laporan osiloskop.pdf

39
LAPORAN PRAKTIKUM OSILOSKOP Mata Kuliah: Alat Ukur dan Pengukuran Dosen pengampu: Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc oleh: Annisa Indah Fitriyani K 2312008 Pendidikan Fisika A 2012 FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2013

Transcript of laporan osiloskop.pdf

  • LAPORAN PRAKTIKUM OSILOSKOP

    Mata Kuliah: Alat Ukur dan Pengukuran

    Dosen pengampu: Dewanto Harjunowibowo, S.Si, M.Sc

    oleh:

    Annisa Indah Fitriyani

    K 2312008

    Pendidikan Fisika A 2012

    FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN

    UNIVERSITAS SEBELAS MARET

    SURAKARTA

    2013

  • I. Pendauluan

    I. 1 Latar Belakang

    Proses pengukuran merupakan prosedur dasar yang harus dilakukan dalam ilmu

    fisika. Karena melalui pengukuran akan diperoleh besaran-besaran yang diperlukan,

    baik pengambilan keputusan atau kesimpulan.

    Dalam system pengukuran ataupun analisis bentuk gelombang serta fenomena

    lain dalam elektronika dapat digunakan salah satu instrument yang penting dan serba

    guna yaitu osiloskop. Dengan menggunakan osiloskop maka kita dapat mengetahui

    besarnya frekuensi dan periode dari tegangan suatu sinyal. Dengan sedikit penyetelan

    maka kita dapat menentukan beda fase antara sinyal masukan dan sinyak keluaran.

    Osiloskop adalah instrumen laboratorium yang sangat bermanfaat dan

    terandalakan yang digunakan untuk pengukuran dan analisa bentuk-bentuk gelombang

    dan gejala lain dalam rangkaian elektronik pada dasarnya. Osiloskop adalah alat

    pembuat grafik atau gambar x y yang sangat cepat dalam memperlihatkan sebuah

    sinyal masuk terhadap sinyal lain atau terhadap waktu. Dengan osiloskop kita dapat

    membedakan gelombang AC dan gelombang DC, serta dapat juga mendeteksi

    gangguan gangguan dalam system trnasmisi atau penyaluran seperti gangguan noise.

    Pada awalnya, Jules Francais Joubert membuat metode pengukuran gelombang.

    Proses ini hanya bisa menghasilkan pendekatan gelombang kasar karena dibentuk atas

    periode beberapa ribu siklus gelombang, itu adalah langkah pertama pencitraan

    gelombang para osilosgraf pertama kali menggunakan galvanometer untuk menangkap

    pola gelombang lalu dibuatlah perangkat yang dinamai Ondograph Hospitalier yang

    didasarkan pada metode bentuk pengukuran gelombang. Pada tahun 1855, tabung

    sinar katoda ditemukapertama kali oleh ilmuan dari Jerman yaitu Heinrich Geibler. Ia

    merupakan bapak dari monitor tabung. Karl Ferdinand Braun menciptakan CRT

    osiloskop pada tahun 1897. Osiloskop dual beam dikembangkan pertama kali pada

    akhir 1930 an oleh ACCossor perusahaan Inggris. Selama perang dunia II, beberapa

    osiloskop digunakan untuk mengembangkan radar. Pada tahun 2006 osiloskop analog

    digantikan oleh kecanggihan osiloskop digital.

  • Pentingnya alat-alat listrik dalam kehidupan manusia tidak dapat disangkal lagi

    hamper semua alat ukur berdasarkan energy elektrik. Begitu pula dengan osiloskop

    yang memiliki banyak manfaat bagi kehidupan manusia. Osiloskop sangat berguna

    dalam bidang kesehatan, elektronika, dan lain sebagainya.

    Melihat besarnya manfaat osiloskop dalam kehidupan manusia, maka

    dilaksanakan praktikum dengan judul osiloskop ini dengan harapan praktikan dapat

    memperoleh pengetahuan dan pemahaman yang lebih luas lagi tentang pengaplikasian

    serta penggunaan osiloskop secara benar serta elemen penting dalam osiloskop.

    I. 2 Tujuan Praktikum

    1. Menerangkan bagian-bagian dan fungsi osiloskop, serta mengetahui prinsip kerjanya.

    2. Menggunakan osiloskop untuk mengukur tegangan DC dan AC ( frekuensi/periode),

    amplitudo, dan tegangan puncak ke puncak/Vpp)

    II. Dasar Teori

    Osiloskop adalah alat uang digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang

    berubah ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar. Dalam osiloskop terdapat tabung

    panajng yang disebut tabung sinar katode atau cathode ray tube (crt).

    (Tim Praktikum Fisika Dasar II. 2013: 35)

    Alat ini merupakan alat yang lebih memuaskan dalam pengukuran baik arus searah maupun

    arus bolak balik. Kelebihan alat ini terutama karena kita dapat mengamati bentuk sinyal atau

    tegangan yang kita ukur. Dengan demikian kita dapat menganalisa secara lebih lengkap keadaan

    suatu system elektronik, karena kita dapat benar-benar mengetahui bentuk tegangan disetiap

    titik.

    (KF Ibrahim. 1986: 119)

    Osiloskop biasanya digunakan untuk mengamati bentuk gelombang yang tepat dari sinyal

    listrik. Selain amplitude sinyal, osiloskop juga bisa menunjukkan distorsi, waktu antara dua

    peristiwa (seperti lebar pulsa, periode, atau waktu naik) dan waktu relative dari dua sinyal

  • terkait. Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-

    ubah terhadap waktu, yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang diamati.

    Dengan osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode, dan tegangan dari

    sinyal. Dengan sedikit pengetahuan kita bisa juga mengetahui beda fase antara sinyal masukan

    dan sinyak keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya yaitu:

    a. Mengukur besar tegangan listrik dan hubungannya terhadap waktu

    b. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangkaian listrik

    c. Membedakan arus AC dan arus DC

    d. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

    Beberapa keunggulan yang dimiliki osiloskop yaitu :

    1. Dapat melakukan beberapa pengukuran khusus seperti fase, frekuensi, display reaksi

    frekuensi.

    2. Osiloskop analog: harga relative murah, sifatnya realtime, pengaturan yang lebih mudah,

    mampu meragakan bentuk yang lebih baik. Tetapi osiloskop analog memiliki keterbatasan,

    seperti tidak dapat menangkap bagian gelomabng sebelum terjadinya event picu serta adanya

    kedipan (flicker) pada layar gelombang yang frekuensinya rendah (10-20) Hz.

