lumpuh : kehilangan atau gangguan fungsi motorik pada suatu bagian akibat lesi pada mekanisme saraf atau otot. (Dorland)

RUMUSAN MASALAHApa penyebab kelainan yang dialami oleh pasien tersebut ?

ANALISIS MASALAH

HIPOTESIS Penyebab kelainan yang dialami pasien adalah lesi di batang otak.

LEARNING ISSUESA. Neuroanatomi1. Traktus kortikospinalis2. Area sensorik3. Area motorikB. ReseptorC. Jaras-Jaras1. Ascenden2. Descenden3. UMN dan LMND. Lesi Bagian Saraf dan Penyebabnya1. Vaskular 2. Infeksi3. Nutrisi4. TraumaE. Pemeriksaan NeurologiF. Neurofisiologi reflexG. Tipe kelainan wajah

PEMBAHASAN1. Anatomi otak dan medulla spinalis

a. Cerebrum

Cerebrum adalah bagian terbesar dari otak dan terdiri dari 2 hemisperium yang di hubungkan oleh masa substansi alba yang disebut corpus callosum.Setiap hemisfer terbentang dari os frontale sampai ke os occipital diantara frosaa krani interior, media dan posterior di atas tentorium cerebella.Hemisfer dipisahkan oleh sebuah celah dalam yaitu fissa longitudalis cerebri.Lapisan permukaan hemisper cerebri disebut cortex dan di susun oleh substansia grisea.Cortex cerebri yang berlipat-lipat disebut giry yang di pisahkan oleh fissure.Dengan cara demikian permukaan cortex bertambah luas. Sejumlah sulcus yang besar membagi permukaan setiasp hemisfer dalam lobus-lobus.Lobus frontalis terletak di depan sulcus central dan di atas sulcus lateral.Lobus parietal terletak di belakang sulcus central dan di antara sulcus lateralis.Lobus occipital terletak di bawah sulcus parietoccipital . Dibawah sulcus lateral terdapat lobus temporalGyrus presentralis terletak tepat anterior terhadap sulcus lateral dan dikenal sebagai area motoris .Pada area motoris tubuh dipresentasikan dalam posisi terbalik .sel sel saraf yang mengatur gerakan kaki berlokasi di bagian atas, sedangkan yang mengatur gerakan wajah dan tangan terletak di bagian bawah.Gyrus postcentralis terletak tepat depan posterior terhadap sulcus sentral dikenal sebagai area sensoris .Sel-sel saraf kecil di dalam daerah ini menerima dan mengintervasikan sensasi nyeri , suhu, raba ,tekan dari sisi tubuh kontralateralGyrus temporalis superior terletak tepat di bawah sulcus lateralis.bagian tengah gyrus menerima dan mengintervasikan suara dan di kenal sebagai area auditiva.Area broca dan area bicara motoris terletak tepat di atas sulcus lateral.Area ini mengatur gerakan bicara.Area visual terletak pada polus posterior dan aspek medial hemisperium serebri di daerah sulcus calcarinus.Area ini merupakan area penerima kesan visual.Rongga yang terdapat dalam hemisphere serebri disebut ventriculus lateralis .Ventriculus lateral berhubungan dengan ventriculus tertius melalui foramina interventricularis.b. Diensepalon

Diensepalon hampir seluruhnya tertutup dari permukaan otak terdiri atas thalamus di dorsal dan hypothalamus di ventral. Talamus adalah masa sunstansia griseria besar yang terletak di kanan dan kiri ventriculus tertius. Thalamus merupakan stasiun peratara besar untuk jaras sensori aferen menuju cortex cerebri.Hypotalamus membentuk bagian bawah dinding lateral dan dasar ventriculus tertius.Struktur-struktur berikut ini terdapat di dasar ventriculus tertius dari depan-belakang.

c. Mesensepalon

Mesensepalon adalah bagian sempit otak yang berjalan melewati insicura tertorii dan menghubungkan otak depan dan otak belakang.Mesensepalon terdiri dari 2 belahan lateral yang disebut pedinculus cerebri.Masing-masing di bagi dalam pars anterior yaitu crus serebri dan bagian posterior yaitu tegmentum oleh sebuah pita substansia grisea berpigmen yang disebut sunstansia nigra.Rongga sempit mesensepalon disubut aquaductus serebri yang menghubungkan ventriculus tertius dengan ventriculus quartus. Tectum adalah bagian mesensepalon yang terletak posterior terhadap aquaductus serebri .Tectum mempunyai empat tonjolan kecil yaitu dua colliculus superior dan dua colliculus inferior. Colliculus ini terletak profunda di antara serebellum dan hemisperium cerebri.Corpus pineale adalah sebuah kele3njar kecil yang terletak di antara colliculus superior. Kelenjar tersebut melekat melalui sebuah tangkai pada dinding posterior ventriculus tertius.

d. Otak BelakangPons terletak pada permukaan anterior serebellum di bawah mesensepalon dan di atas medulla oblongata. Pons juga mengandung serabut-serabut ascendent dan decendent yang menghubungkan otak depan,mesensepalon, dan medulla spinalis.beberapa sel saraf di dalam pons berfungsi sebagai stasium perantara sedangkan yang lain memebentuk inti saraf otak.Medulla oblongata berbentuk kerucut dan menghubungkan pons di atas dengan medulla spinalis dibawah. Fissura mediana terdapat pada permukaan anterior medulla, dan pada setiap sisi terdapat benjolan yang disebuy pyramis.Posterior terhadap piramis terdapat olive yang merupakan elevasi lonjong yang di temukan oleh nucleus olivarius yang terdapat di bawahnya.Cerebellum terletak di dalam fossa crania posterior di bawah tentorium serebelli.serebellum terletak posterior terhadsap pons dan medulla oblongata.Terdiri dari dua hemisper yang menghubungkan oleh bagian tengah yang disebut vermis.Serebellum di hubungkan dengan mesensepalon melalui pedunculus cerebellaris superior dengan pons oleh pedunculus cerebellaris medius dan dengan medulla oblongata di hubungkan oleh pedunculus cerebellaris inferior.Lapisan permukaan tiap hemisphere cerebella disebut cortex. Terdiri dari sunstansi grisea.Cortex cerebella berlipat lipat disebut folia yang dipisahkan oleh fissure transversa yang tersusun rapat.Kelompok mssa sunstansia griseria tertentu di dapatka didalam cerebellum tertanam dalam substansia alba.Yang terbesar dikenal sebagai nucleus dentatus.Cerebellum berperan penting dalam mengendalikan tonus otot dan mengkoordinasikan gerak otot pada sisi tubuh yang sama.Rongga di dalam otak belakang adalah ventriculus quartus, rongga ini di batasi di depan oleh pons dan medulla oblongata , di belakang oleh vellum medullare superis dan inferius serta serebellum .Ventriculus quartus berhubungan ke atas dengan ventriculus tertius melalui aquaductus serebri, dan kebawah berlanjut sebagai canalis central medulla spinalis .Juga berhubungan dengan spartium subrachnoideum melalui tiga lubang di bagian bawah atap satu lubang di medial dan satu lubang di lateral.

e. Medulla Spinalis

Medulla spinalis merupakan suatu struktur lanjutan tunggal yang memanjang dari medulla oblongata melalui foramen magnum dan terus ke bawah melalui kolumna vertebralis sampai setinggi vertebra lumbalis pertama orang dewasa .Medulla spinalis terbagi menjadi 31 segmen yang menjadi tempat asal dari 31 pasang saraf spinal.Segmen-segmen tersebut di beri nama sesuai dengan vertebra tempat keluarnya radiks saraf yang bersangkutan sehingga medulla spinalis di bagi menjadi bagian servikal torakal, lumbal dan sacral.Secara anatomi PNS dibagi menjadi 31 pasang saraf spinal dan 12 pasang saraf cranial.Saraf perifer terdiri dari neuron-neuron yang menerima pesan pesan neural sensori yang menuju ke SSP atau menerima pesan-pesan neural motorik dari SSP atau keduanya.Saraf spinal menghantarkan pesan-pesan aferen maupun pesan-pesan eferen dan dengan demikian saraf spinal dinamakan saraf campuran .Saraf cranial berasal dari bagian permukaan otak. Lima pasang merupakan saraf motorik ,tiga pasang merupakan saraf sensorik,dan empat pasang saraf campuran.Secara fungsional PNS di bagi menjadi saraf simpatis dan system saraf otonom.Fungsi medulla spinalis sebagai pusat reflex spinal dan juga sebagai jaras konduksi impuls dari atau ke otak. Medulla spinalis terdiri dari substansia alba dengan bangian dalam substansia griseria Substansia alba berfungsi sebagai jaras konduksi impuls aferen dan eferen antara berbagai tingkat medulla spinalis dan otak.Sunstansi griseria merupakan tempat integrasi reflex-refleks spinal.Pada penampang melintang substansia griseria tampak menyerupai huruf H capital .Kedua kaki H yang menjulur ke bagian depan depan tubuh disebut kornu anterior sedangkan kedua kaki belakang dinamakan kornu posterior.Substansia griseria juga mengandung neuron-neuron internunsial atau neuron asosiasi , serabut aferen dan eferen system saraf otonom sera akson-akson yang berasal dari berbagai tingkat SSP.\

f. Traktus KortikospinalisSerabut traktus kortikospinalis muncul sebagai sel pyramidal yang terletak di lapisan kelima korteks cerebri. Sekitar sepertiga serabut ini berasal dari korteks motorik primer, sepertiga dari korteks motorik sekunder, dan sepertiga dari lobus parietalis.Serabut-serabut descendens mengumpul di corona radiate, kemudian berjalan melalui crus posterius capsula interna. Di sini serabut ditata sedemikian rupa sehingga yang terletak sangat dekat dengan genu yang mengurus bagian servikal tubuh, sedangkan yang terletak lebih posterior mengontrol ekstremitas inferior. Selanjutnya traktus ini melanjutkan perjalanan melalui tiga per lima bagian medial basis pedunculimesensephalon. Di sini serabut yang mengurusi bagian servikal tubuh terletak di sebelah medial, sedangkan yang mengendalikan tungkai terletak di sebelah lateral. Saat memasuki pons traktus terbagi menjadi banyak berkas oleh serabut pontocerebellaris transversal. Di dalam medulla oblongata, berkas membentuk kelompok di sepanjang tepi anterior dan membentuk benjolan yang disebut pyramid. Pada pertemuan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, hamper semua serabut menyilang garis tengah pada decussatio pyramidum dan masuk ke kolomna alba lateralis medulla spinalis untuk membentuk traktus kortikospinalis lateralis. Sisa serabutnya tidak menyilang di decussatio pyramidum, tetapi berjalan turun di dalam columna alba anterior medulla spinalis sebagai traktus corticospinalis anterior. Serabut-serabut ini akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir pada columna grisea anterior medulla spinalis segmen servikal dan toracicae atas. Traktus kortikospinalis turun di sepanjang medulla spinalis, serabut berakhir di columna grisea anterior semua segmen medulla spinalis. Sebagian besar serabut traktus kortikospinalis bersinaps dengan neuron internunsial, kemudian bersinaps dengan neuron motorik alfa dan beberapa dengan neuron motorik gamma. Hanya serabut kortikospinalis yang paling besar yang langsung bersinaps dengan neuron motorik.

2. ReseptorReseptor adalah organ sensorik khusus yang mampu mencatat perubahan tertentu di dalam organism dan sekitarnya serta menghantarkan rangsangan ini sebagai impuls. Reseptor adalah organ akhir dari serat saraf aferen. Menurut fungsinya reseptor dapat dibagi menjadi:1. EktoreseptorBertugas memberitahu tubuh apa yang sedang terjadi pada lingkungan sekelilingnya.2. TeleseptorBertugas mencatat rangsangan yang berasal dari lingkungan lebih jauh seperti pada mata dan telinga.3. ProprioseptorMember informasi tentang posisi dan pergerakan kepala pada ruangan, tekanan pada otot dan tendon, posisi sendi, kekuatan otot, dan gerakan serta posisi tubuh lain. Misalnya reseptor dalam labirin. 4. Enteroseptor dan viseroseptorBertugas member laporan tentang peristiwa-peristiwa yang berlangsung dalam organisme, yaitu osmoreseptor, kemoreseptor, baroseptor, dan lainnya. Supaya berbagai reseptor dapat bereaksi, maka dibutuhkan rangsangan yang cukup.