    3. Osiloskop digital: memberi kemampuan ekstensif, kemudahan tugas-tugas akusi gelombang

    dan pengukurannya.

    ( Barry Wollard. 1999: 199)

    Komponen dasar dari osiloskop adalah tabung sinar katoda. Tabung sinar katoda (CRT)

    terdiri dari tabung gelasa yang sangat hampa. CRT terdiri dari tiga bagian utama yaitu:

    1. Penembak Elektron (electron gun)

    Bagian CRT ini memancarkan electron, memusatkannya menjadi berkas sempit dan

    memfokuskan berkas pada layar pendar. Penembak ini terdiri dari: katoda yang dipanasi

    tidak langsung, kisi kendali, dan elektroda pemercepat, anoda pemfokus an anoda

    pemercepat akhir. Elektroda-elektroda berbentuk silinder dan dihubungkan ke kaki-kaki

    basis.

    2. Layar Bendar ( Flouroseu )

    Adalah bagian permukaan datar CRT yang bagian dalamnya dilapisi bahan yang dapat

    memendar, juga dinamakan fosfor.

    3. Sistem Memebelok ( Deflaksi )

  • Terdiri dari sepasang pelat pembelok horizontal, dan sepasang pelat pembelok vertical.

    System ini membelokkan bekas pada electron dan menyapu titik pada layar sesuai dengan

    tegangan yang diberikan pelat-pelat.

    (D. Chathopadhyay. 1989: 343)

    Prinsip kerja tabung sinar katoda adalah sebagai berikut: electron dipancarkan dari katoda

    akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat yang bersifat flourocent. Bidang gambar

    ini berfungsi sebagai anoda.

    Arah gerak electron pada tabung sinar katoda dapat dipengaruhi olwh mwdan listrik dan

    medan magnetic. Umumnya osiloskop sinar katoda mengandung gaya listrik untuk

    mempengaruhi gerakan elektron kea rah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor

    vertical, maka akan terbentuk garis lurus vertical di dinding gambar. Selanjutnya, jika pada

    lempeng kapasitor horizontal dipasang tegangan periodic, amaka electron yang pada mulanya

    bergerak secara vertical, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap sehingga pada

    gambar terbentuk grafik sinusoidal.

    (William D. Copper. 1993: 7)

    Untuk menampilkan jejak pada layar, berkas electron harus direfleksikan pada arah

    horizontal dan vertical x dan y. diterapkan deflaksi elektrolisis dengan memakai dua kepingan

    atau elektroda yang parallel. Pembelokan vertical dihasilkan oleh elektroda posisi y, sedangkan

    defleksi horizontal dihasilkan oleh elektroda posisi x . sinyal masukan diumpankan ke elektroda

    posisi y yang akhirnya mendefleksi bekas electron keatas dan kebawah sesuai amplitude sinyal.

    Posisi x mengakibatkan berkas berpindah dari satu sisi ke sisi lainnya (menyapu) dengan langkah

    tepat. Dan selanjutnya kembali dengan sangat cepatnya ke posisi aslinya. Masukan pada posisi

    aslinya. Masukan pada posisi x adalah gelombang gigi gergaji terlihat pada gambar, dihasilkan

    oleh oiloskop. Gelombang ini dikenal sebagai dasar waktu. Penerapan yang berhubungan pada

    sinyal-sinyal pada kedua posisi x dan y memindahkan berkas electron. Untuk menghasilkan jejak

    yang tepat sesuai dengan gelombang masukan pada layar.

  • Tabung sinar katoda

    CRO terdiri dari tabung sinar katoda dan perangkat lainnya untuk menghasilkan jejak yang

    tetap dan indentik dengan sinyal masukan. Tinggi jejak diatur dengan control y dan penguat y

    menghasilkan pengukuran terkalibrasi sesuai dengan amplitude masukan volt/cm. Dasar waktu

    dapat diatur guna menghasilkan pengukuran terkalibrasu sesuai dengan waktu bentuk gelombang

    dalam detik/cm. Osilator dasar waktu disikronkan dengan masukan terhadap kepingan y guna

    menghasilkan jejak yang tetap pada layar.

    (KF Ibrahim. 1986 : 90 91)

  • Gambar diatas menunjukkan bagian belakang osiloskop. Gambar tampak belakang

    osiloskop dengan sakelar pemilih untu tegangan AC, maka osiloskop dapat dioperasikan dengan

    sumber tegangan yang berfariasoi dari 100 v, 117 v, 220 v, dan 240 v.

    No 1 : kabel AC (input)

    No 2 : sakelar pemilih tegangan, AC input yang sesuai

    No 3 : sekering (tabung pengaman)

  • Gambar tampak depan dari panel osilodkop dengan segala perlengkapannya. Fungsi dari

    tiap tiap bagian:

    1. Position : untuk mengukur posisi berkas signal arah vertical untuk channel 1.

    2. DC Bal : untuk mengembangkan DC vertical guna pemakaian channel 1 ( x ) penyetelan

    dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat variable diputar.

    3. Input : terminal masukan pada saat pengukuran pada CH1 juga digunakan untuk kalibrasi.

    4. AC-GND-DC

    Posisi AC : untuk mengukur AC objek ukur DC tidak bisa diukur melalui posisi ini karena

    signal DC akan terblokir oleh kapasitor.

    Posisi GND : terminal ini terbuka dan berkas merupakan garis nol / titik nol.

    Posisi DC : untuk tegangan DC dan masukan masukan lainnya.

    5. Volt/div : saklar putar untuk memilih besarnya tegangan per cm (volt/div) pada layar CRT,

    ada 2 tingkat besarnya teganganyang tersedia dari 0.01 v/div s.d 20 v/div.

    6. Variable : untuk mengontrol sensitivitas arah vertical pada CH1 (y). Pada putaran maksimal

    kea rah jarum jam (CAL) gunanya untuk mengkalibrasi mengecek apakah tegangan 1 volt

    tepat 1 cm pada skala layar CRT.

    7. Mode (CH1, CH2, DUAL, ADD, SUB)

    CH1: jika signal yang diukur menggunakan CH1, maka posisi switch pada CH1 dan berkas

    yang Nampak hanya ada satu.

    CH2 : jika signal yang diukur menggunakan CH2, maka posisi switch pada CH2 dan berkas

    yang Nampak pada layar hanya ada satu.

    Dual : yaitu suaru posisi switch apabila hendak menggunakan CH1 dan CH2 secara

    bersamaan, dan pada layar pun akan Nampak dua berkas.

    ADD : bentuk gelombang dari kedua channel masukan yang dapat dijumlahkan secara

    aljabar dan penjumlahannya daapat dilihat dalam bentuk satu gambar.

    SUB : masukan dengan polaritas terbaik pada CH2, ditambah masukan CH1,

    makanperbedaan secara aljabar akan nampak pada layar apabila CH1 tidak diberi masukan,

    maka bentuk gelombang dengan polaritas terbaik dari CH2 akan nampak.

    8. LED PILOT LAMP : lampu indicator untuk power masuk, apabila switch ILLUM diputar ke

    ON

  • 9. ILLUM : bila diputar berlawanan jarum jam maksimum, maka power AC akan mati dan jika

    ke kanan, maka power AC akan masuk dengan ditandai LED Pilot Lamp menyala.

    10. INTENSITY : untuk mengatur gelap atau terangnya berkas sinar supaya enak pada

    penglihatan. Diputar ke kiri untuk memperlemah sinar dan apabila diputar ke kanan akan

    membuat terang.

    11. Focus : untuk memperkecil/menebalkan berkas sinar atau garis untuk mendapatkan garis

    yang lebih jelas.

    12. ASTIG : pengaturan astigmatisma untuk memperoleh titik cahaya yang lebih baik ketika

    menyetel focus.

    13. EXT-TRIG: terminal dari sinkronisasi ekternal. Tegangan eksternal yang lebihdari IV peak

    to peak harus menggunakan switch source di set pada posisi ext.

    14. SOURCE : sakelar dengan tiga posisi untuk memilih tegangan sinkronisasi.

    CH1 : huruf akan sinkron dengan masukan gelombang dari CH1 jika menggunakan CH1

    hendaklah switch source ditetapkan pada CH1.

    CH2 : sweep akan sinkron dengan masukan dari CH2. Apabila menggunakan CH2

    hendaknya switch source diletakkan pada CH2. Sweep CH1 dan CH2 akan sinkron pula pada

    saat menggunakan DC/AC.

    15. SYNC: sakelar pemisah sinkronisasi

    16. LEVEL : menontrol SYNC level adalah mengatur phase sync untuk menentukan bentuk titik

    awal gelombang DC/AC.

    PULL AUTO : dengan mencatut pemutar level sweep akan sedikit tegangan bentuk

    gelombang tidak diam selama tidak menggunakan signal trigerm yang tampak hanyalah garis

    lurus dan ini akan terjadi bila signal trigger masuk.

    17. Position : untuk menyetel ke kanan dank e kiri berkas gambar (posisi arah horizontal) free x

    smag. Switch pelipat sweep dengan menarik knoop bentuk gelombang dilipatkan 5 kali

    kearah kiri dan kearah kanan. Cahaya (brightmen) diusahakan seruncing (sekecil) mungkin.

    18. SWEEP TIME/DIV : yaitu memilih skala besaran waktu dari suatu periode ataupun square

    trap cm (div). tungkan besaran yang tersedia terdiri dari 0.5 sa , 0.5 second. Pengoperasian x-

    y didapatkan dengan memutar penuh arah jarum jam. Perpindahan chop ALT-TVV dab TVH

    secara otomatis dari sini. Pembacaan sweep kalibrasi time/div juga dari sini dengan cara

    variable diputar penuhsearah jarum jam.

  • 19. CAL IV PD : yaitu terminal untuk mengkalibrasi voltage dan frekuensi channel 1 dan 2

    dimana untuk frekuensi 1 kHz tegangan harus IV pp.

    20. Ac voltage selector: alat ini bids menggunaksan beberapa macam tegangan yang terdiri dari

    100 v, 120 v, 220 v, dan 240 v.

    21. FUSE HOLDER : untuk 100 v, 120 v, hendaknya menggunakan sekring 0.7 A. untuk 200 v ,

    dan 240 v hendaknya menggunakan sekring 0.3 A.

    22. POWER KONEKTOR : kabel penyambung untuk power AC.

    23. IN MOD : terminal intensitas modulasi (brightness) intensitas akan termodulasi dalam

    tegangan 20 volt atau lebih pada saat modulasi tidak keluar oleh karena itu suppler

    dimasukkan kesini.

    Ada duakategori dalam pengukuran menggunakan osiloskop.

    1. Pengukuran vertical yaitu mengukur:

    Vpp atau tegangan puncak ke puncak. Skala vertical (vertical div) volt/div

    =

    2 , lalu

    =

    2

    (Barry Ross. 1994: 102-103)

    2. Selain tegangan yang mempunnyai nilai akar rata rata kuadrat atau rms, ternyata kuat arus

    jua mempunyai rms. Yaitu Irms arus didefinisikan:

    = (2)

    Nilai rata-rata I2 adalah:

    2 = ( cos )2 =1

    22

    Disini kita menggunakan 2 =1

    2

    Dengan subtitusi menjadi:

    =

    2

  • III. Metode Eksperimen

    III. 1 Alat dan Bahan

    No Nama Alat & Bahan Gambar Jumlah

    1 osiloskop

    1 buah

    2 Multimeter analog

    1 buah

    3 Adaptor

    1 buah

    4 Transformator CT

    1 buah

    5 Kertas millimeter

    block

    secukupnya

  • 6 Kabel penghubung

    probe dan socket

    1 buah

    III. 2 Tata Laksana Praktikum

    A. Pengenalan Osiloskop

    1. bagian-bagian osiloskop diamati.

    2. seb=mua bagian bagian osiloskop ditulis nama tombolnya-tombolnya beserta fungsi pada

    table pengamatan dan dilaporkan pada hasil pengamatan.

    B. Kalibrasi Osiloskop

    1. Dimasukkan socket probe osiloskop pada channel 1.

    2. Osiloskop dihidupkan dengan menekan tombol power.

    3. Mode diatur pada CH1.

    4. Coupling diatur pada DC atau AC, dan source pada channel 1.

    5. Focus dan intensitasnya diatiur setelah ada tampilan garis horizontal pada layar.

    6. Dihubungkan probe (+) osiloskop pada CAL, maka pada layar akan tampil gambar

    gelombang kotak.

    7. Diatur posisi vertical dan horizontal gelombangnya, volt/div dan time/div diatur.

    C. Kalibrasi Multimeter Analog

    1. Saat akan dilakukan kalibrasi jarum pada papan skala dilihat terlebih dahulu, yaitu harus

    menunjukkan angka nol, kemudian diaturlah skala multimeter pada 1 k.

    2. Terminal kabel, yaitu kabel yang berwarna merah (+) dan hitam (-) saling ditempelkan,

    sehingga pada papan skala ke kanan menunjukkan skala maksimum.