Menurut letaknya, reseptor dapat dibagi menjadi:1. Reseptor kulitReseptor kulit dibagi menjadi mekanoseptor (raba, tekan), termoseptor (dingin, panas), dan nosiseptor (nyeri). Reseptor-reseptor ini sangat banyak jumlahnya di kulit, terutama di antara epidermis dan jaringan ikat. Akibatnya, kulit dapat dilihat sebagai organ sensorik yang menutupi semua permukaan tubuh. Reseptor kulit terdiri dari dua kelompok besar, yaitu: ujung saraf bebas dan organ akhir yang berkapsul.Ujung saraf bebas terdapat di ruangan antara sel-sel epidermis dan antara struktur-struktur yang berasal dari neural, seperti menisci taktil Merkel (menisci tactus). Ujung saraf bebas terdapat hampir pada seluruh permukaan tubuh dan menghantarkan impuls nyeri serta suhu yang dihasilkan oleh cedera sel. Menisci tactil terutama terletak pada ujung jari dan bereaksi secara sentuhan aktif atau secara pasif pada waktu disentuh. Cuffs rambut mengambil posisi tengah. Ditemukan di daerah kulit yang berambut, dan menghantarkan rangsangan raba. Korpuskel raba dari Meissner (corpuscular tactus) hanya ditemukan pada kulit yang tak berambut, seperti pada telapak tangan dan telapak kaki (seperti jugs pada bibir, ujung lidah dan mukosa genital). Daerah-daerah ini sangat sensitive terhadap rasa raba aktif dan pasif. Korpuskel lamellar vater Paccini (corpuscular lamellose) terletak pada lapisan kulit yang lebih dalam, terutama antara kutis dan subkutis, dan menghantarkan sensasi tekanan. Korpuskel Krause (corpuscular bulboida) dianggap sebagai reseptor dingin, dan korpuskel Ruffini (corpucsula lamelossa) adalah reseptor panas.2. Reseptor ototKelompok reseptor ini terdiri dari reseptor-reseptor yang terletak pada jaringan tubuh yang lebih dalam: pada otot, tendon, fasia, dan sendi. Reseptor otot terdiri dari beberapa jenis, yang paling penting adalah gelendong otot, yang bereaksi terhadap regangan pasif dari otot dan bertanggung jawab terhadap reflex regangan atau miotaktik. Gelendong otot itu sangat tipis, dibungkus oleh selapis jaringan ikat dan terletak di antara serat otot lurik dan otot rangka. Gelendong ini mengandung tiga sampai sepuluh serat otot lurik yang sangat tipis, dan disebut serat otot intrafusal (fusus berarti gelendong), sebaliknya adalah serat ekstrafusal lain. Ujung kutub kapsul jaringan ikat gelendong otot berakhir terfiksir pada stroma jaringan ikat difus yang memasuki serat, fasikulus dan seluruh otot. Dengan cara ini, gelendong ikut serta dalam pergerakan otot. Serat aferen, ujung anulospiral atau ujung primer, melingkari bagian tengah gelendong otot. Serat-serat ini mempunyai selubung myelin yang sangat tebal dan termasuk kelompok serat konduksi yang tercepat, sehingga disebut serat Ia. Bagian ekuator, nonkontraktil dari gelendong, mengandung 40 sampai 50 nukleus, sehingga disebut serat kantong nuclear. Melekat padanya adalah serat rantai nuclear, yang masing-masing mengandung barisan nuclei individual. Organ tendon Golgi adalah ujung saraf yang halus dari cabang serat saraf bermielin yang tebbal yang terbungkus di sekeliling kelompok serat tendon kolagen. Organ dikelilingi oleh kapsul jaringan ikat, terletak pada daerah perbatasan antara tendon dan otot, dan tersusun secara seri dengan serat otot. Seperti gelendong otot, organ bereaksi terhadap rangsangan regangan (tegangan), nilai ambang rangsangnya lebih tinggi. Selain gelendong otot dan organ tendon Golgi, masih ada jenis reseptor lain pada daerah ini yang menghantarkan tekanan, nyeri, dan rangsangan lain, misalnya korpuskel lamellar Vater-Paccini, korpuskel Golgi-Mazzoni, dan ujung saraf terminal.Semua reseptor ini yang terletak pada kulit dan jaringan yang lebih dalam, melekat pada kolateral akson. Beberapa kolateral akson bergabung menjadi akson (neuron) sensorik. Setiap rangsangan pada kulit, mengaktivasi tidak hanya satu, tetapi beberapa jenis reseptor. Jumlah total rangsangan dihantarkan ke organ sentral sebagai impuls dengan kecepatan yang bervariasi.Korpuskel terminal yang berkapsul dan lebih berdiferensiasi, tampaknya menghantarkan kualitas epikritik, seperti raba halus, diskriminasi, getaran dan tekanan. Ujung saraf bebas mungkin bertanggung jawab untuk penghantaran kualitas protopatik, seperti perbedaan nyeri atau suhu.Reseptor merupakan ujung perifer dari serat saraf aferen, yang merupakan proses perifer dari neuron ganglion spinalis pseudounipolar.Setiap neuron dari ganglion memberikan sebuah akson pendek yang segera bercabang seperti T. Satu cabang menuju ke perifer, berganbung dengan reseptor. Cabang yang lain berhubungan melalui radiks posterior dengan medulla spinalis, di mana cabang ini berjalan ke arah yang berbeda, tergantung kualitas impuls sensorik yang dibawanya.3. Jaras-Jarasa. JARAS NYERI DAN SUHUTRACTUS SPINOTHALAMICUS LATERALISAkson-akson yang masuk ke dalam medulla spinalis dari ganglion radiks posterior langsung menuju ujung columna grisea posterior dan terbagi menjadi cabang asendens dan descendens. Cabang-cabang tersebut berjalan dengan jarak satu atau dua segmen medulla spinalis dan membentuk tractus posterolateral Lissauer. Serabut-serabut neuron tingkat pertama ini berakhir dengan menbentuk sinaps dengan sel-sel di dalam columna grisea posterior, termasuk sel-sel di dalam substansia gelatinosa. Substansi P, yaitu suatu peptide yang diduga merupakan neurotransmitter pada sinaps-sinaps ini. Selanjutnya, akson-akson neuron tingkat kedua menyilang secara oblik menujuj sisi kontralateral di substansia grisea anterior dan commissura alba dalam satu segmen medulla spinalis, naik di dalam columna alba kontralateral sebagai tractus spinothalamicus lateralis. Tractus spinothalamicus lateralis terletak di medial tractus spinocebellaris anterior. Ketika tractus spinothalamicus lateralis naik melalui medulla spinalis, terjadi penambahan serabut-serabut baru di aspek anteromedial tractus ini sehingga di dalam segmen cervicalis atas medulla spinalis serabut-serabut sacralis terletak di lateral dan segmen cervicalis di medial. Serabut-serabut yang membawa sensasi nyeri terletak sedikit anterior dari serabut-serabut yang membawa sensasi suhu. Ketika tractus spinothalamicus lateralis naik melalui medulla oblongata, tractus ini terletak dekat permukaan lateral serta di antara nucleus olivarius inferior dan nucleus tractus spinalis nervus trigeminus. Di sini, tractus spinothalamicus anterior dan tractus spinotectalis, ketiganya bersama-sama akan membentuk lemniscus spinalis. Lemniscus spinalis terus berjalan ke atas melalui bagian posterior pons. Di dalam mesencephalon, lemniscus terletak dalam tegmentum di lateral lemnicus medialis. Banyak serabut tractus spinothalamicus lateralis berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di dalam nucleus ventroposterolateralis thalami. Hal ini diduga bahwa di sini terjadi apresiasi sensasi nyeri dan suhu serta dimulainya reaksi emosional.Akson-akson neuron tingkat ketiga di dalam nucleus ventroposterolateral thalami berjalan melalui crus posterius capsula interna dan corona radiate untuk mencapai area somesthesia di gyrus paracentralis posterior cortex cerebri. Setengah bagian contralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan mulut terletak di inferior serta tungkai terletak di superior, serta kaki dan regio anorectalis pada permukaan medial hemisperium. Dari sini, informasi diteruskan ke area-area lain di cortex serebri untuk digunakan oleh area motorik dan asosiasi parietalis. Peran cortex cerebri adalah menginterpretasikan kualitas informasi sensorik pada tingkat kesadaran.