    3. Jika pada saat kabel merah (+) dan hitam (-) salaing ditempelkan lalu jarum pada papan

    skala belum menunjukkan skala maksimum maka, diputar skala pengatur nol ohm,

    hingga jarum pas pada skala maksimum.

    4. Setelah jarum pada papan skala pas pada skala maksimum, kabel merah (+) dan hitam (-)

    bisa dilepaskan dan multimeter siap digunakan.

  • D. Trafo CT dengan Multimeter Analog

    1. Ditempelkan kabel terminal multimeter yang berwarna hitam (-) ke ground transformator

    CT (-).

    2. Lalau tempelkan kabel terminal multimeter yang berwana merah (+) ke kawat yang

    bertuliskan 6 volt untuk pengukuran vin 6 volt.

    3. Diamati jarum pada papan skala multimeter dan dihitung Vb lalau dimasukkan data hasil

    pengamatan ke dalam table.

    4. Langkah 1-3 diulangi untuk Vin 7.5 volt dan 12 volt.

    E. Transformato CT dengan osiloskop

    1. Osiloskop ditancapkan ke sumber tegangan.

    2. Penjepit buaya (-) yang ada pada kabel probe dihubungkan ke ground pada transformator

    ct.

    3. Lalu kabel yang seperti jarum (+) yang ada pada kabel probe dihubungkan ke kawatpada

    transformstor CT yang bertuliskan 6 volt untuk pengukuran Vin 6 volt.

    4. Socket probe dimasukkan ke channel 1 osiloskop.

    5. Osiloskop dihidupkan dengan ditekan tombol power.

    6. Diatur tombol coupling ke tulisan AC, karena transformator ct bekerja pada tegangan

    bolak balik AC.

    7. Diatur tombol source ke tulisan CH1 dan mode CH1.

    8. Diatur volt/div CH1 dan time/div, sehingga membentuk gelombang sinusoidal.

    9. Diatur intens dan focus sehingga grafik mudah dilihat pada layar.

    10. Dicatat volt/div, time/div, dan horizontal div dan dimasukkan dalam table data

    pengamatan. Untuk mempermudah membaca vertical div diputar tombol position vertical

    CH1, dan sebaliknya untuk membaca horizontal div diputar tombol position horizontal.

    11. Diulangi langkah 1-10 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.

    F. Adaptor dengan multimeter analog

    1. Adaptor ditancapkan ke sumber tegangan.

    2. Diatur tombol polaritas agar menghasilkan yang dalam (+) dan yang luar (-).

    3. Diatur voltagenya dengan menggeser tombol volt change ke 6 volt untuk vin 6 volt.

    4. Untu lubang yang dalam (+) dihubungkan ke kabel terminal multimeter yang berwarna

    merah.

  • 5. Untuk bagian luar (-) dihubungkan ke kabel terminal multimeter yang berwarna hitam.

    6. Diamati jarum pada papan skala multimeter dan dihitung vo lalu dimasukkan table data

    pengamatan.

    7. Diulangi langkah 1-6 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.

    G. Adaptor dengan osiloskop

    1. Osiloskop dan adaptor ditancapkan ke sumber tegangan.

    2. Pada adaptor diatur tombol polaritas agar menghasilkan yang dalam (+) dan yang luar (-).

    3. Diatur voltagenya dengan menggeser tombol volt change ke 6 volt untuk vin 6 volt.

    4. Untuk lubang yang dalam (+) dihubungkan ke kabel probe (+) yang seperti jarum.

    5. Untuk lubang yang luar (-) dihubungkan ke kabel probe (-) penjepit buaya.

    6. Socket probe dimasukkan ke channel 1 osiloskop.

    7. Osiloskop dihidupkan dengan ditekan tombol power.

    8. Diatur tombol coupling ke tulisan DC, karena adaptor bekerja pada tegangan searah DC.

    9. Diatur tombol source ke tulisan CH1 dan mode CH1.

    10. Diatur volt/div CH1 dan time/div, sehingga membentuk garis lurus karena ini tegang

    searah DC.

    11. Diatur intens dan focus sehingga grafik mudah dilihat pada layar

    12. Dicatat volt/div, time/div, dan horizontal div dan dimasukkan dalam tabel data

    pengamatan.

    13. Diulangi langkah 1-12 untuk vin 7.5 volt dan 12 volt.

  • III. 3 Skema Alat

    1. Pengenalan Osiloskop

    2. Pengukuran tegangan DC

    alat ukur : multimeter analog

    1. kalibrasi multimeter

    2. Menempelkan probe multimeter pada transformator CT

  • alat ukur: osiloskop

    1. kalibrasi osiloskop

    2. menempelkan probe osiloskop pada transformator CT dan pengaturan osiloskop

    3. pengukuran tegangan Dc, alat ukur: multimeter analog

    1. kalibrasi multimeter

    2. menempelkan probe adaptor pada probe adaptor

  • 4. pengukuran tegangan DC. Alat ukur : osiloskop

    1. kalibrasi osiloskop

    2. menempelkean probe osiloskop pada probe adaptor dan pengaturan osiloskop.

  • IV. Analisa Data

    IV. 1 Data pengamatan

    no Nama bagian / tombol Fungsi

    1 Layar display Untuk menampilkan bentuk gelombang, terdiri dari kotak-kotak

    atau disebut div. layar disusun dari 8 div horizontal dan 10 div

    vertical.

    2 CAL Untuk mengkalibrasikan awal sebelum osiloskop digunakan

    3 Pengatur inten mengatur cerah atau tidaknya sinar (bentuk gelomabng/gambar)

    pada layar osiloskop

    diputar kekiri untuk memperlemah sinar dan ke kanan untuk

    memperkurang

    4 Pengatur fokus untuk mengatur focus

    menajamkan garis atau bentuk gelombang pada layar untuk

    mendapatkan gambar yang lebih jelas.

    5 Track Rotation mengatur posisi garis pada layar

    mengatur kemiringan garis sumbu y = 0 di layar

    6 Power Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop, lampu indicator

  • akan menyala jika osiloskop dihidupkan.