b. JARAS RABA DAN TEKANAN RINGAN (KASAR) TRACTUS SPINOTHALAMICUS ANTERIORAkson-akson memasuki medulla spinalis melalui ganglion radiks posterior dan menuju ujung columna grisea posterior, kemudian terbagi dua menjadi cabang asendens dan descendens . cabang-cabang ini berjalan sejauh satu atau dua segmen medulla spinalis dan memberikan kontribusi pada tractus posterolateral Lissauer. Serabut neuron tingkat pertama ini diduga berakhir dengan bersinaps pada sel-sel di dalam kelompok substansia gelatinosa columna grisea posterior.Selanjutnya akson-akson neuron tingkat kedua menyilang dengan sangat oblik ke sisi kontralateral di substansia grisea anterior dan comissura alba dalam beberapa segmen medulla spinalis, dan naik di dalam columna alba anterolateral sisi kontralateral sebagai tractus spinothalamicus anterior. Saat tractus spinothalamicus anterior naik melalui medulla spinalis terjadi penambahan serabut-serabut baru pada sisi aspek medial tractus ini sehingga pada segmen cervicalis atas medulla spinalis serabut sacralis terketak paling lateral dan segmen servicalis paling medial.Ketika tractus spinothalamicus anterior naik melalui medulla oblongata, tractus ini diikuti oleh tractus spinothalamicus lateralis dan tractus spinotectalis yang secara bersama-sama membentuk lemniscus spinalis.Lemniscus spinalis terus naik ke bagian posterior pons, serta tegmentum medulla spinalis dan serabut-serabut tractus spinothalamicus anterior berakhir dan membentuks sinaps dengan neuron tingkat ketiga di nucleus ventroposterolateral thalami. Rasa raba dan tekan diyakini dapat diapresiasikan di sini. Selanjutnya akson-akson neuron tingkat ketiga pada nucleus ventroposterolateral thalami berjalan melalui crus posterius capsula interna dan corona radiata untuk mencapai area somestesia di gyrus postcentralis cortex cererbri.setengah bagian contralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan mulut terletak pada bagian inferior.c. DISKRIMINASI RABA, SENSASI GETAR, DAN SENSASI SADAR SENDI OTOTCOLUMNA ALBA POSTERIOR: FASCICULUS GRACILIS DAN FASCICULUS CUNEATUS Akson-akson masuk ke medulla spinalis dari ganglion radix posterior di sisi yang sama. Di sini serabut bercabang menjadi cabang panjang ascendens dan cabang pendek desendens. Cabang-cabang desedens berjalan ke bawah beberapa segmen yang memberikan cabang-cabang kolateral yang bersinaps dengan sel-sel di cornu grisea posterior, yaitu dengan neuron-neuron internuncial dan sel-sel cornu anterior.Serabut-serabut panjang asendens juga dapat berakhir dengan membentuk sinaps dengan sel-sel di cornu grisea posterior, neuron-neuron internuncial, dan sel-sel di cornu anterior. Banyak serabut panjang ascendens berjalan ke atas di dalam columna alba posterior sebagai fasciculus gracillis dan fasciculus cuneatus. fasciculus gracillis terdapat di sepanjang medulla spinalis dan berisi serabut panjang ascendens dari nervi spinals sacralis, lumbalis, dan 6 thoracicae bagian bawah. Fasciculus cuneatus terletak di sebelah lateral segmen tharacicae atas dan servicalis medulla spinalis dan dipisahkan dari fasciculus gracillis oleh sebuah septum. Fasciculus cuneatus berisi serabut panjang ascendens dari 6 nervi spinales thoracicae bagian atas dan semua nervi spinales servicalis.Serabut fasciculus gracillis dan fasciculus cuneatus berjalan ke atas pada sisi ipsilateral sert a berakhir dan membentuk sinaps dengn neuron tingkat kedua di dalamm nucleus gracillis dan nucleus cuneatus pada medulla oblongata. Akson-akosn neuron tingkat kedua yang disebut serabut arkuata interna berjalan ke anterior medial di sekitar substansia grisea sentralis dan menyilang bidang median, serta saling bersilangan dengan serabut-serabut yang sama dari sisi kontralateral; di decussatio sensorik. Selanjutnya, serabut berjalan ke atas sebagai sebuah berkas padat disebut lemniskus medialis yang melalui medulla oiblongata, pons, dan mesensefalon. Serabut ini berakhir dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga di nucleus ventroposterolateralis talami. Akson-akson neuron tingkat ketiga berjalan melalui krus posterius kapsula interna dan corona radiata. Untuk mencapai area somestesia di gyrus postcentralis korteks serebri. Setengah bagian kontralateral tubuh diwakili secara terbalik, yaitu dengan tangan dan mulut terletak di inferior. Dengan cara ini, maka dapat diapresiasikan kesan rasa raba dengan perbedaan intensitas yang halus, lokalisasi yang tepat, dan diskriminasi dua titik. Sensasi getar dan posisi berbagai bagian tubuh dapat disadari dengan tepat. Serabut-serabut di dalam fasciculus cuneatus dari segmen servicalis dan thoracicae bagian atas, setelah berakhir pada neuron tingkat kedua di nucleus cuneatus, kemudian diteruskan dan berjalan sebagai neuron tingkat kedua untuk memasuki cerebelum melalui pedunculus serebeli inferior sisi yang sama. Jaras ini disebut traktus cuneocereberalis dan serabut-serabutnya disebut vibrae arcuatae externae posteriores. Fungsi serabut saraf ini adalah membawa informasi sensasi sendi otot ke cerebelum.

d. Jaras-jaras descendens1. Pyramidal SystemPyramidal system adalah system yang membawa aktivitas motorik dari gyrus precentral di cortex cerebri ke otot dalam keadaan sadar (voluntary).a) Tractus CorticospinalisSerabut tractus corticospinalis muncul sebagai sel pyramidal yang terletak di lapisan kelima cortex cerebri. Sekitar sepertiga serabut ini berasal dari korteks motorik primer (area 4), sepertiga dari korteks motorik sekunder ( area 6), dan sepertiga dari lobus parietalis (3, 1, dan 2); jadi dua pertiga tractus corticospinalis berasal dari gyrus precentralis dan sepertiga dari gyrus postcentralis.Serabuut-serabut descendens mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus posterior capsula interna. Di sini, serabut ditata sedemikian rupa sehingga yang terleta sangat dekat dengan genu yang mengurus bagian servical tubuh, sedangkan yang terletak lebih ke posterior mengontrol ekstremitas inferior. Selanjutnya, tractus ini melanjutkan perjalanan melalui tiga perlima bagian medial basis pedunculi mesencephalon. Di sini, serabut yang mengurus bagian servical tubuh terletak di sebelah medial, sedangkan yang mengendalikan tungkai terletak di sebelah lateral.Saat memasuki pons, tractus terbagi menjadi banyak berkas oleh serabut pontocerebellaris transversal. Di dalam medulla oblongata, berkas membentuk kelompok di sepanjang tepi anterior dan membentuk benjolan yang disebut pyramid (sehingga diberikan nama lain, tractus pyramidalis). Pada pertemuan antara medulla oblongata dan medulla spinalis, hamper semua serabut menyilang garis tengah pada decussatio pyramidum dan masuk ke columna alba lateralis medulla spinalis untuk membentuk tractus corticospinalis lateralis. Sisa serabutnya tidak menyilang di decussatio pyramidum, tetapi berjalan turun di dalam columna alba anterior medulla spinalis sebagai tractus corticospinalis anterior. Serabut-serabut ini akhirnya menyilang garis tengah dan berakhir pada columna grisea anterior medulla spinalis segmen servical dan thoracicae atas. tractus corticospinalis lateralis berjalan turun di sepanjang medulla spinalis; serabut berakhir di columna grisea anterior semua segmen medulla spinalis.Sebagian besar serabut tractus corticospinal bersinaps dengan neuron internuncial, kemudian bersinaps dengan neuron motorik alfa dan beberapa dengan neuron motori gamma. Hanya serabut corticospinalis yang paling besar yang langsung bersinaps dengan neuron motorik. Tractus corticospinalis bukan merupakan satu-satunya jaras yang mengurus gerakan voluntar. Selain itu, tractus ini membentuk jaras yang meningkatkan kecepatan dan ketangkasan gerakan voluntar sehingga digunakan untuk melakukan gerakan cepat yang tangkas. Kebanyakan gerakan voluntar dasar yang sederhana di mediasi oleh tractus descendens lainnya.Cabang-cabang:1. Cabang-cabang diberikan saat mulai berjalan turun dan kembali ke cortex cerebri untuk menghambat aktivitas daerah-daerah korteks yang berdekatan.2. Cabang-cabang berjalan menuju nucleus caudatus dan nucleus lentiformis, nucleus ruber, nucleus olivarius, dan formation reticularis. Cabang-cabang ini menjaga agara daerah-daerah subcortical tetap mendapatkan informasi mengenai aktivitas motorik cortical. Begitu disiagakan, daerah subcortical dapat bereaksi dan mengirimkan impuls sarafnya sendiri ke neuron motorik alfa dan gamma melalui jaras-jaras descenden lainnya.

b) Tractus CorticobulbarTractus corticobulbar mempunyai fungsi yang sama dengan tractus corticospinal, yaitu untuk mentransmisikan impuls motorik secara langsung dari gyrus precentralis di cortex cerebri ke otot dalam keadaan sadar. Tractus ini berakhir di nucleus motorik pada batang otak. Kebanyakan nucleus motorik di batang otak menerima inervasi bilateral, tetapi beberapa diantaranya menerima impuls dari sisi kontralateral. Contohnya, nucleus motorik nervus VII yang mempersarafi otot wajah di bawah area mata menerima impuls hanya dari sisi kontralateral, dan nucleus motorik nervus XII yang menginervasi otot genioglossus menerima impuls hanya dari sisi kontralateral.

2. Ekstrapyramidal Systema) Tractus Reticulospinalis`di seluruh mesencephalin, pons, dan medulla oblongata terdapat kelompok sel saraf dan serabut saraf yang tersebar, yang secara bersama-sama disebut formation reticularis. Neuron-neuorn ini mengirimkam akson yang kebanyakan tidak menyilang dari pons turun ke medulla spinalis dan membentuk tractus reticulospinalis pontine. Neuron yang serupa mengirimkan akson (baik yang menyilang maupun tidak) dari medulla menuju medulla spinalis dan membentuk tractus reticulospinalis medullaris.Serabut reticulospinalis dari pons turun melalui columna alba anterior, sedangkan serabut dari medulla turun melalui columna alba lateralis. Kedua kelompok serabut ini masuk column aalba anterior medulla spinalis serta dapat mengaktifkan atau menghambat aktivitas neuron motorik alfa dan gamma. Dengan cara ini, tractus reticulospinalis memengaruhi gerakan voluntar dan kativitas reflex. Saat ini, serabut reticulospinalis diduga termausk serabut descendens otonomik. Dengan demikian, tractus reticulospinalis merupakan jaras agar hipotalamus dapat mengatur aliran simpatis dan aliran parasimpatis dari daerah sacralis.

b) Tractus TectospinalisSerabut tractus ini berasal dari sel-sel neuron di dalam colliculus superior mesencephalon. Sebagian besar serabut ini menyilang garis tengah segera setelah keluar dari tempat asalnya dan turun melalui batang otak dekat fasciculus longitudinalis medialis. Tractus tectospinalis turun di dalam columna alba anterior medulla spinlais dekat fissure mediana anterior. Umumnya serabut tractus ini berakhir di columna grisea anterior di segmen servicalis atas medulla spinalis dan bersinaps dengan neuron-neuron internuncial. Serabut-serabut ini duduga berkaitan dengan gerakan reflex postural sebagai respons terhadap stimulus visual.

c) Tractus RubrospinalisNucleus ruber terletak di dalam tegmentyum mesencephalon setinggi colliculus superior. Akson neuron di dalam nucleus ini menyilang garis tengah setinggi nucleus dan berjalan turun ssebagai tractus rubrospinalis melalui pons dan medulla oblongata lalu masuk ke dalam columna alba lateralis medulla spinalis. Serabut berakhir dan bersinaps dengan neuron internuncial di dalam columna grisea anterior medulla spinalis.Neuron-neuron nucleus ruber menerima impuls aferen melalui hubungan dengan cortex cerebri dan cerebellum. Hal ini diyakini merupakan jaras tidak langsung yang penting; melalui jaras ini cortex cerebri dan cerebellum dapat memengaruhi aktivitas neuron motorik alfa dan gamma medulla spinalis. Tractus ini memfasilitasi aktivitas otot fleksor dan menghambat aktivitas otot ekstensor atau antigravitasi.

d) Tractus VestibulospinalisNuclei vestibulares terletak di dalam pons dan medulla oblongata di bawah lantai ventriculus quartus. Nuclei vestibulares menerima serabut-serabut aferen dari telinga dalam melalui nervus vestibularis dan dari cerebellum. Neuron-neuron nucleus vestibularis lateralis memeberikan akson-akson yang akan membentuk tractus vestibulospinalis. Tractus ini berjalan turun tidak menyilang melalui medulla spinalis dan melalui seluruh panjang medulla spinalis di dalam columna alba anterior. Serabut berakhir dan bersinaps dengan neuron-neuron internuncial pada columna grisea anterior medulla spinalis. Melalui tractus ini, telinga dalam dan cerebellum memfasilitasi aktivitas otot ekstensor dan menghambat aktivitas otot fleksor untuk menjaga keseimbangan. e) Tractus OlivospinalisTractus olivospinalis diduga berasal dari nucleus olivarius inferior dan turun di dalam columna laba lateralis medulla spinalis untuk memengaruhi kativitas neuron motorik di dalam columna grisea anterior.

f) Serabut Otonomik DescendensPusat yang lebih tinggi pada susunan saraf pusat yang berhubungan dengan control aktivitas otonomik terletak di cortex cerebri, hipotalamus, complex amygdala, dan formation reticularis. Meskipun belum ditemukan tractus yang jelas, penelitian pada lesi medulla spinalis menunjukkan adanya tractus otonomik descendens dan kemungkinan membentuk bagian tractus reticulospinalis.Serabut saraf berasal dari neuron di pusat yang lebih tinggi dan menyilang garis tengah di batang otak. Diduga bahwa serabut ini turun di dalam columna alba lateralis medulla spinalis dan berakhir serta bersinaps dengan sel-sel motorik otonom di dalam columna grisea lateralis segmen thoracicae, lumbal atas (outflow simpatis), dan midsacral (outflow parasimpatis) medulla spinalis.g) Tractus IntersegmentalisTractus-tractus ascendens dan descendens pendek yang berasal dan berakhir di medulla spinalis terdapat di columna alba anterior, lateral, dan posterior. Fungsi jaras ini adalah untuk membuat interkoneksi neuron-neuron diberbagai tingkat segmental, dan terutama penting untuk refleks spinal intersegmental.