    7 Position y CH1

    (penggeser gambar

    arah vertical CH1)

    mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah

    vertical

    penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat

    variabel diputar

    digunakan jika input yang difunakan CH1

    8 Pengatur volt/div CH1 Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai tegangan

    yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH1

    9 Position y CH2

    (penggeser gambar

    arah vertical CH2)

    mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah

    vertical CH2

    penyetelan dilakukan sampai posisi gambar diam pada saat

    variabel diputar

    10 Pengatur volt/div CH2 Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai tegangan

    yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH2

    11 Position x (penggeser

    gambar arah

    horizontal)

    mengatur posisi garis /sinyal/tampilan ke kiri dan ke kanan

    untuk mengatur posisi normal sumbu x (ketika sinyal masukan

    nol)

    12 Pengatur time/div Digunakan untuk mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh

    satu div di layar, seperti mengukur waktu periode (T) dan frekuensi

    (f)

    13 Coupling AC DC merupakan metode yang digunakan untuk menghubungkan sinyal

    elektrik dari suatu sirkuit kelain sirkuit.

    Untuk memilih jenis input yang digunakan.

    14 source Untuk memilih sumber sinyal yang digunanakan (CH1, CH2, Line,

    Ext)

    15 Mode Memilih sinyal input yang digunakan, terdiri dari:

    CH1: menggunakan input channel CH1

    CH2: menggunakan input channel CH2

    AlT: menggunakan menggantian CH1 dan CH2

    Chop: menggunakan potongan dari CH1 dan CH2

  • Add: menggunakan penjumlahan dari CH1 dan CH2

    16 CH1 dan CH2 Untuk terminal masukan sinyal saat mulai melakukan pengukuran

    Terminal pada saat pengukuran pada CH1

    Digunakan untuk kalibrasi

    17 Kaki osiloskop Untuk menyangga osiloskop

    Percobaan 1: Pengukuran tegangan AC/ bolak-balik dari transformator CT

    1. alat ukur: multimeter analog (voltmeter)

    NO Vin Vo

    1 6 v 7 v

    2 7.5 v 9 v

    3 12 v 14 v

    Ralat alat: 0.5

    2. Alat ukur: osiloskop

    Vin Vertical

    div Volts/div vpp vmaks veff

    Horizontal

    div Time/div periode frekuensi

    6 v 3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    7.5 v 4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    12 v 2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    Percobaan 2: pengukuran tegangan Dc dari adaptor.

    1. alat ukur: multimeter analog

    No Vin Vo

    1 6 v (11 0.5) v

    2 7.5 v (12 0.5) v

    3 12 v (18 0.5) v

    Ralat alat: 0.5

  • 2. alat ukur: osiloskop

    vi Volts/div Time/div

    6 v 2 v/div 0.5 ms/div

    7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div

    12 v 5 v/div 0.2 ms/div

    Gambar gelombang tegangan AC

    a. Vi = 6 v

    b. Vi = 7.5 v

    c. Vi = 12 v

  • Gambar gelombang tegangan DC

    a. Vi = 6 v

    b. Vi= 7.5 v

    c. Vi = 12 v

    IV. 2 Analisa Kuantitatif

    1. percobaan 1: pengukuran tegagan AC bolak balik

    a. Alat ukur: multimeter analog

    = 6 =35

    250 50 = 7

    = 7 =45

    250 50 = 9

  • = 12 =70

    250 50 = 14

    Ralat alat:

    1

    2

    =5

    250 50

    1

    2= 0.5

    b. Alat ukur: osiloskop

    Vpp = vertical div x volt/div

    = 6 = 3.4 2 = 6.8

    = 7 = 4.4 2 = 8.8

    = 12 = 2.6 5 = 13

    =

    2 = 6 =

    6.8

    2= 3.4

    = 7 =8.8

    2= 4.4

    = 12 =13

    2= 7.5

    =

    2 = 6 =

    3.4

    2= 2.4

    = 7 =4.4

    2= 3.11

    = 12 =6.5

    2= 4.6

    =

    = 6 = 4 5 = 20 = 20 103

    = 7 = 4 5 = 20 = 20 103

    = 12 = 4 5 = 20 = 20 103

    =1

    = 6 =

    1

    20103= 50

    = 7 =1

    20103= 50

    = 12 =1

    20103= 50

    2. Percobaan 2 : pengukuran tegangan DC

    a. Alat ukur: Multimeter Analog

    =

    = 6 =55

    250 50 = 11

    = 7 =60

    250 50 = 12

  • = 12 =90

    250 50 = 18

    Ralat alat

    1

    2=

    5

    250 50

    1

    2= 0.5

    IV. 3 Analisa kualitatif

    Tujuan dari praktikum yang berjudul osiloskop ini adalah praktikan dapa mengetahui

    bagian-bagian dan fungsi osiloskop serta mengetahui prinsip kerjanya dan menggunakan

    osiloskop untuk mengukur tegangan AC dan DC (frekuensi, amplitude, dan tegangan peuncak ke

    puncak).

    Osiloskop adalah alat ukur besaran listrik yang dapat memetakan sinyal listrik. Alaat ini

    digunakan untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah ubah terhadap waktu, yang

    ditampilkan pada layar. Pada dasarnya CRO (cathode) merupakan alat pembuat grafik/gambar

    (plotter) x y yang sangat cepat memperagakan sebuah sinyal listrik. Sumbu vertical (y)

    memperlihatkan tegangan v dan sumbu horizontal (x) mempresentasikan besaran waktu t.

    Odilodkop terdiri dari dua bagian utama yaitu display dan panel control. Display

    menyerupai layar televise hanya ssajua tidak berwarna-warni dan berfungsi sebagai tempat

    sinyal uji yang ditampilkan. Pada layar ini terdapat garis horizontal dan vertical yang membentuk

    kotak-kotak yang disebut div. layar osiloskop terbagi atas 8 div vertical dan 10 div horizontal.

    Panel control berisi tombol-tombol yang bisa digunakan untuk menyesuaikan tampilan layar.

    Sebelum memulai percobaan pertama hal yang harus dilakukan yaitu melakukan kalibrasi

    osiloskop dan multimeter analog. Kalibrasi osilokop dimulai dengan memasukkan socket probe

    osiloskop pada channel 1 kemudian osiloskop dihidupkan dengan menekan tombol power.

    Mode diatur pada CH1, Coupling diatur pada DC atau AC, dan source pada channel 1. Focus dan

    intensitasnya diatiur setelah ada tampilan garis horizontal pada layar. Kemudian menghubungkan

    probe (+) osiloskop pada CAL, maka pada layar akan tampil gambar gelombang kotak. Diatur

    posisi vertical dan horizontal gelombangnya, volt/div dan time/div diatur. Untuk kalibrasi

    multimeter analog, jarum pada papan skala dilihat terlebih dahulu, yaitu harus menunjukkan

    angka nol, kemudian diaturlah skala multimeter pada 1 k. Terminal kabel, yaitu kabel yang

    berwarna merah (+) dan hitam (-) saling ditempelkan, sehingga pada papan skala ke kanan

    menunjukkan skala maksimum. Jika pada saat kabel merah (+) dan hitam (-) salaing ditempelkan

  • lalu jarum pada papan skala belum menunjukkan skala maksimum maka, diputar skala pengatur

    nol ohm, hingga jarum pas pada skala maksimum. Setelah jarum pada papan skala pas pada skala

    maksimum, kabel merah (+) dan hitam (-) bisa dilepaskan dan multimeter siap digunakan.

    Pertama tama menghubungkan probe positif (+) pada tegangan input dan probe (-) pada

    panel CT, juga memilih (CH1). Selajutnya, yang perlu disetel adalah mode, coupling, source,

    volt/div, time/div, position x, dan position y. jika akan tetap maka akan muncul gelombang pada

    layar. Untuk adaptor, polarity diatur pada (atas positif bawah negative) untuk mendapatkan

    bagian dalam positif (+) dan bagian luar negative (-) kemudian voltagenya dipilih 6 volt,

    kemudian menghubungkan probe (+) pada probe adaptor pada bagian dalam (+) dan probe (-)

    pada bagian luar (-) kemudian memilih chanel input, mengitur mode,coupling, position y. jika

    sudah tepat maka akan muncul garis gelombang pada layar.

    Prinsip kerja osiloskop dimulai dari tabung sinar katoda (CRT) yang merupakan jantung

    dari osiloskop. Katoda dalam tabung sinar katoda dipanaskan temperaturnya dengan alat

    pemanas, dan electron electron menguap dari permukaannya. Anoda pemercepat yang

    mempunyai lubang kecil ditengahnya, dijaga agar selalu pada potensial positif-v, yang relative

    tinggi terhadap katoda, sehingga timbul medan listrik dari kanan ke kiri antara katoda anoda.

    Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah, diarahkan menjadi pancaran

    elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat "defleksi yoke" oleh medan magnetik

    untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung

    pandang (anode), yang sebaris dengan bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi

    atau rare earth. Ketika elektron menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan

    menyebabkan timbulnya cahaya. Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau

    bercahaya diperlukan tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt

    dibangkitkan oleh alat yang bernama Flyback. Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar

    tabung kaca elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang

    disebut skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga

    bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat tipis

    dan peka terhadap mangnit, jika magnet kuat akan mengubah bentuk pelat ini sehingga tidak rata

    dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan elektron tidak terfokus pada

    ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut degausing.

  • Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi oleh zat

    yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak elektron ini

    dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya osiloskop sinar katoda

    mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak elektron kearah anoda. Medan listrik

    dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang secara vertikal, maka akan terbentuk garis

    lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika pada lempeng horizontal dipasang tegangan

    periodik, maka elektron yang pada mulanya bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara

    horizontal dengan laju tetap.Sehingga pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda

    bergetar sekaligus secara harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan

    mempunyai arah getar sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama

    dengan amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran

    harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih

    sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik super

    posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.

    Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui permukaan

    layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal osiloskop,

    menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang dimasukkan.

    Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar yang menunjukkan

    variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan masukan berkurang dengan

    laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah pola yang diam pada layar.

    Secara umum osiloskop berfungsi untuk menganalisa tingkah laku besaran yang berubah-

    ubah terhadap waktu yang ditampilkan pada layar, untuk melihat bentuk sinyal yang sedang

    diamati. Dengan Osiloskop maka kita dapat mengetahui berapa frekuensi, periode dan tegangan

    dari sinyal. Dengan sedikit penyetelan kita juga bisa mengetahui beda fasa antara sinyal masukan

    dan sinyal keluaran. Ada beberapa kegunaan osiloskop lainnya, yaitu:

    1. Mengukur frekuensi, periode, amplitude, dan tegangan dari sinyal.

    2. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

    3. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

    4. Membedakan arus AC dengan arus DC.

    5. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

    6. Menentukan sudut fase antara dua sinyal pada frekuensi sama.

  • Osiloskop sangat penting untuk analisa rangkaian elektronik. Osiloskop penting bagi para

    montir alat-alat listrik, para teknisi dan peneliti pada bidang elektronika dan sains karena dengan

    osiloskop kita dapat mengetahui besaran-besaran listrik dari gejala-gejala fisis yang dihasilkan

    oleh sebuah transducer. Para teknisi otomotif juga memerlukan alat ini untuk mengukur

    getaran/vibrasi pada sebuah mesin. Jadi dengan osiloskop kita dapat menampilkan sinyal-sinyal

    listrik yang berkaitan dengan waktu. Dan banyak sekali teknologi yang berhubungan dengan

    sinyal-sinyal tersebut.

    Amplitude gelombang adalah jarak perpindahan titik maksimum dan titik kesetimbangan

    dari arah getarannya. Dari percobaan dengan alat ukur osiloskop diperoleh besarnya amplitude

    sebagai berikut.

    Vi AC DC

    6 v 1.7 div -

    7.5 v 2.2 div -

    12 v 1.3 div -

    Tegangan DC tidak memiliki amplitude karena gambar grafiknya tidak berupa gelombang

    sinusoidal, akan tetapi berupa garis lurus horizontal.

    Frekuensi gelombang adalah banyaknya gelombang yang terjadi tiap satuan waktu (satu

    detik). Periode gelombang adalah waktu yang diperlukan untuk terjadinya satu gelombang.

    Tegangan puncak ke puncak (Vpp) adalahbeda tegangan antara tegangan maksimum dan

    minimum.

    Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai frekuensi, periode, dan Vpp sebagai

    berikut:

    Vi AC DC

    T (s) F (Hz) Vpp T f Vpp

    6 v 2 x 10-3

    50 6.8 v - - -

    7.5 v 2 x 10-3

    50 6.8 v - - -

    12 v 2 x 10-3

    50 6.8 v - - -

  • Dari data tersebut dapat diketahui bahwa tegangan DC tidak mempunyai periode, frekuensi, dan

    Vpp. Hal ini dikarenakan gelombang tegangan DC tidak berupa gelombang sinusoidal, akan

    tetapi berupa garis lurus horizontal.

    Dari percobaan yang telah dilakukan diperoleh nilai tegangan AC adalah sebagai berikut:

    Vin Vo multimeter Vpp osiloskop

    6 v 7 v 6.8

    7.5 v 9 v 8.8

    12 v 14 v 13

    Hasil yang diperoleh menunjukkan bahwa osiloskop lebih teliti dari pada multimeter. Hal

    ini sudah sesuai teori yang ada yaitu, osiloskop merupakan alat yang lebih teliti dari multimeter.