D. Lesi Bagian Saraf dan Penyebabnya1. Cedera traktus ascendens di dalam medulla spinalisa) Traktus Spinothalamicus LateralisKerusakan pada traktus ini menyebabkan kehilangan sensasi nyeri dan suhu sisi kontralateral di bawah tingkat lesi. Oleh karena itu pasien tidak akan bereaksi terhadap tusukan jarumatau mengetahui benda panas atau dingin yang diletakkan pada kulitnya.b) Traktus Spinothalamicus AnteriorKerusakan pada traktus ini menyebabkan kehilangan sensasi raba dan tekanan ringan sisi kontralateral di bawah tingkat lesi. Ingatlah bahwa diskriminasi raba akan tetap ada karena sensai ini dihantarkan melalui fasciculus grasilis dan fasciculus cuneatus. Pasien tidak dapat merasakan sensasi raba ringan dari sepotong kapas yang disentuhkan pada kulitnya atau merasakan benda tumpul yang ditekankan pada kulitnya.c) Fasciculus grasilis dan fasciculus cuneatusKerusakan pada traktus ini memutuskan informasi dari otot dan sendi ke tingkat kesadaran; oleh karena itu, seseorang tidak mengetahui posisi dan pergerakan ekstremitas atau bagian ekstremitasnya. Misalnya jika Anda secara pasif melakukan dorsofleksi ibu jari kaki pasien, ia tidak mempu mengatakan apakah ibujari menghadap ke atas atau ke bawah. Pasien mengalami gangguan pengendalian otot dan gerakannya tersentak-sentak atau ataksia.2. Lesi Upper motor neurona) Lesi traktus pyramidal1) Terdapat tanda Babinski. Terjadi dorsofleksi ibu jari kaki dan jari lainnya bergerak keluar sebagai respon terhadap goresan pada kulit telapak kaki sepanjang sisi lateral. Respon yang normal adalah plantar-fleksi seluruh jari. Ingatlah bahwa tanda Babinski normal ditemukan sampai setahun pertama setelah kelahiran karena traktus kortikospinalis tidak bermielin sampai akhir tahun pertama kehidupan.2) Tidak ada reflex abdominalis superfisialisOtot-otot abdomentidak berkontraksi ketika kulit abdomen digores. Reflex ini bergantung pada keutuhan traktus cortocospinalis yang menggunakan pengaruh eksitasi tonik terhadap neuron-neuron internunsial.3) Tidak ada reflex kremaster. Otot kremaster tidak dapat berkontraksisaat kulit sisi medial paha digores. Lengkung reflex ini berjalan melalui segemen lumbalis I medulla spinalis. Reflex ini bergantung pada integritas traktus corticospinalis yang menggunakan pengaruh eksitasi kronik terhadap neuron-neuron internunsial.4) Terjadi kehilangan penampilan gerakan-gerakan tangkas halus. Hal ini terutama terjadi pada ujung-ujung distal ekstremitas.b) Lesi traktus ekstrapyramidalis1) Paralisis berat dengan sedikit atau tidak ada atrofi otot (kecuali atrofi sekunder karena tidak digunakan;disuse atrophy)2) Spastisistas atau hipertonisistas otot. Ekstremitas inferior dipertahankan dalam posisi ekstensi dan ekstremitas superior dalam posisi fleksi.3) Peningkatan reflex otot dalam serta klonus dapat terjadi pada fleksor jari-jari tangan.4) Reaksi pisau lipat. Ketika dilakukan gerakan pasif pada sendi, trdapat resistensi yang disebabkan oleh spastisitas otot. Pada waktu diregangkan tiba-tiba tahanan otot menghilang karena adanya inhibisi pada organ neurotendinosa.3. Lesi Lower Motor Neurona) Paralisis flaccid pada otot-otot yang dipersarafi.b) Atrofi otot-otot yang dipersarafi.c) Hilangnya reflex otot-otot yang dipersarafi.d) Fasikulasi otot. Ini merupakan kedutan yang hanya terlihat bila terjadi destruksi lambat pada LMN.e) Kontraktur otot. Keadaan ini merupakan pemendekan otot yang lumpuh. Kontraktur lebih sering terjadi pada otot antagonis yang kerjanya tidak lagi dilawan oleh otot-otot yang lumpuh.f) Reaksi degenerasi. Normalnya, otot-otot yang dipersarafi memberikan respons terhadap stimulus menggunakan arus faradic dan kontraksi terus terjadi selama arus tetap berjalan. Bila LMN terputus, otot tidak lagi bereaksi terhadap stimulasi listrik terputus-putus 7 hari setelah saraf terputuswalaupun masih bereaksi terhadap arus langsung. Perubahan ini dikenal sebagai reaksi degenerasi.

Factor penyebab terjadinya lesi pada system sarafa. Factor bawaan 1. Ras2. Jenis kelamin3. Penuaan4. Riwayat keluargab. Factor medis1. Hipertensi2. Masalah jantung3. Kolesterol jahat4. Arteriosklerosis5. Diabetes6. Trauma/cederac. Factor risiko perilaku1. Merokok2. Makanan tidak sehat3. Depresi4. Kurang aktivitas