    Jika vo mendekati vi maka alat tersebut semakin teliti. Sedangkan untuk gambar grafiknya sudah

    sesuai dengan teori yaitu berupa gambar gelombang sinusoidal

    Untuk tegangan DC dengan menggunakan multimeter dan osiloskop diperoleh hasil:

    Multimeter osiloskop

    vi Vo vi Volts/div Time/div

    6 v 11 v 6 v 2 v/div 0.5 ms/div

    7.5 v 12 v 7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div

    12 v 18 v 12 v 5 v/div 0.2 ms/div

  • Sedangkan untuk gambar gelombang yang diperoleh dengan menggunakan alat ukur osiloskop

    menunjukkan grafik gris horizontal yang tidak begitu lurus, seharusnya gambar gelombang

    tegangan DC berupa garis lurus

    Hasil percobaan yang telah dilakukan menunjukkan terdapat beberapa perbedaan dengan

    teori yang ada. Perbedaan ini disebabkan oleh beberapa factor antara laim:

    1. Kurang telitinya praktikan dalam mengamati osiloskop

    2. Tegangan yang dilakukan terlalu tinggi, sehingga gambar pada layar osiloskop sulit

    dibaca.

    3. Kesalahan dalam menyambungkan kabel-kabel

    4. Kurang tepat dalam melakukan kalibrasi

    5. Kurang ahlinya praktikan dalam menggunakan osiloskop.

    6. Adanya impedansi pada probe.

    7. Kurang teliti dalam membaca alat ukur

    8. Kurang teliti dalam melakukan perhitungan.

    9. Terdapat kesalahan pada alat ukur osiloskop yang digunakan.

    Pada umumnya osiloskop terdiri dari dua kanal yang bisa digunakan untuk melihat dua

    sinyal yang berlainan, sebagai contoh kanal satu untuk melihat sinyal masukan dan kanal dua

    untuk melihat sinyal keluaran.

    Ada beberapa jenis tegangan gelombang yang akan diperlihatkan pada layar monitor

    osiloskop, yaitu:

    1. Gelombang sinusoida

    2. Gelombang blok

  • 3. Gelombang gigi gergaji

    4. Gelombang segitiga.

    Untuk dapat menggunakan osiloskop, harus bisa memahami tombol-tombol yang ada

    pada pesawat perangkat ini.

    Secara umum osiloskop hanya untuk circuit osilator ( VCO ) disemua perangkat yg

    menggunakan rangkaian VCO. Walau sudah berpengalaman dalam hal menggunakan osiloskop,

    kita harus mempelajari tombol instruksi dari pabrik yg mengeluarkan alat itu. Cara menghitung

    frequency tiap detik. Dengan rumus sbb ; F = 1/T, dimana F = freq dan T = waktu. Untuk

    menggunakan osiloskop haruslah berhati-hati, bila terjadi kesalahan sangat fatal akibatnya.

    Kelebihan osiloskop analog antara lain:

    1. Mampu menggambarkan nilai-nilai arus atau tegangan yang dihasilkan yang selalu berubah

    terhadap waktu secara periodik, sehingga memperlihatkan bentuk gelombang.

    2. Osiloskop analog dapat digunakan untuk menentukan periode, frekuensi, tegangan, dan

    amplitudo sinyal listrik sekaligus dengan cara yang relatif mudah.

    Selain kelebihan, osiloskop analog juga memiliki kekurangan, yaitu:

    1. Pengamatan sinyal-sinyal listrik dengan osiloskop memiliki keterbatasan dalam perbandingan

    frekuensi antar sinyal-sinyal tersebut (perbandingan maksimum 10:1) sehingga

    penggunaannya cukup terbatas.

    2. Harganya relatif mahal. Kelemahan tersebut semakin terasa sejak terciptanya penghitung

    frekuensi digital dengan harga yang lebih rendah dipasarkan ke publik.

    V. Kesimpulan

    1. Bagian-bagian osiloskop beserta fungsi

    Layar display: Untuk menampilkan bentuk gelombang, terdiri dari kotak-kotak atau

    disebut div. layar disusun dari 8 div horizontal dan 10 div vertical.

    CAL: Untuk mengkalibrasikan awal sebelum osiloskop digunakan

    Inten: mengatur cerah atau tidaknya sinar (bentuk gelomabng/gambar)

    Focus: menajamkan garis atau bentuk gelombang pada layar untuk mendapatkan

    gambar yang lebih jelas.

    Track position: mengatur posisi garis pada layar

  • Power: Untuk menghidupkan dan mematikan osiloskop, lampu indicator akan

    menyala jika osiloskop dihidupkan.

    Position y CH1: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical

    Pengatur volt/div CH1: Untuk mengeluarkan tegangan, mengatur berapa nilai

    tegangan yang dimiliki oleh 1 div di layar untuk input CH1

    Position y CH2: mengatur posisi garis atau tampilan keatas dan kebawah arah vertical

    CH2

    Position x: mengatur posisi garis atau tampilan ke kiri dan ke kanan arah horizontal

    Pengatur time/div: Digunakan untuk mengatur berapa nilai waktu yang diwakili oleh

    satu div di layar, seperti mengukur waktu periode (T) dan frekuensi (f)

    Coupling: Untuk memilih jenis input yang digunakan.

    Source: Untuk memilih sumber sinyal yang digunanakan (CH1, CH2, Line, Ext)

    Mode: Memilih sinyal input yang digunakan

    CH1, CH2: Untuk terminal masukan sinyal saat mulai melakukan pengukuran

    Kaki osiloskop: unutk menyangga osiloskop

    2. Fungsi osiloskop

    a. Mengukur frekuensi, periode, amplitude, dan tegangan dari sinyal.

    b. Mengukur frekuensi sinyal yang berosilasi.

    c. Mengecek jalannya suatu sinyal pada sebuah rangakaian listrik.

    d. Membedakan arus AC dengan arus DC.

    e. Mengecek noise pada sebuah rangkaian listrik dan hubungannya terhadap waktu.

    f. Menentukan sudut fase antara dua sinyal pada frekuensi sama.