E. Pemeriksaan NeurologiPEMERIKSAAN FISIKPada kasus learning issue yang terdapat pada pemicu 2,yang mana pasien dengan keluhan lumpuh pada kaki dan tangan kirinya,mulut pasien tertarik ke sisi kiri dan mata sebelah kanan tidak dapat di pejamkan.Terdap[at 3 pemeriksaan fisik yang dapat dilakukan (1),Pemeriksaan sistem motorik,(2),Pemeriksaan system sensorik,dan (3),Refleks.PEMERIKSAAN MOTORIKMemeriks sistem motorik harus di pahami dengan mahir,karena sebagian besar manifestasi objektif kelaianan saraf bermanifestasi dalam gangguan gerak otak.Adapun beberapa pemeriksaan yang dapt di lakukan yakni:1. Inspeksi2. Palspasi3. Pemeriksaan gerak pasif4. Pemeriksaan gerak aktif5. Kordinasi gerak 1.InspeksiPada inspeksi di perhatikan sikap,bentuk,ukuran dan adanya gerakan abnormal yang tidak dapat dikendalikan.2.PalspasiPasien disuru mengistirahatkan ototnya,kemudian otot ini di palspasi untuk menentukan konsistensi serta adnya nyeri tekan.Dengan palspasi kita dpat menentukan tonus otot,terutama bila ada hipertoni.3.Pemeriksaan Gerakan PasifPenderita disuruh mengistirahatkan ekstrimitasnya.Bagian dari ekstrimitas ini kita gerkkan pada persendianya.Gerakan di buat bervariasi,mula-mula cepat,lambat,lebih lambat dan seterusnya.Pemeriksaan ini bertujuan mengetahui tahanan ekstrimitaanya.4.Pemeriksaan Gerakan AktifPada pemeriksaa ini kita nilai kekuatan (kontraksi) otot.Untuk memeriksa adanya kelumpuhan ,kita dapat menggunakan 2 cara yaitu;1. Pasien di suruh menggerakan bagian ekstrimitas atau badanya dan kita menahan gerakan ini2. Kita (periksa) menggerakan bagian ekkstrimitas atau badan pasien dan ia di suruh menahan.5.Pemeriksaan kordinasi GerakAda 2 hal yang perlu diperhatikan pada pemeriksaan kordinasi gerak(DISSINERGIA) yaitu:gangguan gerakan dan disnetriaPEMERIKSAAN SENSORIKPemeriksaan sensorik meliputi pemeriksaan sensibilitas dan perasaan.Pemeriksaan sensibilitas bergantung kepada perasaan penderita,jadi pemeriksaan ini bersifat subjektif. Sebelum kita melakukan pemeriksaan sensibilitas kita tanyakan dulu apakah ada keluhan mengenai sensibilitas. Bila ada suruh pasien menunjukkan tempat lokasinya,dari bentuk yang terganggu dapat di bagi sesuai daerahnya,sentral,perifer atau bentuk dermatom. Pada pemeriksaan sensibilitas, dilakukan berbagai pemeriksaan perasaan diantaranya: pemeriksaan rasa raba, rasa nyeri, rasa suhu, rasa getar, rasa introseptif,rasa somestesia luhur dan lain lain. REFLEKSSecara sederhana dapat dikatakan bahwa reflex adalah jawaban atas rangsangan.Tingak Jawaban RefleksJawaban rrefleks dapat dibagi atas beberapa tingkat.yaitu:-(negative) :tidak ada reflex sama sekali :kurang jawaban,jawaban lemah+ :jawaban normal++ :jawaban berlebihan,reflex meningkatRefleks BisepsDapat dilakukan dengan cara kita pegang lengan pasien yang di semifleksikan sambil menempatkan ibu jari di atas ttendon otot biseps.Ibu jari kemudian di ketok;hal ini mengakibatkan gerakan fleksi lengan bawah.Pusat reflek ini terletak di c5-c6 Uji Diagnostik Neurologi1. Sinar X: Tengkorak: Sinar X tengkorak biasanya dilakukan setelah trauma kepala untuk mendeteksi fraktur pada tengkorak. Sinar X tengkorak juga berguna untuk memvisualisasi tumor tengkorak primer dan metastatic, untuk mengonfirmasi adanya peningkatan tekanan intracranial, dan untuk mendiagnosis tumor hipofisis. Spinal Lombosakral: Sinar X spinal kerap kali dimintakan untuk menentukan penyebab nyeri yang menjalar dari punggung ke kaki. Sinar X spinal dapat memperlihatkan ruang cakram medulla spinalis yang menyempit dan/atau klasifikasi spurs di formia intervetrebal, yang dapat mengindikasikan degenerasi cakram.

2. Elektroensefalografi (EEG): EEG mengukur aktivitas kelistrikan sel otak untuk menentukan abnormalitas (mis. lesi serebral [tumor, pendarahan, abses]). EEG berguna dalam melokasikan penyebab gangguan kejang. Kegunaan lainnya adalah mengonfirmasi kematian serebral. EEG bukanlah pemeriksaan pilihan untuk mengevaluasi cedera kepala.3. Ekoensefalografi: Ultrasonografi otak, merupakan prosedur noninvasive, membantu dalam mendeteksi variasi peranjakkan garis medial serebaral dari pendarahan intracranial. Ultrasonografi otak digunakan di unit perawatan intensif neonates, untuk memeriksa bayi yang diduga mengalami pendarahan intracranial. Pemeriksaan tindak lanjut menggunakan CT dan radionuklida mungkin diindikasikan.

4. Elektronistagmografi (ENG): pemeriksaan ini membantu untuk menentukan jika terdapat masalah/keabnormalitasan yang terjadi dalam batang otak, lobus temporalis pada korteks cerebral, nervus auditorius, atau area vestubulokoklearis koklear. Jika nistagmus tidak muncul dengan cara stimulasi, uji ENG membantu dalam menentukan masalah neurologi.5. Pemindaian nuklir otak: pemindaian otak mungkin diperlukan untuk klien yang mengeluh sakit kepala berat atau kerap mengalami kejang. Uji ini dapat mendeteksi lesi intracranial (misalnya abses, tumor [benigna atau maligna], metastasis ke otak, hematoma subdural, aneurisma, dan cerebrovascular accident [CVA]). Senyawa teknesium, Tc-99m-O4 atau Tc-99m-DPPA, diberikan secara intravena sebelum pemindaian cranial dilakukan. Sawar darah otak terganggu pada sisi lesi patologis sehingga meningkatkan jumlah ambilan agen radionuklida. 6. Uji Nuklir Perfusi Otak: Uji ini mungkin digunakan untuk mendiagnosis penyakit Alzheimer, kematian otak dan demensia akibat AIDS. Pemeriksaan ini membantu mengidentifikasi focus kejang dan menentukan ukuran iskemi serebral.7. Tomografi computer (CT) kepala: CT kepala berguna untuk mendiagnosis lesi serebral (misalnya tumor, hematoma akibat pendarahan intracranial, abses, infark serebral [obstruksi], hidrosefalus, dan edema serebral). Untuk visualisasi lesi secara terperinci, bahan kontras IV (larutan pewarna iodinasi) digunakan. Pemindaian ct kepala menggantikan prosedur yang lebih invansif (mis.pneumoensefalografi, angiografi serebral).

8. Angiografi Serebral: Bahan kontras iodinasi diinjeksikan ke dalam arteri karotis atau vertebral, biasanya melalui arteri femoralis atau brankialis, untuk memvisualisasikan pembuluh darah serebral terhadap keabnormalitasan (misalnya oklusi, aneurisma, vaskularisasi abnormal akibat neoplasma [tumor]). Prosedur ini termasuk dalam prosedur invasive, dan mungkin terdapat klien yang alergi terhadap bahan kontras.

9. Magnetic Resonance Imaging (MRI): uji ini adalah uji yang sensitive untuk edema, pendarahan, aliran darah, tumor dan sisi inveksi pada jaringan otak. MRI berguna dalam mendeteksi penyakit demielinasi seperti sklerosis multiple.Perkembangan MRI. Pada tahun 1946, Felix Bloch dan Purcell mengemukakan teori, bahwa inti atom bersifat sebagai magnet kecil, dan inti atom membuat spinning dan precessing. Dari hasil penemuan kedua orang diatas kemudian lahirlah alat Nuclear Magnetic Resonance (NMR) Spectrometer, yang penggunaannya terbatas pada kimia saja. Setelah lebih dari sepuluh tahun Raymond Damadian bekerja dengan alat NMR Spectometer, maka pada tahun 1971 ia menggunakan alat tersebut untuk pemeriksaan pasien. Pada tahun 1979, The University of Nottingham Group memproduksi gambaran potongan coronal dan sagittal (disamping potongan aksial) dengan NMR. Selanjutnya karena kekaburan istilah yang digunakan untuk alat NMR dan di bagian apa sebaiknya NMR diletakkan, maka atas saran dari AMERICAN COLLEGE of RADIO-LOGI (1984), NMR dirubah menjadi Magnetic Resonance Imaging ( MRI) dan diletakkan di bagian Radiologi.

F. Neurofisiologi reflexRefleks adalah suatu respons involunter terhadap sebuahh stimulus. Refleks bergantung apada keutuhan lengkung reflex. Dalam bentuk yang paling sederhana, sebuah lengkung refleks terdiri dari organ reseptor, neuron aferen, neuron efektor, dan organ efektor. Lengkung refleks seperti ini hanya memiliki satu sinaps disebut lengkung sinaps monosinaptik. Gangguan pada lengkung reflex pada setiap titik di sepanjang perjalanannya akan emnghilangkan respons ini.Pada medulla spinalis, lengkung refleks berperan penting dalam mempertahankan tonus otot yang merupakan dasar postur tubuh. Organ reseptor terletak di kulit, otot, atau tendon. Badan sel neuron aferen terletak di ganglion radix posterior, dan akson sentral pada neuron tingkat pertama ini berakhir dengan membentuk sinaps pada neuron efektor. Oleh karena serabut aferen adalah serabut yang berdiameter besar dan menghantarkan impuls dengan cepat, serta hanya terdapat satu sinaps, maka respons yang sangat cepat dapat terjadi.Penelitian fisiologis mengenai aktivitas listrik neuron efektor menunjukkan bahwa setelah cetusan monosinaptik yang sangat cepat terdapat cetusan asinkron yang lama. Cetusan asinkron ini terjadi karena serabut aferen yang masuk ke medulla spinalis bercabang banyak. Selanjutnya, cabang-cabang tersebut bersinaps dengan neuron internuncial, dan pada akhirnya bersinaps dengan neuron efektor . Sirkuit neuronal tambahan ini memperpanjang pengiriman impuls menuju neuron efektor setelah stimulasi awal oleh neuron aferen berhenti. Adanya neuron internuncial juga menyebabkan penyebaran stimulus aferen ke neuron-neuron pada berbagai segmen medulla spinalis. Untuk mempelajari aktivitas refleks otot rangka harus dipahami hokum persarfan timbale-balik. Secara sederhana dapat dikatakan bahwwa reflex fleksor dan ekstensor ekstremitas yang sama tidak dapat berkontraksi secraa simultan. Agar hokum ini dapat bekerja, serabut-serabut saraf aferen yang mengurus kerja reflex otot fleksor harus mempunyai cabang yang bersinaps dengan neuron-neuron motorik ekstensor pada ekstremitas sisi yang sama, dan berperan sebagai penghambat.Sifat rfeleks spinal lain yang menariok juga perlu dikemukakan. Suatu reflex yang dibangkitkan pada satu sisi tubuh yang satu akan menyebabkan reaksi yang berlawanan pada ekstremitas sisi kontralateral. Reflex ekstensor silang ini dapat di[perlihatkan dengan cara seperti berikut. Stimulasi aferen pada lengkung reflex yang menyebabkan fleksi pada ekstremitas ipsilateral mengakibatkan ekstensi pada ekstremitas sisi kontralateral.

G. Tipe kelainan wajahNervus facialis mempersarafi otot-otot ekspresi wajah, dua pertiga bagian anterior lidah oleh serabut-serabut pengecap, dan sekretomotorik glandula lacrimalis, submandibularis, dan sublingualis.Untuk memeriksa nervus facialis, pasien diminta menyeringai dengan membuka kedua bibir serta gigi-geligi dirapatkan. Normalnya, daerah gigi-geligi atas dan gigi-geligi bawah pada kedua sisi sama. Jika terdapat lesi pada satu sisi nervus facialis, mulut akan miring. Sebagian besar daerah gigi-geligi diperlihatkan pada sisi saraf yang masih utuh karena mulut tertarik ke arah sisi yang sehat. Pemeriksaan lain yang berguna adalah meminta pasien menutup kedua matanya kuat-kuat. Lalu, pemeriksa mencoba membuka mata pasien dengan cara mengangkat kelopak mata atas pasien. Pada sisi lesi, musculus orbicularis oculi lumpuh sehingga kelopak mata sisi tersebut mudah diangkat.Sensasi pengecap pada masing-masing paruhan dua per tiga bagian anterior lidah dapat diperiksa dengan meletakkan sedikit gula, garam, vinegar, dan kina pahit pada lidah untuk sensasi manis, asin, asam, dan pahit.

Lesi nervus facialisNervus facialis dapat mengalami cedera atau menjadi tidak berfungsi di berbagai tempat sepanjang perjalanannya dari batang otak ke wajah. Hubungan anatominya terhadap struktur-struktur lain sangat membantu menentukan lokasi lesi. Jika nervus abducens (yang mempersarafi musculus rectus lateralis) dan nervus facialis tidak berfungsi, dapat di duga lesi terletak di pons. Jika nervus vestibulocochlearis (untuk keseimbangan dan pendengaran) dan nervus facialis tidak berfungsi, diperkirakan lesi terdapat di meatus acusticus internus. Jika pasien sangat sensitive terhadap suara pada satu telinga, kemungkinan lesi mengenai saraf yang menuju musculus stapedius yang muncul dari nervus facialis di dalam canalis facialis.Hilangnya sensasi pengecap pada dua pertiga lidah bagian depan menunjukkan bahwa kerusakan nervus facialis terjadi di proksimal tempat percabangan ke chorda tympani di dalam canalis facialis.Pembesaran glandula parotis yang keras berkaitan dengan gangguan fungsi nervus facialis menandakan kanker glandula parotis yang mengenai nervus facialis yang terletak di dalam kelenjar.Laserasi yang dalam pada wajah dapat mengenai cabang-cabang nervus facialis.Bagian nucleus facialis yang mengendalikan otot wajah bagian atas menerima serabut kortikonuklearis dari kedua hemisperium cerebri sehingga lesi yang mengenai upper motor neuron hanya menyebabkan paralisis otot-otot wajah bagian bawah. Akan tetapi, pasien dengan lesi motorius n. facialis atau nervus facialisnya saj-yaitu lesi lower motor neuron-semua otot wajah pada sisi lesi akan lumpuh. Kelopak mata bawah, dan sudut mulut akan turun, air mata akan mengalir melalui kelopak mata bawah, dan saliva keluar dari sudut mulut. Pasien tidak dapat menutup matanya dan tidak dapat memperlihatkan seluruh gigi-geliginya pada sisi lesi.Pada pasien hemiplegia, gerakan emosional wajah biasanya tetap ada. Hal ini menunjukkan bahwa upper motor neuron yang mengatur gerakan mimik memiliki perjalanan yang berbeda dengan serabut kortikobulbaris utama. Lesi yang hanya mengenai jaras yang terpisah ini mengakibatkan hilangnya gerakan emosional, tetapi gerakan voluntar tetap ada. Lesi yang lebih luas akan menimbulkan paralisis facial voluntar dan mimik.

Bells PalsyBells pasly adalah disfungsi nervus facialis, saat saraf ini berjalan di canalis facialis; kelainan ini biasanya unilateral. Lokasi disfungsi menentukan aspek fungsional nervus facialis yang tidak bekerja. Pembengkakan saraf di dalam canalis facialis menekan serabut saraf; keadaan ini menyebabkan hilangnya fungsi saraf sementara dan menimbulkan tipe paralisis facialis lower motor neuron. Penyebab Bells palsy tidak diketahui; kadang-kadang terjadi setelah wajah terpajan angin dingin.

Upper motor neuronSisi lesi

Lower motor neuron Sisi lesi

KESIMPULANKelainan yang dialami oleh pasien disebabkan oleh kerusakan pada UMN bagian decussatio pyramidum di pons dan pada LMN di traktus corticobulbar nervus fasialis.