    3. Prinsip kerja osiloskop

    Prinsip kerja osiloskop dimulai dari tabung sinar katoda (CRT) yang merupakan

    jantung dari osiloskop. Katoda dalam tabung sinar katoda dipanaskan temperaturnya

    dengan alat pemanas, dan electron electron menguap dari permukaannya. Anoda

    pemercepat yang mempunyai lubang kecil ditengahnya, dijaga agar selalu pada potensial

    positif-v, yang relative tinggi terhadap katoda, sehingga timbul medan listrik dari kanan

    ke kiri antara katoda anoda. Dalam tabung sinar katode, elektron-elektron secara terarah,

    diarahkan menjadi pancaran elektron, dan pancaran elektron ini difokuskan dengan alat

    "defleksi yoke" oleh medan magnetik untuk diarahkan kearah posisi Horisontal dan

  • Vertikal untuk men"scan" permukaan di ujung pandang (anode), yang sebaris dengan

    bahan berfosfor (biasanya berdasar atas logam transisi atau rare earth. Ketika elektron

    menyentuh material pada layar ini, maka elektron akan menyebabkan timbulnya cahaya.

    Untuk keperluan layar CRT ini supaya fosfor berpendar atau bercahaya diperlukan

    tegangan tinggi yaitu sekitar 25 Kilo Volt sampai 27 Kilo Volt dibangkitkan oleh alat

    yang bernama Flyback. Sebelum elektron ini menyentuh fosfor, dilayar tabung kaca

    elektron-elektron itu menembus pelat yang sangat tipis yang berlobang-lobang disebut

    skrin yang hampir sama luasnya dengan lebar layar tabung untuk memfokuskan tiga

    bintik warna RGB ( Red, Green, Blue ) untuk tabung layar warna. Pelat logam ini sangat

    tipis dan peka terhadap mangnit, jika magnet kuat akan mengubah bentuk pelat ini

    sehingga tidak rata dan terjadilah warna yang semburat dan acak kerena tembakan

    elektron tidak terfokus pada ketiga titik bintik-bintik RGB, dan kejadian ini disebut

    degausing.

    Elektron dipancarkan dari katoda akan menumbuk bidang gambar yang dilapisi

    oleh zat yang bersifat flourecent. Bidang gambar ini berfungsi sebagai anoda. Arah gerak

    elektron ini dapat dipengaruhi oleh medan listrik dan medan magnetik. Umumnya

    osiloskop sinar katoda mengandung medan gaya listrik untuk mempengaruhi gerak

    elektron kearah anoda. Medan listrik dihasilkan oleh lempeng kapasitor yang dipasang

    secara vertikal, maka akan terbentuk garis lurus vertikal dinding gambar. Selanjutnya jika

    pada lempeng horizontal dipasang tegangan periodik, maka elektron yang pada mulanya

    bergerak secara vertikal, kini juga bergerak secara horizontal dengan laju tetap.Sehingga

    pada gambar terbentuk grafik sinusoidal. Sebuah benda bergetar sekaligus secara

    harmonik, getaran harmonik (super posisi) yang berfrekuensi dan mempunyai arah getar

    sama akan menghasilkan satu getaran harmonik baru berfrekuensi sama dengan

    amplitudo dan fase tergantung pada amplitudo dan frekuensi setiap bagian getaran

    harmonik tersebut. Hal itu berdasarkan metode penambahan trigonometri atau lebih

    sederhananya lagi dengan menggunakan bilangan kompleks. Bila dua getaran harmonik

    super posisi yang berbeda, frekuensi terjadi getaran yang tidak lagi periodik.

    Basis waktu secara periodik menggerakkan bintik cahaya dari kiri kekananmelalui

    permukaan layar. Tegangan yang akan diperiksa dimasukkan ke Y atau masukan vertikal

    osiloskop, menggerakkan bintik keatas dan kebawah sesuai dengan nilai tegangan yang

  • dimasukkan. Selanjutnya bintik tersebut menghasilkan jejak berkas gambar pada layar

    yang menunjukkan variasi tegangan masukan sebagai fungsi dari waktu. Bila tegangan

    masukan berkurang dengan laju yang cukup pesat gambar akan kelihatan sebagai sebuah

    pola yang diam pada layar.

    4. Hasil pengukuran tegangan AC dan DC menggunakan osiloskop

    Tegangan AC

    Vin Vertical

    div Volts/div vpp vmaks veff

    Horizontal

    div Time/div periode frekuensi

    6 v 3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    7.5 v 4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    12 v 2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    Tegangan DC

    vi Volts/div Time/div

    6 v 2 v/div 0.5 ms/div

    7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div

    12 v 5 v/div 0.2 ms/div

    Gambar gelombang tegangan AC

    d. Vi = 6 v

    e. Vi = 7.5 v

  • f. Vi = 12 v

    Gambar gelombang tegangan DC

    d. Vi = 6 v

    e. Vi= 7.5 v

  • f. Vi = 12 v

    VI. Daftar pustaka

    Chathopadhyay, D. dkk. 1959. Dasar Elektronika. Jakarta: Erlagga

    Cooper, William D. 1993. Instrumentasi Elektronika dan Teknik Pengukuran. Jakarta:

    Erlangga

    Ibrahim, KF. 1986. Prinsip Dasar Elektronika. Jakarta: Gramedia

    Ross, Barry. 1997. Hands On Guide to Oscilloscope. Alden: Great Britain Cambridge

    University press

    Tim Praktikum Fisika Dasar II. 2013. Buku Panduan Praktikum Fisika Dasar II. Surakarta:

    UNS press

  • VII. Lampiran

    3 lembar laporan sementara

    1 lembar foto praktikum

    Surakarta, 26 Desember 2013

    Praktikan,

    Annisa Indah Fitriyani

    K 2312008

  • LAPORAN SEMENTARA

    OSILOSKOP

    Data pengamatan

    1. fungsi osiloskop

  • 2. percobaan 1: pengukuran tegangan AC dan Transformator CT

    Alat ukur multimeter analog/ voltmeter

    Vin Vo

    6 v 7 v

    7.5 v 9 v

    12 v 14 v

    Ralat alat 0.5

    Alat ukur: osiloskop

    Vin Vertical

    div Volts/div vpp vmaks veff

    Horizontal

    div Time/div periode frekuensi

    6 v 3.4 div 2 v/div 6.8 v 3.4 v 2.4 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    7.5 v 4.4 div 2 v/div 8.8 v 4.4 v 3.11 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    12 v 2.6 div 3 v/div 13 v 5.5 v 4.6 v 4 5 ms/div 20 ms 50 Hz

    3. Percobaan II: mengukur tegangan DC dari adaptor

    Alat ukur: multimeter analog

    vi Vo

    6 v 11 v

    7.5 v 12 v

    12 v 18 v

    Alat ukur: osiloskop

    vi Volts/div Time/div

    6 v 2 v/div 0.5 ms/div

    7.5 v 5 v/div 0.2 ms/div

    12 v 5 v/div 0.2 ms/div